28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sindangwangi Kabupaten Majalengka
di jalan raya Jerukleueut Sindangwangi Kabupaten Majalengka 45474.
2. Waktu Penelitian
Pelakasanaan penelitian dilakukan pada bulan Nopember 2017 hingga Mei 2018 di
SMA Negeri 1 Sindangwangi semester genap tahun ajaran 2017/2018 dimana waktu
penelitian ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah.
B. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
1. Lokasi
SMA Negeri 1 Sindangwangi berlokasi di jalan raya Jerukleueut Sindangwangi
Kabupaten Majalengka 45474
2. Kondidi Umum Wilayah Penelitian
SMA Negeri 1 Sindangwangi merupakan sekolah yang berada di Kabupaten
Majalengka berlokasi di jalan Raya Jerukleueut Sindangwangi yang merupakan jalur
jalan penghubung antara Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka, kondisi
lingkungan sekitar merupakan persawahan dan perkebunan milik warga. Memiliki
gedung yang permanen dan layak untuk kegiatan pemebelajaran ditunjang dengan
fasilitas lapangan yang luas untuk kegiatan upacara maupun kegiatan olahraga, disetiap
kelas dilengkapi dengan standar kondisi umum kelas yakni papan tulis, kursi dan meja
baik peruntukan siswa maupun guru. Sistem fullday pembelajaran dimulai dari jam
07.00 sampai 16.00 WIB. Didukung tenaga pendidik yang mumpuni dan profesional
menjadikan SMA N 1 Sindangwangi mampu bersaing dan berprestasi ditingkat
nasional. Keberagaman latarbelakang siswa yang kebanyakan adalah suku sunda dan
suku menjadikan kondisi sosial siswa saling melengkapi bisa terlihat dalam
keorganisasian siswa diantaranya pramuka, PMR dan lain sebagainya.
C. Desain Penelitian
Penelitian eksperimen yakni penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian ini
29
dilakukan pendekatan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian Pretest-
posttest control group design, dengan cara membuat dua kelas perbandingan antara kelas
eksperimen yang diberikan perlakukan penerapan multimedia interaktif dalam
pembelajaran biologi berbasis religius dan tidak diberikan perlakuan penerapan multimedia
interaktif pembelajaran biologi berbasis religius (Sugiyono, 2016).
R1
O1
X
O2
R2 O3 O4
Gambar 3.1 Pretest-posttest Control Group Design
Keterangan:
R1 : Kelas eksperimen
R2 : Kelas kontrol
X : Penerapan multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi berbasis religius
O1 : Pretest (Kelas Eksperimen)
O2 : Posttest (Kelas Eksperimen)
O3 : Pretest (Kelas Kontrol)
O4 : Posttest (Kelas Kontrol)
D. Menentukan Sumber Data
1. Sumber Data
Sumber data adalah subjek penelitian yakni kelas XI IPA di SMA N 1 Sindangwangi
Kabupaten Majalengka dengan ketentuan membuat dua kelas yang pertama sebagai
kelas eksperimen dan yang kedua sebagai kelas kontrol diperuntukan sebagai
perbandingan perbedaan peningkatan hasil belajar.
2. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam
penelitian ini yakni siswa kelas XI SMA N 1 Sindangwangi tahun pelajaran 2017-2018
yang terbagi kedalam tiga kelas yakni XI IPA 1, XI IPA 2 dan XI IPA 3 dengan total
jumlah 105 siswa.
30
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan sampel dengan teknik
Simple Random Sampling yaitu kelas XI IPA 3 dengan jumlah 35 siswa untuk dijadikan
kelas eksperimen yakni diberikan perlakukan penerapan multimedia interaktif dalam
pembelajaran biologi berbasis religius dan kelas XI IPA 1 dengan jumlah 35 siswa
sebagai kelas kontrol yakni tidak diberikan perlakukan penerapan multimedia interaktif
dalam pembelajaran biologi berbasis religius.
4. Variabel
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini terdiri variabel
bebas dan variabel terikat, penerapan multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi
berbasis religius merupakan variabel bebas dan hasil belajar merupakan variabel terikat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian True-Eksperimental dilakukan
beberapa metode pengumpulan data diantaranya observasi, tes dan angket.
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam (Sugiyono, 2016), bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua hal diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada saat proses
pembelajaran. Aktivitas siswa dalam hal ini, berupa kegiatan yang dilakukan oleh siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan Rating Scale yang dinilai oleh observer.
2. Test
Tes merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar
dan pencapaian atau prestasi. Tes yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah bentuk soal dengan pilihan ganda sebanyak 40 butir soal. Sebelum insturmen tes
digunakan, terlebih dahulu telah dilakukan uji coba kepada siswa yang telah menerima
materi pelajaran biologi sistem reproduksi manusia. Hasil uji coba tersebut kemudian
dicari validitas, reliabilitas. Kemudian dilakukan pretest dan postest untuk mengetahui
31
tingkat pemahaman siswa terhadap konsep materi sistem reproduksi manusia sekaligus
untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa.
3. Angket
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab (Sugiyono, 2016). Dalam teknik ini peneliti dituntut harus tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
Bentuk angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
Skala Likert yang mengharuskan siswa untuk menjawab suatu pertanyaan atau
pernyataan dengan jawaban SS (Sangat Setuju), S (setuju), R (Ragu-Ragu), TS (tidak
setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Skla likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial,
maksud dari fenomena sosial adalah variabel dalam penelitian (Sugiyono, 2016).
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Observasi
Aktivitas belajar siswa dapat diamati melalui observasi, yang diamati dalam
penelitian ini antara lain:
a. Memperhatikan guru
b. Bertanya
c. Berpendapat
d. Berdiskusi
e. Mencatat
Dalam analisis lembar observasi ini dihitung persentase kegiatan belajar siswa
selama pembelajaran. Dalam analisis lembar observasi menggunakan rumus:
Keterangan :
P : Persentasi kemungkinan jawaban
F : Frekuensi kemungkinan jawaban
N : Jumlah responden
100% : Standar hitung (bilangan tetap)
32
Hasil pengamatan tersebut kemudian dipresentase dan diinterpretasi berdasarkan
keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran. Kriteria interpretasi skor sebagai berikut
(Sugiyono, 2016) :
Tabel 3.1 Kriteria Interpretasi Skor Aktivitas Belajar
Kriteria Interpretasi Skor
Angka 0% - 25% : Sangat tidak baik
Angka 26% - 50% : Kurang baik
Angka 51% - 75% : Cukup baik
Angka 76% - 100% : Sangat baik
Sumber (Sugiyono, 2016)
2. Analisis Test
a. Uji Instrumen
Sebelum dilakukan untuk penelitian, instrumen soal pilihan ganda yang sudah
dibuat disiapkan oleh peneliti untuk di uji coba terlebih dahulu kepada siswa yang
sudah mempelajari sistem reproduksi manusia, hal ini bertujuan untuk mengetahui
tentang validitas, reliabilitas.
1) Uji Validitas
Valid berarti alat ukur yaitu instrumen yang digunakan untuk untuk mendapatkan
data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2016). Tes dikatakan memiliki validitas jika hasil
tes tersebut memiliki kesejajaran dengan kriteria yang harus dipenuhi. Validitas
internal instrumen yang berupa test harus memenuhi validitas kontruksi dan validitas
isi. Untuk menghitung validitas suatu butir soal dapat menggunakan rumus korelasi-
produck moment dengan angka kasar, yaitu:
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ +* ∑ (∑ +
Keterangan
rxy : koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan total skor (Y)
N : Banyaknya subjek
x : Skor butir soal atau skor item pernyataan/ pertanyaan
y : Total Skor
33
Tabel 3.2 Kriteria Validitas
r hitung Kriteria
0,00-0,20 Sangat rendah
0,20-0,40 Rendah
0,40-0,60 Sedang
0,60-0,80 Tinggi
0,80-1,00 Sangat tinggi
Sumber (Arikunto, 2012)
Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui
kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi
prestasinya) dan bagi siswa yang tergolong rendah atau lemah prestasinya. Cara yang
biasa dilakukan dalam analisis daya pembeda adalah dengan menggunakan tabel atau
kriteria dari Rose dan Stanley seperti dalam analisis tingkat kesukaran soal. Dengan
menggunakan rumus:
SR – ST
Keterangan
SR : jumlah siswa yang menjawab salah kelompok rendah
ST : jumlah siswa yang menjawab salah kelompok tinggi
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat baik
Sumber (Arikunto, 2012)
Indeks Kesukaran
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, semakin
sulit soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, semakin mudah
34
soal tersebut. Soal dikatakan memiliki indeks kesukaran baik jika soal tersebut tidak
terlalu mudah atau terlalu sukar.
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
0,70 < IK < 1,00 Soal Mudah
0,30 < IK < 0,70 Soal Sedang
0,00 < IK < 0,30 Soal Sukar
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
Sumber (Arikunto, 2012)
Istilah tingkat kesukaran instrumen pada dasarnya merupakan suatu tingkatan
kesukaran instrumen item soal yang diujikan terhadap siswa. Hal ini berarti tingkat
kesukaran instrumen berkenaan dengan proporsi jumlah siswa yang menjawab benar
atas item soal tertentu. Dengan kata lain, tingkat kesukaran merupakan perbandingan
jumlah sisa yang menjawab benar dengan jumlah siswa seluruhnya Untuk
mengetahui instrumen soal pilihan ganda yang diujikan mudah, sedang atau sukar,
perlu dilihat tingkat kesukaran nya, yaitu dengan rumus:
I =
Keterangan
I : soal kategori sukar
B : soal kategori sedang
N : soal kategori mudah
2) Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2016). Perhitungan reliabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus Spearman-
Brown, berikut rumusnya:
⁄
⁄
35
Keterangan
: reliabilitas instrumen
⁄ : rxy indeks korelasi antara dua belahan instrumen
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas
r hitung Kriteria
0,00-0,20 Sangat rendah
0,20-0,40 Rendah
0,40-0,60 Sedang
0,60-0,80 Tinggi
0,80-1,00 Sangat tinggi
Sumber (Arikunto, 2012).
b. Uji Hasil Penelitian
1) Menghitung Skor Mentah
Sebelum dianalisis hasil jawaban siswa menggunakan spss, skor jawaban hasil
pretest dan postest siswa kelas kontrol dan eksperimen terlebih dahulu dilakukan
analisis dalam excel, ditentukan dengan kriteria yang menjawab benar diberi skor 1
dan yang menjawab salah diberi skor 0.
Untuk menghitung skor mentah dari hasil test baik dalam pretest maupun postest
yaitu dilakukan dengan cara tanpa memberi hukuman yaitu apabila banyaknya angka
dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban yang telah
ditentukan. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Sk = B
Keterangan :
Sk : Skor yang diperoleh siswa
B : Jumlah jawaban yang benar
2) N Gain
Indeks gain digunakan untuk memperoleh nilai gain yang bersifat netral, hal ini
dilakukan untuk menghilangkan anggapan bahwa nilai gain yang terbesar
menunjukkan hasil belajar yang paling baik. Dalam penelitian ini penghitungan N-
gain untuk mengukur perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas
36
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rumus indeks gain yang digunakan adalah
sebagai berikut :
3) Uji Prasyarat
a) Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
data. Uji kenormalan dapat dilakukan dengan Kolmogorov-Swirnov dan Shapiro-
Wilk. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu
distribusi data tersebut. Dalam penelitian ini untuk uji normalitas menggunakan
SPSS.
Ketentuan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut, jika Nilai Signifikan P >
0,05, data berdistribusi normal dan jika Nilai Signifikan P< 0,05, data tidak
berdistribusi normal. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Kolmogorov-
Smirnov sebagai berikut:
D = S( ) 0( )
Keterangan
D : Deviasi maksimum
S(X) : Fungsi distribusi frekuensi komulatif sampel
0 : Fungsi distribusi frekuensi komulatif teoritis
b) Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat variansi
data dari sampel yang telah dianalisis apakah homogen atau tidak. Dalam penelitian
ini, uji homogenitas menggunakan bantuan program SPSS dengan taraf signifikansi
5%. Pada uji tersebut dilakukan uji gabungan yaitu uji langsung normalitas dan
homogenitas sehingga data bisa di lihat langsung tingkat normaliats dan
homogenitasnya.
4) Uji Hipotesis
a) Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui kedua group memiliki nilai ratarata yang sama
atau berbeda secara signifikan. Uji t dalam penelitian ini menggunakan program
37
SPSS. Jika data normal dan homogen maka menggunakan independent sample T-
Test. Kriteria pengujiannya adalah nilai signifikansi atau Sig < 0,05 maka Ho atau
Ha diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara dua
variabel. Jika nilai signifikansi atau sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha di tolak
yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikansi antara dua
variable
b) Uji Mann-Whitney U
Uji ini merupakan alternative untuk uji dua sampel independen (Independent
SampleT Test). Tujuan dari uji Mann Whitney U adalah untuk membedakan kinerja
kelompok yang terdapat dalam sampel kedalam kedua kelompok dengan dua kriteria
yang berbeda. Kriteria pengambilan keputusan dalam uji ini ialah Jika nilai
Prob./Signifikansi/Pvalue < 0.05, maka Ho ditolak, tetapi Jika nilai
Prob./Signifikansi/P-value = 0.05, maka Ho diterima.
3. Analisis Angket
Menentukan skor setiap siswa pada seluruh pertanyaan, dengan ketentuan angket
sikap siswa :
Tabel 3.6 Kriteria Penskoran Angket Sikap Siswa
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu- Ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber (Sugiyono, 2016)
Menghitung persentase dan interpretasi dari setiap pernyataan, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2016) :
Keterangan :
P : Persentasi kemungkinan jawaban
F : Frekuensi kemungkinan jawaban
N : Jumlah responden
100% : Standar hitung (bilangan tetap)
38
Hasil pengamatan tersebut kemudian dipresentase dan diinterpretasi berdasarkan
keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran. Kriteria interpretasi skor sebagai berikut
(Sugiyono, 2016) :
Tabel 3.7 Kriteria Sikap Siswa
Kriteria Interpretasi Skor
Angka 0% - 25% : Sangat tidak baik
Angka 26% - 50% : Kurang baik
Angka 51% - 75% : Cukup baik
Angka 76% - 100% : Sangat baik
Sumber (Sugiyono, 2016)
G. Prosedur Penelitian
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
39
Prosedur penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, tahap yang pertama yakni
penelitian pendahuluan yang menghasilkan rumusan masalah sekaligus menjadi tujuan
yang melatar belakangi penelitian ini. Hasil penelitian pendahuluan menunjukan bahwa
permasalahannya adalah yang dalam pembelajaran belum memaksimalkan pemanfaatan
teknologi seperti penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran biologi padahal
materi-materi dalam pembelajaran biologi seperti sistem reproduksi manusia perlu di
tampilkan berupa gambar-gambar sehingga lebih membantu siswa dalam memahami
materi, selanjutnya pembelajaran biologi belum mengintegrasikan nilai IPA seperti
mengintegrasikan dengan nilai agama kebanykan pembelajaran biologi mengutamakan
materi umum saja yang sebenarnya bila dikaitkan dengan nilai agama sangat baik untuk
pengetahuan siswa sehingga menghasilkan siswa yang memiliki sikap akhlak mulia.
Proses penelitian dengan membuat dua kelas yakni kelas eksperimen yang diberikan
perlakukan penerapan multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi berbasis religius
dan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan penerapan multimedia interaktif dalam
pembelajaran biologi berbasis religius. Kelas eksperimen disini adalah kelas yang
merupakan fokus utama dalam penelitian ini apakah nantinya terdapat peningkatan hasil
belajarnya sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang digunakan sebagai pembanding kelas
eksperimen tujuan bahwa eksperimen penelitian ini benar dihasilkan peningkatan hasil
belajar lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Pengambilan data aktivitas belajar siswa
dilakukan dengan cara observasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung, teknik
pengambilan data yakni dibantu oleh beberapa observer dengan menilai aktivitas setiap
siswa berdasarkan indikator yang telah disediakan dalam instrumen penelitian.
Pengambilan data hasil belajar dengan melakukan tes awal sebelum pembelajaran atau
pretest dan postest yaitu tes akhir setelah pembelajaran dilaksanakan dengan bentuk tes
pilihan ganda sebanyak 40 butir soal. Selanjutnya diajukan juga angket untuk sikap siswa
setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan untuk mengukur sikap siswa yaitu
akhlak mulia dengan beberapa indikator religius pada intrumen. Hasil data yang diperoleh
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan analisis data sehingga terdapat data
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan perbedaan hasil aktivitas belajar siswa
secara keseluruhan, hasil belajar siswa dan sikap siswa. Hipotesis data dalam penelitian ini
adalah kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang
kemudian dituangkan kedalam laporan hasil penelitian.