Penilaian pengajaran dan penilaian bimbingan
Disusun guna memenuhi Tugas kelompok mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Bu Ritma
Disusun oleh :
Afrianton Ribut Nugoho (2010-31 )
Untung Pujiono (2010-31-142)
Jazilatus
Anita Sofiana
Moh. Zainudin
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
TAHUN 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENILAIAN PENGAJARAN DAN PENILAIAN BIMBINGAN ”
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapat bimbingan,
sumbangan pikiran dan dukungan baik moral, material maupun spiritual dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bu Ritma, selaku dosen yang mengampu mata kuliah Dasar-dasar Bimbingan
dan Konseling
2. Orang tua kami tercinta yang selalu melinpahkan doa
3. Teman-teman kelompok yang menyempatkan waktu dan mentumbangkan
pikiran dalam penyusunan makalah
4. Teman-teman kelas II A yang senantiasa memberikan semangat belajar
Penulis meyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Akhir kata semoga makah ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis
pada khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Amin, amin Ya Robbal Alamin.
Kudus, 15 Maret 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PEBDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Balakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A. Pengertian Penilaian......................................................................
B. Fungsi dan Prinsip Penilaian..........................................................
C. Langkah dan Metode Evaluasi.......................................................
D. Penilaian Bimbingan......................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muri (2005, hal 12-17) menyatakan bahwa pengukuran dalam proses
belajar mengajar atau dalam pendidikan merupakan suatu prosedur penerapan
angka atau simbol terhadap suatu objek atau kegiatan maupun kejadian sesuai
dengan aturan. Sedangkan assessment diartikan sebagai proses pengumpulan
informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan tentang : kebijakan
pendidikan, mutu pendidikan, mutu program pendidikan atau mutu
kurikulum, mutu proses pendidikan, mutu input dan produk atau tentang
penguasaan peserta didik berkaitan dengan apa yang telah diajarkan padanya.
Adapun konsep evaluasi diartikan sebagai suatu proses penggambaran,
pemerolehan, dan penyediaan informasi yang berguna untuk penetapan
alternatif-alternatif keputusan.
Dengan mengamati ketiga konsep di atas, maka pembahasan tentang
penilaian tentu bukanlah suatu konsep yang sederhana dengan hanya
memberikan atribut tertentu (kualitatif maupun kuantitatif) semata, akan
tetapi merupakan kegiatan yang sistematis dengan memperhatikan berbagai
aturan atau prosedur tertentu. Terutama pembicaraan tentang penilaian
bimbingan konseling, konsep utama yang mesti disepakati adalah berkenaan
dengan pemakaian istilah yang tepat untuk mengukur, mengasesment,
mengevaluasi, atau pun menilai bimbingan konseling. Pertanyaan yang dapat
kita kaji adalah ”Apakah istilah penilaian dalam bimbingan konseling itu
merupakan suatu kompilasi dari ketiga konsep tadi?”
Penilaian untuk pengajaran dan penilaian bimbingan tentunya sangat
berbeda. Penilaian pada pengajaran lebih condong pada penguasaan materi
yang telah diajarkan dan dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Sedangkan
penilaian bimbingan ini merujuk pada perubahan sikap seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Penilaian itu?
2. Apa saja yang berhubungan dengan penilaian?
3. Apa perbedaan penilaian pengajaran dan penilaian bimbingan?
BAB II PEMBAHASAN
PENILAIAN PENGAJARAN DAN PENILAIAN BIMBINGAN
A. Pengertian Penilaian
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation dalam bahasa arab al
taqdir dalam bahasa Indonesia penilaian. Menurut Edwind Wandt dan Gerald
W. Brown (1977) Evaluation refer to the act or proses to determining the value
of some thing. Artinya, evaluasi menunjuk kepada atau mengandung pengertian
suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Dalam pengertian ini, Muri (2005:16) menyatakan bahwa evaluasi adalah
proses penggambaran, pemerolehan, dan penyediaan informasi yang berguna
untuk penetapan alternatif-alternatif keputusan. Informasi (kualitatif/kuantitatif)
yang digunakan sebagai penggambaran ini sebelumnya telah melewati prosedur
pengukuran dan assesment dengan menggunakan instrumen (tes dan non tes)
berdasarkan patokan yang telah disepakati (standart penilaian). Masih menurut
Muri (2005:3), evaluasi pada runtutnya akan memberikan pertimbangan
(judgement), nilai (value), dan arti (worth) terhadap semua komponen yang
berkenaan dengan proses pelaksanaan dan produk pendidikan secara total.
Aspek penilaian meliputi
1. Aspek Kemampuan
Pada aspek ini yang dinilai pada diri seseorang dilihat dari segi
kemampuannya. Misalnya, dalam mengerjakan soal suatu mata pelajaran,
siswa benar-benar mampu memahami dan dapat menangkap keterangan dari
pendidik atau tidak.
2. Aspek Kepribadian
Pada aspek ini seorang siswa dinilai dari segi kepribadiannya dalam
mengikuti suatu pelajaran.
3. Aspek Sikap
Pada aspek ini seorang siswa dinilai dari sikapnya ketika mengikuti suatu
pelajaran.
Karakteristik Evaluasi
1. Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi
Penilaian secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap siswa. Misalnya
siswa akan lebih giat belajar karena merasa nilanya belum memuaskan.
2. Lebih bersifat tidak lengkap
Penilaian bersifat tidak lengkap, karena penilaian biasanya dilihat dari satu
sisi, sedangkan sisi yang lain dinilai oleh pihak lain.
3. Mempunyai sifat kebermaknaan relatif
Penilaian terhadap seseorang tidak tetap, suatu saat bisa berubah. Mungkin
jadi lebih baik atau lebih buruk karena kurangnya belajar.
B. Fungsi dan Prinsip Penilaian
Fungsi Evaluasi
1. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan yang telah diberikan yang telah
diberikan oleh guru
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar
3. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
4. Sebagai asara umpan balik bagi seorang guru yang bersumber dari siswa
5. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan balajar siswa
6. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada orang tua siswa
Prinsip Evaluasi
Untuk menjalankan sesuatu agar dapat berjalan lancar dan sesuai dengan
harapan maka perlu adanya prinsip. Sama halnya dengan penilaian atau evaluasi,
berikut adalah prinsip-prinsip evalausi
1. Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan
2. Evaluasi sebaiknya dilaksakan dengan cara komprehensif
3. Evaluasi diselenggarakan dalam proses kooperatif antara guru dan peserta
didik
4. Evaluasi dilaksanakan dalam proses continu
5. Evaluasi harus peduli dan nilai-nilai yang berlaku
C. Metode dan Langkah Langkah Evaluasi
Metode dan alat yang dapat digunakan untuk evaluasi antara laian adalah
sebagai berikut :
a. Daftar-daftar pertanyaan. Pertanyaan2 biasanya dituangkan dalam bentuk
yang mirip pertanyaan pilihan ganda atau skala penilaian.
b. Metode observasi. Beberapa orang yang cukup terlatih dalam mengadakan
observasi dengan menggunakan suatu alat yang disesuaikan dengan apa
yang akan diobservasi, menghindari proses KBM di dalam kelas. Salah satu
sistem observasi terencana ialah sistem analisa interaksi verbal yang
dikembangkan oleh Ned. A. Flanders dalam bukunya yang berjudul
“Analizing Teacher Behaviaor” yang dikenal dengan nama interction
analysis Categories. Daftar2 observasi yang mencakup hal-hal yang relevan
bagi pengelolaan pengajaran, misalnya:
- Tujuan instruksional : dijelaskan atau tiadak
- Materi pelajaran : sesuai dengan tujuan atau tidak
- Keadaan awal siswa : kemampuan prasyarat dicek atau tidak
- Prosedur didaktif : sesuai dengan tujuan instruksional atau tidak
- Media pengajaran : digunakan dengan baik atau tidak
- Gaya mengajar : corak interaksi, kontak mata, suasana dalam kelas
- Pengelompokan siswa : sesuai dengan ttujuan atau tidak
- Prosedur evaluasi : relevan atau tidak
- Keterlibatan siswa : siswa aktif atau pasif
c. Wawancara dengan beberapa siswa mengenai pengalaman mereka selama
berpartisipasi dalam proses belajar mengaja dalam kelas dan selama
mengikuti testing hasil belajar.
d. Laporan tertulis oleh para siswa setelah suatu program pelajaran selesai.
siswa dapat diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya menurut
selera sendiri, tetapi hasilnya sering mengecewakan karena siswa kurang
mengetahui apa yang harus diberi tanggapan. Maka akan lebih baik jika
mereka diberi beberapa petunjuk tentang apa yang harus ditanggapi,
misalnya :
- Tempo pengajaran
- Prosedur didaktif yang digunakan
- Materi pelajaran
- Hasil yang dipetik dari pengajaran
- Penjelasan yanbg diberikan oleh guru
- Prosedur evaluasi belajar
- Usul-usul perbaikan
Langkah-langkah pokok dalam evaluasi agar evaluasi dapat maksimal adalah
sebagai berikut :
1. Langkah perencanaan ( termasuk atau tidak termasuk perumusan kriterium,
bergantung keadaan)
2. Langkah pengumpulan data
3. Langkah Persifikasi data
4. Langkah pengelolaan data
Dilakukan untuk memberi makna kepada data yang telah terkumpulkan dan
dibersihkan.
5. Langkah penafsiran data (didahului atau tidak didahului oleh perumusan
kriterium, revisi kriterium)
Langkah penafsiram data pada hakikatnya hanya merupakan verbalisasi dari
makna atau arti yang telah mulai timbul selama berlangsungnya langkah
pengolahan.
D. Penilaian Bimbingan
1. Konsep Penilaian
Berdasarkan Permendinas No.20 tahun 2007, konsep tentang penilaian
dijabarkan sebagai ”proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik”. Dalam pengertian ini,
penilaian merupakan suatu kegiatan yang memiliki tahapan tertentu (berproses :
mekanisme, prosedur, dan instrument yang digunakan), dengan mengetengahkan
pengumpulan dan pengolahan akan berbagai informasiInformasi yang dimaksud
tentu berkaitan dengan objek yang dinilai, baik tentang siswa dengan semua
kompetensi yang dimilikinya (sebagai intervensi pembelajaran/bimbingan),
maupun tentang seperangkat unsur yang mendukung untuk ketercapaian itu
(program pembelajaran/ program bimbingan konseling).
Informasi yang dikumpul untuk diolah itu dapat berkenaan dengan
kemampuan belajar (kognitif), keterampilan yang telah diperoleh (psikomotor),
atau kesesuaian sikap yang diinginkan (afektif). Informasi ini akan diolah
berdasarkan mekanisme tertentu untuk sampai pada keputusan yang
mendeskripsikan suatu objek tersebut. Deskripsi itu dapat dilambangkan dengan
nilai-nilai maupun dilambangkan dengan atribut lain. Deskripsi inilah yang
kemudian dapat ditafsirkan sebagai bentuk hasil belajar.
Karenanya, evaluasi dalam bimbingan itu hendaknya meliputi berbagai
arah evaluasi antara lain (1) evaluasi context, yaitu berkenaan dengan kebijakan
(2) evaluasi input, berkenaan dengan peserta didik, sarana prasarana, program,
dan input lingkungan, (3) evaluasi proses, yang berkenaan dengan pemberdayaan
atau pendayagunaan bimbingan terhadap warga sekolah, (4) evaluasi hasil,
berkenaan dengan penguasaan, pemahaman, dan keterampilan atau kemajuan
yang telah dialami siswa terhadap tujuan atau nilai yang telah ditetapkan
dalam program, dan (5) evaluasi outcomes (dampak), yang berkenaan dengan
dampak hasil terhadap kehidupan diluar situasi pendidikan atau dalam kehidupan
dimasa akan datang (Muri, 2005. hal 3-4).
Berdasarkan kelima arah evaluasi tersebut, kegiatan penilaian
akandiformulasikan berdasarkan model-model penilaiannya. Salah satu model
yang dapat digunakan dalam kegiatan penilaian adalah model
penilaian Stufflebeam’s yang terdiri atas empat kategori penilaian yaitu :
(1) evaluasi konteks yakni berkaitan dengan penyediaan informasi dan penetapan
tujuan yang baik, lingkungan yang relevan, dan identifikasi masalah yang
berhubungan dengan program atau kegiatan, (2) evaluasi input yakni berkaitan
dengan penentuan memanfaatkan input dalam mencapai tujuan, (3) evaluasi
proses yakni berkaitan dengan pemberian umpan balik secara periodik dalam
pelaksanaan program, dan (4) evaluasi hasil yakni berkaitan dengan pengukuran
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Muri, 2005. hal 39-42).
Penilaian ini pada akhirnya akan direfleksikan secara seksama dan akan
bermuara pada berbagai prosedur dan kriteria ketetapan misalnya pada standart
pengelolaan satuan pendidikan (Permendiknas No.19 tahun 2007), standart
sarana prasarana (Permendiknas No. 24 tahun 2007), standart isi (Permendiknas
No. 22 tahun 2006), standart kompetensi lulusan (Permendiknas No. 23 tahun
2006), standart penilaian (Permendiknas No. 20 tahun 2007), kepengawasan
(Permendiknas No. 12 tahun 2007), dan sejumlah ketetapan lainnya.
2. Tujuan Penilaian
Kegiatan penilaian pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui atau
memperoleh gambaran yang bersifat informasi akurat tentang keefektifan dan
efisiensi sesuatu yang telah dilaksanakankan. Informasi berkenaan dengan
keefektifan dan keefisiensian ini selanjutnya akan melahirkan suatu keputusan
tertentu. Secara khusus tujuan penilaian akan sangat ditentukan oleh fungsi
penilaian (pengambilan keputusan dan penyediaan informasi) dan aspek-aspek
yang akan dinilai itu sendiri. Misalnya penilaian yang ditujukan untuk program
bimbingan konseling, akan memfungsikan kegiatannya pada penyediaan
sejumlah informasi tentang program itu dan seterusnya akan pula melahirkan
keputusan tentang keeefektifan atau efisiensi program, begitupun seterusnya.
Dengan kategori ini, tujuan yang dapat dicapai berkaitan dengan penilaian
program menurut Cronbach dalam Furqon (2005:2) akan bermanfaat untuk
membantu meningkatkan program tersebut. Sementara Patton mengemukan dua
manfaat kegiatan penilaian program yaitu (1) memberikan kepastian dan
keyakinan tentang program yang terlaksana dan (2) mendapatkan informasi yang
lebih sempurna. Adapun Anderson dan Ball (Furqon,2005:3) menyebutkan
bahwa tujuan penilaian program adalah:
a. Memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan tentang instalasi
program.
b. Memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan tentang keberlanjutan,
ekspansi atau sertifikasi program
c. Memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan tentang modifikasi
program
d. Menyediakan bukti dukungan positif terhadap program
e. Menyediakan bukti dukungan negatif terhadap suatu program
f. Memberikan kontribusi dalam memahami dasar yang bersifat psikologis,
sosial dam proses lainnya.
Chelimsky dalam Furqan (2005:3) menyatakan bahwa penilaian program
bertujuan untuk menegakkan akuntabilitas (Evaluation for accountability),
mengembangkan program yang ada (Evaluation for development), dan
menambah dan memperkaya pengetahuan ((Evaluation for Knowledge).
Penilaian Proses Kegiatan bertujuan untuk mengetahui sejauhmana
pencapaian rumusan kegiatan yang telah diprogramkan dalam satuan-satuan
layanan dapat diimplementasikan kepada sasaran layanan, sehingga tersedia
informasi tentang kualitas atau mutu layanan. Sedangkan Penilaian Hasil
Layanan bimbingan konselingbertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian
kompetensi-kompetensi yang diberikan dalam materi bimbingan konseling.
3. Asas-Asas Penilaian
Masih merujuk pada lampiran Permendiknas nomor 20 point B tentang
prinsip penilaian hasil belajar, maka asas yang diperhatikan dalam menyusun
mekanisme dan prosedur penilaian bimbingan konseling hendaknya didasarkan
pada asas-asas sebagai berikut:
a) sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
b) objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d) terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e) terbuka, berartiprosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai,untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
g) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
h) beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i) akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
4. Tahap-Tahap dan Jenis Penilaian
Langkah-langkah dalam penilaian dapat berupa : (1) mengenali tujuan
penilaian dan keputusan yang akan diambil, (2) menentukan siapa yag akan
mengambil keputusan, (3) menetapkan kriteria penilaian, (4) menentukan sumber
data, (5) menentukan cara pengumpulan data (6) mengumpulkan data, (7)
menganalisa data, (8) menafsirkan data dan melaporkan hasil, (9) mengambil
keputusan mengenai program berdasarkan simpulan penilaian.
Adapun jenis penilaian dalam bimbingan konseling dapat dikategorikan
dalam tiga bentuk yaitu :
a. Penilaian Program Bimbingan Konseling
Penilaian program dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang
valid dan reliabel tentang keefektifan dan efiesiensi program. Muri
(2005:162) menyatakan bahwa evaluasi program berdimensi ganda, yakni
tertuju pada program sebagai dokumen tertulis dan disatu sisi tertuju
pada pelaksanaan dan hasil program.
Tahap penilaian program diarahkan pada rencana program,
pelaksanaan program, dan hasil yang dicapai. Karenanya, fokus penilaian
(sumber informasi) dapat berbentuk evaluasi rencana, evaluasi pelaksanaan,
dan evaluasi hasil program.
b. Penilaian Proses Kegiatan Bimbingan Konseling
Penilaian proses bimbingan konseling dimaksudkan untuk
mengetahuisejauhmana pencapaian rumusan kegiatan yang telah
diprogramkan dalam satuan-satuan layanan dapat diimplementasikan kepada
sasaran layanan, sehingga tersedia informasi tentang kualitas atau mutu
layanan. Evaluasi proses dimaksud untuk memberikan umpan balik secara
periodik dalam pelaksanaan program dan untuk mengontrol prosedur dan
rencana yang telah disusun. Dengan cara demikian kita akan dapat
mendeteksi atau meramalkan segala sesuatu yang mungkin terjadi selama
program itu dilaksanakan.
Dalam khasanah kegiatan pengembangan diri, kegiatan
penilaian diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dalam
satuan materi layanan bimbingan. Dalam hal ini, standart penilaian yang
digunakan adalah tujuan umum dan tujuan khusus bimbingan
konseling. Teknik yang dapat dilakukan adalah (Prayitno:1996 hal 24) dengan
:
1) mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan
2) mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau
pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya.
3) mengungkapakan kegunaan layanan bagi siswa sebagai hasil dari
partisipasi dan aktifitas dalam kegiatan layanan
4) mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan tindak lanjut
5) mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama
dilakukan dalam kegiatan layanan yang berkesinambungan), dan
6) mengungkapkan kelancaran dan suasana penyelenggaraan
kegiatan layanan.
c. Penilaian Hasil Layanan Bimbingan Konseling
Penilaian hasil dilakukan pada akhir suatu program atau kegiatan.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengukur pencapaian kompetensi-
kompetensi dari tujuan yang telah dirumuskan berdasarkan standar atau
kriteria tertentu.
Menurut Prayitno (1996;24), sasaran penilaian bimbingan konseling
berorientasi pada perubahan tingkah laku (termasuk didalamnya pendapat,
nilai dan sikap) serta perkembangan siswa, oleh karena itu penilaian
bimbingan konseling tidak dapat dilakukan melalui ulangan, pemeriksaan
hasil pekerjaan rumah, tes maupun ujian, melainkan dilakukan dalam proses
pencapaian kemajuan perubahan tingkah lau dan perkembangan siswa itu
sendiri. Penilaian hasil layanan dapat dilakukan
dengan pendekatan LIRAUSAH yaitu lima ranah penguasaan yaitu :
Wawasan dasar menyeluruh (Wadasruh), Komponen yang terlibat (kombat),
Lapangan kejadian (Lapjadi), Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
Penilaian laporan (PenLap).
Prayitno dkk, (2002;26), menyatakan bahwa penilaian hasil layanan
ditujukan pada perolehan siswa yang menjalani pelayanan bimbingan dan
konseling.Perolehan ini diorientasikan pada tingkat pengentasan masalah
klien dan perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa. Karenanya, fokus
penilaian dapat diarahkan pada berkembangnya :
Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya
dengan masalah yang dibahas.
Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa pasca layanan
dalam rangka mewujudkan upaya penyentasan masalah yang dialaminya
Dalam penilaian bimbingan kita tidak lepas dari kepribadian seseorang. Untuk
menilai kepribadian menurut Thorndike ada 4 macam metode yang dapat
digunakan.
1. Kita dapat mendengarkan atau membaca apa yang dikatakan atau ditulis
oleh orang yang bersangkutan tentang dirinya
2. Kita dapat mendengarkan atau membaca apa yang dikatakan atau ditulis
oleh orang lain tentang individu yang bersangkutan
3. Kita dapat melihat apa yang secara nyata dilakukan oleh individu yang
bersangkutan dalam situasi yang wajar dan,
4. Kita dapat melihat bagaimana reaksi individu yang bersangkutan terhadap
dunia imajinasi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penilaian atau Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation dalam
bahasa arab al taqdir dalam bahasa Indonesia penilaian. Menurut Edwind Wandt
dan Gerald W. Brown (1977) Evaluation refer to the act or proses to determining
the value of some thing. Artinya, evaluasi menunjuk kepada atau mengandung
pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Hal-hal yang berkaitan dengan penilaian antadar lain : Fungsi penilaian,
tujuan penilaian, aspek penilaian, prinsip penilaian, metode dan alat penilaian,
langkah-langkah penilaian dan hasil penilaian.
Penilaian untuk pengajaran dan penilaian bimbingan tentunya sangat
berbeda. Penilaian pada pengajaran lebih condong pada penguasaan materi yang
telah diajarkan dan dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Sedangkan penilaian
bimbingan ini merujuk pada perubahan sikap seseorang.
Fokus penilaian dapat diarahkan pada berkembangnya :
Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya
dengan masalah yang dibahas.
Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa pasca layanan
dalam rangka mewujudkan upaya penyentasan masalah yang dialaminya
Untuk menilai kepribadian menurut Thorndike ada 4 macam metode
yang dapat digunakan.
1. Kita dapat mendengarkan atau membaca apa yang dikatakan atau ditulis
oleh orang yang bersangkutan tentang dirinya
2. Kita dapat mendengarkan atau membaca apa yang dikatakan atau ditulis
oleh orang lain tentang individu yang bersangkutan
3. Kita dapat melihat apa yang secara nyata dilakukan oleh individu yang
bersangkutan dalam situasi yang wajar dan,
4. Kita dapat melihat bagaimana reaksi individu yang bersangkutan terhadap
dunia imajinasi
DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. 1986. Yogyakarta. PT. GRAMEDIA
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi pendidikan. 1998. Jakarta. Pt. Radja Grafindo
Persada
Sudijono, Anas. Teknik Evaluasi Pendidikan-Suatu Pengantar. 1994. Yogyakarta :
Sumbangsih Offset
Hamalik, Oemar. Proses Balajar mengajar. 2001. Bandung. Bumi Aksara
Nurkancana, Wayan. Evaluasi Pendidikan. 1983. Surabaya. USAHA NASIONAL
Satori, Djam’an.dkk. Profesi Keguruan. 2008. Jakarta. Universitas Terbuka
Buchori, M. Teknik-Teknik Evaluasi dalam Pendidikan. 1980. Bandung. Penerbit
Jemmars Bandung
Sukardi, H.M.2008. Evaluasi Pendidikan-prinsip dan operasional. Yogyakarta :
Bumi Aksara
http://lembahgurah.multiply.com/journal/item/16/
PENILAIAN_BIMBINGAN_KONSELING_DI_SEKOLAH_DAN_IMP
LIKASI_PENGELOLAANNYA