56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab yang keempat ini, Hasil Penelitian dan Pembahasan akan
membahas tentang 4 (empat) bagian, yaitu (1) gambaran umum penelitian, (2)
hasil penelitian, (3) uji hipotesis, dan (4) pembahasan hasil penelitian. Berikut
akan dibahas secara khusus keempat bagian-bagian tersebut.
4.1 Gambaran Umum Penelitian
4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Stella Matutina Salatiga.
SMP Stella Matutina adalah sekolah swasta dibawah naungan
Yayasan Pendidikan Masudirini yang berdiri sejak Juli Tahun 1953.
SMP Stella Matutina Salatiga terletak di Jl. Diponegoro No. 53
Salatiga Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. SMP Stella Matutina
sebagai sekolah swasta telah mendapat Nilai Akreditasi Sekolah
yaitu (Terakreditasi A).
SMP Stella Matutina merupakan sekolah yang memiliki sarana
dan prasana yang telah memadai. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
ruang kelas, ruang kantor, ruang penunjang, serta lapangan Olahraga
dan upacara dalam kondisi baik dengan taman yang tertata rapi dan
nyaman. Untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran,
sekolah juga telah dilengkapi dengan adanya Perpustakaan, Lab.
IPA, Lab. Bahasa, Lab. Komputer, serta tersedianya LCD disetiap
kelas sehingga dapat membantu dalam proses pembelajaran.
57
Dalam penelitian ini, untuk penentuan populasi dan sampel tidak
dipilih secara random. Dimana, yang menjadi populasi adalah siswa
kelas VIII dengan jumlah 140 siswa yang terdiri dari kelas VIII A
sebanyak 28 siswa, VIII B sebanyak 28 siswa, VIII C sebanyak 28
siswa, VIII D sebanyak 28 siswa, dan VIII E sebanyak 28 siswa.
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VIII B sebagai kelas validitas yang berjumlah 28 siswa yang terdiri
dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, siswa kelas VIII D
sebagai kelas kontrol yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 15
siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dan siswa kelas VIII E
sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari
17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Dibawah ini adalah tabel
jumlah siswa yang menjadi sampel dalam penelitian.
Tabel 4.1
Data Subjek Penelitian
Di SMP Stella Matutina Salatiga
Jenis Kelamin Kelas Eksperimen
(VIII E)
Kelas Kontrol
(VIII D)
Kelas Validitas
(VIII B)
Laki-laki 17 15 17
Perempuan 11 13 11
Jumlah 28 28 28
Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn kelas VIII
SMP. Siswa kelas VIII D sebagai kelas kontrol yang mendapat
perlakuan dengan teknik Snowball Throwing dan siswa kelas VIII E
58
yang merupakan kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan
teknik Two Stay Stwo Stray.
4.1.2. Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap kegiatan yang
dilakukan baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Tahap
kegiatan tersebut adalah tahap preetest, perlakuan/treatment, dan
posttest. Pada tahap awal dilaksanakan pada Selasa 13 Mei 2014
pukul 09.40 – 11.00 untuk kelas kontrol dan pukul 11.00 – 12.40
untuk kelas eksperimen dengan alokasi waktu 2x40 menit disetiap
pertemuan. Kedua kelas tersebut, kelas kontrol maupun kelas
eksperimen diberikan pretes terlebih dahulu untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum
mendapatkan pembelajaran pada mata pelajaran PKn. Kemuadian
dilanjutkan dengan penyampaian materi tepatnya pada pokok
bahasan Kedaulatan Rakyat dalam Sistem Pemerintahan Indonesia.
Standart Kompetensi (SK) dari materi ini adalah Memahami
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia. Sedangkan
Kompetensi Dasar (KD) dari materi ini adalah Mendeskripsikan
sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai
pelaksana kedaulatan rakyat. Setelah diberikan pretest guru
memberikan penjelasan mengenai materi yang akan di ajarkan.
Tahap berikutnya dilaksanakan pada Selasa 20 Mei 2014. Pada
tahap ini kedua kelas diberi perlakuan berupa pembelajaran Two Stay
59
Two Stray pada kelas eksperimen dan pembelajaran Snowball
Throwing untuk kelas kontol. Selanjutnya, setelah diberi perlakuan
berupa pembelajaran Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing
kedua kelas tersebut diberi postes. Bentuk soal postes yang
digunakan untuk kedua kelas adalah sama seperti yang dahulu
diberikan pada pretes, yaitu tes obyektif atau pilihan ganda yang
hasilnya berupa data kemampuan akhir siswa.
Postes ini digunakan untuk mengkaji seberapa jauh perubahan
hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran
dengan pemberian perlakuan.
4.1.3. Gambaran Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan pada
Selasa 13 dan 20 Mei 2014. Sebelum siswa mendapatkan perlakuan
dengan teknik Two Stay Two Stray, guru memberikan pretest
terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa besar kemampuan awal
yang dimiliki siswa. Kemudian dilanjutkan dengan guru
menyampaikan materi tentang Kedaulatan Rakyat dalam Sistem
Pemerintahan Indonesia. Setelah guru menyampaikan materi
pelajaran, guru menjelaskan langkah-langkah dalam teknik
pembelajaran Two Stay Two Stray kepada siswa yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 (enam) kelompok
secara heterogen. Kelompok I beranggotakan 5 siswa membahas
60
tentang DPR, kelompok II beranggotakan 5 siswa membahas tentang
MPR (DPRD dan DPD), kelompok III beranggotakan 5 siswa
membahas tentang Presiden (Wapres, Menteri), kelompok IV
beranggotakan 5 siswa membahas tentang MA, kelompok V
beranggotakan 4 siswa membahas tentang MK dan KY, dan
kelompok VI beranggotakan 4 siswa membahas tentang BPK dan
Bank Sentral.
Setelah siswa berkumpul dalam kelompoknya, guru memberikan
tugas kepada masing-masing kelompok untuk mencari peran, tugas
dan wewenang lembaga negara sesuai sub pokok bahasan yang telah
dibagikan. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya, dua
siswa dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain
untuk mendapatkan informasi tentang hasil kerja dari kelompok
lainnya. Sedangkan dua siswa yang tinggal dalam kelompok,
bertugas untuk memberikan hasil kerjanya kepada siswa tamu yang
datang di kelompoknya. Setelah semua siswa yang bertugas sebagai
tamu mendapatkan informasi hasil kerja dari kelompok lain, siswa
kembali ke kelompok masing-masing dan menjelaskan hasil
temuannya kepada dua siswa yang tinggal dalam kelompok. Sebagai
tahap akhir dari proses pembelajaran menggunakan Two Stay Two
Stray, guru memberikan posstest kepada masing-masing siswa untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
61
Dalam proses pembelajaran menggunakan teknik Two Stay Two
Stray, siswa bekerja secara aktif dalam kelompoknya dan dalam
bertamu dikelompok lain. Namun ada juga siswa yang kurang aktif
karena masih kurang mengerti dengan tugasnya sehingga guru harus
mengarahkan siswa dalam menjalankan tugasnya untuk
mendapatkan informasi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.
4.1.4. Gambaran Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Proses pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan pada
Selasa 13 dan 20 Mei 2014 menggunakan teknik Snowball
Throwing. Sebelum proses pembelajaran menggunakan teknik
Snowball Throwing, guru memberikan pretes kepada siswa untuk
mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal pretes, guru menyampaikan materi tentang
Kedaulatan Rakyat dalam Sistem Pemerintahan Indonesia.
Kemudian dilanjutkan dengan guru menjelaskan langkah-langkah
dalam teknik pembelajaran Snowball Throwing yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
secara heterogen menjadi 6 (enam) kelompok. 4 kelompok
beranggotakan 5 siswa dan 2 kelompok lainnya beranggotakan 4
siswa. Setelah terbentuk 6 kelompok, guru memanggil ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi dari guru.
62
Kemudian ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing
untuk menyampaikan apa yang telah guru jelaskan sebelumnya
kepada anggota kelompok dan dilanjutkan dengan membuat
pertanyaan pada kertas dan di gulung seperti bola. Gulungan kertas
berbentuk bola tersebut dilempar ke kelompok lain selama + 15
menit dan siswa yang mendapat gulungan kertas tersebut harus
menjawab pertanyaan yang ada didalamnya. Pada akhir proses
pembelajaran guru memberikan postes untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah proses pembelajaran menggunakan teknik
Snowball Throwing.
Dalam proses pembelajaran menggunakan teknik Snowball
Throwing, siswa dapat bekerja secara aktif. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya beberapa siswa yang bertanya mengenai sesuatu yang
kurang dimengerti ketika ketua kelompok menjelaskan materi
kepada guru. Namun ada beberapa siswa yang kurang aktif karena
tidak mengerti terhadap materi yang telah dijelaskan oleh ketua
kelompoknya. Pertanyaan yang diajukan siswa juga merupakan
pertanyaan yang sudah ada sebelumnya dalam buku pelajaran.
Kemudian pada saat siswa melemparkan gulungan kertas kepada
teman-temannya suasana kelas menjadi gaduh sehingga guru harus
mengontrol suasana kelas agar tetap tenang.
63
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Hasil Pree Test
4.2.1.1. Hasil Pree Test Kelas Kontrol
Hasil pretest kelas kontrol diperoleh dari tes pokok
bahasan kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan
Indonesia. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan
statistik nilai pretes kelas kontrol:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pree Test Kelas Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 52 3 10.7 10.7 10.7
55 5 17.9 17.9 28.6
58 2 7.1 7.1 35.7
61 4 14.3 14.3 50.0
64 4 14.3 14.3 64.3
67 4 14.3 14.3 78.6
70 1 3.6 3.6 82.1
73 2 7.1 7.1 89.3
76 3 10.7 10.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai pretes pada
kelas kontrol dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai 52 adalah sebanyak 3 siswa, nilai 55 adalah 5 siswa,
nilai 58 adalah 2 siswa, nilai 61 adalah 4 siswa, nilai 64
64
adalah 4 siswa, nilai 67 adalah 4 siswa, nilai 70 adalah 1
siswa, nilai 73 adalah 2 siswa, nilai 76 adalah 3 siswa.
Tabel 4.3
Berdasarkan data dari tabel statistik nilai pretes kelas
kontrol tersebut, dapat dilihat bahwa data kemampuan awal
siswa sebelum diberikan perlakuan dengan nilai terendah
adalah 52, sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 76. Nilai
selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah atau yang
sering disebut range adalah 24. Harga rata-rata hitung atau
Stasistik Pree Test Kelas Kontrol
Statistics
pree test kontrol
N Valid 28
Missing 0
Mean 62.8214
Std. Error of Mean 1.44205
Median 62.5000
Mode 55.00
Std. Deviation 7.63061
Variance 58.226
Skewness .287
Std. Error of Skewness .441
Kurtosis -.952
Std. Error of Kurtosis .858
Range 24.00
Minimum 52.00
Maximum 76.00
Sum 1759.00
65
mean diperoleh 62.8214 dengan simpangan baku atau
standart deviation sebesar 7.63061. Sedangkan median atau
nilai tengah dari data nilai adalah 62.50 dengan modus atau
nilai yang sering muncul adalah 55.
4.2.1.2. Hasil Pree Test kelas eksperimen
Hasil pretes kelas eksperimen diperoleh dari tes materi
kelas VIII SMP pada pokok bahasan kedaulatan rakyat
dalam sistem pemerintahan Indonesia. Berikut adalah tabel
distribusi frekuensi dan statistik nilai pretes kelas
eksperimen:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Pree Test Kelas Eksperimen
pree test eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 52 3 10.7 10.7 10.7
55 5 17.9 17.9 28.6
58 4 14.3 14.3 42.9
61 3 10.7 10.7 53.6
64 4 14.3 14.3 67.9
67 3 10.7 10.7 78.6
70 1 3.6 3.6 82.1
73 3 10.7 10.7 92.9
76 2 7.1 7.1 100.0
Total 28 100.0 100.0
66
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai pretes kelas
eksperimen dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh
nilai 52 adalah sebanyak 3 siswa, nilai 55 adalah 5 siswa,
nilai 58 adalah 4 siswa, nilai 61 adalah 3 siswa, nilai 64
adalah 4 siswa, nilai 67 adalah 3 siswa, nilai 70 adalah 1
siswa, nilai 73 adalah 3 siswa, nilai 76 adalah 2 siswa.
Tabel 4.5
Stasistik Pree Test Kelas Eksperimen
Statistics
pree test eksperimen
N Valid 28
Missing 0
Mean 62.2857
Std. Error of Mean 1.41782
Median 61.0000
Mode 55.00
Std. Deviation 7.50238
Variance 56.286
Skewness .389
Std. Error of Skewness .441
Kurtosis -.964
Std. Error of Kurtosis .858
Range 24.00
Minimum 52.00
Maximum 76.00
Sum 1744.00
67
Berdasarkan data dari tabel distribusi frekuensi dan
statistik nilai pretes kelas eksperimen tersebut, dapat dilihat
bahwa data kemampuan awal siswa sebelum diberikan
perlakuan tidak jauh berbeda dengan kemampuan awal
siswa kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
terendah dan nilai tertinggi pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen yang sama yaitu nilai terendah adalah 52,
sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 76. Pada kelas
kontrol, nilai selisih antara nilai tertinggi dengan nilai
terendah atau yang sering disebut range adalah 24. Harga
rata-rata hitung atau mean diperoleh 62.8214 dengan
simpangan baku atau standart deviation sebesar 7.63061.
Sedangkan median atau nilai tengah dari data nilai adalah
62.50 dengan modus atau nilai yang sering muncul adalah
55.
Untuk kelas eksperimen diketahui bahwa nilai selisih
antara nilai tertinggi dengan nilai terendah atau yang sering
disebut range adalah 24. Harga rata-rata hitung atau mean
diperoleh 62.2857 dengan simpangan baku atau standart
deviation sebesar 7.50238. Sedangkan median atau nilai
tengah dari data nilai yang telah diurutkan mulai dari nilai
terendah hingga ke nilai tertinggi adalah 61 dengan modus
atau nilai yang sering muncul adalah 55.
68
4.2.1.3. Analisis Deskriptif Rata-rata Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman hasil analisis
deskriptif diperoleh melalui pengolahan data dengan
menggunakan IBM SPSS 20.00 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Deskriptif Nilai Pretest Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
pretest eksperimen 28 52.00 76.00 62.2857 7.50238
pretest kontrol 28 52.00 76.00 62.8214 7.63061
Valid N (listwise) 28
Berdasarkan output hasil analisis deskriptif nilai pretes
kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 28 dan
nilai pretes kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak
28 dapat dilihat bahwa nilai terendah siswa kelas
eksperimen dan siswa kelas kontrol adalah sama, yaitu 52.
Sedangkan untuk nilai tertinggi dari siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol juga sama, yaitu 76 dengan rata-rata nilai
pretes kelas eksperimen adalah 62.2857 dengan standart
deviasi 7.50238 dan rata-rata nilai pretes kelas kontrol
adalah 62.8214 dengan standart deviasi 7.63061. Pada rata-
rata nilai kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat
dilihat bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas
69
kontrol sebelum dilaksanakan pembelajaran tidak jauh
berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pretes kelas
eksperimen dan pretes kelas kontrol sebelum diberikan
perlakuan adalah memiliki rata-rata hasil belajar yang tidak
berbeda secara signifikan yaitu rata-rata nilai pretes kelas
eksperimen adalah 62.2857 sedangkan untuk rata-rata nilai
pretes kelas kontrol adalah 62.8214.
4.2.2. Uji Prasyarat Analisis Data
4.2.2.1. Uji Normalitas Pree Test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian
ini, hasil uji normalitas yang akan dilihat adalah nilai pada
kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini dilakukan karena jumlah
data (N) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dari 50
data, yaitu sebanyak 56 siswa. Uji normlaitas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.7
Uji Normalitas Pree Test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
pree test eksperimen .145 28 .139 .930 28 .063
pree test kontrol .133 28 .200* .934 28 .076
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
70
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal diterima. Sehingga Ha yang
berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak.
Berdasarkan output dari hasil analisis normalitas data
diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk pretes
kelas eksperimen adalah 0.139. Untuk nilai signifikansi pretes
kelas kontrol adalah 0.200. Karena signifikansi untuk seluruh
kelas variabel lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa populasi data hasil pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdistribusi normal.
Berikut ini adalah histogram uji normalitas ptetes kelas
eksperimen dan kelas kontrol:
Grafik 4.1
Uji Normalitas Pree Test Kelas Eksperimen
71
Grafik 4.2
Uji Normalitas Pree Test Kelas Kontrol
4.2.2.2. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Sebagai
kriteria pengujian, jika nilai signifikansi data kelas eksperimen
dan kelas kontrol > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varian
dari kedua kelompok data adalah sama. Berikut adalah tabel
hasil uji homogenitas nilai pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol:
72
Tabel 4.8
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
pretes eksperimen kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.000 1 54 .989
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat dari
output Test of Homogenity of Variance. Dapat diketahi bahwa
signifikansi sebesar 0.989. karena signifikansi > 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok kelas eksperimen dan
kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau homogen.
4.2.2.3. Independent Sample T-Test
Independent Sample T-Test ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol
dikatakan baik apabila tidak berbeda secara signifikan.
Berdasarkan hasil uji homogenitas dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol, dimana signifikansinya diperoleh sebesar 0.989
yang lebih besar dari kriteria signifikansi pengujian yaitu
sebesar 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen
dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau homogen.
Karena kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen
maka uji independent sample T-test dapat dilihat pada kolom
Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama). Karena
73
menggunakan uji dua sampel (independent sample T-test) maka
signifikansi dapat dilihat pada sig.(2-tailed). Adapun kriteria
pengujian berdasarkan signifikansi uji T-test adalah sebagai
berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0.05
Ho ditolak jika signifikasnsi < 0.05
Atau dapat juga ditentukan dengan melihat besarannya t
hitung dan t tabel seperti berikut:
Ho diterima jika –t table < t hitung < t table
Ho ditolak jika –t hitung < -t table atau t hitung > t table
Berikut adalah output independent sampel t test kelas
eksperimen dan kelas kontrol:
Tabel 4.9
Uji Independent Sample T-test
Pree test Eksperimen dan Kontrol
Independent Samples Test
pretes eksperimen kontrol
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
Levene's Test for
Equality of Variances
F .000
Sig. .989
t-test for Equality of
Means
t -.265 -.265
df 54 53.984
Sig. (2-tailed) .792 .792
Mean Difference -.53571 -.53571
Std. Error Difference 2.02230 2.02230
95% Confidence Interval of
the Difference
Lo
wer -4.59019 -4.59022
Upp
er 3.51876 3.51879
74
Berdasarkan output uji t (independent sample t test), dapat
diketahui bahwa sig.(2-tailed) > 0.05 yaitu 0.792 > 0.05 artinya
H0 yang berbunyi tidak terdapat perbedaan kemampuan awal
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diterima, sehingga Ha
yang berbunyi ada perbedaan kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol ditolak. Atau dapat juga dilihat
dengan kriteria pengujian berdasarkan besarannya t table dan t
hitung dimana, t hitung < t table yaitu -0.265 < 1.674.
berdasarkan hasil analisis nilai pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol diatas, dapat disimpulkan bahwa ada persamaan
kemampuan awal antara hasil pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
4.2.3. Hasil Post Test
4.2.3.1. Hasil Post Test Kelas Kontrol
Hasil postes kelas kontrol diperoleh dari tes siswa yang
telah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan teknik
pembelajaran Snowball Throwing. Butir-butir soal yang
digunakan dalam postes merupakan butir soal yang sebelumnya
digunakan untuk pretes. Dimana, untuk memperoleh data postes
siswa telah mendapatkan pembelajaran pada pokok bahasan
Kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik nilai postes
kelas kontrol:
75
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
post test kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 55 2 7.1 7.1 7.1
58 1 3.6 3.6 10.7
61 2 7.1 7.1 17.9
64 2 7.1 7.1 25.0
67 6 21.4 21.4 46.4
70 5 17.9 17.9 64.3
73 5 17.9 17.9 82.1
76 3 10.7 10.7 92.9
79 1 3.6 3.6 96.4
82 1 3.6 3.6 100.0
Total 28 100.0 100.0
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai postes pada
kelas kontrol dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai
55 adalah sebanyak 2 siswa, nilai 58 adalah 1 siswa, nilai 61
adalah 2 siswa, nilai 64 adalah 2 siswa, nilai 67 adalah 6 siswa,
nilai 70 adalah 5 siswa, nilai 73 adalah 5 siswa, nilai 76 adalah 3
siswa, nilai 79 adalah 1 siswa, dan nilai 82 adalah 1 siswa.
76
Tabel 4.11
Statistik Post Test Kelas Kontrol
Statistics
post test kontrol
N Valid 28
Missing 0
Mean 68.7143
Std. Error of Mean 1.26706
Median 70.0000
Mode 67.00
Std. Deviation 6.70465
Variance 44.952
Skewness -.337
Std. Error of Skewness .441
Kurtosis -.055
Std. Error of Kurtosis .858
Range 27.00
Minimum 55.00
Maximum 82.00
Sum 1924.00
Berdasarkan data dari tabel statistik nilai postes kelas
kontrol tersebut, dapat dilihat bahwa data kemampuan siswa
setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran
Snowball Throwing menunjukkan nilai terendah siswa adalah
55, sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 82. Nilai selisih
antara nilai tertinggi dengan nilai terendah atau yang sering
disebut range dari hasil posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah 27. Harga rata-rata hitung atau mean diperoleh
68.7143 dengan simpangan baku atau standart deviation sebesar
7.63061. Sedangkan median atau nilai tengah dari data nilai
77
postes adalah 70 dengan modus atau nilai yang sering muncul
adalah 67.
4.2.3.2. Hasil Post Test Kelas Eksperimen
Hasil postes kelas eksperimen diperoleh dari tes siswa
setelah memperoleh perlakuan pembelajaran menggunakan
teknik pembelajaran Two Stay Two Stray pada pokok bahasan
Kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan Indonesia. Butir
soal yang digunakan untuk postes merupakan butir soal yang
juga digunakan pada pretes sebelum siswa memperoleh
perlakuan. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi dan statistik
nilai postes kelas eksperimen:
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
poss test eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 64 3 10.7 10.7 10.7
67 2 7.1 7.1 17.9
70 6 21.4 21.4 39.3
73 3 10.7 10.7 50.0
76 2 7.1 7.1 57.1
79 2 7.1 7.1 64.3
82 2 7.1 7.1 71.4
85 3 10.7 10.7 82.1
88 2 7.1 7.1 89.3
91 2 7.1 7.1 96.4
94 1 3.6 3.6 100.0
Total 28 100.0 100.0
78
Berdasarkan tebel distribusi frekuensi nilai postes pada
kelas eksperimen dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai 64 adalah sebanyak 3 siswa, nilai 67 adalah 2 siswa, nilai
70 adalah 6 siswa, nilai 73 adalah 3 siswa, nilai 76 adalah 2
siswa, nilai 79 adalah 2 siswa, nilai 82 adalah 2 siswa, nilai 85
adalah 3 siswa, nilai 88 adalah 2 siswa, dan nilai 91 adalah 2
siswa, serta nilai 94 adalah 1 siswa.
Tabel 4.13
Statistik Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Statistics
poss test eksperimen
N Valid 28
Missing 0
Mean 76.6429
Std. Error of Mean 1.71379
Median 74.5000
Mode 70.00
Std. Deviation 9.06852
Variance 82.238
Skewness .342
Std. Error of Skewness .441
Kurtosis -1.097
Std. Error of Kurtosis .858
Range 30.00
Minimum 64.00
Maximum 94.00
Sum 2146.00
Berdasarkan data dari tabel statistik nilai postes kelas
eksperimen tersebut, dapat dilihat bahwa data kemampuan siswa
setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model
79
pembelajaran Two Stay Two Stray menunjukkan nilai terendah
siswa adalah 64, sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 94. Nilai
selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah atau yang
sering disebut range adalah 30. Harga rata-rata hitung atau mean
diperoleh 76.6429 dengan simpangan baku atau standart
deviation sebesar 9.06852. Sedangkan median atau nilai tengah
dari data nilai posttest adalah 74.5 dengan modus atau nilai yang
sering muncul adalah 70.
4.2.3.3. Analisis Deskriptif Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Dalam penelitian ini, rangkuman data hasil analisis
deskriptif postes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
melalui pengolahan data dengan menggunakan IBM SPSS 20.00
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
Deskriptif Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
poss test eksperimen 28 64.00 94.00 76.6429 9.06852
poss test kontrol 28 55.00 82.00 68.7143 6.70465
Valid N (listwise) 28
Berdasarkan output hasil analisis deskriptif data nilai
postes eksperimen dan nilai postes kelas kontrol dapat dilihat
bahwa siswa kelas eksperimen setelah memperoleh
80
pembelajaran menggunakan teknik pembelajaran Two Stay Two
Stray nilai terendahnya adalah 64 dan siswa kelas kontrol
setelah mendapatkan perlakuan dengan pembelajaran Snowball
Throwing, nilai terendah adalah 55. Sedangkan untuk nilai
postes tertinggi siswa kelas eksperimen adalah 94 dan kelas
kontrol adalah 82 dengan rata-rata nilai posttest kelas
eksperimen adalah 76.6429 dengan standart deviasi 9.06852 dan
rata-rata nilai posttest kelas kontrol adalah 68.7143 dengan
standart deviasi 6.70465. Pada rata-rata nilai kelas eksperimen
maupun kelas kontrol dapat dilihat bahwa rata-rata nilai postes
siswa kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata nilai postes
kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa hasil postes kelas
eksperimen dan postes kelas kontrol setelah diberikan perlakuan
yang berbeda adalah memiliki rata-rata hasil belajar yang
berbeda secara signifikan.
4.2.4. Uji Prasyarat Analisis Data
4.2.4.1. Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas
yang akan dilihat adalah nilai pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Hal ini
dilakukan karena jumlah data (N) dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol lebih dari 50 data, yaitu sebanyak 56 siswa. Uji normlaitas dapat
dilihat pada tabel berikut:
81
Tabel 4.15
Uji Normalitas Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 yang berbunyi data
populasi berdistribusi normal diterima. Sehingga Ha yang
berbunyi data populasi tidak berdistribusi normal ditolak.
Berdasarkan output dari hasil analisis normalitas data
diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikan untuk postes kelas
eksperimen adalah 0.061. Untuk nilai signifikan postes kelas
kontrol adalah 0.113. Karena signifikansi untuk seluruh kelas
variabel lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
populasi data hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal. Berikut adalah histogram uji normalitas
postes kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
post test eksperimen .161 28 .061 .933 28 .075
post test kontrol .149 28 .113 .965 28 .464
a. Lilliefors Significance Correction
82
Grafik 4.3
Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen
Grafik 4.4
Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol
83
4.2.4.2. Uji Homogenitas Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Setelah dilakukan uji normalitas maka tahap uji prasyarat
analisis selanjutnya adalah uji homogenitas. Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi
data adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika
nilai signifikansi data kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0.05
maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data
adalah sama. Berikut adalah tabel hasil uji homogenitas nilai
pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Tabel 4.16
Uji Homogenitas Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
poss test eksperimen kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.203 1 54 .067
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dapat dilihat dari
output Test of Homogenity of Variance. Dapat diketahi bahwa
signifikansi sebesar 0.067. karena signifikansi lebih besar dari
0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hasil postes kedua
kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
varian yang sama atau homogen.
4.2.4.3. Uji Hipotesis
Dari hasil pembelajaran yang dilakukan setelah siswa kelas
VIII diberikan treatmen atau perlakuan, nilai postes dari
84
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis
menggunakan T-tes. T-test digunakan untuk melihat ada atau
tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang
tidak berhubungan. Sehingga dapat diketahui pengaruh
penerapan teknik pembelajaran Two Stay Two Stray pada kelas
eksperimen dan penerapan teknik pembelajaran Snowball
Throwing pada kelas kontrol terhadap hasil belajar siswa kelas
VIII SMP. Karena menggunakan uji dua sampel (independent
sample T-test) maka signifikansi dapat dilihat pada sig.(2-
tailed). Adapun kriteria pengujian berdasarkan signifikansi uji
T-test adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika signifikansi > 0.05
Ho ditolak jika signifikansi < 0.05
Pengambilan keputusan didasarkan pada hasil uji t yang diperoleh:
Ho diterima jika –t table < t hitung < t table
Ho ditolak jika –t hitung < -t table atau t hitung > t table
Kemudian untuk hipotesis yang diuji dalam Independen Sample
T-Test adalah sebagai berikut :
H0 = Tidak terdapat perbedaan pengaruh penggunaan teknik
pembelajaran Two Stay Two Stray dengan teknik pembelajaran
Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn kelas VIII SMP Stella Matutina Salatiga Semester
Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014
85
Ha = Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan teknik pembelajaran
Two Stay Two Stray dengan teknik pembelajaran Snowball
Throwing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn
kelas VIII SMP Stella Matutina Salatiga Semester Ganjil Tahun
Ajaran 2013/2014
Berikut adalah output independent sampel t test postes
kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Tabel 4.17
Uji Independent Sampel T-test Postest
Eksperimen dan Kontrol
Independent Samples Test
poss test eksperimen
kontrol
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
Levene's Test for Equality
of Variances
F 5.203
Sig. .067
t-test for Equality of
Means
t 3.720 3.720
df 54 49.727
Sig. (2-tailed) .000 .001
Mean Difference 7.929 7.929
Std. Error Difference 2.131 2.131
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower 3.656 3.647
Upper 12.202 12.210
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui hasil rata-rata
(mean) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas
eksperimen sebesar 76.64, sedangkan nilai rata-rata siswa kelas
kontrol sebesar 68.71. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh pemberian perlakuan dengan pembelajaran Two
86
Stay Two Stray dan pembelajaran Snowball Throwing yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yang diberi
perlakuan pembelajaran Two Stay Two Stray lebih tinggi dari
pada nilai rata-rata kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan
pembelajaran Snowball Throwing.
Dapat dilihat bahwa dengan uji pengaruh pada tabel
Independent Sample T-Test didapatkan hasil t sebesar 3.720
dengan df = 54 (1.674). Berdasarkan output uji t (independent
sample t test) dengan melihat pada kolom equal variances
assumed, dapat diketahui bahwa sig. < 0.05 yaitu 0.000 < 0.05
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, atau dapat juga dilihat
dengan kriteria pengujian berdasarkan besarannya t table dan t
hitung dimana, t hitung > t table yaitu 3.720 > 1.674 yang berarti
Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan pada hasil belajar siswa yang menggunakan
pembelajaran Two Stay Two Stray dengan siswa yang
menggunakan pembelajaran Snowball Throwing pada mata
pelajaran PKn pokok bahasan kedaulatan rakyat dalam system
pemerintahan Indonesia.
87
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis postes kelas eksperimen dan kelas kontrol
di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar PKn siswa kelas eksperimen yang menggunakan
teknik pembelajaran Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol yang
menggunakan teknik pembelajaran Snowball Throwing.
Dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, nilai t sebesar 3.720 dan
signifikansi sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa signifikansi lebih
kecil dari pada 0.05 (0.000 < 0.05) dan thitung lebih besar dari pada ttable
(3.720 > 1.674 ) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
bahwa terdapat perbedaan pengaruh penggunaan teknik pembelajaran Two
Stay Two Stray dengan teknik pembelajaran Snowball Throwing terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VIII SMP Stella Matutina
Salatiga Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.
Hasil analisis postes kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut
sesuai dengan pendapat Kagan (dalam Istarani, 2012: 201) yang
mengungkapkan bahwa “Keunggulan TSTS adalah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa, menghindari rasa bosan yang disebabkan
pembentukkan kelompok secara permanen, dan melatih kemampuan siswa
dalam memberikan informasi kepada temannya yang di dalam kelompok
maupun di luar kelompoknya”. Penggunaan model pembelajaran kooperatif
Two Stay Two Stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam
berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak
88
materi yang dijelaskan oleh guru dan teman mereka sendiri untuk bekerja
sama.
Sedangkan Menurut Hasan Fauzi, (2009: 155) pembelajaran yang
menggunakan teknik Snowball Throwing bertujuan untuk memancing
kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang
disampaikan oleh ketua kelompok. Namun Miftahul huda, (2013: 228)
menyatakan bahwa dalam pembelajaran dengan teknik Snowball Throwing,
pengetahuan yang diberikan ketua kelompok tidak terlalu luas dan hanya
berkisar pada apa yang telah diketahui siswa. Sehingga sering kali teknik ini
berpotensi mengacaukan suasana daripada mengefektifkannya.
Hal ini juga terjadi pada siswa kelas VIII SMP Stella Matutina
Salatiga. Dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen yang
menggunakan teknik pembelajaran Two Stay Two Stray, siswa mendapatkan
kesamaan informasi tentang sub materi yang sebelumnya telah dibagikan
oleh guru. Informasi tersebut diperoleh melalui proses diskusi intra
kelompok, menyampaikan hasil diskusi kepada siswa tamu, menyampaikan
informasi yang diperoleh dari kelompok lain kepada kelompok awal, dan
mencatat hal penting dalam proses pembelajaran. Hal tersebut yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga akan membantu siswa
memahami materi dan dapat meningkatkan hasil belajar dalam penggunaan
teknik Two Stay Two Stray.
Sedangkan proses pembelajaran pada kelas kontrol yang
menggunakan teknik Snowball Throwing, siswa mendapat informasi dari
89
ketua kelompok dan dari proses membuat-menjawab pertanyaan yang di
gulung seperti bola salju. Dalam proses penyampaian materi, ada beberapa
ketua kelompok yang kurang menguasai materi dan kurang komunikatif
dalam menjelaskan meteri kepada anggota kelompok lainnya. Hal ini
menyebabkan sebagian siswa kurang mengerti penjelasan dari ketua
kelompok sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak terlalu luas dan
pertanyaan yang dibuat merupakan pertanyaan yang sering muncul
sebelumnya. Contoh pertanyaan yang sering muncul adalah pertanyaan
tentang jabatan seorang Presiden, tugas dari BPK dan Bank Central, serta
kewenangan dari MA. Sub materi tentang Presiden, BPK, Bank Central dan
MA merupakan beberapa sub materi dari Lembaga Negara Penyalur
Aspirasi Rakyat yang hanya sedikit dijelaskan dalam buku pelajaran. Hal
tersebut yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam penggunaan teknik
Snowball Throwing. Oleh karena itu siswa yang diberi pengajaran dengan
teknik pembelajaran Two Stay Two Stray hasil belajarnya lebih tinggi jika
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan
teknik pembelajaran Snowball Throwing.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ambarita Geltry J. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiapakah ada
perbedaan kemampuan pemahan konsep yang diajarkan dengan metode Two
Stay Two Stray dan Snowball Throwing pada materi bilangan berpangkat di
kelas VII SMP Negeri 1 Simanindo T.A 2013/2014. Dari hasil analisa data
postes dengan menggunakan taraf uji-t α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,9973
90
dan thitung = -2,5492 , terlihat bahwa thitung ˂ ttabel (-2,5492 < 1,9973)
yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Dalam penelitian ini, hasil rata-rata nilai postes dari kelas eksperimen
lebih baik jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Siswa yang memperoleh
pengajaran dengan teknik pembelajaran Two Stay Two Stray rata-rata
pretesnya adalah 62.2857 menjadi 76.6429 atau selisih sebesar 14.3572.
Sedangkan siswa yang diberi pengajaran dengan teknik pembelajaran
Snowball Throwing rata-rata nilai pretesnya adalah 62.8214 menjadi
68.7143 atau hanya memiliki selisih sebesar 5.8929. Perbedaan pengaruh ini
dilihat dari hasil uji independent sample T-test dan perbedaan rata-rata nilai
postes kedua kelompok, dimana rata-rata hasil belajar siswa yang diberi
pengajaran dengan teknik pembelajaran Two Stay Two Stray ternyata lebih
tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diberi
pengajaran dengan teknik pembelajaran Snowball Throwing. Hal ini
mengindikasikan bahwa penggunaan teknik Two Stay Two Stray,
memberikan pengaruh terhadap pemahaman siswa sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.