Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Metode ini digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan
miskonsepsi serta kemampuan argumentasi ilmiah mahasiswa pendidikan biologi
sebelum dan setelah pembelajaran pada konsep genetika molekuler melalui
analisis jawaban soal DQCs (Diagnostic Question Clusters) tipe two tier dan
uraian, hasil observasi dan hasil wawancara. Observasi dan wawancara bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor pendukung serta penyebab terjadinya miskonsepsi
dan kemampuan argumentasi ilmiah.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan biologi yang
mengambil mata kuliah genetika dan biologi sel pada tahun ajaran 2015/2016 di
salah satu perguruan tinggi negeri di kota Bandung. Jumlah mahasiswa yang
digunakan sebagai subjek penelitian yakni sebanyak 40 mahasiswa. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam teknik non
probability sampling yakni purposive sampling (Fraenkel dan Warren, 2006).
Teknik purposive sampling ini adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut diantaranya adalah 40 mahasiswa
pendidikan biologi yang mengambil mata kuliah genetika di tahun ajaran
2015/2016.
C. Definisi Operasional
1. Miskonsepsi
Miskonsepsi yang dimaksud disini adalah kesalahpahaman konsep yang
dimiliki oleh mahasiswa terhadap konsep-konsep genetika. Konsep genetika
yang ditanyakan adalah konsep gen, kromosom, DNA, dan sintesis protein.
Miskonsepsi ini dapat diidentifikasi melalui alasan mahasiswa dalam
menjawab soal DQCs tipe two tier dan uraian. Jawaban mahasiswa terhadap
35
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
soal yang diberikan dapat mengindikasikan mahasiswa tersebut paham, paham
sebagian, paham sebagian disertai miskonsepsi, miskonsepsi, dan tidak paham
sama sekali (Morgul dan Yoruk, 2002). Buku acuan yang digunakan dalam
menganalisis dan mengidentifikasi kriteria jawaban mahasiswa adalah 1)
Albert et al, (2002); 2) Campbell, N.A. dan Reece, J.B. (2008); dan 3) Gerald,
Karp (2006).
2. Kemampuan Argumentasi Ilmiah
Kemampuan argumentasi ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan mahasiswa memberikan alasan pemilihan jawaban
pertanyaan. Kemampuan argumentasi ilmiah yang dianalisis meliputi kualitas
argumentasi dan struktur argumentasi yang meliputi claim, warrant, backing,
dan rebuttal (Toulmin, 1984) serta level argumentasi (Erduran, 2004).
Kemampuan argumentasi ilmiah ini dianalisis dan diidentifikasi dari jawaban
mahasiswa terhadap pertanyaan konsep gen, DNA, kromosom, dan sintesis
protein yang diberikan melalui Diagnostic Question Clusters (DQCs) tipe
uraian dan pilihan ganda beralasan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Diagnostic Qustion
Clusters (DQCs) konsep genetika molekuler, lembar observasi, catatan
lapangan dan pertanyaan wawancara. Berikut ini adalah penjelasan beberapa
instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Diagnostic Qustion Clusters (DQCs)
a. Kisi-Kisi Instrumen DQCs
Diagnostic Qustion Clusters (DQCs) yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tipe two tier dan uraian. Adapun jumlah pertanyaan yang diberikan
adalah 15 soal yang terdiri dari DQCs tipe two tier sebanyak 10 soal dan tipe
uraian sebanyak 5 soal.
36
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Kisi-kisi soal penelitian
Konsep Indikator Soal Tipe
DQCs
No
Soal Perbedaan konsep
gen dengan DNA
Menjelaskan perbedaan konsep gen dan DNA
serta penerapannya dalam kehidupan
Uraian 1
DNA Menjelaskan tentang letak keberadaan DNA di
dalam sel
Uraian 2
Perbedaan DNA
inti dengan DNA
mitokondria
Menjelaskan tentang perbedaan peranan antara
DNA inti dengan DNA dalam mitokondria
Uraian 3
Kromosom Menjelaskan karakteristik dan bagian-bagian
penyusun kromosom
Two tier 4
Kelainan
Kromosom
Menjelaskan tentang dampak dari kelainan
kromosom
Uraian 5
Gen dan DNA Menjelaskan karakteristik gen dan DNA Two tier 6
Letak Protein
Histon
Menjelasakan tentang letak protein histon dalam
model gambar DNA
Two tier 7
Peran DNA Menjelaskan tentang peranan DNA dalam
pewarisan sifat
Two tier 8
Peranan RNA Menjelaskan tentang peranan RNA dalam kontrol
ekspresi gen
Two tier 9
Kromosom Menjelaskan karakteristik kromosom Two tier 10
Lokus gen Menjelaskan pengertian sebuah lokus gen Two tier 11
DNA dan RNA Menjelaskan persamaan serta perbedaan antara
DNA dan RNA
Two tier 12
Struktur DNA Menjelaskan karakteristik struktur kimia DNA Two tier 13
Sintesis Protein Menjelaskan tentang prinsip dasar proses sintesis
protein
Two tier 14
Sintesis Protein Menjelaskan tentang proses sintesis protein pada
prokariotik
uraian 15
b. Rubrik Penilaian Jawaban Soal
Rubrik adalah panduan bagi fasilitator pembelajaran untuk melakukan
penilaian yang konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan terhadap mutu
pekerjaan mahasiswa. Berikut ini adalah rubrik yang digunakan dalam menilai
jawaban mahasiswa dari soal DQCs yang telah diberikan.
1) Rubrik klasifikasi konsepsi
Rubrik penilaian konsepsi mahasiswa yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rubrik klasifikasi kriteria jawaban menurut Morgul dan Yoruk
(2006):
37
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Rubrik Penilaian Kriteria Jawaban Soal
Tingkat Penguasaan
Konsep Kriteria Penilaian
Paham Jawaban pada setiap pernyataan konsep
menunjukkan penguasaan konsep
Paham sebagian Jawaban menunjukkan penguasaan konsep
yang parsial dengan ditandai adanya
(setidaknya satu) ciri atau elemen jawaban
yang mewakili penguasaan konsep
Paham sebagian disertai
miskonsepsi
Jawaban menunjukkan adanya konsep
yang dipahami namun mengandung
pernyataan yang miskonsepsi
Miskonsepsi Jawaban yang mengandung informasi
yang tidak logis atau tidak tepat
Tidak paham Jawaban menunjukkan adanya:
(1) Pengulangan
pertanyaan/pernyataan
(2) Jawaban tidak ada relevansinya
dengan pernyataan
(3) Jawaban “saya tidak
tahu/mengerti”;
(4) Tidak ada jawaban atau tidak diisi
Adapun persentase tingkat miskonsepsi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Persentase tingkat miskonsepsi
Persentase Kategori
0-30% Rendah
31-60% Sedang
61% - 100% Tinggi
Sumber: Suwarna (2013)
2) Rubrik Identifikasi Kemampuan Argumentasi Ilmiah
Proses identifikasi kemampuan argumentasi ilmiah mahasiswa
berdasarkan jawaban secara tertulis pada soal penelitian DQCs konsep genetika
molekuler dan didasarkan pada Model Argumentasi Toulmin (TAP Pattern).
38
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Struktur Argumentasi
Tabel 3.4
Pengkodean struktur Argumen
Kode Huruf Makna Deskripsi Fitur Linguistik
CCC Claim Claim
berdasarkan
standpoint
Saya setuju dengan...
Saya mendukung....
Menurut saya...sudah tepat..
Saya tidak setuju..
Saya tidak sependapat..
Menurut saya...tidak sesuai..
W Warrant Terdapat
jaminan
pembenaran
terhadap claim
Saya setuju dengan...karena...
Mengapa saya mendukung.. karena...
Hal yang membuat saya tidak setuju
adalah...
B Backing Terdapat data
atau fakta yang
mendukung
warrant
Berdasarkan pengalaman saya...
Menurut apa yang terdapat di buku...
Seperti fakta yang kita ketahui
bersama...
Data/fakta/fenomena....membuktikan
R Rebutal Penyanggahan Saya tidak setuju dengan....
Menurut saya...tidak sesuai...
Pernyataan....nampakya kurang tepat
Sumber : Toulmin (1984)
b) Rubrik Kualitas Argumentasi
Tabel 3.5
Aspek kualitas Argumentasi
Aspek Deskriptor
Aspek kualitas
konseptual
Mahasiswa mampu mengemukakan claim kausal dengan
kerangka kerja teoritik yang spesifik
Mahasiswa mampu menjamin claim dengan data yang
tersedia
Aspek kualitas
epistemik
Mahasiswa mampu mengutip data yang cukup untuk
mendukung claim
Mahasiswa mampu menuliskan suatu penjelasan yang
logis tentang sebuah fenomena
Mahasiswa mampu mempersatukan referensi yang tepat
ketika mengembangkan data
Sumber: Toulmin (1984)
39
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Rubrik Level Argumentasi
Tabel 3.6
Level Argumentasi
Level Deskripsi
1 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen berupa claim
sederhana dengan claim berlawanan (counter claim)
2 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen berupa claim dengan
counter claim yang disertai data, jaminan (warrant) atau dukungan
(backing) tapi tidak mengandung sanggahan (rebutal)
3 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan rangkaian
claim atau counter claim yang disertai dengan data, jaminan atau
dukungan dengan sesekali sanggahan yang lemah (weak rebutal)
4 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen dengan claim dengan
satu sanggahan yang dapat diidentifikasi jelas dan tepat, satu
argumen dapat mengandung beberapa claim atau counterclaim.
5 Argumentasi terdiri dari argumen-argumen yang luas (extended,
namun tetap terkait dengan materi pembelajaran) dengan lebih dari
satu sanggahan yang jelas dan tepat.
Sumber: Erduran et al, (2004)
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas mahasiswa selama
proses pembelajaran genetika di kelas serta untuk mengamati metode mengajar
dosen yang digunakan serta konten materi yang disampaikan. Lembar obsarvasi
yang digunakan adalah lembar observasi berbasis sistem ceklis.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua pihak yakni pewawancara
dengan yang diwawancara (Moleong, 2011). Adapun pedoman wawancara yang
digunakan berdasarkan pada wawancara terstruktur yakni wawancara yang
didasarkan pada petunjuk wawancara yang berisi masalah serta pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan.
40
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan coretan seperlunya yang dibuat selama
pengamatan di dalam penelitian. Catatan lapangan yang digunakan dalam
penelitian ini yakni catatan secara deskriptif dan reflektif. Berikut ini adalah
Tabel yang menjelaskan rekapitulasi penggunaan instrumen dalam penelitian ini:
Tabel 3.7
Instrumen penelitian
Instrumen Bentuk
instrumen Jumlah Subjek Waktu penggunaan
DQCs Pilihan ganda
beralasan dan
uraian
15 soal Mahasiswa Sebelum
pembelajaran
Pilihan ganda
beralasan dan
uraian
15 soal Mahasiswa Setelah pembelajaran
Lembar
Observasi
Lembar ceklis
tertulis
1 lembar Mahasiswa Selama proses
pembelajaran
Wawancara Catatan tertulis
dan rekaman
10 mahasiswa
partisipan
mahasiswa Setelah pembelajaran
dan pemberian soal
Catatan
Lapangan
Catatan tertulis
dan dokumentasi
Tidak terbatas mahasiswa dan
dosen
Selama proses
penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes Tertulis
Tes dilakukan untuk menjaring miskonsepsi dan kemampuan
argumentasi ilmiah melalui soal DQCs tipe uraian dan pilihan ganda beralasan.
Tes uraian adalah tes yang butir-butirnya berupa suatu pertanyaan atau suruhan
yang menghendaki jawaban pemahaman terhadap materi yang berupa uraian-
uraian yang relatif panjang (Depdiknas, 2004). Tes uraian yang diberikan
dalam penelitian ini merupakan tes uraian terbatas, karena menjaring
jangkauan jawaban mahasiswa yang bisa mereka sampaikan terhadap konteks
khusus yang diberikan dalam pertanyaan. Tes pilihan ganda yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda beralasan. Tes ini diperkenalkan
oleh Krishnan & Howe (1994) yang memperkenalkan istilah two-tier multiple
choice items. Bentuk soal ini mirip dengan soal pilihan ganda, perbedaannya
41
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah pada soal ini mahasiswa dapat memberikan alasan terhadap jawaban
yang dipilihnya. Namun bentuk soal ini masih memiliki kelemahan, yaitu
untuk memahami alasan yang diberikan oleh mahasiswa maka diperlukan
penilai. Tes uraian dan pilihan ganda beralasan digunakan untuk mengungkap
pemahaman mahasiswa yang tidak dapat diungkap hanya dengan tes objektif.
Pemberian tes dilakukan selama dua kali yakni sebelum pembelajaran
dan setelah pembelajaran genetika molekuler. Hal ini dimaksudkan agar dapat
melihat ada atau tidaknya perubahan miskonsepsi yang dimiliki mahasiswa,
sehingga dapat diketahui bahwa mahasiswa benar-benar memiliki miskonsepsi
atau mahasiswa memang belum memiliki informasi mengenai genetika
molekuler.
Adapun langkah-langkah penyusunan tes tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi soal
b. Menyusun soal, kunci jawaban, serta rubrik penilaian
c. Judgement kepada dosen pembimbing dan dua orang dosen yang berlatar
belakang keilmuan yang sesuai dengan penelitian. Tujuannya adalah untuk
memvalidasi konten, kesesuaian indikator dengan soal, dan kesesuaian
soal dengan kunci jawaban.
d. Uji coba soal tertulis dilakukan pada mahasiswa pendidikan biologi yang
telah mendapat materi perkuliahan genetika di semester sebelumnya.
e. Menganalisis hasil uji coba soal. Berdasarkan hasil uji coba soal diketahui
bahwa semua soal yang diujikan dapat menjaring miskonsepsi dan
kemampuan argumentasi ilmiah mahasiswa.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang kompleks yang
tersusun dari berbagai proses diantaranya adalah proses pengamatan dan
ingatan (Hadi, 1986). Teknik ini digunakan karena berkenaan dengan proses
belajar mengajar, dan perilaku manusia. Teknik observasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik observasi terstruktur yang telah dirancang
secara sistematis tentang apa yang diamati.
Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran genetika di
kelas, metode mengajar dosen, dan konten materi yang disampaikan. Instrumen
42
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran
dengan sistem ceklis.
3. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan data pendukung jawaban siswa
melalui tes Diagnostic Question Clusters (DQCs). Wawancara in bertujuan
untuk mengetahui konsistensi jawaban mahasiswa serta menelusuri penyebab
terjadinya miskonsepsi. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara
terstruktur. Pewawancara sebelumnya telah menyiapkan pedoman wawancara
berupa pertanyaan-pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Alat
bantu yang digunakan dalam wawancara ini adalah alat perekam suara, dan
buku catatan.
F. Analisis Data
Instrumen yang baik harus mengukur apa yang hendak diukur (valid)
serta dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
(reliabel). Analisis data secara umum dilaksanakan secara kualitatif dan
berpedoman terhadap data yang dikumpulkan dengan berpedoman pada
rumusan masalah. Adapun secara umum, analisis kualitatif yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Interpretasi Jawaban Mahasiswa
Interpretasi dilakukan dengan mengelompokkan jawaban mahasiswa
sesuai dengan rubrik penilaian miskonsepsi dan kemampuan argumentasi
ilmiah. Hasil interpretasi berupa kondisi miskonsepsi mahasiswa serta
kemampuan argumentasinya.
2. Menganalisis konsep-konsep genetika molekuler yang teridentifikasi
miskonsepsi
Hasil interpretasi jawaban mahasiswa disusun menjadi sebuah
deskripsi yang menjelaskan konsep-konsep genetika molekuler yang
teridentifikasi miskonsepsi disertai dengan proporsi jawaban yang benar.
43
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menganalisis keadaan miskonsepsi
Hasil interpretasi konsep-konsep genetika molekuler yang
teridentifikasi miskonsepsi maka selanjutnya dianalisis miskonsepsi yang
terjadi pada mahasiswa sebelum dan setelah pembelajaran.
4. Menganalisis jumlah serta persentase mahasiswa yang mengalami
miskonsepis
Setelah diketahui kondisi serta keadaan miskonsepsi yang terjadi pada
mahasiswa maka selanjutnya adalah menganalisis jumlah serta persentase
mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep genetika molekuler
yang diujikan.
5. Menganalisis kemampuan argumentasi mahasiswa
Kemampuan argumentasi di analisis dengan menggunakan model
argumentasi Toulmin. Analisis tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi
kemampuan argumentasi mahasiswa yang berdasarkan pada rubrik penilaian
struktur argumentasi Toulmin.
6. Menganalisis Kualitas dan Level Argumentasi mahasiswa
Kualits argumentasi dianalisis berdasarkan pada kualitas Argumentasi
konseptual dan epistemic menurut Toulmin. Selain kualitas argumentasi,
level argumentasi mahasiswa juga di analisis berdasarkan klasifikasi level
argumentasi berdasarkan Erduran (2004).
7. Menganalisis hubungan kecenderungan miskonsepsi dan kemampuan
argumentasi ilmiah secara deskripsi
Hasil interpretasi miskonsepsi dan kemampuan argumentasi ilmiah
disusun sebagai dasar untuk mendeskripsikan hubungan antara
kecenderungan miskonsepsi dan argumentasi ilmiah mahasiswa pendidikan
biologi.
8. Menguji korelasi antara miskonsepsi dengan kemampuan argumentasi
ilmiah
Hasil analisis deskripsi diketahui mahasiswa-mahasiswa yang teridentifikasi
miskonsepsi sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan uji korelasi
antara miskonsepsi dengan kemampuan argumentasi ilmiah mahasiswa pada
44
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep genetika molekuler. Kemampuan argumentasi yang dianalisis
meliputi struktur argumentasi, kualitas argumentasi, dan level argumentasi.
Adapun langkah analisis spesifik yang dilaksanakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Instrumen Tes Diagnostic Question Clusters (DQCs)
a. Pemberian skor tiap butir soal
Sebelum lembar jawaban mahasiswa diberi skor terlebih dahulu
ditentukan standar penilaian untuk setiap soal sehingga dalam
pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat diminimalisir.
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 × 100
b. Penentuan rubrik penilaian
Rubrik penilain digunakan sebagai pedoman dalam penilaian jawaban
mahasiswa pada bagian alasan di soal pilihan ganda beralasan dan soal
uraian.
c. Analisis Butir Soal
1) Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa
besar derajat kesukaran suatu soal. Adapun rumus tingkat kesukaran
soal pilihan ganda dalam Purwanto (2010:119) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
TK : Indeks TK atau tingkat/taraf kesukaran yang dicari
U : Jumlah mahasiswa yang termasuk kelompok atas (higher group)
yang menjawab benar untuk setiap soal
L : Jumlah mahasiswa yang termasuk kelompok bawah (lower group)
yang menjawab benar untuk tiap soal
T : Jumlah mahasiswa dari kelompok atas (higher group) dan
kelompok bawah (lower group)
𝑻𝑲 =𝑼 + 𝑳
𝑻
45
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah kriteria penafsiran Tingkat Kesukaran soal
pilihan ganda menurut Sudjana (1999) :
Tabel. 3.8
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Interpretasi
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Rumus lain yang digunakan untuk menentukan tingkat
kesukaran soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu :
Keterangan: Tk : Indeks tingkat kesukaran butir soal
SA : jumlah skor kelompok atas
SB : jumlah skor kelompok bawah
IA : jumlah skor ideal kelompok atas
IB : jumlah skor ideal kelompok bawah
2) Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana
suatu butir soal mampu membedakan mahasiswa yang sudah
menguasai kompetensi dengan mahasiswa yang belum atau kurang
menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi
koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal
tersebut membedakan antara mahasiswa yang menguasai kompetensi
dengan mahasiswa yang belum menguasai kompetensi (Arifin, 2012).
Daya pembeda suatu soal tes pilihan ganda dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐷𝑃 = 𝑈 − 𝐿
12
𝑇
Keterangan:
46
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DP : Indeks DP atau daya pembeda yang dicari
U : Jumlah mahasiswa yang termasuk kelompok atas (higher group)
yang menjawab benar untuk setiap soal
L : Jumlah mahasiswa yang termasuk kelompok bawah (lower
group) yang menjawab benar untuk tiap soal
T : Jumlah mahasiswa dari kelompok atas (higher group) dan
kelompok bawah (lower group)
Adapun rumus cara menghitung daya pembeda soal dalam
bentuk uraian adalah:
Keterangan : Dp : Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
SA : Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang
diolah
SB : Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang
diolah
IA : Jumlah skor maksimum salah satu kelompok pada
butir soal yang diolah
Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini (Crocker dan
Algina, 1986):
Tabel 3.9
Klasifikasi daya pembeda
Skor Klasifikasi
0,40 – 1,00 Soal diterima baik
0,30 – 0,39 Soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,20 – 0,29 Soal diperbaiki
0,19 – 0,00 Soal tidak dipakai/dibuang
3) Analisis Kualitas Tes
a) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
keshahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan adalah :
47
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1) Validitas isi
Suatu tes dikatakan memiliki content validity jika isi tes
sesuai dengan scope dan isi kurikulum yang diajarkan. Dalam
Sugiyono (2009), untuk instrumen berbentuk tes, maka pengujian
validitas ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
(2) Validitas kosntruk (construct validity),
Konstruksi soal sesuai dengan jenjang berpikir (kognitif)
dalam indikator. Untuk menentukan adanya construct validity,
suatu tes dikorelasikan dengan suatu konsepsi tadi, yaitu konsepsi
tentang objek yang dites. Dalam Sugiyono (2012), untuk menguji
validitas konstruk maka dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgement experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang diukur dengan berlandaskan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product
moment menurut Hayati (2012:5), yaitu:
rpbi = 𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡√
𝑝
𝑞
Keterangan:
rpbi = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Skor rata-rata yang dimiliki tes untuk butir soal yang
dijawab benar
Mt = Skor rata-rata dari skor total
SDt = Standar deviasi total
p = proporsi tes yang menjawab dengan benar terhadap butir
sedang diuji validitas itemnya
q = proporsi tes yang menjawab dengan salah terhadap butir
sedang diuji validitas itemnya
48
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun untuk menginterpretasikan nilai validitas digunakan
kriteria koefisien korelasi seperti pada Tabel 3.10
Tabel 3.10
Interpretasi Nilai Validitas
Analisis rpbi Interpretasi
rpbi ≥ r Tabel
rpbi < r Tabel
Valid
Invalid/Tidak Valid
(Sumber: Hayati, 2012:7)
Kemudian hasil rpbi dikonsultasikan dengan harga r product
moment dengan taraf signifikan 1 %. Jika rpbi> rTabel dengan = 1% maka
alat ukur dikatakan valid atau dengan kata lain jika harga r lebih kecil dari
harga kritik dalam Tabel maka korelasi tersebut tidak valid.
Untuk menguji validitas soal uraian, maka digunakan rumus
korelasi product moment.
Keterangan : N adalah banyaknya sampel, X adalah butir soal, dan Y
adalah Skor total.
Interpretasi nilai validitas menurut Arikunto (2012) tersebut adalah:
Tabel 3.11
Interpretasi validitas soal uraian
Koefisien rxy Interpretasi
0,00 - 0,20 Sangat rendah
0,20 - 0,40 rendah
0,40 - 0,60 Cukup
0,60 - 0,80 Rendah
0,80 - 1,00 Tinggi
Sumber: Arikunto (2012)
b) Reliabilitas
Reliabilitas tes dapat diartikan sebagai keajegan atau konsistensi
hasil pengukuran atau hasil tes yang dilakukan pada waktu yang
49
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbeda pada subjek yang sama. Berikut ini adalah rumus reliabilitas
untuk soal pilihan ganda:
Keterangan :
k = jumlah soal
n = 27% dari peserta tes
WL = kelompok bawah yang menjawab salah
WH = kelompok atas yang menjawab salah
Berikut ini adalah interpretasi dari nilai reliabilias tes :
Tabel 3.12
Interpretasi Reliabilitas
Analisis r11 Interpretasi
r ≥ 0,70
r < 0,70
Reliabel
Tidak reliabel
(Sumber: Hayati, 2012)
Untuk mengukur tingkat keajegan soal uraian digunakan
perhitungan Alpha Cronbanch. Rumus yang digunakan dinyatakan
dengan :
𝑟11 = (𝑛
𝑛 − 1) (1 −
𝑠𝑖2
𝑠𝑡2)
(Sumber: Jihad, 2008:180)
Keterangan:
n = banyaknya butir soal
𝑠𝑖2 = Jumlah varians skor tiap item
𝑠𝑡2 = Varians skor total
Berikut ini adalah rumus mencari varians :
𝑠𝑖2 =
∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2
𝑛𝑛
Interpretasinya adalah sebagai berikut :
50
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.13
Interpretasi reliabilitas soal uraian
Koefisien r11 Interpretasi
r11 ≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 < r11 0,40 rendah
0,40 < r11 0,70 Sedang
0,70 < r11 0,90 Tinggi
0,90 < r11 1,00 Sangat tinggi
(Sumber: Ruseffendi, 1991b:191)
Langkah selanjutnya adalah menganalisis korelasi antara variabel X dengan
variabel Y yakni sebagai berikut:
1) Uji Linieritas Regresi Variabel X dan Variabel Y
a) Menetapkan rumus persamaan regresi linier dengan rumus : Y= a + bX ,
dengan rumus sebagai berikut :
a =
b =
b) Membuat tabel untuk mencari harga-harga yang diperlukan untuk pengujian
linieritas regresi serta analisis koefisien korelasi.
c) Menghitung jumlah kuadrat a jka, dengan rumus :
Jka =
d) Menghitung jumlah kuadrat gabungan antara koefisien a dan b (JKb/a),
dengan rumus :
JKb/a = b ∑ Xi Yi -
e) Menghitung jumlah kuadrat residu (Jkres), dengan rumus :
JKres = ∑ Y2i – JK (b/a) – ( ∑ Yi )
2 / n
( ∑ Yi ) ( ∑ X2 i ) – ( ∑ Xi ) ( ∑ iYi )
n∑ X2i – ( ∑ Xi )
2
n ∑ Xi Yi – ( ∑ Xi ) ( ∑ Yi )
n∑ X2i – ( ∑ Xi )
2
(∑ Y)2
N
( ∑ Xi ) ( ∑ Yi )
n
51
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan, dengan rumus :
JKkk = ∑ x ∑ Yi2 -
g) Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan (JKtc), dengan rumus :
JKtc = JKres – JK (E)
h) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan (dbkk), dengan rumus :
dbkk = n – k
i) Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokkan (dbtc), dengan rumus :
Dbtc = k – 2
j) Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan (RKtc), dengan rumus :
RKkk = JKkk : dbkk
k) Menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan (RKtc), dengan rumus :
RKtc = Jktc : dbtc
l) Menentukan nilai Ftabel ( Fhitung ), dengan rumus :
Fhitung = RKtc : RKkk
m) Menghitung nilai dari Ftabel dengan menggunakan signifikasi 5 %, dengan
rumus :
Ftabel = F0,95 (dbtc/dbkk)
n) Menghitung linieritas regresi dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Jika Ftc < dari Ftabel , maka regresi tersebut linier.
(2) Jika Ftc > dari Ftabel , maka regresi tersebut tidak linier.
2) Menghitung Koefisien Korelasi
Jika kedua varibel normal dan linier, maka rumus yang digunakan adalah
product moment, yaitu :
rxy =
Apabila dari kedua variabel berdistribusi normal dan regresinya tidak
linier, maka pendekatan korelasinya menggunakan rumus korelasi rank dari
Sperman sebagai berikut :
P = 1 – 6∑ D2
( ∑ Yi )2
ni
√
n ∑ Xi Y – ( ∑ Xi ) ( ∑ Yi )
n ∑ Xi
2 – ( ∑ Xi )2 ( n∑ Yi
2 - ( ∑ Yi )2
52
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N(N2-1)
3) Uji Hipotesis
Hipotesis statistik yang diuji ialah :
H0 : Pxy = 0 (Tidak terdapat hubungan antara variabel X dan Y).
Ha : Pxy > 0 (terdapat hubungan antara variabel X dan Y)
Dengan pengujian signifikansi korelasi :
a) Melakukan uji signifikasi dengan rumus :
t = r n – 2
1 – r2
b) Mencari derajat kebebasan dengan rumus :
Dk = N – 2
c) Mencari nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) dan taraf
signifikansi 5%
(1) Hipotesis diterima jika thitung > ttabel, sebaliknya
(2) Hipotesis ditolak jika thitung < ttabel.
4) Menentukan Angka Koefisien Korelasi dan Standar Penafsiran
Menentukan tinggi rendahnya koefisien korelasi dengan interpretasi
sebagai berikut:
Tabel 3.14
Interpretasi korelasi
Positif Negatif Penafsiran
0.90 - 1.00 -0.90 - -1.00 Korelasi sangat tinggi (Very high)
0.70 - 0.90 -0.70 - -0.90 Korelasi tinggi (High)
0.50 - 0.70 -0.50 - -0.70 Korelasi sedang (moderate)
0.30 - 0.50 -0.30 - -0.50 Korelasi rendah (Low)
0.00 - 0.30 -0.00 - -0.30 Korelasi kecil (Little if any)
Sumber : Dennis E. Hinkle. Applied Statistics for behavioural Science. Halaman :118
2. Hasil Analisis Ujicoba Soal
Hasil analisis ujicoba soal yang telah dilaksanakan terdiri dari dau data
yakni data kemunculan miskonsepsi dan kemampuan argumentasi ilmiah
√
√
53
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta data analisis butir soal. Jumlah soal yang diberikan adalah 16 soal
dengan susunan 11 soal Pilihan ganda dan lima soal uraian.
a. Analisis kemunculan miskonsepsi dan kemampuan argumentasi
ilmiah
Rekapitulasi data kemunculan miskonsepsi dan kemampuan
argumentasi ilmiah di bawah ini merupakan salah satu indikator soal dapat
dipakai atau tidak. Data tersebut dijelaskan melalui Tabel 3.14 berikut ini:
Tabel 3.15
Rekapitulasi kemunculan miskonsepsi dan kemampuan argumentasi pada
uji coba soal
No
Soal
Persentase kemunculan (%) Keterangan
Miskonsepsi Kemampuan argumentasi Ilmiah
1 20% Claim 87% Soal dapat
dipakai Claim & Warrant 23%
2 13%
Claim 23%
Soal dapat
dipakai
Claim &warrant 40%
Claim &rebuttal 13%
Claim,warrant,&backing 5%
3 20% Claim 93% Soal dapat
dipakai Claim & warrant 6,7%
4 13,3%
Claim 43% Soal dapat
dipakai Claim & warrant 52%
5 33,33% Claim 93% Soal dapat
dipakai
6 - Claim 48% Soal dapat
dipakai Claim & Warrant 52%
7 20% Claim 33% Soal dapat
dipakai Claim & Warrant 50%
8 - Claim 47% Soal dapat
dipakai Claim & Warrant 50%
9 6,7% Claim 53% Soal dapat
dipakai Claim & Warrant 47%
10 - Claim 33% Soal dapat
dipakai Claim & Warrant 60%
54
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Soal
Persentase kemunculan (%) Keterangan
Miskonsepsi Kemampuan argumentasi Ilmiah
11 27% Claim 27% Soal dapat
dipakai Claim & Warrant 33%
12 - Claim & Warrant 87% Soal dapat
dipakai
13 20%
Claim & Warrant 60% Soal dapat
dipakai
14 - Claim 33% Soal dapat
dipakai Claim&warrant 60%
15 - Claim&warrant 80% Soal dapat
dipakai
16 - Claim 87% Soal dapat
dipakai Claim&warrant 13%
b. Analisis butir soal
Hasil analisis ujicoba soal ini meliputi validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan indeks kesukaran. Rekapitulasi hasil analisis uji coba soal two
tier yang berjumlah 11 soal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.16
Rekapitulasi hasil uji coba soal PG beralasan
No
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas* Reliabilitas
Ket
Angka Kategori Angka Kategori Nilai Kategori Angka
koefisien Interpretasi
4 0.53
Sedang
0.35
Diterima
dengan
revisi 0.34
Valid 0.7 Reliabel Dipakai
6 0.43 Sedang 0.50 Diterima 0.43 Valid Dipakai
7 0.65 Sedang 0.30
Diterima
dengan
revisi
0.51 Valid
Dipakai
8 0.45 Sedang 0.70 Diterima 0.35 Valid Dipakai
9 0.38 Sukar 0.25 Direvisi 0.47 Valid Dipakai
10 0.50
Sedang
0.30
Diterima
dengan
revisi 0.75
Valid Dipakai
11 0.53
Sedang
0.35
Diterima
dengan
revisi a 0.48
Valid Dipakai
12 0.58 Sedang 0.45 Diterima 0.51 Valid Dipakai
13 0.65
Sedang
0.30
Diterima
dengan
revisi 0.43
Valid Dipakai
55
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas* Reliabilitas
Ket
Angka Kategori Angka Kategori Nilai Kategori Angka
koefisien Interpretasi
14 0.75 Mudah 0.50 Diterima -0.48 Tidak
valid
Tidak
Dipakai
15 0.23 Sedang 0.25 Direvisi 0.34 Valid Dipakai
*r Tabel = 0,26
Dari 11 soal pilihan ganda yang diujikan enam soal dinyatakan baik
dan diterima, sedangkan empat soal direvisi dan satu soal tidak dipakai atau
dibuang. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil analisis ujicoba soal uraian
yang berjumlah lima soal, diantaranya sebagai berikut:
Tabel 3.17
Rekapitulasi hasil uji coba soal Uraian
No
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas* Reliabilitas
Ket
Angka Kategori Angka Kategori Nilai Kategori Angka
koefisien Interpretasi
1 0.51
Sedang
0.36
Diterima
dengan
revisi 0,55
Valid 0.7 Reliabel Dipakai
2 0.30 Sedang 0.36 Diterima 0.45 Valid Dipakai
3 0.38 Sedang 0.40 Diterima 0.45 Valid Dipakai
5 0.60 Sedang 0.40 Diterima 0.74 Valid Dipakai
16 0.18
Sukar
0.30
Diterima
dengan
revisi 0.36
Valid Dipakai
Berdasarkan hasil analisis ujicoba, diketahui sebanyak 15 soal dapat
digunakan dalam penelitian untuk menganalisis miskonsepsi dan
kemampuan argumentasi mahasiswa pada konsep genetika molekuler.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yakni tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan pengumpulan data serta penyusunan laporan
1. Tahap persiapan
a. Membuat kisi-kisi soal penelitian
Penyusunan kisi-kisi DQCs merupakan hal yang sangat penting
mengingat kisi-kisi tersebut dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam
pengumpulan data penelitian.
b. Menyusun soal DQCs menjadi two tier test dan uraian
56
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soal disusun berdasasrkan indikator dan kompetensi yang dicapai. Tes
berisi soal dengan two tier test dan uraian. Soal berisi konsep genetika
molekuler yakni gen, DNA, kromosom, dan sintesis protein yang dapat
menjaring data miskonsepsi dan kemampuan argumentasi lmiah
mahasiswa.
c. Menyusun rubrik penilaian miskonsepsi dan kemampuan argumentasi
Rubrik disusun sebagai pedoman dalam mempermudah penilaian
miskonsepsi dan kemampuan argumentasi ilmiah. Rubrik penilaian
konsepsi/klasifikasi konsepsi didasarkan pada rubrik menurut Morgul dan
Yoruk (2006) sedangkan rubrik identifikasi kemampuan argumentasi
didasarkan pada model argumentasi Toulmin.
d. Menyusun pedoman wawancara dan lembar observasi
Pedoman wawancara didasarkan pada teknik wawancara terstruktur.
Wawancara dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung
pembelajaran seperti, sumber belajar, bahan ajar, metode mengajar, dan
lain-lain. Sedangkan lembar observasi didasarkan pada pengamatan
aktivitas belajar mahasisiwa dan aktivitas pembelajaran di kelas. Pedoman
wawancara dan lembar observasi diharapkan dapat menjaring data
pendukung untuk lebih menjelaskan tentang penyebab adanya miskonsepsi
dan keadaan kemampuan argumentasi ilmiah mahasiswa.
e. Judgment instrumen
Instrumen penelitian seperti kisi-kisi soal DQCs, pedoman
wawancara, dan lembar observasi dijudgment oleh dosen ahli. Proses
Judgment tersebut bertujuan untuk mendapatkan validitas instrumen.
f. Melakukan uji coba Soal
Uji coba soal dilaksanakan setelah soal di judgment oleh dosen ahli.
Uji coba soal dilaksanakan pada mahasiswa pendidikan biologi angkatan
2013 yang saat ini telah mendapatkan materi genetika pada semester VI.
Soal diberikan pada 20 orang mahasiswa pendidikan biologi di salah satu
Perguruan Tinggi Negeri di Kota Bandung.
g. Menganalisis hasil uji coba
57
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis hasil uji coba dilaksanakan dengan dua tahap yakni:1)
menganalisis tingkat kesukaran, daya pembeda, reliabilitas, dan validitas;
dan 2) analisis jawaban mahasiswa yang dikategorikan pada miskonsepsi
dan klasifikasi kategori kemampuan argumentasi ilmiah.
h. Seleksi Butir Soal DQCs
Hasil analisis digunakan sebagai pedoman untuk memilih soal
penelitian yang digunakan. Dari 16 soal yang diberikan maka didapatkan
15 soal yang terdiri dari 10 soal two tier dan 5 soal uraian. Hasil seleksi
tersebut merupakan soal DQCs yang digunakan sebagai soal penelitian
untuk menjaring data miskonsepsi dan kemampuan argumentasi ilmiah
mahasiswa.
2. Tahap pelaksanaan
a. Pemberian Soal DQCs sebelum pembelajaran
Setelah mendapatkan soal DQCs two tier dan uraian dari hasil uji coba
soal, kemudian soal diberikan kepada mahasiswa pendidikan biologi yang
mengambil mata kuliah genetika pada awal pembelajaran genetika
molekuler.
b. Observasi proses dan aktivitas pembelajaran
Ketika proses pembelajaran dimulai observer memulai pengamatan
kegiatan pembelajaran di kelas dan pengamatan aktivitas belajar mahasiswa
di dalam kelas selama proses pembelajaran.
c. Pemberian Soal DQCs setelah pembelajaran
Setelah pembelajaran materi genetika molekuler diberikan. Mahasiswa
diberikan kembali pertanyaan DQCs seperti pada awal pembelajaran.
Tujuannya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan konsepsi
terhadap soal DQCs yang diberikan.
d. Melakukan wawancara
58
Lela Nurlaila, 2016
ANALISIS MISKONSEPSI DAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA KONSEP GENETIKA MOLEKULER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara dilakukan di akhir pembelajaran pada sampel objek
penelitian untuk memperkuat jawaban siswa terhadap pertanyaan yang telah
diisi serta mendapatkan data pendukung.
e. Analisis hasil tes
Analisis dilakukan pada hasil tes mahasiswa dengan rubrik penilaian
miskonsepsi dan kemampuan argumentasi ilmiah mahasiswa yang telah
disusun pada tahap persiapan
f. Analisis hubungan kecenderungan miskonsepsi dan kemampuan
argumentasi
Melakukan analisis hubungan kecenderungan miskonsepsi dan
kemampuan argumentasi ilmiah mahasiswa pendidikan biologi pada konsep
genetika molekuler.
3. Tahap penyusunan laporan
Penyusunan laporan dilaksanakan setelah mendapatkan hasil analisis
data. Laporan penelitian disusun berdasarkan kepada sistematika penulisan
karya ilmiah UPI Tahun 2015. Laporan penelitian terdiri dari lima Bab yakni
Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metodologi Penelitian, Bab
IV Temuan dan Pembahasan, Bab V Kesimpulan dan Saran dan Daftar
Pustaka.
H. Alur Penelitian
Analisis Hasil Uji Coba
Seleksi Butir soal DQCs
Pelaksanaan Penelitian
Pemberian Tes dengan Soal
DQCs
Observasi Wawancara
Hasil Penelitian
Uji Coba instrumen
Proposal Penelitian
Penyusunan Instrumen