lt
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
1
Aquaculture Aquacu ure
BUKU KERJA PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AKUAKULTUR
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN :
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
i
Aquaculture Aquaculture
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan boleh mengikuti praktikum apabila sudah memenuhi syarat administrasi.
2. Praktikan harus datang 15 menit sebelum praktikum dimulai. 3. Praktikan harus selalu membawa buku panduan praktikum. 4. Praktikan harus mengikuti pre test sebelum dimulai dan wajib mengikuti seluruh
materi praktikum. 5. Praktikan yang tidak mengikuti satu atau lebih materi praktikum tidak
diperbolehkan mengikuti ujian praktikum. 6. Selama pelaksanaan praktikum di laboratorium, praktikan :
a) Diwajibkan memakai jas laboratorium rapi dan lengkap sesuai dengan nama masing-masing praktikan
b) Dilarang membuat gaduh c) Praktikan harus menjaga keamanan peralatan yang digunakan d) Dilarang makan, minum dan merokok saat praktikum berlangsung e) Dilarang menggunakan alat-alat elektronik (HP) selama
pelaksanaan praktikum 7. Test (Pre Test dan Post Test) diadakan sebelum dan sesudah praktikum 8. Kerusakan alat yang digunakan karena kelalaian menjadi tanggung jawab
praktikan secara berkelompok atau pribadi. 9. Setiap selesai melaksanakan praktikum, alat-alat yang digunakan dan
meja harus dibersihkan kembali. 10. Setiap selesai praktikum, praktikan wajib meminta tanda tangan asisten
pada kartu kendali. 11. Laporan dikerjakan individu, dan dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. 12. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum dikarenakan sakit, harus
menyerahkan surat keterangan dokter maksimal 1 minggu setelah jadwal praktikum.
13. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum dikarenakan ada kegiatan lain (praktikum, dll) harus menyerahkan surat keterangan maksimal 3 hari sebelum jadwal praktikum
14. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum, wajib mengikuti praktikum susulan (inhold) dengan biaya sendiri.
15. Bagi mahasiswa yang mengulang mata kuliah wajib menunjukkan kartu puas untuk bebas praktikum.
16. Tata tertib yang telah ditetapkan wajib dipatuhi dan dilaksanakan.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
ii
Aquaculture Aquaculture
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi petunjuk dan bimbingan-Nya, sehingga tim penyusun
dapat mengerjakan dan menyelesaikan penulisan buku panduan Dasar-
Dasar Akuakultur. Buku panduan ini disusun dengan tujuan untuk
membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Dasar-Dasar
Akuakultur baik di lapang maupun di laboratorium.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih belum sempurna,
untuk itu mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya. Semoga buku panduan ini
dapat bermanfaat dan dapat dimanfaatkan pada praktikum Dasar-Dasar
Akuakultur.
Malang, November 2017
Tim Dosen dan Tim Asisten
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
1
Aquaculture Aquaculture
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 dari wilayahnya
tertutup air. Untuk itu, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam
sektor perikanan. Penambahan jumlah penduduk berpengaruh juga diberbagai
segi kehidupan manusia. Kenaikan jumlah penduduk tidak hanya menuntut
peningkatan penyediaan bahan pangan, tapi juga peningkatan dibidang
gizi. Salah satu cara memenuhi kebutuhan gizi adalah melalui pengembangan
usaha budidaya ikan.
Akuakultur adalah kegiatan membudidayakan organisme air didalam kondisi
yang terkontrol atau semi terkontrol. Budidaya pada umumnya dikelompokkan
menjadi budidaya air tawar, air payau dan budidaya air laut. Dari segi tekniknya
budidaya dikelompokkan menjadi budidaya intensif, budidaya semi intensif dan
budidaya ekstensif. Sedangkan menurut Handajani et al. (2002), budidaya
perairan atau akuakultur merupakan usaha pengolahan sumber-sumber
perikanan yang paling nasional dilakukan secara buatan atau artificial dan tidak
bergantung pada metode tradisional.
Budidaya merupakan salah satu bidang perikanan yang sangat penting
dalam penyediaan benih dan bibit ikan. Dalam dunia perikanan memegang
peranan yang sangat penting karena bergerak dalam sektor melestarikan hasil-
hasil perikanan yang sangat kaya akan kandungan protein dan sangat
bermanfaat bagi masyarakat.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari diadakannya praktikum dasar-dasar akuakultur ini adalah
mengetahui pokok - pokok dasar budidaya/akuakultur ikan serta proses-
proses budidaya yang terjadi pada organisme air.
Tujuan dari praktikum dasar – dasar akuakultur adalah mengaplikasikan
materi yang diperoleh pada saat mata kuliah dasar-dasar akuakultur
berlangsung di lingkungan, menerapkan prinsip dasar akuakultur, mempelajari
survival rate, growth rate, dan food convertion ratio, mengetahui jumlah
produksi dari organisme yang dibudidayakan, serta mengetahui kualitas air
selama proses pemeliharaaan.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
2
Aquaculture Aquaculture
2. MATERI
2.1 Akuakultur
2.1.1 Pengertian Akuakultur
Budidaya air (Aquaculture) adalah kegiatan mengembang-biakkan
organisme air dalam keadaan terkontrol maupun semi-terkontrol untuk
mendapatkan keuntungan. Budidaya organisme air meliputi:
1. Pengadaan penyediaan benih (Breeding)
2. Penebaran (Stocking)
3. Peningkatan produksi makanan alami
4. Pemberian makanan (Artifical Breeding)
5. Mengontrol parasit dan penyakit
6. Pemberantasan hama
7. Pemanenan (Harvesting)
8. Pemasaran (Marketing)
Ada dua macam budidaya dalam dunia perikanan yaitu monokultur dan
polikultur. Monokultur adalah budidaya yang dilakukan dengan memelihara
(Stocking) satu spesies ikan di dalam sebuah kolam. Sistem ini biasa digunakan
dalam budidaya intensif, karena padat penebarannya sangat tinggi serta
tergantung pada pakan tambahan. Selain itu perlu adanya aerasi tambahan dan
pergantian serta sirkulasi air yang teratur.
Polikultur merupakan salah satu jenis budidaya dengan cara memelihara
lebih dari satu jenis ikan dalam satu kolam yang sama, dengan penebaran ikan
yang mempunyai kebiasaan makan yang berbeda serta menempati ruang hidup
yang berbeda. Polikultur ditujukan untuk meningkatkan produksi dengan cara
pemanfaatan makanan alami yang lebih baik.
2.1.2 Persiapan kolam
Pengolahan tanah dasar terdiri dari pencangkulan dan perataan. Setelah itu
dinding kolam diperkeras untuk mencegah kebocoran serta memperbaiki tanggul
yang mengalami kerusakan. Pembuatan kamalir sebagai tempat berlindung ikan
atau benih sekaligus mempermudah pemanenan.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
3
Aquaculture Aquaculture
Persiapan kolam merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memulai
kegiatan budidaya. Persiapan kolam dalam budidaya perikanan meliputi berbagai
macam kegiatan diantaranya pengeringan kolam, pembalikan tanah,
pengapuran, pemupukan, pengisian air, dan perbaikan pematang sebelum
dilakukan penebaran benih. Dalam sistem budidaya, pengolahan tanah
merupakan suatu hal yang penting. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk
memperbaiki tekstur tanah agar lebih gembur sehingga memudahkan untuk
ditembus oleh akar tanaman dan menambah unsur hara melalui pemupukan.
Proses budidaya terus menerus akan mempengaruhi komposisi bahan organik
dan bahan mineral.
Cara kerja :
Kolam Tradisional (Tanah)
- Keringkan kolam untuk menguapkan gas-gas beracun.
- Bersihkan vegetasi yang mengganggu dengan menggunakan sabit.
- Tanah dibalik dengan cara dicangkul.
- Dilakukan pengapuran (100 gr/m2) dengan cara ditebar lalu diinjak-injak
agar merata.
- Selanjutnya, diberi pupuk kandang (200 gr/m2) dengan cara ditebar lalu
diinjak-injak agar merata.
- Kolam diisi air dan didiamkan beberapa hari.
Kolam Beton
- Bersihkan dinding dan dasar kolam dengan cara disikat.
- Bilas dengan air hingga bersih.
- Tutup lubang pembuangan kolam.
- Kolam dikapur (100 gr/m2) dengan cara diratakan pada dinding dan dasar
kolam.
- Kolam diisi air dan didiamkan beberapa hari.
2.1.3 Kegiatan Budidaya
Ada 5 langkah yang penting dalam melakukan kegiatan budidaya
perikanan, yaitu:
1. Pengeringan, bertujuan untuk menguapkan gas beracun dalam tanah,
mengembalikan unsur hara, tanah, memperbaiki struktur tanah, dasar kolam
dan membunuh hama dan penyakit.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
4
Aquaculture Aquaculture
2. Pengapuran, bertujuan untuk meningkatkan derajat keasaman (pH).
3. Pemupukan, bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami yang
berupa plankton, klekap dan lumut.
4. Pengisian air, sebagai media hidup pakan alami.
5. Aerasi, suatu usaha untuk mensuplai oksigen di dalam air
dengan menggunakan suatu alat aerator.
Kegiatan-kegiatan dalam budidaya meliputi :
1. Pembenihan
2. Pendederan
3. Pembesaran
4. Pemasaran
2.1.4 Tanah yang Baik untuk Budidaya
Tanah yang baik untuk budidaya adalah tanah liat sebab tanah yang
demikian ini dapat menahan air lebih lama dan mudah untuk dibuat pematang
yang kokoh. Apabila tanahnya liat dan pematangnya kokoh, itu akan menahan
genangan air setidaknya selama 5 hingga 6 bulan. Selama waktu tersebut kita
mempunyai kesempatan yang cukup untuk memelihara ikan.
Dalam sistem budidaya, pengolahan tanah merupakan suatu hal yang
penting. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah agar
lebih gembur sehingga mudah untuk ditembus oleh akar tanaman dan
menambah unsur hara melalui pemupukan. Proses budidaya terus menerus
akan mempengaruhi komposisi bahan organic dan bahan mineral.
2.1.5 Pengapuran
Kolam pemeliharaan ikan idealnya memiliki pH netral, yakni antara 6.5 -
7.5. untuk menentukan besarnya pH dapat digunakan kertas lakmus atau pH
meter. Menentukan pH agar tidak asam dilakukan dengan penambahan kapur
(CaCO3). Ketika menambahkan bahan-bahan tersebut harus dilakukan tidak
lebih dari 0.3 unit perhari. Setiap kali penambahan bahan dilakukan, pengukuran
pH juga harus dilakukan.
Apabila pH suatu perairan di bawah 6,5 perairan dikatakan terlalu asam.
Untuk menaikkan pH dapat dilakukan pengapuran dengan CaCO3. Kebutuhan
kapur untuk setiap kolam berbeda-beda tergantung dengan letak dan keasaman
kolam.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
5
Aquaculture Aquaculture
Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa
macam, yaitu:
a. Kapur pertanian yaitu kapur karbonat : CaCO3 atau CaMg (CO3)2.
Kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat
proses pembakaran tanpa langsung digiling
b. Kapur perikanan (Tohor: CaO), yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur
yang melalui proses pembakaran
c. Kapur Mati Ca(OH)2
d. Dolomite CaMg(CO3)2
2.1.6 Pemupukan
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung suatu lebih unsur hara bagi
tanah. Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh kegiatan
alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang diperlukan oleh tanah
adalah C.H.O (ketersediaan di alam masih melimpah) N, P, K, Ca, Mg, S (hara
makro, kadar dalam tanaman <100 ppm). Pembagian pupuk:
a. Pupuk kandang
- Pupuk panas: pupuk yang penguraiannya berjalan sangat cepat
sehingga terbentuk panas. Kelemahan dari pupuk panas ialah mudah menguap
karena bahan organiknya tidak terurai secara sempurna sehingga banyak yang
berubah menjadi gas. Contoh: kotoran ayam
- Pupuk dingin: pupuk yang penguraiannya berjalan sangat lambat sehingga
tidak terbentuk panas. Contoh: kotoran sapi
b. Pupuk buatan
Pemupukan mempunyai dua tujuan utama, yaitu mengisi perbekalan zat
makanan tanaman yang cukup dan memperbaiki atau memelihara keutuhan
kondisi tanah, dalam hal struktur, kondisi pH, potensi pengikat terhadap
zat makanan tanaman dan sebagainya. Guna mencapai tujuan diatas
pemupukan harus mengikuti prinsip enam tepat, yaitu: tepat jumlah, jenis,
cara, tempat, waktu dan disesuaikan dengan sifat atau jenis tanah.
Setelah dikeringkan, pematang kolam diperbaiki. Tanah dasar dicangkul
dan dibiarkan kering 2 hingga 3 hari. Pupuk organik atau pupuk anorganik
lalu ditebarkan secara merata dan kolam digenangi air 30 hingga 40 cm.
Kolam dibiarkan 5 hari hingga pakan alami tumbuh.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
6
Aquaculture Aquaculture
2.2 Kualitas Air
Akuakultur tidak akan pernah terlepas dari peranan air sebagai media hidup
ikan. Air merupakan media hidup ikan yang memiliki kapasitas besar dalam
menjaga tingkat kelulusan hidup ikan. Akan tetapi, pada hakikatnya air bersifat
universal solvent sehingga, air memiliki peluang untuk tercemar dalam jangka
waktu yang cepat. Sehingga, hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas air
dalam kegiatan budidaya.
Parameter kualitas air dibedakan menjadi 3 diantaranya parameter kualitas
air fisika, kimia dan biologi. Ketiga parameter kualitas air tersebut saling
berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Kualitas air untuk budidaya sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara
lain suhu, kandungan O2 terlarut, CO2 bebas, pH, NH3, alkalinitas dan
NO2. Setiap faktor kualitas air tersebut dapat saling berinteraksi dengan
parameter lain, sehingga dapat menyebabkan adanya perubahan terhadap
kondisi air. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan monitoring terhadap kualitas
air secara berkesinambungan karena tidak hanya sekedar berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakan (reproduksi) tetapi juga kelangsungan
hidup ikan.
Penurunan kualitas air seperti oksigen terlarut, suhu dan peningkatan
ammonia dapat menyebabkan kematian pada ikan. Seperti pH, alkalinitas,
kekerasan dan kecerahan mempengaruhi ikan, tetapi biasanya ikan tidak sampai
mengalami kematian. Setiap faktor kualitas air berinteraksi dengan dan pengaruh
parameter menyebabkan racun pada air dan dapat mematikan. Sehingga sangat
penting adanya monitoring kualitas air secara intensif selama masa
pemeliharaan dari sistem budidaya perikanan dan metode untuk monitoring
kualitas air secara intensif selama masa pemeliharaan dari sistem budidaya
perikanan dan metode untuk monitoring kualitas air akan dijelaskan dalam tulisan
ini. Kualitas air tidak hanya menentukan seberapa baik ikan akan tumbuh dalam
sistem budidaya, tapi apakah mereka mampu bertahan hidup. Kualitas air akan
mempengaruhi ikan melalui proses seperti respirasi dan metabolisme nitrogen.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
7
Aquaculture Aquaculture
2.2.1 Parameter Kualitas Air
a. Suhu
Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu perairan. Suhu
adalah salah satu faktor penting untuk kelangsungan kehidupan ikan di suatu
perairan. Suhu di perairan indonesia untuk sekarang ini semakin tinggi
fluktuasinya sehingga kelangsungan kehidupan makhluk hidup di
perairan (ikan) akan semakin terancam karena tidak mampu menyesuaikan
dengan suhu lingkungan yang terkadang tiba-tiba berubah dengan drastis
misal pada musim pancaroba. Setiap ikan memiliki batas optimal dan minimal
batas toleransi terhadap suhu di perairan. Ikan sebagian besar merupakan
hewan poikiloterm yaitu suhu tubuh yang selalu menyesuaikan dengan suhu
lingkungan.
Suhu selama proses pengeringan merupakan salah satu faktor yang
perlu diperhatikan, karena perlakuan dalam suhu tinggi secara tiba-tiba
tanpa penaikan suhu yang bertahap dapat mengakibatkan terjadi pengeringan
yang terlalu cepat dipermukaan ikan.
Cara kerja :
- Siapkan thermometer Hg.
- Celupkan ke dalam perairan selama kurang lebih 2-3 menit (usahakan
pengukuran membelakangi matahari dan thermometer tidak bersentuhan
langsung dengan tangan pengukur).
- Angkat dan baca nilai suhu pada skala thermometer (thermometer tetap
berada di dalam air).
b. Kecerahan
Kecerahan perairan adalah suatu kondisi yang menunjukkan
kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu.
Pada perairan alami kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan
aktifitas fotosintesa. Kecerahan merupakan faktor penting bagi proses
fotosintesa dan produksi primer dalam suatu perairan. Dengan diketahuinya
intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita dapat mengetahui
sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi di
dalam air. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan dan
pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat dilakukan dengan
menggunakan lempengan atau kepingan Secchi disk.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
8
Aquaculture Aquaculture
Cara kerja :
- Ambil secchi disk dan masukkan secchi disk ke dalam kolam sampai tidak tampak
- Kemudian tandai kedalaman air dengan mengikatkan karet ke tali secchi
disk dan ditandai sebagai D1
- Selanjutnya masukkan secchi disk kedalam kolam sampai tidak tampak
lalu angkat secchi disk sampai tampak pertama kali
- Setelah itu tandai kedalaman air dengan mengikatkan karet ke tali secchi
disk dan ditandi sebagai D2
- Terakhir hitung kecerahan kolam dengan rumus :
c. Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitasion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga
nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala
absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Derajat keasaman lebih dikenal dengan istilah pH. pH yaitu logaritma
dari kepekaan ion-ion H yang terlepas dalam suatu cairan. Derajat keasaman
atau pH air menunjukkan aktivitas ion Hidrogen dalam larutan tersebut dan
dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen dalam mol/liter pada suhu
tertentu atau dapat ditulis pH = -log (H)+.
Cara kerja :
- Siapkan pH Paper kemudian masukkan pH Paper kedalam kolam
- Kemudian pH Paper diangkat dan dikibas- kibaskan sampai setengah
kering
- Setelah itu cocokkan pH Paper dengan kontak standart pH
d. Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut di dalam air
karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam perairan dan difusi dengan
udara. Satuan pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah
mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air atau dalam satuan internasional
Kecerahan = �����
�
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
9
Aquaculture Aquaculture
dinyatakan ppm (part per million). Air mengandung oksigen dalam jumlah
tertentu tergantung dari kondisi air itu sendiri.
Oksigen terlarut (Dissolved oxygen) digunakan untuk bernafas, proses
metabolisme dan pembiakan. Oksigen mengandung peranan penting sebagai
indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses
oksidasi dan reduksi bahan organik.
Cara kerja :
- Catat volume botol DO
- Kemudian masukkan botol DO kedalam air perlahan dengan kemiringan
45 derajat
- Tutup botol setelah terisi penuh dan angkat dari perairan
- Buka tutup botol yang berisi sampel dan tambahkan 2 ml MnSO4 dan 2
ml NaOH + KI pekat lalu dihomogenkan dan endapkan hingga membentuk
endapan coklat
- Buang air yang bening diatas endapan, kemudian endapan yang sisa
diberi 1 – 2 ml H2SO4 pekat lalu homogenkan sampai endapan larut
- Selanjutnya beri 2–4 tetes amilum kemudian dititrasi dengan 0,025 N Na
– Thiosulfat sampai air jernih tidak berwarna
- Dicatat ml Na – Thiosulfat yang dipakai dan dimasukkan rumus:
�� = ������� � � ������ � � � ����
������ ����
e. Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida adalah gas yang tersusun atas satu atom karbon dan
dua atom oksigen. Di perairan, sumber karbondioksida utama berasal dari
hasil respirasi ikan dan difusi dari atmosfer. Atmosfer bumi mengandung
karbondioksida dengan persentase yang relative kecil (0,033%), meskipun
persentase karbondioksida di atmosfer kecil, akan tetapi keberadaan
karbondioksida di perairan relative banyak, karena karbondioksida memiliki
sifat kelarutan yang tinggi.
Kadar CO2 yang bebas didalam air tidak boleh mencapai batas
yang mematikan. Pada kadar 20 ppm sudah merupakan racun bagi
ikan dan mematikan ikan jika kelarutan oksigen didalam air kurang dari 5 ppm
(5 mg/l).
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
10
Aquaculture Aquaculture
Cara kerja :
Terdapat CO
- Ambil 25 ml air sampel ke dalam Erlenmeyer
- Tambahkan 1 – 2 tetes indicator PP
- Kemudian dihomogenkan dan diamati
- Ditetesi dengan Na2CO3 (0,045 N) sampai berubah warna pink. Dihitung dengan rumus :
�� = ������� � � ������ � 22 � 1000
���� ������
Tidak terdapat CO2
- Ambil 25 ml air sampel kedalam Erlenmeyer
- Kemudian tambahkan 1 – 2 tetes indicator PP
- Dihomogenkan dan diamati
f. Ammonia
Ammonia merupakan salah satu gas yang umum dijumpai dalam air.
Ammonia mudah tertimbun di dalam sistem perairan karena ia merupakan
hasil samping alami metabolisme ikan serta hasil penguraian sisa-sisa
makanan dan bahan organik lainnya. Ammonia merupakan hasil
perombakan asam-asam amino oleh berbagai jenis bakteri aerob dan
anaerob, ammonia dalam perairan tidak terlalu berbahaya jika air itu diberi
klor. Peningkatan kadar amoniak NH3 dalam perairan dipicu oleh tingginya
proses perombakan protein yang dilakukan oleh bakteri dan akan
menghasilkan nitrat, kadar ammonia ini juga dipicu oleh tinggi rendahnya suhu
dalam perairan tersebut karena dengan adanya fluktuasi suhu dalam perairan
akan menyaebabkan perbedaan tingkat respirasi bakteri yang akan
mengakibatkan perombakan protein dalam perairan.
Ammonia sangat mudah larut dalam air dan bereaksi menjadi
amonium dan ion hidroksil. Oksidasi ammonia juga berjalan dengan cepat
sehingga substansi ini menjadi NO2 dan NO3 pada air mengalir dengan
bantuan-bantuan bakteri pengikat nitrogen.
Cara kerja :
- Diambil air sampel sebanyak 25 ml
- Kemudian ditambahkan larutan nessler sebanyak 1 ml
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
11
Aquaculture Aquaculture
- Lalu homogenkan dan diendapkan
- Setelah itu ambil hanya larutah yang bening
- Masukkan larutan bening ke dalam cuvet dan hitung kadar amonia
dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 425 nm
g. Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
dapat tumbuh dan berkembang, sementara nitrit merupakan senyawa
toksik yang dapat mematikan organisma air. Secara alamiah kadar nitrat
biasanya rendah namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air
tanah didaerah yang diberi pupuk nitrat/nitrogen. nitrogen di perairan
terdapat dalam bentuk gas N2, NO2 , NO3 , NH3 dan NH4 serta sejumlah
N yang berikatan dalam organic kompleks. Sumber nitrogen terbesar
berasal dari udara, sekitar 80% dalam bentuk nitrogen bebas yang masuk
melalui sistem fiksasi biologis dalam kondisi aerobik.
Nitrat merupakan produk akhir dari oksidasi ammonia, nitrat ini
merupakan substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan ikan sehingga
keberadaannya dapat diabaikan. Namun, bagi hewan avertebrata seperti
udang, nitrat ini tidak tertoleransi. Pengguna nitrat adalah taman dan alga
karena berfungsi sebagai pupuk untuk pertumbuhannya.
Cara kerja :
- Pertama ambil air sampel sebanyak 25 ml dan tuangkan ke dalam cawan
porselen
- Panaskan air sampel di atas hotplate sampai kering dan membentuk
kerak
- Kemudian dinginkan dan tambahkan 2 ml asam fenol disulfonik
- Homogenkan menggunakan spatula
- Lalu diencerkan dengan aquadest sebanyak 10 ml
- Tambahkan NH4OH sebanyak 10 tetes sampai terbentuk warna
- Terakhir dihitung kadar nitrat dengan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 410 nm
h. Orthofosfat
Orthofosfat merupakan kandungan fosfat yang terlarut dalam
air. Orthofosfat juga merupakan nutrisi yang paling penting dalam
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
12
Aquaculture Aquaculture
menentukan produktivitas perairan. Keberadaan fosfat di perairan
dengan segera dapat diserap oleh bakteri, fitoplankton dan makrofita.
Diperairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai
elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik terlarut dan senyawa
organik yang berupa partikular. Fosfor berbentuk kompleks dengan ion besi
dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak terlarut dan mengendap pada
sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh alga akuatik.
Cara kerja :
- Tuang air sample 25 ml dalam erlenmeyer
- Tambahkan amonium molybdate sebanyank 1 ml dihomogenkan
- Setelah itu, tambahkan 5 tetes larutan SnCl2 dan homogenkan
- Kemudian ukur panjang gelombang pada spektofotometer dengan
panjang gelombang 690 nm
2.2.2 Spektrofotometer
Cara kerja :
- Pasang kabel pada stop kontak.
- Tekan “power” ditunggu 15 detik hingga “method”.
- Tekan nomor program dan panjang gelombang
- Masukkan larutan blanko dan tekan zero.
- Kemudian ambil larutan blanko dan masukkan cuvet berisi sampel.
- Tekan enter.
2.3 Penebaran Benih
Padat penebaran merupakan faktor penting karena terkait dengan sistem
pengelolaan. Semakin tinggi padat penebaran, semakin banyak pula kegiatan
yang dilakukan oleh pengelolaannya. Peningkatan padat penebaran
dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan pemanfaatan lahan secara
optimal. Padat tebar merupakan jumlah kepadatan ikan setiap meter persegi
(m2). Padat tebar dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Penebaran benih hendaknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pada
kedua kondisi ini umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar
kolam tidak terlalu besar. Jika perbedaan suhu air wadah benih dan air kolam
tebar cukup signifikan, maka perlu dilakukan upaya penyamaan suhu air wadah
benih secara bertahap terlebih dahulu agar benih tidak stres saat ditebarkan.
����� ����� =�����ℎ ���� ���� ������� (����)
���� ����� (��)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
13
Aquaculture Aquaculture
Kedalaman air kolam tebar pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan
ukuran benih. Sedapat mungkin hindari penebaran benih pada kondisi terik
matahari secara langsung. Sebaiknya benih ikan tidak ditebar langsung dari
wadah ke kolam. Cara yang sering dilakukan adalah menenggelamkan sekaligus
wadah dan benih ikan ke dalam kolam tebar secara hati-hati, perlahan dan
bertahap. Benih ikan akan mendapat kesempatan beradaptasi (walau sebentar)
dengan lingkungan air kolam tebar sedini mungkin meskipun masih berada
dalam wadahnya. Kemudian benih ikan dibiarkan keluar sendiri-sendiri dari
wadahnya secara bertahap menuju lingkungan air kolam tebar yang
sesungguhnya.
Cara kerja :
- Timbang ikan nila menggunakan timbangan digital.
- Setelah itu, pindahkan pada timba yang sudah berisi air.
- Selanjutnya, lakukan aklimatisasi pada air kolam selama 5menit hingga
ikan keluar dengan sendirinya ke kolam.
2.4 Konversi Pakan
Dalam kegiatan budidaya, pakan merupakan salah satu faktor utama yang
tidak bisa diabaikan atau dimarjinalkan begitu saja. Karena pakan dalam
budidaya ini akan memberikan kontribusi terbesar pada production cost atau
biaya produksi yang terus melambung. Menurut Handajani dan Widodo (2010),
dalam budidaya ikan secara intensif, pakan buatan disediakan untuk memenuhi
kebutuhan ikan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60% dari biaya produksi.
Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi
untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum,
produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan
yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci
untuk mencapai tujuantujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan.Pengetahuan
tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting dalam mendukung
pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan.
2.4.1 FCR
FCR (Food Convertion Ratio) adalah perbandingan jumlah pakan kumulatif
yang telah diberikan dengan biomass yang dihasilkan dalam waktu tertentu.
Biasa disebut rasio konversi pakan atau biasa disingkat RKP (Marindro, 2011).
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
14
Aquaculture Aquaculture
FCR merupakan kepanjangan dari Feed Convertion Ratio, artinya
beberapa rasio pakan atau definisi yang sangat mudah dipahami, FCR adalah
beberapa banyak pakan (kg) yang dialirkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan
(Sunarma, 2008). Adapun rumus dari perhitungan FCR yaitu:
FCR
2.4.2 FR
FR (Feeding rate) adalah jumlah pakan ikan yang diberikan setiap hari pada ikan
yang dibudidayakan dan biasanya diekspresikan dalam persen biomas ikan. Feeding rate
pada pemberian pakan ikan berkisar antara 3-10 % untuk ikan kecil dan 1-2 % untuk
yang lebih besar (Pter dan Swar, 2002).
Jumlah pakan yang diberikan setiap hari pada ikan yang berukuran besar semakin
berkurang dan semakin kecil ukuran ikan jumlah pakan yang diberikan semakin banyak.
Hal ini karena ikan yang berukuran kecil mempunyai masa pertumbuhan yang lebih besar
dibandingkan dengan ikan yang berukuran besar (Cholik et al., 2005). Adapun rumus
dari jumlah pemberian pakan per hari adalah sebagai berikut :
2.5 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur
dengan berat, ukuran panjang, umur, dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya hasil
proses pematangan. Sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya termasuk juga tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
2.5.1 SR
Istilah ini menunjukkan tingkat kehidupan organisme dalam satu periode
tertentu dibandingkan dengan padat penebaran pada saat tebar, variabelnya
diperoleh melalui kegiatan populasi secara periodik (Marindro, 2011).
Jumlah pemberian pakan (g/hari) = 5% x berat ikan sampling (g) x jumlah ikan yang ditebar (ekor)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
15
Aquaculture Aquaculture
Survival Rate atau biasa dikenal dengan SR dalam perikanan budidaya
merupakan indeks kelulushidupan suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya
dari mulai awal ikan ditebar hingga dipanen. Jika ikan yang hidup saat panen
banyak, dan yang mati hanya sedikit tentu nilai SR akan tinggi, namun
sebaliknya jika jumlah ikan yang hidup saat dipanen sedikit, tentu nilai SR akan
rendah. Nilai SR ini dihitung dalam bentuk angka presentase, mulai dari 0-100%,
dengan rumus:
2.5.2 GR
Growth rate adalah jumlah dari kenaikan maka sebuah spesifik variabel
pertumbuhan diiringi dengan periodenya dan koneksinya. Growth rate
berpengaruh dalam bidang ekonomi untuk perindustrian dan pemeliharaan ikan
bagaimanapun yang tinggi dari pertumbuhan di masa mendatang.
Growth Rate (GR) adalah pertambahan bobot rata-rata tiap hari. Rumus
dari Growth Rate yaitu:
GR =
Dimana,
GR = Pertumbuhan mutlak (gram/hari)
Wt = Berat rata-rata ikan pada hari ke-t (gram)
Wo = Berat rata-rata ikan pada hari ke-0 (gram)
t = waktu (hari)
2.5.3 Produksi
Menurut Az-zarnuji dan Mulyo (2009), produksi diartikan sebagai
penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya yang mampu mengubah komoditi
menjadi komoditi lainnya. Pengertian fungsi produksi adalah suatu hubungan
diantara faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya. Dalam proses
produksi tentunya membutuhkan faktor-faktor produksi dalam kegiatan budidaya
diantaranya : tanah, modal dan keahlian. Atau sitilah faktor produksi lebih sering
dikenal dengan istilah input , production factor dan biaya produksi.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
16
Aquaculture Aquaculture
Menurut Jauhari, R. Z. dan Fadholi, M. R. (2010), Rumus perhitungan
produksi dalam kegiatan budidaya:
Dimana,
Produksi (gr/Ha/hari) = GR x Density
Produksi : Jumlah produksi (gr/Ha/hari)
GR : pertambahan bobot rata-rata tiap hari (gram/hari)
Density : Kepadatan ikan dalam kolam (ikan/H)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
17
Aquaculture Aquaculture
3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Pengolahan Tanah
a. Alat dan Fungsi
- Cangkul :
- Sabit :
- Sikat :
- Cethok :
- Timba :
- Selang :
- Kamera :
b. Bahan dan Fungsi
- Pupuk Kandang :
- Kapur :
- Air :
3.1.2 Penebaran Benih
a. Alat dan Fungsi
- Timbangan Digital :
- Timba :
- Seser :
- Jaring :
- Kamera :
b. Bahan dan Fungsi
- Ikan Nila : (Oreochromis niloticus)
- Air :
3.1.3 Pemanenan
a. Alat dan Fungsi
- Jaring :
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
18
Aquaculture Aquaculture
- Seser :
- Timba :
- Timbangan digital :
- Kamera :
b. Bahan dan Fungsi
- Ikan Nila : (Oreochromis niloticus)
- Air :
3.1.4 Suhu
a. Alat dan Fungsi
-Termometer Hg :
- Nampan :
- Kamera :
b. Bahan dan Fungsi
- Air Kolam :
3.1.5 Kecerahan
a. Alat dan Fungsi
- Secchi Disk :
- Penggaris :
- Nampan :
- Kamera :
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam :
- Karet gelang :
3.1.6 Oksigen Terlarut
a. Alat dan Fungsi
- Botol DO :
- Pipet tetes :
- Buret :
- Statif :
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
19
Aquaculture Aquaculture
- Corong :
- Nampan :
- Washing bottle :
- Kamera :
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam :
- MnSO4 :
- NaOH+KI :
- H2SO4 :
- Amilum :
- Na2S2O3 :
- Tissue :
- Kertas label :
- Aquades :
3.1.7 Karbondioksida
a. Alat dan Fungsi
- Erlenmeyer 50 ml :
- Pipet tetes :
- Statif :
- Buret :
- Nampan :
- Botol 600 ml :
- Kamera :
- Corong :
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam :
- Indikator PP :
- Larutan Na2CO3 :
- Tissue :
- Aquades :
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
20
Aquaculture Aquaculture
3.1.8 pH
a. Alat dan Fungsi
- Kotak standart pH :
- Kamera :
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam :
- pH paper :
3.1.9 Nitrat Nitrogen
a. Alat dan Fungsi
- Gelas ukur 100 ml :
- Pipet tetes :
- Spektrofotometer :
- Cuvet :
- Spatula :
- Nampan :
- Washing bottle :
- Botol film :
- Kamera :
- Curve porselen :
- Hot plate :
- Crustable tang :
- Botol 600 ml :
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam :
- Asam Fenoldisulfonik:
- NH4OH :
- Aquades :
- Kertas label :
- Tissue :
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
21
Aquaculture Aquaculture
3.1.10 Amonia
a. Alat dan Fungsi
- Beaker glass 50 ml :
- Pipet tetes :
- Spatula :
- Cuvet :
- Spektrofotometer :
- Nampan :
- Gelas ukur 50 ml :
- Washing bottle :
- Botol film :
- Kamera :
- Botol 600 ml :
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam :
- Nessler :
- Aquadest :
- Tissue :
- Kertas label :
3.1.11 Orthofosfat
a. Alat dan Fungsi
- Gelas ukur 50 ml :
- Erlenmeyer 25 ml :
- Pipet tetes :
- Cuvet :
- Nampan :
- Spektrofotometer :
- Washing bottle :
- Nampan :
- Botol film :
- Kamera :
- Botol 600 ml :
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
22
Aquaculture Aquaculture
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam :
- Amonium molybdate:
- SnCl2 :
- Aquadest :
- Kertas label :
- Tissue :
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
23
Aquaculture Aquaculture
3.2 Analisis Prosedur
3.2.1 Pengolahan Tanah
a. Kolam Semi-Tradisional
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
24
Aquaculture Aquaculture
b. Kolam Beton
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
25
Aquaculture Aquaculture
c. Pengambilan Benih
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
26
Aquaculture Aquaculture
d. Penimbangan Benih
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
27
Aquaculture Aquaculture
e. Penebaran Benih
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
28
Aquaculture Aquaculture
3.2.2 Pemanenan
a. Kolam Semi-Tradisional
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
29
Aquaculture Aquaculture
b. Kolam Beton
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
30
Aquaculture Aquaculture
3.2.3 Pengukuran Kualitas Air
a. Suhu
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
31
Aquaculture Aquaculture
b. Kecerahan
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
32
Aquaculture Aquaculture
c. pH
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
33
Aquaculture Aquaculture
d. Oksigen Terlarut
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
34
Aquaculture Aquaculture
e. Karbondioksida
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
35
Aquaculture Aquaculture
f. Nitrat Nitrogen
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
36
Aquaculture Aquaculture
g. Amonia
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
37
Aquaculture Aquaculture
h. Orthofosfat
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
38
Aquaculture Aquaculture
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Hasil
a. Suhu
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
39
Aquaculture Aquaculture
b. Kecerahan
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
40
Aquaculture Aquaculture
c. pH
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
41
Aquaculture Aquaculture
d. Oksigen Terlarut
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
42
Aquaculture Aquaculture
e. Karbondioksida
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
43
Aquaculture Aquaculture
f. Nitrat Nitrogen
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
44
Aquaculture Aquaculture
g. Amonia
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
45
Aquaculture Aquaculture
h. Orthofosfat
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
46
Aquaculture Aquaculture
i. FCR
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
47
Aquaculture Aquaculture
j. SR
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
48
Aquaculture Aquaculture
k. GR
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
49
Aquaculture Aquaculture
l. Produksi
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
50
Aquaculture Aquaculture
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
51
Aquaculture Aquaculture
5.2 Saran
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
52
Aquaculture Aquaculture
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
NAMA :
NIM :
PRODI :
KELOMPOK :
PAS FOTO
3X4
No. Tanggal/Asisten Materi Praktikum Nilai TTD
1.
Tanggal :
Asisten :
PERSIAPAN KOLAM - Pengolahan Tanah - Pengapuran Kolam - Pemupukan Kolam
2.
Tanggal :
Asisten :
KUALITAS AIR DAN
PENEBARAN BENIH
3.
Tanggal :
Asisten :
PEMANENAN
Malang,
Koordinator Asisten
Solikhin NIM. 155080500111004
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
DAFTAR NAMA ASISTEN
DASAR-DASAR AKUAKULTUR 2017
Aquaculture Aquaculture
No Nama NIM No. HP
1 Solikhin 155080500111004 089681142898
2 Dhea Safitri 155080500111007 085856569559
3 M. Khafid Rizal 155080500111022 081217275075
4 Vachriza Dany R 155080500111024 081216272604
5 Rita Firmania Khoirun Nisa 155080500111049 085745078833
6 Ramanda Ahmad Rizal Rifa’i 155080500111058 085736665887
7 Sandya Pratama A.P.K 155080500111073 085645889646
8 Viola Islamia Arief E 155080501111015 082139700615
9 Khaidir Akil 155080507111014 085258410299
10 Rahma Rafika 165080500111018 087802149711
11 Fiota Lelyana Dwi Herwanda 165080500111032 085746969243
12 Fachreza Gusti Hamurdana 165080500111046 081299220435
13 Nindia Safitri Mulyanti 165080501111012 081330071291
14 Indri Eka Yuliaputri 165080501111030 085231306042
15 Firda Rabbani Razak 165080501111034 082175007056
16 Winda Fatma Sari 165080501111036 082257611766
17 Jannet Erssa Arianto Putri 165080501111054 085273328872
18 Nadiya Dinda Oktaviola 165080501111068 082333077414
19 Gesang Maulana Dwi K. 165080501111070 082234558841
20 M. Ulul Asfihani 165080507111021 089638417790