Download - Bab V_rencana Jaringan Prasarana
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Rencana jaringan prasarana merupakan pendetailan dari rencana jaringan prasarana wilayah
kabupaten yang direncanakan berdasarkan kebutuhan dan skala pelayanan fungsi kawasan pada
Kecamatan Cikupa menurut lokasi dan jenisnya.
Dalam Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang, Kecamatan Cikupa akan
dijadikan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) pusat kegiatan yang dipromosikan untuk dikemudian
hari dapat ditetapkan sebagai PKL karena berdasarkan hasil analisis, fungsi dan perannya dalam
wilayah Kabupaten Tangerang sudah cukup menonjol dan sudah dapat disamakan dengan PKL yang
ada.
Rencana jaringan prasarana sebagai :
a. Pembentuk sistem jaringan pelayanan dan pergerakan di dalam wilayah perencanaan
Kecamatan Cikupa.
b. Dasar perletakan jaringan dan rencana pembangunan prasarana, sarana dan utilitas dalam
wilayah Kecamatan Cikupa sesuai dengan fungsi pelayanannya
c. Dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL) dan sejenisnya
Sedangkan perumusan rencana jaringan prasarana ini didasarkan pada :
a. Rencana jaringan prasarana wilayah Kabupaten Tangerang.
b. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Tangerang.
c. Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi wilayah Kecamatan Cikupa.
d. Analisis daya dukung prasarana dan utilutas serta daya tampung lingkungan hidup.
e. Analisis sistem pelayanan dan pergerakan sesuai fungsi dan peran kawasan Kecamatan Cikupa
f. Ketentuan perundang-undangan yang terkait.
Rencana jaringan prasarana wilayah perencanaan Kecamatan Cikupa merupakan sub sistem yang
terintegrasi dengan sistem di dalam wilayah Kabupaten Tangerang secara keseluruhan yang
dirumuskan berdasarkan kriteria-kriteria :
a. Memperhatikan rencana jaringan prasarana bagian dari wilayah Kabupaten lainnya atau
wilayah administrasi yang berbatasan.
b. Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana, sarana dan
utilitas dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah Kecamatan Cikupa.
c. Mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana, sarana dan utilitas wilayah Kecamatan
Cikupa yanf saling terkait menjadi satu kesatuan sistem.
d. Mengakomodasi kebutuhan fungsi dan peran pelayanana kawasan di dalam jaringan
prasarana Kecamatan Cikupa yanbg saling terkait menjadi satu kesatuan sistem.
Rencana jaringan prasarana di Kecamatan Cikupa terdiri atas:
a. rencana pengembangan jaringan pergerakan;
b. rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan;
c. rencana pengembangan telekomunikasi;
d. rencana pengembangan jaringan air minum;
e. rencana pengembangan jaringan drainase;
f. rencana pengembangan jaringan air limbah; dan
g. rencana pengembangan prasarana lainnya.
5.1 Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan
Sistem jaringan pergerakan yang ada di Kecamatan Cikupa mengandalkan jaringan jalan arteri
Primer (Jalan Raya Serang) yang melintang dari barat ke timur dengan akses jalan tol sebagai
jaringan utama yang menghubungkan Kecamatan Cikupa dengan wilayah sekitarnya, seperti
Kota Tangerang, Jakarta dan wilayah di sebelah barat (Cikupa, Serang, Cilegon dan Merak).
Di dalam Kecamatan Cikupa sendiri, sistem jaringan pergerakan transportasi masih terpusat di
jalur barat-timur (jalan raya serang), dan mengakibatkan adanya titik-titik kemacetan di
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-1 |
BAB 5BAB 5 RENCANA
JARINGAN
PRASARANA
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
sepanjang jalur jalan tersebut. Penyebabnya adalah kapasitas lebar jalan yang hanya memiliki
lebar 5 – 6 meter dengan bahu jalan 0,5 – 1 meter dan dipadati oleh kendaraan-kendaraan
truk, tersebarnya pabrik-pabrik yang belum satu kawasan dan berada tepat di pinggir jalan
raya serang serta angkutan umum dalam mencari penumpang berhenti di sembarang tempat
yang mengakibatkan terhambatnya lalu lintas di jaringan jalan ini. Hal ini perlu mendapatkan
prioritas penanganan untuk segera melakukan pengembangan terminal dan pelebaran jalan
mengingat perkembangan tingkat mobilitas di Kecamatan Cikupa yang semakin tinggi dan
tingkat pertumbuhan industri yang cenderung mengalami peningkatan tajam dalam satu
tahun terakhir.
Kondisi fisik jaringan jalan lingkungan di Kecamatan Cikupa, masih banyak yang kurang baik
sehingga mengganggu aksesibilitas masyarakat, hal ini perlu diperhatikan agar sistem jaringan
pergerakan dapat terintegrasi dengan jaringan jalan utama. Peningkatan/pengembangan
kualitas maupun kuantitas jalan lingkungan perlu dilakukan untuk membagi frekuensi beban
jalan arteri.
Sistem transportasi merupakan aspek yang berperan dalam membentuk struktur wilayah
serta juga menjadi prasarana yang ekonomis bagi perkembangan wilayah. Dengan
dilakukannya peningkatan maupun pengembangan jalan maka nilai ekonomis wilayah yang
dilalui akan meningkat begitu pula dengan ekonomi masyarakatnya.
Rencana pengembangan transportasi jalan di Kecamatan Cikupa di arahkan kepada:
a. Pengembangan jalan tol dengan lokasi
1) alan tol Tangerang–Merak melewati Kecamatan Kelapa Dua, Kecamatan Curug,
Kecamatan Cikupa dan Kecamatan Jayanti;
2) rencana ruas jalan tol Cikupa–Serpong melewati Kecamatan Cikupa, Kecamatan
Panongan, dan Kecamatan Legok;
3) rencana ruas jalan tol Lingkar Utara mulai dari Cikupa–Rajeg–Mauk - jalan tol JORR
II melewati Kecamatan Cikupa, Kecamatan Sindang Jaya, Kecamatan Rajeg, dan
Kecamatan Mauk;
4) rencana pembukaan pintu tol ke arah Merak di pintu tol Cikupa berada di
Kecamatan Cikupa.
b. Peningkatan jaringan jalan arteri primer (jalan raya serang)
c. Rencana peningkatan jaringan jalan dan jembatan
1) ruas jalan Cikupa–Pasar Kemis¬ melewati Kecamatan Cikupa, dan Kecamatan
Pasar Kemis dengan ROW 30 meter dan panjang kurang lebih 7,1 (tujuh koma
satu) kilometer;
2) ruas jalan Cibadak–Tigaraksa melewati Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan
Cikupa dengan ROW 26 (dua puluh enam) meter dan panjang kurang lebih 6,9
(enam koma sembilan kilometer);
3) ruas jalan Cikupa–Serdang Kulon melewati Kecamatan Cikupa dan Kecamatan
Panongan dengan ROW 26 (dua puluh enam) meter dan panjang kurang lebih 8,7
(delapan koma tujuh) kilometer;
4) ruas jalan Curug–Peusar melewati Kecamatan Cikupa dan Kecamatan Panongan
dengan ROW 26 (dua puluh enam) meter dan panjang kurang lebih 7,3 (tujuh
koma tiga) kilometer;
d. Rencana pembangunan jaringan jalan baru dan jembatan
1) ruas jalan poros tengah yang meliputi ruas jalan Cikupa–Sindang jaya–Rajeg–
Mauk–Kawasan Reklamasi, melewati Kecamatan Cikupa, Kecamatan Sindang Jaya,
Kecamatan Rajeg, dan Kecamatan Mauk dengan ROW 30 (tiga puluh) meter dan
panjang kurang lebih 20 (dua puluh) kilometer;
2) ruas jalan sejajar dengan jalan tol dari Desa Bunder–Sindang Jaya, melewati
Kecamatan Cikupa dan Kecamatan Sindang Jaya dengan ROW 26 (dua puluh
enam) meter dan panjang kurang lebih 10 (sepuluh) kilometer;
3) ruas jalan Peusar–Budimulya–Bojong–Jalan Raya Serang, melewati Kecamatan
Cikupa dan Kecamatan Panongan dengan ROW 26 (dua puluh enam) meter dan
panjang kurang lebih 4 (empat) kilometer;
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-2 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
e. Pembangunan jalan layang (fly over) di Kecamatan Cikupa yang berlokasi dari lampu
merah citra raya sampai menuju Desa Bojong. Hal ini untuk mengatasi pelayanan
transportasi di jalan raya serang yang sudah tidak optimal.
f. Rencana pembangunan Jalan Frontage Tol dari Bitung-Cikupa-Balaraja Timur tersebut
dapat dibangun titik transfer moda (sub terminal).
Gambar 5.1Penampang Tipikal Jalan Arteri Primer
Gambar 5.2Penampang Tipikal Jalan Kolektor Primer
Kondisi Minimal Ideal
Kondisi Minimum
Gambar 5.3Penampang Tipikal Jalan Lokal Primer
Kinerja Lalu Lintas Tahun Mendatang
Pengembangan Skenario Pemodelan
Penjelasan tentang skenario pengembangan dalam analisis kinerja ruas jalan pada masa
yang akan datang, secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut :
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-3 |
Kondisi Minimal
Badan Jalan
Jalur Lalu Lintas
2 m
Bahu
7 m 2 m
Bahu
11 m
Kondisi Minimal Ideal
Separator
Jalur Lalu Lintas
Jalur Lalu Lintas
TrotoarJalur Lalu
LintasTrotoa
r
Median
0.25
2 m 6 m
1.3 m
7 m 2.5 m
Separator
Jalur Lalu Lintas
0.25
0.25
0.25
0.25
0.75
6 m7 m 2 m
0.25
1.3 m
0.75
Separator
Jalur Samping
Jalur Lalu Lintas
TrotoarJalur
SampingTrotoa
r
Median
0.25
1.5 m
4 m
1 m
6 m 1.5 m
Separator
Jalur Lalu Lintas
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
4 m6 m 1.5 m
0.25
1.3 m
0.25
Badan Jalan
Jalur Lalu Lintas
1,5 m
Bahu
6 m 1,5 m
Bahu
9 m
Tipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 MTipikal Jalan ROW + 20 M
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
a. Skenario I, adalah tahapan awal pengembangan pemodelan. Analisis pada skenario ini
merupakan analisis model kondisi Tahun 2013, yaitu 1 tahun setelah kondisi eksisting.
b. Skenario II, adalah tahapan kedua dalam pengembangan skenario pemodelan. Analisis
pada skenario ini adalah kondisi pada tahun 2017, yaitu akhir kurun waktu jangka
pendek (5 tahun ke-1).
c. Skenario III, adalah tahapan ketiga dalam pengembangan skenario pemodelan. Analisis
pada skenario ini adalah kondisi pada tahun 2022, yaitu akhir kurun waktu jangka
menengah (5 tahun ke-2).
d. Skenario IV, adalah tahapan keempat dalam pengembangan skenario pemodelan.
Analisis pada skenario ini adalah kondisi pada tahun 2027, yaitu akhir kurun waktu
jangka menengah (5 tahun ke-3).
e. Skenario IV, adalah tahapan keempat dalam pengembangan skenario pemodelan.
Analisis pada skenario ini adalah kondisi pada tahun 2032, yaitu akhir kurun waktu
jangka menengah (5 tahun ke-3).
Skenario 1, Tahun 2013
Berdasarkan data empiris dapat diketahui bahwa, pertumbuhan volume lalu lintas pada
ruas-ruas jalan di Jabodetatabek berkisar antara 3,0% s.d. 5,0%. Jika diasumsikan untuk
wilayah Kabupaten Tangerang, khususnya Kecamatan cikupa yang mempunyai ciri dan
karakteristik sebagai kecamatan dengan basis ekonomi pemukiman dan industri, maka
konsultan menggunakan angka pertumbuhan rata-rata 5,0% per tahun. Volume lalu lintas
pada saat jam puncak di jalan-jalan yang ada di Kecamatan Cikupa tahun 2013, akan
dihitung dengan menggunakan formulasi sebagai berikut.
Pt = Po (1 + i)^n
Dimana : Pt = VJP pada tahun rencana
Po = VJP pada tahun dasar
i = rata-rata pertumbuhan lalu lintas per tahun
n = tahun rencana-tahun dasar
Dengan menggunakan formulasi tersebut, maka prediksi volume lalu lintas dari
pertumbuhan volume lalu lintas dapat dihitung, sehingga akan menghasilkan kinerja lalu
lintas sebagaimana dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan
di Kecamatan Cikupa Tahun 2013VJP C V/C LOS LOS
(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 1.316 1.626 0,81 D B
Arah Bitung 1.646 1.626 1,01 F B2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 1.625 1.626 1,00 F B
Arah Cikupa 1.916 1.626 1,18 F B3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 1.582 1.626 0,97 E B
Arah Tigaraksa 1.818 1.626 1,12 F B4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 324 1.207 0,27 A B
Arah Desa Bunder 593 1.207 0,49 B B5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 1.160 2.505 0,46 B B
Arah Citra Raya 1.143 2.505 0,46 B B6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 753 2.505 0,30 A B
Arah Pemda 1.058 2.505 0,42 B B7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 597 1.059 0,56 C B
Arah Tigaraksa 800 1.059 0,76 D B8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 1.049 1.059 0,99 F B
Arah Pasar Kemis 1.063 1.059 1,00 F B
NO NAMA RUAS JALAN ARAH
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Sesuai dengan tabel diatas, pada beban puncak terdapat 10 ruas jalan dari 16 ruas jalan
yang ada yang mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang
dipersyaratkan (LOS C, D, E, F), dan sisanya 6 ruas jalan yang lain masih berada pada tingkat
pelayanan jalan standar minimal yang dipersyaratkan (LOS A,B). Dengan demikian ada
tambahan 2 ruas jalan yang mengalami penurunan tingkat pelayanan jalan hingga berada
pada tingkat dibawah standar pelayanan yang dipersyaratkan.
Skenario 2, Tahun 2017
Masih menggunakan asumsi pertumbuhan rata-rata volume lalu lintas per tahun adalah
sebesar 5,0% serta menggunakan formulasi yang sama dengan analisis yang dilakukan pada
skenario 2, tahun 2017, maka kinerja lalu lintas pada ruas-ruas jalan utama yang ada di
wilayah Kecamatan Cikupa akan dapat diprediksi. Untuk lebih dapat menjelaskan lebih lanjut
tentang kinerja lalu lintas pada seluruh ruas jalan utama di wilayah Kecamatan Cikupa pada
skenario 2, tahun 2017 tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-4 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Tabel 5.2Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan
di Kecamatan Cikupa Tahun 2017VJP C V/C LOS LOS
(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 1.688 1.626 1,04 F B
Arah Bitung 2.110 1.626 1,30 F B2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 2.084 1.626 1,28 F B
Arah Cikupa 2.457 1.626 1,51 F B3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 2.029 1.626 1,25 F B
Arah Tigaraksa 2.331 1.626 1,43 F B4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 416 1.207 0,34 B B
Arah Desa Bunder 761 1.207 0,63 C B5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 1.487 2.505 0,59 C B
Arah Citra Raya 1.466 2.505 0,59 C B6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 965 2.505 0,39 B B
Arah Pemda 1.356 2.505 0,54 C B7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 766 1.059 0,72 C B
Arah Tigaraksa 1.026 1.059 0,97 E B8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 1.346 1.059 1,27 F B
Arah Pasar Kemis 1.363 1.059 1,29 F B
NO NAMA RUAS JALAN ARAH
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Sesuai dengan tabel diatas, pada beban puncak terdapat 14 ruas jalan dari 16 ruas jalan
yang ada yang mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang
dipersyaratkan (LOS C, D, E, F), dan sisanya 2 ruas jalan yang lain masih berada pada tingkat
pelayanan jalan standar minimal yang dipersyaratkan (LOS A,B). Dengan demikian ada
tambahan 4 ruas jalan yang mengalami penurunan tingkat pelayanan jalan hingga berada
pada tingkat dibawah standar pelayanan yang dipersyaratkan.
Skenario 3, Tahun 2022
Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan rata-rata volume lalu lintas per tahun adalah
sebesar 5,0% serta menggunakan formulasi yang sama dengan analisis yang dilakukan pada
skenario 3, tahun 2022, maka kinerja lalu lintas pada ruas-ruas jalan utama yang ada di
wilayah Kecamatan Cikupa akan dapat diprediksi. Untuk lebih dapat menjelaskan lebih lanjut
tentang kinerja lalu lintas pada seluruh ruas jalan utama di wilayah Kecamatan Cikupa pada
skenario 3, tahun 2022 tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan
di Kecamatan Cikupa Tahun 2022
VJP C V/C LOS LOS(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal
1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 2.164 1.626 1,33 F BArah Bitung 2.706 1.626 1,66 F B
2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 2.673 1.626 1,64 F BArah Cikupa 3.151 1.626 1,94 F B
3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 2.602 1.626 1,60 F BArah Tigaraksa 2.989 1.626 1,84 F B
4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 533 1.207 0,44 B BArah Desa Bunder 975 1.207 0,81 D B
5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 1.907 2.505 0,76 D BArah Citra Raya 1.880 2.505 0,75 C B
6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 1.237 2.505 0,49 B BArah Pemda 1.739 2.505 0,69 C B
7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 982 1.059 0,93 E BArah Tigaraksa 1.315 1.059 1,24 F B
8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 1.726 1.059 1,63 F BArah Pasar Kemis 1.747 1.059 1,65 F B
NO NAMA RUAS JALAN ARAH
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Sesuai dengan tabel diatas, pada beban puncak terdapat 14 ruas jalan dari 16 ruas jalan
yang ada yang mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang
dipersyaratkan (LOS C, D, E, F), dan sisanya 2 ruas jalan yang lain masih berada pada tingkat
pelayanan jalan standar minimal yang dipersyaratkan (LOS A,B).
Skenario 4, Tahun 2027
Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan rata-rata volume lalu lintas per tahun adalah
sebesar 5,0% serta menggunakan formulasi yang sama dengan analisis yang dilakukan pada
skenario 3, tahun 2027, maka kinerja lalu lintas pada ruas-ruas jalan utama yang ada di
wilayah Kecamatan Cikupa akan dapat diprediksi. Untuk lebih dapat menjelaskan lebih lanjut
tentang kinerja lalu lintas pada seluruh ruas jalan utama di wilayah Kecamatan Cikupa pada
skenario 4, tahun 2027 tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.4Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan
di Kecamatan Cikupa Tahun 2027
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-5 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
VJP C V/C LOS LOS(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal
1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 2.775 1.626 1,71 F BArah Bitung 3.470 1.626 2,13 F B
2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 3.428 1.626 2,11 F BArah Cikupa 4.040 1.626 2,48 F B
3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 3.336 1.626 2,05 F BArah Tigaraksa 3.833 1.626 2,36 F B
4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 684 1.207 0,57 C BArah Desa Bunder 1.251 1.207 1,04 F B
5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 2.446 2.505 0,98 E BArah Citra Raya 2.411 2.505 0,96 E B
6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 1.587 2.505 0,63 C BArah Pemda 2.230 2.505 0,89 D B
7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 1.260 1.059 1,19 F BArah Tigaraksa 1.687 1.059 1,59 F B
8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 2.213 1.059 2,09 F BArah Pasar Kemis 2.241 1.059 2,12 F B
NO NAMA RUAS JALAN ARAH
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Sesuai dengan tabel diatas, pada beban puncak seluruh ruas jalan (16 ruas jalan)
mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang dipersyaratkan (LOS C, D,
E, F).
Skenario 5, Tahun 2032
Jika asumsi pertumbuhan rata-rata volume lalu lintas per tahun adalah sebesar 5,0% serta
menggunakan formulasi yang sama dengan analisis yang dilakukan pada skenario 4, tahun
2027, maka kinerja lalu lintas pada ruas-ruas jalan utama yang ada di wilayah Kecamatan
Cikupa dapat dilihat sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 5.5Tingkat Pelayanan Jalan Setiap Ruas Jalan
di Kecamatan Cikupa Tahun 2032VJP C V/C LOS LOS
(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 3.559 1.626 2,19 F B
Arah Bitung 4.450 1.626 2,74 F B2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 4.396 1.626 2,70 F B
Arah Cikupa 5.181 1.626 3,19 F B3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 4.278 1.626 2,63 F B
Arah Tigaraksa 4.915 1.626 3,02 F B4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 877 1.207 0,73 C B
Arah Desa Bunder 1.604 1.207 1,33 F B5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 3.136 2.505 1,25 E B
Arah Citra Raya 3.092 2.505 1,23 E B6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 2.035 2.505 0,81 D B
Arah Pemda 2.860 2.505 1,14 D B7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 1.615 1.059 1,53 F B
Arah Tigaraksa 2.163 1.059 2,04 F B8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 2.838 1.059 2,68 F B
Arah Pasar Kemis 2.873 1.059 2,71 F B
NO NAMA RUAS JALAN ARAH
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Sama dengan kasus pada sub bab sebelumnya, pada beban puncak seluruh ruas jalan (16
ruas jalan) mempunyai tingkat pelayanan jalan dibawah standar minimal yang
dipersyaratkan (LOS C, D, E, F).
Pendekatan Penanganan
Pendekatan Penertiban Kegiatan Disfungsi Jalan
Pendekatan ini dapat dilakukan pada ruas jalan negara yang berada di Kecamatan Cikupa,
dengan melakukan penertiban kegiatan parkir dipinggir jalan Raya Serang. Pemberlakukan
larangan parkir pada ruas jalan tersebut akan menghasilkan kapasitas yang lebih besar
dibandingkaan dengan jika terdapat kegiatan parkir. Terdapat masing-masing 2 meter lebar
jalan tidak berfungsi sebagai lajur lalu lintas. Jika program penertiban tersebut berhasil, maka
lebar jalan pada setiap lajur jalan akan berfungsi kembali sebagaimana mestinya, seperti
terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.6Peningkatan Lebar Efektif Jalan Pasca Penertiban Parkir
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-6 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
di Jl. Raya SerangTIPE BADAN BADAN JLN
JALAN JALAN (m) EFEKTIF (m)1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 4/2 D 7,0 7,0
Arah Bitung 7,0 7,0 2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 4/2 D 7,0 7,0
Arah Cikupa 7,0 7,0 3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 4/2 D 7,0 7,0
Arah Tigaraksa 7,0 7,0 4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 2/2 UD 4,0 4,0
Arah Desa Bunder 4,0 4,0 5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 4/2 D 7,5 7,5
Arah Citra Raya 7,5 7,5 6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 4/2 D 7,5 7,5
Arah Pemda 7,5 7,5 7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 2/2 UD 3,5 3,5
Arah Tigaraksa 3,5 3,5 8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 2/2 UD 3,5 3,5
Arah Pasar Kemis 3,5 3,5
NO NAMA RUAS JALAN ARAH
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Pengaruh dari perbaikan lebar efektif jalan tersebut, akan dapat meningkatkan kapasitas
jalan sampai pada ruas jalan Raya Serang. Namun demikian, kondisinya tidak dapat
menaikkan kinerja hingga berada pada tingkat pelayanan jalan minimal yang dipersyaratkan,
karena hanya bisa membantu tingkat pelayanan jalan pada LOS = C, sedangkan tingkat
pelayanan jalan minimal yang dipersyaratkan adalah pada LOS = B.
Tabel 5.7
Peningkatan Kinerja Jl. Raya Serang Tahun 2012Pasca penertiban Parkir On Street
VJP C V/C LOS LOS(smp/jam) (smp/jam) Ratio saat ini minimal
1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 1.252 2.409 0,52 C BArah Bitung 1.566 2.409 0,65 C B
2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 1.547 2.409 0,64 C BArah Cikupa 1.823 2.409 0,76 D B
3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 1.505 2.409 0,62 C BArah Tigaraksa 1.729 2.409 0,72 D B
4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 308 1.207 0,26 A BArah Desa Bunder 564 1.207 0,47 A B
5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 1.103 2.505 0,44 A BArah Citra Raya 1.088 2.505 0,43 A B
6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 716 2.505 0,29 A BArah Pemda 1.006 2.505 0,40 A B
7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 568 1.059 0,54 B BArah Tigaraksa 761 1.059 0,72 B B
8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 999 1.059 0,94 E BArah Pasar Kemis 1.011 1.059 0,96 E B
NO NAMA RUAS JALAN ARAH
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Pendekatan Pelebaran (peningkatan jalan)
Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 2012, tingkat pelayanan jalan yang berada
dibawah standar minimal tingkat pelayanan jalan yang dipersyaratkan adalah Jl. Raya Serang
dan Jl. Cikupa-Pasar Kemis. Jika lebar jalan pada kedua jalan tersebut, hingga menjadi 6/2 D
di Jl. Raya serang dan 4/2, pada tahun 2012. Hal serupa juga dapat dilakukan pada tahapan
tahan berikutnya, sehingga jadwal pelebaran jalan harus dapat diselaikan pada tahun-tahun
sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 5.8
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-7 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Jadwal Pelebaran Jalan Yang Harus DilakukanPada Ruas Jalan di Kecamatan Cikupa
JADWAL TIPEPELEBARAN JALAN
1 Jl. Raya Serang 1 Arah Citra Raya 2013 6/2 DArah Bitung 2013 6/2 D
2 Jl. Raya Serang 2 Arah Tigaraksa 2013 6/2 DArah Cikupa 2013 6/2 D
3 Jl. Raya Serang 3 Arah Balaraja 2013 6/2 DArah Tigaraksa 2013 6/2 D
4 Jl. Jabarwood Arah Jl. Raya Serang 2017 4/2 DArah Desa Bunder 2017 4/2 D
5 Jl. Boulevard Citra Raya Arah Jl. Raya Serang 2017 4/2 DArah Citra Raya 2017 4/2 D
6 Jl. Poros Utama Pemda Arah Jl. Raya Serang 2017 4/2 DArah Pemda 2017 4/2 D
7 Jl. Bojong-Pasir Bolang Arah Jl. Raya Serang 2013 4/2 DArah Tigaraksa 2013 4/2 D
8 Jl. Cikupa-Pasar Kemis Arah Jl. Raya Serang 2013 4/2 DArah Pasar Kemis 2013 4/2 D
NO NAMA RUAS JALAN ARAH
Pendekatan Pengembangan Jalan Baru
Dalam jangka panjang dibutuhkan pengembangan jalan baru yang dapat membantu untuk
mensetimbangkan kembali lalu lintas yang ada di wilayah Kecamatan Cikupa. Lokasi potensi
pengembangan jaln baru tersebut adalah dengan membuat JALAN FRONTAGE TOL dari
Bitung-Cikupa-Balaraja Timur. Selain untuk meningkatkan kinerja jaringan secara keseluruhan
di Kecamatan Cikupa, jalan tersebut juga akan menjadi “prime area” baru yang ada di
kecamatan cikupa yang akan mempunyai peran strategis di Kabupaten Tangerang. Jika
terdapat jaringan jalan tersebut, maka akan dapat mengurangi beban volume lalu lintas,
khususnya di ruas jalan Raya Serang. Pada ke-2 ujung dan tengah rencana JALAN FRONTAGE
TOL dari Bitung-Cikupa-Balaraja Timur tersebut dapat dibangun titik transfer moda (sub
terminal).
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-8 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Gambar 5.4Peta Rencana Jaringan Transportasi di Kecamatan Cikupa
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-9 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
5.2 Rencana Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan
Pelayanan listrik di Kecamatan Cikupa saat ini di layani oleh PLN. Di Kecamatan Cikupa telah
disediakan 1 gardu induk yang memasok energi ke semua wilayah di Kecamatan Cikupa. Di
Kecamatan Cikupa sendiri memerlukan kebutuhan energi listrik yang tinggi sehingga perlu
adanya pasokan listrik alternatif untuk meringankan beban PLN, seperti energi surya atau
hidromikro baik secara komunal maupun secara individu agar tidak terlalu tergantung dengan
pelayanan PLN, disamping itu memiliki keunggulan: tergolong kedalam sumber energi
terbarukan dan ramah lingkungan, tidak terlalu banyak memakan biaya untuk pemeliharaan
dan memiliki umur teknis lebih dari 30 tahun.
Sehingga untuk menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kecamatan Cikupa
membutuhkan penelitian tentang:
Jenis Teknologi
Penguasaan Teknologi
Implikasi biaya dan ekonomi
Sosialisasi, dsiminasi dan penyebaran.
Ketentuan Umum rencana pendistribusian jaringan listrik ke konsumen dapat dilakukan
melalui:
1. Gardu Induk (GI), yang merupakan gardu listrik tegangan tinggi guna mensuplai
kebutuhan listrik penduduk Kecamatan Cikupa.
2. Jaringan Tegangan Tinggi 150 KV, yang merupakan jaringan transmisi utama dan
berfungsi untuk menyalurkan dan menggabungkan daya listrik dari GI yang satu ke GI
yang lain.
3. Jaringan Tegangan Menengah 20 – 66 KV, yang merupakan jaringan transmisi
menengah yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari GI ke Gardu Distribusi
(GD) atau ke industri-industri dengan jarak pelayanan ideal mencapai 8 km hingga
maksimum berjarak 12 km.
4. Gardu Distribusi (GD), yang berfungsi sebagai penurun tegangan, dari tegangan
menengah 20 – 66 KV menjadi tegangan rendah 380 V / 220 V, untuk melayani
kebutuhan sehari-hari konsumen domestik.
5. Jaringan Tegangan Rendah, merupakan jaringan distribusi dari GD ke konsumen
langsung yang menggunakan sistem distribusi radial dengan sistem penyaluran melalui
kabel tanah yang prioritas pengembangannya dilakukan di pusat pemerintahan, serta
melalui kabel udara dengan biaya lebih rendah di kawasan permukiman penduduk.
Standar Pembangunan Gardu Listrik Ukuran dan Kapasitas Maksimum Gardu per unit. Yaitu:
• Luas tanah : 6 x 9 m2
• Luas casis (bangunan) : 4 x 7 m2
• Radius pelayanan : 200 m2
• Kapasitas maksimum : 630 KVA = 630.000 watt
• Medan listrik yang bisa dicapai ± 6.257 m2.
Rencana pengembangan prasarana dan sarana jaringan energi/kelistrikan di Kecamatan
Cikupa adalah sebagai berikut :
1) Penambahan kapasitas jaringan listrik sesuai dengan arah pengembangan wilayah dan
kegiatan.
2) Peningkatan pelayanan dengan cara meminimalisir gangguan-gangguan teknis.
3) Mengingat Wilayah Kecamatan Cikupa di lalui oleh jaringan Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) maka perlu adanya penetapan jalur hijau yang tegas sesuai
dengan peraturan yang berlaku disepanjang jaringan tersebut, hal ini dimaksudkan agar
wilayah-wilayah di bawah jaringan tersebut dapat terlindungi dari bahaya dan dampak
negatif yang ditimbulkan oleh jaringan tersebut.
4) Jaringan gas, walaupun tidak melayani masyarakat Kecamatan Cikupa hanya melintasi
wilayah ini saja namun keberadaan jaringan gas ini perlu mendapatkan perhatian dalam
pengembangannya, hal ini berkaitan dengan upaya penatagunaan tanah. Untuk
menjaga dan mengamani jaringan gas ini, maka wilayah yang berada diatas jaringan gas
tersebut perlu dijadikan sebagai jalur hijau, agar keberadaan jaringan gas ini dapat
terjaga dan masyarakat dapat terhindar dari bahaya kebocoran gas.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga listrik yang
menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakan untuk penyaluran tenaga listrik dari
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-10 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan di atas 245kV. Ketentuan pemanfaatan
lahan yang dilalui jalur dan di sekitar SUTET diatur berdasarkan prinsip sebagai berikut
berikut:
1. Perlu disediakan ruang aman, yaitu ruang sekeliling penghantar atau kawat listrik
SUTTET yang harus dibebaskan dari kegiatan manusia.
2. Tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah sepanjang jalur SUTET sebagai
ruang aman tetap digunakan oleh pemiliknya sesuai dengan rencana tata ruang.
3. Ruang aman meliputi jarak bebas horisontal dan jarak bebas vertikal. Jarak bebas
horisontal adalah jarak antara titik tengah menara dengan benda terdekat. Jarak bebas
vertikal adalah ketinggian minimal antara penghantar dengan tanah.
4. Jarak bebas horisontal minimal untuk SUTET ditetapkan 32m ke kanan kiri dari titik
tengah menara, sementara jarak bebas vertikal bergantung pada letak menara tersebut
dan beberapa faktor lainnya.
Ruang aman dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga lahan/ruang yang ada dapat
dimanfaatkan secara maksimal untuk berbagai kepentingan, sehingga di satu pihak sistem
listrik yang ada tidak terganggu oleh lingkungan dan di lain pihak lingkungan itu sendiri tidak
terganggu oleh sistem listrik tersebut. Untuk lebih jelasnya rencana jaringan listrik dan gas
Kecamatan Cikupa dapat dilihat pada Gambar 5.5.
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-11 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Tabel 5.9Rencana Kebutuhan Listrik di Kecamatan Cikupa Pada Tahun 2031
KebutuhanSub BWP 1
(watt)
Sub BWP 2
(watt)
Sub BWP 3
(watt)
Sub BWP 4
(watt)
Sub BWP 5
(watt)
Sub BWP 6
(watt)
Perumahan 133.710.200 0 195.669.500 1.954.379.700 0 152.566.700
Industri 4.408.179 1.896.343 4.397.290 1.305.311 588.730 1.177.277
Fasilitas pendidikan 26.611.500 12.463.500 21.276.000 16.090.500 8.892.000 9.786.000
Fasilitas kesehatan 7.477.500 3.180.000 6.000.000 4.522.500 2.820.000 2.910.000
Fasilitas peribadatan 381.000 177.0000 270.000 219.000 153.000 159.000
Fasilitas perdagangan dan jasa 19.139.544 9.848.000 15.400.000 12.528.000 6.739.256 6.008.000
Fasilitas olah raga 2.137.215 1.016.085 3.413.190 2.632.260 1.424.070 1.581.180
Total 193.865.138 30.173.928 246.425.980 1.991.677.271 20.617.056 174.188.157
Sumber : Hasil analisis 2012
Keterangan:
Standar perhitungan menggunakan:
Standar kapasitas liastrik yang dikeluarkan PLN, 2000
Peraturan Menteri Perindustrian No.35 tahun 2010 tentang pedoman teknis kawasan industri
• Kawasan industri = 0,15 - 0,2 MVA/Ha
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-12 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-13 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
5.3 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi di Kecamatan Cikupa diarahkan
untuk mendukung pengembangan industri, perdagangan dan jasa, permukiman, dan sarana
pelayanan kota. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi diarahkan dengan
memanfaatkan secara optimal prasarana yang telah dikembangkan secara terpadu.
Kebutuhan sarana telekomunikasi di Kecamatan Cikupa saat ini masih dilayani oleh PT.
Telkom, jumlah masyarakat yang terlayani belum mencapai 100%. Hal ini berkaitan dengan
distribusi pelayanan sambungan kabel ke pelosok daerah dan juga adanya perkembangan
teknologi telekomunikasi yang sekarang ini didominasi dengan telepon selular, maka tidak
ada masalah bagi masyarakat yang belum terlayani dapat menggunakan telepon selular
tersebut yang harganya relatif terjangkau. Tetapi dalam rencananya jaringan telepon perlu
dirancang untuk mengantisipasi perkembangan yang ada, jaringan telekomunikasi mengikuti
jaringan jalan regional.
Namun dalam pembangunan menara telekomunikasi harus dibangun sesuai dengan kaidah
penataan ruang kota Kecamatan Cikupa, keamanan dan ketertiban, lingkungan, estetika dan
kebutuhan telekomunikasi pada umumnya. Ketentuan pembangunan menara telekomunikasi
dimaksudkan untuk memberikan arahan penyelenggaraan telekomunikasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku disamping kehandalan cakupan (coverage)
frekuensi telekomunikasi dengan tujuan meminimalkan jumlah menara telekomunikasi yang
ada dengan prioritas mengarahkan pada penggunaan / dalam pengguanaan / pengelolaannya
maupun penggunaan ruang kota, namun tetap menjamin kehandalan cakupan pemancaran,
pengiriman dan / atau penerimaan telekomunikasi.
Pola penyebaran titik lokasi menara telekomunikasi dibagi dalam kawasan berdasarkan pola
sifat lingkungan, kepadatan bangunan dan bangun-bangunan serta kepadatan jasa
telekomunikasi. Kawasan tersebut dibagi berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Kawasan I
a. Lokasi yang kepadatan bangunan bertingkat tinggi dan bangun-bangunan serta
kepadatan penggunaan / pemakaian jasa telekomunikasi.
b. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah hanya
untuk menara tunggal, kecuali untuk kepentingan bersama beberapa operator
dapat dibangun menara rangka sebagai menara bersama.
c. Menara telekomunikasi dapat didirikan di atas tanah dan di atas bangunan
dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, estetika dan keserasian
lingkungan.
2. Kriteria Kawasan II
a. Lokasi yang kepadatan bangunan bertingkat dan bangun-bangunan kurang padat.
b. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah dapat
dilakukan untuk menara rangka dan menara tunggal.
c. Menara telekokmunikasi dapat didirikan di atas bangunan jika tidak dimungkinkan
didirikan di atas permukaan tanah dengan memperhatikan keamanan,
keselamatan, estetika dan keserasian lingkungan.
3. Kriteria Kawasan III
a. Lokasi dimana kepadatan banguanan bertingkat dan bangun-bangunan tidak
padat.
b. Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah dapat
dilakukan untuk menara rangka dan menara tunggal.
c. Menara telekomunikasi di atas bangunan bertingkat tidak diperbolehkan kecuali
tidak dapat dihindari karena terbatasnya pekarangan tanah dengan ketentuan
ketinggian disesuaikan dengan kebutuhan frekuensi telekomunikasi dengan tinggi
maksimum 52 meter dari permukaan tanah dengan memperhatikan keamanan,
keselamatan, estetika dan keserasian lingkungan.
Menara telekomunikasi untuk mendukung sistem transmisi radio microwave, apabila
merupakan menara yang dibangun di permukaan tanah maksimum dengan tinggi 72 meter,
ditentukan hanya dapat dibangun dalam peruntukkan tanah II dan peruntukkan tanah III.
Dilarang membangun menara telekomunikasi pada :
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-14 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Lokasi pada peruntukkan tanah spesifik perumahan kecuali pada peruntukkan tanah
perumahan renggang dengan ketentuan harus dilengkapi dengan persyaratan tidak
berkeberatan dari tetangga di sekitar menara dan diketahui oleh lurah setempat.
Bangunan bertingkat yang menyediakan Sarana helipad.
Bangunan bersejarah dan cagar budaya.
Dalam pembangunan menara bersama perlu mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi
dan Informasi No. 02/Per/M.Kominfo/3/2008 tentang pedoman pembangunan dan
penggunaan menara bersama telekomunikasi. Rencana jaringan telekomunikasi dapat dilihat
pada Gambar 5.6.
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-15 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Gambar 5.7Peta Rencana Jaringan Telekomunikasi di Kecamatan Cikupa
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-16 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
5.4 Rencana Sistem Jaringan Air Minum
Kecamatan Cikupa untuk saat ini merupakan kawasan dengan banyak terdapat lahan
persawahan yang secara tata air lahan ini menjadi tempat berkumpulnya air. Akan tetapi
berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Tangerang tahun 2011-2031, Kecamatan Cikupa akan
menjadi kawasan perkotaan dengan fungsi sebagai permukiman kepadatn tinggi, industri,
kantor pemerintahan kecamatan dan pertahanan keamanan negara sehingga ke depannya
akan berdampak pada lahan-lahan persawahan, alih fungsi lahan pertanian akan terjadi.
Untuk mengatisipasi alih fungsi lahan persawahan di Kecamatan Cikupa perlu di ciptakan
pond-pond pengganti lahan persawahan untuk tempat berkumpul air supaya air dapat di atur
tata airnya. Dari topografi Kecamatan Cikupa yang relatif datar memungkinkan terjadi
bencana banjir, jika hal ini sering terjadi pengembangan investasi di bidang industri akan
terhambat. Disamping membangun pond-pond juga dilakukan normalisasi sungai kecil dan
saluran irigasi yang sudah ada supaya terintegrasi dengan sistem tata air kawasan.
Sampai saat ini di Kecamatan Cikupa tidak ada penyediaan air bersih dari PDAM. Umumnya
penduduk menggunakan air tanah dangkal dan dari perusahaan swasta Aetra untuk
keperluan air bersih sehari-hari. Untuk penggunaan air tanah secara bebas perlu dibatasi
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Pengairan yang menekankan
bahwa perlu dilakukan pembatasan penggunaan air tanah untuk menjaga sumber dan
keberlangsungan lingkungan. Untuk mengatasi pembatasan pengambilan air tanah ini perlu
dilakukan secara komunal, dimana untuk setiap perumahan skala besar perlu membuat
instalasi air bersih.
Rencana penyediaan air bersih di Kecamatan Cikupa perlu dibedakan perlakuannya
berdasarkan kegiatan, yaitu:
a. Kawasan Permukiman Rumah Petak, Rumah Alami.
Dalam pengembagan penyediaan air bersih di permukiman alami masyarakat seperti
rumah petak, rumah kontrakan untuk karyawan dan permukiman yang di bangun oleh
masyarakat sendiri, perlu adanya ketentuan penyediaan air bersihnya yang sifatnya
komunal untuk dapat pengawasan penggunaan air bersih.
Ada beberapa sistem penyediaan air bersih secara komunal, yaitu:
1) Model penyediaan air bersih komunal berupa penampungan air dengan tower
berkapasitas 500 liter/jam yang dapat melayani 100-150 KK. Setiap rumah dapat
menyambung jaringan perpipaan dari tower tersebut. Model ini di harapkan
dditerapkan pada permukiman yang tidak terlayani oleh PDAM.
2) Penyediaan hidran umum atau tangki penampungan bagi penduduk yang kurang
mampu, namun membutuhkan ketersediaan air bersih dangan sistem komunal,
dimana dalam unit permukiman disediakan sumber air dan didistribusikan ke tiap
rumah baik dengan menggunakan jaringan maupun mengambil dengan ember.
Sistem ini dikelola di tingkat komunitas baik dari pembangunan maupun
pemeliharaan dengan kesepakatan antar masyarakat.
3) Sistem penampungan air hujan, dimana tiap rumah dapat melakukan sistem ini
dengan menyediakan bak-bak untuk penampungan air hujan. Bak-bak ini dibuat di
halaman rumah dengan menggunakan material yang lulus air dan tahan longsor,
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-17 |
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
Gambar 5.7Danau/bekas galian pasir yang bisa
dimanfaatkan sebagai kawasan resapan air dan pariwisata
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
serta harus bebas dari kontaminasi atau pencemaran limbah. Pengelolaannya
dilakukan secara individu. Untuk itu dalam pembuatannya, penempatan sumur
penampungan air hujan harus memenuhi persyaratan jarak terhadap tangki
septik, bidang resapan tangki septik, sumur air bersih dan sumur resapan air
lainnya.
Pengembangan sumur penampungan air hujan dapat dilakukan di rumah-rumah
penduduk pada daerah yang tidak terbangun ataupun dengan memfungsikan pula
saluran penampung air hujan (catchment area) sebagai daerah penampungan air
hujan. Dengan adanya sumur penampungan air hujan ini diharapkan dapat
membantu dalam penyediaan air bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
air bersih bagi masyarakat Kecamatan Cikupa.
b. Kawasan industri
Ketersediaan air bersih menjadi syarat penting untuk kegiatan industri, oleh
karena itu maka penyediaan air bersih perlu di prioritaskan oleh pemerintah
supaya industri tidak menggunakan air tanah dalam yang berlebihan bahkan
setiap industri dapat memanfaatkan air tanah dalam.
Sistem distribusi air bersih bagi industri berupa jaringan perpipaan. Untuk
kelancaran sistem pendistribusian tersebut, perlu diperhatikan faktor-faktor
berikut:
a) Tersedianya tekanan yang cukup pada jaringan pipa distribusi, sehingga air
masih bisa mengalir ke konsumen dengan sisa tekanan yang cukup;
b) Kuantitas air yang mencukupi kebutuhan industri dan dapat melayani 24
jam;
c) Kualitas air bersih terjamin mulai dari pipa distribusi sampai ke user;
d) kebutuhan air bersih bagi industri didasarkan pada standar 0,55 – 0,75
liter/detik/ha.
Pola jaringan sistem perpipaan distribusi air bersih umumnya, dapat
diklasifikasikan menjadi :
a) Sistem jaringan melingkar (Grid System/Loop);
b) Sistem jaringan cabang (Branch System);
c) Sistem kombinasi dari kedua sistem diatas.
Dari ketiga alternatif tersebut di atas disarankan menggunakan sistem jaringan
melingkar karena distribusi airnya akan merata. Sistem distribusi air bersih disarankan
menggunakan cara gravitasi, karena selain ekonomis juga untuk mempermudah dalam
teknis operasional dan pemeliharaan. Selain sistem tersebut faktor bahan dari jaringan
seperti pipa beton, baja dan plastik dapat mempengaruhi kecepatan pengaliran dalam
pendistribusian air. Penyediaan air bersih pada kawasan industri dapat dikelola oleh
perusahaan kawasan industri dengan melalui perijinan dari BLHD Kabupaten Tangerang.
Kecepatan pengaliran dalam pipa distribusi ditetapkan berkisar sebagaimana Tabel 5.10
Tabel 5.10Kecepatan Aliran Menurut Jenis Pipa
Sumber: Peraturan Menteri Perindustrian No. 35/M-IND/PER-3/2010 tentang Pedoman Penyusunan Kawasan Industri
Gambar 5.8Tipe-tipe sistem jaringan perpipaan distribusi
(a) Sistem melingkar, (b) Sistem bercabang, dan (c) Sistem kombinasi
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-18 |
Jenis PipaKecepatan (m/dt)
Minimum MaksimumPipa mortar atau pipa beton 0,3 3,0Pipa steel atau cast iron pipe 0,3 5,0Pipa plastik atau PVC 0,3 6,0
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
c. Kawasan Perdagangan, Jasa dan Pemerintahan
Kawasan ini didalam rencana semestinya dalam penyediaan air bersih dilayani
oleh PDAM karena kebutuhan sehari-hari tidak seintensif kawasan perumahan
atau industri. Sistem penyediaan air bersih berupa perpipaan.
5.5 Rencana Sistem Jaringan Drainase
Sistem drainase di Kecamatan Cikupa secara umum mengikuti jaringan jalan khususnya
di jaringan jalan regional, sebetulnya sistem drainase sudah cukup baik khususnya di
kawasan perumahan-perumahan yang hanya belum terintegrasi sehingga sistem
drainase yang ada untuk menyelesaikan sistem pengendali air di kawasan-kawasan
tersebut. Dalam sistem drainase tidak terlepas dari sistem tata air, terlebih Kecamatan
Cikupa dilalui sungai-sungai yang berasal dari hilir di Bogor maka penanganannya perlu
mempertimbangkan aspek alam. Dalam sistem tata air, sistem yang dibangun harus
terintegrasi antar kawasan sehingga perlu dilihat dari hilir hingga hulunya supaya tidak
ada persoalan di titik-titik tertentu.
Sistem drainase perlu ditinjau kembali jenis salurannya, apakah saluran primer atau
saluran sekunder supaya bangkitan air tidak melampaui saluran tersebut. Serta dimensi
harus disesuaikan dengan dimensi standarnya. Dalam penanganan sistem drainase
khususnya pada perumahan perlu ditegaskan bahwa sistem ini bagian dari sistem yang
sudah ada dan disesuai dengan dimensi standar supaya terintegrasi dengan kawasan-
kawasan lainnya. Pemeliharaan pondasi yang sudah ada perlu dilakukan sebagai sistem
ekologi dan cadangan air serta tempat parkir air ketika hujan.
Untuk dapat menghasilkan suatu sistem drainase yang terarah direncanakan untu
menciptakan sistem jaringan yang terhirarki yang meliputi saluran primer, saluran
sekunder dan saluran tersier, yaitu :
1. Saluran primer adalah saluran yang membawa limpasan air hujan ke lokasi
pembuangan akhir. Dalam hal ini yang dipersiapkan untuk menjadi saluran primer
adalah Sungai Cidurian dan Sungai Cimancuri. Sesuai dengan fungsinya saluran
primer ini akan memilki dimensi yang relatif besar dari saluran-saluran lainnya.
2. Saluran sekunder adalah saluran yang membawa limpasan air hujan menuju
saluran sekunder.
Dalam hal ini yang akan dimanfaatkan sebagai saluran sekunder adalah jaringan sungai
dan anak-anak sungai yang mengalir menuju Sungai Cirarab dan Sungai Cimancuri.
Untuk lebih memperlancar aliran air hujan tersebut dibuat pula saluran primer buatan
yang merupakan saluran yang ditempatkan disepanjang jaringan arteri primer. Dapat
dilihat pada Gambar 5.13.
Gambar 5.9Sistem Drainase Terbuka
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-19 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Tabel 5.11Rencana Penyediaan Air Minum di Kecamatan Cikupa
KebutuhanBLOK 1
(liter/hari)
BLOK 2
(liter/hari)
BLOK 3
(liter/hari)
BLOK 4
(liter/hari)
BLOK 5
(liter/hari)
BLOK 6
(liter/hari)
Perumahan 19.947.340 9.4833.460 15.928.220 12.283.880 6.645.660 7.378.840
Industri 28.565.000 12.288.303 28.494.439 8.458.415 3.814.970 7.628.755
Fasilitas pendidikan 168.330 40.500 79.050 145.185 46.875 60.930
Fasilitas kesehatan 36.500 16.500 29.000 22.000 12.500 13.500
Fasilitas peribadatan 264.000 124.000 208.000 160.000 92.000 100.000
Fasilitas perdagangan dan jasa 900.281 427.500 718.500 555.000 300.593 333.000
Fasilitas olah raga 28.496 13.548 22.755 17.548 9494 10.541
Fasilitas pemerintahan 1.065 675 1.035 690 525 750
Total 49.911.012 107.744.486 45.480.999 21.642.718 10.922.617 15.526.316
Sumber : Hasil Analisis 2012
No. Penggunaan lahan Standar1. perumahan 140 liter/orang/hari2. perkantoran 15 liter/orang/hari3. Perdagangan dan jasa 1,5 m3/Unit/hari4. Prasarana pendidikan 15 liter/siswa/hari5. Prasarana kesehatan 500 liter/Unit/hari6. Prasarana peribadatan 4 m3/Unit/hari7. Fasilitas lainnya (pos satpam, pemadam kebakaran, pos
polisi, kantor pos, kantor telepon dll)2 m3/Ha/Hari
8. Industria. Zona industrib. Kawasan industric. Komplek industrid. Kawasan berikate. permukiman industri kecilf. Sentra industri kecilg. Sarana usaha industri kecil
max. 8 liter/detik/Ha0,55 – 0,75 liter/detik/Ha12 liter/detik/Ha1 – 12 liter/detik/Hamax. 6 liter/detik/Hamax. 6 liter/detik/Hamax. 6 liter/detik/Ha
Sumber : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001Peraturan Menteri Perindustrian No.35 tahun 2010 tentang pedoman teknis kawasan industri
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-20 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Gambar 5.9Peta Rencana Jaringan Air Bersih di Kecamatan Cikupa
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-21 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-22 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
5.6 Rencana Sistem Jaringan Air Limbah
Dalam rencana pengembangan jaringan air limbah tidak terlepas dari sanitasi dan air
limbah rumah tangga serta industri. Rencana penanganan air limbah di Kecamatan
Cikupa, akan dibagi menjadi 2 kelompok kegiatan yang menghasilkan sumber limbah,
antara lain:
a. Permukiman, Jasa, Perdagangan dan Pemerintahan
Limbah yang dihasilkan berupa: air limbah rumah tangga; Limbah rumah tangga
adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas
industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau
sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah
terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia
tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit
disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar
tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah
harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan pengolahan limbah rumah
tangga yaitu dengan :
Membuat saluran air kotor
Membuat bak peresapan
Membuat tempat pembuangan sampah sementara
Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut;
Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air
dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
Tidak mengotori permukaan tanah.
Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat
dan murah.
Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan
pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan.
Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus
untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama
dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin
pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder
dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan
saringan khusus.
Limbah bekas air buangan kamar mandi dan bekas air cucian juga harus dikelola
dengan baik. beberapa ketentuan yang sedapat mungkin untuk dilakukan dalam
pengelolaannya yaitu tempat cucian dipasang tidak jauh dari dapur. Bak cucian
dipasang saringan, saluran pralon ke bak kontrol yang jaraknya maksimum 5 m.
Bak ini perlu ditutup dan diberi pegangan agar memudahkan pengambilan tutup
bak. Agar binatang tidak dapat masuk perlu dibuat besi penghalang
Limbah air bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak kontrol dan langsung ke sumur
resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan air yang keluar dari bak resapan
sudah bebas dari pencemaran.Tempat mandi dan cuci dibuat dari batu bata,
campuran semen dan pasir. Bak kontrol dibuat terutama untuk saluran yang
berbelok, karena pada saluran berbelok lama-lama terjadi pengikisan ke samping
sedikit demi sedikit, dan akan terjadi suatu pengendapan kotoran. Dibuat juga
sumur resapan yang terbuat dari susunan batu bata kosong yang diberi kerikil
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-23 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
dan lapisan ijuk. Sumur resapan diberi kerikil dan pasir. Jarak antara sumur air
bersih ke sumur resapan minimum 10 m agar supaya jangan mencemarinya
Sedangkan limbah padat untuk permukiman padat direncanakan dengan
menggunakan sptik tank komunal.
Gambar 5.12Septitanc Komunal
b. Industri
Kawasan industri wajib melakukan pengelolaan lingkungan pada setiap tahap
kegiatan sesuai dengan jenis dampak yang ditimbulkan dengan pendekatan sosial
ekonomi, kelembagaan, dan teknologi. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
kawasan industri merupakan unit yang mengolah air limbah industri yang berada
pada kawasan industri diolah secara terpadu. Perkiraan volume dan kapasitas
limbah cair yang dihasilkan oleh aktivitas industri berkisar antara 60 % - 80 % dari
konsumsi air bersih per hari.
Kriteria (standar) mengenai karakteristik atau kualitas air limbah dari industri
yang dapat diolah dalam IPAL kawasan melalui 6 (enam) parameter kunci, sebagai
berikut :
• BOD : 400 - 600 mg/l
• COD : 600 - 800 mg/l
• TSS : 400 - 600 mg/l
• pH : 4 - 10
• N-prg : 15 – 50 mg/l
• NH3N : 8 – 15 mg/l
Untuk lebih jelasnya mengenai volume air limbah dapat dilihat pada Tabel 5.12
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-24 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Tabel 5.12Perkiraan Volume Air Limbah di Kecamatan Cikupa pada Tahun 2031
KebutuhanBLOK 1
(liter/hari)
BLOK 2
(liter/hari)
BLOK 3
(liter/hari)
BLOK 4
(liter/hari)
BLOK 5
(liter/hari)
BLOK 6
(liter/hari)
Perumahan 15.957.872 75.866.768 12.742.576 9.827.104 5.316.528 5.903.072
Industri 22.852.000 9.830.642 22.795.551 6.766.732 3.051.976 6.103.004
Fasilitas pendidikan 134.664 32.400 63.240 116.148 37.500 48.744
Fasilitas kesehatan 29.200 13.200 23.200 17.600 10.000 10.800
Fasilitas peribadatan 211.200 99.200 166.400 128.000 73.600 80.000
Fasilitas perdagangan dan jasa 720.225 342.000 574.800 444.000 240.474 266.400
Fasilitas olah raga 22.797 10.838 18.204 14.038 7.595 8.433
Fasilitas pemerintahan 852 540 828 552 420 600
Total 39.928.810 86.195.588 36.384.799 17.314.174 8.738.093 12.421.053
Sumber : Hasil Analisis 2012
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-25 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
5.7 Rencana Sistem Jaringan Sampah
Persampahan sekarang ini menjadi persoalan yang krusial ditingkat nasional hingga
kabupaten/kota. Penanganan secara makro, dengan memusatkan penanganan
persampahan pada TPA tidak efisiensi lagi, kebutuhan lahan yang cukup luas untuk TPA
akan menyulitkan pemerintah daerah dalam penyediaannya.
Pada Undang-undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah, dijelaskan
adanya pelibatan yang aktif pada tingkat TPS yang sekarang disebut TPST (Tempat
pengolahan sampah terpadu).
Dalam penanganan persampahan perlu dibagi-bagi peran dan keterlibatan dari semua
pihak untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan persampahan. Untuk lebih jelas
mengenai perkiraan volume sampah dapat dilihat pada Tabel 5.13. Sedangkan untuk
lokasi rencana tempat sampah akan ada di beberapa titik yaitu 3 tempat di dekat
daerah permukiman dan 4 titik di dekat daerah industri. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 5.13 berikut.
Dalam rencana sistem persampahan di Kecamatan Cikupa, perlu dipisahkan
penanganannya berdasarkan fungsi kegiatan yang banyak menghasilkan sampah,
pembagian tersebut, antara lain:
a. Zona Permukiman
Dengan perkembangkan perumahan akan bertambahnya volume yang dihasilkan,
selama ini perumahan-perumahan dalam pengolahan sampah masih menumpang
pada wilayah sekitarnya bahkan lahan pembuangan terletak diluar kawasan
perumahan tersebut, dan akhirnya membebani kawasan disekitarnya yaitu
permukiman masyarakat.
Dalam rencana pada perumahan harus menyediakan pengolahan sampah sendiri
dengan memakai cara yang ramah lingkungan seperti sistem 3 R. sistem
pengolahan bisa kerjasama dengan swasta atau masyarakat seperti bekerja sama
dengan lembaga yang mengurusi persampahan di Kecamatan Cikupa.
b. Zona Industri
Penanganan sistem terpadu dengan metode 3 R dapat dilakukan, hasil dari
pengolahan sampah dapat di manfaatkan untuk penghijauan kawasan atau dijual.
Pola penanganan persampahan kawasan dimulai dari tiap industri dengan
mengharuskan menyediakan tempat sampah yang telah dipilah antara sampah
organik dan anorganik, dari industri kemudian diangkut menuju ke tempat
pengolahan, bisa disebut tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Di TPST ini
diolah sampah organik dijadikan kompos dan bata sedangkan anorganik dapat
diolah menjadi daur ulang, pengolahan ini dapat menjadi industri tersendiri.
c. Zona Perdagangan, Jasa dan Pemerintahan
Pada kawasan perdagangan, jasa dan pemerintahan perlu penanganan yang
berbeda karena secara umum masyarakat yang memanfaatkan kawasan ini
berupa masyarakat mobile, artinya masyarakat yang tidak menetap. Untuk itu
maka perlu difasilitasi tempat sampah bergerak yang nantinya diolah pada TPST.
Penempatan kontainer di sepanjang jalan utama di dekat kawasan perdagangan,
jasa dan pemerintahan menjadi penting, sebagai TPS. Penempatan kontainer di
upayakan minimal 500 m dengan lokasi, untuk menghindari polusi yang di
timbulkan sampah. Untuk itu lokasi TPS ini harus disiapkan di tempat terlindung,
sehingga tidak menimbulkan gangguan lingkungan.
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-26 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
Tabel 5.13Perkiraan Volume Sampah di Kecamatan Cikupa pada Tahun 2031
KebutuhanBLOK 1
(kg/hari)
BLOK 2
(kg/hari)
BLOK 3
(kg/hari)
BLOK 4
(kg/hari)
BLOK 5
(kg/hari)
BLOK 6
(kg/hari)
Perumahan 3.989.468 1.896.692 3.185.644 2.456.776 1.329.132 1.475.768
Industri 2.084 842 1.592 786 539 641
Fasilitas pendidikan 177.410 83.090 141.840 107.270 59.280 65.240
Fasilitas kesehatan 9.970 4.240 8.000 6.030 3.760 3.880
Fasilitas peribadatan 762 318 540 438 306 318
Fasilitas perdagangan dan jasa 68.391 32.515 54.611 42.116 22.785 25.299
Fasilitas olah raga 28.496 13.548 22.755 17.548 9.494 10.541
Total 4.276.581 2.031.245 3.414.982 2.630.964 1.425.296 1.581.687
Sumber: Hasil Analisis 2012
No. Penggunaan Lahan Standar1. Perumahan 2-35 lt/orang/hari4. Perdagangan dan Jasa 0,2-0,6 lt/orang/hari5. Prasarana Pendidikan 0,2 kg/m2/hari6. Prasarana Kesehatan 0,2 kg/m2/hari7. Prasarana Peribadatan 0,05 kg/m2/hari8. Fasilitas Lainnya (Pos Satpam, Pemadam Kebakaran, Pos
Polisi, Kantor Pos, Kantor Telepon Dll)0,2 kg/m2/hari
10. Kawasan industri 0,2 kg/orang/hariSumber: Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Peraturan Menteri Perindustrian No.35 tahun 2010 tentang pedoman teknis kawasan industri
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-27 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-28 |
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Cikupa - Kabupaten Tangerang
R e n c a n a J a r i n g a n P r a s a r a n a V-29 |