43
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Terdapat perbedaan gambran histopatologis ginjal tikus wistar antara kelompok
pemberian tawas dalam pakan dosis 12% selama 30 hari dengan kelompok kontrol.
2. Terdapat perbedaan gambaran histopatologis ginjal tikus wistar antara kelompok
pemberian tawas dalam pakan dosis 8% selama 30 hari dengan kelompok kontrol.
3. Terdapat perbedaan gambaran histopatologis ginjal tikus wistar antara kelompok
pembarian tawas dalam pakan dosis 4% selama 30 hari dengan kelompok kontrol.
4. Tidak Terdapat perbedaan gambaran histopatologi ginjal tikus wistar antara
kelompok pemberian tawas dalam pakan dosis 12% selama 30 hari antar kelompok
pemberian tawas dalam pakan dosis 4% pada degenerasi dan terdapat perbedaan
nekrosis antar kelompok tersebut.
5. Tidak terdapat perbedaan gambaran histopatologis ginjal tikus wistar dengan
kelompok pemberian tawas dalam pakan dosis 12% selama 30 hari antar kelompok
pemberian tawas dalam pakan dosis 8% antar kelompok pemberian tawas dalam
pakan dosis 4%.
7.2 Saran
44
a) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian tawas dalam
pakan yang biasa beredar di masyarakat dengan dosis yang lebih bervariasi dan
jangka waktu penelitian yang lebih lama..
b) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tehnik pengambilan dan
pengolahan jaringan yang lebih baik serta sistem skoring yang lebih spesifik.
c) Perlu dilakukan studi epidemiologi mengenai keracunan tawas di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
45
1. Winarno, F.G., Kimia Pangan dan Gizi. Gamedia Pustaka Utama, Jakarta.
2004.
2. Nurrahman dan Isworo J. pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi
Tawas terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Ikan Tongkol Asap.
Dalam Proseding Seminar Teknotogi Pangan PATPI. Malang,2002
3. Haribi R, Kelainan Fungsi dan Histopatologi Hati dan Ginjal Tikus Putih
(Rattus nurvegicus) Akibat Suplementasi Tawas Dalam Pakan. Penelitian
Hibah Bersaing Dirjen DikTi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta,
2007
4. Antoniraj, how to purify muddy water, 2014 (online) Availabel from :
www.instructables.com diakses 11 februari 2015
5. Cheung RCK, Chan MHM, CWK and Lau ELK. Ho CS, Lam Heavy metal
poisoning clinical sigrificance and laboratory investigation.Asia pasific
Analyte Notes. BD Indispensable to Human Health. Hong Kong.200l
7(t):22-34
6. Sumiwi YA, Sosrosuseno W, Soesatyo M. Uji hipersensitivitas kontak dan
spesifrkasi terhadap merkuri (Hg) pada tikus Wistar. Berkala Ilmu
Kedokteran. Fak. Kedokteran UGM Yogyakarta. Vol 30, 1998.
7. Gartner, L Hiatt. Color Textbook of histology 3rd Edition. 2007. Available
from : www.studentconsult.com, diakses 7 desember 2013.
8. Susanto Hardono, Erie B.P.S Andar, R.M Suryo Adji. Systema Urogenitale.
Semarang: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
2011 :5-8
46
9. Faradz Sultana MH, Soetedjo, Bambang Witjahjo, Neni Susilaningsih,
Ratna Damma P, dkk. Lecture Notes Histologi 2. Semarang: Bagian
Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2011 : 5-8.
10. Lauralee Sherwood, Buku Ajar Fisiologi Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Indonesia EGC: 2009; 567-79
11. Sarjadi, Indra Wijaya, Bambang Endro Putanto, Udadi Sadhana. Panduan
Praktikum Patologi Anatomi 1. Edisi IV. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro Semarang. 2014: 1-2
12. Soebowo, Sarjadi, Indra Wijaya, Siti Amarwati, Ika Pawitra Miranti, Awal
prasetyo. Patologi Anatomi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. 2008: 125-47
13. Sumirat J. Toksikologi Lingkungan. Gadjalt Mada University Press,
Yogyakart4 2003;107-36.
14. WHO Alih bahasa Suyono J. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta, 1995: ;256- 59
15. Lehninger AL. Principles of Biochemistry. Worth Publisher, Inc Sparks,
Maryland, I 995.
16. Hoffbrand AV, Pettit JE and Moss PAH. Essensial Haematology. 4.Ed,
Blackwell Science, Ltd. Oxford, 2005.
17. Laurance, B., Keith, P., Donald, B., and lain, B. Goodman and Gildman’s
Manual of farmacology and Theraupetics. Boston : McGraw-Hill; 2008
18. Macfarlane, Reid, and Callander. Pathology illustrated 5th Edition.
Philandephia: Elsenvier.
47
19. Kumar, Abbas, Fausto, and Mitchell. Basic Pathology 8th Editon. Jakarta:
EGC. 2007: 595-97.
20. Richard N,Michel MD,Ramzi S, Cotran. Jejas, Adaptasi dan Kematian Sel.
In: Robins Pathologic Basic of Disease. 7th ed.Alih Bahasa: Prasetiyo A,
Pendit UB, Priliono T. Vol1.Jakarta:EGC:2003:3-28
21. Alpers, C. E. And Fogo, A. B. 2007. The kidney and is collecting system.
Kumar, V., Abbas, K., Fausto, N. And Mitchell, R. N., Robbins. Basic
pathology. 8th ed. Philandelphia: Saunders Elsevie.
22. Budi Santoso, Pengaruh suplementasi seng terhadap kerusakan tubulus
ginjal dan sistem hematopoesis tikus yang diberi tawas, ilmu biomedik,
Universitas diponegoro, semarang:2009.
48
LAMPIRAN
Lampiran 1. Cara Perhitungan Dosis22
Tabel 12. Tabel konversi perhitungan dosis berbagai hewan uji19
Tikus
20gr
Tikus
20 gr
Marmt
400 gr
Kelinci
1,5 kg
Kucing
2 kg
Kera
4kg
Anjing
12 kg
Manusia
70 kg
Tikus
20 gr
1,0 7,0 13,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
Tikus 200 gr
0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0
Marmut
400 gr
0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
Kelinci
1,5 kg
0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
Kucing
2kg
0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
Kera 4
kg
0,016 0,12 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Anjing 12 kg
0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
Manusia
70 kg
0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
49
Perhitungan:
Kebutuhan Makan Tikus = 10% × 200 gram
= 10
100× 200
= 20 gram
Maka Kebutuhan Makan Tikus (KMT) per 200 gram adalah 20 gram
Tawas (%) = 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑠 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑘𝑚𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚)× 100%
Kmt = 20 gram
12% = 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑠
20 𝑚𝑔× 100
= 2,4 gram
= 2400 mg
Maka dosis tawas dengan konsentrasi 12 % pada tikus 200gram adalah 2400mg
a) Perlakuan pertama dengan konsentrasi 12 % = 2400 mg/kgBB/hari
b) Perlakuan kedua dengan konsentrasi 8 % = 1600 mg/kgBB/hari
c) Perlakuan ketiga dengan konsentrasi 4 % = 800 mg/kgBB/hari
d) Perlakuan control dengan konsentrasi 0% = 0 mg/kgBB/hari
50
Lampiran 2. Metode Baku Histologi Pemeriksaan Jaringan
A. Cara Pengambilan Jaringan dan Fiksasi
1) Mengambil jaringan sesegera mungkin setelah tikus wistar diterminasi
dengan cara dislokasi leher (kurang dari 2 jam) dengan ukuran 1 cm3.
2) Kemudian memasukan ke dalam larutan fikasasi dengan urutan sebagai
berikut :
a) Fiksasi dalam larutan formalin 10 %
b) Dehidrasi dengan alkohol 30 % selama 20 menit I, 20 menit II, dan
20 menit ke III.
Lalu lanjutkan dengan alkohol 40 % 1 jam
Alkohol 50 % 1 jam
Alkohol 60 % 1 jam
Alkohol 70 % 1 jam
Alkohol 80 % 1 jam
Alkohol 90 % 1 jam (alkohol 70 %-80% dapat ditunda
sampai keesokan harinya).
c) Larutan xylol 1 : 1 dengan waktu kurang lebih 24 jam.
d) Clearing dengan larutan xylol 1, 2, 3 dengan waktu masing-masing
20 menit, sehingga jaringan terlihat tembus pandang.
e) Xlol parafin 1 : 1 selama 20 menit/24 jam dengan dipanaskan dalam
oven 600C.
51
f) Embeding dan bloking: parafin 1, 2, 3 selama 20 menit, lalu jaringan
dicetak blok parafin kemudian didinginkan, sehingga cetakan dapat
dibuka.
g) Trimming: memotong balok-balok parafin sehingga jaringan mudah
dipotong dengan mikrotom.
B. Cara pemotongan blok (sectioning)
1) Menyiapkan kaca objek bersih.
2) Kaca objek diberi albumin ditengahnya dan direkatkan.
3) Blok yang sudah disiapkan dipotong dengan ketebalan 5 mikron, lalu
dimasukkan dalam air panas kurang lebih 600C. Setelah jaringan
mengembang, jaringan diambil dengan kaca objek yang sudah diberi
albumin.
4) Kemudian dikeringkan
5) Parafin yang ada pada kaca objek atau jaringan dihilangkan dengan
dipanaskan dalam oven 600C atau dengan tungku.
C. Pewarnaan HE
Slide jaringan dimasukkan kedalam :
1) Xylol 1, 2, 3 masing-masing 10 menit.
2) Rehidrasi dengan alkohol xylol selama 5 menit.
3) Bilas alkohol 30-96% masing-masing kurang lebih 30 menit.
4) Bilas aquades 1x kurang lebih 10 menit.
5) Rendam dalam hematosiklin kurang lebih 10 menit.
6) Bilas dengan air mengalir sampai bersih.
52
7) Bilas aquades, lalu acid alcohol (alkohol+NaCl 0,9%).
8) Bilas alkohol 50-96%
9) Eosin kurang lebih 2-5%
10) Bilas alkohol 96% sebanyak 2x
11) Bilas alkohol xylol.
12) Keringkan dengan kertas saring, langsung dibersihkan kotoran-kotoran
yang ada disekitar jaringan.
13) Xlol 1 (5 menit), xylol 2 (5 menit) tetesi asam canada, langsung ditutup
kaca penutup.
14) Preparat sudah siap untuk diamati di atas mikroskop.
53
Lampiran 3 : Hasil Gambaran Histopatologi Ginjal
Kelompok Kontrol Kelompok P1
Kelompok P2 Kelompok P3
Keterangan :
Sel normal
Sel degenerasi
Sel nekrosis
54
lampiran 4. Hasil Skoring Penelitian
Tabel 13. Hasil skoring Pengamatan Gambaran Histopatologi Sel Tubulus Ginjal Tikus
Wistar
Kelompok Degenerasi (D) Nekrosis (N)
I II III IV V I II III IV V
Kontrol 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
Kontrol 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kontrol 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
Kontrol 4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
Kontrol 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perlakuan 1-A 3 3 4 3 3 1 2 1 2 2
Perlakuan 1-B 3 3 3 4 4 1 3 1 3 3
Perlakuan 1-C 4 2 3 2 3 2 3 1 3 2
Perlakuan 1-D 4 3 3 4 4 2 1 1 3 3
Perlakuan 1-E 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3
Perlakuan 2-A 4 4 4 3 3 1 1 1 2 1
Perlakuan 2-B 3 3 3 2 2 3 3 1 1 1
Perlakuan 2-C 1 2 1 2 3 1 2 1 2 3
Perlakuan 2-D 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2
Perlakuan 2-E 4 3 2 2 3 1 1 1 2 1
Perlakuan 3-A 4 4 3 4 4 1 1 2 1 1
Perlakuan 3-B 3 3 4 4 3 2 2 1 1 2
Perlakuan 3-C 3 3 4 3 4 1 1 1 1 1
Perlakuan 3-D 4 4 3 4 4 1 1 1 1 1
Perlakuan 3-E 3 3 3 3 2 3 1 1 2 2
Keterangan :
1 = lesi kurang dari 25% total lapangan pandang
2= lesi 25-˂50% total lapangan pandang
3= lesi 50-70% total lapangan pandang
4= lesi lebih dari sama dengan 75% total lapangan pandang
55
Lampiran 5. Hasil Analisis SPSS
Degenerasi
Case Summaries
Degenerasi
5 .8800 .10954 .8000 .80 1.00
5 3.0800 .48166 3.2000 2.40 3.60
5 2.6400 .65422 2.6000 1.80 3.60
5 3.4400 .40988 3.4000 2.80 3.80
20 2.5100 1.09251 2.8000 .80 3.80
Kelompok
Kontrol
P1
P2
P3
Total
N Mean Std. Dev iat ion Median Minimum Maximum
Tests of Normality
.367 5 .026 .684 5 .006
.198 5 .200* .957 5 .787
.203 5 .200* .976 5 .914
.261 5 .200* .862 5 .236
Kelompok
Kontrol
P1
P2
P3
Degenerasi
Stat istic df Sig. Stat istic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correct iona.
Test of Homogeneity of Variance
1.627 3 16 .223
1.326 3 16 .301
1.326 3 10.707 .317
1.605 3 16 .228
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on trimmed mean
Degenerasi
Levene
Stat istic df1 df2 Sig.
56
Box Plot
Kruskal-Wallis Test
Mann-Whitney Test
Ranks
5 3.00
5 12.80
5 10.20
5 16.00
20
Kelompok
Kontrol
P1
P2
P3
Total
Degenerasi
N Mean Rank
Test Statisticsa,b
13.286
3
.004
Chi-Square
df
Asy mp. Sig.
Degenerasi
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Kelompokb.
Ranks
5 3.00 15.00
5 8.00 40.00
10
Kelompok
Kontrol
P1
Total
Degenerasi
N Mean Rank Sum of Ranks
57
Mann-Whitney Test
Mann-Whitney Test
Test Statisticsb
.000
15.000
-2.652
.008
.008a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Degenerasi
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
Ranks
5 3.00 15.00
5 8.00 40.00
10
Kelompok
Kontrol
P2
Total
Degenerasi
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.000
15.000
-2.652
.008
.008a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Degenerasi
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
Ranks
5 3.00 15.00
5 8.00 40.00
10
Kelompok
Kontrol
P3
Total
Degenerasi
N Mean Rank Sum of Ranks
58
Mann-Whitney Test
Mann-Whitney Test
Test Statisticsb
.000
15.000
-2.668
.008
.008a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Degenerasi
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
Ranks
5 6.50 32.50
5 4.50 22.50
10
Kelompok
P1
P2
Total
Degenerasi
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
7.500
22.500
-1.054
.292
.310a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Degenerasi
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
Ranks
5 4.30 21.50
5 6.70 33.50
10
Kelompok
P1
P3
Total
Degenerasi
N Mean Rank Sum of Ranks
59
Mann-Whitney Test
Nekrosis
Test Statisticsb
6.500
21.500
-1.277
.202
.222a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Degenerasi
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
Ranks
5 3.70 18.50
5 7.30 36.50
10
Kelompok
P2
P3
Total
Degenerasi
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
3.500
18.500
-1.897
.058
.056a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Degenerasi
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
Case Summaries
Nekrosis
5 .8800 .10954 .8000 .80 1.00
5 2.0800 .30332 2.2000 1.60 2.40
5 1.7200 .57619 1.8000 1.20 2.60
5 1.3200 .36332 1.2000 1.00 1.80
20 1.5000 .57491 1.4000 .80 2.60
Kelompok
Kontrol
P1
P2
P3
Total
N Mean Std. Dev iat ion Median Minimum Maximum
60
Box Plot
Tests of Normality
.367 5 .026 .684 5 .006
.254 5 .200* .914 5 .492
.245 5 .200* .871 5 .269
.229 5 .200* .867 5 .254
Kelompok
Kontrol
P1
P2
P3
Nekrosis
Stat istic df Sig. Stat istic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
Test of Homogeneity of Variance
2.242 3 16 .123
1.374 3 16 .287
1.374 3 10.703 .303
2.314 3 16 .115
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on trimmed mean
Nekrosis
Levene
Stat istic df1 df2 Sig.
61
Kruskal-Wallis Test
Mann-Whitney Test
Ranks
5 3.40
5 16.30
5 13.20
5 9.10
20
Kelompok
Kontrol
P1
P2
P3
Total
Nekrosis
N Mean Rank
Test Statisticsa,b
13.574
3
.004
Chi-Square
df
Asy mp. Sig.
Nekrosis
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Kelompokb.
Ranks
5 3.00 15.00
5 8.00 40.00
10
Kelompok
Kontrol
P1
Total
Nekrosis
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.000
15.000
-2.660
.008
.008a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Nekrosis
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
62
Mann-Whitney Test
Mann-Whitney Test
Ranks
5 3.00 15.00
5 8.00 40.00
10
Kelompok
Kontrol
P2
Total
Nekrosis
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.000
15.000
-2.668
.008
.008a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Nekrosis
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
Ranks
5 3.40 17.00
5 7.60 38.00
10
Kelompok
Kontrol
P3
Total
Nekrosis
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
2.000
17.000
-2.293
.022
.032a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Nekrosis
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
63
Mann-Whitney Test
Mann-Whitney Test
Ranks
5 6.60 33.00
5 4.40 22.00
10
Kelompok
P1
P2
Total
Nekrosis
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
7.000
22.000
-1.160
.246
.310a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Nekrosis
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
Ranks
5 7.70 38.50
5 3.30 16.50
10
Kelompok
P1
P3
Total
Nekrosis
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
1.500
16.500
-2.319
.020
.016a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Nekrosis
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.
64
Mann-Whitney Test
Ranks
5 6.80 34.00
5 4.20 21.00
10
Kelompok
P2
P3
Total
Nekrosis
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
6.000
21.000
-1.396
.163
.222a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
Nekrosis
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: Kelompokb.