41
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian
Data penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
informasi yang terkait dengan akurasi formulasi rencana stratejik, peran
kepemimpinan kepala sekolah, dan pemanfaatan sistem informasi manajemen.
Secara umum berdasarkan data yang diperlukan, maka pendekatan yang tepat
untuk menemukan pengaruh dua variabel independen terhadap satu variabel
dependen digunakan pendekatan kuantitatif (Cohen, et.al, 2007:89).
Penelitian kuantitatif menuntut keakuratan, ketelitian, ketekunan dan
sikap kritis untuk dapat menjaring data dari sumbernya. Karena data hasil
penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar
variabel -variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya
sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai
pengolahan data, yang pada akhirnya hasil penelitian dianalisis dapat
dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk
digeneralisasikan dan selanjutnya dapat direkomendasikan dengan hasil
rujukan yang dapat diyakini kebenarannya. Dalam penelitian ini data dan
informasi dikumpulkan dari responden melalui instrumen penelitian dengan
menggunakan kuesioner. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh
Creswell (2008:76) yang menyatakan bahwa desain penelitian survei
merupakan prosedur penelitian kuantitatif dimana peneliti mengadakan survei
terhadap sampel untuk menggambarkan keadaan populasi. Setelah datanya
diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada
akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada
awal penelitian (Effendi dalam Riduwan, 2008:275).
Dengan kata lain, penelitian ini melakukan survei kepada sampel
yang telah ditentukan untuk dimintai pendapatnya mengenai akurasi
formulasi rencana stratejik, peran kepemimpinan kepala sekolah dan
pemanfaatan sistem informasi manajemen.
42
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Paradigma Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian dibagian sebelumnya,
desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Dimana :
X1 = Peran kepemimpinan
Kepala sekolah
X2 = Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen
Y = Akurasi Formulasi Rencana
Stratejik
Gambar 3.1
Paradigma Penelitian
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2012:90), Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut McMillan dan Schumacher
(2001:45), populasi merupakan sekelompok orang dengan karakteristik
yang kurang lebih sama. Sedangkan menurut Arikunto (2006:67)
menyatakan bahwa populasi merupakan seluruh subyek penelitian.
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung
ataupun pengukuran, kantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari
sifat-sifatnya (Sudjana, 1992:6). Suharsimi (2010:173) berpendapat bahwa
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Ditinjau dari banyaknya
anggota, populasi terdiri dari populasi terbatas (terhingga) dan tidak
terbatas (tak hingga). Dilihat dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen
X1
X2
Y
ry1,2
ry2,1 Ry,12
43
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dan heterogen. Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka faktor yang perlu
diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati.
Oleh karena itu, penentuan karakteristik populasi yang tepat merupakan
faktor penting dalam suatu penelitian. Pada hakikatnya suatu
permasalahan baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan
populasi yang relevan. Populasi tidak hanya terfokus pada orang dan
jumlah yang ada pada objek-objek yang diteliti, tetapi meliputi seluruh
karakteristik yang dimiliki oleh objek yang berhubungan dengan
permasalahan.
Data penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
informasi yang berkaitan dengan formulasi rencana stratejik, peran
kepemimpinan kepala sekolah, dan pemanfaatan sistem informasi
manajemen. Dalam konteks penelitian ini, populasi merujuk pada seluruh
kepala SMP Swasta se-Bandung yang jumlahnya 173 kepala sekolah dan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Kode
Sekolah Nama Sekolah
1 01 – 053 SMP Bala Keselamatan
2 01 – 054 SMP Budi Bhakti
3 01 – 056 SMP Pandu
4 01 – 057 SMP Pasundan 4
5 01 – 058 SMP Putra Pajajaran
6 01 – 059 SMP Waringin
7 01 – 060 SMP Yaqin
8 01 – 061 SMP YKPPK
9 01 – 062 SMP YPI
10 01 – 063 SMPK 1 Bina Bakti
11 01 – 064 SMPK 2 Bina Bakti
12 01 – 065 SMPK BPK PENABUR 1
13 01 – 066 SMPK BPPK
14 01 – 067 SMPK Paulus
15 01 – 068 SMPK Trimulia
16 01 – 069 SMP Advent II
17 01 – 070 SMP Al Husainiyyah
18 01 – 071 SMP Bina Dharma 3
44
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Kode
Sekolah Nama Sekolah
19 01 – 072 SMP Indonesia Raya
20 01 – 073 SMP Kartika XIX – 2
21 01 – 074 SMP Miftahul Iman
22 01 – 075 SMP Muhammadiyah 6
23 01 – 076 SMP Pasundan 3
24 01 – 077 SMP Pasundan 10
25 01 – 078 SMP Pasundan 12
26 01 – 079 SMP PGRI 2
27 01 – 080 SMP PGRI 5
28 01 – 081 SMP Sekolah Laboratorium UPI
29 01 – 083 SMPK Hidup Baru
30 01 – 084 SMP Advent Cimindi
31 01 – 085 SMP Angkasa Lanud Husein S
32 01 – 086 SMP BPMD Taruna
33 01 – 087 SMP Kian Santang
34 01 – 088 SMP LPPN
35 01 – 089 SMP Muhammadiyah 2
36 01 – 090 SMP Muhammadiyah 4
37 01 – 091 SMP Mutiara 1
38 01 – 092 SMP Mutiara 4
39 01 – 093 SMP Pajajaran 1
40 01 – 094 SMP PGRI 4
41 01 – 095 SMP Rajawali
42 01 – 096 SMP YWKA
43 01 – 097 SMPK BPK PENABUR 5
44 01 – 098 SMP Advent
45 01 – 099 SMP BPP
46 01 – 100 SMP Kristen Baptis
47 01 – 101 SMP Pertiwi
48 01 – 102 SMP Santa Angela
49 01 – 103 SMP Santo Aloysius
50 01 – 104 SMP Kartika Siliwangi XIX – 1
51 01 – 105 SMP Pasundan 6
52 01 – 106 SMP PGII – 1
53 01 – 107 SMP Santa Ursula
54 01 – 108 SMP Sumatera 40
55 01 – 109 SMP Taruna Bakti
56 01 – 110 SMPK Yahya
57 01 – 111 SMP Al Falah
58 01 – 112 SMP Bunga Bangsa
59 01 – 113 SMP Darul Hikam
60 01 – 114 SMP Istiqomah
45
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Kode
Sekolah Nama Sekolah
61 01 – 115 SMP Kemah Indonesia 4
62 01 – 116 SMP Nasional
63 01 – 117 SMP Pasundan 8
64 01 – 118 SMP PGII 2
65 01 – 119 SMP PGRI 6
66 01 – 120 SMP Pribadi
67 01 – 121 SMP Salman Al Farisi
68 01 – 122 SMP Kartika X – 1
69 01 – 123 SMP Kemala Bhayangkara
70 01 – 124 SMP Ma’arif
71 01 – 125 SMP Muhammadiyah 1
72 01 – 126 SMP Muslimin 3
73 01 – 127 SMP Pelita
74 01 – 128 SMP PGRI 1
75 01 – 129 SMP PGRI 3
76 01 – 130 SMP Santa Maria
77 01 – 131 SMP Taman Siswa
78 01 – 132 SMP YPU
79 01 – 133 SMPK BPK PENABUR 4
80 01 – 134 SMP Al Hadi
81 01 – 135 SMP Al Islam
82 01 – 136 SMP Plus Baiturrahman
83 01 – 137 SMP Bandung Institut
84 01 – 138 SMP Bina Persada Nusantara
85 01 – 139 SMP Cendekia Muda
86 01 – 140 SMP Gantra
87 01 – 141 SMP Gema Pancasila
88 01 – 142 SMP Guppi Ujung Berung
89 01 – 143 SMP Karya Pembangunan 10
90 01 – 144 SMP Langlangbuana
91 01 – 145 SMP Muhammadiyah 3
92 01 – 146 SMP Mutiara Bunda
93 01 – 147 SMP PGRI 10
94 01 – 148 SMP PGRI 11
95 01 – 149 SMP Triyasa
96 01 – 150 SMP Yayasan Atikan Sunda
97 01 – 151 SMP Al-Ghifari
98 01 – 152 SMP Al Hasan
99 01 – 153 SMP Ign Slamet Riyadi
100 01 – 154 SMP Madya
101 01 – 155 SMP Muhammadiyah 9
102 01 – 156 SMP Muslimin 5
46
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Kode
Sekolah Nama Sekolah
103 01 – 157 SMP Otista
104 01 – 158 SMP PGRI 7
105 01 – 159 SMP PGRI 9 Gede Bage
106 01 – 160 SMP Thariikul Jannah
107 01 – 161 SMP Tulus Kartika
108 01 – 162 SMP Vijaya Kusuma
109 01 – 163 SMP Bina Dharma 2
110 01 – 164 SMP Bina Harapan
111 01 – 165 SMP Guna Dharma
112 01 – 166 SMP Karya Nusantara
113 01 – 167 SMP Langlangbuana 2
114 01 – 168 SMP Muhammadiyah 5
115 01 – 169 SMP Muhammadiyah 8
116 01 – 170 SMP Muhammadiyah 10
117 01 – 171 SMP Nusantara Raya
118 01 – 172 SMP PGRI 8
119 01 – 173 SMP Santo Yusup
120 01 – 174 SMP Islam Al Washliyah
121 01 – 175 SMP Bintang Mulia
122 01 – 176 SMP BPI 1
123 01 – 177 SMP Budi Istri
124 01 – 178 SMP Nugraha
125 01 – 179 SMP Pahlawan Toha
126 01 – 180 SMP Pelita Bangsa
127 01 – 181 SMP Plus Al Gozali
128 01 – 182 SMP Santo Aloysius 2
129 01 – 183 SMP Sebelas Maret
130 01 – 184 SMP Yami
131 01 – 185 SMP YPS Sejati
132 01 – 186 SMP Yudisthira
133 01 – 187 SMPK Kalam Kudus
134 01 – 188 SMP BPK PENABUR Holis
135 01 – 189 SMP BPPI Bojong
136 01 – 190 SMP Gamaliel
137 01 – 191 SMP Gracia
138 01 – 192 SMP Jendral Sudirman
139 01 – 193 SMP Mutiara 3
140 01 – 194 SMP Pasundan 5
141 01 – 195 SMP Pasundan 7
142 01 – 196 SMP Pasundan 9
143 01 – 197 SMP Plus Sindang Resmi
144 01 – 198 SMP Swadaya 1
47
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Kode
Sekolah Nama Sekolah
145 01 – 199 SMP Swadaya 2
146 01 – 200 SMP YPKKP
147 01 – 201 SMP Assalaam
148 01 – 202 SMP Cokroaminoto
149 01 – 203 SMP Dewi Sartika
150 01 – 204 SMP Ganesha
151 01 – 205 SMP Muhammadiyah 7
152 01 – 206 SMP Nusantara
153 01 – 207 SMP Pasundan 1
154 01 – 208 SMP Pasundan 2
155 01 – 209 SMP Wyata Dharma
156 01 – 210 SMP Yos Sudarso
157 01 – 211 SMPK Rehoboth
158 01 – 213 SMP Plus Temara Ilmu
159 01 – 214 SMP Al Biruni Cerdas Mulia
160 01 – 215 SMP Daarul Qur’an
161 01 – 216 SMP Alfa Centauri
162 01 – 217 SMP Pelita Nusantara
163 01 – 218 SMP Tunas Unggul
164 01 – 219 SMP Juara
165 01 – 220 SMP Hikmah Teladan
166 01 – 221 SMP Islam Terpadu Bina Insan Unggul
167 01 – 222 SMP Bahtera
168 01 – 223 SMP Daarut Tauhiid Boarding School
169 01 – 224 SMP Setia Bhakti
170 01 – 225 SMPK BPK PENABUR Banda
171 01 – 226 SMPK BPK PENABUR Singasana
172 01 – 227 SMP Edu Global
173 01 – 228 SMP Al – Azhar 36
2. Sampel
Karena jumlah populasi yang cukup besar, penelitian ini tidak
menggunakan seluruh subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan
sampel yang mewakili populasi. Hal ini sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Sugiyono (2013:56 ; 2009:37) dan Arikunto (2006:69)
yang menyatakan bahwa jika penelitian tidak dapat dilakukan pada seluruh
populasi, maka peneliti perlu menggunakan sampel yang mewakili
48
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010:174). Dinamakan penelitian sampel apabila kita
bermaksud untuk mengeneralisasikan hasil penelitian sampel. Dengan
demikian, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang
mewakili jumlah dan karakteristik dari seluruh populasi. Pengertian
sampel menurut Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah
bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi
yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Karena jumlah populasi yang cukup banyak, penelitian ini tidak
menggunakan seluruh subyek penelitian. Untuk mencapai tujuan yang
dimaksud, peneliti melakukan penarikan sampel yang jumlahnya relatif
sedikit kemudian menemukan karakteristik sampel tersebut untuk
kemudian digeneralisasikan pada populasi yang jumlahnya lebih besar.
Metode penarikan sampel adalah dengan cluster sampling (area sampling),
yakni penarikan sampel berdasarkan daerah, setelah itu dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu menentukan beberapa kepala sekolah
yang berada didaerah tersebut sebagai sampel penelitian. Teknik ini
sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012:94) tentang cluster sampling
yang menyatakan bahwa teknik sampling daerah digunakan untuk
menetukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas. teknik ini terbagi menjadi dua tahap, sampling daerah dan sampling
orang-orang yang ada di daerah tersebut. Terkait dengan jumlah sampel
yang digunakan, penelitian ini akan menggunakan rumus yang digunakan
oleh Taro Yamane atau Slovin dalam riduwan (2007:65) sebagai berikut :
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi (Ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%).
1 2d . N
N n
49
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus penetuan
sampel tersebut, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 64 kepala
SMP swasta yang ada di kota Bandung sebagai lokasi penelitian. Berikut
adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Kode
Sekolah Nama Sekolah
1 01 – 056 SMP Pandu
2 01 – 057 SMP Pasundan 4
3 01 – 059 SMP Waringin
4 01 – 063 SMPK 1 Bina Bakti
5 01 – 064 SMPK 2 Bina Bakti
6 01 – 065 SMPK BPK PENABUR 1
7 01 – 066 SMPK BPPK
8 01 – 067 SMPK Paulus
9 01 – 068 SMPK Trimulia
10 01 – 073 SMP Kartika XIX – 2
11 01 – 076 SMP Pasundan 3
12 01 – 078 SMP Pasundan 12
13 01 – 080 SMP PGRI 5
14 01 – 081 SMP Sekolah Laboratorium UPI
15 01 – 085 SMP Angkasa Lanud Husein S
16 01 – 091 SMP Mutiara 1
17 01 – 092 SMP Mutiara 4
18 01 – 093 SMP Pajajaran 1
19 01 – 097 SMPK BPK PENABUR 5
20 01 – 100 SMP Kristen Baptis
21 01 – 102 SMP Santa Angela
22 01 – 104 SMP Kartika Siliwangi XIX – 1
23 01 – 105 SMP Pasundan 6
24 01 – 107 SMP Santa Ursula
25 01 – 108 SMP Sumatera 40
1 2d . N
N n
1 2(0.10) x 173
173 n
46 n
50
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Kode
Sekolah Nama Sekolah
26 01 – 110 SMPK Yahya
27 01 – 114 SMP Istiqomah
28 01 – 116 SMP Nasional
29 01 – 117 SMP Pasundan 8
30 01 – 118 SMP PGII 2
31 01 – 122 SMP Kartika X – 1
32 01 – 123 SMP Kemala Bhayangkara
33 01 – 125 SMP Muhammadiyah 1
34 01 – 127 SMP Pelita
35 01 – 128 SMP PGRI 1
36 01 – 130 SMP Santa Maria
37 01 – 131 SMP Taman Siswa
38 01 – 132 SMP YPU
39 01 – 133 SMPK BPK PENABUR 4
40 01 – 150 SMP YAS
41 01 – 175 SMP Bintang Mulia
42 01 – 176 SMP BPI 1
43 01 – 180 SMP Pelita Bangsa
44 01 – 182 SMP Santo Aloysius 2
45 01 – 183 SMP Sebelas Maret
46 01 – 186 SMP Yudisthira
47 01 – 187 SMPK Kalam Kudus
48 01 – 188 SMP BPK PENABUR Holis
49 01 – 189 SMP BPPI Bojong
50 01 – 191 SMP Gracia
51 01 – 194 SMP Pasundan 5
52 01 – 195 SMP Pasundan 7
53 01 – 196 SMP Pasundan 9
54 01 – 198 SMP Swadaya 1
55 01 – 200 SMP YPKKP
56 01 – 201 SMP Assalaam
57 01 – 203 SMP Dewi Sartika
58 01 – 204 SMP Ganesha
59 01 – 206 SMP Nusantara
60 01 – 207 SMP Pasundan 1
61 01 – 210 SMP Yos Sudarso
62 01 – 211 SMPK Rehoboth
63 01 – 220 SMP Hikmah Teladan
64 01 – 225 SMPK BPK PENABUR Banda
65 01 – 226 SMPK BPK PENABUR Singasana
66 01 – 227 SMP Edu Global
67 01 – 228 SMP Al – Azhar 36
51
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan hal penting dalam penelitian karena
hal tersebut memberikan kejelasan makna variabel yang sedang diteliti
bagaimana definisi-definisi tersebut digunakan dalam penelitian ini. Masri.S
(2003:46) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel,
dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan
bagaimana cara mengukur suatu variabel, Definisi operasional adalah suatu
informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan
variabel yang sama.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami
oleh orang lain, adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:
1. Formulasi rencana stratejik adalah suatu langkah awal atau proses yang
ditujukan untuk membuat strategi-strategi pengembangan sekolah dengan
melibatkan stakeholder pendidikan dan dipimpin oleh kepala sekolah
dengan memperhatikan berbagai aspek terkait secara akurat.
2. Peran kepemimpinan kepala sekolah adalah serangkaian peran yang
meliputi kemampuan (memotivasi, menemukan, dan mengembangkan
segenap potensi yang dimiliki oleh sekolah) dan keahlian yang dimiliki
oleh kepala sekolah untuk memformulasikan langkah stratejik yang akan
dituangkan dalam rencana stratejik sekolah.
3. Pemanfaatan sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem yang
dimanfaatkan untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelola data
menjadi informasi yang berkualitas bagi sekolah dan mengeluarkan
informasi tersebut untuk formulasi rencana stratejik sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2012:162) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu
penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka,
52
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan
dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik
pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka penelitian
ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik angket.
Teknik angket diperoleh dari studi lapangan (Field Research), yaitu
data yang diperoleh dari responden, baik yang berkaitan dengan variabel
bebas maupun terikat yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk
mendapatkan data ini dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada
responden. Teknik pengukuran data dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis kuantitatif dengan melalui perhitungan statistik, setiap indikator
diukur hanya sekali saja. Pengukuran indikator dari beberapa variabel
penelitian dilakukan melalui daftar pertanyaan yang dibagikan kepada
responden. Angket/kuesioner dibuat dalam bentuk daftar ceklis menggunakan
skala Likert yang terdiri dari lima opsi jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR),
kadang-kadang (KD), pernah (P), dan tidak selalu (TS). Untuk kepentingan
analisis data secara kuantitatif, maka jawaban terhadap pertanyaan atau
pernyataan diberi skor sebagai berikut :
Jawaban selalu (SL) diberi skor 5
Jawaban sering (SR) diberi skor 4
Jawaban kadang-kadang (KD) diberi skor 3
Jawaban pernah (P) diberi skor 2
Jawaban tidak selalu (TS) diberi skor 1
Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak responden.
Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a)
responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara
pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden
mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk
mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu
yang singkat . Melalui teknik model angket ini akan dikumpulkan data yang
berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang
53
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
diajukan dalam angket tersebut. Indikator- indikator yang merupakan
penjabaran dari kepemimpinan kepala sekolah (X1), sistem informasi
manajemen (X2) terhadap formulasi rencana stratejik (Y) merupakan variabel
pokok yang akan dijadikan sejumlah pertanyaan di dalam angket.
Akdon (2005:131) menyatakan bahwa: angket adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dan mereka bersedia
memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket digunakan
oleh peneliti untuk memperoleh data secara langsung dari responden yakni
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya. Data yang diperoleh
dari responden bisa berupa apa yang diketahui, apa yang disukai, apa yang
dirasakan, atau dipikirkan, apa yang diinginkan dan apa yang dibutuhkan.
Penelitian ini merupakan tiga buah instrumen yang berbentuk angket
untuk mengukur masing-masing (1) kepemimpinan kepala sekolah, (2) sistem
informasi manajemen, (3) formulasi rencana stratejik. Setiap varibel diurai
dalam indikator yang dikembangkan menjadi 24 pertanyaan.
F. Proses Penelitian dan Pengumpulan Data
Sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bertahap dan saling berkaitan,
proese penelitian ini dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan, yakni (a) konsultasi
dengan dosen pembimbing, pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian dan
desain penelitian, (b) mempersiapkan administrasi berupa catatan-catatan
untuk survei awal penelitian. Berikut adalah tabel pembuatan kisi-kisi
penelitian dengan variabel-variabel terdiri dari formulasi rencana stratejik
sekolah swasta (Y), kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan sistem
informasi manajemen (X2).
54
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor
Angket
Kepemimpinan Kepala Sekolah
(X1)
Analyst
1. Kepala Sekolah mampu melakukan analisis kekuatan dan kelemahan sekolah dengan baik.
2. Kepala Sekolah mampu melakukan analisis peluang dan ancaman bagi sekolah dengan baik.
12, 14, 15, 16
Strategy Expert
1. Kepala Sekolah mampu menemukan keunggulan sekolah dengan baik.
2. Kepala Sekolah mampu menstimulus stakeholders untuk memilih strategi yang sesuai dengan sekolah.
5, 6, 7 17, 18
Guide
1. Kepala Sekolah mampu menghimpun pendapat dari para stakeholders pendidikan.
2. Kepala Sekolah mampu memandu para stakeholders pendidikan untuk memformulasikan Renstra.
1, 2, 13
Strategy Developer
1. Kepala sekolah mampu mendorong stakeholders untuk berkembang untuk melakukan inovasi pendidikan.
2. Kepala Sekolah mampu mengajak stakeholders untuk melakukan inovasi demi pengembangan sekolah.
9, 10
Collaborator
1. Kepala Sekolah mampu berkolaborasi dengan stakeholders dalam memformulasikan Renstra.
2. Kepala Sekolah mampu mempengaruhi stakeholders untuk berpikir, bertindak dan belajar.
3, 4, 21, 22
Manager
1. Kepala Sekolah mampu mengajak stakeholders untuk memanfaatkan sumber daya sekolah dengan baik untuk pertimbangan formulasi Renstra.
2. Kepala Sekolah mampu memilih data informasi yang penting untuk formulasi Renstra.
8, 11
Decision Maker
1. Kepala Sekolah berani mengambil keputusan yang tepat untuk formulasi Renstra.
2. Kepala Sekolah menimbang konsekuensi yang perlu dilakukan sekolah dalam formulasi Renstra.
19,20, 23, 24
Sistem Informasi
Manajemen
Information availabelity
1. Tersedianya informasi untuk pengambilan keputusan dalam formulasi Renstra.
1, 2, 3
55
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(X2) 2. Kemudahan akses untuk mendapatkan informasi dalam formulasi Renstra.
Information Relevancy
1. Tersedianya informasi yang sesuai dengan kebutuhan formulasi Renstra.
4
Information Accuracy
1. Informasi yang rinci untuk formulasi Renstra.
2. Informasi yang tepat untuk formulasi Renstra.
3. Konsistensi informasi dari berbagai sumber untuk formulasi Renstra.
4. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terdistorsi oleh kepentingan lain.
5. Adanya kejelasan sumber informasi untuk formulasi Renstra.
6, 7, 9, 10,
11, 12, 17,
Information Completeness
1. Adanya kelengkapan informasi untuk formulasi Renstra
5, 13
Actual Information
1. Informasi yang tersedia untuk formulasi Renstra adalah data yang terbaru atau aktual.
8, 14, 15
Information Management
1. Pengelolaan data menjadi informasi sekolah menggunakan sistem yang sesuai.
2. Adanya proses validasi informasi untuk formulasi Renstra
16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24
Formulasi Rencana Stratejik
(Renstra) (Y)
Core Ideology Involvement
1. Kesejajaran nilai-nilai pancasila dengan formulasi Renstra.
2. Kesejajaran nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam UU SISDIKNAS dengan formulasi Renstra
3. Kesejajaran antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan sekolah dengan formulasi Renstra.
1, 2, 3, 4
Stakeholders Involvement
1. Komite sekolah dilibatkan dalam formulasi Renstra.
2. Guru dilibatkan dalam dalam formulasi Renstra.
3. Perwakilan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dilibatkan dalam formulasi Renstra.
4. Ahli atau konsultan pendidikan dilibatkan dalam formulasi Renstra
5, 6, 16, 24
Internal Environmental Scanning
1. Adanya analisis kekuatan (strengths) sekolah untuk formulasi Renstra.
2. Adanya analisis kelemahan
7, 10,
56
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(Weakness) sekolah untuk formulasi Renstra.
External Environmental Scanning
1. Adanya analisis kesempatan (opportunities) untuk formulasi Renstra.
2. Adanya analisis tantangan (threats) untuk formulasi Renstra.
8,
Future Projection
1. Dilibatkannya ahli atau konsultan pendidikan untuk formulasi Renstra.
2. Formulasi Renstra didasarkan pada masa depan
9, 12, 18, 19,
20,
Policy Consideration
1. Kesejajaran antara kebijakan departemen pendidikan nasional dengan formulasi Renstra.
2. Kesejajaran antara kebijakan departemen pendidikan propinsi atau kota/kabupaten (daerah) dengan formulasi Renstra.
14, 15, 17, 21,
22,
Data and Information
1. Formulasi Renstra didasarkan pada data dan informasi yang dikelola oleh sistem informasi manajemen di sekolah.
11, 13, 23
2. Studi awal Penelitian
Dalam tahap ini penulis melakukan observasi pendahuluan dan
konsultasi dengan pihak-pihak, seperti rekan-rekan kepala sekolah yang
akan diteliti, dan pihak lain yang relevan dengan kebutuhan informasi
penelitian. Termasuk dalam tahap ini melakukan proses perizinan.
3. Menyusun Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam dengan menggunakan alat ukur yang baik
yang disebut instrumen penelitian. Semua fenomena ini disebut variabel
penelitian. Sugiyono (2012:119) mengatakan bahwa:
Instrumen-instrumen penelitian sosial memang ada yang sudah tersedia dan teruji validitas dan reliabilitasnya, seperti instrument untuk
mengukur motif berprestasi, (n-ach) untuk mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur bakat dan lain-lain.Meskipun telah teruji validitas dan reliabilitasnya, namun tidak digunakan untuk tempat tertentu mungkin
tidak valid dan reliabel lagi.Karena fenomena sosial cepat berubah dan sulit dicari kesamaannya.Untuk itu peneliti dalam bidang sosial sering
57
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menyusun sendiri instrumen penelitian yang dipakai termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Tahap penyusunan instrument penelitian memuat kegiatan-
kegiatan (a) menyusun kisi-kisi secara sistematis sesuai variabel penelitian,
(b) merumuskan masalah penelitian dengan variabel disertai dengan
indikator yang akan dijadikan pertanyaan-pertanyaan, (c) menyusun
pertanyaan-pertanyaan beserta alternatif jawabannya sesuai dengan
masalah penelitian dan disertai dengan petunjuk pengisian, sehingga jelas
tujuan dan maksudnya oleh responden, (d) konsultasi dengan pembimbing
untuk diujicoba.
Setiap instrumen baik yang sudah dibakukan maupun yang dibuat
oleh peneliti sendiri mempunyai skala pengukuran. Adapun macam skala
pengukuran yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio (Sugiyono, 2012:
172) sebagai berikut:
a. Skala Nominal, peneliti tidak melakukan pengukuran tetapi lebih pada
menghitung dan memberi nama objek yang diteliti. Data yang
dihasilkan adalah data nominal atau diskirt.
b. Skala Ordinal adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih”
atau” kurang” dari yang lain. Data yang didapat disebut data ordinal,
yaitu data yang berjenjang jarak antara satu data dengan data yang lain
tidak sama.
c. Skala Interval adalah skala yang jarak antara satu data dengan data
yang lain sama tetapi tidak mempunyai nilai nol.
d. Skala Ratio, untuk mengukur variabel tertentu dan data ratio
merupakan daya yang antara interval satu dengan yang lain
mempunyai jarak sama dan mempunyai nilai nol absolut.
4. Uji Coba Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan instrumen
angket. Menurut Sugiyono (2012:162), angket merupakan alat pengumpul
58
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
data yang dibuat dalam bentuk pertanyaan tertulis yang disusun untuk
mendapatkan informasi dari beberapa orang atau responden.
Penggunaan angket sebagai alat pengumpul data dikarenakan
beberapa alasan
1. Indikator pada masing-masing variabel penelitian cukup kompleks
2. Pertanyaan dalam angket disusun standar dan cermat bagi semua
responden berdasarkan permasalahan yang diteliti.
3. Angket dapat disebar dan dijawab responden dalam waktu yang relatif
singkat.
Angket akan dikembangkan dengan menggunakan skala likert
dengan lima pilihan jawaban dan bobot yang berbeda, yaitu sangat sesuai
dengan fakta yang ada (berbobot 5), sesuai fakta yang ada (berbobot 4),
tidak tahu (berbobot 3), tidak sesuai dengan fakta yang ada (berbobot 2)
dan sangat tidak sesuai dengan fakta yang ada (berbobot 1).
Setelah angket disusun, maka perlu uji coba instrumen penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui butir-butir pertanyaan atau pernyataan
yang dapat dipakai, yang harus diperbaiki atau yang tidak dapat diperbaiki,
untuk itu perlu diujicobakan kepada sebagian responden. Setelah angket
diuji coba dan diadakan perbaikan serta siap untuk dipakai, selanjutnya
angket diperbanyak sesuai dengan sampel yang dibutuhkan. Secara
sistematik, langkah-langkah uji coba adalah sebagai berikut:
a. Butir-butir pertanyaan yang telah disusun diteliti kembali kesesuaian
dan cakupannya terhadap variabel yang akan diukur.
b. Butir yang telah diteliti kemudian penulis konsultasikan kepada
pembimbing sehingga butir-butir soal tersebut benar-benar sesuai dan
mencakup variabel yang akan diukur.
c. Uji coba dilaksanakan kepada kelompok guru yang memiliki kesamaan
karakteristik dengan responden yang akan diteliti.
d. Instrumen yang telah diisi dalam uji coba selanjutnya dikumpulkan
dan diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
59
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Uji coba instrumen adalah mengukur validitas dan reliabilitas
instrument penelitian. Sejauh mana ketepatan instrument yang akan
digunakan sehingga instrumen tersebut layak digunakan sebagai alat
pengumpul data.
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur
terhadap konsep yang diukur sehingga mengukur apa yang seharusnya
di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut
Riduwan (2007:109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat
ukur. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan
valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Alat ukur
yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Untuk
menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara
bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor butir. Pengujian validitas koefisien relas i
ini dilakukan dengan memakai rumus Pearson Product Moment,
sedangkan untuk signifikansi koefisien dilakukan dengan rumus uji-t.
Untuk uji validitas butir ini dipakai analisis item, yaitu dengan
cara mengkorelasikan skor total untuk mencari hubungan ini
digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment:
( Akdon, 2005:144)
2222hitung
YYnXXn
YXXYnr
60
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dimana: rhitung = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total rhitung = besarnya koefisien korelasi
n = jumlah responden
∑X = Jumlah skor dalam sebaran X
∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y
Pengambilan keputusan item yang valid didasarkan pada uji hipotesa
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r hitung positif, dan r hitung ≥ 0,3, maka butir soal valid
2. Jika r hitung negatif, dan r hitung < 0,3, maka butir soal tidak valid
Menurut Masrun dalam Sugiyono (2008:188-189) menyatakan
bahwa Item yang dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat korelasi
≥ 0,3. Jadi, semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur
tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa
yang seharusnya diukur.
Untuk lebih jelasnya tetang uji validitas, berikut adalah
rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas data kepemimpinan kepala
sekolah (X1), data sistem informasi manajemen (X2), dan formulasi
rencana stratejik (Y).
Tabel 3.4
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Data
Variabel No
Pernyataan r
Hitung r Tabel Kriteria
kepemimpinan
kepala sekolah (X1)
1 0.70 0.30 Valid
2 0.69 0.30 Valid
3 0.69 0.30 Valid
4 0.79 0.30 Valid
5 0.89 0.30 Valid
6 0.59 0.30 Valid
7 0.73 0.30 Valid
8 0.84 0.30 Valid
61
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel No
Pernyataan
r
Hitung r Tabel Kriteria
9 0.91 0.30 Valid
10 0.88 0.30 Valid
11 0.66 0.30 Valid
12 0.56 0.30 Valid
13 0.71 0.30 Valid
14 0.74 0.30 Valid
15 0.73 0.30 Valid
16 0.73 0.30 Valid
17 0.85 0.30 Valid
18 0.79 0.30 Valid
19 0.82 0.30 Valid
20 0.70 0.30 Valid
21 0.62 0.30 Valid
22 0.71 0.30 Valid
23 0.58 0.30 Valid
24 0.64 0.30 Valid
sistem
informasi manajemen
(X2)
1 0.65 0.30 Valid
2 0.55 0.30 Valid
3 0.61 0.30 Valid
4 0.48 0.30 Valid
5 0.83 0.30 Valid
6 0.65 0.30 Valid
7 0.51 0.30 Valid
8 0.77 0.30 Valid
9 0.40 0.30 Valid
10 0.66 0.30 Valid
11 0.74 0.30 Valid
12 0.69 0.30 Valid
13 0.76 0.30 Valid
14 0.37 0.30 Valid
15 0.42 0.30 Valid
16 0.56 0.30 Valid
17 0.61 0.30 Valid
18 0.90 0.30 Valid
19 0.80 0.30 Valid
20 0.86 0.30 Valid
62
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel No
Pernyataan
r
Hitung r Tabel Kriteria
21 0.68 0.30 Valid
22 0.68 0.30 Valid
23 0.31 0.30 Valid
24 0.68 0.30 Valid
formulasi rencana
stratejik (Y)
1 0.67 0.30 Valid
2 0.76 0.30 Valid
3 0.74 0.30 Valid
4 0.16 0.30 Invalid
5 0.62 0.30 Valid
6 0.40 0.30 Valid
7 0.82 0.30 Valid
8 0.77 0.30 Valid
9 0.77 0.30 Valid
10 0.56 0.30 Valid
11 0.82 0.30 Valid
12 0.70 0.30 Valid
13 0.49 0.30 Valid
14 0.38 0.30 Valid
15 0.38 0.30 Valid
16 0.50 0.30 Valid
17 0.33 0.30 Valid
18 0.49 0.30 Valid
19 0.68 0.30 Valid
20 0.46 0.30 Valid
21 0.80 0.30 Valid
22 0.87 0.30 Valid
23 0.56 0.30 Valid
24 0.56 0.30 Valid
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukan pengertian bahwa instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak tendinsius
mengarah untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang
63
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
N
N
XX
2
2
2
sudah dapat dipercaya, reliabel akan menghasilkan data yang benar
sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa kalipun diambil tetap
akan sama. Reliabel menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu
dan dapat dipercaya, Arikunto (2006:170).
Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha
( ) melalui tahapan sebagai berikut.
Pertama, menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r11) dengan
menggunakan rumus berikut.
2
11 21
1
i
t
nr
n
(Arikunto, 2003:109)
Keterangan :
11r = Reliabilitas tes yang dicari
2
i Jumlah varians skor tiap-tiap item
2
t = Varians total
n = banyaknya soal
Kedua, mencari varians semua item menggunakan rumus berikut.
(Arikunto, 2003:97)
Keterangan :
X = Jumlah Skor
2X = jumlah kuadrat skor
N = banyaknya sampel
64
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien
korelasi dari Sugiyono (2008:184) yang disajikan pada tabel 3.4
berikut.
Tabel 3.5 Pedoman InterpretasiKoefesien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 - 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tingi
Proses pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan
perangkat lunak MS Excel 2007. Hasil pengujian didapatkan :
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen Nilai
Reliabilitas Kriteria
Kepemimpinan kepala sekolah (X1) 0,96 Sangat Tinggi
Sistem informasi manajemen (X2) 0,92 Sangat Tinggi
Formulasi rencana stratejik (Y) 0,90 Sangat Tinggi
Merujuk pada pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2008:184),
dapat ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas instrumen pengungkap
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sistem informasi
manajemen terhadap formulasi rencana stratejik berada pada kategori
sangat tinggi. Artinya, instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas
yang sangat tinggi.
65
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Untuk pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap
yaitu: tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi
kegiatan (a) mempersiapkan lembaran- lembaran angket kepada responden;
(b) mempersiapkan surat izin untuk penelitian dan untuk menentukan hasil
pengambilan data, sedangkan tahap pelaksanaan berlangsung setelah
semua persyaratan dilengkapi dan semua angket telah disiapkan, dan telah
ada persetujuan dari lembaga yang diteliti. Setelah angket disebar,
kemudian dikumpulkan kembali pada waktu yang telah ditentukan.
Setelah data berhasil dikumpulkan, diadakan seleksi data agar dapat diolah
lebih lanjut. Didalamnya dibahas mengenai lengkap tidaknya angket yang
disebar, cara pengisian jawaban dan isi angket. Dari hasil penelitian
diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar angket memenuhi ketentuan
yang telah ditetapkan sehingga dapat diolah lebih lanjut ke tahap
berikutnya.
6. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
a. Deskripsi Variabel
Langkah analisis untuk memperoleh deksrisipsi variabel
dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.
Tabel 3.7 Kategorisasi Deskripsi Variabel
Interval Kriteria
X > µ +1,5σ Kategori sangat tinggi
µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Kategori tinggi
µ - 0,5σ < X ≤ µ + 0,5σ Kategori Sedang
µ - 1,5σ < X ≤ µ -0,5σ Kategori rendah
X ≤ µ-1,5σ Kategori sangat rendah
µ = rata-rata ideal (skor tengah = 3 x jumlah pernyataan)
σ = standar deviasi = (rentang/6) rentang = skor maksimal – skor minimal (Azwar, 2010,108-109)
66
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Path Analyisis
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan sistem informasi
manajemen terhadap formulasi rencana stratejik dianalisis dengan
menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Karena penelitian ini
bersifat atau berkenaan dengan faktor pengaruh maka analisis statistik
yang dipakai adalah “path analysis” atau analisis jalur. Analisis ini
menghendaki data yang bersifat interval. Data dalam penelitian ini
adalah dalam bentuk ordina l, maka agar terdapat kesetaraan data
untuk dio lah lebih lanjut maka skala tersebut diubah dahulu
menjadi skala interval dengan menggunakan Method Of successive
Interval (MSI). Adapun langkah–langkah melakukan perubahan
data tersebut adalah sebagai berikut (Riduwan, 2007:32).
a. Hasil jawaban untuk setiap pertanyaan dihitung frekuesi setiap
pilihan jawaban
b. Frekuensi yang diperoleh setiap pertanyaan dihitung proporsi
setiap pilihan jawaban.
c. Berdasarkan proporsi untuk setiap pertanyaan tersebut, dihitung
proporsi kumulatif untuk setiap pertanyaan
d. Kemudian ditentukan nilai batas untuk Z bagi setiap pilihan
jawaban dan setiap pertanyaan.
e. Hitung nilai Interval rata–rata untuk setiap pilihan jawaban
dengan persamaan sebagai berikut :
Bawah) Batasbawah di(Daerah - Atas) Batasbawah di(Daerah
Atas) Batas (Kepadatan - Bawah) Batas (Kepadatan Scale
Selanjutnya, data hasil MSI dilakukan analisis data prasyarat dengan
menguji persyaratan analisis, yaitu (1) uji normalitas dan (2) uji
linieritas Riduwan (2010 :184).
67
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas masing - masing variabel dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui apakah sebaran data tiap
variabel tidak menyimpang dari ciri - ciri data yang akan
berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan program komputer SPSS 17 Uji Kolmogorov-
Smirnov. Dengan kriteria apabila nilai probabilitas atau
signifikansi lebih besar dari 0,05 data berdistribusi normal.
Sebaliknya jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari
0,05 data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas
Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1,
X2 atas Y. Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan bantuan
komputer program SPSS versi 17. Pedoman yang digunakan
untuk menentukan kelinieran antar variabel adalah dengan
membandingkan nilai probabilitas hitung dengan nilai probabilitas
Tabel pada taraf signifikansi α = 0.05. Kaidah keputusan yang
berlaku adalah sebagai berikut :
1) Nilai sig F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05,
maka distribusi data berpola tidak Linier.
2) Nilai sig F atau signifikansi atau nila i probabilitas ≤ 0.05,
maka distribusi data berpola Linier.
Setelah diketahui data tersebut berdistribusi normal dan
mempunyai distribusi data berpola Linier, maka selanjutnya
dilakukan uji analisis jalur dengan tahapan sebagai berikut.
1. Menghitung matriks korelasi antar variabel yang berbentuk :
X1 X2
X2X2X2X1
X1X2X1X1
2
1
rr
rr
X
X
68
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dengan rXiXj adalah koefisien korelasi antara Xi dan Xj,
i ≠ j = 1, 2
2. Menentukan matriks invers korelasi, yaitu :
X1 X2
2221
1211
2
1
CRCR
CRCR
X
X
3. Menghitung koefisien jalur dengan rumus:
2
1jjYXijYXi .rCRp ; i = 1, 2
Dengan :
PYXi adalah koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y
rYXi adalah korelasi sederhana antara variabel Y dan variabel Xj
CRij adalah unsur pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks
invers korelasi.
4. Menghitung Koefisien Determinasi
4
1
YXiYXi
2
YX1X2 .rPRi
5. Menghitung koefisien jalur dari variabel residu є digunakan
rumus :
2
YX1X2Yε R1p
6. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
a. Pengaruh langsung : (PYxi) . 100 %
b. Pengaruh tidak langsung : (PYxi . rij . PYxj ) . 100 %
7. Menguji koefisien jalur secara keseluruhan dengan langkah-
langkahnya sebagai berikut :
a. Perumusan Hipotesis
H0 : PYX1 = PYX2 = 0
H1 : Paling sedikit satu PYXi ≠ 0
b. Besaran-besaran yang diperlukan
Menghitung
4
1i
YXiYXi
2
YX1X2 rPR
69
Wiyardi, 2015 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Formulasi Rencana Stratejik Smp Swasta Se-Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Statistik uji
2
YX1YX2
2
YX1YX2
n 1 .RF
1 R
k
k
d. Kriteria Pengujian
Dengan mengambil taraf nyata α, maka :
H0 ditolak, jika F ≥ Fα;(n - 3,2)
e. Kesimpulan
Penafsiran dari H0 diterima atau ditolak.
8. Menguji koefisien jalur secara individu dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perumusan Hipotesis
H0 : PYXi = 0
H1 : PYxi > 0, i = 1, 2
b. Besaran-besaran yang diperlukan
Menghitung PYXi, CRii, R2
YX1X2
c. Statistik Uji
YXii
2
YX1X2 ii
Pt
(1 R ).CR
n 1k
d. Kriteria Pengujian
Dengan mengambil taraf nyata α, maka :
H0 ditolak, jika ti ≥ t(1-α); n - 3.
e. Kesimpulan
Penafsiran dari H0 diterima atau ditolak.