65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Penelitian
4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Cabak Kecamatan Jiken Kabupaten
Blora yang beralamat di Jalan Blora – cepu KM. 16 Desa Cabak. SD N Cabak
didirikan pada tanggal 2 Januari 1982. Katagori sekolah saat ini adalah Sekolah
Standar Nasional (SSN) dengan jumlah siswa secara keseluruhan berjumlah 267
anak. SD N Cabak berdiri di atas tanah milik desa Cabak seluas 3.325 m2 dengan
luas bangunan 783 m2.
Adapun visi dari SD N Cabak yaitu terwujudnya siswa yang disiplin,
cerdas, termpil, berbudi luhur, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan
misi dari SD N Cabak, yaitu 1) Menanamkan sikap siswa yang bekerja keras,
tekun, ulet, dan bertanggung jawab; 2) Menciptakan siswa yang berwawasan luas
dan berprestasi.; 3) Menumbuhkan sikap siswa yang kreatif dan inovatif; 4)
Menumbuhkembangkan pribadi siswa yang berbudi luhur; 5) Membentuk
perilaku siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
SD N Cabak mempunyai sarana dan prasarana yang terdiri 12 ruang kelas,
141 meja, 186 kursi, 17 almari, 14 papan tulis, 1 ruang kantor, 1 lapanagan
olahraga, 2 kamar mandi/WC, 16 alat peraga IPA, 10 alat peraga IPS, 11 peraga
matematika, dan buku-buku mata pelajaran sebagai penunjang pengajaran.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan diruang kelas dan luar kelas sedangkan
kegiatan olahraga dan bermain siswa dilakukan di halaman/lapangan sekolah. SD
N Cabak dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Sudarsana, S.Pd.
Guru yang mengajar di sekolah ini berjumlah 14 orang, terdiri dari 12 orang guru
kelas, seorang guru agama, dan seorang guru olah raga. Selain itu terdapat
seorang penjaga dan tukang kebun. Sekolah ini termasuk sekolah berkualitas baik,
hal ini dapat dilihat dari tingkat lulusan yang selalu 100%.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD N Cabak
Kecamatan Jiken Kabupaten Blora, yang terdiri dari kelas V A sebagai kelompok
66
eksperimen dan kelas V B sebagai kelompok kontrol. Subjek dalam penelitian ini
adalah kelompok eksperimen yang berjumlah 24 siswa, yaitu terdiri dari 12 siswa
laki-laki dan 12 siswa perempuan dan kelompok kontrol yang berjumlah 23 siswa,
yaitu terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Jadi jumlah seluruh
Subjek penelitian sebanyak 47 siswa. Latar belakang orang tua dari subjek
penelitian sangat bervariasi, yaitu terdiri dari PNS, TNI/Polri, Wiraswasta, dan
Petani. Latar belakang orang tua dari kelompok eksperimen terdiri dari 5 PNS, 2
TNI/Polri, 3 Wiraswasta, dan 14 Petani sedangkan latar belakang orang tua dari
kelompok kontrol terdiri dari 6 PNS, 1 TNI/Polri, 2 Wiraswasta, dan 14 Petani.
Tabel 4.1. di bawah ini disajikan data subyek penelitian di SD N Cabak yang
digunakan untuk penelitian.
Tabel 4.1.Data Subjek Penelitian SD N Cabak Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2011/2012
Jenis Kelamin
Kelompok Eksperimen(Kelas V A)
Kelompok Kontrol(Kelas V B)
Frekuensi Persentase (%)
Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 12 50% 10 43,5%Perempuan 12 50% 13 56,5%
Jumlah 24 100% 23 100%
Berdasarkan Tabel 4.1. kelompok eksperimen yang berjumlah 24 siswa
memiliki persentase yang berimbang antara siswa laki-laki dan perempuan, yaitu
50% dibanding 50%. Dan kelompok kontrol yang berjumlah 23 siswa memiliki
persentase yang berbeda antara siswa laki-laki dan perempuan, yaitu 43,5%
dibanding 56,5% dimana siswa perempuan lebih banyak dibanding siswa laki-
laki. Berikut gambaran visual Gambar 4.1. grafik data subjek penelitian SD N
Cabak.
67
Gambar 4.1. Grafik Data Subjek Penelitian SD N Cabak Kecamatan Jiken kabupaten Blora.
4.1.2. Gambaran Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD N Cabak diawali dengan permohonan izin
serta survey disekolah. Setelah permohonan izin penelitian dan survey disekolah
dikabulkan, maka dilanjutkan dengan perekrutan guru kelas V A dan kelas V B
sebagai pelaksana penerapan treatmen/perlakuan pada subjek penelitian.
Training/latihan diberikan kepada guru kelas terhadap langkah-langkah penerapan
treatment yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya penerapan
treatment diuji cobakan kepada subjek pada materi sebelumnya yaitu pesawat
sederhana. Terhadap uji coba penerapan treatment dilakukan obsevasi dan
evaluasi di kedua kelompok/subjek untuk mengetahui apakah guru sudah
menguasai langkah-langkah penerapan treatment.
68
Tabel 4.2.Hasil Observasi Uji Coba Pelaksanaan Langkah-Langkah Treatment
Terhadap Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Materi Pesawat Sederhana
No. SintakKelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
FrekuensiPersentase
(%)Frekuensi
Persentase(%)
1. Persiapan 4 36% 4 36%2. Pelaksanaan 3 27% 3 27%3. Tindak Lanjut 2 18% 2 18%4. Penutup 2 18% 2 18%
Jumlah 11 100% 11 100%
Berdasarkan Tabel 4.2. terhadap kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol guru telah menguasai 100% langkah-langkah penerapan treatment dan
selanjutnya penelitian dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di
tentukan. Berikut gambaran visual Gambar 4.2. grafik hasil observasi uji coba
pelaksanaan langkah-langkah treatment terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol pada materi pesawat sederhana.
Gambar 4.2. Grafik Hasil Observasi Uji Coba Pelaksanaan Langkah-Langkah Treatment Terhadap Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Pada Materi Pesawat Sederhana.
69
Pelaksanaan penelitian di SD N Cabak dilakukan empat kali pertemuan
pada setiap subjek penelitian. Treatment atau pemberian perlakuan pada subjek
penelitian dilakukan oleh guru kelas V yang sudah direkrut dengan mengikuti
jadwal pelajaran di masing-masing kelas yang bersangkutan. Setiap treatment
dilaksanakan peneliti selalu hadir di kelas untuk memastikan bahwa program
dijalankan oleh guru. Treatment berupa metode demonstrasi berbantuan media
audio visual (CD interaktif) pada kelompok eksperimen dan metode demonstrasi
berbantuan media visual (gambar) pada kelompok kontrol.
Tabel 4.3.Hasil Observasi Pelaksanaan Treatment Terhadap Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol Pada Materi Cahaya dan Sifat-sifatnya
No. SintakKelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi
1. Persiapan 4 4 4 4 4 42. Pelaksanaan 3 3 3 3 3 33. Tindak Lanjut 2 2 2 2 2 24. Penutup 2 2 2 2 2 2
Jumlah 11 11 11 11 11 11Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Berdasarkan Tabel 4.3. terhadap kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga guru telah melaksanakan
100% langkah-langkah penerapan treatment dari 11 indikator. Berikut gambaran
visual Gambar 4.3. grafik hasil observasi pelaksanaan treatment terhadap
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada materi cahaya dan sifat-
sifatnya.
70
Gambar 4.3. Grafik Hasil Observasi Pelaksanaan Treatment terhadap Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol pada Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya.
Hasil observasi pelaksanaan treatment terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol pada materi cahaya dan sifat-sifatnya dideskripsikan sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran metode demonstrasi dengan 11 indikator
keterlaksanaan yang terdapat dalam lembar observasi. Observasi dilakukan pada saat
subjek diberi perlakuan/treatment.
Dalam penelitian ini, guru kelas V A (kelompok eksperimen) menerapkan
treatment berupa metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD
interaktif) dan kelas V B (kelompok kontrol) menerapkan treatment berupa
metode demonstrasi berbantuan media visual (gambar). Langkah-langkah
pembelajaran dilakukan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat. Pelaksanaan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pra kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini, guru mengkaji kesesuaian
metode terhadap tujuan yang akan dicapai, menganalisis kebutuhan peralatan
untuk demonstrasi, mencoba peralatan dan analisis kebutuhan waktu, dan
merancang garis-garis besar demonstrasi.
Kegiatan awal. Pada tahap ini, siswa menjawab salam dari guru, siswa dan
guru memulai pelajaran dengan berdo’a, siswa dikondisikan untuk belajar, siswa
71
mendengarkan apersepsi yang sedang disampaikan oleh guru tentang cahaya, dan
guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti pada pertemuan pertama. Pada tahap ini, 1) siswa menyimak
penjelaskan dari guru tentang manfaat cahaya bagi kehidupan kita; 2) siswa diajak
oleh guru untuk melihat dan mengamati sumber cahaya dari alam sekitar yaitu
cahaya matahari; 3) siswa menyebutkan sumber-sumber cahaya dalam kehidupan
sehari-hari selain dari matahari; 4) siswa mengamati sumber cahaya dari lampu
senter yang ditunjukkan oleh guru; 5) siswa mendeskripsikan sifat-sifat cahaya,
yaitu cahaya merambat lurus dan dapat menembus benda bening; 6) siswa
menyimak penjelasan materi yang disampaikan oleh guru berbantuan media audio
visual (CD interaktif) bagi kelompok eksperimen dan berbantuan media visual
(gambar) bagi kelompok kontrol tentang sifat cahaya merambat lurus dan dapat
menembus benda bening; 7) siswa membantu mempersiapkan peralatan dan
bahan yang diperlukan untuk melakukan demonstrasi, membuktikan bahwa
cahaya merambat lurus dan dapat menembus benda bening; 8) siswa menyimak
penjelasan tentang prosedur dan instruksi keamanan demonstrasi; 9) siswa
memperhatikan proses demontrasi yang disertai penjelasan, ilustrasi, dan
pertanyaan oleh guru, siswa mengamati bukti cahaya merambat lurus dengan
melihat cahaya lilin pada 3 karton yang dilubangi dan mengamati bukti cahaya
dapat menembus benda bening dengan cahaya lampu senter dapat menembus
kaca, plastik bening, plastik bewarna, gelas bening, dan benda tidak tembus
cahaya seperti batu, kertas, triplek; 10) siswa berdiskusi tentang tindakan, proses,
atau prosedur yang baru saja didemonstrasikan oleh guru, siswa mencoba
melakukan segala hal yang telah didemonstrasikan oleh guru; 11) siswa mengisi
lembar pengamatan; 12) siswa dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi;
13) dan guru memberikan evaluasi.
Kegiatan inti pada pertemuan kedua. Pada tahap ini, 1) siswa mengamati
cahaya dari lampu laser yang disorotkan pada cermin datar oleh guru; 2) siswa
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang selanjutnya, yaitu cahaya dapat
dipantulkan dan dapat dibiaskan; 3) siswa menyimak penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru berbantuan media audio visual (CD interaktif) bagi
72
kelompok eksperimen dan berbantuan media visual (gambar) bagi kelompok
kontrol tentang sifat cahaya dapat dipantulkan dan dibiaskan; 4) siswa membantu
mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk demonstrasi,
membuktikan dapat dipantulkan dan dibiaskan; 5) siswa menyimak penjelasan
tentang prosedur dan instruksi keamanan demonstrasi; 6) siswa memperhatikan
proses demontrasi yang disertai penjelasan, ilustrasi, dan pertanyaan oleh guru; 7)
siswa mengamati bukti cahaya dapat dipantulkan dengan melihat guru
menunjukkan contoh benda yang dapat memantulkan cahaya yaitu cermin datar,
sendok sayur berukuran besar sebagai cermin cembung dan cermin cekung; 8)
siswa menyimak penjelasan guru tentang sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung; 9) siswa mengamati bukti
cahaya dapat dibiaskan dengan melihat guru menunjukkan contoh peristiwa
pembiasan cahaya yaitu dengan pensil dan bolpoin yang dimasukkan dalam gelas
bening yang berisi air terlihat patah; 10) siswa berdiskusi tentang tindakan,
proses, atau prosedur yang baru saja didemonstrasikan oleh guru; 11) siswa
mencoba melakukan segala hal yang telah didemonstrasikan oleh guru; 12) Siswa
mengisi lembar pengamatan; 13) siswa dan guru bersama-sama membahas hasil
diskusi; dan guru memberikan evaluasi.
Kegiatan inti pada pertemuan ketiga. Pada tahap ini, 1) siswa
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang terakhir, yaitu cahaya dapat dapat
diuraikan; 2) siswa menyimak penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
berbantuan media audio visual (CD interaktif) bagi kelompok eksperimen dan
berbantuan media visual (gambar) bagi kelompok kontrol tentang sifat cahaya
dapat diuraikan; 3) siswa membantu mempersiapkan peralatan dan bahan yang
diperlukan untuk demonstrasi, membuktikan dapat dipantulkan dan dibiaskan; 4)
siswa menyimak penjelasan tentang prosedur dan instruksi keamanan
demonstrasi; 5) siswa memperhatikan proses demontrasi yang disertai penjelasan,
ilustrasi, dan pertanyaan oleh guru; 6) siswa memperhatikan guru melakukan
kegiatan untuk membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna yaitu
dengan memasukkan cermin datar ke dalam baskom yang berisi air kemudian
cermin disinari cahaya matahari; 7) siswa berdiskusi tentang tindakan, proses,
73
atau prosedur yang baru saja didemonstrasikan oleh guru; 8) siswa mencoba
melakukan segala hal yang telah didemonstrasikan oleh guru; 9) siswa mengisi
lembar pengamatan; 10) siswa dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi;
11) dan guru memberikan evaluasi.
Kegiatan akhir. Pada tahap ini, siswa dan guru bersama-sama menarik
kesimpulan materi yang telah dipelajari, guru membagikan lembar soal posttest,
siswa mengerjakan lembar soal posttest, guru bersama siswa membahas hasil
posttest., dan guru memberikan motivasi kepada siswa dan menutup pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi, dapat dikatakan bahwa guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan indikator pelaksanaan treatment yang sekaligus
tercantum dalam RPP. Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian di SD N Cabak
disajikan pada Tabel 4.4. sebagai berikut.
74
Tabel 4.4.Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SD N Cabak
Kecamatan Jiken Kabupaten Blora
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 12 Maret 2012 1. Memberikan tes kepada subjek penelitian untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok (uji kesetaraan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).
2. Senin, 19 Maret 2012 1. Pelaksanaan kegiatan penelitian 1: Memberikan treatment atau perlakuan kepada subjek yaitu metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) pada kelompok eksperimen dan metode demonstrasi berbantuan media visual (gambar) pada kelompok kontrol dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya (cahaya merambat lurus dan cahaya dapat menembus benda bening).
3. Selasa, 20 Maret 2012 1. Pelaksanaan kegiatan penelitian 2:Memberikan treatment atau perlakuan kepada subjek yaitu metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) pada kelompok eksperimen dan metode demonstrasi berbantuan media visual (gambar) pada kelompok kontrol dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya (cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan).
4. Rabu, 21 Maret 2012 1. Pelaksanaan kegiatan penelitian 3: Memberikan treatment atau perlakuan kepada subjek yaitu metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) pada kelompok eksperimen dan metode demonstrasi berbantuan media visual (gambar) pada kelompok kontrol dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya (cahaya dapat diuraiakan).
2. Memberikan posttest kepada subjek penelitian.
4.1.3. Penilaian Kualitas CD interaktif
Penilaian kualitas CD interaktif ini meliputi 3 indikator yaitu kejelasan
gambar, kejelasan suara dan kejelasan tulisan dalam tayangan CD interaktif. Skor
penilaian meliputi 4 kriteria yaitu skor 4 untuk kriteria sangat bagus, skor 3 untuk
kriteria bagus, skor 2 untuk kriteria cukup dan skor 1 untuk kriteria kurang.
Kualitas CD yang dipakai sangat menentukan kegiatan dan keberhasilan
75
pembelajaran. Penilaian ini bermanfaat untuk menentukan layak atau tidaknya CD
interaktif dipakai. Penilaian ini dilakukan oleh Kepala Sekolah SD N Cabak
berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas V. Hasil penilaian secara rinci
ditampilkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5.Kualitas CD Interaktif
Indikator Aspek Yang DiamatiSkor
f %
Kejelasan gambar
1. Gambar yang ditampilkan dalam CD interaktif sudah jelas
4 11
2. Gambar yang ditampilkan dalam CD interaktif mudah dipahami
3 8
3. Warna pada tampilan CD interaktif sudah menarik
4 11
Kejelasan suara
1. Suara yang ditampilkan pada CD interaktifsudah jelas
3 8
2. Suara yang ditampilkan dalam CD interaktif mudah dipahami
3 8
3. Daya dukung musik dalam CD interaktifsudah menarik 3 8
Kejelasan tulisan
1. Tulisan dalam CD interaktif dapat dibaca dengan jelas
4 11
2. Tulisan dalam CD interaktif dapat dengan mudah dipahami
4 11
3. Tulisan dalam CD interaktif sudah menarik 3 8Total 31 86
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa kejelasan gambar pada CD interaktif
mendapat skor 4 dengan kriteria sangat bagus dan persentase 11%. Untuk
kemudahan pemahaman terhadap gambar mendapat skor 3 dengan kriteria bagus
dan persentase 8%, daya tarik warna mendapat skor 4 dengan kriteria sangat
bagus dan persentase 11%, kejelasan suara mendapat skor 3 dengan kriteria bagus
dan persentase 8%, kemudahan pemahaman terhadap suara mendapat skor 3
dengan kriteria bagus dan persentase 8%, daya dukung musik mendapat skor 3
dengan kriteria bagus dan persentase 8%, kejelasan tulisan mendapat skor 4
dengan kriteria sangat bagus dan persentase 11%, kemudahan pemahaman
terhadap tulisan mendapat skor 4 dengan kriteria sangat bagus dan persentase
76
11%, daya tarik pada tulisan mendapat skor 3 dengan kriteria bagus dan
persentase 8%. Jadi total persentase penilaian kualitas CD interaktit adalah 86%
yang artinya termasuk katagori sangat bagus.
4.1.4. Penilaian Kualitas Media Gambar
Penilaian kualitas media gambar ini meliputi 2 indikator yaitu kejelasan
gambar dan kejelasan tulisan. Skor penilaian meliputi 4 kriteria yaitu skor 4 untuk
kriteria sangat bagus, skor 3 untuk kriteria bagus, skor 2 untuk kriteria cukup dan
skor 1 untuk kriteria kurang. Kualitas gambar yang dipakai sangat menentukan
kegiatan dan keberhasilan pembelajaran. Penilaian ini bermanfaat untuk
menentukan layak atau tidaknya gambar yang dipakai. Penilaian ini dilakukan
oleh Kepala Sekolah SD N Cabak berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas V.
Hasil penilaian secara rinci ditampilkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6.Kualitas Gambar
Indikator Aspek Yang DiamatiSkor
f %
Kejelasan gambar
1. Gambar yang ditampilkan sudah jelas 4 112. Gambar yang ditampilkan mudah dipahami 3 83. Warna pada tampilan gambar sudah
menarik3 8
Kejelasan tulisan
1. Tulisan dalam gambar dapat dibaca dengan jelas
4 11
2. Tulisan dalam gambar dapat dengan mudah dipahami
3 8
3. Tulisan dalam gambar sudah menarik 3 8Total 31 83
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa kejelasan gambar pada mendapat skor 4
dengan kriteria sangat bagus dan persentase 11%. Untuk kemudahan pemahaman
terhadap gambar mendapat skor 3 dengan kriteria bagus dan persentase 8%, daya
tarik warna mendapat skor 3 dengan kriteria bagus dan persentase 8%, kejelasan
tulisan mendapat skor 4 dengan kriteria sangat bagus dan persentase 11%,
kemudahan pemahaman terhadap tulisan mendapat skor 3 dengan kriteria bagus
dan persentase 8%, daya tarik pada tulisan mendapat skor 3 dengan kriteria bagus
77
dengan persentase 8%. Jadi total persentase penilaian kualitas CD interaktit
adalah 83% yang artinya termasuk katagori sangat bagus.
4.2. Analisis Data
Data skor hasil belajar IPA yang terkumpul dari hasil posttest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan analisis diskriptif dan
analisis parametik. Analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS
19,0 for windows.
4.2.1. Tahap Deskripsi Data
Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 for windows.
Sebelum analisis deskriptif dilakukan terlebih dahulu dibuat tabel distribusi
frekuensi skor hasil belajar IPA dari hasil posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Untuk menentukan interval kelas digunakan rumus seperti
dibawah ini:
Range/jangkauan = skor maksimal – skor minimal= 100 - 60= 40
Banyaknya katagori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n= 1 + 3,3 log 47
1 + 5,52= 6,52 (dibulatkan menjadi 7)
interval =range
Banyak katagori= 40
7= 5,7 (dibulatkan menjadi 6) dalam
Herrhyanto Nar dan Akib Hamid H.M. (2006:2.11-2.12)
Berikut disajikan Tabel 4.7. distribusi frekuensi skor hasil belajar dari
hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
78
Tabel 4.7.Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol SD N Cabak
Interval Kelas
Kelompok Eksperimen(Kelas V A)
Kelompok Kontrol(Kelas V B)
FrekuensiPersentase
(%)Frekuensi Persentase (%)
60 – 65 0 0% 2 4%66 – 71 3 6% 4 9%72 – 77 5 11% 9 19%78 – 83 5 11% 5 11%84 – 89 6 13% 1 2%90 – 95 2 4% 1 2%
96 – 101 3 6% 1 2%Jumlah 24 51% 23 49%
Dari Tabel 4.7. dapat diketahui skor hasil belajar IPA kelompok
eksperimen siswa yang mendapat skor 60 sampai 65 terdiri dari 0 anak dengan
persentase 0%. Siswa yang mendapat skor 66 sampai dengan 71 sebanyak 3 anak
dengan persentase 6%. Siswa yang mendapat skor 72 sampai dengan 77 sebanyak
5 anak dengan persentase 11%. Siswa yang mendapat skor 78 sampai dengan 83
sebanyak 5 anak dengan persentase 11%. Siswa yang mendapat skor 84 sampai
dengan 89 sebanyak 6 anak dengan persentase 13%. Siswa yang mendapat skor
90 sampai dengan 95 sebanyak 2 anak dengan persentase 4%. Dan siswa yang
mendapat skor 96 sampai dengan 101 sebanyak 3 anak dengan persentase 6%.
Selanjutnta diketahui skor hasil belajar IPA kelompok kontrol siswa yang
mendapat skor 60 sampai 65 terdiri dari 2 anak dengan persentase 2%. Siswa yang
mendapat skor 66 sampai dengan 71 sebanyak 4 anak dengan persentase 9%.
Siswa yang mendapat skor 72 sampai dengan 77 sebanyak 9 anak dengan
persentase 19%. Siswa yang mendapat skor 78 sampai dengan 83 sebanyak 5 anak
dengan persentase 11%. Siswa yang mendapat skor 84 sampai dengan 89
sebanyak 1 anak dengan persentase 2%. Siswa yang mendapat skor 90 sampai
dengan 95 sebanyak 1 anak dengan persentase 2%. Dan siswa yang mendapat
skor 96 sampai dengan 101 sebanyak 1 anak dengan persentase 2%. Di bawah ini
disajikan Gambar 4.4. grafik distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA dari hasil
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
79
Gambar 4.4. Grafik Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen.
Setelah dilakukan analisis distribusi frekuensi, maka dilakukan analisis
deskriptif. Di bawah ini merangkum data empirik skor hasil belajar IPA dari hasil
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan treatment
atau perlakuan yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor
minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi.
Tabel 4.8.Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol SD N Cabak
Berdasarkan output Tabel 4.8. dapat dilihat bahwa variabel hasil belajar
IPA kelompok eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 24 mempunyai
mean/rata-rata 82,2221 dengan skor minimal 70, - dan maksimal 100 sedangkan
standar deviasinya/ukuran persebaran 8,66289. Sedangkan variabel hasil belajar
IPA kelompok kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 23 mempunyai
80
mean/rata-rata 75,9413 dengan skor minimal 60, - dan maksimal 100 sedangkan
standar deviasinya/ukuran persebaran 9,09859. Semakin kecil standar devisiasi
berarti semakin kecil persebarannya atau semakin tidak terlalu jauh dari rata-rata,
berarti data tersebar disekitar rata-rata. Berikut disajikan Tabel 4.9. data
ketuntasan belajar skor hasil belajar IPA dari hasil posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
81
Tabel 4.9.Data Ketuntasan Belajar Skor Hasil Belajar IPA dari Hasil Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
RespondenKelompok eksperimen
(Kelas V A)Kelompok kontrol
(Kelas V B)Skor KKM Ketuntasan Skor KKM Ketuntasan
1. 86,67 68 Tuntas 80,00 68 Tuntas2. 80,00 68 Tuntas 73,33 68 Tuntas3. 90,00 68 Tuntas 83,33 68 Tuntas4. 73,33 68 Tuntas 76,67 68 Tuntas5. 90,00 68 Tuntas 86,67 68 Tuntas6. 100,00 68 Tuntas 73,33 68 Tuntas7. 96,67 68 Tuntas 80,00 68 Tuntas8. 100,00 68 Tuntas 60,00 68 Tidak Tuntas9. 86,67 68 Tuntas 76,67 68 Tuntas10. 70,00 68 Tuntas 93,33 68 Tuntas11. 83,33 68 Tuntas 73,33 68 Tuntas12. 80,00 68 Tuntas 73,33 68 Tuntas13. 73,33 68 Tuntas 80,00 68 Tuntas14. 83,33 68 Tuntas 73,33 68 Tuntas15. 83,33 68 Tuntas 100,00 68 Tuntas16. 83,33 68 Tuntas 66,67 68 Tidak Tuntas17. 83,33 68 Tuntas 80,00 68 Tuntas18. 80,00 68 Tuntas 66,67 68 Tidak Tuntas19. 70,00 68 Tuntas 70,00 68 Tuntas20. 80,00 68 Tuntas 70,00 68 Tuntas21. 76,67 68 Tuntas 73,33 68 Tuntas22. 76,67 68 Tuntas 73,33 68 Tuntas23. 70,00 68 Tuntas 63,33 68 Tidak Tuntas24. 76,67 68 Tuntas
Jumlah 24 Jumlah 19Persentase 100% Persentase 82,61%
Berdasarkan Tabel 4.9. skor hasil belajar IPA hasil posttest pada kelompok
eksperimen yang terdiri dari 24 siswa, tidak terdapat skor dibawah KKM yaitu 68.
Hal ini berarti kelompok eksperimen tuntas secara keseluruhan dalam
pembelajaran IPA. Dan berdasarkan skor hasil belajar IPA hasil posttest pada
kontrol yang terdiri dari 23 siswa, terdapat 4 siswa yang memperoleh skor di
bawah KKM dan 19 siswa memperoleh skor diatas KKM. Hal ini berarti ada 19
siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA dan 4 siswa tidak tuntas.
82
4.2.2. Analisis Paramatrik
Analisis parametik yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan uji t
test (Independent Sample T-Test). Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan rata-rata skor hasil belajar IPA dari hasil posttest antara kelompok
eksperimen setelah mendapat treatment/perlakuan metode demonstrasi berbantuan
media audio visual (CD interaktif) dengan rata-rata skor hasil belajar dari hasil
posstest kelompok kontrol setelah setelah mendapat treatment/perlakuan metode
demonstrasi berbantuan media visual (gambar). Sebelum melakukan uji t maka
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang
akan dianalisis dan uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari
kelompok yang sama/homogen.
Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan program SPSS 19,0 for window. Kriterianya adalah signifikansi
hasil perhitungan lebih besar dari > 0,05 berarti berdistribusi normal. Di bawah ini
disajikan Tabel 4.8. hasil uji normalitas dari hasil belajar kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Tabel 4.10.Uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol SD N Cabak
Berdasarkan output Tabel 4.10. tampak bahwa pada kolom Kolmogrov-
Smirnov dapat diketahui nilai signifikasi untuk hasil belajar IPA lebih besar dari
pada 0,05. Kelompok eksperimen dengan signifikansi 0,128 > 0,05 dan kelompok
kontrol dengan signifikansi 0,056 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua
data kelompok berdistribusi normal. Berikut ini disajikan Gambar 4.5. dan 4.6.
83
grafik uji normalitas dari hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Gambar 4.5. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen.
Pada Gambar 4.5. grafik hubungan dua variabel menunjukkan arah positif.
Garis diagonal menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi
normal. Titik-titik di sekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Jika titik-titik
berada sangat dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis maka dapat
disimpulkan bahwa data mengikuti distribusi normal.
84
Gambar 4.6. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok kontrol.
Pada Gambar 4.6. grafik hubungan dua variabel menunjukkan arah positif.
Garis diagonal menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi
normal. Titik-titik di sekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Jika titik-titik
berada sangat dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis maka dapat
disimpulkan bahwa data mengikuti distribusi normal.
Sebelum melakukan uji t test (Independent Sample T-Test) sebelumnya
dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levenes Test),
artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Egual Variances Assumsed
(diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Egual
Variances Not Assumsed (diasumsikan varian berbeda). Kriteria berdasarkan
signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai
berikut:
85
Ho : Kedua variansi adalah sama (varian kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol)
Ha : Kedua variansi adalah berbeda (varian kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol)
Tabel 4.11.Rata-Rata Skor Hasil Belajar IPA
Berdasarkan Tabel 4.11. Group Statistik terlihat rata-rata (mean) untuk
kelompok eksperimen adalah 82,2221 dan untuk kelompok kontrol adalah
75,9413, artinya bahwa rata-rata skor posttest kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada rata-rata skor posttest kelompok kontrol.
Tabel 4.12.Uji Homogenitas dan Hasil Uji t Skor Hasil Belajar IPA
Berdasarkan output Tabel 4.12. signifikansi pada uji F adalah lebih besar
dari 0,05 (0,975 > 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kedua varian sama (varian kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol).
86
4.3. Tahap Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji kesamaan varian (homogenitas) diketahui kedua varian
sama, dengan ini penggunaan uji t menggunakan Equal Variance Assumed.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi 0,05. Kriteria
berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan
jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai
berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan metode
demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) (OX1) dengan
penerapan metode demonstrasi berbantuan media visual (gambar) (OX2)
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.
Ha : Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan metode
demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) (OX1) dengan
penerapan metode demonstrasi berbantuan media visual (gambar) (OX2)
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.
Berdasarkan output Tabel 4.12. signifikansi pada uji t-test lebih kecil dari
0,05 (0,019 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai t hitung positif, bearti
rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan
sebaliknya jika t hitung negatif, bearti rata-rata kelompok eksperimen lebih
rendah daripada kelompok kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean
deference) sebesar 6,28078 (82,2221 - 75,9413), dan perbedaan berkisar antara
1,06278 - 11,49878 (lower – upper).
4.4. Pembahasan Hasil penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan
penerapan metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif)
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora semester genap tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini
menggunakan penelitian eksperimen dengan bentuk Quasi Experimental Design.
Adapun desain yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini, yaitu jenis Two
87
Group Posttest Only karena terhadap subjek tidak ada perbedaan antara rata-rata
skor antara kelompok eksperimen dengan rata-rata skor kelompok kontrol. Subjek
yang digunakan adalah seluruh siswa kelas V A dan kelas V B SD N Cabak
dengan jumlah siswa 47 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik tes dan observasi. Instrumen pengumpulan data
berupa lembar soal tes dan lembar observasi. Analisis data skor hasil belajar IPA
menggunakan uji t-test dengan bantuan SPSS 19.0 for windows.
Uji t-test menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi 0,05.
Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya
sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan metode
demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) (OX1) dengan
penerapan metode demonstrasi berbantuan media visual (gambar) (OX2)
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.
Ha : Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan metode
demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) (OX1) dengan
penerapan metode demonstrasi berbantuan media visual (gambar) (OX2)
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.
Oleh karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,019 < 0,05), maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada perbedaan pengaruh yang signifikan
antara penerapan metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD
interaktif) dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media visual
(gambar) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.
Pada Group Statistik terlihat rata-rata (mean) untuk kelompok eksperimen
adalah 82,2221 dan untuk kelompok kontrol adalah 75,9413, artinya bahwa rata-
rata skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
skor hasil belajar IPA kelompok kontrol. Dan pada nilai t hitung positif, bearti
88
rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan
sebaliknya jika t hitung negatif, bearti rata-rata kelompok eksperimen lebih
rendah daripada kelompok kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean
deference) sebesar 6,28078 (82,2221 - 75,9413), dan perbedaan berkisar antara
1,06278 - 11,49878 (lower – upper). Dari Deskriptif Statistik juga dapat dilihat
bahwa variabel hasil belajar IPA kelompok eksperimen dengan jumlah data (N)
sebanyak 24 mempunyai skor minimal 70, - dan maksimal 100. Sedangkan
variabel hasil belajar IPA kelompok kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 23
mempunyai skor minimal 60, - dan maksimal 100. Hal ini berarti penerapan
metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) lebih
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPA.
Berdasarkan skor hasil belajar IPA dari hasil posttest pada kelompok
eksperimen yang terdiri dari 24 siswa, tidak terdapat skor dibawah KKM yaitu 68.
Hal ini berarti kelompok eksperimen tuntas secara keseluruhan dalam
pembelajaran IPA. Dan berdasarkan skor hasil belajar IPA dari hasil posttest pada
kontrol yang terdiri dari 23 siswa, terdapat 4 siswa yang memperoleh skor di
bawah KKM dan 19 siswa memperoleh skor diatas KKM. Hal ini berarti ada 19
siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA dan 4 siswa tidak tuntas.
Dari hasil penelitian, penerapan metode demonstrasi berbantuan media
audio visual (CD interaktif) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas V SD N Cabak. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai hal, antara
lain: 1) Faktor dari luar dan faktor dari dalam, seperti yang dikemukakan
Purwanto (1996:107), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar pada setiap orang terdiri dari faktor luar dan faktor dari dalam seseorang.
Faktor dari luar terdiri dari lingkungan dan instrumental. Lingkungan terdiri dari
alam dan sosial sedangkan instrumental terdiri dari kurikulum, guru, sarana dan
falisitas, dan administrasi. faktor dari dalam terdiri dari fisiologi dan psikologi.
Fisiologi terdiri dari kondisi fisik dan kondisi panca indra sedangkan psikologi
terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif; 2)
Kesesuaian metode pembelajaran yaitu demonstrasi, seperti yang dikemukakan
Rahardja (2002:88), dengan mempertunjukkan/memperagakan suatu proses maka
89
metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut: a) dapat
memperjelas pemahaman siswa dengan mengamati peragaan dari guru; b) dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya pemahaman yang salah terhadap bahan
pelajaran dibandingkan dengan mendengarkan ceramah dari guru; c) siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dengan secara langsung mengamati peragaan
dalam demonstrasi; d) dapat mempermudah pemusatan perhatian siswa karena
secara khusus dituntut mengamati secara seksama; e) mendorong keberanian
siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum diketahui
selama kegiatan demonstrasi berjalan; 3) Kesesuaian media pembelajaran yaitu
media audio visual (CD interaktif), seperti yang dikemukakan Sadiman dalam
Andiyanto (2011:14) tampilan pembelajaran yang ada disajikan sebagai media
interaktif yang berisi materi untuk mengajak anak belajar dengan memberikan
pembelajaran yang konkrit dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guna
mencapai tujuan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pada penelitian ini juga sesuai dengan kajian penelitian
relevan yang dilakukan oleh Intan Sanjaya Rachmawati, 2011 dalam penelitianya
“Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora
Tahun ajaran 2010/2011”, dengan hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa
hasil analisis pada kelas eksperimen perhitungan menunjukkan bahwa nilai T
hitung sebesar 3,474 dan F tabel sebesar 0,676, jadi T hitung > F tabel (3,474 >
0,676), dan nilai probabilitas (0,001< 0,005) maka Ho ditolak, jadi ada perbedaan
penggunaan metode demonstrasi dengan pembelajaran tanpa menggunakan
metode demonstrasi artinya metode demonstrasi berpengaruh positif dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan energi panas dan energi
bunyi pada siswa kelas IV SD N Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora
Tahun ajaran 2010/2011.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, penerapan
metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD interaktif) berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Cabak, hal tersebut
dikarenakan dalam pembelajaran siswa aktif di dalam kelas, siswa merasa
90
bersemangat dalam belajar serius dalam mengerjakan tugas dan mengikuti setiap
kegiatan. Para siswa merasa belajar IPA lebih menyenangkan dan tidak
membosankan sehingga suasana pembelajaran tidak menegangkan. Suasana
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan pada kelompok eksperimen
dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD
interaktif) karena guru saat menjelaskan materi pelajaran menggunakan peragaan
atau demonstrasi yang dibantu dengan media sehingga siswa lebih mudah
memahami materi yang diajarkan oleh guru. Siswa juga diberi kesempatan untuk
melakukan peragaan atau demonstrasi secara langsung saat kegiatan sehingga
siswa mengalami sendiri dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa sangat
antusias dan semangat dalam mengikuti pelajaran sehingga untuk mata pelajaran
IPA menjadi lebih menyenangkan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
mengenai pengaruh metode demonstrasi berbantuan media audio visual (CD
interaktif) terhadap hasil belajar IPA kelas V SD N Cabak Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora semester genap Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini dapat
digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian yang akan dilakukan oleh
para guru selanjutnya.