54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak
terletak di Desa Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak. Di
lihat dari letak geografisnya SD ini jauh dari pusat kota Demak ± 21 Km,
Jarak tempuh ke SD Negeri 02 Tlogosih dari Kecamatan Kebonagung
kurang lebih 5 Km.
Jumlah siswa SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung
Kabupaten Demak mulai dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 128
siswa. Dengan keadaan bakat, kemampuan, katerampilan, yang berbeda-
beda, mayoritas siswa dari SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung
Kabupaten Demak beragama Islam sedangkan jumlah tenaga pendidik di
SD ini ada sebanyak 5 orang guru kelas, 1 kepala sekolah, 1 guru olahraga,
3 wiyata bakti, 1 orang guru agama islam, dan 1 penjaga sekolah. Penelitian
ini dilakukan di SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten
Demak dengan subyek penelitian siswa kelas IV sebanyak 24 siswa.
4.2. Kondisi Awal
Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 02 Tlogosih Kecamatan
Kebonagung Kabupaten Demak yang berjumlah 24 siswa pada
pembelajaran Matematika. Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum
dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat
dalam tabel 5.
54
55
Tabel 6. Hasil Analisis Post Tes Prasiklus
No. Keterangan Jumlah
1. Nilai Rata-rata 50,2
2. Siswa yang tuntas belajar 6
3. Siswa yang tidak tuntas belajar 18
4. Nilai terendah 10
5. Nilai tertinggi 100
6. Presentase ketuntasan belajar kelas 25 %
Sumber: Data Primer
Dari tabel hasil analisis post tes sebelum dilakukan tindakan diperoleh
rata-rata hasil belajar siswa 50,2 dengan ketuntasan belajar 25 % atau 6
siswa tuntas belajar dengan mendapat nilai lebih atau sama dengan 65
dan siswa tidak tuntas 75 % atau 18 siswa. Nilai tertinggi 100 dan
terendah 10. Untuk Lebih Jelasnya dapat di lihat di Lampiran I Hal.
113.
56
Tabel 7. Rekapitulasi Perolehan Nilai Prasiklus
Dilihat dari tabel di atas pembelajaran belumlah efektif dengan
banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65).
Diagram 1 . Hasil Perolehan Nilai Prasiklus
Dari data diatas, siswa yang nilainya <40 berjumlah 5 orang anak, 40
s/d 60 berjumlah 13 orang anak, 65 s/d 100 berjumlah 6 orang anak.
Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi
membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IV SD
NILAI FREKUENSI PRESENTASE
20 2 8.33
30 1 4.16
35 2 8.33
40 5 20.83
45 1 4.16
50 3 12.5
55 2 8.33
60 1 4.16
65 2 8.33
70 2 8.33
80 1 4.16
100 1 4.16
JUMLAH 24 100
57
Negeri 02 Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak pada mata
pelajaran Matematika.
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament). Dijabarkan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Paparan Hasil Belajar
Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan prestasi
belajar siswa diadakan post tes dilakukan setiap akhir siklus.
Berdasarkan hasil post tes diakhir siklus I diperoleh hasil
analisis data seperti yang tersaji pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Analisis Post Tes Siklus I
No. Keterangan Jumlah
1. Nilai Rata-rata 59.7
2. Siswa yang tuntas belajar 11
3. Siswa yang tidak tuntas belajar 13
4. Nilai terendah 20
5. Nilai tertinggi 100
6. Presentase ketuntasan belajar kelas 45.8 %
Sumber: Data Primer
58
Dari tabel hasil analisis post tes siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar
siswa 59,7 dengan ketuntasan belajar 45,8 % atau 11 siswa tuntas
belajar dengan mendapat nilai lebih atau sama dengan 65 dan siswa
tidak tuntas 54,1 % atau 13 siswa. Nilai tertinggi 100 dan terendah 20.
Untuk Lebih Jelasnya dapat di lihat di Lampiran 2 Hal. 114.
Tabel 9. Rekapitulasi Perolehan Nilai Siklus I
Dari tabel diatas dapat kita
simpulkan pada diagram di bawah ini:
NILAI FREKUENSI PRESENTASE
20 1 4.16
25 1 4.16
30 1 4.16
35 1 4.16
40 1 4.16
45 2 8.33
50 4 16.66
55 2 8.33
60
0
70 3 12.5
75 3 12.5
80 1 4.16
85 1 4.16
90 1 4.16
95 1 4.16
100 1 4.16
JUMLAH 24 100
59
Dari data diatas, siswa yang nilainya <40 berjumlah 4 orang
anak, 40 s/d 60 berjumlah 9 orang anak, 65 s/d 100 berjumlah 11 orang
anak. Dari tindakan siklus I sudah ada peningkatan, namun
peningkatan tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan.
b. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
1) Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I
adalah sebagai berikut:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi yang akan diajarkan sesuia dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
b) Menyiapkan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran yaitu model bangunan kubus, balok, Tabung
Kerucut dan Bola, lembar latihan soal/LKS, kartu soal game
dan turnamen.
c) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi. Lembar
observasi ini ada 2 macam, yaitu lembar aktifitas guru dan
aktifitas siswa.
d) Menyiapkan soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah mempelajari materi.
60
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatuf tipe TGT pada siklus I dideskripsikan
sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (Siklus I)
Pertmuan pertama ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Maret 2012
Pokok Bahasan : Sifat-sifat bangun Kubus dan Balok
Kelas/Semester : IV/II
Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Pukul : 07.00 – 08.10 WIB
Uraian Kegiatan
Kegiatan pada pertemuan pertama ini meliputi
apersepsi, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
(1) Apersepsi (5 menit)
Pelajaran dimulai pukul 07.00. Sebelum
pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam, dan siswa
bersama-sama berdoa. Kemudian guru melakukan absensi
dan menyiapakan media pembelajaran (model bangun
kubus dan balok, lembar latihan soal/LKS, kartu soal game.
(2) Kegiatan Awal (10 menit)
Pada kegitan awal ini guru melakukan apersepsi.
Guru menunjukkan tempat kapur tulis dan penghapus dari
61
kayu kepada siswa. Kemudian memberikan pertanyaan
kepada siswa tentang bangun ruang yang menyerupai
bentuk benda-benda tadi. Atas pertanyaan tersebut sebagian
besar siswa dapat menjawabnya.
Setelah Tanya jawab, guru menunjukkan satu
persatu model bangunan kubus dan balok. Guru meminta
siswa mengamati masing-masing bangun tersebut,
kemudian memberikan pertanyaan tentang unsur-
unsur/bagian-bagian yang terdapat pada bangun ruang.
Untuk memancing jawaban siswa, guru menunjukkan
rangka bangun kubus. Ketika guru menunjukkan satu
persatu bagian-bagian bangun, guru memberikan
pertanyaan tentang nama-nama bagian yang ditunjuk dan
meminta siswa memberikan jawabannya. Dengan cara
seperti ini sebagian besar siswa dapat menjawab satu
persatu bagian-bagian bangun ruang yang ditunjuk guru.
Selanjutnya guru menginformasikan tujuan pembelajaran
dan prosedur/langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
(3) Kegiatan Inti (50 menit)
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat
materi tentang sifat-sifat bangun kubus dan balok. Pada
pertemuan ini guru menggunakan media berupa model
62
bangun kubus dan balok untuk menjelaskan materi.
Walaupun sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan
guru dengan sungguh-sungguh. Tetapi, masih saja ada salah
satu siswa yang suka bercanda dan berbicara sendiri dengan
temannya dan ada juga siswa yang asik dengan mainannya.
Guru mengkondisikan siswa-siswa tersebut agar
memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Guru juga
menegaskan kepada siswa bahwa setiap siswa mempunyai
tanggung jawab untuk menguasai materi. Dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT, penguasaan materi
setiap siswa sangat mempengaruhi perolehan skor
kelompok dalam bermain game/turnamen. Pada pertemuan
ini terlihat kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Ketika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi pelajaran, tidak ada satupun siswa
yang berani mengajukan pertanyaan. Guru memberikan
motivasi kepada siswa untuk tidak perlu takut bertanya:
“Anak-anak, Bapak sangat senang jika kalian mau bertanya
tentang materi yang belum jelas. Jangan takut bertanya,
karena dengan bertamya kalian akan lebih paham”.
Walaupun guru sudah memberikan motivasi tetapi siswa
masih saja malu-malu dan takut bertanya. Bahkan ada
siswa yang sudah tunjuk jari untuk bertanya, tetapi ketika
63
guru memintanya untuk mengutarakan pertanyaannya,
siswa tersebut justru diam saja dan tidak berani berkata
apapun. Untuk kali pertama ini, guru masih
memakluminya, dan guru malanjutkan pelajaran pada
kegiatan berikutnya.
Tiba saatnya bagi guru untuk mengorganisasikan
siswa dalam kelompok-kelompok heterogen. Setiap
kelompok terdiri atas 4-6 siswa. Kelompok tersebut terdiri
atas siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademik,
jenis kelamin, latar belakang, dan agama beragam/berbeda.
Tetapi sebelumnya guru meminta siswa untuk mengatur
tempat duduk untuk diskusi kelompok.
Setelah semuanya siap, siswa menempatkan diri
dalam kelompknya masing-masing. Selanjutnya guru
memberi latihan soal/LKS kepada setiap kelompok untuk
dikerjakan. Waktu pengerjaan LKS 15 menit. Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
memahami LKS, dan apabila ada yang belum paham
mengenai LKS tersebut dapat ditanyakan kepada guru.
Tetapi tidak ada satupun siswa yang berani bertanya. Pada
saat kegiatan ini, tampak siswa bertanya tentang soal LKS
yang belum jelas. Guru menjelaskan secara klasikal
mengenai pertanyaan tersebut. agar seluruh siswa
64
memahaminya. Pada setiap kesempatan guru selalu
memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ketika siswa sedang mengerjakan LKS dan
berdiskusi, guru berkeliling keseluruh penjuru kelas melihat
diskusi/belajar kelompok dari tiap kelompok dan sesekali
duduk dengan salah satu kelompok untuk mendengarkan
mereka belajar dan berdiskusi. Dalam mengerjakan latihan
soal/LKS siswa dituntut untuk saling bekerjasama. Namun
kenyataan yang terjadi, sebagian besar siswa masih terlihat
bekerja sendiri-sendiri dalam mengerjakan LKS, tidak ada
pembagian tugas. Apabila yang tidak mengerjakan LKS,
mereka hanya menonton saja atau asik dengan kegiatannya
seperti menggambar atau bermain. Guru menegur siswa
yang tidak disiplin tersbut dengan memberikan penjelasan
agar berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk
menyelesaikan soal-soal LKS.
Setelah kurang lebih 15 menit diskusi kelompok
berlangsung, guru meminta siswa untuk mewakili
kelompoknya dalam mempresentasikan hasil diskusi
mereka. Siswa diminta maju untuk menulis hasil
pekerjaannya di papan tulis. Namun tidak ada satupun
siswa yang berani maju. Oleh karna itu, guru menunjuk
wakil dari setiap kelompok untuk maju. Tetapi siswa masih
65
saja enggan maju. Guru memberi motivasi kepada siswa
untuk tidak perlu takut maju. Akhirnya beberapa siswa
yang ditunjuk tadi, kemudian maju untuk
mempersentasikan jawaban kelompoknya.
Saat LKS mulai dibahas, ada beberapa kelompok
yang belum selesai mengerjakan. Alokasi waktu untuk
mengerjakan LKS dirasa kurang karena siswa belum
terbiasa dengan diskusi kelompok, sehinngga siswa belum
dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Dalam
pembahasan, guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi jawaban dari kelompok yang maju. Dan
menanyakan kepada siswa apakah penyelesaian tersebut
sudah benar, apakah dari penyelesaian tersebut siswa sudah
jelas atau apakah ada jawaban lain. Tidak ada siswa yang
berani menanggapi bahkan bertanya. Siswa lebih banyak
diam. Guru akhirnya menunjuk kelompok lain untuk
menanggapi atau menulis jawaban apabila jawabannya
berbeda dengan kelompok yang maju. Baru kemudian
siswa yang ditunjuk tersebut mananggapi atau menuliskan
jawaban yang berbeda.
Kegiatan berikutnya, guru meminta masing-masing
kelompok untuk mendelegasikan wakilnya untuk bermain
game. Wakil-wakil setiap kelompok menempatkan diri
66
dalam meja-meja yang sudah dipersiapkan. Siswa yang
bermain game sebanyak 4 siswa. Sebelum game
dilaksanakan, guru menjelaskan langkah-langkah dan
peraturan dalam bermain game secara rinci. Guru juga
menjelaskan kepada siswa lain yang tidak mewakili
kelompoknya dalam game mempunyai kewajiban
mengerjakan sosl-soal yang dibacakan dalam game secara
kelompok. Hasil pekerjaan soal-soal game dijadikan
sebagai laporan kelompok dan diserahkan pada akhir
pembelajaran. Untuk menjaga sportivitas, siswa yang tidak
bermain game, dilarang memberikan jawaban kepada
teman kelompoknya yang main dalam game. Waktu
pelaksanaan game 15 menit.
Game diwakili oleh pembaca soal pertama oleh
guru dari kartu soal yang terpilih, apabila terdapat gambar
maka guru atau siswa yang tidak bermain dalam game
dapat menggambarkan di papan tulis. Siswa yang sudah
mendapatkan jwaban dapat mengacungkan jari dan
mengutarakan jawaban secara lisan atau menulis jawaban
di papan tulis setelah guru mempersilahkan. Apabila
jawaban benar, siswa dapat skor 20 dan berhak memilih
kartu berikutnya. Apabila jawaban salah, maka siswa tidak
terkena pengurangn skor dan siswa yang lain mendapat
67
kesempatan menjawab pertanyaan dengan ketentuan
apabila benar mendapat poin 10 dan berhak memilih kartu
soal. Jika kedua jawaban siswa salah, maka kesempatan
memilih soal diberikan kepada guru. Skor game siswa
ditulis di papan tulis. Game selesai apabila waktu
habis/kartu soal habis.
Siswa lain yang tidak mengikuti game, seharusnya
menjadikan soal-soal yang dibacakan dalam game secara
kelompok. Namun tidak demikian yang terjadi, ada
sebagian siswa yang lain justru melihat/menonton
permainan game tersebut. Oleh karna itu, guru
mengkondisikan siswa dan menegaskan kepada siswa-
siswa yang tidak bermain game untuk bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan soal-soal game.
Setelah game selesai, dilanjutkan
penilaian/penghitungan skor game. Hasil penghitungan
peserta dengan poin tertinggi akan mendapat penghargaan
yang ditujukan kepada kelompoknya.
(4) Kegiatan Akhir (5 menit)
Pertemuan pertama ini, diakhiri dengan
penyimpulan apa yang telah dipelajarai dan di diskusikan
bersama. Guru juga memberikan tidak lanjut berupa
pemberian pesan-pesan agar siswa rajin belajar dan
68
motivasi siswa untuk meraih keinginannya agar menjadi
kelompok yang terbaik.
b) Pertemuan Kedua (Siklus I)
Pertmuan kedua ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Maret 2012
Pokok Bahasan : Sifat-sifat bangun kubus dan balok
Kelas/Semester : IV/II
Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Pukul : 07.00 – 08.10 WIB
Uraian Kegiatan
Kegiatan pada pertemuan kedua ini meliputi apersepsi,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
(1) Kegiatan Awal (5 menit)
Pertemuan kedua dimulai pukul 07.30 sampai
dengan 08.10. Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru
dan siswa saling mngucapakan salam dan dilanjutkan
dengan doa bersama-sama. Kemudian guru melakukan
absensi dan mempersiapkan kartu soal turnamen).
(2) Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompok yang telah ditetapkan pada
pertemuan yang sebelumnya. Posisi tempat duduk diatur
sedemikian rupa untuk berdiskusi kelompok. Guru
69
menginformasikan bahwa pertemuan ini adalah untuk
tournament.
Sebelum turnamen dilaksanakan, guru
mengordinasikan siswa ke dalam meja-meja turnamen yang
telah ditetapkan. Turnamen terdiri dari 3 meja dimana
dalam 1 meja terdiri atas 4 siswa dengan kemampuan yang
sama tingkat akademiknya. Semua siswa bermain dalam
turnamen ini. Meja 1 terdiri atas siswa dengan tingkat
kemampuan tinggi, meja 2 terdiri atas siswa dengan
kemampuan di bawahnya, dan begitu seterusnya sampai
meja 3. Tiap meja terdapat kartu kendali yang harus diisi
oleh siswa oleh siswa yang bersangkutan. Tiap meja
terdapat kartu soal untuk dikerjakan secara individu dengan
waktu yang sama. Soal meja 1 dengan lainnya berbeda.
Waktu pengerjaan tiap soal 5 menit. Setelah pengerjaan
soal selesai, dilanjutkan pengoreksian jawaban dengan cara
menukarkan jawaban dengan teman meja lainnya
berdasarkan kunci jawaban yang di bacakan guru, siswa
yang mengoreksi, mengisikan hasil koreksi, pada kartu soal
turnamen, guru langsung menuliskan satu persatu skor
turnamen di papan tulis agar pemberian skor lebih terbuka.
Siswa dengan nilai tertinggi pada tiap meja naik ke
meja yang lebih tinggi, kecuali siswa pada meja I. Siswa
70
dengan nilai terendah pada tiap meja turun ke meja yang
lebih rendah, turnamen selesai ketika kartu soal turnamen
habis.
Setelah turnamen selesai, dilanjutkan penghitungan
skor ternamen di papan tulis. Selanjutnya guru
menginformasikan kepada siswa kelompok dan menjadi tim
super dan tim baik.
(3) Kegiatan Akhir (5 menit)
Pada kegiatan akhir ini siswa mengerjakan post tes
secara individu, kemudian guru bersama siswa mengoreksi
hasil tes. Selanjutnya guru menginformasikan tentang
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Selain itu juga guru memberikan tindak lanjut berupa
pemberian pesan-pesan agar siswa rajin belajar.
(RPP Siklus I-2 dapat di lihat pada lampiran 3 Hal 115).
c) Observasi
a) Observasi Aktivitas Siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I dapat dilihat
pada tabel 10 di bawah ini: Adapun Lembar pengamatan
aktivitas siswa siklus I dapat di lihat pada lampiran 4 hal 132.
71
Tabel 10. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
No Aktivitas Siswa
Penilaian
Pertemuan I Pertemuan II
1. Partisipasi siswa dalam pembelajaran 2 2
2. Belajar kelompok/tim 2 2
3. Bermain dalam game/turnamen 3 2
Jumlah 7 2
Rata-Rata 2,3 2
Presentase 58,3 % 50 %
Rata-Rata Presentase 54,1 %
Kategori Kurang
Keterangan:
Skala penilaian:
1= Kurang
2= Cukup
3= Baik
4= Sangat baik
b) Observasi Aktivitas Guru
Pengamatan aktivitas guru siklus I dapat dilihat pada
tabel 11 di bawah ini: Adapun Lembar pengamatan aktivitas
guru siklus I dapat di lihat pada lampiran 5 hal 134.
72
Tabel 11. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
No Aktivitas Guru
Penilaian
Pertemuan I Pertemuan II
1. Kegiatan Awal 3 3
2. Menjelaskan/menyajikan materi 3 3
3.
Mengorganikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
4 4
4.
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
3 3
Jumlah 15 16
Rata-Rata 3 3,2
Presentase 75 % 80 %
Rata-Rata Presentase 77 %
Kategori Baik
Keterangan:
Skala Penilaian:
1= Kuarang
2= Cukup
3= Baik
4= Sangat Baik
c) Refleksi
Refleksi tindakan pada siklus I ini lebih difokuskan
pada masalah yang muncul selama tindakan. Berdasarkan
73
deskripsi data siklus I, maka dalam pembelajaran ini ditemukan
permasalah sebagai berikut:
(1) Dalam presentasi kelas, masih ada beberapa siswa yang
kurang disiplin, seperti ngobrol atau bercanda dengan
temannya sebangku. Ada juga yang sibuk dengan
mainannya.
(2) Diskusi kelompok belum berjalan baik, karena masih ada
anggota kelompok yang tidak mendiskusikan soal dan LKS.
Kerjasama antar anggota juga belum tampak. Dalam
kelompok juga masih ada beberapa siswa yang suka
mengobrol/berbicara diluar masalah yang didiskusikan.
(3) Alokasi waktu untuk mengerjakan LKS selama 15 menit
masih kurang efektif karena siswa masih belum terbiasa
dengan belajar kelompok.
(4) Perhatian dan bimbingan guru masih kurang merata,
sehingga masih ada siswa yang menunggu bimbingan dari
guru.
(5) Interaksi antara siswa dengan guru masih kurang, karena
hanya siswa tertentu saja yang menjawab pertanyaan dari
guru.
(6) Keberanian siswa untuk betanya, mengeluarkan pendapat
maupun mampresentasikan hasil dikusi ke depan kelas
74
masih kurang, mereka masih menunggu guru menunjuk
mereka untuk melakukan kegiatan tersebut.
(7) pelaksanaan game/turnamen belum berjalan dengan baik,
karena masih ada beberapa siswa yang belum memahami
langkah-langkah dan prosedur bermain game/turnamen.
(8) Masih ada beberapa siswa yang melakukan kerjasama pada
saat pelaksanaan tes.
d) Revisi
Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang telah
diuraikan di atas, maka perlu diadakan revisi untuk
pelaksanaan berikutnya:
(1) Guru memperjelas kembali tentang langkah-langkah dan
prosedur pelaksanaan game/turnamen agar siswa lebih
memahaminya.
(2) Guru harus sering memotivasi siswa untuk aktif berdiskusi
dengan kelompoknya dan memotivasi siswa untuk meraih
keinginannya. Guru juga memperingatkan siswa untuk
tidak mengobrol atau bercanda pada saat belajar kelompok
dalam mengerjakan soal-soal LKS agar pembelajaran lebih
efektif.
(3) Perbaikan rencana pembelajaran dengan lebih merinci
waktu sebaik-baiknya.
75
(4) Waktu yang digunakan untuk belajar kelompok ditambah
menjadi 20 menit agar siswa lebih tuntas dalam
mengerjakan soal. Alokasi waktu untuk post tes tetap 20
menit dengan tingkat kesukaran soal disesuaikan dengan
waktu tes.
(5) Guru lebih memberikan perhatian dan bimbingan serta
motivasi pada siswa, sehingga diharapkan seluruh siswa
dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, berdiskusi
maupun bertanya kepada guru.
(6) Pada pelaksanaan tes, guru mengingatkan kembali bahwa
tes dikerjakan secara individu dan siswa tidak
diperkenankan saling bekerjasama.
4.3.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan
menggunakan model pembelajaran koopertif tipe TGT (Teams Games
Tournament). Dijabarkan hasil penelitiannya sebagai berikut:
a. Penerapan Hasil Pembelajaran
Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan prestasi
belajar siswa diadakan post tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus.
Berdasarkan hasil post tes diakhir siklus diperoleh hasil analisis data
seperti yang tersaji pada tabel 12. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat
pada lampiran 6 Hal 137.
76
Tabel 12. Hasil Analisis Post Tes Siklus II
No. Pencapaian Jumlah
1. Nilai rata-rata 91.8
2. Siswa yang tuntas belajar 23
3. Siswa yang tidak tuntas belajar 1
4. Nilai terendah 40
5. NIlai tertinggi 100
6. Presentasi ketuntasan belajar kelas 95,8 %
Dari tabel hasil analisis post tes siklus II diperoleh rata-rata
hasil belajar siswa 91,8 dengan ketuntasan belajar klasikal 95,8 % atau
23 siswa tuntas belajar dengan mendapat nilai lebih atau sama dengan
65 dan siswa yang tidak tuntas 4,1 % atau 1 siswa. Nilai tertinggi 100
dan terendah 40.
Tabel 13. Rekapitulasi
Perolehan Nilai Siklus II
Berdasarkan data hasil analisis post tes siklus II selengkapnya
disajikan dalam diagram berikut:
NILAI FREKUENSI PERSENTASE
40 1 4.16
85 2 8.33
90 7 29.16
95 7 29.16
100 7 29.16
JUMLAH 24 100
77
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapat
nilai terendah adalah satu orang dengan nilai 40, siswa yang mendapat
nilai 85 adalah 2 orang anak, yang mendapat nilai 90 adalah 7 anak, yang
mendapat nilai 95 adalah 7 anak, dan yang mendapat nilai tertinggi
sebanyak 7 anak. Dari data diatas jelas bahwa siklus II telah menunjukkan
keberhasilan.
b. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
1) Perencanaan
Tindakan yang akan dilakanakan pada siklus II ini masih
tetap akan melaksanakan tindakan utama seperti siklus I, yaitu
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada
siklus II ada beberapa hal yang akan dilalukan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan pada siklus I, adalah sebagai berikut:
a) Guru memperjelas kambali tentang langkah-langkah dan
prosedur palaksanaan game/turnamen agar siswa lebih
memahaminya.
78
b) Guru harus sering memotivasi siswa untuk aktif berdiskusi
dengan kelompoknya dan memotivasi siswa untuk meraih
keinginannya. Guru juga memperingatkan siswa untuk tidak
mengobrol atau bercanda pada saat belajar kelompok dalam
mengerjakan soal-soal LKS agar pembelajaran lebih efektif.
c) Perbaikan rencana pembelajaran dengan lebih merinci waktu
sebaik-baiknya.
d) Waktu yang digunakan untuk belajar kelompok ditambah
menjadi 20 menit agar siswa lebih tuntas dalam mengerjakan
soal. Alokasi waktu utuk post tes tetep 20 menit dengan tingkat
kesukaran soal disesuaikan dengan waktu tes.
e) Guru lebih memberikan perhatian dan bimbingan serta
motivasi pasa siswa, sehingga diharapkan seluruh siswa dapat
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, berdiskusi maupun
bertanya kepada guru.
f) Pada pelaksanaan tes, guru mengingatkan kemabali bahwa tes
dikerjakan secara individu dan tidak diperkenankan saling
bekerjasam.
2) Pelaksanaan
a) Pertemuan pertama (siklus II)
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 03 April 2012
Pokok Bahasan : Sifat-sifat bangun tabung, kerucut dan bola
79
Kelas/Semester : IV/II
Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Pukul : 07.00 – 08.10 WIB
Uraian Kegiatan
Kegiatan pada pertemuan pertama ini meliputi
apersepsi, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
(1) Apersepsi (5 menit)
Sebelum pembelajaran dimulai guru memeriksa
kesiapan ruang dan kesiapan siswa, dilanjutkan
mengucapkan salam. Siswa bersama-sama berdoa, setelah
selesai guru melakukan absensi dan menyiapkan media
pembelajaran (model bangun tabung, kerucut, bola, lembar
latihan soal/LKS, dan kartu soal game).
(2) Kegiatan Awal (10 menit)
Pada kegiatan awal ini guru melakukan apersepsi
dengan menunjukkan model bangun tabung, kerucut dan
bola kepada siswa. Selanjutnya guru menginformasikan
tujuan pembelajaran dan menegaskan kembali
prosedur/langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
tipe TGT. Selain itu, guru juga memotivasi siswa agar lebih
serius lagi dalam berdiskusi menegerjakan soal-soal LKS.
80
(3) Kegiatan Inti (50 menit)
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
sifat-sifat bangun tabung, kerucut dan bola secara singkat
dengan menggunakan media berupa model bangun tabung,
kerucut dan bola untuk menjelaskan materi. Siswa
memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh, walaupun
di dalam kelas sedikit ramai tetapi itu hanya pembicaraan
kecil saja oleh siswa tentang materi pelajaran. Namun
secara keseluruhan pembelajaran berjalan efektif. Aktifitas
beberapa siswa dalam menjawab pertanyaan yang ditujukan
guru juga sudah tampak. Tanpa ditunjuk, siswa berani
menjawab beberapa pertanyaan dari guru.
Selanjutnya, guru mengorganisasikan kelompok-
kelompok heterogen. Siswa secara berkelompok
mengerjakan latihan soal/LKS yang diberikan oleh guru.
Waktu pengerjakan LKS ditambah menjadi 20 menit.
Ketika siswa sedang mengerjakan LKS dan berdiskusi,
seperti biasa guru berkeliling keseluruh penjuru kelas
melihat diskusi/belajar kelompok dari tiap kelompok untuk
mendengarkan mereka belajar dan berdiskusi. Disela-sela
guru memantau proses diskusi belajar siswa, guru
memberikan motivasi agar siswa lebih aktif dalam
berdiskusi. Guru juga membimbing siswa kepada siswa
81
yang membutuhkannya. Diskusi kelompok pada pertemuan
kedua ini sudah berjalan baik bila dibandingkan pertemuan
sebelumnya. Salah satu siswa ada yang mencoba mengisi
soal LKS yang masih kosong. Apabila ada siswa yang
kurang teliti dalam mengerjakan soal, siswa yang lain
berusaha membetulkannya. Dalam kelompok sudah ada
pembagian tugas yang harus dikerjakan oleh setiap anggota
kelompok. Sebagian besar siswa menjawab soal-soal dalam
LKS dengan sungguh-sungguh. Aktifitas siswa saat
mengobrol dengan teman atau mengganggu teman juga
sudah berkurang.
Tak terasa waktu sudah habis, tetapi siswa masih
asik berdiskusi bagaimana menyelesaikan soal-soal dalam
LKS. Karena waktu diskusi sudah habis, maka guru
mempersilahkan siswa untuk menulis jawaban hasil
diskusinya di papan tulis.
Dalam pembahasan soal, guru juga memberi
kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan
komentar jika ada jawaban yang kurang benar atau ada
jawaban yang belum dimengerti. Tampak siswa sudah
berani memberikan komentar terhadap jawaban siswa lain.
Komentar siswa hanya terbatas pada memberikan jawaban
benar atau salah saja.
82
Kegiatan berikutnya, guru meminta masing-masing
kelompok untuk mendelegasikan wakilnya untuk bermain
game. Wakil-wakil setiap kelompok menampilkan diri
dalam meja-meja yang sudah dipersiapkan. Sebelum game
dilaksanakan, guru menjelaskan langkah-langkah dan
peraturan dalam bermain game secara rinci. Langkah-
langkah permainan/ game pada pertemuan ini sama seperti
game sebelumnya.
Pada pelaksanaan game ini, sebagian siswa terlihat
senang karena mereka menganggap kegiatan ini seperti
acara-acara kuis yang ada ditelevisi. Siswa juga sudah
memahami langkah-langkah dan peraturan permainan
game. Suportivitas siswa dalam bermain game juga tampak,
tidak ada siswa yang bermain curang.
Kondisi kelas pada saat pelaksanaan game terlihat
kondusif. Siswa yang tidak mewakili kelompoknya bermain
game, mengerjakan soal-soal yang dibacakan dalam game.
Mereka terlihat antusias sekali mengerjakan soal-soal
tersebut. Soal-soal tersebut dikerjakan secara kelompok dan
dikumpulkan pada akhir pertemuan.
Setelah game selesai, dilanjutkan penilaian/
perhitungan skor. Hasil perhitungan peserta dengan poin
83
tertinggi akan dapat penghargaan yang ditujukan kepada
kelompoknya.
(4) Kegiatan Akhir (5 menit)
Pada pertemuan ini, pembelajaran diakhiri dengan
menyimpulkan bersama-sama materi yang telah dipalajari
dan didiskusikan bersama. Guru juga memberikan tindak
lanjut berupa pemberian pesan-pesan agar siswa rajin
belajar.
b) Pertemuan Kedua (Siklus II)
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 03 April 2012
Pokok Bahasan : Sifat-sifat bangun tabung, kerucut dan bola
Kelas/Semester : IV/II
Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Pukul : 11.00 – 12.10 WIB
Uraian Kegiatan
Kegiatan pada pertemuan kedua ini meliputi apersepsi,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
(1) Apersepsi (5 menit)
Pelajaran dimulai pukul 11.00. Sebelum
pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam, dan siswa
bersama-sama berdoa, setelah selesai guru menyiapakan
lembar latihan soal/LKS, kartu soal turnamen).
84
(2) Kegiatan Awal (10 menit)
Kegiatan awal dimulai dengan apersepsi, yaitu guru
mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi sifat-
sifat dan unsur-unsur bangun bangun tabung, kerucut dan
bola dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Pada
kegiatan ini, ada beberapa siswa yang antusias menjawab
pertanyaan guru,
(3) Kegiatan Inti (50 menit)
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompok yang telah ditetapkan pada
pertemuan sebelumnya.
Sebelum turnamen dilaksanakan, guru
mengorganisasikan siswa ke dalam meja-meja turnamen
yang telah ditetapkan berdasarkan turnamen pada
pertemuan sebelumnya. Guru juga menjelaskan langkah-
lamgkah dan prosedur pelaksanaan turnamen. Langkah-
langkah dan prosedur pelaksanaan turnamen sama seperti
pada turnamen pertemuan sebelumnya.
Setelah turnamen selesai, dilanjutkan perhitungan
skor turnamen. Berdasarkan kartu kendali dan lembar
rangkuman tim, guru menuliska poin turnamen tiap
kelompok di papan tulis agar semua siswa mengetahui hasil
perolehan poin kelompoknya. Selanjutnya juga
85
menginformasikan kelompok yang menjadi tim super, tim
hebat dan tim baik.
Dalam turnamen kali ini telah berjalan sukses
seperti yang diharapkan, siswa tampak sungguh-sungguh
saat pelaksanaan turnamen. Ketika turnamen selesai, guru
memberikan penghargaan bagi kelompok juara (tim super).
Siswa sangat bergembira karena pelaksaan turnamen sangat
baik. Malah di akhir pelajaran ada beberapa siswa yang
bertanya “kapan lagi ada turnamen pak?” ini berarti mereka
sangat tertarik dengan pembelajaran model kooperatif
learning tipe TGT yang di terapkan.
(4) Kegiatan Akhir (5 menit)
Pada kegiatan akhir ini siswa mengerjakan post tes
secara individu, kemudian guru bersama siswa mengoreksi
hasil tes. Selanjutnya guru memberikan tindak lanjut berupa
pemberian pesan-pesan dan motovasi siswa agar rajin
belajar.
c. Observasi
a) Observasi Aktivitas Siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II dapat dilihat
pada tabel 14 di bawah ini: Untuk lebih jelasnya dapat di lihat
di lampiran 7 hal 138.
86
Tabel 14. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
No Aktivitas Siswa
Penilaian
Pertemuan I Pertemuan II
1. Partisipasi siswa dalam pembelajaran 4 4
2. Belajar kelompok/tim 4 4
3. Bermain dalam game/turnamen 4 4
Jumlah 12 12
Rata-Rata 4 4
Presentase 100% 100%
Rata-Rata Presentase 100%
Kategori Sangat Baik
Keterangan:
Skala penilaian:
1= Kurang
2= Cukup
3= Baik
4= Sangat baik
b) Observasi Aktivitas Guru
Hasil pengamatan aktivitas guru siklus II dapat dilihat
pada tabel 15 di bawah ini: Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
di lampiran 8 Hal 142.
87
Tabel 15. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
No Aktivitas Guru
Penilaian
Pertemuan I Pertemuan II
1. Kegiatan Awal 4 4
2. Menjelaskan/menyajikan materi 4 4
3.
Mengorganikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
4 4
4.
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
4 4
Jumlah 19 20
Rata-Rata 3,8 4
Presentase 95 % 100 %
Rata-Rata Presentase 97,5 %
Kategori Sangat Baik
Keterangan:
Skala Penilaian:
1= Kuarang
2= Cukup
3= Baik
4= Sangat Baik
c) Refleksi
Pada siklus II secara keseluruhan partisipasi siswa
dalam pembelajaran sudah sangat baik. Semua siswa
88
memperhatikan pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
Mereka menyadari jika mereka memiliki tanggung jawab untuk
menguasai materi agar dapat membantu perolehan skor
kelompok dalam game dan turnamen. Walaupun tidak
seluruhnya, namun dalam pembelajaran sudah tampak
beberapa siswa yang berani mengajukan pertanyaan kepada
guru, baik pada waktu presentasi kelas maupun diskusi
kelompok.
Pada saat bermain game/turnamen, siswa terlihat
senang dan antusias sekali mengikuti pelaksanaan
game/turnamen, langkah-langkah dan prosedur bermain game
dan turnamen sudah mereka pahami. Sportivitas permainan
juga selalu mereka junjung.
Selama pembelajaran guru memberikan perhatian dan
bimbingan kepada setiap kelompok. Guru berkeliling kelas
untuk memantau proses belajar kelompok siswa, sehingga
siswa aktif mengerjakan soal LKS.
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung, pada siklus II Terjadi peningkatan hasil belajar
yaitu diperoleh nilai rata-rata post test 83,8 dengan ketuntasan
belajar 95,8 %. Presentase aktivitas belajar siswa pada siklus II
sebesar 100 % dengan kategori sangat baik.
89
4.4. PEMBAHASAN
4.4.1. Pemaknaan temuan penelitian
Pembahasan lebih banyak didasarkan pada hasil observasi refleksi
pada setiap siklusnya. Kegiatan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Turnament). Secara
rinci peneliti sajikan pembahasan dari tiap siklus sebagai berikut:
a. Prasiklus
Berdasarkan dari data penelitian tindakan kelas pada prasiklus
diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 50,2 dengan ketuntasan belajar
25 % atau 6 siswa tuntas belajar dengan mendapat nilai lebih atau
sama dengan 65 dan siswa tidak tuntas 75 % atau 18 siswa. Nilai
tertinggi 100 dan terendah 10.
Berdasarkan data nilai belajar prasiklus, menunjukkan ketuntasan
belajar klasikal dan rata-rata kelas belum memenuhi indikator
keberhasilan.
b. Siklus I
1) Hasil Belajar Matematika
Berdasarkan dari data penelitian tindakan kelas pada siklus
I, diperoleh nilai rata-rata post tes siklus I adalah 59,7. Dari 24
siswa terdapat 13 siswa yang tidak tuntas belajar dengan presentase
54,1 %, artinya dari tes evaluasi pada materi pokok sifat-sifat
abngun ruang, siswa yang mendapat nilai <65 sebanyak 13 siswa
90
dengan presentase 54,1 % Sedangkan siswa yang tuntas belajar ada
11 siswa dengan presentase 45,8 %.
Hasil post tes prasiklus dan post tes siklus I terdapat
peningkatan nilai rata-rata yaitu dari 50,1 naik menjadi 59,7. Dan
juga terdapat peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa dari
25 % naik menjadi 45,8 %.
Berdasarkan data nilai hasil belajar siklus I, menunjukkan
ketuntasan belajar klasikal masih belum memenuhi indikator
keberhasilan.
Setelah melakukan refleksi, hal ini disebabkan karena
siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif
teknik TGT dan penguasaan materi siswa kurang. Pada siklus I,
terdapat sebagian siswa meganggap bahwa dalam model
pembelajaran penguasaan materi tidak penting, karena menurut
mereka, yang harus bersungguh-sungguh menguasai materi adalah
mereka-mereka yang bermain dalam game, dan siswa yang tidak
main game tidak harus menguasai materi. Memang kenyataanya
siswa yang mewakili kelompoknya bermain dalam game adalah
siswa pandai yang penguasaan materinya bagus. Tetapi dalam
model pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa yang tidak
bermain game juga mempunyai tugas untuk mengerjakan soal-soal
game yang dimainkan sebagai laporan kelompok. Jadi tidak ada
alasan bagi siswa untuk tidak bersungguh-sungguh mengikuti
91
pembelajaran yang menyebabkan penguasaan meterinya kurang.
Selain itu juga, nanti pada saat pelaksanaan turnamen, dan
penguasaan meteri sangat penting agar mereka berhasil dalam
tunamen dan dengan keberhasilan tersebut siswa dapat membantu
perolehan skor kelompoknya.
Untuk itu agar hasil belajar siswa lebih meningkat lagi,
guru perlu memperjelas lagi langkah-langkah dan prosedur model
pembelajaran koopratif tipe TGT agar siswa lebih memahaminya.
Dan memberi pengertian kepada siswa bahwa dalam model
pembelajaran ini, setiap siswa mempunyai tanggung jawab untuk
menguasai materi pembelajaran dengan baik agar dapat berhasil
dalam game/turnamen sehingga dapat membantu perolehan skor
kelompok dan juga prestasi belajarnya.
2) Hasil Observasi Aktifitas Siswa
a) Partisispasi siswa dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, partisipasi
siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori cukup
baik. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung terlihat
sebagian besar siswa memperhatikan pembelajaran dengan
sungguh-sungguh. Hanya beberapa siswa saja yang tidak
disiplin, seperti mengobrol atau bercanda dengan teman
sebangkunya. Usaha siswa dalam menjawab pertanyaan dari
guru tanpa ditunjuk sebelumnya.
92
Tetapi partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan
dan mempresentasikan hasil ketika pembelajaran berlangsung
masih belum tampak, hal ini terlihat pada saat guru
memberikan pertanyaan kepada siswa untuk bertanya tidak ada
siswa yang berani bertanya. Siswa lebih memilih diam. Selain
itu keberanian siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas tidak tampak, mereka masih menunggu guru
menujuk mereka untuk melakukan hal tersebut. Siswa tidak
berani bertanya dan mempresentasikan hasil disebabkan karena
mereka malu dan takut jika nanti jawabannya salah.
Untuk itu, agar partisipasi siswa dalam pembelajaran
meningkat pada siklus berikutnya guru perlu memberikan
motivasi kepada siswa untuk tidak perlu malu dan takut jika
bertanya dan mempresentasikan hasil dan bimbingan pada
siswa agar siswa terlibat aktif dalam setiap pembelajaran.
b) Belajar kelompok/tim
Berdasarkan observasi pada siklus I, belajar
kelompok/tim cukup baik. Dari hasil pengamatan, tampak
siswa saling bertanya kepada teman satu kelompok tentang
materi yang belum jelas. Siswa yang lain berusaha menanggapi
pertanyaan/jawaban temannya.
Walaupun secara keseluruhan pelaksanaan belajar
kelompok/tim cukup baik, namun masih terdapat beberapa
93
siswa belum terbiasa dengan kegiatan belajar kelompok, hal ini
tampak ketika berdiskusi, masih ada anggota kelompok yang
tidak mendiskusikan soal dalam LKS, karena tidak ada
pembagian tugas. Pembagian tugas ini sanngat penting dalam
belajar kelompok/tim. Jika setiap anggota diberi tugas maka
siswa tersebuat akan memiliki tanggungjawab untuk
menyelesaikan tugasnya. Dan apabila ada salah satu anggota
yang tidak dapat mengerjakan tugasnya maka teman yang lain
bisa membantunya dengan memberikan langkah-langkah atau
cara peneyelesaian soal. Selain itu masih ada beberapa siswa
yang suka mengobrol/berbicara di luar masalah yang
didiskusikan bahkan hanyamenunggu siswa lain yang
mengerjakan LKS tanpa mau berpikir dan siswa juga belum
berani mengemukakan pendapat dalam berdiskusi kelompok.
Untuk itu, agar belajar kelompok/tim berjalan dengan
baik maka pada siklus berikutnya guru perlu memperjelas
kembali bahwa dalam belajar kelompok/tim harus ada
pembegian tugas yang merata pada setiap anggota kelompok
dan mendorong siswa untuk melakukan pembagian kelompok
tersebut. Diharapkan dengan pembagian tugas siswa saling
bertukar pikiran mengenai langkah-langkah atau cara
penyelesaian soal atau tugas serta memberikam motivasi dan
bimbingan pada siswa agar siswa saling bekerjasama.
94
c) Bermain game/turnamen
Pada pelaksanaan game/turnamen, siswa bermain dalam
permainan akademik yang didesain dalam kartu soal.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, siswa bermain
game/turnamen dengan cukup baik. Sebagian besar siswa
antusias dan senang mengikuti game/turnamen dengan
sungguh-sungguh. Namun demikian, masih ada beberapa siswa
yang belum memahami langkah-langkah dan prosedur bermain
game/turnamen.
Untuk itu siswa bermain game/turnamen dengan baik
maka guru perlu menjelaskan kembali tentang langkah-langkah
bermain game/turnamen, dan memberi pengertian kepada siswa
agar selalu menjaga sportivitas permainan.
Berdasarkan data, pada siklus I pertemuan I persentase
aktifitas siswa adalah 58,3 % pada pertemuan kedua adalah
50%. Sehingga secara keseluruhan pada siklus I diperoleh rata-
rata presentase aktivitas siswa sebesar 54,1 %, artinya aktivirtas
siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori kurang.
3) Hasil Observasi Aktifitas Guru
a) Kegiatan Awal
Berdasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
Pada pertemuan pertama dan kedua mendapat nilai 3 dengan
katagori baik. Artinya guru pada kegiatan awal pembelajaran
95
telah menggunakan apersepsi, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan motovasi siswa untuk siap menerima
pelajaran. Namun pada kegiatan awal ini belim tampak adanya
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. Hal ini dapat dilihat
ketika guru melakukan apresepsi, terdapat sebagian siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh.
Setelah melaksanakan refleksi, ternyata guru dalam
melakukan apresepsi menggunakan kata-kata yang sukar atau
belum pernah didengar oleh siswa. Vontohnya guru
menggunakan kata mendelegasikan. Oleh karna itu pada
kegiatan awal guru dalam melaksanakan apersepsi guru
seharusnya menggunakan kata-kata yang sederhana, familiar
dan sering didengar oleh anak. Sehingga dengan demikian,
siswa akan lebih mudah memahami penjelasan guru dan
tertarik terhadap pembelajaran. Kegiatan awal atau pembukaan
pelajaran ini sangat penting dan harus guru kuasai, karena ini
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan usaha guru untuk
mengondisikan mental siswa agar siap menerima pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, guru telah
melaksanakan kegiatan awal dengan baik.
b) Menjelaskan/menyajikan materi
Berdasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
96
Pada pertemuan pertama dan kedua mendapat kategori 3
dengan nilai baik, artinya guru dalam menyajikan materi
pelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi
yang disampaikan sangat bermanfaat dan bermakna bagi siswa.
Guru juga menunjukkan penguasaan materi yang bagus.
Namun guru dalam menyajikan materi belum memberi contoh-
contoh yang konkrit dan kontekstual. Dengan memberikan
contoh-contoh yang konkrit dan kontekstual siswa dapat
menghubungkan contoh-contoh tersebut dengan pengalaman
dan kehidupannya sehari-hari. Dari pengalaman-pengalaman
itu siswa akan memliki keinginan untuk belajar sungguh-
sungguh.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, guru telah
menjelaskan/menyajikan materi dengan baik, walaupun guru
dalam menyajikan materi belum memberi contoh-contoh
konkrit dan kontekstual agar siswa lebih mudah memahami
materi pembelajaran dan antusias mengukuti pembelajaran.
c) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar
Berdasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
Pada pertemuan pertama dan kedua meliputi nilai 4 dengan
kategori sangat baik. Artinya dalam mengorganisasikan
kelompok-kelompok belajar guru melaksanakan perangkingan
97
siswa berdasarkan hasil belajarnya pada materi sebelumnya,
menetapkan jumlah anggota kelompok, menempatkan siswa ke
dalam kelompok dan juga melakukan transisi untuk
pembelajaran kelompok.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, guru telah
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar dengan sangat baik walaupun pada waktu melakukan
trnsisi ke dalam kelompoknya masih terdapat siswa yang
binggung, sehingga kelas menjadi ramai. Namun hal itu tidak
berlangsung lama karena guru dengan sigap dapat
mengkondisikan siswa agar duduk dalam timnya masing-
masing dan belajar kelompok/tim.
d) Membimbing kelompok belajar dan bekerja
Berdasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
Pada pertemuan pertama dan kedua mendapat nilai 3 dengan
kategori baik. Artinya dalam pembelajaran guru sudah
membimbing siswa secara kelompok. Membantu dan
mengarahkan siswa dalam nengerjakan tugas-tugas LKS serta
membimbing siswa dalam bermain game/turnamen. Namun
guru belum malakukan bimbingan secara merata.
Berdasarkan hasil observasi pada suklus I, guru telah
membimbing kelompok belajar dan bekerja dengan baik.
Namun pada siklus I ini guru belum melakukan bimbingan
98
secara merata, sehingga masih terdapat siswa yang menunggu
bimbingan dari guru. Untuk itu pada siklus berikutnya guru
perlu malakukan bimbingan kepada siswa secara merata.
e) Kegiatan Akhir
Bardasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
Pada pertemuan pertama mendapat nialai 2 dengan katagori
cukup, dan pada pertemuan kedua mendapat nilai 3 dengan
kategori baik. Artinya pada kegiatan akhir ini guru manarik
kesimpulan, melaksanakan refleksi dan memberikan evaluasi
secara individu. Namun pada siklus I belum tampak guru
memberikan umpan balik untuk mengetahui sejauh mana
materi yang telah diresapi siswa.
Berdasarkan hasil observasi maka pada siklus I
pertemuan I persentase aktivitas guru adalah 75 %, pada
pertemuan II adalah 80 %. Sehingga pada siklus I diperoleh
rata-rata persentase aktivitas guru sebesar 77,5 %, yang masuk
dalam kategori baik.
c. Siklus II
1) Hasil Belajar Matematika
Berdasarkan dari data penelitian tindakan kelas pada siklus
II, dioeroleh nilai rata-rata post tes siklus II adalah 91,8. Dari 24
siswa terdapat 1 siswa yang tidak tuntas belajar dengan persentase
4,1 %., artinya pada tes evaluasi pada materi pokok sifat-sifat
99
bangun ruang, siswa yang mendapat nilai <65 sebanyak 1 siswa
dengan persentase 4,1 %. Sedangkan siswa yang tuntas belajar ada
23 siswa dengan persentase 95,8 %.
Hasil post tes siklus I dan post tes siklus II terdapat
peningkatan nilai rata-rata yaitu dari 59,7 naik menjadi 91,8. Dan
juga terdapat peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa dari
45,8 % naik menjadi 95,8 %. Sehingga nilai rata-rata dan orientase
ketuntasan belajar masing-masing terjadi peningkatan sebesar 32,1
% dan 50 %.
Dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan pada tiap akhir
siklus diperoleh kesimpulan bahwa dengan pembelajaran
kooperatif tipe TGT hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan hasil post test prasiklus, siklus I dan
siklus II. Pada prasiklus diperleh nilai rata-rata 50,2 dengan
ketuntasan belajar siswa sebesar 25 %, pada siklus I diperoleh rata-
rata sebesar 59,7 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 54,1 %
sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 91,8
dengan ketuntasan belajar 95,8 %. Peningkatan ini rata-rata dan
ketuntasan belajar hasil post test tiap siklus terlihat pada diagram
sebagai berikut:
100
Berdasarkan data nilai hasil belajar siklus II, menunjukkan
ketuntasan belajar klasikal sudah memenuhi indikator
keberhasilan.
2) Hasil Observasi Aktiviatas Siswa
a) Partisipasi siswa dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, secara
keseluruhan partisipasi siswa dalam pembelajaran lebih baik
dibanding pada suklus I. Aktivitas siswa dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan guru juga tampak. Tanpa ditunjuk,
sebagian besar siswa berani menjawab pertanyaan dari guru.
Ada beberapa siswa yang antusias dalam manjawab pertanyaan
guru.
Dalam mempresentasikan jawaban di papan tulis, juga
menunjukkan hasil yang baik. Sudah tampak adanya beberapa
siswa yang berani mempresentasikan jawaban di papan tulis
tanpa ditunjuk. Pada saat pembahasan soal, tampak siswa sudah
101
mulai berani memberikan komentar terhadap jawaban siswa
lain. Namun, komentar siswa hanya terbatas pada memberikan
jwaban benar atau salah saja. Pada kegiatan presentasi ini
sudah tampak aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan
tentang materi yang belum jelas.
b) Belajar kelompok/tim
Berdasarkan hasil observasi, belajar kelompok/tim pada
siklus II ini sudah berjalan lebih baik bila dibandingkan dengan
siklus sebelumnya. Tampak adanya pembagian tugas dan
kerjasama siswa dalam bertukar pikiran untuk menjawab soal-
soal LKS. Siswa juga terlihat sangat serius mengerjakan LKS,
salah satu siswa ada yang mencoba mengisi LKS yang masih
kosong. Apabiala ada siswa yang kurang teliti dalam
mengerjakan soal, siswa yang lain berusaha membetulkannya.
Aktivitas siswa seperti mengobrol dengan teman atau
mengganggu teman juga sudah berkurang. Semua siswa
berdiskusi dengan baik, terlihat beberapa siswa sudah berani
mengemukakan pendapatnya dalam diskusi kelompok.
c) Bermain dalam game/turnamen
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, siswa
bermain game/turnamen dengan baik. Pada pelaksanaan
game/turnamen ini, sebagian besar siswa terlihat senang
mengikutinya. Mereka melihat antusias dan bersungguh-
102
sungguh sekali mengerjakan kartu soal tersebut. Siswa juga
sudah memahami langkah-langkah dan peraturan permainan
game/turnamen. Sportivitas siswa dalam bermain
game/turnamen juga tampak, tidak ada siswa yang berusaha
main curang.
Berdasarkan pada data pada siklus II pertemuan I dan
pertemuan II persentase aktivitas siswa adalah 100 %, sehingga
pada siklus II diperoleh rata-rata persentase aktivitas siswa
sebesar 100 %, artinya aktivitas siswa di kelas termasuk dalam
kategori sangat baik. Terdapat peningkatan aktivitas belajar
siswa dari siklus I yaitu 54,1 % menjadi 100 % pada siklus II.
Sehingga telah terjadi peningkatan aktivitas siswa sebesar
45.9%.
3) Hasil Observasi Aktivitas Guru
a) Kegiatan Awal
Berdasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
Pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua mendapat
nilai 4 dengan katagori sangat baik. Artinya guru pada kegiatan
awal pembelajaran telah menggunakan apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan motovasi siswa untuk
siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal ini tampak guru
telah dapat menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran.
Hal ini dapat dilihat ketika guru melakukan apresepsi, sebagian
103
besar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-
sungguh.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat
disimpulkan guru telah melaksanakan kegiatan awal dengan
sangat baik.
b) Menjelaskan/manyajikan materi
Berdasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
Pada pertemuan pertama dan kedua mendapat nilai 4 dengan
kategori sangat baik, artinya guru dalam menyajikan materi
pelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi
yang disampaikan bermanfaat dan bermakna bagi siswa. Guru
juga menunjukkan penguasaan materi yang baik. Selain itu
guru dalam menyajikan materi telah memberi contoh-contoh
yang konkrit dan kontekstual.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat
disimpulkan guru telah menjelaskan/menyajikan materi dengan
sangat baik.
c) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar
Berdasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
Pada pertemuan pertama dan kedua meliputi nilai 4 dengan
kategori sangat baik. Artinya dalam mengorganisasikan
kelompok-kelompok belajar guru melaksanakan perangkingan
104
siswa berdasarkan hasil belajarnya pada materi sebelumnya,
menetapkan jumlah anggota kelompok, menempatkan siswa ke
dalam kelompok dan juga melakukan transisi untuk
pembelajaran kelompok.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, guru telah
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar dengan sangat baik.
d) Membimbing kelompok belajar dan bekerja
Berdasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
Pada pertemuan pertama dan kedua mendapat nilai 4 dengan
kategori sangat baik. Artinya dalam pembelajaran guru sudah
melakukan bimbingan siswa secara merata kepada sebagian
besar kelompok. Guru juga membantu dan mengarahkan siswa
dalam nengerjakan tugas-tugas LKS serta membimbing siswa
dalam bermain game/turnamen.
e) Kegiatan Akhir
Bardasarkan tabel aktivitas guru diperoleh:
Pada pertemuan pertama mendapat nilai 3 dengan katagori
baik, dan pada pertemuan kedua mendapat nilai 4 dengan
kategori sangat baik. Artinya pada kegiatan akhir ini guru
manarik kesimpulan, melaksanakan refleksi dan memberikan
evaluasi secara individu. Pada kegiatan ini, tampak guru
105
memberikan umpan balik untuk mengetahui sejauh mana
materi yang telah diresap siswa.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat
disimpulkan guru telah melakukan kegiatan akhir dengan baik.
Berdasarkan data pada siklus II pertemuan keII
persentase aktivitas guru adalah 95 %, pada pertemuan II
adalah 100 %. Sehingga pada siklus II diperoleh rata-rata
persentase aktivitas guru sebesar 97,5 %, yang masuk dalam
kategori sangat baik.
4.4.2. Implikasi Hasil Penelitian
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan kesempatan
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau
memecahkan masalah secara bersama. Siswa juga diberi kesempatan
untuk mendiskusikan masalah. Dengan adanya diskusi, saling kejasama
dalam kelompok, membuat siswa merasa senang dan lebih samangat
dalam belajar. Dengan cara ini, siswa yang tadinya merasa sulit ketika
mengerjakan sendiri menjadi lebih mudah karena dapat bekerjasama
dengan kelompok.
Dalam pelajaran, guru tidak langsung berperan sebagai teacher
centered, melainkan berperan sebagi fasilitator, mediator, pembimbing
kegiatan pembelajaran yang membantu agar proses belajar siswa berjalan
baik. Guru memantau jalannya diskusi, membimbing siswa yang
106
mengalami kesulitan, sehingga hubungan guru dan siswa menjadi lebih
dekat.
Dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan pada tiap akhir siklus
diperoleh kesimpulan bahwa dengan pembalajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games and Tournament) hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes pada siklus I dan siklus II.
Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 59,7 dengan ketuntasan belajar siswa
sebesar 45,8 %, pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 91,8 % dengan
ketuntasan belajar 95,8 %.
Aktivitas siswa juga lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pengamatan aktivitas siswa pada siklus I adalah 54,1 %, siklus II sebesar
100 %, Dengan demikian terjadi peningkatan persentase aktivitas siswa
dari siklus I ke siklus II sebesar 45,9 %.
Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II, menunjukkan nilai rata-
rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal telah memenuhi indikator
keberhasilan. Begitu juga dengan aktivitas belajar siswa dan aktivitas
guru.
Siklus II dipandang sudah cukup karena dengan diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games and Tournament)
hasil belajar siswa meningkat atau menjadi labih baik sehingga indikator
kinerja tercapai.