36
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, subyek
dan lokasi penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, serta
teknik pengolahan dan analisis data penelitian.
A. Metode Penelitian
Pengembangan model pembelajaran berbasismasalahdalam penelitian ini
menggunakan metodepenelitiandanpengembanganpendidikan (educational
research and development) menggunakantahapan 4D yang
dikemukakanolehThiagarajan, et al. Model pengembangan tersebut terdiri dari 4
tahap yaitu tahap mendefinisikan (define), tahap merancang (design), tahap
mengembangkan (develop) dan tahap mendesiminasikan (disseminate)
(Rochmad, 2011).Untukpenelitianini R & D
dibatasisampaidengantahapmengembangkan (develop).
37
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Desain Penelitian yang Dilakukan
Implementasi Model
Pembelajaran
Analisis Data
Tanggapan Siswa
Postes
Temuan dan
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
D
e
s
i
g
n
Penentuan validasi isi RPP dan instrumen penelitian
Pretes
Perumusan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
Instrumentasi: Silabus, RPP,
Lembar Observasi, Pedoman
Wawancara, Angket, Soal
Keterampilan Berpikir Analitis
Uji coba butir soal instrumen
Perbaikan
D
e
v
e
l
o
p
36 Studi Pendahuluan
Analisis Konsep
Hidrolisis Garam
Analisis Standard
Isi Mata Pelajaran
Kimia SMA/ MA
Studi Mengenai
Keterampilan
Berpikir Analitis
D
e
f
i
n
e
Studi Mengenai
Pembelajaran
Berbasis Masalah
PerumusanIndikator
Keterampilan Berpikir Analitis
KarakteristikKonse
p KarakteristikPembel
ajaran
38
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Prosedur Penelitian
Adapuntahapan-tahapan yang
menjadiacuandalampelaksanaanpenelitianadalahsebagaiberikut:
1. Tahap Mendefinisikan (Define)
Tujuantahapiniadalahmenentukandanmendefinisikansyarat-
syaratpembelajaran.Padatahapinidilakukanbeberapahalsebagaiberikut:
a) Melakukan studi pendahuluan di sekolah, antara lain dengan observasi,
penyebarantesketerampilanberpikiranalitis, penyebaranangketterhadapsiswa,
dan wawancara terhadap guru kimia di SMA Negeri 1 Subang. Studi
pendahulan bertujuan untuk memunculkan masalah dasar yang dibutuhkan
dalam pengembangan model pembelajaran berbasismasalah.
b) Melakukan kajian standar isi mata pelajaran kimia SMA/MA,
analisiskonsephidrolisisgaram, studi mengenai model pembelajaran berbasis
masalah, dan keterampilanberpikiranalitis.
c) Menganalisis langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran yang dikembangkan
melalui model pembelajaran berbasis masalah.
d) Menganalisis dan merumuskan keterampilanberpikiranalitis yang
akandikembangkan.
2. Tahap Merancang (Design)
Gambar 3.1.BaganAlurPenelitian yang Dilakukan
Keterangan: = Produk = Proses
39
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Padatahapinibertujuanuntukmerancang model
pembelajaranberbasismasalahdaninstrumenpenelitian.Kegiatan utama yang
dilakukan pada tahap ini adalah:
a) Merancang desain model pembelajaran berbasis masalah.
b) Membuat instrumen penelitian berupa silabus, RPP, lembar observasi
pembelajaran, pedoman wawancara, soal keterampilanberpikiranalitis.
c) Validasiisi RPP daninstrumenpenelitian.
d) Ujicobabutirsoalinstrumen.
3. Tahap Mengembangkan (Develop)
Desain yang digunakanpadatahapiniyaituweak experiment
menggunakanone group pretest-postest design (Fraenkel,
2008)yaitusiswadiberipretesterlebihdahulu,
kemudiandilakukanpembelajarandengan model
pembelajaranberbasismasalahdanterakhirdiberipostes. Desain ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1.
Desain Penelitian pada Tahap Develop
Pretes Perlakuan Postes
O1 X O2
Keterangan:
O1 = Pretes untuk mengukur keterampilanberpikiranalitis siswa
sebelum diberi perlakuan
O2 = Postes untuk mengukur keterampilanberpikiranalitis siswa
40
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
setelah diberi perlakuan
X = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
berbasismasalah
Pada tahap ini, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Melaksanakan pretes sebelum model pembelajaranberbasis masalah
dilaksanakan.
b) Melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah
danmengobservasikegiatanpembelajaran.
c) Melaksanakan postes.
d) Menyebarkan angket kepada siswa.
e) Melaksanakan wawancara kepada siswa.
f) Mengumpulkan data hasil penelitian.
g) Mengolah data hasil penelitian.
h) Menganalisis data hasil penelitian dan membahasnya.
i) Menyimpulkan hasil penelitian.
j) Menuliskan laporan hasil penelitian dalam draf tesis.
D. Subjek Penelitian
Subjekdalampenelitianiniadalah30 siswakelas XI salahsatu SMA
Negeridi KabupatenSubang, Jawa Barat.
41
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Untukmendapatkan data yang diinginkandalampenelitianini,
digunakaninstrumenberupalembarkerjasiswa (LKS), lembartestertulis, lembar
observasi, lembarangkettanggapan, danwawancara.
1. Lembar kerja siswa (LKS) digunakan untuk memandu siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran berbasis masalah tahap demi tahap sehingga dapat
memecahkan masalah yang telah disepakati di awal pembelajaran.
2. Lembar tes tertulis, bertujuan untuk menjaring data
keterampilanberpikiranalitis siswa.
3. Lembar observasi, digunakan untuk menjaring informasi secara langsung
mengenai gambaran keterlaksanaan model pembelajaranberdasarkanaktivitas
guru dansiswa selama proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan dari
awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
4. Lembar angket, bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap model
pembelajaran masalah yang dilakukan.
5. Lembar pedoman wawancara, bertujuan untuk mengungkap hal-hal yang
tidak terungkap pada angket.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapunteknikpengumpulan data yang
dilakukanpadapenelitianinidapatdilihatpadaTabel 3.2.berikutini.
Tabel 3.2.
Teknik Pengumpulan Data
42
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data Keterangan
1 Tingkat
keterampilanberpikiranalitis
siswa
Tes (pretes dan
postes)
Dilakukan di awal
dan akhir
pembelajaran
2 Aktivitas guru dansiswa
selama pembelajaran
Lembar observasi
kegiatan
pembelajaran
Dilakukan selama
pembelajaran
3 Tanggapan terhadap
metode pembelajaran
Angket dan
wawancara siswa
Dilakukan setelah
pembelajaran
G. AnalisisdanPengujianInstrumen
Padapenelitian ini dilakukan beberapa teknik analisis data. Analisis data
yang dilakukan, yaitu:
1. Uji Coba Instrumen Tes
Setelah instrumen tersusun rapi, langkah selanjutnya, melakukan
konsultasi kepada ahli untuk instrumen-instrumen seperti silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, soal-soal latihan, dan lembar kerja siswa. Sedangkan
soal pretes dan postes diujicobakan pada 34 siswa kelas XI salah satu SMA
Negeri di Kabupaten Cianjur dan 34 siswa kelas XI salah satu SMA Negeri di
Kabupaten Subang, Jawa Barat karena kelas tersebut telah mendapatkan konsep
hidrolisis garam.
a) Validitas
MenurutSudjana (2011),
validitasberkenaandenganketetapanalatpenilaianterhadapkonsep yang
dinilaisehinggabetul-betulmenilaiapa yang seharusnyadinilai. Adapunvaliditas
yang
43
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakanmeliputivaliditasteoritisdanvaliditasempiris.Validitasteoritisdilakukande
nganmeminta bantuan ahli, sedangkan validitas
empirisdilakukandenganujicobadandianalisismenggunakanANATES V.4.Hasil
yang diperolehdikonsultasikanpadatabelinterpretasivaliditassebagaiberikut.
Tabel 3.3.
InterpretasiValiditas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 < r11 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r11 0,80 Tinggi
0,40 < r11 0,60 Cukup
0,20 < r11 0,40 Rendah
0,00 < r11 0,20 Sangat Rendah
(Sudjana, 2011)
Berdasarkan uji coba yang dilakukan diperoleh hasil analisis validitas
dari 10 soal yang diujicobakan. Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal
nomor 1 (Lampiran D.1.1 halaman 297), diperoleh r11= 0,66. Tampak dari
perhitungan bahwa r11berada pada kategori validitas tinggi. Dengan melihat
perhitungan validitas butir soal keseluruhan terdapat 9 butir soal valid dan 1 butir
soal tidak valid.
Tabel 3.4.
Hasil Analisis Validitas Soal
Kriteria Nomor soal
Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10
Tidak valid 4
b) Reliabilitas
Reliabilitas menurut Sudjana (2011) adalah ketetapan keajegan suatu tes
dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapan pun alat penilaian tersebut
44
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
ReliabilitasinidianalisismenggunakanANATES V.4.Hasil yang
diperolehdikonsultasikanpadatabelinterpretasireliabilitassebagaiberikut.
Tabel 3.5.
Interpretasi Reliabilitas
Nilai r Keterangan
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Cukup
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
Hasil perhitungan dengan program ANATES V.4 diperoleh r= 0,78 maka
soal tersebut mempunyai tingkat reliabilitas kuat (Lampiran D.1.2 halaman 298).
c) DayaPembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D).
Indeks diskriminasi dapat ditentukan dengan program ANATES V.4 yang
hasilnyadikonsultasikanpadatabelinterpretasidayapembedasoalsebagaiberikut.
Tabel 3.6.
Interpretasi Daya Pembeda Soal
Inteval Kriteria
D 0,00 Jelek sekali
0,00< D 0,20 Jelek
0,20< D 0,40 Cukup
0,40< D 0,70 Baik
0,70< D 1,00 Sangat baik
45
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Contoh:perhitungan daya pembeda soal nomor 1. Dari perhitungan
tersebut diperoleh D = 0,26; artinya item 1 mempunyai daya pembeda ‘cukup’
(Lampiran D.1.3 halaman 299).
Tabel 3.7.
Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Kriteria Nomor soal
Jelek sekali -
Jelek 4
Cukup 1, 3, 5, 9
Baik 2, 6, 7, 10
Sangatbaik 8
d) IndeksKesukaran
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesukaran soal (indeks
kesukaran), digunakan program ANATES V.4 yang
hasilnyadikonsultasikanpadatabelinterpretasiindekskesukaransoalsebagaiberikut.
Tabel 3.8.
Interpretasi Indeks Kesukaran Soal
Interval Kriteria
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK 0,30 Sukar
0,30 < IK 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
Contoh:perhitungan tingkat kesukaran menggunakan ANATES V.4
untuk item soal 1. Dari hasil perhitungan diperoleh IK = 0,31. Hal ini berarti item
soal 1 termasuk kategori ‘sedang’ (Lampiran D.1.4 halaman 300).
46
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.9.
Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal
Kriteria Nomor soal
Sukar 2, 3, 7, 9, 10
Sedang 1, 4, 5, 6, 8
Mudah -
Berikut rekapitulasi hasil analisis uji coba soal menggunakan program
ANATES V.4.
Tabel 3.10.
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
No
Soal
Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran Reliabilitas
Keputusan DP
(%) Kriteria
P
(%) Kriteria Nilai Kriteria
1 25,93 Cukup 31,48 Sedang
0,78
Kuat
Tidak dipakai
2 48,15 Baik 24,07 Sukar Dipakai
3 22,22 Cukup 16,05 Sukar Tidak dipakai
4 19,75 Jelek 58,02 Sedang Tidak dipakai
5 34,26 Cukup 30,09 Sedang Tidak dipakai
6 65,43 Baik 36,42 Sedang Dipakai
7 53,70 Baik 26,85 Sukar Dipakai
8 70,37 Sangat baik 35,19 Sedang Tidak dipakai
9 30,86 Cukup 26,54 Sukar Tidak dipakai
10 46,30 Baik 25,00 Sukar Tidak dipakai
Keputusan untuk memilih soal yang dipakaidipertimbangkan berdasarkan
hasil analisis uji coba dan konsultasi dengan dosen pembimbing.
2. Uji Data Hasil Penelitian
Setelah penelitian, ada beberapa teknik analisis data yang dilakukan
yaitu:
47
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a) Menghitung nilaipretes/ postesketerampilanberpikiranalitis.
Perhitungan nilai pretes/ postes keterampilan berpikir analitis ini
dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. Rumus
yang digunakan yaitu sebagai berikut.
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100
b) Menghitung gain ternormalisasi (N-gain) antara skor pretes dan postes.
Untuk menentukan peningkatan keterampilanberpikiranalitis siswa
dilakukan dengan cara menghitung gain ternormalisasi (normalized gain, N-
Gain). N-Gain menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir analitis siswa
setelah pembelajaran dilakukan guru. Skor N-Gain menunjukkan tingkat
efektivitas perlakuan daripada perolehan skor.Peningkatan yang terjadi sesudah
pembelajaran tersebut dapat dihitung dengan rumus:
N-Gain=(pretes) awal tesNilai-maksimum Nilai
(pretes) awal tesNilai-(postes)akhir tesNilai
(Meltzer, 2002)
Tabel 3.11.
Kategori Gain Ternormalisasi
Gain Ternormalisasi
(N-Gain, G) Kriteria Peningkatan
G < 0,30 Rendah
0,30 ≤ G ≤ 0,70 Sedang
G > 0,70 Tinggi
Pengolahan data skor gain ternormalisasi ini juga dianalisis
menggunakan software Microsoft Office Excel 2010.
48
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c) AnalisisKeterlaksanaan Model PembelajaranBerbasisMasalah
Data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah
merupakan data yang diambil menggunakanlembarobservasi. Lembar
observasimemuat daftar keterlaksanaan model pembelajaran
berbasismasalahberdasarkanaktivitas yang teramatipada guru dansiswa.Instrumen
keterlaksanaan model pembelajaran ini berbentuk rating scale yang memuat
kolom ya dan tidak, dimana observer hanya memberikan tanda cek () pada
kolom yang sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang teramati selama
pembelajaran berbasismasalahberlangsung. Pada lembar observasi ini juga
terdapat kolom catatan keterangan untuk mencatat kekurangan-kekurangan dalam
setiap fase pembelajaran.
Analisisterhadapketerlaksanaan model
pembelajaranberbasismasalahinidilakukansecarakualitatifdeskriptifberdasarkan
data yang terekamdalamlembarobservasi guru dansiswa.
d) AnalisisAngketSiswa
Pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan diukur
dengan angket. Analisis yang dilakukan analisis deskriptif dalam bentuk skala
Likert, yaitu setiap pernyataan diikuti beberapa respon yang menunjukkan
tingkatan (Arikunto, 2006). Respon atau tanggapan terhadap masing-masing
pernyataan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS
(tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Bobot untuk kategori SS = 4; S = 3;
TS = 2; dan STS = 1. Perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan
49
Dina, 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menggunakan persentase (%) masing-masing tanggapan. Sedangakan kriteria
angket tanggapan siswa sebagai berikut.
Tabel 3.12.
Kriteria Skor Total Angket Tanggapan Siswa
Rata-rata Nilai kelas
bobot ≥ 2145 Sangat setuju
1650 ≤ bobot < 2145 Setuju
1155 ≤ bobot < 1650 Tidak setuju
660 ≤ bobot < 1155 Sangat tidak setuju
e) AnalisisWawancaraSiswa
Data hasil wawancara diperoleh dari perwakilan tiap kelompok siswa
yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Data hasil wawancara dianalisis secara
kualitatif deskriptif dan digunakan sebagai data pelengkap.