23
BAB IV
KONDISI UMUM DESA WUKIRSARI
4.1 Aspek Biofisik
4.1.1 Geografis dan Administratif
Desa Wukirsari secara administratif terletak di Kecamatan Imogiri
Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Desa ini berjarak
17 km dari Kota Yogyakarta yang dapat diakses melalui jalan lingkar selatan
Yogyakarta. Secara geografis, Desa Wukirsari terletak pada 07°53’30”-
07°56’00” LS dan 110°22’30”- 110°26’30” BT. Batas administratif Desa
Wukirsari sebagai berikut :
Utara : Kecamatan Pleret
Selatan : Desa Girirejo dan Desa Mangunan
Barat : Desa Trimulyo
Timur : Kecamatan Dlingo
Luas wilayah Desa Wukirsari yaitu 15,39 km2 atau sekitar 3,04% dari luas
Kabupaten Bantul. Desa Wukirsari terdiri dari 15 pedukuhan yaitu Tilaman,
Karangkulon, Giriloyo, Nagasari I, Nagasari II, Kedungbuweng, Cengkehan,
Pundung, Sindet, Karangtalun, Singosaren, Jatirejo, Bendo, Dengkeng,
Karangasem. Gambar 5 merupakan Peta Administratif Desa Wukirsari.
Gambar 5. Peta Lokasi Desa Wukirsari
(Sumber: Peta Rupabumi Imogiri Lembar 1408-222)
24
4.1.2 Topografi
Berdasarkan profil Desa Wukirsari tahun 2007, desa ini terletak 10 km dari
ibukota Kabupaten Bantul dan berada pada ketinggian 50 mdpl. Desa Wukirsari
memiliki karakteristik topografi yang berbukit dengan kontur permukaan yang
sedang. Tingkat kemiringan lereng di Desa Wukirsari didominasi oleh kelas < 2%
dan 15-45 %.
4.1.3 Geologi dan Tanah
Jenis batuan yang terdapat di Desa Wukirsari secara umum terdiri dari
batuan andesit, semilir, endapan Gunung Api Merah Muda dan Aluvium. Formasi
batuan di Wukirsari berdasarkan data geologi Kabupaten Bantul tahun 2009
merupakan formasi Semilir dikarenakan proses pengangkatan tenaga subduksi di
bagian selatan Pulau Jawa. Material penyusun batuan di Desa Wukirsari tersusun
atas perselingan antara breksi tuff, breksi batuapung, tuff dasit, tuff andesit, serta
batu lempung tuffan.
Berdasarkan data geologi Kabupaten Bantul, jenis tanah yang terdapat di
Desa Wukirsari yaitu tanah Latosol yang berasal dari batuan induk breksi.
Karakteristik tanah jenis ini yaitu kaya akan seskuioksida, miskin unsur-unsur
kimia dengan sifat kimia yang baik, mineral lempung tipe 1:1 dan memiliki
kapasitas tukar kation yang rendah dengan kejenuhan kation rendah (kurang dari
35%). Kadar bahan pada tanah jenis ini rendah karena adanya proses pelapukan
dan pelindian yang terjadi berjalan lanjut.
4.1.4 Bahaya Lanskap
Desa Wukirsari merupakan salah satu desa yang terkena dampak akibat
gempa bumi yang melanda DIY pada Mei 2006. Gempa bumi berpusat di darat
tepetnya di Sesar Opak dengan kekuatan 6,3 skala Richter (SR). Gambar 6
merupakan peta kerawanan bencana Kabupaten Bantul berdasarkan aktivitas
gemba bumi dan posisi Sesar Opak. Kejadian gempa tersebut kembali terjadi pada
tahun 2008, 2010 dan 2011 dengan kekuatan gempa berkisar 3-5 SR. Disamping
gempa yang tercatat oleh BMKG beberapa gempa kecil sering terjadi dengan
kekuatan berkisar antara 2-4 SR.
25
26
Akibat dari aktivitas gempa yang sering dirasakan oleh masyarakat yaitu bencana
tanah longsor dimana hamper sebagian besar kawasan di Desa Wukirsari.
Bencana longsor ini selain diakibatkan oleh aktivitas gempa, juga dipicu oleh
kondisi topografi desa yang berbukit, curah hujan dan penutupan lahan.
4.1.4 Iklim
Berdasarkan data iklim Stasiun Klimatologi Barongan, Desa Wukirsari
terletak pada daerah dataran rendah dengan klasifikasi tipe iklim E dan nilai Q =
53,5 % yang berarti Desa Wukirsari termasuk kawasan agak kering. Suhu rata-
rata di Desa Wukirsari berkisar pada 27,14 0
C dengan curah hujan rata-rata 147,1
mm/bulan dan jumlah bulan basah Desa Wukirsari 7 bulan/tahun. Tabel 3
merupakan data curah hujan dan iklim bulanan di Desa Wukirsari
Tabel 3. Data Curah Hujan Desa Wukirsari
No Waktu
(bulan)
Curah hujan
(mm/ bulan)
Suhu (O C)
1 Januari 409,2 26,99
2 Februari 304,9 27,03
3 Maret 340,2 27,58
4 April 113,4 28,13
5 Mei 33,8 27,21
6 Juni 25,6 26,99
7 Juli 15,0 26,47
8 Agustus 4,3 26,90
9 September 3,5 27,05
10 Oktober 61,6 27,31
11 November 155,1 26,97
12 Desember 298,7 27,11
Rata-rata 147,1 27,14 Sumber : Dinas Pengairan Umum Yogyakarta, 2008
4.2 Aspek Sosial
4.2.1 Kependudukan
Jumlah Kepala Keluarga (KK) Desa Wukirsari berdasarkan profil desa
tahun 2007 yaitu 3.960 KK dengan total penduduk sebanyak 15.482 jiwa. Dari
jumlah ini, sebanyak 35,8% merupakan usia produktif (17-50 tahun), sisanya
sebanyak 32,3 % merupakan usia sekolah dan 31,9% merupakan kaum lanjut usia.
Tabel 4 merupakan data kependudukan Desa Wukirsari berdasarkan umur.
27
Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Desa Wukirsari Berdasarkan umur
Kelompok Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)
< 5 677 4,4
5- 12 2.180 14,1
12-17 2.152 13,9
17-25 2.210 14,3
25-50 3.330 21,5
>50 4.933 31,8
Total 15.482 100 Sumber : Profil Desa Wukirsari 2007
4.2.2 Sosial Budaya
Desa Wukirsari dikenal sebagai desa batik. Budaya membatik telah ada di
Desa Wukirsari sejak adanya Makam Sunan Cirebon sebelum tahun 1788.
Berdasarkan perintah dari Keraton Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
menyediakan kebutuhan sandang bagi para abdi dalem yang menjaga makam
tersebut, maka keterampilan membatik diturunkan oleh para pembatik keraton
kepada masyarakat Desa Wukirsari dan terjaga hingga saat ini. Selain budaya
membatik, bentuk kebudayaan di Desa Wukirsari secara garis besar dibedakan
menjadi aspek fisik (tangible) dan aspek non fisik (intangible). Bentuk
kebudayaan fisik yaitu makam Sunan Cirebon yang masih dijaga dengan baik,
arsitektur rumah joglo, kain batik khas Wukirsari, makanan khas Wukirsari, serta
hasil kerajinan dari bambu, tatah sungging dan lidi. Bentuk kebudayaan non-fisik
seperti budaya membatik, tradisi pengobatan tradisional gurah, pola kehidupan
masyarakat desa yang masih alami seperti kegiatan bertani dan penggunaan
transportasi tradisional dalam kehidupan sehari-hari, hingga nilai-nilai kehidupan
masyarakat jawa yang masih dijalani hingga saat ini seperti tradisi bersih desa
atau rasulan dan kirab budaya. Bentuk kebudayaan baik yang bersifat fisik
maupun non fisik masih terjaga hingga saat ini di Desa Wukirsari. Gambar 7
merupakan beberapa bentuk kebudayaan yang masih terjaga di Desa Wukirsari.
28
(a) (b) (c)
Gambar 7. Aktivitas Sosial Budaya masyarakat Desa Wukirsari : (a) Kegiatan membatik,
(b) Kegiatan bertani, (c) Masyarakat desa yang masih menggunakan kendaraan tradisional
Sistem kemasyarakatan di Desa Wukirsari terdiri dari struktur formal dan
informal. Struktur formal yaitu berkaitan dengan kepala dusun, kepala desa dan
ketua RT. Struktur informal adalah para tokoh-tokoh masyarakat yang dituakan
atau dikenal sebagai pemimpin bagi masyarakat.
Mayoritas penduduk Desa Wukirsari masih memegang sistem kekeluargaan
dalam kehidupan sehari-harinya. Kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Wukirsari
masih mencerminkan pola kehidupan masyarakat desa. Pada pagi hari para lelaki
pergi ke sawah, sementara itu menjelang siang para wanita mulai ramai di tempat
membatik atau di depan rumah mereka masing-masing untuk mulai membatik dan
menjaga anak. Beberapa warga Wukirsari juga merupakan abdi dalem keraton
Yogyakarta yang bertugas menjaga Makam Sunan Cirebon.
Selain sistem kehidupan masyarakat yang masih tradisional, bentuk
kebudayaan lain yang masih terjaga di Desa Wukirsari yaitu kesenian tradisional
yang masih rutin diadakan seperti rasulan, kirab budaya, karawitan, seni
pedalangan, dan tari tradisional. Kesenian tradisional ini sebagai salah satu wujud
kebersamaan masyarakat desa serta wujud ekspresi terhadap peristiwa tertentu di
Desa Wukirsari.
4.2.3 Sosial Ekonomi
Berdasarkan profil Desa Wukirsari pada tahun 2007 mayoritas masyarakat
Desa Wukirsari bekerja diluar sektor pertanian, hal ini dikarenakan kondisi alam
Desa Wukirsari yang kurang mendukung untuk ditanami padi sehingga
29
masyarakat mencari alternatif lain untuk meningkatkan penghasilan mereka.
Tabel 5 merupakan mata pencahariaan penduduk Desa Wukirsari.
Tabel 5. Mata Pencahariaan Penduduk Desa Wukirsari
No. Mata Pencahariaan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Petani 4.070 27,7
2. Buruh tani 1.306 8,9
3. Pegawai Swasta 3.489 23,8
4. Pegawai Negeri 505 3,4
5. Pengrajin 796 5,4
6. Pedagang 3.150 21,4
7. Peternak 245 1,7
8. Montir 77 0,5
9. Dokter 27 0,2
10. Pertukangan 920 6,3
11. Pensiunan 98 0,7
Total 14.683 100 Sumber : Profil Desa Wukirsari 2007
Sebanyak 36,6% masyarakat Desa Wukirsari bekerja di sektor pertanian dan
sisanya sebanyak 63,4% bekerja di luar sektor pertanian. Salah satu alternatif
mata pencahariaan bagi masyarakat Desa Wukirsari yaitu sebagai pengrajin dan
pedagang. Banyak hasil-hasil kerajinan yang ditemui di Desa Wukirsari antara
lain kerajinan batik, tatah sungging, lidi, bambu, keramik, hingga benang. Tabel 6
merupakan data jumlah pengrajin di Desa Wukirsari.
Tabel 6. Data Pengrajin di Desa Wukirsari
Jenis Kerajinan Lokasi Dukuh Jumlah (orang)
1. Batik Tulis - Karangkulon
- Giriloyo
- Cengkehan
- Kedungbuweng
- Tilaman
- Pundung
- Sindet
- Nogosari I
117
113
173
18
3
3
23
7
2. Tatah Sungging - Dengkeng
- Nogosari II
- Karangtalun
16
147
98
3. Benang Nogosari II 58
4. Bambu Kedungbuweng 20
TOTAL 796 Sumber : Profil Desa Wukirsari 2007
30
4.3 Aspek Wisata
4.3.1 Objek dan Atraksi Wisata
Desa Wukirsari memiliki objek dan atraksi wisata yang beraneka ragam
mulai dari wisata religi, wisata minat khusus, kuliner, hingga kesenian dan
kegiatan budaya tradisional. Wisata sejarah yang dapat dijumpai di Desa
Wukirsari yaitu Makam Sunan Cirebon dan Makam Seniman. Sementara itu,
wisata budaya yang dapat dijumpai di Desa Wukirsari antara lain kerajinan tatah
sungging, batik, kerajinan bambu, kerajinan rotan, kerajinan benang, industri
keramik dan lain-lain. Berbagai kegiatan dan kesenian tradisional juga diadakan
di Desa Wukirsari seperti karawitan, seni pedalangan, tari tradisional, dan lain-
lain. Kesenian tradisional ini selain merupakan kegiatan rutin masyarakat desa
juga dapat menjadi potensi wisata, namun saat ini belum dikemas sebagai atraksi
wisata di Desa Wukirsari.
Pemerintah Desa Wukirsari saat ini telah mulai mengembangkan potensi
desanya dengan beberapa program jelajah Desa Wukirsari dalam bentuk beberapa
paket wisata. Program wisata dikelola oleh perkumpulan pembatik di Desa
Wukirsari yang bernama Paguyuban Batik Giriloyo. Kegiatan wisata yang
ditawarkan di Desa Wukirsari saat ini yaitu menjelajahi alam pedesaan dan belajar
membatik. Kegiatan wisata terbagi menjadi beberapa paket sesuai dengan minat
pengunjung yaitu paket jelajah desa, paket belajar membatik, paket jelajah desa
dan belajar membatik, serta paket jelajah alam. Dalam kegiatan jelajah desa,
wisatawan akan di ajak menikmati alam sekitar Desa Wukirsari dan melihat
kegiatan para pembatik. Paket belajar membatik menawarkan kegiatan belajar
membatik mulai dari membuat pola hingga pewarnaan. Paket jelajah alam
menawarkan kegiatan susur sungai dan perbukitan di Desa Wukirsari. Paket
wisata tersebut dapat dilaksanakan dengan minimal rombongan berjumlah
sepuluh orang. Dari setiap paket tersebut wisatawan memperoleh fasilitas berupa
pemandu, snack, dan makan siang. Tabel 7 merupakan paket wisata yang terdapat
di Desa Wukirsari saat ini dan Gambar 8 merupakan peta wisata Desa Wukirsari.
.
31
Tabel 7. Paket Wisata Jelajah Desa Wukirsari
Jenis Paket Kegiatan Fasilitas Harga (Rp)
1. Jelajah desa
dan belajar
membatik
Susur Desa dan
Belajar membatik
- Pemandu perjalanan
- Pemandu membatik
- Peralatan membatik
- Snack
- Makan siang
100.000/peserta
2. Jelajah desa Susur Desa - Pemandu lokal
- Snack
- Makan siang
50.000/peserta
3. Belajar
membatik
Belajar membatik - Pemandu membatik
- Peralatan membatik
- Snack
- Makan siang
50.000/peserta
4. Jelajah alam Susur sungai dan
Perbukitan Desa
Wukirsari
- Pemandu lokal
- Snack
- Makan siang
Sumber : Wawancara dengan Kepala Desa Wukirsari Bapak Bayu Bintoro
32
33
4.3.2 Pengunjung
Potensi wisata yang terdapat di Desa Wukirsari saat ini mampu menjadi
daya tarik bagi pengunjung untuk berwisata ke Desa Wukirsari dengan berbagai
tujuan seperti belajar membatik, berziarah ke makam, melakukan pengobatan
gurah dan lain-lain. Pengunjung yang datang berasal dari berbagai daerah dan
golongan usia. Hal ini menunjukkan bahwa peminat wisata di Desa Wukirsari
tersebar di berbagai kalangan. Berdasarkan data Paguyuban Batik Giriloyo, pada
tahun 2010 pengunjung wisata batik di Desa Wukirsari mencapai 1.875
pengunjung.
Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wukirsari rata-rata merupakan
wisatawan yang tertarik akan budaya membatik yang ada di sana. Terlihat dari
responden pengunjung sebanyak 39% yang menyatakan budaya membatik sebagai
daya tarik wisata di Desa Wukirsari. Sebanyak 18,2 % menyatakan bahwa daya
tarik wisata di Desa Wukirsari terletak pada nilai sejarah yang terjaga berupa
Makam Sunan Cirebon dan Makam Seniman. Kemudian, sebanyak 16,9%
menyatakan bahwa daya tarik Desa Wukirsari terletak pada keindahan alamnya
yang masih mencerminkan alam pedesaan dengan sawah, rumah-rumah penduduk
yang secara arsitektural masih khas rumah adat Jawa serta bukit-bukit yang
mengelilingi Desa Wukirsari. Sisanya menyatakan daya tarik Desa Wukirsari
terletak pada kehidupan masyarakat yang masih khas pedesaan (13%), makanan
khasnya (11,7%), dan lain-lain seperti wisata gurah, kesenian tradisional (1,3%).
Gambar 9 merupakan grafik persepsi pengunjung mengenai daya tarik wisata
Desa Wukirsari.
Gambar 9. Daya Tarik Desa Wukirsari