BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.2 Deskripsi Temuan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian fenomenologi yang menganalisis
pengalaman tentang peran orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak
selama pembelajaran secara daring sesuai dengan rumusan masalah penelitian:
Bagaimana peran orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak selama
pembelajaran secara daring?
Berdasarkan hasil wawancara dengan tujuh orang tua murid yang anak
mereka belajar secara daring di SD Negeri 211/IX Mendalo Darat diperoleh
informasi (data) yang dapat dikategorikan sesuai dengan tema-tema. Tema-tema
ini dikeluarkan dari jawaban orang tua murid dan akan dijadikan sebagai patokan
untuk menarasikan informasi sebagai salah satu langkah dalam analisa data
kualitatif. Tema-tema tersebut dikeluarkan setelah membaca jawaban dari semua
orang tua murid berkali-kali. Data yang relevan dengan topik penelitian diberi
tema-tema, sedangkan data yang tidak relevan direduksi. Data yang tidak relevan
atau yang direduksi tidak dianalisa dan tidak diberi tema-tema. Berikut ini
disajikan narasi temuan penelitian ini sesuai dengan tema-tema yang telah
disebutkan di atas:
Tema 1: Alat peraga
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua yang dalam menggunakan
alat peraga. Hal ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut “Ee mungkin
kami kekurangan alat peraga ya di rumah tu terbatas kan.Paling sih apa untuk
apa browsing lah, browsing-browsing di itu gimana sih ini kek mana caranya kek
mana, kek gitu sih. Jadi menggunakan alat peraga seadanya juga gitu hehe”
(YEP). “Contoh alat peraganyo yang saya gunakan yo diri saya sendiri. Alat-alat
apa seperti mulut, makanan itu masuk ke mulut, ke kerongkongan itu saya
contohkan diri saya sendiri sampai sistim pencernaan yang terakhir ke anus” (S).
Disamping itu, orang tua juga bersabar mendampingi anak dalam belajar secara
daring.
Tema 2: Bersabar
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua yang harus bersabar dalam
mendampingi anak belajar. Hal ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut
“Ya kesulitannya harus sabar lah” (AR). “Kesulitan tadi yo sabar-sabar” “Peran
aku tu cak mano yo harus sabar bae menghadapi anak-anak” (YN). Selain itu,
orang tua berperan dalam menumbuhkan motivasi anak untuk belajar selama
pembelajaran secara daring.
Tema 3: Sebagai Motivator
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua yang berperan untuk
membangkitkan motivasi anak dalam belajar. Hal ini dikemukakan oleh orang tua
seperti berikut ini “iyo kalau diokan suruh semangat lah samo kami kan namonyo
lewat WA tu kan kito dak tau, paling disemangati caronyo kek gini kato kami kan
biak giat gitu nah, gitulah kami” (Y). “Yo paling ibuk ingatkan masih syukur
masih biso sekolah gitu. Ado daerah lain yang ndak ado jaringan gitu. Itu be
paling jadi dibanding bandingin bae. Ado kawan-kawan lain yang dak ado
jaringan” (DA). “malas di iniin nantik mau jadi orang dak gitu kan. Adek mau
jadi apo? Mau jadi polisi katonyo, harus belajar yang rajin gitu kan.” (YA). “Iya
jadi itu tadi paling kalau gak giat belajar nantik gak naik kelas, nantik kita gak
selesai tugasnya guru marah” (YEP). Dari kutipan tersebut terlihat peran orang
tua yang selalu memberikan motivasi kepada anak agar melaksanakan pendidikan
dengan baik. Selain menjadi Motivator, ada juga orang tua yang berperan sebagai
pengawas selama mendampingi anak belajar secara daring.
Tema 4: Sebagai Pengawas
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua sebagai pengawas selama
belajar. Hal ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut “Tentunya anak
terlibatnya 100 persen ya meskipun saat belajar tidak lepas dari pengawasan
saya bukan berarti anak tidak terlibat dalam proses pembelajaran. saya sebagai
orang tua hanya sebagai fasilitator, kalau yang terlibat secara utuh dalam proses
belajar pembelajaran secara daring adalah anak saya” (S). “Ee selama ini dia
yang ngerjain sendiri memang saya usahakan dia ngerjakan sendiri, nulis sendiri,
apa sendiri jadi dia terbiasa juga untuk apa. Saya memang gak pernah bantu dia
untuk nulisin. Memang dia yang nulis sendiri. Paling apa pas dikasih
menggambar-menggambar paling saya bantu lah sedikit-sedikit kek gitu. Kalau
untuk nulis memang dia sendiri”. (YEP). Apabila terdapat kendala selama belajar,
ada orang tua yang melakukan kerja sama dengan orang tua lain.
Tema 5: Kerja sama dengan orang tua lain
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua dalam melakukan kerja sama
dengan orang tua lain. Hal ini dikemukakan oleh orang tua seperti berikut ini
“Kalau samo temen kadang kami ke rumah lah kalau kiro-kiro kami dak biso
kan” (Y). “kami bekerja sama agar pembelajaran tidak terhenti ditengah-tengah
covid ini. Bagaimana caranya dengan pemberian tugas kepada anak dan kerja
sama dengan sekolah setiap tugas yang dikumpulkan itu harus dinilai dan
dikembalikan sehingga anak juga merasa senang“ (S). Selain kerja sama dengan
orang tua lain, ada juga orang tua yang melakukan kerja sama dengan guru.
Tema 6: Kerja sama dengan guru
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua dalam melakukan kerja sama
dengan guru. Hal ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut “paling tentang
anak ini ee kita gimana ya caranya buk anak ini kan ogah-ogahan jadi diarahin
susah kek gitu kan. Habis itu paling buk guru ya ngarahin untuk terus sabar
maksudnya untuk anak ini ngarahin nyo kek mano, habis itu paling itu lagi lah ee
untuk belajar ini, belajar ini dihapalkan kek gitu” (YEP). “Kalau pihak sekolah
paling kalau ketemu tu lah ibuk kepala sekolah ibuk eli bilangbuk, cila bila biak
lah dio isi dewek yo buk, saya cuman mengingatkan ibuk cuman melatih dio biak
dak keenakan dibantu.” (DA). Disamping itu, orang tua membatasi penggunaan
handphone selama belajar secara daring.
Tema 7: Pembatasan penggunaan handphone
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua yang membatasi penggunaan
handphone. Hal ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut “Cuman yang
ibuk takutkan apo ni tergantung samo hp, tergantung samo Google yang ibuk
takutin tu. Makonyo gek pas tatap muka karna udah terlalu santai dikit-dikit
nanyo Google” (DA). “tapi sesekali ditengok lah, tapi kami dak mau nengok
terus dari Google nantik bodoh gitu nah” (Y). Meskipun demikian, ada juga
orang tua yang memberikan bimbingan kepada anak mereka.
Tema 8: Sebagai pembimbing
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua dalam membimbing anak
belajar. Hal ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut “Pokoknyo ibuk pagi
sebelum aktivitas lain duduk dulu, hari ni halaman berapo, tugasnyo apo. Kagek
Nabila “bila sudah buk” atau mudah mengerti, paham, udah ibuk aman
ninggalin” (DA). “Ya saya memang bantuin dia belajarnya kan memang sama
saya aja sih,membimbing, menasehati, mengarahkan dia sih” (YEP).
“membimbing kalau dia nggak ada belajar” (AR). “Pengalaman saya dalam
mengatasi kesulitan anak belajar yaitu saya mendampingi anak-anak ketika
membaca kemudian saya memberikan solusi ketika anak mengalami kesulitan
dalam memahami bacaan” (S).“Kalau ado waktu luang nantik di dikte kali-
kalian ini apo jawaban nyo kek gitu” (YN). “Pengalaman saya dalam
memberikan perhatian kepada anak selama daring ya saya membimbing dan
mengarahkan anak untuk memahami pelajaran yang sedang dilakukan.
Pengalaman saya dalam mengatasi kesulitan anak belajar yaitu saya
mendampingi anak-anak ketika membaca kemudian saya memberikan solusi
ketika anak mengalami kesulitan dalam memahami bacaan” (S). Selain
mendampingi anak dalam belajar, orang tua juga berperan sebagai perantara
selama pembelajaran secara daring.
Tema 9: Sebagai Perantara
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua sebagai perantara antara guru
dan siswa selama pembelajaran secara daring. Hal ini dikemukakan oleh orang tua
sebagai berikut “kalau ketemu ibuk bilang kadang dapat 85 misalnyo ulangan yo.
Ibuk bilang yang salah yang mano buk, ibuk ni memang cerewet kan, jadi ibuk
tengok-tengokin yang salah mano buk, terus yang benar nyo apo buk” (DA).
“penjelasan dari guru seumpamanya saya masih bita atasi gak masalah. Tapi
kalau saya belum bisa atasi saya tanya” (RBS).”Saya tipe orang tua yang aktif
terhadap pendidikan anak-anak di sekolah misalnya ketika guru lupa untuk
memberikan tugas jadi saya sebagai orang tua berhak menanyakan kepada guru
kenapa minggu ini tidak ada tugas karena saya pikir yang bakalan rugi jika tidak
diberikan tugas ya anak-anak. Saya setiap hari tugas-tugasnya itu saya cek. Iya
saya arahkan dan saya suruh dia perbaiki kalau salah” (S). Selain itu, ada juga
orang tua yang mendidik anak-anak mereka.
Tema 10: Sebagai pendidik
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua dalam mendidik anak-
anaknya. Hal ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut “dalam bentuk
misalnyo dio agak bandel didiamin dulu nanti baru diajarin lagi” “syifa ni ado
ujian ni dari buk guru, kerjoin. Gitu kan nantik kalau dak dikerjoin ini sudah
kelas 6 ni. Kek gitu. Kalau aku bilang dari anak-anak tu sebenarnyo yo baco
buku, isiian dibuku tu adolah didalam buku yang kamu baco tu aku bilang”
(YN).“Yo ibuk sering ngingatkan tulah jangan terlalu sering nengok Google,
jangan terlalu pecayo dengan Google, pikirin jugo dicari jugo, itulah.” (DA).
Selain mendidik anak-anak, ada juga orang tua yang menciptakan lingkungan
yang nyaman dalam pembelajaran secara daring.
Tema 11: Lingkungan yang nyaman
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua dalam menciptakan
lingkungan yang nyaman untuk belajar. Hal ini dikemukakan oleh orang tua
sebagai berikut “saya berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman sehingga
anak juga nyaman dalam mengikuti pembelajaran” (S). Selain menciptakan
lingkungan yang nyaman, ada juga orang tua yang memberikan penghargaan atau
hadiah kepada anak agar berminat untuk belajar.
Tema 12: Penghargaan atas kemauan anak untuk belajar
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua dalam menumbuhkan
kemauan anak untuk belajar dengan memberikan penghargaan kepada anak. Hal
ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut “kasih uang jajan hehe, kalau
kasih uang jajan dia nya cepet hehe” (AR). “Jadi ya saya iming-imingi lah.
Istilahnya ya kalau belajar, habis kau selesaikan soal dari guru mak kasih jajan”
(RBS). “saya juga memberikan pengawasan kemudian saya memberikan hadiah
sebagai untuk apresiasi dari kemauan dia belajar.iya itu tadi memberikan hadiah,
makanan kesukaannya, atau beli mainan.” (S). Meskipun demikian, ada orang tua
yang mendaftarkan anak mereka untuk melakukan bimbingan belajar di tempat
lain agar mendapat hasil belajar yang lebih baik.
Tema 13: Kerja sama antara Ayah dan Ibu
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua saling kerja sama dalam
mendampingi anak belajar. Hal ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut
“kalau aku capek bapaknyo gantian malam. Kalau bagian tugas siang aku,
bagian tugas malam bapaknyo” “paham dia diajarin pelan-pelan “ini apo
jawabannyo?” nantik kalau dak tau nian bapaknyo yang suruh ngajarin nah
bapaknyo kan agak keras agak itu kan baru dio paham” (YN). Disamping itu, ada
juga orang tua yang bertanggung jawab terhadap fasilitas pembelajaran secara
daring.
Tema 14: Fasilitas belajar
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua dalam melengkapi kebutuhan
belajar anak selama belajar secara daring. Hal ini dikemukakan oleh orang tua
sebagai berikut “tanggung jawab nyo yo kito apo yang kurang-kurang kito beliin
buku-bukunyo habis beliin ya kan” (YN). “Saya memenuhi fasilitas yang dia
butuhkan untuk pembelajaran. buku panduan, Hp, iya kuota terutama itu kuota
tidak boleh putus” (S). Selain itu, orang tua juga memberikan perhatian kepada
anak yaitu tidak memaksa anak untuk belajar.
Tema 15: Perhatian
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua yang memberikan perhatian
kepada anak dan tidak memaksa anak untuk belajar karena akan menyebabkan
kurangnya hasil belajar anak. Hal ini dikemukakan oleh orang tua sebagai berikut
“iya soalnya daring ini tidak bisa kita memaksa anak untuk belajar karna nantik
dipaksain takutnya moodnya berkurang sehingga hasil belajarnya kurang bagus.
Kalau anak saya malas nulis saya bilang sama dia istirahat, nantik dikerjakan
lagi, jadi untuk belajar anak saya ini tidak dipaksain nian, kalau dipaksain nantik
dia tidak mood dalam proses belajarnya” (S). Di samping itu, orang tua juga
merasa mampu dalam mendampingi anak melaksanakan pembelajaran secara
daring.
Tema 16: Mampu
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua yang masih mampu
mendampingi anak selama belajar secara daring. Hal ini dikemukakan oleh orang
tua sebagai berikut “karena selagi batas pelajaran Sd Insyaallah saya masih biso
biak pun kosakatanya terlalu tinggi untuk tingkat Sd terlalu tinggi kosakata nya
ini dari Menteri Pendidikan karena saya sebagai yo mantan gurulah yo namonyo
yo masih bisa untuk membimbing anak saya dalam pembelajaran” (S). Orang tua
menjadi model dalam membantu anak melaksanakan pembelajaran secara daring.
Tema 17: Sebagai model
Tema ini menjelaskan pengalaman orang tua yang menjadikan dirinya
sendiri sebagai model/alat peraga dalam pembelajaran. Hal ini dikemukakan oleh
orang tua sebagai berikut “Contoh alat peraganyo yang saya gunakan yo diri
saya sendiri. Alat-alat apa seperti mulut, makanan itu masuk ke mulut, ke
kerongkongan itu saya contohkan diri saya sendiri sampai sistim pencernaan
yang terakhir ke anus” (S).
1.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dipaparkan di atas, berikut ini
peneliti akan membahas tema-tema fokus temuan dengan menggunakan teori-teori
seperti yang dipaparkan pada BAB 2.
Tema 1: Alat peraga
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua Tentang alat peraga. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang
kekurangan alat peraga namun masih mampu mengatasinya dengan menggunakan
alat pembelajaran alternatif. Hal ini dapat membuat pembelajaran menjadi tetap
bermakna sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Hal ini dapat
mengakibatkan tujuan pembelajaran tercapai serta indikator-indikator yang
diharapkan dari KI dan KD terpenuhi. Seperti diterangkan pada BAB 2 Menurut
Arsyad (2013) Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dengan segala
macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran.
Kelebihan penggunaan alat peraga menurut Nana (2002) adalah sebagai
berikut :
a. Menumbuhkan minat siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
b. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah
memahaminya.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan
mudah bosan
d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati,
melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Selain itu, menurut Djamarah (2011) salah satu yang dilakukan guru
untuk membangkitkan minat siswa yaitu menghubungkan bahan pelajaran yang
diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak
didik mudah menerima bahan pelajaran. Oleh karena itu, penggunaan alat peraga
berdasarkan pengalaman yang dimiliki anak dapat membangkitkan minat belajar
anak serta anak dapat lebih mudah menerima materi pelajaran pada pembelajaran
secara daring.
Tema 2: Bersabar
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua tentang kesabaran menghadapi anak. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang
tua yang harus bersabar dalam menghadapi anak dalam belajar secara daring.
Sikap orang tua tersebut dapat menyebabkan anak merasa tidak terbebani atau
tertekan dalam belajar sehingga dapat membuat anak lebih mudah memahami
materi pembelajaran. Akibatnya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Seperti
diterangkan pada BAB 2 bahwa peran orang tua yaitu memberikan perhatian
kepada anak. Artinya orang tua memberikan kasih sayang pada anak dalam
belajar sehingga membangkitkan kemauan anak untuk belajar.
Hayati (2011) mengatakan bahwa sikap orang tua sangat membantu dalam
mengembangkan potensi anak, di antaranya yakni menghargai opini anak serta
mendorong anak untuk mengutarakannya, menyediakan kesempatan bagi anak-
anak dalam melakukan perenungan, khayalan, berpikir, serta memperbolehkan
anak dalam pengambilan keputusan secara individu dan memberi stimulus
padanya agar senantiasa banyak bertanya serta memberi penguatan pada anak
bahwasannya sikap orang tua menghargai rasa ingin mencoba hal baru,
dilaksanakan dan menghasilkan, menunjang dan mendorong kegiatan anak,
menikmati keberadaannya bersama anak, memberi sanjungan yang sungguh-
sungguh kepada anak, mendorong kemandirian anak dalam bekerja dan menjalin
hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
Tema 3: Sebagai motivator
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua sebagai motivator. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang selalu
memberikan motivasi pada anak agar giat dalam belajar. Pemberian motivasi oleh
orang tua dapat menyebabkan anak terdorong untuk menyadari potensi yang ada
pada diri mereka sehingga dapat membangkitkan minat anak untuk melaksanakan
pembelajaran secara daring. Hal ini dapat menyebabkan tercapainya tujuan
pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik. Seperti
diterangkan pada BAB 2 bahwa peran orang tua yaitu memberikan motivasi
kepada anak. Artinya orang tua dapat melakukan segala upaya dalam
membangkitkan keinginan anak untuk belajar sehingga anak dapat mencapai hasil
belajar yang baik.
Menurut (Slameto, 2010) bahwa orangtua memiliki andil dalam
mendukung keberhasilan anaknya terutama dalam hal memotivasi anaknya dalam
belajar. Motivasi yang diberikan oleh orangtua kepada anak tidak hanya sebatas
ucapan, tetapi juga dalam bentuk lain sehingga mampu mebangkitkan semangat
dan motivasi belajar anak. Sesuai dengan peran orang tua selama pembelajaran
daring yaitu sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan semangat serta
dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga anak
memiliki semangat untuk belajar, serta memperoleh prestasi yang baik
(Winingsih, 2020).
Tema 4: Sebagai Pengawas
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua mengenai pengawasan dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Fakta
ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang mengawasi anak dalam belajar
dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat penuh dalam
pembelajaran secara daring. Hal ini dapat membentuk kemandirian anak dalam
belajar sehingga anak tidak selalu bergantung dengan bantuan orang tua. Hal ini
dapat membuat anak lebih memahami dan menguasai materi pembelajaran
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Seperti diterangkan pada BAB 2 bahwa peran orangtua benar-benar
dimurnikan kembali sebagai pendidik, keterlibatan orang tua dalam pengawasan
kegiatan belajar, sumber belajar utama bagi anak, otoritas orang tua memberikan
pengajaran kepada anak sesuai materi dari guru, dan menjalankan perannya
sebagai guru pengganti selama kegiatan belajar dari rumah (Epstein & Becker,
2018). Artinya orang tua sebagai pengganti guru hanya mengawasi anak dalam
belajar sesuai yang tertuang dalam Permendikbud No. 81A lampiran IV tentang
Implementasi Kurikulum 2013 bahwa pembelajaran berpusat pada siswa(Nuh,
2013). Hal ini dapat menumbuhkan rasa ingin tahu anak dan dapat
mengembangkan wawasan anak. Sesuai dengan pendapat Attrad (2010), kegiatan
pembelajaran yang menggunakan student centered approach menghargai keunikan
tiap individu dari diri setiap anak, baik dalam minat, bakat, pendapat serta cara
dan gaya belajar masing-masing anak. Peserta didik atau anak disiapkan untuk
dapat menghargai diri sendiri, orang lain, perbedaan, menjadi bagian dari
masyarakat yang demokratis dan berwawasan global.
Tema 5: Kerja sama dengan orang tua lain
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua mengenai kerja sama dengan orang tua lain selama pelaksanaan pembelajaran
secara daring. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang melakukan kerja
sama dengan orang tua lain untuk kepentingan anak-anak. Hal ini dapat membuat
komunikasi antara orang tua siswa menjadi lancar sehingga dapat memudahkan
orang tua dalam mencari solusi permasalahan yang timbul selama pembelajaran
secara daring. Seperti diterangkan pada BAB 2 bahwa orang tua berperan sebagai
mitra sekolah salah satunya yaitu Bekerja sama dengan sekolah dan orang tua lain
untuk kepentingan pendidikan anak-anak mereka (Government, 2020). Artinya
orang tua terlibat dalam berbagai aktifitas pendidikan anak mereka.
Menurut White and Coleman (2000) keterlibatan orang tua merupakan
berbagai aktifitas yang dilakukan orang tua dan guru baik di sekolah maupun di
rumah sebagai cara mereka bekerjasama untuk mendukung pendidikan anak.
Menurut Fuad and Zuraini salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi minat
anak yaitu lingkungan masyarakat yang meliputi hubungan dengan teman bergaul,
kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal. Kegiatan akademik,
akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah. Oleh karena
itu, kerja sama yang dilakukan dengan orang tua lain dapat membantu kelancaran
proses pembelajaran serta dapat membantu dalam menumbuhkan minat anak
dalam melaksanakan pembelajaran secara daring.
Tema 6: Kerja sama dengan guru
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua mengenai kerja sama dengan guru selama pelaksanaan pembelajaran secara
daring. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang melakukan kerja sama
dengan guru untuk kepentingan anak-anak. Hal ini dapat membuat komunikasi
antara orang tua dan guru menjadi lancar sehingga dapat memudahkan orang tua
dalam mencari solusi permasalahan yang timbul selama pembelajaran secara
daring. Seperti diterangkan pada BAB 2 bahwa orang tua berperan sebagai mitra
sekolah salah satunya yaitu Bekerja sama dengan sekolah dan orang tua lain untuk
kepentingan pendidikan anak-anak mereka Government (2020). Artinya orang tua
terlibat dalam berbagai aktifitas pendidikan anak mereka.
Musyawarah (2013) bahwa keterlibatan orang tua dalam layanan
pendidikan adalah bentuk peran serta orang tua dalam membantu proses
pendidikan anaknya baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.
Pendapat lain tentang definisi keterlibatan orang tua telah disampaikan oleh White
and Coleman (2000) mereka mendefinisikan keterlibatan orang tua sebagai
berbagai aktifitas yang dilakukan orang tua dan guru baik di sekolah maupundi
rumah sebagai cara mereka bekerjasama untuk mendukung pendidikan anak.
Tema 7: Pembatasan penggunaan handphone
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua terhadap pembatasan penggunaan handphone selama pelaksanaan
pembelajaran secara daring. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang
merasa khawatir terhadap dampak negatif handphone yang digunakan untuk
belajar sehingga membuat orang tua membatasi penggunaan handphone selama
pembelajaran secara daring. Hal ini dapat meminimalisir dampak negatif
penggunaan handphone sehingga tidak membawa dampak negatif terhadap
perkembangan anak karena pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap perkembangan berikutnya.
Seperti yang diterangkan pada BAB 2 yaitu peran orang tua adalah sebagai
korektor yaitu kemampuan memilih perbuatan yang baik dan yang buruk bagi
anak (Salahudin, 2011). Artinya orang tua membatasi penggunaan handphone
karena akan berdampak buruk bagi anak untuk kedepannya. Hal ini diperjelas
Menurut Sunita, Eva, and Mayasari (2018) tanpa disadari anak sering menerapkan
“What You See Is What You Get”. Maksudnya, apa yang dilihat anak adalah
sebuah pelajaran, jadi apabila tidak ada bimbingan yang terarah dari orang tua dan
keluarga, perkembangan anak akan mengarah pada sisi negatif. Oleh karena itu
dibutuhkannya orang tua yang peduli terhadap perkembangan anak, menyediakan
sarana bermain dan belajar yang lebih sehat sesuai dengan masa tumbuh kembang
anak sebagai bentuk upaya untuk meminimalisir timbulnya dampak negatif
penggunaan handphone pada anak. Sarana belajar yang lebih sehat dan menarik
akan membangkitkan kemauan anak untuk belajar sehingga anak akan
memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan akan mencapai hasil belajar yang
baik pula.
Tema 8: Sebagai pembimbing
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua sebagai pembimbing. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang
membimbing anak-anak mereka selama pembelajaran secara daring. Hal ini dapat
menyebabkan anak merasa tidak terbebani dalam belajar karena didampingi dan
didampingi oleh orang tua sehingga anak merasa nyaman dalam belajar. Hal ini
dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran tercapai sehingga mendapat hasil
belajar yang baik. Seperti diterangkan pada BAB 2 bahwa orang tua berperan aktif
dalam pendidikan anak-anak mereka Government (2020). Artinya orang tua selalu
ikut serta pada semua kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan anak-anak
mereka. Salah satunya yaitu membimbing anak dalam melaksanakan
pembelajaran secara daring. Sesuai dengan pendapat Winingsih (2020) bahwa
orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua dapat
membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari rumah.
Bimbingan orang tua dapat membantu menumbuhkan minat anak dalam
belajar. Menurut Fuad and Zuraini salah satu faktor yang mempengaruhi minat
belajar anak adalah keluarga. Cara orang tua dalam mengajar dapat
mempengaruhi minat belajar anak. Orang tua harus selalu siap sedia saat anak
membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajaran yang sulit ditangkap
oleh anak.
Tema 9: Sebagai Perantara
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua sebagai perantara. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang berperan
sebagai perantaraantaraanak dan guru selama pembelajaran secara daring. Hal ini
dapat menyebabkan proses pembelajaran berjalan dengan baik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Seperti yang dijelaskan pada BAB 2 yaitu orang tua
harus bertindak sebagai mediasi (perantara, penengah) dalam hubungan
kekeluargaan, kemasyarakatan terutama dengan sekolah dan anaklah yang
menjadi pelaku utama yang diberikan peran penting(Ningsih, 2013). Artinya
orang tua harus selalu aktif terhadap serangkaian aktifitas pembelajaran secara
daring, salah satunya adalah selalu menggali informasi mengenai perkembangan
anak termasuk hasil belajarnya selama pembelajaran secara daring. Sesuai dengan
peran orang tua sebagai klien sekolah menurut Government (2020) selalu
diberikan informasi mengenai sebagai berikut:
Pendidikan yang diberikan kepada anak-anak mereka;
Kinerja anak selama belajar dan bagaimana penilaiannya;
Kinerja sekolah dan bagaimana penilaiannya;
Hal-hal lain yang berkaitan dengan perkembangan pendidikan anak-
anaknya
Menurut Fuad and Zuraini salah satu faktor yang mempengaruhi minat
belajar anak adalah keluarga. Orang tua harus terus mengetahui perkembangan
anak agar hasil belajar anak selalu terkontrol oleh orang tua sehingga orang tua
dapat mencari solusi yang terbaik untuk anak mereka.
Tema 10: Sebagai pendidik
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua sebagai pendidik. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang mendidik
anak-anak mereka selama melaksanakan pembelajaran secara daring. Hal ini
dapat membuat anak merasakan kasih sayang dari orang tua sehingga dapat
tumbuh menjadi anak yang baik. Selain itu, anak juga dapat mengembangkan
potensinya sehingga memperoleh pengetahuan yang baik dan dapat mencapai
hasil belajar yang baik.
Seperti yang dijelaskan pada BAB 2 menurut Salahudin (2011) bahwa
peran orang tua salah satunya yaitu sebaagi pembimbing yaitu membimbing dan
membina anak ke arah kehidupan yang bermoral, rasional, kepribadian luhur
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dan semua norma yang berlaku di
masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan keluarga yang dilakukan
orang tua di rumah merupakan salah satu penentu keberhasilan anak di masa
depan (Latifatul, 2019). Oleh karena itu, orang tua harus mendidik anak dengan
penuh rasa kasih sayang. Kasih sayang yang orang tua berikan dapat membuat
anak merasa nyaman dan tidak tertekan dalam belajar. Hal ini dapat
menumbuhkan kemauan anak untuk belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar
yang baik.
Tema 11: Lingkungan yang nyaman
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua tentang lingkungan yang nyaman dalam belajar. Fakta ini menunjukkan bahwa
ada orang tua yang menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dalam
melaksanakan pembelajaran secara daring. Hal ini dapat menyebabkan anak
merasa nyaman sehingga anak dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Seperti yang
dijelaskan pada BAB 2 bahwa dalam proses pembelajaran, lingkungan belajar
merupakan sumber belajar yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran(Slameto, 2012).
Kondisi lingkungan belajar yang kondusif di lingkungan rumah akan
menciptakan ketenangan dan kenyamanan anak dalam belajar sehingga anak lebih
mudah memahami dan menguasai materi belajar secara maksimal. Lingkungan
belajar yang baik akan menyebabkan anak untuk belajar dengan sebaik-baiknya
dan dapat menumbuhkan minat anak untuk belajar. Menurut pendapat Djamarah
(2011) salah satu yang dilakukan guru untuk membangkitkan minat siswa yaitu
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif dalam memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Oleh sebab
itu, orang tua sebagai pengganti guru selama pembelajaran daring dapat
menciptakan lingkungan yang nyaman selama pembelajaran secara daring untuk
menumbuhkan minat belajar anak.
Tema 12:Penghargaan atas kemauan anak untuk belajar
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua mengenai Penghargaan atas kemauan anak untuk belajar. Fakta ini
menunjukkan bahwa ada orang tua yang memberikan penghargaan berupa hadiah
sebagai apresiasi atas kemauan anak untuk belajar. Hal ini dapat menyebabkan
anak menjadi termotivasi dan semangat dalam melaksanakan pembelajaran secara
daring. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi senang dalam belajar sehingga
dapat membuat tercapainya tujuan pembelajaran. seperti yang dijelaskan pada
BAB 2 bahwa peran orang tua yaitu memberikan motivasi. Artinya orang tua
dapat mencari solusi yang tepat dalam membangkitkan motivasi anak untuk
melaksanakan pembelajaran secara daring.
Pemberian hadiah dilakukan orang tua jika anak berhasil melakukan suatu
kegiatan. Hadiah tersebut pada umumnya berupa benda kesukaan anak. Dengan
begitu anak akan selalu termotivasi dan giat dalam belajar (Pasaribu, 2017).
Motivasi yang sudah tumbuh dalam diri anak dapat membangkitkan kemauan
anak untuk melaksanakan pembelajaran secara daring.
Tema 13: Kerja sama antara Ayah dan Ibu
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua dalam berbagi tugas. Fakta ini menunjukkan bahwa ada orang tua yang kerja
sama dalam mendampingi anak belajar secara daring. Hal ini dapat menyebabkan
anak merasa diperhatikan untuk belajar. Selain itu, anak juga dapat merasakan
suasana yang berbeda dalam belajar sehingga anak tidak mudah merasa bosan.
Seperti yang dijelaskan pada BAB 2 bahwa peran orang tua yaitu menyadari hak
dan tanggung jawab mereka terkait dengan pendidikan anak-anak mereka dan
bagaimana hak dan tanggung jawab tersebut tercermin dalam kebijakan dan
praktik sekolah. Artinya orang tua menyadari tanggung jawab dalam pendidikan
anak-anak.
Proses terbentuknya kepribadan anak akan tercapai apabila antara ayah
dan ibu sebagai orangtua dapat menjalankan tugas dan perannya dengan baik.
Antara ayah dan ibu tercipta pola hubungan kemitraan (partnership) di mana ayah
dan ibu memiliki hak yang sama dalam mengelola rumah tangga terutama dalam
mengasuh dan mendidik anak-anaknya(Amalia, 2016).
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ayah dan ibu memiliki peran
yang sama dalam pengasuhan anak-anaknya sehingga keduanya wajib mengerti
dan memahami bahwa anak merupakan tanggung jawab bersama. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Sears (2007) bahwa pada setiap proses
pertumbuhan dan perkembangannya, ayah dan ibu memiliki tugas untuk
mengasuh dan mendidik anak. Selanjutnya juga dipaparkan secara detail bahwa
orangtua harus bekerja sama mengamati dan memenuhi kebutuhan anak sesuai
dengan usia perkembangannya. Hal ini dapat menumbuhkan minat anak untuk
belajar karena merasa sangat dipedulikan oleh orang tuanya. Hal ini dapat
menyebabkan anak merasa senang dan lebih mudah mengembangkan potensi
dirinya sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik.
Tema 14: Fasilitas belajar
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua dalam memberikan fasilitas belajar. Fakta ini menunjukkan ada orang tua yang
menyediakan semua fasilitas belajar yang dibutuhkan selama pembelajaran secara
daring. Hal ini dapat membuat proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Selain
itu dapat menyebabkan anak menjadi semangat sehingga dapat menumbuhkan
minatnya untuk belajar. Hal ini dapat menyebabkan anak dapat menerima
pembelajaran dengan baik.
Seperti yang dijelaskan pada BAB 2 peran orang tua dalam menumbuhkan
minat belajar anak yaitu menyediakan fasilitas belajar (Slameto, 2010). Dalam
belajar mengajar orang tua menyediakan berbagai fasilitas seperti media, alat
peraga, termasuk menentukan berbagai jalan untuk mendapatkan fasilitas tertentu
dalam menunjang program belajar anak. Orang tua sebagai fasilitator turut
mempengaruhi tingkat prestasi yang dicapai anak (Umar, 2015).
Artinya ketersediaan fasilitas belajar yang diberikan oleh orang tua
merupakan salah satu faktor penunjang bagi anak dalam menumbuhkan minatnya
untuk belajar. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi semangat dalam belajar
sehingga akan melaksanakan pembelajaran secara daring dengan baik.
Tema 15: Perhatian
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua dalam memberi perhatian kepada anak. Fakta ini menunjukkan ada orang tua
yang memberikan perhatian kepada anak selama pembelajaran secara daring. Hal
ini secara tidak langsung dapat mendidik anak untuk menjadi orang yang
bertanggung jawab terhadap tugasnya untuk belajar, bahkan dapat membuat
hubungan anak dan orang tua menjadi harmonis sehingga anak merasa disayangi
dan dilindungi oleh orang tua. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi anak
sehingga akan lebih mudah menerima materi pembelajaran secara daring.
Seperti yang dijelaskan pada BAB 2 bahwa perhatian yang diberikan
orang tua kepada anak dapat berpengaruh terhadap motivasi belajarnya(Pasaribu,
2017). Artinya perhatian yang diberikan orang tua dalam serangkaian aktifitas
pembelajaran secara daring dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak
sehingga menimbulkan kemauan untuk belajar.
Tema 16: Mampu
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua yang mampu mendampingi anak belajar. Fakta ini menunjukkan ada orang tua
yang masih mampu dalam mendampingi anak dalam melaksanakan pembelajaran
secara daring. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi lebih diperhatikan,
bahkan dapat membuat hubungan anak dan orang tua menjadi lebih dekat.
Sehingga orang tua dapat lebih mudah mengontrol perkembangan belajar anak.
Seperti yang dijelaskan pada BAB 2 bahwa peran dan kewajiban orang tua
dalam membina anaknya meliputi, memberikan pendidikan, memperhatikan
kesulitan-kesulitan anak dalam belajar, menyediakan fasilitas belajar dan
memberikan motivasi (Emilia, 2019). Artinya dengan mendampingi anak belajar
secara daring orang tua lebih mudah mengetahui kesulitan anak dalam belajar
sehingga dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut. Selain itu, salah satu
faktor yang mempengaruhi minat anak adalah keluarga. Menurut Fuad and
Zuraini , keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan minat belajar
bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
pertama bagi anak. Cara orang tua dalam mengajar dapat mempengaruhi minat
belajar anak. Orang tua harus selalu siap sedia saat anak membutuhkan bantuan
terlebih terhadap materi pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak.
Tema 17: Sebagai model
Seperti yang dijelaskan di atas, tema ini menjelaskan pengalaman orang
tua sebagai model dalam pembelajaran secara daring. Fakta ini menunjukkan ada
orang tua yang berperan sebagai model atau contoh dalam menjelaskan materi
dalam belajar. Hal ini dapat menyebabkan pembelajaran menjadi konkret dan
menyenangkan sehingga akan menumbuhkan motivasi dan kemauan anak untuk
belajar.
Seperti yang dijelaskan pada BAB 2 bahwa Minat anak dapat
dikembangkan apabila dilakukan dengan metode-metode yang tepat, misalnya
dengan perlakuan metode demontrasi dengan tujuan untuk mempengaruhi
perhatian anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari serta pengalaman
dan kesan sebagai hasil penambahan lebih melekat pada diri anak (Lucy, 2010)
semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak: guru, anggota
keluarga, teman orangtua, atau kakek-nenek, tetapi model yang paling penting
adalah orangtua yang kreatif yang memusatkan perhatian terhadap bidang
minatnya yang menunjukkan keahlian dan displin diri dalam bekerja, semangat
dan motivasi internal (Dikmas, 2017). Artinya orang tua yang kreatif dapat
menciptakan ide-ide baru dalam mendampingi anak melaksanakan pembelajaran
secara daring. Salah satunya yaitu menjadikan diri sendiri sebagai model dalam
menjelaskan materi pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan anak tidak mudah
bosan dalam belajar sehingga akan membangun kemauan anak untuk belajar.