Download - bedah mayat
Mayat merupakan jasad yang harus dihormati Profesi kedokteran tidak dapat terlepas dari
bedah mayat Hukum bedah mayat untuk dunia kedokteran
tidak ditegaskan dalam Al-qur’an dan hadits Hukum bedah mayat untuk dunia kedokteran
perlu ditetapkan dengan cara ijtihad Kaidah fiqh dapat dipakai sebagai metodologi
penetapan hukum bedah mayat
PENDAHULUAN
1. Kaidah fiqih mana yang relevan dengan
hukum bedah mayat?2. Bagaimana penerapan kaidah tersebut
dalam penetapan hukum bedah mayat?
Permasalahan
1. Otopsi klinik (bedah mayat keilmuan)2. Otopsi kehakiman (medicolegal autopsy)3. Diseksi (bedah mayat pendidikan/anatomi)
JENIS BEDAH MAYAT
Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan PP No. 18 Tahun 1981 tentang bedah mayat
klinis, bedah mayat anatomis, dan transplantasi alat atau organ tubuh manusia
HUKUM BEDAH MAYAT DI INDONESIA
-
“Hukum semua perkara itu sesuai dengan tujuan atau niatnya”.
-“Keyakinan tidak dapat dihilangkan dengan
keraguan”
KAIDAH FIQH
-
“Kesulitan dapat mendatangkan kemudahan” -
“Kemudaratan harus dihilangkan” -
“Kebiasaan (tradisi) dapat menjadi hukum”
KAIDAH FIQH
-
-
“Mematahkan tulang mayat sama halnya mematahkan tulang orang hidup”
PENERAPAN KAIDAH FIQH DALAM HUKUM BEDAH MAYAT
“Hukum semua perkara itu sesuai dengan tujuan atau niatnya”Jika bertujuan untuk merusak kehormatan mayat, maka hukum bedah mayat adalah haramApabila bedah mayat bertujuan untuk kepentingan dunia kedokteran, maka hukum bedah mayat adalah bolehSalah satu tujuan hukum Islam adalah mewujudkan kemaslahatan (kebaikan) bagi umat manusia sehingga tercapai keadilan yang merata
Kaidah Fiqih I
“Keyakinan tidak bisa dihilangkan dengan keraguan”Cabang kaidah ini antara lain adalahPada pokoknya apabila ada kasus hukum yang tidak jelas kedudukan hukumnya, maka dikembalikan kepada hukum asalnya Pada pokoknya segala sesuatu itu hukumnya mubah Hukum asal dari segala sesuatu adalah diperbolehkan, sampai ada dalil yang mengharamkanHukum bedah mayat kedokteran adalah boleh karena belum ditemukan (tidak ada) dalil yang mengharamkan
Kaidah Fiqih II
“Kesulitan bisa mendatangkan kemudahan”Cabang kaidah ini antara lain adalahKeadaan darurat (terdesak) memperbolehkan seseorang melakukan laranganHajat (kebutuhan penting) terkadang bisa disamakan dengan daruratBedah mayat pendidikan, otopsi klinik, dan otopsi kehakiman tergolong sebagai hajat dalam dunia kedokteran, shg hukumnya boleh, bahkan bisa menjadi wajib
Kaidah Fiqih III
“Kemudlaratan harus dihilangkan” Cabang kaidah ini antara lain adalahDlarar yang lebih besar dihilangkan dengan dlarar yang lebih kecil Apabila ada dua kerusakan yang saling bertentangan, maka dipilihlah kerusakan yang risikonya paling ringan dengan melaksanakan kerusakan yang lebih ringan risikonyaKemudaratan membedah mayat jauh lebih kecil dibandingkan kemudaratan jika tidak dilakukan bedah mayat. Kemaslahatan krn bedah mayat kedokteran jauh lebih besar dibandingkan kemudaratan membedah mayat
Kaidah Fiqih IV
“Kebiasaan (tradisi) dapat menjadi hukum”Otopsi klinik (bedah mayat keilmuan) sudah mjd tradisi dlm kedokteran klinik utk mempelajari perihal penyakit pasienOtopsi kehakiman (medicolegal autopsy) sudah mjd tradisi dlm kedokteran forensik utk mengetahui penyebab kematian pasienDiseksi (bedah mayat pendidikan/anatomi) sudah mjd tradisi dlm mata kuliah anatomi utk mempelajari struktur tubuh manusia yg normal
Kaidah Fiqih V
Berlaku falsafah: Mortoi vivos dozen = orang mati mengajar
orang hidup Cadaver tidak dianggap sbg obyek prak, ttp
dianggap dan diperlakukan sebagai “guru” Cadaver sangat dihormati, lebih dari jenazah
biasa Etika thd cadaver dijunjung tinggi
Tradisi Praktikum Anatomi
Pemilik barang menuntut pengembalian harta
berharga Apabila dihadapkan pada dua pilihan, antara orang
yang mati dan yang masih hidup, maka kemaslahatan orang yang masih hidup didahulukan dari kemaslahatan orang yang telah mati
Kemudaratan membiarkan barang berharga secara sia-sia lebih besar dari kemudaratan bedah mayat
Hukum bedah mayat: boleh
BARANG BERHARGA DALAM TUBUH MAYAT
Kemudaratan membiarkan janin yang masih
hidup dalam mayat lebih besar dari kemudaratan bedah mayat
Kepentingan orang hidup lebih diutamakan dari orang mati
Hukum bedah mayat: boleh
MENYELAMATKAN JIWA JANIN
Kaidah fiqih pertama sampai kelima dapat
diterapkan dalam penetapan hukum bedah mayat
Berdasarkan lima kaidah tsb, hukum bedah mayat untuk kepentingan ilmu kedokteran dan penegakan keadilan adalah boleh, bahkan bisa menjadi wajib karena bedah mayat dibutuhkan secara mutlak dlm dunia kedokteran. Hukum mempelajari ilmu kedokteran adalah fardu kifayah
KESIMPULAN