Bab III Penilaian Struktur Eksisting
III.1 Pendahuluan
Rekayasa struktur umumnya mempunyai fokus pada tahapan desain struktur.
Sehingga banyak literatur, panduan, dan rekomendasi praktis yang dibuat untuk
mendesain struktur baru. Panduan dan rekomendasi praktis yang ada untuk
penilaian struktur eksisting tidak mempunyai tingkatan yang sama dalam hal
pengalaman praktisnya dan juga mempunyai beberapa keterbatasan dibandingkan
dengan yang tersedia untuk regulasi dan rekomendasi praktis untuk desain.
Proses penilaian adalah proses untuk memantau integritas dari platform dan
menilai kelayakannya untuk dipergunakan sesuai tujuan pembangunannya. Pada
proses ini, perubahan dari fungsi platform, perkiraan kondisi lingkungan, dan
kondisi fisik (melalui inspeksi) dievaluasi untuk dapat menghitung resiko yang
berhubungan dengan terus berjalannya kegiatan operasional pada platform. Tanpa
kecuali, platform yang berusia lama yang tidak memenuhi standar untuk desain
yang baru dan kriteria keselamatan yang ada akan memerlukan panduan untuk
operator dalam menentukan keputusannya. Hasilnya dapat berupa upgrade
platform, pengurangan personil, evakuasi menjelang badai, skenario mitigasi atau
tidak digunakan lagi.
Penilaian dari struktur eksisting perlu dilakukan untuk dapat tetap melaksanakan
kegiatan operasionalnya karena ada beberapa hal baru, seperti metode baru
produksi dan penemuan baru lainnya yang menyebabkan perubahan dari
parameter pada waktu desain sebelumnya. Dari sudut pandang ekonomis,
penggunaan dari struktur eksisting dalam beberapa kasus lebih disukai
dibandingkan instalasi baru. Walaupun pada beberapa kondisi struktur harus
dilakukan dilakukan modifikasi besar pada struktur. Penilaian juga dibutuhkan
setelah penambahan peralatan tambahan, personil baru, juga karena beberapa
kerusakan yang muncul. Tujuan dari penilaian struktur eksisting adalah untuk
memastikan bahwa kemungkinan kegagalan dari struktur masih berada pada
22
kriteria yang disyaratkan untuk memperpanjang usia penggunaan struktur. Untuk
mencapai hal tersebut maka beberapa prosedur penilaian telah diusulkan.
Standar yang paling umum diterima untuk struktur lepas pantai adalah ISO 19900
”Petroleum and Natural Gas Industries – Offshore Structures – Part 1: General
Requirements” ISO (2002). Standar ini memberikan peraturan desain dan
penilaian terhadap struktur eksisting. Beberapa negara juga mengacu pada ISO
19900 tersebut untuk diaplikasikan pada peraturan dan standar mereka.
Bagaimanapun ISO 19900 adalah standar yang masih umum, tidak terlalu spesifik
memberikan panduan bagaimana dalam melakukan penilaian kembali. Standar ini
memberikan beberapa indikasi bahwa format kode desain, format rasio cadangan
kekuatan (Reserve Strength Ratio, RSR) dan format probabilitas telah diterima.
ISO 19900 merujuk pada ISO 19902 (ISO 2004) untuk desain dan penilaian dari
struktur baja lepas pantai. Beberapa detail prosedur penilaian untuk struktur
eksisting terdapat di ISO 19902. Beberapa standar lainnya seperti API RP2A-
WSD (API 2000) dan ISO/DIS 13822 (ISO 2000), juga memberikan prosedur
detail untuk penilaian kembali struktur eksisting. Lebih lanjut, Joint Committee
for Structural Safety (JCSS) telah membuat prosedur untuk penilaian kembali
struktur eksisting. Operator yang mempunyai pengalaman pada bidang penilaian
kembali telah membuat prosedur sendiri untuk penilaian tersebut. Terakhir,
terdapat proyek riset yang dibiayai Uni Eropa yang termasuk di dalamnya paket
untuk perpanjangan usia layan struktur (SAFERELNET 2004). Indonesia telah
menetapkan syarat pemeriksaan berkala untuk mendapatkan sertifikasi kelayakan
struktur untuk ijin beroperasi. Sementara penilaian dari segi reliabilitas baru
dimulai untuk diaplikasikan pada struktur platform di Indonesia.
Dalam kondisi umum, berdasarkan pada beberapa standar dan rekomendasi yang
ada, prosedur penilaian yang ada terdiri dari beberapa langkah berikut :
- Pertimbangan tentang perlunya penilaian kembali
- Review informasi (desain, fabrikasi, instalasi, dan sejarah operasi)
- Penelusuran kondisi struktur (kerusakan besar, perubahan besar, deviasi
dari struktur)
23
- Analisa struktur (analisa desain, analisa kekuatan ultimate atau analisa
probabilitas)
- Pengambilan keputusan (struktur eksisting diterima langsung atau
diperlukan perkuatan, atau tidak diterima)
Standar dari prosedur diatas dapat dipresentasikan dalam bentuk bagan alir berikut
:
Gambar III. 1 Bagan Alir Penilaian Struktur Eksisting
(sumber : Assessment of existing offshore structures for life extension, Ersdal, 2005)
24
Tujuan dari penilaian struktur eksisting adalah untuk memastikan bahwa struktur
mempunyai tingkat keamanan yang memenuhi syarat. Tujuan yang rasional
adalah bahwa struktur eksisting seharusnya mempunyai tingkat keamanan yang
sama dengan struktur yang didesain baru. Untuk memastikan hal tersebut maka
terdapat beberapa metode untuk mengevaluasi tingkat keamanan struktur. Cara
yang memungkinkan untuk mengevaluasi tingkat keamanan struktur adalah
dengan melakukan pembebanan dan melihat responnya atau dengan melakukan
analisis untuk mengestimasi tingkat keamanannya.
III.2 Keselamatan dari struktur
III.2.1 Umum
Tujuan dari analisa struktur adalah untuk mendapatkan struktur yang efektif
dengan tingkat keselamatan yang mencukupi. Metode untuk mendesain struktur
telah dibuat mulai dari ”trial and error” sampai dengan desain linear elastik
dengan perhitungan beban dan kekuatan dan pemeriksaan kode desain. Dalam
desain linear elastik terdapat salah satu proses ”trial and error” di dalamnya.
Desain terhadap mode keruntuhan yang baru telah diperkenalkan dalam
pemeriksaan kode seiring dengan bertambahnya pengalaman pada kecelakaan
yang terjadi. Aspek yang penting dalam pengembangan konsep ini adalah
pemahaman dari perilaku struktur seperti retak getas dan fatig. Pengembangan
pada pembebanan struktur juga penting, seperti vibrasi dan hempasan impak
gelombang. Desain linear elastik dan kode desain yang digunakan untuk struktur
lepas pantai dewasa ini sudah baik. Jarang terjadi kegagalan struktur sewaktu
beroperasi di lapangan. Bagaimanapun, hanya sedikit struktur lepas pantai yang
dikenai oleh beban yang mirip dengan beban desain. Sehingga hanya sedikit saja
kegagalan yang dapat terjadi dan kegagalan yang sering terjadi banyak
diakibatkan oleh kesalahan dalam desain, fabrikasi atau installasi.
Untuk struktur jacket adalah penting untuk mendesain terhadap beban global
(seperti beban gelombang, beban gempa, dan beban tabrakan kapal) dan beban
25
lokal (seperti beban gelombang lokal, hempasan gelombang dan induksi beban
dinamik). Pada beberapa kasus kegagalan pada tingkatan lokal dapat
menghasilkan situasi yang berbahaya. Kegagalan dapat bermula dari tingkatan
lokal (seperti akibat kelebihan beban dari satu elemen atau retak fatig pada
sambungan) dan menyebabkan situasi kritis. Contohnya adalah elemen yang gagal
dapat jatuh dan merusak installasi penting lainnya ataupun manusia dll.
Keruntuhan dari bagian atas seperti living quarter, juga dapat menjadi
permasalahan serius. Bagaimanapun, masalah utama adalah jika kegagalan lokal
menjalar menjadi keruntuhan total dari struktur.
Ketika mendesain struktur baru, metode yang paling banyak digunakan untuk
memastikan keselamatan struktur adalah dengan menggunakan analisa linear
elastik dan pemeriksaan komponen dengan formula standar. Elemen dan
sambungan diperiksa untuk kondisi melewati batas (ULS), fatig (kondisi batas
fatig), dan untuk kondisi beban kecelakaan seperti ledakan, kebakaran, tabrakan
kapal (kondisi batas kecelakaan). Kebanyakan standar dan rekomendasi praktis
memasukkan beberapa mode kegagalan yang relevan. Sehingga struktur yang
didesain berdasarkan standar tersebut diasumsikan memiliki tingkat keselamatan
yang cukup.
Tingkat keselamatan struktur pada beberapa kasus tergantung kepada kekuatan
sistem struktur untuk menahan beban global, pendekatan alternatif adalah untuk
mengevaluasi kekuatan sistem secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan analisa linear elastik atau analisa non-linear elasto-plastik. Analisa
non-linear paling banyak digunakan untuk hal tersebut. Analisa umumnya
dilakukan menggunakan program elemen hingga non-linear untuk
mengakomodasi adanya non-linearitas geometri dan perilaku material. Menurut
teori batas bawah (lower bound) pada teori plastisitas, hasil dari analisa non-linear
itu mendekati, tetapi lebih kecil, dari beban runtuh dari struktur dibandingkan
dengan analisa linear elastik. Pemeriksaan analisa keruntuhan hanya dapat untuk
memeriksa margin keselamatan terhadap beban desain (ULS) dan beban
kecelakaan (ALS). Kondisi batas fatig (Fatigue Limit State, FLS) juga perlu untuk
26
diperhatikan, karena tidak termasuk dalam bagian sistem analisa non-linear.
Kondisi batas fatig dapat diperhitungkan sama seperti metode yang digunakan
untuk analisa kondisi batas fatig pada analisa linear dengan pemeriksaan
komponen. Pada masa sekarang belum banyak yang mendesain struktur
berdasarkan analisa keruntuhan non-linear, tetapi pemeriksaan kapasitas sistem
dari desain struktur semakin diperhatikan sebagai pemeriksaan yang harus
dilakukan pada struktur.
Alternatif ketiga adalah penggunaan metode probabilistik untuk analisis. Metode
probabilistik telah diperkenalkan akhir-akhir ini sebagai pendekatan untuk
mendesain dan meninjau kembali struktur. Analisa probabilitas dapat dalam
bentuk analisa reliabilitas struktur (Structural Realibility Analysis, SRA) atau
analisa kuantitatif resiko (Quantitative Structural Risk Analysis, QSRA). Pada
SRA, parameter yang digunakan pada analisa linear dan pemeriksaan komponen
maupun analisa keruntuhan non-linear merupakan variabel random yang
memenuhi distribusi probabilitas yang diharapkan untuk parameter tersebut
dibandingkan dengan nilai karakteristik. Kemungkinan kondisi batas dilewati
kemudian dihitung, menggunakan formula yang sama dengan yang digunakan
pada analisa deterministik. Hasilnya yaitu kemungkinan kegagalan (probability of
failure) adalah kemungkinan terlewatinya kondisi batas yang disyaratkan kode,
dan bukan kondisi kegagalan keseluruhan dari struktur. Analisa dapat dilakukan
berdasarkan komponen, memeriksa reliabilitas komponen individu terhadap target
reliabilitas minimum. Analisa dapat juga dilakukan berdasarkan sistem,
memeriksa pembebanan total dan kekuatan sistem terhadap target reliabilitas.
Perbedaan antara SRA dan QSRA adalah bahwa SRA hanya menyertakan ketidak
pastian yang berkaitan dengan parameter fisik dan kekurangan informasi tentang
parameter fisik dan model yang digunakan dalam analisis, sedangkan QSRA juga
menyertakan mode kesalahan yang dihasilkan dari kesalahan manusia dan
kejadian kecelakaan. QSRA juga menyertakan konsekuensi dari beberapa mode
kesalahan yang dapat terjadi. SRA dan QSRA memberikan ukuran langsung dari
keamanan, dan merupakan pilihan yang jelas untuk mengevaluasi keselamatan
27
dari struktur. Metode untuk menentukan keputusan berdasarkan SRA dan QSRA
juga diusulkan dalam standar dan literatur. Mencakup perbandingan antara
probabilitas kegagalan yang dihitung dengan target probabilitas kegagalan.
III.2.2 Struktur eksisting dan desain baru
Ketika memfokuskan pada struktur eksisting pada menjelang akhir masa usia
layannya, atau karena telah terdapat peristiwa yang mengubah parameter desain,
dibandingkan dengan desain dari struktur baru, maka pertanyaan yang muncul
adalah apakah keamanan yang ditentukan pada desain masih valid. Menggunakan
metode analisis yang disebutkan di atas, tetapi dengan memperhatikan
pengalaman dan hasil inspeksi,merupakan metode yang dapat mengevaluasi
keamanan dari penggunaan struktur selanjutnya. Alternatifnya, tujuan dari
inspeksi dan perawatan struktur dapat digunakan untuk memastikan kondisi
struktur tetap seperti sewaktu keadaan setelah dibangun. Juga bagian struktur yang
tidak memenuhi penilaian kembali dapat diperkuat, misalnya digrout, atau diganti
menggunakan komponen struktur yang baru.
Cara lain untuk mengurangi resiko terhadap kegagalan struktur adalah dengan
mengenalkan pencegahan resiko dan prosedur mitigasi, misalnya prosedur
evakuasi. Evakuasi dapat menjadi pilihan jika bencana utama disebabkan oleh
kejadian yang dapat diramalkan seperti pembebanan gelombang yang berlebihan
atau karena beban gelombang di dek. Evakuasi menjadi bukan merupakan
tindakan pencegahan yang mencukupi apabila degradasi kekuatan adalah bencana
yang utama yang terjadi pada struktur, dimana struktur dapat gagal pada kondisi
laut yang rendah.
Pada banyak kasus terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan tentang
struktur eksisting dengan struktur pada kondisi desain. Adalah penting untuk
memperhatikan fakta ini apabila akan mengevaluasi keamanan dari struktur
eksisting. Jika struktur diperhatikan dan dipelihara secara baik, pengetahuan
tentang kondisi struktur dapat bertambah. Hal in dapat menambah informasi
tentang struktur selain data konstruksi dan operasional untuk meningkatkan
28
akurasi dari analisa struktur, yang akan mengurangi ketidak pastian pada kinerja
struktur. Kode desain struktur harus berada pada bagian aman untuk mengatasi
ketidak pastian (pemilihan material, metode fabrikasi, dll) pada tahapan desain.
Cara konservatif ini dapat dihindari pada penilaian kembali struktur eksisting
untuk mengurangi margin keselamatan. Tetapi juga dapat terjadi kurangnya
informasi tentang struktur eksisting misalnya karena manajemen data yang buruk.
Hal ini akan meningkatkan ketidak pastian tentang struktur seperti dibandingkan
dengan pada saat desain. Sehingga konsekuensinya dibutuhkan margin
keselamatan yang besar.
Untuk struktur eksisting dapat disimpulkan bahwa belum terjadi kegagalan.
Struktur masih dapat menahan beban yang mengenainya. Sejarah dari beban yang
diterima tidak dapat diketahui dengan detail. Data inspeksi dapat menunjukkan
retak akibat fatig, marine growth, dan parameter lainnya yang penting untuk
menentukan beban yang bekerja pada struktur. Informasi dari sertifikat material
dan sertifikat las dapat memberikan informasi tentang kualitas baja dan las nya.
Lebih lanjut, dapat dilakukan pengukuran simultan dari gelombang dan arus dan
tegangan dan gerakan struktur yang berkaitan. Akhirnya, untuk struktur eksisting,
terkadang lebih ekonomis untuk melakukan analisa yang lebih detail, inspeksi
baru, tes dan pengukuran dibandingkan dengan mendesain kembali dan
menambah berat baja, mengkonfigurasi kembali komponen struktur atau
mengganti struktur eksisting dengan struktur yang baru. Sebaliknya, pada desain
struktur baru, analisa detail terkadang lebih mahal dibandingkan perubahan
struktur pada awal tahapan desain. Berikut adalah beberapa perbedaan yang
dibahas oleh Kallaby et al (1994) dan Moan dan Vardal (2001) yang disimpulkan
pada tabel berikut :
Tabel III. 1 Penilaian kembali dan desain
Kriteria Desain Kriteria Penilaian Lingkungan Peramalan dari kumpulan data
eksisting Seperti pada kriteria untuk struktur baru dengan penambahan dan penggunaan dari :
- review yang sudah dilakukan - pengalaman dari lapangan yang
berdekatan - penambahan data dari keadaan
29
Kriteria Desain Kriteria Penilaian lapangan
Beban Kecenderungan evaluasi yang konservatif untuk tujuan yang ditetapkan dari struktur
Evaluasi yang konservatif dari catatan as-built dan penggunaan survey terkini dari :
- marine growth - perlengkapan - pengurangan/penambahan/perubahan - berat bagian atas - areal angin
Pondasi Peramalan dari investigasi lapangan dan pengujuan laboratorium dari tanah
Seperti kriteria pada struktur baru dengan penambahan dari :
- informasi subsidence - review yang dilakukan - pengalaman dari lapangan yang
berdekatan - analisa setelah pemancangan - survey gerusan dan perbaikan
Model struktur
Topologi dan dimensi dapat berubah Tidak ada laporan inspeksi Modelling secara konservatif menggunakan presentase global untuk mengatasi detail yang kurang dan asumsi geometrik yang sederhana
Dimensi struktur tetap dan sudah diketahui Inspeksi pada saat operasi dapat dilakukan Karakteristik aktual dari baja berdasarkan sertifikat material dapat digunakan Performa struktur dapat diukur dan digunakan untuk update analisa struktur
Analisa tegangan
Waktu untuk analisa termasuk kritis Terikat untuk memenuhi kode praktis dan dokumen regulasi
Kualitas dari analisis termasuk kritis Waktu yang mencukupi untuk pengujian model, menghilangkan konservatisme jika memungkinkan, mempelajari redundansi untuk menentukan kapasitas ultimate dari struktur dan pondasi, kajian sensitifitas dari bermacam parameter untuk meningkatkan tingkat kepercayaan
Hasil Struktur mempunyai elemen dan sambungan yang memenuhi persyaratan untuk digunakan
Struktur mempunyai beberapa tegangan yang melebihi tegangan lelehnya, tetapi beberapa standar penilaian mengijinkan untuk terjadinya beberapa kelelehan jika struktur mempunyai kapasitas dan redundansi yang telah teruji
(Sumber : Assessment of existing offshore structures for life extension, Ersdal, 2005)
Kebanyakan dari item di atas dapat memperbaharui informasi yang harus
diikutkan pada penilaian dari struktur eksisting. Jika informasi terbaru
memberikan hasil yang positif sehubungan dengan keamanan struktur, maka harus
diperhitungkan dalam prosedur penilaian. Pada situasi lain, informasi dapat
mengindikasikan pengurangan faktor keamanan dari struktur, yang juga harus
diperhitungkan dalam penilaian kembali.
30
Beberapa prosedur mengijinkan untuk memberikan kriteria batas yang lebih
rendah untuk digunakan dalam penilaian kembali struktur dibandingkan dengan
proses desain, misalnya faktor beban yang lebih rendah atau kriteria rasio
cadangan kekuatan yang lebih rendah. Moan dan Vardal menyimpulkan dari tabel
di atas bahwa pada desain “Ketidak pastian memerlukan margin keselamatan yang
besar”, tetapi pada situasi penilaian kembali “Penurunan ketidak pastian dan
penurunan margin keamanan dapat dilakukan”. Penurunan kriteria batas tersebut
harus didasarkan pada fakta bahwa ketidak pastian tentang pembebanan atau
kapasitas dari struktur telah berkurang. Penurunan ketidak pastian tersebut bukan
merupakan hal yang pasti terdapat pada penilaian kembali semua struktur. Ketidak
pastian akibat beban adalah relatif sulit untuk dikurangi dan membutuhkan
pengukuran yang simultan dari lingkungan dan respon struktur. Lebih lanjut,
ketidak pastian yang cukup besar tentang beban lingkungan umumnya terkait
dengan kondisi lingkungan pada masa datang, misalnya gelombang masa depan.
Mengurangi ketidak pastian ini akan membutuhkan pengukuran yang cukup
panjang. Bagaimanapun, beberapa kemungkinan telah disebutkan pada tabel di
atas. Jika kriteria batas yang lebih rendah diijinkan, maka harus didasarkan pada
pengurangan ketidakpastian dalam pengalaman beberapa tahun. Untuk struktur
dimana kemungkinan kegagalan didominasi dari mode kegagalan fatig, maka
tidak adanya deteksi adanya penjalaran retak, misalnya setelah 20 tahun usia
layan, dapat menjadi indikator dari bertambahnya reliabilitas. Bagaimanapun,
untuk struktur yang didominasi oleh mode kegagalan ULS atau ALS maka hal
tersebut bukan merupakan indikasi yang tepat. Sebagai contoh; struktur yang
didominasi oleh kegagalan terhadap gelombang di dek hanya akan menerima
manfaat dari adanya catatan pengalaman tentang kejadian adanya gelombang di
dek.
Metode probabilitas akan mengambil reduksi atau peningkatan ketidak pastian
untuk diperhitungkan dan dinyatakan dalam bentuk perbaharuan dari tingkat
keamanan struktur dalam cara yang rasional. Pembaharuan tingkat keamanan ini
harus diperhitungkan dalam penilaian kembali struktur eksisting.
31
III.3 Prosedur penilaian
Dasar dari prosedur penilaian terdapat pada ISO/DIS 19902 yang mengacu pada
peraturan Norwegia (PSA 2004). Mengingat review dari API RP2A WSD (API
2000) dan ISO/DIS 13822 (ISO 2000) fokus lebih ke arah perbedaan dari standar
tersebut dengan ISO/DIS 19902.
III.3.1 Proses penilaian yang diusulkan pada ISO/DIS 19902
Standar menyebutkan bahwa adalah kewajiban dari pemilik untuk memelihara dan
menunjukkan kemampuan platform dalam melaksanakan operasinya pada lokasi
yang diberikan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa kemungkinan
tahunan dari kegagalan yang parah dari struktur cukup rendah. Probabilitas
tahunan yang diijinkan berdasarkan pada persyaratan peraturan yang diberikan
oleh standar dan ketentuan praktis untuk industri pada suatu daerah tersebut.
ISO/DIS 19902 secara jelas menyebutkan bahwa filosofi desain dari struktur
eksisting memperbolehkan terdapatnya kerusakan terbatas pada komponen
individu, tetapi cadangan terhadap kegagalan sistem secara keseluruhan maupun
cadangan terhadap deformasi masih memenuhi syarat. Standar ini dimaksudkan
untuk diaplikasikan pada jacket substruktur eksisting, tetapi dapat juga digunakan
untuk struktur bagian atas.
32
Gambar III. 2 Prosedur penilaian yang diusulkan pada ISO 19902
(Sumber : Assessment of existing offshore structures for life extension, Ersdal, 2005)
33
Prosedur ISO/DIS 19902 menyertakan pemeriksaan pada keadaan batas ultimate
dan keadaan batas fatig. Umumnya, jika dimulai penilaian dari platform, maka
struktur akan menjalani penilaian dengan kemungkinan 5 tingkatan analisa dan 2
metode empiris. Metode empiris pertama adalah dengan membandingkan struktur
dengan struktur yang serupa. Metode empiris yang kedua adalah penilaian
terhadap pengalaman terdahulu. Tingkatan 1 penilaian adalah analisa linear dan
pemeriksaan komponen. Tingkat 2 juga dilakukan analisa linear dan pemeriksaan
komponen, tetapi sekarang dengan beban dan ketahanan yang lebih detail. Tingkat
3 adalah analisa redundan linear elastik. Tingkat 4 adalah analisa non-linear pada
sistem termasuk pemeriksaan komponen sebagai bagian yang terintegrasi dari
analisa sistem non-linear. Akhirnya pada tingkatan ke-5 adalah pemeriksaan
berdasarkan analisa reliabilitas struktur. Jika struktur memenuhi penilaian pada
suatu tingkatan, maka tidak diperlukan penilaian pada tingkatan yang lebih tinggi.
Pencegahan dan pengukuran mitigasi untuk mengurangi rasio kejadian dan
konsekuensi dari kegagalan struktur harus sudah diperhitungkan dalam setiap
tingkatan penilaian. Bagan alir dari prosedur penilaian yang diusulkan pada
ISO/DIS 19902 adalah seperti gambar 3.2
Plaform eksisting seharusnya menjalani penilaian kembali untuk menunjukkan
kemampuan memenuhi tujuan jika terdapat satu atau lebih kondisi berikut :
- Perubahan dari desain asli atau dasar penilaian sebelumnya :
• Penambahan personil atau fasilitas
• Modifikasi fasilitas
• Terdapat kriteria lingkungan yang lebih berat
• Terdapat kriteria ketahanan komponen atau pondasi yang lebih
berat
• Perubahan fisik dari dasar desain awal platform seperti gerusan
atau penurunan
• Melebihi usia layan yang dimaksudkan
- Kerusakan atau penurunan dari komponen struktur primer. Kerusakan
kecil dapat diterima, tetapi pengaruh kumulatif dari kerusakan seharusnya
didokumentasikan dan diperhitungkan untuk penilaian ketahanan global.
34
Informasi yang mencukupi harus dikumpulkan untuk dapat melakukan penilaian
kembali secara engineering dari keseluruhan integritas struktur platform.
Informasi dari kondisi struktur platform dan fasilitasnya, dengan perhatian khusus
pada data yang tidak bisa diverifikasi langsung (seperti penetrasi tiang pancang),
sebaiknya dikumpulkan. Inspeksi umum pada bagian atas, bagian basah dan
pondasi sebaiknya dilakukan dan keputusan apakah inspeksi yang lebih detail
dibutuhkan adalah tergantung dari engineering judgement.
Perubahan dari desain awal atau penilaian awal sebelumnya, indikasi dari kondisi
lingkungan yang lebih berat, merupakan salah satu alasan dilakukannya penilaian
baru. Data metocean yang dibutuhkan untuk penilaian adalah sama dengan yang
dibutuhkan untuk desain.
Menurut ISO/DIS 19902, struktur dapat ditinjau dengan membandingkannya
terhadap struktur serupa yang terdekat, dimana kesamaan tersebut mencukupi dan
struktur yang dijadikan pembanding adalah cukup dapat memenuhi kebutuhannya
(fit for purpose). Terdapat serangkaian persyaratan untuk struktur yang ditinjau
dan struktur yang dijadikan pembanding. Pembandingan dengan struktur yang
serupa bukan merupakan fokus dari tesis ini sehingga tidak dibahas lebih lanjut.
Umumnya, penilaian dari komponen struktur dilakukan sesuai dengan standar
analisa desain pada ISO/DIS 19902, dengan memperhatikan kondisi sekarang atau
kebutuhan kondisi masa mendatang, memperhitungkan setiap kerusakan,
perbaikan, gerusan, modifikasi dan banyak faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi kinerja struktur atau integritasnya.
Analisa kekuatan ultimate (tingkat 4 – analisa non linear dan pemeriksaan
komponen) dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa struktur mempunyai
kekuatan yang cukup dan kestabilan untuk menahan kelebihan yang signifikan
pada beban yang diberikan. Kelebihan tegangan lokal dan potensial kerusakan
lokal diijinkan, tetapi keruntuhan total atau deformasi yang berlebih dihindari.
35
Rasio antara beban desain (umumnya beban 100 tahun) dan kapasitas ultimate /
pada saat runtuh kemudian ditentukan, dan biasanya dinyatakan sebagai rasio
cadangan kekuatan (reserve strength ratio, RSR). RSR seharusnya ditentukan
untuk semua arah gelombang dan nilai terendah yang didapatkan adalah RSR dari
struktur. Kriteria ijin dari RSR dapat saja berbeda tergantung dari persyaratan
lokal, tetapi kriteria ijin secara umum pada ISO/DIS 19902 adalah 1.85. jika
pemeriksaan RSR ditemukan memenuhi syarat, maka tidak dibutuhkan analisis
selanjutnya.
Tingkatan tertinggi dari penilaian adalah analisa reliabilitas struktur (SRA). Pada
ISO 19902 dinyatakan bahwa penggunaan SRA memerlukan perhatian ekstra dan
disana terdapat pengetahuan yang tidak mencukupi dari statistik untuk dapat
membuat suatu persyaratan atau rekomendasi untuk dimasukkan dalam standar.
ISO/DIS 19902 menyatakan bahwa karena reliabilitas yang ditentukan oleh SRA
adalah sangat tergantung dari pengetahuan kemampuan dari analis dan data yang
mendasarianya, maka tidak dimungkinkan untuk menyediakan kriteria ijin dalam
standar tersebut. Direkomendasikan bahwa validasi yang menyeluruh dari teknik
dan aplikasi dari teknik tersebut dilakukan, bahwa kriteria ijin telah disepakati
antara pembuat peraturan dan pemilik, dengan menyadari ruang lingkup dalam
menentukan RSR dan hasil dari SRA kemudian dikombinasikan dengan
memperhatikan biaya dan keuntungan dari perkuatan atau perbaikan lainnya yang
harus dilakukan.
Jika dapat ditunjukkan bahwa struktur telah dapat menahan kejadian yang tidak
lebih ringan dari keadaan dimana struktur tersebut ditinjau maka dapat
diasumsikan bahwa struktur tersebut diterima. Bagaimanpun, kejadian masa lalu
harus mewakili dari semua komponen dan arah badai. Diberikan beberapa batasan
dalam penggunaan penilaian dengan pengalaman terdahulu misalnya bahwa
disebutkan jika pembebanan lingkungan melebihi beban desain lingkungan, maka
disarankan database lingkungan direview dan peristiwa tersebut dimasukkan
dalam database, dan analisis berikutnya menunjukkan bahwa peristiwa tersebut
kemudian tidak mewakili kondisi ekstrim.
36
Tiga metode yang berbeda untuk meninjau struktur dengan memperhatikan fatig
telah diusulkan. Penilaian menunjukkan durabilitas fatig mencukupi bila satu dari
beberapa kriteria di bawah ini dipenuhi :
- Hasil dari penilaian fatig menurut klausul 16 (ISO/DIS 19902)
menunjukkan bahwa umur fatig untuk semua elemen dan sambungan
adalah minimum sama dengan usia layan dan sejarah inspeksi tidak
menunjukkan tidak adanya retak fatig atau kerusakan yang tidak dapat
dijelaskan
- Penilaian fatig menurut klausul 16 telah mengidentifikasi sambungan
dengan umur fatig terendah dan inspeksi periodik pada sambungan ini
tidak menemukan retak fatig atau kerusakan yang tidak dapat dijelaskan.
- Ketika usia fatig dari setiap elemen dan sambungan yang telah dihitung,
lebih kecil dari usia layan dari struktur dan kerusakan fatig telah
diindentifikasi, struktur dapat diasumsikan memenuhi kebutuhan karena
prediksi mekanika fraktur dari perambatan retak menunjukkan usia yang
mencukupi dan inspeksi periodik mengawasi perambatan retak dari
elemen atau sambungan yang dikhawatirkan.
III.3.2 Proses penilaian yang diusulkan pada API RP2A WSD
API RP2A WSD (API 2000) adalah standar yang paling banyak digunakan untuk
desain struktur tetap lepas pantai di USA. Standar tersebut juga banyak digunakan
di negara lain di luar US, dan Indonesia juga mengadopsi peraturan dari standar
tersebut. Bagaimanapun, standar tersebut menarik karena merupakan satu-satunya
standar yang ada yang mengatur penilaian dari struktur eksisting ke tingkatan
yang lebih detail.
Standar dinyatakan dapat diaplikasikan hanya untuk meninjau struktur eksisting
platform, dimana telah didesain menurut standar API dari edisi 20 atau
sebelumnya. Struktur yang didesain setelah edisi 21, sebaiknya ditinjau
berdasarkan kriteria awal yang digunakan untuk desain. Dengan klausul tersebut
37
API membatasi kemungkinan digunakannya penilaian kembali struktur eksisting
dalam rangka mengurangi biaya struktural dengan membangun platform yang
direncanakan mempunyai modul tambahan tetapi modul tersebut belum
diperhitungkan sebelumnya dalam desain.
Pemilihan elemen dari penilaian platform, kategori dari tingkat keselamatan
untuk penilaian kembali tidak berbeda jauh dengan prosedur ISO 19902.
Terdapat dua analisa potensial yang disebutkan dalam API RP2A WSD, analisa
tingkat desain dan analisa kekuatan ulitmate. Analisis itu sendiri kurang lebih
sama dengan yang disebutkan pada ISO 19902, dengan kriteria ijin yang berbeda.
Prosedur analisa tingkat desain mirip dengan yang digunakan untuk mendesain
platform baru, termasuk aplikasi dari semua faktor keamanan, penggunaan dari
tegangan leleh karakteristik dibandingkan tegangan leleh rata-rata, dll.
Bagaimanapun, beban lateral lingkungan dapat dikurangi sampai 85% dari kondisi
100 tahun untuk platform dengan konsekuensi tinggi, dan 50% untuk platform
dengan konsekuensi rendah. Pada analisa kekuatan ultimate, rasio cadangan
kekuatan (RSR) didefinisikan sebagai rasio dari kapasitas beban lateral ultimate
terhadap beban lateral lingkungan 100 tahunan. RSR sebesar 1.6 dibutuhkan
untuk platform dengan konsekuensi tinggi dan 0.8 untuk platform dengan
konsekuensi rendah.
Sebagai tambahan, penilaian dengan perbandingan terhadap platform serupa,
penilaian dengan menggunakan kemungkinan kegagalan dan penilaian
berdasarkan kejadian terdahulu merupakan alternatif prosedur penilaian yang
diterima dengan beberapa batasan. Secara umum metode penilaian ini terlihat
mirip dengan yang ada pada ISO 19902.
III.3.3 Prosedur penilaian yang diusulkan pada ISO/DIS 13822
ISO/DIS 13822 (ISO 2000) adalah rancangan standar internasional, dan
perubahan dari standar ini dapat muncul pada versi final. Dua standar yang telah
disebutkan di atas didasarkan pada analisa cadangan kekuatan dan analisa desain,
38
sedangkan pada ISO/DIS 13822 secara umum adalah standar penilaian
berdasarkan reliabilitas.
Elemen pemilihan struktur untuk ditinjau juga tidak berbeda jauh dengan prosedur
ISO 19902. Tujuan dari penilaian harus dinyatakan dalam bentuk kebutuhan
kinerja mendatang dari struktur dengan persetujuan dari pemilik, pihak berwenang
dan engineer. Kinerja mendatang yang dibutuhkan seharusnya dinyatakan dalam
rencana penggunaan dan rencana keselamatan. Skenario yang berhubungan
dengan perubahan pada kondisi struktur harus dinyatakan dalam rencana
keselamatan (safety plan) untuk mengidentifikasi situasi kritis yang mungkin
untuk struktur. Kata-kata dalam standar ini mungkin berbeda dengan ISO 19902,
tetapi elemen-elemennya mempunyai kemiripan.
Standar ini mencakup pilihan untuk penilaian awal (preliminary assessment) dan,
jika dibutuhkan, penilaian detail. Penilaian awal mencakup verifikasi dokumen,
pemeriksaan dari kejadian besar, perubahan kondisi tanah dan penggunaan salah
dari struktur serta inspeksi awal dari struktur untuk kerusakan yang mungkin dari
struktur. ISO/DIS 13822 menyatakan bahwa inspeksi awal dapat secara jelas
menunjukkan kekurangan khusus dari struktur, atau bahwa struktur tersebut
reliabel untuk penggunaan lebih lanjut setelah usia layannya, dalam kasus ini
penilaian detail tidak diperlukan. Apabila terdapat ketidak pastian dalam tindakan,
tindakan yang mempengaruhi propertis struktur, penilaian detail
direkomendasukan. Bagian 4.5 dari ISO/DIS 13822 adalah bagian untuk penilaian
detail dari struktur.
Penilaian detail seperti dijelaskan pada ISO/DIS 13822 mencakup elemen yang
sama dengan ISO/DIS 19902, mencakup pencarian dan review dokumen detail,
inspeksi detail dan pemeriksaan material, penentuan tindakan, penentuan propertis
struktur dan analisa struktur. Degradasi dari struktur eksisting dimasukkan dalam
pertimbangan.
39
Bagian 4.5.6 menyatakan bahwa verifikasi dari struktur eksisting seharusnya
dilakukan untuk memastikan tingkat reliabilitas struktur menunjukkan tingkat
kinerja struktur yang diharapkan. Pada informasi di lampiran F menyebutkan
bahwa tingkat target reliability yang digunakan untuk melakukan verifikasi dari
struktur eksisting dapat ditentukan berdasarkan kalibrasi dari kode yang ada,
konsep minimum dari biaya yang diharapkan dan atau perbandingan dengan
resiko sosial lainnya. Persyaratan juga sebaiknya menunjukkan jenis dan
kepentingan dari struktur, kemungkinan konsekuensi kegagalan dan kriteria sosio-
ekonomis. Usulan dari target probabilitas kegagalan untuk beberapa kondisi batas
juga diberikan.
Pendekatan alternatif pada intervensi struktur, yang sesuai untuk keadaan tertentu,
adalah untuk mengendalikan atau memodifikasi resiko dengan memberikan
pembatasan beban, merubah aspek penggunaan dari struktur, penerapan
pengawasan dan pengendalian.
ISO/DIS 13822 juga terbuka untuk penilaian yang dibutuhkan berdasarkan pada
kinerja yang memuaskan di masa lalu dengan beberapa pembatasan.
Klien dalam hubungannya dengan pihak berwenang sebaiknya membuat
keputusan akhir dari intervensi struktur, berdasarkan penilaian engineering dan
rekomendasi dari laporan dan juga memperhatikan semua informasi yang ada.
III.3.4 Proses penilaian yang diusulkan oleh Joint Committee on Structural
Safety (JCSS)
Prosedur penilaian untuk struktur eksisting oleh JCSS dipublikasikan oleh
Diamantidis (2001). Berdasarkan pada metode probabilitas dalam meninjau
struktur, dan memberikan rekomendasi serta masukan untuk analisa reliabilitas
struktur dan penilaian secara umum. JCSS juga mempublikasikan Probabilistic
Model Case (JCSS 2001), memberikan masukan tentang penggunaan analisa
reliabilitas struktur.
40
Secara umum prosedur yang ada tidak berbeda jauh dengan yang prosedur
sebelumnya, tetapi dua elemen difokuskan langsung pada aspek yang penting.
Pertama adalah pendefinisian skenario bencana. Dalam bentuk rencana
penggunaan (utilisation plan) dan rencana penggunaan mendatang dari struktur
yang ditinjau, daftar bencana yang dapat terjadi pada struktur harus didefinisikan.
Istilah skenario bencana (hazard scenario) adalah konsep yang luas. Dibuat untuk
menggambarkan situasi, dimana struktur dapat mengalami kejadian yang
membahayakan integritasnya dan membahayakan resiko nyawa manusia. Konsep
skenario bencana secara khusus diterapkan pada struktur eksisting karena aplikasi
langsung dari kode yang ada tidak dimungkinkan.
Kedua adalah rencana keselamatan (safety plan). Rencana keselamatan in
memberikan ukuran keselamatan yang berkaitan dengan skenari bencana yang
didefinisikan. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa kategori :
- Menghilangkan skenario bencana pada sumber yang dapat menyebabkan
bencana
- Menghindari skenario bencana dengan mengubah tujuan konsep struktur
- Mengendalikan skenario bencana dengan peralatan keselamatan, sistem
peringatan seiring dengan pemeriksaan, pengawasan, inspeksi yang diikuti
oleh koreksi pengukuran yang mencukupi
- Mengatasi skenario bencana dengan membuat margin keamanan yang
memadai
- Menerima skenario bencana karena tidak dapat diatasi oleh beberapa cara
di atas
Daftar dari resiko yang diterima menjelaskan bagian yang mendapat keuntungan
dari penerimaan resiko tersebut dan bagian yang menerima konsekuensinya.
Skenario bencana dan rencana keselamatan untuk mencegahnya dilakukan seiring
dengan pemeriksaan dari mode keruntuhan yang baru untuk struktur lama seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya.
41
III.4 Komentar terhadap standar yang ada
ISO 19902 adalah standar yang paling relevan untuk struktur tetap lepas pantai
(jacket), yang menjadi fokus tesis ini. Sehingga hal – hal yang akan dibahas
mengacu pada standar ini. ISO 19902 juga merupakan prosedur yang baik untuk
meninjau struktur eksisting untuk perpanjangan usia layan.
III.4.1 Identifikasi bencana dan mode keruntuhan dan pengukurannya
ISO/DIS 13822 dan JCSS memberikan rekomendasi eksplisit untuk
mengidentifikasi bencana dan mode keruntuhan, juga mendefinisikan dan
memberikan pengukuran keamanan untuk menanggulanginya. Hal ini merupakan
hal yang penting dalam semua prosedur standar penilaian struktur eksisting.
Rekomendasi serupa pada ISO/DIS 19902 dan API RP2A ESD lebih implisit. Dua
standar ini lebih memfokuskan pada standar jacket lepas pantai, dan sepertinya
tujuan dari standar ini adalah untuk memperhitungkan bencana dan mode
keruntuhan tambahan daripada menjelaskan prosedur untuk mengevaluasi
bencana dan mode keruntuhan tambahan tersebut. Bagaimanapun, contoh dari
tidak disertakannya bencana dan mode keruntuhan dapat dikarenakan :
- Beberapa retak fatig yang mengurangi kapasitas struktur dalam satu
periode inspeksi, yang membawa pada kemungkinan kegagalan yang
tinggi dan tidak dapat diterima
- Korosi pada struktur yang membawa pada kerusakan yang sebelumnya
tidak terdapat pada perhitungan desain struktur
- Penurunan atau pemburukan iklim gelombang yang menambah
kemungkinan terjadinya gelombang di dek
Prosedur ISO/DIS 19902, ISO/DIS 13822 dan JCSS lebih lanjut memberikan
rekomendasi untuk mencegah resiko, mengendalikan resiko dan menghindari
bencana. Untuk struktur jacket lepas pantai, prinsip dari pengendalian resiko dan
menghindari bencana dapat diilustrasikan dengan membuat rencana mitigasi dan
evakuasi personil.
42
III.4.2 Pemeriksaan keadaan batas ultimate
Dalam konteks analisa struktur terhadap kondisi batas ultimate, standar yang ada
memerlukan jenis analisis yang sama. Sehingga pembahasan difokuskan pada
jenis analisis daripada standar itu sendiri.
Analisa linear dan pemeriksaan komponen (pemeriksaan tingkat desain)
Keselamatan struktur biasanya dianggap secara implisit diijinkan jika struktur
didesain berdasarkan kode desain yang direkomendasikan. Hal ini berdasarkan
fakta bahwa kebanyakan kode desain disusun lebih dari setahun, dan faktor
keamanan telah ditentukan sampai pada level yang pantas berdasarkan ijin
penerimaan resiko pada masyarakat penggunanya. Lebih lanjut, faktor beban dan
ketahanan telah dikalibrasi melalui analisa realibilitas.
Dengan kombinasi dengan identifikasi bencana dan mode keruntuhan yang diikuti
dengan pengukuran untuk mengatasinya, analisa linear dan pemeriksaan
komponen menurut standar yang berlaku merupakan metode yang baik untuk
meninjau kembali struktur eksisting. Bagaimanapun, jika terdapat ketidak pastian
yang signifikan pada struktur dan statusnya, maka penggunaan kode desain
standar dapat tidak mencukupi karena kode tersebut tidak memperhitungkan
peningkatan ketidak pastian tentang struktur dengan merekomendasikan faktor
keamanan yang lebih tinggi untuk situasi tersebut.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperhitungkan perubahan ketidak
pastian atau pembebanan yang terjadi ketika menggunakan analisa linear dan
pemeriksaan komponen adalah dengan mengubah faktor keamanan yang
dibutuhkan ketika ketidak pastian secara signifikan meningkat. Faktor keamanan
sebelumnya ditentukan berdasarkan asumsi ketidak pastian yang terdapat dalam
formula desain dan perhitungan beban. Jika ketidak pastian tersebut berkurang,
maka faktor keamanan yang disyaratkan juga berkurang.
Pengurangan faktor keamanan yang dimungkinkan tidak secara otomatis
dilakukan terhadap semua struktur eksisting, tetapi harus berdasarkan pada
dokumentasi aktual tentang perubahan ketidak pastian tentang struktur tersebut.
43
Dengan memperhitungkan hubungan antara ketidak pastian dengan faktor
keamanan maka bisa dimungkinkan terjadi peningkatan faktor keamanan dalam
tingginya ketidak pastian tentang struktur dan pembebanan. Prosedur dalam men-
skala faktor keamanan menggambarkan pengetahuan aktual tentang struktur dan
pembebanan yang dibutuhkan sebelum kemudian digunakan pada metode
selanjutnya. Perhatian lebih harus dilakukan pada keadaan dimana ketidak pastian
dominan, seperti kasus dengan beban gelombang.
Analisa linear dan pemeriksaan komponen dengan pengurangan tingkat
beban
Standar menerima adanya pengurangan tingkatan beban dengan menurunkan
faktor keamanan atau mempercayai bahwa struktur eksisting lebih reliabel
dibandingkan pada tahapan desain. Peningkatan kepercayaan pada struktur
eksisting harus dilakukan berdasarkan peningkatan pengetahuan tentang struktur.
Penurunan faktor beban kemudian terlihat sebagai tindakan untuk mengurangi
ketidak pastian dalam melakukan analisa detail pada struktur yang telah menerima
beban yang sama dengan atau lebih besar dari beban desain. Penurunan tingkatan
beban memang sedikit janggal, ketika lebih sering dibahas mengenai kekuatan dan
kinerja struktur. Sebagai contoh, apabila struktur telah mengalami pembebanan
gelombang yang berlebih dan tidak mengalami kerusakan, maka ketidak pastian
tentang kekuatan struktur (kemampuan menahan beban gelombang) dapat
dikurangi. Sehingga, dalam tesis ini tidak direkomendasikan untuk mengurangi
tingkat beban dalam meninjau struktur, tetapi lebih kearah evaluasi untuk
mengurangi ketidak pastian dalam konteks probabilitas dan mengurangi faktor
keamanan terhadap kekuatan strukturnya.
Tingkat beban juga dapat dikurangi berdasarkan perubahan penggunaan dari
struktur, seperti diindikasikan dalam ISO/DIS 19902 untuk instalasi tanpa
manusia. Jika beban desain yang berbeda diterima untuk instalasi tanpa manusia
dibandingkan dengan instalasi dengan manusia, maka penurunan beban terhadap
perubahan penempatan manusia harus diperhitungkan. Bagaimanapun, evaluasi
tersebut tidak difokuskan dalam tesis ini.
44
Analisa non-linear dan pemeriksaan komponen
Analisa non-linear dan pemeriksaan komponen menyertakan analisa keruntuhan
atau analisa push-over. Hal itu dilakukan untuk menetapkan rasio cadangan
kekuatan dari struktur.
Terdapat beberapa variasi dalam persyaratan tentang kriteria ijin dari struktur
yang didasarkan pada nilai RSR. Sebagai contoh, API mensyaratkan RSR>1.6
untuk platform dengan konsekuensi tinggi, dan RSR>0.8 untuk platform dengan
konsekuensi rendah, dimana persyaratan RSR>1.85 diberikan oleh ISO/DIS
19902. Tidak terdapat referensi yang jelas darimana dasar pengambilan kriteria
tersebut. Evaluasi terhadap kebutuhan RSR harus disusun, dan dievaluasi dalam
hubungannya dengan beban hidup dan mati pada bagian atas, kerusakan.
Identifikasi dari indikator keamanan struktur sangat dibutuhkan. ISO/DIS 19902
mengidentifikasi RSR sebagai indikator yang memadai dalam penilaian kembali
menggunakan analisa non-linear dan pemeriksaan komponen. Pengaruh dari
pembebanan gelombang di dek, pembebanan bagian atas dan kekuatan kondisi
rusak harus dievaluasi dan dihubungkan dengan RSR. Jika diperlukan, kriteria
yang mengkombinasikannya harus disusun. Penilaian berdasarkan analisa
redundan linear atau non-linear (analisa RSR), jika dikombinasikan dengan
indikator yang lain dari faktor keamanan, merupakan metode yang baik dimana
identifikasi bencana dan mode keruntuhan telah dilakukan.
Pendekatan probabilitas
Keberatan utama dalam menggunakan analisa reliabilitas struktur (SRA) dalam
penilaian struktur adalah bahwa SRA tidak menghitung kemungkinan kegagalan
dari struktur yang menyatakan kemungkinan kegagalan sebenarnya, dan bahwa
tidak terdapat target reliabilitas yang secara umum disepakati. Keberatan
tambahan adalah bahwa hanya sedikit pihak yang mempunyai pengetahuan untuk
melakukan analisa reliabilitas struktur yang sesuai. Sehingga penggunaan dari
SRA untuk meninjau struktur eksisting seharusnya didokumentasikan dengan baik
oleh analis dan terbuka untuk evaluasi lebih lanjut oleh pihak lain.
45
Tidak ada kriteria ijin untuk SRA yang diberikan pada ISO/DIS 19902, tetapi
lebih ke arah rekomendasi untuk mencari kriteria ijin yang telah disepakati dengan
regulasi lokal. Dalam ISO/DIS 13822, target reliabilitas yang digunakan untuk
verifikasi dari struktur eksisting direkomendasikan untuk disusun berdasarkan
satu atau lebih dari metode berikut :
- Kalibrasi dengan kode yang ada
- Biaya total minimum yang diharapkan
- Perbandingan dengan resiko sosial lainnya
46
Bab III Penilaian Struktur Eksisting.................................................................. 21
III.1 Pendahuluan .......................................................................................... 21
III.2 Keselamatan dari struktur ..................................................................... 24
III.2.1 Umum............................................................................................ 24
III.2.2 Struktur eksisting dan desain baru ................................................ 27
III.3 Prosedur penilaian................................................................................. 31
III.3.1 Proses penilaian yang diusulkan pada ISO/DIS 19902................. 31
III.3.2 Proses penilaian yang diusulkan pada API RP2A WSD............... 36
III.3.3 Prosedur penilaian yang diusulkan pada ISO/DIS 13822............. 37
III.3.4 Proses penilaian yang diusulkan oleh Joint Committee on
Structural Safety (JCSS) ................................................................................ 39
III.4 Komentar terhadap standar yang ada .................................................... 41
III.4.1 Identifikasi bencana dan mode keruntuhan dan pengukurannya .. 41
III.4.2 Pemeriksaan keadaan batas ultimate............................................. 42
Gambar III. 1 Bagan Alir Penilaian Struktur Eksisting ........................................ 23
Gambar III. 2 Prosedur penilaian yang diusulkan pada ISO 19902...................... 32
Tabel III. 1 Penilaian kembali dan desain............................................................. 28