53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan analisis atas hasil
penelitian dan pembahasannya. Hasil dan pembahasan
merupakan jawaban atas persoalan penelitian. Pada
bab ini akan membahas tentang upaya peningkatan
pemanfaatan perpustakaan di SMA Negeri 1 Pringsurat,
Kabupaten Temanggung.
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
SMA Negeri 1 Pringsurat berlokasi di Jalan Raya
Kranggan Pringsurat merupakan jalan alternatif yang
menghubungkan wilayah Kabupaten Temanggung
dengan jalan utama ke Semarang. Sekolah bernaung di
bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan &
Kebudayaan RI Nomor 291/1999 tentang Pembukaan
dan status Penegerian Sekolah maka SMA Negeri 1
Pringsurat merupakan Sekolah Menengah Atas ke-6
yang berstatus Negeri di Kabupaten Temanggung dan
mulai digunakan secara resmi untuk kegiatan belajar
mengajar pada tanggal 23 Maret 1999 .
Luas lahan adalah 9,880 m2 dengan bukti
kepemilikan tanah adalah Sertifikat Hak Milik.
Gedungnya terdiri dari Gedung ruang guru, Tata Usaha
dan kepala sekolah dengan luas 224 m2, 5 gedung kelas
sejumlah 15 ruang seluas 1080 m2, 1 ruang
perpustakaan seluas 124 m2, 1 ruang lab komputer
seluas 120 m2, 1 ruang lab Kimia seluas 120 m2, 1
54
ruang lab Fisika seluas 120 m2, 1 ruang lab Biologi
seluas 120 m2, 1 ruang lab Bahasa seluas 120 m2, 1
tempat beribadah seluas 132 m2, 1 ruang konseling
seluas 64 m2, 1 ruang UKS seluas 15 m2, 1 ruang
organisasi kesiswaan seluas 15 m2, 6 buah jamban,
gudang seluas 18 m2, koridor dengan pencahayaan
yang cukup, dan tempat bermain/berolah raga seluas
4,737 m2.
SMA Negeri 1 Pringsurat memiliki visi:
Terwujudnya Sekolah Unggul Berwawasan IMTAQ dan
IPTEK, Berbasis Lingkungan. Sedangkan misinya 1)
Meningkatkan Disiplin dan Tertibnya Kinerja Semua
Komponen Sekolah, 2) Meningkatkan Prestasi Melalui
Inovasi Pembelajaran, 3) Memfasilitasi Siswa Mengenali
Bakat, Kemampuan Diri dan Memotivasi untuk
Mengembangkannya, 4) Meningkatkan Kepribadian
yang Berbudi Pekerti Luhur dan Bertaqwa, 5)
Meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan di
Bidang IPTEK, 6) Mengoptimalkan Lingkungan Hidup
yang Tetap Lestari untuk Mengembangkan Potensi Diri,
7) Menerapkan Manajemen Partisipasif Sesuai Pola
MPMBS.
Saat ini SMA Negeri 1 Pringsurat memiliki tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompeten
serta memliliki kualifikasi akademik sesuai bidangnya
masing-masing. Tingkat pendidikan Kepala Sekolah
adalah S-2 dan sudah bersertifikat pendidik. Jumlah
guru 29 orang berijasah S-1 Pendidikan, 24 orang guru
PNS dan 5 orang guru wiyata bhakti kondisi cukup
memadai dan memiliki latar pendidikan sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu. Namun baru 19 orang
55
guru yang telah bersertifikat. Tenaga Kependidikan
yang dimiliki : Tenaga Administrasi jumlah 3 orang PNS
pendidikan SMEA, Pustakawan jumlah 1 orang,
pendidikan D2 Perpustakaan, Laboran komputer
jumlah 1 orang pendidikan SMA, penjaga sekolah
jumlah 3 orang pendidikan SMK dan SMP, Tenaga
kebersihan jumlah 2 orang, pendidikan SMA, Satpam
jumlah 1 orang pendidikan SMP, karyawan TU jumlah
2 orang pendidikan D3 dan SMEA.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan menguraikan
deskripsi penelitian yang dilakukan berkaitan dengan
upaya peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah
di SMA Negeri 1 Pringsurat. Hal-hal yang akan
dideskripsikan pada bagian ini diantaranya adalah
prosentase pemanfaatan perpustakaan sebelum
dilakukan penelitian, kondisi perpustakaan sekolah
sebelum dilakukan penelitian berdasarkan standar
perpustakaan yang ideal, tindakan siklus ke-1, dan
tindakan siklus ke-2.
4.2.1. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebelum tindakan.
Bagian ini mendeskripsikan keadaan siswa dalam
memanfaatkan perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1
Pringsurat. Berdasarkan hasil observasi awal yang
didapatkan melalui dokumen perpustakaan sekolah,
pemanfaatan perpustakaan sekolah dapat digambarkan
sebagai berikut.
56
Tabel 4.1 Prosentase Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
No
BULAN PENGUNJUNG/B
LN
JML YG DIHARAPKAN/B
LN
JML SISWA
% KATEGORI
1 Agustus 2015 463 9864 411 4.7 Rendah 2 Sepetember 2015 451 9864 411 4.6 Rendah
3 Oktober 2015 405 9864 411 4.1 Rendah 4 November 2015 489 9864 411 5 Rendah 5 Desember 2015 76 7398 411 1 Rendah
Prosentase Rata-Rata 3.89 Rendah
Sumber: dokumen Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat
Tabel 4.1 menjelaskan bahwa prosentase rata-
rata pemanfaatan perpustakaan sekolah pada smester
1 tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 3.89%, jika
dikonversikan masuk pada kategori rendah. Jumlah
pengunjung paling sedikit pada bulan Desember
dengan prosentase sebesar 1% masuk kategori renda,
hal tersebut terjadi karena bersamaan dengan
pelaksanaan Ujian Akhir Smester 1. Jumlah peminjam
paling banyak terjadi pada bulan November dengan
prosentase sebesar 5% masih pada kategori rendah.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah,
pustakawan, dan juga dari beberapa siswa, mereka
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
rendahnya pemanfaatan perpustakaan sekolah, di
antaranya adalah dari aspek kelengkapan koleksi yang
belum lengkap, lokasi perpustakaan yang jauh dari
pusat belajar siswa, sarana dan prasarana
perpustakaan, pelayanan perpustakaan dan belum
terintegrasi dengan kurikulum sekolah.
Sebagai contoh hasil wawancara yang dilakukan
kepada beberapa siswa sebagai berikut.
Siswa: “kelengkapan koleksi buku yang itu-itu saja, letak perpustakaan yang jauh dari ruang
57
belajar, dan jam istirahat yang pendek membuat siswa kurang begitu tertarik untuk ke Perpustakaan”.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh petugas
perpustakaan, sebagaimana hasil wawancara yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
Pustakawan: “kebanyakan dari siswa kurang ke perpus karena letak yang jauh, koleksi buku yang kurang lengkap, jam istirahat yang pendek, dan petugas perpus hanya 1, menurut saya kurang ideal untuk melayani siswa tingkat SMA yang siswanya relative banyak, jadi perlu ditambah”.
Dari konfirmasi hasil wawancara tersebut juga
dipertegas oleh kepala sekolah yang menjelaskan bahwa
lokasi perpustakaan yang jauh dari pusat belajar siswa
memang membuat siswa kurang nyaman untuk
memanfaatakan perpustakaan, apalagi jam istirahat
sekolah hanya 2 x 15 menit. sarana dan prasarana
perpustakaan juga masih perlu ditingkatkan sehingga
perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar
mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut kemudian
penulis melakukan observasi terhadap penyelenggaraan
perpustakaan sekolah apakah sudah sesuai dengan
standar-standar perpustakaan ideal atau belum.
4.2.2. Deskripsi Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat Berdasarkan Standar Perpustakaan Ideal
Bagian ini akan mendeskripsikan keadaan
perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat sebelum
penelitian berdasarkan standar-standar perpustakaan
ideal.
58
1) Standar Koleksi Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,
penulis akan menguraikan kelengkapan koleksi
perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai
dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun
hasil observasi dapat dilihat pada table berikut ini.
Table 4.2 Kategori Standar Koleksi Perpustakan SMAN 1 Pringsurat
Koleksi Perpustakaan Ada Tidak Ada
Skor Keteran
gan Buku teks, buku penunjang kurikulum, buku bacaan, buku referensi dan buku biografi
v 10
Total skor perolehan= 50, Kategori sedang
Majalah surat kabar v 10 Audiovisual v 0 Layanan teknologi informasi dan komunikasi
v 0
Buku teks 1 eksemplar per mata pelajaran per peserta didik
v 10
Buku panduan pendidik 1 eks per mata pelajaran per guru bidang studi
v 10
Penambahan koleksi buku tiap tahun
v 10
Perpustakaan melanggan 3 judul majalah dan 3 judul surat kabar
v 0
Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa belum semua
aspek terpenuhi pada standar koleksi perpustakaan.
Aspek audiovisual dan aspek layanan teknologi
informasi mendapatkan skor nol, artinya perpustakaan
SMA Negeri 1 Pringsurat belum menggunakan koleksi
dalam aspek audiovisual dan layanan teknologi
informasi (IT). Berdasarkan hal tersebut, sehingga
59
standar koleksi perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat
berada pada kategori sedang.
2) Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMA
Negeri 1 Pringsurat
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,
penulis akan mendeskripsikan sarana dan prasarana
perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai
dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun
hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Kategori Standar Sarpras Perpustakaan
Sarpras Perpustakaan Ada Tidak Ada
Skor Keterangan
Gedung v 10 Total skor perolehan = 10 Kategori rendah
Area (area koleksi, area baca, area kerja, dan area multimedia)
v
Sarana ( rak buku, rak majalah, meja & kursi kerja, lemari catalog, majalah dinding, perangkat computer, TV, internet/wifi
v
Lokasi perpustakaan (lokasi berada di pusat kegiatan pembelajaran, mudah dilihat dan mudah dijangkau)
v
Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa
sebagian besar aspek pada standar sarana dan
prasarana belum dimiliki oleh perpustakaan SMA
Negeri Pringsurat, hanya pada aspek gedung atau
bangunan yang sudah dipenuhi sekolah, sementara
aspek-aspek lain yang meliputi aspek area, aspek
sarana dan aspek lokasi perpustakaan belum dimiliki
oleh perpustakaan sekolah. Skor yang diperoleh
60
berdasarkan hasil observbasi sebesar 10, sehingga
pada standar sarpras masih dalam kategori rendah.
3) Standar Pelayanan Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,
selanjutnya penulis akan mendeskripsikan pelayanan
perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai
dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun
hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Kategori Standar Pelayanan Perpustakaan
LAYANAN PERPUS ADA TIDAK SKOR KATEGORI
Jam buka perpustakaan (6 jam/hari)
v - 10 Total skor perolehan30 = kategori rendah
Layanan baca di tempat, layanan sirkulasi,layanan referensi, layanan TIK
- v 0
Sekolah mempunyai jam wajib kunjung min 1 jam pelajaran/keals/minggu
- v 0
program literasi informasi v 0 Promosi perpustakaan v - 10 Laporan kegiatan layanan v - 10 Kerjasama dengan perpustakaan lain
- v 0
Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa
pada standar pelayanan perpustakaan yang dimiliki
perpustakaan SMA Negeri Pringsurat, belum semua
aspek dipenuhi. Aspek layanan baca, aspek wajib
kunjung, dan aspek program literasi informasi masing-
masing memiliki skor nol, artinya aspek-aspek tersebut
belum dilaksanakan di sekolah. Skor total yang
diperoleh sebesar 30, sehingga standar pelayanan
perpustakaan masih dalam kategori rendah.
61
4) Standar Tenaga Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,
selanjutnya penulis akan mendeskripsikan tenaga
pustaka SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai
dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun
hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Kategori Tenaga Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat
STANDAR TENAGA PERPUSTAKAAN
ADA TIDAK SKOR KETERANGAN
Tenaga perpustakaan ≥ 2
v 0 Total skor perolehan=
10
Kategori rendah
Pustakawan memiliki jiwa sabar
v 10
Pustakawan proaktif
v 0
Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan
bahwa sebagian besar aspek pada standar tenaga
perpustakaan belum dipenuhi, hanya pada aspek
“pustakawan memiliki jiwa besar” yang sudah dimiliki.
Berdasarkan pengukuran tersebut, maka total skor
yang diperoleh sebesar 10, sehingga pada aspek tenaga
perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat masih dalam
kategori rendah.
5) Standar Pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,
penulis akan mendeskripsikan tentang pengelolaan
perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat apakah sesuai
62
dengan standar yang ditentukan atau belum, adapun
hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Kategori Pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat
Standar Pengelolaan Ada Tidak Ada
Skor Keteran
gan Visi , misi, tujuan dan sasaran perpustakaan
v 0 Total skor perolehan =30 Kategori sedang
Pengorganisasian (struktur organisasi, SDM, bahan pustaka, mekanisme kerja perpustakaan
v 10
Layanan teknis dan layanan baca
v 10
Pengawasan dan pelaporan
v 10
Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Pringsurat
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan
bahwa sebagian besar aspek pada standar pengelolaan
perpustakaan sudah dimiliki oleh perpustakaan
sekolah. Skor total yang diperoleh sebesar 30 dari skor
maksimum yaitu 40. Artinya masih ada aspek yang
belum dimiliki oleh perpustakaan sekolah, yaitu aspek
visi, misi dan tujuan perpustakaan. Dari perolehan
skor total tersebut, maka pada standar pengelolaan
perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat masuk dalam
kategori sedang.
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, maka
dapat diketahui bahwa fasilitas perpustakaan SMA
Negeri 1 Pringsurat belum sesuai dengan standar-
standar perpustakaan sekolah ideal. Oleh sebab itu
aspek-aspek yang belum sesuai dengan standar,
63
selanjutnya akan dibahas lebih mendalam dan
diupayakan agar aspek-aspek tersebut dapat dipenuhi
dan dilaksanakan, sehingga fasilitas perpustakaan
benar-benar dapat membantu dan mendukung proses
pendidikan siswa. Identifikasi masalah pada standar-
standar perpustakaan ideal dilakukan dalam upaya
memperbaiki kualitas perpustakaan sekolah supaya
siswa dapat lebih berminat dan nyaman pada saat
menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah.
Dari hasil pengukuran pada aspek-aspek standar
perpustakaan ideal tersebut, dapat diketahui bahwa
standar-standar perpustakaan di SMA Negeri 1
Pringsurat yang selama ini dijalankan masih berada
pada kategori rendah dan sedang. Dapat diasumsikan
bahwa salah satu faktor dari rendahnya minat siswa
dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah
disebabkan oleh kualitas perpustakaan yang ada saat
ini masih belum ideal, atau belum sesuai dengan
standar ideal. Adapun aspek-aspek yang belum ideal
atau belum dimiliki perpustakaan sekolah akan
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
64
Tabel 4.7 Aspek-Aspek Yang Belum Sesuai Standar Perpustakaan Ideal
No Standar / Aspek Rencana Tindakan
1 Standar Koleksi Perpustakaan Audiovisual Memberikan fasilitas Audiovisual Layanan teknologi
informasi dan komunikasi Memberikan fasilitas IT Perpustakaan
Perpustakaan melanggan 3 judul majalah dan 3 judul surat kabar
Sekolah berlangganan dengan provider majalah dan surat kabar
2 Standar Sarana & Prasarana Perpustakaan Sekolah Area (area koleksi, area
baca, area kerja, dan area multimedia)
Sekolah membuat skat yang memisahkan tiap area
Sarana ( rak buku, rak majalah, meja & kursi kerja, lemari catalog, majalah dinding, perangkat computer, TV, internet/wifi
Sekolah akan melengkapi sarana tersebut secara periodik
Lokasi perpustakaan (lokasi berada di pusat kegiatan pembelajaran, mudah dilihat dan mudah dijangkau)
Karena letak perpus yang kurang strategis, maka sekolah akan mewajibkan siswa untuk membuat ringkasan dari buku yang dipinjam dari perpustakaan
3 Standar Pelayanan Layanan baca di tempat,
layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan TIK
Sekolah akan menyediakan masing-masing layanan tersebut dengan cara berjenjang
Sekolah mempunyai jam wajib kunjung min 1 jam pelajaran/keals/minggu
Sekolah akan membuat kebijakan wajib kunjung & wajib baca min 1 jam /pelajaran/minggu
Kerjasama dengan perpustakaan lain
Sekolah akan menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah Kab. Temanggung
4 Standar Tenaga Perpustakaan Tenaga perpustakaan ≥ 2 Sekolah akan menambah tenaga
perpustakaan baik tenaga kontrak atau dari guru secara bergantian
Pustakawan proaktif Sekolah akan memberikan pelatihan kepada pustakawan
5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Menyusun visi, misi,
tujuan dan sasaran perpustakaan
Menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran perpustakaan
Sumber: Dokumen Sekolah SMA Negeri 1 Pringsurat
65
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa masih ada
beberapa aspek pada masing-masing standar yang
belum dilaksanakan atau belum dipenuhi oleh sekolah
sehingga menyebabkan rendahnya minat siswa dalam
memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Aspek-aspek
yang belum ideal tersebut selanjutnya akan dilakukan
perbaikan dengan cara pengadaan kelangkapan sarana
dan prasarana, maupun kebijakan sekolah sehingga
mampu mendorong seluruh warga sekolah terutama
guru dan siswa untuk terlibat aktif dalam
memanfaatkan perpustakaan sekolah. Akan diberikan
reward kepada siswa teraktif mengujungi dan
memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu
sumber belajar. Reward yang diberikan berupa piagam
penghargaan. Upaya tersebut akan dideskripsikan pada
tindakan siklus 1.
Berdasarkan hasil rapat kepla sekolah dan dewan
guru, perbaikan aspek-aspek dalam standar
perpustakaan ideal akan diprioritaskan berdasarkan
tingkat keurgenan dari setiap aspek. Aspek-aspek yang
akan diperbaiki atau dipenuhi dalam penelitian ini
antara lain (1) aspek perpustakaan melanggan 3 judul
majalah dan 3 judul surat kabar, (2) aspek sekolah
mempunyai jam wajib kunjung minimal 1 jam setiap
pelajaran/minggu, (3) aspek kerjasama dengan
perpustakaan lain, (4) tenaga perpustakaan ≥ 2, (5)
aspek pustakawan proaktif, (6) aspek Perencanaan
perpustakaan meliputi : visi, misi, tujuan dan sasaran
perpustakaan.
66
4.2.3. Tindakan Siklus 1 (satu)
Tindakan pada siklus 1 ini meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi, yang akan
digambarkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Tindakan Siklus 1
Siklus 1
Perencanaan
a. Sekolah berlangganan dengan provider majalah dan surat kabar
b. Sekolah akan membuat kebijakan wajib kunjung & wajib baca min 1 jam /pelajaran/minggu
c. Sekolah akan menjalin kerjasama dengan perpustakaan sekolah lain dan perpustakaan daerah Kab. Temanggung
d. Sekolah akan menambah tenaga perpustakaan baik tenaga kontrak atau dari guru secara bergantian
e. Sekolah akan memberikan pelatihan kepada pustakawan
f. Menyusun visi, misi, tujuan, dan sasaran
g. Sekolah akan memberikan reward berupa piagam penghargaan kepada siswa yang paling banyak memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar.
Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah tetapkan pada saat rapat kepala sekolah bersama dewan guru
Observasi Melakukan observasi atau pengamatan pada pelaksanaan rencana tindakan yang sudah ditentukan.
Refleksi
a. Melakukan review terhadap pelaksanaan dari upaya tindakan yang sudah dilaksanakan
b. Mengukur tingkat ketercapaian terhadap rencana yang sudah ditetapkan
c. Mengidentifikasi kelemahan atau faktor-faktor penghambat serta merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
67
Tabel 4.8 menggambarkan rencana tindakan
pada siklus 1, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
onservasi, dan refleksi. Berikut deskripsi hasil
penelitian pada siklus 1.
1) Tahap Perencanaan Siklus 1
Berdasarkan hasil rapat yang dilakukan oleh
kepala sekolah berserta dewan guru, maka
perencanaan tindakan diprioritaskan pada aspek-aspek
standar perpustakaan ideal yang mendesak untuk
diberikan solusi. Hal tersebut dilakukan dengan
pertimbangan-pertimbangan kondisi keuangan yang
tidak memungkinkan untuk menindaklanjuti semua
aspek yang masih belum sesuai standar, sehingga
sekolah akan memberikan solusi tersebut dengan cara
bertahap. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
perencanaan antara lain dengan menyusun anggaran
yang digunakan untuk membiayaai langganan majalah
dan surat kabar, mnggaji tenaga pustakawan, dan
memberikan biaya pelatihan bagi pustakawan. Selain
merencanakan anggaran, penulis berkoordinasi dengan
kepala sekolah beserta dewan guru untuk membahas
membuat kebijakan terkait dengan pemanfaatan
perpustakaan sekolah. Kebijakan yang telah dibuat
diantaranya adalah wajib kunjung dan wajib baca
minimal 1 jam tiap pelajaran dan tiap minggu, sekolah
akan memberikan reward berupa piagam penghargaan
yang diberikan kepada siswa-siswa yang paling banyak
memanfaatkan perpuatakaan sebagai salah satu
sumber belajar di sekolah, selain itu sekolah juga akan
68
menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah
kabupaten Temanggung dibuktikan dengan Mou.
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang
dilakukan kepada pustakawan.
Pustakawan: “Berdasarkan hasil rapat kepala sekolah dan dewan guru, mala pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini antara lain memperbaiki aspek-aspek standar perpustakaan ideal yang sudah ditentukan dan memberikan peraturan kepada siswa untuk wajib membaca minimal 1 jam tiap pelajaran dalam 1 minggu, serta memberikan reward kepada siswa yang paling banyak memanfaatkan perpustakaan. Reward berupa piagam penghargaan”.
Hasil wawancara tersebut dibenarkan oleh kepala
sekolah bawasanya ada beberapa aspek prioritas yang
akan dilaksanakan kurang-lebih selama 1 smester
kedepan, aspek-aspek tersebut antara lain (1) aspek
perpustakaan melanggan 3 judul majalah dan 3 judul
surat kabar, (2) aspek sekolah mempunyai jam wajib
kunjung minimal 1 jam setiap pelajaran/minggu, (3)
aspek kerjasama dengan perpustakaan lain, (4) tenaga
perpustakaan ≥ 2, (5) aspek pustakawan proaktif, (6)
aspek Perencanaan perpustakaan meliputi : visi, misi,
tujuan dan sasaran perpustakaan. Selain aspek-aspek
dalam standar perpustakaan ideal juga telah dibuat
kenijakan sekolah berupa masing-masing siswa wajib
membaca minimal 1 jam setiap pelajaran dalam 1
minggu,siswa-siswa teraktif dalam memanfaatkan
perpustakaan sekolah akan diberi reward berupa
piagam penghargaan.
69
2) Tahap Pelaksanaan dan Observasi Siklus 1
Dalam pelaksanaan tindakan ini penulis
melakukan pengamatan atau observasi sekaligus
melakukan kontrol terhadap apa yang sedang
dilaksanakan supaya dapat berjalan sesuai rencana
yang sudah ditetapkan. Dalam berlangganan dengan
provider majalah dan surat kabar, kepala sekolah telah
melakukan kesepakatan dengan pihak provider,
sehingga majalah dan surat kabar sudah dapat
digunakan atau dipinjam oleh siswa. Hal ini
berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah
sebagai berikut.
Kasek: “kita sudah melakukan kesepakatan kerjasama dengan majalah Penyebar Semangat dan surat kabar Kompas, Suara Merdeka dan Lontar, sejak minggu lalu. Rencana mereka mau mengirim pesanan besok hari senin, sehingga mulai minggu depan sudah dapat digunakan oleh siswa”.
Hasil wawancara dengan kepala selolah tersebut
dibenarkan oleh pustakawan, hasil wawancaranya
sebagai berikut.
Pustakawan: “iya kepala sekolah sudah menjalin kerjasama dengan pihak penerbit majalah,hal tersebut disampaikan kepala sekolah pada saat rapat beberapa hari yang lalu”.
Dari jawaban atas pertanyaan wawancara
tersebut kemudian penulis melakukan konfirmasi
dengan melakukan wawancara kepada siswa dan
observasi yang dilakukan pada hari berikutnya.
Siswa: iya sekolah sudah menyediakan beberapa surat kabar dan majalah diantaranya ada majalah
70
Penyebar Semangat, ada surat kabar Kompas, Suara Merdeka, dan Lontar, dengan adanya penambahan buku bacaan majalah sehingga perpustakaan lebih ramai dibandingkan yang lalu”.
Data hasil wawncara tersebut juga dikuatkan
dengan data hasil observasi yang penulis lakukan,
penulis melakukan pengecekan di perpustakaan
sekolah bahwa majalah Penyebar Semangat dan surat
kabar Kompas, Suara Merdeka dan Lontar sudah
menjadi koleksi perpustakaan dan sudah dapat
dipinjam oleh siswa ataupun guru. Hal ini dapat
ditegaskan bawasana rencana dalam pengadaan
majalah dan surat kabar sudah dilakukan dengan baik
oleh pihak sekolah, dengan harapan bahwa siswa dapat
lebih berminat memanfaatkan fasilitas perpustakaan
sebagai salah satu sumber belajar mereka.
Selain aspek penyediaan surat kabar dan majalah,
berdasarkan hasil rapat kepala sekolah dengan dewan
guru, maka telah diputuskan kebijakan atau peraturan
dan tata tertib pemanfaatan perpustakaan. Kebijakan
tersebut adalah sekolah mewajibkan bagi siswa untuk
mengunjungi dan membaca buku minimal 1 jam setiap
pelajaran dalam 1 minggu. Kebijakan ini dibuat untuk
mendorong siswa agar mau memanfaatkan
perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar.
Dampak jangka panjang dari kebijakan ini adalah agar
siswa mulai terbiasa dengan membaca, terbiasa untuk
mencari informasi akademik di perpustakaan, misalnya
dari buku, majalah, dan surat kabar atau sumber
referensi lain yang relevan.
71
Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara
dengan beberapa siswa, bawasanya mereka
membenarkan adanya peraturan yang mewajibkan
siswa untuk memanfaatkan perpuastakaan sekolah
minimal 1 jam pada setiap pelajaran dalam 1 minggu.
Meskipun demikan masih ada juga siswa-siswa yang
tidak menghiraukan tata tertib tersebut, sehingga masih
ada siswa yang enggan untuk pergi ke perpustakaan.
Hal tersebut menurut mereka dikarenakan karena letak
perpustakaan yang terlalu jauh dengan ruang kelas,
waktu istirahat hanya 15 menit sehingga tidak cukup
untuk membaca buku, ada juga yang mengatakan
bahwa mencari informasi bisa didapatkan melalui
gadget yang mereka miliki. Temuan-temuan tersebut
dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan
kepada beberapa siswa sebagai berikut.
Siswa: “iya memang ada peraturan sekolah yang mewajibkan siswa untuk berkunjung ke perpustakaan minimal 1 jam pada setiap pelajaran dalam satu minggu. Tetapi kenyataanya masih ada sebagian siswa yang belum mau pergi ke perpustakaan, karena perpustakaan jauh dari kelas, waktu istirahat cuma 15 menit, mencari info sekarang bisa menggunakan HP”.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh para guru,
berdasarkan hail wawancara yang dilakukan kepada
beberapa guru, mereka menyatakan bahwa dengan ada
nya peraturan wajib membaca tersebut berdampak
pada semakin meningkatnya siswa yang berkunjung
dan memanfaatkan perpustakaan sekolah apalagi
sekarang perpustakaan sudah ditambah koleksinya
72
dengan pengadaan surat kabar dan majalah. Berikut
contoh wawancara dengan guru mata pelajaran.
Guru: “dengan peraturan wajib baca minim 1 jam tiap pelajaran sekarang banyak siswa yang berbondong-bondong pergi ke perpustakaan, meskipun belum semuanya sih. Koleksi surat kabar dan majalah juga menjadi daya tarik siswa untuk mencari informasi non akademis.”
Hasil wawancara dengan guru tersebut juga dibenarkan
oleh pustakawan yang menyatakan bahwa
Pustakawan: “jumlah pengunjung perpustakaan memang lumayan meningkat di awal smester 2 ini. Hal tersebut karena ada kebijakan sekolah yang mewajibkan membaca minimal 1 jam pada setiap pelajaran dalam 1 minggu. Bertambahnya koleksi majalah dan surat kabar antara lain Penyebar Semangat, Suara Merdeka, Kompas dan juga Lontar menjadi perhatian khusus bagi siswa untuk mencari informasi-informasi non akademis yang juga perlu mereka ketahui, meskipun demikian peningkatan kunjungan siswa belm signifikan, hal tersebut dikarenakan karena waktu istirahat yang pendek hanya 15 menit dan letak perpustakaan yang jauh dari ruang kelas siswa”.
Hasil wawancara dari berbagai elemen baik dari
guru, pustakawan dan siswa serta didukung dengan
hasil observasi yang penulis temukan bawasanya
memang kebijakan wajib membaca minimal 1 jam
tersebut sudah terlaksana meskipun belum semua
siswa melaksanakan peraturan tersebut dikarenakan
waktu istirahat yang sangat minim hanya 15 menit,
letak perpustakan yang jauh dari pusat belajar siswa,
banyak siswa yang menggunakan gadget sebagai media
73
alternatif dalam mencari informasi, meskipun demikian
memang ada peningkatan jumlah siswa yang
memanfaatkan perpustakaan sekolah tetapi tidak
signifikan.
Aspek berikutnya yang diteliti adalah Sekolah akan
menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah Kab.
Temanggung. Keterbatasan koleksi perpustakaan SMA
Negeri 1 Pringsurat menjadi kendala bagi siswa dalam
mengakses dan mencari referensi yang berkaitan degan
akademik mereka. Atas dasar tersebut, maka sekolah
menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah
kabupaten Temanggung. Kerjasama tersebut dapat
membantu dalam memperkaya koleksi, misalnya
koleksi yang tidak dimiliki sekolah dapat meminjam
dari koleksi yang ada di perpustakaan daerah. Dengan
kerjasama tersebut maka siswa tidak kekurangan
bahan atau referensi untuk menunjang kegiatan
pembelajaran mereka. Hal ini dijelaskan berdasarkan
hasil wawancara dengan petugas perpustakaan sebagai
berikut.
Pustakawan: “untuk melengkapi kekurangan koleksi, maka sekolah sudah menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah kabupaten, sehingga dapat membantu dalam melengkapi koleksi buku, dan sumber-sumber lain”.
Hasil wawancara tersebut dubarkan oleh guru.
Wawancar yang dilakukan dengan guru adalah sebagai
berikut.
Guru: “kepala sekolah telah menandatangani MOU kerjasama dengan perpustakaan daerah Kabupaten Temanggung. Kerjasama tersebut dalam rangka untuk membantu melengkapi
74
kekurangan koleksi buku akademis maupun non akademis yang dimiliki sekolah.”
Hasil wawancara yang dilakukan kepada pustakawan
dan beberapa guru tersebut dibenarkan oleh kepala
sekolah, berikut kutipan wawancaranya.
Kasek: “untuk melengkapi koleksi buku di perpustakaan sekolah kita memang menjalin kerjasama dengan Perpustakaan Daerah, selain itu kita juga menjalin kerjasama dengan perpustakaan sekolah lain, hal ini dilakukan untuk melengkapi koleksi satu sama lain, missal kita kurang koleksi buku apa bias pinjam di sekolah lain, begitu sebaliknya”.
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis
menegaskan bahwa dalam aspek Sekolah akan
menjalin kerjasama dengan perpustakaan sekolah lain
dan perpustakaan daerah Kab. Temanggung sudah
dilaksanakan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk
melengkapi kekurangan koleksi buku yang dimiliki.
Dengan adanya penambahan koleksi yang didapatkan
dari perpustakaan sekolah lain dan perpustakaan
daerah kabupaten, siswa tidak terlalu kesulitan untuk
mendapatkan bahan belajar atau referensi lainnya yang
mendukung proses belajar.
Untuk mengetahui apakah tujuan dari kerjasama
antar perpustakaan sekolah dan perpus daerah
tercapai maka penulis melakukan wawancara kepada
beberapa siswa. Hasil wawancara dengan siswa
menyebutkan bahwa kerjasama antar perpustakaan
sekolah ini sangat membantu siswa dalam mencari
referensi buku akademis yang mereka butuhkan saat
pembelajaran, sehingga mereka dapat dengan mudah
75
dan cepat menemukan informasi saat pembelajaran
berlangsung.
Dalam aspek kualitas layanan, sekolah telah
berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan
perpustakaan, yaitu dengan menambah tenaga
pustakawan dari guru yang diberi tugas tambahan
untuk membantu tenaga pustakawan. Guru yang dipilih
adalah guru yang memiliki beban tambahan relatif lebih
sedikit dibandingkan guru-guru lain. Sekolah belum
mengangkat petugas pustakawan baru, dikarenakan
masalah biaya yang belum cukup untuk mengaji
petugas pustaka tambahan. Hak tersebut dijelaskan
oleh kepala sekolah berdasarkan hasil wawancara
sebagai berikut.
Kasek: “tenaga perpustakaan kita hanya 1, sehingga pelayanan terhadap siswa masih sangat repot. Banyak siswa yang mengeluh karena pelayanan perpus yang lambat. Oleh sebab itu kami memberikan tugas tambahan kepada guru-guru yang beban kerjanya relatif lebih ringan untuk membantu melayani siswa di perpustakaan pada saat jam istirahat. Kami belum sanggup untuk mengangkat pustakawan baru karena keuangan kita belum mampu untuk memberi honor pegawai perpustakaan jika harus dilakukan penambahan”.
Hal serupa juga dinyatakan oleh para guru saat
dilakukan wawancara
Guru: “memang petugas perpus yang kita miliki baru 1, sehingga kuwalahan dalam melayani siswa. Keputusan hasil rapat memang Kasek memberikan tugas tambahan kepada guru yang beban kerjanya relative lebih ringan untuk membantu pekerjaan perpus. Hal tersebut dilakukan karena sekolah belum cukup
76
mempunyai alokasi anggaran untuk honor pustakawan baru.”
Penambahan tenaga perpustakaan memberikan
pengaruh baik terhadap pelayanan kepada siswa. Siswa
merasa nyaman setiap berkunjung ke perpustakaan
dan cepat dalam mencari buku atau referensi lainya
yang mendesak untuk segera dipakai. Hal ini
diungkapkan oleh siswa berdasarkan wawancara
sebagai berikut.
Siswa: “dengan penambahan tenaga perpus, maka kami dapat dengan cepat untuk mencari buku-buku, majalah ataupun referensi lain yang segera kita akan pakai di kelas”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan
bahwa pada aspek penambahan tenaga perpustakaan
sudah dilaksanakan dengan baik, yaitu dengan
memberi tugas tambahan kepada guru yang beban
kerjanya relatif lebih ringan. Dampak yang dirasakan
siswa adalah bahwa pelayanan perpus semakin baik,
semakin cepat dalam melayani kebutuhan siswa, ketika
siswa mencari referensi bisa dengan cepat didapatkan
hal tersebut sangat membantu kelancaran proses
belajar mengajar di kelas.
Pemberian program pelatihan pustakawan
memberikan dampak positif bagi sekolah, diantaranya
peningkatan kualitas kinerja atau pelayanan
pustakawan yang ditunjukkan dengan laporan kegiatan
setiap bulannya, hasil kinerja lapangan yang semakin
baik dapat dilihat melalui tata kelola ruangan
perpustakaan dan penginfentarisasian antara buku
yang baru dan yang lama dikemas secara baik dan
77
terorganisir. Hal tersebut sesuai dengan hasil
wawancara kepada kepala sekolah selaku supervisor.
Kasek: “dengan memberikan pelatihan dan workshop kepada pustakawan dapat meningkatkan kualitas kinerjanya. Hal ini dibuktikan dengan administrasi dalam bentuk laporan aktifitas sehari-hari yang disusun secara terstruktur, selain itu pengelolaan ruang perpustakaan yang bagus, serta kualitas pelayanan dan penginfentarisasian buku yang baik menunjukkan peningkatan profesionalitas sebagai pustakawan”.
Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh beberapa guru
dan siswa yang mengungkapkan bahwa dalam setiap
kunjungan ke perpustakan baik guru maupun siswa
dapat dengan mudah mendapatkan referensi yang
dibutuhkan, tata kelola ruang perpustakaan juga
sangat nyaman sehingga sangat mendukung
pembelajaran dengan metode diskusi. Perbaikan-
perbaikan aspek akan terus dilakukan secara
berkelanjutan dengan tujuan memberikan pelayanan
dan fasilitas yang baik bagi siswa, sehingga siswa
merasa nyaman dan termotivasi untuk memanfaatkan
perpustakaan sebagai salah satu sumber belajarnya.
Aspek berikutnya adalah aspek Perencanaan
perpustakaan meliputi : visi, misi, tujuan dan sasaran
perpustakaan. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan kepada kepala sekolah, menjelaskan bahwa
melalui rapat kepala sekolah, dewan guru, staf dan
komite sekolah maka telah dirumuskan dan telah
disusun visi, misi, tujuan dan sasaran perpustakaan.
Adapun hasil penyusunan visi, misi, tujuan dan
sasaran perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat adalah
sebagai berikut. Visi : Mewujudkan Generasi yang
78
berwawasan Imtaq dan Iptek serta mampu bersikap
kreatif menggali Ilmu dengan Membudayakan
Membaca. Misi: (1) membantu kebiasaan belajar siswa
yang baik, (2) meningkatkan kualitas pendidikan
sekolah, (3) membantu memperluas wawasan
pengetahuan dan teknologi, (4) mengembangkan
kepribadian yang berkarakter dan berbudaya serta
berwawasan IMTAQ, (5) menghadirkan referensi dan
informasi terkini. Tujuan: (1)menumbuhkan minat baca
dan kemauan untuk terus belajar, (2)membantu
memperluas, memperdalam dan memperkaya para
siswa dalam berbagai bidang ilmu yang diminatinya, (3)
Menunjang program pendidikan sekolah khususnya
dalam KBM untuk berbagai pelajaran. Sasaran: seluruh
civitas akademika sekolah pada umumnya.
Hasil wawncara kepada kepala sekolah mengenai
penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran
perpustakaan juga dikonfirmasi dengan hail wawancara
kepada guru dan pustakawan. Untuk mengonfirmasi
hasil wawancara tersebut, penulis melakukan observasi
di perpustakan mengenai visi, misi dan tujuan
perpustakaan tersebut, sehingga dapat ditegaskan
bahwa sekolah telah menyusun visi, misi, tujuan , dan
sasaran sebagaimana terdapat pada dokumen
perpustakaan sekolah.
Tindakan berikutnya adalah pemberian reward
berupa piagam penghargaan kepada siswa teraktif
dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hal ini
dilakukan dengan tujuan supaya siswa termotivasi
untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan
sekolah sebagai salah satu sumber belajar. Hasil dari
79
tindakan yang dilakukan adalah semakin meningkatnya
jumlah siswa yang berkunjung ke perpustakaan
sekolah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
kepada pustakawan adalah sebagai berikut.
Pustakawan: “dengan memberikan piagam penghargaan kepada 3 siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah memberi dampak meningkatnya jumlah pengunjung perpustakaan oleh siswa. piagam tersebut diberikan di setiap akhir bulan
Untuk mengonfirmasi hasil wawancara tersebut,
penulis juga melakukan wawancara kepada para siswa,
yaitu sebagai berikut.
Siswa: “ya, pemberian piagam penghargaan kepada siswa teraktif berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar diberikan sejak bulan januari atau di awal smester 2 ini. Dampak yang dirasakan ya semakin banyak siswa-siswa dari kelas X sampai kelas XII yang berkunjung ke perpustakaan, meskipun masih banyak juga yang masih enggan ke perpus”.
Hasil wawancara tersebut dibenarkan oleh para
guru dan juga kepala sekolah, bawasanya dengan
memberikan reward berupa piagam penghargaan
mampu meningkatkan pemanfaatan perpustakaan oleh
siswa. pemanfaatan perpustakaan sekolah tidak hanya
diukur dengan jumlah kunjungan ke perpus namun
diukur dengan seberapa sering memanfaatkan
perpustakaan yang mendukung pembelajaran di kelas,
selain itu juga diukur dengan hasil ringkasan buku
yang pinjam dari perpustakaan sekolah. Piagam
penghargaan tersebut diberikan kepada 3 siswa
80
terbanyak memanfaatkan perpustakaan sekolah dalam
1 bulan.
3) Refleksi Siklus 1
Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang sudah
dilakukan, penulis juga mengumpulkan data-data
penelitian baik dari data hasil wawancara, maupun
data observasi. Selanjutnya penulis bersama kepala
sekolah dan dewan guru melakukan refleksi terhadap
hasil pelaksanaan tindakan dengan melakukan refiew,
mengevaluasi pelaksanaan program dan keberhasilan
atau dampak yang ditimbulkan, serta mengidentifikasi
faktor-faktor yang menjadi kendala atau hambatan
sehingga pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh
siswa belum meningkat, serta menyusun rencana
perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
81
Tabel 4.9 Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
No Aspek Tindakan
Keberhasilan Keterangan
Sudah
Belum
1 Sekolah berlangganan dengan provider majalah dan surat kabar
√
Sudah berjalan dengan baik. Langganan majalah penyebar semangat, dan surat kabar kompas, suara merdeka dan lontar
2
Kebijakan wajib kunjung dan wajib baca minimal 1 jam/pelajaran/minggu
√
Belum terpenuhi karena masih banyak siswa yang belum memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.
3
Menjalin kerjasama dengan Perpustakaan Daerah Kabupaten Temanggung
√
Menghasilkan kerjasama dalam bentuk kelengkapan koleksi buku di perpustakaan
4 Menambah tenaga pustakawan
√
Belum berhasil dikarenakan sekolah belum mempunyai biaya yang cukup untuk member honor kepada pustakawan yang baru, sehingga masih dibantu oleh tenaga guru
5 Memberikan pelatihan kepada pustakawan
√
Keberhasilan dilihat dari laporan administrasi dan kinerja, pelayanan, pengelolaan perpustakaan yang baik
6
Menyusun visi, misi perpustakaan, tujuan perpustakaan, dan sasaran
√
Sudah tersusun, visi, misi, tujuan dan sasaran dapat ditemukan di dinding perpustakaan
7
Memberi reward piagam penghargaan kepada siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah
√
Pemberian reward dalam bentuk piagam dilaksanakan pada bulan januari 2016, namun belum mampu meingkatkan pemanfaatan perpustakaan dan masih dalam kategori rendah
Sumber: Dokumen Hasil Rapat Kepala Sekolah & Guru
82
Tabel 4.10 menjelaskan keberhasilan dari upaya
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
pemanfaatan perpustakaan sekolah khususnya oleh
siswa. Dari 7 aspek yang diprioritaskan untuk diberi
tindakan, masih terdapat 3 aspek yang belum berhasil
dilaksanakan. Pertama, aspek Kebijakan wajib kunjung
dan wajib baca minimal 1 jam/pelajaran/minggu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan juga
kepada pustakawan, aspek ini belum berhasil
dikarenakan letak perpustakaan yang jauh dari
jangkauan siswa, jam istirahat yang hanya 15 menit
masih dirasa kurang oleh siswa, dan dalam mencari
informasi atau materi tambahan mereka bisa
menggunakan gadget, sehingga siswa merasa
dimudahkan dalam memperoleh informasi.
Kedua, pada aspek menambah tenaga
pustakawan. Pada aspek ini kendala yang dihadapi
sekolah adalah pada masalah pembiayaan. Sekolah
belum mempunyai alokasi anggaran untuk memberi
honor jika mengangkat tenaga perpustakaan baru.
Solusi yang diberikan sekolah yaitu dengan cara
memberikan tugas tambahan kepada beberapa guru,
yaitu sebagai pustakawan. Hal ini tentu belum optimal,
dikarenakan guru memiliki tugas utama dalam
pembelajaran, sehingga waktu untuk membantu di
perpustakaan sangat terbatas.
Ketiga, pemberian reward piagam penghargaan
kepada siswa teraktif dalam memanfaatkan
perpustakaan sekolah juga belum mampu
meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sesuai
standar yang telah ditetapkan, dikarenakan siswa
83
kurang merasa tertarik jika reward hanya berupa
piagam penghargaan. Alasan berikutnya dikarenakan
kebermanfaatan dan fungsi dari piagam tersebut
kedapannya belum jelas. Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan pada bulan Januari 2016 dan Februari
2016 menunjukkan adanya peningkatan jumlah
pemanfaatan perpustakaan setelah diberi reward
berupa piagam penghargaan. Pemberian reward kepada
siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan dimulai
pada akhir bulan Januari 2016. Efek atau dampak
pemberian reward dapat dilihat pada bulan Februari
2016. Pada tabel 4.11 terlihat ada peningkatan jumlah
pengunjung meskipun belum sesuai dengan target
keberhasilan yaitu dalam kategori sedang.
Tabel 4.10 Prosentase pemanfaatan perpustakaan periode Januari 2016 -
Februari 2016
No
BULAN PENGUNJUNG/B
LN
JML YG DIHARAPKAN/B
LN
JML SISWA
% KATEGORI
1 Januari 2016 517 9864 411 5.2 rendah 2 Februari 2016 1989 9864 411 20.2 rendah
Sumber: dokumen Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat
Dari upaya perbaikan yang dilakukan pada
standar-standar perpustakaan ideal dan pemberian
reward berupa piagam penghargaan ternyata belum
mampu meningkatkan pemanfaatan perpustakaan oleh
siswa sesuai dengan indikator keberhasilan yang
ditetapkan yaitu sebesar ≥25%. Meskipun jika dilihat
pada tabel 4.10 di atas menunjukkan peningkatan
jumlah pengunjung pada bulan Februari sebesar
20.2%, artinya perbaikan aspek-aspek standar
84
perpustakaan ideal dan reward yang diberikan kepada
siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah
yang diberikan pada bulan sebelumnya memberikan
dampak positif meskipun belum mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan.
Oleh karena itu harus dilakukan upaya tindakan
yang lebih efektif agar dapat menigkatkan pemanfaatan
perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Pringsurat.
Upaya tindakan berikutnya dilakukan pada siklus 2,
dengan memberi reward berupa piagam penghargaan
dan alat-alat tulis sekolah yang diberikan kepada 3
siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah.
4.2.4. Tindakan Siklus 2
Upaya tindakan pada siklus 2 ini meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan dan observasi, dan refleksi.
Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
pemanfaatan perpustakaan sekolah adalah dengan
memberikan reward kepada tiga siswa yang paling
banyak mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan
sekolah sebagai salah satu sumber belajarnya. Reward
yang diberikan berupa piagam penghargaan dan alat-
alat tulis sekolah. Upaya tindakan yang akan
dilaksanakan pada siklus 2, digambarkan pada tabel
4.11 berikut ini.
85
Tabel 4.11 Tindakan Siklus 2
Siklus 2
Perencanaan
Memberikan reward berupa alat-alat tulis dan piagam Penghargaan kepada tiga siswa teraktif memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajarnya.
Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan pada siklus 2 ini, mulai dari bulan februari 2016
observasi Melakukan observasi atau pengamatan pada saat pelaksanaan tindakan siklus 2
Refleksi
a. Melakukan review terhadap pelaksanaan tindakan siklus 2
b. Mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan dengan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan
Sumber: Hasil Rapat Kepala Sekolah & Guru
1) Tahap Perencanaan Siklus 2
Berdasarkan hasil review pada siklus 1, maka
perlu dilakukan upaya perbaikan terhadap aspek-aspek
standar perpustakaan ideal yang belum optimal. Upaya
tindakan yang akan dilaksanakan adalah dengan
memberikan reward kepada tiga siswa teraktif
memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu
sumber belajarnya. Reward yang diberikan berupa
piagam penghargaan dan sejumlah alat tulis sekolah.
Reward akan diberikan kepada tiga siswa teraktif di
setiap akhir bulan.
2) Tahap Pelaksanaan & Observasi Siklus 2
Tahap ini merupakan pelaksanaan terhadap
rencana tindakan yang sudah ditetapkan. Tindakan
yang akan diimplementaikan adalah dengan memberi
reward kepada tiga siswa teraktif dalam mengunjungi
86
dan memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai
salah satu sumber belajarnya. Pemberian reward
berupa piagam penghargaan dan alat-alat tulis ini
diberlakukan mulai bulan februari 2016. Hal tersebut
diungkapkan oleh kepala sekolah SMA Negeri 1
Pringsurat sebagai berikut.
Kasek: “untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sekolah, maka sekolah memberikan rangsangan berupa reward dalam bentuk alat-alat tulis dan piagam penghargaan. Dana yang digunakan untuk memberikan reward menggunakan alokasi dana perpustakaan”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pustakawan,
hasil wawancara dapat dilihat seperti berikut.
Pustakawan: “pada akhir bulan februari lalu sekolah memang memberikan piagam penghargaan dan juga alat-alat tulis sekolah kepada tiga siswa teraktif mengunjungi dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Siswa yang mendapatkan penghargaan tersebut masing-masing dari kelas X, XI,XII”.
Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa sekolah
memang sudah mengimplementasikan tindakan yang
sudah direncanakan. Sekolah telah memberkan piagam
penghargaan dan alat-alat tulis kepada siswa teraktif
dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Siswa
yang mendapatkan penghargaan tersebut masing-
masing dari kelas X, XI, dan XII.
Untuk mengkonfirmasi hasil wawancara tersebut
di atas, selanjutnya penulis melakukan wawancara
bersama guru dan juga siswa. Berikut kutipan hasil
wawancaranya.
87
Guru: “iya benar, sekolah memang memberikan reward berupa piagam penghargaan dan alat-alat tulis kepada tiga siswa teraktif dalam memanfaatkan perpustakaan. Reward tersebut diberikan bulan Februari lalu. Kami guru juga mendorong siswa dalam peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan meminta siswa untuk mengumpulkan hasil ringkasan buku yang dipinjam dari perpustakaan, dengan begitu maka siswa akan benar-benar membaca buku tersebut”.
Untuk mengonfirmasi hasil wawancara tersebut, maka
penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa
siswa. berikut kutipan hasil wawancaranya.
Siswa: “iya, bulan lalu ada beberapa dari siswa yang mendapatkan penghargaan siswa teraktif dalam memanfaatkan perpustakaan. penghargaan tersebut berupa piagam penghargaan dan alat-alat tulis dan juga buku bacan sekolah dan ada juga berupa novel. Beberapa guru mapel juga menugaskan siswa untuk meringkas buku yang dipinjam dari perpustakaan dan selanjutnya dikumpulkan. Ada juga guru yang melaksanakan diskusi pembelajaran di perpustakaan biar mudah untuk mencari buku-buku referensi”.
Hasil wwancara tersebut menegaskan bahwa
sekolah benar-benar melaksanakan tindakan dengan
memberikan reward berupa piagam penghargaan dan
sejumalah alat tulis kepada 3 siswa teraktif dalam
memanfaatkan perpustakaan sekolah. Berkaitan
dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah beberapa
dari guru juga mendorong kepada siswa untuk benar-
benar memanfaatkan fasilitas sekolah untuk
menunjang pembelajaran di kelas dengan menugaskan
siswa untuk membuat ringkasan dari setiap buku yang
88
dipinjam dari perpustakaan baik buku akademik
maupun buku non kademik. Tujuan dari upaya
dilakukan guru adalah untuk melatih siswa gemar
membaca dan mau memanfaatkan dasilitas
perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber
belajarnya, melatih siswa lebih mandiri untuk mampu
menemukan informasi yang sesuaidengan kebutuhan
siswa masing-masing.
Tindakan pemberian reward ini apakah benar-
benar memberikan motivasi siswa untuk meningkatkan
pemanfaatan perputakaan dengan meningkatnya
jumlah pengunjung perpustakan dan mampu
membantu melangkapi dan menopang kegiatan belajar
mengajar, oleh sebab itu penulis akan melakukan
wawancara dengan siswa, pustakawan, guru, dan juga
kepala sekolah. Berikut kutipan wawancaranya.
Siswa: “banyak dari teman-teman yang sebelumnya enggan untuk datang ke perpustakaan, sekarang mulai datang untuk membaca, mencari informasi di majalah-majalah dan saya rasakan sekarang perpustakaan mulai ramai pengunjung.
Hasil wwancara tersebut kemudian dikonfirmasi
dengan melakukan wawancara bersama pustakawan.
Pustakawan: “mulai bulan Februari hingga Maret jumlah pengunjung semakin meningkat. Banyak siswa sekarang yang mulai berdiskusi di perpustakaan, mencari referensi buku pelajaran dan mencari majalah ataupun hanya sekedar membaca Koran. Hal tersebut terjadi mungkin karena mereka berlomba-lomba menginginkan untuk mendapatkan piagam penghargaan dan alat tulis, selain itu sekarang para guru mewajibkan siswa untuk meringkas buku yang mereka pinjam dari perpustakaan
89
dan dikumpulkan sebagai bahan tambahan untuk penilaian sikap”.
Hal tersebut dibenarkan oleh kepala sekolah dan
guru, berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan
beberapa guru dan kepala sekolah, mereka
menegeaskan bahwa ada peningkatan jumlah siswa
yang datang dan memanfaatkan perpustakaan sekolah,
artinya reward yang diberikan oleh sekolah mampu
mendorong siswa untuk berlomba-lomba aktif
memanfaatkan perpustakaan sekolah. Keaktifan siswa
dilihat dari frekwensi siswa dantang ke perpustakaan,
jumlah buku yang dipinjam di perpustakaan, jumlah
ringkasan buku yang dihasilkan oleh masing-masing
siswa. berikut petikan wawancara dengan kepala
sekolah.
Kasek: “berdasarkan data yang saya terima dari perpustakaan dari bulan Januari sampai Maret ini memang ada peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan terutam pada bulan Maret ini. Hal tersebut membuktikan bahwa pemberian reward berupa piagam penghargaan dan alat-alat tulis serta peraturan guru yang mewajibkan siswa untuk meringkas buku dari perpustakaan yang digunakan sebagai salah satu instrument penilaian aspek afektif mampu memberikan efek yang baik kepada siswa, sehingga kedepan kami akan terus berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas perpustakaan, memperkaya koleksi perpustakaan dan melengkapi dengan fasilitas wifi sehingga siswa dapat dengan cepat mendapatkan referensi yang mereka butuhkan”.
Berdasrakan hasil wawancara tersebut di atas
menegaskan bahwa pelaksanaan tindakan dengan
memberikan reward kepada 3 siswa teraktif
memanfaatkan perpustakaan dapat berjalan dengan
90
baik, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan
menunjukkan bahwa ada peningkatan pemanfaatan
perpustakaan yang signifikan dari bulan Februari
sampai bulan Maret 2016. Prosentase pengunjung
perpustakan pada bulan Februari 2016 sebesar 20.2%
masuk kategori rendah, meningkat pada bulan Maret
sebesar 53.6% masuk dalam kategori sedang.
3) Tahap Refleksi Siklus 2
Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang sudah
dilakukan pada siklus 2, penulis juga mengumpulkan
data-data penelitian baik dari data hasil wawancara,
maupun data observasi. Selanjutnya penulis bersama
kepala sekolah dan dewan guru melakukan refleksi
terhadap hasil pelaksanaan tindakan dengan
melakukan refiew dan evaluasi keberhasilan siklus 2.
Dari upaya tindakan yang sudah dilakukan
selama 3 bulan, yaitu mulai dari bulan Januari 2016
sampai dengan Maret 2016, penulis mendapatkan data
yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah
pengunjung perpustakaan oleh siswa, data tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.12 Prosentase Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
No
Bulan Pengunjung/Bln
Jml Diharapkan/Bl
n
Jml Siswa
% Kategori
1 Januari 2016 517 9864 411 5.2 Rendah 2 Februari 2016 1989 9864 411 20.2 Rendah 3 Maret 2016 3523 6576 411 53.6 Sedang
Sumber : Dokumen Perpustakaan SMA Negeri Pringsurat
91
Dari tabel 4.13 dapat dijelaskan bahwa jumlah
pengunjung paling sedikit pada bulan Januari 2016
prosentasenya hanya 5.2% masuk kategori rendah.
Kemudian mengalami kenaikan jumlah pengunjung
pada bulan Februari 2016, prosentasenya sebesar
20.2% masuk dalam kategori rendah. Hal tersebut
dapat meningkat karena sekolah telah memberikan
reward berupa piagam penghargaan kepada siswa
teraktif memanfaatkan perpustakaan. Tindakan
tersebut belum mampu meningkatkan jumlah
pengunjung mencapai standar yang ditetapkan,
sehingga pada bulan Februari sekolah memberikan
reward berupa piagam penghargaan dan sejumlah alat
tulis kepada 3 siswa teraktif memanfatkan
perpustakaan.
Hasil dari tindakan pada siklus 2 ini dapat dilihat
berdasarkan data kunjungan perpustakaan pada bulan
Maret 2016. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah
pengunjung atau pemanfaatan perpustakaan
mengalami peningkatan yang signifikan sebsar 53.6%
dan masuk kategori sedang. Berdasarkan peningkatan
tersebut, maka tindakan yang diberikan pada siklus 2
mampu meningkatkan jumlah pemanfaatan
perpustakaan sesuai dengan indikator keberhasilan
yang diharapkan yaitu sebesar 34% atau dalam
kategori sedang. Penelitian ini juga menjawab hipotesis
tindakan yang dirumuskan, bawasanya dengan
memberikan reward kepada siswa teraktif terbukti
dapat meningkatkan pemanfaatan perpustakaan
sekolah SMA Negeri 1 Pringsurat
92
4.3. Pembahasan Penelitian
Perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1
Pringsurat sudah memiliki sarana dan prasarana yang
mampu mendukung dan memfasiilitasi siswa dalam
proses pembelajaran, namun masih ada beberapa
aspek yang belum sesuai dengan standar perpustakaan
ideal, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang
RI No 43 th 2007, pada bab II pasal 11, ayat 1
dijelaskan Standar koleksi perpustakaan, standar
sarana dan prasarana, standar pelayanan
perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar
penyelenggaraan dan standar pengelolaan.
Aspek-aspek yang belum sesuai dengan standar
perpustakaan ideal diantaranya adalah aspek
Perpustakaan melanggan 3 judul majalah dan 3 judul
surat kabar, area, sarana, lokasi perpustakaan yang
belum berada pada pusat kegiatan pembelajaran,
Sekolah mempunyai jam wajib kunjung min 1 jam
pelajaran/kelas/minggu, kerja sama dengan
perpustakaan lain, tenaga perpustakaan ≥ 2, dan
pustakawan proaktif, serta menyusun visi, misi, tujuan
dan sasaran perpustakaan sekolah. Hal ini terjadi
karena keterbatasan anggaran alokasi untuk
perpustakaan yang memang belum cukup. Dalam
upaya perbaikan yang dilakukan selanjutnya sekolah
memprioritaskan terhadap aspek-aspek yang sangat
mendesak untuk diperbaiki, supaya dapat segera
digunakan siswa dalam proses pembelajaran. Apek-
aspek tersebut diantaranya adalah (a) Sekolah
berlangganan dengan provider majalah dan surat
93
kabar, (b) Sekolah akan membuat kebijakan wajib
kunjung & wajib baca min 1 jam /pelajaran/minggu, (c)
Sekolah akan menjalin kerjasama dengan
perpustakaan daerah Kab. Temanggung, (d) Sekolah
akan menambah tenaga perpustakaan baik tenaga
kontrak atau dari guru secara bergantian, (e) Sekolah
akan memberikan pelatihan kepada pustakawan, (f)
sekolah akan menyususn visi, misi, tujuan dan sasaran
perpustakaan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa
masih terdapat beberapa aspek yang belum dipenuhi
sekolah, sehingga siswa belum terlayani secara optimal
dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hal
tersebut bertentangan dengan pendapat Sutarno
(2006:39) yang menyatakan perpustakaan sekolah
merupakan salah satu sarana dan fasilitas
penyelenggara pendidikan sehingga setiap sekolah
memiliki perpustakaan yang memadai.
Beberapa kekurangan pada aspek-aspek standar
perpustakaan ideal tersebut sehingga memberikan
dampak buruk bagi minat siswa dalam menggunakan
fasilitas perpustakaan sekolah. Artinya kondisi
perpustakaan sekolah yang tidak sesuai dengan
standar mempengaruhi minat siswa dalam
memanfaatkan perpustakaan sekolah, hal ini
bertentangan dengan penadapat Sumardjo (1998:2)
bawasanya tujuan khusus dari perpustakaan sekolah
adalah : (a) mengembangkan minat, kemampuan dan
kebiasaan membaca khususnya, serta
mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor
kehidupan, (b) megembangkan kemampuan mencari,
mengolah serta memanfaatkan informasi, (c) mendidik
94
siswa pada umumnya agar dapat memelihara dan
memanfaatkan bahan perpustakaan secara tepat guna
dan berhasil guna, (d) meletakkan dasar-dasar kearah
belajar mandiri, (e) memupuk minat dan bakat siswa, (f)
menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman
imajinatif, (g) mengembangkan kemampuan siswa
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri, (h)
menunjang pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan
ekstra kurikuler.
Sekolah telah berupaya untuk memperbaiki
kekurangan atau kelemahan perpustakaan, baik dari
aspek sarana dan prasarana, serta pelayanan
perpustakaan dengan merencanakan upaya tindakan
untuk mengatasi permaslahan tersebut yang
dilaksanakan pada tindakan siklus 1. Untuk
meningkatkan minat dan memotivasi siswa, maka
sekokah juga memberi tindakan berupa pemberian
reward berupa piagam penghargaan bagi siswa teraktif
dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Tindakan
tersebut dapat memberikan dampak positif bagi siswa,
yaitu dengan meningkatnya jumlah siswa dalam
memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
belajarnya, meskipun belum mencapai kriteria
keberhasilan yang menargetkan pemanfaatan
perpustakaan sekolah oleh siswa dalam kategori
sedang.
Perpustakaan Sekolah di SMA Negeri 1
Pringsurat memang belum diintegrasikan dengan
kurikulum pembelajaran, sehingga dalam setiap proses
pembelajaran masih jarang guru yang menggunakan
95
fasilitas perpustakaan sekolah sebagai salah satu
sumber belajar siswa. Perpustakaan merupakan tempat
untuk membantu guru mengajar, juga sebagai tempat
bagi guru untuk memperkaya pengetahuan. Hal ini
tidak sesuai dengan fungsi perpustakaan sekolah yang
dikemukkan oleh Surachman (2007:2) bawasanya
perpustakaan sekolah memiliki fungsi sebagai berikut:
(a) Pusat kegiatan belajar mengajar untuk pendidikan
seperti tercantum dalam kurikulum sekolah, (b) pusat
penelitian sederhana yang memungkinkan siswa
mengembangkan kreativitas dan imajinasinya, (c) pusat
membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan
mengisi waktu luang (buku-buku hiburan), (d) pusat
belajar mandiri siswa.
Tindakan yang lakukan sekolah dalam
memperbaiki aspek-aspek yang masih kurang dalam
standar perpustakaan pada siklus 1 tersebut, tenyata
belum memberikan dampak postif bagi peningkatan
pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa. Sekolah
merencanakan tindakan berikunya yang dilaksankan
pada siklus 2 dengan cara memberikan reward bagi 3
siswa yang paling banyak mengunjungi dan
memanfaatkan perpustakaan sekolah. Reward yang
diberikan berupa piagam penghargaan dan alat tulis,
serta guru mewajibkan siswa untuk meringkas buku
yang dipinjam dari perpustakaan selanjutnya ringkasan
tersebut dikumpulkan dan dilakukan penilaian untuk
aspel afektif dan koqnitif. Hal tersebut sudah sesuai
dengan pendapat Indrakusuma (1973) yang
menjelaskan macam-macam bentuk reward antara
96
lain, pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda
penghargaan.
Sekolah memberikan reward kepada 3 siswa yang
paling aktif memanfaatkan perpustakaan bertujuan
supaya siswa bersemangat dalam memanfaatkan
perpuastakaan sekolah dengan membiasakan untuk
membaca buku, melatih kemandirian belajar,
menemukan informasi-informasi baru, dan
meningkatkan motivasi belajarnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Purwanto (2006) yang menjelaskan
bahwa penghargaan diberikan agar anak menjadi lebih
giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau
mempertinggi kedisiplinannya. Anak akan menjadi
lebih keras kemauannya untuk berbuat yang lebih baik
lagi. Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan
aturan yang berlaku.
Upaya yang dilakukan sekolah dengan
memberikan reward kepada siswa terbukti dapat
memberikan dampak positif, yaitu dengan
meningkatnya jumlah siswa dalam memanfaatkan
fasilitas perpustakaan sebagai sumber belajar. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan mulai
dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Maret
2016 yang terbagi ke dalam 2 siklus. Peningkatan
tersebut dapat diamati pada siklus 1 yang dilakukan
dari bulan Januari hingga Februari 2016, ditunjukkan
dengan meningkatnya jumlah kunjungan dari 5.2%
meningnkat manjadi 20.2% masih dalam kategori
rendah, meskipun meningkat hal tersebut belum
mampu untuk meingkatkan hingga dalam kategori
sedang. Berdasarkan data tersebut kemudian penulis
97
mengupayakan untuk memperbaiki kekurangan dan
kelemahan dengan merencanakan tindakan pemberian
reward berupa piagam dan alat tulis yang diberikan
kepada 3 siswa teraktif dalam memanfaatkan
perpustakaan sekolah. Hasil dari tindakan siklus 2 ini
sangat signifikan, tindakan tersebut mampu
meningkatkan jumlah pengunjung dari bulan Februari
prosentasenya sebesar 20.2% pada bulan Maret
menigkat menjadi 53.6% masuk dalam kategori sedang,
dengan demikian tindakan siklus 2 ini dapat
meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sekolah
sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan.
Keberhasilan tersebut juga didukung dengan usaha
guru yang mewajibkan siswa untuk membuat
ringkasan dari buku yang sudah dipinjam dari
perpustakaan sekolah, hasil ringkasan tersebut
digunakan guru sebagai bahan instrument penilaian
aspek afektif dan kognitif.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Ratnawati (2014) tentang Maksimalisasi
Program Reward di Perpustakaan dalam Meningkatkan
Minat Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV MI
Ma’arif Giriloyo 1 Bantul dan penelitian yang dilakukan
oleh Suharso & Setyowulandari (2014) tentang Strategi
Pemberian Reward Untuk Meningkatkan Minat
Kunjung Mahasiswa di Perpustakaan Politeknik Negeri
Semarang. Hasil penelitian tersebut sama-sama
menyimpulkan bahwa dengan memberikan reward atau
penghargaan mampu meningkatkan minat siswa dalam
memanfaatkan perpustakaan sekolah.
98
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu yang relevan sebagaimana telah dikutip
adalah bahwa penelitian ini menggunakan jenis
penelitian tindakan sekolah sedangkan penelitian dari
Suharso dan Setyowulandari (2014), Pitaloka (2005),
serta Indriyaningsih (2009) menggunakan jenis
penelitian kuantitatif. Subjek penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA
Negeri 1 Pringsurat, sedangkan penelitian dari
Ratnawati (2014) subjek penelitiannya Siswa kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah di Giriloyo1 Bantul, penelitian
Suharso & Setyowulandari (2014) dengan subjek
penelitian Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang,
penelitian Pitaloka (2005) dengan subjek penelitian
Siswa SMAN 3 Medan, dan penelitian Indriyaningsih
(2009) dengan subjek penelitian Siswa SMPN
Baatusangkar, Sumatera Barat.
Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terbagi
atas beberapa tahap tindakan sehingga setiap
permasalahan yang muncul akan diketahui dan segera
dapat diberi solusi penyelesaiannya. Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suharso dan
Setyowulandari, Pitaloka, dan Indriyaningsih yang
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
data sehingga jawaban dari responden sangat subjektif
jika digunakan sebagai data tunggal untuk analisis
data, oleh karena itu akan berpengaruh pula terhadap
hasil penelitian yang dilakukan. Meskipun sama-sama
menggunakan penelitian tindakan namun perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
Ratnawati (2014) terlihat pada subjek penelitian yang
99
digunakan. Subjek penelitian dengan jumlah sample
yang sedikit atau yang homogen akan mempengaruhi
reliabilitas hasil analisis data yang dilakuka. Penelitian
ini melibatkan seluruh siswa SMA Negeri 1 Pringsurat
sehingga hasil penelitian menggambarkan kondisi real
yang terjadi dilapangan, artinya tingkat eror atau
tingkat kesalahan yang dimungkinkan terjadi sangat
rendah. Penelitian ini sekaligus membuktikan bahwa
pemberian reward kepada siswa teraktif terbukti dapat
meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan Sekolah. Hal
ini sejalan dengan teori Pavlov yang terkenal dengan
Classical Conditioning, beranggapan bahwa tingkah
laku organisme dapat dibentuk melalui pengaturan dan
manipulasi lingkungan. Disini reward berfungsi sebagai
stimulun supaya dapat memberikan motivasi atau
minat siswa dalam memanfaatkan perpustakaan
sekolah.