112
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan
Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel)
dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi:
• Rancangan yang mengarah pada bangunan yang dapat
menghemat penggunaan energi listrik. Dengan strategi
merancang bangunan yang dapat memanfaatkan iklim luar.
• Penggunaan material yang ramah lingkungan pada bangunan
Kostel.
• Bentuk dan fungsi. Bangunan harus terbentuk oleh kegiatan
yang ada didalam
V.2. KONSEP PROGRAMATIK
V.2.1. Pelaku Kegiatan
Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :
• Penghuni
• Pengelola
• Pengunjung
- Teman kampus
- Orang tua mahasiswa / kerabat
113
V.2.2. Program ruang
A. Fasilitas Hunian
Tabel V-1 : Jenis unit Kostel
Jenis type Sumber Luas
Type single A 15.5 m² Type standart kapasitas 2 orang A 20 m² Type deluxe kapasitas 4 orang A 40 m² Type famil;y kapasitas 6 orang A 42 m²
Tabel V-2 : Kebutuhan ruang unit single
Tabel V-3 : Kebutuhan ruang unit standart
Kebutuhan Ruang Sumber Perhitungan Luas
1 Bathroom DA 1.1 m²x1.7 m² 1.8 m²
1 bedroom A 2 m²x 2 m² 4 m² 1 bedroom A 2 m²x 2 m² 4 m² Living room A 2.5 m²x2m² 5 m² Teras A 2.5 m x 1 m 2.5 m² Sirkulasi 20 % 3.4 m² Total 20 m²
Kebutuhan Ruang Sumber Perhitungan Luas
1 Bathroom DA 1.1 mx1.7 m 1.8 m²
1 bedroom A 2 m x 2 m 4 m² Living room A 2.5 m x 2m 5 m² Teras A 2.5 m x 1 m 2.5 m² Sirkulasi 20 % 2.2 m² Total 15.5 m²
114
Tabel V-4 : Kebutuhan ruang unit deluxe
Kebutuhan Ruang Sumber Perhitungan Luas
1 Bathroom DA 1.1 m²x1.7 m² 1.8 m²
1 Bathroom DA 1.1 m²x1.7 m² 1.8 m²
1 bedroom A 2 m²x 2 m² 4 m² 1 bedroom A 2 m²x 2 m² 4 m² 1 bedroom A 2 m²x 2 m² 4 m² 1 bedroom A 2 m²x 2 m² 4 m² Living room A 3.5 m²x3m² 10.5 m² Teras A 2.5 m x 1.4 m 3.5 m² Sirkulasi 20 % 6.7 m² Total 40 m²
Tabel V-5 : Kebutuhan ruang unit family
Kebutuhan Ruang Sumber Perhitungan Luas
1 Bathroom DA 1.5 m²x2 m² 3 m²
2 bedroom A 3 m²x2 m² 6 m² 1 bedroom susun A 2 m²x 2 m² 4 m² 1 bedroom susun A 2 m²x 2 m² 4 m² Pantry A 1.5 m²x 2 m² 3 m² Living room A 2.5 m²x 3 m² 7.5 m² Teras A 1.5 x 3 m² 4.5 m² Sirkulasi 20 % 6.5 m² Total 42 m²
B. Fasilitas Penunjang
Tabel IV-6 : Kebutuhan ruang minimarket
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas
Lobby dan Kasir 2 orang 2,5 m²/org TSS 5 m² Ruang pamer / penjualan
A 30 m²
Ruang penitipan barang 2 orang 3 m² TSS 6 m² Gudang peyimpanan A 10.4 m² Sirkulasi 20% 10.3 m² Total 62 m²
115
Tabel V-7 : Kebutuhan ruang Rumah Makan/Restoran
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas
Lobby dan Kasir 2 orang 2,5 m²/org TSS 5 m² Dapur 50 m² A 50 m²
Ruang pelayanan 10 orang 1,5 m² DA 10 m² Ruang duduk 108 orang 2 m² / org DA 215 m² Ruang pengelola 4 orang 1,5 m² / org TSS 6 m² Gudang Peyimpanan 15 m² A 15 m² Toilet 12 orang A 56 m² Sirkulasi 20% 72 m² Total 429 m²
Tabel IV-8 : Kebutuhan ruang fasilitas olah raga
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas
Kolam Renang Kolam Renang 50 1.5 x 2 m² A 150 m² Toilet 5 unit 3.8 m²/unit DA 19 m² Sirkulasi 20% 34 m² Total 203 m²
Club House Fitness center 20 orang 3 m²/org DA 50 m² Loker 2.5 x 4 m² A 10 m² Ruang Ganti 20 orang 1,5 m²/org DA 30 m² Sirkulasi 20% 18 m² Total
108m² Total
Seluruh 312 m²
116
. Tabel V-9: Kebutuhan ruang kantor pengelola
C. Fasilitas Servis
Tabel IV-10 : Kebutuhan ruang service
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber
Luas
Ruang Generator 1 unit 35 m²/ unit A 35 m² Ruang Panel 2 unit 9 m²/ unit A 18 m² Gudang peral atan 1 unit 35 m²/ unit A 35 m² Ruang M&E 1 unit 35 m²/ unit A 35 m² Ruang Keamanan 8 orang 2,5 m² / org A 20 m² Ruang Offi ce Boy 2 unit 9 m²/ unit A 18 m² Ruang Laundry 2 unit 15 m²/ unit A 30 m² Ruang Sholat 20 orang 1.5 m²/ orang A 30 m² Ruang Pompa 2 unit 30 m²/ unit A 60 m² Reservoir Bawah 1 unit 50 m²/ unit A 50 m² STP 1 unit 50 m²/ unit A 50 m² Sirkulasi 20% 76 m² Total 457 m²
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas
Resepsionis+ R.Tunggu 10 orang 1,05 m²/org DA 10 m²
Ruang Kepala 1 orang 9 m²/org DA 9 m²
Ruang Wakil Kepala 1 orang 9 m²/org DA 9 m²
Ruang Regristrasi 2 orang 5 m²/org DA 10 m²
Ruang Administrasi 4 orang 3 m²/org DA 12 m²
Sirkulasi 20 % A 13 m²
Total 60 m²
117
Tabel V-11 : Luas kebutuhan ruang parkir
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luas Parkir Mobil 22 25 m2 550 m2 ParkirMotor 45 2 m2 90 m2 Parkir Mobil Tamu 8 25 m2 200 m2 Parkir Mobil Pengelola 2 25 m2 50 m2 Parkir Motor Tamu 7 2 m2 14 m2 Parkir Motor Pengelola 7 2 m2 14 m2 Parkir Mobil Service 2 30 m2 60 m2 Total 978 m2
D. Luas Kebutuhan Ruang Luar
Tabel V-12 : Luas kebutuhan ruang luar
Kebutuhan Ruang Standar Luas KDB 80% dari Luas Bangunan 6038 m2 Pedestarian + Plaza 1.5 m²/orang (450 orang) 675 m2 Perkerasan 10% dari Luas Bangunan 754 m2 Penghijauan 10% dari Luas Bangunan 754 m2
118
V.3 Konsep Perencanaan dan Perancangan
V.3.1. Kondisi Tapak
Gambar V-13 : Kondisi tapak
Sumber : google earth
1. Tapak mempunyai luas 7.548 m2 yang terletak di Jalan Kebon Jeruk
Raya ini memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut
• Luas Bangunan : 7547,75 m²
• K.D.B : 80%
• K.L.B : 3,5
• G.S.B : 6 m di selatan dan 10 m di timur
• Batas Ketinggian : 6 lantai
• Peruntukan : Hunian sewa bagi mahasiswa dan umum
KAMPUS SYAHDAN
KAMPUS ANGGREK
LOKASI TAPAK
119
Jalan kecil sebelah barat tapak Jalan Flamboyan
Sumber google earth
Jalan Kebon Jeruk dengan area bisnis Pertigaan Batu Sari
Tapak Bangunan
120
Batas-batas tapak adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Berbatasan dengan pertokoan dan rumah penduduk.
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Jalan Raya Kebon Jeruk.
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jalan Raya Rawa Belong.
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan jalan kecil dan pemukiman penduduk
V. 3.2 S irkulasi Tapak
• Entrance kendaraan
Penentuan pintu masuk utama terletak pada bagian timur dan selatan
bangunan yaitu Jl. Kebon Jeruk Raya dan JL.Raya Rawa Belong.,
dikarenakan memiliki dua sisi menghadap jalan. Sedangkan side
entrance sama dengan entrance pada bagian timur dan selatan tapak.
Gambar V-14: Pencapaian kendaraan ke tapak
Jalan Kebon Jeruk Raya
Jalan Rawa Belong
U
ENTRANCE
KELUAR
KELUAR
121
• Entrance manusia
Gambar V-15 : Pencapaian manusia ke tapak
Pemisahan sirkulasi ini agar tercipta suatu kegiatan yang terorganisir
atau teratur dan mempunyai aktifitas serta kebutuhan ruang yang
berbeda.
V.3.3 Zoning Tapak
Gambar V-16 : Zoning dalam Tapak
U
U
KELUAR
ENTRANCE
Jalan Kebon Jeruk Raya
Jalan Rawa Belong
122
Keterangan :
: Area Publik : Area Semipublik
: Area Privat : Area Servis
V.4 Massa bangunan
Massa bangunan ini menggunakan massa tunggal karena :
- Mudah dalam hal pengawasan dan keamanan keseluruhan
bangunan maupun pengguna bangunan
- mudah dalam pengaturan, sirkulasi ruang dalam serta pengontrolan
orang yang masuk bangunan.
- memaksimalkan lahan hijau sebagai tempat resapan air.
Massa bangunan ini terdiri dari 6 lantai untuk bangunan Kost dan 4 lantai
untuk hotel dan 1 lantai untuk bangunan penunjangnya tetapi tetap dalam
satu massa. Bangunan penunjang diletakkan pada lantai dasar agar mudah
dalam pencapaian baik itu peghuni maupun pengunjung dapat dijadikan juga
tempat untuk berkumpul.
V.4.1 Bentuk Dasar Bangunan
Bentuk dasar bangunan yang dipilih untuk bangunan Kostel ini adalah
bentuk persegi karena lebih mudah dalam penataan ruangnya. Selain itu, bagian
terpendek bangunan kostel diarahkan pada bagian timur dan barat untuk
mengurangi naiknya suhu thermal ruangan karena sinar matahari.
123
Gambar V-5: Bentuk Dasar Bangunan
V.4.2. KONSEP RUANG DALAM
Berdasarkan analisa, pola ruang yang sesuai dengan Kostel adalah
pola linier menerus dan radial karena Kostel memerlukan kejelasan sirkulasi
serta pemusatan suatu kegiatan, langsung dan mudah untuk pencapaian titik
tertentu.
V.4.3. KONSEP STRUKTUR
Untuk struktur bawah atau pondasi, bangunan Kostel ini
menggunakan pondasi bored pile karena cepat dalam pengerjaannya dan
tidak menimbulkan getaran pada proses pengerjaan, sedangkan untuk
struktur atasnya menggunakan baja yang dibungkus atau selimuti beton.
Lalu penggunaan sistem dilatasi pada bangunan, oleh karena terdapat dua
bangunan yang terpisah yang memiliki jarak berdekatan.
124
V.4.4 Sistem Utilitas
A) Listrik
Untuk listrik menggunakan 3 sumber daya, yaitu PLN yang menjadi
sumber daya utama, Generator atau Genset yang menjadi sumber daya
cadangan apabila aliran listrik terputus atau mati. Penggunaan solar cell
( Photovoltaic ) yang membantu penghematan energi dengan cara
mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik.
B) Sistem Pencahayaan
Sistem Pencahayaan pada bangunan ini menggunakan 2 sistem
pencahayaan, yaitu :
• Pencahayaan alami
Pemanfaatan cahaya alami yang berasal dari matahari ini diusahakan
semaksimal mungkin sehingga pada siang hari setiap ruangan tidak perlu
menggunakan lampu ( pencahayaan buatan ). Bukaan – bukaan yang
diletakkan pada bagian utara maupun selatan merupakan perletakan yang
tepat untuk mengurangi sengatan langsung sinar matahari yang dapat
meningkatkan suhu ruangan didalam bangunan.
• Pencahayaan buatan
Untuk pencahayaan buatan digunakan pada malam hari dan lampu –
lampu yang digunakan adalah lampu – lampu yang hemat energi seperti
lampu TL yang mampu menghemat energi sampai 80 %.
125
C) Sistem penghawaan
Sistem penghawaan pada bangunan ini menggunakan 2 sistem
penghawaan, yaitu :
• Penghawaan alami
Penggunaan penghawaan alami pada bangunan dibuat semaksimal
mungkin dengan cara membuat bukaan-bukaan atau ventilasi yang
cukup agar udara bisa mengalir ( cross ventilation ). Untuk dinding
bukaan bisa digunakan material berupa kisi-kisi agar udara masih bisa
tetap masuk atau pengkombinasian dengan kaca Nako agar cahaya juga
dapat masuk kedalam ruangan.
• Penghawaan buatan
Untuk penghawaan buatan, bangunan kostel ini menggunakan AC split
sebagai pendingin ruangan. AC split ini digunakan agar dapat
menghemat energi dan dapat dikontrol dalam pemakaiannya, tidak
seperti AC Central yang mendinginkan ruangan dalam skala yang cukup
luas dan tentunya akan memerlukan banyak energi.
D) Sistem Keamanan
Sistem Keamanan pada bangunan ini menggunakan CCTV pada ruang-
ruang yang banyak dilalui oleh orang dan yang rawan sekali untuk
dijadikan tempat melakukan tindak kekerasan, electronic ID card untuk
membuka atau mengunci pintu kamar dan alarm system untuk keadaan
darurat.
126
E) Sistem kebakaran
Untuk penanggulangan kebakaran, kostel ini menggunakan Fire
Hydrant, Fire extinguisher dan fire alarm. Tidak terdapat tangga
kebakaran pada kostel ini karena hanya terdapat 6 lantai. Sesuai dengan
ketentuan :
Untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 8 lantai ( < 25 m ),
tangga sirkulasi dapat digunakan sebagai tangga kebakaran sedangkan
untuk bangunan dengan ketinggian lebih dari 8 lantai ( > 25 m ), harus
dilengkapi dengan tangga kebakaran dan persyaratan evakuasi darurat
lainnya. ( Jimmy S. Juwana, 2004, p80 )
F) Sistem Penangkal Petir
Untuk sistem penangkal petir, bangunan kostel ini menggunakan sistem
Faraday karena jangkauan perlindungan terhadap bangunan lebih luas,
dengan tiang penangkap petir dan sistem pengebumiannya.
G) Sistem Air Bersih
Untuk sistem air bersih, bangunan ini menggunakan air PAM untuk
keperluan konsumsi, sedangkan untuk mandi atau kegiatan lain yang
memerlukan air bersih juga bisa dengan menggunakan air tanah ( sumur
bor ) ataupun air hujan yang di recycle.
H) Sistem Pembuangan air bekas atau kotor
Air bekas kotoran cair maupun padat dialirkan dan diolah di tempat
pengolahan limbah ( STP ). Hal ini dimaksudkan agar air kotoran yang
terbuang bisa digunakan kembali agar dapat menghemat air dan juga
127
tidak mencemari lingkungan. Selain itu juga dibuat penampungan untuk
air hujan agar air hujan bisa dimanfaatkan untuk keperluan dalam
kegiatan ataupun pemeliharaan kostel.
V.3 Penekanan Khusus
Penekanan khusus di dalam konsep perencanaan dan perancangan kostel di
Kebon Jeruk ini adalah menerapkan arsitektur berkelanjutan hemat energi pada
bangunan.
Arsitektur berkelanjutan merupakan arsitektur yang timbul karena
Peningkatan pada sektor energi. Ke semua ini terutama disebabkan oleh
perkembangan pesat teknologi modern, yang pada umumya konsumtif terhadap
pemakaian energi. Dari hasil studi, diperoleh data bahwa penggunaan energi
dalam bangunan dari tahun-ke tahun diperkirakan naik sekitar rata-rata 5 sampai
10 prosen. adanya tanggung jawab terhadap kenaikan harga minyak dan faktor
lingkungan lainnya.
Bangunan berkelanjutan yang hemat energi adalah bangunan yang memiliki
dampak positif yang sungguh besar bagi kehidupan sekarang dan mendatang.
Dengan adanya bangunan yang hemat energi akan sedikit mengurangi atau
meminimalisirkan pemakaian energi yang disebabakan oleh faktor yang lain.
Apabila terdapat rancangan-rancangan bangunan yang dapat memanfaatkan
energi alami misalnya matahari.