46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Kanisius Ambarawa dengan subjek
penelitian kelas XI yang berjumlah semua 40 siswa yaitu 20 siswa XI IPS dan
XI IPA. Sampel berjumlah 17 siswa yang menjadi subyek penelitian karena
berdasarkan hasil penelitian pendahuluan diketahui 17 siswa mengalami
keterbukaan diri rendah dibagi atas 2 kelompok yaitu 9 kelompok eksperimen
dan 8 kelompok kontrol. Pada 9 siswa kelompok eksperimen terdiri dari 2
siswa laki-laki dan 6 siswi perempuan, sedangkan pada 8 kelompok kontrol
terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 5 siswi perempuan.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Langkah awal yang dilakukan oleh penulis sebelum melaksanakan
penelitian adalah mengurus surat izin terlebih dahulu. Surat izin penelitian
untuk penelitian awal menyebarkan skala keterbukaan diri ini yang
dikeluarkan pada tanggal 25 Desember 2013. Berdasarkan surat ijin, maka
peneliti diizinkan oleh kepala sekolah SMA Kanisisus Ambarawa untuk
melakukan penelitian.
Treatment dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 25 Februari 2013,
dengan subjek penelitian sebanyak 17 siswa, yang dibagi menjadi 2 kelompok,
kelompok eksperimen sebanyak 9 siswa, dan kelompok kontrol sebanyak 8
47
siswa. Peneliti melakukan layanan bimbingan kelompok kepada kelompok
eksperimen sebanyak 8 kali pertemuan yang dilakukan seminggu dua kali
4.3 Pengumpulan Data
Penelitian dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 25 Februari 2013 di
SMA Kanisius Ambarawa.
4.4 Tahap Kegiatan Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom
Dalam tahap kegiatan ini diberikan layanan bimbingan kelompok dengan
penciptaan suasana kekeluargaan (homeroom) agar dapat meningkatkan
keterbukaan diri sehingga siswa bukan hanya mampu memahami saja tetapi
juga dapat menguasai dan dapat melatih keterbukaan diri.
4.4.1 Tahap Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom :
1. Tahap pertama dilaksanakan pada hari Senin, 25 Februari 2013 . Durasi waktu
1 jam pelajaran 45 menit X 1, dengan Tema Pentingnya Keterbukaan Diri
Dalam Komunikasi. Adapun tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
a) Tahap Pembentukan : Pada tahap pertama ini adalah mengumpulkan para
peserta yang akan diberikan layanan bimbingan kelompok. Langkah awal
ini dimulai dengan perkenalan dengan peserta disertai ice breaking dengan
judul “hafal Nama” , adapun tujuan dari kegiatan ice breaking tersebut
yaitu untuk menciptakan suasana yang nyaman dan saling mengakrabkan
peserta bimbingan kelompok. Penulis menjelaskan tentang pengertian,
tujuan, norma-norma dalam layanan bimbingan kelompok (homeroom)
dan merencanakan kontrak waktu, tempat penyelenggaraan kegiatan
bimbingan kelompok kepada peserta layanan. Sesuai kesepakatan
48
bersama, maka kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan dua kali dalam
seminggu, dengan persetujuan wali kelas. Pada tahap ini penulis
mempersiapkan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan saat melakukan
bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik home room (dalam
penelitian ini penulis menyiapkan permen,dan makanan kecil agar suasana
lebih nyaman seperti suasana di rumah)
a. Tahap peralihan : Pada tahap ini penulis bertanya langsung tentang
kesiapan siswa untuk memulai kegiatan bimbingan kelompok. Penulis
memastikan dengan bertanya langsung kepada siswa apakah suasana dan
situasi bimbingan kelompok sudah membuat para siswa merasa nyaman
atau belum, sehingga siswa bisa benar-benar siap menjalani kegiatan pada
tahap selanjutnya. Peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan selanjutnya. Setelah semuanya jelas kemudian peneliti
menanyakan kesiapan peserta untuk melaksanakan pada tahap kegiatan.
b) Tahap kegiatan : Pelaksanakan kegiatan ini diawali penjelasan penulis
dalam memberikan materi yaitu menyuruh siswa untuk membuat coretan
atau tulisan tangan seperti membuat puisi, syair, cerpen dan lain sebaginya
yang mengungkapan diri sendiri, dengan tujuan agar siswa dapat berlatih
menerapkan keterbukaan diri dengan baik. Setelah diberikan kegiatan
dalam membuat coretan atau tulisan tangan, penulis memberikan materi “
Pentingnya Keterbukaan Diri Yang Baik Dalam komunikasi”. Penulis juga
memberikan kebebasan kepada siswa untuk menceritakan sedikit
pengalaman ataupun masalah mengenai materi keterbukaan diri. Penulis
49
tetap menjaga suasana dan situasi kelompok agar tetap nyaman sesuai
keinginan siswa. Suasana bimbingan dibuat senyaman mungkin, senyaman
suasana di rumah dengan penuh kehangatan dan kekeluargaan. Dalam
penelitian penulis menawarkan kepada siswa, apakah siswa memilih
lesehan atau opsi lain yang membuat siswa lebih nyaman, penulis juga
mempersilahkan siswa untuk makan atau ngemil agar suasana lebih santai.
Siswa dan penulis saling berdiskusi mengenai kegiatan.
c) Tahap pengakhiran : Pada tahap ini penulis menjelaskan kepada peserta
bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir, kemudian
setiap peserta mengungkapkan kesan-kesan dari kegiatan tersebut. Para
peserta antusias dalam melaksanakan kegiatan kelompok, dan menyepakati
bersama bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan dilanjutkan pada
pertemuan kedua dengan materi yang berbeda. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih atas kepartisipasiannya peserta dalam kegiatan
ini dan ditutup dengan doa.
d) Deskripsi hasil layanan: Para siswa sebagian besar sangat antusias dan
juga merespon dengan baik apa yang diintruksikan peneliti dan saling
terbuka satu sama lain dalam kegiatan kelompok. Suasana dalam layanan
juga berjalan dengan baik dan menyenangkan.
2. Tahap kedua dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 01 Maret 2013. Durasi
waktu 1 jam pelajaran 45 menit X 1 dengan tema “ Mengenal Identitas Diri” .
Adapun tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
50
a) Tahap pembentukan : Sebelum kegiatan bimbingan kelompok dimulai
penulis mempersiapkan fasilitas seperti permen, cemilan, dan setting
tempat yang sudah disepakati bersama yang mungkin diperlukan dalam
penciptaan suasana kekeluargaan. Kegiatan bimbingan kelompok diawali
dengan doa yang dipimpin oleh penulis. Penulis menanyakan hasil
kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan pertama. Penulis
menanyakan kembali kesiapan dan kenyamanan kepada peserta layanan
untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok pada tahap kedua ini.
Sebelum dilaksanakan tahap kegiatan Penulis menanyakan peserta apakah
suasana bimbingan kelompok sudah nyaman dan atau masih
menegangkan”. Dilanjutkan dengan penjelasan kembali kegiatan
bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan.
b) Tahap peralihan :. Pada tahap ini penulis bertanya langsung tentang
kesiapan siswa untuk memulai kegiatan bimbingan kelompok. Penulis
memastikan dengan bertanya langsung kepada siswa apakah suasana dan
situasi bimbingan kelompok sudah membuat para siswa merasa nyaman
atau belum, sehingga siswa bisa benar-benar siap menjalani kegiatan pada
tahap selanjutnya. Penulis memberikan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan selanjutnya. Setelah semuanya jelas kemudian penulis
menanyakan kesiapan peserta untuk melaksanakan pada tahap kegiatan
c) Tahap kegiatan : Penulis memberikan menjelaskan kegiatan permainan
dengan judul “Siapakah aku” adapun deskripsi dari permainan siapakah
aku yaitu peserta diminta duduk melingkar dan siswa satu persatu maju
51
untuk memperkenalkan identitas diri seperti latar belakang, hobi, atau
apapun yang berhubungan dengan diri sendiri. Penulis memberikan Tips
Mengenali Kepribadian Diri” yang akan di bahas secara bersama-sama di
dalam kegiatan bimbingan kelompok. Penulis menjaga suasana kelompok
agar tetap nyaman yaitu seperti contoh dengan memberi kebebasan kepada
peserta dalam menerapkan posisi duduk dan juga mempersilahkan peserta
apabila mau melaksanakan bimbingan sambil ngemil. Penulis memberikan
kebebasan kepada siswa untuk menceritakan pengalaman maupun masalah
dalam keterbukaan diri dan mendiskusikan secara bersama-sama. Sebelum
melanjutkan kegiatan diskusi penulis memberikan ice breaking dengan
judul ”Ayam, Kambing, Srigala” agar suasana tidak tegang. Kemudian
dilanjutkan kegiatan diskusi dan tanya jawab serta menyimpulkan hasil
diskusi secara bersama-sama.
d) Tahap pengakhiran : pada tahap ini peneliti menjelaskan bahwa kegiatan
bimbingan kelompok ini akan segera berakhir, kemudian setiap anggota
kelompok diminta mengungkapkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan
tersebut. Selanjutnya peneliti mengucapkan terima kasih atas
kepartisipasiannya anggota dalam kegiatan ini dan ditutup dengan doa.
e) Deskripsi hasil layanan : Sebagian besar peserta layanan menikmati
kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Sebagian anggota kelompok sudah
terlihat dapat membuka diri dengan anggota kelompok lainnya. Hal ini
dapat dilihat dari cara berinteraksi dengan anggota kelompok dan berani
tanya jawab dalam kegiatan bimbingan kelompok.
52
3. Tahap ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 04 Maret 2013 . Durasi waktu 1
jam pelajaran 45 menit X 1, dengan tema “ Empat Gaya Komunikasi “
Adapun tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
f) Tahap pembentukan : Sebelum kegiatan bimbingan kelompok dimulai
penulis mengajak jalan-jalan kepada peserta keliling sekolah untuk
mencari tempat yang nyaman sesuai dengan kesepakatan peserta.
Mempersiapkan kegiatan dengan fasilitas yang sama pada tahap-tahap
sebelumnya. Penulis mengawali bimbingan kelompok dengan memimpin
doa. Penulis menanyakan hasil kegiatan bimbingan kelompok pada
pertemuan kedua. Penulis menanyakan kembali kesiapan dan kenyamanan
kepada peserta layanan untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok
pada tahap kedua ini. Sebelum dilaksanakan tahap kegiatan Penulis
menanyakan peserta apakah suasana bimbingan kelompok sudah nyaman
dan atau masih menegangkan”. Dilanjutkan dengan penjelasan kembali
kegiatan bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan.
a) Tahap peralihan : Pada tahap ini penulis bertanya tentang kesiapan siswa
untuk memulai tahap kegiatan. Penulis memastikan dengan bertanya
langsung kepada siswa apakah suasana dan situasi bimbingan kelompok
sudah membuat para siswa merasa nyaman atau belum, sehingga siswa
bisa benar-benar siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Setelah
semuanya jelas kemudian peneliti menanyakan kembali kesiapan peserta
untuk melaksanakan kegiatan tahap selanjutnya.
53
d) Tahap kegiatan : Sebelum memberikan materi tentang “ Empat Gaya
Komunikasi “, Peneliti terlebih dahulu memberikan permainan
“komunikata” tujuan dari game komunikata yaitu selain menyenangkan
dapat melatih keterampilan berkomunikasi. Peneliti memberikan
penjelasan cara permainan komunikata yaitu Penulis menyuruh peserta
untuk duduk melingkar, kemudian anggota kelompok saling bergantian
maju dan diberikan sebuah kertas yang sudah ditulisi sebuah “Kata” oleh
penulis, kemudian anggota kelompok lain bekerja sama untuk
memberikan jawaban “kata” yang ada dikertas dengan gerakan, maupun
kata-kata lain yang saling berkait dengan kalimat tersebut. Setelah
permainan selesai penulis mulai memberikan materi “Empat Gaya
Komunikasi” yang akan dibahas bersama-sama. Setelah selesai pemberian
materi, siswa diminta untuk menentukan gaya komunikasi yang cocok
bagi dirinya. Penulis menjaga suasana kelompok agar tetap nyaman, serta
memberikan ice breaking “Pijat Pijatan” agar siswa merasa nyaman dan
lebih mengakrabkan satu sama lain. kegiatan dilanjutkan dengan
pemberian kebebasan kepada siswa untuk menceritakan pengalaman
maupun masalah dalam berkomunikasi. Siswa bersama penulis
berdiskusi dan tanya jawab tentang materi. Menyimpulkan hasil diskusi
dan tanya jawab secara bersama-sama.
e) Tahap pengakhiran : Peneliti menjelaskan kepada anggota kelompok
bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera selesai, anggota
kelompok memberikan kesan-kesan tentang kegiatan yang sudah
54
dilakukan, dan bertanya jawab tentang materi yang belum diketahui.
Selanjutnya peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota
kelompok dalam melakukan kegiatan bimbingan kelompok dan
mengadakan perjanjian akan dilakukan pertemuan selanjutnya. Kegiatan
ditutup dengan doa.
f) Deskripsi hasil layanan : siswa menikmati kegiatan bimbingan kelompok
pada pertemuan kali ini, hal ini dapat diketahui dari antusias dalam
melaksanakan permainan komunikata dan dinamika kelompok yang
terjalin. Sebagian aktif saling tanya jawab dengan anggota lain maupun
peneliti terkait materi gaya komunikasi.
4. Tahap ke empat dilaksanakan pada hari Rabu, 08 Maret 2013 . Durasi waktu 1
jam pelajaran 45 menit X 1 dengan tema “ Berani Memberi Masukan Dan
Saran “. Adapun tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
a) Tahap Pembentukan : Sebelum kegiatan dimulai penulis mengucapkan
salam dan memimpin doa pembuka. Penulis mengadakan tanya jawab
kepada anggota kelompok terkait materi bimbingan kelompok pada
pertemuan sebelumnya. Penulis menanyakan kembali kesiapan dan
kenyamanan kepada peserta layanan untuk melakukan kegiatan
bimbingan kelompok pada tahap ke empat ini. Sebelum dilaksanakan
tahap kegiatan, penulis menanyakan peserta apakah suasana bimbingan
kelompok sudah nyaman dan atau masih menegangkan. Penulis
menjelaskan kembali kegiatan bimbingan kelompok yang akan
dilaksanakan.
55
b) Tahap Peralihan : Penulis menanyakan kesiapakn siswa dalam
melaksanakan kegiatan. Penulis memastikan dengan bertanya langsung
kepada siswa apakah suasana dan situasi bimbingan kelompok sudah
membuat para siswa merasa nyaman atau belum, sehingga siswa bisa
benar-benar siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Penulis
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
pelaksanaan kegiatan..
c) Tahap Kegiatan : Penulis mengajak siswa untuk mensharing Kesulitan
dalam memberikan saran ataupun menerima saran kepada orang lain.
Penulis menyuruh siswa secara bergantian untuk memberi kritik dan
saran kepada penulis selaku pemimpin kelompok dalam memimpin
anggota kelompok selama empat kali pertemuan. Penulis memberikan “
Cara Menyampaikan Kritik Dan Saran”. Penulis memberikan kebebasan
kepada siswa dalam menceritakan pengalaman pada saat memberi
maupun menerima saran. Penulis menjaga suasana kegiatan bimbingan
kelompok agar tetap nyaman dan senang. Penulis dan siswa bersama-
sama berdiskusi dan tanya jawab dengan suasana yang santai terkait
materi memberi dan menerima saran. Penulis memberikan ice breaking
dengan judul “marina menari di menara” agar kegiatan lebih
menyenangkan. Menyimpulkan hasil diskusi dan menyelesaikan masalah
secara bersama-sama dengan suasana kekeluargaan.
d) Tahap Pengakhiran : Penulis menjelaskan kepada siswa bahwa kegiatan
bimbingan kelompok akan segera berakhir. Penulis memberikan
56
kesempatan bertanya kepada siswa tentang kegiatan bimbingan kelompok
yang sudah dilaksanakan. siswa memberikan kesan-kesan terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan. Penulis menutup kegiatan dengan doa
bersama-sama dan berjabat tangan.
e) Deskripsi hasil layanan : Sebagian besar siswa antusias dalam
melaksanakan bimbingan kelompok , hal ini dapat diketahui dari
sebagian besar dinamika kelompok dapat terjalin dan dilihat dari diskusi
dalam emnyelesaikan masalah memberi dan meneima saran.. Sebagian
besar anggota kelompok mau membuka diri dengan tanya jawab
5. Tahap ke lima dilaksanakan pada hari Senin , 11 Maret 2013 . Durasi waktu 1
jam pelajaran 45 menit X 1, dengan tema “ Berani Menyampaikan Kondisi
kepada Orang Lain“adapun tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
a) Tahap Pembentukan : Sebelum kegiatan dimulai penulis
mengucapkan salam dan memimpin doa pembuka. Penulis mereview
kembali kegiatan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Penulis
menanyakan kepada siswa suasana bimbingan kelompok yang seperti
apa yang membuat siswa merasa nyaman, seperti setting atau ruangan
yang nyaman layakna suasana keluargaan. Dalam penelitian ini
penulis bersama siswa menyepakati setting yaitu taman sekolah
karena dengan bimbingan kelompok di teman sekolah suasana
menjadi santai dan menyenangkan. Penulis memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya terkait materi kegiatan bimbingan
kelompok yang pada pertemuan sebelumnya.
57
b) Tahap Peralihan : Penulis memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan. Penulis menanyakan
kesiapakn siswa dalam melaksanakan kegiatan. Penulis memastikan
dengan bertanya langsung kepada siswa apakah suasana dan situasi
bimbingan kelompok sudah membuat para siswa merasa nyaman atau
belum, sehingga siswa bisa benar-benar siap menjalani kegiatan pada
tahap selanjutnya. Penulis memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan.
c) Tahap Kegiatan : Penulis memberikan memberikan selembar kertas
kepada setiap siswa, siswa diminta untuk saling menilai anggota
kelompok lainnya dengan jujur tanpa ada tekanan. Cara kegiatan
penilaian yaitu menilai siswa yang duduk disebelahnya kemudian
diberikan kepada anggota kelompok lain yang juga duduk di
sebelahnya, jadi penilaian menjadi merata. Setelah selesai menilai
anggota kelompok lainnya, penulis menanyakan kepada siswa apakah
penilaian yang sudah dilakukan sudah sesuai dengan kepribadian
masing-masing. Penulis memberikan materi “Berani menyampaikan
kondisi diri dan orang lain”. Penulis memberikan kebebasan kepada
siswa untuk menceritakan pengalaman maupun masalah dalam
menyampaikan kondisi diri maupun orang lain. Penulis menjaga
suasana dan situasi kelompok agar tetap nyaman sesuai dengan
meingini siswa. Dalam hal ini penulis memberikan kenyamanan siswa
dengan cara memanggil semua anggota kelompok seperti suasana
58
keluarga misal panggilan sesama anggota kelompok dengan nama
kakak, adik, ayah, ibu dan sebagianya yang berhubungan dengan
keluarga supaya kegiatan menyadi yaman tanpa tekanan. Peneliti
memberikan ice breaking dengan judul senam jari agar suasana lebih
menyenangkan. Berdiskusi dan tanya jawab secara bersama-sama
antar penulis dan anggota kelompok. Menyimpulkan hasil diskusi dan
mencari jalan keluar secara bersama-sama dengan suasana yang
santai.
d) Tahap Pengakhiran : Penulis menjelaskan kepada siswa bahwa
kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir. Penulis
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai kegiatan
bimbingan kelompok yang sudah dilaksanakan. Penulis memberikan
pertanyaan kepada kelompok, apa yang didapat dari kegiatan
bimbingan kelompok pada pertemuan ke lima. Siswa memberikan
kesan-kesan terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Penulis
menutup kegiatan dengan doa bersama-sama dan saling berjabat
tangan.
e) Deskripsi hasil layanan : Bimbingan kelompok pada pertemuan ke
lima dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat anggota kelompok
sebagian besar antusias dalam melakukan kegiatan dan dinamika
kelompok juga terjalin dengan baik. Susanana kekeluargaan juga
terjalin hal ini dapat dilihat dari suasana yang menyenangkan yang
terjalin.
59
6. Tahap ke enam dilaksanakan pada hari Jumat 15 Maret 2013 . Durasi waktu
1 jam pelajaran 45 menit X 1, dengan tema “ Komunikasi antar Pribadi
“Berani “. Adapun tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
a) Tahap Pembentukan : Sebelum kegiatan dimulai penulis
mengucapkan salam dan memimpin doa pembuka. Penulis
mengadakan tanya jawab kepada anggota siswa terkait kegiatan
bimbingan kelompok yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. .
Penulis menanyakan kepada siswa suasana bimbingan kelompok
yang seperti apa yang membuat siswa merasa nyaman, seperti setting
atau ruangan yang nyaman layakna suasana keluargaan. Dalam
penelitian ini penulis bersama siswa menyepakati setting yaitu taman
sekolah karena dengan bimbingan kelompok di teman sekolah suasana
menjadi santai dan menyenangkan. Dalam pertemuan kali ini siswa
masih memilih taman sebagai tempat kegiatan layanan sesuai
kesepakatan bersama, dengan beberapa makanan ringan dan permen
untuk menjadikan tempat seperti suasana kekeluargaan. Penulis
menanyakan perkembangan siswa setelah melaksanakan kegiatan dari
pertemuan pertama sampai kelima. Penulis menyampaikan tujuan
yang akan dicapai dari kegiatan bimbingan pertemuan ke enam.
b) Tahap Peralihan : Penulis memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan. Penulis menanyakan
kesiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan. Penulis memastikan
dengan bertanya langsung kepada siswa apakah suasana dan situasi
60
bimbingan kelompok sudah membuat para siswa merasa nyaman atau
belum, sehingga siswa bisa benar-benar siap menjalani kegiatan pada
tahap selanjutnya. Penulis memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan.
c) Tahap Kegiatan : Penulis memberikan permainan “ Memahami
Orang Lain “ yaitu menyuruh siswa memilih seorang teman untuk
menjadi pasangannya. Setiap pasangan duduk berhadapan, kemudian
saling bertanya secara mendalam. Setelah selesai mereka semua
bergabung dalam lingkaran besar, tiap pasangan tetap duduk
berdampingan. Selanjutnya peneliti menunjuk secara acak salah satu
pasangan untuk memperkenalkan diri (jati dirinya sebagai orang lain
atau pasangannya). Setelah semua siswa sudah memperkenalkan jati
diri menjadi orang lain, penulis dan siswa saling mensharing tentang
kegiatan yang sudah dilakukan. Selanjutnya penulis memberikan
“Tips Kualitas Komunikasi Antar Pribadi” kepada siswa. Penulis
memberikan kebebasan kepada siswa untuk menceritakan pengalaman
maupun masalah dalam kualitas berkomunikasi. Penulis menjaga
suasana dan situasi bimbingan kelompok agar tetap nyaman sesuai
permintaan siswa. Siswa bersama sama penulis berdiskusi dan tanya
jawab sesuai dengan materi yang dibahas. Menyimpulkan hasil
diskusi dan tanya jawab serta mencari jalan keluar dalam
menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
61
d) Tahap Pengakhiran : Penulis menjelaskan kepada siswa bahwa
kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir. Penulis
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai kegiatan
bimbingan kelompok yang sudah dilaksanakan. Penulis memberikan
penguatan tentang materi yang sudah dibahas bersama-sama. siswa
memberikan kesan-kesan terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
Penulis menutup kegiatan dengan doa bersama-sama dan saling
berjabat tangan.
e) Deskripsi hasil layanan : Bimbingan kelompok pada pertemuan ke
enam dapat dikatakan berhasil hal ini dapat dilihat, sebagian siswa
antusias dalam melakukan kegiatan. Dinamika kelompok juga terjalin
dengan baik, susanan kekeluargaan juga terjalin dengan baik.
7. Tahap ke tujuh dilaksanakan pada hari Senin 18 Maret 2013 . Durasi waktu
1 jam pelajaran 45 menit X 1, dengan tema “ Pengungkapan Diri “. Adapun
tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
a) Tahap Pembentukan : Sebelum kegiatan dimulai penulis
mengucapkan salam dan memimpin doa pembuka. Penulis
mengadakan tanya jawab kepada siswa terkait kegiatan bimbingan
kelompok yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Penulis
melakukan apersepsi dengan pertanyaan untuk menggali pengetahuan
anggota kelompok tentang materi yang akan dilakukan pada
bimbingan kelompok pertemuan ke tujuh. Penulis menanyakan
kepada siswa suasana bimbingan kelompok yang seperti apa yang
62
membuat siswa merasa nyaman, seperti setting atau ruangan yang
nyaman layakna suasana keluargaan. Dalam penelitian ini penulis
bersama siswa menyepakati setting yaitu Laboratorium sekolah yang
kosong, siswa memilih tempat lab agar suasana sepi dan nyaman.
Penulis menyampaikan tujuan yang akan dicapai dari kegiatan
bimbingan pertemuan ke tujuh
f) Tahap Peralihan : Peneliti menjelaskan kegiatan bimbingan
kelompok yang akan dilakukan pada pertemuan ke tujuh dengan
materi “ pengungkapan diri”: Penulis memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan. Penulis
menanyakan kesiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan. Penulis
memastikan dengan bertanya langsung kepada siswa apakah suasana
dan situasi bimbingan kelompok sudah membuat para siswa merasa
nyaman atau belum, sehingga siswa bisa benar-benar siap menjalani
kegiatan pada tahap selanjutnya. Penulis memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan.
b) Tahap Kegiatan : Penulis memberikan kegiatan permainan”Ayo
Curhat” “ adapun deskripsi dari kegiatan permainan tersebut yaitu:
penulis membagi siswa secara berpasangan. Siswa duduk berhadapan
dan wajib mengungkapkan sedikit permasalahan pribadinya secara
bergantian kepada pasangannya. Setelah selesai, mereka semua
bergabung dalam lingkaran besar. Tiap pasangan tetap duduk
berdampingan, selanjutnya penulis menunjuk secara acak untuk
63
membahas masalah apa yang sudah dikemukakan pasangannya.
Setelah kegiatan ayo curhat dilakukan, Penulis melanjutkan kegiatan
dengan memberikan materi “Pengungkapan Diri “. Penulis
memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan
pengalaman maupun masalah dalam pengungkapan diri. Penulis
menjaga suasana dan situasi agar tetap nyaman sesuai dengan
perimintaan siswamenyimpulkan hasil diskusi dan mencari
penyelesaian masalah secara bersama-sama dengan suasan yang santai
seperti suasana kekeluargaan.
c) Tahap Pengakhiran : Penulis menjelaskan kepada siswa bahwa
kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir. Penulis
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai kegiatan
bimbingan kelompok yang sudah dilaksanakan. Siswa memberikan
kesan-kesan terhadap kegiatan yang selama ini sudah dilakukan.
Penulis menutup kegiatan dengan doa bersama-sama dan saling
berjabat tangan.
d) Deskripsi hasil layanan : Bimbingan kelompok pada pertemuan ke
tujuh dapat dikatakan berhasil hal ini dapat dilihat dari antusias
anggota kelompok dalam melakukan kegiatan, ekspresi muka anggota
kelompok dalam melakukan kegiatan terlihat senang tanpa beban,
dinamika kelompok terjalin dengan baik, dan susanan kekeluargaan
juga terjalin .
64
8. Tahap ke delapan dilaksanakan pada hari Senin 25 Maret 2013 . Durasi
waktu 1 jam pelajaran 45 menit X 1, dengan tema “ Akibat Keterbukaan
Diri rendah “adapun tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
a) Tahap Pembentukan : Sebelum kegiatan dimulai peneliti
mengucapkan salam dan terima kasih kepada anggota kelompok.
Penulis memimpin doa pembuka sebelum kegiatan dimulai. Penulis
menjelaskan bahwa bimbingan kelompok, pertemuan ke delapan ini
adalah kegiatan bimbingan kelompok pertemuan yang terakhir.
Penulis menanyakan kepada anggota kelompok, apa yang didapat dari
petemuan pertama sampai terakhir. Penulis mengadakan tanya jawab
kepada siswa tentang hasil kegiatan pada pertemuan pertama sampai
terakhir seperti contoh (Apakah kalian sudah bisa mencoba
meningkatkan keterbukaan diri setelah melaksanakan bimbigan
kelompok pada 8 pertemuan kali ini?, bagaimana suasana yang kalian
rasakan pada saat kalian melaksanakan kegiatan bimbingan
kelompok? Apakah suasana menyenangkan atau menegangkan? Apa
semua anggota kelompok pada kegiatan bimbingan kelompok ini
sudah kita anggap sebagai keluarga? Baik kalau kita semua disini
adalah keluarga berarti kita semua harus bisa membuka diri dan
meningatkan keterbukaan diri kepada teman, orang tua, guru, maupun
orang terdekat kita setuju?, baik saya senang mendengar pernyataan
kalian , selanjutnya kita akan melaksanakan kegiatan bimbingan
terakhir yaitu Akibat dari Keterbukaan Diri yang rendah) sebelum
65
kegiatan dimulai penulis memimpin doa. Penulis menanyakan kembali
kesiapan dan kenyamanan kepada peserta layanan untuk melakukan
kegiatan bimbingan kelompok pada tahap kedua ini. Penulis
menyampaikan tujuan yang akan dicapai dari kegiatan bimbingan
pertemuan ke delapan
b) Tahap Peralihan : Penulis menjelaskan kegiatan bimbingan kelompok
yang akan dilakukan pada pertemuan ke delapan dengan materi “
Akibat Keterbukaan Diri Rendah”. Penulis memberikan kesempatan
kepada anggota kelompok untuk bertanya tentang pelaksanaan
kegiatan. Penulis memastikan dengan bertanya langsung kepada siswa
apakah suasana dan situasi bimbingan kelompok sudah membuat para
siswa merasa nyaman atau belum, sehingga siswa bisa benar-benar
siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Setelah semuanya
jelas kemudian peneliti menanyakan kembali kesiapan peserta untuk
melaksanakan kegiatan tahap selanjutnya
c) Tahap Kegiatan : Siswa mensharing kepada anggota kelompok apa
yang membuat seseorang sulit untuk membuka diri kepada orang lain.
Penulis menanyakan kepada siswa apakah suasana kegiatan
bimbingan kelompok menyenangkan. Penulis memberikan materi
“Akibat Keterbukaan Diri Rendah”. Penulis memberikan kebebasan
kepada siswa untuk menceritakan pengalaman tentang keterbukan diri
yang rendah. Penulis menjaga suasana agar tetap nyaman dan
menyenangkan. Penulis dan siswa saling berdiskusi dan tanya jawab
66
dalam memecahkan masalah keterbukaan diri yang rendah.
Menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama.
d) Tahap Pengakhiran : Penulis menjelaskan kepada anggota kelompok
bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir. Penulis
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai kegiatan
bimbingan kelompok yang sudah dilaksanakan. Siswa secara
bergantian memberikan kesan-kesan terhadap kegiatan bimbingan
kelompok dari pertemuan pertama dan terakhir yang sudah dilakukan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyak kepada
siswa, karena telah bersedia mengikuti kegiatan bimbingan kelompok
dengan baik tanpa suatu halangan apapun. Penulis juga meminta maaf
apabila dalam memimpin kegiatan banyak melakukan kesalahan.
Penulis menutup kegiatan dengan doa bersama-sama dan saling
berjabat tangan.
e) Deskripsi hasil layanan : Setiap anggota kelompok mampu
memberikan masukan dengan waktu dan situasi yang tepat kepada
anggota kelompok lainnya dan sebagian besar anggota kelompok
sangat antusias serta aktif dalam mengikuti kegiatan ini. Selanjutnya
kegiatan atau pertemuan terakhir pada hari Rabu tanggal 27 Maret
2013, yaitu memberikan post test pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Peneliti mengucapkan terima kasih atas
kepartisipasiannya siswa dalam kegiatan ini.
67
4.4.2. Respon Siswa Selama Layanan
Selama mengikuti layanan bimbingan kelompok, respon siswa
terhadap materi layanan sangat bervariasi. Hal ini bisa dilihat dari hasil
sebagai berikut:
1. Tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2013
Pada tahap pertama ini merupakam tahap perkenalan. Beberapa
siswa masih agak pasif dalam kegiatan bimbingan kelompok..
Dalam tahap ini penulis menggunakan kegiatan membuat coretan
tangan atau tulisan yang mengambarkan diri sendiri. Sebagian
besar siswa antusias bekerja kelompok dalam pembuatan coretan
tangan atau tulisan yang menggambarkan diri tersebut. Dari
kesembilan siswa yang mengikuti layanan, partisipasi siswa secara
keseluruhan berjalan agak baik. Hal ini dibuktikan dengan
kesembilan siswa tersebut 70 % berperan aktif dalam mengikuti
layanan. Dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti layanan,
terdapat 3 siswa yang masih belum aktif dan malu . Antusias dalam
tahap pertama ini sudah berjalan baik meskipun masih terdapat 2
orang siswa yang masih merasa malu dalam mengikuti kegiatan
layanan. Dinamika kelompok sudah terjalin dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan suasana yang hidup dari kegiatan layanan pada
tahap pertama ini.
2. Tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2013
68
Pada tahap kedua materi yang diberikan penulis yaitu “
mengenal Identitas Diri “. Sebelumnya penulis menyuruh siswa
untuk maju ke depan dan mulai memperkenalkan diri mulai dari
latar belakang, hoby , kelebihan, kekurangan dan lain-lain. Pada
tahap ke dua ini antusias siswa dalam menguikuti layanan sudah
berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dari perkenalan diri yang
dilakukan siswa pada saat maju ke depan. Sebagian besar siswa
tidak merasa canggung dalam melakukan kegiatan tersebut, tetapi
masih ada dua anak yang sedikit malu dan enggan untuk
memperkenalkan diri didepan. Tetapi secara keseuluruhan aktivitas
siswa dalam mengikuti layanan sudah terbilang baik, hal ini
dibuktikan dari kegiatan dinamika kelompok yang sudah terjalin,
tanya jawab antar anggota kelompok dan sudah tercipta suasana
yang menyenangkan seperti seuasana kekeluargaan. Partisipasi
siswa dalam mengikuti layanan dikatakan berjalan dengan baik,
hal ini dibuktikan dari semua siswa yang tertib berangkat untuk
mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada tahap ke dua ini.
3. Tahap ketiga dilaksanakan pada tanggal 08 Maret 2013
Pada tahap ketiga ini materi yang diberikan adalah “ Empat
Gaya Komunikasi “. Sebelum memberikan materi layanan ,
penulis terlebih dahulu memberikan permainan “Komunikata”.
Dalam melakukan permainan semua siswa sangat antusias dan
asyik. Setelah permainan selesai , penulis memberikan materi “
69
Empat Gaya Komunikasi” dari kegiatan tersebut, dinamika
kelompok terjalin dengan baik , hal ini dapat dilihat dari tanya
jawab antar anggota kelompok, diskusi tentang materi yang
disampaikan peneliti secara bersama-sama.. Dinamika kelompok
sudah terjalin dengan baik. Tetapi dalam pertisipasi siswa kurang
baik hal ini dikarenakan dalam mengikuti kegiatan layanan masih
ada satu siswa yang tidak mengikuti kegiatan layanan. Suasana
kekeluargaan pada kegiatan layanan pada pertemuan ke tiga ini
juga terjalin cukup baik, hal ini terbukti dari suasana yang
menyenangkan dan sebagian siswa mau secara bebas mencurahkan
isi hatinya.
4. Tahap keempat dilaksanakan pada tanggal 06 Maret 2013
Pada tahap keempat ini, peneliti memberikan layanan dengan tema
“ Berani Memberi Masukan Dan Saran “ . dalam tahap kegiatan
pada tahap ke ke empat ini , penulisi menyuruh siswa untuk
memberi masukan dan saran kepada penulis sebagai pemimpin
kelompok dalam kegiatan kelompok yang dimulai dari tahap
pertama sampai tahap terakhir. Dalam memberikan saran sebagian
besar siswa aktif dan terbuka , tetapi adapula yang enggan untuk
memberikan saran. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan
pemberian materi “Cara Mengkritik dan Menerima Saran Yang
Baik”. Siswa saling berdiskusi mengapa sebagian siswa masih sulit
untuk memberikan kritik dan saran. . Siswa antusias dalam
70
mengikuti layanan kali ini hal ini dibuktikan dari dinamika
kelompok yang berjalan cukup baik walupun ada 2 siswa yang
masih kurang aktif dalam kegiatan bimbingan kelompok ini.
Partisipasi juga terjalin dengan baik hal ini dibuktikan dari
kehadiran semua siswa dalam kegiatan bimbingan kelompok dari
awal sampai akhir.. Suasana kekeluargaan tahap ke empat ini juga
berjalan baik, hal ini dibuktikan dari sebagian besar siswa yang
bebas memberi masukan dan saran dan juga mencurahkan isi
hatinya kepada penulis.
5. Tahap kelima dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2013
Pada tahap kelima , penulis memberikan materi “ Berani
Menyampaikan Kondisi kepada Orang lain. Sebelum pemberian
materi, Penulis menyuruh siswa untuk menilai anggota kelompok
secara bergantian. Siswa antusias dalam mengikuti layanan pada
tahap ke lima ini. Hal ini dapat di buktikan dari sebagian siswa yang
mampu menilai anggota kelompoknya tanpa ada tekanan. Siswa
menyampaikan hasil penilaian , dan mendiskusikannya. Dinamika
kelompok terjalin dengan baik, hal ini dibuktikan dari kondisi yang
aktif dalam mendiskukisan hasil penilaian anggota kelompok.
Peneliti memberikan materi tentang “Berani Menyampaikan Kondisi
Diri dan Orang Lain” yang berisikan materi tipe kepribadian, tujuan
dari materi tersebut agar siswa mampu mengetahui kepribadian diri
sendiri maupun orang lain. yang selanjutkannya dapat membuka diri
71
dan mampu menyampaikan kondisi diri kepada orang lain. Pada
tahap ke lima ini, semua siswa berpartisipasi dengan baik, mereka
juga sangat aktif ketika peneliti memberikan pertanyaan seputar
materi yang disampaikan. Sehingga hal ini berdampak pada suasana
layanan yang berjalan dengan kondusif. Suasana kekeluargaan pun
terjalin dengan baik hal ini dibuktikan dari suasana yang
menyenangkan tanpa ada tekanan dari kegiatan bimbingan kelompok
tahap ke lima ini, siswa sudah mampu secara bebas mengemukakan
isi hati kepada penulis.
6. Tahap keenam dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2013
Pada tahap keenam ini, penulis memberikan layanan dengan tema
“Komuikasi antar pribadi “. Dalam tahap keenam ini antusias siswa
dalam mengikuti layanan berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan
dari ketertarikan siswa oleh penjelasan materi yang disampaikan
peneliti. Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan juga baik karena
pada tahap ini semua siswa hadir dalam mengikuti kegiatan layanan
sampai akhir. Pada tahap kegiatan Aktivitas siswa berjalan dengan
baik, semua siswa aktif tanya jawab dan diskusi dengan anggota
kelompok terkait materi yang disampaikan penulis. Penciptaan
suasana keklauragaan juga terjalin dalam kegiatan ini, hal ini
dibuktikan dari penulis mampu mengkondisikan kegiatan menjadi
suasana yang menyenangkan tanpa beban dan sebagian besar siswa
sudah mau mengungkapkan secara bebas isi hatinya kepada penulis.
72
7. Tahap ketujuh dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2013
Pada tahap ketujuh ini, penulis memberikan materi layanan
tentang “ Pengungkapan Diri “. Siswa mendiskusikan kepada
anggota kelompok tentang kesulitan dalam pengungkapan diri,
selanjutkan dilanjutkan dengan kegiatan “ayo curhat” yang dipimpin
oleh penulis. Dari hasil kegiatan ayo curhat tersebut nampak antusias
siswa dalam melakukan kegiatan tersebut hal ini terbukti dari
keaktifan siswa dalam kegiatan ayo curhat, semua siswa mampu
untu mencurahkan hatinya kepada pasangannya. Selanjutnya
pemberian materi “Cara Pengungkapan Diri” oleh penulis. Pada
tahap kegiatan ini dinamika kelompok dapat terjalin dengan baik hal
ini dibuktikan dari diskusi materi layanan antar anggota kelompok .
suasana kekeluargaan juga terjalin hal ini dibuktikan dari suasana
yang menyenangkan dalam kegiatan dan siswa sudah bebas
berpendapat serta mencurahkan isi hatinya kepada peneliti maupun
anggota kelompok lainnya. Partisipasi dalam kegiatan layanan pada
tahap ketujuh ini juga sangat baik, karena semua siswa mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir.
8. Tahap kedelapan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2013
Pada tahap ke delapan atau tahap terakhir ini materi yang diberikan “
adalah “ Akibat Dari Keterbukaan Diri yang rendah”. Penulis
memberikan tanya jawab, dan hasil yang sudah dirasakan setelah
dilaksanakan layanan bimbingan. Siswa sudah terlihat mulai aktif
73
dalam mengikuti kegiatan layanan, hal ini dibuktikan dari cara
membuka diri dengan suasana yang menyenangkan. Dinamika
kelompok juga sudah terjalin dengan baik. Tetapi dalam pertisipasi
siswa kurang baik hal ini dikarenakan dalam mengikuti kegiatan
layanan masih ada satu siswa yang tidak mengikuti kegiatan layanan.
Tanya jawab dalam kegiatan ini juga terjalin dengan baik. Kegiatan
bimbingan kelompok pada tahap ke delapan ini berjalan dengan
suasana yang menyenangkan. Hal ini terbukti dari keaktifan siswa
dan suasana yang menyenangkan dalam kegiatan layanan pada
pertemuan ke delapan ini.
4.4.3. Tes Akhir (Post test)
Pengumpulan data tes akhir ( Post test ) dilakukan setelah seluruh
rangkain kegiatan eksperimen selesai. Tes akhir atau post test dilaksanakan
pada hari, Rabu 3 April 2013 dan diberikan pada 17 siswa yang menjadi
subjek penelitian pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di
ruang kelas XI IPS SMA Kanisius Ambarawa pada saat jam pelajaran
selsesai. Tes akhir (post test) merupakan skala keterbukaan diri dengan
jumlah pertanyaan sebanyak 48 item, skala keterbukaan diri yang
diberikan pada post test sama dengan skala yang diberikan pada pre test.
Selanjutnya peneliti menganalisis hasil skala Keterbukaan diri diisi
kelompok ekperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan teknik
analisis Mann Whitney dengan bantuan SPSS 11.5 for windows
4.5 Analisis Data
74
Sebelum peneliti melakukan perlakuan (Treatment) berupa layanan
bimbingan kelompok dengan teknik suasana kekeluargaan (Homeroom),
peneliti terlebih dahulu melakukan tes awal ( pre test) kepada 40 Siswa kelas
XI IPS SMA Kanisius Ambarawa yang dijadikan subjek penelitian. Dari hasil
pre test terdapat 17 siswa yang mendapatkan skor keterbukaan diri dengan
kategori rendah dan sedang. Di bawah ini data pretest Keterbukaan diri pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.1 Hasil Pretest Pada Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
Keterangan :
Ek = kelompok eksperimen
Ko = kelompok kontrol
Keterbukan diri 1 = rendah
Kterbukaan diri 2 = sedang
Dari tabel 4.1 dijelaskan ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen terdapat 9 siswa dan
kelompok kontrol terdapat 8 siswa.. Selanjutnya Peneliti melakukan uji
homogenitas kedua kelompok tersebut dengan menggunakan Mann-Whitney Test.
Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
No Nama Skor Keterbukaan Diri
Ek Ko Ek Ko Ek Ko
1 AS HR 80 80 1 1
2 AR IS 84 81 2 1
3 AA IT 80 80 1 1
4 AM LP 96 81 2 1
5 IP LA 81 107 1 2
6 KD RL 80 117 1 2
7 PP SS 81 116 1 2
8 WS SH 90 118 1 2
9 YR 80 1
75
Tabel 4.2. Mean Rank Dan Uji Mann-Whiney Pretest Keterbukaan Diri Pada
Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Ranks
KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI Kelompok
eksperimen 9 7,44 67,00
Kelompok
kontrol 8 10,75 86,00
Total 17
Test Statistics(b)
a Not corrected for ties.
b Grouping Variable: KELOMPOK
Pada tabel 4.2. jumlah subjek untuk kelompok eksperimen sebanyak 9 orang
siswa dan jumlah subjek untuk kelompok kontrol sebanyak 8 siswa. Skor ranking
rata-rata untuk kelompok eksperimen= 7,44 dan skor ranking rata-rata untuk
kelompok kontrol=10,75. Sedangkan koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) 0,116 >0,05
maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara keterbukaan diri pada kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol, sehingga eksperimen dapat dilanjutkan
dengan memberikan treatmen/perlakuan.
Berdasarkan analisis di atas maka peneliti membuat rancangan perlakuan
atau Treatment berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik penciptaan
NILAI
Mann-Whitney U 22,000
Wilcoxon W 67,000
Z -1,386
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,166
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] ,200(a)
76
suasana kekeluargaan (homeroom ) kepada kelompok eksperimen yang dilakukan
selama delapan kali pertemuan. Dan untuk kelompok kontrol dibiarkan tanpa
diberikan perlakuan (treatment).
Setelah dilakukan treatment pada kelompok eksperimen, terjadi perubahan
skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil perubahan skor
pre test dan post test pada 17 siswa kelas XI SMA Kanisius Ambarawa dapat
dilihat pada table 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Perubahan Skor Pada Kelompok Eksperimen Dan Kontrol
Sebelum dan Sesudah Diberi Treatment
No Nama Skor Kategori Keterbukaan
diri setelah diberi
perlakuan Kelompok Eks Ko
Eks Ko Pre Test Post Test Pre Test Post Test Eks Ko
1 AS HR 80 100 80 78 Sedang Rendah
2 AR IS 84 123 81 80 Tinggi Rendah
3 AA IT 80 114 90 93 Sedang Sedang
4 AM LP 96 128 81 77 Tinggi Rendah
5 IP LA 81 121 107 102 Tinggi Sedang
6 KD RL 80 81 117 115 rendah Sedang
7 PP SS 80 89 116 103 Sedang Sedang
8 WS SH 81 127 118 113 Tinggi Sedang
9 YR 80 117 Sedang
Keterangan
Eks = Kelompok eksperimen
Ko = Kelompok kontrol
Berdasarkan hasil tabel 4.3 terjadi perubahan skor dari hasil Post Test
setelah diberikan perlakukan (Treatment ) berupa layanan bimbingan kelompok
dengan teknik suasana kekeluargaan (homeroom) pada kelompok eksperimen
terdapat sebanyak 4 siswa kategori tinggi, 4 siswa kategori sedang, dan 1 siswa
kategori rendah. Sedangkan hasil Post Test kelompok terdapat 4 siswa dengan
kategori sedang, dan 3 siswa dengan kategori rendah.
77
Selanjunya peneliti melakukan Uji Mann Whitney post test kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol . Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Mann Whitney Post test Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Ranks
KELAS N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI kelompok
eksperimen 9 11,33 102,00
kelompok
kontrol 8 6,38 51,00
Total 17
Test Statistics(b)
NILAI
Mann-Whitney U 15,000
Wilcoxon W 51,000
Z -2,021
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,043
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] ,046(a)
a Not corrected for ties.
b Grouping Variable: KELAS
Dari hasil tabel 4.5 menunjukan bahwa analisis hasil post test pada
kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan Mann Whitney
mendapatkan hasil Skor ranking rata-rata (Mean Rank) untuk kelompok eksperimen=
11,33 dan skor ranking rata-rata (Mean Rank ) untuk kelompok kontrol= 6,38. Sedangkan
koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) 0,046 <0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
78
Tabel 4.6. Mean Rank Pre Test dan Post Test Keterbukaan diri Kelompok
Eksperimen
Kelompok N
Mean
Rank Sum of Ranks
Ktrbkndr Pretest 9 7,44 67,00
post test 9 11,33 102,00
Total 18
Pada tabel 4.6. dapat dilihat bahwa masing-masing kelompok terdiri dari 9
orang siswa. Rata-rata pre test sebesar 7,44 dan rata-rata post test sebesar 11,33.
Hal ini menunjukan bahwa post test memiliki rata-rata keterbukaan diri yang lebih
tinggi dari pada pre test dengan selisih 3,89. Sehingga terjadi peningkatan
keterbukaan diri pada kelompok eksperimen
4.6 Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini “ Penggunaan Layanan
Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom Dapat Meningkatkan Keterbukaan Diri
Siswa XI SMA Kanisius Ambarawa Tahun Ajaran 2012/2013 ”. Berdasarkan
hasil analisis menggunakan teknik Mann Whitney hasil post test kelompok
eksperimen dan kontrol memperoleh nilai signifikansi 0,043 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterbukaan diri antara kelompok
eksperimen pre test dan post test. Selanjutnya hasil post test ada mean rank
kelompok eksperimen dan kontrol 11,33>6,38 yang berarti nilai mean rank
kelompok eksperimen lebih besar dari nilai mean rank kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada tabel 4.5. menunjukkan bahwa
hasil mean rank skor untuk kelompok eksperimen pre test=7,44 dan skor ranking
rata-rata kelompok eksperimen post test=11,33. Dari hasil tersebut dapat
79
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
peneliti ajukan diterima
4.7 Pembahasan
Dari Hasil uji hipotesis bahwa layanan bimbingan kelompok teknik
homeroom dapat meningkatkan keterbukaan diri siswa kelas XI SMA Kanisius
Ambarawa . Hal ini terbukti adanya perbedaan antara kelompok eksperimen pre
test dan post test, dimana kelompok ekperimen adalah kelompok yang diberikan
layanan bimbingan kelompok teknik homeroom. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,043 < 0,05.
Dalam penelitian pre test skor siswa kelompok eksperimen memiliki tingkat
keterbukaan diri yang rendah dan sedang, hal yang juga sama dialami oleh
kelompok kontrol. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan
suasana kekeluargaan (homeroom) diberikan post test untuk mengetahui apakah
ada peningkatan keterbukaan diri pada kelompok eksperimen. Dan pada penelitian
ini didapat bahwa kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan skor
keterbukaan diri, sedangkan pada kelompok kontrol tidak me unjukkan adanya
kenaikan skor keterbukaan diri.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1977) home room adalah suatu program
pembimbingan siswa dengan cara menciptakan situasi atau hubungan bersifat
kekeluargaan. Home Room merupakan teknik bimbingan kelompok yang bertujuan
agar guru atau petugas bimbingan dapat mengenal siswanya secara mendalam,
sehingga dapat membantunya secara efektif.. Home room dilaksanakan berdasarkan
80
suatu jadwal tertentu dalam ruangan yang sudah ditentukan. Kegiatan home room
ini dilakukan dalam suatu situasi dan suasana bebas tanpa adanya tekanan sehingga
memungkinkan siswa-siswa untuk melepaskan perasaannya dan mengutarakan
pendapatnya yang tidak mungkin tercetuskan pada pertemuan-pertemuan formal.
Kegiatan bimbingan kelompok teknuk homeroom bertujuan untuk menjadikan
peserta didik akrab dengan lingkungan baru, mampu memahami diri sendiri
maupun orang lain, berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, dan menjaga
hubungan sehat dengan orang lain. Dengan kegiatan ini setiap siswa dapat terbuka
satu sama lain karena di dalam teknik homeroom tercipta suasana yang
menyenangan dan akrab satu sama lain.
Hasil Penelitian yang sejalan dengan Ita Sepriliana (2010) dalam penelitian
yang berjudul “ pengembangan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Homeroom Untuk Meningkatkan Keterbukaan Diri Siswa Kelas XI SMA N 1
Getasan Kab. Semarang . Dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa layanan
bimbingan kelompok teknik homeroom dapat meningkatkan keterbukaan diri siswa
SMA Negeri Getasan Kabupaten Semarang.