104
BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN
5.1. Urban Spatial Design
5.1.1. Figure Ground
a. Dusun Glaran I
Pada Dusun Glaran I ini mengalami cukup perubahan tatanan
massa bangunan sejak perubahan desa wisata ini dalam kurun waktu ± 3
tahun. Mulai bermunculan bangunan-bangunan baru baik permanen
maupun semi permanen di daerah-daerah yang tadinya merupakan lahan
kosong maupun lahan terbuka hijau.
GAMBAR 5.1 Solid-void Dusun Glaran I sebelum th.2010 (Sumber : analisa pribadi)
105
Pada gambar di atas terdapat suatu area yang diberi lingkaran
merah. Area tersebut menunjukkan tempat yang paling banyak
bermunculan bangunan-bangunan baru baik permanen atau semi
permanen. Hal ini dikarenakan area tersebut memiliki letak yang cukup
dekat dengan obyek wisata dan memiliki area terbuka yang cukup luas
yang dapat dijadikan sebagai fasilitas wisata.
Kedua gambar tersebut menunjukkan persamaan hubungan solid-
void dengan tipologi organik meskipun telah terjadi pertumbuhan
bangunan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan lokasi bangunan yang
tumbuh dan berkembang secara tidak beraturan dan tidak disengaja tanpa
suatu perancangan tertentu.
GAMBAR 5.2 Solid-void Dusun Glaran I setelah th.2010 (Sumber : analisa pribadi)
106
TABEL 5.1 Perubahan Tatanan Massa Bangunan dan Lingkungan Dusun Glaran I
Eksplorasi Perubahan Faktor yang Mempengaruhi
Sebelum tahun 2010
Tatanan massa bangunan masih
sederhana mengikuti pola linear jalan
dan tidak teratur.
Munculnya obyek wisata
baru sehingga banyak
pengunjung yang datang
Pemikiran masyarakat yang
dapat meningkatkan
perekonomian akibat adanya
obyek wisata tersebut
dengan membuat suatu
fasilitas pendukung.
Setelah tahun 2010
Tatanan massa bangunan mulai berubah
karena mulai bermunculan bangunan-
bangunan baru dan berkembang
mendekati wisata yang ada.
Pertumbuhan ini cenderung mengelilingi
fasilitas tertentu.
GAMBAR 5.3 Perubahan lahan kosong menjadi Pokdarwis DewaBejo
(Sumber : http://dewabejo.wordpress.com/ )
(Sumber : analisa pribadi)
107
GAMBAR 5.4 Lahan kosong dan bukit berubah menjadi Pokdarwis Glaran Indah dan
ditemukannya Goa Baru (Sumber : dokumentasi pribadi )
GAMBAR 5.5 Perubahan area sawah menjadi warung makan (Sumber : dokumentasi pribadi )
108
Sebelum dibentuknya desa wisata, Dusun Glaran I ini memiliki
banyak ruang terbuka hijau baik itu sawah, lahan pepohonan atau sekedar
area terbuka. Pembentukan desa wisata ini membuat pengelola harus
menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan wisata tersebut bagi
pengunjung. Begitu pula masyarakat yang turut serta dalam
pengembangan. Sikap-sikap tersebut yang membuat mulainya terjadi
perubahan tatanan massa bangunan pada dusun ini. Area terbuka hijau
mulai berganti menjadi massa bangunan satu persatu.
Akibat bertambahnya jumlah pengunjung yang melonjak tajam,
serta semakin bertambah jumlah Pokdarwis di Desa Bejiharjo
menyebabkan terjadinya perkembangan semakin cepat. Meskipun baru
terjadi selama ±3 tahun, namun sudah terlihat jika desa wisata ini semakin
berkembang ke depannya akan semakin banyak perubahan yang terjadi
dan dapat menyebar ke dusun lain. Mengingat Pak Bagyo selaku Ketua
Pokdarwis Dewa Bejo mengatakan untuk jangka panjangnya terdapat
rencana membuat masterplan satu desa dengan membuat area parkir
pengunjung disatukan. Dari area parkir pengunjung akan dibawa dengan
transportasi angkutan yang disediakan dari desa. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian warga desa serta meratakan perkembangan
yang terjadi.
109
b. Dusun Bulu
Pada Dusun Bulu ini tidak mengalami perubahan, cenderung
statis. Meskipun dusun ini memiliki potensi kerajinan tradisional untuk
menarik wisatawan, namun tidak cukup untuk membuat dusun ini lebih
berkembang. Potensi kerajinan tradisional tersebut lebih dirasakan pada
masing-masing individu. Selain itu adanya desa wisata dan salah satu
obyek wisatanya Gua Pindul juga tidak terlalu mempengaruhi
perkembangan dusun. Masih banyak terdapat area terbuka hijau, baik
persawahan maupun pepohonan rimbun. Hubungan solid-void pada
Dusun Bulu ini menunjukkan tipologi organik dengan pertumbuhannya
yang tidak teratur dan menyebar berkembang secara tradisional.
GAMBAR 5.6 Solid-void Dusun Bulu
(Sumber : analisa pribadi)
110
5.1.2. Sistem Linkage
a. Dusun Glaran I
Seiring dengan perubahan tatanan massa bangunan dan
lingkungan, sistem linkage (jalur penghubung) juga mengalami
perubahan. Terdapat bantuan dari pemerintah dalam perbaikan jalan dan
pembuatan akses baru ke mulut Gua Pindul seperti PNPM Desa.
Jalan ini merupakan salah satu sistem yang menjadi perekat suatu
kawasan. Jika suatu kawasan memiliki akses jalan yang baik hal ini dapat
mengembangkan kualitas kawasan tersebut dan dapat menghubungkan
kawasan tersebut dengan yang lain. Seperti halnya yang terjadi pada
Dusun Glaran I. Dengan diperbaikinya akses jalan menuju obyek wisata
menambah kepuasan dan kemudahan pengunjung.
GAMBAR 5.7 Kondisi Jalan Dusun Glaran I Th 2010
(Sumber : analisa pribadi)
dari Dusun Karangmojo
Jalan Primer
Jalan Sekunder
111
1 2 3
GAMBAR 5.9 Akses jalan baru menuju Goa Pindul (Sumber : dokumentasi pribadi)
1
2
3
dari Dusun Karangmojo
Jalan Primer
Jalan Sekunder
GAMBAR 5.8 Kondisi Jalan Dusun Glaran I Th 2014 (Sumber : analisa pribadi)
112
TABEL 5.2 Perubahan Sistem Linkage Dusun Glaran I
Eksplorasi Perubahan Faktor yang Mempengaruhi
Sebelum tahun 2010
Belum adanya akses yang memadai
menuju mulut Gua Pindul, hanya berupa
jalur setapak.
Akses menuju Dusun Glaran I sudah
baik, jalan penghubung antar dusun
sudah berupa jalan aspal.
Pemikiran warga desa yang
termasuk ke dalam
kesekretariatan wisata yang
ingin memudahkan akses
pengunjung.
Pengunjung akan lebih
senang datang berwisata jika
akses yang ada cukup
memadai.
Program pemerintah
setempat dalam
memperbaiki kondisi jalan
desa
Setelah tahun 2010
Dibuatnya akses yang memadai menuju
mulut Gua Pindul baik pintu masuk
maupun keluar Gua Pindul meskipun
hanya terbuat dari bebatuan dan semen.
Akses jalan primer pada dusun ini
diperbaiki menggunakan aspal hotmix.
b. Dusun Bulu
Seperti halnya tatanan massa bangunan yang cenderung statis,
demikian pula dengan sistem linkage (jalur penghubung). Namun baru-
baru ini terdapat perbaikan jalan pada jalan primer Dusun Bulu. Jalanan
yang awalnya hanya berbatu, sekarang sudah mulai dilakukan
pengaspalan. Hal ini sesuai dengan RPJM Desa Bejiharjo tahun 2011-
2015 yang mempunyai misi untuk membangun sarana dan prasarana
(Sumber : analisa pribadi)
113
wilayah desa. Namun untuk kondisi jalur penghubung antara Dusun
Glaran I dan Dusun Bulu masih belum diaspal. Padahal jika kondisi jalan
penghubung tersebut baik, Dusun Bulu ini akan ikut berkembang seperti
halnya Dusun Glaran I.
GAMBAR 5.10 Kondisi Jalan Dusun Bulu Th 2010 (Sumber : analisa pribadi)
dari Dusun Glaran I Jalan Primer
Jalan Sekunder
GAMBAR 5.11 Akses jalan dari arah Dusun Glaran I (Sumber : dokumentasi pribadi)
114
5.1.3. Guna Lahan dan Fungsi Bangunan
a. Dusun Glaran I
Guna lahan yang semula hanya berupa permukiman dan lahan
pertanian maupun perikanan sekarang mulai mengalami penetrasi
sebagai area komersil wisata. Perubahan – perubahan yang terjadi antara
lain fungsi rumah tinggal bertambah menjadi homestay (penginapan) atau
dari Dusun Glaran I Jalan Primer
Jalan Sekunder
GAMBAR 5.12 Kondisi Jalan Dusun Bulu Th 2014 (Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.13 Perubahan kondisi jalan primer pada Dusun Bulu (Sumber : analisa pribadi)
115
penambahan area toko dan warung makan pada rumah tinggal. Area
terbuka mulai dibangun menjadi fasilitas wisata meskipun baru sedikit
lahan yang digunakan. Selain itu terdapat sebuah masjid lama yang
letaknya bersebelahan dengan Pokdarwis Dewa Bejo.
GAMBAR 5.14 Peta guna lahan Dusun Glaran I Th 2010 (Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.15 Kondisi sawah dan bangunan masjid pada Dusun Glaran I (Sumber : dokumentasi pribadi)
116
GAMBAR 5.16 Peta guna lahan Dusun Glaran I Th 2014 (Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.17 Contoh perubahan fungsi bangunan dari rumah hunian menjadi homestay
(Sumber : analisa pribadi)
117
GAMBAR 5.18 Contoh perubahan fungsi bangunan dari rumah hunian menjadi homestay
(Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.19 Contoh perubahan halaman rumah menjadi warung makan
(Sumber : analisa pribadi)
118
TABEL 5.3 Perbandingan Jumlah Rumah dengan Homestay pada Dusun Glaran I
RT Jumlah Rumah Jumlah
Homestay Persentase
RT 03 29 KK 3 buah 10,3 %
RT 04 34 KK 2 buah 5,9 %
RT 05 31 KK 5 buah 16,1 %
Pada RT 05 memiliki jumlah homestay paling banyak dikarenakan
memiliki letak yang paling dekat dengan lokasi mulut Gua Pindul. Serta
homestay yang berada di RT 05 merupakan yang pertama dibentuk
seiring dengan berdirinya Pokdarwis Dewa Bejo.
(Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.20 Pola perkembangan desa di Dusun Glaran I (Sumber : analisa pribadi)
119
Gambar di atas menunjukkan akibat adanya aktivitas wisata yang
memusat pada wisata alam Gua Pindul membuat perkembangan wisata
dan pertumbuhan bangunan mengelilingi wisata tersebut. Masyarakat
berlomba-lomba membangun fasilitas wisata untuk meningkatkan
perekonomian. Semakin dekat dengan obyek wisata Gua Pindul semakin
banyak pula perubahan yang terjadi.
b. Dusun Bulu
Pada Dusun Bulu rumah tinggal warga ada yang merangkap
sebagai tempat kerja yaitu membuat blangkon. Selain rumah perajin
blangkon tersebut juga ada rumah warga yang memiliki kandang ternak,
karena sebagian besar mata pencaharian warga di sana adalah sebagai
petani dan peternak. Posisi kandang ternak tersebut ada yang terletak di
depan rumah, belakang maupun samping rumah. Terdapat pula masjid
pada dusun ini dan juga sebuah lapangan voli sederhana untuk kegiatan
warga.
GAMBAR 5.21 Rumah perajin blangkon (Sumber : dokumentasi pribadi)
120
Guna lahan pada Dusun Bulu masih bertahan sebagai area
permukiman dan pertanian. Meskipun dusun ini terkenal sebagai dusun
kerajinan blangkon namun tidak mempengaruhi fungsi dusun. Tidak
adanya pemusatan kegiatan wisata menyebabkan pertumbuhan yang
cukup statis serta berkembang secara alami dan tradisional.
GAMBAR 5.22 Peta guna lahan Dusun Bulu
(Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.23 Lapangan voli dan salah satu area terbuka pada Dusun Bulu (Sumber : dokumentasi pribadi)
121
Diagram di atas menunjukkan perbedaan perkembangan yang
terjadi di kedua dusun. Pada Dusun Glaran I terlihat pertumbuhan area
komersil yang menunjang aktifitas wisata seperti halnya munculnya
kesekretariatan wisata, semakin bertambahnya rumah-rumah usaha,
warung makan, dan fasilitas-fasilitas wisata lainnya. Sedangkan pada
Dusun Bulu terlihat pertumbuhan yang statis.Tidak terlihat tumbuhnya
fasilitas wisata yang mendukung perkembangan kerajinan blangkon.
Kerajinan blangkon tersebut terletak menyebar pada rumah-rumah warga
dan tidak dipusatkan di suatu tempat seperti halnya wisata alam pada
Dusun Glaran I.
Potensi Wisata Desa
(Desa Wisata)
Dusun Glaran I Wisata alam Gua
Pindul
Kesekretariatan Wisata
Rumah Usaha
Warung makan
Lahan parkir
Dusun Bulu Wisata Kerajinan
Blangkon
Rumah perajin blangkon
GAMBAR 5.24 Diagram Perkembangan Dusun (Sumber : analisa pribadi)
122
5.2. Morfologi Ruang Dalam
5.2.1. Dusun Glaran I
a. Rumah Bu Sularsih RT 05
GAMBAR 5.26 Perubahan pertama stlh th 2010
(Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.25 Kondisi sekitar rumah Bu Sularsih sebelum th 2010 (Sumber : analisa pribadi)
123
TABEL 5.4 Perubahan yang terjadi pada sekitar rumah Bu Sularsih
Bentuk Lama Perubahan 1 Perubahan 2
Masih berupa
rumah-rumah biasa
tanpa sampingan
usaha
Terdapat rumah yang
bertambah fungsi
sebagai homestay
Terdapat rumah yang
bertambah fungsi
sebagai homestay
Terdapat 1 buah
rumah makan
Terdapat 1 buah
rumah makan
Bertambah menjadi tiga
buah rumah makan
(satu sedang
pembangunan)
- -
Terdapat toko-toko
kelontong sebagai
usaha sampingan
- -
Terdapat
kesekretariatan wisata
baru
GAMBAR 5.27 Perubahan Kedua th 2014 (Sumber : analisa pribadi)
(Sumber : analisa pribadi)
124
Penambahan Ruang : Tiga buah kamar mandi untuk pengunjung dan satu kamar tidur untuk pemilik
GAMBAR 5.28 Perubahan tata ruang rumah (Sumber : analisa pribadi)
Kondisi Lama Rumah : Terdapat tiga buah kamar tidur, satu buah kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan tempat menyimpan hasil panen
125
GAMBAR 5.29 Perubahan organisasi ruang rumah (Sumber : analisa pribadi)
Perubahan : Sifat ruang publik dan semi publik pada rumah Bu Sulastri menjadi lebih besar karena penambahan fungsi sebagai tempat usaha (homestay)
126
Perubahan yang terjadi pada rumah Bu Sularsih yaitu adanya
penambahan dan perubahan fungsi ruang. Karena terjadi perubahan
fungsi kamar tidur pemilik menjadi kamar tidur pengunjung, maka Bu
Sularsih membangun sebuah kamar tidur yang terletak di belakang
rumah. Selain itu rumah Bu Sularsih terletak di salah satu jalan menuju
mulut Gua Pindul, maka beliau berinisiatif menambah area berjualan
pakaian karena dirasa akan dilewati banyak pengunjung. Ruang tamu
yang semula hanya berfungsi untuk menerima tamu, sekarang juga
digunakan sebagai tempat berjualan pakaian pada hari biasa. Jika
weekend dan hari libur tempat berjualan akan diletakkan di teras agar
semakin mudah terlihat orang. Selain itu juga melakukan penambahan
tiga buah kamar mandi untuk pemenuhan fasilitas pengunjung baik yang
menginap di homestay maupun tidak.
TABEL 5.5 Perubahan yang terjadi pada Rumah Bu Sularsih
Perubahan
yang
Terjadi
Jenis
Ruang Pemanfaatan Ruang
Hirarki
Ruang
Transformasi
Ruang
Penambaha
n Ruang
Kamar
Tidur
Belakang
Sebagai ruang tidur
pemilik jika ada
pengunjung
Privat
Fixed: dinding, lantai,
plafon
Semifixed: kasur,
lemari, meja, kursi
GAMBAR 5.30 Area penambahan ruang baru
(Sumber : dokumentasi pribadi)
127
Informal: aktifitas tidur
dan beristirahat
3 Kamar
Mandi
Sebagai kamar mandi
umum untuk
pengunjung
Servis
Fixed: dinding, lantai,
atap
Semifixed: ember
Informal: aktifitas
mandi
Perubahan
Fungsi
Teras
Sebagai tempat
berjualan baju pada
weekend dan hari
libur
Publik
Fixed: lantai, plafon,
dinding
Semifixed: meja,
display baju
Informal: aktifitas
bersantai, berjualan
Ruang
Tamu
Sebagai tempat
berjualan baju pada
hari biasa
Semi
Publik
Publik
Fixed: dinding, lantai,
plafon
Semifixed: kursi,
meja, display baju
Informal: menerima
tamu, berjualan
2 Kamar
Tidur
Depan
Sebagai ruang tidur
bagi pengunjung
Privat
Semi
Publik
Fixed: dinding, lantai,
plafon
Semifixed: kasur,
lemari, meja
Informal: aktifitas tidur
dan beristirahat
Ruang
Keluarga
Sebagai tempat
bersantai dan
berkumpul
pengunjung
Semi
Publik
Publik
Fixed: dinding, lantai,
plafon
Semifixed: kasur, tv,
meja
Informal: aktifitas
bersantai dan
berkumpul
GAMBAR 5.31 Contoh perubahan fungsi teras rumah
(Sumber : dokumentasi pribadi)
Fixed feature
space Semifixed feature
space
Informal space: aktifitas
menjual pakaian
(Sumber : analisa pribadi)
128
b. Rumah Pak Tambiyo RT 04
GAMBAR 5.33 Perubahan Pertama sthl th 2010 (Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.32 Kondisi sekitar rumah Pak Tambiyo sebelum th 2010 (Sumber : analisa pribadi)
129
TABEL 5.6
Perubahan yang terjadi pada sekitar rumah Pak Tambiyo
Bentuk Lama Perubahan 1 Perubahan 2
Masih berupa
rumah-rumah biasa
tanpa sampingan
usaha
Terdapat rumah yang
bertambah fungsi
sebagai homestay
Terdapat rumah yang
bertambah fungsi
sebagai homestay
Terdapat 1 buah
warung makan
Terdapat warung
makan dan toko
sebagai usaha
sampingan
Bertambahnya
beberapa warung
makan
- Memangkas bukit untuk dijadikan sebagai tempat
parkir, namun menemukan gua baru. Lalu
dikembangkan sebagai objek wisata baru beserta
fasilitasnya (kesekretariatan wisata baru)
GAMBAR 5.34 Perubahan Kedua th 2014 (Sumber : analisa pribadi)
(Sumber : analisa pribadi)
130
GAMBAR 5.35 Perubahan tata ruang rumah (Sumber : analisa pribadi)
Penambahan Ruang : Dua buah kamar mandi untuk pengunjung dan rencana penambahan kamar tidur
Kondisi Lama Rumah : Terdapat empat buah kamar tidur, dua buah kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan tempat menyimpan hasil panen
131
GAMBAR 5.36 Perubahan organisasi ruang rumah
(Sumber : analisa pribadi)
Perubahan : Sifat ruang publik dan semi publik pada rumah Pak Tambiyo menjadi lebih besar karena penambahan fungsi sebagai tempat usaha (homestay)
132
Pada rumah Pak Tambiyo lebih cenderung mengalami perubahan
fungsi ruang, sedangkan penambahan ruang hanya dua buah kamar
mandi. Untuk rencana ke depannya Pak Tambiyo akan menambah satu
buah kamar tidur di bagian belakang rumah. Pada rumah ini memiliki
empat buah kamar tidur, jika terdapat pengunjung ada tiga buah kamar
tidur yang dapat digunakan. Menurut Pak Tambiyo, rumah beliau
merupakan salah satu yang memiliki ruangan yang dapat digunakan untuk
aktifitas berkumpul orang banyak. Sehingga jika dari pihak Pokdarwis
memiliki pengunjung dalam jumlah cukup besar dan membutuhkan
homestay dapat menggunakan rumah Pak Tambiyo. Terdapat ruangan
yang biasa digunakan untuk menyimpan hasil panen dapat digunakan
pengunjung untuk area berkumpul jika tidak sedang masa panen.
TABEL 5.7 Perubahan yang terjadi pada Rumah Pak Tambiyo
Perubahan
yang
Terjadi
Jenis
Ruang
Pemanfaatan
Ruang
Hirarki
Ruang
Transformasi
Ruang
Penambaha
n Ruang
2 Kamar
Mandi
Sebagai kamar
mandi umum untuk
pengunjung
Servis
Fixed: dinding,
lantai, atap
Semifixed: ember,
alat mandi
Informal: aktifitas
mandi
GAMBAR 5.37 Area penambahan ruang baru (Sumber : dokumentasi pribadi)
133
Perubahan
Fungsi
Ruang
Tamu
Sebagai tempat
berkumpul
pengunjung
Semi
Publik
Publik
Fixed: dinding,
lantai, plafon
Semifixed: sofa,
meja, hiasan
Informal: aktifitas
bertamu dan
berkumpul
3 Kamar
Tidur
Sebagai ruang tidur
bagi pengunjung
Privat
Semi
Publik
Fixed: dinding,
lantai, plafon
Semifixed: kasur,
lemari
Informal: aktifitas
tidur dan
beristirahat
Ruang
Keluarga
Sebagai tempat
bersantai dan
berkumpul
pengunjung
Semi
Publik
Publik
Fixed: dinding,
lantai, plafon
Semifixed: kursi,
meja, tv
Informal: aktifitas
berkumpul dan
bersantai
Tempat
menyimpa
n hasil
panen
Sebagai tempat
berkumpul
pengunjung dalam
jumlah yang lebih
besar
Semi
Publik
Publik
Fixed: dinding,
lantai, plafon
Semifixed: alat tani
Informal: aktifitas
memanen, dan
aktifitas berkumpul
pengunjung
Semifixed feature
space
Informal space: aktifitas
berkumpul Fixed feature
space
GAMBAR 5.38 Contoh perubahan fungsi ruang (Sumber : dokumentasi pribadi)
(Sumber : analisa pribadi)
134
c. Rumah Bu Waginem RT 03
GAMBAR 5.40 Perubahan Pertama stlh th 2010 (Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.39 Kondisi sekitar rumah Bu Waginem sblm th 2010 (Sumber : analisa pribadi)
135
TABEL 5.8
Perubahan yang terjadi pada sekitar rumah Bu Waginem
Bentuk Lama Perubahan 1 Perubahan 2
Masih berupa
rumah-rumah biasa
tanpa sampingan
usaha
Terdapat rumah yang
bertambah fungsi
sebagai homestay
Bertambahnya rumah
yang bertambah fungsi
sebagai homestay
- Terdapat toko sebagai
usaha sampingan
Terdapat toko sebagai
usaha sampingan
GAMBAR 5.41 Perubahan Kedua th 2014
(Sumber : analisa pribadi)
(Sumber : analisa pribadi)
136
'
GAMBAR 5.42 Perubahan tata ruang rumah (Sumber : analisa pribadi)
Penambahan Ruang : Empat buah kamar tidur untuk pengunjung dan satu buah kamar mandi
Kondisi Lama Rumah : Terdapat satu buah kamar tidur, dua buah kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan tempat menyimpan hasil panen
137
GAMBAR 5.43 Perubahan organisasi ruang rumah
(Sumber : analisa pribadi)
Perubahan : Sifat ruang publik dan semi publik pada rumah Bu Waginem menjadi lebih besar karena penambahan fungsi sebagai tempat usaha (homestay). Antara area pengunjung dan pemilik memiliki batas yang jelas
138
Homestay milik Bu Waginem ini memiliki bentuk rumah yang
masih tradisional dengan beratapkan joglo. Melihat perkembangan wisata
yang cukup pesat di Dusun Glaran I ini, Bu Waginem akhirnya merubah
rumahnya juga menjadi homestay. Bagian depan rumah yang dulunya
hanya digunakan untuk menerima tamu, dirubah menjadi area untuk
pengunjung homestay dengan melakukan penambahan empat buah
kamar tidur. Selain itu juga terdapat satu buah kamar mandi baru yang
disediakan untuk pemenuhan fasilitas pengunjung. Untuk area samping
dan belakang rumah tidak ada yang berubah, digunakan untuk area
pemilik rumah.
GAMBAR 5.45 Kamar tidur dan kamar mandi baru
(Sumber : dokumentasi pribadi)
GAMBAR 5.44 Tampak depan rumah (Sumber : dokumentasi pribadi)
139
TABEL 5.9 Perubahan yang terjadi pada Rumah Bu Waginem
Perubahan
yang
Terjadi
Jenis
Ruang
Pemanfaatan
Ruang
Hirarki
Ruang
Transformasi
Ruang
Penambaha
n Ruang
4 Kamar
Tidur
Sebagai ruang
tidur untuk
pengunjung
Semi Publik
Fixed: lantai, atap
Semifixed:
dinding, kasur,
lemari
Informal: aktifitas
tidur dan istirahat
1 Kamar
Mandi
Sebagai kamar
mandi untuk
pengunjung
Servis
Fixed: dinding,
lantai, atap
Semifixed: ember,
alat mandi
Informal: aktifitas
mandi
Perubahan
Fungsi
Ruang
Tamu
Sebagai tempat
berkumpul
pengunjung, baik
bersantai maupun
makan
Semi Publik
Publik
Fixed: lantai, atap
Semifixed:
dinding, kursi,
meja, lemari
Informal: aktifitas
bersantai,
berkumpul,
menerima tamu
Fixed feature
space
Semifixed feature
space
Informal space
GAMBAR 5.46 Contoh penunjukan transformasi ruang di
ruang tamu (Sumber : analisa pribadi)
(Sumber : analisa pribadi)
140
TABEL 5.10 Perbandingan Perubahan Kondisi sekitar Homestay pada Dusun Glaran I
Area Gambar Home
stay Toko
Warung
makan
Kesekre
tariatan
wisata
Sekitar
rumah Bu
Sularsih
(RT 05)
Sblm th 2010
- - 1 -
Th 2014
3 2 2 1
Sekitar
rumah
Pak
Tambiyo
(RT 04)
Sblm th 2010
- - 1 -
Th 2014
2 2 3 1
Sekitar
rumah Bu
Waginem
(RT 03)
Sblm th 2010
- - - -
Th 2014
3 1 - -
(Sumber : analisa pribadi)
141
TABEL 5.11 Perbandingan Perubahan Homestay pada Dusun Glaran I
Rumah Bu Sularsih Rumah Pak Tambiyo Rumah Bu Waginem
Site
Area terbuka
Memiliki halaman atau area terbuka pada bagian depan rumah
Memiliki halaman pada bagian depan rumah dan sedikit area terbuka pada belakang rumah
Memiliki halaman di sekeliling rumah, namun untuk halaman belakang digunakan untuk kandang ternak
Denah Rumah
Orientasi
Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan sekunder), ke arah tenggara
Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan primer), ke arah utara
Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan primer), ke arah utara
Penambahan Ruang
Tiga buah kamar mandi dan satu buah kamar tidur untuk pemilik
Dua buah kamar mandi
Empat buah kamar tidur untuk pengunjung dan satu buah kamar mandi
142
Organisasi
Ruang
Munculnya aktifitas baru sebagai aktifitas wisata menyebabkan tingkat perekonomian desa menjadi lebih baik. Hal ini mempengaruhi pemikiran warganya untuk meningkatkan perekonomian perorangan. Warga yang semula sebagai petani menjadi memiliki pekerjaan sampingan sebagai pebisnis dengan merubah fungsi rumah hunian menjadi rumah usaha (homestay). Maka berubah pula tata ruang rumah. Hal ini dapat dilihat dari penambahan ruang dan pergeseran organisasi ruang seperti area publik yang semakin luas dan area privat terdesak ke belakang yang menimbulkan adanya komersialisasi ruang. Pemilik rumah memanfaatkan ruangan yang ada untuk menghasilkan uang dengan tidak terlalu mementingkan bahwa posisi mereka akan terdesak ke area belakang rumah dan privasi mereka akan terganggu. Dengan berubahnya tata ruang rumah berarti pemilik rumah melakukan housing adjustment yaitu perilaku penyesuaian rumah secara aktif.
Publik
Servis
Semi Publik Privat
Publik
Publik Semi Publik
Privat Servis
Publik
Servis
Privat Semi Publik
Publik
Servis
Semi Publik Publik
Privat Publik
Publik
Servis
Semi Publik Privat
Publik
Semi Publik Publik
Privat Servis
(Sumber : analisa pribadi)
143
5.2.2. Dusun Bulu
a. Rumah Pak Ratno
Area yang memiliki fungsi ganda,
sebagai ruang tamu dan ruang keluarga
sekaligus ruang kerja sebagai perajin
blangkon
GAMBAR 5.48 Denah rumah (Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.47 Kondisi sekitar rumah Pak Ratno (Sumber : analisa pribadi)
Rumah
Pak Ratno
144
Pak Ratno merupakan salah satu perajin blangkon di Dusun Bulu
Desa Bejiharjo ini. Beliau memanfaatkan rumahnya menjadi ruang kerja
pembuatan blangkon. Ruang tamu dan ruang keluarga dijadikan sekaligus
sebagai ruang kerja pembuatan blangkon serta area penerima
pengunjung yang ingin membeli. Sedangkan halaman rumahnya dijadikan
sebagai area untuk menjemur blangkon. Tatanan ruang dalam rumah
GAMBAR 5.50 Organisasi Rumah
(Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.49 Ruang keluarga yang dijadikan sebagai tempat kerja
(Sumber : dokumentasi pribadi)
145
beliau tidak ada yang dirubah maupun melakukan penambahan rumah,
hanya terdapat penggandaan fungsi ruang. Namun beliau mempunyai
keinginan untuk nantinya dapat membuat suatu ruang kerja sendiri
mengingat masih memiliki halaman rumah yang cukup.
TABEL 5.12
Perubahan yang terjadi pada Rumah Pak Ratno
Jenis
Ruang Pemanfaatan Ruang
Hirarki
Ruang
Transformasi Ruang
Ruang tamu
& ruang
keluarga
Sebagai tempat
berkumpul keluarga,
menerima tamu,
ruang kerja
pembuatan blangkon
Semi
Publik
Fixed: dinding, lantai, atap
Semifixed: kursi, meja, tv,
alat jahit
Informal: aktifitas bersantai,
menerima tamu, bekerja
Halaman
Rumah
Sebagai ruang
terbuka rumah,
tempat menjemur
blangkon
Publik
Fixed: pagar tanaman
Semifixed: alat jemuran
pakaian
Informal: aktifitas bermain,
menjemur
Fixed feature space
Semifixed feature
space
Informal space
GAMBAR 5.51 Contoh penunjukan transformasi ruang di
ruang keluarga (Sumber : analisa pribadi)
(Sumber : analisa pribadi)
146
b. Rumah Pak Rusdiyanto
GAMBAR 5.53 Denah rumah (Sumber : analisa pribadi)
Area yang memiliki fungsi ganda, sebagai
teras dan ruang keluarga sekaligus ruang kerja sebagai
perajin blangkon
GAMBAR 5.52 Kondisi sekitar rumah Pak Rusdiyanto (Sumber : analisa pribadi)
Rumah
Pak Rusdiyanto
147
GAMBAR 5.56 Organisasi Rumah (Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.55 Ruang keluarga yang dijadikan sebagai tempat kerja (Sumber : dokumentasi pribadi)
GAMBAR 5.54 Kondisi teras rumah (Sumber : dokumentasi pribadi)
148
Pak Rusdiyanto merupakan salah satu perajin blangkon di Dusun
Bulu Desa Bejiharjo ini. Beliau memanfaatkan rumahnya menjadi ruang
kerja pembuatan blangkon. Teras dan ruang keluarga dijadikan sekaligus
sebagai ruang kerja pembuatan blangkon. Area penerima tamu
pengunjung tetap di ruang tamu. Sedangkan halaman rumahnya dijadikan
sebagai area untuk menjemur blangkon. Tatanan ruang dalam rumah
beliau tidak ada yang dirubah maupun melakukan penambahan rumah,
hanya terdapat penggandaan fungsi ruang.
TABEL 5.13 Perubahan yang terjadi pada Rumah Pak Rusdiyanto
Jenis
Ruang Pemanfaatan Ruang
Hirarki
Ruang
Transformasi Ruang
Ruang
keluarga
Sebagai tempat
berkumpul keluarga,
menerima tamu, ruang
kerja pembuatan blangkon
Semi Publik
Fixed: dinding, lantai,
atap
Semifixed: meja, tv,
alat jahit
Informal: aktifitas
menerima tamu,
bersantai, bekerja
Teras
Rumah
Sebagai tempat
pembuatan blangkon Publik
Fixed: dinding, lantai,
atap
Semifixed: alat kerja
Informal: bersantai,
membuat blangkon
Halaman
Rumah
Sebagai ruang terbuka
rumah, tempat menjemur
blangkon
Publik
Fixed: rumah tetangga
Semifixed: alat jemuran
pakaian
Informal:aktifitas
bermain, menjemur
blangkon
(Sumber : analisa pribadi)
149
c. Rumah Pak Giyardi
GAMBAR 5.58 Kondisi sekitar rumah Pak Giyardi (Sumber : analisa pribadi)
Rumah
Pak Giyardi
Fixed feature space Semifixed feature
space
Informal space
GAMBAR 5.57 Contoh penunjukan transformasi ruang di
ruang keluarga (Sumber : analisa pribadi)
150
Area yang dugunakan sebagai tempat kerja serta
tempat berkumpul atau rapat para perajin
kelompok Dusun Bulu
GAMBAR 5.60 Ruang kerja dan ruang berkumpul perajin
(Sumber : dokumentasi pribadi)
GAMBAR 5.59 Denah Rumah (Sumber : analisa pribadi)
151
Pak Giyardi merupakan Ketua Kelompok Perajin Blangkon di
Dusun Bulu. Tidak seperti perajin lain yang memanfaatkan ruang pada
ruang keluarga dan teras sebagai tempat kerja, Beliau mempunyai
ruangan khusus. Beliau membuat suatu ruang khusus yang digunakan
sebagai ruang kerja sekaligus dimanfaatkan untuk tempat
berkumpul/rapat para perajin. tamu. Halaman rumah juga digunakan untuk
area menjemur blangkon. Untuk menerima tamu dapat dilakukan di ruang
tamu ataupun langsung ke ruang kerja agar dapat melihat langsung
pembuatan blangkon.
GAMBAR 5.61 Organisasi Rumah
(Sumber : analisa pribadi)
152
TABEL 5.14 Perubahan yang terjadi pada Rumah Pak Giyardi
Jenis
Ruang Pemanfaatan Ruang
Hirarki
Ruang
Transformasi Ruang
Ruang
kerja
Sebagai ruang kerja
pembuatan blangkon dan
tempat berkumpul/rapat
para perajin
Semi
Publik
Fixed: dinding, lantai,
atap
Semifixed: lemari, alat
jahit
Informal: aktifitas
pembuatan blangkon,
berkumpul
Halaman
Rumah
Sebagai ruang terbuka
rumah, tempat menjemur
blangkon
Publik
Fixed: pagar
Semifixed: pot tanaman
Informal: aktfitas
bermain, menjemur
TABEL 5.15 Perbandingan Rumah Perajin Blangkon
Rumah Pak Ratno Rumah Pak Rusdiyanto
Rumah Pak Giyardi
Site
Area Terbu
ka
Memiliki halaman di sekitar rumah yang
Memiliki halaman di bagian depan dan
Memiliki halaman di sekitar rumah dan
Gambar 5.62 Contoh penunjukan transformasi ruang di ruang kerja
(Sumber : analisa pribadi)
Semifixed feature
space
Fixed feature
space
Informal space :
Aktifitas
membuat
blangkon
(Sumber : analisa pribadi)
153
dapat digunakan untuk kebutuhan pembuatan
blangkon
samping rumah terdapat kebun di sebelah rumah
Denah Ruma
h
Orientasi
Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan sekunder), ke arah timur
Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (gang), ke arah selatan
Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan primer), ke arah selatan
Organisasi
Ruang
Pada Dusun Bulu ini banyak warga yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai perajin blangkon. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian masing-masing indiviidu. Perubahan yang terjadi pada rumahnya lebih banyak pada penggandaan fungsi ruang sebagai tempat kerja dan ruang keluarga. Dengan adanya aktifitas ganda pada ruangan tersebut tidak terlalu mengganggu privasi pemilik rumah. Hal ini dikarenakan ruangan tersebut tidak dikomersilkan, pengunjung atau pembeli blangkon hanya berkunjung dalam waktu yang tidak lama seperti tamu pada rumah umumnya. Ruangan tersebut lebih banyak digunakan oleh perajin blangkon yang juga pemilik rumah.
Publik
Servis
Semi Publik Privat
Publik
Servis
Privat Semi Publik
Publik
Servis
Semi Publik Privat
(Sumber : analisa pribadi)
154
5.3. Kondisi Non Fisik Desa Bejiharjo
5.3.1. Sosial Ekonomi
Dengan berkembangnya Desa Wisata Bejiharjo akan meningkat
pula perekonomian masyarakat. Perkembangan wisata di Desa Bejiharjo
sejalan dengan bertambahnya fasilitas wisata yang ada. Lahan-lahan
kosong yang dekat dengan objek wisata dimanfaatkan untuk membangun
sarana seperti warung makan, toko, kantor kesekretariatan atau sekedar
menjadi lahan parkir. Untuk saat ini berkembangnya fasilitas wisata masih
berpencar-pencar tergantung objek wisata di dekatnya. Namun untuk
rencana jangka menengah Desa Bejiharjo telah dibuat rencana master
plan yang menjadikan satu area masuk dan area parkir pada Desa Wisata
Bejiharjo. Dari area tersebut pengunjung akan diantar ke masing-masing
objek wisata yang diinginkan dengan menggunakan angkutan khusus.
Namun masih terdapat permasalahan dalam peralihan fungsi dari lahan
pertanian menjadi lahan parkir tersebut.
Selain perkembangan perekonomian yang terlihat dari munculnya
fasilitas yang ada, juga terlihat dari masyarakat yang beralih profesi. Yang
semula bermata pencaharian petani, sekarang memiliki pekerjaan
sampingan sebagai pemilik homestay, toko, ataupun pengurus wisata
pada kesekretariatan. Yang bekerja pada kesekretariatan wisata pun tidak
hanya dari dusun-dusun sekitar objek wisata, namun dari seluruh dusun
pada Desa Bejiharjo. Terdapat sembilan buah Pokdarwis yang tersebar di
Desa Bejiharjo ini meskipun belum semua dusun terjangkau.
155
TABEL 5.16 Macam Pokdarwis di Desa Bejiharjo Tahun 2014
No Nama Pokdarwis Lokasi
1 Dewabejo Glaran I
2 Wirawisata Glaran II
3 Pancawisata Gunungbang
4 Tunaswisata Gunungbang
5 Karyawisata Karangmojo
6 Mliwis Putih Banyubening I
7 Panjiwisata Seropan
8 Sokolimo Sokoliman
9 Gelaran Indah Glaran I
Selain bekerja sebagai pengurus kesekretaratan wisata, terdapat
pula yang membuat toko di rumahnya sebagai penghasilan sampingan.
Mereka memanfaatkan halaman rumah yang ada untuk digunakan
sebagai ruang baru untuk membangun toko.
GAMBAR 5.63 Letak contoh rumah warga yang membangun toko
(Sumber : analisa pribadi)
(Sumber : Pokdarwis Dewa Bejo)
156
Terdapat pula warga yang menggeser atau memindahkan letak
kandang ternak mereka untuk digunakan sebagai area parkir wisata.
Warga tersebut melihat potensi yang ada dengan ditemukannya Gua Baru
dan Pokdarwis baru yang terletak di depan rumahnya, maka halaman
rumah yang ada diratakan sesuai tinggi jalan. Sehingga area tersebut
dapat digunakan untuk area parkir serta mendapat penghasilan tambahan
dari hal tersebut. Rumah warga tersebut terletak di RT 04 Dusun Glaran I.
GAMBAR 5.65 Contoh perubahan halaman rumah menjadi toko (Sumber : dokumentasi pribadi)
GAMBAR 5.64 Bentuk perubahan yang terjadi (Sumber : analisa pribadi)
157
Dengan tambahan pekerjaan sampingan tersebut akan
meningkatkan perekonomian masing-masing warga sehingga akan
menimbulkan dampak positif, seperti halnya warga dapat memperbaiki
kondisi rumahnya, dapat menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat yang
lebih tinggi, dapat mengembangkan usaha pertaniannya, dan lain-lain.
GAMBAR 5.67 Contoh warga yang memperbaiki tampilan rumah
(Sumber : dokumentasi pribadi)
Gambar 5.66 Bentuk perubahan letak kandang (Sumber : analisa pribadi)
Area Wisata
Area Wisata
Area yang di fill
untuk parkir
158
Kesekretariatan wisata Dewa Bejo pun membangun area yang
diperuntukkan untuk warung makan dan toko kelontong. Area ini sengaja
dibangun pada tahun 2013 akhir hingga 2014 awal ini untuk memenuhi
keinginan masyarakat yang ingin membuka warung dan untuk
menyediakan fasilitas tambahan bagi pengunjung. Terdapat 12 buah
warung yang disediakan, namun sekarang masih belum terisi semuanya.
Selain meningkatkan perekonomian dengan membuka fasilitas
wisata, para pengelola wisata alam Gua Pindul menggunakan jasa para
masyarakat desa sendiri. Jaket pelampung yang tadinya membeli dari luar
desa, sekarang memanfaatkan potensi warganya untuk dapat membuat
jaket pelampung sendiri dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau.
sehingga pengaruh wisata ini dapat menyebar ke masyarakat desa di
dusun lain. Selain menyediakan jaket pelampung sendiri, para pengelola
juga mendapatkan bantuan dari dinas provinsi. Setiap kelompok wisata
membedakan jaket pelampung yang dikenakan pengunjung dengan
warna yang berbeda. Sehingga pengelola dapat mengawasi pengunjung
mereka masing-masing dengan baik.
GAMBAR 5.68 Area warung sebelah kesekretariatan (Sumber : dokumentasi pribadi)
159
Penggagas ide desa wisata ini mengharapkan untuk peningkatan
ekonomi pada masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki
desa. Mereka berusaha agar tidak merusak alam dalam pengembangan
wisata tersebut. Seperti halnya pada wisata Gua Pindul, pengelola
berusaha untuk menjaga kualitas air dengan membatasi jam buka wisata
serta menjaga ekosistem yang ada dengan memberikan ikan-ikan di aliran
air gua tersebut. Untuk debit air tidak terdapat masalah.
Pada Dusun Bulu juga terdapat peningkatan ekonomi bagi
masyarakat akibat adanya dusun blangkon ini. Masyarakat yang semula
hanya bekerja sebagai petani, akibat adanya pekerjaan sampingan
sebagai perajin blangkon perekonomian keluarga pun meningkat. Namun
belum cukup berpengaruh pada perkembangan dusun itu sendiri.
5.3.2. Sosial Budaya
Sifat gotong royong di Desa Bejiharjo ini masih kuat. Warga
bekerja sama dalam menjaga kebersihan desa, mengembangkan dan
memperbaiki fasilitas wisata. Dengan adanya banyak kesekretariatan
wisata pada Desa Bejiharjo ini tidak menimbulkan konflik, mereka
GAMBAR 5.69 Perbedaan warna jaket pelampung (Sumber : dokumentasi pribadi)
160
mengelola usaha tersebut dengan saling rukun dan berdampingan dengan
baik. Kerukunan ini merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pengembangan Desa Wisata dan dapat mewujudkan rencana jangka
panjang pengelola dalam memusatkan area penerimaan pengunjung.
Dengan adanya pelatihan-pelatihan dalam mengelola wisata yang
diberikan oleh pemerintah juga dapat meningkatkan kualitas masyarakat
dalam memberi pelayanan kepada pengunjung wisata. Hal ini juga salah
satu faktor yang dapat menarik pengunjung. Pelatihan tersebut misalnya
pelatihan kepada ibu-ibu PKK seperti yang dijelaskan oleh Ibu Waginem,
terdapat pelatihan mengenai pelayanan pengunjung homestay, cara
menyajikan makanan yang baik, dan lain-lain.
Seiring dengan perkembangan wisata ini dapat mempengaruhi
perilaku sosial masyarakatnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya batas
rumah seperti pagar. Secara umum bentuk rumah-rumah pedesaan tidak
memiliki pagar, terkadang hanya dibatasi dengan pagar tanaman. Dengan
tidak adanya pagar lebih membebaskan dan leluasa bagi warga yang
ingin berkunjung atau hanya sekedar berkumpul-kumpul di halaman salah
satu rumah warga. Meskipun tidak memiliki pagar, warga sudah mengerti
batasan-batasan yang jelas pada setiap rumah sehingga tidak
menimbulkan konflik.
Seperti halnya pada Dusun Bulu, sebagian besar rumah warga di
sana tidak memiliki pagar dan hanya dibatasi dengan pagar tanaman atau
tidak sama sekali. Meskipun terdapat beberapa rumah yang sudah diberi
161
pagar. Rumah-rumah pada Dusun Bulu ini masih banyak yang memiliki
halaman yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal.
Halaman rumah tidak dihabiskan untuk bangunan rumah atau tempat
usaha. Pada dusun ini masih sangat terlihat keaslian suasana pedesaan
dan keguyuban masyarakatnya masih kental terjalin disana.
GAMBAR 5.70 Peta rumah tidak berpagar pada Dusun Bulu (Sumber : dokumentasi pribadi)
GAMBAR 5.71 Potongan melintang A-A’ (Sumber : analisa pribadi)
162
Sedangkan pada Dusun Glaran I, perekonomian warga di sana
lebih baik dibandingkan dengan Dusun Bulu terlebih lagi dengan adanya
aktivitas wisata. Warga sudah banyak yang terpengaruh ke arah yang
lebih modern. Banyak rumah-rumah di sana telah memiliki pagar.
Meskipun kegiatan interaksi sosial sesama warga masih berjalan dengan
baik, namun dengan adanya pagar akan lebih membatasi hal tersebut.
Warga akan lebih segan untuk masuk ke dalam rumah tetangganya jika
pagar tersebut tertutup.
GAMBAR 5.73 Contoh rumah yang berpagar pada RT 05 Dusun Glaran I
(Sumber : dokumentasi pribadi)
GAMBAR 5.72 Contoh rumah yang tidak berpagar pada Dusun Bulu (Sumber : dokumentasi pribadi)
163
Gambar di atas merupakan salah satu contoh potongan melintang
pada rumah yang memiliki pagar. Adanya pagar tersebut menciptakan
suatu batasan yang lebih jelas pada suatu area kepemilikan lahan. Hal ini
membuat kondisi interaksi sosial mengalami perubahan. Kebebasan
GAMBAR 5.74 Peta rumah-rumah yang memiliki pagar pada RT 05 Dusun Glaran I
(Sumber : analisa pribadi)
GAMBAR 5.75 Potongan melintang A-A’ (Sumber : analisa pribadi)
164
warga untuk masuk ke rumah tersebut dan melakukan interaksi akan lebih
terbatasi.
Gambar di atas merupakan salah satu contoh potongan melintang
pada rumah yang tidak memiliki pagar. Rumah warga tersebut
berseberangan dengan rumah makan. Jarak rumah warga dengan jalan
cukup dekat serta dengan tidak adanya pagar warga lebih leluasa untuk
melakukan interaksi sosial di dalam halaman rumah. Sedangkan pada
rumah makan tersebut memiliki jarak yang cukup jauh dengan jalan
sehingga halamannya dapat dimanfaatkan sebagai area parkir kendaraan.
Dengan munculnya tanda-tanda perubahan sikap sosial budaya
masyarakat pada Dusun Glaran I serta munculnya beberapa Pokdarwis
pada Desa Bejiharjo menimbulkan suatu kekhawatiran. Meskipun pada
saat ini tidak terjadi konflik dan menurut Pak Bagyo selaku Ketua
Pokdarwis Dewa Bejo menyatakan jika sesama Pokdarwis berhubungan
baik, namun terdapat suatu persaingan. Persaingan ini timbul akibat
adanya beberapa Pokdarwis yang menawarkan paket wisata yang hampir
sama yaitu sama-sama menuju obyek wisata Gua Pindul meskipun
GAMBAR 5.76 Potongan melintang B-B’ (Sumber : analisa pribadi)
165
disertai dengan wisata lain sesuai Pokdarwis masing-masing. Meskipun
persaingan tersebut tidak terlalu terlihat, namun jika suatu saat terjadi
masalah dapat mengganggu hubungan kelompok Pokdarwis tersebut.
Selain persaingan itu juga dapat terjadi persaingan antar homestay yang
ada terlebih jika jumlah homestay semakin banyak dan semakin
berkembang.
Jika masalah persaingan ini sampai menimbulkan konflik akan
berdampak pada sikap sosial budaya masyarakat desa yang terkenal
guyub. Suasana desa akan mulai terpengaruh dengan sikap individualis
seperti halnya di kota. Sebaiknya hal ini patut dicermati agar di masa
mendatang sikap keguyuban masyarakat desa tersebut tidak akan hilang,
karena hal ini merupakan salah satu yang menarik perhatian pengunjung.
166
RA
NG
KU
MA
N P
EM
BA
HA
SA
N P
ER
UB
AH
AN
TA
TA
RU
AN
G D
ES
A T
ER
HA
DA
P A
KT
IVIT
AS
PE
NU
NJA
NG
WIS
AT
A
PA
DA
DU
SU
N G
LA
RA
N I
DA
N D
US
UN
BU
LU
Hasil T
em
uan
Dusun G
lara
n I
mem
anfa
atk
an p
ote
nsi
ala
m u
ntu
k w
isata
deng
an b
aik
, na
mun
kura
ng
mem
perh
atikan
po
la
perk
em
bang
an
bang
una
n y
an
g a
da.
Dusun B
ulu
kura
ng
mem
anfa
atk
an p
ote
nsi
wis
ata
kera
jina
n
deng
an b
aik
, na
mun
kondis
i ala
m m
asih
terjag
a d
eng
an b
aik
meskip
un a
kses jala
n
masih
kura
ng.
An
alisa
Dusun G
lara
n I
:
Kon
dis
i solid
-void
pa
da
dusun in
i m
ula
i
meng
ala
mi peru
ba
han
Are
a t
erb
uka m
ula
i
dig
unaka
n u
ntu
k
pem
ban
gun
an
pere
kon
om
ian (
fasili
tas
wis
ata
)
Jala
n lin
gkun
ga
n
dip
erb
aik
i
Mem
anfa
atk
an p
ote
nsi
ala
m u
ntu
k w
isata
deng
an b
aik
Dusun B
ulu
:
Kon
dis
i solid
-void
pa
da
dusun in
i cend
eru
ng
sta
tis
Are
a t
erb
uka m
asih
dig
unaka
n u
ntu
k
pert
an
ian
Jala
n lin
gkun
ga
n m
ula
i
dip
erb
aik
i m
eskip
un
baru
sed
ikit
Pote
nsi w
isata
kera
jinan k
ura
ng
dim
anfa
atk
an
de
nga
n
baik
Ap
ilkas
i L
oka
si D
usu
n
Bu
lu
Ap
likas
i L
oka
si D
usu
n
Gla
ran
I
Kera
ng
ka T
eo
ri
Roger
Tra
ncik
(198
6)
Terd
apa
t tiga p
en
dekata
n
teori
urb
an
desig
n
ya
ng
jika
dig
unakan
akan
mend
ap
atk
an
pera
nca
nga
n
kaw
asan
deng
an
ba
ik
yaitu
mem
beri
ka
n
str
uktu
r
pada
solid
da
n
void
,
meng
atu
r hub
ung
an
anta
r ele
me
n,
dan
mena
ng
gap
i kebu
tuh
an
manusia
dan e
lem
en u
nik
dari lin
gkun
gan t
ert
entu
.
167
Hasil T
em
uan
Dusun G
lara
n I
mu
lai
mem
bentu
k p
ola
desa
meng
elil
ingi fa
sili
tas
tert
entu
Dusun B
ulu
masih
berk
em
bang
mem
bentu
k p
ola
lin
ier
meng
ikuti jala
n
Dusun G
lara
n I
mem
anfa
atk
an p
ote
nsi
ala
m y
an
g a
da
sebaga
i o
byek w
isa
ta,
sehin
gga a
da
nya
fungsi baru
yang
muncu
l. (
pe
netr
asi)
Dusun B
ulu
kura
ng
meng
em
ban
gkan
pote
nsi kera
jinan
ters
ebut, s
ehin
gg
a
fungsi la
han
cenderu
ng m
asih
sam
a s
eb
aga
i
perm
ukim
an.
An
alisa
Dusun G
lara
n I
:
M
uncu
l sara
na y
an
g
mend
ekati o
byek w
isata
R
um
ah h
unia
n b
eru
bah
men
jad
i ru
mah u
saha
K
eg
iata
n e
kono
mi le
bih
terp
usat
pad
a o
byek
wis
ata
Dusun B
ulu
:
Rum
ah p
era
jin
menyeb
ar
Tid
ak m
em
iliki p
usat
akan p
ote
nsi w
isa
ta
ters
ebut
Dusun G
lara
n I
:
P
erg
era
kan m
asyara
kat
yang s
ere
mpak d
ala
m
peng
em
ban
gan w
isata
M
ula
i m
asuknya f
ungsi
abru
seb
aga
i are
a
kom
erisl w
isata
Dusun B
ulu
:
K
era
jinan b
langko
n
dila
kukan d
i da
lam
rum
ah s
ebag
ai m
ata
pencah
aria
n s
am
pin
ga
n
T
idak a
danya
are
a
kom
ers
il ya
ng je
las
Ap
ilkas
i L
oka
si D
usu
n
Bu
lu
Ap
likas
i L
oka
si D
usu
n
Gla
ran
I
Kera
ng
ka T
eo
ri
Dald
joeni (1
98
7)
Mem
bag
i b
entu
k d
esa
secara
sederh
ana y
aitu
bentu
k d
esa m
enyusur
sepan
jan
g p
anta
i, d
esa
yang terp
usat, lin
ier
di
data
ran r
en
dah,
meng
elil
ingi fa
sili
tas
tert
entu
Bourn
e (
19
71)
Fungsi
beru
ba
han
lah
an
bia
sa
nya
palin
g
sering
meng
ala
mi
peru
bah
an
fungsi
ka
wasan a
nta
ra l
ain
yaitu
terj
adin
ya
pen
etr
asi,
invasi,
dom
inasi,
dan
suksesi
168
Hasil T
em
uan
Dusun G
lara
n I
Terjad
i tr
ansfo
rmasi
ruang,
ad
anya
pena
mb
aha
n r
ua
ng
dan p
eru
baha
n fu
ngsi
yang terj
ad
i.
Privatisasi p
em
ilik
rum
ah m
ula
i te
rbata
si
dan t
erg
eser
ke a
rea
bela
kang r
um
ah.
Dusun B
ulu
Terjad
i a
danya
peng
gan
daa
n f
ungsi
ruang s
ebag
ai ru
an
g
kerja.
Privatisasi p
em
ilik
rum
ah t
eta
p terj
ag
a
kare
na o
rgan
isasi
ruang y
ang m
asih
terjag
a.
Terjad
inya h
ousin
g
adju
stm
ent seb
aga
i
usaha p
em
enu
han
kebutu
han k
etika
peng
hun
i m
era
sakan
kekura
nga
n r
uan
g
untu
k b
era
ktifita
s.
An
alisa
Dusun G
lara
n I
:
Kon
dis
i ru
ma
h h
unia
n
beru
bah m
en
jad
i ru
mah
usaha (
hom
esta
y)
Terjad
i p
eru
ba
han
tata
ruang
Terjad
i p
erg
esera
n
org
an
isasi ru
ang,
sepert
i are
a p
ub
lik
berg
eser
ke d
ala
m d
an
are
a p
rivat te
rdesak k
e
bela
kang
Dusun B
ulu
:
Rum
ah h
unia
n b
eru
bah
men
jad
i ru
mah u
saha
tem
pat kerj
a
pem
buata
n b
langkon
Terjad
i p
eru
ba
han
tata
ruang d
an
peng
gan
daa
n f
ungsi
Are
a p
ub
lik, se
mi
pub
lik, pri
vat m
aup
un
serv
is e
ttap t
erja
ga
Ap
ilkas
i L
oka
si D
usu
n
Bu
lu
Ap
likas
i L
oka
si D
usu
n
Gla
ran
I
Kera
ng
ka T
eo
ri
DK
Ch
ing (
19
79)
Morf
olo
gi
leb
ih
meneka
nkan
pa
da
pem
bah
asan
be
ntu
k
geom
etr
ik,
seh
ing
ga
untu
k
mem
beri
makna
pada
ungkap
an r
uan
gnya
haru
s
dik
aitka
n
deng
an
nila
i ru
ang te
rtentu
. N
ilai
ruang
sa
ling
berk
aitan
deng
an o
rgan
isasi
ruan
g,
hubu
nga
n
rua
ng,
dan
bentu
k r
uan
g.
Turn
er
(197
2)
Tra
nsfo
rmasi
dala
m
peng
gun
aan
ru
ang
menyeb
abka
n
terj
ad
inya
penyesua
ian
peri
laku
manusia
te
rhad
ap
peru
baha
n te
rseb
ut
yaitu
housin
g
ad
apta
tion
(penyesua
ian
pasif)
dan
housin
g
ad
justm
ent
(penyesua
ian
aktif)
169
Hasil T
em
uan
Dusun G
lara
n I
:
Tra
nsfo
rmasi
ruang y
ang
terjad
i akib
at
aktifita
s
wis
ata
ya
ng a
da.
Pem
ilik
rum
ah
mem
anfa
atk
an
rua
ng
yang
ada
untu
k
kebutu
han
eko
nom
i
deng
an
meru
bah
ata
u
mena
mb
ah
pera
bot
(sem
ifix
ed
-fea
ture
space
)
sert
a
aktifita
s
yang
bert
am
bah
(i
nfo
rma
l
space
)
Dusun B
ulu
:
Tra
nsfo
rmasi
rua
ng
terjad
i akib
at
tidak
adanya
ruang
khusus
untu
k
mela
kukan
pekerja
an
pem
buata
n
bla
ngkon.
Tid
ak
banyak
peru
baha
n
fixed
ata
u
sem
ifix
ed
yang
terj
ad
i,
leb
ih
banyak
pa
da
info
rmal space
.
An
alisa
Dusun G
lara
n I
:
Ruan
gan r
um
ah
meng
ala
mi tr
ansfo
rmasi
sepert
i peru
baha
n
fungsi ru
an
g
Peru
baha
n fu
ngsi
ters
ebut
did
ukun
g
deng
an t
am
bah
an
pera
bo
t ru
ang
Dusun B
ulu
:
Ruan
gan r
um
ah
terd
ap
at p
eng
gan
daa
n
fungsi yang d
ilakuka
n
secara
bers
am
aan
Terd
apa
t pera
bot
yang
mend
ukun
g terj
ad
inya
kedua a
ktifita
s ters
ebut
Ap
ilkas
i L
oka
si D
usu
n
Bu
lu
Ap
likas
i L
oka
si D
usu
n
Gla
ran
I
Kera
ng
ka T
eo
ri
Hall
da
lam
Lang (
198
7)
Peru
baha
n /
tra
nsfo
rmasi
ruang
dala
m
hu
nia
n
dapa
t d
iidentifikasik
an
dala
m tig
a kate
gori
yaitu
Fix
ed
-fea
ture
sp
ace,
sem
ifix
ed
-fe
atu
re
space
dan info
rma
l space
170
Hasil T
em
uan
Dusun G
lara
n I
Pen
gem
ban
ga
n d
usu
n
deng
an o
byek w
isata
yang a
da s
ud
ah
dila
kukan d
en
gan
ba
ik
sert
a d
idukun
g o
leh
kondis
i dusu
n y
an
g
mem
ada
i.
Dusun B
ulu
Pen
gem
ban
ga
n d
usu
n
deng
an o
byek w
isata
kera
jinan in
i kura
ng
dila
kukan d
en
gan
baik
. te
rle
bih
lagi
kondis
i dusu
n y
an
g
kura
ng m
em
ada
i.
An
alisa
Dusun G
lara
n I
:
F
asili
tas w
isata
ya
ng
terp
usat
dap
at
mem
bantu
perk
em
bang
an w
isata
dan d
esa
K
eb
ers
am
aan
masyara
kat y
an
g terj
alin
baik
dala
m k
esatu
an
meng
em
ban
gkan o
byek
wis
ata
K
on
dis
i dusu
n d
enga
n
sara
na p
rasara
na y
ang
cukup m
em
ad
ai
Dusun B
ulu
:
Obyek w
isata
kera
jina
n
yang ters
eb
ar
di ru
mah
-
rum
ah w
arg
a , d
apat
menyu
litka
n d
ala
m
peng
em
ban
gan w
isata
Kura
ngnya m
otivasi
dala
m m
em
aju
kan
obyek w
isata
kera
jinan
ini ke r
an
ah y
an
g leb
ih
luas
Kon
dis
i dusu
n d
enga
n
sara
na p
rasara
na y
ang
kura
ngm
em
ada
i
Ap
ilkas
i L
oka
si D
usu
n
Bu
lu
Dusun B
ulu
:
W
isata
ke
rajin
an
tradis
iona
l b
langkon
Jala
n lin
gkun
ga
n d
an
akses k
e d
usun y
ang
kura
ng b
aik
M
asyara
kat salin
g
mend
ukun
g d
ala
m
pem
buata
n k
era
jinan
bla
ngkon in
i
T
idak a
danya
obyek
wis
ata
ya
ng t
erp
usat,
menyeb
ar
pa
da r
um
ah
-
rum
ah w
arg
a
Ap
likas
i L
oka
si D
usu
n
Gla
ran
I
Dusun G
lara
n I
:
W
isata
ala
m G
ua
Pin
du
l yan
g m
enarik
Jala
n lin
gkun
ga
n d
an
akses k
e o
byek w
isata
sudah b
aik
K
eb
ers
am
aan
masyara
kat d
ala
m
peng
em
ban
gan w
isata
F
asili
tas w
isata
ya
ng
teru
s d
ike
mba
ngka
n
O
byek w
isata
ya
ng
terp
usat
Kera
ng
ka T
eo
ri
Soe
marm
o (
20
10)
Dala
m p
rinsip
dasar
peng
em
ban
gan d
esa
wis
ata
perl
u d
ilakukan
pem
enu
han p
ers
yara
tan
anta
ra la
in a
ksesib
ilita
s
yang b
aik
, m
em
iliki o
byek
menari
k, duku
nga
n
masyara
kat, s
ara
na d
an
pra
sara
n y
an
g m
em
ada
i
171