Download - BAB XII Spesifikasi Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
12.1. SYARAT TEKNIS UMUM
12.1.1. Umum
1. Jenis dan uraian pekerjaan jenis dan mutu bahan. jumlah dan jenis peralatan
tertentu yang digunakan. jadwal waktu persyaratan teknis khusus, gambar
rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah sebagaiamana
tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan dengan RKS ini.
2. Volume Quality Control dan Uitzet tidak boleh ditulis dalam Bill of
Quantity Kontraktor, namun merupakan beban Kontraktor yang telah masuk
dalam harga satuan masing-masing jenis pekerjaan dalam pengajuan SPH
Kontraktor.
3. Bilamana hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus
diperbaiki kembali. maka perbaikan tersebut menjadi beban Kontraktor
termasuk pengetesan ulang Quality Control.
12.1.2. Persyaratan Tenaga Ahli
1. Personil lapangan yang ditugaskan oleh Kontraktor dalam pelaksanaan
pekerjaan ini agar memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan pada
data lelang Bab IV RKS yang selanjutnya telah menjadi lampiran kontrak
pekerjaan ini.
2. Disamping persyaratan pendidikan dan pengalaman sesuai dengan data
lelang, personil lapangan harus betul-betul mampu mengkomunikasikan
pekerjaan dilapangan.
XII-1
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
3. Personil lapangan harus betul-betul menguasai site pekerjaan,letak
bangunan yang akan dikerjakan terkait semua item pekerjaan yang akan
dilaksanakan
4 Pelaksana lapangan harus betul-betul siaga dengan alat-alat ukur seperti
meteran dan catatan-catatan jurnal setiap perkembangan pekerjaan.
5 Pelaksana lapangan harus betul-betul mengetahui kwalitas dan kwantitas
pekerjaan termasuk bahan-bahan lainnya dan cara pemasangan serta semua
persyaratan teknis pekerjaan dimaksud
6. Pelaksana lapangan agar membuat photo dokumentasi pekerjaan sesuai
dengan persyaratan kontrak yaitu 0 %,50 %, dan 100 % dan harus mengisi
garis realiasai pada time schedule (kurva S ) yang ada untuk bisa
mengetahui perkembangan progress pekerjaan yang dimaksud.
7. Pelaksana lapangan agar membuat catatan-catatan rill dilapangan yang
terkait dengan pengadaan bahan,alat,tahapan pekerjaan,tenaga yang dipakai
yang dijadikan laporan harian
12.1.3. Rencana Kerja
1. Dalam waktu selambat-Iambatnya 7 (tujuh) hari dari saat penandatanganan
Kontrak, kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor harus mengajukan
sebuah Rencana Kerja sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya.
2. Pengajuan Rencana Kerja tersebut serta persetujuan Direksi, tidak akan
mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari pertanggungjawabannya
terhadap pekerjaan yang termaksud dalam Kontrak.
XII-2
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
12.1.4. Tempat Kerja
1. Bila diperlukan tempat Kerja dan tempat tersebut terletak di luar daerah
yang disediakan Direksi, maka Kontraktor harus menyelesaikan biaya ganti
rugi/sewa dan lain-lain biaya sehubungan itu tanpa membebani jasa
Bangunan dengan biaya-biaya tambahan.
2. Kontraktor harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan bilamana
perlu membayar ganti-rugi/sewa untuk penggunaan, penempatan alat-alat,
penempatan gudang-gudang kantor dan keperluan lain-lain yang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan serta mendapatkan ijin persetujuan Direksi.
3. Kontraktor harus menjaga keselamatan baik personil maupun lingkungan
sekitar sesuai dengan standar keselamtan (K3), dan mengantisipasi
timbulnya efek-efek yang merugikan akibat pelaksanaan pekerjaan.
4. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi, Kontraktor
harus membongkar, memindahkan alat-alat konstruksi penolong atau bentuk
- bentuk lain yang sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut
bersih kembali. Pembiayaan untuk hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri
tetapi harus sudah tergabung dalam Rencana Anggaran Biaya.
12.1.5. Bangsal Kerja dan Gudang Bahan
1. Kontraktor harus meyediakan gudang untuk penyimpanan material yang
cukup memenuhi syarat-syarat agar material-material yang tersimpan tidak
lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran
2. Kontraktor harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang
dilengkapi dengan obat – obatan serta memenuhi syarat-syarat kesehatan.
3. Kontraktor harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun
material selama proyek berlangsung.
12.1.6. Peralatan
XII-3
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
1. Kontraktor harus mengajukan daftar terperinci tentang peralatan-peralatan
yang akan digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat tersebut.
2. Kontraktor wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya akan
dipergunakan
3. Kerusakan alat peralatan tersebut harus segera diperbaiki/diganti dan tidak
dapat dipakai sebagai alasan kelambatan pekerjaan
12.1.7. Tanggung-Jawab Kontraktor
1. Pada keadaan apapun dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Direksi tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung
jawabnya kepada pekerjaan sesuai dengan isi Kontrak.
2. Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta petunjuk-petunjuk Direksi.
3. Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya, langka-langkah dan
peralatan yang perlu untuk melindungi pekerja-pekerja dan bahan-bahan
yang digunakan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
4. Untuk pekerjaan instalasi Kontraktor harus melakukan semua testing
dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat
berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang
berlaku. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam
kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini
termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem
ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh
Pemborong.
XII-4
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
5. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus
mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada
3 (tiga) orang calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh
pemberi tugas (customer). Training tentang operasi dan perawatan
tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating maintenance and
repair manual books, sehingga para
petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan
6. Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan
Direksi untuk tujuan mempelancar pekerjaan serta menjamin kualitas
pekerjaan.
7. Kontraktor harus selalu membuat laporan-laporan tertulis tentang hal-ikhwal
yang terjadi dalam rangka pelaksanaan Proyek kepada Direksi secara
periodik
12.1.8. Perintah untuk Pelaksanaan
1. Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi
bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-
petunjuk itu harus diikuti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang –
orang yang ditunjuk / dikuasakan oleh Kontraktor.
2. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan – penjelasan tertulis
selengkapnya apabala Direksi memerlukan, tentang tempat-tempat asal
material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai
pelaksanaannya.
3. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
XII-5
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
4. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas atas macam pekerjaan yang akan
dilaksanakan kepada Direksi harus agak longgar, sehingga ada waktu yang
memungkinkan Direksi mengadakan pemeriksaan.
12.1.9. Ukuran Tinggi Duga (Peil) I Pengukuran
1. Ukuran serta ketentuan tinggi duga (peil) akan ditentukan bersama-sama
oleh Perencana, Direksi dan Kontraktor di Lapangan.
2. Pengukuran - pengukuran / pematokan - pematokan harus dilaksanakan
dengan alat-alat ukur, Waterpass, dan lain-lain yang mempunyai kesalahan
sangat kecil.
3. Pengukuran dengan pegas, galah, tala dan lain-lain tidak dibolehkan.
4. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, serta
juru-juru ukur yang diperlukan oleh Direksi untuk pengecekan hasil ukur.
5. Apabila terdapat tanda-tanda yang rusak harus segera diganti dengan yang
baru dan mendapatkan persetujuan Direksi
6. Pelaksana pekerjaan diwajibkan mengecek ukuran-ukuran / detail-detail
yang ada pada gambar yang diberikan, apakah sesuai atau ada
penyimpangan dengan Gambar Rencana. Apabila di lapangan terdapat
kejanggalan, pelaksana pekerjaan diwajibkan melaporkan kepada Direksi
dan meminta petunjuk secara tertulis. Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga)
gambar penampang dari yang akan dikerjakan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi. Apabila melalaikan hal tersebut di atas, segala resiko
adalah tanggung jawab pelaksana (Kontraktor).
12.1.10.Material
1. Umum
a. Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan
konstruksi sehingga tidak menghambat pelaksanaan.
XII-6
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
b. Bahan yang diterima Direksi harus diamankan tidak sampai menggangu
tertib lingkungan dan aman dari kerusakan.
c. Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus diangkat dalam waktu
selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
d. Bila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan agar diadakan
pemeriksaan pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang
dipakai untuk menguji apakah syarat – syarat mutu dipenuhi. Untuk
Pekerjaan ME Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas
segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang.
Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera
menghubungi Direksi untuk berkonsultasi. Pengambilan ukuran atau
pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan
dengan Direksi apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi
beban tanggung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan
equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi ditentukan dalam Peraturan Pemeriksaan Bahan-Bahan. Hasil-
hasil pemeriksaan demikian harus dipelihara baik dan disimpan oleh
Kontraktor dan apabila diminta harus dapat ditunjukkan kepada Direksi
setiap saat, selama pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun
sesudah pekerjaan selesai.
e. Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu disediakan box-box
material secukupnya.
2. Pasir
Pasir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur (max 5%)
apabila setelah digenggam dan diremas pada telapak tangan tidak tendapat
debu atau lumpur.
3. Air
XII-7
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
a. Air yang digunakan harus air bersih dan tidak boleh mengandung
minyak asam, alkali, garam. bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang merusak.
b. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk
mengirim contoh air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang
diakui untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat
yang dapat merusak. Biaya pemeriksaan menjadi beban Kontraktor.
c. Jumlah air yang dapakai untuk membuat adukan dapat ditentukan
dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan setepat-
tepatnya.
4. Kerikil ukuran 20 – 30 mm
Kerikil harus bersih dari segala macam kotoran
5. Besi Beton.
a. Besi beton bebas dari karat memenuhi syarat SII 0136-84
Kecuali ditentukan lain dalam gambar,diguanakan besi dari jenis BJTP
24 untuk diameter besi < dan sama dengan 12 mm dan dari jenis BJTP
32 untuk diameter > 12 mm.Untuk semua pekerjaan beton
bertulang,ukuran harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Besi beton harus bersih dari kotoran,lemak dan karat
c. Kawat pengikat besi beton harus berkwalitas besi lunak dengan diameter
1 mm
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas harus
disingkirkan dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 3 x 24
jam sesudah ada perintah dari Direksi
e. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dilakukan penukaran
diameter besi dengan tetap meminta persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas
Toleransi Besi : dibawah 10 mm +/- 0.4 mm
XII-8
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
10 mm – 15 mm +/- 0.4 mm
16 mm – 27 mm +/- 0.5 mm
f. Bila dianggap perlu untuk mendapatkan jaminan kualitas harus
dimintakan sertifikat dari Laboratorium untuk percobaan tekan,tarik dan
melengkung 180 derajat,semua biaya ditanggung oleh Kontraktor
6. Semen
a.Semen yang digunakan adalah semen tipe I. Menurut ASTM
b.Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering terlindung dari pengaruh cuaca
dengan ventilasi cukup dan diletakkan di atas dudukan kayu.
c.Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang telah mengeras dalam
zak maka sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
d.Semen yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas
12.1.11. Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar di upayakan tidak menggunakan alat
berat sehingga lebih banyak menyerap tenaga kerja. Kecuali untuk pekerjaan
yang dalam pelaksanaannya memang membutuhkan alat berat Untuk
keperluan tersebut. Pelaksana agar melakukan koordinasi dengan Pihak Hotel
terkait dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan.
12.2. SYARAT TEKNIS KHUSUS
12.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam kontrak ini adalah Pembangunan
Swimming Pool :
A. Pekerjaan Swimming Pool antara lain:
1. Pekerjaan persiapan antara lain :
XII-9
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
a. Pembuatan papan nama proyek, pengukuran, Pas. Papan bowplank,
Pekerjaan Pembongkaran dan pembersihan site, Pas. Pagar Pengaman
Pekerjaan t = 2,40 m
b Pembuatan kantor Direksi, meja, kursi dan perlengkapan lainnya.(tidak
ditawarkan)
c. Pembuatan kantor untuk Kontraktor, bedeng kerja, gudang bahan/alat
lengkap dengan perlengkapannya.(tidak ditawarkan)
2. Pekerjaan meliputi :
a). Pekerjaan Kolam Dewasa dan anak-anak
b). Pekerjaan Balance Tank dan Ruang Pompa
c). Pekerjaan Ruang towel dan Kamar Mandi
d). Pekerjaan Ruang Bilas
e).Penataan Taman
12.2.2. Uraian Pekerjaan
1. Papan Nama Proyek
a. Bentuk ukuran, isi dan warna papan nama proyek/kegiatan harus
dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan penempatannya
harus mendapat persetujuan direksi, papan nama proyek tersebut harus
sudah dicabut setelah serah terima II.
b Jenis dan mutu bahan yang dipakai adalah papan kaso yang bermutu
baik dan permukaan licin (diserut).
2. Kantor Direksi
a. Diperuntukkan bagi ruang kerja Direksi dalam pengendalian
pelaksanaan konstruksi oleh Kontraktor.
b. Penempatan kantor Direksi di lokasi wilayah proyek dan harus
mendapat persetujuan Direksi.
c. Dalam satu wilayah proyek hanya ada satu kantor Direksi
d. Kebutuhan ruang kantor Direksi seluas 24 m2 .
XII-10
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
e. Perlengkapan setiap kantor Direksi adalah soft board, white board
dispenser, filling cabinet (lemari arsip) kipas angin, meja kerja dan
kursi (2 set)dan P3K .
3. Bangsal Kerja/gudang bahan
a. Segera setelah lokasi kerja diserahkan kepada Kontraktor kemudian
kontraktor diwajibkan menyediakan bangsal kerja/gudang bahan.
b. Penempatan bangsal kerja/gudang bahan di lokasi harus mendapat
persetujuan Direksi.
c. Jenis atau mutu bahan yang dipakai adalah :
Atap : Seng gelombang BJLS 28 rangka kayu kruing.
Dinding : Triplek 3 mm rangka kaso kruing 5/7 cm
Tiang : Kayu kruing 6/12
Lantai : Rabat beton 1 pc : 3ps :5krl dengan ketebalan
6 cm
Jendela : Kaca nako
Perlengkapan : Meja dan kursi, papan tulis, papan
penempatan gambar, P3K.
4. Foto Proyek
a. Kontraktor diwajibkan membuat foto proyek sesuai dengan kemajuan
pekerjaan (pada saat 0%, 50%. 100%) pada 4 titik yang sama dan arah
yang sama setiap site, disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap
dan diserahkan kepada Direksi.
b. Foto proyek berwarna, dicetak yang jelas dan bersih ukuran postcard.
c. Foto proyek dibuat rangkap 3 (tiga) dan damasukkan ke dalam album
serta diserahkan kepada Direksi
XII-11
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
5. Pekerjaan Pembongkaran
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran untuk memungkinkan dalam
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
b. Kontraktor harus melaksanakan pembongkaran tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan yang tidak perlu terhadap bangunan yang ada
yang harus diperhatikan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan
atau kehilangan yang disebabkan kelalaian kontraktor menjadi
tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya.
6. Pekerjaan Galian dan Urugan
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
elaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
1.2. Pekerjaan ini meliputi : Semua penggalian penimbunan kembali,
pengurugan dibawah lantai, pengerjaan tanah kasar dan pekerjaan-
pekerjaan teknis. Penggalian dan penimbunan kembali untuk
pekerjaan mekanikal dan elektrikal termasuk bab ini.
2. Syarat – Syarat Penggalian
2.1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi
permukaan dan kedalaman-kedalaman yang perlu untuk pondasi,
lantai dan lain-lain yang dipersyaratkan atau diperlihatkan maupun
di indikasikan pada gambar-gambar dengan cara yang sedemikian
sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan
spesifikasi ini dengan disetujui oleh perencana/MK.
2.2. Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah untuk urugan serta
batu-batuan lain yang dijumpai dalam pekerjaan.
2.3. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup
untuk pembangunan maupun memindahkan rangka/bekesting yang
diperlukan, dan juga untuk mengadakan pembersihan.
XII-12
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
2.4. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka
kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan pasir dan
dilakukan pemadatan sesuai yang dipersyaratkan Biaya akibat
pekerjaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
2.5. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai
kembali, ditimbun ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan
pengawas.
2.6. Kalau dijumpai akan-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan
yang diperlihatkan dalam gambar-gambar maka akar bahan tersebut
harus diangkat dan diurug kembali dengan pasir sampai padat.
3. Syarat – Syarat Urugan
3.1. Bagian-bagian yang harus diurug sampai mencapai ketinggian yang
ditentukan, tanah urugan harus cukup baik, bebas dari sisa
(rumput/akar-akar lain-lainnya).
3.2. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal
hamparan 30 cm setiap lapisan, kemudian tanah tersebut
dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan menggunakan alat
stamper.
3.3. Semua urugan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
pengerasan harus sesuai dengan gambar rencana.
3.4. Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus
dibuang keluar site atau atas petunjuk Pengawas/MK.
7. Pekerjaan pondasi
1). Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan-bahan peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini,hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
XII-13
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
b. Pekerjaan pondasi meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalam
detail yang disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan
c. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali,juga seluruh sisa-sisa,puing-puing,sampah-
sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.Seluruh biaya
untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
2).Bahan
a. Bahan yang dipergunakan batukarang yang keras tidak poros dan
besarnya tidak lebih dari 30 cm untuk pondasi menerus
b. Semen,pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan
dalam pekerjaan beton
c. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi batukali adalah dengan
campuran 1 PC : 5 Psr.
d. Beton yang digunakan untuk pondasi kolam menggunakan Beton
dengan mutu K225
3). Pemasangan
a. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dengan ketebalan sesuai
dengan gambar.Kemudian disiram dengan air secukupnya hingga
jenuh
b. Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi yang terbuat dari kayu
atau bambu dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan
dibuat
c. Pasangan batu kosong(aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai
gambar kerja kemudian diisi pasir dan disiram dengan air sampai
semua lubang batukarang penuh berisi pasir.
d. Batukarang yang telah dipilih dipasang dengan adukan campuran 1 PC
: 5 Psr .batu karang terpasang padat dan diantara batukarang harus
dilapisi adukan serta pasangan permukaan atasnya harus datar/rata dan
waterpas
XII-14
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
e. Untuk pondasi beton kolam dilaksanakan sesuai dengan gambar detail.
8. Pekerjaan Beton Bertulang
a. Pedoman Pelaksanaan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan bahan yang digunakan
berlaku :
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI-
1982) NI-3
- Peraturan Beton ertulang Indonesia 1971 (NI-2 )
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI-8)
- Peraturan Pembangunan Pemda setempat
- Peraturan Bangunan Nasional 1978
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun
tertulis yang diberikan Direksi/Konsultan Pengawas
Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor
dilapangan/di ” Site ”
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung
1983
- Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang
Biasa dan struktur tembok bertulang untuk gedung 1983
- SII 0013-81 ”Mutu dan Cara Uji semen Portland”
- SII 0052-80 ”Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ”
- SII 0136-84 ” Baja Tulangan Beton ”
- SII 0784- 84 ” Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton
”
b. Keahlian dan Pertukangan
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton
sesuai penyelesaiannya.Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh
ahli-ahli atau tukang-tukang yang berpengalaman dan mengerti benar
akan pekerjaan beton.Semua Pekerjaan yang dihasilkan harus
XII-15
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang umum berlaku
atau yang disarankan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila
Direksi/Konsultan Pengawas memandang perlu,Kontraktor dapat
meminta nasehat-nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas atas beban Kontraktor
c. Kualitas Beton
Mutu beton K 225( tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus
beton ukuran 15x15 cm3 pada usia 28 hari) Evaluasi penentuan
karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
PBI 1971.
Kontrakor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pengalaman
pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan trial-mix
dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut
ketentuan-ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 dari PBI
1971 mengingat bahwa W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar
0.52-0.55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji
dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI 1971 tanpa menggunakan
penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat
minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat
diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan benda uji harus
dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan
pembetonan.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data kualitas beton
yang dibuat dengan disahlkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya
disertai sertikat dari laboratorium. Penunjukan laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
XII-16
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan
maksimum 12 cm cara pengujian slump sesuai ketentuan yang
berlaku. Harus digunakan vibrator/dril untuk pemadatan beton.
d. Bekisting
Sebelum pengecoran dimulai harus disiapkan dan dipasang bekisting
dengan rapi. Bahan bekesting harus terbuat dari kayu papan tebal 9
mm yang berkualitas baik, permukaan rata dan halus, tidak bocor dan
kuat.
Persiapan untuk instalasi Mekanikal dan Electrik sudah terpasang rapi
sesuai dengan gambar rencana.
e.Pengecoran Beton
Pelaksanaan pengecoran harus merata dan padat.
Seluruh permukaan besi beton harus penuh terselimuti adukan beton.
Selama pengecoran bekisting harus stabil kuat.
Bekisting hanya boleh dibongkar jika umur pengecoran sudah cukup
atau atas petunjuk Direksi.
9. Pekerjaan Kayu
1). Pekerjaan Kayu untuk Pekerjaan Sipil
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan,peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang
dinyatakan dalam gambar.dengan hasil yang baik dan rapi.
b. Pekerjaan kayu ini mencakup semua pekerjaan dengan menggunakan
bahan kayu seperti yang tertera dalam gambar.
c. Standar dan peraturan-peraturan :
* Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961,NI-5
Semua kayu yang akan dipasang/dipakai harus mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas Pekerjaan
* Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi
syarat PKKI 1961, NI-5.Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu
XII-17
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
antara lain yang berupa putih kayu,pecah-pecah mata
kayu,melinting.
Kayu harus benar-benar kayu mutu baik dari jenisnya masing-
masing.
* Pengertian Mutu,kelas mutu dan kelas awet seperti yang
ditentukan dalam peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5
d. Pelaksanaan
* Semua ukuran kayu yang tertera dalam gambar adalah ukuran
jadi(sesudah diserut dan finish) dan harus lurus tanpa cacat,tidak
melengkung dan lain-lain yang dapat menurunkan mutu kayu
* Semua pekerjaan kayu seperti diuraikan diatas dipotong diserut
dengan mesin tanpa kecuali
* Pemeriksaan terhadap jenis ,bentuk ukuran maupun mutu wajib
dilakukan dengan teliti.
* Untuk pekerjaan kayu dengan menggunakan paku-paku,sekrup dan
lain-lain alat untuk sambungan harus digunakan yang sesuai
ukurannya
* Alat penyambung baut harus dibuat dari baja ST 37 atau besi yang
mempunyai kekuatan setara dengan baja ST 37
e. Syarat-syarat pengamanan pekerjaan :
* Bahan-bahan kayu dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain
yang dapat menyebabkan cacat atau keruskan pada kayu.
* Kayu yang terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak
yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
* Bila terjadi kerusakan,Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor
2). Pekerjaan Rangka Usuk ,Reng dan Lisplank
a. Persyaratan bahan
XII-18
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
* Usuk kayu kamper ukuran 5/7dan reng dari kayu kamper 3/5
sesuai dengan gambar rencana.
* Lisplank kayu kamper dengan ukuran sesuai dengan gambar
rencana.
* Kayu yang dipakai harus dipilih dari mutu terbaik, kering, lurus
dan tanpa cacat
* Semua bahan kayu yang akan dipasang harus mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas Pekerjaan.
* Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PKKI,PUBI 82 pasal 37 dan SII 0458-81.
b.Syarat-syarat Pelaksanaan
* Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah merupakan
ukuran jadi sesuai pasaran
* Cara penimbunan bahan-bahan dilapangan dan hasil pengerjaan
tidak boleh sampai mengakibatkan turunnya mutu kegiatan
* Ukuran paku yang digunakan untuk kegiatan rangka atap harus
disesuaikan dengan ukuran usuk dan reng yang dipasang dan harus
memenuhi syarat-syarat dalam PUBI 82 pasal 93 dan SII 0194-78.
* Pasangan Usuk/reng harus merupakan suatu bidang pemasangan
yang rata dengan kelandaian/kemiringan sesuai dengan gambar
rencana.
10. Pekerjaan Penutup atap/Atap onduvilla
1.Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga,bahan-bahan,peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaksanaan
pekerjaan ini sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik.
b. Meliputi pekerjaan pengadaan,penyetelan dan pemasangan atap
Onduvilla seperti yang disebut dalam gambar rencana
2.Persyaratan bahan
XII-19
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
a. Bahan atap dan bubungan yang digunakan adalah atap Keramik dan
telah mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Pekerjaan
b. Accesories dan alat bantu lainnya yang digunakan harus sesuai
dengan gambar rencana atau sesuai persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan.
3.Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan dimulai ,Kontraktor diwajibkan memeriksa
gambar-gambar pelaksanaan dan atas dasar gambar tersebut
membuat shop drawing yang diperlukan untuk mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas Pekerjaan
b. Penyimpanan atap onduvilla disimpan dalam keadaan tetap kering
dan sebaiknya disimpan dalam gudang beratap.
Bila terpaksa disimpan ditempat terbuka harus dilindungi dengan
terpal.
c Pemasangan atap Onduvilla, baru boleh dilaksanakan bila
pemasangan rangka atap sudah benar-benar berada dalam satu
bidang ( tidak bergelombang ). dan benar-benar sudah siap untuk
dipasang sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan
d. Pemasangan atap nok Onduvilla dilakukan sedemikian rupa sehingga
benar-benar dapat menutup atap yang terpotong akibat pertemuan
pada sudut atap
e Petunjuk dan saran-saran Direksi/Pengawas Pekerjaan harus
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dalam upaya
menghasilkan pekerjaan yang berkualitas baik.
11. Pekerjaan Penutup lantai dan dinding keramik
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk
menyelenggarakan pekerjaan pada dinding-dinding dalam seperti
tersebut dalam gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi
khusus.
b. Bahan-bahan
XII-20
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
● Homogenious tile yang digunakan setara Niro Granito
● Tile Adhesive dan Grouting yang digunakan ex. AM, Lemkra atau
setara.
● Warna dan motif disesuaikan dengan perencanaan.
c. Persiapan Keramik
● Setelah lantai dan dinding siap, maka ubin-ubin yang akan dipasang
diseleksi setempat. Untuk mendapatkan ubin-ubin yang baik dan
warna yang sesuai dengan lay-out plan (Rencana Pola Lantai), serta
tidak ada bagian yang gompal retak atau cacat lainnya.
● Pemotongan unit keramik hanya diperkenankan dengan menggunakan
mesin potong dan dihaluskan dengan mesin gerinda.
d. Pemasangan
● Setelah permukaan lantai dan dinding rata, keramik dipasang dengan
menggunakan pastaperekat khusus, adukan 1 PC + 2 pasir atau
perekat lain yang sesuai dengan ketebalan 2 cm.
● Dalam hal penggunaan tile adhesive supaya dilaksanakan sesuai
instruksi penggunaan oleh manufakturer/pabrik.
● Lebar siar (naad) dilaksanakan dengan rata, sama besar dan setiap
perpotongan siar ujung-ujung runcing dan rapi, membentuk dua garis
lurus yang salingtegak lurus.
● Bidang ubin harus rata, aduk terisi padat serta siku dan waterpass.
● 3 x 24 Jam setelah pemasangan keramik selesai, siar (naad) diisi
dengan grouting warna sesuai persetujuan Tim Teknis / Konsultan
Supervisi, sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi padat.
● Kelebihan air semen, dalam keadaan basah langsung dibersihkan dari
permukaan lantai dan dinding.
● Selama masa pengeringan 3 x 24 jam setelah pemasangan keramik,
permukaannya jangan tertekan atau terkena benturan
● Sisa air semen dibersihkan hati-hati dengan menggunakan sikat
kuningan sertalarutan lemah air keras.
XII-21
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
● Bahan-bahan yang dapat merusak unit-unit keramik seperti : minyak,
residu, teak oil harus dijauhkan dari permukaan lantai dan dinding.
12. Pekerjaan Elektrikal
1. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini.
Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali
dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus
pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
2. Peraturan dan Acuan
• Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi
atau mengacu kepada Peraturan Daerah maupun Nasional,
Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar
Nasional maupun Internasional yang terkait. Pemborong
dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan
nasional maupun internasional dari Amerika dan Australia
dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang
dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :
1.2.1 Umum
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.004, tentang
Spesifikasi Bahan Bangunan Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan
Gedung.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.005,
tentang Panduan Pemasangan Alat Bantu
Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
XII-22
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.04, tentang
Petunjuk Perencanaan/Struktur Bangunan Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Rumah dan Gedung.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.84, tentang
Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm
Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
441/KPTS/1998, UDC : 699.81.691.005, tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
(Building of Indonesia).
• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000, UDC : 699.81.691.005, tentang
Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Gedung dan Lingkungan.
• Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang seperti PLN, PT Telkom,
PDAM, DPU, Depnaker yang sesuai dengan
pekerjaan ini.
1.2.2 Elektrikal dan Elektronik
• Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL)
2000.
• Peraturan dari Perusahaan Listrik Negara,
Telkom, dan instansi lainnya
• Australian standards (AS) 3000 - SAA Wiring
Rules.
• National Fire Protection Association (NFPA) 70.
XII-23
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• National Fire Protection Association (NFPA) 72,
1996.
• Data teknis dari produk dibidang peralatan Tata
Suara, Telepon dan Fire Alarm yang dibuat oleh
pabrik-pabrik dari berbagai Negara.
• Peraturan Departemen Penerangan
• Wolsey, Planning for TV Distribution System
• Wisi, CATV System Refference
• Sony, CATV Equipment
1.2.3 Tata Udara (Ventilasi dan Air Conditioning)
• ASHRAE (American Society of Heating
Refrigeration and Air Conditioning Engineers)
• SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning
Contractors National
Association), ARI
1.2.4 Plumbing
• Pedoman Umum Instalasi Listrik Tahun 2000
• Pedoman Plumbing Indonesia
• Keputusan Peraturan Menteri, Gubernur dan
Pemerintah Daerah
• Peraturan/Pedoman PAM, dan instansi yang
berwenang lainnya
• NFPA, AVE, ASTM, dan peraturan/pedoman
international lainnya yang berhubungan
• Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.
3. Koordinasi
• Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan
pemborong lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
• Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu
tidak menghalangi kemajuan instalasi lain.
XII-24
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan
koordinasi dari Pengawas Lapangan, sehingga menghalangi
instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung jawab
Pemborong ini.
4. Peralatan Dan Material
• Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan
brosur yang dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang
diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan
merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi
secara teratur.
4.1 Persetujuan Peralatan dan Material
• Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu
setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK),
dan sebelum memulai pekerjaan instalasi
peralatan maupun material, Pemborong diharuskan
menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan termasuk country of origin. Daftar
ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya
tercantum nama-nama dan alamat manufacture,
catalog dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan dan
Konsultan Perencana antara lain :
− Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-
informasi yang tercetak jelas cukup detail
sehubungan dengan pemenuhan
spesifikasi.
− Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari
suatu table atau kurva yang meliputi informasi
yang diperlukan dalam
XII-25
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
menyeleksi peralatan-peralatan lain yang ada
kaitannya dengan unit tersebut.
− Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau
distributor utama terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah
diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di
beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam
jangka waktu tertentu dengan baik.
• Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan
Pengawas Lapangan akan diberikan atas dasar
diatas.
4.2 Contoh Peralatan dan Material
• Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-
bahan yang akan dipasang kepada Pengawas
Lapangan paling lama 2 (dua) minggu setelah
daftar material disetujui. Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan
Pemborong.
• Pengawas Lapangan tidak berrtanggung jawab
atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua
biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan
dan pengambilan contoh/dokumen ini.
4.3 Peralatan dan Bahan Sejenis
• Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi
penggunaannya sama harus diproduksi pabrik
(bermerk), sehingga memberikan kemungkinan
saling dapat dipertukarkan.
XII-26
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
4.4 Penggantian Peralatan dan Material
• Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam
tender sudah memenuhi spesifikasi, walaupun
dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada
peralatan dan bahan belum memenuhi
spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai
spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai kontraktor
pelaksana pekerjaan.
• Untuk peralatan dan bahan yang sudah
memenuhi spesifikasi, karena suatu hal yang
tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka
sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau
lebih baik (equal or better) yang disetujui.
• Bila Pengawas Lapangan membuktikan bahwa
penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik,
maka biaya yang menyangkut pembuktian
tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.
4.5 Pengujian dan Penerimaan
• Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu
oleh Pemilik dan didampingi Konsultan
Perencana di pabrik masing-masing yang
sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang
bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke
lapangan.
• Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan
spesifikasi ini dikirim dan dipasang dan telah
memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan
dengan baik, Pemborong harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari
peralatan - peralatan yang terpasang, dan jika
sudah ditest dan memenuhi fungsi- fungsinya
XII-27
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak,
maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh
Pengawas Lapangan.
4.6 Perlindungan Pemilik
• Atas penggunaan bahan/material, sistem dan
lain-lain oleh Pemborong, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan
yuridis lainnya.
5. Ijin-Ijin
• Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan
instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya
menjadi tanggung jawab Pemborong
6. Pelaksanaan Pemasangan
• Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai,
Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan
detailnya kepada Pengawas Lapangan dalam rangkap 3
(tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja
disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak
peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding,
jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan,
dimensi aksesoris yang dipakai. Pengawas Lapangan
berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan tersebut diatas.
• Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas
segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang
akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan,
Pemborong harus segera menghubungi Pengawas
Lapangan untuk berkonsultasi.
XII-28
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan
yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan
Pengawas Lapangan, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong. Untuk itu
pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi
Konsultan Perencana.
• Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang
digunakan konsulatan dalam menentukan
performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh
Kontraktor sesuai actual dari peralatan yang dipilih
maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan.
Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali
performanya dari peralatan tersebut dan memintakan
persetujuan kepada Pengawas Lapangan.
6.1 Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi
• Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari
rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,
harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak
Pengawas Lapangan.
• Pemborong instalasi ini harus menyerahkan
setiap gambar perubahan yang ada kepada
Pengawas Lapangan sebanyak rangkap 3 (tiga)
set yang akan dikirim oleh Pengawas Lapangan
kepada Konsultan Perencana.
• Perubahan material dan lain-lainnya, harus
diajukan oleh Pemborong kepada Pengawas
Lapangan secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui
oleh Konsultan Perencana dan Pengawas
Lapangan secara tertulis.
XII-29
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
6.2 Sleeves dan inserts
• Semua sleeves menembus lantai beton untuk
instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh
Pemborong. Semua inserts beton yang diperlukan
untuk memasang peralatan, termasuk inserts untuk
penggantung (hangers) dan penyangga lainnya harus
dipasang oleh Pemborong.
6.3 Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
• Pembobokan tembok, lantai, dinding dan
sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula,
menjadi lingkup pekerjaan Pemborong instalasi ini.
• Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat
dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak
Pengawas Lapangan secara tertulis.
6.4 Pengecatan
• Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian
lecet karena pengangkutan atau pemasangan harus
segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan
warna yang sama, sehingga nampak seperti
baru kembali.
7. Penanggung Jawab Pelaksanaan
• Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang
penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan, yang
bertindak sebagai wakil dari pemborong dan mempunyai
kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi
yang akan diberikan oleh Pengawas Lapangan.
XII-30
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada
ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh
Pengawas Lapangan.
8. Laporan Pengetesan
• Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada
Pengawas Lapangan dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal
sebagai berikut :
− Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi. −
Hasil pengetesan mesin atau peralatan
− Hasil pengetesan kabel
− Hasil pengetesan kapasitas, aliran udara,
temperatur, kelembaban, kuat arus, tegangan, tekanan,
dll.
− Semua pengetesan dan pengukuran yang akan
dilaksanakan harus disaksikan oleh Pengawas
Lapangan.
9. Pemeriksaan Rutin Dan Khusus
• Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus
dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini secara periodik
dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan
lain oleh Pengawas Lapangan.
• Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus
dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pengawas Lapangan dan atau bila
ada gangguan dalam instalasi ini.
10. Testing Dan Commissioning
• Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan
commissioning yang dianggap perlu untuk mengetahui
apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta sesuai
XII-31
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik
pembuat dan instansi yang berwenang
• Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong termasuk daya listrik untuk testing.
11. Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan
• Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1
(satu) tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
• Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90
(sembilan puluh) hari kalender sejak saat penyerahan pertama,
bila Pengawas Lapangan/Pemberi
Tugas menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan
berlaku.
• Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi ini
diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi
tanpa adanya tambahan biaya.
• Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang
telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.
• Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong
instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Pengawas
Lapangan atas perbaikan/ penggantian/ penyetelan yang
diperlukan, maka Pengawas Lapangan berhak
menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.
• Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini
harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik
dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem
instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan
pemeliharaannya.
XII-32
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang
ditandatangani bersama oleh Pemborong dan Pengawas
Lapangan.
• Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka
Pemborong harus menyerahkan daftar komponen/part
list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi
dengan gambar detail/photo dari masing-masing komponen
tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen
tersebut diserahkan kepada Pengawas Lapangan dan
Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
• Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru
dapat dilaksanakan setelah :
− Berita acara serah terima kedua yang menyatakan
bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,
ditandatangani bersama oleh pemborong dan
Pengawas Lapangan.
− Semua gambar instalasi terpasang beserta
Operating Instruction, Technical dan Maintenance
Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan
4 (empat) copy telah diserahkan kepada Pengawas
Lapangan.
12. Garansi
• Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik
pembuatnya. Bila peralatan mengalami kegagalan dalam
pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap
peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut
memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang
dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
XII-33
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
13. Training
• Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pemborong
harus menyelenggarakan semacam pendidikan dan latihan
atau petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating
Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala
sesuatunya atas biaya Pemborong.
13. Pekerjaan Listrik Arus Kuat
1. Umum
• Setiap pemborong yang menangani pekerjaan ini,
haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak
dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
• Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup
pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
• Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Lingkup Pekerjaan
• Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan
dan bahan yang disebutkan dalam gambar atau Rencana
Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
− Sistim penerangan secara lengkap diluar ataupun
didalam bangunan, termasuk didalamnya
XII-34
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
pengkawatan, titik nyala lampu, armature, saklar dan
seluruh stop-kontak.
− Kabel feeder untuk panel penerangan.
− Panel penerangan secara lengkap.
− Pekerjaan pentanahan / grounding
• Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas
design, baik yang telah disebutkan dalam
gambar/Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang
tidak disebutkan namun secara umum/teknis
diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang
sempurna, aman, siap pakai dan handal.
• Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan
pengesahan seluruh instalasi listrik yang terpasang.
• Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built
drawings
3. Ketentuan Bahan Dan Peralatan
3.1 Panel Distribusi
• Panel-panel penerangan lengkap dengan semua
komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly
grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL,IEC,
VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
• Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm
dengan rangka besi dan seluruhnya harus di zinchromate
dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat bakar,
warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak
Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan
master key.
• Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-
komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa
XII-35
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-
penyambungan pada komponen dapat mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.
• Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan
keadaan dan keperluannya dan telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
• Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna
• Komponen panel :
a. Accessories
• Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan
perlengkapan lainnya harus buatan pabrik dan
berkualitas dan dipasang didalam panel dengan kuat dan
tidak boleh ada bagian yang bergetar.
b. Busbar
• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri
dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1
busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir
dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan
suhu lebih besar dari 65° C.
• Setiap busbar cooper harus diberi warna sesuai
peraturan PLN, dimana lapisan warna busbar tersebut
harus tahan terhadap panas yang timbul.
c. Circuit breaker
• Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan
MCB dengan breaking capacity minimal 6 kA simetris.
• Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai
dengan yang diberikan pada gambar rencana dangan
breaking capacity minimal 18 kA simetris
XII-36
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip
dengan kombinasi thermal dan instantaneouse magnetic
unit
• Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi
harus dilengkapi shunt trip terminal.
d. Alat Ukur
• Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi
flush mounting dalam kotak tahan getaran. Untuk
Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh
induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN
(minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :
− KWh meter
− Ampermeter
− Voltmeter
e. Proteksi
• Circuit breaker untuk beban komputer harus
dilengkapi Arrester guna melindungi perangkat computer
dari gangguan petir.
3.2 Kabel Tegangan Rendah
• Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu
lainnya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Pengawas Lapangan.
• Untuk kabel feeder/power dari jenis NYY,
NYFGBY kabel penerangan dipergunakan kabel
NYM sedangkan untuk kabel grounding dari
jenis BCC
XII-37
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan
untuk tegangan min. 0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel
NYM
• Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5
mm²
3.3 Lighting Fixtures
a. Lampu TLD
• Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum
0,7 mm
• Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu
TL harus dapat memberikan koreksi factor total
minimal 0,85
• Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Cool
Daylight/54
• Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur
baut
• Semua lighting fixtures harus bebas dari karat dan
lecet-lecet, dicat dengan cat bakar ICI Acrylic
warna putih. Contoh harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan effisiensi penerangan yang maksimal,
rapih, kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian lampu,
pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
• Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur
dan baut sebagai tempat terminal pentanahan
(Grounding)
b. Lampu Tabung (Down Light)
• Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector
alluminium.
• Lamp holder menggunakan standard E-27.
XII-38
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Dia. dari kap lampu minimal 150 mm.
• Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent
dan PLC atau sesuai gambar. Contoh harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan
3.4 Kotak-Kontak dan Saklar
• Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada
dinding tembok bata adalah tipe pemasangan
masuk/inbow (flush mounting)
• Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai
rating 13 A dan mengikuti standard VDE,
sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow)
mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3
pin) dengan lubang bulat
• Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, otak-
kontak dinding dan push button harus dipakai dari
jenis bahan blakely atau metal
• Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari
permukaan lantai kecuali ditentukan lain dan
ruang-ruang yang basah/lembab harus jeniswater
dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm
dari permukaan lantai atau sesuai gambar
3.5 Konduit
• Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah
dari jenis PVC High Impact dimana diameter dalam
dari konduit minimum 1,5 kali diameter dalam (19
mm) atau dinyatakan lain pada gambar.
3.6 Rak/Tray
• Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan
pabrik, ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
• Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar
penggantung maximum 1 meter. Penggantung harus
XII-39
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak
akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar
anti karat sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu.
• Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung
harus buatan pabrik.
3.7 Perlengkapan Instalasi
• Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah
material-material untuk melengkapi instalasi agar
diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal
dan mudah perawatan.
• Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
• Semua penyambungan kabel harus dilakukan
dalam junction box/doos,warna kabel harus sama.
• Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar
dan dilengkapi tutup pengaman.
4 Persyaratan Teknis Pemasangan
4.1 Panel
• Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus
mengajukan gambar kerja untuk mendapatkan
persetujuan Perencana dan Pengawas Lapangan.
• Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk
dari pabrik pembuat dan harus rata (horizontal).
• Letak panel seperti yang ditunjukan dalam
gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.
• Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-
kabel dari/ke terminal panel harus dilindungi pipa
PVC High Impact yang tertanam dalam tembok
secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk
panel yang dipasang menempel tembok
XII-40
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
(outbow), kabel-kabel dari/ke terminal panel harus
melalui tangga kabel.
• Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan
sepatu kabel (cable lug) yang sesuai.
• Ketinggian panel yang dipasang pada dinding
(wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai terhadap
as panel.
• Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus
dilengkapi dengan gland dari karet atau penutup yang
rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
• Semua panel harus ditanahkan.
4.2 Kabel – Kabel
• Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda
dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas
untuk mengindentifikasikan arah beban.
• Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya
sambungan kecuali pada kabel penerangan.
• Untuk kabel dengan dia. 16 mm² atau lebih harus
dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
• Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus
digantung dan dilengkapi klem penjepit jalur konduit
kabel.
• Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel
harus tetap didalam konduit.
• Semua kabel yang akan dipasang menembus
dinding/beton harus dibuatkan sleeve dari pipa
galvanis dengan dia. minimum 2½ kali penampang
kabel.
• Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-
kontak harus didalam kotak terminal yang terbuat dari
bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
XII-41
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya. Tebal kotak
terminal minimum 4 cm.
• Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi
dan tidak saling menyilang.
• Penyambungan konduit kabel untuk penerangan dan
kotak-kontak harus didalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung
berupa las-dop.
a. Instalasi Kabel Tenaga
• Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di
sesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat apabila terjadi kesukaran dalam
menentukan letak tersebut dapat meminta
petunjuk Pengawas Lapangan.
• Pemborong wajib memasang kabel sampai dengan
peralatan tersebut, kecuali dinyatakan lain dalam
gambar.
• Tarikan kabel yang melalui trench harus
diatur dengan baik/rapi sehingga tidak saling
tindih dan membelit.
• Tarikan kabel yang menuju peralatan yang
tidak melalui trench atau yang menelusuri
dinding (outbow) harus dilindungi
dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa
pelindung tidak bergoyang maka harus
dilengkapi dengan klem-klem dan
perlengkapan penahan lainnya, sehingga
nampak rapi.
• Pada setiap sambungan ke peralatan harus
menggunakan pipa fleksibel.
XII-42
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih
besar dari 1 inchi harus menggunakan pipa
fleksibel, belokan harus dengan radius
min. 15 x diameter kabel.
• Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak
kabel dan warna kabel harus disesuaikan
dengan phasanya.
• Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi
tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan
arah beban.
• Setiap kabel daya pada ujungnya harus
diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan
PUIL.
• Kabel daya yang dipasang di shaft harus
dipasang pada tangga kabel (cable ladder),
diklem dan disusun rapi.
• Setiap tarikan kabel tidak
diperkenankan adanya sambungan.
• Untuk kabel dengan diameter 16 mm²
atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya.
• Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70
mm² atau lebih harus mempergunakan alat
press hidraulis yang kemudian di solder dengan
timah pateri.
• Untuk kabel feeder yang dipasang didalam
trench harus mempergunakan kabel support
minimum setiap 50 cm.
XII-43
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan
cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
4.3 Kotak - Kontak dan Saklar
• Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai
adalah tipe pemasangan masuk dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari level lantai untuk
kontak - kontak dan 1.500 mm untuk
saklar atau sesuai gambar detail.
• Kotak-kontak dan saklar yang dipasang
pada tempat yang lembab/basah harus dari
tipe water dicht (bila ada).
• Kotak-kontak yang khusus dipasang pada
kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya
disamping metal doos tang harus terpasang pada
saat pengecoran kolom tersebut
4.4 Pentanahan (Grounding)
• Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan
yang berlaku dan persyaratan yang ditunjukan
dalam gambar/RKS.
• Seluruh panel dan peralatan harus
ditanahkan. Penghantar pentanahan pada
panel-panel menggunakan NYA dengan ukuran
min. 6 mm² dan max. 35 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan
sepatu kabel (cable lug).
• Dalamnya pentanahan minimal 6,000 mm
dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai
permukaan air tanah, agar dicapai harga
tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2
XII-44
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
(dua) ohm,
yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga)
hari berturut-turut
• Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan
oleh pemborong setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas
Lapangan.
5. Pengujian
• Sebelum semua peralatan utama dari system
dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang
setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian
yang baik dari pabrik pembuat dan LMK/PLN
serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu.
Setelah peralatan
tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari system
untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan
baik. Semua biaya yang
timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi
tanggung jawab Pemborong
• Test meliputi :
− Test Beban Kosong (No Load Test)
− Test Beban Penuh (Full Load Test)
5.1 No Load Test
• Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan
di test satu per satu seperti misal pengujian
Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan
Rendah) :
XII-45
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
− Pengukuran tahanan isolasi dengan megger
1,000 Volt
− Pengukuran tahanan instalasi dengan megger
1,000 Volt
− Pengukuran tahanan pentanahan
• Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan
Pengetesan/ hasil pengujian pemeriksaan.
Apabila hasil pengujian inyatakan baik, maka
test berikutnya harus dilaksanakan secara
keseluruhan (Full Load Test).
5.2 Full Load Test (Test Beban Penuh)
• Test beban penuh ini harus dilaksanakan
pemborong sebelum penyerahan pertama
pekerjaan. Test ini meliputi :
−Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
−Test Air Conditioning seluruh mesin AC
dihidupkan.
− Test pompa-pompa seluruhnya, yang
dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan
pompa pompa.
• Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non
stop dengan beban penuh, dan semua biaya dan
tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi
beban pemborong, dengan schedule/pengaturan
waktu oleh Pengawas Lapangan.
• Hasil test harus mendapat pengesahan dari
Perencana dan Pengawas Lapangan. Selesai
test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara
test jam untuk lampiran penyerahan
pertama pekerjaan.
DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS DAN MATERIAL
XII-46
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
No. Equipment Material/Type Product
ELEKTRIKAL ARUS
KUAT
1 Panel
- IntiMuara
- Hansa Prima
2 Komponen Pengaman
- Cirkuit Breaker
- Air Circuit Breaker
- Contactor
- Magnetic Contactor dan Relay
- Merlin Gerin
- Telemecanique
- Siemens
- ABB
3 Battery Charger
- Chlotide Battery
S.E
- Asia Ptc.Ltd
- Lokal
(Indonesia)
4 Kabel-Kabel NYY,NYM, NYA
- Kabel Metal
- Kabelindo
- Tranka
- Supreme
5 Conduit Pipe PVC SHI (Super High Impact)- EGA
- Clipsal
6Kabel Try / Kabel
Ladder
- Treestar
- Tree Abadi
7Saklar / Stop Kontak /
Outlet
- Clipsal
- ABB
8Lampu-lampu Indoor /
Interior
- PHILIPS
9 Komponen-komponen - Tube - PHILIPS
XII-47
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
- Ballast
- Condensator
- Fitting
- Plat Body
Galvanized Tebal 0.7 mm
Cat Duco/Bakar
14. Pekerjaan Telepon
1. Umum
• Setiap pemborong yang menangani pekerjaan ini,
haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak
dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
• Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup
pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
• Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Lingkup Pekerjaan
• Mengurus ijin penyambungan sistem telepon dengan
sambungan nomer telepon atau sesuai persetujuan
Pemberi Tugas.
• Mempersiapkan jaringan dalam ( indoor wiring system),
meliputi penyediaan dan pemasangan :
XII-48
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
− Kabel dan pipa instalasi telepon − Kabel feeder telepon
− Kotak kontak telepon
− Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang
pekerjaan ini.
• Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan
pesawat eksekutif lengkap dengan display dan hands
free atau sesuai persetujuan Pemberi Tugas.
• Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon
• Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga
sistem telepon tersebut dapat berfungsi dengan tepat dan
benar.
• Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem,
termasuk penyediaan suku cadang selama waktu
minimal 1 tahun.
• Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem
telepon.
3. Persyaratan Teknis
3.3.1 Pesawat Telepon (Extension)
• Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe
standard dan tipe executive. Tipe executive harus
mempunyai display digital, hands free dan kelebihan
lainnya.
• Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik
oleh Perum Telkom, serta mampu bekerja secara
normal pada jaringan lokal Perum Telkom.
3.3.2 Terminal
• Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan
metoda jumpering dan memakai terminal-terminal
berisolasi sesuai standard TELKOM.
• Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi
berkelembaban tinggi, maka box terminal harus diberi
XII-49
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-pintu yang
kedap udara.
3.3.3 Kabel Telepon.
• Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk
pengganti, seandainya terjadi kerusakan saluran dan atau
untuk menampung perkembangan dikemudian hari.
• Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan
jenis ITC (indoor-telepone cable) dengan diameter
minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesuaikan dengan
petunjuk dalam gambar.
• Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam
digunakan UTC (Underground telepon cable) dengan
diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesu aikan
dengan petunjuk dalam gambar.
• Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah
inti kabel, tanpa ada persetujuan Pengawas Lapangan.
3.3.4 Conduit Telepon.
• Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa
pelindung/konduit dari pipa PVC High Impact
berdiameter minimum ½ inchi.
• Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
• Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung
(doos) yang dilengkapi tutup.
• Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit
kabel telepon harus dicat warna biru selebar 3 cm
disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
• Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan
peralatan bantu lain yang sesuai serta dipasang dengan
cara yang benar.
3.3.5 Outlet
XII-50
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan
panas, flush mounting dan bukan jenis claw fix.
• Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.
4. Persyaratan Teknis Pemasangan
• Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan
gambar dan disesuaikan dengan keadaan setempat.
• Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak
tersebut, dapat dimintakan petunjuk MK.
• Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan
secara rapi dengan kode nomor yang berurutan
sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
• Pemasangan konduit yang berada didalam kolom
dilaksanakan sebelum pengecoran sedangkan yang
berada didinding dilaksanakan sebelum dinding diplester.
Konduit tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga
agar tidak pecah.
• Untuk penarikan kabel dibawah tanah harus memiliki
ke dalam minimal 600 mm dan dilindungi batu
pengaman bertuliskan “telepon”. Tidak diperkenankan
adanya penyambungan pada kabel bawah tanah.
• Pelaksanaan penarikan kabel bawah tanah tidak boleh
dilaksanakan pada malam hari dan harus disaksikan/di
setujui Pengawas Lapangan.
• Pelaksanaan instalasi pemeriksaan dan pengujian
hasil instalasi harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang dikeluarkan oleh TELKOM.
5. Testing/Commissioning
• Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus
dilakukan Testing dan Comissioning yang disaksikan oleh
Pengawas Lapangan.
• Biaya Testing menjadi beban Pemborong.
XII-51
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS DAN MATERIAL
No. Equipment Material/Type Product
ELEKTRIKAL ARUS
LEMAH
1PABX/Key Telepon
dan Pesawat Telepon
- Panasonic
- LG
2 MATV - Peralatan Utama- Panasonic
- Irco Spain
- Kabel
- Belden
- Yuri
- Ikusi
3 CCTV- Panasonic
- Phillips
4Kabel-Kabel Arus
Lemah
-
- Kabel Metal
- Kabelindo
- Tranka
- Supreme
15. Pekerjaan Plumbing
1. Umum
• Setiap pemborong yang menangani pekerjaan ini,
haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak
dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
• Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup
pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
XII-52
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan- ketentuan pada spesifikasi ini.
• Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Lingkup Pekerjaan
• Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya,
pengelolaan air kotor dan drainasi air hujan termasuk :
pemilihan, pengadaan, pemasangan serta pengujian
material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem
plumbing dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan
benar sesuai gambar rencana dan persyaratan ini.
• Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi plambing.
• Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk
kemiringan saluran dan peil banjir.
• Sistem dan unit-unitnya meliputi :
− Jaringan pipa air bersih untuk di dalam bangunan.
− Jaringan pipa - pipa air kotor dan bekas di dalam
bangunan.
3. Penjelasan Sistem
3.1 Air Bersih
• Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai
jaringan yang ada (Existing) langsung ke masing-
XII-53
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
masing fixture unit melalui pompa booster Existing
di Roof.
3.2 Air Panas
• Untuk memenuhi kebutuhan air panas di dapatkan
dari Solar water heater yang dipasang diatas atap
bangunan dengan sumber air dari sistem air bersih dan
langsung di supply ke semua outlet yang memerlukan
air panas.
3.3 Air Buangan
• Air buangan mencakup air kotor.
• Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak
cuci tangan, kamar mandi, pengering lantai dan
kitchen sink.
• Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal
dan water closet
• Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan
ini adalah :
− Air bekas disalurkan secara gravitasi dengan pipa-
pipa ke dalam saluran pipa utama drainase
existing yang menuju ke saluran kota dan air
kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa
menuju septic tank existing kemudian
disalurkan ke bidang peresapan.
4. Ketentuan Bahan Dan Peralatan
• Material yang dipakai harus baru serta memenuhi
persyaratan teknis dan gambar rencana. Untuk itu
pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum
XII-54
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
pemasangan guna mendapatkan persetujuan Pengawas
Lapangan.
• Material-material yang dipakai meliputi :
4.1 Pipa – Pipa
• Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PPR
PN10
• Untuk jaringan air panas digunakan pipa PPR
PN20
• Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan
pipa PVC klas AW (10 kg/cm²) dengan
sambungan Solvent Cement (perekat) yang
sesuai untuk jenis pipa PVC.
• Sambungan antara pipa yang berlainan jenis
dilakukan dengan menggunakan adaptor atau
coupling.
• Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan,
pipa-pipa harus dalam keadaan bersih dari
kotoran baik pada bagian yang akan disambung
ataupun didalam pipa itu sendiri.
• Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak
diperbolehkan berada dalam beton/dinding.
4.2 Katup Katup (Valve)
• Katup penutup/gate valve untuk pipa-pipa dengan
diameter sampai 2” dapat menggunakan bahan
kuningan atau bronze dengan kualitas terbaik.
• Katup penutup/gate valve untuk pipa-pipa
dengan diameter lebih besar dari 2”
XII-55
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
menggunakan bahan cast iron/ baja tuang anti
karat.
4.3 Alat-alat Plumbing
• Alat-alat peturasan/urinal dari type flush valve
• Water closet type flush yang dipakai harus dari
kualitas terbaik.
• Produk san itary fixtures yang digunakan sesuai
spesifikasi Arsitek.
4.4 Alat - Alat Bantu (Accesories)
• Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan
dari bahan-bahan sejenis sesuai dengan bahan
pipanya.
5. Persyaratan Teknis Pemasangan
5.1 Pipa – pipa
a. Umum
• Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta
peralatan lainnya harus sesuai dengan
gambar rencana dan harus dikerjakan dengan
cara yang benar untuk menjamin
kebersihan serta kerapihan.
• Semua pipa dan fitting harus dibersihkan
dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang/disambung.
• Selama pemasangan, bila terdapat ujung-
ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
pemipaan yang tersisa pada setiap tahap
pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan
XII-56
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
caps atau plug untuk mencegah masuknya
kotoran/benda-benda lain.
• Semua pemotongan pipa harus memakai pipa
cutter dan harus rapi dan tidak tajam
(diampelas).
• Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan
semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya sesuai dengan fungsi system dan
yang diperlihatkan dalam gambar.
• Sambungan lengkung, reducer dan expander
dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan pemipaan harus mempergunakan
fitting buatan pabrik.
• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar
dengan dinding/bagian dari bangunan pada
arah horizontal maupun vertikal.
• Semua pemipaan yang akan disambung dengan
peralatan harus dilengkapi dengan wartel mur
atau flens.
• Untuk setiap pipa yang menembus dinding
basement harus menggunakan pipa flexible
untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya
penurunan struktur gedung.
• Setiap arah perubahan aliran untuk
pemipaan air kotor yang membentuk sudut
90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan
XII-57
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
dilengkapi dengan clean out serta arah dan
jalur aliran agar diberi tanda.
• Katup (valve) dan saringan (strainer) harus
mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (Valve handle)
tidak boleh menukik.
• Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus
dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Pipa pembuangan dan vent harus
disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent
pembuangan hendaknya dicari titik terendah
dan dibuat cekung serta ditempatkan yang
bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
• Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve,
wash out untuk air bersih dan Clean out, air
vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
• Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan
air limbah harus seperti berikut kecuali seperti
diperlihatkan dalam gambar.
• Dibagian dalam toilet, φ 50 mm - 100 atau
lebih kecil : 1 - 2 %.
• Dibagian dalam bangunan φ 150 mm atau
lebih kecil : 1%.
• Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan
untuk pentanahan listrik.
• Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas
bagian bangunan atau finish arsitektural atau
XII-58
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
timbulnya kerusakan lain karena kelalaian,
maka semua perbaikannya adalah menjadi
tanggung jawab Pemborong.
b. Penggantung dan Penumpu Pipa
• Pemipaan harus ditumpu atau digantung
dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar
dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian
atau peregangan pada jarak yang tidak boleh
melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut
ini :
PIPA GALVANIZED
NoUkuran Pipa
(mm)
Interval
Mendatar (m)
Interval Tegak
(m)
1 ≤ φ 20 1.8 2
2 φ 25 ~ φ 40 2.0 3
3 φ 50 ~ φ 80 3.0 4
4 φ 100 ~ φ 150 4.0 4
XII-59
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
PIPA PVC
NoUkuran Pipa
(mm)
Interval
Mendatar (m)
Interval Tegak
(m)
1 ≤ φ 50 0.6 0.9
2 ≤ φ 80 0.9 1.2
3 ≤ φ 100 1.2 1.5
4 ≤ φ 150 1.8 2.1
• Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-
macam ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus
berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
• Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik
mungkin.
• Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar
zinchromate dan pengecatan sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.
5.2 Sambungan Pipa
a. Sambungan Ulir
• Penyambungan antara pipa dan fitting
mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan φ 65 mm.
• Kedalaman ulir pipa harus dibuat sehingga fitting
dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan
sebanyak 3 ulir.
XII-60
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Semua sambungan ulir harus mempergunakan
perapat Henep dan zink white dengan campuran
minyak.
• Semua pemotongan pipa harus memakai pipe
cutter dengan pisau roda.
• Tiap ujung pipa bagian dalam harus
dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
• Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.
b. Sambungan Las
• Penyambungan antara pipa dan fitting
mempergunakan sambungan las berlaku
untuk ukuran diatas φ 65 mm.Sambungan
las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai
dengan jenis pipa yang dilas.
• Sebelum pekerjaan las dimulai, Pemborong harus
mengajukan kepada Pengawas Lapangan contoh
hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
• Tukang las harus mempunyai sertifikat
pengelasan dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Pengawas
Lapangan.
• Setiap bekas sambungan las harus segera dicat
dengan cat khusus untuk mencegah korosi.
• Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las
listrik yang berkondisi baik menurut penilaian
Pengawas Lapangan.
XII-61
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
c. Sambungan flanged
• Sambungan flanged harus dilengkapi rubber
set/ring, seal dari karet secara homogen.
d. Sambung Lem
• Penyambungan antara pipa dan fitting PVC
mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat.
• Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting,
untuk itu harus mempergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
mempergunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang
pipa.
• Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci
harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
e. Sambungan yang Mudah Dibuka
• Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat
saniter sebagai berikut :
− Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
− Pada waste fitting dan siphon. Pada
sambungan ini kerapatan diperoleh dengan
adanya packing dan bukan seal threat
5.3 Selubung Pipa
• Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik
setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton.
XII-62
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup
untuk memberikan kelonggaran diluar pipa
ataupun isolasi.
• Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi
tuang ataupun baja. Untuk yang kedap air harus
digunakan sayap.
• Untuk pipa-pipa yang akan menembus
konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis “
flushing sleeves”.
• Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat
kedap air dengan rubber sealed atau “caulk”.
5.4 Katup Label (Valve Tag)
• Tags untuk katup harus disediakan ditempat-
tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.
• Fungsi-fungsi seperti “ normally open” atau
normally close” harus ditunjukkan di tags katup.
• Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal
dan diikat dengan rantai atau kawat.
5.5 Pembersihan
• Setelah pemasangan dan sebelum uji coba
pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama,
menggunakan cara-cara /metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda-benda asing
disingkirkan.
XII-63
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Desinfeksi :
− Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu
dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam
setelah itu dibilas.
− Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l
chlor selama 1 jam dan setelahitu dibilas.
6. Pengujian
6.1 Umum
• Semua biaya dan peralatan yang diperlukan
untuk melakukan pengujian disediakan oleh
pelaksana kontraktor.
• Kontraktor harus memberitahukan kepada
pengawas lapangan paling lambat 3 (tiga)
hari kerja sebelum mulai pelaksanaan
pengujian.
• Dalam masih ada kebocoran atau belum
berfungsinya suatu sistim dengan baik, maka
pelaksana harus memperbaiki peralatan
tersebut & mengulangi pengujian lagi.
• Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain
manometer, pompa-pompa dan lain-lain, harus
dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.
6.2 Pipa dan Jaringan Pipa
• Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan
ketentuan 2 (dua) kali tekanan kerja selama 8
jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal
ini tekanan uji saluran air bersih = 12 atm.
selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa
XII-64
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
siap untuk pertama kalinya dioperasikan,
maka pelaksana wajib melakukan desinfektansi”
terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang
disetujui). Pada prinsipnya pengetesan
dilakukan dengan cara bagian perbagian atau
panjang pipa max. 100 mtr.
• Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi
pengujian dilakukan dengan test rendam dengan
air selama 8 jam.
7. Training
• Kontraktor harus memberikan training bagi operator
minimal 3 (tiga) orang yang ditunjuk oleh pemberi
tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan
serah terima pekerjaan pertama.
• Materi training teori dan pratek sampai dapat
mengetahui operasi dan maintenance.
8. Referensi Produk
• Peralatan, bahan dan material yang
dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternative lain yang setaraf dan Pemborong baru
dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Pengawas Lapangan.
XII-65
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai
berikut :
No. Equipment Material/Type Product
1 Pipa Air Bersih PPR-PN 10- ATP Toro
- ERA
Pipa Air Panas PPR-PN 20- ATP Toro
- ERA
Pipa Air kotor, Air
Bekas, Air hujanPVC-AW 10Kg/cm2
- Rucika
- Pralon
- Wavin
2Katup-katup Peralatan
pipaValve/ Gate Valve
- Kitazawa
- Toyo
- Sowa
- Key Stone
3 Solar Water Heater - Wika Solarhart
16. Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran
1. Peraturan-Peraturan, Ijin-Ijin
a. Kontraktor/Pemasok harus mendapatkan ijin-
ijin yang berhubungan dengan pajak-pajak /
retribusi dari Instansi yang berhubungan dengan
dilaksanakannya Pekerjaan Instalasi Kebakaran.
b. Biaya yang timbul sehubungan dengan hal
tersebut di atas menjadi tanggungan dari Kontraktor /
Pemasok.
XII-66
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
c. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Kontraktor /
Pemasok yang mempunyai Surat Ijin Instalasi
Pemadam Kebakaran.
2. Petunjuk Operasi / Sistem Instalasi
a. Sesudah pekerjaan Instalasi selesai dan berjalan
dengan baik, Kontraktor diharuskan menyediakan
tenaga yang cakap untuk memberi latihan kepada
operator-operator yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas, supaya Operator-operator tersebut dapat
menjalankan Instalasi maupun Pemeliharaannya.
b. Sesudah pekerjaan Instalasi selesai, Kontraktor
diwajibkan pula menyerahkan dokumen yang
berisikan cara operasi maupun cara pemeliharaan dari
system Instalasi. Dokumen ini harus disetujui dahulu
oleh CM sebelum diserahkan kepada Pemberi
Tugas. Banyak dokumen yang diserahkan rangkap 3
(tiga) set.
3. Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan
a. Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang
cakap guna keperluan pemeliharaan terhadap
instalasi yang telah selesai dipasang dan temasuk
dalam kontrak, selama 6 bulan dihitung dari masa
penyerahan Instalasi kepada Pemberi Tugas.
b. Kontraktor harus bersedia dating sewaktu-waktu
jika terjadi kemacetan atau kerusakan, serta
memperbaiki masalah tersebut dengan segera.
Semua pekerjaan perbaikan tersebut harus
menjadi tanggung jawab Main Kontraktor jika
XII-67
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
kerusakan disebabkan oleh Kualitas Pekerjaan
maupun Kualitas Material yang jelek.
c. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan berkala
terhadap instalasi yang telah berjalan dan membuat
catatan yang perlu guna pemeliharaan dari Instalasi
system Tersebut.
4. Pengujian
a. Kontraktor harus melaksanakan pengujian
terhadap Sistem Instalasi yang telah dipasang
baik secara sebagian maupun secara keseluruhan,
sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah
berlaku atau yang ditentukan oleh Spesifikasi.
b.Kontaktor harus mengadakan pengujian dan
pengetesan yang disaksikan Pihak Direksi.
Kontraktor harus menanggung segala biaya yang
timbul dalam pengujian - pengujian ini.
c. Apabila didalam pengetesan Instalasi ini menyangkut
pihak lain, maka pihak lain tersebut harus ikut
menyaksikan pengetesan ini dan diminta
memberikan saran-saran / masukan agar jalannya
testing aman.
d. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian
kepada Direksi Lapangan. Hasil - hasil pengujian
akan dipakai untuk menentukan apakah system
Instalasi yang telah dipasang berfungsi
sebagaimana mestinya.
e. Pengujian harus dilakukan oleh Dinas
kebakaran sampai mendapatkan Surat Ijin /
XII-68
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Rekomendasi untuk pengurusan IBP (Ijin Penggunaan
Bangunan) segala sesuatunya merupakan Tanggung
Jawab Kontraktor.
5. Syarat Teknis Pelaksanaan
5.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Proteksi Kebakaran meliputi :
a. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan
Instalasi Hydrant dan Sprinkler
b. Pekerjaan Sipil yang berhubungan dengan
Pekerjaan Ini.
c. Semua Ijin yang berhubungan dengan Dinas
Kebakaran Pemerintah Daerah Setempat
menjadi tanggungan Kontraktor.
d. Pengujian system secara keseluruhan.
5.2 Penjelasan Mengenai Sistem
System Proteksi kebakaran untuk Proyek ini terdiri
atas system hydrant dan system Sprinkler. System
Hydrant yang diinginkan untuk proyek ini adalah
menggunakan hydrant Box Type Indoor. System
Sprinkler yang digunakan adalah system dengan
pancaran ke bawah. Tipe dari system tersebut diatas
direncanakan memakai “Tipe Basah” (Wet System),
ini berarti bahwa semua katup penyediaan air untuk
system harus dalam kondisi terbuka penuh dan
tekanan dalam air dalam jaringan pemipaan dijaga
setiap saat.
XII-69
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
5.3 Cara Kerja Sistem
Apabila katup kebakaran pada system hydrat
terbuka atau kepala sprinkler pada system sprinkler
pecah berdasarkan system yang telah ditetapkan
yaitu Tipe Basah, maka air dalam jaringan
pemipaan dari system akan langsung keluar
sehingga tekanan air dalam pipa akan turun. Hal
ini mengakibatkan pompa kebakaran akan bekerja
secara otomatis.
5.4 Sistem Pemadam Kebakaran
5.4.1 Pipa Pemadam Kebakaran
Jenis pipa yang dipakai adalah Pipa
Black steel Schedule 40.BS.1387/67,
Produk yang digunakan merk Bakrie,
PPI. Semua fitting harus dari jenis/bahan
yang sama dengan pipa yang digunakan.
Diameter dan jalur pipa adalah seperti
yang tercantum dalam gambar Perencanaan.
5.4.2 Hydrant Box Type Indoor
a. Fire Landing Valve, terdiri dari valve
diameter 65 dan 40 mm dan dilengkapi
dengan hand wheel untuk membuka
dan menutup.
b. Accessories
• Fire Hose Cabinet : Terbuat dari plat
baja, tebal 1.2 mm sedang untuk rangka
dan pintu plat baja 1.6 mm. Dilapisi
dengan cat dasar dan cat finishing
XII-70
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
berwarna merah. hose rack, hose dan
nozzle.
• Fire Hose : Selang kebakaran) untuk
In Door Unit mempunyai Diameter 40
mm dan Panjang 30 mm. fire
Hose yang dipasang harus dari bahan
kanvas dengan lapisan luar dapat
mencegah pejamuran serta
couplingnya sesuai dengan standard
coupling Dinas Kebakaran Pemerintah
Setempat.
• Nozzle. : dari bahan baja galvanized
(GS), besi galvanized (GI), Kuningan
atau Perunggu. Untuk Outdoor Unit
dipakai Nozzle Tipe jet. Ukuran
disesuaikan dengan hose yang ada.
• Hose Rack : Hose Rack adalah alat
penempatan hose dalam box agar
terlindungi dari kelembaban dan mudah
dioperasikan. Ukuran disesuaikan dengan
hose yang ada.
• Siamese Connection : Siamese
Connection yang dipasang adalah tipe
kepala ganda ukuran 100 x 2 x 65 mm
dan couplingnya harus sesuai dengan
standard Dinas Kebakaran Pemerintah
Setempat.
XII-71
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Valve Box : Bak Kontrol untuk
valve terbuat dari konstruksi beton
bertulang dengan dimensi panjang x
lebar = 50 x 50 cm dan dapat
disesuaikan dengan kedalaman pipa.
Lokasi penempatan valve box adalah
seperti yang terlihat dalam gambar
perencanaan.
5.5 Pemasangan
Pipa induk proteksi kebakaran
• Pemasangan pipa adalah sesuai
dengan gambar perencanaan. Pada
header dipasang pressure switch yang
mengatur mati/hidupnya masing-masing
pompa, pipa serta perlengkapan untuk
pengetesan pompa. Pada bagian -bagian
tertinggi dari pia dipasang air valve dia.25
mm.
• System Penyambungan Pipa dia.< 2.5
Inch, harus menggunakan sambungan
Ulir. Pipa dia > 2.5 Inch, harus
menggunakan sambungan Las.
• Penggantung Pipa Pipa horizontal dalam
bangunan, harus diberi penggantung
dengan persyaratan ;
- Bahan dari besi.
- Mampu menahan 5 x berat pipa berisi
air.
XII-72
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
- Jarak antar penggantung maksimum
3.5 meter.
- Sebelum dipasang harus dicat dengan
zink chromate.
Pipa yang menembus beton bangunan
harus disediakan selubung dengan
persyaratan :
- Bahan dari besi tuang / pipa baja
- Lebar celah antara selubung dengan
dinding luar pipa minimal 25 mm.
- Pipa yang menembus beton bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air,
maka celah antara selubung dengan
pipa harus dibuat kedap air.
- Pipa dibawah jalan dibungkus
dengan pipa baja, celah antara
selubung dengan pipa diisi pasir.
- Pipa dalam tanah :
Kedalaman galian > 75 cm dari
permukaan tanah.
Sekeliling pipa harus diberi pasir
setebal 15 cm.
Sebelum dipasang, pipa harus
dicat flinkut (flincoat),
minimal 3 lapis.
Pipa harus diberi tumpuan setiap
jarak 3 meter.
XII-73
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
5.6 Testing
Instalasi Pipa
Seluruh instalasi Pipa harus dilaksanakan
testing dengan Test Pressure 15 ATm
bagian per bagian, masing-masing selama 4
jam terus menerus, tanpa ada kebocoran /
penurunan pada test Pressure.
Setiap kali dilakukan penyambungan
pipa pemadam kebakaran dilakukan testing
ini (sehubungan dengan pekerjaan pemasangan
yang bertahap).
Pompa :
a. Dapat bekerja secara otomatis dan
manual.
b. Dapat berfungsi dengan sumber daya
dari PLN maupun dari Genset.
Seluruh system dilakukan percobaan sampai
berfungsi dengan baik. Perlatan testing
disediakan oleh Kontraktor dan atau
beban/biaya kontraktor sendiri. Pada waktu
testing dan percobaan diawasi oleh wakil
Owner dan Direksi Lapangan.
17. Pekerjaan Tata Udara
1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Umum
• Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan,
pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi,
service, pemeliharaan, penyediaan gambar
XII-74
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
terinstalasi, petunjuk operasi dan pemeliharaan
serta latihan petugas instalasi ini dari pihak
pemilik bangunan.
• Pemborong harus bertanggung jawab untuk
mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk
gambar-gambar, perincian penawaran (bills of
quantity), standard dan peraturan yang terkait,
petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Pengawas
Lapangan selama masa pelaksanaan
pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian
hal-hal di atas tidak akan diterima.
• Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi
peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan
kewajiban Pemborong untuk menggantinya
tanpa ada penggantian biaya.
1.2 Lingkup Pekerjaan Utama
• Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi
tetapi tidak terbatas pada:
- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan
pengujian instalasi ducting, distribusi udara
lengkap dengan damper, gantungan penguat
dan sebagainya.
XII-75
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan
pengujian system ventilasi Exhaust Fan dan
Intake Fan.
- Pengadaan, pemasangan, dan pengujian
seluruh instalasi air pengembunan (drainage)
sampai ke saluran air terdekat.
- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan
pengujian sumber daya listrik bagi instalasi
ini seperti kabel, pressure sensor dan semua
perlengkapan penunjang lainnya.
- Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting
dan balancing dari semua instalasi yang
terpasang, sehingga instalasi bekerja
dengan sempurna, sesuai dengan kriteria-
kriteria design.
- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan
pengujian return air grille, exhaust air
louver, fresh air louver, exhaust air
grille lengkap dengan rangka dan volume
damper.
- Pengadaan, pemasangan isolasi dibawah
atap lengkap dengan bahan dan
perlengkapan alat bantu yang digunakan.
- Memberikan training mengenai cara
pengoperasian, pemeliharaan dan
perbaikan dari peralatan-peralatan Air
Conditioning dan instalasi perpasang.
XII-76
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
{program training harus mencakup segi
teori/prinsip dasar serta aplikasinya}
- Menyerahkan gambar-gambar, buku
petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi
terpasang.
- Mengadakan pemeliharaan instalasi ini
secara berkala selama masa pemeliharaan.
- Memberikan garansi terhadap
mesin/peralatan dan instalasinya yang
terpasang selama 1 (satu) tahun
sejak serah terima pertama (kesatu).
- Melakukan testing dan commissioning
instalasi tersebut.
1.3 Lingkup Pekerjaan Terminasi
• Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini
adalah pekerjaan yang mempunyai hubungan
dengan instalasi lain yang harus secara lengkap
dan terkoordinasi dikerjakan oleh Pemborong
instalasi ini.
- Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan
yang disediakan oleh Pemborong listrik.
- Menyambung pipa drain ke pipa drain utama
sampai ke saluran terdekat.
• Koordinasi dengan Pemborong lain maupun
Instansi terkait untuk menjamin bahwa instalasi
tersebut sudah benar, aman dan memenuhi
persyaratan.
XII-77
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
2. Persyaratan Teknis Umum
2.1 Umum
• Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan
secara umum ketentuan ketentuan yang
perlu diikuti untuk semua bagian yang
dalam pelaksanaannya berhubungan dengan
instalasi Tata Udara.
• Gambar-gambar dan spesifikasi adalah
ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
2.2 Publikasi, Code dan Standard
• Publikasi, code dan standard yang berlaku
di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code
dan standard yang belum ada di Indonesia,
Pemborong wajib mengikuti publikasi, code
dan standard internasional yang berlaku dan
merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
- SMACNA - 85
- ASHRAE - Guide and data Book, ARI
- NFPA - 90A
- ASTM, ASME
- AMCA
- CTI
- PUIL 2000
- Pedoman Plumbing Indonesia
- Keputusan/Peraturan Menteri, Gubernur dan
Pemerintah daerah
XII-78
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
- Peraturan lainnya yang dikeluarkan
oleh instansi yang berwenang.
- Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.
2.3 Kondisi Perancangan
• Kondisi udara luar bangunan :
- Temperatur rata-rata : 33° C
- Relative Humidity : 70 - 75 %
- Kecepatan angin rata-rata : 7 - 10 mile/jam
• Kondisi udara dalam bangunan :
- Temperatur : 23° ±2° C
- Relative Humidity : 55 - 65 %
- Ventilasi : 15 - 20 cfm/org
2.4 Kriteria Kebisingan/Noise Criteria (NC)
• Batas - batas yang diijinkan untuk
perkantoran : 40 50 dB.
2.5 Perlindungan Kebakaran
• Semua peralatan maupun instalasi yang
mengharuskan tahan terhadap api dalam
jangka waktu tertentu, maupun terhadap
penyebaran api yang disebabkan adanya
celah-celah antara pipa dengan dinding atau
lantai harus menggunakan material yang
sesuai untuk tujuan tersebut.
3 Peralatan Utama
3.1 Ventilasi
3.1.1 Umum
• Spesifikasi yang diuraikan di bawah
ini adalah sebagai kebutuhan dasar
XII-79
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
yang harus diikuti. Sedangkan
ketentuan-ketentuan spesifik terhadap
tipe, kemampuan (performance)
peralatan, perlengkapan dan lainnya
dapat dilihat pada lembar “Referensi
Produk” yang menyertai dokumen ini.
• Fan harus sudah mendapatkan
sertifikat, sesuai standard yang berlaku
di negara dimana fan tersebut dibuat,
sebagai contoh AMCA standard 210 - 74
di Amerika.
• Sound pressure level harus dilengkapi
dalam dB dengan Re - 10E12 w pada
octave band mid. frek. 60 - 4000 Hz.
• Pada dasarnya semua fan harus
mempunyai noise level yang rendah
dalam operasinya dan dalam batas-batas
yang normal.
3.1.2 Spesifikasi Teknis
• Propeller Fan (wall mounted atau ceiling
fan)
~ Fan dari type propeller untuk dinding
seperti ditunjukkan dalam gambar atau
daftar peralatan.
~ Untuk fan dinding lengkap dengan
automatic shutter dari jenis alluminium
XII-80
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
(bila ditunjukkan dalam Gambar Rencana
atau Daftar Peralatan).
~ Untuk fan dinding dengan kapasitas
besar dan static pressure tinggi (high
pressure fan), rangka fan dari baja yang
dicat anti karat dengan impeller dari
alluminium diecast.
~ Rangka untuk dudukan fan digantung
pada lantai dari besi pelat dan besi
siku dan gantungan dari besi
penggantung (steel rod) yang dilengkapi
peredam getaran (vibration isolator).
~ Rangka untuk dudukan fan pada dinding
dari kayu jati, dengan baut-baut yang
tahan karat.
~ In-Line Axial Fan.
~ Impeller harus tipe airfoil blade dari
bahan polypropylene dan digerakan
langsung.
~ Casing terbuat dari thermoplastic.
~ Fan Harus statis dan dinamis balance dari
pabriknya.
~ Motor dari jenis TEFC, IP 44, Isolasi klas
F.
~ Noise levelnya rendah.
4. Pekerjaan Ducting Existing
4.1 Spesifikasi Teknis
4.1.1 Umum
XII-81
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Jika tidak diterangkan secara khusus istilah
ducting secara umum berarti pekerjaan duct,
fitting, damper, support, dan lain- lain
komponen/aksesoris yang diperlukan untuk
melengkapi instalasi ini.
• Jalur-jalur ducting yang terlihat pada Gambar
Rencana adalah gambar dasar yang
menunjukkan route dan ukuran ducting
existing.
4.1.2 Publikasi Dan Standard Yang Digunakan
• ASHRAE, the Guide and Data Book.
• SMACNA (Sheet Metal and Air
Conditioning Contractors
National Association)
4.1.3 Sambungan flexible
Pemborong harus memasang sambungan
flexible connection dari bahan double sheet
glass cloth tebal 0,65 mm atau lebih dengan
isolasi density minimum 16 kg/m³ jenis fire
resistant ke ducting yang masuk/keluar dari
fan dan FCU atau indoor unit.
• Panjang flexible connection tak lebih dari
20 cm, dan tidak menimbulkan kebocoran
pada sambungan.
• Cara pemasangan harus dalam satu garis
lurus sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan pengecilan luas
penampang.
XII-82
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
4.1.4 Grille dan Diffuser
• Grille dan diffuser harus terbuat dari
bahan alluminium anodized profile dan
ex. Local. Pemasangan diffuser/grille ke
plafond harus memakai rubber sponge
tebal 6 mm.
• Warna untuk grille dan diffuser di
anodized dengan warna akan
ditentukan kemudian oleh
Arsitek/Pengawas Lapangan/Pengawas
Lapangan.
• Supply air diffuser dan fresh air
intake grille harus mempunyai
vertical dan horizontal blade yang dapat
diatur defleksinya dan memakai volume
damper.
• Konstruksi Exhaust air grille dan return
air grille tanpa memakai volume
damper.
• Tidak dibenarkan memakai baut pada
permukaan dari grille/diffuser.
4.1.5 Louvers
Louvers boleh dari bahan galvanized atau
alluminium seperti ditentukan pada gambar
atau sesuai permintaan arsitek, dengan
ketebalan 1 mm. Setiap pemasangan louvers
XII-83
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
harus dilengkapi dengan bird (insect) screen
pada bagian dalamnya. Luas efektif louvers
harus lebih besar dari 50% luas permukaan.
4.2 Pekerjaan Isolasi
4.2.1 Umum
Seperti yang ditunjukan dalam gambar
rencana, Pemborong wajib membuat contoh
cara mengerjakan isolasi yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Lapangan/Pengawas Lapangan sebelum
dilaksanakan.
4.2.2 Peralatan
a. Pipa, Alat-alat Bantu dan Peralatan Pengadaan
dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-
alat bantu dan peralatan yang ditentukan,
lengkap dengan material bantu lainnya yang
menunjang bagi keperluan isolasi
tersebut.
b. Isolasi Pipa
• Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant
dan pipa drain.
• Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah 1”.
• Ketebalan isolasi pipa drain (kondensasi)
adalah :
- Diameter s/d 2” tebal ¾ “
- Diameter 2 ½ “ s/d 4” tebal 1”
XII-84
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan
vinil atau yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat isolasi.
• Untuk pipa drain dalam tanah isolasi
memakai styrofoam class d2, tebal 2”
dan diseal pada sambungan antara
dengan flinkcote air dan
selanjutnya dibalut dengan
bituminous sheet dengan tebal 1 ½ mm
(Premseal 100).
• Cara melekatkan isolasi ke pipa
memakai perekat yang dianjurkan
pabrik pembuat isolasi, demikian juga
dengan sambungan antaranya.
• Pada setiap sambungan pipa, harus
memakai blok kayu berbentuk lingkaran
penuh dari kayu jati selebar 50 mm dan
setebal sama dengan isolasi. Ukuran
diameter kayu tepat sama dengan
diameter luar pipa. Sambungan kayu
dan isolasi harus rapat dan memakai
perkat. Selanjutnya pada sambungan
tersebut dibalut dengan adhesive
alluminium foil selebar 200 mm.
c. Isolasi Alat-alat bantu Pipa
Semua alat-alat bantu (accessories pipa seperti
valve, strainer dan lain-lain sejenisnya) harus
diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian
XII-85
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
rupa sehingga tidak merusak isolasi bila
peralatan tersebut perlu untuk
diperbaiki/diservice.
d. Isolasi Peralatan
Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan
refrigerant sistem,air eliminatir harus
diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian
rupa sehingga bila ada perbaikan dari
peralatan tersebut isolasi gampang dan
mudah tanpa menimbulkan kerusakan pada
isolasi.
e. Perlindungan Isolasi Terhadap Kerusakan
- Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories)
yang diisolasi dan berada di ruang
terbuka yang terkena sinar matahari dan
hujan, harus memakai pelindung alluminium
sheet jacketing ketebalan 0,5 mm
dengan sistem sambungan yang
sedemikian rupa sehingga air hujan tidak
bias merembes/ bocor kedalam isolasi
tersebut.
- Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan
pelindung dengan metal jacketing
sedemikian rupa sehingga mudah
dilepas/dibuka tanpa merusak
pelindungnya, apabila ada perbaikan.
- Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi
tanpa memakai metal jacketing, antara
XII-86
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
clamp gantungan dan isolasi harus
memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS
80 selebar 150 mm dan setengah
lingkaran atau penuh sesuai tipe
gantungan yang sisi-sisinya dilipat
5. Pekerjaan Pemipaan
5.1 Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana,
Jalur-jalur pipa yang terlihat pada adalah gambar dasar
yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur
instalasi lainnya, diperlukan dan mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan / Pengawas
Lapangan sebelum dilaksanakan.
5.2 Peralatan
a. Pipa Refrigerant
• Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan
secara hati- hati dan sebaik mungkin, sebelum
dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering
dan bebas dari debu dan kotoran dan
hendaknya dipasang sependek mungkin.
• Pipa tembaga dari jenis K yang dehydrated
dan sealed. Diameter pipa yang dipakai harus
disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin
mesin dan panjang ekivalen pipa.
XII-87
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Perbedaan tinggi antara condencing dan
evaporator dan panjang pipa tidak melebihi
yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
• Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing
harus disambung dengan perantaraa wrought
copper fitting atau non porous brass
fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak
dengan meniupkan gas mulia seperti nitrogen
kering kedalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya
kerak oksida didalam pipa.
• Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh
dipergunakan. Solder “tintlead 95-5” dapat
dipergunakan kecuali pada pipa discharge
gas panas.
• Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung
dengan solder, nyala api atau lainnya yang
sesuai untuk pipa refrigerant. Pada
pipa “precharger refrigerant lines” yang
disediakan oleh pabriknya maka harus
dipasang sesuai dengan persyaratan
pabrik.
• Pipa refrigerant harus disangga dan digantung
dengan baik untuk mencegah melentur dan
meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
• Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan
persyaratan
XII-88
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
“Ashrae Guide Book” dan atau persyaratan
pabrik.
• Suatu alat pengering refrigerant (filter drier)
dengan kapasitas
yang cukup serta “sight glass moisture indicator”
harus dipasang
pada bagian “liquid line” setiap pipa terpasang,
sight glass harus
dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier
harus menurut ARI Standard 710, hendaknya
jenis full flow replacable care.
• Fitting untuk flare points hendaknya jenis
standard SAE forged brass flare nenurut ARI
/standard 720 dengan unit short shank
flare.
• Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan
refrigerant sebelum pemasukkan tiap thermostatic
expansion valve.
• Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton
harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi
dengan bahan caulking umpamanya
compriband atau building sealant.
• Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12
kg/cm² selama 24
jam.
• Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail,
jarak gantungan
XII-89
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
− sampai ½” : berjarak 1,2 m
− diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
− diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
• Penggantung pipa pada plat beton memakai
Phillips red heat
(dyna-bolt).
• Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai
clamp atau collar yang dipasang erat pada
pipa dan menumpu pada floor
memakai rubber pad.
• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan
dinding/bagian
dari bangunan pada arah horizontal maupun
vertical.
• Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º
dan 45º ada dasarnya untuk sudut belokan 90º dan
45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan
long radius dan dalam hal kondisi
setempat tidak memungkinkan maka menggunaan
short radius harus mendapat persetujuan tertulis
dari MK dan konsultan perencana.
• Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang
dulu dalam keadaan sempurna.
• Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada
supports.
XII-90
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Type dan fitting harus bebas dari tegangan
dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
b. Pipa Kondensasi (drain)
• Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu
bagian luar dari kotoran-kotoran yang melekat
dan disambung dengan lem perekat yang dianjurkan
oleh pabrik pipa.
• Untuk sambungan ulir harus memakai seal
tape untuk mencegah kebocoran dan tidak
diperkenankan memakai plumber rope, edangkan
untuk sambungan menggunakan lem, semua bagian
yang akan disambung harus sudah bersih, kering dan
bebas dari debu, kotoran dan hendaknya
dipasang sependek mungkin.
• Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan
dahulu bagian dalamnya dari kotoran-kotoran
yang melekat.
• Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton
harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi dengan
bahan caulking umpamanya compriband atau
building sealant.
• Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24
jam.
• Gantungan pipa sesuai dengan gambar detai,
jarak gantungan
XII-91
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
− sampai ½” : berjarak 1,2 m
− diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
− diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
− diameter 2¼“ s/d 5” : berjarak 2,5 m
• Penggantung pipa pada plat betton memakai
phillip red head
(dyna-bolt).
• Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai
clamp atau collar yang dipasang erat pada
pipa dan menumpu pada floor memakai rubber
pad.
• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan
dinding/bagian dari bangunan pada arah horizontal
maupun vertikal.
• Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º
dan 45º pada dasarnya untuk sudut belokan 90º dan
45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan
long radus dan dalam hal kondisi
setempat tidak memungkinkan maka menggunaan
short radius harus mendapat persetujuan tertulis
dari MK dan konsultan perencana.
• Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang
dulu dalam keadaan sempurna.
• Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada
supports.
XII-92
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Type dan fitting harus bebas dari tegangan
dalam yang diakibatkan ari bahan yang
dipaksakan.
• Pipa drain (kondensasi) dari PVC class D dan
dilengkapi dengan isolasi.
6. Pekerjaan Listrik
6.1 Umum
• Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana,
jalur-jalur kabel, perletakan panel dan motor seperti
yang tercantum adalah gambar dasar yang
menunjukkan route, lokasi panel dan perletakan
instrument control. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop
drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi
lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan
dari Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan
sebelum dilaksanakan.
• Pemborong wajib mengikuti peraturan-peraturan
yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL)
2000
- Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
- Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
- Lembaga Pengujian Bahan
- Dinas Keselamatan Kerja
XII-93
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
6.2 Spesifikasi Teknis
6.2.1 Motor Listrik
• Motor, AC, Split
- Jenis induction motor, permanent split,
dengan thermal overload protector.
- 3 phase 220/380 V/50 Hz
- 3 tingkat kecepatan
- Insulation class E
• Motor Fan
- Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah
phase tergantung kapasitas fan
• Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek
ini mempunyai power factor minimal 0,8.
Putaran maksimum 1450 rpm ( untuk motor-
motor tersebut di atas). Motor-motor yang digunakan
disini harus sudah memenuhi standard NEMA
(Amerika), BS (Inggris), DIN (Jerman) dan JIS
(Jepang).
6.2.2 Panel
• Semua komponen yang digunakan untuk panel
tenaga dan panel-panel control harus dari
merek yang sama dengan yang digunakan pada
instalasi listrik.
• Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat bsi
setebal 2 mm, dilengkapi dengan kunci Yale atau
setaraf. Pengecatan dengan cat dasar dan duco
XII-94
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
minimal 2 kali. Warna finishing ditentukan
Kemudian.
• Panel-panel yang bukan berasal langsung
dari produk peralatan tertentu yaitu panel-
panel yang dirakit lokal haruslah berasal dari
pembuat panel khusus, untuk merek
komponen yang dipakai.
• Tiap-tiap panel dan unit mesin harus
digrounded. Tahanan pentanahan harus lebih
kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak
hujan 2 (dua) hari.
6.2.3 Panel Starter
• Star Delta Starter : Bila motor berkapasitas
lebih besar atau sama dengan 7,5 HP
• Direct on Line : Bila motor berkapasitas
dibawah 7,5 HP
• Panel starter harus dilengkapi dengan pilot
lamp green, red, white untuk ON, OFF, O/L,
plat nama untuk peralatan yang dilayani serta
push button ON/OFF dan disconnecting switch
bila memakai remote starstop.
• Semua komponen yang dipergunakan untuk
panel tenaga dan panel-panel control harus dari
merk yang sama yang digunakan pada instalasi
listrik.
• Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi
XII-95
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
setebal 2 mm, dilengkapi dengan kunci Yale
atau setaraf. Pengecatan dengan cat dasar dan
duco minimal 2 kali. Warna finishing ditentukan
kemudian.
• Panel-panel yang bukan berasal langsung
dari produk peralatan tertentu yaitu panel-
panel yang dirakit local haruslah berasal dari
pembuat panel khusus, untuk merek komponen
yang dipakai.
• Tiap-tiap panel dan unit mesin harus
digrounded. Tahanan pentanahan harus lebih
kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak
hujan 2 (dua) hari.
6.2.4 Wiring
• Wiring untuk instalasi listrik dan control
harus dipasang dalam PVC conduit high
impact.
• Wiring diagram hendaknya disesuaikan
dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
• Disetiap tarikan kabel tidak boleh ada
sambungan.
• Jari-jari belokan kabel, hendaknya minimum
1,5 kali diameter kabel.
• Menghubungkan kabel pada terminal harus
menggunakan “kabel schoen”, kabel 25 mm²
XII-96
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
keatas pemasangan “kabel schoen”
menggunakan timah pateri lalu dipress hydraulis.
• Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang
press tangan.
• Setiap kabel yang menuju terminal peralatan
harus dilindungi memakai metal flexible
conduit.
• Kabel yang dipasang pada dinding luar harus
memakai metal conduit dan diclamp rapi ke
dinding memakai clamp pipa.
• Kabel-kabel yang digantung pada plat beton
harus memakai clamp penggantung dan wire
rod yang diramset ke beton.
7. Instalasi
7.1 Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang
sesuai dengan cara pemasangan yang secara teknis
praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau
publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan atau
alat-alat bantu tersebut.
7.2 Landasan Peralatan
Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor,
mempunyai ukuran sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian-bagian peralatan, compressor maupun motor
yang berada di luar landasan. Berat peralatan
XII-97
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
diartikan berat dalam operasinya.
7.3 Platforms
Untuk peralatan seperti outdoor unit, indoor unit, fan
dan sejenisnya yang menggantung dan duduk pada
suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan
suatu frame besi channel (siku) yang dilas atau dibautkan,
atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam operasinya.
7.4 Penetrasi Atap
Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti
duct, pipa,
venting harus dilengkapi dengan pinggiran beton (curb)
keliling bagian-
bagian instalasi tersebut sehingga konstruksinya betul-
betul kedap air.
7.5 Pencapaian Peralatan Untuk Service
• Semua bagian peralatan ataupun peralatan bantu
dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk
bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam
perbaikan, termasuk juga accessories pipa, valve,
clean out, damper, filter, venting dan lain-lain.
Untuk itu Pemborong dalam pemasangannya wajib
memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan
dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang
dimaksud tercapai.
• Disamping itu Pemborong harus mengusulkan
XII-98
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
kepada Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan (bila
belum ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service
(access panel), untuk setiap peralatan dan accessories
yang berada dalam shaft atau ceiling yang
memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
• Bila dalam Gambar Rencana sudah ditunjukkan ada
acces panel yang diperlukan, maka penggeseran untuk
posisi yang tepat dari acces paneltersebut sehubungan
dengan letak peralatan/accessories dan kaitannya
dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan
Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan untuk
disetujui.
7.6 Perlindungan Peralatan Dan Bahan
• Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi
Pemborong untuk melindungi peralatan-peralatan,
bahan-bahan, baik yang sudah, maupun belum
terpasang bila diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun
mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam
(hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan
kimia sekitarnya.
• Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-
peralatan fixture dan lain-lain, dibersihkan atau dites
dan di adjust kembali untuk membuktikan bahwa
peralatan dan bahan beroperasi dengan baik.
• Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena
tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah
merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima
XII-99
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
(serah terima belum 100%).
7.7 Pengecatan
• Semua bagian pekerjaan yang menyangkut carbon
steel yang tidak digalvanis harus dicat dasar dan cat
finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian
harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran
yang melekat.
• Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat
dan cat finish terdiri atas dua lapis cat copolymer.
• Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya
rusak/cacat dalam pengangkutan, peyimpanan dan
lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya
atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pengawas
Lapangan/Pengawas Lapangan. Untuk jalur-jalur pipa,
kode warna disesuaikan dengan standard.
7.8 Anti Karat
• Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal
dari besi dan sebelumnya tidak diperlukan
untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan,
landasan, flange dan lain-lain) harus dicat dengan cat
anti karat, yaitu Zinchromate dan selanjutnya cat finish
dengan warna yang ditentukan kemudian. Semua baut,
mur dan washer haruslah Zinc electroplated.
• Landasan penyangga peralatan (steel bases),
seluruhnya harus bersih dan bebas dari las-lasan, dicat
XII-100
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
dasar dengan Zinchromate dan cat akhir finish dua lapis.
7.9 Sleeve, Built In Insert
• Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan
tertanam atau menembus concrete atau tembok
harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk nstalasi.
Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk
keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan
Pengawas
Lapangan/Pengawas Lapangan dan disertai gambar
detail.
• Semua pipa tembus dinding harus menggunakan
sleeve dengan clearance ¾” jika pipa berisolasi,
cleareance tetap dibutuhkan ¾” antara isolasi dan
sleeve menembus atap harus diperpanjang ± 200 mm di
atas atap lantai. Setelah pemasangan pipa cleareance
harus diisi dengan sealant yang tahan api atau fire stop.
7.10 Penomoran, Nama Peralatan/Accessories
Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus
diberi code nama peralatan dan nomor sesuai
seperti yang diajukan ke Direksi/Pengawas
Lapangan/Pengawas Lapangan pada daftar
peralatan atau data sheet atau sebagai tercantum
dalam as-built drawing.
8. Pekerjaan Lain-Lain
• Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-
XII-101
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
mesin pendingin, compressor, kipas angin (fan), motor-
motor listrik, termasuk dalam pekerjaan Pemborong AC.
• Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta
ukuran pondasi atau ukuran concrete plint pada masing-
masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain
kepada Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan untuk
diperiksa dan disetujui.
• Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus
mengikuti petunjuk-petunjuk/pedoman pabrik pembuat
peralatan tersebut.
• Pemborong AC harus menyediakan dam memasang
peredam getaran (vibration eliminators) untuk melindungi
bangunan dari suara berisik dan getaran yang ditimbulkan oleh
mesin-mesin.
• Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (seperti
ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau gambar yang
disetujui) semua dudukan (support) atau penggantung
(hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct
yang diperlukan.
• Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat,
dudukan-dudukan atau penggantung-penggantung tersebut harus
dibuat dari konstruksi pipa, profil batang (rod) atau strip sesuai
dengan Gambar Rencana atau gambar kerja yang disetujui.
Semua support yang menumpu pada lantai harus mempunyai
pelat-pelat (flanges) yang kuat pada titik tumpuannya pada
lantai.
XII-102
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada
rangka baja dan harus berkonsultasi dengan Pengawas
Lapangan dan Pemborong sipil.
• Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang
ditimbulkan oleh dudukan-dudukan atau penggantung-
penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi
merata sehingga tidak menimbulkan tegangan- tegangan yang
tidak wajar.
• Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang
dipasang tidak akan menyebabkan penerusan suara dan
getaran (vibration & noise transmission) ke dalam
ruangan-ruangan yang dihuni yang dalam hal ini dilakukan
oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
• Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi-
modifikasi yang perlu untuk memenuhi syarat tersebut diatas.
9. Pekerjaan Testing, Adjusting Dan Balancing
9.1 Umum
Pelaksanaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB)
secara mendasar harus mengikuti standard atau
petunjuk yang berlaku secara umum
seperti standard NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan
menggunakan peralatan-peralatan ukur yang
memenuhi untuk pelaksanaan TAB
tersebut.
9.2 Peralatan Ukur
XII-103
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus
dimiliki oleh Pemborong yang bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran laju aliran udara
−Pitot tube dengan inclined manometer
−Anemometer dan sejenisnya
− Hood untuk mengukur udara di diffuser
b.Pengukuran temperature udara/air
− Sling psychrometric
− Thermometer
c. Pengukuran putaran (RPM)
− Tachometer atau sejenisnya
d. Pengukuran Listrik
− Voltmeter
− Ampermeter/Tang-amper
e. Pengukuran tekanan
− Barometer/pressure gauge
9.3 Pelaksanaan Testing,Adjusment dan Balancing (TAB)
• Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap
seluruh sistem dan bagian-bagiannya, sehingga di
dapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai
atau mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam
rencana.
• Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran
yang dilakukan terhadap besaran-besaran yang
ditentukan design, juga diwajibkan melaksanakan
pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak
XII-104
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
tercantum dalam Gambar Rencana, tetapi besaran ini
sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan
kemampuan peralatan dan juga sebagai data yang
diperlukan bagi pihak maintenance dan operation.
• Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-
pengukuran terhadap besaran-besaran lainnya yang
tidak tercantum dalam Gambar Rencana harus
dituangkan dalam suatu laporan yang bentuknya
(formnya) sudah disetujui oleh Pengawas
Lapangan/Pengawas Lapangan.
• Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer
yang betul-betul sudah berpengalaman dalam
peaksanaan TAB ini.
• Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi
oleh tenaga Pengawas, dimana hasil-hasil pengukuran
dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh
Pengawas tersebut dan dalam laporannya turut
menandatangani.
• Sebelum melaksanakan TAB, Pemborong harus
membuat suatu rencana kerja mengenai prosedur
testing & commissioning untuk masing-masing bagian
pekerjaan, dan prosedur ini agar dibicarakan dengan
pihak Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuannya.
• Sebelum melaksanakan TAB, Pemborong sudah harus
menyiapkan suatu bentuk formulir yang berisi item-
item yang akan dilakukan untuk masing-masing sistem
XII-105
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
yang akan dilakukan pengetesan.
9.4 Balancing Sistem Distribusi Udara
Prosedur Testing dan Adjusting
• Test dan sesuaikan putaran blower dengan ketentuan
design.
• Test dan catat motor full load ampere.
• Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube
traverse) untuk mendapatkan air flow rate (CFM) dan fan
sesuai dengan design.
• Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari
fan (blower)
• Test dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.
• Test dan sesuaikan dengan kebutuhan luar untuk
masing-masing fan coil unit atau indoor unit.
• Test dan catat temperature Dry bulb, dan Wet
bulb dari udara masuk dan keluar dari coil.
• Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang
utama.
• Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone
(ruangan).
• Test dan sesuaikan masing-masing diffuser/grille
dan lakukan re-check terhadap performance dari
jenis diffuser/register/grille tersebut.
• Indentifikasikan ukuran, tipe, masing-masing
diffuser/register/grille dan lakukan re-check
XII-106
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
terhadap performance dari jenis
diffuser/register/grille tersebut.
9.5 Balancing Sistem Aliran dan Tekanan Refrigerant
Prosedur testing dan balancing
a. Tahap 1
− Buka semua katup-katup pada posisi membuka
penuh, termasuk katup-katup yang berada
disekitar cooling coil.
− Buka dan bersihkan semua katup control.
− Periksa apakah kondisi didalam sistem instalasi
pipa sudah ditreatment dan dibersihkan.
− Periksa apakah ada sistem circuit yang
pemipaannya mungkin bias menyebabkan
terperangkapnya udara.
− Set semua temperature control sehingga
cooling coil akan bekerja (katup control akan
membuka penuh).
− Sebelum sistem balancing dari aliran udara ini
dilaksanakan aliran udara sebelumnya sudah
dibalancing dengan cermat.
XII-107
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
No
.Equipment Material/Type Product
1 Unit Exhaust FanS & P, Kruger
2 Isolasi PipaInaba-Denko
3 Pipa refrigerantInaba-Denko
4Intake Grille/ Exhaust
GrilleAllumunium anodized profile
Tamura, Comfort
Air
5 Pipa DrainPVC High Impact kelas 10 Kg/
m2
Rucika, Wavin
6 Hanger Rod & Bracket GalvanizedEx.Local
XII-108
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
19. PEKERJAAN PENATAAN HALAMAN ( LANDSCAPE ).
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini, untuk
mencapai hasil yang baik (maksimal). Pekerjaan tersebut mulai dari
pembersihan tanah, persiapan tanah dan penambahan top soil serta
pembentukan tanah kemudian penanaman pohon lengkap dengan
steiger, tanaman semak/perdu/penutup tanah serta penanaman rumput
di halaman.
Uraian macam pekerjaan:
1. Pekerjaan Persiapan Penanaman
2. Pekerjaan Tanah dan Pasir
3. Pekerjaan Beton dan Pasangan
4. Pekerjaan Tanaman untuk Taman
2. PROSEDUR UMUM
2.1 Semua Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat syarat pekerjaan lansekap, peraturan pemakaian bahan yang
berlaku, standard spesifikasi bahan yang digunakan serta sesuai
dengan petunjuk konsultan Konsultan Supervisi.
2.2 Sebelum memulai pekerjaan, harus dilaksanakan kordinasi dengan
struktur, arsitek M&E dan lainnya, supaya tidak terjadi kerusakan
terhadap pekerjaan yang sudah terpasang atau sedang dipasang.
2.3 Semua bahan sebelum dipasang, harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi.
XII-109
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PENANAMAN TANAMAN
3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pembersihan lokasi
Lokasi yang akan ditanami, harus bersih dari kotoran, puing
bangunan, sisa akar tanaman dan tanaman liar. Kemudian tanah
digemburkan
b. Pengadaan tanaman atau penyediaan bibit.
- Tanaman harus berasal dari stock nursery yang sudah tumbuh,
dalam keadaan terbungkus (keranjang/poly bag)
- Perlu diperhatikan cara pengangkutan yang baik untuk
mengurangi resiko kerusakan tanaman.
c. Pengujian bibit tanaman
Pengujian dilakukan berupa memeriksa jumlah dan jenis tanaman,
melihat bentuk / form dari tanaman, tanaman harus bebas dari
penyakit. Jika tanamanterssebut sudah dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat, maka bibit tanaman tersebut disimpan teratur
ditempat yang teduh.
a. Pengadaan peralatan kerja/ bahan penunjang lain. Disediakannya
peralatan peralatan standard untuk melakukan pekerjaan tersebut
termasuk ketersediaan air bersih yang bebas dari lumpur dan bahan
kimia yang merusak.
3.2 PEKERJAAN TANAH
a. Pembersihan tanah
Tanah yang telah siap untuk dilaksanakan penanaman harus benar
benar bersih dari puing, kerikil, dll Tanah yang dipakai untuk
urugan adalah lapisan tanah top soil
b. Pengolahan tanah
Pembuatan lubang lubang sesuai dengan kebutuhan dan didiamkan
selama 5 hari. Tanah yang dibuang diganti dengan top soil baru
yang dicampur dengan pupuk dengan perbandingan seperti
XII-110
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
disebutkan di uraian berikut.Pembentukan tanah, leveling tanah
mengikuti gambar rencana.
3.3 PEKERJAAN PENANAMAN
Semua pekerjaan harus sesuai dengan rencana. Jika terjadi
perbedaan antaragambar dan keadaan di lapangan, maka harus
dilaporkan kepada konsultan Konsultan Supervisi untuk diambil
keputusan dari perbedaan tersebut.
3.3.1. PEKERJAAN PENANAMAN POHON
a. Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan persiapan meliputi persiapan peralatan
- Ketersediaan alat pemeliharaan seperti selang, ember, alat
penggembur tanah
- Steger tanaman
- Penyediaan pupuk
- Penyediaan bibit
b. Pematokan dan Pengolahan Tanah
- Seluruh permukaan tanah diurug dengan top soil (tanah
merah super tanpa batu), minimal setebal 20 cm padat
ketinggian sesuai rencana. Kemudian baru diadakan
pengolahan tanah.
- Top soil sampai kedalaman 50 cm dicampur dengan humus
dengan bandingan 3 bagian top soil berbanding dengan 1
bagian humus. Periksa PH tanah. PH yang baik adalah sekitar
4,5 – 8,5.
- Penggalian lubang tanaman untuk pohon :
o ukuran atas 80 x 80 cm
o ukuran dasar lubang 80 x 80 cm
o ukuran dalam 100 x 100 cm
c. Pelaksanaan Penanaman Pohon
XII-111
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
- Setelah didiamkan selama 5 hari dan pupuk sudah menyatu
dengan tanah olahan lubang tersebut disiram dengan air
- Keranjang atau pembungkus tanaman harus dilepas dengan
hati-hati dekat lubang yang ditanami
- Bibit tanaman tersebut dimasukkan dengan hati hati kedalam
lubang yang akan ditanamiTanah diurug sedikit demi sedikit
(top soil + pupuk) sambil dipadatkan secukupnya supaya
tanaman tidak goyah
- Pangkal batang pohon harus tepat pada permukaan tanah,
setelah itu kompos steril siap pakai diletakkan diatas
permukaan tanah setebal 5 cm.
- Batas permukaan tanaman harus lebih tinggi 5 – 10 cm dari
permukaan tanah yang sebenarnya.
- Setelah pekerjaan penanaman selesai, kemudian dipasang
steger (penunjang tanaman) yang diikat dengan tali ijuk.
- Batang tanaman yang diikat denngan steger terlebih dahulu
dibungkus dengan karung supaya batang tanaman tersebut
tidak rusak.
- Daun yang terlalu tua/ masih muda harus dikurangi, dengan
maksud untuk membantu mengurangi penguapan.
- Kemudian disiram dengan air sebanyak 10 liter untuk setiap
pohon, dan untuk selanjutnya penyiraman dilakukan setiap 2
kali sehari selama dua bulan pertama setelah penanaman.
3.3.2. PEKERJAAN PENANAMAN SEMAK/PERDU
a. Pekerjaan Persiapan
- Secara umum sama dengan Persiapan penanaman pohon.
b. Pengolahan Tanah
- Seluruh tanaman harus bersih dari tanaman liar/sampah
- Tanah asli diganti dan diolah dengan perbandingan 7 bagian
tanahtop soil berbanding dengan 3 bagian humus steril. Kedua
XII-112
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
bahan dicampur merata, setelah itu tanah digemburkan dan
dicangkul sedalam 50 cm
- Lapisan kompos diletakkan pada lubang lubang yang akan
ditanami tanaman setebal 5 cm
- Kemudian lubang tersebut didiamkan selama 3 hari.
c. Pelaksanaan Penanaman
- Secara umum, teknis pelaksanaan penanaman sama dengan
penanaman pohon
- Setelah selesai penanaman, kemudian disiram air sebanyak 10
liter/m2 dan penyiraman selanjutnya dilakukan 2 (dua) kali
sehari - Jarak tanaman sesuai gambar
- Pekerjaan diatas dilakukan setelah selesai pekerjaan
sipil/engineering dan penanaman pohon.
3.3.3. PEKERJAAN PENANAMAN RUMPUT
a. Petunjuk Penanaman
- Seluruh areal yang akan ditanami rumput, dicangkul
minimum 20 cm kemudian tanah asli diganti dengan top soil
bercampur humus dengan perbandingan 3 bagian top soil
berbanding dengan 1 bagian humus.
- Areal bebas dari sampah, puing dan rumput liar
- Permukaan tanah untuk penanaman rumput pada bidang luas
harus dibuat kemiringan 2 per mil atau sesuai gambar. Hindari
terjadi lubang lubang genangan air serta erosi.
b. Cara Penanaman Rumput
- Rumput berupa lempengan 30x30 cm dari jenis rumput gajah
mini
- Daerah yang ditanami harus dicangkul dan diratakan sambil
dipadatkan
XII-113
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
- Untuk meratakan permukaan, cukup menggunakan sebilah
papan yang dipukul berulang kali ke permukaan rumput atau
digiling dengan buis beton ukuran kecil diberi lapisan pasir.
- Penyiraman dilaksanakan 2 kali sehari sampai rumput tumbuh
dengan baik. Selanjutnya cukup disiram sehari sekali.
- Dalam proses pertumbuhan rumput, tanaman liar lainnya
harus dibuang tanpa menggunakan weed killer.
- lubang tersebut didiamkan selama 3 hari.
c. Penyediaan pupuk kandang steril siap pakai
- Pupuk organik diberikan pada awal penanaman, dengan
kondisi pupuk matang / pupuk siap pakai, sehingga tidak
terlalu panas bagi tanaman.
- Lokasi penyimpanan pupuk pada daerah yang tidak terlalu
lembab.
- Jumlah pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan jumlah
tanaman ( 1kg / 3 m2).
4. PEMELIHARAAN
4.1 LINGKUP PEKERJAAN
- Meliputi penyediaan tenaga, bahan bahan serta peralatan dan
alat bantu untuk terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
- Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk
memelihara dan merawat segala tanaman yang telah selesai
ditanam maupun yang belum ditanam dari segala kerusakan.
- Pekerjaan ini meliputi:
• penyiraman
• Penyiangan
• Penggantian pohon/tanaman mati atau rusak
• Pemangkasan
XII-114
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
• Pemupukan
• Pemberantasan hama/penyakit
4.2. PERSYARATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN TANAMAN
- Semua pekerjaan dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar dan
syarat pekerjaan
- Pemeliharaan tanaman adalah selama 6 bulan setelah
penanaman
- Selama jangka waktu tersebuut kontraktor diwajibkan secara
teratur memelihara tanaman yang rusak atau mati. Semua
penggantian menjadi tanggung jawab kontraktor
- Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis
tanaman
4.3. BAHAN DAN MATERIAL
- Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat kerja
- Pupuk dan obat anti hama yang digunakan sesuai dengan syarat
yang berlaku
- Penggantian tanaman harus sesuai dengan rencana.
4.4. PENYIRAMAN
- Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala
bahan organis/zat kimia lain yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman
- Penyiraman dilakukan dengan selang dan dilakukan secara
teratur ( 2 x sehari sampai tanaman tersebut tumbuh dan sehat)
- Banyaknya air harus sampai membasahi permukaan tanah.
- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang
air, air harus dapat terserap baik oleh tanah disekitar tanaman.
4.5. PENYIANGAN
XII-115
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
- Penyiangan harus dilakukan teratur setiap dua minggu sekali
bagi semua tanaman
- Penggemburan tanah dilakukan disekeliling tanaman . hindari
jangan sampai merusak akar
- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang
air, air harus dapat terserap baik oleh tanah disekitar tanaman.
4.6. PEMANGKASAN
- Pemangkasan dilakukan setiap bulan
- Untuk rumput, pemangkasan dilakukan dengan gunting
tanaman
4.7. PEMUPUKAN
- Pemupukan menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik
- Kebaikan dari pupuk organik yaitu dapat merubah keadaan
tanah padat menjadi tanah berongga dan subur. Pupuk organik
baik digunakan untuk pemupukan tanaman baru.
- Pupuk Anorganik dapat memberikan kekurangan unsur
makanan yang kurang pada tanaman
a. Pupuk yang mengandung unsur N, misal Urea- 14 gram Urea
untuk setiap 1 m2 luas tanah
- kegunaannya untuk mempercepat pertumbuhan,
menyuburkan daun
- Digunakan pada rumput, dengan cara ditabur sesuai
dosis ,kemudian disiram dengan air secukupnya.
b. Pupuk yang mengandung unsur P,K, misalnya NPK & TSP
- Unsur P untuk merangsang pembungaan
- Unsur K untuk memperkuat akar
- Untuk pohon : 0,3 kg/pohon tiap 2 bulan sekali
- Untuk semak/perdu : 0,1 kg/m2 tiap 2 bulan sekali.
c. Pupuk Kandang
XII-116
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
- Terdiri dari kotoran ayam, kambing, sapi dengan catatan
pupuk kandang tersebut sudah membusuk dan menjadi tanah
(sudah matang).
- Pemakaian 2 – 5 kg / m2
19. Pekerjaan Kanstin
1). Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan-bahan peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini,hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan urugan meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalam
detail yang disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan
c. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali,juga seluruh sisa-sisa,puing-puing,sampah-
sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.Seluruh biaya
untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
2).Bahan
a. Bahan yang dipergunakan adalah beton tak bertulang dengan
campuran 1 : 3 : 5
b. Semen,pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan
dalam pekerjaan beton
c. Adukan yang dipakai untuk pasangan kanstin adalah dengan
campuran 1 PC : 3 Psr.
3) Pemasangan
a. Galian pas Kanstin beton yang sudah jadi dialasi dengan pasir urug
yang bersih dengan ketebalan sesuai dengan gambar.kemudian disiram
XII-117
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
dengan air hingga jenuh.Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan
beton kanstin
b. Kanstin beton yang telah dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 3
Psr .terpasang padat dan antara kanstin harus dilapisi adukan serta
pasangan permukaan atas kanstin harus datar/rata dan waterpas
20. Pasangan Batu Alam
20.1 Pasangan Batu Candi
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk
menyelenggarakan pekerjaan pada top planter box seperti tersebut
dalam gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
b. Bahan-bahan
• Digunakan batu candi dengan kualitas baik.
• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.
• Coating anti lumut ex. AM, Lemkra atau setara, dan disetujui Tim
Teknis / Konsultan Supervisi. Bahan coating setara Protex One
c. Persiapan Bahan/Material
• Setelah dinding siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi
motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)
dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan
disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,
diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan
menggunakanmesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau
mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.
d. Pemasangan
XII-118
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum
dalam gambar.
● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan
ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan
yang rata.
● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing
bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai
disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan
adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.
● Coating anti lumut diberikan sebagai finishing akhir permukaan
dinding batu.
20.2 Pasangan Batu Palimanan
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk
menyelenggarakan pekerjaan pada tangga masuk, top dinding kolam,
planter box, tempat duduk pool bar dan tangga bar seperti tersebut
dalam gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
b. Bahan-bahan
• Digunakan batu palimanan ex cirebon dengan kualitas baik.
• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.
• Coating anti lumut ex. AM, Lemkra atau setara, dan disetujui Tim
Teknis / Konsultan Supervisi. Bahan coating setara Protex One
c. Persiapan Bahan/Material
• Setelah bagian siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi
motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)
dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan
disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,
diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan
XII-119
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
menggunakanmesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau
mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.
d. Pemasangan
● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum
dalam gambar.
● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan
ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan
yang rata.
● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing
bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai
disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan
adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.
● Coating anti lumut diberikan sebagai finishing akhir permukaan
dinding batu. Kecuali pada bagian batu palimanan yang akan terendam
air.
20.3 Pasangan Granite
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk
menyelenggarakan pekerjaan pada meja pool bar dan tempat lain
sesuai dengan bq dan tangga.
b. Bahan-bahan
• Digunakan granite gold black dengan kualitas baik.
• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.
c. Persiapan Bahan/Material
• Setelah bagian siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi
motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)
dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan
disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,
diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan
XII-120
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
menggunakanmesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau
mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.
d. Pemasangan
● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum
dalam gambar.
● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan
ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan
yang rata.
● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing
bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai
disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan
adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.
● Coating anti lumut diberikan sebagai finishing akhir permukaan
dinding batu. Kecuali pada bagian batu palimanan yang akan terendam
air.
20.4 Pasangan Andesit hitam bakar
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk
menyelenggarakan pekerjaan pada pool deck, lantai ruang bilas dan
tempat lain seperti tersebut dalam gambar dan bq
b. Bahan-bahan
• Digunakan andesit hitam bakar dengan kualitas baik.
• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.
c. Persiapan Bahan/Material
• Setelah bagian siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi
motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)
dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan
disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,
diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan
XII-121
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
menggunakan mesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau
mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.
d. Pemasangan
● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum
dalam gambar.
● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan
ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan
yang rata.
● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing
bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai
disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan
adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.
20.5 Pasangan Batu Pilah, BallGreen dan Paras Sarwagenep
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk
menyelenggarakan pekerjaan pada ruang bilas dan tempat lain seperti
tersebut dalam gambar dan bq
b. Bahan-bahan
• Digunakan Batu Pilah, BallGreen dan Paras Sarwagenep dengan
kualitas baik.
• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.
c. Persiapan Bahan/Material
• Setelah bagian siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi
motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)
dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan
disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,
diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan
menggunakan mesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau
mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.
XII-122
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
d. Pemasangan
● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum
dalam gambar.
● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan
ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan
yang rata.
● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing
bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai
disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan
adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.
21. Pekerjaan Finishing
a. Polituran setara Ultran dengan warna ditentukan kemudian sesuai
petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan polituran dilakukan
pada Plafond lambesering, usuk expose, dan bagian lain yang disebut
dalam gambar rencana
b. Pengecatan Tembok setara vinilex dengan warna ditentukan kemudian
seuai dengan petunjuk direksi/ pengawas pekerjaan. Pekerjaan
pengecatan dilakukan pada tembok dan plafond kalsiboard dan bagian
lain yang disebut dalam gambar rencana
c. Pekerjaan waterproofing setara waterproof membran pada bagian yang
sesuai dengan gambar atau sesuai saran Direksi/Pengawas.
22. Pekerjaan Penyelesaian
a. Kontraktor bertanggung jawab untuk perbaikan kembali seperti
keadaan konstruksi semula dengan kualitas minimal yang sama yaitu
untuk konstruksi atau bangunan lainnya yang rusak akibat
pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Bekas bongkaran yang sudah tidak terpakai lagi dibersihkan dan
diangkut ke luar proyek, sehingga pada waktu serah terima tampak
bersih dan rapi
XII-123
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
c. Apabila pekerjaan telah diselesaikan seluruhnya (100%) dan
diterima baik oleh Direksi, Kontraktor mempunyai kewajiban
membuat as built drawing (gambar yang sesuai dengan pelaksanaan
di lapangan) dan disahkan oleh pemimpin proyek
12.2.3.Gambar Kerja
Gambar Perencanaan yang merupakan bagian dari Dokumen Kontrak ini adalah
contoh lay out (shop drawing) . Untuk pelaksanaannya, Kontraktor harus
membuat gambar lay out (shop drawing) tersebut untuk masing-masing pekerjaan
sesuai dengan kondisi yang ada
12.2.4. Hal-hal Khusus
Untuk hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini digunakan :
1. Undang-undang RI
2. Peraturan Daerah.
3. Standard Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi
Nasional
4. Ketentuan-ketentuan peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen / Instansi
yang bersangkutan.
XII-124
Menyetujui :Ketua
(Executive Housekeeper)
I KETUT PUTRA WIRAWAN
Denpasar, 2011Disiapkan oleh :
Konsultan Perencana dan PengawasCV. RUSMA INDAH
I GEDE RUSTIAWAN, STDirektur
General Manager
I MADE MERTA
Mengetahui :
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
XII-125