33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Penelitian Tindakan
4.1.1 Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga,
Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga letaknya
cukup strategis yaitu di Jalan Hasannudin 85 yang merupakan jalan alternative
Salatiga-Magelang sehingga mudah diakses dan dijangkau, situasi lingkungan
sekolah cukup ramai selain berada di pinggir jalan alternative juga terdapat SD
Mangunsari 05 Salatiga yang berdampingan dengan SD Mangunsari 01. Sarana
dan Prasarana yang ada SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga termasuk sudah baik,
misalnya setiap kelas memiliki satu buah televisi yang dapat digunakan untuk
menonton video pembelajaran guna memperdalam penjelasan dari guru, setiap
ruangan kelas menggunakan white board selain itu juga setiap ruang kelas juga
dilengkapi lemari buku sebagai tempat penyimpanan buku paket dan buku
Lembar Kerja Siswa. SD Negeri Mangunsari 01 terdiri dari 7 ruang belajar yaitu
ruang kelas I sampai VI dimana kelas V dibagi menjadi dua kelas menjadi VA
dan VB, 1 ruang kantor guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang
perpustakaan, 1 ruang Agama Kristen, 1 Mushola, 1 ruang laboratorium
Komputer, 1 koperasi sekolah, 1 ruang serbaguna dan 4 kamar kecil siswa serta 1
kamar kecil untuk guru. Halaman sekolah SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga
biasanya digunakan untuk upacara bendera, senam pagi, olah raga, dan kegiatan
ekstrakulikuler lainya.
Jumlah murid yang ada di SD Mangunsari 01 Salatiga, Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga mulai dari kelas I sampai kelas VI rata – rata perkelas 45
kecuali kelas V karena dibagi menjadi dua kelas dari jumlah 51 siswa dibagi
menjadi 30 siswa kelas VA dan 21 siswa kelas VB. SD Mangunsari 01 Salatiga
mempunyai 11 orang guru PNS, 2 orang guru wiyata Bhakti, 1 orang petugas
perpustakaan dan 1 orang tenaga keamanan yang merangkap sebagai tenaga
kebersihan.
34
4.2 Validitas dan Reliabilitas
4.2.1 Validitas
Secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas
berasal dari kata “validity” yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan
kecermatan suatu instrument pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.
Perhitungan validitas dari tes pilihan ganda dan uraian divalidasi butir dengan
menggunakan korelasi product moment dan reliabilitas instrumen menggunakan
rumus KR-20 (cronbach's Alpha). Kriteria validitas instrumen menurut Azwar
(2008) dalam bukunya Naniek Sulistya Wardani menyatakan bahwa suatu item
instrumen dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total
correlation > 0,20. Hasil uji soal uraian seperti pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Hasil uji validitas pre-test dan tes evaluasi struktur bumi dan matahari serta
proses daur air dan peristiwa alam
Koefisien
corrected item
to total
correlation
Kevalidan
Instrumen
Jumlah Item
Keterangan Siklus I Siklus II
Pre-test Pre-test
Uraian Uraian
< 0,2 Tidak Valid 0 1
> 0,2 Valid 10 6
Berdasarkan tabel 4.1 maka diperoleh: pada siklus I semua item pre-test
dinyatakan valid sedangkan pada siklus II ada 1 item pre-test yang tidak valid
yakni pada soal no 2.
4.2.2 Reliabilitas
Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila mampu menunjukkan sejauh mana
alat ukur tersebut memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan
pengukuran kembali terhadap subjek yang serupa. Reliabilitas instrumen
menggunakan rumus KR-20 (Cronbach's Alpha). Uji reliabilitas dilakukan pada
instrumen tes uraian. Kriteria alat ukur dikatakan reliabel dengan ketentuan:
α ≤ 0,7 = tidak dapat diterima
35
0,7 < α ≤ 0,8 = dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 = reliabilitas bagus
α > 0,9 = reliabilitas memuaskan
Tabel 4.2
Hasil uji Reliabilitas
Reliabilitas Siklus 1
Reliabilitas Siklus 2
Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items
Pre-test Pre-test Pre-test Pre-test
0,816 10 0,800 7
Berdasarkan uji reliabilitas terhadap soal pre-test di atas soal pada siklus I
memiliki nilai 0,816 dan pada siklus II pre-test memiliki nilai 0,800 dan sehingga
dinyatakan reliabilitas soal dapat diterima.
4.3 Hasil Penelitian
Sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, guru melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi interaktif.
Dengan metode ini siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru serta
kebanyakan siswa lebih pasif. Karena tidak diberi kesempatan memberikan
pendapat sesuai dengan temuan yang mereka temukan. Kemudian diakhir
pembelajaran guru memberikan soal evaluasi dan siswa diminta untuk
mengerjakan. Hasilnya hanya 33% siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditelah ditetapkan sebelumnya yakni >65. Selanjutnya
peneliti dan guru kelas berkolaborasi mencari penyebab 67% siswa yang nilainya
masih dibawah KKM. Masalah yang ditemukan yakni tingkat pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran masih rendah. Dari 30 siswa yang berani
mengajukan pertanyaan hanya 4 siswa tentang materi yang disampaikan, serta
pembelajaran lebih didominasi oleh peran guru karena metode yang digunakan
adalah ceramah dan diskusi interaktif. Maka peneliti dan guru mengambil
kesimpulan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran yaitu
36
dengan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Target ketuntasan hasil
belajar siswa pun dinaikan menjadi 80% dari 30 siswa yang melebihi KKM ≥65.
Jika jumlah siswa belum mencapai 80% maka belum tuntas dalam belajar.
4.4 Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal siklus I sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, peneliti
melaksanakan pre-test guna melihat pemahaman awal siswa kelas VA pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pokok bahasan struktur bumi dan
matahari dengan mengacu batas ketuntasan yakni ≥ 65. Dari 30 siswa terdapat 13
siswa yang mengalami ketuntasan dan 17 siswa yang belum mengalami
ketuntasan dengan keriteria ketuntasan minimum ≥ 65. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Pre-Test Siklus I kelas VA Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) SD Mangunsari 01 sebelum diadakan Tindakan
Ketuntasan Jumlah Persentase (%)
Siswa yang tuntas 13 43
Siswa yang belum tuntas 17 57
Rata-rata 60,333
KKM ≥ 65
Ketuntasan Klasikal 43,333%
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 40
Dari tabel 4.3 di atas, hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) belum maksimal, hal ini dapat ditunjukan dari
banyaknya siswa yang belum tuntas memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM ≥ 65). Dari tabel di atas diketahui terdapat 13 siswa yang tuntas dalam
pembelajaran sesuai dengan KKM yang telah ditentukan dan terdapat 17 siswa
yang belum tuntas dalam pembelajaran IPA. Sehingga peneliti merasa perlu
mengadakan tindakan pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya siswa kelas VA SD Mangunsari 01, Kecamatan Sidomukti, Kota
37
Salatiga pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan
dalam diagram batang pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Diagram Hasil Pre-Test Siklus I kelas VA Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) SD Mangunsari 01 sebelum diadakan Tindakan
Kondisi yang sama juga terjadi pada awal siklus II sebelum dilaksanakan
tindakan penelitian, peneliti melaksanakn pre-test guna melihat pemahaman awal
siswa Kelas VA pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pokok
bahasan daur air dan peristiwa alam. Dari 30 siswa terdapat 12 siswa yang
mengalami ketuntasan dan 18 siswa yang belum mengalami ketuntasan dengan
kriteria ketuntasan minimum ≥ 65. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil Pre-Test Siklus II kelas VA Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) SD Mangunsari 01 sebelum diadakan Tindakan
Ketuntasan Jumlah Persentase (%)
Siswa yang tuntas 12 40
Siswa yang belum tuntas 18 60
Rata-rata 63,733
KKM ≥ 65
Ketuntasan Klasikal 40%
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 33
43
57
Siswa yang tuntas
Siswa yang belumtuntas
38
40
60
Siswa yang tuntas
Siswa yang belumtuntas
Dari tabel 4.4 di atas, hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) juga belum maksimal, hal ini dapat ditunjukan dari
banyaknya siswa yang belum tuntas memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM ≥ 65). Dari tabel di atas diketahui terdapat 12 siswa yang tuntas dalam
pembelajaran sesuai dengan KKM yang telah ditentukan dan terdapat 18 siswa
yang belum tuntas dalam pembelajaran IPA. Sehingga peneliti merasa perlu
mengadakan tindakan pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya siswa kelas VA SD Mangunsari 01, Kecamatan Sidomukti, Kota
Salatiga pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan
dalam diagram batang pada gambar 4.2
Gambar 4.2
Diagram Hasil Pre-Test Siklus II kelas VA Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) SD Mangunsari 01 sebelum diadakan Tindakan
Pada penelitian Tindakan ini KKM yang akan digunakan oleh peneliti
disesuaikan dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yakni ≥ 65 sebagai
indikator kinerjanya yang dicapai oleh 80% siswa dengan rata-rata kelas 75.
Berdasarkan pengamatan peneliti sebelum dilaksanakan penelitian
tindakan, rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran terhadap
materi yang disajikan yang disebabkan oleh beberapa faktor, yakni guru dalam
melaksanakan pembelajaran belum dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif atau dapat dikatakan guru masih melaksanakan pembelajaran yang
didominasi dengan ceramah sedangkan faktor dari siswa dikarenakan
39
keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat masih belum dioptimalkan,
siswa cenderung lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru sehingga
materi yang belum dipahami hanya diukur dari pemahaman siswa yang dilihat
dari skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas. Kedua faktor tersebut
menimbulkan perbedaan pendapat antara kedua belah pihak sehingga
pembelajaran berjalan kurang efektif.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas VA SD Negeri
Mangunsari 01, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran
2011/2012 di atas, peneliti akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sesuai dengan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam
penelitian tindakan ini, peneliti akan melakukan pembelajaran dengan
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dalam setiap pembelajaran guna
meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus dan setiap
siklus terdiri dari tiga pertemuan tatap muka selama dua jam pelajaran (2 x 35
menit) pada setiap pertemuan.
4.4.1 Deskripsi Siklus I
Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan “Bumi
dan Alam Semesta: struktur bumi dan matahari”. Dalam siklus I pembelajaran
dilaksanakan tiga kali pertemuan tatap muka dengan rincian sebagai berikut:
1. Perencanaan Siklus I
a. Pertemuan I
Setelah peneliti memperoleh berbagai informasi pada tahap observasi,
maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas VA mengenai materi
pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lainnya yang perlu
digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I (pertama), maka peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan guna menunjang proses
pembelajaran, yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi
untuk siswa, lembar observasi untuk guru, dan buku pembelajaran. Peneliti
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan
struktur bumi dan matahari. Pada pertemuan I ini yang akan dibahas yaitu struktur
40
bumi beserta lapisan-lapisan pada bumi, kemudian menentukan tujuan
pembelajran dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Setelah
menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan sarana dan
prasarana yang akan digunakan seperti alat peraga yang dibutuhkan guna
menunjang pembelajaran yang akan berlangsung diantaranya Lembar Kerja
Siswa, Modul atau ringkasan materi pembelajaran, undian, gambar struktur bumi,
dan alat tulis serta menyusun instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II (kedua) sebagai
tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan atau kelemahan pada
pertemuan I (pertama) maka pada perencanaan pertemuan II tidak jauh berbeda
dengan perencanaan pada pertemuan I. Sebelum melaksanakan pertemuan II,
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran,
diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi yang akan
digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan
diajarkan, lembar observasi untuk siswa, lembar observasi untuk guru, buku
pelajaran, kamera yang akan digunakan untuk pendokumentasian selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan menjelaskan pengertian Litosfer,
Hidrosfer dan Atmosfer serta menjelaskan lapisan-lapisan atmosfer, kemudian
menentukan tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
think-pair-share. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian peneliti
menetapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan seperti alat peraga yang
dibutuhkan guna menunjang pembelajaran yang akan berlangsung diantaranya
Lembar Kerja Siswa, Modul atau ringkasan materi pembelajaran, undian, gambar
struktur bumi, dan alat tulis.
41
c. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III (ketiga) sebagai
tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan atau kelemahan pada
pertemuan II maka pada pertemuan III masih sama dengan pertemuan I dan
pertemuan II. Sebelum pertemuan III dilaksanakan, peneliti menyiapkan segala
sesuatu yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar post-test siklus I, lembar observasi untuk siswa,
lembar observasi untuk guru, buku pembelajaran dan kamera guna pengambilan
dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan struktur
matahari kemudian menentukan tujuan pembelajaran kemudian peneliti
menetapkan saran dan prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan saat proses
belajar mengajar diantaranya gambar struktur matahari, undian dan alat tulis.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan I
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan, seperti alat peraga diantaranya gambar struktur bumi, undian, alat-alat
tulis, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto selama
proses pembelajaran berlangsung, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Siswa (LKS), modul pembelajaran, lembar observasi untuk Guru
dan Siswa yang akan diisi oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru
memberikan salam dan mengajak siswa berdoa dan dilanjutkan dengan absensi
kemudian pemberian apersepsi dan motivasi. Pada kegiatan inti, guru
membagikan soal pre-test siklus I sebagai pengukuran kondisi awal atau
pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu struktur bumi beserta lapisan-
lapisan pada bumi dan setelah selesai menyampaikan materi, guru memberikan
beberapa pertanyaan kepada siswa seputar materi yang telah disampaikan. Pada
saat sesi pertanyaan ini, beberapa siswa sangat antusias dan bahkan berani
menjawab suara lantang walaupun kurang tepat. Namun masih terdapat beberapa
42
siswa yang masih bergurau sendiri dibagian belakang. Ini disebabkan karena
siswa baru saja melaksanakan pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
(Penjaskes) serta waktu istirahat yang dirasa kurang.
Setelah pemberian materi dan memberikan beberapa pertanyaan selesai,
guru memberikan permasalahan atau soal kepada siswa yang dijawab secara
mandiri. Kemudian guru membagikan undian berupa permasalahan atau soal yang
berbeda dengan tahapan yang pertama. Disini guru memberikan undian yang
berbeda antara satu siswa dengan siswa lain atau teman sebangkunya. Dari undian
yang diterima siswa, guru meminta siswa untuk secara berpasangan atau siswa
yang memiliki kode soal yang sama saling menjelaskan sesuai dengan masalah
atau soal yang diterima. Selama proses ini berlangsung guru berkeliling
membimbing siswa dalam diskusi berpasangan serta menempelkan gambar
struktur bumi di papan tulis. Setelah itu, guru meminta siswa membentuk
kelompok yang terdiri dari 6 orang siswa sesuai dengan permasalahan atau soal
yang sama dan berdiskusi mengenai soal tersebut sesuai pemahaman yang
diterima pada saat proses diskusi berpasangan. Kemudian hasil dari diskusi
kelompok dipresentasikan di depan kelas melalui perwakilan kelompok dan siswa
yang lain menanggapi. Pada kegiatan akhir, Guru bersama siswa membuat
kesimpulan materi yang telah dipelajari melalui gambar serta guru membagikan
Lembar Kerja Siswa pertemuan I.
b. Pertemuan II
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan, seperti alat peraga diantaranya gambar struktur bumi, undian, alat-alat
tulis, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto selama
proses pembelajaran berlangsung, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Siswa (LKS), modul pembelajaran, lembar observasi untuk Guru
dan Siswa yang akan diisi oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru
memberikan salam dan mengajak siswa berdoa dan dilanjutkan dengan absensi
kemudian pemberian apersepsi dan motivasi. Pada kegiatan inti, guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu pengertian Litosfer, Hidrosfer
43
dan Atmosfer serta lapisan-lapisan atmosfer dan setelah selesai menyampaikan
materi, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa seputar materi yang
telah disampaikan. Pada saat sesi pertanyaan ini, beberapa siswa ada yang
bertanya tentang materi yang seharusnya mereka terima pada saat di bangku
tingkat menengah. Jadi beberapa pertanyaan tersebut akhirnya ditampung terlebih
dahulu karena guru kurang paham dan perlu mencari referensi yang relevan.
Setelah pemberian materi dan memberikan beberapa pertanyaan selesai,
guru memberikan permasalahan atau soal kepada siswa yang dijawab secara
mandiri. Kemudian guru membagikan undian berupa permasalahan atau soal yang
berbeda dengan tahapan yang pertama. Disini guru memberikan undian yang
berbeda antara satu siswa dengan siswa lain atau teman sebangkunya. Dari undian
yang diterima siswa, guru meminta siswa untuk secara berpasangan atau siswa
yang memiliki kode soal yang sama saling menjelaskan sesuai dengan masalah
atau soal yang diterima. Selama proses ini berlangsung guru berkeliling
membimbing siswa dalam diskusi berpasangan serta menempelkan gambar di
papan tulis. Setelah itu, guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri
dari 6 orang siswa sesuai dengan permasalahan atau soal yang sama dan
berdiskusi mengenai soal tersebut sesuai pemahaman yang diterima pada saat
proses diskusi berpasangan. Kemudian hasil dari diskusi kelompok
dipresentasikan di depan kelas melalui perwakilan kelompok dan siswa yang lain
menanggapi. Pada kegiatan akhir, Guru bersama siswa membuat kesimpulan
materi yang telah dipelajari melalui gambar serta guru membagikan Lembar Kerja
Siswa pertemuan II.
c. Pertemuan III
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan, seperti alat peraga diantaranya gambar struktur bumi, undian, alat-alat
tulis, menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto selama
proses pembelajaran berlangsung, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
lembar post-test siklus I, modul pembelajaran, lembar observasi untuk Guru dan
Siswa yang akan diisi oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru
44
memberikan salam dan mengajak siswa berdoa dan dilanjutkan dengan absensi
kemudian pemberian apersepsi dan motivasi. Sebelum masuk kegiatan inti, guru
memaparkan jawaban atas pertanyaan yang belum terjawab dipertemuan II. Pada
kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu struktur
matahari dan setelah selesai menyampaikan materi, guru memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa seputar materi yang telah disampaikan. Pada saat sesi
pertanyaan ini, kebanyakan dari siswa menjawab pertanyaan guru secara
bersamaan. Jadi tidak terlalu ramai dan siswa tampak lebih tenang karena
pembelajaran dilaksanakan pada pagi hari.
Setelah pemberian materi dan memberikan beberapa pertanyaan selesai,
guru memberikan permasalahan atau soal kepada siswa yang dijawab secara
mandiri. Kemudian guru membagikan undian berupa permasalahan atau soal yang
berbeda dengan tahapan yang pertama. Disini guru memberikan undian yang
berbeda antara satu siswa dengan siswa lain atau teman sebangkunya. Dari undian
yang diterima siswa, guru meminta siswa untuk secara berpasangan atau siswa
yang memiliki kode soal yang sama saling menjelaskan sesuai dengan masalah
atau soal yang diterima. Selama proses ini berlangsung guru berkeliling
membimbing siswa dalam diskusi berpasangan serta menempelkan gambar di
papan tulis. Setelah itu, guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri
dari 6 orang siswa sesuai dengan permasalahan atau soal yang sama dan
berdiskusi mengenai soal tersebut sesuai pemahaman yang diterima pada saat
proses diskusi berpasangan. Kemudian hasil dari diskusi kelompok
dipresentasikan di depan kelas melalui perwakilan kelompok dan siswa yang lain
menanggapi. Pada kegiatan akhir, Guru bersama siswa membuat kesimpulan
materi yang telah dipelajar serta guru membagikan lembar post-tes siklus I.
Diantara ketiga pertemuan pada siklus I ini, pertemuan yang terakhir inilah yang
berjalan efektif dan tenang.
45
3. Hasil Observasi atau Pelaksanaan Siklus I
a. Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru siklus I, pada perencanaan pembelajaran guru
menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran, melakukan tanya
jawab dengan siswa sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan pendapat, pada manajemen kelas mengelola waktu pembelajaran,
menata tempat duduk siswa, pada penilaian guru memberikan penilaian kepada
siswa dan memberikan umpan balik. Namun masih terdapat kekurangan yang
terdapat pada guru yang perlu diperbaiki yakni mengontrol siswa dalam proses
pembelajaran berlangsung, perhatian guru kepada siswa yang kurang merata.
Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 rekapitulasi hasil pengamatan.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pada Guru
No Aspek Kesimpulan Rekomendasi
A. Perencanaan
Pembelajaran
Kekuatan: tersedia RPP, tersedia
alat peraga dan sarana penunjang
kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran aktif
Hal perlu diperbaiki: tidak ada.
Tetap pertahankan.
B. Strategi
pembelajaran
Kekuatan: menyampaikan
apersepsi, motivasi, dan melakukan
tanya jawab dengan siswa sekaligus
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memberikan pendapat,
membagikan undian, meminta
siswa melaksanakan diskusi
berpasangan, berkelompok dan
Tujuan pembelajaran dan
langkah-langkah
pembelajaran hendaknya
disampaikan kepada siswa
agar siswa mengerti apa
yang akan dipelajari, lebih
mengoptimalkan para siswa
yang duduk di belakang
46
memaparkan hasil diskusi
kelompok di depan kelas.
Hal yang perlu diperbaiki: belum
menyampaikan tujuan pembelajaran
dan langkah-langkah pembelajaran.
dengan secara aktif
melakukan tanya jawab.
C. Manajemen Kelas Kekuatan: mengelola waktu
pembelajaran sehingga semua
kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan baik dan menata
posisi tempat duduk siswa agar
posisi siswa tidak setiap hari sama.
Hal yang perlu diperbaiki: menata
posisi tempat duduk siswa.
Melakukan perpindahan
posisi tempat duduk siswa
agar tidak setiap hari siswa
duduk ditempat yang sama
dengan tegas. Tujuannya
meminimalkan kegaduhan
yang timbul pada posisi
tempat duduk bagian
belakang sehingga perhatian
akan terfokus kedepan.
D. Penilaian Kekuatan: perkembangan belajar
siswa hendaknya dipantau dengan
baik dan memberikan umpan balik
guna memperdalam pemahaman
siswa terhadap materi yang
dipelajari.
Hal yang perlu diperbaiki:
pemberian umpan balik
Pemberian umpan balik
sangat penting karena
dengan adanya kegiatan ini
diakhir pembelajaran maka
guru dapat mengetahui
pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran.
Dari tabel di atas maka perlu adanya perbaikan pada guru seperti
menyampaikan tujuan pembelajaran, mengoptimalkan siswa yang duduk di bagian
belakang, melakukan rotasi tempat duduk siswa, serta pemberian umpan balik
pada akhir kegiatan pembelajaran guna mengetahui pemahaman siswa atas materi
yang telah dipelajari.
47
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pada Siswa
No Aspek Kesimpulan Rekomendasi
I. Pra Pembelajaran Kekuatan: siswa siap mengikuti
pembelajaran dengan mempersiapkan
buku pelajaran serta duduk ditempatnya
masing-masing
Hal yang perlu diperbaiki: tidak ada.
Tetap pertahankan.
II. Kegiatan Awal
Pembelajaran
Kekuatan: siswa melaksanakan
apersepsi
Hal yang perlu diperbaiki: perhatian
siswa kurang fokus masih terdapat siswa
yang melakukan aktifitas lain
Siswa perlu lebih
mendengarkan instruksi dari
guru
III. Kegiatan Inti
Pembelajaran
Kekuatan: siswa melaksanakan
pembelajaran dengan baik, keaktifan
siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru
Hal yang perlu diperbaiki: keaktifan
siswa dalam pembelajaran
Siswa perlu diingatkan agar
belajar terlebih dahulu
materi yang akan dipelajari
sebelum pembelajaran
berlangsung
IV. Penutup Kekuatan: siswa melakukan refleksi
bersama guru
Hal yang perlu diperbaiki: tidak ada.
Tetap pertahankan.
Dari tabel di atas, maka guru perlu meningkatkan ketegasan agar semua
siswa terfokus perhatiannya kepada guru dan mengingatkan siswa pada setiap
48
akhir pertemuan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
b. Hasil Tindakan
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil
data secara kuantitatif melalui hasil belajar yaitu nilai hasil belajar. Selain itu,
hasil pengamatan aktifitas siswa yang terdiri dari: kesiapan siswa dalam belajar,
menjawab pertanyaan, berpikir secara mandiri, aktif dalam diskusi kelompok,
kedisiplinan siswa dalam pembelajaran, melaksanakan diskusi, melaporkan hasil
diskusi, menyimpulkan hasil diskusi serta mengajukan pertanyaan juga disertakan
sebagai penilaian proses. Pada pertemuan I ada 1 siswa yang mendapatkan
kategori A (Baik Sekali) atau 3%, kategori B (Baik) ada 27 siswa atau 90% dan
kategori C (Cukup Baik) ada 2 siswa atau 7%. Pada pertemuan II ada siswa yang
mendapatkan kategori B (Baik) ada 27 siswa atau 90% dan ada 3 siswa atau 10%
yang mendapatkan kategori C (Cukup Baik). Sedangkan pada pertemuan III ada
siswa yang mendapatkan kategori A (Baik Sekali) ada 1 siswa dan untuk kategori
B (Baik) ada 29 siswa atau 97%. Hasil penilaian proses siklus I terlampir.
Sedangkan dalam hasil belajar, nilai tertinggi yang dicapai siswa sebelum
dilaksanakan tindakan atau dalam mengerjakan pre-test yakni sebesar 80 dan nilai
terendah 40. Siswa yang telah mencapai KKM ≥ 65 sebanyak 13 siswa (43%),
sedangakan yang belum mencapai KKM ≥ 65 sebanyak 17 siswa (57%). Pada
siklus I atau setelah adanya tindakan nilai yang diperoleh siswa meningkat. Dari
hasil post-test siswa yang telah mencapai KKM ≥ 65 sebanyak 29 siswa (97%)
memiliki ketuntasan di atas KKM dan 1 siswa (3%) belum tuntas dengan nilai
tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah 60. Berikut ini tabel 4.7 nilai post-tes siswa
setelah diberikan tindakan.
49
Tabel 4.7
Nilai Post-Test Mata Pelajaran IPA Siklus I
Kelas VA SD Negeri Mangunsari 01
Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan
< 65 1 3 Belum Tuntas
≥ 65 29 97 Tuntas
Jumlah 100
Nilai Rata – rata 73,333
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 60
Adapun hasil post-test Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) setelah dilaksanakan
pembelajaran telah mencapai batas tuntas karena sebanyak 29 siswa (96,666%)
mendapatkan nilai diatas KKM yakni ≥65 dan hanya 1 siswa (3,333%)
mendapatkan nilai dibawah KKM yakni ≥65. Kondisi tersebut dapat digambarkan
4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.3
Diagram Ketuntasan post-test siswa Mata Pelajaran IPA Siklus I
Kelas VA SD Negeri Mangunsari 01
4. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I dari pertemuan I, II
dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi interaktif atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,
3
97
Belum Tuntas
Tuntas
50
guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas VA. Dalam
diskusi ini membahas evaluasi bagaimana pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) menggunakan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share bagi guru
kelas, guru observer, siswa, dan peneliti. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru
kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share
memperoleh pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru
merasa lebih mudah dalam pembelajaran sehingga tidak memerlukan jam
tambahan, bagi siswa pembelajaran dirasa menyenangkan dan memudahkan
dalam memahami materi serta meningkatkan interaksi antar siswa sehingga
tercipta hubungan yang harmonis antar siswa.
Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari model
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Refleksi ini digunakan sebagai
bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses
pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan. Setelah selesai
pembelajaran pada siklus I pertemuan III maka dilaksanakan post-test untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil yang diperoleh
ketuntasan siswa pada post-test, siswa yang telah mencapai KKM ≥ 65 sebanyak
29 siswa (97%) dan 1 siswa yang belum mencapai batas KKM yang telah
ditentukan dengan nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah 60. Berdasarkan
indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar
siswa, penulis memberikan patokan 80% dari jumlah keseluruhan siswa hasil
belajar meningkat dengan mencapai nilai ≥ 65 berdasarkan hasil evaluasi siswa.
Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus 1, indikator kinerja yang ditetapkan
telah tercapai maka namun peneliti perlu mengadakan revisi-revisi mengenai
langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian terutama dalam
mengoptimalkan metode yang dipakai, guna menemukan variasi yang tepat untuk
mencapai tujuan. Kemudian peneliti menemukan variasi yang tepat untuk
mencapai tujuan yaitu membagikan gambar pada kelompok pada saat diskusi serta
undian yang digunakan dibedakan antara siklus I dan II. Selanjutnya, sebagai
pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan penerapan model
51
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share pada setiap kegiatan pembelajaran
dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sudah terprogram dengan baik.
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share.
3. Kegiatan pembelajaran lebih menarik, siswa tampak antusias,
interaksi antar siswa meningkat karena mereka saling bertukar
pendapat saat pembelajaran berlangsung.
4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai
5. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran.
6. Keberanian siswa meningkat dalam berpendapat atau dalam
menjawab pertanyaan.
B. Kekurangan
a. Hambatan
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share
belum terbiasa dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran sehingga
siswa dalam pencarian sumber lain masih kesulitan.
2. Siswa yang duduk dibagian belakang masih sering sibuk dengan
kegiatan lain.
3. Penyampaian materi pembelajaran yang kurang menjelaskan.
4. Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
5. Adanya siswa yang mengajukan pertanyaan yang seharusnya diterima
oleh siswa menengah.
52
b. Penyelesaian
1. Dalam proses pembelajaran guru memberikan bantuan dengan
menyediakan sumber-sumber relevan yang diperpustakaan tidak ada.
2. Guru memberikan peringatan atau instruksi kepada siswa untuk
fokus memperhatikan dan melaksanakan instruksi guru.
3. Mengadakan tanya jawab diluar jam pelajaran bagi siswa yang
belum paham terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan.
5. Pertanyaan siswa dijadikan pekerjaan rumah bagi guru dan dijawab
pada pertemuan berikutnya.
4.4.2 Deskripsi Siklus II
Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan “Bumi
dan Alam Semesta: daur air dan peristiwa alam”. Dalam siklus II pembelajaran
dilaksanakan tiga kali pertemuan tatap muka dengan rincian sebagai berikut:
1. Perencanaan Siklus II
a. Pertemuan I
Setelah peneliti memperoleh berbagai informasi pada tahap observasi,
maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas VA mengenai materi
pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lainnya yang perlu
digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I (pertama), maka peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan guna menunjang proses
pembelajaran, yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi
untuk siswa, lembar observasi untuk guru, dan buku pembelajaran. Peneliti
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan
struktur bumi dan matahari. Pada pertemuan I ini yang akan dibahas yaitu proses
daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhi proses daur air, kemudian
menentukan tujuan pembelajran dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-
pair-share. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan
sarana dan prasarana yang akan digunakan seperti alat peraga yang dibutuhkan
guna menunjang pembelajaran yang akan berlangsung diantaranya lembar kerja
53
siswa, modul atau ringkasan materi pembelajaran, undian, gambar daur air, dan
alat tulis serta menyusun instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II (kedua) sebagai
tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan atau kelemahan pada
pertemuan I (pertama) maka pada perencanaan pertemuan II tidak jauh berbeda
dengan perencanaan pada pertemuan I. Sebelum melaksanakan pertemuan II,
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran,
diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi yang akan
digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan
diajarkan, lembar observasi untuk siswa, lembar observasi untuk guru, buku
pelajaran, kamera yang akan digunakan untuk pendokumentasian selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan manfaat air bagi kehidupan cara-cara
memelihara kelestarian air, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Setelah menentukan tujuan
pembelajaran kemudian peneliti menetapkan sarana dan prasarana yang akan
digunakan seperti alat peraga yang dibutuhkan guna menunjang pembelajaran
yang akan berlangsung diantaranya lembar kerja siswa, modul atau ringkasan
materi pembelajaran, undian, gambar daur air, dan alat tulis.
c. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan III (ketiga) sebagai
tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan atau kelemahan pada
pertemuan II maka pada pertemuan III masih sama dengan pertemuan I dan
pertemuan II. Sebelum pertemuan III dilaksanakan, peneliti menyiapkan segala
sesuatu yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar post-test siklus I, lembar observasi untuk siswa,
lembar observasi untuk guru, buku pembelajaran dan kamera guna pengambilan
54
dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan menjelaskan
peristiwa alam yang sering terjadi disekitarnya dan akibat dari peristiwa alam
yang terjadi, kemudian menentukan tujuan pembelajaran kemudian peneliti
menetapkan saran dan prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan saat proses
belajar mengajar diantaranya undian dan alat tulis.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan I
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan, seperti alat peraga diantaranya gambar daur air, undian, alat-alat tulis,
menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto selama proses
pembelajaran berlangsung, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kerja Siswa (LKS), modul pembelajaran, lembar observasi untuk Guru dan Siswa
yang akan diisi oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan
salam dan mengajak siswa berdoa dan dilanjutkan dengan absensi kemudian
pemberian apersepsi dan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
langkah-langkah pembelajaran tipe think-pair-share. Pada kegiatan inti, guru
membagikan soal pre-test siklus II sebagai pengukuran kondisi awal atau
pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu struktur proses daur air dan
kegiatan manusia yang mempengaruhi proses daur air dan setelah selesai
menyampaikan materi, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
seputar materi yang telah disampaikan. Beberapa siswa menjawab pertanyaan
namun masih terdapat beberapa siswa yang masih bergurau sendiri dibagian
belakang.
Setelah pemberian materi dan memberikan beberapa pertanyaan selesai,
guru memberikan permasalahan atau soal kepada siswa yang dijawab secara
mandiri. Kemudian guru membagikan undian berupa permasalahan atau soal yang
berbeda dengan tahapan yang pertama. Di sini guru memberikan undian yang
berbeda antara satu siswa dengan siswa lain atau teman sebangkunya. Dari undian
55
yang diterima siswa, guru meminta siswa untuk secara berpasangan atau siswa
yang memiliki kode soal yang sama saling menjelaskan sesuai dengan masalah
atau soal yang diterima. Selama proses ini berlangsung guru berkeliling
membimbing siswa dalam diskusi berpasangan serta menempelkan gambar daur
air di papan tulis. Setelah itu, guru meminta siswa membentuk kelompok yang
terdiri dari 6 orang siswa sesuai dengan permasalahan atau soal yang sama dan
berdiskusi mengenai soal tersebut sesuai pemahaman yang diterima pada saat
proses diskusi berpasangan. Kemudian hasil dari diskusi kelompok
dipresentasikan di depan kelas melalui perwakilan kelompok dan siswa yang lain
menanggapi. Pada kegiatan akhir, Guru bersama siswa membuat kesimpulan
materi yang telah dipelajari melalui gambar serta guru membagikan Lembar Kerja
Siswa pertemuan I.
b. Pertemuan II
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan, seperti alat peraga diantaranya gambar daur air, undian, alat-alat tulis,
menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto selama proses
pembelajaran berlangsung, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kerja Siswa (LKS), modul pembelajaran, lembar observasi untuk Guru dan Siswa
yang akan diisi oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan
salam dan mengajak siswa berdoa dan dilanjutkan dengan absensi kemudian
pemberian apersepsi dan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
langkah-langkah pembelajaran tipe think-pair-share. Pada kegiatan inti, guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu manfaat air bagi kehidupan cara-
cara memlihara kelestarian air dan setelah selesai menyampaikan materi, guru
memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa seputar materi yang telah
disampaikan. Pada saat sesi pertanyaan ini, beberapa siswa bertanya tentang
kejadian-kejadian yang terjadi sekitar mereka. Sehingga terjadi diskusi interaktif
dan sangat efektif.
Setelah pemberian materi dan memberikan beberapa pertanyaan selesai,
guru memberikan permasalahan atau soal kepada siswa yang dijawab secara
56
mandiri. Kemudian guru membagikan undian berupa permasalahan atau soal yang
berbeda dengan tahapan yang pertama. Disini guru memberikan undian yang
berbeda antara satu siswa dengan siswa lain atau teman sebangkunya. Dari undian
yang diterima siswa, guru meminta siswa untuk secara berpasangan atau siswa
yang memiliki kode soal yang sama saling menjelaskan sesuai dengan masalah
atau soal yang diterima. Selama proses ini berlangsung guru berkeliling
membimbing siswa dalam diskusi berpasangan serta menempelkan gambar di
papan tulis. Setelah itu, guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri
dari 6 orang siswa sesuai dengan permasalahan atau soal yang sama dan
berdiskusi mengenai soal tersebut sesuai pemahaman yang diterima pada saat
proses diskusi berpasangan. Kemudian hasil dari diskusi kelompok
dipresentasikan di depan kelas melalui perwakilan kelompok dan siswa yang lain
menanggapi. Pada kegiatan akhir, Guru bersama siswa membuat kesimpulan
materi yang telah dipelajari melalui gambar serta guru membagikan Lembar Kerja
Siswa pertemuan II.
c. Pertemuan III
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan, seperti alat peraga diantaranya undian, alat-alat tulis, menyiapkan
kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto selama proses pembelajaran
berlangsung, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar post-test siklus II,
modul pembelajaran, lembar observasi untuk Guru dan Siswa yang akan diisi oleh
observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam dan mengajak
siswa berdoa dan dilanjutkan dengan absensi kemudian pemberian apersepsi dan
motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran
tipe think-pair-share. Sebelum masuk kegiatan inti, guru memaparkan jawaban
atas pertanyaan yang belum terjawab dipertemuan II. Pada kegiatan inti, guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu menjelaskan peristiwa alam yang
sering terjadi disekitarnya dan akibat dari peristiwa alam yang terjadi dan setelah
selesai menyampaikan materi, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada
siswa seputar materi yang telah disampaikan. Pada saat sesi pertanyaan ini,
57
kebanyakan dari siswa menjawab pertanyaan guru secara bersamaan. Jadi tidak
terlalu ramai dan siswa tampak lebih tenang karena pembelajaran dilaksanakan
pada pagi hari.
Setelah pemberian materi dan memberikan beberapa pertanyaan selesai,
guru memberikan permasalahan atau soal kepada siswa yang dijawab secara
mandiri. Kemudian guru membagikan undian berupa permasalahan atau soal yang
berbeda dengan tahapan yang pertama. Disini guru memberikan undian yang
berbeda antara satu siswa dengan siswa lain atau teman sebangkunya. Dari undian
yang diterima siswa, guru meminta siswa untuk secara berpasangan atau siswa
yang memiliki kode soal yang sama saling menjelaskan sesuai dengan masalah
atau soal yang diterima. Selama proses ini berlangsung guru berkeliling
membimbing siswa dalam diskusi berpasangan serta menempelkan gambar di
papan tulis. Setelah itu, guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri
dari 6 orang siswa sesuai dengan permasalahan atau soal yang sama dan
berdiskusi mengenai soal tersebut sesuai pemahaman yang diterima pada saat
proses diskusi berpasangan. Kemudian hasil dari diskusi kelompok
dipresentasikan di depan kelas melalui perwakilan kelompok dan siswa yang lain
menanggapi. Pada kegiatan akhir, Guru bersama siswa membuat kesimpulan
materi yang telah dipelajar serta guru membagikan lembar post-tes siklus II.
Diantara ketiga pertemuan pada siklus II ini, pertemuan yang terakhir inilah yang
berjalan efektif dan tenang.
3. Hasil Observasi atau Pelaksanaan Siklus II
a. Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru siklus II, pada perencanaan pembelajaran guru
menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran, melakukan tanya
jawab dengan siswa sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan pendapat, pada manajemen kelas mengelola waktu pembelajaran,
menata tempat duduk siswa, pada penilaian guru memberikan penilaian kepada
58
siswa dan memberikan umpan balik.. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.8
rekapitulasi hasil pengamatan.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pada Guru
No Aspek Kesimpulan Rekomendasi
A. Perencanaan
Pembelajaran
Kekuatan: tersedia RPP, tersedia
alat peraga dan sarana penunjang
kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran aktif
Hal perlu diperbaiki: tidak ada.
Tetap pertahankan.
B. Strategi
pembelajaran
Kekuatan: menyampaikan
apersepsi, motivasi, menyampaikan
tujuan pembelajaran dan langkah-
langkah pembelajaran dan
melakukan tanya jawab dengan
siswa sekaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
memberikan pendapat, membagikan
undian, meminta siswa
melaksanakan diskusi berpasangan,
berkelompok dan memaparkan hasil
diskusi kelompok di dpan kelas.
Hal yang perlu diperbaiki: tidak
ada.
Tetap pertahankan.
C. Manajemen Kelas Kekuatan: mengelola waktu
pembelajaran sehingga semua
kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan baik dan menata
Posisi tempat duduk perlu
dioptimalkan agar siswa
yang sering melakukan
aktifitas lain dapat terfokus
59
posisi tempat duduk siswa agar
posisi siswa tidak setiap hari sama.
Hal yang perlu diperbaiki:
Posisi tempat duduk siswa
D. Penilaian Kekuatan: perkembangan belajar
siswa dipantau dengan baik dan
memberikan umpan balik guna
memperdalam pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari.
Hal yang perlu diperbaiki:
Umpan balik diakhir pembelajaran
Umpan balik diakhir
pembelajaran perlu diadakan
walaupun hanya sebentar.
Ini digunakan untuk
memantau pemahaman
siswa atas materi yang telah
dipelajari.
Dari tabel di atas terlihat pembelajaran sudah berjalan dengan baik, siswa
dapat dibimbing dengan baik, namun posisi tempat duduk masih perlu
ditingkatkan intensitasnya dan pemberian umpan balik pada akhir pembelajaran
perlu diadakan walaupun hanya membahas secara garis besar.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pada Siswa
No Aspek Kesimpulan Rekomendasi
I. Pra Pembelajaran Kekuatan: siswa siap mengikuti
pembelajaran dengan mempersiapkan
buku pelajaran serta duduk ditempatnya
masing- masing
Hal yang perlu diperbaiki: tidak ada.
Tetap pertahankan.
II. Kegiatan Awal
Pembelajaran
Kekuatan: siswa melaksanakan
apersepsi serta mendengarkan instruksi
dari guru.
Siswa yang kurang
mendengarkan instruksi,
hendaknya guru langsung
memberikan tindakan
60
Hal yang perlu diperbaiki:
Kedisiplinan siswa
misalnya menukar tempat
duduk siswa.
III. Kegiatan Inti
Pembelajaran
Kekuatan: siswa melaksanakan
pembelajaran dengan baik, keaktifan
siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru karena siswa telah
diminta untuk mempelajari materi yang
akan dipelajari terlebih dahulu.
Hal yang perlu diperbaiki:
Menjawab pertanyaan guru
Siswa perlu lebih diajak
untuk diskusi dalam
pembelajaran
IV. Penutup Kekuatan: siswa melakukan refleksi
bersama guru
Hal yang perlu diperbaiki:
Refleksi bersama guru
Mengajak semua siswa
melakukan refleksi.
Dari tabel di atas, maka guru perlu meningkatkan kedisiplinan siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung misalnya dalam proses pembelajaran ada siswa
yang melakukan aktifitas lain sudah diberikan instruksi untuk fokus belajar namun
tidak dihiraukan maka guru hendaknya memberikan tindakan dengan
memindahkan posisi tempat duduk siswa tersebut ke depan. Siswa perlu diajak
diskusi guna meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran dan libatkan semua
siswa dalam melakukan refleksi.
b. Hasil Tindakan
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil
data secara kuantitatif melalui hasil belajar yaitu nilai hasil belajar. Selain itu,
hasil pengamatan aktifitas siswa yang terdiri dari:kesiapan siswa dalam belajar,
menjawab pertanyaan, berpikir secara mandiri, aktif dalam diskusi kelompok,
kedisiplinan siswa dalam Pembelajaran, melaksanakan diskusi, melaporkan hasil
diskusi, menyimpulkan hasil diskusi serta mengajukan pertanyaan juga disertakan
sebagai penilaian proses. Pada pertemuan I ada 25 siswa yang mendapatkan B
61
(Baik) atau 83% dan kategori C (Cukup Baik) ada 5 siswa atau 17%. Pada
pertemuan II ada siswa yang mendapatkan kategori B (Baik) ada 28 siswa atau
94% dan ada 3 siswa atau 6% yang mendapatkan kategori C (Cukup Baik).
Sedangkan pada pertemuan III ada siswa yang mendapatkan kategori A (Baik
Sekali) ada 1 siswa atau 3%, untuk kategori B (Baik) ada 28 siswa atau 94% dan
untuk kategori C (Cukup Baik) ada 1 siswa atau 3 %. Hasil penilaian proses siklus
II terlampir.
Sedangkan dalam hasil Belajar, nilai tertinggi yang dicapai siswa sebelum
dilaksanakan tindakan atau dalam mengerjakan pre-test yakni sebesar 85 dan nilai
terendah 33. Siswa yang telah mencapai KKM ≥ 65 sebanyak 12 siswa (40%),
sedangakan yang belum mencapai KKM ≥ 65 sebanyak 18 siswa (60%). Pada
siklus II atau setelah adanya tindakan nilai yang diperoleh siswa meningkat. Dari
hasil post-test siswa yang telah mencapai KKM ≥ 65 sebanyak 30 siswa (100%)
dengan nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah 70. Berikut ini tabel 4.10
nilai post-tes siswa setelah diberikan tindakan.
Tabel 4.10
Nilai Post-Test Mata Pelajaran IPA Siklus II
Kelas VA SD Negeri Mangunsari 01
Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan
<65 - - Belum Tuntas
≥65 30 100 Tuntas
Jumlah 100
Nilai Rata – rata 90,2
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
Adapun hasil post-test Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) setelah dilaksanakan
pembelajaran telah mencapai batas tuntas karena 100% siswa mendapatkan nilai
diatas KKM yakni ≥ 65. Kondisi tersebut dapat digambarkan 4.4 sebagai berikut:
62
100
Tuntas
Gambar 4.4
Diagram Ketuntasan post-test siswa Mata Pelajaran IPA Siklus II
Kelas VA SD Negeri Mangunsari 01
4. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II dari pertemuan I, II
dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi interaktif atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,
guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas VA. Dalam
diskusi ini membahas evaluasi bagaimana pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) menggunakan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share bagi guru
kelas, guru observer, siswa, dan peneliti. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru
kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share
memperoleh kemudahan dalam pembelajaran, bagi siswa pembelajaran dirasa
menyenangkan dan memudahkan dalam memahami materi serta meningkatkan
interaksi antar siswa sehinnga tercipta hubungan yang harmonis antar siswa.
Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari model
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Refleksi ini digunakan sebagai
bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses
pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan. Setelah selesai
pembelajaran pada siklus II pertemuan III maka dilaksanakan post-test untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil yang diperoleh
ketuntasan siswa pada post-test, siswa yang telah mencapai KKM ≥ 65 sebanyak
63
30 siswa (100%) dengan nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah 70.
Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada
hasil belajar siswa, penulis memberikan patokan 80% dari jumlah keseluruhan
siswa hasil belajar meningkat dengan mencapai nilai ≥ 65 berdasarkan hasil
evaluasi siswa. Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus II, indikator kinerja
yang ditetapkan telah tercapai.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II maka secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II
adalah sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sudah terprogram dengan baik.
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share.
3. Kegiatan pembelajaran lebih menarik, siswa tampak antusias,
interaksi antar siswa meningkat karena mereka saling bertukar
pendapat saat pembelajaran berlangsung.
4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
5. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran.
6. Keberanian siswa meningkat dalam berpendapat atau dalam
menjawab pertanyaan.
B. Kekurangan
a. Hambatan
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share
belum terbiasa dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran sehingga
siswa dalam pencarian sumber lain masih kesulitan.
2. Siswa yang duduk dibagian belakang masih sering sibuk dengan
kegiatan lain.
3. Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
64
b. Penyelesaian
1. Dalam proses pembelajaran guru memberikan bantuan dengan
menyediakan sumber-sumber relevan berupa modul pembelajaran.
2. Guru memberikan peringatan atau instruksi kepada siswa untuk
fokus memperhatikan dan melaksanakan instruksi guru.
3. Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan.
4.5 Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan
dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya materi Bumi dan Alam
Semesta di kelas V SD Negeri Mangunsari 01, Kecamatan Sidomukti, Kota
Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel
4.13 dibawah ini.
Tabel 4.11
Rekapitulasi Nilai Pre-Test dan Post-Test Siswa Siklus dan Siklus II
Kelas VA Semester II SD Negeri Mangunsari 01
Tahun Ajaran 2011/ 2012
Skor
Frekuensi Persentase
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Pre-test Post-
Test Pre-test
Post-
Test Pre-test
Post-
Test Pre-test
Post-
Test
< 65 17 1 18 0 43 3 60 0
≥ 65 13 29 12 30 57 97 40 100
Nilai
Tertinggi 80 95 85 100
Nilai
Terendah 40 60 33 70
Rata - rata 60,333 73,333 63,733 90,2
Dari tabel nilai hasil belajar pada tabel 4.11 dapat dilihat adanya
peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
65
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
≤ 65 ≥ 65
Belum Tuntas
Tuntas
Alam (IPA) terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada Siklus I ada 29 siswa yang
tuntas, dan 1 siswa yang tidak tuntas dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 60
dan nilai rata-rata 73,333. Pada Siklus II ada 30 siswa yang tuntas dengan nilai
tertinggi 100, nilai terendah 70 dan nilai rata-rata 90,2. Ini membuktikan bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share
dapat meningkatkan hasil belajar. Dapat digambarkan pada gambar 4.6 sebagai
berikut.
Gambar 4.5
Diagram Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Kelas V Semester II SD Negeri Mangunsari 01
Tahun Ajaran 2011/ 2012
4.6 Pembahasan
1. Siklus I
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas V SD Negeri
Mangunsari 01, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, terlihat bahwa ada
peningkatan nilai siswa setelah diadakan pembelajaran dengan pembelajaran
kooperatif tipe think-pair-share dengan nilai rata-rata pre-test 60,333 atau
sebelum diadakan penelitian dan setelah diadakan penelitian pada siklus I nilai
rata-rata post-test menjadi 73,333. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan
indikator keberhasilannya ≥ 65 dengan tingkat keberhasilan 80% dari jumlah
66
siswa sebanyak 30 siswa, dan pada siklus I ini sudah tercapai hasil belajar sebesar
97% siswa telah tuntas tetapi masih ada siswa yang belum tuntas dengan
persentase 3%. Secara garis besar pembelajaran dengan model think-pair-share
berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun sebelumnya yang
dimulai dari tahapan berpikir (thinking), berpasangan (pairing) dan berbagi
(sharing). Sedangkan kekurangan yang diperoleh pada siklus I ini disebabkan
oleh faktor lain di luar dari model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share
seperti posisi duduk siswa yang berada di belakang dan siswa belum aktif dalam
kegiatan pembelajaran serta dalam melakukan klarifikasi, hal ini ditandai dengan
siswa kurang antusias dan kurang aktif dalam bekerjasama dengan anggota
kelompok, juga kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
Penelitian ini tidak sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah
direncanaan, namun ada beberapa kendala yang mempengaruhi penelitian
sehingga penelitian ini belum maksimal. Misalnya adanya siswa masih melakukan
aktifitas lain pada saat pembelajaran berlangsung, kurang mengikuti instruksi dari
guru.
2. Siklus II
Kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II masih sama
dengan pertemuan sebelumnya yaitu pada siklus I. Siswa sudah antusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil dari siklus II, siswa mengalami
peningkatan ketuntasan nilai pada mata pelajaran Ilmu Pengetahauan Alam (IPA)
yaitu dari sebelum diadakan tindakan, nilai rata-rata kelas 63,733 dan setelah
diberikan tindakan terjadi peningkatan yakni 100% siswa telah tuntas dengan
indikator keberhasilan ≥ 65. Pada siklus II nilai rata-rata kelas saat mengerjakan
post-test menjadi 90,2 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran partisipasi
siswa dalam pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif mengikuti proses
pembelajaran dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru dan lebih berani
mengemukakan pendapat. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe think-pair-share ternyata sudah meningkatkan keaktifan siswa di dalam
67
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini terlihat dalam nilai siswa
yang meningkat.
Setelah dilakukan siklus I dan siklus II dengan siklus I sebanyak 3 kali
pertemuan dan siklus II sebanyak 3 kali pertemuan, dapat membuat siswa lebih
paham dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi pokok
“Bumi dan Alam Semesta”.