Download - BAB V TA
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-1 15300013
BAB V
DIMENSI UNIT-UNIT PENGOLAHAN
V.1 Umum
Pada perencanaan ini sistem pengolahan yang digunakan adalah sistem
Completely Mixed Activated Sludge (CMAS). Dari ketiga alternatif yang dibuat, alternatif
inilah yang membutuhkan biaya terkecil untuk investasi, konstruksi, operasional, dan
perawatan instalasi seperti yang telah dihitung pada bab sebelumnya. Unit-unit yang
digunakan pada sistem ini adalah :
Pengolahan tingkat pertama : bars screen, grit chamber, comminutor dan bak
pengendap pertama.
Pengolahan tingkat kedua : tangki aerasi dan clarifier.
Pengolahan lumpur : gravity thickener, sludge drying bed.
V.2 Unit Pengolahan Tingkat Pertama
V.2.1 Saluran Pembawa
Saluran pembawa harus mampu menampung beban maksimum debit yang
direncanakan, karena itu debit yang dipakai sebagai dasar perhitungan dimensi adalah
debit maksimum tahap II. Selain itu saluran ini juga harus berfungsi bila debit minimum
terjadi (tidak terjadi endapan). Untuk itu digunakan debit minimum tahap I.
a. Kriteria Desain
Koefisien kekasaran Manning (n) beton : 0,011 - 0,015 0,013 (Hammer, 1977)
Kecepatan aliran (h) self cleaning : 0,3 m/dt, (Metcalf & Eddy, 1973)
Ambang bebas (freeboard) : 0,2 - 0,3 m
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-2 15300013
b. Desain Terpilih
Bentuk saluran : segi empat
Koefisien kekasaran Manning (n) beton : 0,013
Kemiringan (S) : 0,005
Lebar saluran (b) : 1 m
Pendimensian saluran dilakukan dengan menggunakan debit maksimum tahap II.
c. Perhitungan
Ac (cross section area) = b.y
R (jari-jari hidrolis) = (b.y)/ (b + 2y)
Q (debit) = A V
V (kecepatan) = 1/n R2/3
S1/2
Dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan di atas diperoleh :
3
2
2
13
2
2
13
2
2121013,01
21 44,5005,0
y
y
y
y
yb
yb
nyySybQ (1)
Kemudian dari persamaan 1 dapat dihitung ymaks dan Vmaks dengan menggunakan debit
maksimum tahap II.
dengan Qmaks2 = 0,654 m3/dt, diperoleh :
ymaks = 0,35 m (hasil trial dan error)
Vmaks = Qmaks / (b ymaks) = 1,87 m/dt (memenuhi kriteria)
Dimensi saluran pembawa dapat dilihat pada gambar :
Untuk kontrol dihitung juga saat Qmin tahap I :
Qmin1 = 0,195 m3/dt
b = 1 m
Substitusi ke persamaan (1) diperoleh :
y = 0,35 m
b = 1
m
Freeboard = 0,2
m
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-3 15300013
ymin = 0,152 m (hasil trial dan error)
Vmin = Qmin / (b ymin) = 1,28 m/dt (memenuhi kriteria)
V.2.2 Bars Screen
a. Pengertian
Bars screen berfungsi untuk memisahkan benda-benda kasar yang terbawa dalam
air buangan seperti plastik , kertas, bahan logam, kain dan sebagainya. Benda-benda
tersebut harus disisihkan agar tidak menimbulkan gangguan pada pengoperasian instalasi,
misalnya seperti penyumbatan pada valve, perusakan pompa, dan lain-lain.
Bars screen merupakan sejenis saringan terbuat dari batangan besi yang disusun
pararel dengan kemiringan ( 30 45 )o dari vertikal (Metcalf, 1991). Tebal batang yang
dipakai biasanya ( 5 15 ) mm dengan jarak antar batang ( 25 75 ) mm.
Material yang tertahan pada batang dapat disisihkan secara manual maupun
mekanis. Kandungan volatile pada material ini sebesar ( 80 90 )% , persen berat kering
( 15 25 ) %, dengan densitas ( 640 960 ) kg/m3.
b. Kriteria Desain
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Jarak bukaan antar batang
Lebar penampang batang
Panjang penampang batang
Sudut kemiringan batang
Kecepatan mendekati bars
Headloss tersedia
Headloss maksimum
b
w
p
Vh
Hl
hl
25 75
5 15
50 75
45 60
0,6 1
800
150
mm
mm
mm
0
m/dt
mm
mm
Metcalf&Eddy
Metcalf&Eddy
Metcalf&Eddy
Metcalf&Eddy
Metcalf&Eddy
Metcalf&Eddy
Metcalf&Eddy
c. Data Perencanaan
Parameter Simbol Besaran Satuan
Direncanakan :
Debit minimum Tahap I Qmin1 195 l/detik
Debit maksimum Tahap II Qmax2 654 l/detik
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-4 15300013
Parameter Simbol Besaran Satuan
Faktor Kirschen 1,79
Asumsi awal :
Jarak bukaan antar batang b 30 mm
Lebar penampang batang w 8 mm
Panjang penampang batang p 50 75 mm
Sudut kemiringan batang 60 0
Bentuk penampang lingkaran 1,79
d. Perhitungan
Jumlah batang :
263,2511830
1000 wbln
Jumlah bukaan antar batang :
s n 1 26 1 27
Lebar bukaan total :
mmmbsLt 81,08103027
Panjang batang terendam :
Kecepatan pada bars (Vhsmaks) saat aliran maksimum diasumsikan 1 m/dt.
mytsh
maks
LV
Q
tmaks 807,081,01654,0
Kedalaman air pada saluran saat aliran maksimum :
myy maksti 699,060sin807,0sin
Kecepatan air pada saluran saat aliran maksimum :
dtmV lyQ
A
Q
hmaks i
maks
maks
maks /936,01699,0654,0
Velocity head pada saat aliran maksimum :
mmmhg
V
vh 48048,0
81,92
936,0
2
22
Headloss saat aliran maksimum :
mmmhh vbwL 13013,060sin048,079,1sin 34
34
308
Kedalaman air setelah melewati bars screen saat aliran maksimum :
y2 = y1 - hL = 0,699 - 0,013 = 0,686 m
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-5 15300013
Kemiringan saluran :
21
21
32
21
32
1
121
32
678,33936,0699,021
699,01
013,01
211 SSSSRV yl
ly
nnh
S = 0,0007 m/m
Tinggi freeboard (diasumsikan dapat mengatasi overflow sebanyak 20 % debit
maksimum :
mfreeboardtinggiths
maks
LV
Q16,081,01
654,02,0%20
Kedalaman air pada saluran saat aliran minimum :
32
21
32
21
32
2121013,01
21 04,20007,0 y
y
y
y
yb
yb
n yySybQ (2)
Qmin1 = 0,195 m3/dt
b = 1 m
Substitusi ke persamaan (2) diperoleh :
ymin = 0,295 m (hasil trial dan error)
Vmin = Qmin / (b ymin) = 0,66m/dt (memenuhi kriteria)
Panjang batang terendam :
myy
t 34,060sin295,0
sinminmin
Kecepatan air pada bars saat aliran minimum :
dtmV tLytQ
hs /71,081,034,0195,0
minminmin
Velocity head pada saat minimum :
cmmhg
V
vh 5,2025,0
81,92
7,0
2
22
Headloss saat aliran minimum :
mhh vbwL 006,060sin025,079,1sin 34
34
308
Kedalaman air setelah melewati bars screen saat aliran minimum :
y2 = ymin - hL = 0,295 - 0,006 = 0,289 m
Y1
Y2 V1
V2
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-6 15300013
V.2.3 Comminutor
Comminutor berfungsi sebagai alat pencucian untuk memotong-motong sisa-sisa
mateial yang masih terbawa aliran, sampai ukurannya menjadi lebih kecil atau hancur
sama sekali sehingga memudahkan pengolahannya. Penentuan ukuran dan tipe
comminutor dipilih berdasarkan debit maksimum air buangan.
Tabel 5.1. Ukuran dan Kapasitas Comminutor
No Ukuran motor Kapasitas
Controlled discharge Free discharge
7B 0 - 0.35 0 - 0.30
10 A 0.17 - 1.1 0.17 - 0.82
15 M 0.4 - 2.3 0.4 - 1.4
25 M 1.5 1.0 - 6.0 1.0 - 3.6
25 A 1.5 1.0 - 11.0 1.0 - 6.5
36 A 2 1.55 - 25.0 1.5 - 9.6
54 A Desain ditentukan jenis pekerjaannya
Sumber : Elwyn E. Seelye. Design 3rd, John Willey and Sons. Inc. New York, London, Sidney.
Qmaks = 0,654 m3/detik
Qmaks = 0,654 m3/detik x 86400 dtk/hari x 0,2642 gal/m3
= 14,928 mgd
Tipe communitor yang dipilih adalah No. 36 A, ukuran motor 2, controlled discharge.
V.2.4 Grit Chamber
a. Pengertian
Grit Chamber berfungsi untuk memisahkan pasir dan kerikil atau partikel kasar
lainnya yang mempunyai kecepatan mengendap lebih besar dari zat organik yang
terkandung di dalam air buangan. Tujuan dari penyisihan ini adalah untuk mencegah
kerusakan pada peralatan mekanis, penyumbatan pipa, pengendapan pada saluran, dan
mengurangi akumulasi inert material pada unit pengolahan selanjutnya.
Grit chamber yang direncanakan adalah grit chamber aliran horizontal. Kontrol
kecepatan aliran melalui dimensi tiap unit, pintu distribusi aliran influen, dan penggunaan
parshall flume pada akhir bak. Setiap unit grit chamber didesain untuk kecepatan
pengaliran mendekati 0,3 m/dtk (1 ft/s). Kecepatan ini cukup untuk membiarkan partikel
grit mengendap sementara itu partikel organik akan turut terbawa aliran melewati bak.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-7 15300013
Pengatur kecepatan yang digunakan pada perencanaan ini adalah pharsall flume yang
dipasang pada akhir grit chamber.
Pendimensian Grit Chamber ini didasarkan atas keadaan debit pada tahap II, hal
ini sesuai dengan pertimbangan bahwa grit chamber yang didesain harus mampu
mengatasi beban saat kapasitas IPAL maksimum.
b. Kriteria Desain
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Kecepatan horizontal
Waktu detensi
Overflow rate
Diameter pasir terkecil
Volume pasir
Vh
td
V0
Vp
0,5 - 1
20 - 60
900
0,2
0,025 - 0,1
fps
dt
Vs
mm
m3/10
3m
3ab
Elwyn E. Seelye
Elwyn E. Seelye
Elwyn E. Seelye
Elwyn E. Seelye
Elwyn E. Seelye
Kind of Specific Diameter ( mm )
Particle Gravity 1 0,5 0,2 0,1 0,05 0,01 0,005
Quartz sand 2,65 330 170 54 16 4 0,2 0,04
Sewage solids 1,01-1,2 1-80 0,2-40 0,01-12 0,01-2 < 0,5 < 0,02 < 0,005
(Sumber : Elwyn E. Seelye, Design 3rd, John Willey and Sons. Inc., New York)
c. Data Perencanaan
Parameter Simbol Besaran Satuan
Direncanakan :
Debit minimum tahap II Qmin2 322 l/detik
Debit rata-rata tahap II Qrata2 629 l/detik
Debit maksimum tahap II Qmax2 654 l/detik
Asumsi awal
Diameter pasir terkecil 0,2 mm
Kecepatan mengendap Vs 54 Inch/menit
Volume pasir (Vp) p 0,05 m3/10
3m
3 air buangan
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-8 15300013
Grit chamber dibagi menjadi 4 bak, dimana 3 bak akan beroperasi untuk
mengatasi Qmaks, sementara 1 bak sebagai unit cadangan.
d. Perhitungan
Penggunaan 3 bak dalam operasional :
Qmaks = 0,654 / 3 = 0,218 m3/dt = 7,724 cfs
Qmin = 0,322 / 3 = 0,107 m3/dt = 3,791 cfs
Qr = 0,629/ 3 = 0,210 m3/dt = 7,440 cfs
Parshall Flume :
Tabel 5.2 Dimensi Parshall Flume Dalam ft dan inch
W A 2/3 A B C D E F G K N
0-3 1-6
3/8
1-0
1-6 0-7 0-10
3/16
2-0 0-6 1-0 0-1 0-2
0-6 2-0
7/16
1-4
5/16
2-0 1-3
5/8
1-3
5/8
2-0 1-0 2-0 0-3 0-4
0-9 2-10
5/8
1-11
1/8
2-10 1-3 1-10
5/8
2-6 1-0 1-6 0-3 0-4
1-0 4-6 3-0 4-4
7/8
2-0 2-9
1/4
3-0 2-0 3-0 0-3 0-9
(Sumber : Elwyn E. Seelye, Design 3rd, John Willey and Sons. Inc., New York)
Asumsi : W = 9 inch = 0,75 ft = 0,225 m 1 in=0,083 ft
Berdasarkan tabel 5.2, dengan W = 9 inch, maka dimensi parshall flume :
A = 2,885 ft
2/3 A = 1,927 ft
B = 2,833 ft
C = 1,250 ft
D = 1,885 ft
E = 2,500 ft
F = 1,000 ft
G = 1,500 ft
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-9 15300013
K = 0,250 ft
N = 0,375 ft
ftZ
Z
Z
Z
Z
ZWQ
ZWQ
Q
Q
maksmaks
174,0
489,0 693,1917,0
75,0.1,4/732,41,1
75,0.1,4/342,21,1
742,7791,3
1,4/1,1
1,4/1,1
32
32
32
32
minmin
ftH WQa 151,132
32
min
75,0.1,4
791,3
1,4
d = 1,1 Ha - Z = (1,1 x 1,151) - 0,174 = 1,092 ft
W
D 2/3 A U
A
N K
d
Z
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-10 15300013
Grit Chamber :
Kecepatan horizontal, Vh :
V fps m dth
K K K
K
2 6 1
1
2 6 1 0 25 0 25 0 25
1 0 25
1
3
1
2 1
3
3
2
1
3
1
2 1
3
3
2
0 925 0 28, , , , ,
,
, , /
(memenuhi kriteria)
Kedalaman aliran :
d = 1,1 (Q / 4,1W)2/3
- Z
dmin = 1,1 (Qmin / 4,1W)2/3
- Z
= 1,1 (3,791 / (4,1x 0,75))2/3
- 0,174
= 1,092 ft = 0,333 m
dmaks = 1,1 (Qmaks / 4,1W)2/3
- Z
= 1,1 (7,742 / (4,1x 0,75))2/3
- 0,174
= 1,86 ft = 0,569 m
Lebar bak :
mftbhmaks
maks
Vd
Q372,1499,4
925,086,1
742,7
jadi b = 1,4 m.
Panjang bak :
Vo = 900 Vs = 900 x 54 = 48600 gpd/ft2 = 0,07 cfs/ft
2
mftllbA bVoQ
V
Q
smaks
o
maks 493,7583,24499,407,0742,7
jadi panjang bak = 7,5 m.
Tinggi freeboard :
FB = E - dmaks - Z = 2,5 - 1,86 - 0,174 = 0,466 ft = 0,14 m
Volume grit chamber :
Vmaks = l x b x dmaks = 7,5 x 1,4 x 0,569 = 5,975 m3
Kontrol waktu detensi :
td = Vmaks / Qmaks = 5,975 / 0,218 = 27 dt (memenuhi kriteria)
Ruang pasir :
Direncanakan kedalaman ruang pasir 30 cm
Volume ruang pasir = 0,3 x 7,5 x 1,4 = 3,15 m3
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-11 15300013
Debit rata-rata = Qr = 0,210 m3/dt = 7,440 cfs
Volume pasir = 0,05 m3/10
3 m
3 air buangan
Volume pasir per hari = 0,05 x 0,210 x 86400 = 0,9072 m3
Pembersihan dilakukan setelah (3,15/ 0,9072) hari = 3,5 hari
Struktur Influen :
Struktur influen berupa saluran yang memiliki lebar 1m, dengan orifice yang berjumlah 4
buah untuk membagi aliran ke empat buah grit chamber yang ada. Masing-masing orifice
berukuran 0,5m x 0,5m. Kemudian disediakan juga Sluice Gate untuk tiap orifice yang
berguna untuk menutup aliran bila bak sedang dibersihkan. Untuk meyakinkan aliran
terdistribusi secara merata digunakan baffle setelah struktur influen.
Struktur Effluen :
Saluran effluent direncanakan berbentuk pelimpah persegi empat, ditampung dalam
effluent box, kemudian masuk ke pipa outlet. Pelimpah dipakai sesuai lebar bak (1,4 m).
Efluen box sepanjang 4 x 1,4 = 5,6 m + (3 x 0,2m) = 6,2 m. (0,2m untuk mengatasi
ketebalan dinding beton tiap bak).
Kedalaman air dalam saluran outlet ditentukan dengan :
Panjang weir L = 2,6 meter.
Q = 0,654 m3/dtk / 2,6 m = 0,252 m3/dtk/ m panjang weir.
Asumsi y2 = 0,5 meter.
Jumlah ambang penerima = 1
Lebar saluran efluen = 0,5 meter
y1 = [0,52 + (2(0,252 m
3/dtk.m x 2,6 m x 1)
2) / 9,81 x 0,5
2 x 0,5]
0,5
y1 = 0,975 meter.
Diasumsikan ketinggian untuk faktor keamanan sebesar 10 % dan ketinggian untuk jatuh
bebas setinggi 0,2 meter. Jadi tinggi total saluran efluen = 0,975 x 1,1 + 0,2 = 1,2722
meter.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-12 15300013
V.2.5 Bak Pengumpul dan Pompa
a. Pengertian
Bak pengumpul berfungsi untuk menampung air buangan dari grit chamber dan
aliran resirkulasi dari thickener, digester, dan sludge drying bed untuk kemudian
dialirkan ke bak pengendap pertama.
Lamanya air buangan di dalam bak pengumpul tidak boleh lebih dari 30 menit
(Metcalf, 1991) untuk mencegah terjadinya pengendapan dan dekomposisi air buangan.
Taraf muka air maksimum pada bak pengumpul ini harus berada di bawah aliran masuk
ke dalamnya agar tidak terjadi aliran balik.
Bak pengumpul akan dibuat direncanakan berbentuk persegi empat dengan
kedalaman yang dikehendaki sesuai dengan pompa yang direncanakan. Panjang bak
pengumpul ini disesuaikan dengan panjang ruang yang dibutuhkan untuk penempatan
seluruh pompa yang sedang beroperasi maupun pompa cadangan.
Pompa yang dipergunakan ini berfungsi untuk menaikkan air buangan dari bak
pengumpul agar konstruksi pengolahan selanjutnya dapat dilakukan di atas permukaan
tanah. Pengaliran selanjutnya dapat dilakukan secara gravitasi. Hal ini akan mengurangi
biaya investasi untuk pembangunan konstruksi bawah tanah yang lebih mahal dan selain
itu dapat mengurangi penggunaan pompa.
Jenis pompa yang dipilih adalah jenis submersible pump. Jenis pompa ini dipilih
karena memberikan beberapa keuntungan antara lain :
Menghemat tempat di permukaan tanah.
Tidak mempunyai masalah dengan tinggi hisap.
Tidak menimbulkan kebisingan karena pompa terendam di dalam air.
Lebih ekonomis dalam hal biaya perawatan.
Pompa ditempatkan di dasar bak pengumpul dan mengalirkan air buangan ke atas
melalui pipa kolom yang sekaligus berfungsi sebagai penggantung pompa. Selain itu
kontruksi pompa dibuat agar bisa dinaikkan dan diturunkan untuk pemeriksaan rutin.
Setelah keluar dari bak pengumpul ini debit air buangan yang berfluktuasi akan
menjadi debit rata-rata. Kapasitas rata-rata pemompaan yang dipakai sebesar Qr tahap I,
dibebankan ke 6 pompa. Masing-masing pompa mengalirkan debit sebesar 387 L/dtk / 4
= 96,75 L/dtk.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-13 15300013
Pengaturan ini bertujuan untuk memberikan debit yang sesuai dengan tahapan
perencanaan. Pada tahap I kerja pompa diatur 4 pompa bekerja, 2 sebagai cadangan.
Debit yang dihasilkan = 4 x 96,75 = 387 L/dtk. (memenuhi kapasitas rata-rata tahap
pertama).
Untuk tahap II kerja pompa menjadi 5 pompa bekerja dan 1 cadangan. Debit yang
dihasilkan sebesar = 5 x 96,75 L/dtk = 483,75 L/dtk. (memenuhi kapasitas rata-rata tahap
kedua).
b. Kriteria Desain
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Waktu Detensi
Kecepatan pada pemompaan normal
Slope
b
V
S
5 30
0,3 3
1 : 1
menit
m/dtk
Metcalf&Eddy
Qasim
Qasim
c. Data Perencanaan
Parameter Simbol Besaran Satuan
Direncanakan :
Debit minimum tahap I Qmin1 195 l/detik
Debit maksimum tahap I Qmax1 408 l/detik
Debit minimum tahap II Qmin2 322 l/detik
Debit maksimum tahap II Qmax2 654 l/detik
Asumsi awal
Waktu Detensi td 5 menit
Efisiensi pompa Vs 75 %
Koef. kekasaran pipa C 100 -
d. Perhitungan
Untuk memperkirakan volume bak pengumpul dipakai pendekatan :
V = (Qmaks Qmin) x td
Tahap I :
V = (408 195) x (5 x 60)
= 63,9 m3 = 64 m
3
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-14 15300013
Tahap II :
V = (654 322) x (5 x 60)
= 99,6 m3 = 100 m
3
Bak pengumpul berbentuk bujursangkar. Direncanakan penempatan 6 pompa,
diasumsikan lebar yang dibutuhkan tiap pompa = 1,2 m.
Jadi sisi bak pengumpul = 6 x 1,2 = 7,2 m.
Luas bak pengumpul = 7,2 x 7,2 = 51,84 m2.
Kedalaman bak pengumpul = 100/51,84 = 1,929 m = 2 meter.
Freeboard = 0,3 meter.
Tinggi muka air pada saat debit minimum sesaat = Q x t / A = (0,195 x 60)/51,84 =
22,56 cm.
Tinggi muka air pada saat debit maksimum sesaat = Q x t / A = (0,654 x 60)/51,84 =
75,69 cm.
V.2.6 Bak Pengendap Pertama
a. Pengertian
Fungsi bak pengendap pertama salah satunya adalah untuk memisahkan partikel
padat dan sebagian material organik yang terkandung di dalam air buangan. Besarnya
penyisihan biasanya ( 50 70 ) % total suspended solid (Qasim,1985) dan (25 40 ) %
BOD5 (Metcalf,1991). Partikel-partikel yang memilki specific gravity lebih besar akan
mengendap karena kondisi bak yang tenang.
Bak pengendap pertama yang ditempatkan di depan proses pengolahan biologi
biasanya didisain dengan waktu detensi yang lebih pendek dan beban permukaan (surface
loading ) yang lebih besar kecuali jika terdapat resirkulasi waste activated sludge (
Metcalf, 1991).
Jenis bak pengendap pertama yang dipilih adalah jenis horizontal flow yang
berbentuk persegi panjang dengan pertimbangan antara lain :
Kebutuhan lahan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan bak yang berbentuk
circular.
Lebih ekonomis dari segi kontruksi.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-15 15300013
Losses lebih kecil pada inlet dan outlet.
Lebih mudah dalam pengontrolan bau.
Proses pengendapannya lebih baik karena jarak tempuh partikel yang lebih
panjang.
Kemungkinan terjadi aliran pendek kecil.
Penggunaan energi yang lebih kecil untuk pengumpulan dan penyisihan lumpur.
Untuk menghitung pendimensian bak pengendap pertama digunakan setengah
dari debit rata-rata tahap II.
b. Kriteria Desain
Waktu detensi (td) = (1,5-2,5) jam
Overflow rate (OR) = (3-48) m3/m2/hari pd aliran rata-rata.
(80 120) m3/m2hari pd aliran max
Beban pelimpahan (weirloading) = (125-500) m3/m hari
Kedalaman (H) = (3-5) m
Konsentrasi solid = (4-6)%
Perbandingan panjang dan lebar = (3-5) : 1
Slope dasar = (1-2) %
c. Data Perencanaan
Bak sedimentasi I ini direncanakan berbentuk persegi panjang tipe horizontal
flow. Lumpur yang terkumpul dikeluarkan dan diolah selanjutnya bersama-sama
dengan lumpur dari Bak Pengendap II
Direncanakan 3 buah bak (2 beroperasi, 1 cadangan)
Q rata-rata = 0,3145 m3/dtk
P : L = 3 : 1
Persen penyisihan SS yg direncanakan 80 %, tercapai pada OR = 24 m3/m2/hari
(Elwyn E. Seelye)
Vh = 10 Vs
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-16 15300013
d. Perhitungan
Dimensi Bak :
Luas permukaan :
238,1135000277,0
3145,0m
OR
QA rs
Panjang dan lebar bak :
P : L = 3 : 1 atau P = 3 L
Maka As = 3 L2 = 1135,38 m
2
L = 19,454 m 19,5 m
P = 3 x 19,5 = 58,5 m
Across bak pengendap (direncanakan Vh = 10Vs untuk menghindari bottom scour) :
2 9,620005,0 10
3145,0m
xVh
QAc
Kedalaman bak pengendap :
m 22,35,19
9,62
L
AH c
Kontrol waktu detensi :
jam51,2 90363145,0
22,35,195,58 dtk
xx
Q
plh
Q
Vtd
Struktur Influen :
Struktur influen berupa saluran yang memiliki lebar 1 m, dengan orifice yang berjumlah
4 buah. Masing-masing orifice berukuran 0,5m x 0,5m. Orifice ini berada di bagian
bawah saluran dan berfungsi untuk membagi rata aliran yang datang ke masing-masing
bak. Kemudian disediakan juga Sluice Gate untuk tiap orifice yang berguna untuk
menutup aliran bila bak sedang dibersihkan. Untuk meyakinkan aliran terdistribusi secara
merata digunakan baffle yang berada 0,8 m setelah orifice. Dengan kedalaman 1 meter
dan terletak 5 cm di bawah permukaan air.
Kedalaman air di saluran influent diasumsikan sebesar 0,5 m. Debit yang masuk
ke saluran influent dibagi rata kedua arah, jadi debit tiap saluran = 0,3145/2 = 0,15725
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-17 15300013
m3/dtk. Maka kecepatan aliran pada saluran influent = 0,15725 m3/dtk / (0,5m x 1m) =
0,3145 m/dtk.
Headloss yang terjadi pada saluran influen karena orifice yang terendam = [(0,3145/4)
m3/dtk / 0,6 x (0,5 m)
2 x (2x9,81)
0.5]
2 = 0,014 m.
Struktur Effluen :
Saluran effluent direncanakan berbentuk pelimpah, dengan v notch standar 90 0
,
kemudian air limpahannya ditampung dalam effluent box dan keluar ke pipa outlet. V
notch yang dipakai direncanakan memerlukan ruang sepanjang 0,2 m untuk masing-
masing unitnya.
Jumlah V-notch yang diperlukan, n :
5,972,0
5,19
x
Ln
Debit tiap inlet V-notch, qv :
dtn
Qqv /m 00323,0
5,97
3145,0 3
Tinggi air pada V notch, H (dgn nilai Cd = 0.6) :
cmmH
gCd
H
gCd
qH
HgCdq
v
v
7,8 087,0
2tan )2(
158
00323,0
2tan )2(
158
2
tan )2( 15
8
52
2
1
52
2
1
25
2
1
Saluran efluen direncanakan memiliki lebar 0,6 m dan panjang sesuai dengan lebar bak =
19,5 m, kemudian untuk efluen boxnya direncanakan memiliki lebar 1 m. Dari efluen box
ini selanjutnya aliran dibawa oleh pipa dengan diameter 0,304 meter. Kedalaman air di
efluen box diasumsikan = 1 m, kedalaman air pada saluran efluen yang dekat dengan
effluent box (y2) = 0,5 meter. Kedalaman air dalam saluran outlet ditentukan dengan :
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-18 15300013
Panjang weir L = 5,8 meter.
Q = 0,15725 m3/dtk / 5,8 m = 0,0271 m3/dtk/ m panjang weir.
Asumsi y2 = 0,5 meter.
Jumlah ambang penerima = 1
Lebar saluran efluen = 0,6 meter
y1 = [0,52 + (2(0,0271 m
3/dtk.m x 5,8 m x 1)
2) / 9,81 x 0,6
2 x 0,5]
0,5
y1 = 0,504 meter.
Diasumsikan ketinggian untuk faktor keamanan sebesar 40 % dan ketinggian untuk jatuh
bebas setinggi 0,5 meter. Jadi tinggi total saluran efluen = (0,504 x 1,4) + 0,5 = 1,21
meter.
Volume Lumpur :
Untuk Tahap I :
Efisiensi penyisihan SS di bak pengendap I = 80 %
Perhitungan volume lumpur :
Jumlah SS = Qr x SS
= 193,5 x 286
= 55,341 gr/dtk.
Jumlah SS mengendap = jumlah SS x efisiensi
= 55,341 x 0,8
= 44,273 gr/dtk.
Selain SS, pada bak pengendap I ini BOD-pun mengalami penyisihan, yang besarnya
tergantung pada overflow rate yang digunakan dalam desain.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-19 15300013
Sumber : Fair & Geyer, Water and Wastewater Engineering
Dalam desain digunakan overflow rate sebesar 0,000277 m3/m
2/dt, maka diperkirakan
BOD removal sebesar 35 %. Hasil perhitungan penyisihan BOD dapat dilihat pada tabel.
Jumlah BOD = Qr x BOD
= 193,5 x 215
= 41,603 gr/dtk.
Jumlah BOD tersisih = jumlah BOD x efisiensi
= 41,603 x 0,35
= 14,561 gr/dtk.
Asumsi koefisien yield :
Untuk bak pengendap I yang direncanakan sebesar 0,35 kg SS / kg BOD.
Berat endapan yang berasal dari BOD removal = 0,35 x 14,561 = 5,096 gr/dtk.
Berat endapan yang terbentuk pada bak pengendap I :
= berat endapan dari SS + berat endapan dari BOD
= 44,273 gr/dtk + 5,096 gr/dtk = 49,369 gr/dtk.
= 4265 kg/hari.
Asumsi kadar SS dalam lumpur 5% (range : 3 6 % ; Qasim 1989)
Total lumpur = (100 / 5) x 4265 = 85310 kg/hari
Berat jenis lumpur = 1,03 kg/l
Volume lumpur per hari = (85310 / 1,03) / 1000 = 82,82 m3
BOD removal (%) Overflow rate (m3/m
2/dt)
20 0.00104
24 0.00085
27 0.00071
30 0.00057
32 0.00047
34 0.00038
36 0.00025
37 0.00019
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-20 15300013
Untuk Tahap II :
Efisiensi penyisihan SS di bak pengendap I = 80 %
Perhitungan volume lumpur :
Jumlah SS = Qr x SS
= 314,5 x 295
= 92,7775 gr/dtk.
Jumlah SS mengendap = jumlah SS x efisiensi
= 92,7775 x 0,8
= 74,222 gr/dtk.
Selain SS, pada bak pengendap I ini BOD-pun mengalami penyisihan, yang besarnya
tergantung pada overflow rate yang digunakan dalam desain.
Sumber : Fair & Geyer, Water and Wastewater Engineering
Dalam desain digunakan overflow rate sebesar 0,000277 m3/m
2/dt, maka diperkirakan
BOD removal sebesar 35 %. Hasil perhitungan penyisihan BOD dapat dilihat pada tabel.
Jumlah BOD = Qr x BOD
= 314,5 x 225
= 70,7625 gr/dtk.
Jumlah BOD tersisih = jumlah BOD x efisiensi
= 70,7625 x 0,35
= 24,7668 gr/dtk.
BOD removal (%) Overflow rate (m3/m
2/dt)
20 0.00104
24 0.00085
27 0.00071
30 0.00057
32 0.00047
34 0.00038
36 0.00025
37 0.00019
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-21 15300013
Asumsi koefisien yield :
Untuk bak pengendap I yang direncanakan sebesar 0,35 kg SS / kg BOD.
Berat endapan yang berasal dari BOD removal = 0,35 x 24,7668 = 8,668 gr/dtk.
Berat endapan yang terbentuk pada bak pengendap I :
= berat endapan dari SS + berat endapan dari BOD
= 74,222 gr/dtk + 8,668 gr/dtk = 82,89 gr/dtk.
= 7162 kg/hari.
Asumsi kadar SS dalam lumpur 5% (range : 3 6 % ; Qasim 1989)
Total lumpur = (100 / 5) x 7162 = 143234 kg/hari
Berat jenis lumpur = 1,03 kg/l
Volume lumpur per hari = (143234 / 1,03) / 1000 = 139,062 m3
Zone Lumpur :
Luas permukaan direncanakan sama dengan As
Tinggi ruang lumpur :
m
mx
m
As
Vz 122,0
5,585,19
062,1392
3
V.3 Unit Pengolahan Tingkat Kedua
V.3.1 Proses Completely Mixed Activated Sludge
a. Pengertian
Completely Mixed Activated Sludge merupakan salah satu modifikasi dari proses
lumpur aktif. Air buangan terlebih dahulu harus melalui bak pengendap pertama sebelum
memasuki tangki aerasi. Influent dari bak pengendap pertama ini dimasukkan ke dalam
suatu inlet sehingga beban pengolahan dapat tersebar merata keseluruh tangki aerasi.
Dengan cara ini diharapkan rasio antara substrat dan mikroorganisme cukup seimbang
sehingga memungkinkan terjadinya adsorbsi material organik terlarut dalam biomassa
dengan cepat.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-22 15300013
Proses selanjutnya adalah proses dekompossisi materi biodegradabel secara aerob.
Waktu detensi hidrolis dalam bak aerasi yang direncanakan harus mencukupi untuk
terjadinya dekompoisisi aerob yaitu sekitar 4 sampai 36 jam dan biasanya 4 sampai 8 jam
untuk air buangan domestik (Reynold, 1982).
Peralatan yang banyak digunakan untuk aerasi adalah mekanikal aerator karena
menghasilkan pengadukan yang lebih baik. Aliran resirkulasi yang biasa digunakan
sebesar 35-100% dari aliran influen.
Kelebihan unit ini adalah mampu mengolah air buangan dengan konsentrasi yang
tinggi ataupun yang mengandung zat toksik karena kondisi tangki yang homogen.
Kondisi yang homogen inilah yang menyebabkan mikroorganisme di dalam tangki tidak
akan pernah berkontak dengan air buangan yang terkonsentrasi. Kelemahan yang utama
dari sistem ini adalah cenderung menghasilkan lumpur yang sulit mengendap.
Untuk perhitungan dimensi dari tangki aerasi dan clarifier akan menggunakan
debit yang sama dengan bak pengendap I ditambah debit resirkulasi. Perhitungan masing-
masing komponen dari Completely Mixed Activated Sludge ini dapat dilihat sebagai
berikut :
V.3.1.1 Tangki Aerasi
b. Kriteria Desain
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Umur lumpur c 5 - 15 hari Metcalf&Eddy
F/M - 0,2 - 5 hari-1
Metcalf&Eddy
Koefisien kinetik pertumbuhan sel
maksimum
y 0,4 0,8 mg VSS/ mg
BOD5
Metcalf&Eddy
Koefisien kematian Kd 0,025-0,075 hari-1
Metcalf&Eddy
MLSS - 2500 - 4000 Mg / L Metcalf&Eddy
Volumetrik Loading Rate VLR 0.8 2,0 Kg/m3. hari Metcalf&Eddy
Waktu detensi Hidrolis 4 - 8 jam Metcalf&Eddy
Faktor Resirkulasi R 0,25 1,0 - Metcalf&Eddy
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-23 15300013
c. Data Perencanaan
Parameter Simbol Besaran Satuan
Direncanakan :
Debit rata-rata tahap II
Debit rata-rata tahap I
Q
Q
27472
16897
m3/hari
m3/hari
BOD5 influen tahap II
BOD5 influen tahap I
BOD5in
BOD5in
250
238
mg/L
mg/L
BOD5 efluen diharapkan BOD5ef 12 mg/L
Kedalaman tangki D 4,5 m
Konsentrasi lumpur Xr 10000 mg/L
Umur lumpur c 8 hari
MLVSS/MLSS 0,8
MLVSS X 3500 mg/L
MLSS - 4375 mg/L
Asumsi :
Koefisien kinetik pertumbuhan sel
maksimum
y 0,5 mg VSS/mg BOD5
Koefisien kematian Kd 0,06 hari-1
Efluen Solid Biodegradable - 65 %
BOD5 - 0,68
BODL
VSS/VS - 0,8
d. Perhitungan
Untuk Tahap I
Dimensi Bak Aerasi :
Konsentrasi BOD5 ( S )
BOD5 Efluen = BOD5 terlarut (S) + BOD5 tersuspensi
BODL efluen = 12 x 65% x 1,42 mg O2/sel.
= 11,08 mg/L.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-24 15300013
BOD5 tersuspensi = 11,08 x 0,68
= 7,53 mg/L.
BOD5 terlarut = (12 7,53) mg/L.
= 4,47 mg/L.
Efisiensi unit pengolahan
%95,94
%100/238
/12/238
%1005
55
lmg
lmglmg
BOD
BODBODEfisiensi
in
outin
Volume reaktor
3m 3047
)806,01(3500
)47,4238(8168975,0
).1(
)(..
x
xx
cKdX
SSocQYV
Luas permukaan reaktor ( As )
As = V / d = 3047 / 4,5 m
= 677 m2.
Produksi Lumpur :
Yield yang terobservasi
0,338
0,06x8)(1
0,5
)(1
YYobs
cKd
Penambahan MLVSS (Px)
Px = Yobs x Q x (So S)x (103 gr/kg)-1
= 0,338 x 16897 x (238 4,47) / 1000
= 1334 kg/hari.
Penambahan MLSS ( Px(SS) )
Px(SS) = Px / 0,8
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-25 15300013
= 1334 / 0,8 = 1667 kg/hari.
Massa lumpur yang harus dibuang
M = Px(SS) SS effluent
= 1667 kg/hari 16897 x 12 / 1000
= 1464 kg/hari.
Debit pembuangan lumpur
Diasumsikan bahwa kandungan SS pada efluen sama dengan 12 mg/L dan
VSS 80 % dari SS.
m3/hari. 117 Qw
,816897x12x0 10000 x Qw
3500 x 3047 hari 8
Xe x QXw x Qw
X x V
c
Besarnya debit resirkulasi
Konsentrasi VSS dalam aerator = 3500 mg/L.
Konsentrasi VSS dalam resirkulasi = 10000 mg/L.
3500 ( Q + Qr ) = 10000 (Qr)
Qr/Q ( R ) = 0,54
Qr = 0,54 x 16897 = 9124 m3/hari.
Kebutuhan Oksigen :
Kebutuhan oksigen teoritis
kgO2/hari = Q(So S) x (103 gr/kg)
-1 - 1,42 ( Px )
f
= 16897 ( 238 4,47 ) (103 gr/kg)-1 - 1,42 (1334)
0,68
= 3908,597 kg/hari.
Kebutuhan oksigen untuk design dikalikan dengan safety faktor = 2. Jadi kebutuhan
oksigen = 7817,194 kg/hari.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-26 15300013
Tabel 5.3 Tipe Surface Aerator
MOTOR AERATOR
MODEL HP POLE O2KG/HR DM DZ D Pumping rate M3/MIN
SFA-02 2 4 3 6 12 2-3 5 SFA-03 3 4 4.2 9 18 3-4 7 SFA-05 5 4 6.6 12 24 3-4 9 SFA-07 7 1/2 4 9.6 16 32 3-4 11 SFA-10 10 4 11.5 19 38 3-4 19 SFA-15 15 4 16.5 27 54 3-4 24 SFA-20 20 4 21 32 64 3-4 29 SFA-25 25 4 27.5 36 72 3-4 33 SFA-30 30 4 31 40 80 3-4 37 SFA-40 40 4 38 45 90 5-6 46 SFA-50 50 4 50 50 100 5-6 55 SFA-60 60 4 61 56 112 5-6 65 SFA-75 75 4 73 62.5 125 5-6 80 SFA-100 100 4 95 70 140 5-6 120
Sumber : www.enfound.com
Direncanakan digunakan aerator tipe SFA-100
Spesifikasi teknik aerator yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tipe : surface aerator, SFA-100
Kapasitas : 120 m3/menit
Oksigen transfer rate : 95 kg O2/jam
Diameter mixing area : 70 m
Kedalaman mixing area : 5 - 6 m
Daya : 100 HP
Jumlah aerator :
n = 7817,194 kg O2/hari / (24 x 95) kg O2/hari/aerator
3 aerator
Kebutuhan energi = 3 aerator x 100 HP
= 300 HP
Kontrol desain :
Kontrol Waktu Detensi Hidrolis
= V / Q = 3047 / 16897 = 0,180 hari.
= 4,47 jam memenuhi.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-27 15300013
Kontrol Rasio F/M
F/M = So / ( . X ) = 238/(0,180 x 3500)
= 0,3779 memenuhi.
Kontrol Volumetrik Loading
VL = So.Q/V
= (238 mg/L x 16897 m3/hari) / 3047 m
3.
= 1,319 kg/m3.hari memenuhi.
Untuk Tahap II
Dimensi Bak Aerasi :
Konsentrasi BOD5 ( S )
BOD5 Efluen = BOD5 terlarut (S) + BOD5 tersuspensi
BODL efluen = 12 x 65% x 1,42 mg O2/sel.
= 11,08 mg/L.
BOD5 tersuspensi = 11,08 x 0,68
= 7,53 mg/L.
BOD5 terlarut = (12 7,53) mg/L.
= 4,47 mg/L.
Efisiensi unit pengolahan
%20,95
%100/250
/12/250
%1005
55
lmg
lmglmg
BOD
BODBODEfisiensi
in
outin
Volume reaktor
3m 5209
)806,01(3500
)47,4250(8274725,0
).1(
)(..
x
xx
cKdX
SSocQYV
Luas permukaan reaktor ( As )
As = V / d = 5209 / 4,5 m
= 1157 m2.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-28 15300013
Produksi Lumpur :
Yield yang terobservasi
0,338
0,06x8)(1
0,5
)(1
YYobs
cKd
Penambahan MLVSS (Px)
Px = Yobs x Q x (So S)x (103 gr/kg)-1
= 0,338 x 27472 x (250 4,47) / 1000
= 2280 kg/hari.
Penambahan MLSS ( Px(SS) )
Px(SS) = Px / 0,8
= 2280 / 0,8 = 2850 kg/hari.
Massa lumpur yang harus dibuang
M = Px(SS) SS effluent
= 2850 kg/hari 27472 x 12 / 1000
= 2520 kg/hari.
Debit pembuangan lumpur
Diasumsikan bahwa kandungan SS pada efluen sama dengan 12 mg/L dan
VSS 80 % dari SS.
m3/hari. 202 Qw
,827472x12x0 10000 x Qw
3500 x 5209 hari 8
Xe x QXw x Qw
X x V
c
Besarnya debit resirkulasi
Konsentrasi VSS dalam aerator = 3500 mg/L.
Konsentrasi VSS dalam resirkulasi = 10000 mg/L.
3500 ( Q + Qr ) = 10000 (Qr)
Qr/Q ( R ) = 0,54
Qr = 0,54 x 27472 = 14835 m3/hari.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-29 15300013
Kebutuhan Oksigen :
Kebutuhan oksigen teoritis
kgO2/hari = Q(So S) x (103 gr/kg)
-1 - 1,42 ( Px )
f
= 27472 ( 250 4,47 ) (103 gr/kg)-1 - 1,42 (2280)
0,68
= 6681,812 kg/hari.
Kebutuhan oksigen untuk design dikalikan dengan safety faktor = 2. Jadi kebutuhan
oksigen = 13363,624 kg/hari.
Tabel 5.3 Tipe Surface Aerator
MOTOR AERATOR
MODEL HP POLE O2KG/HR DM DZ D Pumping rate M3/MIN
SFA-02 2 4 3 6 12 2-3 5 SFA-03 3 4 4.2 9 18 3-4 7 SFA-05 5 4 6.6 12 24 3-4 9 SFA-07 7 1/2 4 9.6 16 32 3-4 11 SFA-10 10 4 11.5 19 38 3-4 19 SFA-15 15 4 16.5 27 54 3-4 24 SFA-20 20 4 21 32 64 3-4 29 SFA-25 25 4 27.5 36 72 3-4 33 SFA-30 30 4 31 40 80 3-4 37 SFA-40 40 4 38 45 90 5-6 46 SFA-50 50 4 50 50 100 5-6 55 SFA-60 60 4 61 56 112 5-6 65 SFA-75 75 4 73 62.5 125 5-6 80 SFA-100 100 4 95 70 140 5-6 120
Sumber : www.enfound.com
Direncanakan digunakan aerator tipe SFA-100
Spesifikasi teknik aerator yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tipe : surface aerator, SFA-100
Kapasitas : 120 m3/menit
Oksigen transfer rate : 95 kg O2/jam
Diameter mixing area : 70 m
Kedalaman mixing area : 5 - 6 m
Daya : 100 HP
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-30 15300013
Jumlah aerator :
n = 13363,624 kg O2/hari / (24 x 95) kg O2/hari/aerator
6 aerator
Kebutuhan energi = 6 aerator x 100 HP
= 600 HP
Kontrol desain :
Kontrol Waktu Detensi Hidrolis
= V / Q = 5209 / 27472 = 0,189 hari.
= 4,55 jam memenuhi.
Kontrol Rasio F/M
F/M = So / ( . X ) = 250/(0,189 x 3500)
= 0,3779 memenuhi.
Kontrol Volumetrik Loading
VL = So.Q/V
= (250 mg/L x 27472 m3/hari) / 5209 m
3.
= 1,318 kg/m3.hari memenuhi.
Struktur Influen :
Struktur influen direncanakan berupa saluran persegi empat panjang. Saluran ini
terletak sepanjang lebar bak aerasi yang direncanakan terbagi dalam 6 segment. Lebar
bak aerasi = 28,4 meter ( 0,4 meter = tebal dinding beton ) Dengan formasi 2 x 3.
Masing-masing segment berbentuk bujursangkar dengan panjang sisi 14 m dan
kedalaman 4,5 m. Dalam saluran tersebut terdapat 8 buah orifice dengan dimensi masing-
masing 25 x 25 cm.
Kedalaman air di saluran influent diasumsikan sebesar 0,5 m. Debit yang masuk
ke saluran influent dibagi rata kedua arah, jadi debit tiap saluran = 0,3180/2 = 0,1589
m3/dtk. Maka kecepatan aliran pada saluran influent = 0,1589 m3/dtk / (0,5m x 1m) =
0,3180 m/dtk.
Headloss yang terjadi pada saluran influen karena orifice yang terendam = [(0,3180/8)
m3/dtk / 0,6 x (0,25 m)
2 x (2x9,81)
0.5]
2 = 0,0573 m.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-31 15300013
Struktur Efluen :
Saluran efluen direncanakan berupa pelimpah segi empat, diletakkan sepanjang lebar bak
aerasi dengan lebar 1 meter. Seluruh air buangan yang dihasilkan ditampung dalam
efluen box dengan dimensi 2 x 2,5 meter.
Kedalaman air di efluen box diasumsikan = 1 m, kedalaman air pada saluran efluen yang
dekat dengan effluent box (y2) = 0,44 meter. Kedalaman air dalam saluran outlet
ditentukan dengan :
Panjang weir L = 9 meter.
Q = 0,1589 m3/dtk / 9 m = 0,0176 m3/dtk/ m panjang weir.
Asumsi y2 = 0,44 meter.
Jumlah ambang penerima = 1
Lebar saluran efluen = 1 meter
y1 = [0,442 + (2(0,0176 m
3/dtk.m x 9 m x 1)
2) / 9,81 x 1
2 x 0,44]
0,5
y1 = 0,45 meter.
Diasumsikan ketinggian untuk faktor keamanan sebesar 20 % dan ketinggian untuk jatuh
bebas setinggi 0,5 meter. Jadi tinggi total saluran efluen = (0,45 x 1,2) + 0,5 = 1,043
meter.
V.3.1.2 Clarifier
Fungsi : Mengendapkan zat padat yang terdapat dalam air buangan yang berasal dari unit
pengolahan biologis.
b. Kriteria Desain
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Overflowrate OR 15 - 32 m3/m
2.hari Metcalf&Eddy
Solid Loading SL 15 - 150 Kg/m2.hari Qasim
Radius R 10 - 40 m Metcalf&Eddy
Kedalaman Bak H 3,5 - 5 m
Metcalf&Eddy
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-32 15300013
c. Data Perencanaan
Parameter Simbol Besaran Satuan
Direncanakan :
Debit rata-rata tahap II
Debit rata-rata tahap I
Q
Q
27472
16897
m3/hari
m3/hari
MLVSS X 3500 mg/L
Kedalaman bak H 4,5 m
Tipe Center Feed Clarifier
Asumsi :
Solid Flux SF 3 Kg/m2.jam
d. Perhitungan
Untuk Tahap I
Dimensi Clarifier :
Luas Permukaan Clarifier
As = (Q+Qr). X / SF
= ((16897 + 9124 )m3/hari x 3500 mg/ L )
/ 3 Kg/m2.jam
= 1265 m2
Jari jari Clarifier
R2 = As / 3,14
= 1265 / 3,14
= 402
R = 20 m
Volume Clarifier
Vol = 3,14 x R2 x H.
= 3,14 x 202 x 4,5.
= 5652 m3
Struktur influen :
Struktur influen yang digunakan berupa bak pelimpah yang berbentuk tabung pada
bagian tengah clarifier. Air buangan yang akan diendapkan masuk melalui pipa influen
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-33 15300013
yang terhubung dengan bak pelimpah tersebut. Air buangan akan terdistribusi secara
merata di seluruh bagian bak setelah melewati baffle.
Struktur efluen :
Struktur efluen untuk clarifier terdiri dari V-notch, efluen launder, efluen box, dan pipa
bertekanan sebagai pipa outlet.
V notch yang dipakai direncanakan memerlukan ruang sepanjang 0,2 m untuk masing-
masing unitnya. Keliling clarifier = 3,14 x 20x 2 m = 126 m.
Jumlah V-notch yang diperlukan, n :
6302,0
126
x
Ln
Debit tiap inlet V-notch, qv :
dtn
Qqv /m 000505,0
630
3180,0 3
Tinggi air pada V notch, H (dgn nilai Cd = 0.6) :
cmmH
gCd
H
gCd
qH
HgCdq
v
v
1,4 041,0
2tan )2(
158
000505,0
2tan )2(
158
2
tan )2( 15
8
52
2
1
52
2
1
25
2
1
Saluran efluen direncanakan memiliki lebar 0,5 m kemudian untuk efluen boxnya
direncanakan memiliki lebar 1 m. Dari efluen box ini selanjutnya aliran dibawa oleh pipa
dengan diameter 8.
Kedalaman air di efluen box diasumsikan = 0,6 m, kedalaman air pada saluran efluen
yang dekat dengan effluent box (y2) = 0,3 meter. Panjang saluran = (126 1) /2 = 62,50
m. Kedalaman air dalam saluran outlet ditentukan dengan :
Panjang weir L = 62,50 meter.
Q = 0,1589 m3/dtk / 62,50 m = 0,00254 m3/dtk/ m panjang weir.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-34 15300013
Asumsi y2 = 0,3 meter.
Jumlah ambang penerima = 1
Lebar saluran efluen = 0,5 meter
y1 = [0,32 + (2(0,00254 m
3/dtk.m x 62,50 m x 1)
2) / 9,81 x 0,5
2 x 0,3]
0,5
y1 = 0,437 meter.
Diasumsikan ketinggian untuk faktor keamanan sebesar 16 % dan ketinggian untuk jatuh
bebas setinggi 0,25 meter. Jadi tinggi total saluran efluen = (0,437 x 1,16) + 0,25 = 0,760
meter.
Kontrol Desain :
Overflowrate = (Q + Qr) / (3,14 x R2)
= 26021 / (3,14 x 202)
= 20,717 m3/m
2.hari memenuhi.
Solid Loading = ( (Q + Qr) x X) / (3,14 x R2)
= 72,510 kg/m2.hari memenuhi.
Untuk Tahap II
Dimensi Clarifier :
Luas Permukaan Clarifier
As = (Q+Qr). X / SF
= ((27472 + 14835 )m3/hari x 3500 mg/ L )
/ 3 Kg/m2.jam
= 2056 m2
Jari jari Clarifier
R2 = As / 3,14
= 2056 / 3,14
= 655
R = 25,60 m
Volume Clarifier
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-35 15300013
Vol = 3,14 x R2 x H.
= 3,14 x 25,602 x 4,5.
= 9260 m3
Struktur influen :
Struktur influen yang digunakan berupa bak pelimpah yang berbentuk tabung pada
bagian tengah clarifier. Air buangan yang akan diendapkan masuk melalui pipa influen
yang terhubung dengan bak pelimpah tersebut. Air buangan akan terdistribusi secara
merata di seluruh bagian bak setelah melewati baffle.
Struktur efluen :
Struktur efluen untuk clarifier terdiri dari V-notch, efluen launder, efluen box, dan pipa
bertekanan sebagai pipa outlet.
V notch yang dipakai direncanakan memerlukan ruang sepanjang 0,2 m untuk masing-
masing unitnya. Keliling clarifier = 3,14 x 25,60x 2 m = 160 m.
Jumlah V-notch yang diperlukan, n :
8002,0
160
x
Ln
Debit tiap inlet V-notch, qv :
dtn
Qqv /m 000397,0
800
3180,0 3
Tinggi air pada V notch, H (dgn nilai Cd = 0.6) :
cmmH
gCd
H
gCd
qH
HgCdq
v
v
8,3 038,0
2tan )2(
158
000397,0
2tan )2(
158
2
tan )2( 15
8
52
2
1
52
2
1
25
2
1
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-36 15300013
Saluran efluen direncanakan memiliki lebar 0,5 m kemudian untuk efluen boxnya
direncanakan memiliki lebar 1 m. Dari efluen box ini selanjutnya aliran dibawa oleh pipa
dengan diameter 8.
Kedalaman air di efluen box diasumsikan = 0,6 m, kedalaman air pada saluran efluen
yang dekat dengan effluent box (y2) = 0,3 meter. Panjang saluran = (160 1) /2 = 79,50
m. Kedalaman air dalam saluran outlet ditentukan dengan :
Panjang weir L = 79,50 meter.
Q = 0,1589 m3/dtk / 79,50 m = 0,00199 m3/dtk/ m panjang weir.
Asumsi y2 = 0,3 meter.
Jumlah ambang penerima = 1
Lebar saluran efluen = 0,5 meter
y1 = [0,32 + (2(0,00199 m
3/dtk.m x 79,50 m x 1)
2) / 9,81 x 0,5
2 x 0,3]
0,5
y1 = 0,397 meter.
Diasumsikan ketinggian untuk faktor keamanan sebesar 16 % dan ketinggian untuk jatuh
bebas setinggi 0,25 meter. Jadi tinggi total saluran efluen = (0,397 x 1,16) + 0,25 = 0,711
meter.
Kontrol Desain :
Overflowrate = (Q + Qr) / (3,14 x R2)
= 42307 / (3,14 x 25,602)
= 20,575 m3/m
2.hari memenuhi.
Solid Loading = ( (Q + Qr) x X) / (3,14 x R2)
= 72,014 kg/m2.hari memenuhi.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-37 15300013
V.4 Pengolahan Lumpur
V.4.1 Gravity Thickener
a. Pengertian
Bentuk geometri yang dipergunakan pada gravity thickener hampir sama dengan
yang digunakan pada clarifier. Solid yang masuk ke dalam thickener terbagi atas tiga
zone yaitu zona cairan jernih pada bagian paling atas, zona sedimentasi, dan zona
thickening pada bagian paling bawah. Partikel-partikel mengalami aglomerasi pada zona
thickening. Sludge blanket terjadi di zona ini dimana massa Lumpur tertekan oleh massa
diatasnya yang terus bertambah. Air akhirnya akan tertekan keluar dari dalam Lumpur
tersebut.
Supernatan dari thickener keluar melalui saluran outlet dan dikembalikan lagi ke
pangolahan awal yang pada perencanaan ini dikembalikan ke bak pengendap pertama.
Lumpur yang dihasilkan dikeluarkan dari dasar bak.
b. Kriteria Desain
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Dry solid influen 0,2 1,5 % Qasim
Dry solid efluen 2,0 4,0 % Qasim
Solid Loading SL 10 - 35 kg/m2.hari Qasim
Hidraulic loading HL 1,0 4,0 m3/m2.hari Qasim
Solid capture 60 - 85 %
Qasim
TSS pada supernatan 200 - 1000 mg/L Qasim
c. Data Perencanaan
Parameter Simbol Besaran Satuan
Direncanakan :
Debit lumpur influen tahap II
Debit lumpur influen tahap I
Q
Q
341,062
199,82
m3/hari
m3/hari
Massa lumpur influen tahap II
Massa lumpur influen tahap I
M
M
9682
5729
kg/hari
kg/hari
Asumsi :
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-38 15300013
Parameter Simbol Besaran Satuan
Solid loading SL 35 kg/m2.hari
Berat jenis lumpur Bj 1000 Kg/m3
Konsentrasi keluar thickener 3 %
Solid capture 85 %
d. Perhitungan
Untuk Tahap I :
Dimensi Thickener :
Luas :
A = 5729 kg/hari / 35 kg/m2.hari = 163,69 m
2.
Diameter :
D = ((163,69 x 4)/3,14)0,5
= 14,44 m.
Kontrol Desain :
Hidraulik loading :
HL = 199,82/163,69
= 1,221 m3/m
2.hari ( memenuhi kriteria).
Kedalaman thickener :
Direncanakan :
tinggi zona jernih = 1 m
tinggi zona pengendap = 1,5 m
free board = 0,5 m
waktu detensi = 1 hari
Konsentrasi solid :
Konsentrasi solid influen = 5729/(199,82x 1000) = 0,028%
Konsentrasi rata-rata = (0,028+3)%/2 = 1,514%
Ketinggian zona thickening(h)
volume lumpur = /4 x 14,442 x h =164 h
massa solid di zona thickening = 164 h x 0,01514 x 1000 = 2482,96 h.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-39 15300013
Pada waktu detensi 1 hari
2482,96 h kg/hari = 5729 kg/hari = 1 hari
h = 2,3 m.
Total kedalaman thickener
d = (0,5+1+1,5+2,3)m = 5,3 m.
Lumpur keluar dari Gravity Thickener :
Massa Lumpur
M = 85 % x 5729 kg/hari = 4869,65 kg/hari.
Volume Lumpur
q = 4869,65 / (3% x 1000) = 162,32 m3/hari.
Untuk Tahap II :
Dimensi Thickener :
Luas :
A = 9682 kg/hari / 35 kg/m2.hari = 276,62 m
2.
Diameter :
D = ((276,62 x 4)/3,14)0,5
= 18,80 m.
Kontrol Desain :
Hidraulik loading :
HL = 341,062/276,62
= 1,233 m3/m
2.hari ( memenuhi kriteria).
Kedalaman thickener :
Direncanakan :
tinggi zona jernih = 1 m
tinggi zona pengendap = 1,5 m
free board = 0,5 m
waktu detensi = 1 hari
Konsentrasi solid :
Konsentrasi solid influen = 9682/(341,062x 1000) = 0,028%
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-40 15300013
Konsentrasi rata-rata = (0,028+3)%/2 = 1,514%
Ketinggian zona thickening(h)
volume lumpur = /4 x 18,802 x h =278 h
massa solid di zona thickening = 278 h x 0,01514 x 1000 = 4208,92 h.
Pada waktu detensi 1 hari
4208,92 h kg/hari = 9682 kg/hari = 1 hari
h = 2,3 m.
Total kedalaman thickener
d = (0,5+1+1,5+2,3)m = 5,3 m.
Lumpur keluar dari Gravity Thickener :
Massa Lumpur
M = 85 % x 9682 kg/hari = 8229,7 kg/hari.
Volume Lumpur
q = 8229,7 / (3% x 1000) = 274,32 m3/hari.
Struktur influen dan efluen dari Gravity Thickener sama seperti yang terdapat pada
clarifier. Hal ini sesuai dengan bentuk dari masing-masing unit ini yang juga serupa.
Struktur influen :
Struktur influen yang digunakan berupa bak pelimpah yang berbentuk tabung pada
bagian tengah gravity thickener. Air buangan yang akan diendapkan masuk melalui pipa
influen yang terhubung dengan bak pelimpah tersebut. Air buangan akan terdistribusi
secara merata di seluruh bagian bak setelah melewati baffle.
Struktur efluen :
Struktur efluen untuk gravity thickener terdiri dari V-notch, efluen launder, efluen box,
dan pipa bertekanan sebagai pipa outlet.
V notch yang dipakai direncanakan memerlukan ruang sepanjang 0,2 m untuk masing-
masing unitnya. Keliling gravity thickener = 3,14 x 18,8 m = 59,032 m.
Jumlah V-notch yang diperlukan, n :
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-41 15300013
2952,0
032,59
x
Ln
Debit tiap inlet V-notch, qv :
dtn
Qqv /m 00001338,0
295
00395,0 3
Tinggi air pada V notch, H (dgn nilai Cd = 0.6) :
cmmH
gCd
H
gCd
qH
HgCdq
v
v
94,0 0094,0
2tan )2(
158
00001338,0
2tan )2(
158
2
tan )2( 15
8
52
2
1
52
2
1
25
2
1
Saluran efluen direncanakan memiliki lebar 0,5 m kemudian untuk efluen boxnya
direncanakan memiliki lebar 1 m. Dari efluen box ini selanjutnya aliran dibawa oleh pipa
dengan diameter 6.
Kedalaman air di efluen box diasumsikan = 0,3 m, kedalaman air pada saluran
efluen yang dekat dengan effluent box (y2) = 0,15 meter. Panjang saluran = (59,032 1)
/2 = 29 m. Kedalaman air dalam saluran outlet ditentukan dengan :
Panjang weir L = 29 meter.
Q = 0,00395 m3/dtk / 29 m = 0,000136 m3/dtk/ m panjang weir.
Asumsi y2 = 0,15 meter.
Jumlah ambang penerima = 1
Lebar saluran efluen = 0,5 meter
y1 = [0,152 + (2(0,000136 m
3/dtk.m x 29 m x 1)
2) / 9,81 x 0,5
2 x 0,15]
0,5
y1 = 0,25 meter.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-42 15300013
Diasumsikan ketinggian untuk faktor keamanan sebesar 10 % dan ketinggian untuk jatuh
bebas setinggi 0,25 meter. Jadi tinggi total saluran efluen = (0,25 x 1,1) + 0,25 = 0,525
meter.
V.4.2 Sludge Drying Bed
a. Pengertian
Sludge drying bed merupakan salah satu fasilitas pengeringan lumpur yang cukup
banyak digunakan. Biasanya sludge drying bed digunakan untuk lumpur yang berasal
dari digester ( Metcalf & Eddy,1991). Keuntungan dari sludge drying bed adalah biaya
investasi yang kecil, tidak memerlukan perhatian khusus dalam pengoperasiannya dan
konsentrasi solid yang tinggi pada lumpurnya.
Pada pengoperasiannya lumpur diletakan diatas bed dengan ketebalan lapisan
lumpur 200 300 mm lalu dibiarkan mengering. Sebagian air yang terkandung di dalam
lumpur
Akan mengalir melalui pori-pori bed dan sebagian lagi akan menguap. Untuk
menampung air yang mengalir ke bawah ini dibuat suatu sistem drainase lateral dengan
menggunakan pipa berpori. Lumpur yang telah mengering pada bagian atas bed
disisihkan dan dapat dibuang ke landfill ataupun dapat juga digunakan sebagai soil
conditioner.
b. Kriteria Desain
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Periode pengeringan maksimum td 15 hari Metcalf&Eddy
Ketebalan lapisan pasir hs 230-300 mm Metcalf&Eddy
Ketebalan lapisan lumpur hsl 150-300 mm Metcalf&Eddy
Panjang L 6-30 m Metcalf&Eddy
Lebar W 6 m Metcalf&Eddy
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-43 15300013
c. Data Perencanaan
Parameter Simbol Besaran Satuan
Total debit Lumpur Tahap II
Total debit Lumpur Tahap I
Qw
Qw
274,32
162,32
m3/hari
m3/hari
Total beban solid Tahap II
Total beban solid Tahap I
S
S
8229,7
4869,65
kg/hari
kg/hari
Periode pengeringan td 10 hari
Ketebalan lapisan lumpur hsl 300 mm
Ketebalan lapisan pasir hs 225 mm
d. Perhitungan
Untuk Tahap I :
Volume lumpur masuk ke Sludge Drying Bed :
VL = 162,32 m3/hari
Dimensi Sludge Drying Bed :
V = 162,32 x 10
= 1623,2 m3
Luas sludge drying bed :
23
54113,0
2,1623m
m
m
hsl
VA
Direncanakan dimensi tiap 1 unit sludge drying bed adalah 30 x 10 m2
yang dipakai
secara bergantian setiap harinya, sehingga jumlah unit sludge drying bed :
U = A/(30 x 6) = 5411 m2/300 m
2 = 18 unit
Luas total Sludge Drying Bed = 18 x 300 = 5400 m2.
Kedalaman sludge drying bed :
D = hsl + hs + hc + FB
= (0.3 + 0.225 + 0.35 + 0.125) m
= 1 m
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-44 15300013
Untuk Tahap II :
Volume lumpur masuk ke Sludge Drying Bed :
VL = 274,32 m3/hari
Dimensi Sludge Drying Bed :
V = 274,32 x 10
= 2743,2 m3
Luas sludge drying bed :
23
91443,0
2,2743m
m
m
hsl
VA
Direncanakan dimensi tiap 1 unit sludge drying bed adalah 30 x 10 m2
yang dipakai
secara bergantian setiap harinya, sehingga jumlah unit sludge drying bed :
U = A/(30 x 6) = 9144 m2/300 m
2 = 30 unit
Luas total Sludge Drying Bed = 30 x 300 = 9000 m2.
Kedalaman sludge drying bed :
D = hsl + hs + hc + FB
= (0.3 + 0.225 + 0.35 + 0.125) m
= 1 m
Karakteristik bed :
Bed terdiri dari beberapa lapisan, yaitu lapisan batu kerikil sebagai penyangga dan
lapisan pasir yang berfungsi sebagai filter.
Ketebalan lapisan batu kerikil 350 mm yang terdiri dari :
Coarse gravel : 200 mm
Medium gravel : 75 mm
Fine gravel : 75 mm
Ketebalan lapisan pasir 225 mm yang terdiri dari :
Coarse sand : 75 mm
Fine sand : 150 mm
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-45 15300013
V.5 Penyaluran Supernatan dan Efluen
V.5.1 Bak Pengumpul Supernatan
a. Pengertian
Bak ini berfungsi untuk mengumpulkan aliran supernatant yang berasal dari
Thickener dan Sludge Drying Bed. Supernatan ini kemudian dilairkan kembali ke bak
pengumpul yang terletak setelah grit chamber dan sebelum bak pengendap pertama.
b. Data Perencanaan
Parameter Simbol Besaran Satuan
Debit Resirkulasi Tahap I Q 356 m3/hari
Debit Resirkulasi Tahap II Q 598 m3/hari
Kedalaman d 1 m
c. Perhitungan
1. Dimensi tangki pengumpul :
Dimensi tangki = 2 m x 2 m = 4 m2
Volume tangki = 4 m2 x 1 m = 4 m3
2. Waktu detensi
Td tahap I = 4 m3 / 356 m3/hari = 16,18 menit.
Td tahap II = 4 m3 / 598 m3/hari = 9,63 menit
3. Struktur Inlet
Struktur inlet terdiri dari pipa outlet dari gravity thickener dengan diameter 6,
pipa outlet dari sludge drying bed dengan diameter 6. Pipa-pipa ini diletakan pada
ketinggian 0,5 m dari tinggi muka air pada bak pengumpul untuk menghindari
terjadinya aliran balik.
4. Struktur Outlet
Struktur outlet terdiri dari pipa efluen dengan diameter 6. Supernatan yang
terkumpul akan dialirkan ke bak pengumpul sebelum bak pengendap pertama dengan
system pemompaan.
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-46 15300013
V.5.2 Bak Pengumpul Air Olahan
a. Pengertian
Bak ini berfungsi untuk mengumpulkan air olahan yang berasal dari clarifier
untuk selanjutnya dibuang ke badan air penerima. Direncanakan bak ini berbentuk
persegi empat dan direncanakan berdasarkan kapasitas efluen rata-rata dari tahap I dan
tahap II.
b. Data Perencanaan
Parameter Simbol Besaran Satuan
Debit Efluen Tahap I Q 33561 m3/hari
Debit Efluen Tahap II Q 54566 m3/hari
Kedalaman d 2 m
c. Perhitungan
1. Dimensi tangki pengumpul :
Dimensi tangki = 4 m x 4 m = 16 m2
Volume tangki = 16 m2 x 2 m = 32 m3
2. Waktu detensi
Td tahap I = 32 m3 / 33561 m3/hari = 1,37 menit.
Td tahap II = 32 m3 / 54566 m3/hari = 0,84 menit.
3. Struktur Inlet
Struktur inlet terdiri dari pipa outlet dari clarifier dengan diameter 8, pipa-pipa
ini diletakkan pada ketinggian 0,5 m dari tinggi muka air pada tangki pengumpul
untuk menghindari terjadinya aliran balik.
4. Struktur Outlet
Struktur outlet terdiri dari pipa efluen dengan diameter 18. Pipa ini kemudian
dihubungkan ke saluran terbuka dengan lebar 1 meter yang akan membawa efluen
menuju badan air penerima. ( anak sungai/kanal )
-
Dimensi Unit-Unit Pengolahan
Ketut Hendra Juliawan V-47 15300013