Doa Memulai Membaca Kitab Suci
Bhagawad Gita
Om apavitra pavitro vā sarvāvasthāng gato’ pi vā
yaḥ smaret puṇḍarikākṣaṁ Sa bāhyā abhyantara Suciḥ Srī Viṣṇu, Srī Viṣṇu, Srī Viṣṇu
Artinya :
Ya Tuhan, apakah hamba ada dalam keadaan tidak suci
Ataukah hamba ada dalam keadaan suci Tetapi dengan mengingat Sang Hyang
Pundarikakse didalam hati Semoga hamba menjadi bersih lahir dan bathin
Sri Wisnu, Sri Wisnu, Sri Wisnu ------------------------------------------------
akhaṇḍa-maṇḍalākāraṁ
Vyāptam yena charācaraṁ Tat-padaṁ darsitam yêna Tasmai srī gurave namaḥ
------------------------------------------------
Ajñāna- mirāndhasya jñānañjana-salākayā
cakṣur unmīlītaṁ yena tasmai srī-gurave Namaḥ
------------------------------------------------
Gurubrahma Guruvishnu Gurudevo Maheswarah,
Guru saakshaat Param Brahma Tasmai shri guravey Namaha
------------------------------------------------
vasudeva sutaṁ devaṁ
kaṁsa cāṇūra mardanaṁ, devakī paramānandaṁ
kṛṣṇaṁ vande jagad guruṁ kṛṣṇaṁ vande jagad guruṁ kṛṣṇaṁ vande jagad guruṁ kṛṣṇaṁ vande jagad guruṁ
------------------------------------------------
Oṁ tat sat i srīmad bhagavad-gītāṣupaniṣatsu brahma-vidyāyāṁ yoga-sāstre
srī kṛṣṇārjuna saṁvāde
BG. 2.7 kàrpaóya-doûopahata-svabhàvaá
påcchàmi tvàý dharma-sammùðha-cetàá, yac chreyaá syàn niúcitaý brùhi tan me
úiûyas te’haý úàdhi màý tvàý prapannam.
Sekarang hamba kebingungan tentang kewajiban hamba dan sudah kehilangan segala ketenangan karena kelemahan yang picik. Dalam keadaan ini,
hamba mohon agar Anda memberitahukan dengan pasti apa yang paling baik untuk hamba. Sekarang hamba menjadi murid Anda, dan roh yang sudah menyerahkan diri kepada Anda. Mohon memberi
pelajaran kepada hamba.
-------------------oooOOooo----------------------
Om Namo Bhagawate Vasu Dewaya.
Doa Garbha Puja
BG 4 . 24 b[õapR,' b[õhivb[RõaGnO b[õ,a hutm( -
b[õWv ten gNtVy' b[õkmRsmai/na --24--
brahmàrpaóaý brahma havir brahmàgnau brahmaóà hutam,
brahmaiva tena gantavyaý brahma-karma-samàdhinà.
Orang yang tekun sepenuhnya dalam kesadaran krsna pasti akan mencapai kerajaan rohani karena dia sudah
menyumbang sepenuhnya kepada kegiatan rohani. Dalam kegiatan rohani tersebut penyempurnaan bersifat mutlak dan apa yang dipersembahkan juga mempunyai sifat rohani yang
sama.
BG 15 . 14 Ah' vWëanro .UTva p[ai,na' dehmaiè[t" -
p[a,apansmayuµ" pcaMyÞ' ctuivR/m( --14-- ahaý vaiúvànaro bhùtvà pràóinàý deham àúritaá, pràóàpàna-samàyuktaá
pacàmy annaý catur-vidham.
Aku adalah api pencerna di dalam badan-badan semua makhluk hidup, dan Aku bergabung dengan udara
kehidupan, yang keluar dan masuk, untuk mencernakan empat jenis makanan.
-------------------oooOOooo----------------------
Keagungan Bhagavad-gītā
atha srīgītāmāhātmyam
oý srī gaṇeúāya namaḥ
Sembah Sujud Kepada Úri Ganeúa
oṁ sri rādhāramanāya namaḥ. “ Sembah Sujud kepada Srī Rādhāramaṇa”
1
dharowāca bhagavan pramesāna bhak r avyabhicāriṇī
prārabdham bhujyam ānasya katham bhavati he prabho
Dhara (Ibu bumi) Bertanya :
Wahai Bhagavan, penguasa tertinggi, bagaimanakah seseorang yang
dicengkeram opeh Prarabdha karmanya dapat mencapai pengabdian yang tak
tergoyahkan? 2
srī wiṣṇur uwāca prārabdham bhujyamāno higitābhyāsarataḥ sadā, sa muktaḥ sa sukhī loke
karmaṇā nopalipyate
Sri Visnu bersabda : Bila seseorang taad melaksanakan ajaran Gita secara konstan, walaupun ia ditahan
oleh Prarabdha karma, namun ia berkeadaan Mukta, bahagia didunia ini
juga. Ia tak akan ternoda oleh karma baru.
3 mahāpāpādipāpāni
gitādhyānam karoti cet, kvacit sparsam na kurvanti
nalīnīdalam ambuvat.
Tak ada kejahatan bagaimanapun besarnya yang dapat mempengaruhi mereka yang
bermeditasi pada Gita; bagaikan daun teratai yang tak terbasahi oleh air.
4-5
gītāyāh pustakam yatra yatra pātahaḥ pravartate,
tatra sarvāṇi rthāni prayāgādini tatra vai
sarve devāsca rṣayo
yoginaḥ pannagāsca ye, gopāla gopikā vāpi
nāradoddhavaparṣadaiḥ.
Dimana terdapat buku Bhagavadgita, dimana niat untuk mempelajari timbul,
sesungguhnya disana muncul segala tempat suci seperti Prayaga dan yang lainnya.
Disana juga ada para Deva, para Rsi, Yogi
dan para Pannaya, demikian juga pada Gopala dan Gopika, dengan Narada,
Uddhava serta seluruh teman-teman bermain mereka.
6
sahāyo jāyate sighraṁ yatra gītā pravartate,
yatra gītāvicarasca pathanaṁ pathanaṁ srutam
tatrāhaṁ niscitaṁ pṛthvi
nivasāmi sadaiva hi
Dimanapun Bhagavadgita dibaca, dengan segera ia akan membantu. Dimanapun Gita dibicarakan, diucapkan, diajarkan ataupun didengarkan, wahai bumi, disana keragu-
raguan diatasi karena Aku sendiri bersemayam disana terus menerus
7
gītāsraye ‘haṁ ṣthāmi gitā me co amam gṛham,
gītājñānam upāṡritya trīnlokānpalāyāmyaham
Dalam perlindungan Bhagavadgita Aku
berdiam; karena Gita merupakan tempat kediaman-Ku yang utama. Dan dengan
bergantung pada kebijaksanaan Gita, Aku memelihara ketiga dunia ini.
8-9 gitā me paramā vidyā
brahmarūpā na saṁsayaḥ, ardhamātrākṣarā nityā svānirvācyapadātmikā
cidānandena kṛṣṇena
proktā svamukhato ‘rjunam vedatrayī parānandā
ta vārtha jñāna saṁyutā.
Bhagavadgita adalah pengetahuan Tertinggi-Ku, yang secara pasti tak
terpisahkan dari Brahman, sehingga pengetahuan ini adalah mutlak, Abadi,
kekal, dan merupakan Keadaan-Ku yang tak terungkapkan. Pengetahuan yang terdiri
dari ketiga Veda, yang merupakan
kebahagiaan utama dan mengandung realisasi sang Diri yang sejati, yang
dinyatakan sendiri oleh Yang Mulia Sri Krsna, yang mahamengetahui, melalui
bibir-Nya sendiri kepada Arjuna.
10 yo ‘stādasa japonityaṁ naro niscalamānasaḥ,
Jñānasiddhiṁ sa labhate tato yā paraṁ padam.
Orang yang mengucapkan dengan pikiran
mantap delapanbelas bab sehari, mencapai kesempurnaan pengetahuan sehingga
mencapai wilayah tertinggi.
11 pāṭhe samagre ‘sampūrne tato ‘rdham pāṭhamācaret. tadā godānajaṁ punyaṁ labhate nātra saṁsayaḥ.
Bila keseluruhaan tak dapat diucapkan, separuhnya juga dapat dibaca; dan mereka yang melakukan hal ini akan memperoleh
ganjaran yang sama dengan sedekah seekor sapi. Hal ini tak perlu diragukan lagi.
12 tribhāgaṁ pathamānastu
gaṅgāsnānaphalaṁ labhet, ṣaḍamsaṁ japamānastu somayāgaphalaṁ labhet
Dengan pengucapan sepertiganya, ia
memperoleh ganjaran yang sama dengan mandi disungai Ganga. Dengan mengulang
seperenam bagian ia memperoleh hasil dari upacara korban soma.
13
ekādhyāyaṁ tu yo nityaṁ paṭhate bhak saṁyutaḥ,
rudra lokamavāpno guṇo bhūtvā vasecciram
Ia yang membaca dengan penuh
pengabdian, walaupun hanya satu bab saja sehari, mencapai Rudraloka, dan tinggal disana dalam jangka waktu lama, setelah
menjadi satu dengan mereka yang melayani Siva.
14
adhyāyam slokapādaṁ vā nityam yaḥ pathate naraḥ,
sa yā naratāṁ yāvan manvantaraṁ vasundhare
Orang yang setiap hari membaca
seperempat bab, atau sebuah sloka, wahai Bumi, mencapai kelahiran manusia selama
jangka waktu seorang Manu.
15-16 gitāyāh slokadasakaṁ
sapta panca catuṣṭayam,
dvau trīnekaṁ tadardhaṁ vā slokānāṁ yaḥ paṭhennaraḥ
candralokamāvapno
varṣānamayutaṁ dhruvam, gitāpāṭhasamāyukto
mṛto mānuṣatām vrajet.
Orang yang mengucapkan sepuluh, tujuh, lima, empat, tiga atau dua sloka, atau
bahkan satu atau setengah sloka dari Gita, secara pasti akan tinggal di Candraloka
selama 10.000 tahun.
Ia yang menanggalkan badannya sementara sedang mengucapkan Gita, mencapai dunia
manusia
17 gitābhyāsaṁ punaḥ krtvạ labhate muk mu amām,
gītetyuccārasaṁyukto mriyamāno ga ṁ labhet.
Disamping itu, dengan melaksanakan ajaran Gita, ia mencapai Mukti Tertinggi.
Orang meninggal ketika sedang mengucapkan kata Gita akan mencapai
tujuan.
18 gitārtha sravanā ‘sakto mahāpāpayuto ‘pi vā,
vaikunthaṁ samavāpno viṣṇunā saha modate
Orang yang senang mendengar makna dari
Gita, walaupun ia telah melakukan dosa yang mengerikan, mencapai surga dan
tinggal dalam kegembiraan dengan Visnu.
19 gitārthaṁ dhyāyate nityaṁ
krtvā karmāni bhūrisaḥ, Jīvanmuktaḥ sa vijñeyo
dehānte paramaṁ padam.
Ia yang secara konstan bermeditasi pada makna dari Gita, walaupun ia melakukan Karma secara terus menerus, ia dianggap
sebagai Jivanmukta; dan setelah penghancuran badan mencapai wilayah
pengetahuan tertinggi.
20 gitāmāsritya bahavo
bhūbhujo janakādayaḥ, nirdhūtakalmaṣā loke
gītā yātāḥ paraṁ padam.
Dengan bantuan Gita ini, banyak para raja seperti Janaka menjadi bebas dari ketidak murniannya dan mencapai tujuan tertinggi
demikianlah ia disanjung.
21 gītāyāḥ paṭhanam krtvā
māhātmyam naiva yaḥ pathet, vṛthā pāṭho bhave asya srama eva hyudāhrtaḥ
Ia yang setelah menyelesaikan membaca Gita, tidak membaca Mahatmya seperti
yang dinyatakan disini, pembacaannya sia-sia dan semua usahanya sia-sia
22
etanmāhātmyasaṁyuktaṁ gītābhyāsaṁ karo yaḥ, sa tatphalamavāpno
durlabhām ga māpnuyāt.
Ia yang mempelajari Gita yang disertai dengan wejangan Mahatmya-nya,
mendapatkan hasil seperti yang dinyatakan disini dan mencapai tujuan yang sulit
dicapai pada umumnya
23 sūta uwāca
māhātmyametad gītāyā mayā proktaṁ sanātanam,
gītānte ca paṭhedyastu yaduktaṁ tatphalaṁ labhet.
Sūta Berkata : Ia yang akan membaca keagungan Gītā
yang abadi, yang Aku nyatakan ini, setelah selesai membaca Gita itu sendiri akan
memperoleh hasil yang diuraikan disini.
i srīwārāhapurāṇe srīgītāmāhātmyaṁ saṁpūrṇam.
Demikianlah berakhir wejangan yang dinyatakan sebagai keagungan
Bhagavadgītā, dalam kitab Wārāha Purāṇa.
-------------------oooOOooo----------------------
Bhagavad-gītā Arathi
Jaya Bhagvad gīte OṀ Jaya bhagvad gīte
Hari-hiya-kamala-vihārini [2] sundara supunīte
OṀ Jaya bhagavad-gīte
O Ibu Bhagavad-gītā! Jayalah engkau!, Engkau sangat anggun dan menyucikan, senantiasa bersemayam didalam hati Śri
Hari. Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
karma-sumarma-prakāśhini
kāmāsakti harā [2] tattva-jñāna-vikaśini [2]
vidyā brahma parā Om jaya Bhagavad-gīte
Anda mengungkapkan rahasia tentang
tindakan yang benar dan menghapus segala keinginan serta keterikatan. Anda menerangi
pengetahuan tentang kebenaran Brahma
Vidyā yang maha utama. Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Niśchala-bhakti-vidhāyini
Nirmala malahārī [2] Śharaṇa-rahasya-pradāyini [2]
saba bidhi sukhakārī Om Jaya Bhagavad gīte
Anda menanugerahi bhakti yang teguh dan murni menghapus segala kotoran (dari Kali
yuga). Anda mengungkapkan rahasia penyerahaan diri (Kepada Tuhan), dan
memberikan kebahagiaan kepada semua makhluk dengan berbagai cara. Jayalah
Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Rāga-dveṣha-vidārini Kārini moda sadā [2]
Bhava-bhaya-hārini tārini Paramānanda pradā
OM Jaya Bhagavad gīte
O Dewi yang memutuskan ikatan kesukaan dan ketidaksukaan, Anda memberikan
kebahagiaan yang kekal Ada menghapus
ketakutan akan perpindahaan roh (samsara) membantu kami menyeberanginya dan
memberkahi kebahagiaan kekal. Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Āsura-bhāva-vināśhini Nāśini tama-rajanī [2]
Daivī sadgunadāyini [2] Hari-rasikā sajanī
Om Jaya Bhagavad-gīte
Anda menghancurkan kecenderungan untuk berbuat jahat, dan merupakan penghancur gelapnya kemalasan. Anda menganugerahi
Kami keutamaan ilahi, dan kebahagiaan dari kedekatan dengan Tuhan, Srī Hari. Jayalah
Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Samatā-tyaga-sikhāvani Hari-mukhakī bānī [2]
sakala śāstrakisvāmini [2] śrutiyon kī ranī
Om Jaya Bhagavad-gīte
Anda mengajarkan kami keseimbangan batin dan pelepasan ikatan, Anda adalah nyanyian
ilahi dari Śrī Hari, Anda adalah kitab suci yang paling utama dan ratu dari Veda-Veda. Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Dayā-sudhā-barsāvani
mātu krpā kījai Hari-pada-prema dāna kara apanong kara lījai
OṀ Jaya Bhagavad-gīte
Banjirilah Kami dengan belas kasih-Mu, berikanlah karunia-Mu kepada kami,
Anugerahilah kami kecintaan pada Kaki Padma Śrī Hari. Jadikanlah Kami milik-Mu.
Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavad-gītā.
Jaya Bhagvad gīte OṀ Jaya bhagvad gīte
Hari-hiya-kamala-vihārini [2] sundara supunīte
OṀ Jaya bhagavad-gīte
O Ibu Bhagavad-gītā! Jayalah engkau!, Engkau sangat anggun dan menyucikan,
senantiasa bersemayam didalam hati Śri Hari. Jayalah Engkau, O Ibu Bhagavad-
gītā.
Sri Gītā Chalisha
dhåtaràûþra uvàca : dharma-kûetre kuru-kûetre
samavetà yuyutsavaá, màmakàá pàóðavàú caiva
kim akurvata sañjaya.
Dhrtarastra berkata; Wahai Sanjaya, sesudah putera-puteraku dan putera pandu berkumpul di tempat suci kuruksetra dengan
keinginan untuk bertempur, apa yang dilakukan oleh mereka?
(1.1)
sañjaya uvàca :
taý tathà kåpayàvistam aúru-pùróàkulekûaóam, viûìdaótam idaý vàkyam uvàca madhusùdanaá.
Sanjaya berkata;
setelah melihat Arjuna tergugah rasa kasih sayang dan murung, matanya penuh air mata,
Madhusudana, krisna, bersabda sebagai berikut. (2.1)
úri bhagavàn uvàca :
aúocyàn anvaúocas tvaý prajña-vàdàýú ca bhàûase,
gatàsùn agatàsùýú ca nànuúocanti paóðitàá.
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; Sambil berbicara dengan cara yang pandai engkau menyesalkan sesuatu yang tidak patut disesalkan.
Orang bijaksana tidak pernah menyesal, baik untuk yang masih hidup maupun untuk yang sudah
meninggal. (2.11)
dehino ‘smin yathà dehe kaumàraý yauvanaý jarà,
tathà dehàntara-pràptir dhìras tatra na muhyati.
Seperti halnya sang roh terkurung di dalam badan terus menerus mengalami perpindahan, di dalam badan ini, dari masa kanak-kanak sampai masa
remaja sampai usia tua, begitu juga sang roh masuk ke dalam badan lain pada waktu meninggal. Orang yang tenang tidak bingung karena penggantian itu.
(2.13)
vàsàýsi jìrnani yathà vihàya
navàni gåhnati naro ‘paràói,
tathà sarirani vihàya jìrnany ànyani samyati navàni dehi.
Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh
menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tidak
berguna. (2.22)
sukha-duákhe same kåtvà
làbhàlàbhau jayàjayan, tato yuddhàya yujyasva
naivaý pàpam avàpsyasi.
Bertempurlah demi pertempuran saja, tanpa mempertimbangkan suka atau duka, rugi atau laba, menang atau kalah-dengan demikian, engkau tidak
akan pernah dipengaruhi oleh dosa. (2.38)
karmaóy evadhikàras te mà phaleûu kadàcana,
mà karma-phala-hetur bhùr mà te saògo ‘stv akarmaói.
Engkau berhak melakukan tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, tetapi engkau tidak berhak atas
hasil perbuatan. Jangan menganggap dirimu penyebab hasil kegiatanmu, dan jangan terikat pada
kebiasaan tidak melakukan kewajibanmu. (2.47)
buddhi-yukto jahàtìha ubhe sukåta-duûkåte,
tasmàd yogàya yujyasva yogaá karmasu kauúalam.
Orang yang menekuni bhakti membebaskan dirinya dari perbuatan yang baik dan buruk bahkan dalam
kehidupan ini pun. Karena itu, berusahalah untuk yoga, ilmu segala pekerjaan.
(2.50)
indriyàóàý hi caratàý yan mano ‘nuvidhìyate, tad asya harati prajñàm vàyur nàvam ivàmbhasi.
Seperti perahu yang berada pada permukaan air dibawa lari oleh angin kencang, kecerdasan
seseorang dapat dilarikan bahkan oleh satu saja di antara indria-indria yang mengembara dan menjadi
titik pusat untuk pikiran. (2.67)
prakåteá kriyamàóàni guóaiá karmàói sarvaúaá,
ahaòkara-vimùðhàtmà kartàham iti manyate.
Sang roh yang dibingungkan oleh pengaruh keakuan palsu menganggap dirinya pelaku kegiatan
yang sebenarnya dilakukan oleh tiga sifat alam material.
(3.27)
evaý buddheá paraý buddhvà
saýstabhyà ‘tmànam àtmanà, jahi úatruý mahà-bàho
kàma-rùpaý duràsadam.
Dengan mengetahui dirinya melampaui indria-indria material, pikiran dan kecerdasan, hendaknya seseorang
memantapkan pikiran dengan kecerdasan rohani yang bertabah hati ( kesadaran Krsna ), dan dengan demikian- melalui kekuatan rohani, mengalahkan hawa nafsu, musuh
yang tidak pernah puas, wahai Arjuna yang berlengan perkasa
(3.43)
yadà yadà hi dharmasya glànir bhavati bhàrata,
abhyutthànam adharmasya tadàtmànaý såjàmy aham.
Kapan pun dan di mana pun pelaksanaan dharma merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan
dharma merajalela-pada waktu itulah Aku sendiri menjelma, Wahai putera keluarga Bharata.
(4.7)
càtur-varóyam mayà såûþaý guóa-karma-vibhàgaúaá, tasya kartàram api màm
viddhy akartàram avyayam.
Menurut tiga sifat alam dan pekerjaan yang ada hubungannya dengan sifat-sifat itu, empat bagian
masyarakat manusia diciptakan oleh-Ku. Walaupun Akulah yang menciptakan sistem ini, hendaknya
engkau mengetahui bahwa Aku tetap sebagai yang tidak berbuat, karena Aku tidak dapat diubah.
(4.13)
karmaóy akarma yaá paúyed
akarmaói ca karma yaá, sa buddhimàn manuûyeûu
sa yuktaá kåtsna-karma-kåt.
Orang yang melihat keadaan tidak melakukan perbuatan dalam perbuatan, dan perbuatan dalam keadaan tidak melakukan perbuatan, adalah orang
cerdas dalam masyarakat manusia. Dia berada dalam kedudukan rohani, walaupun ia sibuk dalam
segala jenis kegiatan. (4.18)
brahmàrpaóaý brahma havir
brahmàgnau brahmaóà hutam, brahmaiva tena gantavyaý brahma-karma-samàdhinà.
Orang yang tekun sepenuhnya dalam kesadaran krsna pasti akan mencapai kerajaan rohani karena
dia sudah menyumbang sepenuhnya kepada kegiatan rohani. Dalam kegiatan rohani tersebut
penyempurnaan bersifat mutlak dan apa yang dipersembahkan juga mempunyai sifat rohani yang
sama. (4.24)
na hi jñànena sadåúaý pavitram iha vidyate,
tat svayaý yoga-saýsiddhaá kàlenàtmani vindati
Di dunia ini, tiada sesuatupun yang semulia dan sesuci pengetahuan yang melampaui hal-hal duniawi. Pengetahuan seperti itu adalah buah
matang dari segala kebatinan. Orang yang sudah ahli dalam latihan bhakti menikmati pengetahuan
ini dalam dirinya sesudah beberapa waktu. (4.38)
saònyàsas tu mahà-bàho
duákham àptum ayogataá, yoga-yukto munir brahma
nacireóàdhigacchati.
Kalau seseorang hanya melepaskan segala kegiatan namun tidak menekuni bhakti kepada Tuhan, itu
tidak dapat membahagiakan dirinya. Tetapi orang yang banyak berpikir yang menekuni bhakti dapat mencapai kepada Yang Mahakuasa dengan segera,
wahai yang berlengan perkasa. (5.6)
brahmaóy àdhàya karmàói saògaý tyaktvà karoti yaá,
lipyate na sa pàpena padma-patram ivàmbhasà.
Orang yang melakukan tugas kewajibannya tanpa ikatan, dengan menyerahkan hasil perbuatan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, tidak dipengaruhi oleh perbuatan yang tidak berdosa, ibarat daun bunga
padma yang tidak disentuh oleh air. (5.10)
yo màý paúyati sarvatra sarvaý ca mayi paúyati, tasyàhaý na praóaúyàmi sa ca me na praóaúyati.
Aku tidak pernah hilang bagi orang yang melihat Aku di mana-mana dan melihat segala sesuatu
berada di dalam diri-Ku dan diapun tidak pernah hilang bagi-Ku.
(6.30)
catur-vidhà bhajante màý janàá sukåtino ‘rjuna, àrto jijñàsur arthàrthì
jñànì ca bhàratarûabha.
o yang paling baik di antara para Bharata, empat jenis orang saleh mulai ber-bhakti kepada-Ku-orang
yang berduka cita, orang yang menginginkan kekayaan, orang yang ingin tahu, dan orang yang
mencari pengetahuan tentang yang mutlak. (7.16)
bahùnàý janmanàm ante jñànavàn màm prapadyate,
vàsudevaá sarvam iti sa mahàtmà su-durlabhaá.
Sesudah dilahirkan dan meninggal berulang kali, orang yang sungguh-sungguh memiliki
pengetahuan menyerahkan diri kepada-Ku, dengan mengenal-Ku sebagai sebab segala sebab dan
segala sesuatu yang ada. Roh yang mulia seperti itu jarang sekali ditemukan.
(7.19)
avyaktaý vyaktim àpannaý
manyate màm abuddhayaá
paraý bhàvam ajànanto mamàvyayam anuttamam.
Orang yang kurang cerdas, tidak mengenal Diri-Ku secara sempurna, menganggap bahwa dahulu Aku, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krsna, tidak
bersifat pribadi dan sekarang Aku sudah berwujud dalam kepribadian ini. Oleh karena pengetahuan mereka sangat kurang, mereka tidak mengenal
sifat-Ku yang lebih tinggi, yang tidak dapat dimusnahkan dan bersifat Mahakuasa.
(7.24)
yaý-yaý vàpi smaran bhàvaý tyajaty ante kalevaram
taý-tam evaiti kaunteya sadà tad-bhàva-bhàvitaá
Keadaan hidup manapun yang diingat seseorang pada saat ia meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah yang akan dicapainya, wahai putera Kunti.
(8.6)
tasmàt sarveûu kàleûu màm anusmara yudhya ca, mayy arpita-mano-buddhir màm evaiûyasy asaýúayaá.
Wahai Arjuna, karena itu, hendaknya engkau selalu berpikir tentang-Ku dalam bentuk Krsna dan pada
waktu yang sama melaksanakan tugas kewajibanmu, yaitu bertempur. Dengan kegiatanmu
dipersembahkan kepada-Ku pikiran dan kecerdasanmu dipusatkan kepada-Ku, tidak dapat diragukan bahwa engkau akan mencapai kepada-
Ku. (8.7)
ananyàú cintayanto màý ye janàá paryupàsate,
teûàý nityàbhiyuktànàý yoga-kûemaý vahàmy aham.
Tetapi orang yang selalu menyembah-Ku dengan bhakti tanpa tujuan yang lain dan bersemadi pada
bentuk rohani-Ku – Aku bawakan apa yang dibutuhkannya, dan Aku memelihara apa yang
dimilikinya. (9.22)
patraý puûpaý phalaý toyaý yo me bhaktyà prayacchati, tad ahaý bhakty-upahåtam
aúnàmi prayatàtmanaá.
Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga, buah, atau air dengan cinta bhakti, Aku akan
menerimanya. (9.26)
man-manà bhava mad-bhakto mad-yàjì màý namaskuru, màm evaiûyai yuktvaivam àtmànaý mat-paràyaóaá.
Berpikirlah tentang-Ku senantiasa, jadilah penyembah-Ku, bersujud kepada-Ku dan
menyembah-Ku. Dengan berpikir tentang-Ku sepenuhnya secara khusuk, pasti engkau akan
datang kepada-Ku. (9.34)
ahaý sarvasya prabhavo mattaá sarvaý pravartate, iti mattvà bhajante màý budhà bhàva-samanvitàá
Aku adalah sumber segala dunia rohani dan segala dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijaksana yang mengetahui kenyataan ini
secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan menyembah-Ku dengan sepenuh hatinya.
(10.8)
mat-karma kån mat-paramo mad-bhaktaá saòga-varjitaá,
nirvairaá sarva-bhùteûu yaá sa màm eti pàóðava.
Arjuna yang baik hati, orang yang menekuni bhakti yang murni kepada-Ku, bebas dari pengaruh
kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala dan pengaruh angan-angan, yang bekerja demi-Ku, menjadikan Aku sebagai tujuan utama dalam hidupnya, dan ramah terhadap semua
makhluk-dia pasti datang kepada-Ku. (11.55)
mayy eva mana àdhatsva mayi buddhiý niveúaya,
nivasiûyasi mayy eva ata ùrdhvaý na saýúayaá.
Pusatkanlah pikiranmu kepada-Ku, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan gunakanlah segala
kecerdasanmu dalam Diri-Ku. Dengan cara demikian, engkau akan selalu hidup di dalam Diri-
Ku, tanpa keragu-raguan. (12.8)
yàvat sañjàyate kiñcit sattvaý sthàvara-jaògamam, kûetra-kûetrajña-saýyogàt tad viddhi bharatarûabha.
Wahai yang paling utama di antara para Bhrata, ketahuilah bahwa apa pun yang engkau lihat yang
sudah diwujudkan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, hanyalah gabungan antara
lapangan kegiatan dan yang mengetahui lapangan. (13.27)
màý ca yo ‘vyabhicàreóa bhakti-yogena sevate,
sa guóàn samatìtyaitàn brahma-bhùyàya kalpate.
Orang yang menekuni bhakti sepenuhnya, dan tidak gagal dalam segala keadaan, segera melampaui sifat-sifat alam material, dan dengan demikian
mencapai tingkat Brahman. (14.26)
sarvasya càhaý hådi sanniviûþo
mattaá småtir jñànam apohanaý ca, vedaiú ca sarvair aham eva vedyo vedànta-kåd veda-vid eva càham.
Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk, ingatan, pengetahuan, dan pelupaan berasal dari-
Ku. Akulah yang harus diketahui dari segala veda;
memang Akulah yang menyusun Vedanta, dan Akulah yang mengetahui veda.
(15.15)
tri-vidhaý narakasyedaý dvàraý nàúanam àtmanaá, kàmaá krodhas tathà lobhas tasmàd etat trayaý tyajet.
Ada tiga pintu gerbang menuju neraka tersebut-hawa nafsu, amarah, dan loba. Setiap orang waras harus meninggalkan tiga sifat ini, sebab tiga sifat
ini menyebabkan sang roh merosot. (16.21)
anudvega-karaý vàkyaý satyaý priya-hitaý ca yat, svàdhyàyàbhyasanaý caiva
vàò-mayaý tapa ucyate.
Pertapaan suara terdiri dari mengeluarkan kata-kata yang jujur, menyenangkan, bermanfaat, dan tidak mengganggu orang lain, dan juga membacakan
kesusastraan veda secara teratur. (17.15)
bhaktyà màý abhijànàti yàvàn yaú casmi tattvataá, tato màý tattvato jñàtvà
viúate tad-anantaram.
Seseorang dapat mengerti tentang-Ku menurut kedudukan-Ku yang sebenarnya, sebagai
kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan bhakti. Apabila ia sudah sadar akan Diri-Ku
sepenuhnya melalui bhakti seperti itu, ia dapat masuk kerajaan Tuhan Yang Maha Esa.
(18.55)
ìúvaraá sarva-bhùtànàý håd-deúe 'rjuna tiûþhati,
bhràmayan sarva-bhùtàni yantràrùðhàni màyayà.
Tuhan Yang Maha Esa bersemayam di dalam hati semua orang, wahai Arjuna, dan Beliau
mengarahkan pengembaraan semua makhluk hidup, yang duduk seolah-olah pada sebuah mesin terbuat
dari tenaga material. (18.61)
sarva-dharmàn parityajya màm ekaý úaraóaý vraja, ahaý tvàý sarva-pàpebhyo
mokûayiûyàmi mà úucaá.
Tinggalkanlah segala jenis dharma dan hanya menyerahkan diri pada-ku. Aku akan
menyelamatkan engkau dari segala reaksi dosa. Jangan takut.
(18.66)
ya idaý paramaý guhyaý mad-bhakteûv abhidhàsyati, bhaktiý mayi paràý kåtvà màm evaiûyaty asaýúayaá.
Terjamin bahwa orang yang menjelaskan rahasia yang paling utama ini kepada para penyembah akan mencapai bhakti yang murni, dan akhirnya dia akan
kembali kepada-ku. (18.68)
yatra yogeúvaraá kåûóo yatra pàrtho dhanur-dharaá,
tatra úrìr vijayo bhùtir dhruvà nìtir matir mama.
Di manapun ada Krsna, penguasa semua ahli kebatinan, dan di manapun ada Arjuna , pemanah
yang paling utama, di sana pasti ada kekayaan, kejayaan, kekuatan luar biasa dan moralitas. Itulah
pendapat saya.
Catatan : Chalisha berarti 40. Gītā Chalisha berarti 40 śloka Bhagavad-gītā yang jika dinanyikan setiap hari di pagi hari setelah sembahyang pagi diyakini dapat memberikan keselamatan, kemakmuran dan kesejahteraan hidup lahir-bathin. Tradisi Chalisha ini menurut pengamatan penulis dimulai oleh Hanuman Chalisha yang ditulis oleh Swami Tulsi das. Praktik menyanyikan Hanuman Chalisha, yang dinyanyikan setiap pagi setelah bersembhayang sangat terkenal di India. Hampir tidak ada umat Hindu India yang tidak mengenal dan/atau tidak pernah menyanyikan Hanuman Chalisha dalam hidupnya. Saking terkenalnya, orang hanya mengenal chalisa, yang berarti Hanuman Chalisha. Hanuman, yang dianggap
sebagai titisan Dewa Śiva menjadi tempat bernaung orang-orang yang menginginkan perlindungan khususnya dari pengaruh-pengaruh getaran-getaran tidak baik atau black magic, atau menginginkan kuat mempertahankan sumpah suci brahmacarya-nya (berpantang hubungan seks), atau mereka yang menginginkan kesejahteraan hidup lahir-bhatin. Tradisi menyanyikan Hanuman Chalisha ini kemudian berkembang menjadi begitu menyeluruh, bahwa tidak ada Dewa atau Dewi yang tidak dibuatkan pujian-pujian Chalisha. Ada yang dalam bahasa Sanskerta, ada pula yang dalam bahasa Hindi. Satu-satunya Kitab Suci yang ada Chalisha-nya adalah Bhagavad-gītā. Mereka yang meyakini dan berkeinginan mendapatkan perlindungan, keselamatan dan kesejahteraan lahir-bathin, kami menyediakan (Bhagavad) Gītā Chalisha untuk dinyanyikan setiap hari. Biasanya ia dinyanyikan untuk 40 hari berturut-turut sebagai sebuah “paket” doa keselamatan. Diawali dengan menyalakan dupa dan api suci (lilin). Sedangkan bagi yang lain, ia cukup menjadi sebuah pengetahuan informasi keberadaan Gītā Chalisha.