29
BAB VIHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sampel PenelitianSampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas X-1 yang terdiri dari 21
siswa dan X-2 yang terdiri dari 20 siswa. Siswa kelas X-1 ditetapkan sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan (treatmen) pembelajaran dengan pendekatan analitik sintetik. Siswa kelas X-2 ditetapkan sebagai kelas kontrol dimana dalam proses pembelajarannya tidak diberikan perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen. Proses pembelajaran untuk kelas kontrol dilakukan pembelajaran konvensional (tanpa pendekatan analitik sintetik).
B. Hasil Uji Coba Instrumen1. Motivasi Belajar
a. Validasi AhliAngket yang akan digunakan untuk menguji motivasi belajar
siswa harus diuji validitasnya. Pengujian validitas dilakukan dua jenis yaitu validasi konstruk (validasi ahli) dan validasi butir soal. Validasi konstruk dilakukan oleh tiga ahli yaitu 2 ahli oleh guru BP di sekolah dan satu ahli adalah dosen Psikologi. Secara lengkap hasilnya bisa dilihat pada lampiran 5 dan hasil secara ringkasnya dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Angket oleh AhliNama Komentar Keterangan
1. Prof. Sutriyono(Dosen Psikologi)
- Instrumen sudah sesuai dengan indikator
- Indikator sesuai dengan teori yang ada- Instrumen sudah cukup mewakili untuk
mengukur motivasi belajar siswa- Angket bisa digunakan
Sudah cukup bagus
2. Dra. Sri Ratu (Guru BK)
- Ada ketikan atau kalimat yang kurang- Instrumen sudah sesua dengan
indikaton- Angket bisa digunakan
Ada beberapa revisi sebelum angket disebarkan
3. Pancarsari, S.Pd(Guru BK)
- Ada kata yang harus diganti supaya kalimatnya lebih mudah dipelajari
- Beberapa instrumen harus dipersingkat kalimatnya
- Angket bisa digunakan dengan sedikit revisi
Sudah direvisi
30
Komentar dari para ahli menunjukkan bahwa angket motivasi yang sudah dibuah dapat digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Angket motivasi belajar siswa sudah bisa diberikan kepada siswa dengan beberapa revisi sesuai dengan saran dari para ahli.
b. Validasi Butir Instrumen Setelah angket divalidasi oleh para ahli angket juga divalidasi
butir. Validasi butir diberikan pada siswa pada awal pembelajaran sekaligus digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan. Instrumen dikatakan valid apabila rhitung > rtabel, dengan rhitung adalah 0,308 dengan tingkat error sebesar 5% dan jumlah sampel sebanyak 41 siswa. Setelah dilakukan perhitungan ternyata dari 32 instrumen yang dibuat hanya 28 instrumen saja yang valid dengan nilai rxy > 0,308. Instrumen angket yang tidak valid adalah instrumen no 11, 13, 18, dan 20. Instrumen yang tidak valid harus dihilangkan karena tidak dapat digunakan (hasil lengkapnya pada lampiran 6).
Tabel 4.2 Angket Motivasi Belajar Siswa Terpakai
NO INDIKATORNOMOR ITEM JML
ITEMPOSITIF NEGATIF
1 Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
1, 3, 5 2, 4, 6 6
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
9, 11*, 12 7, 8, 10 6
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan
13*, 16 14, 15, 17 5
4 Adanya penghargaan dalam Belajar
18*, 20* 19, 21 4
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
24, 26 22,23,25, 27 6
6 Adanya lingkungan belajar yang Kondusif
28, 30, 31 29, 32 5
JUMLAH 15 17 32
*= instrumen yang tidak terpakaic. Reliabilitas
Setelah dicari validitasnya instrumen juga perlu dicari reliabilitasnya dengan ketentuan nilai r11 > 0,5. Reliabilitas instrumen yang diperoleh sebesar 0,88 > 0,5 ini menunjukan bahwa reliabilitas angket motivasi belajar cukup tinggi. Instrumen yang kemudian akan diberikan pada siswa setelah diberikan perlakuan adalah instrumen angket yang sudah valid (hasil lengkapnya pada lampiran 6).
31
2. Soal Posttesa. Validasi Ahli
Sebelum soal posttest diberikan soal harus divalidasi dan reliabilitas terlebih dahulu. Validasi untuk soal ada dua macam yaitu validasi konstruk (validasi ahli) dan validasi butir. Validasi ahli dilakukan oleh 2 guru matematika dan 1 dosen. Hasil dari validasi ahli pada Tabel 4.3.
Hasil dari validasi ahli menunjukan bahwa soal untuk posttestsudah valid dan bisa digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, akantetapi perlu dilakukan sedikit revisi. Sesuai dengan komentar para ahli, maka sebelum diberikan kepada siswa soal direvisi terlebih dahulu. Soal yang sudah direvisi dan siap diberikan kepada siswa untuk menguji hasil belajar bisa dilihat di lampiran 11.
Tabel 4.3 Validasi Butir Soal Oleh AhliNama Komentar Keterangan
1. Prof. Sutriyono (Dosen Matematika dan Psikologi)
- Soal sudah sesuai dengan KD- Soal bervariasi dan tidak
membingungkan- Gambar jelas dan bervariasi- Soal dapat digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa- Soal bisa digunakan
Tidak ada revisian
2. TriharyantaS.Pd (Guru Matematika)
- Pemberian nama pada prisma perlu diperbaiki
- Soal perlu diurutkan dari yang mudah kemudian sulit
- Opsion yang berupa bilangan perlu diurutkan dari yang kecil ke besar atau sebaliknya
- Tata letak soal perlu diperbaiki- Soal bisa digunakan
Sudah direvisi
3. Tri Dewi H.ES.Pd (Guru Matematika)
- KD sudah sesuai dengan SI- Indikator sudah sesuai SI- Instrumen penilaian cukup bervariasi- Semua butir soal cukup baik- Semua butir soal dirancang dengan
baik sesuai dengan indikator- Bahasa baik dan benar serta
komunikatif- Soal bisa digunakan
Sudah direvisi
32
b. Validasi, Daya Beda, Taraf Kesukaran Butir SoalSelain validasi ahli juga dilakukan validasi butir soal dan perlu
dihitung taraf kesukaranya dan daya beda. Hasil dari perhitungan pada Tabel 4.4.
Soal yang tidak valid berarti harus dihilangkan dan tidah bisa dipakai. Tingkat kevalidan soal harus di atas 0,308. Soal yang dinyatakan valid apabila nilai rhitung > r tabel. Nilai r tabel adalah 0,308. Jadi dari 16 soal hanya 11 soal yang valid karena nilai rhitung yang lebih besar dari rtabel
hanya 11. Taraf kesukaran soal berkisar antara mudah dan sedang saja. Daya pembedan berkisar antara cukup sampai baik (hasil lengkapnya pada lampiran 13).
Tabel 4.4 Soal Posttes TerpakaiNo. Kompetensi
DasarIndikator Butir Soal Jumlah
1. Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga
Menentukan kedudukan titik terhadap garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga
1*,2,3* 3
Menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang dimensi tiga
4,5 2
Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang imensi tiga
6,7 2
Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga
8,9 2
2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga
Menentukan jarak dua titik dalam ruang dimensi tiga
10*,11 2
Menentukan jarak titik terhadap garis dalam ruang dimensi tiga
12*,13,14* 3
Menentukan jarak titik terhadap bidang dalam ruang dimensi tiga
15,16 2
Total 16*= instrumen soal terpakai
c. ReliabilitasSetelah dicari validitasnya instrumen juga perlu dicari
reliabilitasnya. Reliabilitas instrumen yang diperoleh sebesar 0,526 > 0,05 ini menunjukan bahwa reliabilitas soal posttest belajar cukup. Instrumen yang kemudian akan diberikan pada siswa setelah diberikan perlakuan adalah instrumen angket yang sudah valid (hasil lengkapnya pada lampiran 13).
33
C. Kemampuan Awal Sebelum Diberi Perlakuan1. Deskripsi Hasil Belajar
a. Deskripsi DataData nilai pretest digunakan untuk melihat hasil belajar
matematika siswa sebelum dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Nilai pretes diambil dari hasil Tes Tengah Semester 2 untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian descriptive statistic menggunakan bantuan SPSS 16 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
H
Hasil dari Tabel 4.5 menunjukan bahwa rata-rata nilai pretest dari kelas eksperimen adalah 58,57 dengan nilai minimal 31 dan nilai maksimal 100. Rata-rata kelas kontrol adalah 67,65 dengan nilai minimal 50 dan nilai maksimal 96.
Rata-rata kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Standar deviasi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 19, 216 dan 13,535. Kemudian vaiansi dari kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 369, 257 > 183,187. Hal ini menunjukan bahwa varian untuk kelas eksperimen lebih beragam. Rata-rata dari kedua kelas mempunyai selisih sebesar 9,08.
b. Uji NormalitasUji prasyarat perlu dilakukan sebelum dilakukan uji independent
sample t-tes. Uji prasyarat yang perlu adalah uji normalitas data pretest. Uji normalitas untuk mengetahui apakah data nilai pretest berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kelas control. Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS.Hasilnya dapat dilihat dari Tabel 4.6.
Tabel 4.5 Hasil Deskripsi Statistika Niai Pretest
Nilai Pretest Kelas Eksperimen Nilai Pretest Kelas Kontrol
N
Mean
21 20
58.57 67.65
Std. Deviation 19.216 13.535
Variance 369.257 183.187
Minimum 31 50
Maximum 100 96
34
Tabel 46 Uji Normalitas Nilai Pretest
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
X-1 0.930 21 0.138
X-2 0.943 20 0.269
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat nilai signifikan untuk uji normalitas nilai pretest kelas eksperimen (X-1) adalah 0,138 > 0,05. Nilai signifikan untuk kelas control (X-2) adalah 0.269 > 0,05. Kedua nilai signifikan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dari 0,05 (5%), sehingga hipotesis H0 diterima dan dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Kurva uji normalitas dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Kurva Uji Normalitas Nilai Pretest
Gambar 4.1 menunjukan bahwa kurva berbentuk normal pada masing-masing kelas. Walaupun gambar kurvanya tidak sama persis, tapi kedua kurva normal merupakan bukti bahwa data berdistribusi normal untuk masing-masing kelas.
c. Uji Homogenitas dan Uji Beda Rerata Nilai PretestNilai pretest diuji menggunakan uji independent sample t-test untuk
mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan siswa kedua kelas. Pengujian ini menggunakan bantuan SPSS. Hasil dari perhitungan akan menunjukan nilai signifikan untuk homogenitas yang kemudian akan
35
digunakan dalam menentukan nilai t menggunakan equal variances assumed atau equal variances not assumed. Homogenitas data akan dilihat dari nilai signifikan pada kolom levene’s test for equality of variances. Jika data homogen maka diambil signifikan pada equal variances assumen dan untuk data yang tidak homogen nilai signifikanya pada equal variances not assumed. Hasil perhitungan uji independent sample t-test dapat dilihat dalam Tabel 4.7.
Nilai signifikan pada kolom levene’s test for equality of variances adalah sebesar 0,047 < 0,05 ini berarti H0 ditolak. H0 ditolak artinya data tidak homogen berarti antara kelas eksperimen dan kelas control varianya tidak sama. Hasil t-tes equality of means yang digunakan adalah equal variances not assumed karena data tidak homogen. Meskipun data tidak homogen data tetap di uji beda rata-rata karena sudah ada ketentuannya.
Tabel 4.7 Hasil Uji Independent Sample T-Test Nilai Pretest
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
4.226 0.047 -1.741 39 0.090 -9.079 5.215 -19.62 1.470
Equal
variances
not
assumed
-1.756 35.98 0.088 -9.079 5.171 -19.56 1.410
Kedua sampel berasal dari populasi yang tidak homogen oleh karena itu uji independent sample t-test dilihat dari nilai signifikan equal variances not assumed adalah 0,088 > 0,05. Signifikan lebih dari 5% sehingga H0
ditolak. Hal ini berarti bahwa rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok control sama. Kemampuan matematika antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang memiliki rata-rata sama sehingga dapat diberikan perlakuan sesuai yang direncanakan.
36
2. Deskripsi Motivasi Belajara. Deskripsi Data
Data motivasi awal digunakan untuk motivasi belajar matematika siswa sebelum dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Motivasi awal diambil dari hasil pengisian angket motivasi belajar untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian descriptive statistic menggunakan bantuan SPSS 16 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Deskripsi Statistik Motivasi Awal
Motivasi Awal (X-1) Motivasi Awal (X-2)
N Valid 21 20
Mean
Standar Deviasi
Variansi
80.29
8.533
72.812
85.55
9.843
96.8846
Minimum 65 62
Maximum 92 100
Hasil dari Tabel 4.7 menunjukan bahwa rata-rata motivasi dari kelas eksperimen adalah 80,29 dengan nilai minimal 65 dan nilai maksimal 92. Rata-rata kelas kontrol adalah 85,55 dengan nilai minimal 62 dan nilai maksimal 100. Rata-rata kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Standar deviasi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 8,533 dan 9,843. Kemudian vaiansi dari kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol yaitu 72,812 < 96,88. Hal ini menunjukan bahwa varian untuk kelas kontrol lebih beragam dibandingkan kelas eksperimen. Rata-rata dari kedua kelas mempunyai selisih sebesar 5,26.
b. Uji Normalitas Motivasi BelajarSama seperti pretest, angket juga perlu diuji independent sample
t-test untuk mengetahui motivasi awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Uji prasyarat perlu dilakukan sebelum dilakukan ujiindependent sample t-tes. Uji prasyarat yang perlu adalah uji normalitas angket motivasi belajar siswa. Uji normalitas untuk mengetahui data angket yang sudah diisi oleh siswa berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kelas
37
control. Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS. Uji normalitas dapat dilihat dari Tabel 4.9.
Tabel 4.9 menunjukan bahwa nilai signifikan untuk kelas X-1 sebesar 0,054> 0,05 dan kelas X-2 sebesar 0,507 > 0,05. Nilai signifikan kedua kelas lebih dari 5% ini berarti hipotesis H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal.
Kurva normalitasnya dapat dilihat dalam Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Kurva Uji Normalitas Motivasi Belajar Awal
Gambar 4.2 kurvanya berbentuk normal sehingga data angket motivasi belajar siswa dari kelas X-1 (kelas eksperimen) dan kelas X-2 (kelas kontrol) berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka dapat dilanjutkan pemberian perlakuan dalam pembelajaran.
b. Uji Homogenitas dan Uji Beda Rerata Motivasi BelajarHasil angket motivasi belajar diuji menggunakan uji independent
sample t-test untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa kedua kelas. Pengujian ini menggunakan bantuan SPSS. Hasil dari
Tabel 4.9 Uji Normalitas Motivasi Belajar Awal
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Motivasi Awal (X-1) 0.906 21 0.054
Motivasi Awal (X-2) 0.958 20 0.507
38
perhitungan akan menunjukkan nilai signifikan untuk homogenitas yang kemudian akan digunakan dalam menentukan nilai t menggunakan equal variances assumen atau equal variances not assumed. Homogenitas data akan dilihat dari nilai signifikan pada kolom levene’s test for equality of variances.. Hasil uji independent sample t-test dapat dilihat dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Independent Sample T-test Motivasi Belajar Awal
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differe
nce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Angket
Awal
Equal variances
assumed0.109 0.744 -1.832 39 0.075 -5.264 2.873 -11.07 0.547
Equal variances
not assumed-1.826 37.62 0.076 -5.264 2.883 -11.10 0.574
Nilai signifikan pada kolom levene’s test for equality of variances adalah sebesar 0,75 > 0,05 ini berarti data homogen. Data homogen ini berarti antara kelas eksperimen dan kelas kontrol variannya sama. Nilai t-tes equality of means yang digunakan adalah equal variances assumed karena data homogen.
Uji independent sample t-test dilihat dari nilai signifikan equal variances assumed adalah 0,075 > 0,05. Signifikan lebih dari 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama. Motivasi belajar matematika siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama sehingga dapat diberikan perlakuan sesuai yang direncanakan. Kelas yang diberi perlakuan hanya kelas kontrol saja.
D. KONDISI SETELAH DIBERI PERLAKUAN1. Deskripsi Hasil Belajar
39
a. Deskrpsi DataNilai posttest diambil setelah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan analitik sintetik berakhir. Hasil posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol akan ditunjukkan dalam lampiran. Data nilai posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa setelah dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Data diambil dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian descriptive statistic menggunakan bantuan SPSS 16 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Posttest
Posttest X1 Posttest X2
N Valid 21 20
Mean
Standar Deviasi
Variansi
66.2281
16.55055
273.9207
62.7225
22.82783
521.1098
Minimum 36.36 36.36
Maximum 100.00 100.00
Hasil dari Tabel 4.11 kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata sebesar 66,23 dan kelas kontrol dengan rata-rata 62,73. Nilai rata-rata dari kedua kelas bedanya tidak terlalu jauh yaitu sebesar 4,5. Rata-rata kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Standar deviasi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 16,55 dan 22,83. Kemudian vaiansi dari kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol yaitu 273,92 > 531,11. Hal ini menunjukan bahwa varian untuk kelas kontrol lebih beragam dari kelas eksperimen.
b. Uji Normalitas PosttestPengujian data untuk uji manova data harus berdistribusi normal.
Data dalam penelitian ini ada nilai posttest. Pertama nilai posttes harus diuji normalitasnya, hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 4.12.
Hasil dari Tabel 4.12 menunjukan nilai signifikan dari kedua kelas lebih besar dari 0,05. Nilai signifikan untuk kelas X-1 sebesar 0,301 dan kelas X-2 adalah 0,057 . Kedua kelas mempunyai nilai signifikan lebih dari
40
5% ini berarti hipotesis H0 diterima dan dapat disimpulkan data berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan uji manova. Selain itu dapat dilihat dari kurva bahwa data berdistribusi normal, seperti pada gambar 4.3.
Tabel 4.12 Uji Normalitas nilai Posttest
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Posttest X-1 0.945 21 0.301
Posttest X-2 0.880 20 0.057
Gambar 4.3 Kurva Uji Normalitas Nilai PosttestGambar 4.3 kurvanya menunjukan data berdistribusi normal.
Kurva berdistribusi normal sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai posttest kelas X-1 dan X-2 berdistribusi normal dan dapat dilakukan uji lanjutan.
2. Deskripsi Motivasi Belajar Siswaa. Deskripsi Data
Data motivasi akhir digunakan untuk motivasi belajar matematika siswa setelah dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Motivasi akhir diambil dari hasil pengisian angket motivasi belajar untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian descriptive statisticmenggunakan bantuan SPSS 16 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.
41
Angket motivasi belajar sebelumnya sudah divalidasi sehingga pemberian angket digunakan angket yang sudah ada. Hasil angket motivasi belajar siswa setelah diberi perlakuan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol rata-ratanya berbeda. Kelas eksperimen dengan rata-rata 94,29 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 83,19. Nilai minimal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 80 dan 60. Kemudian nilai maksimal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 116 dan 107. Rata-rata motivasi kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dengan perbedaan yang cukup signifikan yaitu sebesar 11,1. Standar deviasi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 8.457 dan 11.96. Kemudian vaiansi dari kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol yaitu 71,52 > 143,07. Hal ini menunjukkan bahwa varian untuk kelas kontrol lebih beragam dari kelas eksperimen.
Tabel 4.13 Hasil Deskripsi Statistik Angket Akhir
Motivasi Akhir (X-1) Motivasi Akhir (X-2)
N Valid 21 20
Standar Deviasi
Variansi
94.29
8.457
71.5208
87.30
11.961
143.0655
Minimum 80 62
Maximum 116 107
b. Uji Normalitas Motivasi BelajarSelain nilai posttest yang diuji normalitasnya motivasi belajar
akhir juga perlu diuji normalitasnya sebelum dilakukan uji manova. Hasil pengujian normalitas motivasi belajar akhir dapat dilihat dalam Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Uji Normalitas Motivasi Belajar Akhir
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Motivasi Akhir (X-1) 0.958 21 0.495
Motivasi Akhir (X-2) 0.962 20 0.586
42
Hasil dari uji normalitas dapat dilihat bahwa nilai signifikan lebih dari 0,05. Nilai signifikan untuk kelas X-1 sebesar 0,4 95 > 0,05 dan kelas X-2 sebesar 0,586 > 0,05. Nilai signifikan lebih dari 0,05 ini berarti hipotesis H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa data semuanya berdistribusi normal. data berdistribusi normal artinya kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Kurva dari data hasil angket dapat dilihat dalam Gambar 4.4. Nilai posttest dan hasil angket sudah diuji normalitasnya dan hasilnya semua data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji manova untuk mengetahui pengaruh pendekatan analitik sintetik terhadap motivasi dan hasil belajar matematika.
Gambar 4.4 Kurva Uji Normalitas Angket Setelah Diberi Perlakuan
3. Uji Manova
Analisis awalnya adalah menguji kesamaan (homogenitas) varian dan co-varian dari kedua variabel tergantung yaitu motivasi dan hasil belajar. Pertama kesamaan varian variabel terikat akan dihitung secara bersama-sama. Hasilnya kedua variabel tergantung secara bersama-sama dapat dibaca dari Tabel 4.15.
Hasil dari Tabel di 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,256 > 0,05. Nilai signifikan lebih besar dari 5% ini berarti bahwa varian motivasi dan hasil belajar matematika untuk kelas X-1 (kelas Eksperimen) dan kelas X-2 (kelas kontrol) sama.
43
Tabel 4.15 Homogenitas Data Kedua Variabel Bebas Secara Bersama
Box's M 4.291
F 1.351
df1 3
df2 2.984E5
Sig. 0.256
Setelah dihitung secara bersama selanjutnya untuk varian kedua variabel bebas dihitung secara sendiri-sendiri. Hasilnya pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Homogenitas Nilai Posttest dan Angket
F df1 df2 Sig.
Nilai Posttest 3.045 1 39 0.089
Angket Akhir 3.597 1 39 0.065
Uji yang digunakan menggunakan levene’e test seperti pada Tabel 4.16 untuk melihat varian (keberagaman) nilai posttest dan angket. Nilai posttest menunjukkan signifikan sebesar 0,089 > 0,05 ini menunjukkan bahwa sampel mempunyai varian yang sama. Selanjutnya untuk motivasi (Angket Akhir) nilai signifikanya sebesar 0,65 > 0,05 yang artinya sampel mempunyai varian yang sama.
Pengujian kesamaan (homogenitas) variabel tergantung secara bersama-sama dan sendiri-sendiri menunjukan bahwa varian kedua sampel sama. Karena kedua syarat terpenuhi maka, proses perhitungan dengan manova akan dilanjutkan. Pertama pengujian manova akan dilakukan satu-satu untuk posttest dan angket. Hasil dari perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 4.17.
Analisis hasil untuk melihat ada atau tidak pengaruh pendekatan analitik sintetik dapat dilihat dari nilai signifikanya. Nilai signifikanya dapat dilihat dari baris kelas kolom sig. Nilai signifikan untuk motivasi (Motivasi Akhir) adalah 0,036 < 0.05. Nilai signifikan untuk angket motivasi belajar kurang dari 5% maka H0 ditolak yang artinya menerima H1 yaitu pendekatan analitik sintetik berpengaruh terhadap motivasi belajar matematka. Kemudian nilai signifikan untuk hasil belajar (nilai posttest) sebesar 0.575 > 0,05 yang artinya menerima H0. Karena H0
44
diterima berarti pendekatan analitik sintetik tidak berpegaruh terhadap hasil belajar matematika.
Tabel 4.17
Tests of Between-Subjects Effects
Source
Dependent
Variable
Type III Sum
of Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected
Model
NilaiPosttest 125.889a 1 125.889 0.319 0.575
Motivasi Akhir 499.905b 1 499.905 4.700 0.036
Intercept Nilai Posttest 170338.232 1 170338.232 431.951 0.000
Motivasi Akhir 337776.002 1 337776.002 3.175E3 0.000
Kelas NilaiPosttest 125.889 1 125.889 0.319 0.575
Motivasi Akhir 499.905 1 499.905 4.700 0.036
Pengujian secara sendiri-sendiri hanya pada motivasi belajar saja pendekatan analitik memberikan pengaruh, tapi tidak untuk hasil belajar matematika. Selanjutnya akan dilakukan pengujian secara bersama-sama dan hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 4.18. Pada Tabel 4.18 menunjukkan hasil pengujian secara bersama-sama antara motivasi dan hasil belajar matematika.
Tabel 4.18
Multivariate Testsb
Effect Value F
Hypothe
sis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace 0.989 1.700E3a 2.000 38.000 0.000
Wilks' Lambda 0.011 1.700E3a 2.000 38.000 0.000
Hotelling's Trace 89.489 1.700E3a 2.000 38.000 0.000
Roy's Largest Root 89.489 1.700E3a 2.000 38.000 0.000
Kelas Pillai's Trace 0.112 2.387a 2.000 38.000 0.106
Wilks' Lambda 0.888 2.387a 2.000 38.000 0.106
Hotelling's Trace 0.126 2.387a 2.000 38.000 0.106
Roy's Largest Root 0.126 2.387a 2.000 38.000 0.106
45
Analisis hasilnya dapat dilihat dari variabel bebas ‘kelas’, maka angka signifikanya dilihat pada baris kelas yaitu sebesar 0,106 > 0,05. Nilai signifkan lebih besar dari 5%, sesuai dengan hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis H0 diterima. Hipotesis H0 menyatakan bahwa tidak ada perbedaan motivasi dan hasil belajar matematika. Tidak adanya perbedaan motivasi dan hasil belajar ini berarti tidak ada pengaruh pendekatan analitik sintetik terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.
E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN1. Hipotesis 1
Sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal setelah dilakukan pengujian normalitas motivasi belajar hasilnya bisa dilihat pada Tabel 4.13 dengan nilai signifikan lebih dari 0,05. Selain berasal dari populasi yang berdistribusi normal sampel juga berasal dari populasi yang homogen sesuai dengan nilai signifikan pada tabel 4.15 yaitu 0,065 > 0,05. Hipotesis 1 dalam penelitiann ini adalah “terdapat pengaruh pendekatan analitik sintetik pada dimensi tiga terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas X SMA N 1 Getasan”. Berdasarkan tabel 4.16 diketahui nilai signifikan pada baris kelas bagian motivasi akhir adalah 0,036 < 0,05 sehingga hipotesis diterima. Hal ini diperkuat dari nilai rata-rata motivasi belajar siswa setelah diberikan perlakuan untuk kelas eksperimen sebesar 94,29 dan untuk kelas kontrol sebesar 83,19. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan yaitu sebesar 11,1.
Implementasi berpengaruh pada kelas eksperimen dimana motivasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kotrol. Bisa dibuktikan dari rata motivasi awal siswa kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol. Rata-rata motivasi awal kelas eksperimen 80,29 lebih rendah dari kelas kontrol yaitu 85,55. Hal ini terjadi karena penerapan pembelajaran dengan pendekatan analitik sintetik dalam materi dimensi tiga tentang kedudukan titik dan jarak titik membuat siswa senang belajar karena dapat menemukan jawaban sendiri.
Pendekatan ini lebih menekankan pada proses dimana siswa bisa menganalisis soal kemudian mensintesis dalam mengerjakanya kemudian ditarik kesimpulan akhir. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah diskusi dengan bimbingan dari guru. Kegiatan diskusi yang dilakukan membuat siswa semangat mengerjakan karena siswa bisa tahu bagaimana langkah-
46
langkah dalam mengerjakan soal. Dengan pendekatan ini siswa lebih antusias dalam mempelajari matematika. Siswa mau mengerjakan walaupun ada beberapa yang tidak mengerjakan. Jika ada materi yang kurang dipahami siswa mau bertanya, selan itu siswa juga mau mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan karena mereka beralasan malas menulis karena jawabanya panjang-panjang. Tapi, lama-lama mereka juga mau mengerjakan karena melihat teman-teman semangat mengerjakan serta diberikan bimbingan dari guru. Siswa yang seperti itu perlu selalu diingatkan agar mau mengerjakan karena sebenarnya mereka itu bisa hanya saja malas.
2. Hipotesis 2Sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi
normal setelah dilakukan pengujian normalitas posttest hasilnya bisa dilihat pada tabel 4.11 dengan nilai signifikan lebih dari 0,05. Selain berasal dari populasi yang berdistribusi normal sampel juga berasal dari populasi yang homogen sesuai dengan nilai signifikan pada tabel 4.15 yaitu 0,089 > 0,05. Hipotesis 2 dalam penelitiann ini adalah “terdapat pengaruh pendekatan analitik sintetik pada dimensi tiga terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA N 1 Getasan”. Berdasarkan tabel 4.16 diketahui nilai signifikan pada baris kelas bagian posttest adalah 0,575 > 0,05 sehingga hipotesis ditolak. Hal ini berarti tidak ada pengaruh pendekatan analitik sintetik terhadap hasil belajar matematika. Diperkuat dari nilai rata-rata posttest siswa setelah diberikan perlakuan untuk kelas eksperimen sebesar 66,23 danuntuk kelas kontrol sebesar 62,72. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang kurang signifikan yaitu sebesar 4,51.
Rata-rata nilai awal kelas eksperimen kurang dari kelas kontrol yaitu 58,57 < 66,23. Namun, setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol yaitu 66,23 > 62,72. Nilai rata-rata kelas eksperimen meningkat akan tetapi karena perbedaan nilai dengan kelas kontrol tidak signifikan. Berarti dapat disimpulkan bahwa pendekakan analitik sintetik memberikan pengaruh tetapi tidak signifikan sehingga dalam perhitungan statistik menunjukan bahwa pendekatan analitik sintetik tidak memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematka siswa
Pendekatan ini lebih menekankan pada proses di mana siswa bisa menganalisis soal kemudian mensintesis dalam mengerjakanya kemudian ditarik kesimpulan akhir. Meskipun dalam dengan pendekatan ini akan mempermudah siswa dalam memahami materi tapi dampaknya tidak signifikan terhadap hasil belajar. Pendekatan analitik sintetik tidak
47
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika bisa juga dikarenakan materi dimensi tiga memang sulit. Disisi lain kemampuan siswa di SMA N 1 Getasan tergolong kurang sehingga mereka sangat kesulitan dalam belajar dimensi tiga. Selama proses pembelajaran terjadi peneliti juga mengamati siswa ketika mengerjakan tugas. Sampai pada waktu mereka mengerjakan soal mencari jarak dengan rumus Pythagoras mereka kesulitan dalam mencari nilai dari akar kuadrat. Sebagian besar siswa lemah dalam perhitungan. Siswa perlu diberikan latihan-latihan yang cukup supaya lebih mahir dalam perhitungan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widi Prastiwi dkk (2012) dan Linda (2014) yang mana penelitian yang mereka lakukan bahwa pembelajara SAS memberikan pengaruh terhadap hasil belajar dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Akan tetapi dalam penelitian ini pembelajaran analitik sintetik tidak berpengaruh terhadap hasil belajar matematika.
3. Hipotesis 3Hipotesis 3 dalam penelitiann ini adalah “terdapat pengaruh
pendekatan analitik sintetik pada dimensi tiga terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas X SMA N 1 Getasan. Berdasarkan tabel 4.17 diketahui nilai signifikan pada baris kelas adalah 0,106 > 0,05 sehingga hipotesis ditolak. Pengujian satu-satu yang dilakukan terhadap motivasi belajar dan hasil belajar memberikan hasil yang berbeda. Pengujian terhadap motivasi belajar menyatakan bahwa pendekatan analitik sintetik berpengaruh, akan tetapi untuk hasil belajar tidak memberikan pengaruh. Pengujian dengan uji manova untuk pengaruh analitik sintetik terhadap motivasi dan hasil belajar siswa secara bersama-sama tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.
Pendekatan analitk sintetik tidak berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar bukan dikarenakan pendekatan ini tidak baik. Akan tetapi, banyak faktor yang mempengaruhi sehingga pendekatan analitik sintetik tidak berpengaruh. Salah satu faktor atau kendala yang dihadapi adalah sulitnya materi dimensi tiga dalam operasi hitungnya butuh waktu lama sehingga soal latihan terbatas. Kemampuan siswa dalam menerima materi kurang sehingga sedikit sulit dalam penyampaian materi. Butuh waktu yang cukup lama dalam mempelajari materi dimensi tiga.