37
BAB IV
HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah SMK Kristen
BM Salatiga. Penelitian dilakukan bersama dengan satu orang guru pengampu
mata pelajaran IPS . Sebelum melakukan penelitan tindakan kelas terlebih dahulu
dimulai dari kegiatan observasi dan tindakan siklus.
SMK Kristen Salatiga tahun ajaran 2017/2018 memiliki tiga program
keahlian yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran dan
Multimedia.Subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI Pemasaran 1 yang
berjumlah 17 orang terdiri dari 13 siswa perempuan dan empat siswa laki- laki.
Berkaitan dengan masalah yang ada, salah satu alasan peneliti memilih kelas
tersebut karena hanya kelas XI Pemasaran 1 memperoleh pelajaran IPS 1 X
Pertemuan perminggu, tiap pertemuan dua jam (45 menit/jam).
1. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMK Kristen Bisnis dan Manajemen Salatiga
Berdiri Tahun : 1 Agustus 1958
Alamat : Jln. Tentara Pelajar No. 6
Nama Kepala Sekolah : Drs. Thomas Heriyanto
Nama Guru Pengampu : Eko Pambudyo, S.Pd.
Telepon/ Fax. : (0298)326614
Kabupaten/Kota : Salatiga
38
Kode Pos : 50721
Provinsi : Jawa Tengah
E-mail :[email protected]
2. Visi dan Misi
a. Visi Sekolah
Menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia
sebagai tenaga menengah yang bernoral, berjiwa melayani dan profesional
serta ikut mewujudkan masyarakat yang damai, sejahtera, adil dan makmur.
b. Misi Sekolah
1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang kondusif dan menghantar
siswa untuk memiliki ketrampilan serta keahlian yang memadai dengan
didukung oleh tenaga pendidikan yang profesional;
2) Menyelenggarakan laboratorium/ tempat latihan sesuai dengan prolinya yang
relevan dengan kahlian dan ketrampilan tenaga menengah;
3) Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan mental spiritual
siswa: jujur, ramah santun disiplin, dan mempunyai semangat pengabdian
yang tinggi.
B. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Sesuai dengan hasil observasi yang peneliti telah lakukan di kelas XI.1
(Program Pemasaran) Sekolah SMK Kristen BM Salatiga Semester 2 Tahun
Ajaran 2017/2018 yang berjumlah 17 siswa pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial belum mencapai hasil belajar yang diharapkan. Peneliti
39
melihat masih beberapa siswa yang kurang memperhatikan pelajaran saat
guru menjelaskan materi didepan kelas. Dalam kegiatan belajar siswa
cenderung lebih sibuk berbicara dengan teman sebangkunya, bahkan ada juga
yang sibuk bermain hp. Ada juga siswa hanya mendengar dan mencatat
materi yang dijelaskan guru.
Sebelum tindakan siklus dilaksanakan, kegiatan pembelajaran IPS di kelas
SMK Kristen BM Salatiga menunjukkan bahwa guru lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan dengan penggunaan
ceramah sebagai metode pembelajaran utama. Akibat dari itu, siswa memiliki
banyak pengetahuan tetapi tidak menemukan pengetahuan sendiri, sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa karena siswa akan lebih cepat untuk lupa
dengan materi yang telah disampaikan guru.
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti mengambil keputusan untuk
menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan dengan tujuan untuk merencanakan dan
menyiapkan segala hal yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan penelitian
tindakan kelas. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi:
1) Mempersiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dan
siklus II dengan kompetensi dasar Megidentifikasikan Kebutuhan manusia.
40
Selama proses penyusunan RPP, peneliti berkolaborasi dan berkonsultasi
dengan guru pengampu mata pelajaran yang bersangkutan.
2) Menyiapkan materi pembelajaran sesuai yang tercantum di RPP.
3) Menyusun lembar observasi kegiatan belajar siswa terkait Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan menyiapkan
instrumen tes untuk mengetahuihasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pada hari Rabu tanggal 21
Februari 2018 pada pukul 08.00-09.30 WIB dan hari Rabu tanggal 28
Februari 2018 pada pukul 08.00-09.30 WIB. Pada tahap siklus I membahas
tentang materi Kebutuhan Manusia. Proses kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Shareberlangsung sesuai yang telah dirancang dalam RPP. Peneliti berperan
sebagai guru melaksanakan tindakan dan guru pengampu menjadi observer
untuk melakukan pengamatan. Pengamatan dilaksanakan dengan berpedoman
pada lembar observasi kegiatan belajar siswa.Proses pembelajaran
menggunakan model kooperatif tipe TPS berlangsung dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu kegiatan awal ( pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan
akhir (penutup).
41
1) Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru terlebih dahulu menyampaikan salam
pembuka dan doa diwakili oleh siswa. Kemudian guru mengecek kehadiran
siswa melalui absen dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa agar siap
memulai kegiatan pembelajaran. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai,
guru mengkondisikan ruang belajar bagi siswa dan kolaborator setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari kegiatan
pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti dimulai dengan guru menampilkan materi pada slide power
point kemudian gguru menjelaskan terlebih dahulu materi mengenai
“Kebutuhan Manusia”. Pada saat guru menjelaskan materi suasana kelas
sedikit kurang kondusif. Terlihat ada beberapa siswa yang sedang asyik
mengobrol dengan teman sebangkunya, ada juga siswa yang asyik bermain
handphone. Melihat kondisi kelas tersebut, guru segera menenangkan kelas
dengan memberikan teguran terhadapa siswa yang ribut. Ketika kondisi kelas
sudah mulai kondusif guru melanjutkan kembali penjelasan materi
pembelajaran.
Setelah menjelaskan materi, guru memberikan pertanyaaan yang
berhubungan dengan pelajaran untuk dipikirkan secara individu (Think),
kemudian akan didiskusikan dalam kelompok secara berpasangan untuk
mengkolaborasikan kemampuan siswa dalam berpikir. Siswa diberikan waktu
sekitar 10 menit untuk mengerjakan secara mandiri. Setelah itu, siswa diminta
42
untuk membuat kelompok secara berpasangan (Pair) untuk mendiskusikan
pertanyaan yang sudah di kerjakan secara mandiri. Dalam bekerja secara
berpasangan, siswa diberikan waktu selama 20 menit untuk melanjutkan
mengerjakan soal yang sudah diberikan dengan cara mendiskusikannya dalam
kelompok yang sudah dibentuk.
Selanjutnya guru meminta kepada tiap pasangan (kelompok) untuk berbagi
(Share) kepada seluruh teman kelas dengan cara menyampaikan hasil
diskusinya secara bergiliran. Lalu memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapinya dan juga guru memberikan konfirmasi atas
pekerjaan yang telah diselesaikan siswa. Selain itu, guru juga memberikan
sedikit penjelasan tentang pemecahan masalah yang sudah diselesaikan siswa
secara berpasangan dalam kelompok.
3) Penutup
Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran diakhiri dengan guru bersama- sama
siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran. kemudian guru
menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan selanjutnya yaitu siswa akan
melaksanakan evaluasi berupa tes dengan soal pilihan ganda sebagai penilaian
hasil belajar siklus I.
c. Observasi
Saat proses pembelajaran berlangsung peneliti dan guru melakukan penilaian
atas pelaksanaan pembelajaran dikelas dengan menggunakan lembar
observasi kegaiatan peserta didik, kemudian memberikan skor pada setiap
kejadian. Peneliti juga menagamati bagaimana siswa bekerjasama dalam
43
kelompok untuk mendiskusikan atau memecahkan masalah, dan juga
mengamati keberanian siswa dalam menyampaikan gagasan atau ide. Serta
mengamati hasil dari evaluasi yang dilaksanakan utnuk menegtahui
ketuntasan hasil belajar peserta didik.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti dan guru mendiskusikan permasalahan terjadi
selama pelaksanaan siklus pertama yang tercatat dalam lembar observasi
untuk mengetahui kekurangan yang terdapat pada siklus I dan menyusun
rencana perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasar dari hasil diskusi ternyata
terdapat kekurangan pada siklus I, yaitu:
1 Siswa masih kurang memperhatikan pembelajaran.
2 Masih ada siswa yang malu untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya.
3 Guru masih kurang dalam memberikan motivasi dan bimbingan pada tiap
kelompok ketika melakukan diskusi.
4 Berdasarkan hasil tes terdapat empat siswa yang belum tuntas atau belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
3. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mempersiapakan materi
tentang Kelangkaan, kemudian menyiapkan rencana pembelajaran yang sudah
disusun lebih awal disesuaikan dengan hasil refleksi yang telah dilakukan dan
menyiapkan alat evaluasi berupa soal pilihan ganda guna untuk mengetahui
hasil belajar siswa pada siklus II.
44
b. Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pada hari Rabu tanggal 07
Maret 2018 pada pukul 08.00-09.30 WIB dan hari Rabu tanggal 14 Maret
2018 pada pukul 08.00-09.30 WIB. Pada tahap siklus II membahas tentang
materi Kelangkaan. Proses kegiatan pembelajaran sama dengan siklus I yaitu
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
berlangsung sesuai yang telah dirancang dalam RPP. Peneliti berperan
sebagai guru melaksanakan tindakan dan guru pengampu menjadi observer
untuk melakukan pengamatan. Pengamatan dilaksanakan dengan berpedoman
pada lembar observasi kegiatan belajar siswa. Proses pembelajaran
menggunakan model kooperatif tipe TPS berlangsung dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu kegiatan awal ( pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan
akhir (penutup).
1. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru terlebih dahulu menyampaikan salam
pembuka dan doa diwakili oleh siswa. Kemudian guru mengecek kehadiran
siswa melalui absen dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa agar siap
memulai kegiatan pembelajaran. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai,
guru mengkondisikan ruang belajar bagi siswa dan kolaborator setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari kegiatan
pembelajaran. selain itu guru memberikan motivasi kepada untuk melanjutkan
proses pembelajaran pada siklus II.
45
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran siklus II dilakukan sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran menggunakan model kooperatif Think Pair Share
(TPS). Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus
I, yang membedakan hanya materi saja.
Pada kegiatan inti siklus II guru memulai dengan menampilkan materi pada
slidepower pointkemudian guru menjelaskan terlebih dahulu materi mengenai
“Kelangkaan”. Pada saat guru menjelaskan materi suasana kelas sangat
kondusif. Terlihat ada beberapa siswa yang bertanya mengenai materi yang
belum dipahami, ada juga siswa yang membantu memberikan penjelasan
kepada teman sebangkunya terkait maksud dari materi yang dipelajari.
Setelah menjelaskan materi, guru memberikan pertanyaaan yang
berhubungan dengan pelajaran untuk dipikirkan secara individu (Think),
kemudian didiskusikan dalam kelompok secara berpasangan untuk
mengkolaborasikan kemampuan siswa dalam berpikir. Siswa diberikan waktu
sekitar 10 menit untuk mengerjakan secara mandiri. Setelah itu, siswa diminta
untuk membuat kelompok secara berpasangan (Pair) untuk mendiskusikan
pertanyaan yang sudah di kerjakan secara mandiri. Dalam bekerja secara
berpasangan, siswa diberikan waktu selama 20 menit untuk melanjutkan
mengerjakan soal yang sudah diberikan dengan cara mendiskusikannya dalam
kelompok yang sudah dibentuk.
Selanjutnya guru meminta kepada tiap pasangan (kelompok) untuk berbagi
(Share) kepada seluruh teman kelas dengan cara menyampaikan hasil
46
diskusinya secara bergiliran. Lalu memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapinya dan juga guru memberikan konfirmasi atas
pekerjaan yang telah diselesaikan siswa. Selain itu, guru juga memberikan
sedikit penjelasan tentang pemecahan masalah yang sudah diselesaikan siswa
secara berpasangan dalam kelompok.
Pada siklus II ini terlihat siswa sudah mulai aktif dan tidak segan lagi untuk
memberikan pertanyaan maupun mengemukakan pendapatnya. Siswa terlihat
lebih berani dalam menyampaikan ide dan bertanya ketika mengalami
kesulitan.
3. Penutup
Tahap penutup, kegiatan pembelajaran diakhiri dengan guru bersama- sama
siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran. kemudian guru
menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan selanjutnya yaitu siswa akan
melaksanakan evaluasi berupa tes dengan soal pilihan ganda sebagai penilaian
hasil belajar siklus I.
4. Observasi
Peneliti mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Saat kegiatan diskusi secara berpasangan dalam kelompok pada siklus II siswa
mampu melakukan kerja sama yang baik. Siswa lebih berani mengungkapkan
pendapat dan berani bertanya ketika mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran.
47
5. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II menunjukkan
keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share).
Keberhasilan pembelajaran diakrenakan siswa sudah mulai terbiasa
menggunakan metode TPS ini dalam proses pembelajaran. pada kegiatan siklus
II menunjukkan bahwa :
a. Siswa lebih memperhatikan pembelajaran
b. Siswa berani untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.
c. Guru lebih memotivasi siswa dan memberikan bimbingan pada tiap kelompok
dengan baik ketika siswa melakukan diskusi.
d. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Think Pair Share dapat
menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa bekerja sama dalam kelompok
menyelesaikan tugas yang diberikan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek satu kelas
yaitu kelas XI.1 PM yang berjumlah 17 siswa. Penelitian ini terlaksana dua
siklus yaitu siklus I dan siklus II. Sebelum melakukan tindakan penelitian,
terlebih dahulu diadakan observasi untuk mengetahui kondisi awal siswa
sebelum melaksanakan tindakan penelitian melaluli tahap siklus dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share (TPS).
Berdasarkan observasi masih didapati siswa yang pasif dalam proses
pembelajaran IPS karena guru masih menggunakan metode yang kurang
menarik. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelasmelalui dua siklus.
48
1. Siklus 1
Pada tindakan siklus I siswa dikelompokan menjadi delapan kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari dua orang (berpasangan) dengan siswa yang
dianggap tingkat kecerdasannya berbeda- beda. Pembentukan kelompok
diatur oleh guru pengampu mata pelajaran IPS. Pelaksanaan pembelajaran IPS
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
pada siklus I cukup baik dilihat dari hasil lembar observasi kegiatan guru dan
siswa namun masih ditemukan kekurangan yaitu:
a. Siswa masih kurang memperhatikan pembelajaran.
b. Masih ada siswa yang malu untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya.
c. Guru masih kurang dalam memberikan motivasi dan bimbingan pada tiap
kelompok ketika melakukan diskusi.
d. Berdasarkan hasil tes masih terdapat empat siswa yang belum tuntas atau
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Adapun kelebihan dari pembelajaran kooperatif TPS ini adalah terciptanya
sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang
dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan
guru. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rusman
(2016:203) yang mengatakan bahwa dalam sistem belajar yang kooperatif,
siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa
memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Di SMK Kristen Salatiga
khususnya kelas XI Pemasaran 1 sudah terlihat kegiatan siswa dalam proses
49
pembelajaran sesuai indikator yang diharapkan. Penggunaan model Think
Pair Share dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mendapatkan
dukungan dan peran yang baik dari Guru pengampu mata pelajaran IPS.
Terbukti guru pengampu berperan sebagai teman kolaborator peneliti pada
saat proses pembelajaran tindakan siklus I berlangsung. Guru sebagai
observer yang menilai selama kegiatan proses pembelajaran siklus I
berlangsung.
Melalui tindakan siklus I dilakukan evaluasi untuk mendapatkan hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar
73,52. Siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 13 siswa namun masih
ada empat siswa yang belum tuntas dan persentase ketuntasan sebesar 76%.
Dapat dilihat ketuntasan hasil belajar secara klasikal belum sesuai dengan
indikator keberhasilan berdasarkan tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Hasil belajar siklus I
Hasil belajar Jumlah siswa
Tuntas 13
Tidak tuntas 4
Total 17
Sumber: data diolah April 2018
Berdasarkan hasil evaluasi melalui penggunaan model pembelajaran
kooperatif Think Pair Share menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan
hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku siswa. Walaupun hasil
belajar siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal belum mencapai
50
indikator keberhasilan yaitu 80% dari seluruh siswa dalam satu kelas
memperoleh nilai ≥70. Namun akan dilakukan perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
Pada siklus II siswa dibagi kedalam delapan kelompok yang terdiri dari
dua orang tiap kelompok (berpasangan). Pembentukan kelompok ini
dilakukan oleh guru pengampu untuk mengkolaborasikan siswa kedalam
kelompok yang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda- beda berdasarkan
hasil belajar siklus I.
Hasil belajar pada siklus II menunjukkan peningkatan bila dibandingkan
dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Berdasarkan hasil tes siklus II
diperoleh nilai rata-rata 77,35. Siswa yang tuntas belajar sebanyak 15 siswa
dan yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak dua siswa. Presentasi
ketuntasan belajar secara klasikal juga sudah terpenuhi atau sudah mencapai
indikator yang diharapkan. Hasil tes akhir siklus II dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan materi
Kelangkaan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Hasil belajar siklus II
Hasil belajar Jumlah siswa
Tuntas 15
Tidak tuntas 2
Total 17
Sumber: Data diolah April 2018
Berdasarkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berhasil diterapkan pada materi pokok
51
Kelangkaan di kelas XI Pemasaran 1 SMK Kristen BM Salatiga.Keberhasilan
pembelajaran dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share dan pada siklus II tidak terdapat lagi permasalahan
dalam perencanaan tindakan. Kegiatan siklus II menunjukkan bahwa :
a. Siswa lebih memperhatikan pembelajaran
b. Siswa berani untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.
c. Guru lebih memotivasi siswa dan memberikan bimbingan pada tiap kelompok
dengan baik ketika siswa melakukan diskusi.
d. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Think Pair Share dapat
menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa bekerja sama dalam kelompok
menyelesaikan tugas yang diberikan.
e. Guru pengampu ikut serta berperan mendukung siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Ada juga kelompok yang dibantu dalam
memecahkan masalah yang diberikan.
Berdasarkan hasil pembelajaran, hal tersebut sesuai dengan pendapat
Rusman (2016:205) yang mengatakan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan sekaligus dapat menignkatkan hubungan sosial, menumbuhkan
sikap toleransi, dan mengharagai pendapat orang lain. Selain itu, Miftahul
Huda (2013:206) mengatakan bahwa manfaat Think Pair Share (TPS) adalah
memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang
lain, mengoptimalkan partisipasi siswa, dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Kemampuan
52
yang dibutuhkan dalam strategi ini adalah kemampuan dalam
sharing(berbagi) informasi, bertanya, meringkas gagasan orang lain, dan
paraphrashing(pengulangan kata-kata).
3. Perbandingan Siklus I dan II
Keberhasilan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share(TPS) dapat dilihat dari hasil
belajar siswa dalam memperoleh persentase keberhasilan sebesar 80%
sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajaran berlangsung dengan baik.
Hasil pelaksanaan siklus I dan II secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel
4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Perbandingan hasil Tes siswa siklus I dan siklus II
No Hasil Belajar Siklus I Siklus II
1 Nilai terendah 60 60
2 Nilai Tertinggi 85 90
3 Rata-rata tes 73,52 77,35
4 Presentasi Ketuntasan Belajar 76% 88%
Sumber : data diolah April 2018
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas terlihat terjadi peningkatan hasil belajar
rata-rata sebesar 3,83 yaitu terdapat pada siklus I sebesar 73,52 menjadi 77,5
pada siklus II. Selain itu untuk ketuntasan belajar secara klasikal terjadi
peningkatan dari sebesar 12 yaitu dari 76% pada siklus I menjadi sebesar 88%
pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah sebnayak
13 siswa dan pada siklus II yang tuntas sebanyak 15 siswa. Berdasarkan
53
keberhasilan pembelajaran dari siklus I dan siklus II dapat dilihat Nilai rata-
rata kelas pada Gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.5 Diagram Nilai Rata-rata kelas hasil belajar siklus I dan II
Gambar diatas adalah nilai rata-rata hasil dari PTK dengan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan
presentase hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Akan dipaparkan pada Gambar 4.6 sebagai berikut:
Siklus I Siklus II
Hasil Belajar 73.52 77.35
71
72
73
74
75
76
77
78
Nilai Rata-Rata Kelas
54
Gambar 4.2 Diagram Presentase ketuntasan belajar
Sesuai gambar diagram presentase ketuntasan belajar siswa kelas XI
Pemasaran 1 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Think Pair
Share (TPS terbukti mengalami peningkatan dari hasil nilai presentase
ketuntasan siklus I sebesar 76% meningkat menjadi sebesar 88% pada siklus
II. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat dipaparkan
bahwa peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran dengan baik sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Selain itu peneliti juga dapat ikut meningkatkan
kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik
perhatian siswa. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar
IPS di kelas XI Pemasaran 1 SMK Kristen BM Salatiga mengalami
peningkatan. Keberhasilan yang dicapai dalam pembelajaran IPS melalui
Siklus I Siklus II
Hasil Belajar 76% 88%
70%
72%
74%
76%
78%
80%
82%
84%
86%
88%
90%
Presentase Ketuntasan Belajar
55
penggunaan Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
dapat dilihat dari indikator-indikator yang terteras sebagai berikut:
a. Siswa terlihat antusias dan lebih memperhatikan pembelajaran IPS.
b. Perubahan respon siswa ke arah lebih baik dapat diamati dari proses
pembelajaran berlangsung. Dapat dilihat dari keberanian siswa untuk bertanya
dan mengemukakan pendapatnya.
c. Siswa menunjukkan tanggung jawab mereka masing- masing dengan
mengerjakan dan mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru secara
berkelompok/ berpasangan
d. Hasil belajar siswa meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah
mempunyai kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran IPS