28
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA yang terletak di Kota Bandung,
lebih tepatnya di sekitar Kecamatan Sarijadi. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMA X Bandung. Sedangkan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X1 dan X2 di SMA tersebut. Sekolah ini dipilih
karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dan termasuk salah satu SMA klaster 1 di
Kota Bandung. Kemudian untuk teknik sampling yang digunakan adalah acak
kelompok atau random cluster, karena menurut Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012),
apabila kita menentukan sampel kelas berdasarkan kelompok atau klaster, dan bukan
mengambil individu, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
random cluster.
B. Metode dan Desain Penelitian
Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012), mengungkapkan bahwa metode penelitian
eksperimen merupakan salah satu metode yang paling kuat yang bisa digunakan oleh
peneliti. Selain itu, mereka juga menjelaskan bahwa metode penelitian ini adalah
metode terbaik untuk dapat menentukan hubungan sebab akibat diantara variabel.
Selain itu, kita juga dapat mengidentifikasi penggunaan metode ini di dalam
penelitian dengan mengetahui karakteristiknya. Suatu penelitian dikatakan
menggunakan metode eksperimen apabila di dalamnya membandingkan variabel,
memanipulasi variabel bebas, dan sampling secara acak (Fraenkel, Wallen, dan
Hyun; 2012).
Di dalam penelitian pendidikan, khususnya penelitian di dalam kelas, cukup
sulit untuk dapat memilih sampel dengan cara acak murni, karena siswa sudah
berada dalam suatu paket kelas yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, secara lebih
spesifik, penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (Quasy
29
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Experimental Design). Suatu metode disebut Quasy Experimental Design apabila
desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi teknik pengambilan sampel tidak
dilakukan dengan dengan metode acak seperti pada penelitian eksperimen yang
sesungguhnya (Fraenkel, Wallen, dan Hyun; 2012). Untuk pemilihan sampel,
dilakukan secara acak kelompok (random cluster), karena dilakukan melalui dua
tahap, yaitu menentukan sampel daerah atau klaster, kemudian menentukan orang-
orang atau bagian pada daerah tersebut (Sugiyono, 2009:122) . Desain penelitian ini
adalah Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Untuk lebih
memperjelas gambaran tentang desain ini, Sugiyono (2009:116) merangkumnya
sebagai berikut:
O1 X1 O2
O3 X2 O4
Keterangan:
O1 : pretes kelas eksperimen
O2 : postes kelas eksperimen
O3 : pretes kelas kontrol
O4 : postes kelas kontrol
X1 : perlakuan dengan pembelajaran ekosistem berbasis masalah global
X2 : perlakuan dengan pembelajaran diskusi dengan pendekatan lingkungan
Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan Uji Korelasional. Uji korelasional
adalah pengujian yang dilakukan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara
dua variabel dan apabila ada hubungan, berapa eratnya hubungan serta berarti atau
tidaknya hubungan itu (Arikunto, 2006). Penelitian ini membantu kita untuk
membuat suatu prediksi akurat tentang suatu kejadian, kondisi, atau fenomena yang
disebabkan oleh suatu hal lainnya. Penelitian ini juga merupakan contoh penting dari
penelitian asosiasi karena tidak mengijinkan kepada peneliti untuk memanipulasi
variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep, tingkat penalaran
siswa dan tingkat kesadaran lingkungan siswa pada pembelajaran materi ekosistem.
Dengan demikian desain penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :
30
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
W
Y
X
Keterangan :
W = Kemampuan penguasaan konsep
X = Kemampuan penalaran siswa
Y = Tingkat kesadaran lingkungan siswa
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan penafsiran terhadap beberapa istilah
yang terdapat dalam penelitian ini, maka diperjelas definisi operasional dari istilah-
istilah tersebut, antara lain:
1. Pembelajaran Ekosistem
Pembelajaran ekosistem yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah proses
pembelajaran mengenai materi-materi yang berkaitan dengan pencemaran dan
kerusakan lingkungan, khususnya yang diakibatkan oleh aktivitas manusia maupun
yang disebabkan oleh faktor alam dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah. Materi-materi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam instrumen
tes berupa soal pilihan ganda dan uraian.
2. Permasalahan Global
Permasalahan global yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah
permasalahan lingkungan yang sifatnya memberikan dampak atau efek yang luas,
dengan kata lain, permasalahan tersebut tidak hanya terbatas di suatu wilayah atau
negara saja, akan tetapi bisa lintas negara, kawasan, maupun benua.
3. Penguasaan Konsep
Maksud dari penguasaan konsep yang terdapat di dalam penelitian ini adalah
taraf kemampuan kognitif yang termasuk lower order thinking yang terdiri dari C1
(mengingat), C2 (memahami), dan C3 (mengaplikasikan) menurut taksonomi Bloom
yang telah direvisi. Taraf kognitif inilah yang dijadikan acuan di dalam penyusunan
instrumen pilihan ganda.
4. Kemampuan Penalaran
31
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan penalaran yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah
kemampuan kognitif yang termasuk higher order thinking yang terdiri dari C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta) menurut taksonomi Bloom
yang telah direvisi. Taraf kognitif inilah yang kemudian menjadi batasan di dalam
penyusunan instrumen uraian.
5. Kesadaran Lingkungan
Kesadaran lingkungan yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah sikap
peserta didik terhadap fenomena atau kondisi yang berkaitan dengan pencemaran
dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan adalah
skala sikap, dengan menggunakan indikator sikap menurut Krathwohl, Bloom,
dan Masia (1964). Indikator tersebut terdiri dari menerima (receiving),
menanggapi (responding), menilai (valuing), mengorganisasikan (organization),
dan menginternalisasikan nilai-nilai yang kompleks (characterization by a value
complex).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk menjaring data yang diperlukan
dalam penelitian ini yaitu tes penguasaan konsep, tes kemampuan penalaran, dan
skala sikap.
1. Tes Penguasaan Konsep
Pengukuran tingkat penguasaan konsep siswa ini dilakukan dengan
menggunakan instrumen tes berupa soal pilihan ganda dengan lima opsi jawaban.
Soal ini disusun berdasarkan dimensi proses berpikir kognitif menurut teori Bloom
yang sudah direvisi mulai dari kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), dan
mengaplikasikan (C3).
2. Tes Kemampuan Penalaran
Pengukuran kemampuan penalaran siswa dilakukan dengan menggunakan soal
uraian atau esai. Soal-soal tersebut mencakup indikator penalaran untuk berpikir
lebih tinggi (high order thinking) menurut teori Bloom yang telah direvisi. Indikator
32
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut meliputi kemampuan analisis (C4), kemampuan mengevaluasi (C5), dan
kemampuan mencipta (C6).
3. Skala Sikap
Jenis instrumen skala sikap yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala
Likert. Pada instrumen ini, disajikan beberapa pernyataan positif maupun negatif
yang harus disikapi oleh siswa dengan mengisi salah satu kolom, mulai dari Sangat
Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Pada
umumnya, kategorisasi sikap pada skala Likert berjumlah 5 (ditambah Ragu-ragu
atau Tidak tahu). Akan tetapi, karena kecenderungan siswa untuk memilih ragu atau
tidak tahu masih cukup tinggi, maka kategorinya dijadikan 4 supaya lebih
menjelaskan arah atau kecenderungan sikap siswa.
Pernyataan pada skala sikap ini berjumlah 13 pernyataan yang disesuaikan
dengan jumlah indikator sikap kesadaran lingkungan menurut Krathwohl, Bloom,
dan Masia. Setiap pernyataan ini menggambarkan posisi sikap siswa dalam
kaitannya dengan kerusakan lingkungan dan upaya pelestariannya.
E. Proses Pengembangan Instrumen
1. Analisis Butir Soal
Untuk analisis butir soal, dilakukan dengan bantuan software AnatesV4.
Analisis ini meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
a. Validitas butir soal
Untuk melihat validitas butir soal yang kita uji dari data yang sudah diolah pada
program Anates, kita cukup melihat pada bagian kolom korelasi. Selanjutnya, hasil
validitas tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan derajat validitas seperti
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Derajat Validitas Soal
Rentang Kategori
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
33
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rentang Kategori
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Sumber: Arikunto, 2009)
b. Reliabilitas soal
Di dalam hasil pengolahan data dari program Anates, nilai dari reliabilitas soal
bisa langsung kita lihat pada bagian awal dari hasil pengolahan data tersebut.
Hasilnya diinterpretasikan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Derajat Reliabilitas Soal
Rentang Kategori
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Sumber: Arikunto, 2009)
c. Daya pembeda
Hasil pengolahan data untuk faktor daya pembeda, bisa langsung dilihat pada
kolom daya pembeda. Hasilnya dapat langsung diinterpretasikan menggunakan
kriteria seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Derajat Daya Pembeda Soal
Rentang Kategori
Negatif – 10% Sangat buruk
10 % – 19% Buruk
20% – 29% Agak baik
30% – 49% Baik
50% ke atas Sangat baik
(Sumber: Karno To, 2004)
d. Tingkat kesukaran
Hasil untuk tingkat kesukaran dapat diinterpretasikan menggunakan kriteria
seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Tingkat Kesukaran Soal
34
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rentang Kategori
0% – 15% Sangat sukar
16% – 30% Sukar
31% – 70% Sedang
71% – 85% Mudah
86% - 100% Sangat mudah
(Sumber: Karno To, 2004)
Hasil uji coba pada setiap butir soal menunjukkan perolehan tingkat
kesukaran, daya pembeda, dan validitas yang bebeda-beda. Hasil rekapitulasi setiap
butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan 3.6.
Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Setiap Butir Soal Penguasaan Konsep
No
Korelasi Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran
(Kategori)
Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori
1 0,635 Sangat
Signifikan 62,50 Sangat baik Sukar Pakai
2 0,204 - 25,00 Agak baik Sedang Buang
3 0,274 - 50,00 Sangat baik Sedang Revisi+Pakai
4 0,602 Sangat
Signifikan 50,00 Sangat baik Sukar Pakai
5 0,119 - 0,00 Sangat Buruk Sangat Sukar Buang
6 0,602 Sangat
Signifikan 50,00 Sangat baik Sukar Pakai
7 0,512 Sangat
Signifikan 25,00 Agak baik Sangat sukar Pakai
8 0,556 Sangat
Signifikan 62,50 Sangat baik Sedang Pakai
9 0,651 Sangat
Signifikan 37,50 Baik Sangat sukar Revisi+Pakai
10 0,282 - 12,50 Buruk Sangat sukar Buang
11 0,327 - 37,50 Baik Sedang Revisi+Pakai
12 0,456 Sangat
Signifikan 62,50 Sangat baik Sedang Pakai
13 0,466 Sangat
Signifikan 50,00 Sangat baik Sukar Pakai
14 0,191 - 25,00 Agak baik Sedang Buang
15 0,006 - 0,00 Sangat Buruk Sangat mudah
Buang
16 0,314 - 62,50 Sangat baik Sedang Pakai
17 0,355 Signifikan 50,00 Sangat baik Sedang Pakai
18 0,314 - 25,00 Agak baik Sedang Revisi+Pakai
35
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Korelasi Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran
(Kategori)
Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori
19 0,193 - 25,00 Agak baik Sukar Revisi+Pakai
20 0,289 - 25,00 Agak baik Mudah Revisi+Pakai
21 0,450 Sangat
Signifikan 37,50 Baik Sukar Pakai
22 0,210 - 12,50 Buruk Mudah Buang
23 0,364 Signifikan 37,50 Baik Sukar Pakai
24 0,047 - 0,00 Sangat Buruk Sangat
Mudah Buang
25 0,192 - 12,50 Buruk Mudah Buang
26 0,379 Signifikan 62,50 Sangat baik Sedang Pakai
27 0,546 Sangat
Signifikan 62,50 Sangat baik Sedang Pakai
28 0,189 - 12,50 Buruk Sangat
mudah Buang
29 0,581 Sangat
Signifikan 62,50 Sangat baik Sukar Pakai
30 0,192 - 0,00 Sangat Buruk Mudah Buang
Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Setiap Butir
Soal Kemampuan Penalaran
No
Korelasi Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran
(Kategori)
Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori
1 0,528 - 22,08 Agak Baik Mudah Buang
2 0,669 Signifikan 37,08 Baik Sedang Revisi+Pakai
3 0,474 - 34,16 Baik Sedang Buang
4 0,586 Signifikan 20,41 Agak baik Sedang Revisi+Pakai
5 0,496 - 12,92 Buruk Sedang Buang
6 0,588 Signifikan 21,25 Agak Baik Sukar Revisi+Pakai
7 0,699 Signifikan 17,50 Buruk Sedang Revisi+Pakai
8 0,297 - 12,92 Buruk Sedang Buang
9 0,580 Signifikan 14,58 Buruk Sedang Revisi+Pakai
10 0,518 - 16,67 Buruk Sedang Buang
F. Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pada pertemuan pertama, dilakukan pemberian pretest kepada seluruh siswa
pada kedua kelompok (eksperimen maupun kontrol) sebelum kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe PBL
36
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada kelas eksperimen dan diskusi dengan pendekatan lingkungan di kelas
kontrol. Data pretest dijaring dengan menggunakan instrumen penguasaan
konsep, penalaran high order thinking menurut Bloom yang telah direvisi dan
skala sikap. Data ini digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep,
kemampuan penalaran dan sikap awal siswa. Kemudian setiap kelompok siswa
diberikan LKS yang harus diisi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Pada pertemuan kedua, setiap kelompok siswa harus sudah mengisi LKS yang
diberikan. Data dari LKS digunakan sebagai hasil kemampuan pemecahan
masalah siswa.
3. Pada pertemuan ketiga, dilakukan pemberian posttest kepada seluruh siswa
dilakukan setelah melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe PBL dan diskusi
dengan menggunakan instrumen yang sama.
4. Kemudian, semua data yang telah diperoleh, dikelompokkan berdasarkan
pretest-postest, serta penguasaan konsep, kemampuan penalaran dan sikap
kesadaran lingkungan pada diri siswa.
G. Analisis Data
1. Kemampuan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Penalaran
a. Menghitung skor total pretest dan posttest dari seluruh butir soal.
b. Menentukan rata-rata skor pretest dan posttest dengan menggunakan rumus:
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
(Arikunto, 2009)
c. Peningkatan kemampuan penguasaan konsep dan kemampuan penalaran siswa
setelah pembelajaran kooperatif tipe PBL dan diskusi, diperoleh dengan
menghitung gain dengan menggunakan rumus menurut Hake (Laraswati, 2009):
(g) = 𝑇2−𝑇1
𝐼𝑠−𝑇1
Keterangan:
(g) : indeks gain
T2 : nilai posttest
37
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
T1 : nilai pretest
Is : skor maksimal
Tabel 3.7. Interpretasi Perolehan Indeks Gain
Kategori Indeks
Gain
Interpretasi
0,71 – 1,00 Tinggi
0,41 – 0,70 Sedang
0,01 – 0,40 Rendah
(Sumber: Hake dalam Laraswati, 2009)
d. Melakukan Uji Prasyarat
Uji prasyarat merupakan pengujian awal yang diperlukan untuk menentukan
apakah pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik parametrik atau
nonparametrik. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji
homogenitas. Untuk pengujian prasyarat ini dilakukan dengan bantuan software
SPSS versi 16.0 for windows.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji untuk menentukan apakah data berasal dari
populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas
adalah sebagai berikut:
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya adalah :
Jika nilai signifikansi lebih besar dari 𝛼 = 0,05, maka H0 diterima, dan dalam hal
sebaliknya H1 diterima. Apabila data berasal dari populasi yang terdistribusi normal,
maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji homogenitas, akan tetapi apabila data
berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal, maka pengolahan data langsung
menggunakan uji nonparametrik.
2) Uji Homogenitas
38
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji homogenitas dilakukan apabila data menunjukkan distribusi yang normal.
Pengujian ini pun dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows
(Lavene test). Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah sebagai
berikut:
H0 : 2 2e kσ σ , tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol
H1 : 2 2e kσ σ , terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Kriteria pengujian : Jika nilai signifikansi lebih besar dari 𝛼 = 0,05, maka H0
diterima, dan dalam hal sebaliknya H1 diterima.
e. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang
signifikan antara hasil pretest dan posttest akibat dari pemberian perlakuan. Apabila
data berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan mengambil taraf signifikansi
α = 0,05. Kemudian apabila data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal
dan tidak homogen, maka pengujiannya dilakukan dengan menggunakan uji U
Mann-Whitney dengan mengambil taraf signifikansi α = 0,05. Karena uji yang
dilakukan adalah uji dua pihak, maka α yang digunakan adalah α/2 = 0,025.
2. Sikap Kesadaran Lingkungan
Jenis skala yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah SKALA
LIKERT. Untuk menafsirkan hasil pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria
yang digunakan tergantung pada skala dan jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang
digunakan. Jumlah pernyataan yang akan digunakan pada skala Likert, berisi 13
butir pernyataan (sesuai dengan jumlah indikator domain sikap menurut Krathwohl,
Bloom, dan Masia) dengan empat pilihan untuk mengukur sikap peserta didik. Skor
tertinggi untuk instrumen tersebut adalah 13 butir x 4 = 52, dan skor terendah 13
butir x 1 = 13. Skor ini dikualifikasikan menjadi empat kategori sikap atau minat,
yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat rendah
39
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan minat atau sikap peserta
didik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.8. Skala penilaian angket peserta didik
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Tidak Setuju (TS) 2 3
Setuju (S) 3 2
Setuju Sekali (SS) 4 1
(Sumber: Ismail, 2012)
Sedangkan untuk penentuan kategori hasil pengukuran sikap kesadaran
lingkungan dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9. Kategorisasi sikap atau minat peserta didik serta konversi nilai
untuk 13 butir pernyataan, dengan rentang skor 13 – 52.
No. Skor peserta didik Kategori Sikap atau Minat
1. Lebih besar dari 43 Sangat tinggi/Sangat baik
2. 33 sampai 42 Tinggi/Baik
3. 22 sampai 32 Rendah/Kurang
4. Kurang dari 22 Sangat rendah/Sangat kurang
(Sumber: Ismail, 2012)
Langkah selanjutnya, data-data ordinal tersebut harus diubah ke dalam bentuk
data interval, karena data ordinal tersebut sebenarnya adalah data kualitatif dan
bukan data sebenarnya. Metode yang umum digunakan untuk mengubah data ordinal
menjadi data interval, digunakan Metode Suksesif Interval (Method of Successive
Interval/MSI).
3. Uji Korelasi (Menentukan Ada Tidaknya Hubungan antara Variabel)
Uji hubungan antar dua variabel dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya
hubungan dan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini
yang akan dilihat hubungannya adalah tingkat penguasaan konsep dan kemampuan
penalaran terhadap kesadaran lingkungan siswa. Uji korelasi ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 16 for windows.
40
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji regresi digunakan untuk mengetahui kelinieran data. Selanjutnya dilakukan
uji korelasi sehingga akan diperoleh nilai yang menunjukkan lemah atau kuatnya
hubungan antara dua variabel. Setelah diketahui nilai regresi dan korelasinya,
kemudian dicari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi digunakan
untuk mengetahui besarnya peranan atau pengaruh variabel yang satu terhadap
variabel yang lain. Nilai koefisien determinasi diperoleh dari kuadrat nilai r’
(koefisien korelasi) dikalikan 100%. Kriteria untuk melihat besarnya hubungan
antara dua variabel dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut :
Tabel 3.10. Kriteria Besaran Hubungan antara Dua Variabel
No Rentang nilai Kriteria
1 r = 0,90 – 1.00 sangat kuat
2 r = 0,70 – 0,90 kuat
3 r = 0,50 – 0,70 sedang
4 r = 0,30 – 0,50 lemah
5 r = 0,00 – 0,30 sangat lemah
(Boediono & Koster, 2004)
H. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan
a. Studi literatur, mengumpulkan informasi tentang model pembelajaran PBL,
materi ekosistem, penalaran ilmiah, dan sikap kesadaran lingkungan.
b. Menyusun proposal, seminar proposal, dan revisi proposal penelitian.
c. Menyusun instrumen penelitian sebagai alat untuk menjaring data.
d. Pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli, revisi apabila
ada perbaikan dan selanjutnya uji coba instrumen.
e. Merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran tipe
PBL.
f. Perbaikan/revisi instrument penelitian dan mempersiapkan izin penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian.
41
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol dengan perincian
sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama (di kelas eksperimen maupun kontrol) dilakukan pretes.
Kemudian setelah itu dilakukan pembagian kelompok dan pengarahan tentang
aktifitas pembelajaran yang akan dilakukan. Kelas eksperimen menggunakan
model pembelajaran tipe PBL berbasis masalah global, sedangkan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran diskusi dengan pendekatan lingkungan.
2) Pertemuan kedua merupakan sesi utama, yaitu penampilan dari setiap kelompok
untuk memaparkan hasil kerja kelompoknya dan dilanjut dengan tanya jawab
untuk kelas eksperimen, dan diskusi kelompok disertai ada presentasi dari setiap
kelompok untuk kelas kontrol.
3) Pertemuan ketiga dilakukan postes untuk kedua kelas, dan khusus untuk kelas
eksperimen ada pameran sederhana mengenai hasil karya yang telah dibuat oleh
masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dan refleksi
dari semua proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Pengumpulan data hasil penelitian
3. Tahap Penarikan Kesimpulan
a. Analisis dan pengolahan data hasil eksperimen.
b. Pembahasan data hasil penelitian melalui interpretasi kajian pustaka yang
menunjang.
c. Penarikan kesimpulan dan penulisan laporan.
I. Alur Penelitian
TAHAP PERSIAPAN
PERIZINAN PENELITIAN
SEMINAR PROPOSAL
PEMBUATAN RPP
DAN INSTRUMEN
PENYUSUNAN PROPOSAL
TESIS
42
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Alur Penelitian
JUDGEMENT DAN UJI
COBA INSTRUMEN REVISI
TAHAP PENELITIAN
KONTROL ( Pretes – Diskusi dengan Pendekatan
Lingkungan - Postes)
EKSPERIMEN ( Pretes - PBL Berbasis Masalah
Global - Postes)
HASIL PENELITIAN
TAHAP ANALISIS &
PEMBAHASAN
TAHAP PERUMUSAN
KESIMPULAN
TAHAP PENYUSUNAN
LAPORAN/TESIS