Download - Bab V Lap KP
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 25
BAB V
MATERIAL CONTROL
Divisi material control adalah divisi yang bertugas memeriksa kebutuhan
material pada proyek yang sedang dibangun. Material control pada proyek
pembangunan Centennial Tower adalah divisi baru dari PT. ACSET. Tujuan dari
dibentuknya divisi ini adalah agar penggunaan material dapat sesuai dengan
kebutuhan guna tercapai nilai yang lebih efisien.
Karena pelaksanaan proyek yang baru berjalan 6 bulan dan pembangunan
baru dilakukan pada basement 3, 2, dan 1, material yang sudah dikontrol sampai
pada tahap ini adalah batako dan besi. Namun dalam pelaksanaan Kerja Praktek
ini, material lebih terfokus pada penggunaan besi karena masih dalam pekerjaan
struktur. Sedangkan pengontrolan untuk batako sudah dilakukan sebelum penulis
melakukan kerja praktek di proyek pembangunan Centennial Tower.
A. Pengontrolan Besi di Lapangan
Pemeriksaan material yang dilakukan adalah dalam segi kuantitas, baik
kuantitas yang ada di lapangan maupun kuantitas yang diperlukan dalam
pembuatan struktur. Untuk besi, pengontrolan di lapangan adalah dengan
menghitung jumlah besi yang ada di tiap zona. Zona yang ada terbagi menjadi
zona A, B, C, D, E, F, G, H, dan podium. Berikut adalah gambaran dari zona-zona
yang ada di lokasi proyek untuk penempatan besi.
Gambar 5.1. Zona penempatan besi
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 26
Untuk mendapatkan jumlah besi yang ada di lokasi proyek, perhitungan
dilakukan pada tiap zona. Jumlah ditentukan dalam batang dan ikat. Untuk batang,
besi dihitung satu persatu. Untuk ikat jumlah besi sudah ditentukan dalam tiap
ikat. Jumlah tiap ikat untuk masing-masing diameter berbeda-beda.
Dari bab sebelumnya, sudah diketahui bahwa besi didatangkan dari Master
Steel dan Toyo Giri Steel. Jumlah tiap batangnya dalam satu ikat pun berbeda
untuk masing-masing merk tersebut. Jumlah tiap ikatnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5.1 Jumlah besi untuk merk Master Steel
Diamater (mm) Jumlah dalam 1 ikat Berat (ton)
32 30 2,2
29 40 2,5
25 50 2,3
22 70 2,5
19 100 2,6
16 150 2,8
13 200 2,5
10 300 2,2
Tabel 5.2 Jumlah besi untuk merk Toyo Giri Steel
Diamater (mm) Jumlah dalam 1 ikat Jumlah besi dalam 1
bendel (batang)
32 4 -
29 5 -
25 6 -
22 8 -
19 10 120
16 15 180
13 20 240
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 27
10 25 400
Dengan adanya jumlah-jumlah tersebut dapat memudahkan dalam proses
rekapitulasi jumlah besi yang tersedia. Pengecekan di lapangan dilakukan 2 atau 3
hari sekali. Berikut ini adalah contoh hasil rekapitulasi dari pengecekan di
lapangan :
Tabel 5.3 Rekapitulasi pengecekan besi di lapangan
LOKASI
UKURAN
32 29 25 22 19 16 13 10
Ikatbtng Ikat
btng Ikat
btng Ikat
btng Ikat
btng Ikat
btng Ikat btng Ikat
btng
A 26 15 84 46
B 45 53 2 78 33
C 47 32 25 44 66
D 19 8 87 87 4T 7 T
E 22 56 46 43 4T 13
F 31 12 22 21 64
G1 26 23 34T 2T 56
G2 15 31 32T 53T
H 44 63 34 46 32
Podium 47 57 20 39
Pada tabel di atas, dapat dilihat jumlah besi dalam hitungan ikat dan
batang. Jika dalam hitungan ikat, maka perlu dikalikan dengan jumlah yang ada
pada tabel 5.1 atau 5.2. Untuk keterangan “T” adalah besi dengan Merk Toyo Giri
Steel, sedangkan yang tidak memiliki keterangan merupakan Merk Master Steel.
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 28
Selain melakukan pemeriksaan jumlah besi di lapangan, penulis juga
mengontrol kebutuhan besi untuk slab, balok, dan kolom. Pada pengontrolan ini,
dibutuhkan beberapa parameter untuk mendapatkan jumlah besi yang diperlukan
untuk tiap lantai. Parameter-parameter itu antara lain panjang, jumlah dan berat
per batang besi.
Tabel 5.4 Berat besi per batang
DESCRIPTIONWEIGHT
(kg/pc)UNIT
DIA.32 MM 75.76 kg
DIA.29 MM 62.28 kg
DIA.25 MM 46.20 kg
DIA.22 MM 35.76 kg
DIA.19 MM 26.76 kg
DIA.16 MM 18.96 kg
DIA.13 MM 12.48 kg
DIA.10 MM 7.40 kg
Panjang untuk tiap batang besi adalah 12 meter. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan berat batang yang digunakan adalah :
Berat perlu=Panjang perlu12
x Berat /batang
Keterangan : Panjang perlu diperoleh dari gambar yang ada
B. Pembesian Slab
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 29
Untuk mendapatkan berat perlu besi pada slab, sebelumnya dicari panjang perlu
dari tiap jenis slab di tiap lantai. Terdapat beberapa jenis slab untuk tiap lantainya.
Contoh untuk salah sau jenis slab dapat dilihat pada gambar berikut dan lebih
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran :
Gambar 5.2 Pembesian Slab Basement 2 Tipe FS20
Dari gambar tersebut, kita bisa mendapatkan panjang perlu dengan melihat besi
yang ada di 0,25L dan 0,5L. Untuk lebih jelasnya, kita dapat meihat contoh
perhitungan berikut ini dari gambar di atas :
Arah Vertikal
Horizontal
Vertikal
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 30
1. 0,25L
D13-100
4 x (0,25 x 7500 : 100) x (0,25 x 8000 + 200) = 165 m
D10-300
2 x (0,25 x 7500 : 300) x (0,5 x 8000 + 2 x 200) = 55 m
D13-125
2 x (0,25 x 7500 : 125) x 8000 = 240 m
2. 0,5L
D10-300
(0,5 x 7500 : 300) x (0,5 x 8000 + 2 x 200) = 55 m
D13-350
(0,5 x 7500 : 350) x (0,5 x 8000 + 2 x 200) =47,14 m
D13-150
2 x (0,5 x 7500 : 150) x (0,25 x 8000 + 200) = 110 m
D13-350
(0,5 x 7500 : 350) x 8000 = 85,71 m
Arah Horizontal
1. 0,25 L
D13-125
4 x (0,25 x 8000 : 125) x (0,25 x 7500 + 200) = 132,80 m
D10-300
2 x (0,25 x 8000 : 300) x (0,5 x 7500 + 2 x 200) = 55,33 m
D13-150
2 x (0,25 x 8000 : 150) x 7500 = 200 m
2. 0,5 L
D10-300
(0,5 x 8000 : 300) x (0,5 x 7500 + 2 x 200) = 55,33 m
D13-175
2 x (0,5 x 8000 : 175) x (0,25 x 7500 + 200) = 94,86 m
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 31
D13-400
(0,5 x 8000 : 400) x (0,5 x 7500 + 2 x 200) = 41,50 m
D13-400
(0,5 x 8000 : 400) x 7500 = 75 m
Setelah mendapatkan panjang perlu, kita bisa mendapatkan berat perlu
dengan mengalikannya dengan berat perbatang untuk masing-masing diameter :
Untuk D10 dengan berat perbatang 7,40 kg/pc, kita mendapatkan berat
perlu :
Panjang perlu = 55 + 55 + 55,3 + 55,3 = 220,66 m
Berat perlu = 220,66 : 12 x 7,40 = 136,07 kg
Untuk D13 dengan berat perbatang 12,48 kg/pc, kita mendapatkan berat
perlu :
Panjang perlu = 165 + 240 + 47,14 + 110 + 85,71 + 132,80 + 200 + 94,86
+ 41,50 + 75 = 1192,01 m
Berat perlu = 1192,01 : 12 x 12,48 = 1239,69 kg
Dengan luas slab 8 m x 7,5 m = 60 m2, maka kebutuhan besi untuk slab
tipe FS20 adalah 1239,69 : 60 = 20,66 kg/m2.
Perhitungan dilakukan untuk masing-masing tipe slab. Setelah
mendapatkan semuanya, maka akan didapatkan total berat keseluruhan. Setelah
itu kita bisa mendapatkan prosentase berat masing-masing diameter sebagai acuan
kita dalam pemesanan besi. Contoh perhitungan slab untuk satu lantai dapat
dilihat pada lampiran.
C. Pembesian Balok
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 32
Hampir sama dengan pembesian pada slab, perhitungan untuk pembesian
balok juga memerlukan, panjang, berat perbatang, serta jumlah besi yang
diperlukan. Dalam hal ini, penulis menghitung kebutuhan besi untuk balok yang
ada di basement 2. Tipe balok yang ada pada basement juga sangat beragam yang
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 5.3 Detail Beberapa Tipe Balok Pada Basement 2
Berikut ini adalah cara perhitungan panjang besi :
Pada perhitungan ini, selimut beton adalah 25 mm.
Top
2 x (tebal balok – 2 x selimut beton) + (panjang balok – selimut beton)
Bottom
Panjang balok – 2 x selimut beton + 2 x 50 mm
Sengkang
2 x [(tebal balok – 2 x selimut beton) + (lebar balok – 2 x selimut beton) +
50 mm)].
Diatas, terdapat nilai 50 mm yang berasal dari besi yang dibengkokkan
untuk kedua ujungnya.
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 33
Panjang besi yang didapat juga ditentukan oleh kondisi di ujung –
ujung balok. Kondisi diujung balok bisa berupa balok lain, kolom, atau
shear wall. Dengan kondisi tersebut, maka panjang besi ditambah dengan
lebar kolom atau shear wall atau balok lain dikurangi dengan selimut
beton sebesar 25 mm atau ditambah sebesar 40D (40 x diameter tulangan).
Kondisi yang lain adalah ketika tipe balok memiliki tulangan tengah atau
tulangan pinggang. Untuk tulangan tengah, kedua ujungnya ditambahkan
dengan 40D. sedangkan untuk tulangan pinggang dihitung dengan cara 14
bentang balok + 40D. Berikut adalah contoh perhitungan panjang balok
pada basement 2 dengan tipe balok B24 :
Gambar 5.4 Detail Balok Basement 2 Tipe B24
Gambar 5.5 Panjang Balok Tipe B24 Pada Denah Balok Basement 2
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
Balok B24
Tulangan utama B24
Sengkang Balok B24
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
Panjang Balok Tipe B24 = 2387 mm
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 34
Dari Gambar 5.4, kita dapat melihat penampang melintang bagian
kiri, tengah, dan kanan balok tipe B24 yang memiliki dimensi 200 x 400
mm. Pada balok tersebut digunakan tulangan ulir dengan diameter 16 mm
untuk tulangan utama dan diameter 10 mm untuk sengkang. Cara
menghitung kebutuhan besi pada balok tersebut ialah :
Top
Panjang perlu = 2 x (400 – 2 x 25) + (2387 + 175 + 275) = 3537 mm
Bottom
Panjang perlu = 2387 + 175 + 275 + (2 x 50) = 2937 mm
Sengkang
Panjang perlu = 2 x ( 400 – 2 x 25 + 200 – 2 x 25 + 50) = 1100 mm
Tebal balok
Selimut beton
Panjang balok
Tebal balok lain di ujung – selimut beton
Panjang balok
Tebal balok lain di ujung – selimut beton
Besi yang dibengkokkan
Lebar balok
Selimut betonBesi yang dibengkokkan
Tebal balok
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 35
Setelah mendapatkan panjang besi dari tiap tipe dan bentang balok, kita
bisa mendapatkan berat besi yang diperlukan untuk tiap balok dengan diameter
masing-masing. Dari hitungan di atas, diperoleh berat :
Top
(3537 : 1000) m x 18,96 kg : 12 m = 5,588 kg
Volume = 5,588 x 3 = 16,77 kg
Bottom
(2937 : 1000) m x 18,96 kg : 12 m = 4,640 kg
Volume = 4,640 x 3 = 13,92 kg
Sengkang
(1100 : 1000) m x 7,40 kg : 12 m = 0,678 kg
2387 : 150 = 15,91 buah ≈ 16 buah sengkang
Volume = 0,678 x 16 = 10,85 kg
Jadi, volume total untuk 1 balok tipe B24 dengan bentang 2387 mm pada
basement 2 adalah 16,76 + 13,92 + 10,85 = 41,54 kg
Perhitungan yang serupa juga dilakukan untuk semua jenis tipe balok di
tiap lantai. Setelah itu seluruh volume besi untuk tiap diameter yang sama
dijumlahkan untuk mendapatkan prosentase jumlah besi yang diperlukan untuk
diameternya. Sebagai contoh, dibutuhkan 72% D19, 4,5% D16, dan 23,5% D10
untuk basement 2. Selain itu kita juga menghitung volume balok (tebal x lebar x
bentang balok) sebagai pembanding untuk mendapatkan berat besi yang
diperlukan untuk 1 m3 balok (kg/m3) dengan membagi volume total besi dengan
volume total balok.
D. Pembesian Kolom
Tidak begitu berbeda dengan balok, perhitungan untuk pembesian kolom
juga hampir sama. Diperlukan, panjang, berat perbatang, serta jumlah besi untuk
mendapatkan volume besi. Pada kolom terdiri dari tulangan utama, sengkang, dan
tulangan sepihak. Contoh detail penulangan kolom dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 36
Gambar 5.6 Detail Penulangan Kolom Basement 3 – Ground Floor Tipe C8
Untuk perhitungan panjang perlu kolom dapat dilihat pada contoh berikut ini :
Gambar 5.7 Detail penulangan Kolom C11 (2)
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 37
Panjang perlu untuk tipe kolom C11 (2) dihitung dari stek kolom pada pile
cap sampai dengan basement 1.
Stek kolom
8D22
L = 270 + 2590 = 2860 mm
8D19
L = 230 + 2310 = 2540 mm
Sengkang (D13 – 125)
L = 4 x (600 – 2 x 25) + 2 x 50 = 2300 mm
Jumlah sengkang = 300 : 125 = 2,4 ≈ 3 buah
Basement 3 – basement 1
8D22
L = 8000 mm
8D19
L = 7880 mm
Sengkang (D13 – 125)
L = 4 x (600 – 2 x 25) + 2 x 50 = 2300 mm
Jumlah sengkang = 8000 : 125 = 64 buah
Tulangan sepihak (D13 – 125)
L = 600
Jumlah tulangan = 2 x 64 = 128 buah
B A B V M A T E R I A L C O N T R O L | 38
Setelah didapatkan panjang perlu, dapat diperoleh volume besi untuk kolom C11
(2) untuk basement 3 hingga basement 1 , yaitu :
Stek kolom
Volume = 8 x 2860 : 1000 : 12 x 35,76 = 68,18 kg
Volume = 8 x 2540 : 1000 : 12 x 26,76 = 45,31 kg
Volume = 3 x 2300 : 1000 : 12 x 12,48 = 7,18 kg
Basement 3- basement 1
Volume = 8 x 8000 : 1000 : 12 x 35,76 = 190,72 kg
Volume = 8 x 7880 : 1000 : 12 x 26,76 = 140,58 kg
Volume = 64 x 2300 : 1000 : 12 x12,48 = 153,10 kg
Volume = 128 x 650 x 1000 : 12 x 12,48 = 86,53 kg
Jadi, volume total besi untuk satu kolom Tipe C11 (2) yang dibangun dari
pile cap hingga basement 1 adalah 691,42 kg. Setelah volume besi dari semua
kolom yang ada didapatkan, maka kita dapat mendapatkan total volume besi dari
pile cap hingga basement 1.
Perhitungan di atas adalah beberapa contoh perhitungan yang dikerjakan
oleh divisi material control. Dalam pengerjaan suatu konstruksi, sebagai
contohnya adalah besi, terdapat waste (besi yang dilebihkan) yang besarnya 2,5%
- 3%. Hal tersebut dimaksudkan untuk pengerjaan yang menyisakan bentang besi
yang tidak dapat dipakai kembali.