Halaman i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji Syukur kehadirat
Allah SWT, atas rahmat dan ridhaNya, bahwa
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015 telah selesai dalam
penyusunan. Sebagai bentuk komitmen nyata
Pemerintah Kota Langsa dalam mewujudkan tata
kelola Pemerintahan yang baik (good governance)
dan pemerintahan yang bersih (clean government).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menguraikan keberhasilan pada
Pemerintah Kota Langsa dan dalam rangka pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan. Dan disusun untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah sebagai wujud Pertanggungjawaban visi, misi, tujuan, sasaran dan
strategi pencapaian tujuan melalui kebijakan, program dan kegiatan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disajikan secara objektif tentang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pemerintah Kota Langsa. Laporan Kinerja
Halaman ii
Instansi Pemerintah merupakan media pertanggungjawaban terhadap
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan
sosial kemasyarakatan yang menyajikan informasi tingkat keberhasilan dan
kegagalan dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
Secara substantif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan salah
satu bentuk pelaporan kinerja guna mewujudkan akuntabilitas dan pencapaian
kinerja sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi serta
kewenangan dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan daerah serta strategi
dalam pencapaian kinerja melalui pengukuran dan analisis terhadap Indikator
Kinerja Utama dan Sasaran Strategis.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015 menganut
prinsip transparansi dan akuntabilitas yang secara normatif telah mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan yang menjadi pedoman dalam Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara keseluruhan penyelenggaraan
Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015 telah banyak membuahkan hasil
pembangunan, namun disadari masih terdapat beberapa indikator kinerja yang
belum tercapai. Berkenaan dengan itu laporan ini dapat menjadi sasaran evaluasi
agar kinerja kedepan menjadi Produktif, efektif dan Efisien, baik dari aspek
perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi
pelaksanaan. Laporan kinerja ini juga sudah dapat diakses oleh publik melalui
situs resmi Pemerintah Kota Langsa www.langsakota.go.id
Halaman iii
Ucapan terima kasih d isampa ikan kepada semua pihak yang telah
bekerja keras menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini, khususnya
Kepada Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia atas bimbingan dan pembinaanya selama ini,
semoga Laporan ini bermanfaat dan sesuai dengan harapan kita semua.
Langsa, 14 Maret 2016
WALIKOTA LANGSA
Tgk. USMAN ABDULLAH, SE
Halaman iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
EXECUTIVE SUMMARY ................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan .................................................................. 3
C. Permasalahan Utama (Strategic Issued) ................................. 4
D. Gambaran Umum Daerah ........................................................ 5
E. Struktur Organisasi .................................................................. 16
F. Sistematika Penyajian .............................................................. 23
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................. 25
A. Perencanaan Kinerja................................................................. 25
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ................................................. 34
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................... 38
A. Capaian Kinerja Pemerintah Kota Langsa ............................... 38
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ..................................... 43
C. Realisasi Anggaran .................................................................. 113
D. Capaian Prestasi Dan Penghargaan ......................................... 118
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 120
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa
- Revisi Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015
Halaman vi
IKHTISAR EKSEKUTIF
Tuntutan pelayanan publik ke arah yang lebih transparan, partisipasif dan
akuntabel merupakan isu aktual yang perlu mendapat respon dan Pemerintah
Kota.
Tuntutan ini bermuara dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak
dan kewajiban sebagai warga negara yang dipicu oleh meningkatnya pendidikan
masyarakat, serta semakin mandirinya media massa yang didukung oleh
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang menembus sekat-sekat
kekuasaan.
Dalam rangka meningkatkan akses informasi, cakupan dan kualitas
pelayanan publik, masyarakat menuntut visi, misi dan program kerja Walikota dan
Wakil Walikota yang diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang kongkrit dan aplikatif dari
pemerintah sebagai acuan penilaian kinerja. Selanjutnya pada setiap awal tahun
anggaran, pemerintah juga dituntut untuk menyiapkan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja (PK) untuk SKPK yang pada setiap tahun
diharuskan mempertanggungjawabkan pelaksanaan rencana kerjanya. Untuk
merespon tuntutan masyarakat dan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, Pemerintah Kota Langsa diwajibkan menyiapkan semua dokumen
Halaman vii
yang berkaitan dengan akuntabilitas kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
ini merupakan salah satu dokumen pertanggungjawaban Akuntabilitas kinerja
mulai dari visi sampai dengan capaian target kinerja kegiatan.
Visi Pemerintah Kota Langsa “Mewujudkan Langsa Menjadi Kota
Berperadaban dan Islami”, sehingga pada tahun 2015 Kota Langsa akan
tumbuh menjadi Kota yang Berperadaban dan Islami, sebagaimana dijabarkan
dalam 10 (sepuluh) misi yang telah ditetapkan pada tahun 2012-2017.
Penjabaran/implementasi Misi tersebut di atas diarahkan pada
pencapaian tujuan lima tahunan. Pemerintah Kota Langsa telah menetapkan 10
(sepuluh) tujuan yang akan diwujudkan atau dihasilkan sampai tahun 2017 yang
secara bertahap diwujudkan melalui prioritas pembangunan.
Kondisi lima tahunan sebagaimana tergambar dalam rumusan tujuan,
akan diupayakan perwujudannya secara bertahap dalam sasaran tahunan. Untuk
ini Pemerintah Kota Langsa telah menetapkan 26 (dua puluh enam) sasaran yang
bersamaan dengan penetapan 97 (sembilan puluh tujuh) program.
Sesuai dengan data Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) maka
pencapaian sasaran kegiatan Pemerintah Kota Langsa tahun 2015 dapat
ditetapkan sebanyak 36 (tiga puluh enam) indikator. Indikator yang memiliki
pencapaian sasaran di atas 90% dengan predikat ”sangat baik” berjumlah 26 (dua
puluh enam) sasaran atau keseluruhan semua sasaran.
Halaman viii
Terlepas dari kendala dan keterbatasan yang ada, Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015 ini merupakan upaya maksimal
untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan rencana kinerja dengan harapan
dapat dipergunakan sebagai media informasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Kota Langsa dan umpan balik peningkatan kinerja di masa mendatang menuju
pemerintahan yang baik, bersih dan akuntabel.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata kelola Pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel (good
governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai
tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas,
terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas
dari korupsi , kolusi dan Nepotisme.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabel dan berorientasi
pada hasil merupakan harapan semua pihak. Berkenaan dengan harapan tersebut
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,
jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pasal 22 Bupati
Walikota menyusun Laporan Kinerja tahunan Pemerintah/Kota dan Menyampaikan
kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 2
bulan tahun anggaran berakhir.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tersebut secara luas berfungsi sebagai
media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaraan
pemerintahan, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun
2015 ini secara garis besar berisi informasi mengenai rencana kinerja maupun
capaian kinerja selama tahun 2015.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015
mendasarkan pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Nomor XI/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 3
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja
Utama Di Lingkungan Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
9. Qanun Kota Langsa Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kota Langsa Tahun 2012-2017;
10. Peraturan Walikota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator
Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 - 2017;
11. Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun Anggaran 2015 yang telah
direvisi dengan Revisi Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015;
B. Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015 ini merupakan
laporan pelaksanaan kinerja Tahun 2015 ini merupakan laporan pelaksanaan kinerja
tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
periode Tahun 2012-2017.
Maksud penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah Kota Langsa Tahun
2015 adalah untuk memberikan gambaran kinerja penyelenggaraan pemerintahan
yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan dan sebagai wujud
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 4
pertanggungjawaban keberhasilan/kegagalan pencapaian target sasaran dalam
kurun waktu Tahun Anggaran 2015 serta sebagai wujud akuntabilitas kinerja yang
dicerminkan dari hasil pencapaian kinerja berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
Sedangkan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota
Langsa Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi mengenai perencanaan, pengeluaran, evaluasi, dan
capaian kinerja Pemerintah Kota Langsa selama Tahun Anggaran 2015.
2. Sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good
governance.
3. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015.
4. Hasil evaluasi yang berupa kritik dan saran diharapkan menjadi bahan acuan
untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Pemerintah Kota Langsa di tahun
selanjutnya serta masa yang akan datang.
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Kota Langsa
dengan menerapkan asas transparansi sistematik dan accountable (dapat
dipertanggungjawabkan).
C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)
Yang menjadi isu strategis pembangunan Kota Langsa selama Tahun 2015
adalah sebagai berikut :
1. Penegakan dan implementasi Syariat Islam belum optimal;
2. Tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa belum maksimal;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 5
3. Belum tertatanya ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang
tertib, bersih, indah, menarik, dan nyaman;
4. Pelayanan pendidikan berkualitas belum merata;
5. Belum optimalnya pelayanan publik;
6. Rendahnya kualitas pembangunan infrastruktur kota dan wilayah;
7. Rendahnya produktivitas UKM dan belum berkembangnya sentra-sentra
ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan, serta masih tingginya tingkat
kemiskinan;
8. Belum optimalnya penataan permukiman masyarakat dan lingkungan hidup
yang serasi dan lestari;
9. Masih rendahnya kapasitas Pemerintah Gampong dan pembinaan masyarakat;
dan
10. Kerentanan keberlanjutan perdamaian.
D. Gambaran Umum Daerah
1. Kondisi Geografis Daerah
Kota Langsa terbentuk secara definitif pada tanggal 21 Juni 2001,
berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2001. Kota yang terletak di pesisir
pantai timur Provinsi Aceh ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten
Aceh Timur. Secara geografis, kedudukan Kota Langsa berada pada titik koordinat
antara 040 24’-35,68’-040 33 47’-0,3’ Lintang Utara (LU) dan 97053’ 14,59’-98004’
42,16’ Bujur Timur (BT).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 6
Luas wilayah Kota Langsa mencapai 262,41 kilometer persegi (km2), atau
setara 0,46 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh (57.365,57 km2). Secara
administratif, Kota Langsa terdiri dari 5 kecamatan, meliputi Langsa Kota, Langsa
Barat, Langsa Timur, Langsa Lama, dan Langsa Baro. Luas wilayah antar
kecamatan sangat bervariasi. Dari 5 kecamatan tersebut, Langsa Baro dan Langsa
Timur yang paling luas wilayahnya. Kedua kecamatan tersebut memiliki luas wilayah
hampir 58,13 persen dari keseluruhan luas wilayah Kota Langsa. Luas Kecamatan
Langsa Baro mencapai 77,50 km2 (29,53 persen) dan Kecamatan Langsa Timur
mencapai 75,04 km2 (28,60 persen). Luas kecamatan lainnya, meliputi Langsa Barat
59,95 km2 (22,85 persen), Langsa Lama 42,39 km2 (16,15 persen), dan Langsa Kota
7,53 km2 (2,87 persen).
Sebagai kota yang sedang tumbuh dan berkembang di Aceh, Kota Langsa
berbatasan langsung dengan 2 kabupaten, yaitu Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Di
sebelah utara, Kota Langsa berbatasan dengan wilayah Kabupaten Aceh Timur dan
Selat Malaka, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang, dan
bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, serta pada sisi selatan
berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 7
Gambar 1.1
Peta Administratif Kota Langsa
Sumber : RTRW Kota Langsa Tahun 2012
Kedudukan Kota Langsa yang berada di lintas jalan nasional di wilayah
pantai Timur Aceh, merupakan suatu nilai strategis sebagai potensi sekaligus
peluang yang perlu dimanfaatkan secara optimal. Dalam posisi tersebut, Kota
Langsa semestinya dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di wilayah
pantai timur Aceh, dengan memanfaatkan peluang strategis dari keberadaan daerah
hiterland di sekitarnya, terutama Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang.
Lebih lanjut lagi, posisi Kota Langsa yang relatif dekat dengan perbatasan
wilayah Sumatera Utara, memungkinkan kemitraan lintas daerah dalam menjalin
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 8
transaksi perdagangan, pariwisata, dan jasa. Karena itu, sebagai wujud upaya untuk
menjadikan Kota Langsa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan kota transit di
wilayah pantai timur Aceh, keberadaan berbagai infrastruktur maupun fasilitas
layanan pendukung sektor perdagangan, jasa dan pariwisata dinilai sangat layak
untuk dikembangkan. Karena dengan cara ini pula, fungsi keberadaan Kota Langsa
sebagai kota transit dapat memberikan manfaat dan efek pengganda (multiplier
effect) dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan warga Kota Langsa.
Gambar 1.2
Luas Wilayah Kota Langsa
Menurut Kecamatan
Sumber : Bappeda Kota Langsa
Dari sisi lain, letak geografis Kota Langsa yang dikelilingi Selat Malaka,
tepatnya pada bagian utara, merupakan potensi dan peluang yang sangat besar
untuk mewujudkan arus perputaran orang, barang dan jasa melalui jalur laut, baik
antar wilayah di pantai timur Aceh, pulau Sumatera dan pulau-pulau lain di
Indonesia, maupun kegiatan perdagangan internasional (ekspor-impor) dengan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 9
negara-negara lain, seperti Malaysia dan lainnya. Hal tersebut sangat
memungkinkan untuk diwujudkan, mengingat saat ini Kota Langsa telah memiliki
fasilitas pelabuhan laut Kuala Langsa, berikut dengan sejumlah infrastruktur
penunjang yang relatif cukup memadai.
Keberadaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh juga diharapkan signifikan pengaruhnya dalam mendorong peningkatan
aktivitas pelabuhan Kuala Langsa yang sekaligus dapat berdampak positif bagi
percepatan pembangunan daerah Kota Langsa. Namun demikian, untuk mendorong
intensitas dari aktivitas ekonomi pelabuhan Kuala Langsa, juga dibutuhkan komitmen
pemerintah, termasuk dukungan serta keinginan yang sungguh-sungguh dari
pemerintah Aceh dan pemerintah pusat, terutama dalam hal yang terkait dengan
keberadaan regulasi serta berbagai bentuk kemudahan birokrasi lainnya, yang akan
mampu lebih merangsang peningkatan aktivitas ekonomi, dalam hal ini arus keluar
dan masuk barang dari dan ke pelabuhan Kuala Langsa. Hal tersebut pula yang
sekaligus dapat menjadi bagian dari upaya untuk mempersingkat mata rantai
pemasaran produk-produk hasil bumi dan alam dari wilayah Aceh ke luar daerah
bahkan luar negeri, yang akan berimplikasi langsung pada meningkatnya nilai
ekonomis (economics value) dari produk-produk hasil bumi yang dihasilkan dari
daerah ini.
Selain itu, perairan laut kawasan Selat Malaka yang mengelilingi Kota
Langsa di bagian utara, juga merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai
potensi sumberdaya kawasan pesisir di bidang kelautan dan perikanan dengan
berbagai kekayaan laut yang ada. Pemanfaatan potensi sektor perikanan, terutama
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 10
perikanan tangkap yang dikelola secara berkelanjutan (sustainable development),
dinilai dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir serta mendorong
perkembangan dan kemajuan wilayah kawasan pesisir daerah dalam jangka
menengah.
2. Penduduk
Keberadaan penduduk dalam suatu daerah merupakan aset pembangunan
jika dapat diberdayakan dengan baik dan optimal. Namun di satu sisi penduduk juga
dapat menjadi beban bagi daerah terutama bila dikaitkan dengan masalah sosial
seperti penyediaan lapangan pekerjaan, pengangguran, kemiskinan dan masalah
sosial lainnya.
Tabel 1.1
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kota Langsa Tahun 2015
Kecamatan Luas Wilayah
(km2) Jumlah
Penduduk Kepadatan Penduduk
1 2 3 4
Langsa Timur 78,23 14.421 184
Langsa Lama 45,05 28.124 624
Langsa Barat 48,78 32.368 664
Langsa Baro 61,68 44.095 715
Langsa Kota 6,09 38.003 6.240
Jumlah 239,83 157.011 598
Sumber : BPS Kota Langsa
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 11
Dengan luas wilayah yang mencapai 239,83 kilometer persegi (km2) dan
didiami oleh 157.011 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota
Langsa Tahun 2015 adalah sebanyak 598 orang per kilometer persegi. Kecamatan
yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Langsa Kota,
yaitu sebanyak 6.240 orang per kilometer persegi, sedangkan yang paling rendah
tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Langsa Timur, yakni sebanyak
184 orang per kilometer persegi.
Semakin padat suatu wilayah maka semakin besar perhatian yang
diperlukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan. Jika dikaitkan dengan
masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup, maka semakin padat suatu wilayah
semakin besar kemungkinan terjadinya kerawanan sosial dan dampaknya terhadap
lingkungan sekitarnya.
3. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB
Struktur perekonomian suatu daerah merupakan gambaran tentang
komposisi perekonomian daerah yang terdiri atas sembilan sektor ekonomi. Struktur
ekonomi sekaligus menunjukkan tinggi rendahnya kontribusi atau peran seluruh
sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB pada daerah tertentu.
Sektor yang memegang peranan paling besar dalam pembentukkan PDRB di
Kota Langsa pada tahun 2015 adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
sebesar 27,97 persen dari total PDRB Kota Langsa. Selanjutnya adalah sektor jasa
yang berperan sebesar 15,39 persen, sektor industri pengolahan itu sebesar 12,94
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 12
persen. Peranan masing-masing sektor terhadap perekonomian Kota Langsa
disajikan dalam Tabel di bawah ini :
Tabel 1.2
Tabel 1.4 Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha
No Kegiatan Ekonomi Laju Pertumbuhan Ekonomi
2012 2013 2014 2015
Primer
1. Pertanian 11,92 11,62 11,42 11,15
2. Pertambangan dan Penggalian 0,21 0,15 0,14 0,18
Sekunder
3. Industri Pengolahan 14,86 13,84 13,13 12,94
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,45 0,44 0,43 0,42
5. Bangunan 12,11 12,04 12,20 12,20
Tersier
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 25,80 26,18 26,38 27,97
7. Pengangkutan & Komunikasi 9,88 10,08 10,49 10,65
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
9,02 9,42 9,95 9,10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 13
9. Jasa-Jasa 15,76 16,23 15,87 15,39
JUMLAH 100 100 100 100
Sumber : BPS Kota Langsa
4. Ketenagakerjaan
Pengangguran adalah mereka yang termasuk dalam interval angkatan kerja
yang ingin dan mau mendapatkan pekerjaan tetapi tidak memperoleh pekerjaan. Di
daerah atau sektor manapun, baik tergolong daerah/sektor kaya maupun
daerah/sektor miskin dapat dipasti terdapat pengangguran.
Kondisi ketenagakerjaan di Langsa mengalami penurunan, dapat dilihat dari
TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) yang terus meningkat dari tahun 2013 yaitu
7,61 persen menjadi 11,74 persen di tahun 2015. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) Langsa tahun 2015 juga mengalami penurunan dari dari 61,70 persen
menjadi 56,51 persen. Jika dibandingkan antara wilayah perdesaan dan perkotaan,
angka TPT perdesaan lebih kecil dari TPT perkotaan yang berarti persentase
pengangguran lebih sedikit di daerah perdesaan dibanding perkotaan. Seiring
dengan hal tersebut TPAK perkotaan lebih kecil dari TPAK perdesaan.
Ketika klasifikasi baku lapangan usaha dibagi menjadi pertanian, manufaktur
dan jasa (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 3 Sektor) jumlah penduduk 15
tahun ke atas yang bekerja mayoritas di bidang jasa yaitu sejumlah 46.503 jiwa
(78,68 persen), lalu di bidang manufaktur sejumlah 10.451 jiwa (17,67 persen)
Menurut status pekerjaan utama, penduduk di Langsa pada tahun 2015 yang
berusia 15 tahun ke atas yang bekerja paling banyak berstatus sebagai
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 14
buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 34,61 persen. Selanjutnya adalah berstatus
berusaha sendiri sebesar 21,50 persen. Yang paling kecil adalah pekerja bebas di
non pertanian sebesar 2,57 persen dan pekerja bebas di pertanian sebesar 3,43
persen, paling sedikit di bidang pertanian sejumlah 2.183 jiwa atau 3,69 persen.
Namun demikian, sekecil apapun pengangguran tetap harus mendapatkan
perhatian dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
merata dan berkeadilan. Jika kondisi tersebut tidak mendapatkan perhatian lebih
serius, dikhawatirkan akan dapat menimbulkan dampak sektor seperti ketimpangan
dalam pendapatan dan dampak sektor lainnya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk perluasan kesempatan kerja
adalah dengan tetap mengupayakan proses produksi berbasis pada labour intensive
(padat karya) dan mengembangkan seluruh potensi yang belum tergarap secara
maksimal melalui ekstensifikasi, konstruksi, rehabilitasi, ekspansi usaha serta
menggalang pola kemitraan dengan berbagai unit ekonomi yang berkesesuaian
dengan menciptakan ketergantungan satu dengan yang lainnya, sehingga satu
dengan yang lainnya saling membutuhkan. Ketergantungan seperti ini akan
menciptakan backward dan foreward linkage baik dalam proses penggunaan input
maupun dalam proses pemanfaatan output, dari saling ketergantungan tersebut akan
dapat menciptakan peluang-peluang baru sehingga akan menyerap tenaga kerja
lebih.
5. Pendidikan
Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya pembangunan dan
menjadi titik sentral pembangunan tidak terlepas dari peranan pendidikan. Merujuk
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 15
pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya (pasal 31 ayat 2), maka melalui
jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM
penduduk Indonesia. Program wajib belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional
Orang Tua Asuh, dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari
upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya
akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era globalisasi.Sebagai
salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat, pendidikan berperan
menjadi tolak ukur kualitas hidup masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan
suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya.
Maka itu Kota Langsa berupaya terus untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas sarana pendidikan di seluruh kecamatan untuk berbagai tingkat pendidikan.
Pada tahun 2015.
Tabel 1.3
Kuantitas Sarana Pendidikan di Seluruh Kecamatan
Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
1 2 3
SD 71 19.657
SLTP 26 10.627
SLTA 25 10.430
Sumber : BPS Kota Langsa
Jumlah SD/sederajat sebanyak 71 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak
19.657 siswa. Untuk setingkat SMP terdapat 26 sekolah dengan jumlah siswa
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 16
sebanyak 10.627 siswa. Untuk setingkat SLTA terdapat 25 sekolah dengan jumlah
siswa sebanyak 10.430 siswa.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi, kewenangan dan tugas dari unit-unit yang membantu
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri dari Sekretariat
Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rincian
Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Sekretariat Daerah dan
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Pemerintah Kota Langsa, Dinas Daerah
berdasarkan Peraturan Walikota Langsa Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rincian
Tugas pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Dinas-Dinas Pemerintah
Kota Langsa, Lembaga Teknis Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Langsa
Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural
Dilingkungan Badan-Badan Pemerintah Kota Langsa & Peraturan Walikota Langsa
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural
Dilingkungan Kantor-Kantor Pemerintah Kota Langsa, dan Kecamatan berdasarkan
Peraturan Walikota Langsa Nomor 12 tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan
Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Kecamatan Pemerintah Kota Langsa.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 17
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Langsa
Sumber : Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Kota Langsa
Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin
oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota. Tugas Pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Walikota
dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan pemerintahan, administrasi,
organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada
seluruh perangkat daerah.
Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari
Sekretariat Daerah ini mencakup: pengkoordinasian perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah, penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan,
kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, pengkoordinasian kegiatan
perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas umum pemerintahan,
pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 18
daerah, pengembangan dan pelaksanaan pola kerja sama antar daerah dan/ atau
dengan pihak ketiga, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah; Asisten
Pemerintahan Umum; Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi;
Asisten Administrasi Umum; 3 (tiga) Staf Ahli Walikota dan 9 (Sembilan) Bagian
yaitu: Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik; Staf Ahli Bidang
Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan; Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan
SDM; Bagian Pemerintahan Umum; Bagian Hukum; Bagian Sosial dan
Kesejahteraan Rakyat; Bagian Administrasi Pembangunan; Bagian Keistimewaan
Aceh; Bagian Perekonomian; Bagian Umum; Bagian Organisasi dan Kepegawaian;
Bagian Hubungan Masyarakat.
Dinas Daerah
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan
fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu seperti : Dinas Pendidikan; Dinas
Kesehatan; Dinas Pekerjaan Umum; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
Dinas Syari’at Islam; Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian; Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Mobilitas Penduduk; Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah; Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; Dinas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 19
Pengelola Keuangan dan Aset; serta Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan
Pariwisata.
Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh
seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala
Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam
pemerintah Kota mencakup : Badan Pemberdayaan Masyarakat; Badan Lingkungan
Hidup, Kebersihan dan Pertamanan; Inspektorat; Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA); Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
(BKPP); RSUD Kota Langsa; Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD);
Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat; Badan
Kependudukan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; Kantor Satpol
PP dan WH; Kantor Arsip dan Perpustakaan; Kantor Pelayanan dan Perizinan
Terpadu; Sekretariat KIP; Sekretariat Korpri; Majelis Adat Aceh; Majelis
Permusyawaratan Ulama; Majelis Pendidikan Daerah; serta Baitul Mal Kota.
Pemerintah Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh
seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah. Kota Langsa terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 20
Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretariat kecamatan, dan lima seksi yaitu:
Seksi Tata Pemerintahan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat Mukim dan Gampong,
Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum, Seksi Pelayanan Umum, Seksi
Keistimewaan Aceh Dan Kesejahteraan Rakyat.
Pemerintah Kota Langsa dan seluruh perangkat di bawahnya berusaha
melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan daerah maupun tugas-tugas
perbantuan dan tugas dekonsentrasi.
Tabel 1.4
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Langsa
Tahun 2015
NO UNIT KERJA GOLONGAN JUMLAH I II III IV
1 Sekretariat Daerah - 1 30 15 46
2 Sekretariat DPRK - 20 20 4 44
3 Inspektorat - 6 33 11 50
4 Dinas Kesehatan - 4 56 5 65
5 Dinas Pendidikan - 12 45 62 119
6 Dinas Perhubungan, Komunikasi,
dan Informatika
- 17 27 3 47
7 Dinas Pekerjaan Umum - 37 47 4 88
8 Dinas Kependudukan dan Capil - 23 21 4 48
9 Dinas Syariat Islam - 1 17 4 22
10 Dinas Perindag, Koperasi dan
UKM
1 10 30 6 47
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 21
11 Dinas Kelautan, Perikanan, dan
Pertanian
- 25 62 7 94
12 Dinas Sosial, Naker, dan Mobduk 1 9 32 3 45
13 Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Aset
1 26 64 5 96
14 Dinas Pemuda, Olah Raga,
Budaya, dan Pariwisata
- 1 32 6 39
15 Ruah Sakit Umum Daerah 16 123 339 47 525
16 Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
- 6 31 4 41
17 Badan Kepegawaian, Pendidikan,
dan Pelatihan
1 13 32 5 51
18 Badan Pemberdayaan Masyarakat 1 10 13 8 32
19 Badan Kesbangpol dan Linmas 1 10 17 6 34
20 Badan Kependudukan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan
- 14 27 6 47
21 Badan Lingkungan Hidup,
Kebersihan, dan Pertamanan
52 66 21 5 144
22 Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
- 9 18 7 34
23 Kantor Perpustakaan, Arsip, dan
Dokumentasi
- 7 9 1 17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 22
24 Kantor Satpol PP dan WH - 16 8 2 26
25 Kantor Pelayanan Perijinan
Terpadu
- 7 11 1 19
26 Sekretariat KORPRI - 1 2 - 3
27 Sekretariat KIP - 7 8 - 15
28 Sekretariat MPU 1 5 1 1 8
29 Sekretariat MPD - 1 1 2 4
30 Sekretariat MAA - 1 1 1 3
31 Sekretariat Baitul Mal - - 1 1 2
32 Kecamatan Langsa Barat 2 19 11 - 32
33 Kecamatan Langsa Timur 2 10 18 - 30
34 Kecamatan Langsa Kota 1 17 8 - 26
35 Kecamatan Langsa Lama - 18 15 1 34
36 Kecamatan Langsa Baro 2 15 11 1 29
37 Puskesmas Langsa Kota 1 40 64 2 107
38 Puskesmas Langsa Timur - 44 36 4 84
39 Puskesmas Langsa Baro - 17 65 4 86
40 Puskesmas Langsa Barat - 26 42 6 74
41 Puskesmas Langsa Lama - 32 37 3 72
42 TK - 10 23 24 57
43 SD 15 109 214 470 808
44 SLTP 5 39 289 215 548
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 23
45 SMU 1 14 218 102 335
46 SMK - 28 214 111 353
47 Dpb Kota Langsa - - 6 20 26
J U M L A H 104 926 2327 1199 4556
Sumber : BKPP Kota Langsa
F. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015 disajikan
dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud
dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Gambaran Singkat tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Organisasi dan Personil Perangkat Daerah serta Sistematika
Penyusunan.
BAB II : Perencanaan Kinerja, menjelaskan ringkasan/ikhtisar Perjanjian
Kinerja Tahun 2015 yang mendasarkan pada dokumen
perencanaan.
BAB III : Akuntabilitas Kinerja, Menjelaskan capaian kinerja berdasarkan
hasil pengukuran kinerja tahun 2015. Diuraikan pula analisis capaian
kinerja yang meliputi : pembandingan antara target dan realisasi
kinerja tahun 2015 antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun 2015 dengan tahun 2013 dan tahun 2012, pembandingan
realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target 2017
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab I Pendahuluan 24
berdasarkan dokumen RPJMD tahun 2012 sampai tahun 2017,
untuk beberapa indikator realisasi kinerja tahun 2015 dibandingkan
dengan Standar Nasional; Analisis keberhasilan/kegagalan,
hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-
langkah antisipatif yang diambil serta penyajian realisasi anggaran.
BAB IV : Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja
organisasi dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa
Tahun 2015 dan upaya kedepan untuk perbaikan dalam penerapan
sistem Akuntabilitas Kinerja.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 25
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Pemerintah Kota Langsa melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis
dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga dapat disajikan akuntabilitas
pencapaian sasaran strategis, perubahan ini sekaligus menindaklanjuti surat Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor B/344/D.I.PANRB/2016 Tanggal 20 Januari 2015 tentang Hasil Evaluasi Atas
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015.
A. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan
yang akan dicapai oleh Pemerintah Kota Langsa. Perjanjian kinerja ini
menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) / Unit Kerja dilingkungan Pemerintah Kota Langsa dalam suatu
tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.
Tujuan umum disusunnya Perjanjian Kinerja yaitu dalam rangka Intensiikasi
pencegahan korupsi, Peningkatan kualitas pelayanan publik, Percepatan untuk
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 26
mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel
Namun demikian, ruang lingkup ini lebih di utamakan terhadap berbagai program
utama organisasi, yaitu program-program yang dapat menggambarkan keberadaan
organisasi serta menggambarkan isu strategik yang sedang dihadapi organisasi.
Untuk itu, penyusunan Perencanaan Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun
2015 merupakan sasaran dan target kinerja yang sepenuhnya mengacu pada Qanun
Kota Langsa Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kota Langsa Tahun 2012-2017 dan Peraturan Walikota Langsa Nomor 6
Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa
Tahun 2012 – 2017.
Target Kinerja tersebut merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai
selama tahun 2015. Target Kinerja pada tingkat sasaran strategis akan dijadikan tolok
ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian visi misi
dan akan menjadi komitmen bagi Pemerintah Kota Langsa untuk mencapainya dalam
Tahun 2015.
1. Pernyataan Visi
Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa visi dan misi dari Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah terpilih, dalam hal ini Walikota dan Wakil Walikota Langsa terpilih
melalui Pemilukada Kota Tahun 2012, ditetapkan menjadi dasar visi dan misi
pembangunan kota periode 2012-2017. Atas dasar tersebut, dengan mengedepankan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 27
penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, Pemerintah Kota menetapkan visi
pembangunan kota tahun 2012-2017 sebagai berikut :
“Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami”
Kata-kata yang dirangkai menjadi kalimat visi di atas memiliki kandungan arti
atau makna sebagai berikut:
Kota Berperadaban bermakna sebagai sebuah kota yang memiliki jati diri,
harga diri, berbudaya, dan mandiri dalam upaya mencapai kemakmuran masyarakat
Kota Langsa, berlandaskan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
ekonomi lokal yang tangguh, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).
Sementara itu, Kota yang islami memiliki arti sebuah kota yang dihuni
masyarakatnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak
karimah dengan melaksanakan kewajiban sesuai Syariat Islam serta senantiasa
memelihara hubungan yang harmonis antar ummat beragama.
Beberapa asumsi penting yang harus dipenuhi agar visi yang ditetapkan
dapat diwujudkan antaranya adalah :
a. Terciptanya keberlanjutan perdamaian di Aceh secara keseluruhan, termasuk di
Kota Langsa, selama terciptanya kondisi keamanan dan ketertiban dalam
masyarakat;
b. Kestabilan makro ekonomi serta kondusifnya kondisi sosial dan politik secara
nasional;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 28
c. Tersedianya anggaran pembangunan daerah yang memadai setiap tahun serta
difokuskan pada program pembangunan prioritas; dan
d. Dukungan dan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat Kota Langsa,
termasuk jajaran eksekutif dan legislatif, maupun kalangan dunia usaha
(swasta).
2. Pernyataan Misi
Sejalan dengan Misi dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih dalam
Pemilukada kota tahun 2012, ditetapkan beberapa misi pembangunan dalam jangka
menengah kedepan sebagai berikut:
a. Menegakkan dan menjalankan Syariat Islam secara kaffah;
b. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, amanah, demokratis,
berkeadilan, transparan, dan akuntabel;
c. Mewujudkan penataan ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan
yang tertib dan BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman);
d. Mewujudkan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan serta ketahanan
budaya daerah;
e. Mewujudkan pelayanan public yang berkualitas;
f. Mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas guna mendorong
percepatan pengembangan kota dan wilayah;
g. Mendorong peningkatan UMKM dan membangun sentra-sentra ekonomi yang
berbasis ekonomi kerakyatan;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 29
h. Mewujudkan permukiman masyarakat yang layak huni dan menata lingkungan
hidup yang serasi dan lestari;
i. Menguatkan kapasitas pemerintah gampong dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat; dan
j. Mewujudkan keamanan dan ketertiban serta keberlanjutan perdamaian sesuai
Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan pembangunan Kota Langsa selama 2012-2017 ditetapkan
berdasarkan 10 (sepuluh) misi pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya.
Selanjutnya, sasaran pembangunan Kota Langsa ditetapkan sesuai dengan masing-
masing tujuan pembangunan. Keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan secara rinci diuraikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Visi : Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami
Misi Tujuan Sasaran Misi 1 : Menegakkan dan menjalankan Syariat Islam secara kaffah
Melaksanakan Syariat Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat
Berkurangnya kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran islam
Meningkatnya peran dan fungsi ulama dalam pemberdayaan ummat dan pengayom dalam kehidupan keagamaan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 30
Misi 2 : Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, amanah, demokratis, berkeadilan, transparan, dan akuntabel
Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, bersih dan berwibawa (good governance)
Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (LKIP Pemerintah Kota Langsa dari C menjadi B, serta Indeks Kepuasan Masyarakat)
Meningkatnya aparatur yang beretos kerja tinggi, professional, dan disiplin dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan daerah
Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah dan sistem pelaporan keuangan pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan profesional (perolehan WTP)
Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan (RPJPD, RTRW, RPJMD, RKPD)
Meningkatnya kemandirian daerah dan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur penerimaan daerah (kemampuan keuangan daerah dari rendah menjadi tinggi)
Misi 3 :
Mewujudkan penataan ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang tertib dan BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman)
Menciptakan tata ruang kota serta pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman)
Meningkatnya pembangunan perkotaan yang memperhatikan pengelolaan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 31
Meningkatnya pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman)
Misi 4 : Mewujudkan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan serta ketahanan budaya daerah;
Meningkatnya sumber daya manusia (SDM) Kota Langsa yang berkualitas dan berdaya saing serta menguatkan ketahanan budaya daerah guna mendorong percepatan pembangunan;
Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan (rata-rata lama sekolah dari 10,43 tahun menjadi 11,07 tahun)
Meningkatnya kualifikasi dan kompetensi guru serta tenaga kependidikan dalam mendorong peningkatan pelayanan pendidikan berkualitas (persentase guru yang memenuhi kualifikasi SI/D-IV dari 71,16% menjadi 90,79%)
Berkembangnya budaya daerah dan kearifan lokal yang mendukung pembangunan daerah
Misi 5 : Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas
Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mewujudkan Kota Langsa yang berperadaban;
Meningkatnya pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau (angka harapan hidup 68,75 tahun menjadi 68,88 tahun)
Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat (pengurusan izin 7 hari)
Misi 6 : Mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas guna mendorong percepatan
Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur guna mendorong percepatan
Meningkatnya pembangunan infrastruktur pelayanan public perkotaan dan wilayah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 32
pengembangan kota dan wilayah;
pengembangan kota dan wilayah;
yang berkualitas;
Meningkatnya sarana dan prasarana pelabuhan Kuala Langsa yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor;
Meningkatnya distribusi air bersih yang memadai dalam upaya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat
Meningkatnya pelayanan jasa transportasi yang efisien, ekonomi, dan aman.
Misi 7 : Mendorong peningkatan UMKM dan membangun sentra-sentra ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan;
Menguatkan kapasitas UMKM dan membangun ekonomi kerakyatan berlandaskan potensi sumber daya ekonomi lokal;
Meningkatnya kapasitas koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendorong peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi kota;
Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan;
Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perrdagangan ekspor;
Meningkatnya pemanfaatan sumber daya pesisir dan kelautan yang ramah lingkungan dan berbasis pembangunan berkelanjutan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 33
Meningkatnya kapasitas produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung kebutuhan pangan
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi (4,75% menjadi 4,87%)
Misi 8 : Mewujudkan pemukiman masyarakat yang layak huni dan menata lingkungan hidup yang serasi dan lestari;
Menciptakan permukiman masyarakat layak huni dan penataan lingkungan yang serasi dan harmonis
Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh
Meningkatnya kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah, dan persampahan (penanganan sampah 14% menjadi 75%)
Misi 9 :
Menguatkan kapasitas pemerintah gampong dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat
Mewujudkan kapasitas lembaga pemerintah gampong yang kuat dalam penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat
Menguatnya kapasitas dan atat kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan
Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan (partisipasi perempuan di lembaga pemerintah sebesar 63,38%)
Misi 10 : Mewujudkan keamanan dan ketertiban serta keberlanjutan perdamaian sesuai Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)
Menciptakan keamanan dan ketertiban serta keterlibatan masyarakat dalam rangka keberlanjutan perdamaian sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)
Meningkatnya kondisi daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 34
Meningkatnya kualitas demokrasi dan politik menuju masyarakat yang berkeadilan, tertib, aman, dan bermartabat
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
Perjanjian Kinerja Tahun 2015 disusun berdasarkan pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun Perjanjian
Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015 sebagai berikut:
Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Visi :
“Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami”
No Misi No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Menegakkan dan Menjalankan Syariat Islam Secara Kaffah
1. Berkurangnya Kegiatan-Kegiatan Asusila Dan Amoral Lainnya Yang Tidak Sesuai Dengan Ajaran Islam
Jumlah Pembinaan Pelaksanaan Syariat Islam
575 Kasus
2. Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa, Amanah, Demokratis, Berkeadilan, Transparan Dan Akuntabel
2. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (good governance)
Persentase Temuan BPK RI Yang di Tindak Lanjuti
80 %
Predikat Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota
B
3. Meningkatnya Aparatur Yang Beretos Kerja Tinggi, Profesional Dan Disiplin Dalam Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah
Presentase Penurunan Kasus-Kasus Pelanggaran Disiplin Aparatur
90 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 35
Persentase PNS Kota Langsa Yang Berkualifikasi S.2
75 %
4. Meningkatnya Pengelolahan Keuangan Daerah Sistem Pelaporan Keuangan Pemerintahan Yang Akuntabel, Transparan Dan Profesional
Opini WTP dari BPK RI WTP
5. Ketersediaanya Dokumen Perencanaan Pembangunan
Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan
5 Dokumen
6. Meningkatnya Kemandirian Daerah Dan Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Struktur Penerimaan Daerah
Persentase Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah
100 %
Derajat Kemandirian Daerah 75 %
3. Mewujudkan Penataan Ruang Kota Serta Pusat-Pusat Pasar Perdagangan Yang Tertib Dan Beriman (Bersih, Indah, Menarik dan Nyaman)
1. Meningkatnya Pembangunan Perkotaan Yang Memperhatikan Pengelolahan Lingkungan Dan Berwawasan Mitigasi Bencana
Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau
20 %
Persentase Panjang Jalan Kota Dalam Kondisi Baik
85,21 %
2. Meningkatnya pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman)
Persentase Pasar Kecamatan Yang Memenuhi kriteria Beriman
100 %
4. Mewujudkan Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan Serta Ketahana Budaya Daerah
1. Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan
Angka Rata-Rata Lama Sekolah 10,65 %
2. Meningkatnya Kualifikasi Dan Kompotensi Guru Serta Tenaga Kependidikan Dalam Mendorong Peningkatan Pelayanan Pendidikan Berkualitas
Persentase Guru Yang Memenuhi Kualifikasi SI
99 %
3. Berkembangnya Budaya Daerah Dan Kearifan Lokal Yang Mendukung Pembangunan Daerah
Presentase jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
85 %
5. Mewujudkan Pelayanan Publik Yang Berkualitas
1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Berkualitas Dan Terjangkau
Usia Harapan Hidup 68 Tahun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 36
Persentase Kompllikasi Kebidanan Yang Mendapat Penanganan Definitif Dari Satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
80 %
Persentase Ibu Bersalin Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Di Suatu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu
90 %
Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan Di Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu
100 %
2. Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat
Presentase Jumlah Izin Usaha Yang Diterbitkan
2.377 izin
Persentase Lama Proses Perijinan
3 Hari
6.
Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkualitas Guna Mendorong Percepatan Pengembangan Kota Dan wilayah
1. Meningkatnya Kualitas Pembangunan Infrasruktur Pelayanan Publik Perkotaan Dan Wilayah Yang Berkualitas
Persentase ketersediaan Puskesmas Pembantu
100 %
2. Meningkatnya sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor
Jumlah Pelabuhan Laut 1 Pelabuhan
3. Meningkatnya Distribusi Air Bersih Yang Memadai Dalam Upaya Pemerataan Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat
Persentase Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
100 %
4. Meningkatnya Pelayaanan Jasa Transportasi Yang Efisien Dan Ekonomis Dan Aman
Jumlah Orang Yang Terangkut Angkutan Umum
2.000.000 Orang
Persentase Jumlah Kendaraan Angkutan Umum Yang Di Uji Dalam Tahun Berjalan
77,03 %
7. Mendorong Peningkatan UMKM Dan Membangun Sentral-Sentral Ekonomi Yang Berbasis Ekonomi Kerakyatan
1. Meningkatnya kapasitas koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam mendorong peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi
Persentase Koperasi Aktif 28 %
2. Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan
Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
4,14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab II Perencanaan Kinerja 37
3. Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor
Produksi tanaman padi/bahan pangan utama lainnya (ton)
11.900 Ton
4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Rp. 6.754.321,7
8. Mewujudkan Permukiman Masyarakat Yang Layak Huni Dan Menata Lingkungan Hidup Serasi Dan Lestari
1. Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh
Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
0,30 %
2. Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan
Persentase Volume sampah yang ditangani (m3)
95 %
9.
Menguatkan Kapasitas Pemerintah Gampong Dalam Penyelenggaraan Pemerintah, Pelaksana Pembangunan Dan Pembinaan Masyarakat
1. Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan
Peningkatan Penguatan kapasitas aparatur pemerintahan gampong
132 Orang
2. Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
Persentase Pekerja perempuan di lembaga pemerintah
89,23 %
Persentase Pekerja perempuan di lembaga swasta
89,23 %
10. Mewujudkan Keamanan Dan Ketertiban Serta Keberlanjutan Perdamaian
1. Meningkatnya kondisi Daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian
Presentase penyelesaian kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3)
99 %
Jumlah Anggaran tahun 2015 Rp. 870,341,493,208,69
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 38
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran Kinerja Pemerintah Kota Langsa dilakukan untuk dapat melihat
sejauh mana tercapainya hasil yang diharapkan, yang telah dirumuskan dalam
RPJMD dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015, Pengakuran Kinerja dilakukan dengan
menggunakan Indikator Kinerja yang ditetapkan Dalam Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Kota Langsa.
A. Capaian kinerja Pemerintah Kota Langsa
Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2015 merupakan bagian dari
penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Langsa sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu dengan cara membandingkan antara
realisasi capaian indikator kinerja dengan target indikator kinerja sasaran yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015 dan Menitik
Beratkan Pada Pengukuran Pencapaian Tujuan dan Sasaran Strategis, Pemerintah
Kota Langsa Telah Menyempurnakan Rumusan Sasaran Strategis dan Indikator
Kinerja Utama (IKU).
Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran strategis Meliputi Identifikasi atas
Realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Membandingkan dengan Targetnya.
Analisis Lebih Mendalam Dilakukan Terutama Terhadap Capaian Target Untuk
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 39
Mengenali Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Sebagai Bahan
Penetapan Strategis Peningkatan Kinerja di Tahun 2015 dan Atau Tahun - Tahun
Selanjutnya.
Berikut ini secara Ringkas Disajikan Capaian Kinerja Pemeritah Kota Langsa
Sebagaimana Terlihat Pada Tabel 3.1 Berikut ini.
SasaranStrategis IndikatorKinerja Target Realisasi %Capaian
1. Berkurangnya kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran syariat islam
1. Jumlah Pembinaan Pelaksanaan Syariat Islam
575 Kasus 575 Kasus 100%
2. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (good governance)
1. Persentase Temuan BPK RI Yang di Tindak Lanjuti
80% 79,52% 99,40%
2. Predikat Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota
B C C
3. Meningkatnya aparatur yang beretos kerja tinggi, profesional dan disiplin dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan daerah
1. Presentase Penurunan Kasus-Kasus Pelanggaran Disiplin Aparatur
90% 88,89% 98,77%
2.
Persentase PNS Kota Langsa Yang
Berkualifikasi S.1
75% 75% 100%
Tabel 3.1: Capaian Kinerja Tahun 2015
VISI
けげMENJADIKAN LANGSA MENJADI KOTA YANG BE‘PE‘ADABAN DAN ISLAMI
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 40
4. Meningkatnya Pengelolahan keuangan daerah sistem pelaporan keuangan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan Profesional
1. Opini WTP dari BPK RI WTP Proses Audit -
5. Ketersediaanya dokumen perencanaan pembangunan
1. Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan
5 Dokumen 5 Dokumen 100%
6. Meningkatnya kemandirian daerah dan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur penerimaan daerah
1 Persentase Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah
100% 94,81% 94,81%
2. Derajat Kemandirian Daerah 75% 75% 100%
7. Meningkatnya pembangunan perkotaan yang memperhatikan pengelolahan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana
1. Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau
20% 14,88% 74,40%
2. Persentase panjang jalan kota dalam kondisi baik
85,21% 82,28% 96,56%
8. Meningkatnya pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman)
1. Persentase Pasar Kecamatan Yang Memenuhi kriteria Beriman
100% 100% 100%
9. Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan
1. Angka Rata-rata Lama Sekolah 10,65% 10.59% 99,44%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 41
10. Meningkatnya kualifikasi dan kompotensi guru serta tenaga kependidikan dalam mendorong peningkatan pelayanan pendidikan berkualitas
1. Persentase Guru yang memenuhi kualifiksai SI/D-IV
99% 89,42% 90,32%
11. Berkembangnya Budaya daerah dan kearifan lokal yang mendukung pembangunan daerah
1. Persentase Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan
85% 83,22% 97,91%
12. Meningkatnya Pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau
1. Usia Harapan Hidup 68 Tahun 68 Tahun 100%
2.
Persentase kompllikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif dari satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
80% 100% 125%
3.
Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
90% 87% 96,66%
4.
Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelay. Kes. Di satu wil. kerja pada kurun waktu tertentu
100% 100% 100%
13. Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat
1. Jumlah Izin Usaha Yang Diterbitkan
2.377 Izin 2.258 Izin 95%
2. Rata-rata Lama Proses Perijinan 3 Hari 3 Hari 100%
14. Meningkatnya pembangunan infrasruktur pelayana publik perkotaan dan wilayah yang berkualitas
1. Persentase Ketersediaan Puskesmas Pembantu
100% 100% 100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 42
15. Meningkatnya sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor
1. Jumlah Pelabuhan Laut 1 Pelabuhan 1 Pelabuhan 100%
16. Meningkatnya Distribusi
air bersih yang
memadai dalam upaya
pemerataan distribusi
air bersih bagi
masyarakat
1. Persentase Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
100% 96,17% 96,17%
17. Meningkatnya
Pelayaanan jasa
transportasi yang
efisien dan ekonomis
dan aman
1. Jumlah Orang Yang Terangkut Angkutan Umum
2.000.000 Orang
2.015.000 Orang
101%
2. Persentase Jumlah Kendaraan Angkutan Umum Yang Di Uji Dalam Tahun Berjalan
77,03% 78,22% 98%
18. Meningkatnya kapasitas
koperasi dan usaha
mikro,kecil dan
menengah (UMKM)
dalam mendorong
peningkatan lapangan
kerja dan pertumbuhan
ekonomi
1. Persentase koperasi aktif 28% 28% 100%
19. Meningkatnya kapasitas
produksi perikanan
dalam upaya
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat nelayan
1.
Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
4,14 3.42 82,61%
20. Meningkatnya
produktivitas komoditas
unggulan perkebunan
berbasis sumber daya
lokal dan mendukung
pengembangan
perdagangan ekspor
1. Produksi tanaman padi/bahan pangan utama lainnya (ton)
11.900 Ton 11.850 Ton 99,58%
21. Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi 1.
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Rp.6.754.321.79 Rp.6.721.521.33 99,51%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 43
B. Evaluasi dan Analisi Capaian Kinerja
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja di atas dilakukan evaluasi dan analisis
pencapaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai
sebab- sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang telah ditargetkan hingga
akhir tahun 2015 yang merupakan tahun ke tiga RPJMD 2012-2017.
Pemerintah Kota Langsa secara bertahap dan konsisten telah berupaya untuk
mewujudkan misi dan tujuannya melalui 26 (dua puluh enam) sasaran strategis dan
36 (tiga puluh enam) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU
Pemerintah Kota Langsa sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor : 6
22. Meningkatnya
lingkungan permukiman
yang berkualitas dalam
upaya menciptakan
kota tanpa permukiman
kumuh
1. Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.
0,30% 0.29% 96,67%
23. Meningkatnya Kualitas
kinerja cakupan
pelayanan limbah dan
persampahan
1. Persentase Volume sampah yang ditangani (m3)
95% 95% 100%
24. Menguatnya kapasitas
dan tata kelola
kepemerintahan
gampong yang baik
dalam pelaksanaan
pembangunan
1. Penguatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Gampong
132 Orang 132 Orang 100%
25 Meningkatnya peran
serta dan kesetaraan
gender dalam
pembangunan
1. Persentase Pekerja perempuan di lembaga pemerintah
89,23% 89,23% 100%
2. Persentase Pekerja perempuan di lembaga swasta
22,35% 22,35% 100%
26. Meningkatnya kondisi
Daerah yang aman dan
kondusif serta
keberlanjutan
perdamaian
1. Presentase penyelesaian kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3)
99% 99,94% 101%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 44
Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa
Tahun 2012 - 2017 maupun Revisi Penetapan Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kota
Langsa.
Adapun evaluasi dan analisis tingkat pencapaian kinerja dari 26 (dua puluh
enam) sasaran strategis Pemerintah Kota Langsa pada Tahun 2015 tersebut adalah
sebagai berikut :
Sasaran Strategis 1
Berkurangnya kegiatan-kegiatan asusila
dan amoral lainnya yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam
Sasaran strategis 1 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ” Berkurangnya kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam”. dan untuk mencapai tujuan ” Melaksanakan
Syariat Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat”.
Secara umum manfaat yang diharapkan dari sasaran ini adalah terjadinya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 45
pengurangan kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai
dengan ajaran islam Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Syariat
Islam Kota Langsa Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 1
Berkurangnya kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam
No INDIKATOR
REALISASI TAHUN 2015 Target
2013 2014 TARGET REALISASI
% CAPAIAN
2017
1 2 3 4 5 6 7
1. Jumlah Pembinaan
Pelaksanaan Syariat Islam
645 Kasus
632 Kasus
575 Kasus
575 Kasus
100%
550 kasus
Sumber data Dinas Syariat Islam Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran pertama ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah Pembinaan Pelaksanaan Syariat Islam
Jumlah Pembinaan Pelaksanaan Syariat Islam di Kota
Langsa Mengalami Penurunan di tahun 2015 menjadi
575 Kasus yang diberi Pembinaan Oleh Pemerintah Kota
Langsa Melalui Dinas Syariat Islam Kota Langsa , Hal ini
Berdampak Baik Di karenakan Masyarakat sudah
mengerti akan pentingnya pelaksanaan syariat islam,
dan Keseriusan Pemerintah Kota Langsa Melalui Dinas
Syariat Islam Dalam Menegakan Syariat Islam di
Pemerintah Kota Langsa.
Berdasarkan qanun Aceh Nomor 6 tahun 2014 Tentang hukum Jinayat hukuman yang
diberikan kepada pelaku adalah hukuman cambuk atau denda tergantung dari tingkat
kesalahan paling ringan sepuluh kali atau denda 100 gram emas atau penjara 10 bulan dan
paling berat adalah 150 kali atau denda 1.500 gram emas atau penjara 150 bulan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 46
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Kelancaran dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.
b. Tersedianya informasi tentang Qanun Syari'at Islam melalui kegiatan
sosialisasi, melalui baliho, dan himbauan kepada masyarakat sehingga
kesadaran hukum masyarakat dalam menjalankan syariat islam semakin
meningkat
c. Dukungan dari semua pihak dalam pelaksanaan Syari'at Islam.
d. Tersedianya sumber daya manusia yang berkompeten
Namun demikian masih juga terdapat beberapa hambatan sehingga masih
terdapat pelanggaran syariat islam
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kurangnya kesiapan generasi muda dalam melaksanakan syariat islam
secara kaffah akibat pengaruh dari media sosial.
b. Masuknya pendatang ke Kota Langsa yang belum memahami adat istiadat
masyarakat setempat.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Pelaksanaan penyelesaian kasus pelanggaran qanun syari'at islam harus
terus dilakukan
b. Menerbitkan qanun syari'at islam sesuai kebutuhan masyarakat, seperti qanun
tentang pemberlakuan jam malam bagi pelajar dan anak usia sekolah dan
qanun tentang pedoman penyelenggaraan hiburan.
c. Menyarankan kepada perangkat gampong untuk membuat reusam gampong
tentang syari'at islam.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 47
d. Melakukan pembinaan kepada masyarakat melalui pelaksanaan razia secara
terus menerus.
Sasaran strategis 2 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ” Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas,
amanah, bersih, dan berwibawa (good governance)”. dan untuk mencapai tujuan
”Mewujudkan penyelengaraan pemerintahan yang berkualitas, bersih dan
berwibawa (good govermance)”Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh
Inspektorat Kota Langsa Dan Bagian Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat
Daerah Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua ini terdapat 2 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.4 di bawah ini:
Sasaran Strategis 2
Meningkatnya penyelenggaraan
pemerintahan yang berkualitas, amanah,
bersih, dan berwibawa (good governance)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 48
Tabel 3.4
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 2
Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan
berwibawa (good governance)
No INDIKATOR
REALISASI TAHUN 2015
TARGET 2017
2013 2014 TARGET REALISASI
% CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persentase Temuan BPK
RI Yang di Tindak Lanjuti 69,14% 80,38% 80% 79,52% 99,40% 90%
2.
Predikat Nilai Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah Kota
C
C
B
C
C
B
Sumber data Inspektorat dan Bagian Organisasi dan Kepegawaian sekretariat kota Langsa
Dari tabel di atas, pada sasaran kedua ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persentase Temuan BPK RI Yang ditindak lanjuti
Pemantauan tindak lanjut temuan BPK RI yang
dilakukan Pemerintah Kota Langsa melaui Inspektorat
Kota Langsa merupakan kegiatan rutin untuk
mengetahui dan menilai apakah instansi-instansi
pemerintah di lingkungan pemerintah Kota Langsa
telah menindaklanjuti hasil-hasil temuan
pemeriksaan BPK RI yang meliputi hasil pemeriksaan
laporan keuangan, hasil pemeriksaan kinerja dan
hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Tindak lanjut merupakan indikator kesungguhan dan komitmen entitas untuk memperbaiki
pengelolahan yang pertanggungjawaban keuangan daerah/negara agar lebih transparan
dan akuntabel dalam mengelolah dan mempertanggungjawabkan keuangannya.
Realisasi persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti tahun 2014 adaalah sebesar 80,38
%, sedangkan ditahun 2015 adalah sebesar 79,52%. Dengan demikian mengalami
penurunan sebesar 0,86 %, hal ini disebabkan adanya penambahan temuan BPK RI pada
tahun berkenaan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 49
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
Kesiapan Pemerintah Kota Langsa dalam menindak lanjuti temuan BPK RI
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kondisi etos Kerja dan disiplin Pegawai yang belum sepenuhnya profesional,
transparan dan akuntabel.
b. Penanggungjawab tindak lanjut hasil pemeriksaan meninggal dunia/tidak
diketahui keberadaanya.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Melakukan koordinasi secara terus menerus pada pihak terkait.
b. Melaksanakan Monitoring Tindak Lanjut Temuan Laporan hasil pemeriksaan
BPK RI ke SKPK – SKPK terkait
2. Predikat Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota
Hasil penilaian akuntanbilitas Kinerja Pemerintah Kota
Langsa tahun 2014 memperoleh predikat C dengan nilai
41,46. Sedangkan ditahun 2015 target belum tercapai
yaitu masih memperoleh predikat C dengan nilai 38,08.
Nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Langsa
mengalami penurunan sebesar 3,56 dibandingkan
dengan tahun 2014. Hasil penilaian tersebut
mencerminkan bahwa Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Kota Langsa mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 50
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Komitmen Pemerintah Kota Langsa dalam mendukung laporan daerah.
b. Dukungan SKPK di lingkungan Pemerintah Kota Langsa dalam
memberikan data laporan daerah.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
Hasil evaluasi Laporan Daerah belum sepenuhnya digunakan sebagai
pertimbangan atau feed back dalam perencanaan pembangunan di tahun
berikutnya.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan
pendampingan baik dalam memberikan pemahaman tentang sistem
manajemen akuntabilitas kepada pimpinan SKPK / Unit kerja maupun dalam
penyusunan dokumen pelaporan.
b. Melakukan koordinasi secara terus menerus pada pihak terkait.
Sasaran strategis 3 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
Sasaran Strategis 3
Meningkatnya Aparatur Yang Beretos Kerja
Tinggi, Profesional Dan Disiplin Dalam
Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintahan
Dan Pembangunan Daerah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 51
2017 yaitu ”Meningkatnya aparatur yang beretos kerja tinggi, profesional dan
disiplin dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan
daerah”. dan untuk mencapai tujuan ”Mewujudkan penyelengaraan pemerintahan
yang berkualitas, bersih dan berwibawa (good govermance)”Sasaran ini juga
didukung secara terpadu oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota
Langsa Untuk mengukur sasaran ketiga ini terdapat 2 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.5
Pengukuran Capaian Sasaran Strategi 3
Meningkatnya Aparatur Yang Beretos Kerja Tinggi, Profesional Dan Disiplin
Dalam Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Presentase Penurunan
Kasus-Kasus Pelanggaran
Disiplin Aparatur
80% 85% 90% 88,89% 98,77%
95%
2.
Persentase PNS Kota
Langsa Yang Berkualifikasi
S.1
50% 58% 75% 75% 100% 100%
Sumber data Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran ketiga ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 52
1. Presentase Penurunan Penjatuhan Hukuman Disiplin Aparatur
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya koordinasi yang baik antar setiap instasi dengan Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Langsa.
b. Adanya komitmen Kepala Daerah dalam mendukung penegakan disiplin
pegawai.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
Kurang adanya kesadaran pegawai dalam melaksanakan aturan disiplin pegawai.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
Melaksanakan penegakan aturan disiplin Pegawai Negeri Sipil secara
berkelanjutan.
Salah satu indikasi rendanya kualitas Pegawai
Pegeri Sipil daerah adalah adanya pelanggaran
disiplin yang banyak dilakukan oleh Pegawai
Negeri Sipil. Seorang Pegawai Negeri Sipil terbukti
melakukan pelanggaran disiplin akan dijatuhkan
hukuman disiplin yang bertujuan untuk
memberikan efek jera dan shock terapi agar
Pegawai Negeri Sipil yang lain tidak meniru atau
melakukan pelanggaran yang lebih berat lagi.
Realisasi persentase penurunan kasus-kasus pelanggaran disiplin aparatur Tahun 2014
adalah sebesar 85 % sedangkan di tahun 2015 adalah sebesar 88,89%. hal ini
menunjukan adanya keberhasilan Pemerinta Kota Langsa dalam melaksanakan
pembinaan disiplin pegawai secara berkesinambungan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 53
2. Presentase PNS Kota Langsa Yang Berkulifikasi S1
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
Adanya kebutuhan Pegawai untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kualifikasinya.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
Belum adanya sosialisasi yang dilakukan terkait masalah kedisiplinan pegawai
yang berkesinambungan.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Memberi motivasi kepada pegawai yang belum berkualifikasi S1 untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang S1.
b. Memberlakukan promosi jabatan sesuai dengan pendidikan yang dimiliki.
Pengembangan pegawai pada dasarnya bertujuan
untuk memastikan dan memelihara kemampuan
pegawai sehingga memenuhi kualifikasi yang
dipersyaratkan sehungga dapat memberi
kontribusi optimal bagi organisasai dalam
melaksanakan tuga pokok dan fungsinnya yang
pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas
kerjanya bagi masyarakat.
Untuk Pencapaian Indikator PNS Kota Langsa Tahun 2015 Di Perhitungkan Dari Jumlah
PNS Yang Ada di Pemerintah Kota Langsa Dibagi Jumlah PNS Yang Bekulifikasi S-1 di
Tahun 2015 Indikator Tersebut Mengalami Peningkatan sebesar 3,89% dibandingkan
dengan tahun 2014 dimana pada tahun 2015 realisasi sebesar 88,89% sedangkan di
tahun 2014 sebesar 85%. Hal ini menunjukan keberhasilan dalam meningkatkan
sumber daya aparatur Pemerintah Kota Langsa.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 54
Sasaran strategis 4 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya pengelolahan keuangan daerah sistem pelaporan
keuangan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan profesional”. dan
untuk mencapai tujuan ”Mewujudkan penyelengaraan pemerintahan yang
berkualitas, bersih dan berwibawa (good govermance)”. Sasaran ini juga
didukung secara terpadu oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintah
Kota Langsa untuk mengukur sasaran keempat ini terdapat 1 Indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.6 di bawah ini:
Tabel 3.6
Pengukuran Capaian Sasaran Strategi 4
Meningkatnya Pengelolahan Keuangan Daerah Sistem Pelaporan Keuangan
Pemerintahan Yang Akuntabel, Transparan Dan Profesional
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Opini BPK atas Laporan
Hasil Pemeriksaan BPK RI WTP WTP WTP
Proses
Audit BPK - WTP
Sumber data Dinas Pengelolaan Dan Aset
Sasaran Strategis 4
Meningkatnya Pengelolahan Keuangan
Daerah Sistem Pelaporan Keuangan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 55
Dari Tabel di atas, pada sasaran keempat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Opini BPK Atas Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya komitmen Pemerintah Kota Langsa dalam mendukung capaian
pengelolahan keuangan daerah yang baik.
b. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten yaitu berlatar
belakang pendidikan Sarjana Akuntansi dari jenjang S1 s/d S2.
c. Tersedianya peraturan walikota Langsa yang mengatur tentang kebijakan
akuntansi.
Opini merupakan peryataan profeional
sebagai kesimpulan pemeriksa (auditor
eksternal) mengenai tingkat kewajaran
informasii yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disajikan dalam lingkungan
pengendalian intern yang memadai. Opini
BPK atas Laporan Hasil Pemeriksaan BPK
RI merupakan tolak ukur (indikator) untuk
menilai akuntabilitas entitas Pemerintah Kota
Langsa.
Raealisasi indikator opini WTP dari BPK RI di tahun 2014 adalah Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP), sedangkan realisasi belum diketahui karena masih dalam
proses audit BPK. Namun demikian Pemerintah Kota Langsa melalui Dinas
Pengelolahan dan Aset pada tahun 2015 menargetkan untuk mendapat opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), hal ini diharapkan bahwa pemangku
kepentingan akan memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi untuk
mempercayai informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 56
d. Adanya Tim Reviu laporan keuangan Pemerintah Kota Langsa yang
berkompeten dari Inspektorat Kota Langsa yang berlatar belakang pendidikan
Sarjana Akuntansi dari jenjang S1 s/d S2.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
Predikat Opini WTP belum dapat diketahui karena BPK RI dalam mengaudit
laporan keuangan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga 3 bulan setelah
tahun anggaran berakhir belum dapat ditentukan hasil opini laporan keuangan
tersebut.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. BPK dalam mengaudit keuangan harus mempercepat proses audit keuangan
sehingga dapat ditentukan hasil opini laporan keuangan dengan cepat.
Sasaran Strategis 5
Ketersediaanya Dokumen Perencanaan
Pembangunan
Sasaran strategis 5 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Ketersediaanya dokumen perencanaan pembangunan”. dan untuk
mencapai tujuan ”Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good
govermance)”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Badan Perencanaan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 57
Pembangunan Daerah Kota Langsa. Untuk mengukur sasaran kelima ini terdapat 1
indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.7
Pengukuran Capaian Sasaran Strategi 5
Ketersediaanya Dokumen Perencanaan Pembangunan
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
7 8
1.
Jumlah Dokumen
Perencanaan
Pembangunan
4 Dokumen 4 Dokumen 5 Dokumen 5 Dokumen 100% 5 Dokumen
Sumber data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kelima ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan
Salah Satu keberhasilan urusan perencanaan pembangunan
dapat di tinjau dari ketersediaan dokumen perencanaan.
Ketersediaan dokumen perencanaan sangat diperlukan untuk
menjamin agar program kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan di Kota Langsa dapat berjalan seperti yang di
rencanakan. Dokumen Perencanaan Daerah yang ada di Kota
Langsa Tahun 2015 adalah RPJP, RTRW, RPJMD, RENSTRA dan
RKPK.
Realisasi jumlah dokumen perencanaan di Tahun 2014 adalah berjumlah 4 dokumen sedangkan di
tahun 2015 meningkat menjadi 5 dokumen hal ini menunjukan adanya keberhasilan Pemerintah Kota
Langsa menyiapkan dokumen perencanaan pembangunan Pemerintah Kota Langsa.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 58
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Komitmen Pemerintah Kota Langsa dalam mendukung capaian perencanaan
pembangunan daerah yang baik.
b. Adanya koordinasi yang baik antar setiap instasi dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Langsa
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Masih kurangnya koordinasi antar lintas sektor dalam pengelolaan data dan
informasi atas dokumen yang diperlukan.
b. Masih kurang keterkaitanya proses perencanaan dalam menerjemahkan
dokumen perencanaan.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
Mengupayakan adanya koordinasi yang baik dari semua SKPK dalam
memberikan data dan informasi yang tepat dan dapat dipetanggungjawabkan.
Sasaran strategis 6 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya kemandirian daerah dan meningkatnya pendapatan
asli daerah (PAD) dalam struktur penerimaan daerah”. dan untuk mencapai
Sasaran Strategis 6
Meningkatnya Kemandirian Daerah Dan
Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Dalam Struktur Penerimaan Daerah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 59
tujuan ”Mewujudkan penyelengaraan pemerintahan yang berkualitas, bersih
dan berwibawa (good govermance)” Sasaran ini juga didukung secara terpadu
oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Langsa dan Untuk mengukur
sasaran keenam ini terdapat 2 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada tabel. 3.8 di bawah ini:
Tabel 3.8
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 6
Meningkatnya Kemandirian Daerah Dan Meningkatnya Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Dalam Struktur Penerimaan Daerah
Sumber Sumber Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran keenam ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Presentase Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persentase Meningkatnya
Pendapatan Asli Daerah
343,45% 199,44% 100% 94,81% 94,81% 95%
2. Derajat Kemandirian
Daerah 50% 58% 75% 75% 100% 100%
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan yang berasal dari
kegiatan ekonomi daerah Pemerintah Kota Langsa. Pendapatan daerah ini
merupakan salah satu pilar kemandirian Pemerintah Kota Langsa. Citra keuangan
Pemerintah Kota Langsa akan tercermin dari besarnya PAD yang diperoleh untuk
membiayai kegiatan Pemerintah Kota Langsa dalam rangka mensejahterahkan
masyarakat Kota Langsa.
Untuk Pencapaian Indikator meningkatnya Pendapatan Asli Daerah Kota Langsa Tahun 2015 Di Perhitungkan Dari
Total PAD Tahun Sebelumnya di Bagi Dengan Total PAD Tahun Berkenaan, Realisasi persentase meningkatnya
pendapatan asli daerah di Tahun 2014 adalah 199,44% sedangkan di tahun 2015 menurun menjadi 94,81%,
Pemerintah Kota Langsa merencanakan peningkatan pendapatan, baik yang bisa diupayakan oleh daerah sendiri
(PAD), yang bersumber dari pusat (dana perimbangan), serta pendapatan lain-lain yang sah termasuk bagi hasil
dengan provinsi, Indikator
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 60
2. Derajat Kemandirian Daerah
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya peraturan/qanun tentang pajak daerah dan retribusi daerah telah
dilaksanakan dengan baik.
b. Subjek dan objek pajak daerah dan retribusi daerah terdata dengan baik dan
tepat.
c. Petugas pemungutan PAD bekerja optimal sesuai dengan ketentuan.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Pemahaman masyarakat tentang peraturan qanun pajak daerah masih
kurang.
b. Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak masih rendah
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Melakukan pembenahan terhadap aturan-aturan yang berkenaan dengan tarif
pajak daerah dan retribusi daerah.
b. Melakukan sosialisasi terhadap aturan-aturan baru tentang pajak daerah dan
retribusi daerah agar pemahaman masyarakat lebih dan pentingnya bagi
pembangunan daerah.
Untuk Pencapaian Indikator Derajat Kemandirian Daerah Kota
Langsa Tahun 2015 Di Perhitungkan Dari Total Penerimaan
Daerah Tahun Berkenaan di Bagi Dengan Total PAD Tahun
Berkenaan, Kategori Derajat Kemandirian Masih Dalam Ketegori
Kurang Yaitu di Interval 10.01% s/d 20.00%. Hal ini Menunjukan
Penurunan Kategori Derajat kemandirian Daerah Kota Langsa
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 61
c. Mengali potensi-potensi baru terhadap objek pajak daerah maupun retribusi
daerah.
Sasaran strategis 7 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya pembangunan perkotaan yang memperhatikan
pengelolahan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana” dan untuk
mencapai tujuan ”Menciptakan tata ruang kota serta pengembangan pusat pasar
dan perdagangan yang beriman ( bersih, indah, menarik, dan nyaman”Sasaran
ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Langsa,
Untuk mengukur sasaran ketujuh ini terdapat 2 indikator.
Sasaran strategis 7
Meningkatnya Pembangunan Perkotaan
Yang Memperhatikan Pengelolahan
Lingkungan Dan Berwawasan Mitigasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 62
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.9 di bawah ini :
Tabel 3.9
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 7
Meningkatnya Pembangunan Perkotaan Yang Memperhatikan Pengelolahan
Lingkungan Dan Berwawasan Mitigasi Bencana
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015
TARGET 2017
2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7
8
1.
Persentase Luas Ruang
Terbuka Hijau
10%
10%
20%
14,88%
74,40%
20%
2.
Persentase Panjang Jalan
Kota Dalam Kondisi Baik
78,72%
79,64%
85,21%
82,28%
96,56%
95%
Sumber data Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran ketujuh ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau
Dalam rangka meningkatkan pembangunan
perkotaan yang memperhatikan pengelolahan
lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana,
Pemerintah Kota Langsa telah menetapkan
indikator persentase luas ruang terbuka hijau
Ruang Terbuka Hijau Publik RTH Yang Dimiliki Pemerintah Kota Langsa Yang Digunakan Untuk
Kepentingan Masyarakat Secara Umum, Pada Tahun 2015, Persentase Ruang Terbuka Hijau
Persatuan Luas Wilayah HPL/HGB di Kota Langsa Adalah Sebesar 74,40%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 63
No
Tahun 2014 2015
1. Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau Pemerintah Kota Langsa 10% 14,88%
2. Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau Nasional 25% 25%
2. Presentase Panjang Jalan Kota Dalam Kondisi Baik
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya komitmen Pemerintah Kota Langsa untuk pencepatan infrastruktur
panjang jalan kota dalam kondisi baik.
b. Ketersedian tenaga SDM yang profesional dan handal.
c. Ketersediaanya anggaran yang memadai dalam mendukung pelaksanan
tersebut
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Keterbatasanya tenaga SDM yang berkompeten.
b. Keterbatasanya anggaran yang memadai dalam mendukung pelaksanan
tersebut.
Tabel3.10 Target Perbandingan Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Langsa dan Standar Nasional Tahun 2014 –2015
Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik Adalah Semua Ruas
Jalan Dimana Permukaan Kekerasan, Bahu Jalan dan
Saluran Samping Dalam Kondisi Baik Menurut Kriteria
sehingga Arus Lalu Lintas Dapat Berjalan Lancar Sesuai
Dengan Kecepatan dan Tidak Ada Hambatan Yang
Disebabkan Oleh Kondisi Jalan.
Realisasi persentase panjang jalan kota dalam kondisi baik di tahun 2014 berkisar 79,64%
sedangkan di tahun 2015 meningkat menjadi 82,28%, hal ini menunjukan peningkatan capain
indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 64
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Mencari Sumber - sumber pembiayaan yang cukup dari berbagai sumber Dana
APBN, APBA, APBK dana - dana Insetif yang ada.
b. Adanya Perencanaan yang baik.
Sasaran Strategis 8
Meningkatnya Pengembangan Pusat Pasar Dan
Perdagangan Yang BERIMAN (Bersih, Indah,
Menarik, dan Nyaman)
Sasaran strategis 8 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang
BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman)” dan untuk mencapai tujuan ”
Menciptakan tata ruang kota serta pengembangan pusat pasar dan
perdagangan yang beriman ( Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman”Sasaran ini
juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan
UKM Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedelapan ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.11 di bawah
ini :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 65
Tabel 3.11
Pengukuran Capain Sasaran Strategis 8
Meningkatnya Pengembangan Pusat Pasar Dan Perdagangan Yang BERIMAN (Bersih,
Indah, Menarik, dan Nyaman)
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Persentase Pasar
Kecamatan Yang
Memenuhi kriteria Beriman
90% 95% 100% 100% 100% 100%
Sumber data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UKM Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedelapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persentase Pasar Kecamatan Yang Memenuhi Kriteria Beriman
(Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Ketersedian sarana tempat pembuangan sampah dan air bersih.
b. Kesadaran pedagang atas kebersihan tempat berjualan
c. Adanya gotong royong seminggu sekali oleh para pedagang
Untuk Pencapaian Indikator Persentase Pasar Kecamatan
beriman Pemerintah Kota Langsa Melalui Dinas Terkait
Berupaya agar Pasar- Pasar di Kota Langsa Sudah Memenuhi
Kriteria Pasar Beriman , Indikator Tersebut Di Perhitungkan
Dari Jumlah Pasar dalam Satu Kecamatan Di Kota Langsa Di
Bagi Jumlah Pasar Kecamatan Yang Bersih, Indah, Menarik
dan Nyaman.
Realisasi persentase pasar kecamatan yang memenuhi kriteria beriman di tahun 2014 berkisar 95%
sedangkan di tahun 2015 meningkat menjadi 100%, hal ini menunjukan peningkatan capain
indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 66
Hambatan dan masalah sasaran ini :
Regulasi Di bidang pasar pada Disperindagkop dan UKM Kota Langsa kurang
dipatuhi para pedagang.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
Perlu adanya koordinasi yang bersinergi dengan Dinas terkait dalam menegakan
aturan ketertiban pasar.
Sasaran strategis 9 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan” dan
untuk mencapai tujuan ”Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Kota Langsa
yang berkualitas dan berdaya saing serta menguatkan ketahanan budaya
Sasaran Strategis 9
Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan
Pelayanan Pendidikan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 67
daerah guna mendorong percepatan pembangunan”Sasaran ini juga didukung
secara terpadu oleh Dinas Pendidikan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran
kesembilan ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.11 di bawah
ini
Tabel 3.11
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 9
Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Angka Rata-rata Lama
Sekolah
10.6 10.51 10.65 10.59 99,44% 12,11
Sumber data Dinas Pendidikan Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kesembilan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
Tingginya minat masyarakat untuk dapat membaca dan menulis.
Angka Rata-Rata Lama Sekolah Sekolah Adalah Rata-
Rata Jumlah Tahun Yang dihabiskan Oleh Pendduduk
Untuk Menempuh Semua Jenis Pendidikan Formal Yang
Pernah Dijalani Dari Masuk Sekolah Dasar Sampai
Dengan Pendidikan Terakhir.
Realisasi angka rata-rata lama sekolah di tahun 2014 berkisar 10.51 sedangkan di tahun 2015
meningkat menjadi 10.65 hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 68
Hambatan dan masalah sasaran ini :
Kurangnya Informasi pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
Meningkatkan fasilitas fenunjang kegiatan dalam proses belajar mengajar.
Sasaran strategis 10 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”meningkatnya kualifikasi dan kompotensi guru serta tenaga
kependidikan dalam mendorong peningkatan pelayanan pendidikan
berkualitas” dan untuk mencapai tujuan ” meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) Kota Langsa yang berkualitas dan berdaya saing serta menguatkan
ketahanan budaya daerah guna mendorong percepatan pembangunan”Sasaran
ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pendidikan Kota Langsa Untuk
mengukur sasaran kesepuluh ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.12 di bawah
ini :
Sasaran Strategis 10
Meningkatnya Kualifikasi Dan Kompotensi
Guru Serta Tenaga Kependidikan Dalam
Mendorong Peningkatan Pelayanan Pendidi
Pendidikan Berkualitas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 69
Tabel 3.12
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 10
Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Persentase Guru Yang
Memenuhi Kualifikasi SI/D-
IV
88,44% 89,12% 99% 89,42% 90,32% 95%
Sumber data Dinas Pendidikan Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kesepuluh ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persentase Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
Adanya minat guru dalam peningkatan karier.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
Kurangnya guru yang mempunyai SDM sesuai dengan bidang studinya.
Indikator Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S!/D-IV Di
Dapat Dari Jumlah Guru SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA di Bagi Dengan Jumlah Guru Berijazah
Kualifikasi S1/D-IV Perkembangan Guru Yang Memenuhi
Kualifikasi S1/D-IV Mengalami Peningkatan Dimana Di
Tahun 2014 Berada Pada Angka 89,12% Dan Pada Tahun
2015 Meningkat Menjadi 89,42%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 70
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Perlunya pelatihan bagi guru-guru untuk peningkatan mutu sesuai bidang
studi.
b. Adanya pemberian beasiswa bagi guru yang berprestasi
Sasaran strategis 11 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Budaya daerah dan kearifan lokal yang mendukung pembangunan
daerah” dan untuk mencapai tujuan ” Meningkatkan sumber daya manusia (SDM)
Kota Langsa yang berkualitas dan berdaya saing serta menguatkan ketahanan
budaya daerah guna mendorong percepatan pembangunan”Sasaran ini juga
didukung secara terpadu oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kesebelas ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.13 di bawah
ini :
Sasaran Strategis 11
Berkembangnya Budaya Daerah Dan
Kearifan Lokal Yang Mendukung
Pembangunan Daerah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 71
Tabel 3.13
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 11
Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Persentase Jumlah Benda,
Situs dan Kawasan Cagar
Budaya Yang Dilestarikan
65% 77,81% 85% 83,22% 97,91% 95%
Sumber data DISPORABUDPAR Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kesebelas ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persentase Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Yang
Dilestarikan
Benda cagar budaya merupakan benda alami atau buatan
manusia baik bergerak maupun tidak bergerak yang mempunyai
hububgan erat dalam kebudayaan dan sejarah perkembangan
manusia, hal ini juga sejalan dengan Undang-undang Nomor 11
Tahuミ ヲヰヱヰ yaミg マeミyatakaミ bahwa けげ Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar
budaya, bagunnan agar budaya, struktut cagar budaya situs
cagar budaya dan kawasan cagar budaya didarat atau diair yang
harus dilestarikan keberadaanya karena memiliki nilai penting
bagi sejaraah, ilmu pengetahuab, pendidikan agama atau
kebudayaan melalui proses penetapan
Indikator Persentase Jumlah Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan Di
Pemerintah Kota Langsa di Tahun 2015 Mencapai 83,22 % Dari Yang Ditargetkan Sebesar 85%,
Capaian Indikator Tersebut Di Dapat Dengan Menghitung Jumlah Benda, situs dan Kawasan Budaya
Yang Ada Di Kota Langsa Di Bagi Dengan Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 72
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya anggaran pembelian benda cagar budaya
b. Adanya dukungan Pemerintah Daerah dalam hal melestarikan peninggalan
sejarah
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan tersebut
b. Kurangnya tenaga ahli khusus dalam melakukan survei lapangan untuk
mengetahui keberadaan benda
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Peningkatan dana untuk mendukung peningkatan sarana Dan prasarana
dalam kegiatan tersebut.
b. Mengupayahkan tenaga ahli khusus dalam melakukan survei lapangan untuk
mengetahui keberadaan benda.
Sasaran Strategis 12
Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Kesehatan Berkualitas Dan Terjangkau
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 73
Sasaran strategis 12 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kelima
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan berkualitas dan
terjangkau” dan untuk mencapai tujuan ”Meningkatkan kualitas pelayanan publik
untuk mewujudkan kota langsa yang berperadaban”Sasaran ini juga didukung
secara terpadu oleh Dinas Kesehatan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua
belas ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.13 di bawah ini :
Tabel 3.13
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 12
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Berkualitas Dan Terjangkau
No INDIKATOR
REALISASI TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014 TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Usia Harapan Hidup
66 tahun
67 Tahun
68 Tahun
68 Tahun
100%
72 Tahun
2.
Persentase Kompllikasi
Kebidanan Yang Mendapat
Penanganan Definitif Dari Satu
wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
59% 87% 80% 100% 125% 100%
3.
Persentase Ibu Bersalin Yang
Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Di Suatu Wilayah Kerja Pada
Kurun Waktu Tertentu
85% 93% 90% 87% 96,66% 100%
4.
Persentase Balita Gizi Buruk
Mendapat Perawatan Di Sarana
Pelayanan Kesehatan Di Satu
Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu
Tertentu
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber data Dinas Kesehatan Kota Langsa
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 74
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Usia Harapan Hidup
2. Persentase Kompllikasi Kebidanan Yang Mendapat Penanganan Definitif
Dari Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu
Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup
rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada
perubahan pola mortalitas (kematian) menurut
umur, angka ini adalah angka pendekataan yang
menunjukan kemampuan untuk bertahaan hidup
lebih lama. Standar UNDP besarnya adalah 25>x>85
(minimal 25 tahun dan maksimal 85 tahun), angka
harapan hidup mengambarkan derajat kesehatan
masyarakat suatu wilayah karena semakin baik
kesehatan seseorang maka kecenderungan untuk
hidup lebih lama dan semakin buruk kesehatan akan
semakin dekat dengan kematian walaupun hal
tersebut tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan.
Realisasi Usia Harapan Hidup Pemerintah Kota Langsa di tahun 2014 adalah 67 Tahun
sedangkan di tahun 2015 meningkat menjadi 68 tahun hal ini menunjukan peningkatan
capain indikator tersebut
Untuk Pencapaian Indikator Komplikasi Kebidanan yang
Mendapat Penanganan definitif Dari Suatu Wilayah Kerja
Pada Kurun Waktu Tertentu Di Perhitungkan Dari Jumlah
Kompllikasi Kebidanan Yang Mendapat Penanganan
Definitif Dari Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu
Tertentu Di Bagi Jumlah Ibu Dengan Komplikasi Kebidanan
Di Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu
Realisasi Persentase komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif dari satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Pemerintah Kota Langsa di tahun 2014 adalah 93%
Tahun sedangkan di tahun 2015 meningkat menjadi 100% hal ini menunjukan peningkatan
capain indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 75
No
Tahun 2014 2015
1. Persentase Kompllikasi Kebidanan Yang Mendapat Penanganan Definitif Dari Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu Pemerintah Kota Langsa
87% 100%
2. Persentase Kompllikasi Kebidanan Yang Mendapat Penanganan Definitif Dari Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu Nasional
80% 80%
3. Persentase Ibu Bersalin Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Di Suatu
Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu
No
Tahun 2014 2015
1. Persentase Ibu Bersalin Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Di Suatu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu Pemerintah Kota Langsa
93% 87%
2. Persentase Ibu Bersalin Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Di Suatu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu Nasional
90% 90%
Tabel 3.15 Target Perbandingan Ibu Bersalin Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Di Suatu Wilayah
Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu Kota Langsa dan Standar Nasional Tahun 2014 –2015
Tabel 3.14 Target Perbandingan Komplikasi Kebidanan Yang Mendapat Penanganan Definitif Dari Suatu Wilayah
Kerja Pada Kurun Waktu tertentu Kota Langsa dan Standar Nasional Tahun 2014 –2015
Untuk Pencapaian Indikator Ibu Bersalin Yang Ditolong Oleh
Tenaga Kesehatan Di Suatu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu
Tertentu Di Perhitungkan Dari Jumlah Ibu Bersalin Yang Ditolong
Oleh Tenaga Kesehatan Di Suatu Wilayah Kerja Pada Kurun
Waktu Tertentu Di Bagi Jumlah Seluruh Sasaran Ibu Bersalin Di
Satu Wilayah Kerja Dalam Kurun Waktu Yang Sama
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 76
4. Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan Di Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu
No
Tahun 2014 2015
1. Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan Di Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu Pemerintah Kota Langsa
100% 100%
2. Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan Di Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu Nasional
100% 100%
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya upaya promosi kesehatan di masyarakat dalam meningkatkan umur
harapan hidup.
Tabel 3.16 Target Perbandingan Ibu Bersalin Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Di Suatu Wilayah
Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu Kota Langsa dan Standar Nasional Tahun 2014 –2015
Untuk Pencapaian Indikator Persentase Balita Gizi
Buruk Mendapat Perawatan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan Di Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu
Tertentu Di Perhitungkan Dari Jumlah Balita Gizi Buruk
Mendapat Perawatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan
Di Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu Di
Bagi Jumlah Seluruh Balita Gizi Buruk Yang Ditemukan
Disatu Wilayah Kerja Dalam Kurun Waktu Yang Sama.
Realisasi Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu di Pemerintah Kota Langsa di tahun 2014
adalah 100% Tahun sedangkan di tahun 2015masih tetap mencapaii 100% hal ini menunjukan
capain yang baik bagi indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 77
b. Adanya dukungan dari Pemerintah Kota Langsa dalam peningkatan kuantitas
dan kualitas tenaga medis/sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan.
c. Adanya peningkatan fasilitasi, advokasi, supervisi dan bimbingan teknis bagi
pengelola program kesehatan Ibu dan anak.
d. Adanya bimbingan teknis dan pendamping oleh para tenaga medis yang lebih
profesional.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Keterbatasanya sumber daya manusia yang profesional serta besarnya
tantangan yang ditimbulkan akibat berbagai macam penyakit, menjadikan
pengendalian penyakit dimasyarakat belum berjalan optimal.
b. Koordinasi dan Integritas intas program dan lintas sektor masih kurang optimal.
c. Belum semua kasus penyakit yang ada di masyarakat teridentifikasi sehingga
masih banyak pasien di masyarakat yang belum terobati dengan sempurna.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan di masyarakat mengenai usaha untuk
mencegah terjangkitnya suatu penyakit baik preventif, kuaratif dan rehabilitatif.
b. Peningkatan pelayanan kesehatan yang optimal pada sarana RSU,
puskesmas, pustu, polindes serta kesehatan lainnya.
c. Peningkatan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor kesehatan
untuk peningkatan cakupan Pn di fasilitasi masyarakat.
d. Peningkatan cakupan melalui kemitraan bidan dan dukun.
e. Peningkatan kerjasama dengan LSM dan organisasi profesi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 78
f. Meningkatkan advokasi isentif dari pemerintah pusat terhadap pemerintah
daerah terkait pelaksanaan program kesehatan.
g. Meningkatkan advokasi dan sosialisasi terhadap pemanfaatan dana untuk
meningkatkan pembangunan infrastruktur sarana pelayanan kesehatan.
Sasaran strategis 13 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kelima
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat”
dan untuk mencapai tujuan ” Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk
mewujudkan kota langsa yang berperadaban”Sasaran ini juga didukung secara
terpadu oleh Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Langsa Untuk mengukur
sasaran ketiga belas ini terdapat 2 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.17 di bawah
ini :
Sasaran Strategis 13
Meningkatnya Pelayanan Administrasi
Publik Yang Baik Dan Cepat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 79
Tabel 3.17
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 13
Meningkatnya Pelayanan Administrasi Publik Yang Baik Dan Cepat
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Jumlah Izin Usaha Yang
Diterbitkan
2473 Izin
2551 Izin
2377 Izin
2258 izin
95%
2454 Izin
2. Persentase Lama Proses
Perijinan 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 100% 3 Hari kerja
Sumber data Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran ketiga belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah Izin Usaha Yang Diterbitkan
2. Rata-Rata Lama Proses Perijinan
Untuk Pencapaian Indiakor Izin Usaha Yang Diterbitkan
Pada Tahun 2015 di Perhitungkan Dari Izin Yang
Diterbitkan Dibagi Jumlah Permohonan Izin Yang
Memenuhi Syarat. Adapun Realisasi Jumlah Izin Usaha
Yan Diterbitkan Mengalami Peningkatan Pada Tahun
2014 yaitu 2551 izin Yang Diterbitkan dan Pada tahun
2015 yaitu 2258 izin Yang Diterbitakn. hal ini
menunjukan peningkatan capain indikator tersebut
Untuk Lama Proses Perijinan Usaha Tidak Dapat
Dipastikan Karena Izin Yang Diterbitkan Berbeda-beda
Dalam Pemprosesan Izin, Jika dihitung Rata-rata Lama
Proses Perijinan Kota Langsa di tahun 2015 maksimal 3
Hari Kerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 80
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya Peraturan Daerah tentang perijinan usaha.
b. Adanya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang sesuai
dengan kebutuhan.
c. Adanya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan izin usaha
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kurangnya sebagian pengusaha dalam memiliki surat izin usaha.
b. Kurangnya pemahaman pengusaha tentang peraturan daerah tentang izin
usaha.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Melakukan sosialisasi pemahanan terhadap pengusaha tentang pentingnya
memiliki izin usaha.
b. Memberikan sanksi terhadap pengusaha yang tidak memiliki izin usaha.
Sasaran Strategis 14
Meningkatnya Kualitas Pembangunan
Infrasruktur Pelayanan Publik Perkotaan
Dan Wilayah Yang Berkualitas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 81
Sasaran strategis 14 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keenam
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”meningkatnya kualitas pembangunan infrasruktur pelayanan publik
perkotaan dan wilayah yang berkualitas” dan untuk mencapai tujuan ”
Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur guna mendorong
percepatan pengembangan kota dan wilayah”Sasaran ini juga didukung secara
terpadu oleh Dinas Kesehatan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran keempat belas
ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.18 di bawah
ini :
Tabel 3.18
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 14
Meningkatnya Kualitas Pembangunan Infrasruktur Pelayanan Publik
Perkotaan Dan Wilayah Yang Berkualitas
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Persentase Ketersediaan
Puskesmas Pembantu 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber data Dinas Kesehatan Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran keempat belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 82
1. Persentase Ketersediaanya Puskesmas Pembantu
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya dukungan dari Pemerintah Kota Langsa dalam peningkatan kuantitas
dan kualitas tenaga medis/sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan.
b. Adanya bimbingan teknis dan pendamping oleh para tenaga medis yang lebih
profesional.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Keterbatasanya sumber daya manusia yang profesional serta besarnya
tantangan yang ditimbulkan akibat berbagai macam penyakit, menjadikan
pengendalian penyakit dimasyarakat belum berjalan optimal.
b. Koordinasi dan integritas lintas program dan lintas sektor masih kurang
optimal.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan di masyarakat mengenai usaha untuk
mencegah terjangkitnya suatu penyakit baik preventif, kuaratif dan rehabilitatif.
b. Peningkatan pelayanan kesehatan yang optimal pada sarana puskesmas.
Salah Satu upaya Pemerintah Kota Langsa Dalam
Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Adalah Dengan
Memberikan Kemudahan Akses Dan Fasilitasi Sarana
Kesehatan Kepada Masyarakat, Untuk Pencapaian Indikator
Ketersediaanya Puskesmas Pembantu Di Perhitungkan Dari
Jumlah Puskesmas Pembantu Dari Satu Wilayah Kerja Pada
Kurun Waktu Tertentu Di Bagi Jumlah Desa Dalam Wilayah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 83
c. Meningkatkan advokasi isentif dari Pemerintah pusat terhadap Pemerintah
Daerah terkait pelaksanaan program kesehatan.
d. Meningkatkan advokasi dan sosialisasi terhadap pemanfaatan dana untuk
meningkatkan pembangunan infrastruktur sarana pelayanan kesehatan.
Sasaran Strategis 15
Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Yang
Memadai Dalam Mendukung Aktivitas
Perdagangan Ekspor Dan Impor
Sasaran strategis 15 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keenam
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”meningkatnya sarana dan prasarana yang memadai dalam
mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor” dan untuk mencapai
tujuan ” Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur guna mendorong
percepatan pengembangan kota dan wilayah”Sasaran ini juga didukung secara
terpadu oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi, Dan Informasi Kota Langsa Untuk
mengukur sasaran kelima belas ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.19 di bawah
ini :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 84
Tabel 3.19
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 15
Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Yang Memadai Dalam
Mendukung Aktivitas Perdagangan Ekspor Dan Impor
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015
TARGET 2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Jumlah Pelabuhan
Laut
1 Pelabuhan
1 Pelabuhan
1 Pelabuhan
1 Pelabuhan
100%
1 Pelabuhan
Sumber data Dinas Perubungan, Komunikasi, Dan Informasi Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kelima belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah Pelabuhan Laut
Pelabuhan Kuala Langsa Termasuk Pelabuhan
Regional Yang Dipersiapkan Menjadi Salah Satu
Pintu Masuk Untuk Pantai Timur Wilayah Provinsi.
Untuk mendukung Pelabuhan Kuala Langsa
Sebagai Pendorong Pertumbuhan Ekonomi (Engine
Growth) Kota Dibutuhkan Sarana Dan Prasarana
Dalam Mendukung Pelabuhan Yang Memadai,
Selain itu Tupang Tindihnya Kebijakan Pengelolaan
Pelabuhan Yang Belum Memadai Amanat UUPA,
Turut Pula Menghambat Lalu lintas Perdagangan
Ekspor dan impor.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 85
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya dukungan dari Pemerintah Kota Langsa dalam mendukung aktivitas
perdagangan ekspor dan Impor.
b. Adanya jaminan Dari Pemerintah Kota Langsa tentang stabilitas politik dan
keamanan.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kurangnya prasarana pelabuhan.
b. Koordinasi dan integritas lintas sektor masih kurang optimal.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Meningkatkan prasarana pelabuhan guna mendukung aktivitas ekspor dan
impor
b. Peningkatan koordinasi dan integritas lintas sektor.
Sasaran strategis 16 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keenam
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ” Meningkatnya distribusi air bersih yang memadai dalam upaya
Sasaran Strategis 16
Meningkatnya Distribusi Air Bersih Yang
Memadai Dalam Upaya Pemerataan
Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 86
pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat” dan untuk mencapai tujuan ”
Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur guna mendorong
percepatan pengembangan kota dan wilayah”Sasaran ini juga didukung secara
terpadu oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa Untuk mengukur sasaran keenam
belas ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.20 di bawah
ini :
Tabel 3.20
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 16
Meningkatnya Distribusi Air Bersih Yang Memadai Dalam Upaya
Pemerataan Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat
No
INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persentase Jumlah Rumah
Tangga Pengguna Air Bersih 80,12% 85,31% 100% 96,17% 96,17% 100%
Sumber data Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran keenam belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persentase Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air bersih
Air Bersih Adalah Salah Satu Jenis Simber Daya
Berbasis Air Yang Bermutu Baik Dan Biasa
Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Untuk dikomsumsi
Atau dalam melakukan Aktifitas Sehari-hari.
Realisai Persentase Rumah Tangga Berakses Air Minum Bersih Mencapai 85,31 % Atau
Sekitar 31.630 Rumah Tangga Dari Total 33.015 Rumah Tangga sedangkan di tahun 2015
meningkat Mencapai 96,17 % Atau Sekitar 31.750 Rumah Tangga Dari Total 33.015 Rumah
Tangga hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 87
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya dukungan Pemerintah Daerah dalam peningkatan pelayanan
cangkupan air bersih.
b. Adanya kesadaran masyarakat tentang kesehatan pengunaan air bersih.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Keterbatasanya sumber daya manusia yang profesional serta besarnya
tantangan yang ditimbulkan.
b. Perubahan iklim yang mempengaruhi kualitas bibit air.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Adanya sosialisasi tentang manfaat air bersih bagi masyarakat.
b. Peningkatan sarana dan prasarana
Sasaran strategis 17 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keenam
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya pelayaanan jasa transportasi yang efisien dan
ekonomis dan aman” dan untuk mencapai tujuan ” Meningkatkan kualitas
pelayanan transportasi yang efektif dan efisien yang menghubungkan antar
gampong dan antar wilayah”Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas
Sasaran Strategis 17
Meningkatnya Pelayaanan Jasa Transportasi
anyang Efisien Dan Ekonomis Dan Aman
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 88
Perhubungan, Komunikasi, Dan Informasi Kota Langsa Untuk mengukur sasaran
ketujuh belas ini terdapat 2 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.21 di bawah
ini :
Tabel 3.21
Pengukuran Capain Sasaran Strategis 17
Meningkatnya Pelayaanan Jasa Transportasi Yang Efisien
Dan Ekonomis Dan Aman
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Jumlah Orang Yang Terangkut
Angkutan Umum 1.867.000 1.975.000 2.000.000 2.015.000 101% 2.457.231
2.
Persentase Jumlah Kendaraan
Angkutan Umum Yang Di Uji
Dalam Tahun Berjalan
65,12% 75,32% 77,03% 78,22% 98% 81,21%
Sumber data Dinas Perhubungan, Komunikasi, Dan Informasi Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran ketujuh belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah Orang Yang Terangkut Angkutan Umum
Moda Transportasi Sehari-hari Yang digunakan Oleh
Pendududk Kota Langsa Dalam Berbagai
Kepentingan Masyarakat Baik Ekonomi Maupun
Sosial Terus Mengalami Peningkatan. Hal Ini
Tercermin Dari Meningkatnya Jumlah Kendaraan
Jenis Bus, Dan Mikro Bus yang Ada Di Kota Langsa
Realisai Persentase jumlah orang yang terangkut ditahun 2014 Mencapai 1.975.000 orang
sedangkan di tahun 2015 meningkat Mencapai 2.015.000 orang, hal ini menunjukan
peningkatan capain indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 89
2. Persentase Jumlah Kendaraan Angkutan Umum Yang Diuji Dalam Tahun
Berjalan
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya koordinasi lintas sektor yang baik .
b. Adanya kesadaran supir angkutan umum tentang pentingnya keselamatan
penumpang.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Belum adanya blue print yang didaftarkan oleh instansi terkait guna mencegah
terjadinya perdagangan ilegal baik ekspor dan import
b. Tidak adanya trayek-trayek angkutan umum di Daerah terpencil menuju ke
kota atau pasar.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Dibangunya trayek-trayek angkutan umum di daerah terpencil menuju kota.
b. Diaktikanya kembali angkutan umum labi - labi
Uji KIR kendaraan ini bukan hanya untuk sekadar
mematuhi regulasi dari pemerintah. Lebih dari itu, uji
KIR ini untuk menjaga keselamatan, keamanan, dan
kenyamanan pengemudi, serta keselamatan
pengguna jalan lainnya, Untuk Pencapaian Indiakor
Jumlah Kendaraan Angkutan Umum Yang Diuji Dalam
Tahun berjalan Pada Tahun 2015 di Perhitungkan Dari
Jumlah Kendaraan Yang Diuji Dibagi Jumlah Angkutan
Umum Di Suatu Wilayah Indikator Tersebut Mengalami
Peningkatan
Realisasi capaian indikator persentase jumlah kendaraan angkutan umum yang diuji dalam
tahun berjalan Pada Tahun 2014 berkisar 75,32% sedangkan di tahun 2915 meningkat
menjadi 78,22 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 90
Sasaran strategis 18 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya kapasitas koperasi dan usaha mikro,kecil dan
menengah (UMKM) dalam mendorong peningkatan lapangan kerja dan
pertumbuhan ekonomi” dan untuk mencapai tujuan ”Menguatkan kapasitas
umkm dan membangun ekonomi kerakyatan berlandaskan potensi sumber
daya ekonomi lokal”Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UKM Kota Langsa Untuk mengukur
sasaran kedelapan belas ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.22 di bawah
ini :
Sasaran Strategis 18
Meningkatnya kapasitas koperasi dan
usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM)
dalam mendorong peningkatan lapangan
kerja dan pertumbuhan ekonomi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 91
Tabel 3.22
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 18
Meningkatnya Kapasitas Koperasi Dan Usaha Mikro,Kecil Dan Menengah (UMKM)
Dalam Mendorong Peningkatan Lapangan Kerja
Dan Pertumbuhan Ekonomi
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persentase Koperasi Aktif 15% 25,19% 28% 28% 100% 45%
Sumber data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UKM Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedelapan belas ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persentase Koperasi Aktif
c. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
Adanya aktivitas RAT setiap tahunya yang dilakukan dinas terkait.
d. Hambatan dan masalah sasaran ini :
Adanya koperasi bebadan hukum yang tidak disiplin dalam melaksanakan RAT
Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang bekerja
bersama demi kesejahteraan bersama berdasarkan undang-
undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan
beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi
yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama berdasar atas azaz kekeluargaan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 92
e. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
Perlu adanya upaya sosialisasi dan workshop bagi pengurus koperasi agar dapat
membuat RAT dan disiplin membuat RAT setiap tahunnya.
Sasaran strategis 19 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan” dan untuk mencapai tujuan ”
Menguatkan kapasitas umkm dan membangun ekonomi kerakyatan
berlandaskan potensi sumber daya ekonomi lokal”Sasaran ini juga didukung
secara terpadu oleh Dinas Kelautan, Perikanan, Dan Pertanian Kota Langsa Untuk
mengukur sasaran kesembilan belas ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.22 di bawah
ini :
Sasaran Strategis 19
Meningkatnya kapasitas produksi
perikanan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat nelayan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 93
Tabel 3.22
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 19
Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Kontribusi Sektor Perikanan
Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Atas
Dasar Harga Berlaku (ADHB)
3,21 3,55 4,14 3,42 82,61% 4.80
Sumber data Dinas Kelautan, Perikanan, Dan Pertanian Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kesembilan belas ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Atas Dasar Harga berlaku (ADHB)
f. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya sarana dan prasarana penangkapan ikan.
Letak Geografis Kota Langsa Yang Berada Tepat Bersebelahan
Dengan Selat Malaka, Telah Menjadikan Sektor Kelautan Dan
Perikanan Sebagai Salah Satu Sektor Pengerak Ekonomi
Masyarakat.realisasi capaian indikatorKontribusi sektor
perikanan terhadap produk regional bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku (ADHB) Pada Tahun 2014 berkisar 3,55
sedangkan di tahun 2015 menurun menjadi 3,42 diakibatkan
Sebagian Besar Disebabkan Oleh Kurangnya Produktivitas Lahan
Tambak Dimana Sebagian Besar Lahan Pertambakan Beralih
Fungsi Menjadi Lahan Permukiman Rumah Penduduk
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 94
b. Adanya dukungan Pemerintah dalam meningkatkan kontribusi di sektor
perikanan.
g. Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Seringnya terjadi perubahan cuaca yang menghambat aktivitas nelayan
b. Kurangnya produktivitas lahan tambak beralih fungsi menjadi rumah penduduk
h. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Melakukan pengawasan perikanan terpadu.
b. Penambahan armada penangkapan ikan dan alat tangkap
Sasaran strategis 20 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ”Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan
berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan
ekspor” dan untuk mencapai tujuan ”Menguatkan kapasitas umkm dan
membangun ekonomi kerakyatan berlandaskan potensi sumber daya ekonomi
lokal”Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Kelautan, Perikanan,
Sasaran Strategis 20
Meningkatnya produktivitas komoditas
unggulan perkebunan berbasis sumber
daya lokal dan mendukung pengembangan
perdagangan ekspor
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 95
Dan Pertanian Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh ini terdapat 1
indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.23 di bawah
ini :
Tabel 3.23
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 20
Meningkatnya Produktivitas Komoditas Unggulan Perkebunan Berbasis Sumber Daya
Lokal Dan Mendukung Pengembangan Perdagangan Ekspor
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Produksi tanaman padi/bahan
pangan utama lainnya (ton)
14.431 Ton
11.131 Ton
11.900 Ton
11.850 Ton
99,58%
15.116 Ton
Sumber data Dinas Kelautan, Perikanan Dan Pertanian Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Produksi Tanaman Padi/ Bahan Pangan Utama Lainnya (ton)
Sektor Pertanian Khususnya Tanaman Padi
Memegang Peranan Penting Yaitu Sebagai Sumber
Bahan Pangan dan Juga Pemberi Input bagi Sektot
Industri .Produksi Tanaman Padi Mengalami
Peningkatan Di Tahun 2014 Berkisar 11,131 Ton
Sedangkan Di Tahun 2015 Meningkat Menjadi
11.850 Ton, hal ini menunjukan peningkatan
capain indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 96
i. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya kesuburan tanah yang mendukung.
b. Adanya dukungan Pemerintah dalam meningkatkan produksi Tanaman
padi/bahan pangan lainnya.
j. Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kurangnya kesuburan tanah
b. 70 % lahan sawah Di Kota Langsa adalah sawah tadah hujan sehingga tidak
bisa ditanam 2 kali dalam setahun.
k. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Pengembangan sumber-sumber air untuk pengairan sawah.
b. Penggunaan pemupukan berimbang.
Sasaran strategis 21 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 -
2017 yaitu ” Meningkatnya pertumbuhan ekonomi” dan untuk mencapai tujuan ”
Menguatkan kapasitas umkm dan membangun ekonomi kerakyatan
Sasaran strategis 21
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 97
berlandaskan potensi sumber daya ekonomi lokal”Sasaran ini juga didukung
secara terpadu oleh Dinas Kelautan, Perikanan, Dan Pertanian Kota Langsa Untuk
mengukur sasaran kedua puluh satu ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.24 berikut di
bawah ini :
Tabel 3.24
Pengukuran Capain Sasaran Strategis 21
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto
(PDRB) Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK)
6.279.072,37 6.483.881.65 6.754.321.79 6.721.521.33 99,51% 7.853.345.12
Sumber data Dinas Kelautan, Perikanan, Dan Pertanian Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh satu ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK)
PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam
suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga
tahun yang bersangkutan NTB atas dasar harga berlaku yang didapat
dari pengurangan NPB/Output dengan biaya antara masing-masing
dinilai atas dasar harga berlaku.
NTB menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga
dari masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh
setiap sektor. Realisasi capaian indikator pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar
harga konstan (ADHK) Pada Tahun 2014 mencapai 6.483.881.6575 sedangkan di tahun 2915 meningkat
menjadi 6.721.521.33, hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 98
l. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya tanah dan kekayaan alam yang baik.
b. Adanya mutu tenaga kerja dan penduduk yang berkesinambungan.
m. Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kurangnya barang modal dan tingkat teknologi di masyarakat.
b. Kurangnya mutu tenaga kerja dan penduduk yang berkesinambungan.
n. Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
Adanya sosialisasi /pelatihan kualitas mutu tenaga kerja dan penduduk
Sasaran strategis 22 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi
kedelapan sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6
Sasaran Strategis 22
Meningkatnya lingkungan permukiman
yang berkualitas dalam upaya menciptakan
kota tanpa permukiman kumuh
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 99
Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa
Tahun 2012 - 2017 yaitu ” Meningkatnya lingkungan permukiman yang
berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh” dan
untuk mencapai tujuan ” Menciptakan permukiman masyarakat layak huni dan
penataan lingkungan yang Serasi dan harmonis”Sasaran ini juga didukung
secara terpadu oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa Untuk mengukur sasaran
kedua puluh dua ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.25 berikut di
bawah ini :
Tabel 3.25
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 22
Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan
kota tanpa permukiman kumuh
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Persentase berkurangnya luasan
permukiman kumuh di kawasan
perkotaan.)
0,34% 0,32% 0,30% 0,29% 96,67% 0,15%
Sumber data Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh dua ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 100
1. Persentase Berkurangnya luasan permukiman Kumuh Di Kawasan
Perkotaan
No
Tahun 2014 2015
1.
berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Pemerintah Kota Langsa
0,32% 0,29%
2.
berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.)Nasional
10% 10%
Tabel 3.26 Target berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Kota Langsa dan
Standar Nasional Tahun 2014 –2015
Permukiman kumuh (slum area) diartikan sebagai suatu
kawasan permukiman atau pun bukan kawasan
permukiman yang dijadikan sebagai tempat tinggal yang
bangunan-bangunannya berkondisi substandar atau tidak
layak yang dihuni oleh penduduk miskin yang padat,
Untuk Pencapaian Indikator Berkurangnya Luasan
Permukinan Kumuh Di Kawasan Perkotaan Kota Langsa
Tahun 2015 Di Perhitungkan Dari Luas wilayah kawasan
kumuh Kota Langsa Dibagi Luas wilayah Kota Langsa,
Indikator Tersebut Mengalami Peningkatan, Hal ini
Menunjukan Keberhasilan Kota Langsa Dalam Mengurangi
Kawasan kumuh di Pemerintah Kota Langsa.
Realisasi capaian indikator persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan
perkotaan Pada Tahun 2014 mencapai 0,32 % sedangkan di tahun 2015 meningkat menjadi
0,29 % hal ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 101
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya Pembangunan perumahan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia dimana diselenggarakan dalam lingkup permukiman terpadu dan
dikaitkan dengan kebijaksanaan pengembangan tata ruang dan wilayah
dengan memperhatikan aspek-aspek kependudukan dan lingkungan hidup.
b. AdanyaPembangunan perumahan disertai dengan penataan dan perbaikan
mutu lingkungan permukiman yang sehat, tertib, aman dan serasi, termasuk
pengadaan prasarana-prasarana yang diperlukan.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kurangnya Pembangunan perumahan yang memenuhi kebutuhan dasar
manusia dalam lingkup permukiman terpadu dan dikaitkan dengan
kebijaksanaan pengembangan tata ruang dan wilayah dengan
memperhatikan aspek-aspek kependudukan dan lingkungan hidup..
b. Kurangnya Pembangunan perumahan disertai dengan penataan dan
perbaikan mutu lingkungan permukiman yang sehat, tertib, aman dan serasi,
termasuk pengadaan prasarana-prasarana yang diperlukan.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
Adanya Fasilitasi Sarana pembangunan perumahan dititikberatkan pada
pemenuhan kebutuhan golongan masyarakat berpenghasilan rendah, baik
dalam sektor formal maupun informal.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 102
Sasaran strategis 23 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi
kedelapan sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6
Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa
Tahun 2012 - 2017 yaitu ” Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan
limbah dan persampahan” dan untuk mencapai tujuan ” Menciptakan
Permukiman Masyarakat Layak Huni Dan Penataan Lingkungan Yang Serasi
dan Harmonis”Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Badan lingkungan
Hidup, Kebersihan Dan Pertamanan Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua
puluh tiga puluh tiga ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.27 di bawah
ini :
Tabel 3.27
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 23
Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persentase Volume sampah
yang ditangani 80% 85% 95% 95% 100% 100%
Sumber data Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan Dan Pertamanan Kota Langsa
Sasaran Strategis 23
Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan
pelayanan limbah dan persampahan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 103
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh tiga ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Persentase Volume Sampah Yang Tertangani
No
Tahun 2014 2015
1.
Volume sampah yang ditangani Pemerintah Kota Langsa 85% 95%
2.
Volume sampah yang ditangani Nasional 70% 70%
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Bertambahnya jumlah sarana pengangkut sampah (dumptruck dan becak
motor pengangkut sampah).
Tabel 3.28 Target Volume sampah yang ditangani Kota Langsa dan Standar Nasional Tahun 2014 –2015
Indikator sasaran ini diukur melalui hasil penimbangan
sampah yang tertangani dengan menghitung rata rata
pembuangan sampah perhari. Indikator ini menunjukan
besarnya layanan penanganan dan pengangkutan sampah
yang dilakukan oleh BLHKP Kota Langsa dari timbulan
sampah yang dihasilkan dari sumber sampah perhari.
Realisasi capaian indikator persentase volume sampah yang tertangani Pada Tahun 2014
mencapai 85% sedangkan di tahun 2015 meningkat menjadi 95% hal ini menunjukan peningkatan
capain indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 104
b. Adanya Perhatian dari Walikota Langsa dengan mengeluarkan intruksi
tentang pelaksanaan gotong royong di lingkungan Pemerintah Kota Langsa.
c. Adanya kerjasama yang baik antara Instansi Pemerintah dengan BUMN,
BUMD, swasta dan seluruh Gampong di Kota Langsa.
d. Semakin banyaknya papan informasi/papan himbauan dan iklan mengenai
kebersihan dan lingkungan hidup di wilayah Kota Langsa
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Masih adanya sebagian pihak atau masyarakat yang kurang menjaga
kebersihan.
b. Kurangnya peralatan untuk bekerja sehingga masih adanya wilayah yang
masih banyak sampah.
c. Banyaknya gorong-gorong yang di dalamnya masih terdapat sampah dan sulit
untuk menjangkau sampah tersebut
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Memperbanyak sosialisasi mengenai kebersihan sehingga kesadaran
masyarakat meningkat
b. Perlunya peralatan untuk mempermudah pekerja dalam mengambil sampah
misalnya tong sampah sorong.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 105
Sasaran strategis 24 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi
kesembilan sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6
Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa
Tahun 2012 - 2017 yaitu ” Menguatnya kapasitas dan tata kelola
kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan” dan
untuk mencapai tujuan ” mewujudkan kapasitas lembaga pemerintah gampong
yang kuat dalam penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan
pembinaan masyarakat” Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh
empat ini terdapat 1 indikator.
Sasaran Strategis 24
Menguatnya kapasitas dan tata kelola
kepemerintahan gampong yang baik
dalam pelaksanaan pembangunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 106
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.29 di
bawah ini :
Tabel 3.29
Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 24
Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong
yang baik dalam pelaksanaan pembangunan
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Penguatan Kapasitas Aparatur
Pemerintahan Gampong 132 Orang 132 Orang 132 Orang 132 Orang 100% 147 Orang
Sumber data Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh empat ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Penguatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Gampong
Peningkatan Kapasitas Pemerintah Gampong Mutlak Harus
dilakukan Pemerintah Kota Langsa, Sebab Pemerintah
Gampong Memiliki Peran Yang strategis dan sebagai Kunci
Keberhasilan Pembangunan Di tingkat Gampong. Penguatan
Kapasitas Pemerintah Gampong ini Perlu dilakukan untuk
Mengimbangi Dinamika dan Perkembangan Masyarakat
Yang Ada Ditingkat Gampong
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 107
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Adanya Perhatian dari Walikota Langsa dengan penguatan kapasitas aparatur
Pemerintah gampong dalam wilayah Kota Langsa.
b. Adanya kerjasama yang baik antara Instansi Pemerintah dengan seluruh
Pemerintah gampong di Kota Langsa
Hambatan dan masalah sasaran ini :
Keterbatasan dan ketidakmampuan yang dihadapi Oleh Pemerintah gampong
dalam melakukan peran dan fungsinya.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Perlu dilakukan penguatan kapasitas Pemerintah desa, agar mereka mampu
dan berdaya untuk melaksanakan fungsi Pemerintahan dan pembangunan di
tingkat gampong dengan baik
b. Penguatan dan pengembangan kapasitas aparatur Pemerintah gampong
Sasaran strategis 25 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi
kesembilan sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6
Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa
Tahun 2012 – 2017 yaitu ” Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender
dalam pembangunan” dan untuk mencapai tujuan ”Mewujudkan kapasitas
Sasaran Strategis 25
Meningkatnya peran serta dan kesetaraan
gender dalam pembangunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 108
lembaga pemerintah gampong yang kuat dalam penyelenggaraan pemerintah,
pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat” Sasaran ini juga
didukung secara terpadu oleh Badan Kependudukan Kota Langsa Untuk mengukur
sasaran kedua puluh lima ini terdapat 2 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.30 di bawah
ini :
Tabel 3.30
Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 25
Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persentase Pekerja perempuan di
lembaga pemerintah
81,67% 84,68% 89,23% 89,23% 100% 95%
2. Persentase Pekerja perempuan di
lembaga swasta
18,32% 15,32% 22,35% 22,35% 100% 40%
Sumber data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota
Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh lima ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Persentase Pekerja Perempuan di Lembaga Pemerintah
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
adalah proporsi perempuan yang bekerja pada lembaga
pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan. ,
Indikator Tersebut Mengalami Peningkatan Di Tahun 2014
Mencapai 84,68 % Sedangkan Ditahun 2015 Mengalami
Peningkatan Berkisar 89,23% , Hal ini Menunjukan Peran Aktif
Perempuan di Lembaga Pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 109
2. Persentase Pekerja Perempuan di Lembaga Swasta
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
a. Meningkatnya kesadaran dan sumber daya perempuan.
b. Meningkatnya potensi ekonomi produktif perempuan Di desa/gampong
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kurangnya inovatif dan Ide-ide baru dari perempuan.
b. Kurangya alokasi anggaran guna mendukung pelatihan bagi perempuan.
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Adanya pelatihan keterampilan bagi perempuan guna mendorong perempuan
menjadi perempuan mandiri, maju dan produktif.
b. Perlunya kerjasama yang baik antar aparat desa, stakeholder dan instansi
Pemerintah.
Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta adalah
proporsi perempuan yang bekerja pada lembaga swasta terhadap
jumlah seluruh pekerja perempuan. Indikator Tersebut
Mengalami Peningkatan Di Tahun 2014 Mencapai 15,32 %
Sedangkan Ditahun 2015 Mengalami Peningkatan Berkisar 22,35
% , Hal ini Menunjukan Peran Aktif Perempuan di Lembaga Swasta
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 110
Sasaran strategis 26 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi
kesepuluh sebagaimana tertuang dalam IKU Pemerintah Kota Langsa Nomor 6
Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa
Tahun 2012 - 2017Tahun 2012 - 2017 yaitu ”Meningkatnya kondisi Daerah yang
aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian” dan untuk mencapai tujuan
” Menciptakan keamanan dan ketertiban serta keterlibatan masyarakat dalam
rangka keberlanjutan perdamaian sesuai dengan undang-undang pemerintah
aceh (UUPA)” Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Satuan Polisi Pamong
Praja Dan Wilayatul Hisbah Kota Langsa Untuk mengukur sasaran kedua puluh
enam ini terdapat 1 indikator.
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada table 3.31 di bawah
ini :
Sasaran Strategis 26
Meningkatnya kondisi Daerah yang
aman dan kondusif serta keberlanjutan
perdamaian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 111
Tabel 3.31
Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 26
Meningkatnya kondisi Daerah yang aman dan
kondusif serta keberlanjutan perdamaian
No INDIKATOR
REALISASI
TAHUN 2015 TARGET
2017 2013 2014
TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Presentase penyelesaian kasus
pelanggaran Ketertiban,
ketentraman dan keindahan (K3)
100% 98,79% 99% 99,94% 101%
Sumber data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan
Kota Langsa
Dari Tabel di atas, pada sasaran kedua puluh enam ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Presentase Penyelesaian Kasus Pelanggaran Ketertiban,Ketentraman
Dan Keindahan (K3)
Capaian indikator tersebut di atas didapat dari persentase
penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan) yang merupakan perhitungan pelanggaran K3 yang
terselesaikan dibagi pelanggaran K3 yang dilaporkan masyarakat
dan hasil operasi terkait, dikali 100 %.
Capaian Indikator persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
ditahun 2014 sebesar 98,79 % sedangkan di tahun 2015 meningkat menjadi sebesar 99,94% didapat
dari rasio realisasi K3 yang terselesaikan (99,94%) dan Target penyelesaian K3 (99%). Relisasi 101%
didapat dari rasio jumlah pelanggaran K3 yang terselesaikan sebesar 1.709 pelanggar dari 1.710. hal
ini menunjukan peningkatan capain indikator tersebut
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 112
No
Tahun 2014 2015
1.
penyelesaian kasus pelanggaran
Ketertiban, ketentraman dan keindahan
(K3) Pemerintah Kota Langsa
98,79% 99,94%
2.
penyelesaian kasus pelanggaran
Ketertiban, ketentraman dan keindahan
(K3) Nasional
100% 100%
Faktor – Faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
Penempatan petugas Pol PP di tiap kecamatan dalam bentuk Bawah Kendali
Operasional (BKO) Kecamatan.
Hambatan dan masalah sasaran ini :
a. Kurangnya sarana transportasi dalam mendukung pelaksanaan tugas.
b. Belum adanya tempat untuk penampungan barang sitaan hewan ternak.
c. Kurangnya pelatihan dan kenyaman lingkungan (pelatihan dalmas)
Strategi / upaya pemecahan masalah sasaran ini :
a. Perlunya koordinasi dengan instansi terkait selaku tim penataan PKL Kota
Langsa.
b. Adanya tempat relokasi bagi pedagang kaki lima.
c. Perlu adanya sosialisasi langsung kelapangan.
Tabel 3.32 Target penyelesaian kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3) i Kota Langsa dan
Standar Nasional Tahun 2014 –2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 113
C. REALISASI ANGGARAN
Dalam Rangka Untuk Mencapai Target Kinerja Sebanyak 26 Sasaran
Strategis Sebagaimana Ditetapkan Dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Maka
Besaran Alokasi Dan Realisasi Belanja Untuk Setiap Sasaran Strategis Dapat Dilihat
Sebagai Berikut :
NO SASARAN INDIKATO
R KINERJA
KINERJA ANGGARAN
TARGET CAPAIAN
REALISASI %
REALISASI PAGU/
TARGET REALISASI
%
REALISASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.
Berkurangnya Kegiatan-Kegiatan Asusila Dan Amoral Lainnya Yang Tidak Sesuai Dengan Ajaran Islam
Jumlah Pembinaan Pelaksanaan Syariat Islam
575 Kasus 575 Kasus 100% - - -
2.
Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Berkualitas, Amanah, Bersih, Dan Berwibawa (good governance)
Persentase Temuan BPK RI Yang di Tindak Lanjuti
80% 79,52% 99,40%
38.100.000 36.080.000 94,70%
Predikat Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota
B C C
114.256.300 114.242.800 99,99%
3.
Meningkatnya Aparatur Yang Beretos Kerja Tinggi, Profesional Dan Disiplin Dalam Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah
Presentase Penurunan Kasus-Kasus Pelanggaran Disiplin Aparatur
90% 88,89% 98,77%
27.400.000 24.200.000 88,32%
Persentase PNS Kota Langsa Yang Berkualifikasi S.1
75% 75% 100%
60.235.000 60.235.000 100%
4.
Meningkatnya Pengelolahan Keuangan Daerah Sistem Pelaporan Keuangan Pemerintahan Yang Akuntabel, Transparan Dan Profesional
Opini WTP dari BPK RI
WTP Proses Audit - - - -
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 114
5.
Ketersediaanya Dokumen Perencanaan Pembangunan
Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan
5 Dokumen 5 Dokumen 100%
1.483.050.000 1.359.672.579 91,68%
6.
Meningkatnya Kemandirian Daerah Dan Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Struktur Penerimaan Daerah
Persentase Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah
100% 94,81% 94,81%
412.840.000 411.223.023 99,61%
Derajat Kemandirian Daerah
75% 75% 100% - - -
7.
Meningkatnya Pembangunan Perkotaan Yang Memperhatikan Pengelolahan Lingkungan Dan Berwawasan Mitigasi Bencana
Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau
20% 14,88% 74,40%
2.944.210.800 2.926.141.300 99,39
Persentase Panjang Jalan Kota Dalam Kondisi Baik
85,21% 82,28% 96,56%
42.151.698 40.290.747.346 95,59%
8.
Meningkatnya Pengembangan Pusat Pasar Dan Perdagangan Yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman)
Persentase Pasar Kecamatan Yang Memenuhi kriteria Beriman
100% 100% 100% - - -
9.
Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan
Angka Rata-rata Lama Sekolah 10,65% 10,59% 99,44%
1.849.510.851
1.836.825.780 99,31%
10.
Meningkatnya Kualifikasi Dan Kompotensi Guru Serta Tenaga Kependidikan Dalam Mendorong Peningkatan Pelayanan Pendidikan Berkualitas
Persentase Guru Yang Memenuhi Kualifikasi SI/D-IV
99% 89,42% 90,32%
34.500.430 34.500.430 100%
11.
Berkembangnya Budaya Daerah Dan Kearifan Lokal Yang Mendukung Pembangunan Daerah
Persentase Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan
85% 83,22% 97,91%
656.978.000 643.988.316 98,02%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 115
12. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Berkualitas Dan Terjangkau
Usia Harapan Hidup
68% 68% 100% - - -
Persentase Kompllikasi Kebidanan Yang Mendapat Penanganan Definitif Dari Satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
80% 100% 125% - - -
Persentase Ibu Bersalin Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Di Suatu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu
90% 87% 96,66% - - -
Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan Di Satu Wilayah Kerja Pada Kurun Waktu Tertentu
100% 100% 100%
41.805.697 41.795.212 99,97%
13.
Meningkatnya Pelayanan Administrasi Publik Yang Baik Dan Cepat
Jumlah Izin Usaha Yang Diterbitkan 2.377 Izin 2.258 Izin 95% - - -
Rata-rata Lama Proses Perijinan 3 Hari 3 Hari 100% - - -
14.
Meningkatnya Kualitas Pembangunan Infrasruktur Pelayanan Publik Perkotaan Dan Wilayah Yang Berkualitas
Persentase Ketersediaan Puskesmas Pembantu
100% 100% 100%
7.093.244.085 6.964.300.602 98,18%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 116
15.
Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Yang Memadai Dalam Mendukung Aktivitas Perdagangan Ekspor Dan Impor
Jumlah Pelabuhan Laut
1 Pelabuhan 1 Pelabuhan 100%
1.396.594.000 1.376.992.000 98,60%
16.
Meningkatnya Distribusi Air Bersih Yang Memadai Dalam Upaya Pemerataan Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat
Persentase Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
100% 96,17% 96,17%
9.917.036.575 9.816.856.000 98,99
17.
Meningkatnya Pelayaanan Jasa Transportasi Yang Efisien Dan Ekonomis Dan Aman
Jumlah Orang Yang Terangkut Angkutan Umum
2.000.000 2.015.000 101% - - -
Persentase Jumlah Kendaraan Angkutan Umum Yang Di Uji Dalam Tahun Berjalan
77,03% 78,22% 98% - - -
18.
Meningkatnya Kapasitas Koperasi Dan Usaha Mikro,Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mendorong Peningkatan Lapangan Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi
Persentase Koperasi Aktif
28% 28% 100%
500.623.000 496.835.000 99,24
19.
Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan
Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
4,14 3.42 82,61%
2.123.450.000 21.234.500 100%
20.
Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor
Produksi tanaman padi/bahan pangan utama lainnya (ton)
11.900 Ton 11.850 Ton 99,58%
110.700.000 101.200.000 91,42%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 117
21. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Rp. 6.754.321.79
Rp. 6.721.521.33
99,51%
266.400.000 246.965.503 92.70%
22.
Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh
Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.
0,30% 0.29% 96,67% - - -
23.
Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan
Persentase volume sampah yang ditangani
95% 95% 100%
7.813.354.000 7.587.602.022 97,11%
24.
Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan
Penguatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Gampong
132 Orang 132 Orang 100%
90.800.000 90.172.050 99,31%
25.
Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
Persentase Pekerja perempuan di lembaga pemerintah
89,23% 89,23% 100%
170.187.831
169.104.414 99,36 Persentase Pekerja perempuan di lembaga swasta
22,35% 22,35% 100%
26.
Meningkatnya kondisi Daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian
Presentase penyelesaian kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3)
99% 99,94% 101%
904.224.756 898.347.643 99,35%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 118
D. CAPAIAN PRESTASI DAN PENGHARGAAN
Di tahun 2015 Pemerintah Kota Langsa telah mendapatkan beberapa
penghargaan dan prestasi yang diraih yang meliputi bidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan. Adapun penghargaan dan prestasi yang diraih
adalah sebagai sebagai berikut :
Penghargaan Yang Diraih Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015
1. Anugerah Daerah Berprestasi Penerima Dana Intensif Daerah (DID) Tahun 2015
Pemerintah Kota Langsa Menerima Penghargaan
Anegerah Daerah Berprestasi Penerima Dana Intensif
Daerah (DID) Tahun 2015 Yang Diserahkan Lanhsung
Oleh Presiden Republik Indonesia JOKO WIDODO di
Istana Negara.Penghargaan Yang Diperoleh Pemerintah
Kota Langsa Atas Pencapaian Kinerja Kesehatan Fiskal
Dan Pengelolaan Keuangan Daerah, Kinerja Pelayanan
Dasar Publik Dasar
2. Penghargaan Predikat Opini BPK RI
Pemerintah Kota Langsa Menerima Penghargaan Atas
Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan
Keuangan Pemerintah Tahun 2014 dengan Capaian
Standar Tinggi dalam Akuntasi Dan Pelaporan dan
Keuangan Pemerintah dari Menteri Keuangan RI.,
Bambang P.S. Brodjonegoro di Gedung Dhanapala
Kementerian Keuangan RI di Jakarta.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015
Bab III Akuntabilitas Kinerja 119
3. Penghargaan Kartini Award dan Wanita Berbusana Rapi Dan Serasi
Ketua TP PKK Kota Langsa Ny Marliza Usman (isri
Walikota Langsa) , Menerima Penghargaan Kartini
Award dan Wanita Berbusana Rapi dan Serasi Tahun
2014, dari Ketua International Human Resources
Development Program (IHRDP) , Gine Vinsent S, di
Jakarta, Sabtu 26 April 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015
Bab IV Akuntabilitas Kinerja 120
BAB IV
PENUTUP
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakekatnya adalah proses
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip–prinsip
tranparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya kepastian hukum, kesetaraan, efektif
dan efisien. Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan demikian merupakan
landasan bagi penerapan kebijakan yang demokratis yang ditandai dengan
menguatnya kontrol dari masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik.
Laporan kinerja instansi pemerintah bertujuan untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah sebagai jawaban
dari visi, misi dan tujuan strategis instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan–kegiatan sesuai dengan program
dan kebijakan yang ditetapkan.
Berdasarkan Laporan kinerja instansi pemerintah Kota Langsa Tahun 2015
ini, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kota Langsa telah
memperlihatkan pencapaian kinerja yang BAIK dan signifikan atas sasaran-sasaran
strategis yang telah ditetapkan.
Untuk mendukung keberhasilan capaian indikator sasaran tersebut
Pemerintah Kota Langsa telah mengalokasikan dana dalam APBD Kota Langsa
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015
Bab IV Akuntabilitas Kinerja 121
tahun 2015 sebesar Rp. 870,341,493,208,69 dan direalisasikan sebesar
Rp. 788.717.690.182 atau 90,62%.
Pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2015 masih menemui
hambatan dan kendala. Beberapa hambatan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota
Langsa dalam pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2015 antara lain :
1. Belum tersedianya database data yang valid dan akurat pada masing-masing
SKPD karena belum adanya sistem informasi data yang terintegrasi.
2. Keterbatasan anggaran Pemerintah Daerah sehingga belum semua indikator
kinerja didukung dengan kegiatan yang teranggarkan.
3. Dukungan sarana dan prasarana Pemerintah Daerah masih belum
mencukupi kebutuhan yang sesungguhnya.
4. Belum optimalnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
pelaksanaan kegiatan yang dikarenakan oleh keterbatasan jumlah SDM di
bidang teknis.
5. Belum optimalnya dukungan, partisipasi serta pemberdayaan masyarakat
Kota Langsa dalam pelaksanaan program-program pembangunan
6. Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan lintas sektor
terkait sebagai bahan usulan bagi pengambilan kebijakan.
7. Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum optimal karena
dukungan regulasi belum terbentuk/belum disesuaikan dengan situasi dan
kondisi terkini
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015
Bab IV Akuntabilitas Kinerja 122
Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja Pemerintah Kota Langsa tahun
mendatang, beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain adalah:
1. Meningkatkan kualitas koordinasi dengan Pemerintah Pusat berkenaan
dengan regulasi-regulasi pusat yang terdapat perbedaan-perbedaan dalam
penetapan maupun pengaturannya.
2. Meningkatkan kualitas koordinasi dengan seluruh SKPD, untuk
memaksimalkan kualitas perumusan dan implementasi kebijakan otonomi
daerah, maupun dalam akselerasi implementasi regulasi dan ketentuan
pusat sesuai dengan kondisi, karakteristik, potensi dan permasalahan daerah
3. Menyusun dan menetapkan indikator kinerja Pemerintah Kota Langsa
melalui koordinasi internal, untuk membahas dan menyepakati indikator
kinerja atas program-kegiatan yang dilaksanakan pada bagian-bagian
sehingga dapat memperjelas target tujuan yang hendak dicapai dengan
ukuran yang tersusun secara sinergis, sistematis dan secara signifikan
terarah pada peningkatan capaian kinerja Pemerintah Kota Langsa sebagai
contoh dan tauladan bagi SKPD.
4. Meningkatkan kualitas SDM Pemerintah Kota Langsa melalui pelaksanaan
pelatihan-pelatihan, pembinaan yang berkelanjutan, serta pemberian
kesempatan pendidikan, guna meningkatkan kulitas pengetahuan dan
keterampilan dalam pelaksanaan tugasnya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2015
Bab IV Akuntabilitas Kinerja 123
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Langsa Tahun 2015 ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan masukan, saran, kritik yang membangun guna kesempurnaan
penyusunan laporan ini pada masa yang akan datang. Semoga Laporan kinerja
instansi pemerintah Kota Langsa tahun 2015 ini dapat bermanfaat dan menjadi
bahan evaluasi dan pedoman dalam meningkatkan kinerja di masa-masa
mendatang.
PROGRAM ANGGARAN REALISASI BERTAMBAH/(BERKURANG) (%)
2 3 4 4 5
PENDAPATAN DAERAH 818.157.958.122,00 788.748.018.158,95 (29.409.939.963,05) 96,41
PENDAPATAN ASLI DAERAH 114.529.994.341,00 108.973.354.702,15 (5.556.639.638,85) 95,15
Pajak Daerah 9.550.000.000,00 10.090.865.225,00 540.865.225,00 105,66
Retribusi Daerah 5.405.424.740,00 4.349.945.627,00 (1.055.479.113,00) 80,47
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 518.845.242,00 518.845.242,00 0,00 100,00
Penerimaan Zakat, Infak Dan Sadaqah 2.191.549.393,00 2.264.129.100,00 72.579.707,00 103,31
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 96.864.174.966,00 91.749.569.508,15 (5.114.605.457,85) 94,72
DANA PERIMBANGAN 515.118.393.509,00 505.098.308.709,00 (10.020.084.800,00) 98,05
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 25.295.675.509,00 19.300.064.709,00 (5.995.610.800,00) 76,30
Dana Alokasi Umum 425.446.753.000,00 425.446.753.000,00 0,00 100,00
Dana Alokasi Khusus 64.375.965.000,00 60.351.491.000,00 (4.024.474.000,00) 93,75
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 188.509.570.272,00 174.676.354.747,80 (13.833.215.524,20) 92,66
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah 17.135.561.925,00 17.306.696.400,80 171.134.475,80 101,00
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 89.447.393.000,00 75.443.043.000,00 (14.004.350.000,00) 84,34
Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah 81.926.615.347,00 81.926.615.347,00 0,00 100,00
Jumlah Pendapatan 818.157.958.122,00 788.748.018.158,95 (29.409.939.963,05) 96,41
BELANJA 870.341.493.208,69 788.717.690.182,00 (81.623.803.026,69) 90,62
BELANJA TIDAK LANGSUNG 413.969.587.554,36 367.337.150.089,00 (46.632.437.465,36) 88,74
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015
2 3 4 4 5
Belanja Pegawai 375.701.745.554,36 333.879.732.430,00 (41.822.013.124,36) 88,87
Belanja Hibah 1.825.000.000,00 1.825.000.000,00 0,00 100,00
Belanja Bantuan sosial 2.913.557.000,00 2.645.329.000,00 (268.228.000,00) 90,79
Belanja Bagi hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa,
Partai Politik33.127.645.000,00 28.714.674.659,00 (4.412.970.341,00) 86,68
Belanja Tidak Terduga 401.640.000,00 272.414.000,00 (129.226.000,00) 67,83
BELANJA LANGSUNG 456.371.905.654,33 421.380.540.093,00 (34.991.365.561,33) 92,33
Belanja Non Program 0,00 61.092.010.911,00 61.092.010.911,00 0,00
Belanja Pegawai 0,00 3.892.488.294,00 3.892.488.294,00 0,00
Belanja Barang dan Jasa 0,00 46.773.778.447,00 46.773.778.447,00 0,00
Belanja Modal 0,00 10.425.744.170,00 10.425.744.170,00 0,00
Jumlah Belanja 870.341.493.208,69 788.717.690.182,00 (81.623.803.026,69) 90,62
Surplus/(Defisit) (52.183.535.086,69) 30.327.976,95 52.213.863.063,64 (0,06)
PEMBIAYAAN DAERAH
PENERIMAAN DAERAH 52.683.535.086,69 13.123.158.077,33 (39.560.377.009,36) 24,91
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun Anggaran Sebelumnya 52.683.535.086,69 13.123.158.077,33 (39.560.377.009,36) 24,91
Pencairan Dana cadangan - -
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan - -
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - -
Penerimaan Piutang Daerah - -
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 52.683.535.086,69 13.123.158.077,33 (39.560.377.009,36) 24,91
2 3 4 4 5
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 500.000.000,00 0,00 (500.000.000,00) 0,00
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintahan Daerah 500.000.000,00 0,00 (500.000.000,00) 0,00
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 500.000.000,00 0,00 (500.000.000,00) 0,00
Pembiayaan Netto 52.183.535.086,69 13.123.158.077,33 (39.060.377.009,36) 25,15
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA)