22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif, yang
bertujuan untuk menguji pengaruh antar satu atau dua variabel dengan variabel
lainnya. Pada penelitian ini terdapat 4 variabel yang terdiri dari dua variabel
independen, satu variabel dependen, dan satu variabel moderasi.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Iindonesia tahun 2016-2018. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa
kriteria. Adapun kriteria - kriteria yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang consumer goods
industry dan terdaftar di Bursa efek indonesia periode tahun 2016-2018.
2. Perusahaan sub sektor consumer goods industry yang mempublikasikan
laporan tahunan secara berturut-turut pada periode tahun 2016-2018.
3. Perusahaan sub sektor consumer goods industry yang telah melaporkan
pengungkapan tanggungjawab sosial secara lengkap pada periode tahun
2016-2018.
4. Perusahaan sub sektor consumer goods industry yang memiliki
kelengkapan data terkait dengan variabel penelitian.
23
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut (Sugiyono, 2014 : 58) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
independen, variabel dependen, dan variabel Moderasi, yaitu sebagai berikut :
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen dari penelitian
ini adalah Return on asset (ROA) dan Tingkat pertumbuhan penjualan .
a. Return On Asset (ROA)
Return on asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas
yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengoptimalkan keseluruhan dana yang ditanamkan untuk operasional
perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba yang maksimal (Anggita Sari,
2009 dalam (Alien Akmalia, 2017) . ROA dihitung dengan formula sebagai
berikut:
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 x 100%
b. Tingkat pertumbuhan penjualan (Growth of sales)
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan operasional
perusahaan pada periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi
pertumbuhan dimasa yang akan datang. Menurut Indrawati dan Suhendro
(2006) pertumbuhan penjualan dihitung sebagai berikut :
24
Pertumbuhan Penjualan = 𝑆1−𝑆𝑡−1
𝑆𝑡−1 x 100%
Keterangan :
𝑆1 = Penjualan pada tahun ke t
𝑆𝑡−1 = Penjualan pada periode sebelumnya
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi,
akibat dari adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena
variabel terikat dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas).
Variabel dependen disebut juga dengan variabel terikat, variabel output,
Konsekuen, variabel tergantung, kriteria, variabel terpengaruh, dan variabel
efek. variabel dependen dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan.
Nilai perusahaan akan terlihat dari harga pasar sahamnya, semakin
tinggi harga saham semakin tinggi nilai dari sebuah perusahaan. Dalam
penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q
(Wijaya, 2015). Tobin’s Q dihitung dengan formula:
Q = 𝑀𝑉𝐸+𝐷𝐸𝐵𝑇
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Keterangan :
Q = Nilai perusahaan
MVE = Market Value of Equity atau biasa disebut nilai pasar
ekuitas MVE dihitung dengan cara (closing price
saham x jumlah saham beredar).
25
DEBT = Nilai buku total hutang perusahaan (hutang lancar +
hutang jangka panjang).
Total Asset = Total asset yang dimiliki perusahaan.
3. Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antar satu variabel dengan variabel lain. Variabel moderasi dalam
penelitian ini yaitu pengungkapan corporate social responsibility (CSR)
yang merupakan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan
diukur dengan corporate social responsibility index (CSRI) menggunakan
daftar pengungkapan yang telah dilakukan perusahaan, yaitu memberikan
skor “1” untuk item yang diungkapkan pada laporan tahunan serta nilai “0”
untuk item yang tidak diungkapkan dalam laporan tahunan. Berdasarkan
pedoman GRI Standar terdapat 77 item pengungkapan yang tercantum
dalam GRI standar, item pengungkapan tersebut diperoleh melalui website
www.globalreporting.org.
Langkah-langkah dalam pengungkapan corporate social responsibility
adalah sebagai berikut :
a) Membuat daftar pengungkapan sosial dengan nomor.
b) Membuat tabel item pengungkapan yang sudah disusun sebelumnya.
c) Membagi jumlah item yang diungkapkan dalam laporan tahunan
dengan jumlah item pengungkapan.
26
Menurut (Rika dan Islahudin, 2008) pengungkapan CSRI dihitung dengan
rumus :
CSRIj = ∑ 𝑋𝑖𝑗
𝑛𝑗
Dimana :
CSRIj : Corporate social responsibility index perusahaan.
𝑋𝑖𝑗 : Jumlah skor item pengungkapan
1 = jika item diungkapkan ;
0 = jika item tidak diungkapkan.
𝑛𝑗 : Jumlah maksimal item pengungkapan untuk perusahaan
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder,
berupa Annual report dan Sustainability report yang diperoleh dari
perusahaan manufaktur consumer goods industry yang terdaftar di Bursa
efek indonesia yaitu melalui website Bursa efek indonesia www.idx.co.id,
dan melalui website masing-masing perusahaan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
observasi, dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen/dokumentasi,
serta melakukan pencatatan secara sistematis berkaitan dengan return on
asset, tingkat pertumbuhan penjualan, nilai perusahaan dan pengungkapan
corporate social responsibility.
27
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis statistik deskriptif
Analisis stastistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi
tentang data setiap variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini. Data yang dilihat adalah jumlah data, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (Ghozali, 2008).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data untuk menguji apakah dalam sebuah regresi,
dependent variable dan Independent variable atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Rahmawati,
2014). Deteksi normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan
uji one sample kolmogrov smirnov dengan melihat Asym sig (2-tailed)
> 0,05 dikatakan berdistribusi normal, serta dengan menggunakan
normal probability plot dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas adalah sebagai berikut (Rahmawati, 2014) :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi Normalitas.
28
b. Uji Multikoleniaritas
Artinya antara independen variabel yang terdapat dalam model
memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna
(koefisien korelasinya tinggi atau = 1). Konsekuensinya kesalahan
standar estimasi cenderung meningkat dengan bertambahnya
independen variabel, tingkat signifikan untuk menolak hipotesis nol
semakin besar dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga
akan semakin besar. Akibatnya model regresi tidak valid untuk
menaksir nilai dependen variabel (Rahmawati, 2014).
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi terjadi karena adanya korelasi antara anggota sampel
yang diurutkan berdasarkan waktu. Uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Konsekuensinya
varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya.
Model regresinya tidak dapat untuk menaksir nilai variabel
dependen pada nilai variabel independen tertentu (Rahmawati,
2014). Secara umum untuk menguji serta mengetahui apakah
terdapat autokorelasi biasa dilakukan dengan uji Durbin-Watson.
Dasar penilaian dalam uji Durbin-Watson dalam melihat tidak
29
terjadinya autokorelasi ketika hasil berada diantara -2 sampai +2.
Kriteria pengujian Durbin-Watson adalah sebagai berikut :
1. Bila DW < -2 berarti ada autokorelasi yang positif.
2. Bila DW -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi.
3. Bila DW > 2 berarti ada autokorelasi yang negatif (Ghozali,
2010:110)
d. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama
(konstan). uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali I. , 2012). Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Konsekuensi adalah penaksir (estimator) yang
diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar.
3. Analisis regresi
a. Analisis regresi linier berganda
Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan 2 adalah
regresi linier berganda. Analisis ini merupakan suatu analisis yang
digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)
mempunyai hubungan dengan variabel dependen (Y). Penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda karena menggunakan
dua variabel independen.
30
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
𝑄 = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝑒
Keterangan:
Q = Nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins Q periode t.
a = konstanta
β = Koefisien Regresi
𝑋1 = Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA periode t.
𝑋2 = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
e = error term.
b. Analisis regresi moderasi (Moderated regression analysis
(MRA))
Moderated regression analysis (MRA) adalah analisis regresi yang
menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas
sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel
moderator. Variabel moderasi dapat dikatakan sebagai pure
moderator jika interaksi antara variabel moderasi dan variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,
(Fachrurrozie GPD, 2014).
31
Berikut merupakan klasifikasi varibel moderasi :
Tabel 3.1
Klasifikasi variabel moderasi
No Tipe Moderasi Koefisien
1 Pure moderasi b2 non significant
b3 significant
2 Quasi moderasi b2 significant
b3 significant
3 Homologizer moderasi b2 nonsignificant
b3 nonsignificant
4 Predictor moderasi b2 significant
b3 nonsignificant
Didalam penelitian ini peran moderasi CSR adalah sebagai pure
moderasi, Pure moderasi merupakan variabel yang memoderasi
hubungan antara variabel prediktor/variabel independen dan
variabel tergantung/variabel dependen dimana variabel moderasi
murni berinteraksi dengan variabel prediktor tanpa menjadi variabel
prediktor. Dimana CSR memoderasi pengaruh ROA dan tingkat
pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan. CSR berinteraksi
dengan variabel prediktor tanpa menjadi variabel prediktor. Berikut
perersamaan regresinya yaitu sebagai berikut:
𝑄 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑍 + 𝛽4𝑋1𝑍 + 𝛽5𝑋2𝑍 + 𝑒
Keterangan:
Q = Nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins Q
periode t.
a = konstanta
𝛽1 − 𝛽5 = Koefisien Regresi
32
𝑋 1 = Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA
periode t
𝑋2 = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
𝑍 = Corporate Social Responsibility
𝑋1𝑋2𝑍 = Interaksi antara ROA dan Tingkat pertumbuhan
penjualan terhadap CSR
e = error term.
4. Uji koefisien determinasi (𝑹𝟐)
Menurut (Ghozali I. , 2012) koefisien determinasi merupakan alat
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen, nilai koefisien determinasi adalah antara 0
atau 1 . Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas.Sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 berarti
variabel - variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel-variabel dependen.
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk melihat apakah variabel independen
yaitu Return On Asset, dan tingkat pertumbuhan penjualan, variabel
pemoderasi yaitu corporate social responsibility berpengaruh atau
tidak terhadap nilai perusahaan.
33
Uji hipotesis ini meliputi:
a. Uji signifikansi simultan (Uji F)
Uji signifikansi simultan (Uji F) Pengujian hipotesis Uji F dalam
penelitian ini secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel bebas yaitu, ROA (X1), Tingkat pertumbuhan
penjualan (X2), secara simultan (bersama) terhadap variabel terikat
yaitu nilai perusahaan (Y). Menentukan kriteria pengujian hipotesis
penelitian.
a) Hipotesis diterima jika F signifikan< 0,005
b) Hipotesis ditolak jika F signifikan> 0,005
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian
secara parsial (uji t). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara
parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai
berikut :
1). Ho diterima dan Ha ditolak apabila sig t > 0,05. Artinya variabel
bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
tersebut.
2). Ho diterima dan Ha ditolak apabila sig t < 0,05. Artinya variabel
bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.