Download - bayi prematur askeb
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY.N USIA 0 HARI DENGAN PREMATURITAS
DI BPS SUHARTININGTYAS, SST
PONCOKUSUMO
20 MEI 2008
Disusun oleh :
Arumi Sukmaningrum
06.2.062
POLITEKNIK KESEHATAN dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
MALANG
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny.N usia o hari engan
prematuritas di BPS Suhartiningtyas, SST dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas praktek klinik kebidanan
semester Iv. Asuhan Kebidanan ini dapat disusun berkat bantuan dan
bimbingan serta kerja sama dari berbagai pihak yang terkait, untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Directur RS dr.Soepraoen Malang yang telah memberikan ijin
untuk melakukan asuhan kebidanan
2. Directur poltekkes dr.Soepraoen Malang yang telah memberikan
kebijaksanaan
3. pembimbing praktek Poltekkes dr.Soepraoen Prodi Kebidanan
yang terjun langsung dalan memberikan bimbingan asuhan
kebidanan B Nur Khomariyah Amd.Keb
4. Pembimbing klinik B Tyas, SST yang senantiasa membimbing
penulis
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih
jauh dari sempurna, hal ini karena keterbatasan informasi dan kemampuan
dalam penyusunan Asuhan kebidanan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan penyusunan asuhan kebidanan selanjutnya.
Semoga dengan tersusunnya asukan kebidanan ini dapat menambah
pengetahuan, kepustakaan dan bermanfaat bagi pembaca dan bagi
kemajuan di bidang kebidanan.
Malang, 2008
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Premature adalah bayi yang dilahirkan pada masa gestasi kurang
dari 37 minggu dan dengan BBL kurang dari 2500 gram. Sampai sekarang
pengetahuan tentang etiologi prematuritas belum cukup memuaskan,
namun menurut besarnya kelahiran bayi premature dapat disebabkan
oleh fakor ibu dan fakti janin. Factor ibu meliputi usia ibu, keadaan social
ekonomi, dan juga factor kebiasaan pekerjaan ibu.
Gambaran klinis dari bayi premature adalah BBL <2500 gr, PB <45
cm, lida <30 cm, lika <33 cm, kulitnya tipis, transparan dan penuh
dengan lanugo, kepala relati lebih besar dari ukuran badannya, dan
biasanya pada bayi premature tangisanya lemah dan bayi lebih banyak
tidur dari pada bangun. Semua penyakit neonatus dapat mengenai bayi
premature, tetapi juga ada beberaa penyakit tertentu yang terutama
terdapat pada bayi premature. Untuk itu, untuk mengurangi angka
kematian dan kesakitan bayi maka penanganan bayi premature sacara
baik akan sangat membantu. Dari fenomena diatas, penulis tertarik untuk
melakukan asuhan pada bayi Ny.N usia 0 hari dengan prematuritas di BPS
Suhartiningtyas, Ponsokusumo.
B. Tujuan
1. tujuan Umum
mahasiswa dapat melakukan asuhan pada bayi prematur
2. Tujuan Khusus
- mahasiswa dapat melakukan pengkajian data paa bayi
premature
- mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi
- mahasiswa dapat menentukan masalah potensial
- mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera yang harus
dilakukan
- mahasiswa dapat menentukan intervensi
- mahasiswa dapat melaksanakan rencana tindakan
- mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
terhadap bayi prematur
C. Teknik Pengumpulan data
1. study kasus dengan melaksanakan pemeriksaan fisik dan wawancara
2. pengkajian catatan medik dan kepustakaan
D. Sistematika Penyusunan Laporan
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Teknik pengumpulan data
D. Sistematika pengumpulan data
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Konsep teoti prematuritas
B. Konsep asfiksia
C. Menagement kebidanan
BAB III : TINJAUAN KASUS
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.KONSEP TEORI PREMATURITAS
1. Definisi
prematuritas murni adalah masa gestasi bayi premature kurang dari 37
minggu atau 259 hari
2. Etiologi dan factor Predisposisi
Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan angka kematian
perinatal adalah menangani kasus prematuritas dengan baik. Sampai
sekarang pengetahuan tentang etiologi prematuritas belum cukup
memuaskan. Menurut besarnya kelahiran bayi premature, penyebabnya
dapat dibagi menjadi :
Faktor ibu
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan
psikologis. Penyakit lainnya adalah nefritis akut, DM, infeksi akut atau
tindakan operatif dapat merupakan etiologi prematuritas.
Usia ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah ppada ibu usia dibawah 20
tahun dan pada multigravida yang jarak antar kehamilannya terlalu
dekat. Angka kejadian terendah adalah pada usia 26 sampai 35 tahun.
Keadaan social ekonomi
Kejadian tertinggi adalah pada golongan social ekonomi yang rendah.
Hal ini disebabkan karena gizi yang kurang baik dan pengawasan
antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi
yang lahir pada perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi dari
pada bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
Factor janin
Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan bayi lahir
BBLR
Kebiasaan yang melelahkan dan merokok
3. Gambaran Klinis
Berat badan lahir kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45
cm, lingkar dada kurang dari 30cm, lingkar kepala kurang dari 33cm.
tampak luar sangat tergantung pada maturitas dan lamanya masa
gestasi, kepala relative lebih besar dari pada badannya, kulitnya tipis,
transparan, banyak lanugo, lemak subkutis kurang, osifikasi kepala
sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genetalia imatur. Pembuluh darah
kulit banyak terlihat dan peristaltic usus pu dapat terlihat. Rambut
biasanya tipis, halus dan teranyam, tulang rawan dan daun telinga bulum
cukup, sehingga elastisitasnya masihkurang. Jaringan mamae belum
sempurna dan putting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi masih
lemah dan pergerakannya kurang, bayi lebih banyak tidur dari pada
bangun, tangisan lemah dan nafas kadang kurang teratur kadang terjadi
serangan apneu. Reflek morrow dapat positif, reflek menghisap dan
menelan belum sempurna. Kalau bayi lapar biasanya menangis, gelisah,
aktifitas bertambah. Bila dalam 3 hari tanda kelaparan ini tidak ada maka
kemungkinan menderita infeksi atau perdarahan intracranial.
Sering kali terdapat oedem pada anggota gerak yang menjadi lebih nyata
sesudah 24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin, oedem ini dapat
berubah sesuai dengan perubahan posisi, dan oeden ini seringkali
berhubungan dengan perdarahan antepartum, DM dan toxemia
gravidarum.
4. Penyakit pada premature
Semua penyakit neonatus dapat mengenai bayi premature, tetapi ada
beberapa penyakit tertentu yang terutama terdapat pada bayi premature.
Hal ini disebabkan oleh factor pertumbuhan, misalnya belum cukup
surfaktan terbentuk pada penyakit membrane hialin. Demikian pula
kejadian hiperbiliruninemia pada bayi premature lebih tinggi dibandingkan
dengan neonatus aterm, karena factor kematangan hati. Beberapa
penyakit yang ada hubungannya dengan prematuritas adalah:
a. sindrom gangguan pernafasan
disebut juga penyakit membrane hialin karena paa stadium terakhir
akan membentuk membrane hialin yang melapisi alveolus paru.
b. pneumonia aspirasi
karena reflek menelan dan batuk belum sempurna
c. perdarahan intraventrikular
perdarahan spontan di ventrikel otak lateral, biasanya disebabkan
anoksia otak. Biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan
membrane hialin pada paru.
d. fibroplasias retrolental
disebabkan karena gangguan oksigen yang berlebihan. Dengan
pemberian oksigen konsentrasi tinggi akan terjadi vasokontriksi
pembuluhdarah retina. Setelah bayi bernafas dengan udara biada lagi,
pembuluh darah ini akan mengalami vasodilatasi yang selanjutnya
disusul dengan proliferasi pembuluh darah baru secara tidak teratur.
Biasanya terjadi pada bayi yang BB kurang dari 2000 gram yang telah
mendapat okssigen dengan konsentrasi tinggi (40%). Dapat dilakukan
pencegahan dengan cara:
- menggunakan Oksigen tidak lebih dari 40% dengan kecepatan
2L/mnt
- tidak menggunakan oksigen untuk mencegah apneu dan cyanosisi
- pemberian oksigen pada bayi yang BBnya kurang dari 2000gr harus
hati hati dan sebaiknya PaO2 selalu dimonitor
e. hiperbilirubinemia
hal ini disebabkan factor kematangan hati sehingga konjugasi bilirubin
indirect menjadi direct belum sempurna.
5. Penatalaksanaan
mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan
lingkungan hidup diluar uterus maka perlu diperhatikan suhu
lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen,
mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a. pengaturan suhu
bayi premature mudah sekali mengalami hipotermi bila berada di
lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan permukaan
tubuh bayi lebih luas dari pada berat badannya, kurangnya jaringan
lemak dibawah kulit, dan kekurangan lemak coklat( brown fat). Oleh
karena itu maka bayi perlu ditempatkan pada tempat yang hangat.
Bila ditempatkan di incubator, maka suhu untuk bayi BB<2000gr
adalah 35°C, bayi dengan BB 2000gr sampai 2500gr adalah 24°c,
agar mereka dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37°C,
kelembaban incubator sekitar 50-60%. Suhu incubator dapat
diturunkan 1°C perminguu untuk bayi dengan BB2000gr dan
berangsur-angsur ia dapat diletakkan di dalam tempat tidur bayi
dengan suhu lingkungan 27°C-29°C.
b. Makanan bayi
pada bayi premature, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna.
Kalasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
enzim lipase masih kurang. Disamping itu kebutuhan protein 3-5 gr
sehari dengan tinggi kalori 110 kal/kg/hr agar BB bertambah sebaik-
baiknya. Pemberian minum diberikan pada waktu bayi umur 3 jam
agar bayi tidak menderita hipoglikemi dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan
cairan lambung. Hal ini untuk mengetahui ada tidaknya atresia
esophagus dan mencegah muntah. Apabila bayi masih belum mampu
menghisap susu sari ibu maupu dari botol, maka diberikan susu dari
sonde lambung. Sesudah 5 hari bayi dicoba menyusu pada ibunya.
Bila daya isap cukup baik, maka pemberian ASI diteruskan.
Adakalanya daya isap bayi lebih baik pada dot dari pada pada putting
susu ibu. Pada keadaan ini ASI dipompa dan diberikan melalui botol.
Cara pemberian susu melalui botol adalah dengan frekuensi
pemberian lebih sering dengan jumlah susu yang lebih sedikit.
Frekuensi berkurang dengan bertambahnya BB bayi. Jumlah cairan
yang diberikan pertama kali adalah 1-5 mL/jam dan jumlahnya dapat
ditambah sedikit demi sedikit setiap 1 jam. Penambahan jumlah susu
tersebut bergantung pada jumlah susu yang tertinggal pada
pemberian sebelumnya (gastric residual) untuk mencegah terjadinya
regurgitasi dan pneumonia aspirasi adalah:
1. bayi diletakkan disisi kanan untuk membantu
mengosongkan lambung atau pada posisi setengah
duduk di pangkuan perawat atau dengan meninggikan
kepala dan bahu 30° di tempat tidur bayi
2. sebelum susu diberikan diteteskan di punggung tangan
untuk merasakan apakah cukup hangat dan apakah
keluarnya 1 tetes dalam 1 detik.
3. pada waktu minum harus diperhatikan apakah ia menjadi
biru, ada gangguan pernafasan atau kembung.
Pengamatan harus terus dilakukan sampai kira kira
setengah jam setelah minum. Gumpalan susu di mulut
harus dibersihkan dengan memberikan 3-4 sendok the air
yang sudah masak.
4. untuk mencegah perut kembung bayi diberi minum
sedikit-sedikit dengan perlahan lahan tapi hati hati.
Penambahan susu pada setiap kali minum tidak boleh
lebih dari 30 ml sehari.
5. sesudah minum bayi didudukkan atau diletakkan diatas
pundak selama 10-15 mnt untuk mengeluarkan udara di
lambung dan kemudian ditidurkan pada sisi kanan atau
tidur tengkurap agar tidak terjadi regurgitasi atau
muntah.
6. bila bayi biru atau susuah bernafas pada waktu minum,
kepala bayi harus direndahkan 30°, cairan di mulut atau
di faring diisap. Bila ia tetap biru dan tidak bernafas,
harus diberi oksigen dan diberi nafas buatan kalau perlu
lakukan resusitasi endotrakeal intubasi.
c. Bayi premature mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relative belum sanggup
membentuk antibody dan fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan belum baik. Oleh karena itu, tindakan aseptic harus
selalu digalakkan, baik dirawat gabung maupun bangsal neonatus.
Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para dokter,
perawat, bidan dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi.
Untuk pencegahan, selanjutnya perlu:
1. diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi
yang tidak kena infeksi
2. mencuci tangan tiap kali sebelum dan sesudah memegang
seorang bayi.
3. membersihkan tempat tidur bayi segera setelah tidak digunakan
lagi
4. membersihkan ruangan pada waktu-waktu tertentu
5. setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri
6. setiap petugas di bangsal harus memakai pakaian yang sudah
disediakan
7. petugas yang menderita penyakit menular dilarang merawat bayi
8. kulit dan tali pusat harus dibersihkan sebaik baiknya
9. para pengunjung orang sakit hanya boleh melihat bayi dari
belakang kaca.
B.MANAGEMENT KEBIDANAN
I. PENGKAJIAN
A. Data subyektif
1. Biodata
Meliputi identitas bayi, nama, umur, jenis kelamin, anak keberapa,
serta data orang tua meliputi nama ayah, nama ibu, umur ayah dan
ibu, pekerjaan orang tua, penghasilan dan alamat yang mudah
dihubungi.
2. keluhan utama
apa yang jadi keluhan dan masalah bayi saat ini. Pada bayi premature
biasanya terjadi asfiksia, sindrom gangguan pernafasan, masalah
pengaturan suhu tubuh atau hipotermi.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang riwayat kelahiran bayi sehingga dapat terjadi masalah
yang diderita bayi sekarang.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada penyakit menurun ataupun menular dalam keluarga
misalnya DM, jantung, asma, darah tinggi maupun riwayat kelahiran
premature pada anggota keluarga.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
Kehamilan : riwayat kelahiran bayi, ANC berapa kali,
terapy apa yang didapat
Persalinan : melahirkan pada kehamilan berapa bulan,
dimana, ditolong siapa, normal atau dengan
tindakan, kondisi bayinya bagaimana
Nifas : ada kelainan atau tidak, berapa hari,
bagaimana dengan laktasinya
6. Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang telah didapatkan bayi sejak lahir
7. Genogram
Mengkaji garis keturunan keluarga untuk menelusuri riwayat penyakit
menurun maupun menular.
B. Data Obyektif
1 Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum bayi, normal atau tidak
TTV : S : 36.5ºC-37.5ºC
RR : 30-60 x/menit
N : 110-140 x/menit
2 Pemeriksaan fisik
kepala :bulat/lonjong, rambut bersih/tidak, ada capit
succedanum/tidak, ad acepal
hematom/tidak, ada kelainan/tidak
mata :simetris/tidak, ada perdarahan/tidak,
bagaimana konjungtifa dan sclera
hidung :simetris/tidak, ada nafasan cuping/tidak,
normal/tidak, ada kelainan/tidak
telinga :simetris/tidak, ada serumen/tidak, ada
kelainan/tidak
mulut :simetris/tidak, bentuknya normal/tidak, ada
monoliasis/tidak, bagaimana warna bibirnya,
ada labiopalatoskizis/tidak
leher :normal/tidak, simetris/tidak, ada kelainan/
tidak
dada :simetris/tidak, ada benjolan abnormal/tdk,
ada retraksi dinding dada/tidak
perut :simetris/tidak, bagaimana turgor kulit, ada
pernafasan perut/tidak, bagaimana tali
pusatnya, ada kelainan/tidak
kulit :bagaimana warnanya, ada kelainan/tdk, ada
lanugo/tidak
genetalia :bersih/tidak, ada kelainan/tidak, labia mayor
menutupi labia minor/tidak
anus :ada atresia ani/tidak
ekstremitas :normal/tdk, bagaimana jumlah jari-jari
tangan dan kakinya, simetris/tidak, ada
oedem/tidak, ada kelainan/tidak, ada
kelainan/tidak
3 Data antropometri
- BBL : bayi premature BBL < 2500 gr
- PB : ≤ 45 cm
- lika : < 33 cm
- lida : < 30 cm
- lila : < 11 cm
4 Reflek primitive
- Morro reflek : lemah
- Sucking reflek : belum sempurna
- Rotting reflek : belum sempurna
- Swallowing reflek: belum sempurna
5 Terapy
Terapy dan obat-obatan yang di dapatkan bayi baru lahir
II. IDENTIFIKASI MASALAH
Dx : Bayi Ny….usia…dengan…
DS :berdasarkan wawancara, keluhan dan yang dikatakan pasien
atau keluarga
DO :berdasarkan hasil pemeriksaan
Masalah
Masalah apa saja yang dihadapi dan dialami pasien
Asfiksia sedang
DS :berdasarkan keluhan dan apa yang dikatakan pasien atau
keluarga
DO :berdasarkan hasil pemeriksaan
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi hipotermi
IV. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEGERA
1. Pemenuhan kebutuhan Oksigen
2. jaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
V. INTERVENSI
Sesuai dengan diagnosa, masalah dan landasan teori
VI. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi dan kondisi pasien
VII. EVALUASI
Sesuai dengan kriteria hasil
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny.N USIA 0 HARI DENGAN PREMATURITAS
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Identitas bayi
Nama :bayi Ny.N
Umur/tgl lahir :0 hari/20 Mei 2008
Jenis kelamin :peerempuan
Agama :Islam
Anak ke- :Satu
Alamat : jl. Pangsud Wajak
Identitas orang tua
Nama ayah :Tn. E
Umur :25 tahun
Agama :Islam
Pendidikan :SMU
Pekerjaan :Swasta
Penghasilan :Rp 1.000.000,-
Nama ibu:Ny. N
Umur :24 tahun
Agama :Islam
Pendidikan :SMU
Pekerjaan :IRT
Alamat :jl. Pangsud Wajak
2. Keluhan utama
Bayi lahir premature dengan warna kulit pucat, tidak menangis kuat
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bayinya lahir premature pada usia kehamilan 8 bulan
pada tanggal 20 Mei 2008 jam 08.35 dan setelah lahir bayi tidak
menangis kuat dan warna kulitnya pucat
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis maupun penyakit keturunan
seperti darah tinggi, kencing manis dll dan dalam keluarganya ada
yang punya riwayat lahir prematur
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
Riwayat kehamilan
Pada awal kehamilan sampai usia kehamilan 3 bulan ibu mengalami
mual muntah. Ibu periksa hamil ke bidan sebanyak 7 kali dan tiap
periksa oleh bidan diberi vitamin dan tablet tambah darah dan ibu
juga mendapat penyulihan tentang gizi ibu hamil dan pentingnya
periksa hamil secararutin.
Riwayat persalinan
Ibu mengatakan pada tanggal 20 Mei 2008 pada jam 04.30
merasakan perutnya kencang kencang dan dari jalan lahir keluar
cairan berupa lendir dan darah, padahal usia kehamilan ibu baru 8
bulan. Lalu ibu pergi ke bidan dan melahirkan secara spontan
ditolong bidan dengan BBL 2400 gram dan jenis kelamin
perempuan pada jam 08.35 WIB.
Riwayat nifas
Sekarang ibu masih dalam kala IV persalinan
6. Riwayat imunisasi
Bayi Ny. N belum mendapat imunisasi apapun.
7. Genogram
Keterangan :
Ny. N
Bayi Ny. N
Tn. E
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : cukup, lemah
Kesadaran : composmentis
TTV : RR : 40x/mnt
N : 100x/mnt
S : 36,5ºC
A/S : 5/7
2. Pemeriksaan fisik
kepala :bulat,ada caput succedanum. Tidak ada cepal
hematom, tidak ada kelainan
mata :simetris, tidak ada perdarahan, konjungtiva
merah muda, sclera putih, tidak ada
strabismus, tidak ada kelainan
hidung :simetris, normal, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Telinga :simetris, tidak ada serumen, tidak ada
kelainan
Mulut :simetris, mulut bersih,tidak ada monoliasis,
bentuk normal, tidak ada labiopalatoskizis,
warna bibir pucat/putih
Leher :simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid,tidak ada kelainan
Dada :simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak
ada retraksi dinding dada, tidak ada kelainan
Abdoment :simetris, ada pernafasan perut, tidak ada
pembesaran organ abdoment, taki pusat
basah, bersih tertutup kassa, tidak ada
kelainan
Genetalia :tidak ada kelainan, labia mayor menutupi
labia minor
Anus :tidak ada atresia ani
Ekstremitas :simetris, normal, tidak ada syndactil, tidak
ada pilydactil, tidak ada oedem
Kulit :warna pucat, tidak oedem penuh dengan
lanugo
3. Data antropometri
BBL : 2400 gram
PB : 45 cm
LIKA : 31cm
LIDA : 30 cm
LILA : 9 cm
4. Reflek primitive
Morro refelek : ada, lemah
Rooting reflek : tidak terkaji
Sucking reflek : tidak terkaji
Swallowing: tidak terkaji
5. Terapy
Vitamin K 0,2 cc secara IM
II. IDENTIFIKASI MASALAH
Dx : bayi Ny. N usia 0 hari dengan prematuritas
DS :ibu mengatakan bahwa bayinya telah dilahirkan premature
pada usia kehamilan 8 bulan
DO : - tonus otot lemah
- kulit bayi penuh dengan lanugo
- bayi menangis lemah
Masalah
Asfiksia sedang
DS :
DO : - bayi menangis lemah
- kulit bayi pucat
- A/S = 5/7
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
1. Potensial terjadi hipotermi
DS :-
DO :bayi menangis lemah, kulit bayi pucat, BBL 2400 gr, bayi lahir
prematur
2. potensial terjadi infeksi
DS : -
DO : tali pusat basah
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
1. lum boleh dimandikan pemenuhan kebutuhan oksigen 1 L/menit
2. menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat dengan menempatkan bayi
pada couvus/ dibawah cahaya lampu 60 W
3. menjaga personal higient bayi
V. INTERVENSI
Dx : Bayi Ny. N usia 0 hari dengan prematuritas
Tujuan : keadaan bayi baik dan tidak ada komplikasi apapun
KH : - keadaan umum bayi baik
- suhu tubuh bayi dalam batas normal 36,5ºC – 37,5ºC
Intervensi :
1 Informasikan keadaan bayi kepada ibu dan keluarga
R : ibu tahu keadaan bayinya dan lebih kooperatif terhadap asuhan
bidan kepada bayi
2 Segera keringkan bayi, beri pakaian dan gedong bayi
R : mencegah hipotermi pada bayi
3 Tempatkan bayi pada couvus/dibawah cahaya lampu 60 W dan jarak
lampu 60 cm sehingga tubuh bayi tetap hangat
R : mencegah hipotermi pada bayi
4 Jangan memandikan bayi dan informasikan kepada ibu bahwa
bayinya belum boleh dimandikan dan hanya boleh diseka
R : mencegah hipotermi pada bayi karena tubuh bayi masih sangat
rentan dan lemah
5 Lakukan perawatan tali pusat dengan kassa alcohol
R : mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat
6 Jelaskan kepada ibu tentang pentingnya ASI pada ibu dan bayi
R : untuk pertumbuhan bayi secara optimal
7 Ajarkan perawatan tali pusat kepada ibu atau keluarga
R : ibu tahu cara perawatan tali pusat sehingga ibu aau keluarga
dapat melakukannya sendiri di rumah sehingga tali pusat terawatt
dan tetap bersih sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat.
Masalah
Asfiksia sedang
Tujuan : bayi tidak asfiksia lagi, keadaan umum bayi baik dan tidak ada
komplikasi apapun
KH : - keadaan umum bayi baik
- kulit bayi menjadi merah
- bayi dapat menagnis kuat
- A/S menunjukkan normal 7/9
Intervensi :
1 Lakuman hisap lendir dari mulut dan hidung bayi
R : membebaskan jalan nafas
2 Gosok punggung atau dada bayi dengan halus dan perlahan
R : merangsang pernafasan bayi
3 Pasang sungkup, beri oksigen 1 L/menit
R : pemenuhan kebutuhan oksigen
4 Observasi keadaan umum bayi, pernafasan dan warna kulit bayi
R : mengetahui perkembangan keadaan umum bayi
VI. IMPLEMENTASI
Dx : Bayi Ny. N usia 0 hari dengan prematuritas
Implementasi :
1 Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa saat ini
keadaan bayinya masih lemah dan rentan karena bayinya
dilahirkan secara premature dan saat ini tangisan bayi masih
lemah dan warna kulitnya juga pucat.
2 Segera mengeringkan tubuh bayi setelah lahir, segera memberi
pakaian dan menggedong tubuh bayi agar bayi tidak kedinginan
karena hipotermi
3 Menempatkan bayi kepada couvus atau dibawah cahaya lampu
setinggi 60 cm dengan lampu 60 W agar tubuh bayi tetap
hangat.
4 Tidak memandikan bayi dan menginformasikan kepada ibu dan
keluarga untuk tidak memandikan bayinya terlebih dahulu tapi
hanya diseka saja karena bayi lahir premature tubuhnya masih
sangat rentan dan lemah
5 Melakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa
alcohol setiap pagi dan sore setelah bayi diseka agar tidak
terjadi infeksi tali pusat.
6 Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara melakukan
perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa alcohol
7 Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya ASI bagi bayi dan
ibunya, karena bagi bayi ASI adalah makanan terbaik dan
sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara
optimal, selain itu ASI juga mengandung antibody yang tidak
dimiliki susu formula, sedangkan bagi ibu pemberian ASI dapat
merangsang kontraksi uterus, murah, walaupun pemberian ASI
sangat melelahkan bagi ibu tetapi dapat mempererat ikatan
kasih antara ibu dan bayinya.
Masalah
Asfiksia sedang
Implementasi :
1 Melakukan hisap lendir dengan penghisap lendir Deleey dari
mulut bayi dan hidung bayi
2 Menggosok punggung bayi dengan halus dan perlahan untuk
merangsang pernafasan bayi
3 Memasang sungkup kanul 1 L/menit untik mencukupi kebutuhan
oksigen bayi agar terpenuhi dan warna kulit bayi berubah
menjadi merah
4 Mengobservasi keadaan umum bayi, pernafasan dan warna kulir
bayi selama diberikan oksigen dan menghentikan pemberian
oksigen bila keadaan bayi sudah dalam keadaan baik dan
normal, serta pernafasan bayi juga dalam keadaan normal.
VII. EVALUASI
Dilakukan pada jam 09.00 WIB
S : ibu mengatakan bayinya dilahirkan jam 08.35 WIB secara
premature dengan persalinan normal
O: - keadaan umum bayi baik
- warna kulit bayi merah dan pernafasan bayi normal
- keadaan bayi masih lemah
A : Bayi Ny. N usia 0 hari dengan prematuritas
P : - Ingatkan ibu akan perawatan tali pusat
- Ingatkan ibu untik tidak memandikan bayinya
- Ingatkan ibu dirumah untuk memempatkan bayi di bawah
cahaya lampu 60 W sejauh 60 cm dari bayi agar tubuh bayi
tetap hangat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melaksanan asuhan pada bayi Ny. N usia 0 hari dengan
prematuritas dan membandingkannya dengan tinjauan teori, penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktik. Implementasi pada
asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi yaitu dengan menghisap
lendir melalui mulut dan hidung bayi, mengeringkan dan memberikan bayi
pakaian yang hangat dan nenggedong bayi, menjaga tubuh bayi tetap
hangat dengan meletakkan bayi dibawah cahaya lampu 60 W dan juga
melaksanakan perawatan tali pusat. Sedangkan untuk mengatasi masalah
asfiksia pada bayi diberikan dan dipasang kanul oksigen 1 L/menit. Ibu juga
disarankan untuk tidak memandikan dulu bayinya saat dirumah tertapi cukup
diseka untuk sementara.
Masalah asfiksia pada bayi setelah diberikan Oksigen 1 L/mnt ± 30
mnt masalah asfiksia pada bayi teratasi dan tidak ada masalah lain yang
dialami bayi, sehingga bayi bias diserahkan kepada ibunya.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi Ny. N usia 0 hari
dengan prematuritas didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1 Pada data subyektif didapatkan data bahwa ibu mengatakan bahwa
bayinya dilahirkan pada usia kehamilan 8 bulan
2 Pada data obyektif didapatkan data bayi lemah, tubuh bayi penuh
lanugo, kulit bayi pucat, A/S = 5/7, bayi menangis lemah.
3 Untuk iti perawatan BBL dilakukan dengan melakukan perawatan tali
pusat, menjaga tubuh bayi tetap hangat, menghisap lendir dari mulut
dan hidung bayi dan memberilan kanul oksigen 1 L/menit untuk
memenuhi kebutuhan oksigen bayi
4 Untuk perawatan bayi di rumah ibu disarankan untuk tidak
memandikan bayinya tetapi diseka saja dan tubuh bayi dijaga tetap
hangat dengan menempatkan bayi dibawah cahaya lampu 60 W
5 Setelah dilakukan asuhan, masalah asfiksia pada bayi teratasi. Ibu juga
mengerti dengan penjelasan bidan dan mengatakan akan
melaksanakan semua anjuran bidan.
B. SARAN
Dalam melakukan suhan kebidanan pada bayi baru lahir normal
maupun premature sebagai tenaga kesehatan hendaknya kita harus
benar-benar jeli dalam melakukan pengkajian sehingga kita dapat
menentukan diagnosa, intervensi dan melakukan asuhan kebidanan
secara komprehensif dan tepat dalam upaya menurunkan angka kematian
dan kesakitan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Soegoeng,soegijanto, Ilmu penyakit Anak, Edisi pertama- jakarta:
Salemba Medika, 2002
Masjoer Arif, Suprohaita, Wardhanawi Wahyu Ika, Setiowulan
Wiwik,editor. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius.2000
Mary. E. Muscari. Panduan belajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC.
2005
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY.N USIA 0 HARI DENGAN PREMATURITAS
DI BPS SURYANINGTYAS, SST
PONCOKUSUMO
TANGGAL 20 MEI 2008
Disusun oleh :
ARUMI SUKMANINGRUM
06.2.062
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Pembimbing akademik Pembimbing klinik