54
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Deskripsi Kelurahan Lokasi Masjid
Situasi dan kondisi daerah akan mempengaruhi aktifitas yang ada
dalam daerah tersebut, baik keadaan geografis, pendidikan, dan ekonomi.
Kelurahan Lowayu merupakan salah satu desa yang ada di wilayah
Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik, tepatnya sebelah barat Surabaya
dan perbatasan Kota Lamongan. Jarak Kelurahan Lowayu dengan
Kecamatan Dukun berjarak sekitar 15 km, sedangkan jarak antara
kabupaten dan kelurahan sekitar 45 km.
Keluran Lowayu mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sumurber
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tirem Enggal
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Petiyen Tunggal
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Wonokerto
Keberadaan perekonomian masyarakat kelurahan Lowayu adalah
tingkat menengah ke atas, meskipun ada beberapa kelas menengah ke
bawah. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan yang semakin
meningkat, dipihak lain biaya untuk menebus kebutuhan tersebut tidak
dapat terjangkau oleh pendapatan yang telah mereka peroleh. Demikian
juga dengan pola gaya hidup masyarakat Kelurahan Lowayu yang dilihat
54
55
dari perekonomiannya. Pendapatan penduduk desa adalah rata-rata
berkerja sebagai petani, jasa dan usaha perdagangan.
Di lihat dari tingkat pendidikan masyarakat dari tahun ke tahun
meningkat dari lulusan SD sampai Sarjana. Adapun tingkat pendidikan
modern seperti pendidikan melalui pondok pesantren.
Lokasi masjid berada di tengah perkampungan desa, yang
bersebelahan dengan sekolah. Luas tanah pada bangunan masjid adalah
60x45 dan luas bangunan adalah 40x40.
2. Sejarah Masjid
Sejarah asal mula Masjid Nurul Huda ini simpang siur, bahkan
tidak ada kepastian kapan berdirinya masjid tersebut. Akan tetapi ada
mitos dari masyarakat setempat. Saat ini terdapat dua makam di belakang
masjid, yang menurut masyarakat setempat adalah makam Syaich Alwi
Alkaf yang merupakan keturunan Wali Songo dan Mbah Salimin yang
mempunyai tanah Masjid Nurul Huda tersebut. Menurut penuturan
masyarakat setempat, ketika itu ada seorang musafir yang berasal dari
Nganjuk Sedudo ingin melaksanakan sholat wajib. Kemudian, musafir
itu akan mengambil wudhu dan mencari air wudhu. Musafir tersebur
mencari air sampai ke mata air Banyu Biru yang berada sangat jauh dari
semula. Karena jauhnya sumber air dengan lokasi tempat sholat tersebut,
maka musafir itu menancapkan kayu di dekat tempat sholat dan keluarlah
air di tempat tersebut. Kemudian musafir itu meminta izin kepada Mbah
Singo Salimin sebagai pemilik tanah, untuk membangun sebuah masjid
56
yang sederhana. Samapai saat ini masyarakat percaya bahwa musafir itu
menancapkan kayu di sebelah utara lokasi masjid dan muncul sumber air
sampai sekarang.
Masjid itu dibangun sangat kecil dan sederhana dan disekeliling
masjid itu masih penuh semak-semak. Maka dari itu masyarakat Lowayu
mengadakan musyawarah untuk membangun masjid tersebut.
Masyarakat menilai itu adalah masjid tiban karena masyarakat
sebelumnya tidak mengetahui adanya masjid tersebut. 52
3. Tujuan Masjid
Tujuan didirikan Masjid Nurul Huda adalah berlakunnya ajaran
Islam menurut faham ahlusunnah wal jama’ah yang menganut salah satu
madzab empat, di tengah-tengah kehidupan masyarakat, dalam wadah
negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam mewujudkan tujuan yang
dimaksud dibentuk lembaga semi otonomi yang ketentuanya diatur
dalam Peraturan Rumah tangga.
4. Visi dan Misi
Yayasan Ta’mir Masjid Nurul Huda sebagai organisasi
keagamaan beraqidah / berasaskan Islam menurut faham ahlusunnah
waljam’ah dan menganut salah satu madzab empat Syafi’i, Maliki,
Hambali Dan Hanafi. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Yayasan Ta’mir Masjid Nurul Huda berpedoman kepada pancasila
52 Wawancara dengan Bapak Misbah (selaku pengawas Masjid), Jum’at 15 april 2011 jam 19.00
57
5. Struktur Kepengurusan
Gambar 4.1
Struktur Kepengurusan Masjid53
53 Hasil dokumen dan Observasi masjid, Sabtu 23 april 2001 jam 13.00
PEMBINA Kepala Desa
Drs. H. Moh Nadib Ir. H. Sambari Halim
PENGAWAS Ah. Misbahul Abidin, S.Pd.I
K. Abdul Aziz H. Kasan Kamali
KETUA UMUM Nur Iskandar, S. Pd
SEKRETARIS UMUM Abdul Halim, S Pd, M Pd
BENDAHARA UMUM Wiyoto
WAKIL KETUA II Moh Lazim
WAKIL KETUA I Pardi, S Pd
WAKIL SEKRETARIS Tri Kuncoro, S Pd
WAKIL BENDAHARA H. Ashilan Thoyib Nariyanto, S Ag
Lembaga Kemakmuran Masjid
Lembaga Perekonomian Masjid
Badan Amil Zakat Infaq Shodaqoh
Lembaga Pendidikan Bahasa Asing
Perpustakaan Masjid
Remaja Masjid
Harokah Dakwah Masjid
58
6. Organisasi Masjid
a. Lembaga kemakmuran masjid
1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan ibadah mahdlo
dilingkungan masjid, diantaranya :
(a) Membuat jadwal Imam Rawatib
(b) Membuat jadwal khotib shalat Jum’at dan Hari Raya
(c) Membuat jadwal pengajian rutin
(d) Membuat jadwal khotmil qur’an
(e) Membuat jadwal sholatul lail
(f) Membuat jadwal ibadah mahdlo sesuai kebutuhan.
2) Melakukan koordinasi dengan lembaga dan institusi lain yang
menyelenggarakan kegiatan keagamaan di masjid.
(a) Pengadaan kebutuhan sarana sesuai dengan skala prioritas
pembangunan.
(b) Membuat grand tema pemahaman keagamaan lewat tema
khotbah dan pengajian rutin.
(c) Menyelenggarakan pendidikan baca Al Qur’an, bagi pelaku
pelaksanan ibadah di Masjid dan fungsionaris.
(d) Merawat dan menjaga masjid serta asset masjid untuk
dimanfaatkan demi kemakmuran masjid.
(e) Menjaga keamanan dan kenyamanan pelaksanaan kegiatan
di Masjid.
59
(f) Mengusulkan pergantian antar waktu pengurus Lembaga
Kemakmuran Masjid yang tidak dapat menjalankan tugas
dan kewajibannya kepada Dewan Pengurus.
(g) Menyampaikan laporan kegiatan dan keuangan kepada
Dewan Pengurus pada rapat evaluasi semester, rapat
tahunan dan rapat reformasi.
b. Remaja masjid
1) Melakukan rekrutmen dan pegkaderan sesuai rumusan
pengkaderan.
2) Menyelenggarakan kajian keilmuan dan ketrampilan.
3) Menggali, menyelenggarakan dan mengembangan tradisi
keagamaan NU dan seni budaya islami.
4) Mengembangkan olah raga dan olah raga bela diri yang sesuai.
5) Mengupayakan terbentuknya jaringan antar organisasi
kepemudaan dalam rangka membangun kebersamaan menuju
tatanan masyarakat madani.
6) Mengusulkan pergantian antar waktu pengurus Remaja Masjid
yang tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya kepada
Dewan Pengurus.
7) Menyampaikan laporan kegiatan dan keuangan kepada Dewan
Pengurus pada rapat evaluasi semester, rapat tahunan dan rapat
reformasi.
60
c. Lembaga pendidikan bahasa asing
1) Menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan
ketrampilan bahasa Inggris dan bahasa Arab.
2) Mengembangkan kelembagaan ke institusi pendidikan formal
maupun non formal, dalam maupun luar desa.
3) Merumuskan kurikulum pembelajaran dan program unggulan
dalam rangka mengembangkan lembaga sebagai konsekwensi
kompetisi.
4) Melakukan upaya promosi guna membangun respons positif
public pada Lembaga.
5) Mengusulkan pergantian antar waktu pengurus Lembaga yang
tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Dewan
Pengurus.
6) Menyampaikan laporan kegiatan dan keuangan kepada Dewan
Pengurus pada rapat evaluasi semester, rapat tahunan dan rapat
reformasi.
d. Perpustakaan masjid
1) Pengadaan bahan pustaka sesuai kebutuhan.
2) Mengelola perpustakaan sesuai standar pengelolaan
perpustakaan pesantren secara profesional.
3) Menumbuh kembangkan minat baca masyarakat dan jamaah
masjid pada umumnya, anak usia SD/MI pada khususnya.
61
4) Mengembangkan perpustakaan menuju perpustakaan
elektronik dan atau perpustakaan digital.
5) Menyelenggarakan forum ilmiyah terkait dengan buku, seperti
lomba resensi, lomba menceritakan isi buku, lomba menulis
karya ilmiyah, lomba mewarnai dan bedah buku dll.
6) Membangun jaringan kerja-sama kelembagaan dengan institusi
pendidikan formal maupun non formal dalam maupun luar
desa dalam rangka membudayakan gemar membaca.
7) Mengusulkan pergantian antar waktu pengurus perpustakaan
yang tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya kepada
Dewan Pengurus.
8) Menyampaikan laporan kegiatan dan keuangan kepada Dewan
Pengurus pada rapat evaluasi semester, rapat tahunan dan rapat
reformasi.
e. Lembaga perekonomian masjid
1) Membudidayaan asset masjid dengan orientasi pengembangan
ekonomi syari’ah untuk kemakmuran masjid.
2) Memberikan pelayanan pendampingan pengembangan ekonomi
masyarakat.
3) Memberikan pelayanan ketrampilan yang berorientasi pada
pengembangan ekonomi kecil dan menengah.
4) Membangun jaringan pemberdayaan ekonomi masyarakat
dengan institusi terkait.
62
5) Mengusulkan pergantian antar waktu pengurus lembaga yang
tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Dewan
Pengurus.
6) Menyampaikan laporan kegiatan dan keuangan kepada Dewan
Pengurus pada rapat evaluasi semester, rapat tahunan dan rapat
reformasi.
f. Lembaga dakwah masjid
1) Menjadikan PHBI sebagai wahana dakwah secara kolosal, baik
didalam maupun diluar masjid, kepada komunitas masjid
maupun luar komunitas masjid. (Maulid Nabi, Isro’ Mi’roj dan
Nuzulul Qur’an).
2) Memetakaan tantangan dan problem dakwah, yang selanjutnya
dituangkan dalam metode dan strategi dakwah sebagai solusi
atas problematika dakwah yang ada.
3) Pendampingan keberagamaan dan atau kolsultasi agama kepada
masyarakat yang membutuhkan.
4) Melakukan formula pemberdayaan generasi muda diluar
komunitas masjid.
5) Melakukan pencerahan etika social dan keberagamaan bagi
kaum wanita.
6) Mengadakan kerja sama dalam rangka penanaman nilai
keagamaan dengan Pemerintah Desa dan atau institusi lain.
63
7) Mengusulkan pergantian antar waktu pengurus lembaga yang
tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Dewan
Pengurus.
8) Menyampaikan laporan kegiatan dan keuangan kepada Dewan
Pengurus pada rapat evaluasi semester, rapat tahunan dan rapat
reformasi.
g. Lembaga amil zakat
1) Mengelola zakat maal dan zakat fithrah sesuai ketentuan hukum
syari’ah yang ada.
2) Menyelenggarakan pemotongan hewan qurban dan aqiqoh
sesuai ketentuan hukum syari’ah yang ada.
3) Mengembangkan lembaga secara profesional menuju
kesejahteraan fakir miskin dan kaum dlua’afa di dunia dan
akhirat.
4) Mengusulkan pergantian antar waktu pengurus lembaga yang
tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Dewan
Pengurus.
5) Menyampaikan laporan kegiatan dan keuangan kepada Dewan
Pengurus pada rapat evaluasi semester, rapat tahunan dan rapat
reformasi.
64
B. Penyajian Data
1. Pencarian Dana
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk
memandang organisasi sebagai suatu kesatuan yang tersendiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan, pendekatan sistem memberi
manajer memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai
cara bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Sebagai mana
yang telah diungkapkan oleh Bapak Misbah selaku pengawas masjid
yang mengatakan bahwa “sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan
sistem adalah sangat mendasar, ini secara sederhana berarti bahwa segala
sesuatu adalah saling berhubungan dan bergantung satu dengan yang
lainnya”.
Bapak Misbah mengatakan :
“bahwa pencarian dana Masjid Nurul Huda Lowayu Dukun Gresik mencoba menerapkan sebaik mungkin prinsip di atas meskipun belum bisa berjalan sesuai harapan”.
Akan tetapi hal tersebut akan tetap diusahakan diantaranya
dengan adanya perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan.
a. Perencanaan (Planning)
Sebelum ketakmiran masjid dapat mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengawasi kegiatan pengumpulan dana dan
penggunaannya, maka dibuat rencana-rencana yang memberikan
tujuan ke arah organisasi. Dalam perencanaan ketua memutuskan
65
“apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana
melakukannya, dan siapa yang akan melakukannya”.
Perencanaan dalam penelitian ini adalah perencanaan
pencarian dana, artinya dana direncanakan sebelum proses
pembangunan masjid dan fasilitas masjid. Karena dalam proses
pembangunan memerlukan biaya yang tidak sedikit setiap bulannya
dan renovasi masjid hanya mungkin terlaksana jika tersedia dana
dalam jumlah yang mencukupi. Tanpa ketersediaan dana, hampir
semua gagasan pembangunan masjid tidak dapat dilaksanakan.
Pencarian dana pembangunan masjid merupakan tugas dan tanggung
jawab pengurus atau panitia masjid. Mereka bertugas memikirkan,
mencari, dan mengalokasikan dana ini sebatas kemampuan yang
mereka miliki.
Dalam perencanaan anggaran dana pembangunan di Masjid
Nurul Huda adalah menggunakan perencanaan jangka panjang,
perencanaan anggaran keuangan pembangunan dan perencanaan
waktu pembangunan dilakukan melalui tahapan. Karena proses
pembangunan tergantung dari perolehan dana pembangunan. Tolak
ukur dari suatu keberhasilan panitia pembangunan bisa dilihat pada
akhir pembangunan yaitu pada saat pertanggung jawaban laporan
keuangan pembangunan.
66
Bapak H. Yasin mengatakan:
“Pada target perencanaan panitia pembangunan hanya selama 6 tahun. alokasi dana yang digunakan sebesar Rp. 600.000.000; (enam ratus juta rupiah). Akan tetapi perencanaan anggaran tidak sesuai, maka dari itu anggaran disesuaikan dengan kondisi dana yang masuk pada panitia pembangunan yaitu dengan tahapan untuk merencanakan anggaran tersebut”.54
Dalam perencanaan pencarian dana masjid panitia dan
pengurus melibatkan masyarakat untuk iuran didasarkan prosentase
penghasilan yang mereka peroleh setiap bulannya. Pengelolaan dana
pembangunan diperlukan perencanaan, karena perencanaan dapat
memungkinkan pengurus masjid memahami keseluruhan gambaran
operasional lebih jelas, dan membantu panitia pembangunan untuk
merealisasikan renovasi pembangunan masjid. Perencanaan
pembangunan masjid perlu penempatan tanggung jawab lebih cepat,
memudahkan dalam melakukan koordinasi diantaranya bagian-
bagian organisasi membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih
mudah dipahami untuk menghemat waktu dan dana. Dalam renovasi
masjid juga ada pembangunan fasilitas masjid seperti, perpustakaan,
dan menara.
Pembentukan Panitia pembangunan Masjid disusun
sebagaimana kepanitiaan yang lain, panitia tersebut dipilih dan
dipercayakan kepada orang-orang yang amanah, jujur dan ahli di
54 Wawancara dengan bapak H. Yasin (selaku ketua panitia), Sabtu 9 Juli 2011 jam 19.00
67
bidangnya. Perencanaan pembentukan panitia juga merencanakan
melibatkan pengurus masjid, masyarakat dan semua ketua RT.
Perencanaan pembentukan panitia bertugas untuk
merencanakan, mencari dana dan membangun Masjid. Beberapa hal
yang perlu dilakukan antara lain:
1) Merancang arsitektur masjid
2) Menyusun proposal
3) Mencari dana
4) Mengawasi proses pembangunan
5) Peresmian dan pertanggungjawaban
6) Masjid yang telah dibagun selanjutnya dikelola oleh Pengurus
Ta’mir Masjid.
Aktivitas-aktivitas tersebut disusun dengan melakukan
perencanaan Program Kerja secara periodik dan diterjemahkan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Pengelolaan (RKAP) setiap
tahunnya. Rencana yang telah ditetapkan selanjutnya ditindaklanjuti
dengan melakukan koordinasi segenap sumber daya yang dimiliki
dan dilaksanakan secara profesional. Aktivitas yang diselenggarakan
kemudian dilaporkan, dievaluasi, distandardisasi dan dikaji untuk
ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.
68
Bapak Misbah mengatakan:
“Pencarian dana pembangunan sudah terlaksana lama sebelum proses pembangunan masjid dan pengumpulan dana pembangunan sudah terkumpul selama 1 tahun sebelum pembangunan dimulai pada tahun 1993. Setelah itu pengurus masjid merencanakan proses renovasi masjid. Perlu memikirkan perencanaan yang matang untuk merencanakan suatu proses renovasi masjid, karena pembangunan masjid akan menghabiskan dana yang cukup banyak. Pembangunan masjid ini direncanakan sangat besar, dan luas. Karena desa Lowayu cukup luas, dan padat penduduk”.55
Beliau juga menambahkan:
“Adapun target dana yang dibutuhkan adalah sangat besar tetapi dana pembangunan dilakukan secara bertahap, proses pembangunan masjid akan berhenti sewaktu-waktu jika dana tersebut habis. Karena proses pencarian dana dilakukan secara iuran masyarakat dan tidak ada donatur tetap, sistem pencarian dana ini akan menghasilkan keuangan pembangunan yang cukup terarah dan terencanakan”.
Lebih jauh, beliau mengatakan bahwa proses perencanaan
arsitek masjid dilakukan oleh Bapak Narsution, yang berasal dari
Gresik. Dia adalah yang merencanakan arsitek bangunan dalam
rangka awal masjid, setelah itu dibantu oleh bapak Ir. Shaleh untuk
melengkapi arsitek bangunan masjid. Pernyataan ini dikuatkan
dengan dokumen yang ada di arsip pembangunan masjid tersebut.
b. Organisasi (Organizing)
Dalam pengelolaan dana diperlukan pembagian kerja dimana
ada pembagian kerja dalam pencarian dana dan pengalokasian dana
yang akan di gunakan dalam renovasi masjid, akan tetapi dalam
pembagian kerja pembangunan masjid ini pengurus masjid yang
55 Wawancara dengan Bapak Misbah (selaku pengawas masjid), Sabtu 16 April 2011 jam 19.00
69
langsung mengawasi jalannya proses pembangunan, setiap devisi
pengurus akan terlibat dalam proses pembangunan. Pengelolaan
keuangan juga direncanakan sebagai operasional masjid, dan setiap
devisi dapat merencanakan anggaran keuangan untuk melaksanakan
kegiatan yang akan di adakan setiap devisi.
Bapak Iskandar mengatakan:
“Devisi pencarian dana yaitu melibatkan semua ketua RT, dalam pembagian kerja penggalian dana pengurus selalu menjadi pengawas dan bertanggung jawab atas kelancaran penggalian dana”. 56
Untuk merealisasikan Program ta’mir masjid, pengurus perlu
membentuk Panitia. Panitia adalah suatu kelompok gugus tugas yang
dibentuk guna menyelenggarakan suatu kegiatan tertentu.
Panitia inilah yang bertugas menyusun rencana,
melaksankan, melaporkan, dan mempertanggung jawabkan seluruh
hasil pekerjaannya. Personel kepanitiaan disusun dari kalangan
pengurus, tokoh-tokoh masyarakat, dan jamaah masjid. Dari mereka
diharapkan bukan saja tenaga dan pikirannya akan tetapi pada
prinsip kegiatan tersebut.
Tugas dan wewenang yang diberikan juga harus disertai
dengan kejelasan tanggungjawab kepada siapa harus bertanggung
jawab. Dengan adanya pembagian tugas wewenang serta tanggung
jawab kepada bawahan sehingga dapat tercipta adanya suasana yang
luwes dan fleksibel dari para anggota dalam melaksanakan tugasnya.
56 Wawancara dengan Bapak Iskandar (ketua ta’mir), Sabtu 23 April 2011 jam 16.00
70
Panitia memiliki wewenang terbatas, yaitu sebatas tugas
kepanitiaan yang diserahkan kepadanya. Untuk aktivitas eksternal
diperlukan ijin dari Pengurus, dalam hal ini memberikan
persetujuannya pada surat-surat eksternal yang dikeluarkan. Panitia
berhak mengatur dirinya sendiri dan juga memiliki hak untuk
mempergunakan fasilitas di bawah koordinasi Pengurus.
Secara garis besar, tugas panitia adalah melaksanakan
kegiatan-kegiatan kepanitiaan yang meliputi:
1) Merencanakan kegiatan
2) Mempersiapkan kegiatan
3) Melaksanakan kegiatan
4) Melaporkan kegiatan
Bapak H. Yasin mengatakan:
“Dengan adanya program yang tersusun dengan jelas renofasi dapat berjalan lancar dan sesuai dengan waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, perlu benar memperhatikan segi kualitas bangunan dan penghematan biaya. Hal-hal yang dilakukan adalah gotong royong masyarakat baik berupa tenaga maupun dana, yang dapat membantu dan meringankan pelaksanaan renovasi masjid”. 57
Dengan membentuk suatu kepanitiaan dalam pelaksanaan
pembangunan maka akan mengurangi beban aktivitas yang harus
dilaksanakan secara langsung oleh Pengurus dan memberi
kesempatan kepada anggota dan simpatisan dalam aktivitas
kepemimpinan maupun keorganisasian secara langsung.
57 Wawancara dengan Bapak H.Yasin (ketua panitia), Kamis 5 Mei 2011 jam 19.00
71
Bendahara panitia pembangunan merupakan tempat
pengumpulan dana pembangunan setelah proses pencarian dana yang
dilakukan oleh ketua RT. Setiap devisi akan meminta dana
pembelanjaan kebutuhan kepada bendahara dan setiap devisi akan
melaporkan setiap minggunya dalam bentuk laporan pengeluaran
keuangan.
Bapak H. Mukahar mengatakan:
“Kepanitiaan pembangunan bertanggung jawab selama 7 tahun, dan kepanitiaan ini tidak berlaku dengan berjalannya waktu, karena lambatnya proses pembangunan maka semua tanggungjawab pembangunan sepenuhnya di alihkan kepada pengurus masjid”.58
Bendahara pembangunan awalnya tidak ada kaitanya dengan
bendahara ta’mir masjid dan model kerja keduanya tidak sama, akan
tetapi dengan berjalanya waktu dan lamanya proses pembangunan
maka bendahara pembangunan dijadikan satu dengan bendahara
ta’mir masjid. Setelah panitia dijadikan satu dengan takmir maka
keuangan pembangunan juga dimasukkan kas masjid dan untuk
biaya operasional juga.
Kedudukan panitia pembangunan dengan ta’mir masjid bisa
dikatakan sama karena ada beberapa panitia juga berkedudukan
sebagai ta’mir masjid. Kualitas kerja panitia dalam pembangunan
sudah maksimal pada saat dijadikan satu dengan ta’mir masjid.
58 Wawancara dengan Bapak H. Mukahar (bendahara panitia), Minggu 10 Juni 2011
72
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh panitia sehingga
pembangunan menjadi lambat dan butuh waktu lama yaitu:
1. Dana yang kurang lancar, terutama iuran wajib dari masyarakat.
Iuran masyarakat dilakukan pada 1 bulan sekali dengan
menggunakan kartu yang sudah disediakan oleh panitia, dan
dilakukan pembayaran pada waktu pengajian setiap Rt.
2. Pelaksanaan pembangunan berlanjut di era krisis moneter yang
menyebabkan harga material dan jasa mengalami kenaikan
besar.
3. Ketenagaan, yakni tenaga kerja proyek pembangunan yang
berasal dari luar desa yang kualitas kerjanya kurang bagus maka
panitia mengganti dengan tenaga kerja yang berasal dari
masyarakat desa.
73
Susunan Panitia Pembangunan Masjid
“Nurul Huda”
Lowayu Dukun Gresik59
Pelindung Penasehat Ketua Umum Ketua I Ketua II Sekretaris Umum Sekretaris I Sekretaris II Bendahara Umum Bendahara I Bendahara II Sie. Penggalian Dana Sie. Pengawasan Material Sie. Pengawasan Pekerja Sie. Pembantu Umum
: : : : : : : : : : :
: : : :
Kepala Desa KH. Siroj Munir KH. Moh. Muqodasul Hadi KH. Nur Hadi H. Abd. Alim Drs. H. Moh Yasin Suja’i, S.Ag Matlazim Nur Iskandar, S.Pd Sudi Purwanto Try Kuncoro, S.Pd H. Mukahar H. Mustaqim H. Kayato H. Yadi Moh. Samil H. Nur Kholis Tamadji Semua Ketua RT H. Nur Hasyim Mu’asam Ah.Prasetyo Supardi (pengairan) Semua Perangkat Desa Supardi Drs. Muhari Suparno H. Anwar H. Syamsul H. Muslich
59 Hasil Dokumentasi, Minggu 8 Mei 2011 jam 10.00
74
c. Menggerakkan (Actuating)
Untuk pencarian dana dan mengelola dana khususnya dalam
pembangunan masjid. Adanya tindakan untuk menggerakkan semua
devisi atau dewan pengawas pembangunan agar pencarian dana dan
pelaksanaan pembangunan berjalan dengan lancer, cepat dan tidak
memerlukan waktu yang lama. Jika antara panitia, pengawas,
pengurus dan bawahan tidak ada diskusi dan komunikasi maka
pencarian dana dan pelaksanaan pembangunan akan kurang lancar.
Hubungan antara atasan dan bawahan sangatlah penting, perintah
dan intruksi yang akan jadi masukan dalam proses pembangunan.
Dalam proses pencarian dana dan pembangunan masjid
panitia dan pengurus masjid selalu menggerakkan semua masyarakat
desa, karena masjid seutuhnya milik masyarakat desa.
Menggerakkan bawahan dalam jalanya proses pencarian dana dan
pembangunan adalah sesuatu yang penting.
Bapak H. Yadi mengatakan:
“Panitia menggerakkan semua ketua Rt untuk mengumpulkan iuran pada masyarakat, dan ketua Rt juga harus menggerakkan warganya untuk membayar uang iuran masjid dengan tepat waktu, dalam pelaksanaan pembangunan masjid panitia menggerakkan masyarakat untuk bergotong royong, setiap harinya ada 3 RT yang mengikuti pembangunan masjid dan seterusnya”. 60
60 Wawancara dengan Bapak Yadi (panitia penggalian dana), Sabtu 21 Mei 2011 jam 17.00
75
Dalam pembanggunan masjid panitia mengambil tindakan
bahwasanya dalam pelaksanaan pembangunan memerlukan
partisipasi masyarakat untuk bergotong royong. Masyarakat juga
memberikan bantuan berupa konsumsi tenaga kerja dan bahan
bangunan.
d. Pengawasan (controlling)
Pencarian dana sangat membutuhkan pengawasan untuk
menjamin terciptanya tujuan. Karena tanpa adanya pengawasan satu
sama lain atau pengawasan kinerja pengurus dalam pencarian dana
pembangunan akan menghalangi kelancaran proses pembangunan
masjid. Pengawasan dalam keuangan sangat dibutuhkan untuk
mengetahui manajemen keuangan yang akan digunakan dalam
pembiayaan pembangunan. Pengawasan yaitu suatu proses
pengukuran terhadap berbagai rencana dan pelaksanaannya di
lapangan.
Bapak Iskandar mengatakan:
“Salah satu bentuk pengawasan pencarian dana dan pengalokasian dana masjid yaitu pengurus selalu mengawasi kinerja panitia pembangunan, dan diharapkan dalam 1 bulan sekali setap devisi kepanitian harus melaporkan perkembangan proses pembangunan masjid”. 61
61 Wawancara dengan Bapak Iskandar (ketua ta’mir), Sabtu 7 Mei 2011 jam 15.00
76
Panitia pembangunan juga akan melaporkan semua
pelaksanaan pembangunan khususnya bendahara kepada pengurus
masjid agar pengelolaan keuangan tertata dengan rapi dan tidak ada
penyelewengan dana pembangunan masjid.
Sebelum kegiatan pengumpulan dana dilaksanakan terlebih
dahulu ditetapkan hal-hal berikut:
1) What (apa)
Dalam hal ini dana berupa apa saja hendak dikumpulkan,
apa saja yang dperlukan dan dipersiapkan, ada hal-hal yang
perlu dipersiapkan antara lain:
(a) Surat menyurat
Panitia perlu membuat surat, khususnya surat
permohonan bantuan dari pengurus kepada masyarakat
melalui ketua RT.
(b) Kwitansi
Kwitansi digunakan sebagai tanda bukti pembayaran
yang diberikan panitia kepada para penyumbang atau
pemberi bantuan. Kemudian bukti pembayaran
pembelanjaan bahan bangunan dan lainya.
2) Who (siapa)
Dalam pengumpulan dana seorang, bendahara dan seksi
dana perlu menetapkan petugas dan pembagian tugasnya.
Panitia pembangunan masjid memberikan tanggung jawab
77
dalam pencarian dana kepada devisi penggalian dana antara
lain:62
a. H. Yadi b. Moh. Samil c. H. Nur Kholis d. Tamadji e. Semua Ketua RT
3) When (kapan)
Biasanya pengumpulan dana terdapat batas waktu yang
telah ditentukan. Dalam penentuan pengumpulan dana
pembangunan sudah berjalan selama 1 tahun sebelum proses
pembangunan dilakukan, penentuan pengumpulan dana pada
masyarakat dilakukan dalam 1 bulan sekali, dalam hal ini panitia
pencarian dana memberikan tenggang waktu. Setelah itu
pengurus dan panitia menentukan proses pembangunan selama
6 tahun.
4) Where (dimana)
Dalam pencarian dana panitia menentukan tempat
pengumpulan dana yaitu melaui RT, panitia devisi penggalian
dana setelah itu bendahara. Dan panitia melaporkan kepada
pengurus masjid. Tempat pengumpulan diserahkan di sekretariat
masjid.
62 Hasil Dokumentasi, Minggu 8 Mei 2011 jam 10.00
78
5) How (bagaimana)
Bagaimana cara pengumpulan dana dan pelaksanaan,
yaitu pengurus pengurus perlu mencari cara yang praktis dalam
pelaksanaan pengumpulan dana. Maka dari itu diperlukan
kelincahan dan kepandaian panitia dan pengurus mencari
peluang dana, makin cepat target yang akan dicapai. Yakni
melalui pembagian tugas masing-masing devisi dan kerjasama
masyarakat sekitar.
Cara mengumpulkan dana untuk biaya pembangunan masjid
memang pekerjaan yang sangat berat dan sungguh tidak mudah. Banyak
kesulitan yang biasanya menghadang pengurus atau panitia
pembangunan masjid. Adapun proses pecarian dana meliputi :
a. Penentuan sumber dana
Sumber dana masjid Nurul Huda ditentukan melalui
musyawarah (rapat) yang dilaksanakan pada awal bulan. Dalam
menentukan sumber dana tersebut, selau di ikuti oleh semua panitia
pembangunan dan pengurus masjid. Secara garis besar, sumber dana
masjid dapat dibedakan menjadi dua sumber dana yaitu:
1) Sumber Dana dari Dalam
Merupakan dana dari dalam yaitu sumber dana yang
berasal dari usaha masjid seperti: penyewaan properti masjid
dan hasil tambak.
79
Bapak iskandar mengatakan:
“Sumber dana pembangunan berasal dari usaha masjid yakni hasil kolam ikan dan persewaan properti masjid seperti prancak dan molen”.
2) Sumber Dana dari Luar
Sumber dana dari luar ini memberikan pemasukan bagi
panitia pembangunan, yang hasil pencarian dana pembangunan
dari dalam masih kurang dari apa yang direncanakan.
Beliau juga menambahkan:
“Sumber dana pembangunan masjid dimulai dari iuran masyarakat setiap bulanya, dan setelah 2 tahun iuran masyarakat sudah tidak berjalan maka dari itu sumber dana yang dipakai dalam pembangunan masjid ini melalui amal jariyah dari setiap minggunya. Donatur dana dari luar yaitu masyarakat desa yang pelaksanaan pencarian dana dari dalam yakni melibatkan panitia pembangunan, Rt, dan ta’mir masjid”.63
Sumber dana yang diperoleh dari luar berasal dari amal
jariyah. Pada keuangan yang diperoleh dari amal jariyah
masyarakat melalui kotak amal dan amplop akan dibagi lagi
dengan keuangan operasional. Kebutuhan dana yang diambil
dari sumber-sumber di luar desa. Yakni melalui donatur yang
ada diluar negri.
Bapak H. Yadi mengatakan:
“Masyarakat desa kebanyakan bekerja di luar negri maka dari itu ada beberapa donatur masjid yang memberikan sumbangan langsung dari luar negri. Donatur yang ada diluar negri juga tidak sebagai donatur tetap, dana mengalir apa adanya karena tidak ada pencarian dana yang terlalu di target”.64
63 Wawancara dengan Bapak Iskandar (ketua Ta’mir), Minggu 22 Mei 2011 jam 16.00 64 Wawancara dengan Bapak Yadi (panitia penggalian dana) Jum’at 27 Mei 2011 jam 17.00
80
b. Penggalian sumber dana
Sebagaimana yang telah disampaikan pada penentuan sumber
dana masjid, bahwa sumber dana masjid berasal dari sumber dana
dari dalam dan sumber dana dari luar. Untuk mendapatkan dana dari
beberapa sumber dana yang telah ditentukan, sesuai dengan hasil
musyawarah.
Bapak Misbah mengatakan:
“Cara penggalian sumber dana dari dalam melalui usaha masjid seperti penyewaan properti dan hasil tambak ikan. Sedangkan penggalian sumber dana dari luar yaitu melalui iuran masyarakat desa, iuran itu berlaku untuk semua kalangan masyarakat, sistem format pencarian dana dari pembayaran iuran melalui ketua Rt setempat. Akan tetapi pembayaran iuran pembangunan masjid hanya berjalan dalam waktu 2 tahun, setelah itu amal jariyah dari masyarakat. Dan juga berasal dari donatur masyarakat yang berada diluar negeri”.
Penerimaan dari donatur tampaknya tetap perlu diterapkan
dalam usaha pengumpulan dana selain dana iuran masyarakat,
keuangan amal jariyah kotak dan penyewaan perlengkapan.
2. Pengalokasian dana
Pengalokasian dana pembangunan masjid dimulai dari proses
pembangunan Pembangunan Masjid Nurul Huda yang peletakan batu
pertamanya di mulai pada tanggal 25 September 1993, jika dihitung
dalam laporan pertanggung jawaban pada 27 Januari 2002 maka
pembangunan berjalan selama 100 bulan atau 8 tahun lebih.
81
Bapak misbah megatakan:
“Pembangunan masjid tidak berhenti sampai pada waktu pertanggung jawaban pembangunan akan tetapi pembangunan masjid tetap berlanjut sampai sekarang yakni dalam menyelesaikan pembangunan perpustakaan, kantor, LPBA dan menara”.65
Adapun laporan keuangan secara umum dibagi menjadi dua
macam yaitu :
a. Laporan kas sarana
Dalam laporan kas sarana adalah keuangan dari hasil amal
jariyah masyarakat. yang meminta untuk dibacakan al-fatihah
kepada keluarga yang meninggal. Keuangan sarana ini sangat
banyak dibandingkan dengan keuangan operasional. Keuangan
sarana ini juga digunakan dalam pembangunan masjid. Jika amal
jariyah dari kotak amal yang ada di masjid secara ikhlas akan
menjadi biaya dana operasional.
Laporan keuangan sarana masjid akan diumumkan pada
setiap 1 minggu sekali pada hari jumat yakni dari semua devisi
panitia pembangunan masjid. Laporan ketenagaan juga akan
dibukukan untuk mengetahui hasil kerja tenaga kerja dan bisa untuk
merencanakan waktu pembangunan.
65 Wawancara dengan Bapak Misbah (pengawas masjid), Sabtu 4 Juni 2011 jam 19.00
82
Tabel 4.2
Contoh laporan kas sarana
NO URAIAN JUMLAH
I SALDO TAHUN 2008 Rp. 31.785.050
II PEMASUKAN
1 Amal Jariyah Jum'at ke-1 Rp. 600.000
2 Amal Jariyah Jum'at ke-2 Rp. 300.000
3 Amal Jariyah Jum'at ke-3 Rp. 1.600.000
4 Amal Jariyah Jum'at ke-4 Rp. 850.000
5 Amal Jariyah Jum'at ke-5 Rp. 950.000
Jumlah Amal Jariyah 4.300.000
Jumlah Pemasukan Rp. 36.085.050
III PENGELUARAN
1 Beli 6 ret pasir Pangka Rp. 2.225.000
2 jasa Sewa Kol (unk angkut Pedel 57 kol) Rp. 1.995.000
3 beli 4 puas Rp. 10.000
4 tenaga kerja Rp. 6.080.000
5 beli semen 28 sak Rp. 1.232.000
6 beli 8 kol pasir pangka Rp. 880.000
7 Beli pompa air pvc alat2 pvc & trasport Rp. 1.018.000
Jumlah Pengeluaran Rp. 13.440.000
IV REKAPITULASI
1 Jumlah Pemasukan Rp. 36.085.050
2 Jumlah Pengeluaran Rp. 13.440.000
Saldo Rp. 22.645.050
V KETERANGAN
Jadi keuangan Sarana Prasarana = Saldo Rp. 22.645.050
83
b. Laporan kas operasional
Dalam laporan kas operasional adalah kotak amal dan amal
jariyah. Kas operasional juga berasal dari usaha masjid yaitu tambak
ikan, dan persewaan properti masjid. Jika pemasukan keuangan
operasional lebih banyak dari pengeluaran, maka kas operasional
dimasukkan dalam kas sarana.
Bapak Misbah menambahkan:
“Laporan keuangan operasional ini memuat dua jalur yakni pemasukan dan pengeluaran, setiap 1 minggu sekali pemasukan amal jariyah dibukukan dan laporan keuangan akan dikroscek 1 bulan sekali. Laporan keuangan akan selalu dikroscek dengan bendahara masjid untuk mengetahui kas masjid dan keuangan pembangunan.
Biaya pengeluaran operasional pada waktu proses
pembangunan juga masuk dalam keuangan operasional masjid setiap
bulanya. Karena dalam proses pembangunan, biaya operasional juga
cukup banyak, maka dari itu biaya operasional masjid seperti
pembayaran rekening listrik setiap bulanya akan dijadikan satu
dengan pengeluaran kas masjid.
84
Tabel 4.3
Contoh laporan kas operasional66
Jadi keuangan operasional= saldo Rp. 4. 640.200
66 Hasil dokumentasi, Minggu 8 Mei 2011 jam 10.00
NO URAIAN JUMLAH
I SALDO TAHUN 2008 Rp. 2.780.100
II PEMASUKAN
1 Kotak Jumat Ke-1 Rp. 1.333.300
2 Kotak Jumat Ke-2 Rp. 1.214.300
3 Kotak Jumat Ke-3 Rp. 1.193.300
4 Kotak Jumat Ke-4 Rp. 1.332.000
5 Kotak Jumat Ke-5 Rp. 1.262.000
Jumlah Uang Kotak Rp. 6.334.900
Jumlah Pemasukan Rp. 9.115.000
III PENGELUARAN
1 Beli Rumput Gajah mini 75 m Rp. 2.250.000
2 Bisyaroh kebersian luar masjid Rp. 250.000
3 bayar rekening telepon bulan desember dan januari
Rp. 132.800
4 konsumsi tukang Rp. 583.000
5 Bayar rekening listrik Rp. 559.000
6 Bisyaroh mu'adzin dan kebersian dalam masjid Rp. 700.000
Jumlah Pengeluaran Rp. 4.474.800
IV REKAPITULASI
1 Jumlah Pemasukan Rp. 9.115.000
2 Jumlah Pengeluaran Rp. 4.474.800
Saldo ( Devisid ) Rp. 4.640.200
85
Alokasi dana pembangunan masjid meliputi:67
1) Pembelian bahan material
Dalam proses pembelian bahan material pembangunan
ini, pembayaran dilakukan dalam sistem kredit yakni pemesanan
bahan akan dilakukan terlebih dahulu dan pembayaran akan
dilakukan setiap 1 bulan sekali. Bahan material biasanya juga
dapat bantuan dari masyarakat sekitar.
2) Pembelian peralatan
Pembelian peralatan ini akan dilakukan secara langsung
dengan pembayaran (cash), karena pembelian peralatan akan
sering terlupakan, seperti: gergaji, timba, palu dan lain-lain
3) Biaya tukang
(a) Ongkos: biaya ongkos tukang dilakukan pada 1 minggu
sekali yang diberikan melalui bendahara panitia
pembangunan masjid.
(b) Konsumsi: biaya konsumsi tukang yang meliputi makan dan
rokok tukang, konsumsi tukang biasanya juga dapat bantuan
dari masyarakat setempat.
4) Biaya pembayaran listrik
Pembayaran listrik pada proses pembangunan ini
pengeluaranya lebih banyak dari pada biaya operasional masjid
67 Wawancara dengan Bapak Misbah (pengawas) Sabtu 4 Juni 2011 jam 19.00
86
setiap bulannya, karena dalam proses pembangunan penggunaan
listrik lebih sering seperti pemakaian sanyo air yang lebih
sering, peralatan pertukangan, dan saat pembangunan yang
dilakukan dalam malam hari.
5) Biaya transportasi
Salah satu pembiayaan dalam pembangunan masjid ini
adalah biaya transportasi panitia untuk melaksanakan
administrasi dalam proses pembangunan seperti, mengurus surat
keterangan kepada aparat pemerintah kecamatan.
6) Biaya bahan bakar peralatan pembangunan
Pembelian bahan bakar peralatan pembangunan seperti
peralatan pembangunan molen, yang menggunakan bahan bakar
solar.
Meski pembangunan masjid sudah terealisasikan dan
masjid sudah diresmikan tetapi masa proses pembanguan masjid
masih lama karena masih banyak pembangunan fasilitas masjid
yang lain yaitu: pembangunan perpustakaan, pembangunan
gedung LPBA, pembangunan menara, pembangunan kantor.
C. Analisis Data
1. Pencarian dana
Untuk mengkomporasikan data yang ada dengan teori disini
peneliti akan membahas dan menganalisa satu persatu pengelolaan dana
Masjid Nurul Huda.
87
a. Perencanaan
Perencanaan dalam pencarian dana dan pembangunan Masjid
Nurul Huda sama halnya dengan teori manajemen perencanaan yang
ada. Yaitu suatu proses dimana seorang pimpinan masjid menyusun
rencana strategis, menentukan langkah-langkah yang efektif.
Pembangunan masjid direncanakan secara srategis dan
menentukan langkah yang efektif. Perencanaan anggaran keuangan
pembangunan ini menggunakan keuangan jangka panjang karena
perencanaan dilakukan secara bertahap.
Dalam manajemen perencanaan Islam adalah alat yang paling
penting dalam mengelola suatu kegiatan, karena ia merupakan dasar
bertindak, merumuskan dengan jelas tujuan/sasaran yang hendak
dicapai, yakni merencanakan dana yang akan dbutuhkan dalam
pembangunan masjid. Menentukan prioritas dan akhirnya merupakan
tolak ukur suatu keberhasilan atau kegagalan. Dalam pengelolaan
dana pembangunan akan mencapai keberhasilan akan tetapi
membutuhkan waktu yang lama.
Perencanaan dana keuangan pembangunan dilakukan
bertahap, yakni jika dana pembangunan itu ada maka pembangunan
akan bisa diteruskan dan bisa direncanaan anggaran pada waktu itu.
Perencanaaan pembangunan yang tidak berjalan sesuai dengan
88
perencanaan anggaran dan waktu pembangunan yang ditentukan,
maka suatu perencanaan tidak berjalan dengan maksimal.
b. Penggorganisasian
Pengorganisasian dalam teori Islam yaitu pembagian fungsi,
peran, tugas dan tanggung jawab semua pengurus yang terlibat
dalam suatu organisasi. Setiap organisasi harus mempunyai
pembagian tugas dan wewenang yang jelas bagi pengurusnya. Tugas
dan wewenang yang diberikan kepada seseorang harus berdasarkan
kecakapannya, bukan berdasarkan kedekatan dan sebagainya.
Organisasi ta’mir masjid juga membentuk suatu panitia untuk
proses pembangunan masjid. Dalam pengelolaan dana diperlukan
pembagian kerja dimana ada pembagian kerja dalam pencarian dana
dan pengalokasian dana yang akan di gunakan dalam renovasi
masjid. Dalam suatu kepanitian akan bertanggung jawab penuh
dalam berlangsungnya suatu kegiatan akan tetapi dalam pembagian
kerja pembangunan masjid ini pengurus masjid yang langsung
mengawasi jalannya proses pembangunan, setiap devisi pengurus
akan terlibat dalam proses pembangunan.
Tolak ukur suatu kegagalan dari panitia bisa dilhat dari
kepanitian yang tidak berfungsi dengan baik karena lamanya suatu
pembangunan. Keberhasilan panitia pembangunan bisa dilihat pada
waktu panitia sudah tidak berfungsi dan menjadi satu tanggungjawab
89
dengan ta’mir masjid. Suatu pembangunan dikatakan maksimal yaitu
pada saat pertanggung jawaban laporan keuangan pembangunan.
c. Penggerakkan
Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dan aktivitas
tersebut, maka pemimpin mengambil tindakan-tindakannya ke arah
itu. Tindakan-tindakannya itu adalah seperti yang disebut: leadership
(kepemimpinan), perintah, intruksi, communication (hubung-
menghubungi) dan counseling (nasehat). yaitu proses penyampaian
ide, gagasan, konsep-konsep dan rencana-rencana strategis kepada
pihak lain dalam usaha mencapai tujuan. Pemimpin harus
mempunyai sifat yang bijaksana agar bisa mengambil tindakan yang
benar.
Pengurus dan panitia diharapkan juga memiliki jiwa
pemimpin. Mereka dapat mengatur dirinya sendiri tanpa terpengaruh
dengan perkembangan yang ada di sekitar. Hubungan antara atasan
dan bawahan sangatlah penting, perintah dan intruksi yang akan jadi
masukan dalam proses pembangunan. Teori tersebut telah ditetapkan
dalam proses pencarian dana dan pembangunan masjid, panitia atau
pengurus masjid selalu menggerakkan semua masyarakat desa untuk
berpartisipasi dalam proses pembangunan.
d. Penggawasan
Pengawasan dalam manajemen masjid adalah suatu proses
pengukuran terhadap berbagai rencana dan pelaksanaannya di
90
lapangan. Teori ini juga diterapkan dalam proses pembangunan
masjid, yakni pengawasan keuangan masjid diperlukan adanya
laporan keuangan pembangunan masjid dan pengukuran kinerja
panitia dalam proses pembangunan.
Pengelolaan dana sangat membutuhkan pengawasan untuk
menjamin terciptanya tujuan. Karena tanpa adanya pengawasan satu
sama lain atau pengawasan kinerja pengurus dalam pengelolaan dana
pembangunan akan menghalangi kelancaran proses pembangunan
masjid.
Adapun pencarian dana masjid meliputi :
1) Sumber Dana dari Dalam
Merupakan dana yang berasal dari hasil laporan operasi
perusahaan, ini berarti dana dari kekuatan sendiri. Teori ini sama
halnya dengan sumber dana pembangunan masjid yang
merupakan dana yang berasal dari usaha masjid berupa hasil
tambak ikan dan penyewaan peralatan masjid seperti molen dan
perancak.
2) Sumber Dana dari Luar
Kebutuhan dana yang diambil dari sumber-sumber di
luar perusahaan, pemenuhan kebutuhan sumber dana dari luar.
Menurut teori manajemen Islam bahwasanya sumber dana dari
luar berasal dari sumber-sumber di luar kekuatan sendiri.
91
Sumber dana dari luar yaitu berasal dari hasil iuran
masyarakat setiap bulannya, laporan amal jariyah setiap minggu
dan donatur yang ada diluar negri. Dana yang ada mengalir apa
adanya karena tidak ada pencarian dana yang terlalu di target.
Apabila dikomparasikan antara kedua teori di atas
dengan dana penentuan sumber dana masjid terdapat persamaan
yaitu dalam penentuan sumber dana dari dalam dan sumber dana
dari luar.
2. Alokasi dana
Pengalokasian dana dalam pembangunan masjid ini didasarkan
atas kebutuhan-kebutuhan pokok yang diperlukan. Segala pengeluaran
atas pengalokasian dana di ketahui dan dilaporkan secara transparan
kepada semua panitia pembangunan masjid.
Pengalokasian dana pembangunan meliputi:
a. Pembelian bahan material
b. Pembelian peralatan
c. Biaya tukang
1) Ongkos
2) Konsumsi
d. Pembayaran listrik
e. Biaya transfor
f. Biaya bahan bakar peralatan pembangunan.
92
Rincian pengalokasian dana di atas sudah melalui proses
musyawarah panitia kemudian dicatat secara transparan akan
penggunaanya dan dilaporkan kepada seluruh panitia pembangunan
tersebut. Pelaksanaan pembangunan ini sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi syariah yakni, prinsip umum akuntansi Islam adalah sebagai
keadilan, kebenaran dan pertanggung jawaban. Adapun prinsip-prinsip
khusus akuntansi syariah adalah sebagai berikut :
a. Cepat laporannya
b. Dibuat oleh ahlinya (akuntan)
c. Terang, jelas, tegas dan informatif
d. Memuat informasi yang menyeluruh
e. Informasi ditunjukan kepada semua pihak yang terlibat secara
horizontal danvertikal
f. Terperinci dan teliti
g. Tidak terjadi manipulasi
h. Dilakukan secara continue (tidak lalai)
Rincian keuangan ini merupakan salah satu upaya agar pelaporan
keuangan bisa dilakukan secara transparan. Hal ini jelas bahwasanya
yang dilakukan oleh panitia pembangunan masjid tidak bertentangan
dengan yang diajarkan dalam ajaran Islam. Akan tetapi dalam
pembukuan laporan keuangan tidak menggunakan seorang akuntan.
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Inti
93
dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos keuangan
perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Laporan keuangan
pembangunan masjid dibukukan pada 1 bulan sekali, pada setiap devisi
akan melaporkan hasil laporan pengeluaran keuangan pada 1 minggu
sekali Dan setiap hari jumat laporan keuangan pembangunan akan
dilaporkan sebelum khutbah hari jumat.
Dalam pembangunan masjid sangat perlu adanya suatu
pendokumentasian dan pencatatan. Laporan kas masjid secara umum
dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Laporan kas sarana adalah keuangan dari hasil amal jariyah
masyarakat. Dalam laporan kas sarana adalah keuangan dari hasil
amal jariyah masyarakat yang meminta untuk dibacakan al-fatihah
kepada keluarga yang meninggal. Keuangan sarana ini sangat
banyak dibandingkan dengan keuangan operasional. Keuangan
sarana ini juga digunakan dalam pembangunan masjid. Jika amal
jariyah dari kotak amal yang ada di masjid secara ikhlas akan
menjadi biaya dana operasional. Laporan kas operasional adalah
keuangan dari kotak amal dan amplop.
b. Laporan keuangan operasional ini memuat dua jalur yakni
pemasukan dan pengeluaran, setiap 1 minggu sekali pemasukan amal
jariyah dibukukan dan laporan keuangan akan dikroscek 1 bulan
sekali. Laporan keuangan akan selalu dikroscek dengan bendahara
masjid untuk mengetahui kas masjid dan keuangan pembangunan.