Download - Buku Saku Praktikum
……………………………………… praKATA
Assalamu Alaikum Wr. Wb.Salam Sejahterah Untuk Kita Semua.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT semoga rahmat dan karunia-Nya selalu tercurah dalam aktivfitas keseharian kita. Dan semoga apa yang kita perbuat hari ini dan esok hari selalu menjadi mamfaat dan berguna untuk kita semua.
Petrologi merupakan salah satu matakuliah dasar Geologi yang mempunyai tempat tersendiri dalam pelajaran geologi secara utuh. Sebagai matakuliah wajib petrologi tentunya tidak akan lepas dari rankaian kegiatan kuliah-praktikum-lapangan, sebab mata rantai petrologi tidak lepas dari aplikasinya dengan alam sebagai obyek pelajaran.
Untuk itu dipandang perlu adanya suatu panduan teknis dalam pelaksanaan kuliah tersebut khususnya dalam hal praktikum sebab selain inteletual seorang mahasiswa yang akan dituntut, moral juga merupakan hal yang sifatnya penting dalam praktikum.
Menyikapi hal tersebut maka kami dari tim Asisten Praktikum Petrologi dengan berbagai keterbatasan mencoba menyusun suatu Buku Saku Praktikan dengan maksud memberikan penjelasan teknis paktikum di laboratorium dan di lapangan dalam bentuk tulisan yang bertujuan supaya parktikan mampu melaksanakan tugasnya sebagai praktikan dengan baik dan teratur disamping itu diharapkan agar praktikan dapat dengan cepat meyesuaikan diri dalam kendisi praktikum petrologi.
Selamat belajar kami ucapkan semoga praktikum kali ini akan memberikan makna yang dalam dihati para praktikan sehingga apa yang anda dapatkan pada praktikum ini akan terus terukir dalam hati dan pikiran dalam mepersiapkan diri dengan matakuliah-matakuliah selanjutnya.Kesabaran merupakan kunci sukses bagi anda, namun yang perlu diingat bahwa tugas yang paling berat dalam hidup ini adalah bersabar.
Makassar, 10 September 2003
Apakah Petrologi itu ?..............
Petrologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu
Petro yang berarti batuan dan logos yang berarti ilmu. Jadi petrologi
berarti ilmu tentang batuan.
Petrologi adalah cabang ilmu geologi yang memepelajari tentnang genesa
pembentukan batuan serta hubungannya dengan proses geologi lainnya.
Batuan adalah kumpulan dari satu atau beberapa mineral dala
perbandingan tertentu. Sedangkan mineral adalah suatu padatan yang
homogen, terbentuk secara anorganik yang mempunyai komposisi kimia
dan struktur atom yang spesifik.
Untuk mendeterminasi suatu batuan perlu diperhatikan, jenis batuan,
tekstur, komposisi mineral, struktur dan nama suatu batuan berdasarkan
klasifikasi tertentu. Dari hal tersebut diatas dapat menjelaskan genensa
pembentukan batuan tersebut.Perlu diketahui, dalam petrologi ini, hanya
membahas tentang batuan secara megaskopis. Sedangkan dalam
pembahasan mikroskopis akan didadapat pada petrografi.
BATUAN DAN MINERAL
Mineral
Batuan Merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral-mineral
(Aggregate of One or more minerals). Example granite, limestone,
sandstone, schists, etc
Mineral Merupakan bahan alam padat yang tersusun dari non organik
dan mempunyai sifat fisika tertentu dan komposisi kimia yang spesifik.
Example calcite, feldsfar, quartz.
Komposisi Mineral
Elemen pembentuk mineral telah diketahui sekitar 100 unsur. Senyawa
merupakan gabungan dari dua atau lebih element. Atom materi terkecil
dan masih mempunyai karateristik dari unsur. Struktur Atom adalah
Nucleus (inti atom),Proton (Partikel Positif), Neutron (Partikel netral), dan
electron (Partikel negative – mengelilingi inti pada jarak tertentu =
Energy-level shells.) Nomor Atom adalah jumlah proton di dalam nucleus
= jumlah electron.
Ciri Fisik Mineral
1. Bentuk Kristal : Kenampakan luar mineral yang
merefleksikan susunan atom di bagian
dalamnya
2. Kilap (Luster) : Kena mpakan atau kualitas cahaya yang
dipantulkan dari permukaan mineral.
Metalik
Nom metalik (Kaca, mutiara, dammar,
lilin, sutera, lemak, dan tanah)
Sub Metalik
3.Warna : Kenampakan nyata dari suatu mineral yang
dapat dilihat pleh mata yang menunjukkan
warna khas oleh mineral tersebut.
4. Cerat (streak) : warna mineral dalam keadaam bubuk.
5. Kekerasan (hardness) : Daya tahan mineral terhadap abrasi atau
goresan.
Skala Mohs
1 Talc2 Gypsum3 Calcite4 Flourite5 Apatit6 Orthoklase (Feldspar)7 Quarts8 Topaz9 Corondum10 Diamond
6. Belahan (Cleavage) : Kecendrungan mineral untuk pecah
melalui bidan yang relatif datar.
7. Pecahan (Fracture) : Bentuk pecahan mineral tidak membentuk
bidang rata.
8. Berat jenis (Specifik gravity) : angka yang menunjukkan
perbandingan antara berat mineral dengan
berat dari volume air.
9. Tenacity : Sfat dalam dari suatu mineral.
- Brittle
- Plstis/Pleksible
- Sectile
- Ductile
- Elastis
10. Komposisi Kimia
Mineral –Mineral Silikat
- 90% dari RFM
- Feldspar lebih dominant > 50%
- Terbentuk pada waktu pendinginan magma.
- Lingkungan dan komposisi kimia magma menentukan
macam mineral terbentuk.
a. Ferromagnesian Silicates
- Berwarna Gelap
- S.G + 3.2 – 3.6
- Unsure Fe dan Mg dominant
Ex : Olivin, Pyroxene, Hornblende, Biotit, Garnet.
b. Non-Ferromagnesian Silkates
- Warna terang
- S.G + 2.7
Ex : Muskovit, kuarsa, clay, dan feldspar.
BATUAN
Secara garis besar berdasarkan proses terbentuknya, batuan penyusun
kerak bumi terdiri atas batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf, yang secara berurutan akan dibahas dibawah ini.
II.1 Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk oleh hasil pembekuan magma
yang tersusun oleh mineral-mineral yang kompak. Adapun klasifikasi dari
batuan beku tersebut didasarkan atas sifat kimia dan komposisi
mineralnya, yaitu sebagai berikut :
- Batuan beku asam, kandungan SiO2 > 66 %
- Batuan beku intermediate, kandungan SiO2 52 – 66 %
- Batuan beku basa, kandungan SiO2 45 – 52 %
- Batuan beku ultrabasa, kandungan SiO2 < 45 %
-
II.1.1 Batuan Beku Asam
Kenampakan dari batuan ini memperlihatkan warna terang atau keputihan,
kadang merah keabu-abuan atau abu-abu terang. Ukuran butir halus-kasar,
bahkan dqapat menunjukkan butiran yang sangat halus mnyerupai kaca
seperti obsidian, akibatpembekuan yang sangat lambat. Selain itu juga
dapat ditemukan ukuran yang sangat kasar seperti pegmatit. Batuan beku
asam dapat ditemukan dalam bentuk Batholith, Laccolith, Lapolith dan
intrusi besar lainnya. Batuan beku asam cenderung membentuk suatyu
tubuh intrusi yang besar karena sifat kekentalan magmanya yang tinggi,
sehingga tidak bisa melalui celah-celah yang sempit dalam bentuk dyke
atau sill. Ciri khas dari batuan beku asam adalah kelimpahan dari potash
feldspar dibanding jenis plagioklas. Temperatur pembekuan batuan beku
asam sekitar 800o C. Kondisi ini kebanyakan tidak mampu melarutkan
batuan sampingnya, sehingga tingkat proses asimilasi yang terjadi kecil.
Sebaliknya banyak ditemukan xenolith-xenolith terutama pada tepi tubuh
batuan beku luarnya. Yang termasuk batuan beku asam yaitu : Granit,
Aplit, Pegmatit, Riolit, Obsidian, Pumis, Sienit Dan Trakit.
II.1.2 Batuan Beku Intermedit
Batuan beku intermedit berwarna agak lebih gelap dari pada batuan beku
asam yaitu abu-abu hingga abu-abu kehitaman . Mempunyai ukuran butir
halus sampai kasar. Bentuk intrusi dari batuan beku inrtermedit ini
kebanyakan termasuk Laccolith, Lapolith, Dtyke dan Sill. Bentuk-bentuk
intrusi ini dikontrol oleh kekentalan magmanya yang menengah. Sebagian
dapat melalui celah-celah yang agak sempit dalam bentuk dyke atau sill.
Komposisi jenis-jenis feldspar sudah mulai adanya perimbangan antara
potash feldspar dan plagioklas. Temperatur pembekuan sekitar 900oC,
proses asimilasi mulai nampak dan dapat ditemukan xenolith-xenolith
sifatnya basa pada tepi tubuh intrusi atau pada batuan beku luarnya.
Berdasarkan perbandingan jenis-jenis feldsparnya, maka batuan beku
intermedit dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan yaitu :
- Batuan dengan komposisi potash feldspar dan plagioklas
hampir sama; terdiri dari granodiorit – andamellit – monzonit dan
latit – dasit.
- Batuan dengan komposisi plagioklas lebih dominan dari
pada potash feldspar , terdiri dari : diorit – tonalit dan andesit –
dasit.
Batuan beku intermedit paling banyak memperlihatkan pelapukan
spheroidal, karena banyak mengandung mineral feldspar. Lebih lagi
apabila batuan ini telah mengalami kenaikan tekanan dan temperatur.
Mineral-mineral felsdpar yang telah mengalami pelapukan tersebut dapat
menjadi mineral-mineral kaolin. Baik gejala spheroidal maupun
kaolinisasi dapat ditemukan pada batuan beku intermedit yang telah
megalami pensesaran.
II.1.3 Batuan Beku Basa
Batuan beku basa memperlihatkan warna gelap hitam oleh mineral-
mineral ferromagnesian dan mineral-mineral plagioklas basa. Ukuran
butir dari batuan ini adalah halus hingga kasar. Batuan beku basa dalam
bentuk intrusi kebanyakan dyke, sill, apophyse dan lelehan. Bentuk intrusi
tersebut berhubungan dengan sifat magmanya yang memiliki kekentalan
rendah (encer) sehingga dapat memasuki celah-celah sempit atau dapat
berupa lelehan yang luas di permukaan. Pada permukaan batuan beku luar
dari batuan beku basa ini, kadang ditemukan vesiculasi-vesiculasi sebagai
kesan bahan-bahan volatil. Batuan beku basa sering pula memberikan
bentuk permukaan seperti susunan balok atau pahoe-hoe, yang terbentuk
pada pembekuan magma yang encer. Sedangkan magma yang kental atau
asam biasanya membentuk seperti susunan tali atau ropy.
Temperatur pembekuan dari batuan beku basa sekitar 1000o C, dimana
dapat terjadi proses asimilasi dengan baik apabila batuan sampingnya
lebih asam. Meskipun demikian, kadang masih ditemukan xenolith dari
batuan yang sama atau yang beku basa (ultra mafic). Disekitar penyebaran
batuan beku basa, ditemukan setempat-setempat batuan intermediate
dengan penyebaran kecil sebagai akibat hasil asimilasi magma basa
dengan batuan samping yang bersifat asam atau dapat pula terbentuk
melalui proses differensiasi magma. Biasanya dapat ditemukan pada
bagian tepi dan atas tubuh intrusi batuan beku basa. Yang termasuk batuan
beku basa adalah Gabro, Diabase, Basal dan Trachyte.
II.1.4 Batuan Beku Ultrabasa
Batuan beku ultrabasa adalah batuan yang tersusun oleh mineral-mineral
ferromagnesium sehingga kenampakannya sangat gelap atau hitam.
Batuan ini mudah lapuk terhadap air hujan seperti halnya Batugamping
karena sifatnya yang tidak tahan terhadap kondisi asam. Kenampakannya
hampir sama dengan permukaan Batugamping dengan lubang-lubang atau
torehan air hujan. Bentuk dan tipe dari tubuh batuan beku ultrabasa belum
dapat diketahui dengan jelas karena batuan ini merupakan batuan dasar
samudera yang umurnya lebih tua.
Kehadiran suatu singkapan ultrabasa didaerah kontinen sangat berkaitan
erat dengan gerak-gerak tektonik masa lampau di daerah tersebut dan
biasanya batuan ini berasosiasi dengan batuan metamorf dan batuan
sedimen tua. Kehadiran ultrabasa ini biasanya diakibatkan oleh ubduksi,
sehingga banyak memberikan batas litologi dan zona sesar naik. Sebagai
akibat aktivitas tektonik, batuan ultrabasa banyak mengalami
penghancuran atau penggerusan, kekar-kekar dan metamorfisme dinamik
yang disertai dengan proses kloritisasi, serpentinisasi, dan lain-lain.
Temperatur pembekuan batuan beku ultrabasa adalah diatas 1000o C dan
secara teoritis proses asimilasi berjalan sempurna. Oleh karena kondisi
pembekuan batuan beku ultrabasa pada kedalaman dan tekanan yang
besar, serta urutan kristalisasi dari mineral penyusunnya yang mengkristal
dengan tingkat kristalisasi yang relatif sama sehingga bentuk kristal dari
batuan beku ultrabasa adalah anhedral-subhedral. Pada batuan ini tidak
ditemukan mineral felspar lagi.
Yang termasuk batuan beku ultrabasa adalah sebagai berikut :
- Dunit, yaitu batuan beku plutonik dengan komposisi 90 %
Olivin.
- Peridotit, yaitu batuan beku plutonik dengan komposisi
Piroksin dan Olivin (10 – 50 %).
- Piroksenit, batuan beku plutonik dengan komposisi 90 %
Piroksin.
- Limburgit, yaitu batuan beku lelehan dari batuan ultrabasa
dengan tekstur afanitik.
II.2 Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan batuan yang paling banyak tersingkap di
permukaan. Batuan ini menyebar secara horizontal kurang lebih 75 %
menutupi permukaan bumi. Namun secara vertikal penyebarannya sangat
tipis dibanding jenis batuan lainnya.
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk melalui proses
sedimentasi baik secara fisika maupun secara kimia atau organik. Pada
sebagian sedimen organik dapat terbentuk melalui proses diagenesis
langsung terhadap bahan-bahan organisme seperti pada pembentukan
batugamping terumbu. Proses fisika berlangsung selama sedimentasi
meliputi perombakan batuan induk, transportasi, perubahan sifat fisik
mineral rombakan , pengendapan kompaksi dan selanjutnya diikuti oleh
proses kimiawi yaitu proses diagenesis dan sementasi.
Batuan sedimen yang terbentuk melalui proses sedimentasi memiliki
kenampakan yang berbeda dengan batuan lainnya. Bentuk dan teksturnya
mencerminkan adanya kesan pengendapan selama pembentukannya.
Faktor yang berperan dalam pembentukan batuan sedimen adalah aspek
mekanik, kimiawi dan biologis. Dalam hal ini akan dibahas secara
terpisah dalam dua kelompok, yaitu sumber material sedimen dan
lingkungan pengendapan.
II.2.1 Sumber Material Sedimen
Adapun sumber-sumber material sedimen adalah sebagai berikut :
Aktivitas vulkanik, yaitu material klastik atau rombakan yang
dikeluarkan oleh aktivitas vulkanisme sebagai bahan piroklastik
berupa bomb, block, lapili dan debu-debu vulkanik serta
material piroklastik lainnya.
Pelapukan mekanik, hasil perombakan melalui pelapukan
mekanik terhadap singkapan suatu batuan akan mengalami
transportasi kemudian terakumulasi pada suatu cekungan,
kemudian terjadi kompaksi, diagenesis, sementasi dan litifikasi.
Larutan-larutan dalam air, berupa garam-garaman yang
hancur dan lapuk baik di darat maupun di laut pada kondisi
tertentu dapat terjadi reaksi kimia membentuk endapan mineral-
mineral baru.
Material organik, yaitu sisa-sisa makhluk hidup yang mati
kemudian terendapkan dalam batuan.
Evavorasi
II.2.2 Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan merupakan suatu daerah tempat suatu batuan
sedimen terbentuk yang melibatkan aspek fisika, kimia dan biologi.
Untuk analisis dan penentuan lingkungan pengendapan suatu batuan
sedimen dapat dilakukan dengan memperhatikan struktur-struktur
sedimen yang terdapat pada batuan tersebut yang sangat dipengaruhi oleh
ketiga faktor yang telah disebutkan di atas. Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam analisis lingkungan pengendapan adalah faktor
asosiasi dan jenis litologi serta paleontologisnya.
II.3 Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk atau berasal dari batuan
yang telah ada sebelumnya yang mengalami proses metamorfisme yaitu
perubahan fisik dan kimia batuan akibat penagruh temperatur dan tekanan
yang tinggi.
Adapun proses-proses metamorfisme yang terjadi adalah metamorfisme
kontak, metamorfisme dinamik dan metamorfisme regional.
II.3.1 Metamorfisme Kontak
Metamorfisme kontak adalah suatu proses metamorfisme yang terjadi
akibat penerobosan magma. Faktor yang paling berpengaruh adalah
temperatur, sedangkan tekanan kurang berpengaruh. Sifat batuan dari
metamorfisme kontak menunjukkan perubahan kimia yang menonjol,
struktur kurang berfoliasi, tekstur kurang teratur dan penyebarannya
mengikuti zona intrusi.
Metamorfisme kontak terbagi tiga jenis, yaitu :
Pyrometamorfisme
Pneumatolysa
Hydrothermal
II.3.2 Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme dinamik terbentuk oleh adanya pergeseran atau dislokasi
lapisan bumi. Faktor yang paling berperan adalah perubahan tekanan.
Pembentukan kekar, sesar atau lipatan oleh gerak tektonik dapat memicu
terjadinya proses metamorfisme dinamik.
II.3.3 Metamorfisme Regional
Metamorfisme regional berkembang pada daerah yang luas dan oleh
pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi berhubungan dengan
gerakan lempeng, baik secara tektonik maupun non tektonik. Pengaruh
tekanan dan temperatur yang tinggi dapat membentuk mineral-mineral
tekanan (stress minerals) seperti serisit, muscovit, stourolit dan lain-lain.
Metamorfisme regional dapat dikenal berdasarkan tekanan dan temperatur
pembentukannya.
TATA TERTIB PRAKTIKUM1. Praktikan wajib mentaati seluruh tata tertib laboratorium
sebagaimana yang telah disepakati.2. Praktikan wajib memakai baju berkerah dan sepatu tertutup selama
mengikuti seluruh kegiatan praktikum.3. Praktikan wajib mengikuti praktikum dan asistensi laporan sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.4. Praktikan wajib hadir pada saat pelakasanaan Asistensi Acara
Praktikum.5. Praktikan wajib untuk mengikuti praktikum tepat waktu dengan
toleransi waktu 5 menit.6. Sebelum dilaksanakan praktikum praktikan wajib mengikuti responsi
acara praktikum.7. Perlengkapan wajib praktikum adalah :
Alat tulis menulis Penuntun Praktikum Petrologi Format praktikum sesuai dengan acara yang akan
dipraktikumkan Literatur “Rocks and Minerals “ Loupe (kaca pembesar) dengan perbesaran minimal 10 X Larutan HCL Alat tambahan lainnya yang direkomendasikan sesuai dengan
acara yang akan dipraktikumkan pada saat Asistensi Acara 8. Asistensi Laporan pertama dilaksanakan maksimal 3 hari setelah
praktikum dilaksanakan.9. Asistensi Laporan harus dilakukan di dalam lingkungan kampus
Universitas Hasanddin.10. Laporan dikumpul pada saat praktikum acara berikutnya dilaksanakan.11. Laporan harus ACC sebelum dikumpul.12. Praktikum wajib menyerahkan Tugas Pendahuluan sebelum acara
praktikum dimulai. 13. Praktikan berhak mendapatkan penjelasan tentang materi praktikum dari
Asisten.14. Praktikan berhak menggunakan fasilitas laboratorium sesuai dengan
kebutuhan praktikum dengan bimbingan dari Asisten.15. Apabila praktikan berhalangan, maka praktikan harus melapor kepada
Koordinator Asisten minimal 1 (satu) hari sebelum praktikum dilaksanakan.16. Persentase penilaian adalah Tugas Pendahuluan (10%), Responsi
(10%), Laporan (40%), dan Ujian (40%).17. Praktikan dinyatakan lulus praktikum jika total nilainya > 50.18. Dan hal-hal lain yang belum diatur, akan diatur dikemudian .
KETENTUAN UMUM PRAKTIKUM
A. PRAKTIKUM PETROLOGI
Praktikum Petrologi secara umum merupakan kesatuan integral dari proses
perkulihan yang ada pada jurusan Teknik Geologi khususnya pada mata
kuliah Petrologi yang disajikan pada semester Awal 2003/2004.
Praktikum Petrologi ini dimaksudkan sebagai suatu bentuk salah satu
Aplikasi Ilmu Geologi yang berorientasi pada pengenalan batuan secara
bersistem pada pengamatan laboratorium yang kaitannya dalam komposisi
batuan, genesa dan pengklasifikasian batuan, sehingga hasil yang diharapkan
yang berupa kemapuan peserta untuk mengetahui, memahami dan selanjutnya
menganalisa suatu batuan baik itu di Laboratorium maupun di alam terbuka
nantinya.
B. ACARA PRAKTIKUM
Praktikum Petrologi ini dilaksanakan di Laboratorium Batuan dan Mineral
dengan mata acara sebagai berikut :
Pengenalan Mineral dan Batuan
Pembawa Acara : Amiruddin S , Irawan dan Ledyantje
Batuan Beku I
Pembawa Acara : Hasrul Rachmat ,Aliahni dan Asri Arifin
Batuan Beku II
Pembawa Acara : Wo. Prita Amaliah dan Ridwan Soumena
Batuan Beku III
Pembawa Acara : Amiruddin S. dan Ledyantje
Batuan Pyroklastik
Pembawa Acara : Asriati Latief , Muh.Hud Astin dan Irawan
Batuan Sedimen Klastik & Non Klastik
Pembawa Acara : Asriati Latief dan Asri Arifin
Batuan Sedimen Karbonat
Pembawa Acara : Wo. Prita Amaliah, Aliahni dan Asri Arifin
Batuan Metamorf I
Pembawa Acara : Hasrul Rachmat dan Ridwan Soumena
Batuan Metamorf II
Pembawa Acara : Aliahni, Muh Hud Astin, dan Ledyantje
C. WAKTU PELAKSANAAN
Sesuai dengan jadwal praktikum Petrologi Semester Awal 2003/2004
direncanakan dilaksanakan selama sekitar 12 (dua belas ) Minggu dimulai
dari minggu II September dan berakhir pada minggu II Desember.
D. RESPONSI
Responsi adalah salah satu test atau ujian bagi praktikan sebelum mengikuti
praktikum, yang dimaksudkan untuk menilai sejauh mana pengetahuan
praktikan terhadap materi praktikum yang akan diberikan. Nilai standar dari
responsi ini adalah 50 dan jika praktikan mendapatkan nilai dibawah standar
tersebut, maka ia dinyatakan wajib mendapatkan tugas Penalti.
E. TUGAS PENDAHULUAN
Tugas Pendahuluan merupakan suatu jenis tugas tertulis yang diberikan oleh
Asisten penanggung jawab acara kepada praktikan sesuai dengan materi
praktikum yang akan diberikan pada saat Asistensi Acara. Tugas
Pendahuluan ini juga merupakan suatu syarat masuk untuk praktikan yang
ingin mengikuti prraktikum.
F. PAKAIAN PRAKTIKAN
Pakaian wajib untuk seorang praktikan adalah baju berkerah dan sopan serta
sepatu tertutup hal ini dimaksudkan agar praktikan dapat terlindunga dari
kecelakaan laboratorium yang mungkin terjadi.
G. ASISTENSI ACARA
Kegiatan ini adalah pemberian materi praktikum yang diberikan oleh Asisten
pembawa acara dan pada asistensi acara ini pula diberikan Tugas
Pendahuluan, dan untuk praktikan Asisten Acara ini adalah wajib.
H. LAPORAN
Laporan adalah suatu bentuk tulisan yang merupakan hasil pengamatan
laboratorium yang didapatkan pada saat praktikum. Laporan ini terlebih
dahulu harus dikonsultasikan kepada Asisten dan jika laporan tersebut telah
dianggap memenuhi syarat maka asisten akan memberikan keterangan ACC.
I. ASISTENSI LAPORAN
Kegiatan ini berupa suatu bentuk pertemuan antara asisten dengan
praktikan yang mengkonsultasikan hasil pengamatan laboratorium yang
telah dilengkapi terlebih dahulu sesuai dengan petunjuk dari asisten.
Kegiatan Asistensi laporan harus dilakukan didalam lingkungan kampus
Universitas Hasanuddin. Asistensi I dilakukan tiga hari setelah praktikum
dilaksanakan (tidak terhitung hari Ahad, Hari Raya dan Hari Libur lainnya).
Dan pada saat kegiatan tersebut harus di buktikan dengan pengisian kartu
kontrol dan lembar asistensi oleh Asisten.
J. ASISTEN
Praktikum Petrologi di asuh oleh Dosen Mata Kuliah Petrologi Jurusan
Terknik Geologi dengan Asisten Dosen sebagai berikut :
Amiruddin S. (Koordinator) Hasrul Rachmat Ridwan Soumena Asri Arifin Muh. Hud Astin Irawan Asriati Latief Wo. Prita Amaliah Aliahni Ledyantje
K. KELULUSAN
Praktikan dianggap melulusi praktikum Petrologi jika memenuhi syarat
kelulusan. Syarat kelulusan tersebut adalah nilai total standar adalah > 50 .
Dengan Perhitungan sebagai berikut:
Nilai Tiap Acara = ( (TP x 10%)+(Respon 10%)+(Lap. x 40)+(Ujian x 40%))
NILAI TOTAL = ( ( Acara I + Acara II +………….. + Acara IX ) / 9)
AGENDA PRAKTIKUM PETROLOGI
I. PENGENALAN MINERAL DAN BATUAN Asistensi Acara 8 September
2003 Praktikum Minggu II
September 2003II. BATUAN BEKU I
Asitensi Acara 15 September 2003
PraktikumMinggu III September 2003
III. BATUAN BEKU IIAsistensi Acara 22 September 2003Praktikum Minggu IV
September 2003IV. BATUAN BEKU III
Asistensi Acara 29 September 2003Praktikum Minggu I
September 2003V. BATUAN PYROKLASTIK
Asistensi Acara 6 Oktober 2003Praktikum Minggu II Oktober
2003
UJIAN MID PRAKTIKUM Minggu IV Oktober 2003
VI. BATUAN SEDIMEN KLASTIK & NON KLASTIK
Asistensi Acara 13 Oktober 2003 Praktikum Minggu III
Oktober 2003 VII. BATUAN SEDIMEN KARBONAT
Asistensi Acara 20 Oktober 2003 Praktikum
Minggu IV Oktober 2003VIII. BATUAN METAMORF I
Asistensi Acara 27 Oktober 2003 Praktikum Minggu I
November 2003IX. BATUAN METAMORF II
Asistensi Acara 10 November 2003Praktikum Minggu II
November 2003
UJIAN PRAKTIKUM 30 Nopember 2003
Note : Jadwal dapat diundur dan berubah sewaktu-waktu, jika terjadi hal-hal yang sifatnya prinsipil.
JADWAL PRAKTIKUM PETROLOGI
Hari : Senin Hari : Selasa Hari : Rabu Hari :KamisJam : 14.00 –17.00 Wita Jam : 14.00 –17.00 Wita Jam : 14.00 –17.00 Wita
Jam : 14.00 –17.00 Wita
Siti Aminah Sri Kurniati A A.Junaedi AbdriadiYulisanti Irmayanti Agussalim Doddy L.Ilmiah Harun Natalia ARD Anggi Enos
Linda AliYulianti B. Muh. Syafii Dewi Sartika
Tenri AbengAndi Adhar Y a n n y Serlianti P
RosdianaHaswardi A Supardi Abu Bakar
Helmin ASukarman Yusri LK Didik ES Sintia YSyahrir Cornelius J.H Buanergis YB SumarniAli Imran Ferson T Hendrik Nias SuhariaL.M.Syawal Andi Riafial Syamsul Bahri
Evert N.SAddy FW Gunawang K. Sudi Suryana Patrisia VR i d w a n Subhan A. F a j a r
Muh.ChaerulN u r d i n J a s m a n Sri Juli L Evi DesianiYhan Palingan Arief W. F i r m a n A m r i sR i s m a n Muh Rikmal Arief H
Muh.AsnawiMuh.Arifin NoFal F Ismail AD Fadli S.Fitriati Nurahman A Andi Junaedi Hendra R.
L.A.Anas SaktiawanNasruddin
Pengawas: Pengawas: Pengawas: Pengawas:
1. Hasrul Racmat 1. Wo.Prita A 1.Aliahni 1.Asriati Latief2. Ladyantje 2. Ridwan S. 2.Asri Arifin 2.Muh.Hud A3. Asri Arifin 3. Irawan 3. Ledyantje 3. Irawan
Note : Tidak diperkenankan kepada praktikan untuk pidah waktu praktikum tanpa sepengetahuanKoordinator Asisten
KELOMPOK ASISTENSI
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
A m i r Wahyuddin Andi AdharN u r d i n
Anggi Enos Fitriati Sudi SuryanaEvert N.S.
Ridwan Yhan P. Ferson T.Buanergis Y.B
Sri Kurniati A. Evi Desiani Hendrik Nias L.M.Syawal P.
Andi Junaedi Abu Bakar R i s m a nRosdiana
Tenri Abeng Firman Sintia Y. L.A. AnasGunawang Muh Rikmal Yusri
Arief H.Natalia ARD
Kelompok V Kelompok VI Kelompok VII KelompokVIII
Nasruddin F a j a r Doddy L. Natalia ARDSri Julilestari Narahman Abbas Muh.Chaerul Arief W.Naufal Fariz Yulisanti Ilmiah Harun Muh.Arifin A.Andi Rifial J a s m a n Didik Eka S. SuhariaPatrisia Vista Muh.Rikmal Hendra H. Ali ImranSumarn S y a h r i r M. Asnawi Saktiawan
Muh Arifin Fadli Sangkala Nurrahman A Ali Imran
Kelompok IX Kelompok X
Irmayanti Y a n n yMuh.Syafii A.K Addy Firmansy
Subhan A. Linda AliSyamsul Bahri Helmin Asri
Yulianti Banne A m r i s Supardi R. Abriadi Sukarman Agussalim
JADWAL ASISTENSI
Acara Praktikum
NamaAsisten
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Amiruddin S. I II III IV V VI VII VIII IX
Hasrul Rachmat II III IV V VI VII VIII IX X
Ridwan Soumena III IV V VI VII VIII IX X I
Muh.Hud Astin IV V VI VII VIII IX X I II
Asri Arifin V VI VII VIII IX X I II III
Irawan VI VII VIII IX X I II III IV
Asriati latief VII VIII IX X I II III IV V
Wo. Prita Amaliah VIII IX X I II III IV V VI
Aliahni IX X I II III IV V VI VII
Ledyantje X I II III IV V VI VII VIIII
ALAMAT ASISTEN
Nama Asisten A l a m a t dan No.Telepon
Amiruddin S.BTP Blok AC II/358, Tamalanrea, MakassarNo. Telepon : (0411) 581580
Hasrul Rachmat No. Telepon : 081342604413
Ridwan SoumenaNo. Telepon :
Muh.Hud Astin Markas SKL HMG FT-UH SC-206No. Telepon : 081524124823
Asri ArifinNo. Telepon :
Irawan Komp. NTI Blok M No 6 TamalanreaNo. Telepon : (0411) 589678
Asriati latief
Jl.Kerungkerung No.1A Lr.47 MakassarNo.Telepon: 0411)444386/081524039354
Wo. Prita AmaliahNo Telepon : (0411) 587645
Aliahni
Komp. BTN KNPI Blok A9/No.4 DayaNo.Telepon : (0411)512857/ 08152515687
LedyantjeJl. Telepon VI/No. 178 TelkomasNo. Telepon : 081342692951