Download - BAB VI Gambaran Umum BWP Banyuwangi Landuse
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
BAB VIGAMBARAN UMUM BWP BANYUWANGI
4.1. Gambaran Umum Kota Banyuwangi
4.1.1. Wilayah Administrasi Kota Banyuwangi
Wilayah Kota Banyuwangi terdiri atas 4 wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan
Banyuwangi, Kecamatan Giri, Kecamatan Glagah, dan Kecamatan Kalipuro. Wilayah Kota
Banyuwangi memilki luas wilayah 73,72 Km² meliputi 27 kelurahan dan desa dengan batas
wilayah administrasi sebagai berikut;
Sebelah Utara : Kecamatan Giri
Sebelah Timur : Selat Bali
Sebelah Selatan : Kecamatan Kabat
Sebelah Barat : Kecamatan Glagah
Kecamatan dan kelurahan di wilayah Kota Banyuwangi dapat dilihat pada daftar
sebagai berikut;
Banyuwangi
1. Pakis
2. Sumberejo
3. Sobo
4. Kebalenan
5. Tamanbaru
6. Penganjuran
18. Pengantigan
Kecamatan Giri
19. Boyolangu
20. Mojopanggung
21. Penataban
22. Giri
Glagah
IV - 1
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANGPERKOTAAN BANYUWANGI
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
7. Tukangkayu
8. Kertosari
9. Karangrejo
10. Kepatihan
11. Panderejo
12. Singonegaran
13. Temenggungan
14. Kampung Melayu
15. Kampung Mandar
16. Lateng
17. Singotrunan
23. Bakungan
24. Banjarsari
25. Rejosari
Kalipuro
26. Kalipuro
27. Klatak
28. Kelir
Tabel 4.14
Wilayah Administrasi Kota Banyuwangi
IV - 2
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
4.1.2. Kondisi Fisik Dasar Kota Banyuwangi
Faktor-faktor fisik dasar yang digunakan untuk merencanakan suatu wilayah antara
lain topografi, kemiringan, jenis tanah, kedalaman efektif dan tekstur tanah, hidrologi dan
klimatologi.
4.1.2.1. Topografi
Topografi merupakan ukuran tinggi-rendahnya muka bumi, sehingga dapat dikethui
ketinggian suatu tempat. Selanjutnya kondisi topografi ini akan menjadi pertimbangan
penentuan kelayakan penggunaan lahan dan penempatan fasilitas dan utilitas perkotaan.
Mengacu pada Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa kota Banyuwangi mempunyai
topografi yang beragam yaitu ketinggian antara 6 hingga 125 mdpl (meter di atas permukaan
laut). Wilayah yang mempunyai topografi rendah adalah semua kelurahan yang terdapat di
IV - 3
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
kecamatan Banyuwangi (5-8 mdpl) dan kelurahan Klatak-Kecamatan Kalipuro (16-50 mdpl).
Wilayah ini merupakan wilayah pantai dan dataran rendah.
Peta 4.6 Peta Orientasi Perkotaan Banyuwangi
IV - 4
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Peta 4.7 Batas Administrasi Kota Banyuwangi
IV - 5
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Sedangkan wilayah yang mempunyai topografi tinggi (50-125 mdpl), berupa dataran
rendah adalah kelurahan yang ada di kecamatan Giri (75-95 mdpl), kelurahan Kalipuro-
kecamatan Kalipuro (50-100) dan kelurahan di kecamatan Glagah (125 mdpl). Wilayah
tersebut sangat sesuai untuk kawasan perikanan dan pertambakan, pertanian tanaman pangan
dan pertanian tanaman semusim. Kota Banyuwangi merupakan daerah dengan permukaan
lahan datar agak landai dengan kemiringan lahan antara 0 – 8%. Kondisi topografi Kota
Banyuwangi dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1
Kondisi Morfologi Wilayah Kota Banyuwangi
.
IV - 6
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
Wilayah Kel. Kalpuro dan Kel. Sumberejo dengan
Kondis Wilayah Bergelombang
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
4.1.2.2. Jenis Tanah
Kota Banyuwangi mempunyai 4 (empat) jenis tanah, yaitu: Komplek Brown Forest
Soil, Litosol dan Mediteran; tanah jenis ini sesuai untuk jenis tanaman semusim. Wilayah
yang mempunyai jenis tanah ini adalah sebagian kelurahan Pakis, Sobo, Kertosari,
Karangrejo, Kepatihan dan Kampung Mandar (kecamatan Banyuwangi).
Asossiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan; yaitu jenis tanah yang
cocok untuk tanaman semusim. Wilayah yang memiliki jenis tanah tersebut adalah Klatak
(kecamatan Kalipuro), sebagian kelurahan Pakis, Sobo, Kertosari, Karangrejo, Kepatihan,
Kampung Melayu, termasuk pula seluruh Temenggungan, Lateng dan Tukang Kayu
(kecamatan Banyuwangi).
Assosiasi Latosol Coklat dan Regosol Kelabu; tanah jenis ini sesuai untuk jenis
tanaman semusim dan kebun buah-buahan. Wilayah yang mempunyai jenis tanah ini adalah
kelurahan sebagian kelurahan Bakungan dan Banjarsari (kecamatan Glagah), sebagaian
kelurahan Sumbersari, Kebalen, Sobo, Penganjuran, Tamanbaru, Panderejo, Singonegaran,
Pengantigan, dan Singotrunan (Kecamatan Banyuwangi), kelurahan Kalipuro dan sebagian
kelurahan Klatak (Kecamatan Kalipuro) serta kelurahan Boyolangu, Mojopanggung,
Penataban dan Giri (Kecamatan Giri).
Latosol Coklat Kemerahan; yaitu jenis tanah yang cocok untuk tanaman Argoforestry.
Wilayah yang memiliki jenis tanah tersebut adalah sebagian kelurahan Bakungan dan
Banjarsari.
4.1.2.3. Kedalaman Efektif Dan Tekstur Tanah
Kedalaman efektif tanah menggambarkan ketebalan tanah dan sejauh mana akar
tanaman dapat berkembang. Wilayah kota Banyuwangi mempunyai kedalaman efektif tanah
>90 cm di Kecamatan Glagah, Kecamatan Giri dan Kecamatan Banyuwangi serta kedalaman
60-90 cm di Kecamatan Kalipuro.
IV - 7
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
Wilayah Kelurahan Kampung Mandar Dan
Kelurahan Kampung Melayu Yang Berbatsan
Langsng Dengan Pantai
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Sedangkan tekstur tanah merupakan kasar halusnya bahan padat organik tanah
berdasarkan perbandingan fraksi pasir, lempung debu dan air. Tekstur tanah di kota
Banyuwangi secara keseluruhan berupa tanah sedang (lempung).
4.1.2.4. Hidrologi
Kota Banyuwangi dilalui 17 (tujuh belas) aliran sungai yang membelah kota. Sungai-
sungai ini selain berfungsi mengairi lahan pertanian juga berfungsi sebagai tempat buangan
akhir dari limbah industri dan drainase. Selanjutnya lihat Tabel 4.15 berikut ini.
Tabel 4.15
Sungai Di Kota Banyuwangi
Gambar 4.2
Foto Sungai di Wilayah Kota Banyuwangi
4.1.2.5. Klimatologi
Iklim adalah rata-rata atmosfir yang ada pada suatu tempat dalam periode tertentu.
Unsur-unsur penyusun iklim antara lain kecepatan angin, curah hutan, kelembaban udara dan
temperatur. Sebagaimana Kabupaten Banyuwangi, kota Banyuwangi merupakan daerah
tropis dan mempunyai dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan kemarau. Adapun
rata-rata curah hujan selama periode Januari hingga Juni 2005 mencapai 2,3 mm – 13,6 mm
sedangkan pada bulan Juli hingga Desember mencapai 0,7 mm – 11,5 mm. Sementara itu
IV - 8
A. Kecamatan Banyuwangi
1 Sungai Lo 10,52
2 Sungai Bagong 7,04
B Kecamatan Giri
3 Sungai Laos 5,00
4 Sungai Mailang 3,00
5 Sungai Sukowidi 8,00
6 Sungai Cempogo 2,00
7 Sungai Banyuwangi 8,00
8 Sungai Lele 3,00
9 Sungai Bendo 2,00
C Kecamatan Glagah
10 Sungai Bendo 15,83
11 Sungai Sobo 13,89
12 Sungai Pakis 7,04
D Kecamatan Kalipuro
13 Sungai Sukowidi 15,00
14 Sungai Ketapang 12,00
Sumber ; Kecamatan Dalam Angka
No Nama Sungai PANJANG (Km)
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
temperatur udara di kota Banyuwangi berkisar antara 26,4 - 27,90 C dengan suhu tertinggi
pada bulan Nopember.
4.2.3 Kependudukan
Perkembangan penduduk sangat berpengaruh bagi perkembangan suatu wilayah. Hal
ini disebabkan karena aktifitas penduduk itu sendiri yang cukup dinamis, dapat menyebabkan
perkembangan kebutuhan lainnya. Peninjauan aspek kependudukan dalam konteks tata ruang
wilayah meliputi beberapa aspek, antara lain jumlah dan perkembangan penduduk per
kawasan, tingkat kepadatan, kesejahteraan dan lain sebagainya.
4.2.3.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk keseluruhan di Kota Banyuwangi adalah 198.298 jiwa yang
terbagi menjadi penduduk laki – laki sejumlah 98.598 jiwa dan penduduk perempuan
sejumlah 100.330 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kelurahan Klatak dengan
jumlah penduduk sebanyak 14.253 jiwa dan jumlah penduduk paling sedikit berada di
kelurahan Temenggungan dengan jumlah penduduk sebanyak 2.279 jiwa. Untuk lebih
jelasnya terkait jumlah penduduk di Kota Banyuwangi menurut jenis kelamin per
kelurahan/desa dapat dilihat pada tabel 4.16 dan diagram 4.8
Tabel 4.16
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
No KelurahanJumlah Penduduk
Jumlah TotalLaki - laki Perempuan
Kecamatan Banyuwangi1 Pakis 2194 2227 44212 Sobo 3709 3868 75773 Kabalenan 3676 3710 73864 Penganjuran 2676 2841 55175 Tukangkayu 4155 4307 84626 Kertosari 3224 3248 64727 Karangrejo 4660 4724 93848 Kepatihan 2201 2248 44499 Panderejo 1984 2150 413410 Singonegaran 2532 2678 521011 Temenggungan 1107 1172 227912 Kampung Melayu 1464 1596 306013 Kampung Mandar 1808 1859 366714 Lateng 3951 4088 803915 Singotrunan 4201 4376 8577
IV - 9
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No KelurahanJumlah Penduduk
Jumlah TotalLaki - laki Perempuan
16 Pengantigan 2862 2977 583917 Sumberejo 2457 2435 489218 Tamanbaru 3497 3768 7265
Kecamatan Giri19 Boyolangu 2498 2542 504020 Mojopanggung 2702 2779 548121 Penataban 3208 2315 552322 Giri 2186 2246 4432
Kecamatan Glagah23 Bakungan 2292 2399 469124 Banjarsari 2914 2954 586825 Rejosari 1330 1309 2639
Kecamatan Kalipuro26 Kalipuro 2022 2090 411227 Klatak 7073 7180 1425328 Kelir 284 304 588
Jumlah 78867 80390 159257Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Diagram 4.8
Prosentase Jumlah Penduduk Laki – laki dan Jumlah Penduduk
Perempuan
49%51%
Jumlah Penduduk
Laki-LakiPerempuan
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa perkembangan jumlah
penduduk di Kota Banyuwangi tiap tahunnya mengalami pertambahan. Untuk lebih jelasnya
lihat tabel 4.17 dan diagram 4.9.
IV - 10
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Tabel 4.17
Perkembangan Jumlah Penduduk
Kota Banyuwangi Tahun 2007 – 2011
No TahunJumlah
Penduduk1 2011 159.2572 2010 163.0173 2009 162.1544 2008 161.3405 2007 160.484
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Diagram 4.9
Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Banyuwangi Tahun 2007 – 2011
2011 2010 2009 2008 2007157,000
158,000
159,000
160,000
161,000
162,000
163,000
164,000
Perkembangan Jumlah Penduduk
Column1
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
4.2.3.2 Kepadatan Penduduk
Untuk kepadatan penduduk di Kota Banyuwangi, kepadatan penduduk terbesar
berada di desa Ketapang dengan kepadatan dengan kepadatan 171.105 jiwa/km2. Sedangkan
kepadatan penduduk terendah berada di kelurahan Pakis dengan 11 jiwa/km2. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.18 dan diagram 4.10 di bawah ini.
Tabel 4.18
Kepadatan Penduduk di Kota Banyuwangi Tahun 2011
IV - 11
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
IV - 12
No KelurahanLuas Wilayah
(Km2)Penduduk
Kepadatan Penduduk
Kecamatan Banyuwangi1 Pakis 401,13 4421 112 Sobo 398,6 7577 193 Kabalenan 243,87 7386 304 Penganjuran 111 5517 505 Tukangkayu 116,05 8462 736 Kertosari 293,49 6472 227 Karangrejo 144,64 9384 658 Kepatihan 31,11 4449 1439 Panderejo 22,71 4134 18210 Singonegaran 68,96 5210 7611 Temenggungan 8,41 2279 27112 Kampung Melayu 11,77 3060 26013 Kampung Mandar 10,09 3667 36314 Lateng 79,05 8039 10215 Singotrunan 97,55 8577 8816 Pengantigan 150,53 5839 3917 Sumberejo 253,96 4892 1918 Tamanbaru 90,82 7265 80
Kecamatan Giri19 Boyolangu 2,83 5040 178120 Mojopanggung 1,28 5481 428221 Penataban 1,98 5523 278922 Giri 2,49 4432 1780
Kecamatan Glagah23 Bakungan 2,88 4691 162824 Banjarsari 5,16 5868 113725 Rejosari
Kecamatan Kalipuro26 Kalipuro 21,4 12846 60027 Klatak 10,73 14253 132828 Kelir
Jumlah 2605,86 164764 63
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Diagram 4.10
Kepadatan Penduduk di Kota Banyuwangi Tahun 2011
IV - 13
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Kepadatan Penduduk
Pakis Sobo Kabalenan Penganjuran TukangkayuKertosari Karangrejo Kepatihan Panderejo SingonegaranTemenggungan Kampung Melayu Kampung Mandar Lateng SingotrunanPengantigan Sumberejo Tamanbaru Boyolangu MojopanggungPenataban Giri Bakungan Banjarsari KalipuroKlatak
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
4.2.3.3 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur
Untuk persebaran penduduk menurut umur di Kota Banyuwangi, pembagiannya tiap
5 tahun usia penduduk mulai penduduk berusia 0 tahun sampai 65 tahun ke atas. Penduduk
paling banyak adalah penduduk berusia 5-9 tahun dengan jumlah penduduk mencapai 1456
jiwa di kelurahan Klatak. Sedangkan untuk penduduk paling sedikit menurut usia adalah
penduduk antara 55-59 tahun dengan jumlah penduduk 25 jiwa di Desa Kelir. Untuk lebih
jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut umur di Kota Banyuwangi tahun 2011 dapat
dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini.
IV - 14
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Tabel 4.19
Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur Kota Banyuwangi Tahun 2011
No KelurahanJumlah Penduduk Menurut Kelompk Umur
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-5960-64
65 > Total
Kecamatan Banyuwangi1 Pakis 374 392 432 335 309 333 319 380 382 289 224 206 178 268 44212 Sobo 600 690 647 648 551 617 567 643 662 566 447 282 247 410 75773 Kabalenan 658 655 634 539 524 608 631 650 622 583 417 299 187 379 73864 Penganjuran 343 434 466 483 335 413 397 383 439 386 341 314 228 525 54875 Tukangkayu 572 651 679 762 694 682 662 613 648 628 559 424 348 540 84626 Kertosari 554 586 590 588 581 537 523 516 508 473 301 247 165 303 64727 Karangrejo 797 871 791 732 680 768 704 707 744 662 506 431 314 677 93848 Kepatihan 327 372 358 301 309 333 356 349 339 367 286 233 162 357 44499 Panderejo 316 366 337 296 251 297 337 284 328 293 280 219 173 357 413410 Singonegaran 365 409 413 446 376 400 378 379 416 369 367 293 211 388 521011 Temenggungan 172 168 188 161 138 175 172 162 200 171 149 139 85 199 2279
12Kampung Melayu
212 249 250 220 210 240 229 249 237 217 196 160 114 277 3060
13Kampung Mandar
281 310 303 308 304 315 273 253 278 248 225 190 137 242 3667
14 Lateng 644 708 712 658 515 616 581 622 642 585 495 377 272 612 803915 Singotrunan 674 809 745 676 546 646 698 709 658 630 514 415 303 554 857716 Pengantigan 474 500 507 477 415 481 477 447 462 369 353 273 211 393 583917 Sumberejo 412 482 449 407 338 408 406 465 409 315 243 178 144 236 489218 Tamanbaru 554 598 589 621 557 608 535 490 533 518 539 413 278 432 7265Kecamatan Giri19 Boyolangu 362 375 356 346 325 401 384 424 480 362 308 269 217 431 504020 Mojopanggung 379 422 473 592 366 335 385 429 480 417 331 238 199 435 548121 Penataban 339 380 417 504 485 527 549 508 508 411 314 226 175 280 562322 Giri 349 426 412 337 272 353 370 387 396 286 258 194 159 233 4432Kecamatan Glagah
IV - 15
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
23 Bakungan 336 340 393 572 283 331 338 365 374 347 271 202 153 354 426624 Banjarsari 427 432 484 859 352 401 434 430 468 407 339 269 249 439 550625 Rejosari 192 196 229 192 159 185 174 236 232 202 182 111 97 215 2373Kecamatan Kalipuro26 Kalipuro 319 360 346 280 261 313 348 362 372 290 237 197 215 444 434427 Klatak 1301 1456 1334 1008 861 1141 1240 1410 1278 947 707 481 629 1011 1480428 Kelir 43 57 49 43 40 42 48 58 50 43 30 25 37 57 588Jumlah 12.376 13.694 13.58
313.391 11.037 12.506 12.515 12.910 13.145 11.38
19.419 7.305 5887 11.048 159.057
IV - 16
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
4.2.3.4 Jumlah Penduduk menurut Agama
Untuk persebaran penduduk menurut umur di kota Banyuwangi, pembagiaanya tiap
5 tahun usia penduduk mulai penduduk berusia 0 tahun sampai 65 tahun keatas. Mayoritas
agama yang dianut oleh penduduk di wilayah kota Banyuwangi pada tahun 2011 adalah
Islam yaitu sebanyak 154.226 jiwa, kemudian berturut – turut penganut agama Kristen (3.074
jiwa), Katolik (1.542 jiwa), Budha (811 jiwa), dan Hindu (991 jiwa). Untuk lebih jelasnya
mengenai jumlah penduduk menurut Agama di kota Banyuwangi tahun 2011 dapat dilihat
pada tabel 4.20
Tabel 4.20
Jumlah Penduduk Menurut Agama
No KelurahanJumlah Penduduk Menurut Agama
Islam Protestan Katolik Hindu Budha
Kecamatan Banyuwangi1 Pakis 4342 30 22 27 02 Sobo 7448 36 38 39 163 Kabalenan 7154 145 60 9 184 Penganjuran 4728 399 189 118 535 Tukangkayu 8025 196 162 52 276 Kertosari 6433 23 0 9 77 Karangrejo 8319 319 281 29 4368 Kepatihan 4253 69 103 13 119 Panderejo 3858 164 45 37 3010 Singonegaran 5103 50 21 4 3211 Temenggungan 2144 83 17 25 1012 Kampung Melayu 2920 54 30 0 5613 Kampung Mandar 3578 31 11 46 114 Lateng 7883 102 16 27 1115 Singotrunan 7842 340 270 30 9516 Pengantigan 5576 128 60 46 2917 Sumberejo 4820 25 27 20 018 Tamanbaru 6583 418 22 168 74
Kecamatan Giri19 Boyolangu 5021 0 7 12 020 Mojopanggung 5246 142 45 21 2721 Penataban 5424 44 26 16 1322 Giri 4332 51 26 8 14
Kecamatan Glagah23 Bakungan 4679 12 0 0 024 Banjarsari 5726 104 12 21 525 Rejosari 2639 0 0 0 0
Kecamatan Kalipuro
IV - 17
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
26 Kalipuro 4032 11 6 4 127 Klatak 15407 98 45 30 2528 Kelir 711 0 1 0 0
Jumlah 154226 3074 1542 811 991Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
4.2.3.5 Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian
Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat memberi gambaran mengenai
besaran ketersediaan tenaga kerja menurut jenis pekerjaan di Kota Banyuwangi. Sebagian
besar penduduk di Kota Banyuwangi memiliki mata pencaharian di bidang jasa sebanyak
26.804 jiwa (39%), pertanian sebanyak 10.376 jiwa (15%), perdagangan sebanyak 15.804
jiwa (24%), industri sebanyak 5.640 jiwa (8%), angkutan 4.509 jiwa (7%), lainnya 4.045 jiwa
(6%), dan pertambangan sebanyak 161 jiwa (1%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.21 dan diagram 4.11 berikut ini.
IV - 18
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Tabel 4.21
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No KelurahanJumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Pertanian Industri Pertambangan Perdagangan Angkutan Jasa LainnnyaKecamatan Banyuwangi
1 Pakis 441 131 8 336 157 591 2162 Sobo 447 133 11 688 266 1644 923 Kabalenan 226 155 5 537 146 1952 1274 Penganjuran 38 82 5 559 140 1185 1235 Tukangkayu 135 173 4 855 268 2029 936 Kertosari 268 220 12 559 238 1344 1997 Karangrejo 80 261 18 1131 367 1579 4278 Kepatihan 8 123 2 629 136 781 2209 Panderejo 9 186 6 617 86 892 3610 Singonegaran 24 212 2 632 156 1168 6011 Temenggungan 16 78 3 295 82 466 1112 Kampung Melayu 3 71 5 486 147 496 10813 Kampung Mandar 7 124 3 630 145 441 23414 Lateng 26 410 6 938 342 1358 12715 Singotrunan 63 429 21 1047 300 1342 11416 Pengantigan 83 376 8 626 201 1068 12317 Sumberejo 100 232 9 418 193 931 3718 Tamanbaru 55 142 9 717 141 1909 123
Kecamatan Giri19 Boyolangu 819 181 0 583 71 833 18820 Mojopanggung 212 132 0 611 137 1169 13421 Penataban 263 58 0 365 95 903 5122 Giri 383 250 0 460 141 677 147
IV - 19
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No KelurahanJumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Pertanian Industri Pertambangan Perdagangan Angkutan Jasa LainnnyaKecamatan Glagah23 Bakungan 1214 52 6 214 34 251 6924 Banjarsari 1976 68 12 292 52 300 17225 Rejosari 714 46 6 104 19 27 169
Kecamatan Kalipuro26 Kalipuro 1248 172 0 220 25 96 13127 Klatak 1309 1122 0 1243 422 1366 50128 Kelir 209 21 0 12 2 6 13
Jumlah 10376 5640 161 15804 4509 26804 4045Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
IV - 20
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Diagram 4.11
15%
8%
0%
23%
7%
39%
6%
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
PertanianIndustriPertambanganPerdaganganAngkutanJasaLainnya
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
4.2.4 Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan di kota Banyuwangi dimanfaatkan menjadi 2 bagian, yaitu
kawasan terbangun dan kawasan tak terbangun. Secara keseluruhan, kota Banyuwangi
didominasi oleh lahan tak terbangun. Kawasan tak terbangun secara keseluruhan merupakan
kawasan terbesar dengan luas kawasan 3978,17% atau 73% dari total luas wilayah BWP
Banyuwangi (5513,91 Ha). Karakteristik penggunaan lahan di BWP Banyuwangi dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
IV - 21
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No. KelurahanLuas
Kelurahan (Ha)
Luas Penggunaan Lahan (Ha)
PermukimanPerdagangan
dan JasaPerkantoran
Industri dan Pergudangan
Fasilitas Umum
Ruang Terbuka
HijauPertanian Peternakan Perikanan
Kecamatan Banyuwangi1. Pakis 321.934714 32.575599 0.284938 0.32638 0.59994 1.034617 55.794408 189.059375 0 41.4086352. Sobo 438.018096 79.627941 8.92219 4.609048 1.147004 6.982291 116.48782 191.354 0 27.5028813. Kabalenan 224.203435 77.492474 3.067303 2.831504 0.137698 2.748517 68.382809 69.54313 0 04. Penganjuran 91.19369 56.427999 5.929511 3.549908 0 9.578198 3.492826 12.215248 0 05. Tukangkayu 86.909356 44.073856 7.975729 3.924412 0.19887 1.885237 14.924919 13.919594 0 06. Kertosari 248.551114 50.730707 0.425522 0 0.042714 3.994367 83.586833 63.21946 0 45.3655277. Karangrejo 264.308544 62.581044 5.552714 0.247131 1.109377 1.566962 97.292854 11.831928 0.069276 65.6200588. Kepatihan 55.241493 28.264854 4.293805 0.47954 0.271788 9.568446 5.208414 0.146439 0 09. Panderejo 20.145532 17.224942 1.827905 0.118861 0 0.323266 0.027399 0.011898 0 0
10. Singonegaran 63.713863 29.251345 0.126942 1.363379 0.1138 2.401342 11.900548 18.232377 0 011. Tumenggungan 10.926529 8.331301 0.973127 0 0 1.491959 0.127302 0.00284 0 012. Kampung Melayu 34.239783 24.027048 0.179966 0.537688 0 0.528181 2.636381 0.000744 0 013. Kampung Mandar 30.921996 0 2.383828 0 0 6.515711 12.28298 0 0 014. Lateng 104.4715 44.921732 3.655427 0.151471 6.874884 0.555403 35.449623 6.080211 0 015. Singotrunan 108.100466 65.813838 2.933013 0.381273 1.243496 2.17169 14.224145 20.909011 0.117929 016. Pengantingan 123.352543 24.999844 0 0 39.295008 1.815533 15.097315 41.893429 0 017. Sumberejo 166.757521 45.493746 2.114718 1.893755 0.074751 1.170662 82.603359 33.40653 0 018. Tamanbaru 117.191707 72.075761 3.918844 4.394475 0.34336 4.069193 29.522253 2.867821 0 0
Kecamatan Giri19. Boyolangu 286.86732 42.245145 0.165681 0 0 0.775288 32.511438 211.169768 0 020. Mojopanggung 142.495538 59.874463 6.028377 3.177112 0 13.076424 23.57214 36.767022 0 021. Penataban 164.921689 23.561574 2.979805 2.618123 0 3.786314 17.088818 114.887055 0 022. Giri 309.652209 33.588115 2.873634 0 5.202396 0.540929 13.240997 254.206138 0 0
Kecamatan Glagah
IV - 22
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
23. Bakungan 162.752222 43.183331 0.400153 0.081201 0 1.448741 49.594487 68.044309 0 024. Banjarsari 368.462336 67.427667 1.803794 0.875046 3.425935 7.094951 52.048935 235.786008 0 025. Rejosari 252.317354 40.543119 0 0 0.518321 0 110.582268 100.673646 0 0
Kecamatan Kalipuro26. Kalipuro 473.293106 40.424877 0 0 0 0 1.344868 431.523361 0 027. Klatak 652.666626 88.100009 0.859623 18.827265 0.032274 31.825686 511.977286 0 0 652.66662628. Kelir 190.298353 12.791754 0 0 0 0.845727 176.660872 0 0 190.298353
Jumlah 5513.90859 1215.654085 69.676549 50.387572 60.631616 117.79563 1637.66429 2127.75134 0.187205 1022.86208
4.2.5
IV - 23
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Permukiman
Perdagangan dan Jasa
PerkantoranIndustri dan
PergudanganFasilitas Umum
Ruang Terbuka Hijau
Pertanian
PeternakanPerikanan
Pemanfaatan Lahan BWP Banyuwangi (Ha)
A. Kawasan Permukiman
Perkembangan kawasan Permukiman Kota Banyuwangi sangat pesat. Hal ini
disebabkan BWP Banyuwangi merupakan wilayah di Kabupaten Banyuwangi dengan
tingkat intensitas kegiatan yang tinggi berupa kegiatan perdagangan dan jasa.
Kawasan perumahan yang ada di BWP Banyuwangi meliputi kawasan perumahan
yang dibangun masyarakat (perumahan umum) dan perumahan yang dibangun oleh
pengembang (developer). Berdasarkan pengembangannya, kawasan perumahan di
Kota Banyuwangi dibedakan menjadi:
1. Kawasan perumahan yang dibangun sendiri oleh penduduk:
Kawasan perumahan yang dibangun sendiri oleh penduduk cenderung berkembang
secara alami, tidak direncanakan dan paling diminati oleh penduduk karena lebih
mudah diperoleh dengan bentuk dan ukuran rumah yang lebih bervariasi dan sesuai
dengan keinginan pemiliknya. Permukiman ini menyebar di seluruh wilayah BWP
Banyuwangi dengan tingkat kepadatan rendah hingga sedang. Pola perkembangan
permukiman ini cenderung linier di sepanjang jalan raya, rel kereta api maupun
sepanjang sungai. Jenis kawasan perumahan yang dibangun sendiri oleh penduduk ini
dibedakan menjadi:
a. Perumahan umum tidak tertata
IV - 24
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Perumahan umum tidak tertata atau dapat juga disebut perumahan kampung. Secara
umum perumahan kampung perkembangannya cenderung tidak teratur karena
berkembang dengan sendirinya, memiliki kondisi yang beragam, kepadatan
bangunannya relatif tinggi dan prasarana penunjangnya kurang.
B. Kawasan Perdagangan dan Jasa
C. Persebaran Kegiatan Pertanian
D. Industri
E. Ruang Terbuka Hijau
F. Pertanian
G. Peternakan
H. Perikanan
4.2.6 Kondisi Perekonomian di Kota Banyuwangi
Tinjauan perekonomian wilayah kota Banyuwangi dapat ditinjau dari struktur dan
tingkat pertumbuhan sektor-sektor kegiatan (perekonomian makro), struktur dan
pertumbuhan ekonomi mikro, serta peranan kota Banyuwangi dalam perekonomian regional.
Kegiatan perekonomian kota Banyuwangi, dilihat dari mata pencaharian penduduk dari
bidang jasa sebanyak 26.804 jiwa (39%), pertanian sebanyak 10.376 jiwa (15%),
perdagangan sebanyak 15.804 jiwa (24%), industri sebanyak 5.640 jiwa (8%), angkutan
4.509 jiwa (7%), lainnya 4.045 jiwa (6%), dan pertambangan sebanyak 161 jiwa (0,%). Dari
kegiatan matapencaharian penduduk ini menggambarkan bahwa kota banyuwangi cenderung
akan berkembang di sektor kegiatan non pertanian, terutama perdagangan dan jasa (56,15%).
Hal tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kegiatan ekonomi yang potensial untuk
dikembagnkan bagi pertumbuhan kota Banyuwangi.
4.2.5.1 Perdagangan dan Jasa
Pada saat ini kegiatan perdagangan dan jasa di kota Banyuwangi sudah sangat
berkembang, keadaan ini dapat dilihat dari jumlah dan macam bangunan untuk perdagangan
dan jasa seperti pasar, pertokoan, toko, warung, lembaga-lembaga keuangan (bank, koperasi),
jasa-jasa ketrampilan (salon, bengkel) jasa hiburan, jasa penginapan, dan lain sebagainya.
Melihat fakta tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sektor perdagangan dan jasa di kota
Banyuwangi memiliki potenis untuk dijadikan kegiatan utama di kota Banyuwangi.
IV - 25
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Gambar 4.3Pasar Kalipuro (kiri) dan Kawasan Perdagangan Jalan Basuki Rachmad (kanan)
Sumber: Survey Primer, 2013
Kegiatan perdagangan dan jasa ini didukung dengan adanya pasar umum di kota
Banyuwangi. Untuk mendukung kegiatan perdagangan dan jasa, juga terdapat rumah makan
dan warung yang tersebar di tiap kelurahan di kota Banyuwangi. Untuk lebih jelasnya lihat
tabel dan grafik di bawah ini.
Tabel 4.22
Jumlah Pasar
No Kelurahan
Jumlah Pasar
Pasar Kelurahan
Toko Peracangan
Toko Bahan
BangunanToko Obat
Kecamatan Banyuwangi1 Pakis 0 39 1 02 Sobo 2 40 5 13 Kabalenan 0 41 2 14 Penganjuran 0 39 3 45 Tukangkayu 0 48 3 46 Kertosari 0 33 0 17 Karangrejo 1 37 3 48 Kepatihan 2 27 3 29 Panderejo 0 38 1 110 Singonegaran 0 36 3 311 Temenggungan 0 19 1 012 Kampung Melayu 0 26 1 213 Kampung Mandar 0 19 1 014 Lateng 1 44 3 115 Singotrunan 1 38 1 316 Pengantigan 0 35 1 017 Sumberejo 0 27 1 018 Tamanbaru 0 37 1 1Kecamatan Giri
IV - 26
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No Kelurahan
Jumlah Pasar
Pasar Kelurahan
Toko Peracangan
Toko Bahan
BangunanToko Obat
19 Boyolangu 2 0 0 020 Mojopanggung 1 0 1 021 Penataban 2 1 0 122 Giri 2 0 0 0Kecamatan Glagah
23 Bakungan 0 47 1 0
24 Banjarsari 0 104 5 0
25 Rejosari 0 32 0 0
Kecamatan Kalipuro26 Kalipuro 1 76 7 027 Klatak 0 197 16 028 Kelir 0 62 0 0
Jumlah 15 1142 64 29Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Diagram 4.12Jumlah Pasar
1%
91%
5% 2%
Jumlah Pasar
Pasar Kelurahan Toko PeracanganToko Bahan Bangunan Toko Obat
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
IV - 27
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
4.2.5.2 Kegiatan Pertanian
Pada saat ini kegiatan pertanian di kota Banyuwangi masih ada, hal ini dapat dilihat
dari lahan-lahan pertanian yang masuh luas, lahan-lahan tersebut selain berada di daerah
pinggiran juga masih ada yang berada di sepanjang jalan arteri primer. Jenis lahan pertanian
yang ada di wilayah perencanaan sebagian besar merupakan lahan sawah irigasi teknis. Jenis
tanaman yang banyak ditanam oleh petani diantaranya padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kacang tanah, dan kedelai. Produktifitas masing – masing kegiatan pertanian dan perkebunan
di kota Banyuwangi dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.21
Produktifitas Kegiatan Pertanian
No KelurahanProduksi Pertanian (ton)
Padi Sawah Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar
Kecamatan Banyuwangi1 Pakis 1375.5 8 6 02 Sobo 1552 75.25 6 03 Kabalenan 403.3 84.6 15 04 Penganjuran 52.8 4.5 0 05 Tukangkayu 239.2 6.8 6 5.256 Kertosari 1174.5 40.8 18 07 Karangrejo 110.7 0 0 08 Kepatihan 0 0 0 09 Panderejo 0 0 0 010 Singonegaran 115.5 13.5 3 011 Temenggungan 0 0 0 012 Kampung Melayu 0 0 0 013 Kampung Mandar 0 0 0 014 Lateng 21 1.7 0 015 Singotrunan 42 8.75 0 016 Pengantigan 182 28.9 3 017 Sumberejo 246.96 33.82 37.5 5.3818 Tamanbaru 46.8 3 11.25 0Kecamatan Giri19 Boyolangu 5.3 0 14 1420 Mojopanggung 6.2 0 16 1521 Penataban 6 0 14 1422 Giri 6.1 5.1 16 15Kecamatan Glagah
23 Bakungan 17506.94 57.9 66 108.85
24 Banjarsari 25515.71 135.7 66 108.85
25 Rejosari 13968.44 161.5 99 217.7
Kecamatan Kalipuro 8450 23250 583 195
IV - 28
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No KelurahanProduksi Pertanian (ton)
Padi Sawah Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar
Jumlah 71026.25 23919.82 979.75 699.03Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Gambar 4.4
Lahan Pertanian di Kota BanyuwangiSumber: Survey Primer, 2013
Padi Sawah74%
Jagung25%
Ubi Kayu1%
Ubi Jalar1%
Produksi Pertanian (ton)
4.2.5.3 Kegiatan Perikanan
Jenis kegiatan perikanan yang ada di kota Banyuwangi berupa kegiatan perikanan
tangkap. Dengan komoditas berupa Layang, Udang, Rebon, Teri, Tongkol, Lemuru, Tuna,
Kuwe/Putihan, Pari, Kakap, Kerapu dan Cumi – cumi. Pada wilayah kelurahan/desa yang
termasuk ke dalam kota Banyuwangi kegiatan perikanan hanya terdapat di kelurahan
IV - 29
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Kampung Melayu, kelurahan Kampung Mandar dan kelurahan Kepatihan.
4.2.5.4 Kegiatan Peternakan
Jenis kegiatan peternakan yang ada di Kota Banyuwangi dibedakan atas dua jenis
yaitu peternakan unggas dan peternakan ternak. Komoditas unggas yang diusahakan
masyarakat kota Banyuwangi terdiri atas ayam buras, ayam ras petelor, dan itik. Sedangkan
jenis ternak berupa sapi potong, kerbau, kambing domba dan babi. Untuk produksi kegiatan
peternakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.21
Populasi Peternakan Hewan Ternak
No KelurahanJenis Hewan Ternak
Sapi Perah
Sapi Potong
Kerbau Kambing Domba Babi Kelinci
Kecamatan Banyuwangi
1 Pakis 0 92 0 75 61 0 0
2 Sobo 0 87 13 79 50 0 0
3 Kabalenan 0 85 0 140 120 0 0
4 Penganjuran 0 0 0 25 11 0 0
5 Tukangkayu 0 61 0 60 150 0 0
6 Kertosari 0 50 9 121 45 0 0
7 Karangrejo 0 17 0 40 18 0 0
8 Kepatihan 0 0 0 51 11 0 0
9 Panderejo 0 0 0 29 13 0 0
10 Singonegaran 0 20 0 25 25 0 0
11 Temenggungan 0 0 0 0 0 0 0
12 Kampung Melayu 0 0 0 19 0 0 0
13 Kampung Mandar 0 0 0 29 0 0 0
14 Lateng 0 18 0 75 24 0 0
15 Singotrunan 0 102 0 70 18 0 0
16 Pengantigan 0 80 0 103 32 0 0
17 Sumberejo 0 122 0 130 50 0 0
18 Tamanbaru 0 30 0 50 9 0 0
Kecamatan Giri 0 1627 2 1051 945 0 0
Kecamatan Glagah
19 Bakungan 0 327 0 124 74 0 23
IV - 30
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No KelurahanJenis Hewan Ternak
Sapi Perah
Sapi Potong
Kerbau Kambing Domba Babi Kelinci
20 Banjarsari 8 387 26 162 81 0 36
21 Rejosari 0 199 0 109 89 0 32
Kecamatan Kalipuro 0 18312 2 12266 418 0 0
Jumlah 8 21616 43 3512 2244 0 91Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Sapi Perah0%
Sapi Potong79%
Kerbau0%
Kambing13%
Domba8%
Kelinci0%
Populasi Hewan Ternak
Tabel 4.21
Populasi Peternakan Hewan Unggas
No KelurahanJenis Hewan Unggas
Ayam Buras Ayam Ras Itik
Kecamatan Banyuwangi
1 Pakis 1175 0 90
2 Sobo 820 245 40
3 Kabalenan 1370 18 25
4 Penganjuran 730 452 0
5 Tukangkayu 530 405 0
6 Kertosari 1448 17 0
7 Karangrejo 182 522 37
8 Kepatihan 865 0 0
9 Panderejo 380 0 0
10 Singonegaran 495 0 0
11 Temenggungan 340 0 0
12 Kampung Melayu 455 0 0
13 Kampung Mandar 530 0 0
14 Lateng 120 0 0
IV - 31
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No KelurahanJenis Hewan Unggas
Ayam Buras Ayam Ras Itik
15 Singotrunan 1300 125 0
16 Pengantigan 1630 0 0
17 Sumberejo 133 145 65
18 Tamanbaru 1093 550 0
Kecamatan Giri 16188 0 238
Kecamatan Glagah
23 Bakungan 2428 0 82
24 Banjarsari 4582 65000 136
25 Rejosari 3412 0 101
Kecamatan Kalipuro 44581 9375 861
Jumlah 84787 76854 1675Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Ayam Buras52%
Ayam Ras47%
Itik1%
Populasi Hewan Unggas
4.2.5.5 Kegiatan Industri
Sektor industri yang ada di kota Banyuwangi adalah industri meubel, tahun anyaman
bambu, genteng, dan lain – lain. Industri tersebut berskala kecil, dan banyak dilakukan secara
mandiri oleh masyarakat kota Banyuwangi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel
IV - 32
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Gambar 4.5
Industri di Kota BanyuwangiSumber: Survey Primer, 2013
IV - 33
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Tabel 4.23
Jumlah Industri Kecil di Kota Banyuwangi
No KelurahanIndustri Kecil
Penggilingan Padi
Gula Tempe Kerupuk Batu Bata Genteng Meubel TahuAnyaman Bambu
Suvenir Kayu
Kecamatan Banyuwangi1 Pakis 4 0 0 3 0 0 2 2 0 02 Sobo 1 0 0 7 0 0 3 0 0 03 Kabalenan 1 0 1 3 0 0 4 1 0 04 Penganjuran 0 0 0 3 0 0 1 1 0 05 Tukangkayu 0 0 0 4 0 0 3 0 0 06 Kertosari 0 0 0 1 2 0 5 1 0 07 Karangrejo 0 0 1 1 0 0 3 3 0 08 Kepatihan 0 0 2 1 0 0 0 0 0 09 Panderejo 0 0 0 2 0 0 0 0 0 010 Singonegaran 0 0 2 4 0 0 2 0 0 011 Temenggungan 0 0 0 1 0 0 0 0 0 012 Kampung Melayu 0 0 0 2 0 0 2 0 0 013 Kampung Mandar 0 0 1 0 0 0 2 0 0 014 Lateng 0 0 0 3 0 0 5 0 0 015 Singotrunan 0 0 1 6 4 0 6 0 0 016 Pengantigan 0 0 11 14 2 0 2 1 0 017 Sumberejo 1 0 0 0 6 0 1 0 0 018 Tamanbaru 0 0 0 1 0 0 3 0 0 0Kecamatan Giri19 Boyolangu 2 0 0 2 4 0 1 4 0 020 Mojopanggung 0 0 0 2 0 0 2 0 0 021 Penataban 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0
IV - 34
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No KelurahanIndustri Kecil
Penggilingan Padi
Gula Tempe Kerupuk Batu Bata Genteng Meubel TahuAnyaman Bambu
Suvenir Kayu
22 Giri 0 0 4 6 0 0 7 0 0 0Kecamatan Glagah23 Bakungan 1 0 1 3 6 0 4 0 2 224 Banjarsari 3 0 2 2 12 0 2 1 8 225 Rejosari 1 0 0 0 8 1 0 0 3 1Kecamatan Kalipuro25 Kalipuro 0 6 1 5 30 3 1 0 78 026 Klatak 0 2 1 3 5 0 9 0 0 027 Kelir 0 0 0 0 2 2 0 0 8 0
Jumlah 14 8 28 79 81 6 73 14 99 5Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
IV - 35
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
4.2.6 Fasilitas Umum
Secara umum penggunaan lahan untuk fasilitas umum yang terdapat di kota
Banyuwangi dibagi atas fasilitas umum berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan
fasilitas umum lainnya.
4.2.6.1 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada di kota Banyuwangi mulai dari Taman kanak-kanak
sampai dengan SMU.
Tabel 4.24
Jumlah dan Persebaran Sarana Pendidikan Kota Banyuwangi
No KelurahanJumlah Sekolah Menurut Jenisnya
PAUD TK SD SMP SMAKecamatan Banyuwangi
1 Pakis 2 3 3 1 0
2 Sobo 2 2 2 0 1
3 Kabalenan 0 2 1 1 0
4 Penganjuran 4 6 6 1 3
5 Tukangkayu 1 5 5 3 0
6 Kertosari 3 1 2 0 2
7 Karangrejo 1 2 4 0 0
8 Kepatihan 1 3 1 0 0
9 Panderejo 1 2 3 0 0
10 Singonegaran 0 4 2 0 0
11 Temenggungan 1 1 1 0 0
12 Kampung Melayu 2 1 1 0 0
13 Kampung Mandar 0 0 1 0 0
14 Lateng 2 3 3 0 0
15 Singotrunan 1 4 5 2 0
16 Pengantigan 1 1 1 0 0
17 Sumberejo 2 2 2 1 0
18 Tamanbaru 3 4 1 3 2
Kecamatan Giri19 Boyolangu 1 1 4 0 020 Mojopanggung 3 4 2 0 321 Penataban 1 0 2 3 222 Giri 3 4 3 2 2
Kecamatan Glagah
23 Bakungan 1 1 1 0 0
24 Banjarsari 2 2 2 1 2
25 Rejosari 1 1 2 0 0
IV - 36
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No KelurahanJumlah Sekolah Menurut Jenisnya
PAUD TK SD SMP SMAKecamatan Kalipuro
26 Kalipuro 1 5 2 4 1
27 Klatak 2 4 0 0 0
28 Kelir 2 1 3 1 0
Jumlah 44 69 65 23 18Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Diagram
Jumlah Sarana Pendidikan
PAUD20%
TK32%
SD30%
SMP11%
SMA8%
Jumlah Sarana Pendidikan
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
IV - 37
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Gambar 4.6
Universitas 17 Agustus Kota Banyuwangi (kiri) dan SMPN 1 Kecamatan Giri (kanan)Sumber: Survey Primer, 2013
4.2.6.2 Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan pada kota Banyuwangi secara umum dibedakan menjadi
masjid, mushola, gereja, wihara dan pura. Masjid di kota Banyuwangi sebanyak 362 unit,
mushala 163 unit, gereja 15 unit, pure 4 unit, dan wihara 1 unit. Untuk melihat persebaran
fasilitas peribadatan di kota Banyuwangi, lihat tabel
Gambar 4.7
Fasilitas Peribadatan Masjid (kiri) dan Gereja (kanan)Sumber: Survey Primer, 2013
Tabel 4.25
Jumlah dan Persebaran Sarana Peribadatan Kota Banyuwangi
No KelurahanSarana Peribadatan
Masjid Mushala Gereja Pure WiharaKecamatan Banyuwangi1 Pakis 6 14 0 0 02 Sobo 6 16 0 0 03 Kabalenan 6 17 0 0 04 Penganjuran 2 23 0 1 05 Tukangkayu 4 34 4 0 06 Kertosari 2 14 0 0 07 Karangrejo 1 26 0 0 18 Kepatihan 2 7 2 0 09 Panderejo 0 22 3 0 010 Singonegaran 3 24 0 0 011 Temenggungan 0 7 2 0 012 Kampung Melayu 1 6 1 0 013 Kampung Mandar 1 5 0 0 014 Lateng 4 24 0 0 015 Singotrunan 3 21 0 0 016 Pengantigan 4 21 1 0 0
IV - 38
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No KelurahanSarana Peribadatan
Masjid Mushala Gereja Pure Wihara17 Sumberejo 0 20 0 0 018 Tamanbaru 9 19 0 0 0Kecamatan Giri19 Boyolangu 3 19 0 0 020 Mojopanggung 3 8 0 0 021 Penataban 2 17 0 0 022 Giri 5 20 0 0 0Kecamatan Glagah
23 Bakungan 1 7 0 0 024 Banjarsari 4 18 1 3 025 Rejosari 2 15 0 0 0Kecamatan Kalipuro26 Kalipuro 2 14 0 0 027 Klatak 1 10 1 0 028 Kelir 2 8 0 0 0
Jumlah 79 456 15 4 1Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Diagram
Jumlah Sarana Peribadatan Kota Banyuwangi
050
100150200250300350400450500
79
456
15 4 1
Jumlah Sarana Peribadatan
MasjidMushallaGerejaPureWihara
IV - 39
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
4.2.6.3 Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga pada kota Banyuwangi secara umum dibagi menjadi lima jenis,
yaitu lapangan bola sepak, bola volley, badminton, tenis, dan kolam renang. Lapangan bola
sepak sebanyak 15 unit, bola volley 96 unit, badminton 35 unit, tenis 8 unit, dan kolam
renang 4 unit. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel
Tabel 4.26
Jumlah dan Persebaran Sarana Olahraga
No KelurahanSarana Olahraga
Bola Bola Volly Badminton TenisKolam Renang
Kecamatan Banyuwangi
1 Pakis 2 4 4 0 0
2 Sobo 1 1 1 1 1
3 Kabalenan 0 6 3 0 0
4 Penganjuran 1 12 0 1 0
5 Tukangkayu 0 2 0 0 0
6 Kertosari 1 1 0 0 0
7 Karangrejo 0 4 5 0 0
8 Kepatihan 0 3 0 2 0
9 Panderejo 0 1 1 0 0
10 Singonegaran 0 5 2 0 0
11 Temenggungan 0 0 0 0 0
12Kampung Melayu
0 0 0 0 0
13Kampung Mandar
1 0 1 0 0
14 Lateng 1 2 0 0 0
15 Singotrunan 0 2 1 0 0
16 Pengantigan 0 1 0 0 0
17 Sumberejo 0 3 3 0 0
18 Tamanbaru 0 9 3 0 1
Kecamatan Giri19 Boyolangu 0 3 0 0 020 Mojopanggung 2 6 2 3 121 Penataban 1 2 1 0 022 Giri 0 4 1 0 0Kecamatan Glagah
23 Bakungan 1 1 1 0 0
IV - 40
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
No KelurahanSarana Olahraga
Bola Bola Volly Badminton TenisKolam Renang
24 Banjarsari 1 4 2 1 025 Rejosari 0 2 1 0 0Kecamatan Kalipuro
26 Kalipuro 1 4 2 0 0
27 Klatak 1 12 0 0 1
28 Kelir 1 2 1 0 0
Jumlah 15 96 35 8 4Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Diagram
Jumlah Fasilitas Olahraga
9%
61%
22%
5% 3%
Sarana Olahraga
Bola Bola Volly BadmintonTennis Kolam Renang
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
IV - 41
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Gambar 4.8
Fasilitas Olahraga GOR Tawangalun (kiri) dan Lapangan Tennis (kanan)Sumber: Survey Primer, 2013
4.2.6.4 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang berada di kota Banyuwangi berupa Rumah Sakit
Umum/Bersalin (7 unit), Polindes (9 unit), Puskesmas (5 unit), Puskesmas Pembantu (7 unit),
dan Posyandu 244 (unit). Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah dan persebaran fasilitas
peribadatan, lihat tabel
Tabel 4.27
Jumlah dan Persebaran Sarana Kesehatan
No Kelurahan
Sarana Kesehatan
RS Umum / Bersalin
PolindesPuskesma
sPuskesmas Pembantu
Posyandu
Kecamatan Banyuwangi1 Pakis 1 1 0 0 82 Sobo 0 0 1 0 103 Kabalenan 0 1 0 0 114 Penganjuran 0 1 0 0 115 Tukangkayu 1 0 0 1 106 Kertosari 0 0 1 0 97 Karangrejo 0 0 0 0 158 Kepatihan 0 0 0 1 89 Panderejo 0 0 0 0 710 Singonegaran 2 0 0 0 1211 Temenggungan 0 0 0 0 612 Kampung Melayu 0 0 0 0 613 Kampung Mandar 0 0 0 1 7
IV - 42
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
14 Lateng 0 0 0 0 815 Singotrunan 1 0 1 0 1116 Pengantigan 0 0 0 1 817 Sumberejo 0 1 0 0 918 Tamanbaru 0 1 0 0 7Kecamatan Giri19 Boyolangu 0 1 0 0 820 Mojopanggung 0 0 1 0 721 Penataban 1 0 0 0 522 Giri 1 0 0 1 8Kecamatan Glagah
23 Bakungan 0 1 0 1 524 Banjarsari 0 0 0 0 625 Rejosari 0 1 0 0 4Kecamatan Kalipuro26 Kalipuro 0 1 0 1 1627 Klatak 0 0 1 0 1728 Kelir 0 0 1 0 5
Jumlah 7 9 5 7 244Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
Diagram
Jumlah Sarana Peribadatan Kesehatan
0
50
100
150
200
250
7 9 5 7
244
Jumlah Sarana Kesehatan
RS Umum/Bersalin Polindes PuskesmasPuskesmas Pembantu Posyandu
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka 2012
4.2.7 Utilitas Umum
Utilitas kota merupakan aspek perkotaan yang memberi kelengkapan bagi kota
Banyuwangi. Kelengkapan kota merupakan salah satu daya tarik yang cukup kuat untuk
merangsang pertumbuhan ekonomi dan sosial. Jaringan utilitas yang ada di kota Banyuwangi
IV - 43
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
meliputi prasarana jaringan listrik, jaringan air bersih, drainase, persampahan, jaringan
telepon, dan jaringan jalan.
4.2.7.1 Jaringan Listrik
Sebagian besar atau hampir 90% rumah – rumah yang ada di kota banyuwangi sudah
terlayni oleh jaringan listrik. Dari data tersebut dapat diketahui kondisi pelayanan listrik di
kota Banyuwangi. Hal ini juga dapat dilihat hampir disemua jalan kota terdapat jaringan
listrik tersebut, baik berupa saluran udara tegangan rendah, saluran udara tegangan sedang
maupun saluran udara tegangan tinggi. Daya yang dipasang antara 450 watt sampai dengan
3300 watt, namun ada pengecualian bagi kegiatan industri, perdagangan dan jasa.
Gambar 4.9
Jaringan Listrik di Kota Banyuwangi (kiri) dan Gardu Induk PLN (kanan)Sumber: Survey Primer, 2013
4.2.7.2 Jaringan Air Bersih
Air bersih di kota Banyuwangi dilakukan PDAM, selain PDAM kota Banyuwangi
terdapat sumur baik sumur gali maupun sumur pompa. Untuk distribusi air bersih PDAM
dilakukan melalui jaringan pipa – pipa di dalam tanah. Unit yang melayani kebutuhan air
bersih di kota Banyuwangi meliputi Banyuwangi dengan daerah pelayanan, Banyuwangi dan
Giri dengan sumber air berasal dari mata air dan air tanah yang baru dikembangkan di
Kelurahan Penataban. Sistem penyediaan air bersih perpipaan tentunya dapat terlaksana jika
memenuhi beberapa ketentuan sebagal berikut:
Adanya sumber air baku yang memenuhi syarat dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku yang diperlukan.
Adanya target pelayanan yang memenuhi persyaratan dalam pengelolaan suatu
sistem perpipaan.
Adanya kemampuan dalam pembiayaan
IV - 44
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Permasalahan yang terjadi menyangkut pelayanan air bersih PDAM adalah belum
maksmal dan meratanya pelayanan air bersih. Hal tersebut mengakibatkan sebagian
masyarakat masih memanfaatkan sumur dan sumber air permukaan cukup banyak, dan
terkadangn kondisi sumber air akan menurun bahkan mengalami kekeringan pada saat musim
kemarau. Terkait dengan penyediaan kebutuhan air bersih maka terdapat beberapa wilayah
yang kekurangan dan kelebihan air bersih selain karena air permukaan yang tidak merata.
4.2.7.3 Drainase
Sistem drainasi di kota Banyuwangi berupa saluran drainase lingkungan dan saluran
drainase jalan, serta didukung juga oleh beberapa anak sungai yang berfungsi sebagai
pematusan atau saluran pembuang dari jaringan drainase perkotaan.
Fakta di lapangan menunjukkan daerah banjir/genangan air di beberapa lokasi yang
cukup luas, hal ini menunjukkan bahwa siste jaringan drainase di kota Banywangi masih
belum berfungsi secara maksimal.
Dari beberapa data dan laporan masalah banjir yang terjadi di kawasan perkotaan
Banyuwangi, sebagai berikut:
a. Ruas jalan yang sering mengalami genangan air hujan yaitu jalan Jendral A. Yani,
jalan PB. Sudirman, jalan S. Parman, jalan Brawijaya, jalan Gajahmada, jalan Yos
Sudarso, jalan Basuki Rahmat, jalan Nusantara, dan beberapa jalan lingkungan
permukiman
b. Sedangkan daerah lingkungan pemukiman yang sering dilanda banjir yaitu
kelurahan Tukangkayu, kelurahan kampung Ujung, dan kelurahan Kertosari.
Kota Banyuwangi berada pada ketinggian tanah antara 0-100 meter diatas
permukaan laut dan kemiringan tanahnya antara 2% - 15%. Ditinjau dari kondisi fisik
permukaan tanah Kecamatan Banyuwangi kondisi daratannya bervariasi yaitu datar, dan
landai.
Kondisi yang mempengaruhi sumber daya air Kota Banyuwangi adalah Dataran
Tinggi Ijen yang terdiri dari beberapa gunung tinggi, yang terletak di sebelah Utara dan Barat
Laut Kota Banyuwangi. Hampir semua sungai yang mengalir kea rah Kabupaten Banyuwangi
berasal dari pegunungan tersebut. Jarak antara dataran tinggi Ijen yang tidak begitu jauh dari
kota Banyuwangi, mengakibatkan sungai-sungai tersebut mempunyai kemiringan yang
tinggi. Dampak secara umum adalah debit banjir yang terjadi akan sangat besar dengan
kecepatan aliran air yang besar pula. Sebaliknya, muara sungai-sungai tersebut terletak di
IV - 45
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Selat Bali. Aliran sungai dipengaruhi oleh fluktuasi Muka Air Laut, sehingga aliran air tidak
bias bebas mengalir dengan sempurna. Dengan kondisi fisik tersebut bila dikaitkan dengan
pola pemanfaatan tanah untuk usaha pembangunan fisik akan memerlukan pemikiran yang
terpadu.
Dari kondisi yang ada pada saat ini, kondisi jaringan drainase di Kota Banyuwangi
sudah cukup tersedia pada ruas jalan utama di kota maupun di unit lingkungan permukiman
dan juga didukung oleh beberapa sungai besar yang melintasi kawasan perkotaan yaitu
Sungai Kali Elo, Sungai Sobo dan beberapa anak sungai yang berfungsi sebagai pemutusan
atau saluran pembuang dari jaringan drainase perkotaan.
Pada kenyatannya dilapangan daerah banjir/genangan air di beberapa lokasi yang
cukup luas, hal ini menunjukkan bahwa sistem jaringan drainase di Kota Banyuwangi masih
belum berfungsi secara maksimal, walaupun di kota Banyuwangi sudah terdapat saluran.
Bila ditinjau dari kondisi tata guna lahan, kemiringan lahan serta sistem jaringan
sungai yang ada, maka kebutuhan sistem jaringan drainase masing – masing kecamatan yang
ada di wilayah kota Banyuwangi adalah:
1. Kecamatan Glagah
Kebutuhan jaringan drainase untuk kecamatan Glagah adalah di daerah hilir yaitu
areal pemukiman penduduk yang terletak dekat perbatasan dengan kecamatan
banyuwangi, yaitu kelurahan Bakungan dan kelurahan banjarsari yang merupakan
bagian dari kota Banyuwangi. Sedangkan di daerah hulu kondisi system sungai
relative rapat dengan luas areal drainase yang kecil, lokasi areal permukiman di
daerah hulu dan tengah terletak di daerah punggungan, sehingga fungsi lahan dan
fungsi sungai dalam melimpaskan serta menampung limpasan air sudah cukup baik
2. Kecamatan Giri
Kebutuhan jaringan drainase adalah pada daerah pemukiman penduduk dekat
perbatasan dengan Kecamatan Banyuwangi, yaitu Kelurahan Giri dan Kelurahan
Penataban serta Kelurahan Pengantigan. Sedangkan untuk areal irigasi, karena
sudah merupakan irigasi teknis sehingga sudah mempunyai sistem jaringan
drainase.
3. Kecamatan Banyuwangi
Kebutuhan Jaringan Drinase yang baik sangat diperlukan di Kecamatan
Banyuwangi, karena pada kondisi existing masih sering terjadi banjir akibat
saluran drainase tidak berfungsi optimal.
IV - 46
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
4. Kecamatan Kalipuro
Kebutuhan jaringan drainase pada Kecamatan Kalipuro adalah Kelurahan Kiatak di
daerah pemukiman penduduk dekat perbatasan dengan Kecamatan Banyuwangi
dan daerah permukinan di daerah hilir khususnya di sekitar jalan Banyuwangi-
Situbondo.
A. Sub Sistem Drainase Primer
Sungai-sungai yang merupakan drainase utama/primer adalah
Sungai Bagong (Kecamatan Glagah dan Kecamatan Banyuwangi)
Sungai Sobo (Kecamatan Glagah dan Kecamatan Banyuwangi)
Sungai Loo (Kecamatan Girl dan Kecamatan Banyuwangi)
Sungai Sukowidi (Kecamatan Banyuwangi dan Kalipuro)
Sungai Klatak (Kecamatan Kalipuro)
Sungai Bulusan (Kecamatan Kalipuro)
Sungai Olong (Kecamatan Kalipuro)
Sungai Ketapang (Kecamatan Kalipuro)
Sungai Meneng (Kecamatan Kalipuro)
Sungai Selogiri (Kecamatan Kalipuro)
Sebagai saluran drainase alam, sungai berfungsi mengalirkan debit banjir.
Dengan melihat kemiringan sungai rata-rata yang cukup besar maka sungai-sungai
pada lokasi studi akan mengalirkan debit banjir yang besar dengan waktu konsentrasi
yang cepat. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sungai berasal dan dataran tinggi ijen
yang mempunyai elevasi antara + 1.850 sampai dengan elevasi + 2.600 m dengan
jarak dengan muara yang relatif pendek. Walaupun sungai berada di hilir dekat
dengan muara akan tetapi kemiringan sungai pada umumnya masih di atas 1/500,
kecuali Sungai Loo dimana slope dasar di sekitar muara sungai relatif landai yaltu
0,004. Kecilnya slope dasar sungai iril karena pengaruh sedimentasi di muara Sungai
Elo.
Kondisi slope yang tinggi ini mengakibatkan kecepatan aliran banjir akan
besar akan tetapi pengaruh back water air laut tidak berpengaruh besar sampai jauh ke
hulu masing-masing sungai. Hal ini dapat dilihat dan data fluktuasi muka air laut,
bahwa tinggi air pasang rata-rata selat bali adalah 2.60 m.
IV - 47
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Dimensi masing-masing sungai khususnya daerah perkotaan perlu dikaji
ulang. Hal ini perlu dilakukan karena sungai-sungai yang melalui daerah kota dengan
pemukiman yang padat, mempunyal lebar yang relatif kecil (sempit) dan pada lokasi
tertentu untuk debit banjir tahunan menimbulkan banjir
B. Sub Sistem Drainase Sekunder
Sub Sistem Drainase Sekunder direncanakan untuk mengalirkan air dan
jaringan mikro sekunder ke sungal terdekat (Drainase Makro). Secara umum sungai-
sungai yang merupakan sistem Drainase Makro mengalir sejajar ke arah tenggara,
beberapa sungai sebelum mencapai muara berbelok ke arah timur dan bertemu dengan
Selat Bali. Sistem Jaringan Drainase Sekunder direncanakan sejajar dengan jalan-
jalan existing baik jalan raya utama maupun jalan kereta api. Jalan utama pada
umumnya memotong sungai eksisting.
Gambar 4.9
Saluran Drainase SekunderSumber: Survey Primer, 2013
4.2.7.4 Persampahan
Sampah di kota Banyuwangi terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik.
Sistem pengolahan sampah di kota Banyuwangi, khsusunya untuk kegiatan rumah tangga
sebagian masih bersifat tradisional yaitu dengan membakar sampah, terutama diluar wilayah
pusat kota. Sedangkan untuk permukiman yang berada di pusat kota sudah melalui
pengumpulan dan pembuangan dengan memanfaatkan bak-bak sampah di depan rumah yang
kemudian di angkut dan di buang ke TPS-TPS yang selanjutnya di buang ke TPA yang
berlokasi di wilayah Kel Klatak yaitu TPA Bulusan, kecamatan Kalipuro.
IV - 48
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Gambar 4.10
Tempat Pembuangan Sampah SementaraSumber: Survey Primer, 2013
Kota Banyuwangi berada pada ketinggian tanah antara 0-100 meter diatas
permukaan laut dan kemiringan tanahnya antara 2% - 15%. Ditinjau dari kondisi fisik
permukaan tanah Kecamatan Banyuwangi kondisi daratannya bervariasi yaitu datar, dan
landai.
Kondisi yang mempengaruhi sumber daya air Kota Banyuwangi adalah Dataran
Tinggi Ijen yang terdiri dari beberapa gunung tinggi, yang terletak di sebelah Utara dan Barat
Laut Kota Banyuwangi. Hampir semua sungai yang mengalir kea rah Kabupaten Banyuwangi
berasal dari pegunungan tersebut. Jarak antara dataran tinggi Ijen yang tidak begitu jauh dari
kota Banyuwangi, mengakibatkan sungai-sungai tersebut mempunyai kemiringan yang
tinggi. Dampak secara umum adalah debit banjir yang terjadi akan sangat besar dengan
kecepatan aliran air yang besar pula. Sebaliknya, muara sungai-sungai tersebut terletak di
Selat Bali. Aliran sungai dipengaruhi oleh fluktuasi Muka Air Laut, sehingga aliran air tidak
bias bebas mengalir dengan sempurna. Dengan kondisi fisik tersebut bila dikaitkan dengan
pola pemanfaatan tanah untuk usaha pembangunan fisik akan memerlukan pemikiran yang
terpadu.
Dari kondisi yang ada pada saat ini, kondisi jaringan drainase di Kota Banyuwangi
sudah cukup tersedia pada ruas jalan utama di kota maupun di unit lingkungan permukiman
dan juga didukung oleh beberapa sungai besar yang melintasi kawasan perkotaan yaitu
Sungai Kali Elo, Sungai Sobo dan beberapa anak sungai yang berfungsi sebagai pemutusan
atau saluran pembuang dari jaringan drainase perkotaan.
Pada kenyatannya dilapangan daerah banjir/genangan air di beberapa lokasi yang
IV - 49
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
cukup luas, hal ini menunjukkan bahwa sistem jaringan drainase di Kota Banyuwangi masih
belum berfungsi secara maksimal, walaupun di kota Banyuwangi sudah terdapat saluran.
4.2.7.5 Jaringan Telepon
Fasilitas komunikasi berupa jaringan telepon sangat pentin dan berperan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Kota Banyuwangi sudah terlayani jaringan utilitas berupa
saluran telepon, baik telepon pribadai maupun sarana telepon umum da telepon seluler. Di
Kota Banyuwangi juga terdapat saluran telepon otomat (STO) seta beberapa gardu telepon
yang dapat melayani skala pelayanan lokal.
Dari seluruh rumah yang ada baru sebagian ang telah terlayani oleh jaringan telepon
ini yaitu sebanyak 40% dari total sambungan yang ada di Kabupaten Banuwangi.
Sambungan tersebut berupa perumahan, perkantoran, perdagangan dan jasa. Pendidikan serta
fasilitas lainnya. Sementara itu untuk perumahan yang belum terlayani oleh sambungan
telepon ini banyak memanfaatkan fungsi telepon seluler yang sudang sangat berkembang di
masyarakat Kota Banyuwangi. Dan BTS – BTS provider yang menyebar melanyani wilayah
Kota Banyuwangi.
4.2.8 Kondisi Prasarana Transportasi
4.2.8.1 Keterkaitan Penggunaan Lahan dan Jaringan Jalan
Pemanfaatan ruang yang di Kota Banyuwangi pada umumnya di dominasi
oleh kegiatan permukiman, pendidikan, pergudangan, perdagangan dan jasa, dan
pertanian. Secara spasial diwilayah Kota Banyuwangi terbagi menjadi beberapa
kawasan yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan kawasan. Kawasan-
kawasan ini menjadi pendorong terhadap arah kecenderungan perkembangan yang
ada. Adapun kawasan-kawasan yang ada di Kota Banyuwangi tersebut yaitu :
Kawasan Permukiman
Seperti halnya yang telah di uraikan pada sub bab pola perkembangan kawasan
permukiman di atas bahwa permukiman di Kota Banyuwangi meliputi Perumahan
Umum dan perumahan developer. Perkembangan perumahan developer sangat pesat
beberapa tahun terakhir ini. Perkembangan perumahan yang pesat diikuti dengan
perkembangan jaringan jalan baru yang menghubungkan antara perumahan baru dengan
kegiatan lainnya
IV - 50
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Gambar 4.11
Kawasan Permukiman Kelurahan TumenggunganSumber: Survey Primer, 2013
Kawasan Perdagangan
Kawasan perdagangan skala regional dan skala kota berkembang di sekitar jalan-jalan
utama yaitu Jl. Basuki Rahmat, Jl. Jend Sudirman, Jl. Ahmad Yani, Jl Adi Sucipto .
Sedangkan untuk perdagangan skala lokal menyebar di masing-masing Kelurahan
khususnya di jalan-jalan utama Desa/Kelurahan. Pada kawasan ini aktivitas perdagangan
memiliki intensitas tinggi, sehingga sepanjang jalan-jalan ini terjadi pergerakan sangat
tinggi dan menimbulkan kemacetan.
Kawasan Perkantoran
Kawasan perkantoran untuk skala kabupaten berada di sepanjang jalan arteri primer yaitu
di Jalan Jl Ahmad Yani, Jl Adi Sucipto , Jl KH Agus Salim, Jl Kol Istiqlah, dan Jl Jaksa
Agung Suprapto, sedangkan kantor desa/kelurahan menyebar di tiap-tiap desa /
kelurahan khususnya Jalan-jalan utama desa.
Kawasan Industri dan Pergudangan
Industri besar berada di sepanjang jalan arteri primer Jl Letjend Suprapto, sedangkan
industri kecil dan rumah tangga menyebar di setiap desa/Kelurahan dan tidak selalu di
jalan-jalan utama desa. Untuk memperlancar kegiatan industri dan distribusi perlu
adanya keterkaitan dengan jalan-jalan utama.
4.2.8.2 Transportasi Eksternal
Sebagai kota yang mempunyai interaksi dengan kota-kota dan wilayah sekitarnya
baik di dalam wilayah kabupaten maupun antar wilayah kabupaten, Kota Banyuwangi dilalui
oleh dua macam angkutan umum penumpang dan barang, yaitu angkutan darat yang berupa
IV - 51
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
angkutan jalan dan angkutan kereta api, yang dilengkapi dengan fasilitas tranportasi berupa
terminal bus/mpu yang berada di Kelurahan Kebalenan (Jl Brawijaya) dan stasiun kereta api
yang terletak di Kel. Bakungan. Untuk angkutan darat, jenis moda angkutan umum
penumpang yang menuju dan keluar kota Banyuwangi adalah Bus, MPU dan angkutan
perdesaan. Ditinjau dari jenis jaringan jalan berdasarkan pengelolaannya, jaringan jalan yang
ada dan melalui kota Banyuwangi terdiri dari Jalan Nasional yang menghubungan
Banyuwangi – Probolinggo – Surabaya , Jalan Propinsi yang menghubungkan Banyuwangi –
Jember - Probolinggo, dan Jalan Kabupaten yang menghubungkan Kota Banyuwangi dan
kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
4.2.8.3 Transportasi Internal
Pergerakan penduduk dalam wilayah Kota Banyuwangi, sebagian besar dilayani
oleh angkutan umum dan kendaraan tidak bermotor berupa becak, hanya sebagian kecil
kawasan perkotaan yang dilayani oleh angkutan Kota yang memiliki jalur trayek melintasi
kawasan tersebut. Dengan keterbatasan pelayanan angkutan umum perkotaan tersebut, maka
kebanyakan penduduk menggunakan kendaraan pribadi berupa sepeda motor dan mobil
untuk menuju ke tempat bekerja, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan pendidikan dan
pusat kegiatan lainnya. Sementara jaringan jalan yang ada di Kota Banyuwangi sebagian
besar merupakan Jalan Kabupaten dan Jalan Lingkungan.
4.2.8.4 Terminal, Sub Terminal dan Stasiun Kereta Api
Terminal bus dan mobil penumpang umum (MPU) Kota Banyuwangi adalah
terminal MPU untuk jurusan Banyuwangi – Probolinggo – Surabaya, dan Banuwangi –
Jember – Probolinggo. Yang merupakan terminal asal tujuan (OD). Disamping itu juga
merupakan terminal mobil penumpang umum untuk angkutan antar kota dan angkutan
perdesaan yang melayani jurusan Kota Banyuwangi menuju kecamatan-kecamatan dalam
wilayah Kabupaten Banyuwangi. Terminal Kota Banyuwangi, terletak di Kel. Bakungan.
Penyediaan Sub terminal untuk penumpang angkutan umum yang akan naik dan turun
kendaraan belum merata sesuai dengan kebutuhan dan titik simpul yang ada di dalam kota.
Sub Terminal yang ada di Kota Banyuwangi adalah Kel. Banjarsari dan di Kel Leteng di Jl
Basuki Rahmat.
Stasiun kereta api di kota Banyuwangi secara umum merupakan stasiun asal Tujuan
(OD) untuk sebagian besar kereta api antar kota dan antar propinsi, yaitu Stasiun Kereta Api
Karang Asem di Kel Bakungan, dan Stasiun Kereta Api Argopuro di Kel Klatak.
IV - 52
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Gambar 4.12
Stasiun Kereta Api Argopuro (kiri) dan Terminal Bus (kanan)Sumber: Survey Primer, 2013
4.2.8.5 Sirkulasi Transportasi Kota
Pengaturan sirkulasi dalam Kota Banyuwangi sebagian besar masih
menggunakan pola dua arah (two way traffic), kecuali pada kawasan perdagangan di
Jl. Basuki Rahmat dan jalan jalan yang ada di sekitar Pasar Banyuwangi, Alun-Alun
dan Taman Blambangan yang di atur yang menggunakan pola satu arah (one way
traffic).
Sedangkan untuk jenis kendaraan yang melalui jalan-jalan kota, pada beberapa
ruas jalan telah diatur bahwa kendaraan umum dilarang melalui ruas jalan tersebut.
Demikian halnya untuk bus penumpang antar kota dan antar propinsi termasuk truk
barang diarahkan melalui jalan-jalan arteri dan kolektor primer yang berada di
pinggiran yaitu di Jl Letjend Suprapto, Jl. Raden Wijaya, Jl. Hayam wuruk Jl. Gajah
Mada, dan Jl Brawijaya. Kota Banyuwangi sebagai pusat koleksi dan distribusi untuk
kota-kota lain di wilayah Kabupaten Banyuwangi, untuk pengiriman (supply) barang
dari luar kabupaten ke dalam Kota Banyuwangi, untuk kendaraan angkutan barang
berupa truk dengan ukuran diatas 2,5 ton diberlakukan ijin masuk kota, yang
bertujuan agar supply barang dari dan ke luar Kota Banyuwangi dapat tetap
berlangsung.
PERPARKIRAN
Sebagai prasarana penunjang transportasi terutama pada kawasan perdagangan telah
pula disediakan areal parkir dengan sistim on-street parking yang memanfaatan
sebagian badan jalan seperti di kawasan perdagangan Jl Basuki Rahmat dan Jl. Jend
Sudirman. Sedangkan untuk kegiatan jasa dan pusat-pusat perdagangan yang baru
IV - 53
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
dibangun, pada umumnya telah menyediakan areal parkir secara off-street parking
yang berada di halaman masing-masing. Pengaturan parkir di badan jalan (on-street
parking) yang berada diseluruh ruas jalan kota menggunakan pola paralel sekitarnya
baik dengan tanda parkir maupun tidak dilengkapi dengan tanda parkir. Pola
pengaturan parkir seperti ini tidak disertai dengan pembagian areal parkir khusus
untuk kendaraan roda 4 dan roda 2 atau 3, sehingga tidak beraturan , disamping itu
pada kawasan ini juga tidak disediakan space untuk kendaraan bongkar/muat barang
untuk suplly barang ke dan mengambil barang dari tempat perdagangan.
Gambar 4.13
Parkir Off Street (kiri) dan Parkir On Street (kanan)Sumber: Survey Primer, 2013
4.2.9 Kondisi Tata Bangunan
Penggunaan tanah yang terdapat di suatu kawasan akan membentuk kondisi
intensitas bangunan di kawasan tersebut. Adapun kondisi intensitas bangunan dapat
dilihat dari Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan
Tinggi Lantai Bangunan (TLB). Kondisi intensitas bangunan ini akan membentuk
kualitas lingkungan kawasan kota secara keseluruhan yang pada akhirnya akan
membentuk wujud kawasan perkotaan yang harmonis dan serasi apabila ditata dengan
baik
a. KDB (Koefisien Dasar Bangunan), yaitu merupakan angka perbandingan luas lahan yang
tertutup bangunan dan bangunan-bangunan dalam tiap petak peruntukan dibanding
dengan luas petak peruntukan.
b. KLB (Koefisien Lantai Bangunan), yaitu merupakan angka perbandingan jumlah luas
lantai bangunan dibanding luas kapling rumah.
c. TLB (Tinggi Lantai Bangunan), yaitu merupakan penentuan tinggi bangunan didasarkan
pada envelop bangunan.
IV - 54
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Berdasarkan pola guna tanah di Kota Banyuwangi, maka dapat terlihat kondisi
intensitas bangunan di Kota Banyuwangi sesuai dengan fungsi bangunan /kawasan sebagai
berikut:
4.2.9.1 Kawasan Perumahan
A. Perumahan Developer
Perumahan developer pada kawasan perencanaan meliputi kawasan perumahan tipe
sedang dan kecil. Kawasan perumahan sedang dengan ukuran kapling besar sampai
kecil. Pada wilayah perencanaan rata-rata Koefisien Dasar Bangunan: 70% - 60% dan
Koefisien Lantai Bangunan, yaitu: 0.7-1,2 serta Tinggi Lantai Bangunan 1 – 2 lantai.
B. Kampung
Untuk kawasan perumahan kampung di wilayah perencanaan rata-rata Koefisien Dasar
Bangunan, yaitu: 40% - 70% dan Koefisien Lantai Bangunan, yaitu: 0,8-1,8 serta Tinggi
Lantai Bangunan 1 – 2 lantai. Kawasan perumahan kampung ini menyebar di seluruh
wilayah Kota Banyuwangi.
Gambar 4.14
Perumahan Developer (kiri) dan Perumahan Kampung (kanan)Sumber: Survey Primer, 2013
4.2.9.2 Kawasan Perdagangan dan Jasa
A. Kawasan perdagangan dan jasa di sepanjang jalan – jalan utama
Fasilitas perdagangan dan jasa di sekitar jalan-jalan utama dan di sekitar Kel
Singotrunan, Temenggungan, Kampung Melayu, Panderejo, Penganjuran, Tukangkayu
dan Kel Taman Baru berupa: dengan keberadaan fasilitas perdagangan dan jasa beru
Pasar, Swalayan, Ruko, dealer sepeda motor, minimarket, toko pakaian, toko grosir, bank
dan lainnya. Fasilitas perdagangan dan jasa pada kawasan ini mempunyai rata-rata
Koefisien Dasar Bangunan, yaitu: 80 – 90% dan Koefisien Lantai Bangunan, yaitu: 0,8 –
IV - 55
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
1,9 serta Tinggi Lantai Bangunan 1 – 2 lantai.
B. Kawasan perdagangan skala lokal dan lingkungan
Fasilitas perdagangan dan jasa skala lingkungan dan lokal seperti: warung, wartel, toko
pracangan, salon dan terdapat di sekitar pusat lingkungan dan tersebar di sekitar kawasan
perumahan. Fasilitas perdagangan dan jasa ini rata-rata Koefisien Dasar Bangunan, yaitu:
70 – 80% dan Koefisien Lantai Bangunan, yaitu: 0,7 – 0,8 serta Tinggi Lantai Bangunan
1 lantai.
4.2.9.3 Kawasan Perkantoran
Fasilitas perkantoran di KotaBanyuwangi sebagian besar berada di jalan utama, Jl.
Ahmad Yani, Jl Adi Sucipto, Jl KH Agus Salim, Jl Jaksa Agung Suprapto dan Jl Letkol
Istiqlah. Kawasan perkantoran berupa bangunan fasilitas perkantoran ini mempunyai
rata-rata Koefisien Dasar Bangunan, yaitu: 40 – 60% dan Koefisien Lantai Bangunan,
yaitu: 0,4 – 1,2 serta Tinggi Lantai Bangunan 1 – 2 lantai.
4.2.10 Kondisi Bangunan dan Lingkungan
4.2.10.1 Kondisi Bangunan
Dalam mengidentifikasikan kondisi bangunan pada satu kawasan, dapat dilihat dari
jenis bangunan dan kepadatan bangunannya. Untuk jenis bangunan dapat dibagi atas
beberapa jenis, yaitu:
A. Bangunan permanen, yaitu bangunan yang telah mempunyai pondasi dan memiliki
dinding dengan perkerasan tetap yang terbuat dari batu bata. Bangunan permanen ini
dapat ditemukan pada seluruh kawasan perencanaan. Berdasarkan peninjauan
lapangan hampir semua bangunan di Kota Banyuwangi merupakan bangunan
permanen.
B. Bangunan semi permanen, yaitu pada umumnya bangunan ini telah memiliki
pondasi bangunan seperti pada bangunan permanen tetapi belum memiliki dinding
dengan perkerasan tetap, misalnya dengan menggunakan tripleks. Pada kawasan
perencanaan bangunan semi permanen ini jumlahnya hanya sedikit yang dapat
ditemukan pada daerah pinggiran/perdesaan.
C. Bangunan temporer, yaitu bangunan yang belum memiliki pondasi dan perkerasan
tetap. Bangunan dengan jenis ini mulai jarang ditemukan di Kota Banyuwangi. Pada
umumnya bangunan ini terdapat pada kawasan pinggiran maupun kawasan
perdesaan seperti halnya bangunan semi permanen.
IV - 56
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
Gambar 4.15
Bangunan Semi Permanen (kiri) dan Bangunan Temporer (kanan)Sumber: Survey Primer, 2013
Berdasarkan jenis bangunan dan kepadatan bangunan, maka kondisi bangunan
di wilayah Kota Banyuwangi yaitu sebagai berikut:
1. Kawasan Perumahan
Perumahan developer pada umumnya memiliki kondisi bangunan yang baik, karena
model bangunan dan kepadatan telah direncanakan secara tertata. Pada kawasan ini
mempunyai kepadatan bangunan rendah hingga sedang
Perumahan umum tertata di kawasan perencanaan memiliki kondisi bangunan yang
baik dengan jenis bangunan permanen dengan kepadatan bangunan rendah hingga
sedang.
Perumahan kampung terdiri dari perumahan kampung dengan kondisi sedang dan
perumahan perkampungan padat sekitar rel kereta.
- Perumahan kampung dengan kondisi sedang mempunyai kondisi kepadatan
bangunan sedang.
- Kawasan perumahan kampung padat mempunyai kondisi kepadatan tinggi dengan
intensitas bangunan besar, sehingga menimbulkan kesan yang kurang baik.
- Kawasan Komersial/Perdagangan dan Jasa
Pada kawasan pusat Kegiatan di Kota Banyuwangi yaitu kawasan sekitar Jl Basuki
Rahmat, Jl Jend Sudirman, Jl Ahmad Yani dan Jl Adi Sucipto mempunyai kepadatan
bangunan tinggi dengan kondisi bangunan permanen yang memadai. Tetapi selain
kawasan perdagangan dan jasa secara permanen, pada kawasan ini juga terdapat
kawasan perdagangan non-permanen berupa PKL. PKL pada umumnya menggunakan
sarana berdagang berupa tenda atau mobil bangunan rumah non permanen (papan
IV - 57
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
kayu). PKL yang ada di Kota Banyuwangi belum tertata dan terorganisir, sehingga
menimbulkan kesan kumuh seperti di sekitar Pasar Banyuwangi Kelurahan Kepatihan.
PKL yang ada memberikan kesan kumuh dan kurang tertata.
Pada jalan utama memiliki kondisi bangunan yang sedang, karena merupakan jenis
bangunan permanen dengan kepadatan bangunan sedang hingga tinggi.
Pada jalan lokal memiliki kondisi bangunan sedang, karena merupakan jenis
bangunan permanen dengan kepadatan bangunan rendah hingga sedang.
Pada pusat-pusat unit lingkungan, memiliki kondisi bangunan baik, karena merupakan
jenis perumahan permanen dan semi-permanen dengan kepadatan bangunan rendah
hingga sedang.
2. Kawasan Pendidikan
Bangunan pada kawasan pendidikan baik pendidikan skala lokal hingga pendidikan skala
regional memiliki kondisi bangunan yang baik, karena merupakan jenis bangunan
permanen dengan kepadatan bangunan rendah hingga sedang.
3. Kawasan Perkantoran
Bangunan pada kawasan perkantoran memiliki kondisi bangunan yang baik, karena
merupakan jenis bangunan permanen dengan kepadatan bangunan sedang.
4. Kawasan Kesehatan
Bangunan pada kawasan kesehatan memiliki kondisi bangunan yang baik, karena
merupakan jenis bangunan permanen dengan kepadatan bangunan sedang.
4.2.10.2 Kondisi Lingkungan
Untuk mengidentifikasikan kondisi lingkungan di satu kawasan didasarkan
pada pengamatan variabel-variabel berikut:
Sanitasi lingkungan, yaitu mencakup: drainase, pembuangan limbah rumah tangga, dan
sebagainya.
Prasarana dan sarana lingkungan, yaitu mencakup: kelengkapan fasilitas umum
(peribadatan, kesehatan, sekolah, fasilitas umum), jaringan utilitas (jaringan listrik,
telepon, air bersih) dan jalan lingkungan.
Berdasarkan peninjauan lapangan Kota Banyuwangi terdapat beberapa
kawasan yang mempunyai kondisi lingkungan berbeda. Pada kawasan yang
mempunyai fungsi primer sebagai kawasan kota, misalnya kawasan pusat
perdagangan dan jasa, kawasan perumahan developer, kawasan industri dan kawasan
sekitar jalan raya utama kota. Pada kawasan ini pada umumnya mempunyai kondisi
IV - 58
DRAFT LAPORAN FAKTA DAN ANALISA REVISI RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN BANYUWANGI
lingkungan yang baik karena didukung oleh jaringan jalan aspal, kondisi sanitasi
lingkungan, fasilitas umum yang memadai dan kondisi jaringan utilitas yang lengkap.
Pada kawasan ini terdapat pula kawasan padat. Pada kawasan padat ini pada
umumnya memiliki sarana prasaran yang lengkap tetapi kondisinya tidak tertata
sehingga menimbulkan kondisi lingkungan yang kurang baik, misalnya: saluran
drainase kecil dan terhambat/tidak lancar, pembuangan sampah tidak terkoordinir
dengan baik dan sebagainya.
Pada kawasan pinggiran dengan ciri pedesaan pada umumnya mempunyai
kondisi lingkungan yang kurang memadai. Pada kawasan ini pada umumnya
mempunyai kondisi jaringan makadam atau kondisinya kurang memadai, jaringan air
bersih secara swadaya (pipanisasi), kurang terjangkau jaringan telekomunikasi
(telepon rumah tangga) dan listrik, kondisi sanitasi dan drainase kota yang belum
tertata. Pada kawasan ini juga kurang didukung oleh fasilitas umum, misalnya:
fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan lainnya.
IV - 59