33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi-
onal (Sukmadinata, 2006). Penelitian korelasional
adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel
lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel
dinyatakan dengan besarnya koefisiensi korelasi lain
dan signifikasi secara statistik. Variabel yang dikore-
lasikan dapat berasal dari subjek yang sama atau
berbeda (Sutriyono, 2004). Dalam penelitian ini ada
tiga variabel yaitu pertama variabel Supervisi Akade-
mik (X1), kedua variabel motivasi kerja guru (X2)
sebagai variabel bebas dan ketiga variabel kinerja
mengajar guru (Y) sebagai variabel terikat. Tempat
penelitian di SD Gugus Durian kecamatan Bejen.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2005) mengatakan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari,
selanjutnya ditarik kesimpulan. Populasi dalam pene-
litian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar di
34
wilayah Gugus Durian Kecamatan Bejen yang ber-
jumlah 68 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
populasi sehingga sampel penelitian ini merupakan
sampel populasi (sampel total).
3.3 Variabel dan Model Penelitian
Variabel dan model pada penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model Penelitian
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)
Kinerja Mengajar Guru Y)
Motivasi Kerja Guru
(X2)
35
sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,
2002).
Instrumen pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berupa skala. Pengukuran
kinerja mengajar guru menggunakan skala dengan
tipe pertanyaan tertutup yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kinerja mengajar guru.
Responden diminta memilih salah satu kemungkinan
jawaban yang disediakan. Jawaban dari responden
ditentukan dengan skala Likert antara 1 sampai
dengan 4. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelom-
pok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2009).
Peneliti menggunakan Skala Kinerja Mengajar
Guru disusun oleh Hanif (2004) untuk mengukur
kinerja guru. Skala Kinerja mengajar guru terdiri dari
15 item dan mengukur 3 variabel yaitu:
(1) Teaching Skills (TS) adalah guru memiliki keter-ampilan mengajar yang baik yaitu mengajar secara
efektif di kelas dan memuaskan dalam gaya dan
kualitas mengajarnya; (2) Management skill (MS) adalah keterampilan guru untuk mengatur waktu
mengajar dan tugas-tugasnya yang lain yang
ditugaskan oleh kepala sekolah; (3) Discipline and regularity (DR) terkait dengan keteraturan dan ketepatan waktu guru di sekolah. Berikut kisi-kisi
angket kinerja mengajar guru.
Instrumen kinerja mengajar guru terdiri dari 15
butir soal. Setiap butir item memiliki empat alternatif
jawaban dengan skor mulai dari 1 hingga 4. Item
pernyataan diberi skor 4 untuk pilihan jawaban
36
“Selalu (SL)”, skor 3 untuk “Sering (SR)”, skor 2 untuk
“Jarang (JR)”, dan skor 1 untuk pilihan jawaban
“Tidak Pernah (TP)”. Sedangkan Konsep, Sub Konsep,
Indikator Empirik dan Nomor Item dari Instrumen
Kinerja Mengajar Guru.
37
Tabel 3.1 Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Kinerja
Mengajar Guru
Konsep Sub Konsep Indikator Empirik Nomor item
Kinerja mengajar guru adalah prestasi kerja guru yang ditunjukkan dengan keterampilan mengajar, keterampilan manajemen, kedisiplinan dan keter-tiban, dan keterampilan hubungan pribadi (Hanif, 2004)
1 Keteram-pilan meng-ajar (Aktivitas mengorgani-sasi atau mengatur lingkungan sebaikbaik-nya dan menghu-bungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar)
1. Menggunakan gaya mengajar yang berbeda-beda
2. Kebanyakan siswa di kelas mendapat nilai yang baik
3. Mengajar setiap siswa menurut kemampuan mereka
4. Membuat persiapan dari rumah sebelum mengajar.
5. Mengajar materi pelajaran yang sulit dengan mudah.
6. Menjawab pertanyaan dari siswa sebaik mungkin sehingga siswa merasa puas.
1. Saya menggunakan gaya mengajar yang berbeda-beda
2. Nilai hasil belajar siswa di kelas kebanyakan mendapat nilai yang baik
3. Saya mengajar setiap siswa menurut kemampuan mereka
4. Saya membuat persiap-an dari rumah untuk mengajar
5. Saya mengajar materi pelajaran yang sulit dengan mudah
6. Jika ada pertanyaan dari siswa di kelas, saya mencoba sebaik mungkin untuk membe-rikan jawaban yang memuaskan.
2. Keterampil-an manaje-men (mengelola kelas, siswa, tugas siswa, dan tugas guru)
7. Berbuat adil dalam memberi nilai.
8. Tidak mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas dengan kegiatan ekstra kurikuler.
9. Tidak mencampurkan tanggung jawab rumah dalam pekerjaan saya
10. Berusaha mengembangkan diri
7. Saya memberi nilai dengan adil
8. Saya tidak mempe-ngaruhi kegiatan belajar di kelas dengan kegiatan ekstrakurikuler
9. Saya tidak mempenga-ruhi pekerjaan saya dengan tugas rumah.
10. Saya selalu berusaha untuk mengembangkan diri.
3. Disiplin dan tertib (Melak-sanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku)
11. Hadir di kelas tepat waktu.
12. Tidak mengerjakan pekerjaan tambahan selama di dalam kelas.
13. Mengerjakan peker-jaan dengan penuh tanggung jawab.
14. Menyelesaikan silabus tepat waktu di kelas
15. Memelihara metode-metode di dalam kelas
11. Ketika saya di sekolah, saya hadir dalam kelas tepat waktu
12. Saya tidak mengerjakan pekerjaan tambahan selama di dalam kelas
13. Saya mengerjakan pekerjaan saya dengan penuh tanggung jawab
14. Saya menyelesaikan silabus tepat waktu di kelas
15. Saya menerapkan berbagai metode mengajar di kelas.
38
Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah
digunakan Skala Supervisi Akademik Kepala Sekolah
diukur dengan Skala yang disusun berdasarkan teori
Lucio (1990). Skala Supervisi akademik dikutip dari
instrumen yang disusun Jaenuri (2012). Instrumen
supervisi akademik kepala sekolah terdiri dari tiga
tahap yaitu:
(1) Perencanaan supervisi yang membahas
tentang serangkaian rencana kegiatan untuk membantu guru dalam mengembangkan ke-
mampuannya mengelola proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran, (2) pe-laksanaan supervisi, yaitu kegiatan-kegiatan
utama dalam supervisi yang berisi tentang
teknik supervisi meliputi kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kun-
jungan antar kelas, dan kegiatan menilai diri
sendiri, dan (3) umpan balik supervisi yaitu
serangkaian kegiatan evaluasi pelaksanaan supervisi dan tindak lanjut supervisi. Kemu-
dian masing-masing sub konsep tersebut di-
kembangkan oleh peneliti dengan mempertim-bangkan kondisi di tempat penelitian. Berikut
kisi-kisi instrument supervisi akademik.
Skala Supervisi Akademik Kepala Sekolah
jumlah total pernyataan 84 item dan telah dilakukan
uji validasi sebanyak 10 item gugur, sehingga jumlah
total yang akan dipergunakan 74 item. Setiap item
memiliki empat alternatif jawaban dengan skor mulai
dari 1 hingga 4, item pernyataan diberi skor 1 untuk
jawaban “Sangat Tidak Bermanfaat”, skor 2 untuk
“Kurang Bermanfaat”, skor 3 untuk “Bermanfaat”, dan
skor 4 untuk pilihan jawaban “Sangat Bermanfaat”.
39
Tabel 3.2 menjabarkan Konsep, Sub Konsep,
Indikator Empirik dan Nomor item dari Supervisi
Akademik.
Tabel 3.2
Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Supervisi Akademik
Konsep Sub Konsep
Indikator Empirik Nomor item
Supervisi Akademik adalah serangkai-an kegiatan membantu guru me-ngembang-kan ke-mampuan-nya mengelola proses pembela-jaran demi pencapaian tujuan pembela-jaran (Lucio, 1990)
1. Peren-canaan supervisi
1. Menentukan per-lunya supervisi
2. Menyusun program
supervisi 3. Menentukan
sasaran supervisi (guru)
4. Menentukan tujuan
supervisi 5. Menentukan target
supervisi 6. Menyusun langkah
supervisi 7. Menyusun teknik
supervisi
1. Kepala sekolah menentukan perlunya supervisi akademik
2. Kepala sekolah melakukan perumusan bersama guru bahwa supervisi merupakan suatu kebutuhan bagi guru.
3. Kepala sekolah menyusun program supervisi akademik.
4. Kepala sekolah membuat rencana untuk setiap kegiatan yang berhubungan dengan supervisi akademik.
12. Kepala sekolah menentukan sasaran (guru) yang akan disupervisi
13. Kepala sekolah menentukan secara terbuka siapa guru yang akan disupervisi
14. Tujuan supervisi ditetapkan sejak awal secara jelas dan tegas.
15. Tugas kepala sekolah dilengkapi dengan tujuan yang ditentukan sejak awal dengan melibatkan guru secara jelas.
16. Kepala sekolah menetapkan target yang akan dicapai dalam kegiatan supervisi akademik.
17. Kepala sekolah merumuskan standar akhir yang harus dicapai dalam supervisi akademik
18. Langkah-langkah kegiatan supervisi disusun oleh kepala sekolah secara runtut.
19. Langkah-langkah supervisi disusun oleh kepala sekolah secara jelas.
22. Kepala sekolah menyusun teknik-teknik supervisi yang mudah diikuti guru
23. Guru perlu dilibatkan dalam menyusun tehnik supervisi
40
8. Menyusun pedom-an supervisi akademik
9. Menyamakan
persepsi warga 10. Menyepakati
materi/pelajaran yang akan disupervisi
11. Menyusun instru-
men supervisi
12. Mengkomuni-kasikan
13. Menyusun
rencana tindak lanjut
5. Kepala sekolah menyusun pedoman pelaksanaan dan pengawasan supervisi akademik
6. Kepala sekolah menyamakan
persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi akademik.
11. Bersama guru, kepala sekolah menyepakati materi/ pelajaran yang akan disupervisi
7. Kepala sekolah menyusun
instrument supervisi 8. Kepala sekolah membuat alat ukur
untuk mengukur pekerjaan guru. 9. Kepala sekolah membuat dan
mengkomunikasikan jadwal supervisi
10. Kepala sekolah dalam melakukan bimbingan kepada guru bersifat terbuka dengan mengkomuni-kasikan terlebih dahulu kepada guru.
20. Kepala sekolah menyusun rencana tindak lanjut pasca supervisi.
21. Kepala sekolah membuat rencana pengembangan kegiatan selanjutnya untuk setiap kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru.
2. Pelak-sanaan Supervisi
14. Melakukan kunjungan kelas
15. Melakukan
observasi kelas 16. Mengikuti
pembelajaran 17. Melakukan
pertemuan dengan guru secara individual
24. Kepala sekolah melakukan kunjungan kelas
25. Kunjungan kepala sekolah dilakukan secara rutin.
26. Kepala sekolah melakukan observasi kelas ( mengamati proses pembelajaran di kelas dengan teliti)
27. Keikutsertaan kepala sekolah dalam pembelajaran di kelas dilakukan secara rutin
32. Kepala sekolah mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas
33. Kepala sekolah membantu guru menciptakan suasana pembelajaran di kelas lebih kondusif.
28. Kepala sekolah melakukan pertemuan dengan guru secara individual.
29. Pertemuan individu antara guru dengan kepala sekolah perlu ditingkatkan.
41
18. Dialog dengan
guru 19. Penilaian diri
(guru)
20. Kecakapan guru 21. Penguasaan
materi
22. Pelayanan guru 23.Pendampingan
guru dalam kunjungan antar kelas
30. Kepala sekolah melakukan percakapan dan dialog dengan guru secara individual
31. Kepala sekolah bertukar pikiran dengan guru secara individual.
38. Kepala sekolah membantu guru melakukan penilaian diri
39. Kepala sekolah member dorongan kepada guru untuk bisa menilai diri sendiri dengan jujur.
34. Kepala sekolah mengamati
kecakapan guru dalam mengajar. 35. Kepala sekolah memiliki catatan
kecakapan guru dalam mengajar di kelas.
40. Kepala sekolah mengamati penguasaan guru dalam materi pembelajaran
41. Kepala sekolah mendorong guru agar mau belajar untuk memperkaya ilmu pengetahuan dalam pembelajaran.
42. Kepala sekolah mengamati pelayanan yang diberikan guru kepada siswa
36. Kepala sekolah mendampingi guru-guru dalam melakukan kunjungan antar kelas.
37. Kepala sekolah dan guru mengunjungi kelas lain bertukar pendapat dalam memecahkan masalah-masalah dikelas
3..Umpan balik Supervisi
24. Penggunaan alat bantu pelajaran
25. Penggunaan
pedoman
26. Membantu
penggunaan buku teks secara efektif
27. Penilaian
43. Kepala sekolah membantu guru menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru.
44. Kepala sekolah membantu guru menggunakan bahan pembantu guru lainnya.
55. Kepala sekolah membantu guru menggunakan pedoman pembelajaran
56. Kepala sekolah menjelaskan penggunaan pedoman pembelajaran yang akan digunakan guru di kelas.
45. Kepala sekolah membantu guru menggunakan buku teks secara efektif.
46. Kepala sekolah menyediakan buku teks sebagai sumber belajar siswa dan guru.
57. Kepala sekolah membantu guru mengevaluasi peserta didik dengan lebih teliti dan seksama.
58. Kepala sekolah bersama guru
42
28. Hasil kegiatan 29. Perbaikan 30. Pengayaan
31. Tehnik
pembelajaran 32. Proses
Pembelajaran 33. Tindak lanjut
34. Pemanfaatan
lingkungan
35. Perilaku guru
dengan siswa 36. Perilaku guru
dengan rekan
menentukan keputusan hasil pekerjaan siswa yang akan digunakan sebagai ukuran prestasi.
61. Kepala sekolah membantu guru menilai hasil kegiatan pembelajaran.
62. Kepala sekolah membantu guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran.
63. Kepala sekolah membantu guru merencanakan perbaikan pembelajaran.
64. Kepala sekolah membantu guru dalam membuat program pengayaan pembelajaran.
65. Kepala sekolah mengarahkan guru agar siswa yang sudah mencapai KKM diberi pengayaan.
49. Kepala sekolah membantu guru mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka kuasai.
50. Kepala sekolah memberikan pendapat/ komentar tentang teknik pembelajaran yang dilakukan guru.
47. Kepala sekolah membantu guru melaksanakan pembelajaran yang efektif.
48. Kepala sekolah menjelaskan kepada guru tentang bagaiman melaksanakan pembelajaran yang efektif.
66. Kepala sekolah membantu guru dalam menindaklanjuti hasil pembelajaran.
67. Kepala sekolah membantu guru membuat rencana tindaklanjut hasil pembelajaran.
53. Kepala sekolah membantu guru menggunakan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran.
54. Kepala sekolah member contoh kepada guru bagaimana memanfaatkan lingkungan untuk pembelajaran.
68. Kepala sekolah ,membantu guru dalam peningkatan perilaku guru dengan siswa.
69. Kepala sekolah bersama guru menyusun aturan pelayanan yang harus diberikan guru kepada siswa.
70. Kepala sekolah membantu guru dalam peningkatan perilaku
43
sejawat 37. Metode
pembelajaran 38. Kondisi
pembelajaran
39. Penyampaian hasil
40.Mengapresiasi
kerja guru 41. Pemecahan
masalah dengan PTK
guru dengan teman sejawat 51. Kepala sekolah membantu guru
menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel)
52. Kepala sekolah memberikan contoh penggunaan metodologi yang luwes.
59. Kepala sekolah membantu guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
60. Kepala sekolah bersama guru mengupayakan pembelajaran berjalan menyenangkan.
71. Kepala sekolah membantu guru dalam penyampaian hasil pembelajaran
72. Kepala sekolah bersama guru menyusun laporan hasil belajar siswa kepada siswa lain dan orang tua.
73. Kepala sekolah mengapresiasi seluruh tindakan dan hasil kerja guru
74. Kepala sekolah membantu guru menyusun dan mengembangkan PTK
Untuk mengukur motivasi kerja guru menggu-
nakan skala motivasi kerja yang diadaptasikan dari
teori menurut Herzberg (1995) yang diambil dari
instrumen yang disusun Basori (2011). Instrumen ini
disusun berdasarkan dua faktor yaitu: (1) faktor
instrinsik/motivasi internal; dan 2) faktor ekstrin-
sik/motivasi eksternal, yang kemudian dijabarkan
dalam 18 item. Setiap item memiliki empat alternatif
jawaban dengan skor mulai dari 1 hingga 4, item
pernyataan diberi skor 1 untuk jawaban “Sangat Tidak
Bermanfaat” (STB), skor 2 untuk “Kurang Bermanfaat”
(KB), skor 3 untuk “Bermanfaat” (B), dan skor 4 untuk
pilihan jawaban “Sangat Bermanfaat” (SB). Sebanyak
44
18 Item dalam motivasi kerja guru berupa pernyataan
unfavorable.
Tabel 3.3 menjabarkan konsep, sub konsep,
Indikator Empirik dan Nomor item dari motivasi kerja
guru.
Tabel 3.3 Konsep, Sub Konsep, dan Indikator Motivasi Kerja
Konsep Sub Konsep Indikator Empirik Nomor item
Motivasi kerja guru adalah dorongan untuk menentukan perilaku seseorang dalam melakukan pekerjaan (Herzberg,1995)
1. Faktor yang sifatnya ekstrinsik, bersumber dari luar diri yang turut membentuk perilaku dalam kehidupannya.
1. Menjaga serta mempertahankan status keprofesionalan .
2. Menjaga hubungan
baik dengan atasan .
3. Hubungan baik dengan rekan-rekan sekerja
4. Memperoleh penghargaan/ pengakuan yang nyata dari atasan .
5.Melaksanakan
kebijakan organisasi sekolah secara serius.
6. Mengerjakan administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan secara baik
7.Mengutamakan tugas pokok dari pada tugas sampingan
8. Bekerja dengan serius meskipun imbalan yang diterima belum memadai/berimbang dengan volume kerja
9. Sikap yang dapat digugu dan ditiru oleh siswa.
1. Saya senang dan selalu menjaga serta mempertahankan status keprofesionalan sebagai guru.
2. Saya selalu menjaga hubungan baik dengan atasan saya.
3. Saya memiliki hubungan baik dengan rekan-rekan sekerja
4. Pekerjaan yang saya hasilkan selalu memperoleh penghargaan/ pengakuan yang nyata dari atasan saya.
5. Saya menerima dan melaksanakan kebijakan organisasi sekolah secara serius.
6. Saya akan mengerjakan administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan secara baik
7. Saya lebih
mengutamakan tugas pokok dari pada tugas sampingan
8. Saya bekerja dengan serius meskipun imbalan yang saya terima belum memadai/berimbang dengan volume kerja saya
9. Saya sebagai guru harus
memiliki sikap yang dapat digugu dan ditiru oleh siswa.
45
2.Faktor yang mendorong seseorang yang sifatnya intrinsik,bersumber dalam diri seseorang atau faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan kerja dan meningkatkan hasil kerja individu.
10. Memiliki keinginan berprestasi sebagai kebutuhan untuk mendorong mencapai sasaran
11. Serius bekerja meskipun tidak memperoleh pengakuan dari pimpinan atas hasil karya/hasil kerja yang telah dicapai.
12. Tanggung jawab penuh pada pekerjaan.
13. Memperoleh peningkatan karier melalui kerja keras
14. Pelajaran tambahan bagi siswa yang hasil evaluasinya kurang
15. Meskipun gaji
masih terasa kurang, tetap menyenangi pekerjaan sebagai guru
16. Dalam melaksa-nakan pekerjaan, saya berusaha melakukannya dengan benar dan tampil lebih baik serta selalu mengutamakan kualitas.
17. Selalu hadir secara disiplin dan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dalam bekerja.
18. Optimis untuk bisa berkembang dengan baik.
10. Saya memiliki keinginan berprestasi sebagai kebutuhan untuk mendorong mencapai sasaran
11. Saya tetap serius
bekerja meskipun tidak memperoleh pengakuan dari pimpinan atas hasil karya/hasil kerja yang telah dicapai.
12. Saya memiliki tanggung
jawab penuh pada pekerjaan saya
13. Saya berkeinginan untuk memperoleh peningkatan karier melalui kerja keras
14. Meskipun tidak ada kewajiban, saya memberikan pelajaran tambahan bagi siswa yang hasil evaluasinya kurang
15.Meskipun gaji saya masih terasa kurang, saya tetap menyenangi pekerjaan sebagai guru 16.Dalam melaksanakan pekerjaan, saya berusaha melakukannya dengan benar dan tampil lebih baik serta selalu mengutamakan kualitas. 17.Dalam bekerja saya selalu hadir secara disiplin dan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. 18.Saya Optimis untuk bisa berkembang dengan baik.
46
3.5 Analisis Validitas Item dan Reliabilitas
3.5.1 Analisis Validitas Item
Menurut Nurgiyantoro (1999) validitas item
menunjukkan sejauh mana item yang digunakan
mampu untuk mengukur konsep yang hendak diukur.
Untuk mengukur validitas item variabel kinerja
mengajar guru, supervisi akademik kepala sekolah,
dan motivasi kerja guru dengan menggunakan analisis
“Corrected item total correlation“.
Instrumen penelitian kuantitatif harus meme-
nuhi dua persyaratan, yaitu harus valid dan reliabel.
Oleh karena itu instrumen pada penelitian ini perlu
untuk diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen
(Arikunto, 2002). Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data adalah
valid, yaitu instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,
2010).
Untuk menentukan validitas item digunakan
acuan kriteria untuk menentukan validitas item
instrumen menurut Ali (1987), adalah nilai Corrected
Item-Total Correlation:
0.00 – 0,20 = Tidak ada validitas 0,21 – 0,40 = Validitas rendah
0,41 – 0,60 = Validitas sedang
0,61 – 0,80 = Validitas tinggi
0,81 – 1,00 = Validitas sangat tinggi
47
Dari kriteria tersebut dinyatakan bahwa item
instrumen dikatakan valid apabila mempunyai nilai
koefisien korelasi di atas 0,3.
Pada Tabel 3.4 di bawah ini disajikan hasil uji
validitas item Kinerja mengajar guru
Tabel 3.4
Validity Item Kinerja Mengajar Guru
No Item Corrected item – Total Correlation
Keterangan
1 0.426 Valid
2 0.608 Valid
3 0.640 Valid
4 0.540 Valid
5 0.751 Valid
6 0.426 Valid
7 0.771 Valid
8 0.303 Valid
9 0.673 Valid
10 0.489 Valid
11 0.558 Valid
12 0.751 Valid
13 0.445 Valid
14 0.677 Valid
15 0.673 Valid
Berdasarkan pada hasil uji validitas item Kinerja
mengajar guru yang berjumlah 15 item ternyata tidak
satu pun yang tidak valid karena nilai r di atas 0,3.
Tabel 3.5 menyajikan hasil uji validitas item
Supervisi akademik kepala sekolah.
48
Tabel 3.5 Validity Item Supervisi Akademik
No Item Corrected Item – Total Correlation Keterangan
1 0.831 Valid
2 0.586 Valid
3 0.599 Valid
4 0.831 Valid
5 0.563 Valid
6 0.598 Valid
7 0.598 Valid
8 0.831 Valid
9 0.831 Valid
10 0.586 Valid
11 0.831 Valid
12 0.586 Valid
13 0.484 Valid
14 0.484 Valid
15 0.599 Valid
16 0.563 Valid
17 0.586 Valid
18 0.831 Valid
19 0.598 Valid
20 0.484 Valid
21 0.831 Valid
22 0.586 Valid
23 0.599 Valid
24 0.831 Valid
25 0.563 Valid
26 0.598 Valid
27 0.598 Valid
28 0.831 Valid
29 0.831 Valid
30 0.586 Valid
31 0.831 Valid
32 0.586 Valid
33 0.484 Valid
34 0.484 Valid
35 0.599 Valid
36 0.563 Valid
37 0.586 Valid
38 0.831 Valid
49
39 0.598 Valid
40 0.484 Valid
41 0.831 Valid
42 0.586 Valid
43 0.599 Valid
44 0.831 Valid
45 0.586 Valid
46 0.598 Valid
47 0.598 Valid
48 0.831 Valid
49 0.831 Valid
50 0.586 Valid
51 0.831 Valid
52 0.586 Valid
53 0.484 Valid
54 0.484 Valid
55 0.599 Valid
56 0.563 Valid
57 0.586 Valid
58 0.831 Valid
59 0.598 Valid
60 0.484 Valid
61 0.831 Valid
62 0.586 Valid
63 0.599 Valid
64 0.831 Valid
65 0.563 Valid
66 0.598 Valid
67 0.598 Valid
68 0.831 Valid
69 0.831 Valid
70 0.586 Valid
71 0.831 Valid
72 0.586 Valid
73 0.484 Valid
74 0.484 Valid
Dari hasil uji validitas variabel supervisi
akademik kepala sekolah yang berjumlah 74 item
ternyata semuanya valid karena nilai r > 0,3.
50
Tabel 3.6 menyajikan hasil uji validitas item
motivasi kerja:
Tabel 3.6
Validity Item Motivasi Kerja
No Item Corrected Item – Total Correlation Keterangan
1 0.540 Valid
2 0.519 Valid
3 0.471 Valid
4 0.645 Valid
5 0.729 Valid
6 0.432 Valid
7 0.599 Valid
8 0.573 Valid
9 0.608 Valid
10 0.358 Valid
11 0.567 Valid
12 0.630 Valid
13 0.423 Valid
14 0.729 Valid
15 0.358 Valid
16 0.775 Valid
17 0.544 Valid
18 0.368 Valid
Dari hasil uji validitas variabel motivasi kerja
yang berjumlah 18 item terbukti semuanya valid
karena nilai r di atas 0,3.
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan
atau ketepatan hasil pengukuran (Sukmadinata,
2006). Reliabilitas instrumen ini diuji menggunakan
Cronbach’s Alpha. Kriteria reliabilitas mengacu pada
kriteria George dan Mallery (1995), sebagai berikut:
51
α > 0,9 kategori baik sekali (excellent)
α > 0,8 kategori baik (good)
α > 0,7 kategori dapat diterima (acceptable)
α > 0,6 kategori dipertanyakan (questionable)
α > 0,5 kategori jelek (poor)
α > 0,4 kategori tidak dapat diterima (unacceptable)
Mengandung arti keterandalan instrumen atau
instrumen dinyatakan reliabel pada koefisien 0,7 ke
atas dan level baik sekali pada koefisien lebih dari 0,9,
sedangkan keterandalan tidak dapat diterima bila ada
pada koefisien kurang dari 0,5.
Adapun hasil uji reliabilitas terhadap instrumen
masing-masing variabel, yaitu variabel kinerja menga-
jar guru, supervisi akademik kepala sekolah, dan
motivasi kerja ditunjukkan pada Tabel 3.7 sebagai
berikut:
Tabel 3.7
Validity Item Analysis Kinerja Mengajar Guru,
Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja Guru.
Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan
Kinerja mengajar guru 0,747 Acceptable
Supervisi akademik kepala sekolah 0,751 Acceptable
Motivasi kerja guru 0,751 Acceptable
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Dari data pada Tabel 3.7 nampak bahwa nilai
alpha (α) ketiga variabel penelitian lebih besar dari 0,7
pada kategori dapat diterima (acceptable). Oleh karena
itu, skala untuk variabel kinerja mengajar guru,
supervisi akademik kepala sekolah, dan motivasi kerja
52
dapat dipergunakan untuk analisis penelitian selan-
jutnya.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti pada
bulan April sampai dengan Oktober 2013. Pengum-
pulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menyebarkan instrumen penelitian yang berupa
instrumen kinerja mengajar guru, supervisi akademik
kepala sekolah, dan motivasi kerja kepada guru-guru
SD Gugus Durian.
Peneliti mengantar langsung datang ke sekolah-
sekolah karena jarak dapat ditempuh dalam waktu
singkat untuk menyebarkan instrumen kepada guru-
guru dengan menjelaskan tujuan penelitian dan
instrumen penelitian yang dibagikan, sehingga dapat
diasumsikan bahwa jawaban yang dipilih adalah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Namun
karena keterbatasan waktu dan kesibukan guru, maka
pengisian instrumen pada waktu senggang atau di-
bawa pulang dan kemudian dikumpulkan.
Jangka waktu yang diberikan kepada peneliti
untuk mengambil skala yang telah dibagikan berbeda-
beda dari tiap sekolah, yaitu antara 1 sampai 2
minggu. Namun pada saat pengambilan skala yang
terkumpul belum sepenuhnya lengkap jumlahnya
karena beberapa guru ada yang belum mengumpulkan
53
atau mengisi skala sehingga peneliti diminta untuk
datang 1 atau 2 minggu kemudian.
Untuk mengukur variabel motivasi kerja dan
variabel supervisi akademik kepala sekolah dan
kinerja mengajar guru dilakukan dengan pengukuran
oleh guru.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui
gambaran tentang hasil pengukuran variabel supervisi
akademik kepala sekolah, motivasi kerja guru dan
kinerja mengajar. Dalam analisis deskriptif ini diguna-
kan statistik deskriptif, yaitu ukuran rata-rata hitung,
standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum
untuk masing-masing variabel penelitian.
Teknik ini digunakan untuk menganalisis
sejumlah data guna memperoleh gambaran mengenai
keadaan sutu variabel yang digunakan prosentase,
distribusi frekuensi dan mean. Ukuran untuk menen-
tukan tinggi rendahnya masing-masing pengukuran
konsep digunakan interval dengan rumus sebagai
berikut:
Variabel penelitian ini akan dibuat menjadi bebe-
rapa kategori dan untuk membuat kategori variabel
penelitian, digunakan rumusan sebagai berikut:
54
K
MinSkorMaxSkorInterval
Keterangan:
Max : Skor jawaban tertinggi
Min : Skor jawaban terendah
K : Klasifikasi yang hendak dibuat
Interval variabel kinerja mengajar guru ditentu-
kan dengan cara sebagai berikut:
95
45
5
1560
Interval
Berdasarkan pada rumus tersebut, maka dapat
diketahui bahwa lebar interval kinerja mengajar guru
adalah sebesar 9 dengan masing-masing kategori yang
dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Masing-masing Kategori Kinerja Mengajar Guru
Kategori Skor
Sangat Tinggi 51 – 60
Tinggi 42 – 50
Sedang 33 – 41
Rendah 24 – 32
Sangat rendah 15 – 23
Data yang terkumpul untuk skala Kinerja
Mengajar Guru dibagi ke dalam 5 kategori, yaitu:
Sangat Tinggi; Tinggi; Sedang; rendah; Sangat Rendah.
55
Interval variabel Supervisi Akademik ditentukan
dengan cara sebagai berikut:
44 4,445
222
5
74296 dibulatkanInterval
Rumus interval dipergunakan untuk menghi-
tung lebar interval supervisi akademik adalah sebesar
44. Masing-masing kategori supervisi akademik dapat
dilihat pada Tabel 3.9 sebagai berikut.
Tabel 3.9 Masing-masing Kategori Supervisi Akademik
Kategori Skor
Sangat Bermanfaat 253 – 296
Bermanfaat 209 – 252
Cukup Bermanfaat 164 – 208
Tidak Bermanfaat 119 – 163
Sangat Tidak Bermanfaat 74 – 118
Interval variabel motivasi kerja ditentukan
dengan cara sebagai berikut:
8,105
54
5
1872
Interval dibulatkan 11
Rumus interval dipergunakan untuk menghi-
tung lebar interval motivasi kerja guru dan hasilnya
menunjukkan lebar interval motivasi kerja guru
adalah sebesar 11 dengan masing-masing kategori
yang dapat dilihat pada Tabel 3.10.
56
Tabel 3.10 Masing-masing Kategori Motivasi Kerja Guru
Kategori Skor
Sangat tinggi 62 - 72
Tinggi 51 – 61
Sedang 40 – 50
Rendah 29 – 39
Sangat rendah 18 - 28
Kemudian uji normalitas dan linearitas data
dilakukan mendahului analisis korelasi sebagai
prasyarat menggunakan Pearson product Moment
(Sutriyono, 2004).