21
BAB III
PROSES PENCIPTAAN KARYA
A. Implementasi Teoritis
Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah,
memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa
kecil dahulu, dapat memberikan kesadaran kita akan hal-hal yang telah kita capai
untuk sebuah koreksi menuju hal-hal yang akan kita lakukan saat ini dan dimasa
yang akan datang, karena dorongan psikologis kita.
Keluguan seorang anak di dalam kehidupan biasanya tidak terbebani oleh
pemikiran yang muluk-muluk sehingga dalam penyampaian pesan yang tergores
melalui ekspresi wajah atau mimik akan memberi petunjuk tentang minat mereka
terhadap sesuatu. Oleh sebab itu ekspresi wajah anak adalah sebuah ide yang
ingin pencipta tuangkan ke dalam karya.
Karya ini akan difokuskan pada subjek ekspresi anak dalam karya seni lukis,
yaitu visualisasi yang menggambarkan bahasa tentang keindahan dan pertanggung
jawaban sebagai seorang perupa. Sesuai dengan bidang penulis yang menempuh
studi pada jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS
Surakarta, maka penulis menuangkan ide gagasan untuk menciptakan sebuah
karya seni lukis berdasarkan teknik yang diperoleh selama masa studi baik secara
formal mulai dari Studio Lukis I yang ditempuh pada semester lima sampai
dengan Studio Lukis IV pada semester delapan, dan juga non formal selama
penulis berkesenian khususnya seni rupa di luar wilayah akademis.
Penulis berharap Ekspresi Wajah atau Mimik Pada Anak yang menjadi
konsep penciptaan karya seni lukis di sini dapat memberikan gambaran tentang
22
realita kehidupan dan masalah-masalah sosial yang aktual sebagai masalah yang
lebih penting untuk dikemukakan .
Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis.
Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya.
Dalam proses penciptaan karya lukis ini, penulis terinspirasi oleh anak.
Penulis merasakan adanya dorongan perasaan yang tersentuh oleh suatu keunikan
dari ekspresi anak. Saat melihat sosok anak berekspresi, ekspresi wajah anak
sangat berbeda sekali dengan ekspresi yang ditampilkan oleh orang dewasa.
Ekspresi anak terlihat lebih spontan dan tidak mengada-ngada, dan dari realitas ini
pulalah penulis kemudian mendapatkan gagasan ekspresi seorang anak untuk
dijadikan sebuah kajian karena memiliki sisi menarik dari seorang anak dibalik
karakter ekspresi yang di keluarkan. Sebelum Penulis melakukan proses melukis,
terkadang Penulis menelusuri terlebih dahulu realita yang terjadi, merasakan dan
mengamati secara langsung interaksi seorang anak dalam berekspresi, proses
interaksi ini pun kemudian membuahkan ide dan jiwa yang jernih sebelum
memulai proses melukis.
Penulis merasakan pengalaman pribadi pada momen-momen sepanjang
proses kerja kreatif merupakan bagian dari proses penciptaan karya lukis ini
dengan melihat secara langsung dunia anak dan mengamati segala aktivitas yang
berhubungan dengan anak.
Proses apresiasi terhadap karya seni pun sangat memengaruhi penulis dalam
membentuk dan memvisualisasikan objek, dengan melihat pameran lukisan
ataupun melihat karya seni yang sudah terlebih dahulu dibuat oleh para seniman,
Untuk merangsang penulis untuk membuat karya seni yang lebih segar dan
23
memuat konsep yang lebih kontekstual. Karya yang penulis ciptakan yaitu berupa
sepuluh buah karya dengan ukuran 150 x 115 cm. Dalam proses pembuatan
lukisan terdapat proses kreasi yang timbul dari sebuah imajinasi untuk
mendapatkan proporsi yang baik.
B. Implementasi Visual
1. Konsep Perwujudan
Dalam pembuatan karya seni lukis ini penulis sebagai penciptanya
menghadirkan sepuluh buah lukisan dengan kanvas sebagai bidang lukisnya dan
menggunakan teknik cetak stensil dengan bantuan proyektor. Dari konsep
“Ekspresi Wajah atau Mimik Pada Anak” maka ide-ide yang dituangkan adalah
tentang ekspresi dari diri penulis yang akan divisualisasikan dalam karya seni
lukis satu sampai sepuluh. Pada karya ini, penulis sebagai perupa membuang
sejauh mungkin pembatasan seni rupa murni hanya di sekitar wilayah seni lukis.
Oleh karena itu pemilihan media kanvas dan teknik stensil dirasakan paling tepat
untuk menampung gagasan tersebut. Karya yang akan diciptakan menggunakan
visualisasi yang digambarkan dengan bantuan proyektor.
Sebuah penciptaan karya membutuhkan sebuah media untuk
megimplementasikan ide dan gagasanya, baik itu dengan menggunakan kanvas,
kertas, papan dan sebagainya agar karya tersebut dapat dinikmati dan diamati.
Sehingga tidak hanya sekedar pemikiran dan angan-angan yang ada tetapi ada
bentuk kongkritnya yaitu sebuah karya seni. Pemilihan media yang tepat sangat
mempengaruhi hasil akhir sebuah karya seni, pesan yang disampaikan seorang
seniman juga dapat diwakilkan dengan menggunakan media “jadi” (ready made) ,
24
media yang salah akan mempengaruhi komunikasi antara seniman dengan
penikmat seni.
2. Teknik Pengerjaan
Sebelum pencipta melakukan proses pengerjaan karya, pencipta menyiapkan
alat dan bahan yang akan dipakai dalam melukis. Keseluruhan alat dan bahan
disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai tehnik yang digunakan. Adapun alat
dan bahan yang digunakan dalam proses penciptaan karya antara lain:
a. Alat-Alat Melukis
Adapun alat-alat yang digunakan atau dipersiapkan yakni:
1) Proyektor
Berfungsi sebagai alat untuk membantu membuat sketsa di
kanvas.
2) Guntaker
Berfungsi sebagai perekat kain kanvas diatas spanram. Steples
yang dipakai 24/6-1M.
3) Spanram
Spanram yang digunakan terbuat dari kayu damar dengan tebal
3x4 cm dan panjang empat meter sebanyak dua belas buah yang
digunakan sebagai span ram.
4) Kuas
Untuk alat yang digunakan dalam proses pengerjaan karya
penulis menggunakan kuas Eterna dengan berbagai macam
ukuran.
25
b. Bahan- bahan melukis
Adapun bahan –bahan yang digunakan dalam proses berkarya seni :
1) Kain Kanvas
Kain kanvas yang teksturnya lebih halus, bisa di beli di
toko- toko kain terdekat. Kain kanvas yang digunakan adalah
dengan 0,3 mm sebanyak lima buah, dengan ukuran panjangnya
150 cm dan lebar 110 cm
2) Pensil
Pensil yang digunakan adalah pensil 2B yang digunakan
untuk proses drawing.
3) Cat Tembok
Cat Tembok yang digunakan cat tembok Inulex warna
putih lima kilogram, binder dua kilogram.
4) Pigmen
Supaya didapatkan gradasi warna untuk menciptakan
bentuk pada kain kanvas yang dipakai sebagai media melukis.
Pigmen dengan warna primer yaitu merah, kuning, biru, dan
warna hitam masing-masing dua ons.
Dalam prosesnya, perangkat komputer juga menjadi alat dalam pengerjaan
karya penulis. Untuk proses pengerjaannya ada beberapa langkah sebagai berikut;
a. Langkah pertama dalam pembuatan karya lukis adalah dengan membuat
sketsa dari ide dan gagasan penulis.
b. Langkah ke dua, kanvas sebagai bidang yang akan dilukis dipasangi
kerangka di bagian belakangnya dengan menggunakan kayu reng dan
26
diamplas permukaanya. Kemudian di dasari warna putih, dengan
menggunakan cat akrilik yang dicampur dengan binder.
c. Langkah ke tiga, edit gambar yang akan menjadi objek lukisan dengan
menggunakan software photoshop Cs5, kemudian dilanjutkan dengan
membuat desain teknik stensil.
d. Langkah ke empat, melukiskan karya yang sudah di proses photoshop ke
kanvas dengan bantuan alat proyektor.
e. Langkah ke lima membuat sket objek yang merupakan bagian dari lukisan
dengan cat akrilik.
f. Langkah ke enam, blok warna objek dengan menggunakan cat akrilik dan
digoreskan dengan kuas.
g. Langkah ke tujuh yaitu, mengecat background dengan cat akrilik sesuai
dengan karakter dan sifat warna sesuai dengan ekspresi dari tiap karya.
3. Proses Visualisasi Karya
a. Sketsa gambar
Setelah mendapatkan ide dan gagasan bentuk dari konsep
penciptaan karya lukis, lalu mulai membuat sketsa rancangan gambar
yang akan dilukis. Ada banyak alternatif sketsa yang berikutnya
dipilih yang paling sesuai dengan gagasan bentuk yang dikehendaki.
Dalam proses pembuatan karya ini sketsa hanya sebagai rancangan
bentuk yang akan divisualisasikan, karena objek yang akan
dimunculkan adalah ekspresi wajah anak yang diambil dari foto, baik
dari internet maupun hasil memotret model yang telah disesuaikan
dengan sketsanya.
27
b. Pewarnaan dan pembentukan objek
Dalam proses pewarnaan karya yang akan dilukis yaitu
menggunakan cat akrilik. Setelah pewarnaan pada objek maka
berikutnya menggambar background. Objek yang akan
divisualisasikan yang berupa foto sebelumnya diedit di photoshop
untuk membuat negatif cetak sablon/stensil multi, dan bagian dalam
objek diwarnai dengan cat akrilik sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
c. Pembuatan back ground
Dalam pembuatan background kesepuluh karya akan disesuaikan
dengan karakter dan sifat warna sesuai dengan ekspresi dari tiap
karya. Untuk tekhniknya menggunakan teknik melukis dengan
menggunakan kuas seperti pada umumnya. Untuk pewarnaannya
menggunakan cat akrilik dan pigmen.
Dalam proses pembuatan karya satu sampai dengan sepuluh
semuanya menggunakan teknik yang sama hanya visualisasinya saja
yang berbeda. Dan warna-warna yang digunakan pada objek gambar
juga sama, kecuali warna background berbeda karena disesuaikan
dengan gagasan visual pada tiap karya.
28
d. Sketsa-sketsa
1. Sketsa Karya I
Gambar 3. Sketsa karya I.
2. Sketsa Karya II
Gambar 4. Sketsa karya II.
29
3. Sketsa Karya III
Gambar 5. Sketsa karya III.
4. Sketsa Karya IV
Gambar 6. Sketsa karya IV.
30
5. Sketsa Karya V
Gambar 7. Sketsa karya V.
6. Sketsa Karya VI
Gambar 8. Sketsa karya VI.
31
7. Sketsa Karya VII
Gambar 9. Sketsa karya VII.
8. Sketsa Karya VIII
Gambar 10. Sketsa karya VIII.
32
9. Sketsa Karya IX
Gambar 11. Sketsa karya IX.
10. Sketsa Karya X
Gambar 12. Sketsa karya X.
33
e. Perwujudan Karya
Gambar 13. Proses Proyeksi Gambar Ke Kanvas.
34
Gambar 14. Proses sketsa gambar dengan bantuan proyektor.
35
Gambar 15. Hasil sketa di kanvas.
36
Gambar 16. Proses pewarnaan obyek.
37
Gambar 17. Hasil jadi pewarnaan objek.
38
Gambar 18. Hasil akhir karya.
39
C. Deskripsi Karya
Pada proses pembuatan karya, penulis menciptakan lima buah lukisan dan
berikut ini akan dituliskan deskripsi dari karya pertama sampai dengan karya yang
ke sepuluh.
a. Karya pertama
Gambar 19. Karya Pertama Ekspresi anak penasaran
Judul : Ekspresi Anak Penasaran
Ukuran : 150 x 110 cm
Medium : Acrylic on canvas
Teknik : Lukis
Tahun : 2015
40
Pada karya anak ini tampak anak seorang perempuan dengan rambut sebahu
sedang melirik kearah kanan. Dengan background merah keunguan. Merah
keunguan menggambarkan sifat ekspresi penasaran ( penuh teka-teki).
b. Karya kedua
Gambar 20. Karya Kedua Ekspresi Anak Malu
Judul : Ekspresi Anak Malu
Ukuran : 150 x 110 cm
Medium : Acrylic on canvas
Teknik : Lukis
Tahun : 2015
41
Pada karya ini menggambarkan seorang anak perempuan sedang memegang
kepala dengan tangan kirinya yang menandakan anak perempuan ini
menunjukkan ekspresi malu-malu. Background untuk menggambarkan ekspresi
malu-malu adalah warna kuning.
c. Karya ketiga
Gambar 21. Karya Ketiga Ekspresi Anak Sedih
Judul : Ekspresi Anak Sedih
Ukuran : 150 x 110 cm
Medium : Acrylic on canvas
Teknik : Lukis
Tahun : 2015
Pada karya ini menggambarkan seorang anak kecil laki-laki yang sedang
sedih. Untuk background ekspresi sedih berwarna Ungu.
42
d. Karya keempat
Gambar 22. Karya Keempat Ekspresi Anak Marah.
Judul : Ekspresi Anak Marah
Ukuran : 150 x 110 cm
Medium : Acrylic on canvas
Teknik : Lukis
Tahun : 2015
Pada karya ini menggambarkan seorang anak perempuan yang mengerutkan
wajahnya, gambar ini berarti anak perempuan itu sedang marah. Backgroung
sendiri berwarna merah.
43
e. Karya kelima
Gambar 23. Karya Kelima Ekspresi Anak Takut.
Judul : Ekspresi Anak Takut
Ukuran : 150 x 110 cm
Medium : Acrylic
Teknik : Lukis dan Stensil
Tahun : 2015
Pada gambar ini terlihat seorang laki-laki berusaha menutupi wajahnya
dengan kedua tangan. Gambar ini menandakan bahwa anak ini sedang ketakutan
dengan backround warna hitam yang menunjukan sifat ekspresi takut.
44
f. Karya keenam
Gambar 24. Karya Keenam Ekspresi Anak Terkejut.
Judul : Ekspresi Anak Terkejut
Ukuran : 150 x 110 cm
Medium : Acrylic on canvas
Teknik : Lukis
Tahun : 2015
Pada gambar ini menjelaskan seorang anak nampak terkejut dengan
membelalakkan matanya juga membuka mulutnya lebar-lebar. Sifat ekspresi
terkejut digambarkan dengan background warna merah jingga.
45
g. Karya ketujuh
Gambar 25. Karya Ketujuh Ekspresi Anak Senang.
Judul : Ekspresi Anak Senang
Ukuran : 150 x 110 cm
Medium : Acrylic on canvas
Teknik : Lukis
Tahun : 2015
Pada gambar ini memgambarkan seorang anak laki-laki kecil sedang merasa
gembira. Background sendiri berwarna kuning yang menunjukan sifat ekspresi
senang atau gembira.
46
h. Karya kedelapan
Gambar 26. Karya Kedelapan Ekspresi Anak Mengantuk.
Judul : Ekspresi Anak Mengantuk
Ukuran : 150 x 110 cm
Medium : Acrylic on canvas
Teknik : Lukis
Tahun : 2015
Pada gambar ini menggambarkan anak perempuan sedang menguap dan
menutup mulut dengan tangannya. Background berwarna hijau muda untuk
menunjukan ekspresi mengantuk.
47
i. Karya kesembilan
Gambar 27. Karya Kesembilan Ekspresi Anak Bercanda.
Judul : Ekspresi Anak Bercanda
Ukuran : 130 x 90 cm
Medium : Acrylic on canvas
Teknik : Lukis
Tahun : 2015
Pada gambar ini menunjukan seorang anak perempuan sedang menjulurkan
lidahnya dan meletakkan kedua tangannya di pipi. Dengan background berwarna
kuning, karena warna kuning menggambarkan ekspresi senang (mengejek).
48
j. Karya kesepuluh
Gambar 28. Karya Kesepuluh Ekspresi Anak Jijik.
Judul : Ekspresi Anak Jijik
Ukuran : 150 x 110 cm
Medium : Acrylic on canvas
Teknik : Lukis
Tahun : 2015
Pada gambar ini digambarkan seorang anak sedang melirikkan matanya kekiri
sambil memerotkan mulut. Dengan background warna hijau tua yang
menunjukkan sifat ekspresi menjijikan.