27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) kolaboratif dimana peneliti akan melakukan penelitian tindakan
kelas bekerja sama dengan guru kelas.. Menurut Arikunto (2006:96) penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan proses dan
praktis pembelajaran. Tujuan diadakannya PTK adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam
memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.
Menurut Aqib (2006:20), PTK memiliki karakteristik: (1) Berdasarkan
pada masalah yang dihadapi guru. (2) Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.
(3) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. (4) Bertujuan
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional. (5)
Dilaksanakan dalam rangkaian beberapa siklus.
Natawidjaya (1997:22) mengemukakan bahwa PTK memiliki karakteristik
(1) Dirancang untuk mengatasi permasalahan nyata. (2) Diterapkan secara
kontektual. (3) Data di peroleh langsung dari pengamatan atas perilaku refleksi.
Dilihat dari pengertian dan karakteristik dari PTK diatas, dapat diketahui
bahwa PTK bersifat obyektif. Dimana PTK itu bertujuan menyelesaikan
permasalahan yang terdapat di dalam kelas, bukan mencari - cari masalah ataupun
menghadirkan masalah lain di dalam kelas. Sehingga permasalahan yang timbul
akan diteliti dan ditemukan solusinya.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 terletak di
desa Dadapayam. Lingkungan sekitar SD dilingkupi dengan area persawahan,
sehingga suasananya cukup tenang untuk kegiatan belajar mengajar. Letak SDN
Dadapayam 02 ini lebih menjorok kedalam sekitar 5 m dari jalan umum. Dimana
28
terdapat gedung balai desa yang berada tepat di depan sekolah. Sedangkan
disamping SD terdapat puskesmas yang memfasilitasi siswa SDN Dadapayam 02
jika ada yang sakit. Didalam area sekolah, terdapat lapangan yang cukup luas
untuk digunakan kegiatan penunjang pembelajaran. Dengan letak sekolah yang
berada diarea persawahan ini memberikan udara yang cukup segar setiap harinya
bagi seluruh anggota sekolah. Di dalam kelas banyak dipajang karya siswa, ini
digunakan untuk memotivasi siswa dalam berkreativitas.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SDN
Dadapayam 02 semester II tahun pelajaran 2014/2015. Terdapat 24 siswa yang
terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Nilai rata-rata ulangan IPA
kelas ini masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA yang ditentukan
sekolah, yaitu 60. Terdapat 14 siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Siswa pada kelas ini berasal dari sekitar wilayah desa Dadapayam, tidak
ada siswa yang berasal dari luar kecamatan maupun luar kota. Tempat tinggal
terjauh siswa adalah dari desa Bulu yang berjarak 5km dari sekolah. Dilihat dari
jarak rumah dari beberapa siswa, kebanyakan siswa berangkat sekolah dengan
berjalan kaki dan ada segelintir siswa yang diantar menggunakan motor oleh
orang tuanya. Siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 ini datang dari latar belakang
keluarga yang berbeda dengan mata pencaharian orang tua yang beragam. Ada
yang orang tuanya sebagai pegawai negeri, wiraswasta, namun kebanyakan adalah
sebagai pedagang dan petani. Keberagaman latar belakang siswa memiliki andil
dalam terdapatnya perbedaan kesadaran belajar serta hasil belajar antar siswa.
3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015,
dimana pelaksanaannya berlangsung pada bulan April 2015.
29
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel
bebas/independen (X) dan variabel terikat/dependen (Y). Variabel bebas yang
digunakan berupa Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA, yang berarti
pembelajaran menggunakan Metode Inkuiri ini akan dibantu menggunakan media
KIT IPA . Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA
dengan materi gaya. Hasil belajar siswa merupakan besarnya skor/ nilai yang
diperoleh dari skor tes soal uraian.
3.4 Definisi Operasional
3.4.1 Metode Inkuiri Berbantuan Media KIT IPA
Metode Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang lebih menekankan
pada proses penemuan, dimana siswa diarahkan untuk menemukan sendiri
konsep, pengertian maupun contoh – contoh pembelajaran namun masih dalam
bimbingan guru. Untuk menunjang pembelajaran dengan menerapkan Metode
Inkuiri, penelitian ini memanfaatkan media KIT IPA yang telah disediakan di
sekolah – sekolah yang masih minim dalam penggunaannya. Sehingga dapat lebih
mengoptimalkan fasilitas sekolahan. Langkah utama dalam penerapan Metode
Inkuiri berbantuan media KIT IPA ini yaitu orientasi, merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan
kesimpulan.
3.4.2 Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA merupakan hasil akhir yang diperoleh siswa setelah
mengikuti pembelajaran IPA. Dimana hasil yang diperoleh berupa nilai yang
didapat siswa setelah mengerjakan soal evaluasi disetiap akhir siklus
pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil belajar pembelajaran IPA yang dimaksud
berupa aspek kognitif saja, karena data yang akan dianalisis dengan uji statistik
hanyalah hasil belajar berupa angka perolehan tes siswa dalam bentuk soal uraian.
Untuk aspek sikap dan keterampilan tidak dijadikan fokus penelitian karena untuk
mengetahui ketercapaian aspek sikap membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan,
untuk penilaian keterampilan dapat berupa rubrik diskusi, tetapi peneliti yang
belum mengenal semua siswa tidak memungkinkan untuk melakukannya.
Sehingga, hasil belajar IPA sebagai variabel terikat yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah nilai tes akhir yang berupa soal uraian.
3.5 Prosedur Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang peneliti gunakan mengikuti
metodologi penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart. Tiap siklus
pada penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan
tindakan (acting), pengamatan
antara komponen acting
penerapannya, acting
terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam sa
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus
dilaksanakan (Wijaya dan Dedi 2012: 20). Proses daur penelitian tindakan kelas
dari Kemmis dan McTaggart dapat digambarkan seperti Gambar 1 di bawah ini.
Siklus PTK m
belum mengenal semua siswa tidak memungkinkan untuk melakukannya.
Sehingga, hasil belajar IPA sebagai variabel terikat yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah nilai tes akhir yang berupa soal uraian.
Prosedur Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang peneliti gunakan mengikuti
metodologi penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart. Tiap siklus
pada penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
acting dan observing dijadikan sebagai sebuah kesatuan. Dalam
acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak
terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam sa
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus
dilaksanakan (Wijaya dan Dedi 2012: 20). Proses daur penelitian tindakan kelas
dari Kemmis dan McTaggart dapat digambarkan seperti Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1 Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart
Revised Plan
30
belum mengenal semua siswa tidak memungkinkan untuk melakukannya.
Sehingga, hasil belajar IPA sebagai variabel terikat yang dimaksudkan dalam
Model penelitian tindakan kelas yang peneliti gunakan mengikuti
metodologi penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart. Tiap siklus
pada penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
(reflecting). Namun
dijadikan sebagai sebuah kesatuan. Dalam
merupakan dua kegiatan yang tidak
terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus
dilaksanakan (Wijaya dan Dedi 2012: 20). Proses daur penelitian tindakan kelas
dari Kemmis dan McTaggart dapat digambarkan seperti Gambar 1 di bawah ini.
Revised Plan
31
Berdasarkan prosedur penelitian PTK model Kemmis dan Taggart dalam
Wijaya dan Dedi (2012: 21) diatas, maka pelaksanaan tindakan pembelajaran
melalui penerapan Metode Inkuiri berbantuan Media KIT IPA akan dilaksanakan
dalam format siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Masing-masing siklus diakhiri dengan evaluasi. Waktu
pelaksanaan siklus pertama pada penelitian ini berlangsung pada akhir bulan April
2015, dan untuk siklus selanjutnya menyesuaikan.
3.5.1 Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Refleksi awal berdasarkan hasil studi pendahuluan dalam perencanaan ini
antara lain:
(1) Membuat desain pembelajaran IPA dengan Metode Inkuiri bantuan Media
KIT IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan Kompetensi
Dasar: 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi
melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
(2) Simulasi pembelajaran berdasarkan pada desain pembelajaran.
(3) Revisi desain pembelajaran berdasarkan masukan dari hasil simulasi.
(4) Menyusun instrument.
b. Implementasi Tindakan
Implementasi dari perencanaan yang telah disimulasikan dan revisi yaitu
penggunaan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada meningkatkan hasil
belajar siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini diawali dengan
mengkondisikan kelas dengan apersepsi dan penjajakan kemampuan awal
sekaligus sebagai motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tahapan
berikutnya adalah untuk memberikan informasi singkat tentang materi yang akan
dipelajari dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
32
c. Observasi dan Interpretasi
Dilakukan pada tahapan tindakan dengan penyampaian materi dan
pengumpulan data-data. Setiap tindakan yang dilakukan guru dan siswa akan
diamati oleh observer ( peneliti ).
d. Analisis dan Refleksi
Dalam tahap ini, guru berdiskusi dengan peneliti. Diskusi ini membahas
kelebihan dan kekurangan tindakan sekaligus menentukan sikap yang harus
dilakukan untuk siklus selanjutnya dan diadakan anlisis data untuk mengetahui
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat ditentukan apakah
diperlukan siklus berikutnya atau tidak. Siklus I ini ternyata belum mampu
menjawab tujuan penelitian tindakan kelas karena metode yang digunakan belum
berjalan sempurna. Tanya jawab yang belum mendapat respon dan siswa belum
berani mengemukakan pendapatnya. Untuk itu diperlukan adanya siklus
berikutnya.
3.5.2 Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Refleksi awal berdasarkan hasil studi pendahuluan dalam perencanaan ini antara
lain:
(1) Membuat desain pembelajaran IPA dengan Metode Inkuiri berbantuan
Media KIT IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
Kompetensi Dasar: 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
(2) Simulasi pembelajaran berdasar kan pada desain pembelajaran.
(3) Revisi desain pembelajaran berdasarkan masukan dari hasil simulasi.
(4) Menyusun instrument.
b. Implementasi tindakan
Pada siklus ini guru menggunakan Metode Inkuiri berbnatuan media KIT
IPA sesuai rancangan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil
33
belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pada tahap ini sudah diperoleh data
pengamatan yang hasilnya memuaskan.
c. Observasi dan Interpretasi
Pengamatan dilakukan pada setiap perubahan perilaku yang dialami oleh
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan
penting yang dapat digunakan sebagai penelitian. Sebagaimana pada siklus I,
pengamatan dilakukan pula terhadap proses mengajar dengan menggunakan
lembar observasi..
d. Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada proses pembelajaran menggunakan Metode Inkuiri
berbantuan media KIT IPA melalui soal-soal IPA.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 ini setelah menggunakan
Metode Inkuiri berbantuan Media KIT IPA adalah :
3.6.1.1 Metode Observasi
Metode observasi paling efektif dengan melengkapi format atau blangko
pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item – item tentang
kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Teknik observasi
digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan guru dengan menerapkan
Metode Inkuiri pada materi gaya dan pesawat sederhana. Peneliti melakukan
pengamatan pada setiap pertemuan. Melalui pengamatan tersebut peneliti mampu
mengetahui bagaimana sikap guru dalam pembelajaran.
3.6.1.2 Metode Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar IPA pada
pokok bahasan selesai diajarkan di kelas 5 ditinjau dari kemampuan berpikir
34
siswa. Untuk pengukuran hasil belajar, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes tertulis. Instrument pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan
menggunakan soal uraian. Sebelum dibuat instrument pengumpulan data, maka
terlebih dahulu disusun kisi-kisi. Dari kisi-kisi yang ada, maka disusunlah soal
sesuai indikator yang akan dicapai.
3.6.2 Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah butir-butir soal dan lembar observasi aktivitas
guru. Kisi-kisi instrumen penelitian siklus I dan II disajikan pada tabel dibawah
ini.
3.6.2.1 Instrumen Tes
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
berupa tes kemampuan menjawab pertanyaan melalui lembar soal uraian. Berikut
merupakan kisi – kisi pembuatan instrumen tes untuk meningkatkan hasil belajar
IPA materi gaya dan pesawat sederhana kelas 5 SDN Dadapayam 02 Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang dengan penggunaan Metode Inkuiri berbantuan
Media KIT IPA pada siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 4 dan
Tabel 5 adalah sebagai berikut :
35
Tabel 4 Kisi-kisi Soal Materi Gaya siklus I
SK KD Indikator Tujuan Soal 5.Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
1. Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.
1. Diberikan daftar nama-nama benda dalam tabel, siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis dengan tepat.
1. Kelompokkan benda di bawah ini dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang kamu anggap benar !
Nama Benda
Benda Magnetis
Benda Non - Magnetis
1. Kayu 2.Besi 3.Plastik 4.Kertas 5.Baja
2. Kelompokkan benda di bawah ini dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang kamu anggap benar !
Nama Benda
Bahan penyu
sun
Sifat Benda Dapat ditarik magnet
Tidak dapat ditarik magnet
1.Paku 2.Penghapus
3.Polpen 4.Pensil 5.Peniti
36
SK KD Indikator Tujuan Soal 2. Memberi
contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.
2.Diberikan kesempatan mereview pengetahuan mengenai gaya tarik magnet siswa dapat memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
2. Magnet sangat berguna bagi manusia. Tulislah 2 ( dua ) kegunaan gaya tarik magnet dalam kehidupan sehari-hari yang kamu pernah alami !
3. Berdasarkan pengalamanmu. Sebutkan 2 benda elektronik yang memanfaatkan gaya terik magnet !
3. Mengetahui cara membuat magnet sederhana.
3.Diberikan gambar tentang pembuatan magnet siswa dapat mengetahui cara membuat magnet dengan sederhana.
4. Perhatikan gambar dibawah ini dengan teliti ! Jelaskan secara singkat bagaimana cara pembuatan magnet sederhana yang terlihat pada gambar !
37
SK KD Indikator Tujuan Soal
5. Perhatikan gambar diatas ! Jelaskan secara singkat bagaimana cara pembuatan magnet sesuai dengan gambar !
4. Memahami pengertian gaya grafitasi.
4.Diberikan cerita mengenai kejadian benda – benda yang jatuh ke bumi, siswa dapat menjelaskan pengertian gaya grafitasi dengan benar.
6. Saat sore hari, Aan sedang duduk di teras rumahnya sambil melihat buah rambutan yang sedang berbuah sangat lebat. Tiba – tiba ada buah rambutan yang jatuh. Aan mengamati proses jatuhnya buah tersebut ke tanah. Menurut kamu apa yang menyebabkan buah jatuh kebawah ? Adakah gaya yang mempengaruhi buah rambutan itu jatuh? Jelaskan !
7. Di bumi ini, kita dapat berjalan seperti biasa dan
menapakkkan kaki di tanah. Namun pernahkah kalian berfikir mengenai astronot yang sedang berda diluar angkasa? Mengapa seorang astronaut melayang - layang di dalam pesawat ruang angkasa yang sedang menjelajahi angkasa luar?
38
SK KD Indikator Tujuan Soal 5. Membandin
gkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar, halus)
5.Diberikan gambar peristiwa gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat membandingkan gerak benda berdasarkan permukaan lintasan gerak benda (kasar, halus) dengan dengan teliti dan benar.
8. Perhatikan gambar dibawah ini !
Papan A = Papan dilapisi kertas minyak. Papan B = Papan tidak dilapisi kertas minyak Pada gambar disamping, benda pada papan A saat diluncurkan dari atas terlihat lebih cepat sampai dibawah dari pada benda pada papan B. Mengapa demikian ? apa yang menyebabkan benda A lebih cepat sampai ? Jelaskan secara singkat !
9. Perhatikan gambar diatas ! Pada permainan karambol, dibutuhkan bedak untuk menggerakkan koin-koin diatasnya ? Sebenarnya apa pengaruh bedak pada permainan karambol tersebut ?
A B
39
SK KD Indikator Tujuan Soal 6. Menjelaskan
manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.
6.Diberikan gambar contoh benda dengan permukaan atau alasnya, siswa mampu menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
10. Pada gambar disamping, terjadi gaya gesek antara lantai dengan almari. Ternyata gaya gesek itu menimbulkan manfaat dan kerugian. Sebutkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesek pada gambar tersebut !
12.Pada gambar diatas, terdapat sebuah roda dan alas sepatu. Jika dilihat dari alasnya, kedua benda tersebut akan meinmbulkan gaya gesek pada si pemakaiannya.. Sebutkan 2 manfaat yang ditimbulkan oleh gaya gesek tersebut !
40
Tabel 5 Kisi-Kisi Soal Materi Pesawat Sederhana Siklus II
SK KD Indikator Tujuan Soal 5.Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
1.Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana.
1.Diberikan daftar gambar–gambar benda dalam tabel, siswa mampu mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana dengan benar.
1.Identifikasi benda – benda dibawah ini Berdasarkan letak kuasanya !
Jenis Pengungkit Benda A B C Pengungkit golongan I
Pengungkit golongan II
Pengungkit golongan III
2.Perhatikan gambar pada tabel ! Berilah nama jenis katrol di bawah ini dengan teliti !
Gambar
Jenis Katrol
Katrol ganda
41
SK KD Indikator Tujuan Soal 2.Menentukan
berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol, atau roda.
Dengan diberikan gambar alat rumah tangga siswa dapat menentukan benda – benda sebagai pengungkit, bidang miring, katrol, atau roda dengan tepat.
3.Perhatikan gambar disamping !kedua alat tersebut dimasukkan kedalam jenis pengungkit yang berbeda. A) tentukan jenis kedua alat tersebut serta letak beban dan kuasannya! B) tentukan jenis kedua alat tersebut dan letak beban, kuasa, dan tumpunya !
2. . 4. Ayah sering menggunakan alat seperti gambar diatas untuk membantu mengangkut barang. a. Tentukan golongan jenis pesawat sederhana yang
digunakan ayah ! b. Tentukan letak kuasa, tumpu, dan bebannya !
A B
B
C
A
A
B
42
SK KD Indikator Tujuan Soal 3.Mengidentifikas
i kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.
3.Diberikan kesempatan mereview pengalaman mengenai bidang miring siswa dapat mengidentifikasi kegiatan / peristiwa yang menggunakan pesawat sederhana dengan tepat.
5. Sebuah rumah sedang dipugar menjadi rumah bertingkat. Tukang bangunan yang melakukan renovasi tersebut mengalami kesulitan untuk mengangkut bahan bangunan dari lantai bawah ke lantai atas. A) Pesawat sederhana apakah yang paling tepat untuk mengatasi kesulitan tersebut? B) Sebutkan 2 manfaat yang dirasakan tukang bangunan setelah menggunakan pesawat sederhana tersebut ! 6.Nita sedang berlibur bersama keluarganya di daerah pegunungan. Nita kaggum melihat jalanan yang berkelok – kelok, kemudian Nita menanyakan hal tersebut pada kakaknya.Mengapa jalanan di daerah pegunungan berkelok – kelok ? Sebutkan 3 manfaat jika jalanan dipegunungan dibuat berkelok – kelok !
4.Mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana.
4.Dengan diberikan gambar peristiwa sehari –hari mengenai pemanfaatkan pesawat sederhana, siswa dapat menjelaskan cara menggunakan pesawat sederhana dengan tepat.
7.Perhatikan gambar disamping ! Menggunakan jenis pesawat sederhana apakah benda yang terlihat pada gambar ? jelaskan ! 8.Perhatikan gambar disamping ! tahukah kamu apa yang sedang dilakukan Ina dan Ali ? apakah mainan yang digunakan termasuk salah satu prinsip kerja pesawat sederhana ? jelaskan !
Berdasarkan tabel kisi – kisi soal pada siklus I dan siklus II dapat
dijelaskan pedoman penskoran pada Tabel 6 dan Tabel 7 dibawah ini :
Tabel 6 Pedoman Penskoran Soal Uraian Siklus I
No. Soal
Kunci Jawaban Skor Skor maksimal
1. 1. Benda non-magnetis 2. Benda magnetis 3. Benda non-magnetis 4. Benda non-magnetis 5. Benda magnetis
1 1 1 1 1
5
2. 1. Dapat ditarik magnet 2. Tidak dapat ditarik magnet 3. Tidak dapat ditarik magnet 4. Tidak dapat ditarik magnet 5.Dapat ditarik magnet
1 1 1 1 1
5
3. 1. Dinamo 2. Kompas
1 1
2
4. 1. Remote Tv 2. Speaker
1 1
2
5. Pembuatan magnet dengan cara induksi. Caranya dengan menempelkan benda-benda yang terbuat dari logam (besi atau baja) dengan magnet.
3
Jika menyebutkan bahan dan cara pembuatan magnet secara benar, runtut, dan jelas.
3
Jika menyebutkan bahan dan cara pembuatan magnet kurang benar, kurang runtut, dan kurang jelas.
2
Jika menyebutkan bahan dan cara pembuatan magnet tidak benar, tidak runtut, dan tidak jelas.
1
6. Pembuatan magnet dengan cara mengalirkan arus listrik searah ke dalam suatu penghantar.
3
Jika menyebutkan bahan dan cara pembuatan magnet secara benar, runtut, dan jelas.
3
Jika menyebutkan bahan dan cara pembuatan magnet kurang benar, kurang runtut, dan kurang jelas.
2
Jika menyebutkan bahan dan cara pembuatan magnet tidak benar, tidak runtut, dan tidak jelas.
1
7. Gaya yang mempengaruhi buah rambutan jatuh adalah gaya grafitasi bumi, sehingga buah rambutan jatuh kebawah.
3
Jika menjelaskan pengaruh buah jatuh disertai alasan yang jelas.
3
Jika menjelaskan pengaruh buah jatuh disertai alasan yang kurang jelas.
2
No. Soal
Kunci Jawaban Skor Skor maksimal
Jika menjelaskan pengaruh buah jatuh tidak disertai alasan yang jelas.
1
8. Astronot dapat melayang – layang didalam pesawat saat diluar angkasa dikarenakan tidak adannya gaya grafitasi di luar angkasa.
3
Jika menjelaskan penyebab astronot melayang – layang diluar angkasa disertai alasan yang jelas.
3
Jika menjelaskan penyebab astronot melayang – layang diluar angkasa disertai alasan yang kurang jelas.
2
Jika menjelaskan penyebab astronot melayang – layang diluar angkasa tidak disertai alasan yang jelas.
1
9. Yang menyebabkan papan A lebih cepat sampai kebawah yaitu karena papan A dlapisi dengan kertas minyak, sehingga gaya gesek yang ditimbulkan lebih kecil.
3
Jika menjelaskan penyebab papan A lebih cepat dari pada papan B disertai alasan yang jelas.
3
Jika menjelaskan penyebab papan A lebih cepat dari pada papan B kurang disertai alasan yang jelas.
2
Jika menjelaskan penyebab papan A lebih cepat dari pada papan B tidak disertai alasan yang jelas.
1
10. Pengaruh bedak pada permainan karambol yaitu untuk memperkecil gaya gesek, sehingga koin – koin yang berada diatasnya mudah untuk tergelincir.
3
Jika menjelaskan alasan penggunaan bedak pada permainan karambol disertai alasan yang jelas.
3
Jika menjelaskan alasan penggunaan bedak pada permainan karambol disertai alasan yang kurang jelas.
2
Jika menjelaskan alasan penggunaan bedak pada permainan karambol tidak disertai alasan yang jelas.
1
11. a.manfaat : memudahkan almari berpindah dengan mudah b. kerugian : membuat lantai dan alas lemari menjadi panas.
1 1
2
12. a.Manfaat ban mobil yaitu memperbesar gaya gesek b. alas sepatu memudahkan dalam berjalan.
1 1
2
Tabel 7 Pedoman Penskoran Soal Uraian Siklus II
No. Soal
Kunci Jawaban Skor Skor maksimal
1. a. B b. A c. A
1 1 1
3
2. a. Bebas b. Tetap c. Rangkap
1 1 1
3
3. a. Benda A termasuk kedalam jenis pengungkit gol. I. B = Kuasa C = Beban b. Benda B termasuk kedalam jenis pengungkit golongan II A = Kuasa B = Titik Tumpu C = Beban
2 3
5
4. a. Kereta sorong termasuk jenis pengungkit golongan II. b. Titik Tumpu = B Kuasa = C Beban = A
2 3
5
5. a. Jenis pesawat sederhana yang digunakan adalah kereta sorong termasuk pengungkit jenis II b. – Kereta sorong mempermudah pekerjaan tukang bangunan - kereta sorong meringankan beban yang diangkut
1 1 1
3
6. a. Mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian yang sama. b. Kemiringan tanjakan akan lebih landai dengan adanya kelokan sehingga lebih mudah didaki. c. Agar tidak mudah longsor.
1 1 1
3
7. Sumur timba memanfaatkan kerja pesawat sederhana berupa katrol. Saat menggunakan timba, beban tidak hanya tertumpu pada tangan, tetapi juga tertumpu pada berat badan. Selain itu, dengan timba pekerjaan mengangkat akan berubah menjadi menarik sehingga lebih mudah.
4
Jika menyebutkan jenis pesawat sederhana disertai penjelasan yang jelas.
4
Jika menyebutkan jenis pesawat sederhana disertai penjelasan yang kurang jelas.
3
Jika menyebutkan jenis pesawat sederhana disertai penjelasan yang tidak jelas.
2
No. Soal
Kunci Jawaban Skor Skor maksimal
Jika menyebutkan jenis pesawat sederhana tidak disertai penjelasan.
1
8. Jungkat – jungkit memanfaatkan kerja pesawat sederhana berupa tuas / pengungkit golongan 1. Pengungkit golongan 1 memiliki prinsip titik tumpunya berada di tengah papan jungkat – jungkit. Sedangkan titik beban dan kuasa berada di ujung – ujung papan.
4
Jika menyebutkan jenis pesawat sederhana disertai penjelasan yang jelas.
4
Jika menyebutkan jenis pesawat sederhana disertai penjelasan yang kurang jelas.
3
Jika menyebutkan jenis pesawat sederhana disertai penjelasan yang tidak jelas.
2
Jika menyebutkan jenis pesawat sederhana tidak disertai penjelasan.
1
3.6.2.2 Instrumen Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru selama
proses pembelajaran dengan penggunaan Metode Inkuiri dengan Media KIT IPA
yang berlangsung sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar observasi ini
dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom jawaban sesuai hasil yang
diamati peneliti terhadap aktivitas guru pada setiap pertemuan. Adapun kisi-kisi
lembar observasi guru pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam penerapan Metode Inkuiri
Aspek yang
diamati Indikator
No. Item
Kegiatan Awal
Melakukan kegiatan apersepsi dan menyampai-kan tujuan pembelajaran. 1
Guru menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan. 2
Siswa dibentuk kelompok untuk mengumpulkan data dari percobaan untuk memecahkan masalah. 3
Guru merangsang dan mengajak siswa berfikir memecahkan masalah dengan mengadakan tanya jawab dan menyampaikan materi secara singkat.
4
Aspek yang
diamati Indikator
No. Item
Guru merangsang siswa untuk mengajukan jawaban sementara dari permasalahan yang sedang di bahas. 5
Kegiatan Inti
Guru memfasilitasi siswa dengan media yang telah disiapkan dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk memecahkan permasalahan.
6 – 7
Guru memberikan petunjuk langkah kerja dan mengatur jalannya presentasi dari masing-masing kelompok. 8
Guru memberikan konfirmasi jawaban dari hasil percobaan dan hipotesis awal.
9 – 10
Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari 11
Refleksi berupa penanaman nilai moral. 12
3.7 Uji Instrumen Pengumpulan Data
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan/kesahihan sebuah instrumen. Untuk mengetahui validitas, instrumen
terlebih dahulu diujicobakan di kelas uji coba yaitu di kelas 6 SDN Dadapayam
02. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Naniek Sulistya (2012: 364) untuk mengetahui tingkat validitas
yaitu dengan melihat angka pada Corrected Item-Total Correlation. Untuk uji
validitas, jumlah respoden yang digunakan untuk uji instrumen menentukan nilai
Corrected Item-Total Correlation (r) pada r tabel. Nilai tersebut lalu digunakan
sebagai standar untuk melihat soal yang valid dan tidak valid dengan
mencocokkan nilai yang muncul pada Corrected Item-Total Correlation yang
keluar pada program SPSS.
Penetapan butir soal yang valid digunakan sebagai acuan ketentuan tingkat
validitas suatu soal yaitu nilai Corrected Item-Total Correlation pada r tabel
untuk jumlah responden 21 siswa yakni 0,433 dengan taraf signifikan 5%. Jika
nilai yang muncul di kolom Corrected Item-Total Correlation SPSS ≥ 0,433
menyatakan bahwa soal tersebut valid. Sedangkan, nilai signifikan ≤ 0,433
menyatakan bahwa soal tersebut tidak valid. Rincian hasil pengujian validitas
dengan menggunakan SPSS 16.00 dapat dilihat pada lampiran. Berikut hasil uji
validitas soal siklus I dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9 Hasil validitas soal Siklus I
Bentuk Instrumen
Item Soal Valid Tidak Valid
Uraian 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12
1, 3, 4, 5, 7, 9, 12
2, 6, 8, 10, 11
Total 12 soal uraian 7 valid 5 tidak valid
Berdasarkan Tabel 9 hasil uji validitas instrumen soal siklus I , dari 12
item soal uraian, terdapat 7 item soal yang dinyatakan valid dan 5 item soal yang
dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid adalah soal nomor 1, 3, 4, 5, 7, 9,
dan 12. Sedangkan soal yang tidak valid adalah soal nomor 2, 6, 8, 10, dan 11.
Pada siklus II, berikut hasil uji validitas soal siklus II dapat dilihat pada Tabel 10
sebagai berikut :
Tabel 10 Hasil validitas soal siklus II
Bentuk Instrumen
Item Soal Valid Tidak Valid
Uraian 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8. 2, 3, 5, 7. 1, 4, 6, 8
Total 8 soal uraian 4 valid 4 tidak valid
Dari Tabel 10 hasil uji validitas instrumen soal siklus II , dari 8 item soal
uraian, terdapat 4 item soal yang dinyatakan valid dan 4 item soal yang
dinyatakan tidak valid. Adapun pada siklus II soal yang valid adalah soal nomor
2, 3, 5, dan 7. Sedangkan soal yang tidak valid adalah soal nomor 1, 4, 6, dan 8.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Menurut Sukardi
(2008:127) suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang
tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur
yang hendak diukur. Untuk mengukur reliabilitas pada penelitian ini, digunakan
soal yang sudah valid dari uji validitas yang sudah dilakukan. Kriteria untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang
dikemukakan oleh George dan Mallery sebagai berikut:
≤ 0,7 :Tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus
> 0,9 : Reliabilitas memuaskan
Berdasarkan teknik alpha, nilai reliabilitas yang dapat diterima harus lebih
dari 0,7. Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas pada Siklus I dan Siklus II
yang disajikan pada Tabel 11 dan Tabel 12 sebagai berikut :
Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian Siklus I
Cronbach's
Alpha N of Items
.884 7
Tabel 12 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian Siklus II
Cronbach's
Alpha N of Items
.799 4
Berdasarkan hasil Realibilitas pada siklus I dan II maka dapat diketahui
bahwa reliabilitas siklus I dikategorikan reliabilitas bagus dan pada siklus II
dikategorikan reliabilitas dapat diterima.
3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Teknik penghitungan taraf kesukaran butir soal adalah menghitung
prosentase yang menjawab benar untuk tiap-tiap item. Menurut Zainai Arifin
(2014:134) Rumus untuk menghitung taraf kesukaran soal uraian adalah
sebagai berikut:
���� =�����ℎ ���� ����� ������� ���
�����ℎ ����� ���� ��������� ���
������� ��������� =����
���� �������� ���� ����������
Kriteria tolak ukur kesukaran dapat dinyatakan dalam Tabel 13 berikut:
Tabel 13 Tolak Ukur Kesukaran Soal
Interval Klasifikasi 0,00-0,30 Sulit 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Mudah
Berdasarkan Tabel 13 tolak ukur kesukaran soal, hasil perhitungan untuk
12 soal uraian yang dibuat pada siklus I dan untuk 8 soal pada siklus II, diperoleh
tingkat kesukaran soal uraian pada siklus I dan II yang dapat dilihat pada Tabel 14
rekap tingkat kesukaran soal uraian siklus I dan siklus II berikut:
Tabel 14 Rekap Tingkat Kesukaran Soal Uraian Siklus I dan II
Kategori Item Soal Siklus I
Soal Siklus I Item Soal Siklus II
Soal Siklus II
Mudah 3 , 4, 12, 11 3, 4, 12 1, 2, 5, 6 2, 5
Sedang 5, 6, 7, 8, 9, 10 5, 7, 9 7 dan 8 7
Sulit 1 dan 2 1 3 dan 4 3
3.8 Indikator Kinerja
Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka ditentukan
indikator kinerja, yaitu berupa indikator proses dan indikator hasil.
3.8.1 Indikator Proses
Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator keberhasilan dari
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam penerapan
pembelajaran IPA menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA.
Dikatakan berhasil jika semua langkah-langkah dalam proses pembelajaran
(100%) terlaksana.
3.8.2 Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Penerapan
Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA dinyatakan meningkatkkan hasil
belajar siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 jika hasil belajar IPA mencapai 80%
dari jumlah keseluruhan siswa yaitu sekitar 19 siswa memperoleh nilai ≥60.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam
2 tahapan, yaitu teknik analisis data hasil observasi dan teknik analisis data hasil
tindakan.
Data hasil observasi berupa data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis
deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran
pada setiap pertemuan sesuai sintaks, dilihat dari keterlaksanaan setiap aspek yang
diamati berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap – tiap siklus. Data hasil
observasi yang dimaksudkan berupa hasil observasi aktivitas guru. Observasi ini
dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Observasi aktivitas
guru digunakan untuk mengukur sejauh mana guru dapat menerapkan Metode
Inkuiri berbantuan media KIT IPA sesuai dengan langkah - langkah. Lembar
observasi aktivitas guru terdiri dari 10 pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer
mengamati aktivitas guru selama 2 siklus pada pertemuan pertama dan pertemuan
ke dua. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dengan memberikan
tanda centang (√) pada kolom terlaksana dan belum terlaksana.
Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian
dilakukan analisis data hasil tindakan yang berupa data kuantitatif. Data hasil
tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data hasil belajar kognitif
siswa. Hasil belajar kognitif didapatkan dari hasil evaluasi yang dilakukan setiap
akhir siklus. Soal evaluasi yang diberikan berupa soal uraian yang sudah diuji
tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes evaluasi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
����� ��ℎ�� = ���� ������ℎ
���� ��������� 100
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikonfirmasikan dalam Tabel 15 kriteria
ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 15 Kriteria ketuntasan hasil belajar SDN Dadapayam 02
KKM Kualifikasi ≥60 Tuntas <60 Belum Tuntas
Setelah melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa,
khususnya pada mata pelajaran IPA peneliti melakukan analisis data dengan
teknik deskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan hasil tes prasiklus,
siklus I, dan siklus II. Perbandingannya dapat ditulis berupa tabel rekapitulasi dan
diagram yang menunjukkan perbandingan hasil belajar tersebut. Dimana pada
tabel dan diagram dapat menunjukkan hasil belajar siswa yang sudah tuntas
maupun yang belum tuntas dengan kategori diatas KKM.