47
BAB III
METODOLOGI PENLITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Padepokan Angkat Besi dan Angkat Berat Gajah
Lampung, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.
2. Waktu Penelitian
Pengalokasian waktu secara tepat merupakan langkah awal dalam penelitian
agar berjalan secara teratur. Dalam penelitian ini, rancangan pengalokasian waktu
direncanakan dalam waktu selama tujuh bulan. Adapun langkah-langkah perincian
alokasi waktu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Pengalokasian Waktu Penelitian
No. Jadwal Kegiatan
Tahun 2015
Bulan Ke -
4 5 6 7 8 9 10
1.
2.
3.
Persiapan Proposal Penelitiana. Pengajuan Judulb. Penyusunan Proposalc. Seminar Proposal Tesisd. Revisi dan Penyusunan InstrumenPelaksanaan Penelitiana. Pengumpulan Datab. Pelaksanaan Tesc. Analisis DataPenyusunan Laporan Hasil Penelitian
** * *
**
**
** *
48
B. Metode Penelitian
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan analisis korelasional yang mengacu pendapat S. Ali Muhidin dan Maman
Abdurahman (2009: 105) menjelaskan bahwa, tujuan dilakukan analisis korelasi antara
lain: (1) untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antarvariabel, (2)
bila sudah ada hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antarvariabel, dan
(3) untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti
(meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak meyakinkan).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015: 17). Mengacu serta
berdasarkan pendapat yang telah diuraikan, maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh atlet/lifter yang berlatih di Padepokan Angkat Besi dan Angkat Berat
Gajah Lampung yang berjumlah 38 lifter.
2. Sampel Penelitian
Sampel yang diajukan adalah sebagaian dari jumlah lifter yang berlatih di
Padepokan Angkat Besi dan Angkat Berat Gajah Lampung dengan kriteria lifter
yang berlatih pada cabang angkat besi, dan sudah mengikuti kejuaraan tingkat
Nasional. Dari kriteria tersebut, peneliti menetapkan jumlah sampel yang digunakan
adalah 20 lifter angkat besi sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.
49
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel bebas (independent), dan 1
variabel terikat (dependent), dengan rancangan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas : -. Kondisi Fisik (X1)
-. Motivasi Berprestasi (X2)
-. Kecemasan (X3)
2. Variabel Terikat : -. Prestasi Olahraga Angkat Besi (Y)
E. Definisi Oprasional Variabel
1. Kondisi Fisik
Kondisi fisik dalam penelitian ini adalah satu kesatuan unsur yang sangat
penting dari komponen-komponen gerak fisik yang tidak dapat dipisahkan antara
satu dan lainnya. Untuk tes pengukuran kondisi fisik lifter angkat besi, maka
diperlukan tes pengukuran kondisi fisik dengan melibatkan komponen-komponen
yang dominan pada cabang olahraga angkat besi. Adapun komponen kondisi fisik
yang diajukan untuk dilakukan tes pengukuran dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Tes Daya tahan
Karakteristik pada olahraga angkat besi adalah mengangkat beban berat
dengan gerakan yang cepat dan maksimal (eksplosif). Oleh karena itu, untuk
pengukuran daya tahan pada lifter angkat besi, tes dilakukan dengan
menggunakan tes pull up yang bertujuan untuk mengetahui ketahanan otot pada
bagian ekstrimitas lengan, tes dilakukan dengan menggunakan skala interval
dalam satuan hasil jumlah melakukan pull up test.
50
b. Tes Kekuatan
Kekuatan adalah suatu kemampuan otot atau sekelompok otot untuk
melakukan kontraksi atau tegangan dalam menerima beban saat beraktivitas.
Untuk pengukuran kekuatan pada cabang olahraga angkat besi dan angkat berat,
tes dilakukan dengan melibatkan bagian-bagian tubuh yang dominan terhadap
karakteristik cabang olahraga angkat besi. Adapun pelaksanaan tes kekuatan,
meliputi: (1) test kekuatan genggaman tangan menggunakan hand grip
dynamometer dalam satuan kilogram, (2) tes kekuatan tarikan dan dorongan
menggunakan pull and push dynamometer dalam satuan kilogram, (3) test
kekuatan otot punggung menggunakan back dynamometer dalam satuan
kilogram, (4) test kekuatan otot tungkai menggunakan leg dynamometer dalam
satuan kilogram.
c. Tes Power
Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal
dalam waktu yang sangat cepat. Untuk pelaksanaan tes pengukuran power, test
dilakukan dengan menggunakan Medicine Ball Put yang bertujuan untuk
mengetahui power otot pada bagian lengan, tes dengan menggunakan skala
interval dalam bentuk satuan meter.
d. Tes Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam penelitian ini adalah sebagai kemampuan untuk
melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi yang ditentukan oleh elastis
tidaknya otot-otot tendo dan ligament. kemampuan seseorang untuk melakukan
gerakan dalam ruang gerak persendiannya, baik dalam bentuk statis yang
ditentukan oleh keluasan persendian, maupun dalam bentuk dinamis yang
51
ditentukan oleh kemampuan bergerak dengan kecepatan tinggi. Untuk
pelaksanaan tes pengukuran fleksibilitas pada lifter angkat besi, test dilakukan
dengan menggunakan Sit and Reach test dalam satuan centimeter (cm), yang
diadaptasi dari Brian Mac Sport Coach.
2. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah sebagai suatu dorongan yang
terjadi dalam diri individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas tertentu dengan
sebaik-baiknya atau lebih biasa dilakukan, sehingga tercapainya tujuan motivasi
berprestasi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya
yang dianggap perlu. Untuk pelaksanaan tes motivasi berprestasi, tes dilakukan
dengan menggunakan instrumen skala motivasi yang kemudian disusun berdasarkan
indikator-indikator yang mendasari kebutuhan motivasi berprestasi seorang atlet
(lifter), diantaranya:
(1) Kebutuhan akan prestasi (Need For Achievment)
(2) Kebutuhan akan afiliasi (Need For Affiliation)
(3) Kebutuhan akan kekuasaan (Need For Power)
Dari tiga konsep kebutuhan di atas selanjutnya dikembangkan menjadi 25 butir
angket pernyataan dalam bentuk skala interval dengan satuan jumlah skor total.
3. Kecemasan (Anxiety)
Kecemasan dalam penelitian ini adalah sebagai suatu perasaan yang tidak
menyenangkan, tidak enak, khawatir, cemas, dan gelisah, yang direpresentasikan
dengan suatu rasa gugup, takut akan suatu kegagalan, dan tegang yang dialami
secara subjektif karena dipicu oleh pengalaman kegagalan pada perlombaan
52
terdahulu atau pengalaman yang baru didapatkan. Untuk pelaksanaan tes
kecemasan, tes dilakukan dengan menggunakan instrumen skala kecemasan yang
kemudian disusun berdasarkan indikator-indikator gejala-gejala kecemasan yang
dialami atlet seperti rasa gugup saat menghadapai pertandingan, takut akan gagal,
dan ketegangan. Selanjutnya penyusunan skala kecemasan dikembangkan menjadi
25 butir angket pernyatan dalam bentuk skala interval dengan satuan skor jumlah.
4. Prestasi Olahraga Angkat Besi
Prestasi olahraga angkat besi adalah hasil yang diperoleh dan diinterpretasikan
pada suatu angkatan. Dalam olahraga angakat besi terdapat dua jenis angkatan,
yaitu: snatch, dan clend and jerk. Untuk tes pengukuran prestasi olahraga angkat
besi pelaksanaan tes dilakukan dengan cara mengukur total jumlah tiga kali
angkatan maksimal, serta angkatan yang dilakukan dicatat dalam satuan kilogram
(kg), dan menggunakan skala rasio.
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik dan instrumen pengumpulan data yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi atau pra-
penelitian, menyusun angket pernyataan, dan selanjutnya melakukan tes pengukuran
terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun kisi-kisi instrumen yang
dipergunakan dalam penelitian sebagi berikut:
1. Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Kondisi Fisik
a. Tes Daya Tahan Otot Lengan (Pull Up Test)
(1) Tujuan
53
Untuk mengukur daya tahan otot lengan dan bahu dalam gerakan menarik
tubuh ke atas
(2) Perlengkapan
Palang tunggal
Petugas (1 pemandu tes, 1 pencatat skor)
(3) Pelaksanaan dan Penilaian
Testi mengambil posisi menggantung, tangan menggenggam palang
menghadap kedepan.
Tarik tubuh ke atas sampai dagu melewati palang, turun kembali hingga
posisi lengan lurus.
Testi melakukan gerakan berulang-ulang sebanyak mungkin.
Ketika melakukan gerakan naik dan turun lutut tidak boleh ditekuk,
menendang atau melakukan gerakan lain.
Penilaian dihitung dengan jumlah yang dapat dilakukan dengan benar
tanpa diselingi istirahat.
b. Tes Kekuatan Genggaman Tangan (Hand Grip Dynamometer Test)
(1) Tujuan
Untuk mengukur kekuatan genggaman tangan (otot jari-jari tangan)
(2) Perlengkapan
Hand Grip Dynamometer
Petugas (1 pemandu tes, 1 pencatat skor)
(3) Pelaksanaan dan Penilaian
Petugas mengatur (setting) alat dynamometer disesuaikan dengan ukuran
dan jangkauan telapak tangan testi.
Petugas memastikan bahwa jarum petunjuk angka berada pada angka 0.
Testi berdiri rilex, dengan posisi lengan menggantung bebas tidak
menyentuh bagian tubuh lain, dan tangan testi harus dalam keadaan
kering.
Testi meremas dengan sekuat mungkin dan ditahan antara 2-3 detik
Pengulangan dilakukan setiap tangan dan istirahat 30 detik diantara
setiap pengulangan.
54
Penilaian atau skor yang diperoleh ditunjukan oleh jarum skala dalam
satuan kilogram (kg)
Nilai diperoleh testi adalah kekuatan terbesar diantara dua kali
pengulangan yang dilakukan pada setiap tangan.
c. Test Kekuatan Tarikan Lengan (Pull Dynamometer Test)
(1) Tujuan
Untuk mengetahui kekuatan tarikan otot lengan
(2) Perlengkapan
Pull Dynamometer
Petugas (1 pemandu, 1 pencatat skor)
(3) Pelaksanaan dan Penilaian
Testi bediri tegak dan memegang alat pull and push dynamometer
dengan posisi kedua lengan ditekuk sejajar dengan bahu didepan dada,
dan skala dynamometer menghadap keluar
Petugas memastikan jarum skala dynamometer berada pada angka 0.
Pada test pull, testi melakukan gerakan menarik dengan kedua tangan
sekuat-kuatnya ke arah berlawanan dengan posisi tubuh tetap tegak dan
alat dynamometer tidak boleh menyentuh dada.
Penilaian tes dilakukan dua kali, diambil hasil terbaiknya
Hasil skor yang diperoleh ditunjukan oleh jarum skala dynamometer
dalam satuan kilogram (kg).
d. Test Kekuatan Dorongan Lengan (Push Dynamometer Test)
(3) Tujuan
Untuk mengetahui kekuatan dorongan otot lengan
(4) Perlengkapan
Push Dynamometer
Petugas (1 pemandu, 1 pencatat skor)
(4) Pelaksanaan dan Penilaian
Testi bediri tegak dan memegang alat pull and push dynamometer
dengan posisi kedua lengan ditekuk sejajar dengan bahu didepan dada,
dan skala dynamometer menghadap keluar
55
Petugas memastikan jarum skala dynamometer berada pada angka 0.
Pada gerakan push, testi melakukan gerakan mendorong dengan kedua
tangan sekuat-kuatnya ke arah berlawanan dengan posisi tubuh tetap
tegak dan alat dynamometer tidak boleh menyentuh dada
Penilaian tes dilakukan dua kali, diambil hasil terbaiknya
Hasil skor yang diperoleh ditunjukan oleh jarum skala dynamometer
dalam satuan kilogram (kg).
e. Test Kekuatan Otot Punggung (Back Dynamometer Test)
(1) Tujuan
Untuk mengukur kekuatan otot punggung
(2) Perlengkapan
Back Dynamometer
Petugas (1 pemandu, 1 pencatat skor)
(3) Pelaksanaan dan Penilaian
Testi berdiri di atas alat dynamometer dengan kedua kaki dirapatkan.
Badan dibungkukkan kedepan dengan posisi kedua tangan memegang
stang handel dynamometer.
Pada memulai tes, testi melakukan gerakan menarik badannya dengan
menggunakan kemampuan yang dihasilkan pada otot punggung.
Tes dilakukan dalam tiga kali pengulangan dan dicatat jumlah berat yang
terbanyak dari tiga angkatan yang dilakukan.
Skor yang diperoleh adalah dari angka yang tertera pada alat back
dynamometer yang menyatakan perhitungan besarnya kontraksi dari otot
punggung dalam satuan kilogram (kg).
f. Tes Kekuatan Otot Tungkai (Leg Dynamometer Test)
(1) Tujuan
Untuk mengukur kekuatan otot tungkai
(2) Perlengkapan
Leg Dynamometer
Petugas (1 pemandu tes, 1 pencatat skor)
(3) Pelaksanaan dan Penilaian
56
Testi berdiri berada di atas alat dynamometer, dan menggunakan
pengikat pinggang (jika tidak ada pengikat pinggang, dapat
menggunakan tangan sebagai media pegangan stang handel
dynamometer).
Testi berdiri tegak dengan membengkokkan lutut hingga mencapai 45
derajat.
Testi melakukan gerakan sekuatnya meluruskan kedua tungkai hingga
pada posisi maksimum.
Tes dilakukan dalam tiga kali pengulangan, dengan dicatat jumlah berat
yang terbanyak dari ketiga angkatan yang dilakukan.
Skor yang diperoleh ditunjukan pada besarnya kekuatan kontraksi pada
otot tungkai dalam satuan kilogram (kg).
g. Tes Power Lengan (Medicine Ball Put Test)
(1) Tujuan
Untuk mengukur daya ledak atau power otot lengan
(2) Perlengkapan
Bola medicine
Tali
Kursi
Petugas (1 Pemandu tes, 1 pemegang tali dibelakang dan 1 pencatat skor)
(3) Pelaksanaan dan Penilaian
Testi berada pada posisi duduk dikursi dengan badan tegak, dilanjut
dengan memegang bola medicine.
Bola dipegang menggunakan kedua tangan dan dalam posisi sejajar
menyentuh dada, pastikan tubuh testi tidak bergerak kedepan ketika saat
57
melakukan dorongan, oleh karena itu seutas tali dilingkarkan kebadan
testi dan tali ditarik ke belakang.
Testi melakukan gerakan gerakan mendorong bola ke depan sejauh
mungkin
Hasil skor yang diperoleh ditunjukan pada jarak tolakan yang terjauh
dalam 3 kali pengulangan, dan jarak diukur dalam satuan meter (m).
h. Test Fleksibilitas Pinggul (Sit and Reach Test)
(1) Tujuan
Untuk mengukur fleksibilitas otot sendi pinggul, punggung, dan hamstring
(2) Fasilitas dan Alat
Lantai padat atau permukaan rata
Fleksometer atau mistar/pita ukur
Petugas (1 Pemandu tes, 1 pencatat skor)
(3) Pelaksanaan dan Penilaian
Testi duduk pada posisi sejajar dengan lantai, dengan posisi kaki dan
tungkai lurus kedepan selebar bahu.
Diantara kedua ujung kaki terdapat fleksometer atau mistar dengan skala
centimeter (cm), dan posisi 0 berada tepat pada ujung tumit.
Testi melakukan gerakan secara perlahan dengan membungkukan badan
dan posisi lengan lurus kedepan menempel pada fleksometer atau mistar,
dan gerak dilakukan sejauh-jauhnya secara perlahan.
Hasil skor yang diperoleh ditunjukan pada hasil pencapaian terjauh
dalam tiga kali kesempatan pengulangan dalam satuan cm.
2. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi
a. Tes Motivasi Berprestasi
58
Penilaian atau pengukuran motivasi berprestasi dilakukan dengan
menggunakan skor angket yang terdiri dari 25 butir pernyataan yang kemudian
setiap butirnya memiliki lima kategori jawaban pilihan, diantaranya: (1) Sangat
Setuju (SS) diberi bobot skor 5, (2) Setuju (ST) diberi bobot 4, (3) Ragu-ragu
(RG) diberi bobot 3, (4) Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2, (5) Sangat Tidak
Setuju (STS) diberi bobot 1. Adapun keterangan dari kategori jawaban dan kisi-
kisi instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Kategori Jawaban Angket Motivasi Berprestasi
No. Kategori JawabanBobot Skor
Positif Negatif1.2.3.4.5
Sangat Setuju (SS)Setuju (ST)Ragu-ragu (RG)Tidak Setuju (TS)Sangat Tidak Setuju (STS)
54321
12345
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Test Motivasi Berprestasi
No. Indikator Sub Indikator ∑
1 MotivasiBerprestasi
Kebutuhan Berprestasi1. Dorongan akan tanggung jawab2. Berani mengambil resiko3. Berprestasi yang lebih tinggiKebutuan Afiliasi1. Berinteraksi sosial2. Kerjasama3. Pengakuan Kemampuan4. Sportivitas dalam pekerjaanKebutuhan Kekuasaan1. Pekerjaan yang menantang2. Keamanan dalam bekerja3. Kebebasan dalam bekerja4. Kepercayaan lembaga/instansi
untuk berkarya5. Penghargaan sesama rekan kerja
Jumlah 25
59
b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen yang dilakukan melalui
penseleksian butir soal dengan melihat tiap-tiap skor butir pernyataan dan total
skor yang kemudian dianalisis dengan analisis statistik. Pada pengujian validitas
instrumen, butir pernyataan dinyatakan valid apabila thitung > dari pada ttabel
dengan taraf signifikan α 0,05. Sebaliknya jika thitung < ttabel maka butir
pernyataan dinyatakan tidak valid. Adapun hasil pengujian validitas instrumen
motivasi berprestasi terlampir pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Berprestasi
Butir Pernyataan Rxy Thitung Ttabel Kesimpulan1 0,894 5,657 2,306 valid2 0,896 5,710 2,306 Valid3 0,928 7,078 2,306 Valid4 0,837 4,329 2,306 Valid5 0,701 2,785 2,306 Valid6 0,677 2,607 2,306 Valid7 0,329 0,985 2,306 tdk valid8 0,646 2,399 2,306 Valid9 0,737 3,084 2,306 Valid10 0,657 2,466 2,306 Valid11 0,662 2,499 2,306 Valid12 0,653 2,442 2,306 Valid13 0,300 0,890 2,306 tdk valid14 0,763 3,345 2,306 Valid15 0,715 2,899 2,306 Valid16 0,712 2,868 2,306 Valid17 0,674 2,587 2,306 Valid18 0,656 2,461 2,306 Valid19 0,663 2,509 2,306 Valid20 0,710 2,857 2,306 Valid21 0,947 8,335 2,306 Valid22 0,648 2,410 2,306 Valid23 0,652 2,434 2,306 Valid24 0,432 1,356 2,306 tdk valid25 0,746 3,173 2,306 Valid
60
Berdasarkan tabel hasil uji validitas instrumen, didapatkan 22 pernyataan
yang dinyatakan valid, dan 3 pernyataan dinyatakan gugur dengan kriteria thitung
< ttabel 2,306 pada taraf signifikan 0,05. Selanjutnya pada pengujian reliabilitas
instrumen, angket dinyatakan reliabel jika rhitung > lebih besar dari rtabel pada taraf
signifikan 0,05. Adapun hasil pengujian reliabilitas instrumen kecemasan
terlampir pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Motivasi Berprestasi
Angket Instrumen Rhitung Rtabel KesimpulanMotivasi Berprestasi 0,92 0,63 Reliabel
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen, diperoleh nilai rhitung
0,92 > lebih besar dari rtabel 0,63 pada taraf signifikan 0,05. Artinya bahwa,
angket motivasi berprestasi dinyatakan reliabel dan layak untuk dipergunakan
sebagai alat ukur tes motivasi berprestasi.
3. Kisi-Kisi Instrumen Kecemasan
a. Tes Kecemasan
Penilaian atau pengukuran kecemasan dilakukan dengan menggunakan
skor angket yang terdiri dari 25 butir pernyataan yang kemudian setiap butirnya
memiliki empat jawaban pilihan, diantaranya: (1) Sangat Sering Terjadi (SST)
diberi bobot 5, (2) Sering Terjadi (ST) diberi bobot 4, (3) Kadang-kadang (KD)
diberi bobot 3, (4) Tidak pernah (TP) diberi bobot 2, Sangat Tidak Pernah (STP)
diberi bobot 1. Adapun keterangan dari kategori jawaban dan kisi-kisi instrumen
dapat dilihat pada tabel berikut:
61
Tabel 3.6 Kategori Jawaban Angket Kecemasan
No. Kategori JawabanBobot Skor
Positif Negatif1.2.3.4.5.
Sangat Sering Terjadi (SST)Sering Terjadi(ST)Kadang-kadang (KK)Tidak Pernah (TP)Sangat Tidak Pernah (STP)
54321
12345
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Test Kecemasan
No. Indikator Sub Indikator ∑
1 Kecemasan
a. Gugup
b. Takut akan gagal
c. Tegang
Jumlah 25
b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kecemasan
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan melalui
penseleksian butir soal dengan melihat tiap-tiap skor butir pernyataan dan total
skor yang kemudian dianalisis dengan analisis statistik. Pada pengujian validitas
instrumen, butir pernyataan dinyatakan valid apabila thitung > dari pada ttabel
dengan taraf signifikan α 0,05. Sebaliknya jika thitung < ttabel maka butir
pernyataan dinyatakan tidak valid. Adapun hasil pengujian validitas instrumen
terlampir pada tabel berikut:
62
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kecemasan
Butir Pernyataan Rxy Thitung Ttabel Kesimpulan1 0,700 2,778 2,306 Valid2 0,780 3,527 2,306 Valid3 0,816 4,002 2,306 Valid4 0,871 5,021 2,306 Valid5 0,707 2,830 2,306 Valid6 0,387 1,187 2,306 tdk valid7 0,478 1,541 2,306 tdk valid8 0,64 2,356 2,306 Valid9 0,683 2,645 2,306 Valid10 0,739 3,102 2,306 Valid11 0,802 3,808 2,306 Valid12 0,857 4,723 2,306 Valid13 0,151 0,434 2,306 tdk valid14 0,650 2,421 2,306 Valid15 0,774 3,463 2,306 Valid16 -0,152 -0,435 2,306 tdk valid17 0,677 2,607 2,306 Valid18 0,809 3,901 2,306 Valid19 0,937 7,596 2,306 Valid20 0,681 2,631 2,306 Valid21 0,677 2,608 2,306 Valid22 0,841 4,410 2,306 Valid23 0,686 2,667 2,306 Valid24 0,707 2,830 2,306 Valid25 0,341 1,028 2,306 tdk valid
Berdasarkan tabel hasil uji validitas instrumen, didapatkan 20 pernyataan
yang dinyatakan valid, dan 5 pernyataan dinyatakan gugur dengan kriteria thitung
< ttabel 2,306 pada taraf signifikan 0,05. Selanjutnya pada pengujian reliabilitas
instrumen, angket dinyatakan reliabel jika rhitung > lebih besar dari rtabel pada taraf
signifikan 0,05. Adapun hasil pengujian reliabilitas instrumen kecemasan
terlampir pada tabel berikut:
Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Kecemasan
Angket Instrumen Rhitung Rtabel KesimpulanKecemasan 0,96 0,63 Reliabel
63
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen, diperoleh nilai rhitung
0,96 > lebih besar dari rtabel 0,63 pada taraf signifikan 0,05. Artinya bahwa,
angket kecemasan dinyatakan reliabel dan layak untuk dipergunakan sebagai
alat ukur tes kecemasan.
4. Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Olahraga Angkat Besi
a. Tes Prestasi Angkat Besi
(1) Tujuan
Untuk mengukur kemampuan total angkatan maksimal dengan dua jenis
angkatan : snatch dan clean and jerk.
(2) Perlengkapan
Barbel
Batang Bar
Petugas (1 Pemandu tes, 1 pencatat hasil skor angkatan)
(3) Pelaksanaan dan Penilaian
Dalam pelaksanaan pengukuran prestasi angkat besi, testi melakukan
mengangkat beban dengan dua jenis angkatan, yaitu: snatch dan clean and jerk,
hasil yang diperoleh berdasarkan jumlah total angkatan maksimal dari dua jenis
angkatan yang dilakukan dalam tiga kali pelaksanaan, serta hasil angkatan
tercatat dalam satuan kilogram (kg).
G. Teknik Analisis Data
Berdasarkan jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian, maka teknik
analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian adalah menggunakan
teknik analisis korelasi sederhana dan ganda, dan analisis regresi linier sederhana dan
ganda. Sebelum dilakukan analisis data untuk menjawab hipotesis penelitian, adapun
terlebih dahulu langkah-langkah yang dipergunakan dalam penelitian sebagai berikut:
64
1. Mengkonversi Skor Mentah Menjadi Skor Standar
Dalam penelitian ini terdapat satu jenis tes yaitu tes kondisi fisik yang perlu
dilakukan konversi skor dengan menggunakan Zscore dan Tscore untuk
memperoleh nilai standar dari jenis tes tersebut. Adapun langkah-langkah untuk
yang dapat dilakukan sebagi berikut:
a. Mencari Nilai Zscore
Zscore umumnya digunakan untuk mengubah skor-skor mentah yang
diperoleh dari berbagai jenis pengukuran yang berbeda-beda.. Adapun langkah
yang dipergunakan untuk mencari Zscore sebagai berikut:
1) Menjumlahkan skor variabel X1 sampai dengan Xn (∑X1, ∑X2, ∑Xn)
2) Mencari skor rata-rata hitung (mean) dari masing-masing varibel dengan
rumus Mean Xn= (∑Xn)/N.
3) Mencari standar deviasi (x) X1, X2, dan Xn. Dengan rumus: Xi = Xi - MXi
4) Menguadratkan standar deviasi X1 sampai Xn kemudian di jumlahkan
sehingga diperoleh ∑X1, ∑X2 dan ∑Xn
5) Menghitung nilai Zscore sesuai dengan rumus : Z score (x/SDXi)
b. Mencari Nilai Tscore
Mengubah data dari skor mentah menjadi data skor yang sudah dibakukan
dengan menggunakan rumus tscore
= 50 + 10 ( − )Keterangan :
X : Skor X yang dicapai
65
: Rata - rata X
Sd : Standart deviasi
2. Uji Prasyarat Analisis Data
Langkah yang dilakukan sebelum mengolah data analisis, maka terlebih
dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis. Adapun uji prasyarat analisis yang
dipergunakan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas dengan
menggunakan metode uji liliefors (Sudjana, 2005). Semua pengujian dilakukan
dengan taraf signifikan α = 0.05%. Adapun langkah-langkah yang dipergunakan
dalam uji normalitas sebagai berikut:
1) Pengamatan , , . . dijadikan bilangan baku , , . . dengan
menggunakan rumus: =2) Selanjutnya menghitung proporsi , , …… . . yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi) maka,= , ,……….3) Hitung Selisih F(Zi)-S(Zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
4) Mengambil harga yang paling besar diantara harga mutlak lainnya, atau
harga terbesar dengan sebutan Lo.
b. Uji Linieritas
Langkah untuk melakukan uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis varians yang diadopsi dari Sudjana (2005). Adapun
rumus yang dipergunakan dalam analisis varians adalah sebagai berikut:
66
=Keterangan:
F = Nilai Linieritas
S = Standar Deviasi
TC = Tuna Cocok
e = Kesalahan
3. Pengujian Hipotesis
Analisis data pada pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel X dengan Y. Adapun langkah-langkah yang
dipergunakan dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Analisis Persamaan Regresi Linier (Koefisien Regresi)
Langkah untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel X dan Y
dipergunakan rumus sebagai berikut:= +Diketahui :
= Variabel terikat
= variabel penduga bagi intersap
= variabel penduga bagi koefisien regresi
Untuk mencari a dan b, maka rumus yang dipergunakan sebagai berikut:
= ∑ − ∑ = −= ∑ − ∑ ∑∑ − (∑ )
67
Keterangan:
= Rata-rata skor variabel X
= Rata-rata variabel Y
b. Analisis Koefisien Korelasi Sederhana
Langkah untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y
menggunakan korelasi product moment atau. Adapun rumus yang dipergunakan
sebagai berikut:
= ∑ − (∑ ). (∑ )∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )Keterangan:
= nilai koefisien korelasi
= jumlah sampel
= variabel x
= variabel y
Setelah melakukan analisis koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan
koefisien determinasi. Koefisien determinasi merupakan suatu cara untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam
menjelaskan varians dari variabel terikat. Langkah untuk menghitung koefisien
determinasi yaitu dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (r).100%.
c. Uji Keberartian Koefisien Korelasi (uji T)
Besar kecilnya koefisien korelasi yang telah dihitung, serta kuat dan
lemahnya tingkat keeratan hubungan antara variabel X dan Y, tidak memiliki
arti apapun apabila belum dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi yang
68
sudah diperoleh. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
pengujian hipotesis signifikan keberartian koefisien korelasi sebagai berikut:
Kriteria Pengujian Hipotesis:= = 0 Artinya: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
X dengan variabel Y.= ≠ 0 Artinya, Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan
Y
Untuk menentukan dan menghitung nilai uji statistik yang digunakan,
dalam analisis korelasi sederhana yaitu dengan menggunakan uji t dengan rumus
sebagai berikut:
= − 21 −Kriteria pengujian: ditolak, jika > pada taraf signifikan= 0.05
e. Analisis Koefisien Korelasi Parsial
Tujuan dari analisis koefisien korelasi parsial adalah untuk mengetahui
keeratan hubungan antara variabel X dengan variabel Y, Apabila salah satu
variabel X tetap atau konstan. Adapun rumus yang dipergunakan dalam analisis
koefisien korelasi parsial adalah sebagai berikut:
= − ( ). ( )1 − . 1 −
69
f. Analisis Persamaan Regresi Ganda
Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat dan untuk membuktikan
ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih
variabel bebas X1, X2, X3……..Xn terhadap suatu variabel terikat Y.
Persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut:
= + + +………+Keterangan:
Ŷ = Nilai taksiran variabel Y
= variabel penduga bagi intersap
= variabel penduga bagi koefisien regresi
Xn= variabel X
g. Analisis Koefisien Korelasi Ganda
Tujuan analisis koefisien korelasi ganda adalah untuk mengetahui keeratan
atau persamaan garis hubungan antara dua variabel x bebas atau lebih dengan
variabel y terikat. Adapun langkah-langkah untuk menghitung koefisien korelasi
ganda dipergunakan rumus sebagai berikut:
… = 1∑ + 2∑ + ∑∑h. Uji Keberartian Analisis Regresi Ganda (Uji F)
Hipotesis Statistik
= =
70
= ≠Kriteria pengujian:
Tolak Ho jika nilai F hitung > dari nilai F table pada taraf signifikan 0.05
Untuk mencari nilai F hitung dipergunakan rumus sebagai berikut:
= 1 −− − 1Keterangan:
R = Koefisien Korelasi Ganda
F = Nilai uji F yang akan dibandingkan dengan nilai F table
k = Banyaknya variabel bebas
n = Ukuran sampel
Untuk mencari nilai F table dapat menggunakan daftar distribusi F dengan
dk sebagai pembilang adalah (n-k-1) pada taraf signifikan 0.05.
4. Menghitung Sumbangan atau Kontribusi Tiap Variabel
Tujuan menghitung sumbangan atau kontribusi tiap variabel adalah untuk
mencari besarnya sumbangan atau kontribusi yang dihasilkan dari tiap-tiap variabel.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung adalah sebagi berikut:
a. Sumbangan Relatif
1) % = ∑ X 100%2) % = ∑ X 100%3) % = ∑ X 100%