20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Latar dan Karakteristik subjek Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
tindakan kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research
(CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. PTK atau sering
disebut dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2010:115).
Senada dengan hal di atas Arikunto (2014:129) juga berpendapat bahwa
penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang
βdicoba sambil jalanβ dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Dunia pendidikan penelitian tindakan disebut juga penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya
guru atau praktisi dalam membentuk berbagai kegiatan kegiatan yang dilakukan
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas (Slameto
2015:148).
Bahri (2012:8) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-
kejadian di dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar
lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik.
Uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah sebuah kegiatan terencana yang dilakukan didalam kelas dengan
tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan mutu hasil belajar siswa
menjadi lebih baik melalui berbagai bentuk kegiatan dalam proses pembelajaran.
penelitian tindakan juga merupakan strategi untuk memecahkan masalah
memanfaatkan tindakan nyata dalam pengembangan yang inovatif.
21
3.1.2 Latar dan Karakteristik Penelitian
a. Tempat penelitian
Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali. Lokasi dipilih karena banyaknya
siswa kelas 4 yang belum tuntas dalam mata pelajaran IPA.
b. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada smester 1 tahun
pembelajaran 2016/2017 di kelas 4 SDN Candisari 01. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan menggunakan dua
siklus. Penelitian akan dilakukan pada:
1. Siklus I : 5 Desember 2016 sampai dengan 6 Desember 2016
2. Siklus II : 14 Desember 2016 sampai dengan 15 Desember 2016
3.1.3 Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN
Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 25
yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki
3.2 Variabel Penelitian
Ada dua variable yang akan diteliti pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran
Problem Based Learning sementara variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
permasalahan di dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang
berpikir kritis dan ketrampilan dalam memecahkan suatu permasalahan.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4
SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali. Hasil belajar siswa adalah kemampuan
siswa yang diperoleh setelah siswa melalui tahapan-tahapan dalam proses
pembelajaran.
22
3.3 Prosedur Penelitian
Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah model spiral yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R.
Penelitian ini dibagi ke dalam 2 siklus dan pada setiap siklus terdapat 3 rancangan
kegiatan yakni perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Prosedur
penelitian menurut C.Kemmis an Mc.Taggert, R digambarkan dalam gambar 3.1
berikut.
Gambar 3.1
Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart, R
3.3.1 Perencanaan
Arikunto (2009:18) menjelaskan dalam tahap perencanaan, peneliti
menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada
tahap ini guru bersama peneliti membuat rancangan penelitian yang akan
dilaksanakan sebanyak 2 siklus dan setiap siklus terdiri 2 pertemuan. Hal yang
perlu dipersiapkan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
23
1. Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk
mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus
dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tahap Perencanaan
Kegiatan dalam tahap perencanaan ini merancang dan merencanakan
pembelajaran IPA kelas 4 dengan menyusun RPP materi Wujud benda dan
sifatnya dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai (lampiran 8 halaman 77), membuat media
yang berupa peta konsep RPP dalam siklus I dibuat dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu (2 x pertemuan). Pertemuan pertama 1 x pertemuan (1 hari) dan
pertemuan kedua 1 x pertemuan (1 hari).
Langkah selanjutnya yaitu mempersiapkan fasilitas dan saran pendukung
yang diperlukan. Pembuatan instrument yang digunakan untuk mengamati dan
menganalisis data mengenai proses dan hasil belajar pada kegiatan pembelajaran
yang dilakukan.
b) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan atau pelaksanaan adalah implementasi atau pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan dilaksanakan dalam
pembelajaran didalam kelas. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
pendekatan Problem Based Learning pada pelajaran IPA materi Wujud benda
dan sifatnya.
c) Pengamatan atau observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini, dilaksanakan secara kolaboratif oleh
tim observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa kelas 4 SDN
Candisari 01 kabupaten Boyolali dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan
Problem Based Learning.
24
d) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya (Arikunto, 2009:78). Pada tahap ini
peneliti bersama tim kolaborator melakukan refleksi, yaitu mencoba mengkaji
proses pembelajaran yaitu aktivitas guru dan siswa, serta hasil belajar, apakah
sudah efektif melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus
pertama. Dalam kegiatan ini hal yang dievaluasi adalah kekurangan dan kelebihan
saat kegiatan pembelajaran berlangsung, serta hambatan dari kegiatan yang telah
dilakukan, sedangkan hasil tes evaluasi pada siklus I akan dijadikan acuan untuk
dijadikan acuan pada pelaksanaan siklus II Kemudian tim kolaborasi membuat
tindak lanjut perbaikan untuk siklus berikutnya mengacu pada siklus
sebelumnya.
2. Siklus II
Kegiatan pada siklus II dirancang untuk memperbaiki kekurangan pada
proses pembelajaran di siklus I, apabila dalam pelaksanaan siklus I belum berhasil
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan maka dalam siklus II hal
tersebut akan diperbaiki dan disempurnakan. Pada siklus II ini juga dibagi
kedalam 4 tahap, yaitu :
a) Tahap perencanaan
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada tahap ini masih sama dengan
tahap perencanaan pada siklus I yaitu menyusun kegiatan pembelajaran yang
meliputi RPP sesuai dengan pembelajaran IPA dan kompetensi yang ingin dicapai
(lampiran 9 halaman 91). Perencanaan siklus II dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil refleksi dari siklus I. Pada siklus II ini disertai tindakan
dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang dapat mengatasi
permasalahan pada siklus 1 dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
25
b) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini yaitu menerapkan atau mengimplementasikan RPP
yang telah disusun dalam proses pembelajaran dikelas. Kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan pendekatan Problem Based Learning dalam mata pelajaran IPA
kelas 4.
c) Pengamatan atau Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini, dilaksanakan secara kolaboratif oleh
tim observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa kelas 4 SDN
Candisari 01 kabupaten Boyolali dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan
Problem Based Learning siklus II.
d) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi pembelajaran IPA kelas 4 dengan
pendekatan Problem Based Learning yang telah dilaksanakan pada siklus II. Guru
mengumpulkan data dari nilai untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Problem Based Learning, hambatan serta hasil tindakan dalam pembelajaran IPA.
Hasil refleksi berguna untuk menentukan keberhasilan dari tindakan pembelajaran
yang dilakukan sebekumnya yaitu pada siklus I.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berfungsi
sebagai alat untuk mengukur kompetensi siswa kelas 4 dalam mata pelajaran IPA
di SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali setelah melalui proses pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Based Learning adalah :
a. Tes Tertulis
Tes ini digunakan untuk mengukur pencapaian siawa setelah mempelajari
materi yang diajarkan. Dalam hal ini tes yang digunakan adalah tes yang
26
bebentuk pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati
perilaku dan aktivitas individu-individu selama proses pembelajaran berlangsung.
penelitian ini observasi yang dilakukan untuk mengamati kinerja guru dan siswa
selama proses belajar mengajar.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian berupa butir-butir hasil belajar untuk mengetahui tingkat
penguasaan materi dari siswa kelas 4 SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali.
Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi pembelajaran IPA.
a. Lembar Soal
Lembar soal tes tertulis dipergunakan untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa setelah mengikuti pembelajaran yang dinilai dengan satuan angka, dapat
dilihat pada (lampiran no 11 &13 halaman 106&110).
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kinerja dari guru dan siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran apakah kegiatan yang dilakukan sudah
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat atau belum, dapat dilihat pada
(lampiran 14&15 halaman 113&114)
c. Dokumentasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan ralam rangka memperoleh informasi
dalam kegiatan yang sudah dilaksanakan, dalam hal ini peneliti akan
menggunakan dokumentasi berupa foto saat proses penelitian berlangsung, dapat
dilihat pada (lampiran 24&25 halaman 139&140)
3.5 Validitas, Reliabilitas, dan Tingkat Kesukaran Instrumen
3.5.1 Uji Validitas
Sebelum digunakan unutk dibagikan kepada peserta didik, soal terlebih
dahulu akan diuji coba dan diketahui soal yang valid. Uji coba untuk mengetahui
27
valid tidaknya sebuah soal disebut dengan uji validitas. Seperti menurut Arikunto
(2014:211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Arikunto, 2014:211 mengungkapkan
bahwa sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan.
Dalam penelitian ini uji validitas digunakan untuk menguji lembar soal yang
akan digunakan sebagai soal evaluasi saat melakukan penelitian baik siklus I
maupun siklus II. Validitas dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan
rumus korelasi product moment dari Pearson. Hal ini digunakan untuk
mengkorelasikan skor butir yang dinyatakan dengan simbol (X) terhadap skor
total yang dinyatakan dengan simbol (Y). Suharsimi Arikunto (2014: 318),
merumuskan cara pengukuran validitas instrumen, yaitu sebagai berikut:
ππ₯π¦ =πΞ£ππ β (Ξ£π)(Ξ£π)
β{(πΞ£π2 β Ξ£π2)}{(πΞ£π2 β Ξ£π2)}
Keterangan :
ππ₯π¦ = π£ππππππ‘ππ πππ π‘ππ’πππ
π = ππ’πππβ π πππ ππππ‘ππ π‘πππ‘πππ‘π’
π = ππ’πππβ π πππ π‘ππ‘ππ
π = ππ’πππβ π πππππ
28
Mengolah data untuk mengukur validitas menggunakan aplikasi SPSS 20 for
windows yaitu masukkan seluruh skor total dari setiap variabel > kemudian klik
analyze > correlate > bivariate. Dan untuk mengetahui hasil validitas dapat
dilihat pada kolom Total. Hal ini dilakukan dengan cara menarik garis dari taraf
signifikan yang dikehendaki dipertemukan dengan n jumlah subyek maka
diperoleh bahwa, untuk n=25 dan DF = n-2 maka dari itu DF = 25-2 = 23,
dengan taraf kesalahan 5% atau 0,05 maka harga r tabel= 0,3961, sehingga syarat
minimum untuk memenuhi syarat validitas adalah apabila r hitung β₯ 0,3961. Jadi,
jika nilai r hitung kurang dari 0,3961 maka butir instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid. Arikunto (2013: 89) membagi ketetapan untuk mengukur suatu
instrumen dengan rentang sebagai berikut:
Tabel 3.1
Interpretasi Validitas Instrumen
NO Indeks Keterangan Validitas
1 0,8 β€ π β€ π Validitas Sangat Tinggi
2 0,6β€ π β€ π, ππ Validitas Tinggi
3 0,4β€ π β€ π, ππ Validitas Cukup
4 0,2β€ π β€ π, ππ Validitas Rendah
5 0,0β€ π β€ π, ππ Tidak Valid
29
Hasil Uji validitas soal Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1
Tabel 3.2 terlihat bahwa dari 30 butir soal, terdapat 21 Soal Valid dan 9 soal
tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal
dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi
β₯0,3961. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 24, 26, 27. Sedang soal yang dinyatakan
tidak valid yakni soal nomor 2, 5, 17, 20, 23, 25, 28, 29, 30. Butir soal yang
dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan
Nomor
Soal
Index
Correlation
Keterangan
Soal1 .817 Valid
Soal2 -.178 Tidak Valid
Soal3 .567 Valid
Soal4 .589 Valid
Soal5 .212 Tidak Valid
Soal6 .417 Valid
Soal7 .446 Valid
Soal8 .417 Valid
Soal9 .632 Valid
Soal10 .498 Valid
Soal11 .783 Valid
Soal12 .773 Valid
Soal13 .545 Valid
Soal14 .814 Valid
Soal15 .457 Valid
Soal16 .565 Valid
Soal17 -.068 Tidak Valid
Soal18 .629 Valid
Soal19 .528 Valid
Soal20 .055 Tidak Valid
Soal21 .594 Valid
Soal22 .789 Valid
Soal23 .018 Tidak Valid
Soal24 .764 Valid
Soal25 .192 Tidak Valid
Soal26 .628 Valid
Soal27 .443 Valid
Soal28 .392 Tidak Valid
Soal29 .025 Tidak Valid
Soal30 .265 Tidak Valid
30
penelitian di siklus I. Hasil validitas pada siklus II terdapat pada tabel 3.3 sebagai
berikut :
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Tabel 3.3 terlihat bahwa dari 30 item soal, terdapat 20 Soal Valid dan 10 soal
tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal
dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi
β₯0,3961. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10,
11, 12, 14, 16, 18, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30. Sedang soal yang dinyatakan tidak
Nomor
Soal
Index
Correlation
Keterangan
Soal1 .904 Valid
Soal2 .501 Valid
Soal3 .009 Tidak Valid
Soal4 .716 Valid
Soal5 .580 Valid
Soal6 .476 Valid
Soal7 -.148 Tidak Valid
Soal8 .602 Valid
Soal9 .684 Valid
Soal10 .520 Valid
Soal11 .557 Valid
Soal12 .729 Valid
Soal13 .137 Tidak Valid
Soal14 .814 Valid
Soal15 -.221 Tidak Valid
Soal16 .591 Valid
Soal17 -.051 Tidak Valid
Soal18 .627 Valid
Soal19 .423 Tidak Valid
Soal20 .260 Tidak Valid
Soal21 .247 Tidak Valid
Soal22 .787 Valid
Soal23 .789 Valid
Soal24 -.256 Tidak Valid
Soal25 .757 Valid
Soal26 .775 Valid
Soal27 .334 Tidak Valid
Soal28 .533 Valid
Soal29 .718 Valid
Soal30 .729 Valid
31
valid yakni soal nomor 3, 7, 13, 15, 17, 19, 20, 21, 24, 27. Butir soal yang
dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan
penelitian di siklus II.
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensiun
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga (Arikunto 2014:221).
Dalam penelitian ini uji reliabelitas digunakan untuk menguji lembar soal
yang akan digunakan sebagai soal evaluasi saat melakukan penelitian baik siklus I
maupun siklus II.
Tabel 3.4
Koefisien Reliabilitas dan Kategori
NO Indeks Kategori
1 π < π, π Tidak Reliable
Cukup Reliable
Reliable bagus
Reliable memuaskan
2 π, π < π β€ π, π
3 π, π < π β€ π, π
4 π, π < π β€ π, π
Hasil Uji reliabilitas soal dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini :
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Tabel 3.5 hasil uji reliabilitas soal pada siklus 1 didapatkan koefisien
Cronbachβs Alpha sebesar 0,875. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas
Cronbach's Alpha N of
Items
.875 30
32
melampaui batas nilai signifikan yaitu 0,05 atau 5%, yang artinya instrumen soal
siklus I memiliki tingkat reliabilitas yang bagus. Adapun hasil uji reliabilitas soal
pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut :
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Tabel 3.6 hasil uji reliabilitas soal pada siklus II didapatkan koefisien
Cronbachβs Alpha sebesar 0,889. Hasil tersebut sudah melampaui batas nilai
signifikan yaitu 0,05 atau 5%, yang artinya instrumen soal siklus II memiliki
tingkat reliabilitas yang bagus.
3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Slamet, 2001 (dalam buku Naniek, dkk:2012:338) Tingkat
kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab
betul suatu butir soal. Semakin besar tingkat kesukaran berarti soal itu semakin
mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal
itu makin sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung seperti berikut ini :
π =π΅
π
Dimana :
B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul.
N = Jumlah peserta didik
P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah
keseluruhan peserta didik atau
P = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
Cronbach's
Alpha
N of Items
.889 30
33
Mengolah data untuk mengukur tingkat lesukaran menggunakan aplikasi SPSS 20
for windows yaitu masukkan seluruh skor total dari setiap variabel > kemudian klik
analyze > descriptive statistics > frequencies > statistics > mean > continue > OK. Dan
untuk mengetahui hasil tingkat kesukaran dapat dilihat pada kolom mean. Tingkat
kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya
berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat
menggunakan tabel tingkat kesukaran sebagai berikut :
Tabel 3.7
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal
NO Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
1 π. ππ β π. ππ Sukar
2 π. ππ β π. ππ Sedang
3 π. ππ β π. ππ Mudah
34
Hasil Uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini :
Tabel 3.8
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Postest Siklus I
Tabel 3.8 terlihat bahwa dari 30 item soal, terdapat 25 soal dengan tingkat
kesukaran sedang dan terdapat 5 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Butir Soal
yang dinyatakan tingkat kesukaran sedang adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27. Sedang soal yang
dinyatakan tingkat kesukaran mudah yakni soal nomor 20, 23, 28, 29, 30.
Nomor
Soal
Mean Keterangan
Soal1 .48 Sedang
Soal2 .68 Sedang
Soal3 .72 Sedang
Soal4 .68 Sedang
Soal5 .48 Sedang
Soal6 .56 Sedang
Soal7 .48 Sedang
Soal8 .68 Sedang
Soal9 .60 Sedang
Soal10 .72 Sedang
Soal11 .60 Sedang
Soal12 .36 Sedang
Soal13 .48 Sedang
Soal14 .44 Sedang
Soal15 .72 Sedang Soal16 .44 Sedang Soal17 .56 Sedang Soal18 .68 Sedang Soal19 .44 Sedang Soal20 .84 Mudah
Soal21 .72 Sedang Soal22 .44 Sedang Soal23 .88 Mudah
Soal24 .56 Sedang
Soal25 .44 Sedang
Soal26 .52 Sedang Soal27 .60 Sedang Soal28 .84 Mudah
Soal29 .80 Mudah
Soal30 .88 Mudah
35
Hasil dari tingkat kesukaran pada siklus II dapat dilihat pada tebel 3.9 sebagai
berikut ini :
Tabel 3.9
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Posttest Siklus II
Hasil dari tabel 3.9 tingkat kesukaran siklus II terdiri dari 30 soal, dari 30 soal
terdapat 27 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 3 soal dengan tingkat
kesukaran mudah. Butir Soal yang dinyatakan tingkat kesukaran sedang adalah
soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 30 Sedang soal yang dinyatakan tingkat kesukaran mudah yakni
soal nomor 20, 21, dan 24.
Nomor
Soal
Mean Keterangan
Soal1 .44 Sedang
Soal2 .64 Sedang
Soal3 .84 Sedang
Soal4 .64 Sedang
Soal5 .48 Sedang
Soal6 .56 Sedang
Soal7 .72 Sedang
Soal8 .36 Sedang
Soal9 .44 Sedang
Soal10 .68 Sedang
Soal11 .56 Sedang
Soal12 .48 Sedang
Soal13 .68 Sedang
Soal14 .52 Sedang
Soal15 .68 Sedang Soal16 .48 Sedang Soal17 .64 Sedang Soal18 .56 Sedang Soal19 .52 Sedang Soal20 .84 Mudah
Soal21 .80 Mudah Soal22 .48 Sedang Soal23 .56 Sedang
Soal24 .80 Mudah
Soal25 .60 Sedang
Soal26 .48 Sedang Soal27 .60 Sedang Soal28 .60 Sedang
Soal29 .48 Sedang
Soal30 .48 Sedang
36
3.6 Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa kelas 4 SDN Candisari 01
Kabupaten Boyolali mencapai ketuntasan 85% dalam mata pelajaran IPA dengan
standar ketuntasan 70. Sehingga apabila ketuntasan siswa dibawah 85% maka
penelitian ini dapat dikatakan gagal.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
deskripsi analisis kuantitatif dan deskripsi kualitatif.
1. Deskriptif kuantitatif
Deskriptif kuantitatif merupakan teknik yang menganalisis data
secara kuantitatif dengan menggunakan persen. Penyajian data
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa
selama proses pembelajaran. Peneliti juga menggunakan data berupa
hasil belajar siswa pada pra siklus. Hal tersebut untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap
akhir siklus. Hasil analisis data dihitung dengan menggunakan statistik
sederhana yaitu sebagai berikut:
Nilai rata-rata = ππ’πππβ πππππ π¦πππ π π’ππβ ππππππππβ π πππ’ππ’β π ππ π€π
ππ’πππβ π ππ π€π
Penyajian perhitungan dalam bentuk persentase yaitu: P = πΉ
π x 100%
Keterangan:
P = angka presentase
πΉ = frekuensi yang sedang dicari presentasenya
π = Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)
Menentukan persentase ketuntasan klasikal, dengan rumus sebagai
berikut:
Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntas belajar
jumlah seluruh siswa x100%
37
Hasil perhitungan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang
dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu sebagai berikut:
Tuntas = jika ketuntasan β₯ 70
Tidak tuntas = jika ketuntasan < 70
2. Deskripsi Kualitatif
Data deskriptif kualitatif merupakan data hasil observasi terhadap
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran baik siklus I
maupun siklus II dengan menggunakan pendekatan inkuiri tipe inkuiri
terbimbing. Hasil tersebut berupa kekurangan maupun kelebihan yang
terjadi selama pembelajaran berlangsung yang diamati oleh observer.