BUKU INFORMASI
MEMASANG SISTEM PEMBUMIAN KTL.IK02.108.01
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2015
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 2 dari 33
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Tujuan Umum ................................................................................... 4
B. Tujuan Khusus .................................................................................. 4
BAB II MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN .................................................................. 6
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam mempersiapkan Pekerjaan .......... 6
1. Cara Menyiapkan Prosedur Pemasangan Pemasangan Sistem
Pembumian Sesuai Dengan Persyaratan yang Berlaku ................... 6
2. Cara Menyiapkan Alat Kerja, Material, K3 Dan Alat Bantu Yang
Dibutuhkan Sesuai Dengan Persyaratan Spesifikasi Peralatan Yang
Berlaku ....................................................................................... 6
3. Cara Memeriksa Alat Kerja, Material, K3 Dan Alat Bantu Yang
Dibutuhkan Untuk Memastikan Dalam Kondisi Berfungsi Baik Dan
Aman.......................................................................................... 6
4. Cara Menyiapkan Gambar Pemasangan Sistem Pembumian Untuk
Diserahkan Pada Personal Yang Tepat .......................................... 6
B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Mempersiapkan Pekerjaan ......... 7
C. Sikap Kerja yang Diperlukan Dalam Mempersiapkan Pekerjaan ............ 7
BAB III MERAKIT PHB PENERANGAN ................................................................... 8
A. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Merakit PHB Penerangan ............ 8
1. Cara Menerapkan Peraturan Dan Prosedur Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja ......................................................................... 8
2. Cara Memasang Peralatan/Material Pembumian Sesuai Dengan
Spesifikasi Rancangan, Standar Dan Persyaratan Yang Berlaku ...... 8
3. Cara Memasang Peralatan/Material Pembumian Tanpa Mengurangi
Tingkat Pengamanan (IP) ........................................................... 12
4. Cara Memeriksa Kualitas Pekerjaan Dan Kebenaran Pengawatan ... 16
5. Cara Mengukur Setiap Rangkaian Listrik Untuk Memastikan
Tahanan Pembumian, Tahanan Isolasi, Dan Polaritas Sesuai
Persyaratan ................................................................................. 16
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 3 dari 33
B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Merakit PHB Penerangan............ 20
C. Sikap Kerja Yang Diperlukan Dalam Merakit PHB Penerangan .............. 21
BAB IV MEMERIKSA PEKERJAAN ......................................................................... 22
A. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Memeriksa Pekerjaan ................. 22
1. Cara Mengidentifikasi Penyimpangan Yang Berkaitan Dengan
Kondisi Lapangan ........................................................................ 22
2. Cara Menetapkan Alternatif Pemecahan Dari Penyimpangan Yang
Terjadi ........................................................................................ 22
3. Cara Menerapkan Alternatif Yang Dipilih Sesuai Dengan
Persyaratan ................................................................................. 23
B. Keterampilan yang Diperlukan Dalam Memeriksa Pekerjaan ................. 24
C. Sikap Kerja yang Diperlukan Dalam Memeriksa Pekerjaan .................... 24
BAB V MEMBUAT LAPORAN ............................................................................... 25
A. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Membuat Laporan ...................... 25
1. Prosedur Membuat Laporan Perakitann Sesuai Dengan Prosedur
Dan Format Yang Berlaku ............................................................ 25
2. Cara Membuat Berita Acara Perakitan Sesuai Dengan Prosedur
Dan Format Yang Berlaku ............................................................ 26
B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Membuat Laporan ..................... 26
C. Sikap Kerja Yang Diperlukan Dalam Membuat Laporan ........................ 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 28
A. Dasar Perundang-undangan ............................................................... 28
B. Buku Referensi .................................................................................. 28
C. Majalah atau Buletin .......................................................................... 28
D. Referensi Lainnya .............................................................................. 28
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ............................................................... 29
A. Daftar Peralatan/Mesin ...................................................................... 28
B. Daftar Bahan .................................................................................... 31
LAMPIRAN ............................................................................................................ 32
DAFTAR PENYUSUN .............................................................................................. 33
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 4 dari 33
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 5 dari 33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menjelaskan
pemasangan sistem pembumian.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi memasang
sistem pembumian ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mampu mempersiapkan pekerjaan meliputi kegiatan tentang menyiapkan
prosedur pemasangan sistem pembumian, menyiapkan alat kerja, material, K3
dan alat bantu yang dibutuhkan, memeriksa alat kerja, material, K3 dan alat
bantu yang dibutuhkan untuk memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan
aman sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi yang berlaku, termasuk
menyiapkan gambar pemasangan sistem pembumian untuk diserahkan pada
personal yang tepat
2. Mampu merakit PHB penerangan yang meliputi kegiatan tentang peraturan dan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan selama pelaksanaan
pekerjaan, peralatan/material pembumina dipasang sesuai dengan spesifikasi
rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku, peralatan/material
pembumian dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (IP) yang telah ditetapkan, pemeriksaan kualitas pekerjaan dan
kebenaran pengawatan dilakukan terus menerus sesuai prosedur, setiap
rangkaian listrik diuji untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi,
dan polaritas sesuai persyaratan
3. Mampu memeriksa pekerjaan yang meliputi kegiatan tentang penyimpangan
yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya, penyimpangan
yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku
dan alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 6 dari 33
4. Memberikan laporan tentang status pekerjaan yang meliputi kegiatan tentang
laporan perakitan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku, dan
berita acara perakitan dibuat sesuai prosedur dan format yang berlaku
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 7 dari 33
BAB II
MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan
1. Cara Menyiapkan Prosedur Pemasangan Sistem Pembumian Sesuai dengan
Persyaratan yang Berlaku.
Menyiapkan prosedur pemasangan sistem pembumian hendaknya dilakukan
sebelum melaksanakan pekerjaan, dengan cara :
- Mempersiapkan waktu yang akan dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan,
kemudian membuat jadwal rencana pekerjaan.
- Jadwal rencana kerja yang telah disusun, dikoordinasikan dengan pihak
terkait, agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktunya
- Menghubungi orang terkait, menyerahkan hasil rencana pelaksanaan
pekerjaan.
2. Cara Menyiapkan Alat Kerja, Material, K3 Dan Alat Bantu Yang Dibutuhkan Sesuai
Dengan Persyaratan Spesifikasi Peralatan Yang Berlaku
Menyiapkan alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan dapat
dilakukan dengan cara:
- Rencanakan alat kerja sesuai dengan jenis pekerjaan
- Rencanakan peralatan K3 selengkap mungkin
- Rencakan alat bantu sesuai kebutuhan pekerjaan
3. Cara memeriksa alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan untuk
memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman
Memeriksa alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan dapat
dilakukan dengan cara :
- Pastikan jumlah alat kerja, material, K3 dan alat bantu sesuai dengan
kebutuhan
- Pastikan kondisi alat kerja, material, K3 dan alat bantu sesuai spesifikasi yang
dipersyaratkan
- Patikan kesesuaikan perlengkapan dengan tempat kerja, dan periksa
terhadap gangguan orang sekitar dan lingkungannya.
4. Cara menyiapkan gambar pemasangan sistem pembumian untuk diserahkan pada
personal yang tepat
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 8 dari 33
Menyiapkan gambar pemasangan sistem pembumian untuk diserahkan pada
personal yang tepat dapat dilakukan dengan cara :
- Gambar kerja harus tersedia sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan
- Konsultasikan gambar kerja yang dibuat dengan pihak terkait
- Pastikan persetujuan dari pihak terkait sudah didapatkan sebelum memulai
pekerjaan
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan
1. Menyiapkan prosedur pemasangan sistem pembumian sesuai dengan
persyaratan yang berlaku
2. Menyiapkan alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai
dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku
3. Memeriksa alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan untuk
memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman
4. Menyiapkan gambar pemasangan sistem pembumian untuk diserahkan pada
personal yang tepat
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan
Harus bersikap secara:
1. Cermat, teliti dalam menyiapkan prosedur pemasangan, menyiapkan dan
memeriksa alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan, menyiapkan
gambar pemasangan sistem pembumian untuk diserahkan pada personal yang
tepat
2. Taat SOP dalam menyiapkan prosedur pemasangan, menyiapkan dan memeriksa
alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan, menyiapkan gambar
pemasangan sistem pembumian untuk diserahkan pada personal yang tepat
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 9 dari 33
BAB III
MERAKIT PHB PENERANGAN
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merakit PHB Penerangan
1. Cara Menerapkan Peraturan Dan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan
supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan atau tidak suatu kegiatan
pekerjaan yang mungkin dapat terjadi kepada si pekerja maupun kepada orang
lain, mesin, alat dan lingkungan kapan saja dan dimana saja.
Peralatan/material pembumian dipasang sesuai dengan spesifikasi rancangan,
standar dan persyaratan yang berlaku. Peralatan/material PHB pembumian
dipasang sedemikian rupa sehinga tidak mengurangi tingkat pengemanan (IP)
yang telah ditetapkan.
Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan terus
menerus sesuai prosedur. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan
tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2. Cara memasang Peralatan/material Pembumian sesuai dengan spesifikasi
rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku.
2.1. Pembumian
Pembumian atau disebut juga pentanahan dalam sistem jaringan tegangan
rendah maupun tinggi terdiri dari dua bagian yaitu: elektrode bumi dan
hantaran pentanahan. Tujuan dari Pembumian adalah sebagai pengaman
dari kejut listrik yang disebabkan oleh tegangan sentuh dan kerusakan alat
yang disebabkan karena rusaknya isolasi. Tegangan sentuh dapat terjadi
karena kebocoran/kegagalan isolasi pada perlengkapan listrik seperti motor
listrik, seterika listrik, kotak hubung bagi dsb. Besar tegangan sentuh yang
membahayakan manusia adalah 50 V keatas (untuk tempat kering) atau 25
V keatas (untuk tempat lembab).
Pembumian dilakukan dengan cara menghubungkan peralatan listrik
(seperti body motor listrik, body kotak hubung bagi) dengan elektroda
tanah yang ditanam didalam tanah.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 10 dari 33
Penghantar Pembumian harus sesuai dengan PUIL terutama berkenaan
dengan:
bahan dan tipe konduktor, dan
ukuran konduktor.
Sebagai tambahan, penghantar pembumian adalah tembaga dan
alumunium.
Cara sederhana untuk menentukan besar tahanan bumi dapat diapakai
rumus:
Ia
VRp
50
di mana:
Rp = besar tahanan tanah
50 V = besar tegangan sentuh maksimum yang di izinkan
Ia = besar arus yang dapat memutuskan pengaman arus lebih yang
terpasang pada instalasi
InxkIa
di mana:
In = besar arus nominal
k = konstanta
Nilai konstanta tergantung dari jenis dan spesifikasi peralatan itu sendiri ,
sebagai ilustrasi nilai konstanta
k = 2 s/d 5 kali In (untuk pengaman lebur)
k = 1,25 s/d 3,5 kali In (untuk pengaman lainnya)
2.2. Elektroda Bumi
Elektrode Bumi dijelaskan pada PUIL adalah penghantar yang ditanam
dalam bumi dan membuat kontak langsung dengan bumi. Pemasangannya
harus dapat dilihat untuk pengujian penglihatan dan harus sesuai PUIL juga
dalam hal metode pemasangan dan pengamanannya.
Elektrode bumi yang ditanam di dalam tanah berfungsi untuk mentanahkan
badan peralatan instalasi yang akan diamankan sebagai tindakan dari
tegangan sentuh tidak langsung.
Bahan elektrode yang banyak/umum digunakan PLN adalah pipa baja yang
digalvanisir yang dilengkapai dengan rel tembaga dan tembaga bulat (BC).
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 11 dari 33
Sedangkan ukuran pipa baja yang digalvanisir adalah 1½” sepanjang 2,75
m dan rel tembaga sebagai perlengkapannya mempunyai ukuran 17 x 3
mm2 tapi pada umumnya banyak dipakai tembaga bulat ukuran 50 mm2.
ukuran tembaga bulat untuk bahan elektrode adalah 5/8” sepanjang 2 m.
Gambar 3.1 Cara Pemasangan Elektrode Bumi
2.3. Jenis Elektroda Bumi
Menurut PUIL elektrode-elektrode pembumian dibagi atas:
a. Elektrode Pita
Elektrode pita adalah elektrode yang dibuat dari penghantar berbentuk
pita atau berpenampang bulat, atau penghantar pilin yang pada
umumnya ditanam secara dangkal. Elektrode ini dapat ditanam sebagai
pita lurus, radial, melingkar, jala-jala atau kombinasi dari bentuk
tersebut seperti pada gambar 3.1 dibawah, yang ditanam sejajar
permukaan tanah dengan dalam 0,5 – 1.0 m. Pemasangan elektrode
pita harus disusun simetris dengan sudut jari-jari minimal 600.
Gambar 3.2 Cara pemasangan elektrode pita
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 12 dari 33
b. Elektrode Batang
Elektrode batang adalah elektrode dari pipa besi, baja profil atau batang
logam lainnya yang di tanam dengan kedalaman minimum 2,5 meter.
Untuk memancangkan elektrode-elektrode ini sering digunakan palu
lantak. Elektrode-elektrode tersebut dapat juga dimasukkan ke dalam
tanah dengan getaran dengan menggunakan pali kango.
Kalau tanahnya kering; kadang-kadang sangat sulit untuk mencapai
tahanan penyebaran yang cukup rendah. Dalam hal ini, ada kalanya
sifat-sifat tanah dapat diperbaiki dengan mengolahnya dengan bahan-
bahan kimia.
Kalau digunakan beberapa elektrode batang yang dihubungkan paralel,
jarak antara elektrode-elektrode ini sekurang-kurangnya sama dengan 2
panjang efektif dari satu elektrode, atau sekurang-kurangnya 4 meter.
Elektrode-elektrode ini tidak boleh berada dalam corong tegangan dari
elektrode di sampingnya. Pembumian dengan menggunakan elektrode
batang juga disebut pembumian dalam.
c. Elektrode Pelat
Elektrode pelat adalah elektrode dari bahan logam utuh atau berlubang,
umumnya ditanam secara dalam dengan kedalaman 0,5-1,0 meter, 1
meter dibawah permukaan tanah.
Jika digunakan beberapa pelat yang dihubungkan paralel untuk
memperoleh tahanan pembumian yang lebih rendah, jarak antara pelat-
pelat ini harus sekurang-kurangnya 3 meter.
Untuk mencapai tahanan pembumian yang sama, elektrode-elektrode
pelat memerlukan lebih banyak bahan dibandingkan dengan elektrode
pita atau elektrode batang.
d. Jenis-Jenis Elektrode Lain
- Jaringan Pipa Air
Jaringan pipa air minum dari logam dipakai sebagai elektrode bumi.
Jika pipa air minum dari logam dalam rumah atau gedung dipakai
sebagai penghantar bumi, ujung pipa kedua sisi meteran air harus
dihubungkan dengan pipa tembaga yang berlapis timah dengan
ukuran minimum 16 mm2.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 13 dari 33
Apabila menggunakan pita baja digalvanisasi maka digunakan pita
baja dengan ukuran minimum 25 mm2 (tebal pipa minimum 3 mm).
- Selubung Logam
Selubung logam kabel yang tidak dibungkus dengan isolasi yang
langsung ditanam dalam tanah boleh dipakai sebagai elektrode bumi,
jika selubung logam tersebut dikedua sisi sambungan yang
dihubungkan dengan penghantar yang konduktivitas minimalnya
sama dengan selubung logam tersebut dan luas penampang
penghantar itu minimal sebagai berikut:
a) 4 mm2 tembaga untuk kabel dengan penampang inti sampai 6
mm2,
b) 10 mm2 tembaga untuk kabel dengan penampang inti 10 mm2
atau lebih.
Elektrode-elektrode tersebut ditanam dengan bermacam cara, sasarannya
adalah mendapatkan nilai tahanan sebesar maksimum 5 . Pada titik
sambungan elektrode dengan penghantar pembumian harus dilakukan
dengan klem/baut anti korosi minimum ukuran baut 10, klem sewaktu-
waktu dapat dibuka untuk maksud pengetesan/uji nilai resistansi.
Jika diperlukan paralel dua elektrode atau lebih, jarak elektrodenya adalah:
elektrode pipa d = 2 x panjang pipa
elektrode pelat d = 3 meter minimal
3. Cara memasang Peralatan/material Pembumian tanpa mengurangi tingkat
pengamanan (IP)
3.1. Bahan dan Ukuran Elektrode
a. Bahan Elektrode Pembumian
Bahan yang digunakan untuk elektrode pembumian adalah tembaga,
baja berlapis seng atau bahan berlapis tembaga. Untuk keadaan-
keadaan khusus, misalnya untuk pabrik-pabrik kimia kadang-kadang
diperlukan bahan lain yang lebih tahan korosi.
b. Ukuran Elektrode Pembumian
Ukuran-ukuran minimum yang harus digunakan untuk elektrode
pembumian dapat dilihat pada tabel 4.1.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 14 dari 33
Kalau tanahnya sangat korisif atau digunakan elektrode baja tanpa
lapisan seng atau lapisan tembaga, sebaiknya digunakan ukuran-ukuran
minimum 1,5 x ukuran-ukuran yang diberikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Ukuran Minimum Elektrode Bumi
No. Bahan Jenis
Elektrode
Bahan Digalvanisasi
Dengan Proses Pemanasan
Baja Berlapis
Tembaga
Tembaga
1. Elektrode Pita
- Pita baja 100 mm2 setebal minimum 3 mm
50 mm2 - Pita tembaga 50 mm2 tebal minimum 2 mm
- Penghantar
pilin 95 mm2 (bukan kawat halus)
- Penghantar pilin 35 mm2 (bukan kawat halus)
2. Elektrode Batang
- Pipa baja 25 mm
- Baja profil (mm) L 65 x 65 x 7 U 6,5 T 6 x 50 x 3
- Batang profil lain yang setaraf
Baja berdiameter 15 mm dilapisi tembaga setebal 250 m
3. Elektrode Pelat
Pelat besi tebal 3 mm luas 0,5 m2 sampai 1 m2
Pelat tembaga tebal 2 mm luas 0,5 m2 sampai 1 m2
Jika elektrode yang akan dipasang hanya dimaksudkan untuk mengatur
gradient tegangan, luas penampang minimum yang boleh digunakan
adalah:
Untuk baja berlapis seng : minimum 16 mm2
Untuk baja berlapis tembaga : minimum 16 mm2
Untuk tembaga : minimum 10 mm2
Ukuran-ukuran elektroda yang diperlukan untuk mencapai suatu
tahanan pembumian tertentu dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel ini
berlaku untuk tahanan jenis tanah = 100 m. Jika tahanan jenis tanah
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 15 dari 33
yang sebenarnya berbeda misalnya sama dengan 1 m nilai-nilai yang
diberikan pada tabel 3.1 harus dikalikan dengan 1/100.
Misalnya jika tahanan jenis yang sebenarnya sama dengan 200 m,
yaitu untuk tanah pasir basah (lihat tabel 3.3), dan digunakan elektrode
pita yang panjangnya 100 m maka akan diperoleh tahanan pembumian:
(200/100) x 3 = 6
dari tabel 3.2 dapat dilihat, untuk memperoleh tahanan pembumian 5
dalam tanah liat ( = 100 m lihat tabel 3.3), diperlukan elektrode pita
yang panjangnya 50 m. Bisa juga digunakan misalnya 4 elektrode
batang yang masing-masing panjangnya 5 m dan dipasang pada suatu
lingkaran dengan garis tengah kira-kira 15 m.
Nilai-nilai yang diberikan pada tabel 3.2 untuk elektrode pita dan
hantaran pilin, berlaku untuk elektrode yang diletakkan lurus. Kalau
elektrode-elektrode ini misalnya dipasang zig-zag atau bergelombang,
tahanan pembumiannya akan lebih besar walaupun panjang
elektrodenya sama.
Tanahan pembumian dari elektrode pita dan batang, terutama
ditentukan oleh panjangnya. Pengaruh luas penampangnya sangat kecil.
Untuk memperoleh hasil yang baik, elektrode yang dipasang harus
membuat kontak yang sangat baik dengan tanah. Batu dan kerikil yang
langsung mengenai elektrode akan memperbesar tahanan pembumian
dari elektrode tersebut.
Tabel 3.2 memberikan tahanan jenis dari beberapa jenis tanah. Nilai-nilai yang tercantum dalam tabel ini adalah rata-rata kasar.
Jenis elektrode
Pita atau penghantar pilin Batang atau pipa Pelat vertikal dengan
sisi atas 1 m
dibawah permukaan
tanah
Panjang (m) Panjang (m) Ukuran (m2)
10 25 50 100 1 2 3 5 0,5 x 1 1 x 1
Tahanan pembumian
()
20
10
5
3
70
40
30
20
35
25
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 16 dari 33
Tabel 3.3 Tahanan Jenis Tanah Jenis tanah
Tanah rawa
Tanah liat & tanah
ladang
Pasir basah Kerikil basah
Pasir & kerikil
kering
Tanah berbatu
Tahanan jenis
(m)
30
100
200
500
1000
3000
Untuk memasang hantaran pembumian pada rangkaian instalasi atau
mesin yang harus ditanahkan, harus digunakan sekerup pembumian, rel
pembumian atau klem pembumian tersendiri. Hantaran pembumian
tidak boleh dipasang di bawah baut atau mur yang digunakan untuk
mengikat rangkaian instalasi atau mesin yang harus ditanahkan.
3.2. Hantaran Pembumian
Pengertian hantaran pembumian sesuai PUIL 2000 adalah: penghantar
dengan impedans rendah, yang secara listrik menghubungkan titik yang
tertentu pada suatu perlengkapan instalasi atau sistem) dengan elektrode
bumi. Fungsi dari hantaran bumi sesuai dengan pengertiannya adalah untuk
menghubungkan rangkaian badan instalasi yang akan dibumikan dengan
elektrode buminya.
Bahan hantaran pembumian ini adalah tembaga dengan ukuran minimal
sama penampangnya dengan saluran pelayanan atau 6 mm2 minimal untuk
PHB utama tetapi tidak perlu sampai 50 mm2 untuk pembumian lainnya.
Titik netral trafo, tiang akhir, PHB utama, tiang-tiang jaringan tegangan
menengah perlu dilengkapi dengan terminal pembumian di mana terminal
tersebut dilengkapi dengan mur dan baut yang baik atau sepatu kabel, ini
dimaksudkan agar pentanahan sewaktu-waktu dapat dilepas untuk
pemeriksaan tahanan pembumian.
Gambar 3.3 Pipa Tanah Galvaniseerd
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 17 dari 33
4. Cara memeriksa kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan.
Setelah pekerjaan perakitan selesai dikerjakan selanjutnya dilakukan
pemeriksaan kebenaran pengawatan instalasi. Hal ini dilaksanakan dengan cara
memeriksa setiap sambungan kabel pada peralatan dan mencocokannya dengan
gambar diagram instalasi yang telah disiapkan. Pengecekan sambungan kabel
dan peralatan dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti Multimeter dan
testpen.
Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan terus
menerus sesuai prosedur. Dengan cara memeriksa rangkaian listrik sesuai
dengan penjadwalan ; setiap bulan sekali, setiap tiga bulan sekali atau setiap
tahun sekali.
5. Cara mengukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian,
tahanan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan
Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan
isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. Untuk mengetahui hal tersebut
digunakan alat ukur listrik
Alat ukur listrik dalam instalasi digunakan untuk mengatahui: ada tidaknya aliran
listrik dalam suatu penghantar; baik tidaknya hubungan/sambungan pada
penghantar; kebocoran yang terjadi pada pengahantar maupun isolator; dan
adanya hubungan singkat yang terjadi pada suatu instalasi. Alat yang digunakan
untuk mengukur tahanan pembumian adalah earth tester. Alat untuk mengukur
tahanan isolasi kabel adalah meger/insulation tester. Alat untuk mengukur
polaritas adalah volt meter.
5.1 Earth tester
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tahanan pembumian. Dimana
tahanan pembumian menurut PUIL adalah 5 ohm.
Gambar 3.4 Earth Tester
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 18 dari 33
Cara mengukur tahanan pembumian :
Tahanan pembumian diukur dengan menggunakan alat ukur earth
tester/grounding tester. Alat ukur grounding Earth tester atau grounding
tester ini, dilengkapi 3 (tiga) buah lubang konektor dan 3(tiga) kabel ukur
yang akan digunakan. Ketiga kabel tersebut yaitu:
Kabel berwarna merah (C), dihubungkan ke lubang konektor berwarna
merah pada alat ukur, dan ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat besi
yang tersedia dan sudah ditancapkan ke bumi/tanah.
Usahakan jarak antara stick atau tongkat besi yang satu dengan yang
lainnya sekitar 5m – 10 m.
Kabel berwarna kuning (P), dihubungkan ke lubang konektor berwarna
kuning pada alat ukur, dan ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat
besi yang tersedia dan sudah ditancapkan ke bumi/tanah. Usahakan jarak
antara stick atau tongkat besi yang satu dengan yang lainnya sekitar 5m –
10 m.
Begitu juga jarak antara masing-masing stick / tongkat besi dengan titik
grounding atau pentanahan yang diukur juga harus memiliki jarak antara
5m – 10 m.
Kabel berwarna hijau (E), Kabel berwarna Hijau (E), dihubungkan ke lubang
konektor berwarna Hijau pada alat ukur (Earth Tester), dan ujung satunya
dihubungkan ke kabel penghantar pada titik Grounding atau pentanahan
yang sudah kita pasang.
Gambar 3.5 Hubungan probe Earth Tester
Setelah itu putar selektor pada alat ukur (Earth Tester) untuk kita arahkan
pada pengukuran dengan nilai tertinggi (skala 100 Ω) terlebih dahulu, lalu
tekan tombol test.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 19 dari 33
Jika jarum ukur belum bergerak atau bergerak namun sangat kecil, putar
selektor untuk mengubah satuan skala yang lebih kecil (10 Ω).
Jika jarum ukur masih bergerak hanya sedikit juga, maka bisa kita coba lagi
dengan skala ukur yang lebih kecil (1 Ω), untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang lebih akurat.
Menghitung hasil pengukuran:
Jika pada skala ukur 1 Ω, jarum ukur bergerak pada angka 2, maka hasil
pengukuran adalah :
2 x 1 Ω = 2 Ω. (Tahanan grounding baik dan benar memenuhi nilai standar)
Jika skala ukur yang kita gunakan pada pilihan selektor 10 Ω, dan jarum
ukur bergerak menunjuk angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
2 x 10 Ω = 20 Ω. (Tahanan Grounding buruk).
Jika skala ukur yang kita gunakan pada pilihan selektor 100 Ω, dan jarum
ukur bergerak menunjuk angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
2 x 100 Ω = 200 Ω. (Tahanan Grounding sangat Buruk, bahkan mungkin
tidak terpasang)
5.2 Insulation Tester
Alat untuk mengukur tahanan isolasi adalah insulation tester (Mega Ohm
Meter/Meger). Insulation tester termasuk alat ukur yang presisi yang dapat
digunakan untuk mengukur tahanan dalam batas tidak terhingga (~).
Dengan menggunakan insulation tester pengukuran suatu instalasi hasilnya
akan lebih baik daripada menggunakan multimeter, karena selain dapat
mengetahui adanya hubungan singkat juga dapat mengetahui adanya suatu
kebocoran yang terjadi pada penghantar ataupun pipa pelindung.
Gambar 3.6 Insulation Tester
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 20 dari 33
Cara mengukur tahanan isolasi
Cara pemakaian insulation tester adalah salah satu ujung probe
dihubungkan dengan salah satu penghantar dan ujung yang lainnya ke
ujung penghantar yang berbeda. Apabila akan digunakan untuk pengukuran
dengan beban terpasang maka beban dan sumber listrik dalam keadaan
tidak tersambung
Gambar 3.7 Hubungan Insulation Tester
5.3 Multimeter
Alat ini digunakan untuk mengetahui baik tidaknya hubungan-hubungan
atau sambungan penghantar dalam suatu instalasi. Dengan menggunakan
multimeter dapat diketahui pemasangan instalasi yang meliputi:
pemasangan kabel, penyambungan kabel dan pekerjaan lainya dalam
instalasi, multimeter juga dapat dipakai untuk mengukur besarnya tegangan
listrik yang mengalir di dalam suatu penghantar misalnya tegangan fasa
dengan nol atau antara fasa dengan fasa.
Gambar 3.7 Multimeter
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 21 dari 33
Cara mengukur Polaritas:
Cara mengukur polaritas, dapat menggunakan alat ukur volt meter.
Pemasangan volt meter dipasang secara paralel dengan bebannya.
Gambar 3.8 Hubungan Pengukuran Tegangan dengan Multimeter
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merakit PHB Penerangan
1. Menerapkan Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama
pelaksanaan pekerjaan.
2. Memasang Peralatan/material Pembumian sesuai dengan spesifikasi rancangan,
standar dan persyaratan yang berlaku.
3. Memasang Peralatan/material Pembumian sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi tingkat pengamanan (IP).
4. Memeriksa kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan secara terus menerus
sesuai prosedur .
5. Menguji setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan
isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan.
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Merakit PHB Penerangan
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam menerapkan, memasang, memeriksa dan menguji
perkaitan PHB penerangan.
2. Taat SOP dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan
pedoman perakitan PHB penerangan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 22 dari 33
BAB IV
MEMERIKSA PEKERJAAN
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa Pekerjaan
1. Cara Mengidentifikasi Penyimpangan yang Berkaitan Dengan Kondisi Lapangan
Untuk mengetahui penyimpangan yang berkaian dengan kondisi lapangan
ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara melakukan
pengidentifikasian. Jika ada penyimpangan yang terjadi harus segera ditetapkan
alternatif pemecahannya. Alternatif pemecahan yang dipilih diterapkan sesuai
persyaratan
Pemeriksaan pekerjaan dengan cara membandingkan dengan standar yang
berlaku dan gambar shop drawing untuk mengetahui penyimpangan yang
berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya. Hasil pengujian
perakitan pembumian juga harus dibandingkan dengan standar untuk
memastikan bahwa instalasi yang terpasang sudah sesuai.
2. Cara Menetapkan Alternatif Pemecahan Dari Penyimpangan Yang Terjadi Sesuai
Prosedur
Setelah mengetahui penyimpangan yang terjadi, selanjutnya harus ditetapkan
cara-cara perbaikan pekerjaan, yang sesuai dengan prosedur.
a. Pengujian Penghantar
Penghantar yang baik mempunyai tahanan isolasi yang besar dan tidak
kurang dari standard minimum yang diijinkan. Isolasi penghantar dapat
mengalami kerusakan/tergores karena dalam pemasangan yang kurang hati-
hati terutama pada pengerjaan penarikan kabel dalam pipa, dan kerusakan
ini akan memperkecil nilai hambatan isolasinya. Selain kerusakan isolasi
kabel juga dapat mengalami putusnya inti penghantar. Untuk mengetahui
baik/tidak nya isolasi penghnatar pada suatu instalasi dapat dilakukan
dengan mengukur besarnya tahanan isolasi memakai Insulation tester
Sesuai dengan peraturan yang berlaku tahanan isolasi pada instalasi paling
rendah sebesar 1000 ohm per volt tegangan kerja.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 23 dari 33
b. Pembumian dan Perlindungan Terhadap Kebocoran
Peraturan keselamatan listrik adalah untuk mencegah bahaya-bahaya yang
mungkin dapat terjadi pada pekerjaan kelistrikan seperti kebakaran pada
pembangkitan, pengalihan tegangan (transformasi), distribusi dan
pemakaian bahaya dari pemakaian energi listrik lainnya.
Pembumian bagi logam terbuka merupakan cara utama yang umum dipakai
di Indonesia terhadap efek kebocoran arus ke tanah. Terdapat tiga jenis
proteksi untuk peralatan dan penghantar :
- Isolasi Menyeluruh
Membungkus peralatan dengan bahan isolasi yang dapat bertahan lama
dan kuat sehingga peralatan tersebut terlindung sedemikian hingga tidak
dapat tersentuh dan tidak dapat mengalami kontak dengan logam
telanjang
- Isolasi Dobel
Alat-alat listrik atau fitting peneraangan memiliki isolasi dobel sesuai
dengan Standar Inggris yang tepat. Secara sederhana berhubungan
dengan lapisan isolasi primer dan sekunder
- Isolasi
Mengisoler logam agar tidak dapat mengadakan kontak dengan
penghantar beraliran listrik atau logam yang ditanahkan.
3. Cara Menerapkan Alternatif Yang Dipilih Sesuai Dengan Persyaratan
Alternatif pemecahannya yang dipilih diterapkan sesuai prosedur dan
persyaratan, dengan cara memperbaiki pekerjaan yang terdapat penyimpangan.
Pembumian instalasi harus dilakukan agar tidak ada kesalahan karena impedansi
yang diabaikan bagi logam yang ditanahkan akan dipertahankan; sehingga dapat
menyebabkan bahaya.
Pada gambar 4.1 memperlihatkan suatu sumber listrik dan instalasi yang lebih
disederhanakan. Pada titik suplai, netral dihubungkan ke tanah sehingga jika
sebuah penghantar berlistrik terhubung karena kurang hati-hati ke selubung
logam yang ditanahkan, tersedia suatu lintasan pengganti untuk arus gangguan
tersebut. Untuk memutus sekering, impedansi rangkaian pembumian harus
cukup rendah untuk melewati arus yang diperlukan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 24 dari 33
Gambar 4.1 Pembumian dan Perlindungan Terhadap Kebocoran
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa Pekerjaan
1. Mengidentifikasi penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun
hal lainnya
2. Menetapkan alternatif pemecahan dari penyimpangan yang terjadi sesuai
prosedur
3. Menerapkan alternatif yang dipilih sesuai dengan persyaratan
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa Pekerjaan
Harus bersikap secara:
1. Cermat, teliti dalam mengidentifikasi, menetapkan dan menerapkan alternatif
pemecahan penyimpangan.
2. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan
pedoman yang dilakukan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 25 dari 33
BAB V
MEMBUAT LAPORAN
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan
1. Prosedur Membuat Laporan Pemeriksaan Sesuai Dengan Prosedur Dan Format
Yang Berlaku
Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan / menyajikan informasi-
informasi faktual secara ringkas (concise) dan akurat, tanpa rincian-rincian yang
tidak relevan. Tujuannya untuk membantu dalam pengambilan keputusan,
menetapkan perubahan dan atau peningkatan (improvement) serta pemecahan
masalah. Laporan memuat fakta logis yang berurutan, yang dinyatakan tanpa
keterlibatan personal dan dipengaruhi oleh subjektivitas penulisnya.
a. Susunan suatu laporan
Jika membuat laporan, maka maka harus jelas dalam pikiran anda, apa yang
akan disampaikan dan bagaimana susunannya. Susunan suatu laporan dapat
terdiri atas:
1) Heading
Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementara
kepada pembaca, tentang apa laporan tersebut. Dengan heading juga ada
catatan kecil yang menyatakan kepada siapa laporan tersebut ditujukan.
2) Pendahuluan
Meskipun tidak terlalu panjang, pendahuluan suatu laporan adalah sangat
penting, karena akan memberikan “over view” tentang isi laporan, dan
pembaca akan mengetahui apakah laporan tersebut berkenaan dan
berkepentingan dengannya. Rangkuman harus akurat dan tidak boleh
menyimpang, dan menyatakan secara singkat isi dan maksud laporan
3) Isi laporan
Isi laporan biasanya merupakan bagian terbesar dari suatu laporan, yang
secara jelas menyatakan masalah dan segala sapek yang berkaitan dan
juga berisinkan analisis masalah, sifat masalah dan penyebabnya. Karena
masalah yang dilaporkan berbeda-beda, maka tidak ada ketentuan yang
baku untuk menulis isi laporan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 26 dari 33
Masing-masing laporan mempunyai kepentingan yang berbeda, jika perlu
dibagi kedalam judul dan sub-judul. Laporan mungkin berkenaan dengan:
» Suatu test/pemeriksaan yang telah dilakukan
» Suatu dimensi yang telah diambil berkenaan dengan produk
» Mungkin sketch untuk menglklarifikasi atau menjelaskan
» Jumlah komponen atau memerlukan komponen dari supplier
Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat banyak
hal, jangan ragu-ragu untuk membuat judul-judul dan sub judul, sehingga
jelas bagi yang membuatnya maupun yang harus membaca dan
memahaminya.
4) Kesimpulan
Kesimpulan akan menyimpulkan semua informasi yang telah dikumpulkan
di dalam isi laporan. Kadang-kadang kesimpulan dapat diitemasi, sehingga
pembaca dapat lebih mudan menemukan dan mengikutinya serta
memahaminya. Yang penting adalah bahwa kesimpulan harus konsisten
dengan apa yang telah ditulis dalam laporan. Jika tidak, laporan akan
kehilangan kredibilatasnya. Jika laporan cukup singkat dan hanya
berkenaan dengan satu masalah yang sederhana, maka kesimpulannya
mungkin termasuk rekomendasi dan saran-saran. Tetapi jika laporan
cukup panjang, dan berkaitan dengan sejumlah masalah dan
kemungkinan, maka rekomendasi dapat ditempatkan pada judul lain yang
terpisah.
Jika ada saran-saran berkenaan dengan sejumlah point dan digabungkan
dengan kesimpulan, laporan akan nampak kacau balau dan pembaca tidak
akan memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang ingin anda
sampaikan.
5) Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran. Rekomendasi yang anda buat haruslah
menyuarakan dan berdasarkan pada fakta yang ada pada isi laporan.
Rekomendasi dapat diitemasi . Saran yang anda ajukan harus didefinisikan
dengan baik, ringkas dan menyampaikan ide secara tepat.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 27 dari 33
6) Penutup laporan
Penutup laporan adalah penanda tanganan. Anda harus menuliskan nama
dan seksi/bagian dari mana anda berasal, kemudian tanda tangan atas
nama anda sendiri. Jika laporan telah selesai dibuat/ditulis, baca kembali
untuk memeriksa kesalahan ejaan, dan ketidak tepatan tata bahasa.
Adalah hal yang baik jika orang lain suruh membaca dan memeriksa. Orang
lain biasanya lebih objektif dari pada penulisnya sendiri.
Jika anda tidak puas dengan tulisan laporan anda, tulislah ulang dan
yakinkan tulisan anda bersih dan rapih. Anda dapat mengeditnya sendiri
pada komputer atau menyuruh orang lain. Jika laporan lebih dari satu
lember, berilah halaman untuk setiap halamannya dan distaple bersama-
sama. Sebelum menyampaikan laporan kepada orang yang dituju, buatlah
salinan/copi untuk arsip anda sendiri.
2. Cara Membuat Berita Acara Pemasangan Sesuai Dengan Prosedur Dan Format
Yang Berlaku
Berita acara kegiatan adalah laporan suatu kegiatan yang memuat keterangan
meliputi; nama kegiatan, orang yang melaksanakannya, waktu pelaksanaan, dan
tahap tahap kegiatan yang dilakukan dari awal hingga selesainya pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan
1. Mampu membuat laporan pemeriksaan sesuai dengan prosedur dan format yang
berlaku
2. Membuat Berita acara pemasangan sesuai prosedur dan format yang berlaku
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan
Harus bersikap secara:
1. Cermat, teliti dalam membuat laporan dan berita acara
2. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman
yang dilakukan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 28 dari 33
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
-
B. Buku referensi
1. Kementerian Tenaga Kerja dan Transimgrasi RI, Memasang Sistem
Pembumian, Modul KTL, Versi 2007, Jakarta, 2007
2. Materi Kursus Uji Keahlian Bidang Tenaga Listrik, APEI, 2004
3. Badan Standarisasi Nasional, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL
2011), Yayasan PUIL, 2011
4. F. Suryatmo, Teknik Listrik Instalasi Penerangan, Rineka Cipta, 2002
5. Dedy Rusmadi, Belajar Instalasi Listrik, Pionir Jaya, 2006
C. Majalah atau Buletin
-
D. Referensi Lainnya
-
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 29 dari 33
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN MATERIAL
A. Daftar Peralatan/Mesin
Alat yang digunakan :
1. Alat Ukur Resistans / Earth Ground Tester
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistans atau tahanan
grounding system pada sebuah instalasi penangkal petir yang telah terpasang.
Alat ukur ini digital, sehingga hasil yang ditunjukan memiliki tingkat akurasi yang
cukup tinggi. Diketahui bahwa pihak Dinas Tenaga Kerja (disnaker) juga
menggunakan alat ini untuk mengukur resistans, sehingga pengukuran oleh pihak
kontraktor sama dengan hasil pengukuran pihak disnaker.
2. Bus Bar Grounding
Alat ini digunakan sebagai titik temu antara kabel penyalur petir dengan kabel
grounding. Biasanya terbuat dari plat tembaga atau logam yang berfungsi sebagai
konduktor, sehingga kualitas dan fungsi instalasi penangkal petir yang terpasang
dapat terjamin.
3. Copper Butter Connector
Alat ini digunakan untuk menyambung kabel, dan biasanya kabel yang disambung
pada instalasi penangkal petir adalah kabel grounding system, karena kabel
penyalur pada penangkal petir tidak boleh terputus atau tidak boleh ada
sambungan. Setelah kabel tersambung oleh alat ini tentunya harus diperkuat
dengan isolasi sehingga daya rekat dan kualitas sambungannya dapat terjaga
dengan baik. Penyambungan kabel instalasi penyalur petir konvensional umumnya
menggunakan alat ini, karena pada penangkal petir konvensional jalur kabel
terbuka hanya dilindungi oleh tingkah laku (conduct) dari PVC.
4. Ground Rod Drilling Head
Alat ini berfungsi untuk membantu mempercepat pembuatan grounding suatu
instalasi penangkal petir, yaitu dengan cara memasang di bagian bawah copper
rod atau ground rod yang akan dimasukkan ke dalam tanah, sehingga copper rod
atau ground rod tersebut: ketika didorong ke dalam tanah akan cepat masuk
karena bagian ujung alat ini runcing. Selain itu, alat ini juga dapat menghindari
kerusakan copper rod ketika dipukul ke dalam tanah.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 30 dari 33
5. Ground Rod Drive Head
Alat ini dipasang di bagian atas copper rod atau ground rod dan berfungsi untuk
menghindari kerusakan copper rod atau ground rod bagian atas yang akan
dimasukkan ke dalam tanah. Hal tersebut karena: pada saat copper rod didorong
ke dalam tanah dengan cara dipukul, alat pemukul tersebut tidak mengenai
copper rod, akan tetapi mengenai alat ini.
6. Bentonit
Dalam aplikasi grounding system, bentonit digunakan untuk membantu
menurunkan nilai resistans atau tahanan tanah. Bentonit digunakan saat
pembuatan grounding (jika sudah tidak ada cara lain untuk menurunkan nilai
resistans). Pada umumnya, para kontraktor cenderung memilih menggunakan
cara pararel grounding rod atau multi grounding system untuk menurunkan
resistans.
7. Ground Rod Coupler
Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa segmen copper rod
atau ground rod yang dimasukkan ke dalam tanah, sehingga copper rod atau
ground rod yang masuk ke dalam tanah akan lebih panjang. Misalnya, ketika kita
akan membuat grounding penangkal petir sedalam 12 meter dengan
menggunakan copper rod, maka alat ini sangat diperlukan karena copper rod
yang umumnya ada dipasaran paling panjang hanya 4 meter.
No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan
1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Printer
3. Alat Ukur Resistans / Earth Ground Tester
4. Bus Bar Grounding
5. Copper Butter Connector
6. Ground Rod Drilling Head
7. Bentonit
8. Ground Rod Coupler
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 31 dari 33
B. Daftar Bahan
Bahan yang dibutuhkan
a. Elektrode pembumian
No. Nama Bahan Keterangan
1. Elektrode pembumian Setiap peserta
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 32 dari 33
LAMPIRAN
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul KTL.IK02.108.01
Judul Modul: Memasang Sistem Pembumian Buku Informasi Versi: 2018
Halaman: 33 dari 33
DAFTAR PENYUSUN MODUL
NO. NAMA PROFESI
1. Tri Winahyu Hariyadi Instruktur Kej. Listrik BBPLK Serang
Asesor Kompetensi Bidang Kelistrikan
Trainer Asean Skill Competitian (Electrical Installation)