Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Penelitian ini mengunakan Metode Kuantitatif, yakni suatu metode
yang pada perumusan penelitian, penyusunan instrumen, serta analisis data yang
didapat berupa nominal-nominal angka yang dapat dihitung dalam pengujiannya
(Sugiyono, 2015 , hlm. 95). Untuk lebih khususnya kembali, metode penelitian ini
menggunakan Eksperimen Kuantitatif. Hal ini dimaksudkan adalah suatu
penelitian yang didasarkan pada pelaksanaan penelitian dilakukan secara terjun
langsung ke lapangan (tempat penelitian).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan True Experimental Design
dengan pendekatan metode penelitian kuantitatif Posttest Only Control Design.
Desain jenis ini maksudnya adalah penelitian yang hanya mengukur pada
kemampuan akhir Keterampilan Higher Order Thinking (HOT) siswa saja yang
nantinya digunakan sebagai indikator penerapan metode yang digunakan. Untuk
menguji kecocokan metode yang digunakan, maka peneliti melakukan pembagian
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang dijadikan
objek penelitian dengan penerapan variabel penelitian, sedangkan kelas kontrol
merupakan kelas yang diolah dengan pengajaran teknik konvensional yang
dijadikan pembanding dari kelas eksperimen pada hasil akhir penelitian.
Tabel 3.1 Rancangan Pelaksanaan Penelitian
No. Jenis Kelas Penguasaan
Akhir
Perlakuan Tes
1 Kelas
Eksperimen Menumbuhkan
Keterampilan
HOT Siswa
Penerapan Metode
Accelerated Learning
Tes Evaluasi
HOT dalam
Bentuk Uraian
Non-objektif 2 Kelas
Kontrol
Penerapan Metode
Konvensional
Sumber: Analisis Peneliti, 2017
21
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Analisis Peneliti, 2017
C. Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X) : Penerapan Metode Accelerated Learning
Varibael Terikat (Y) : Keterampilan Higher Order Thinking (HOT)
Siswa
Setelah diketahui variabel bebas dan terikatnya, maka dapat dikaitkan antar
variabel tersebut melalui kerangka berpikir penelitian. Berikut disajikan bagan
mengenai kerangka baerfikir penelitian yang dilaksanakan:
Bagan 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian itinjau dari Variabel yang digunakan
D. Pendekatan Tempat dan Waktu
1. Pendekatan Tempat
Lokasi penelitian di Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1
Sumedang yang berlokasi di Jalan Mayor Abdurakhman No. 209, Kabupaten
Sumedang.
Pengolahan Materi Ajar
Guru Murid
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Metode
Konvensional
Metode Accelerated
Learning (X)
Higher Order
Thinking (Y)
Evaluasi Hasil
Uji X dan Y
22
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pendekatan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017
yakni pada bulan April hingga Mei 2017.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi: Siswa Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1
Sumedang.
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas X Jurusan TGB No Nama Kelas Jumlah Siswa
1. X-B1 38 Siswa
2. X-B2 38 Siswa
3. X-B3 38 Siswa
Jumlah 114 Siswa Sumber: Analisis Peneliti, 2017
2. Sampel : Siswa Kelas X-B2 dan X-B3 Jurusan Teknik Gambar Bangunan
SMKN 1 Sumedang
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 148) mengemukakan bahwa instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Oleh sebab itu, maka fungsi instrumen dalam suatu penelitian
itu sangat penting karena difungsikan sebagai alat bantu dalam memecahkan
permasalahan penelitian itu sendiri. Berikut jenis instrument yang digunakan pada
penelitian ini, diantaranya:
1. Tes
Data pencapaian nilai-nilai karakter penelitian dalam penelitian ini terbagi
atas pengujian pada variabel terikat yakni keterampilan HOT dalam bentuk
uraian non-objektiktif. Pengujian penelitian ini dilaksanakan dengan jenis Tes
Evalusi HOT dengan cakupan soal pada bab rangka batang sederhana. Jenis
soal yang diujikan berupa soal uraian dengan lima butir soal yang disesuaikan
dengan kompetensi HOT yang dianjurkan. Tes tulis bentuk uraian
dimaksudkan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang menuntut siswa
untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan
kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu
23
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan lainnya (Arifin, 2014, hlm. 58). Oleh sebab itu, tes tulis bentuk uraian
cocok dengan kompetensi yang diharapkan oleh HOT.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Klasifikasi Ranah Kognitif HOT
No. Klasifikasi Indikator Bobot
1 Mencipta • Mengkreasi ide/gagasan sendiri.
Kata kerja: mengkonstruksi,
desain, kreasi, mengembangkan,
menulis, memformulasikan.
4
2 Analisis • Mensfesifikasi Elemen-Elemen.
Kata Kerja: Membandingakan,
memeriksa, menguji, mengkritisi
4
1 Evaluasi • Mengambil keputusan sendiri.
Kata Kerja: Evaluasi, Menilai,
Menyanggah, memutuskan,
memilih, mendukung
4
Sumber : Iskandar (2015, hlm. 4)
2. Nontes
a. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi guru merupakan lembar observasi yang ditujukan
untuk menilai pelaksanaan kerja penelitian yang dilaksanakan oleh guru
itu sendiri. Penilai atau pemantau dalam pengisian itu sendiri sebaiknya
orang yang ahli dibidang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.
Dibawah ini disajikan tabel tentang lembar observasi guru:
Tabel 3.4 Lembar Observasi Guru
No Kegiatan Skala Penilaian Jumlah
4 3 2 1 0
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
Sumber : Kunandar (2012)
b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa merupakan lembar observasi yang
dilaksanakan guru dalam upaya melaksanakan penilaian harian kepada
setiap siswa. Lembar observasi ini dapat difungsikan sebagai salah satu
pertanggungjawaban ketika sudah adanya hasil nilai dari jenis instrumen
tes yang dilaksanakan. Lembar observasi ini terbagi menjadi dua sifat,
yakni lembar observasi bersifat negatif dan positif. Hal ini bertujuan untuk
24
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menilai kegiatan siswa baik kegiatan yang positif maupun negatif. Berikut
merupakan tabel penilaian lembar observasi siswa :
Tabel 3.5 Lembar Observasi Siswa Bersifat Negatif
No
Nama
Responden
Kegiatan Pro-
sen-
tase 1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* 8* 9* 10*
1.
2. Sumber: Kunandar, 2012
Keterangan (*):
1. Mengantuk
2. Mengerjakan tugas lain
3. Mengobrol
4. Keluar masuk kelas
5. Mengganggu siswa lain
6. Melamun
7. Usil
8. Coret-coret dikelas
9. Nyeletuk
10. Pindah- pindah tempat
duduk
Untuk pelaksanaan penilaian pada setiap kolom di tabel 3.5 dilakukan
dengan cara mencontreng (√) bagian kegiatan yang siswa kerjakan, yang
nantianya akan dijumlahkan pada kolom prosentase.
Selain lembar observasi siswa bernilai negatif, berikut disajikan
lembar observasi bernilai positif. Berikut tabel penilaian lembar observasi
siswa bersifat positif:
Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Bersifat Positif
No. Nama
Responden
Sikap
Sikap
Ingin
Tahu
Sikap
Ilmiah
Percaya
diri
Tanggung
jawab
Berpikir
kritis
1.
2. Sumber : SMKN 1 Sumedang, 2017
Berbeda halnya dengan lembar observasi siswa bernilai negatif, pada
tabel 3.6 ditunjukan untuk menilai kegiatan siswa bernilai positif
dilakukan penilaian dengan memberikan keterangan BT (belum tampak)
yang bernilai 1, MT (Mulai Tampak) bernilai 2, MB (Mulai Berkembang)
bernilai 3, dan MK (Membudayakan) bernilai 4.
25
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Analisis Data Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang diukur (a valid measure if it successfully
measure the phenomenom) (Siregar, 2014). Sehingga, alat ukur yang dibuat
dapat difungsikan semestinya, dan tidak ada kesalahan dalam penulisan kisi-
kisi maupun soal tersebut.
Pemilihan Uji validitas pada penelitian ini, yakni pengujian yang
digunakan pendapat dari ahli (Judgement Expert). Dalam hal ini setelah
instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjtunya dikonsultasikan oleh para ahli
diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun itu (Sugiyono,
2015, hlm. 128).
Uji validitas yang dilaksanakan dengan bimbingan tiga orang ahli di
bidang Mekanika Teknik. Orang ahli pertama dan kedua yang dipilih adalah
Bapak Tatang, S.IP dan Aseng, S.ST selaku guru Mata Pelajaran Mekanika
Teknik di SMKN 1 Sumedang. Selanjutnya orang ketiga yang dipilih adalah
Ibu Siti Nurasiyah selaku Dosen Mata Kuliah Mekanika Teknik Departemen
Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia.
Hasil dari pelaksanaan uji validitas pada penelitian ini menghasilkan lima
butir soal dan lembar jawaban sesuai penulisan yang baik dan benar pada
materi ajar Konstruksi Rangka Batang Sederhana Mata Pelajaran Mekanika
Teknik. Lima butir soal yang telah terbentuk tersebut didasarkan pada
ketentuan soal Higher Order Thinking, Modul Pembelajaran serta Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah direncanakan.
Dalam penentuan ranah keterampilan HOT dengan bobot yang besar,
PISA memberikan level pada bobot-bobot tersebut untuk mempermudah
penyusunan soal yang diberikan, yakni berupa level 1-6:
26
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Level Kompetensi oleh PISA
No. Level Karakter Pertanyaan Pada Level Kompetensi
1. 6 Mampu membuat multiple inferensi,perbandingan, dan
mengontraskan informasi secara detail dan akurat.
Mampu mengintegrasi informasi dari wacana yang
berbeda yang kontennya tidak familiar.
2. 5 Menggali informasi dengan cara mengorganisasi
berbagai informasi implisit yang ada dalamwacana,
sehingga diperlukan kemampuan inferensidan
mengintegrasi. Kemampuan ini baik padawacana
familiar ataupun tidak familiar.
3. 4 Menggali informasi dengan cara mengorganisasi
berbagai informasi yang ada pada wacana. Mampu
menginterpretasi wacana yang non familiar.
4. 3 Mengetahui hubungan antar beberapa informasi dalam
wacana. Mampu menginterpretasi wacana dengan cara
mengintegrasikan beberapa bagian dari wacana, selain
itu juga dapat membandingkan, mengontraskan serta
mengkategorisasi.
5. 2 Menunjukkan satu atau lebih informasi yang diperoleh
dengan cara inferensi. Mengetahui ideutama wacana,
memahami hubungan dalam wacana. Namun inferensi
yang dilakukan masih pada tingkatan sederhana
6. 1a Menunjukkan satu atau lebih informasi eksplisit yang
ada dalam teks. Mengetahui tema utama atau tujuan
penulis tentang wacana yang familiar.
7. 1b Menunjukkan satu informasi ekplisit yang terdapat di
bacaan sederhana dengan lokasi yang mudah. Sumber: OECD (2014, hlm. 31)
Berdasarkan pada pelaksanaan judgement expert dan penentuan skala
dari PISA. Berikut kisi-kisi penelitian sebagai acuan penentuan tes evaluasi
HOT:
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Penelitian pada Bab Menentukan Gaya-Gaya Batang dalam Konstruksi Rangka Batang Sederhana
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Ketercapaiaan Pembelajaran No.
Soal
Klasifi-
kasi soal
(Level
soal)
Ranah
Kogni-
tif
Bobot
1. 3.6 Menganalisis
gaya batang pada
konstruksi rangka
sederhana
3.7 Menghitung
gaya batang pada
konstruksi rangka
sederhana
Pengertian
dasar, Syarat
dan kekakuan
rangka batang
sederhana
1. Mampu menciptakan pemahaman mengenai
pengertian konstruksi rangka batang sederhana.
2. Menganalisis syarat-syarat konstruksi rangka
batang sederhana
3. Mampu memahami tentang konsep kekakuan
rangka batang sederhana
1 1 C5 4
1. Menerapkan syarat-syarat konstruksi rangka
batang sederthana dalam beberapa contoh
bidang konstruksi
2. Mampu menyelesaikan perhitungan dalam
pengujian kekakuan suatu konstruksi rangka
batang sederhana.
2 2 C4 4
Klasifikasi dan
analisis gaya
kesetimbangan
pada suatu
konstruksi
rangka batang
sederhana
1. tentang gaya-gaya yang terjadi dalam
konstruksi rangka batang sederhana
2. Mampu menafsirkan tentang arah gaya-gaya
batang pada konstruksi rangka sederhana
dengan metode ritter.
3 3 C6 4
1. Mampu mengolah penentuan dan tanda arah
gaya-gaya konstruksi rangka sederhana.
2. Mampu menyelesaikan perhitungan terkait
gaya-gaya yang ada pada konstruksi rangka
batang sederhana ditinjau dari jenis
tumpuannya.
4 4 C4 4
Pengunaan 1. Memahami tentang gaya batang pada 5 6 C6 4
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metoda ritter
pada konstruksi
rangka batang
sederhana
konstruksi rangka sederhana dengan metoda
ritter.
2. Menganalisis tentang gaya batang pada
konstruksi rangka sederhana dengan metode
ritter.
1. Mampu menyelesaikan perhitungan dalam
penerapan tentang gaya batang pada konstruksi
rangka sederhana dengan metoda ritter pada
masalah nyata.
2. Mampu mengaplikasikan pemahaman tentang
gaya batang pada konstruksi rangka sederhana
dengan metoda ritter pada masalah nyata.
Jumlah Bobot 20
Sumber: Analisis Peneliti, 2017
29
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Data Hasil Penelitian
Setelah dilakukan serangkaian penelitian dan mendapatkan berbagai data
kuantitatif, maka akan diuji kembali untuk mengetahui pola dan varian dari
suatu data. Misalnya saja, pengujian data yang didapat apakah termasuk
terhadap normal atau tidak, ataupun juga pengujian hiposis sebagai landasan
ketercapaian pada penelitian ini.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dimaksudkan adalah pengujian normal tidaknya data
yang didapat. Jika data terdistribusi normal, maka digunakan statistik
parametrik. Sebaliknya, jika data yang didapat tidak dikategorikan
sebagai data normal maka dapat digunakan pengujian non-parametrik.
Untuk melakukan uji normalitas, maka dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
b. Menentukan jumlah kelas interval
c. Menentukan panjang kelas interval
d. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus
merupakan tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat
e. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara
mengalikan persentase luas bidang kurva normal dengan jumlah
anggota sampel.
f. Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus
menghitung harga-harga (fo-fh) dan (𝑓𝑜 + 𝑓ℎ)2
𝑓ℎ dan
menjumlahkannya. Harga (𝑓𝑜 + 𝑓ℎ)2
𝑓ℎ merupakan harga Chi
Kuadrat (X2) hitung.
g. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat
Tabel. Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama
dengan harga Chi Kuadrat tabel (X2HItung ≤ X2
tabel), maka distribusi
data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (X2HItung > X2
tabel)
data dinyatakan tidak normal.
(Sugiyono, 2015, hlm. 241)
30
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Uji Homogenitas
Pengujian nilai homogenitas difungsikan untuk mengetahui
penyebaran data hasil penelitian bersifat homogen/seragam atau tidak.
Nilai yang diujikan pada uji homogenitas adalah nilai dari varians (S2)
dari data yang didapat dari penelitian. Berikut rumus yang dapat
digunakan untuk menghitung dari nilai homogenitas:
F = Varians Terbesar
Varians Terkecil
Berdasarkan hasil yang didapat dari F hitung, maka langkah
selanjutnya adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Harga Ftabel
dapat diketahui dengan menentukan nilai dk pembilang (N1-1) dan dk
penyebut (N2-1) dengan penentuan dalam skala ketepatan (99%;
95%;dst). Jika nilai Fhitung<Ftabel, maka dapat disimpulkan data tersebut
homogen, begitupun sebaliknya jika Fhitung>Ftabel maka data yang
didapatkan bersifat tidak homogen.
(Sugiyono, 2015, hlm. 275)
c. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah buat, maka perlu digunakannya uji
t-test satu sampel. Keterangan nilai pada homogenitas dapat menentukan
rumus t test yang akan digunakan. Rumus homogenitas yang digunakan
adalah Rumus Polled Varian. Berikut rumus homogenitas yang digunakan:
t=𝑋1 − 𝑋2
√(𝑁1−1) 𝑆12 + (𝑁2−1) 𝑆2
2
𝑁1+𝑁2−2(
1
𝑁1+
1
𝑁1)
Diketahui:
t = Nilai t-tes yang dihitung
Y1 = nilai rata-rata sampel ke-1
Y2 = nilai rata-rata sampel ke-2
S12 = Nilai Signifikan sampel ke-1
S12 = Nilai Signifikan sampel ke-2
N1 = Jumlah Sampel 1
N2 = Jumlah Sampel 2
31
Ferra Nugeraha Nurany, 2017 PENERAPAN METODE ACCELERATED LEARNING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah dapat ditentukan hasil perhitungannya, maka data yang
diperoleh dapat dihitung hipotesisinya. Pengujian hipotesis dapat
dilakukan jika adanya perbandingan antara t hitung dengan t tabel dengan
kriteria sebagai berikut:
a) Nilai t hitung ≤ t tabel Ho diterima dan Ha ditolak
b) Nilai t hitung > t tabel Ho ditolak dan Ha diterima
(Sugiyono, 2015, hlm. 273)