BAB VI
IMPLEMENTASI MODUL STUDI WARNER-PRESTON
DAN INSTRUMENTASI PENGAMATAN
6.1. Basis Pengetahuan Metodologi AMDAL
Dalam penyusunan laporan AMDAL, semua faktor lingkungan harus dimasukkan
dalam analisa dampak secara komprehensif. Akibat rumitnya interaksi antar faktor-faktor
lingkungan yang ada, analisa dampak juga membutuhkan metodologi yang tepat guna
dan efektif. Dalam perkembangannya, telah banyak sekali metodologi yang dipergunakan
dalam proyek-proyek AMDAL, sehingga telah berkembang pula metode perbandingan
dan klasifikasinya.
Basis pengetahuan yang disusun pembuat program merupakan implementasi dari
studi perbandingan yang dilakukan oleh Warner dan Preston. Implementasi dilakukan
dengan mempertimbangkan empat komponen utama penilaian dampak. Seperti yang
telah dibahas pada teori dasar, komponen-komponen ini adalah identifikasi dampak,
pengukuran dampak, interpretasi, serta komunikasi.
Dalam studi Warner-Preston, metodologi-metodologi diperiksa dengan
serangkaian pertanyaan. Semua pertanyaan tersebut hanya membutuhkan jawaban “ya”
atau “tidak” untuk menilai kriteria pendukung komponen penilaian tersebut. Untuk
identifikasi dampak, kriteria yang menjadi penilaian merupakan komprehensivitas,
spesifisitas, isolasi dampak, konsiderasi waktu, serta sumber data. Kriteria-kriteria ini
dijawab dengan kriteria-kriteria yang dicantumkan pada tabel 6.1. Untuk pengukuran
dampak, yang dijadikan kriteria merupakan indikator eksplisit, angka dampak, serta
objektivitas. Kriteria ini dicantumkan pada tabel 6.2. Untuk interpretasi dampak, kriteria
penilaian yaitu signifikansi, kriteria eksplisit, ketidakyakinan, resiko, perbandingan
dengan alternatif, agregasi, serta keikutsertaan masyarakat umum. Pertanyaan-pertanyaan
VI.2
kriteria ini dicantumkan pada tabel 6.3. Untuk komunikasi dampak, kriteria yang ada
termasuk kelompok yang terkena dampak, deskripsi setting lingkungan, format
penyingkatan, isu-isu utama, serta kesesuaian dengan standar NEPA. Pertanyaan-
pertanyaan untuk kriteria-kriteria ini didaftar pada tabel 6.4.
Tabel 6.1. Pertanyaan untuk identifikasi dampak
Kriteria Pertanyaan
Komprehensivitas Apakah metodologi ini mempertimbangkan
semua dampak secara keseluruhan?
Spesifisitas Apakah parameter-parameter lingkungan yang
digunakan cukup spesifik?
Isolasi dampak Apakah metode ini menyarankan teknik-teknik
identifikasi dampak proyek?
Konsiderasi waktu Apakah metode ini membedakan dampak tahap
konstruksi dengan dampak tahap operasional?
Sumber data Apakah metode ini membutuhkan identifikasi
sumber data?
Tabel 6.2. Pertanyaan untuk pengukuran dampak
Kriteria Pertanyaan
Indikator eksplisit Apakah metode ini menyarankan indikator
terukur spesifik untuk kuantifikasi dampak?
Magnitudo Apakah metode ini mengharuskan adanya
penentuan angka dampak?
Objektivitas Apakah metode ini menekankan pengukuran
obyektif, dan tidak menyarankan pengukuran
subjektif?
VI.3
Tabel 6.3. Pertanyaan untuk interpretasi dampak
Kriteria Pertanyaan
Signifikansi Apakah metode ini membutuhkan sebuah
penilaian kepentingan dalam skala lokal,
regional, serta nasional?
Kriteria eksplisit Apakah metode ini membutuhkan penyataan
eksplisit mengenai kriteria dan asumsi yang
dipakai?
Ketidakyakinan Apakah metode ini memperhitungkan
ketidakyakinan proyeksi dampak?
Resiko Apakah metode ini berfokus pada dampak
dengan kemungkinan kejadian yang kecil namun
potensi perusakan yang besar?
Perbandingan alternatif Apakah metode ini menyediakan cara untuk
membandingkan alternatif-alternatif yang ada?
Agregasi Apakah metode ini menyediakan cara untuk
agregasi informasi dalam pengukuran serta
interpretasi dampak?
Keterlibatan publik Apakah metode ini menyediakan cara agar
masyarakat dapat memberikan masukan dalam
interpretasi dampak?
Tabel 6.4. Pertanyaan untuk komunikasi dampak
Kriteria Pertanyaan
Kelompok terkena dampak Apakah metode ini menghubungkan dampak
dengan kelompok manusia yang paling terkena
dampak?
Deskripsi setting lingkungan Apakah metode ini membutuhkan deskripsi
setting lingkungan yang jelas?
Format penyingkatan Apakah metode ini melingkupi format
penyingkatan yang disarankan?
Isu-isu utama Apakah metode ini menyarankan cara untuk
menggarisbawahi isu-isu atau dampak utama?
Kesesuaian dengan NEPA Apakah metode ini sesuai dengan standar yang
diberikan NEPA?
VI.4
Hasil dari interaksi pengguna dengan sistem pakar adalah penilaian bagi keempat
komponen penilaian dampak tersebut. Evaluasi ini berupa huruf L untuk nilai tertinggi
(sangat baik), S untuk nilai moderat (kurang sesuai), serta N untuk nilai rendah (tidak
sesuai standar). Huruf L diberikan bila pengguna menjawab “ya” untuk kedua pertanyaan
yang diberikan mengenai komponen tersebut. Huruf S diberikan bila pengguna menjawab
“ya” untuk salah satu pertanyaan. Sedangkan, huruf N diberikan bila pengguna menjawab
“tidak” untuk kedua pertanyaan. Masing-masing kriteria ini harus disimpulkan
jawabannya dari program komputer eksisting. Berikut dibahas cara modul Warner-
Preston mendapatkan jawaban dari interaksi pengguna dan sistem.
6.1.1. Identifikasi Dampak
Dalam kumpulan kriteria identifikasi dampak, kriteria komprehensivitas
merupakan kriteria yang didapat dari akumulasi dampak teranalisis. Dalam tiap kali
looping program utama, sistem pakar akan menganalisis dampak penting sesuai data-data
yang didapat dari pengguna. Jumlah dampak yang didapatkan oleh program utama
diakumulasi oleh modul Warner-Preston dalam sebuah variabel. Pada akhir running
keseluruhan program, variabel tersebut dikonversi menjadi nilai N, S, atau L.
Kriteria spesifisitas memeriksa apakah parameter lingkungan yang digunakan
cukup spesifik. Kriteria ini merupakan perbandingan antara jumlah komponen
lingkungan yang teramati dengan dampak yang teranalisis. Dalam looping program
utama, pengguna dapat memeriksa komponen-komponen lingkungan pada area proyek.
Jumlah komponen lingkungan yang diamati dicatat oleh modul Warner-Preston dan
diakumulasi dalam sebuah variabel. Pada akhir pelaksanaan program, variabel ini
dibandingkan dengan jumlah dampak yang teramati, kemudian dikonversi menjadi nilai
N, S, dan L.
Kriteria isolasi dampak merupakan kriteria yang berhubungan erat dengan teknik-
teknik identifikasi dampak proyek. Kriteria ini tidak terdapat pada program utama, karena
merupakan kriteria eksternal yang telah diputuskan sebelum program dibuat. Sehingga,
VI.5
demi mendapatkan jawaban untuk kriteria ini, penyusun menambahkan sebuah
pertanyaan eksplisit dalam modul Warner-Preston.
Kriteria konsiderasi waktu mempertanyakan apakah metode yang dipakai dapat
membedakan tahap-tahap kemunculan dampak. Dampak dapat muncul dalam tahap
konstruksi maupun pada tahap operasional. Kriteria ini tidak terdapat pada program
utama. Namun, kriteria ini dapat diimplementasikan dalam sebuah basis data. Penyusun
menambahkan basis data konsiderasi waktu yang membedakan antara aktivitas yang
terjadi pada tahap konstruksi, pada tahap operasional, dan tak terbedakan tahapnya.
Modul Warner-Preston mengakumulasi jumlah aktivitas yang jelas penahapannya,
kemudian dikonversi menjadi nilai N, S, dan L.
Kriteria sumber data memeriksa apakah metode membutuhkan identifikasi
sumber data. Tidak seperti kriteria-kriteria sebelumnya, kriteria ini tidak bervariasi dalam
tiap running program. Modul utama program telah memiliki sumber data yang jelas dan
sudah teridentifikasi. Sehingga, modul Warner-Preston akan selalu memberikan nilai L
untuk kriteria ini. Tiap kriteria yang terukur oleh modul serta variabel dalam program
utama yang dipergunakan untuk menjawabnya dapat terlihat pada tabel 6.5.
Tabel 6.5. Pertanyaan untuk identifikasi dampak serta variabel dalam program
Kriteria Pertanyaan Variabel yang Diakumulasi
Komprehensivitas Apakah metodologi ini mempertimbangkan
semua dampak secara keseluruhan?
Dampak yang teranalisis pada
interaksi program dan pengguna.
Spesifisitas Apakah parameter-parameter lingkungan yang
digunakan cukup spesifik?
Perbandingan jumlah komponen
lingkungan serta dampak yang
teranalisis.
Isolasi dampak Apakah metode ini menyarankan teknik-teknik
identifikasi dampak proyek?
Pertanyaan eksplisit pada
pengguna.
Konsiderasi waktu Apakah metode ini membedakan dampak tahap
konstruksi dengan dampak tahap operasional?
Skor dari database konsiderasi
waktu, dihubungkan dengan
aktivitas.
Sumber data Apakah metode ini membutuhkan identifikasi
sumber data?
Jawaban selalu "ya".
VI.6
6.1.2. Pengukuran Dampak
Dalam kelompok kriteria pengukuran dampak, kriteria indikator eksplisit
merupakan kriteria yang mempertanyakan spesifisitas metode dalam penyaranan
indikator spesifik untuk kuantifikasi dampak. Modul utama program tidak memiliki basis
data yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan ini. Selain itu, indikator-indikator
terukur spesifik berbeda-beda untuk setiap aspek analisis dampak, sehingga kurang
efektif bila dibuat basis datanya. Modul Warner-Preston akan memberikan pertanyaan
eksplisit pada pengguna untuk mendapatkan nilai N, S, dan L.
Kriteria magnitudo merupakan kriteria yang berhubungan dengan penentuan
angka dampak. Kriteria ini selalu mendapatkan jawaban "Ya", karena sistem ESC
mempergunakan angka dampak dalam analisisnya. Nilai yang diberikan modul Warner-
Preston adalah nilai L.
Kriteria objektivitas adalah kriteria yang mempertanyakan objektivitas
pengukuran dari metode tersebut. Hal ini berhubungan erat dengan teknik observasi dan
instrumentasi yang digunakan dalam pengukuran dampak. Sehingga, skor objektivitas
dapat disimpulkan dari basis data teknik observasi dan instrumentasi yang telah
ditambahkan oleh penyusun. Tiap kriteria yang terukur oleh modul serta variabel dalam
program utama yang dipergunakan untuk menjawabnya dapat terlihat pada tabel 6.6.
Tabel 6.6. Pertanyaan untuk pengukuran dampak serta variabel dalam program
Kriteria Pertanyaan Variabel yang Diakumulasi
Indikator eksplisit Apakah metode ini menyarankan
indikator terukur spesifik untuk
kuantifikasi dampak?
Pertanyaan eksplisit kepada
pengguna.
Magnitudo Apakah metode ini mengharuskan
adanya penentuan angka dampak?
Skor magnitudo dari database
teknik observasi dan
instrumentasi.
Objektivitas Apakah metode ini menekankan
pengukuran obyektif, dan tidak
menyarankan pengukuran subjektif?
Skor akurasi alat dari database
teknik observasi dan
instrumentasi.
VI.7
6.1.3. Interpretasi Dampak
Dalam kelompok kriteria interpretasi dampak, kriteria signifikansi merupakan
kriteria yang memeriksa apakah metode tersebut membutuhkan penilaian kepentingan
dalam skala lokal, regional, serta nasional. Hal ini tidak terdapat dalam modul program
utama, sehingga penyusun harus menambahkan sebuah pertanyaan (query) eksplisit pada
pengguna.
Kriteria eksplisit mempertanyakan apakah metode ini memperhitungkan
pernyataan eksplisit mengenai kriteria dan asumsi yang dipakai. Pada intinya kriteria ini
berhubungan dengan eksplisitnya deklarasi data dalam basis pengetahuan. Program ESC
belum memiliki interrelasi yang sesuai untuk menjawab pertanyaan ini, sehingga
penyusun menciptakan sebuah basis data tambahan yang berhubungan dengan kriteria
dan asumsi. Basis data ini menghubungkan segala aktivitas industri semen dengan jumlah
kriteria dan asumsi yang dipakai.
Kriteria ketidakyakinan merupakan kriteria yang memeriksa bila metode yang
digunakan memperhitungkan ketidakyakinan proyeksi dampak. Program ESC memiliki
kriteria yang baik untuk mendeteksi ketidakyakinan proyeksi dampak. Selain itu, dengan
penambahan modul Warner-Preston, ketidakyakinan proyeksi dampak dapat lebih
diperiksa lagi. Sehingga, kriteria ini selalu mendapatkan jawaban "Ya".
Kriteria resiko memeriksa apakah metode tersebut mempertimbangkan resiko
dampak yang terjadi. Dampak yang dipertimbangkan khususnya menyangkut segala
dampak yang kemungkinan kejadiannya kecil namun potensi pengrusakannya besar.
Untuk mencari jawaban untuk kriteria resiko ini, modul Warner-Preston memeriksa
angka dampak yang bersangkutan, kemudian diakumulasi.
Kriteria agregasi informasi berhubungan dengan kemampuan sebuah metode
melakukan agregasi informasi yang berhubungan dengan pengukuran serta interpretasi
dampak. Sehingga, dalam sebuah sistem pakar, hal ini berhubungan erat dengan
kemampuan sistem tersebut membuat laporan komprehensif. Sistem pakar ESC-2
VI.8
memiliki kemampuan membuat laporan singkat mengenai keseluruhan interaksi program
dan pengguna. Sehingga, jawaban untuk pertanyaan ini selalu "Ya".
Kriteria keterlibatan publik berhubungan dengan kemampuan masyarakat
memberikan masukan dalam interpretasi dampak. Karena mekanisme ini belum ada
dalam ESC-1, serta tidak diimplementasikan dalam ESC-2, maka jawaban pertanyaan ini
selalu "Tidak". Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa keterlibatan publik dapat
menjadi fitur yang baik untuk diimplementasikan dalam versi program selanjutnya. Tiap
kriteria yang terukur oleh modul serta variabel dalam program utama yang dipergunakan
untuk menjawabnya dapat terlihat pada tabel 6.7.
Tabel 6.7. Pertanyaan untuk interpretasi dampak serta variabel dalam program
Kriteria Pertanyaan Variabel yang Diakumulasi
Signifikansi Apakah metode ini membutuhkan sebuah
penilaian kepentingan dalam skala lokal,
regional, serta nasional?
Pertanyaan eksplisit pada
pengguna.
Kriteria eksplisit Apakah metode ini membutuhkan
pernyataan mengenai kriteria dan asumsi
yang dipakai?
Skor dari database kriteria dan
asumsi.
Ketidakyakinan Apakah metode ini memperhitungkan
ketidakyakinan proyeksi dampak?
Jawaban selalu "Ya".
Resiko Apakah metode ini berfokus pada
dampak dengan kemungkinan kejadian
yang kecil namun potensi perusakan yang
besar?
Angka dampak yang
teranalisis.
Perbandingan alternatif Apakah metode ini menyediakan cara
untuk membandingkan alternatif-
alternatif yang ada?
Jumlah alternatif yang
ditawarkan program pada saat
dijalankan
Agregasi Apakah metode ini menyediakan cara
untuk agregasi informasi dalam
pengukuran serta interpretasi dampak?
Jawaban selalu "Ya".
Keterlibatan publik Apakah metode ini menyediakan cara
agar masyarakat dapat memberikan
masukan dalam interpretasi dampak?
Jawaban selalu "Tidak".
VI.9
6.1.4. Komunikasi Dampak
Dalam kelompok kriteria komunikasi dampak, kriteria kelompok terkena dampak
menganalisis kemampuan metode mencari hubungan antara dampak dan kelompok
manusia yang terkena dampak. Sistem pakar ESC-1 tidak memiliki mekanisme ini, dan
tidak akan diimplementasikan dalam ESC-2. Sehingga, jawaban pertanyaan ini selalu
"Tidak". Dalam versi program selanjutnya, kriteria ini dapat diimplementasikan.
Kriteria deskripsi setting lingkungan menganalisis pendeskripsian rona
lingkungan dalam metode. Modul Warner-Preston memberikan nilai bagi kriteria ini
dengan memeriksa jumlah komponen lingkungan yang dianalisis dalam modul program
utama. Semakin tinggi jumlah komponen lingkungan yang dianalisis oleh pengguna,
semakin tinggi pula nilai kriteria ini.
Kriteria format penyingkatan berhubungan erat dengan kemampuan metode
menggunakan pola penyingkatan yang disarankan. Metode sistem pakar dalam penilaian
AMDAL sudah mengikuti pola penyingkatan yang baku. Sistem pakar ESC-2 memiliki
kemampuan membuat laporan singkat mengenai keseluruhan interaksi program dan
pengguna. Sehingga, jawaban untuk pertanyaan ini selalu "Ya".
Kriteria isu utama memeriksa apakah metode ini mampu menyimpulkan dampak
mana yang menjadi dampak paling utama. Modul Warner-Preston menganalisis semua
interaksi antara pengguna dan sistem, kemudian memeriksa dampak mana saja yang
paling sering muncul. Bila metode ini menghasilkan dampak-dampak yang secara nyata
menjadi dampak-dampak paling utama, maka skor yang diberikan cukup tinggi.
Kriteria kesesuaian dengan NEPA berhubungan dengan penggunaan standar yang
diberikan NEPA. Hal ini berhubungan dengan penyusunan basis data awal sistem pakar.
ESC-1 telah sesuai dengan standar internasional yang ada, sehingga jawaban pertanyaan
ini senantiasa "Ya". Tiap kriteria yang terukur oleh modul serta variabel dalam program
utama yang dipergunakan untuk menjawabnya dapat terlihat pada tabel 6.8.
VI.10
Tabel 6.8. Pertanyaan untuk komunikasi dampak serta variabel dalam program
Kriteria Pertanyaan Variabel yang Diakumulasi
Kelompok terkena dampak Apakah metode ini menghubungkan
dampak dengan kelompok manusia yang
paling terkena dampak?
Jawaban selalu "Tidak".
Deskripsi setting lingkungan Apakah metode ini membutuhkan
deskripsi setting lingkungan yang jelas?
Memeriksa jumlah komponen
lingkungan yang dianalisis
dalam interaksi pengguna dan
sistem.
Format penyingkatan Apakah metode ini melingkupi format
penyingkatan yang disarankan?
Jawaban selalu "Ya".
Isu-isu utama Apakah metode ini menyarankan cara
untuk menggarisbawahi isu-isu atau
dampak utama?
Memeriksa jumlah dampak
yang paling sering menjadi
hasil analisis dalam interaksi
pengguna dan sistem.
Kesesuaian dengan NEPA Apakah metode ini sesuai dengan standar
yang diberikan NEPA?
Jawaban selalu "Ya".
Pada akhir running program keseluruhan, modul Warner-Preston akan
menampilkan skor untuk tiap aspek studi, berikut dengan kriteria-kriteria yang mendasari
skor tersebut. Sehingga, analisis dampak yang dilakukan oleh sistem pakar akan terkaji
dengan komprehensif sesuai dengan aspek-aspek penilaiannya. Pengguna juga dapat
mendapatkan alasan penilaian skor setiap aspek dengan memeriksa nilai masing-masing
kriteria yang terdapat pada aspek tersebut.Modul Warner-Preston dibagi menjadi empat
jaringan semantik yang berbeda. Jaringan-jaringan semantik ini merupakan jaringan
semantik identifikasi dampak (Gambar 6.1.), pengukuran dampak (Gambar 6.2),
interpretasi (Gambar 6.3.), serta komunikasi(Gambar 6.4.).
VI.11
Gambar 6.1. Diagram Alur Kriteria Pengukuran Dampak
VI.12
Gambar 6.2. Diagram Alir Kriteria Identifikasi Dampak
VI.13
Gambar 6.3. Diagram Alir Kriteria Interpretasi Dampak
VI.14
Gambar 6.4. Diagram Alir Kriteria Komunikasi Dampak
6.2. Instrumentasi dan Metodologi Observasi
Dalam prakteknya di lapangan, seorang penyusun laporan AMDAL harus
mengumpulkan banyak sekali data dengan kegiatan sampling. Kegiatan ini termasuk
pengamatan polutan di udara maupun air. Seorang penyusun laporan AMDAL dapat
memilih pelbagai jenis metoda untuk memeriksa salah satu polutan. Pertimbangan yang
dipakai untuk memilih metoda tertentu termasuk pertimbangan akurasi, skala
pengukuran, serta biaya. Akurasi tentunya memegang peran penting dalam observasi
pencemar. Skala pengukuran dapat memegang andil bila deteksi yang diinginkan
menyangkut konsentrasi yang amat kecil maupun amat besar. Biaya juga harus
dipertimbangkan untuk pertimbangan pemrakarsa proyek.
Penyusun menambahkan fasilitas analisis metodologi dalam sistem pakar ESC-2.
Analisis ini dilakukan dengan sebuah basis pengetahuan baru yang mengaitkan data
polutan dengan data instrumentasi. Data instrumentasi yang dipakai juga melingkupi
data-data mengenai kinerja alat dan akurasi metode secara keseluruhan.
VI.15
Pohon pengetahuan berikut disusun dengan klausa dasar methods(…) yang
memiliki empat buah sub-klausa. Sub-klausa pertama merupakan nama polutan,
melingkupi semua polutan yang dapat dihasilkan industri semen. Sub-klausa kedua
merupakan nama metode atau instrumen yang digunakan dalam deteksi polutan tersebut.
Sub-klausa ketiga adalah angka deteksi minimum alat maupun metode tersebut. Sub-
klausa keempat merupakan angka variabilitas hasil alat bila eksperimen diulang beberapa
kali. Sub-klausa ini merupakan salah satu angka yang umum dipakai untuk menentukan
akurasi alat. Berikut disajikan pohon pengetahuan kelompok klausa ini, dengan meninjau
polutan-polutan tertentu.
Gambar 6.5. Pohon Pengetahuan Metodologi Observasi
Klausa lain yang digunakan dalam analisis metodologi adalah klausa unit(…),
yang merupakan hubungan antara polutan serta dimensi yang dipakai dalam sebuah
pengukuran. Sebagai misal, temperatur menggunakan Celcius, sedangkan partikulat
diukur dengan ppm. Dengan penambahan kelompok klausa ini, sistem pakar dapat
VI.16
meneliti polutan dengan besaran-besaran yang berbeda secara lebih akurat. Dalam
prakteknya, implementasi kelompok klausa ini dalam sistem pakar amat sederhana
karena sub-klausa memiliki korespondensi satu-satu.
Dari pohon pengetahuan di atas, dapat diidentifikasi pola penyederhanaan yang
cocok bagi topik ini. Pola ini dipergunakan untuk membentuk diagram semantik yang
komprehensif untuk topik observasi polutan. Diagram semantik ini jauh lebih ringkas
sehingga dapat dijadikan acuan yang mudah untuk penyusunan kode Prolog pada sistem
pakar ESC. Diagram semantik tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.6.
Gambar 6.6. Diagram Alir Metodologi Observasi
VI.17
Dari pohon-pohon di atas, penyusun dapat dengan mudah menambahkan sebuah
basis pengetahuan komprehensif mengenai metodologi observasi. Karena basis
pengetahuan ini sebelumnya tidak ada dalam sistem pakar, maka klausa-klausa yang
ditambahkan cukup banyak. Selain memodifikasi klausa yang ada, penyusun juga
membuat beberapa algoritma baru untuk penyimpanan data dan pencarian (storage and
retrieval). Berikut disajikan kode Prolog yang telah dikerjakan oleh penyusun.
/*method( “Pollutant”,”Technique”,minimum_detectable,variability).*/
method("Suspended solid","Non-filterable residue by drying oven",4.0,5.8).
/*unit("Pollutant","Unit").*/
unit("Suspended solid"," mg per liter").