Download - BULBUS dan FIBROMATOSIS
BULBUS & FIBROMATOSIS
KELOMPOK 4NIM: 07/KG/8174 -
07/KG/8210
MEDIKASI PASCA BEDAH
MEDIKASI PASCA BEDAH
PROSEDUR BEDAHPROSEDUR BEDAH
KLASIFIKASIKLASIFIKASI KONTRAINDIKASIKONTRAINDIKASI
INDIKASIINDIKASI
ETIOLOGI ETIOLOGI
PENGERTIANPENGERTIAN
BULBUS & FIBROMATOSIS
BULBUS & FIBROMATOSIS
PENGERTIAN
o Pembesaran tumor jinak yang tumbuh perlahan, progresif, yang dapat menempati gingiva marginal, gingiva cekat, dan papila interdental
o Pembesaran karena adanya peningkatan komponen jaringan ikat pada submukosa
ETIOLOGI
MultifaktorialHerediterTidak dapat diketahui pasti,tetapi
dapat dilihat dari 3 faktor :sifat rentan masing-masing individu, faktor lokal (food debris, plak gigi, karies), serta aksi dari substansi kimiawi dan metabolitnya
(Chaturvedi, 2009).
INDIKASI
Enlargement gingiva.Pembesaran gingiva menutupi
permukaan oklusal gigi.Pertumbuhan gigi decidui dan gigi
permanen terhambat.Gingiva tampak lobular, kemerahan,
terkadang diikuti resorpsi tulang alveolar.
(Anegundi, 2006)
KONTRAINDIKASI
• Adanya vascular atau microvascular disease.
• Bulbus dan fibromatosis tidak mengganggu kondisi rongga mulut.
• Infeksi pada pasien.
(Krokidis, 2008)
KLASIFIKASIMenurut Ngan(2007), Berdasarkan usia (remaja dan
dewasa) dan lokalisasi (superfisial dan dalam):
Remaja (Juvenile) Dewasa (Adult)
•Congenital generalized fibromatosis (infantile myofibromatosis)•Aponeurotic fibroma•Infantile digital fibromatosis•Aggressive infantile fibromatosis•Fibromatosis colli•Dermatofibrosis lenticularis (Buschke-Ollendorf syndrome)
Superficial (fascial) Fibromatoses•Palmar (Dupuytren contracture) dan plantar (Ledderhose disease) fibromatosis•Penile fibromatosis (Peyronie disease)•Knuckle pads•Dermatofibroma•Nodular fasciitis•Elastofibroma•Fibrous papule of the face
Deep (musculoaponeurotic) Fibromatoses•Desmoid tumours (aggressive fibromatosis)•Abdominal fibromatosis•Intraabdominal fibromatosis
KLASIFIKASI
Berdasarkan penatalaksanaan medikamen, di antaranya:
• Juvenile Fibromatosis• Fibromatosis Colli• Infantile Mandible Fibromatosis• Infantile Myofibromatosis• Fibromatosis Hyalinica Multiplex• Idiopathic Gingival Fibromatosis• Hereditary gingival fibromatosis
(Jaju, 2009)
PROSEDUR BEDAH Administrasi anestesi lokal. Gigi yang terlibat akan tampak adanya
kegoyahan, sebaiknya juga dihilangkan. Insisi pada alveolar ridge dan gingiva
yang mengalami hiperplasi pada sebelah bukal dan lingual.
Dilakukan eksisi pada lesi dengan membuat bevel secara hati-hati agar tidak melukai nervus lingualis dan mentalis.
Dilakukan penghalusan alveolar ridge. Dilakukan suturing dengan teknik
interrupted.
Gb. 1. Gambaran radiograf menunjukkan adanya penipisan akar molar rahang bawah dan area resorpsi tulang.
Gb.2. Gambaran klinis kasus pada gambar 1 yang menunjukkan adanya pembengkakan lobular pada gingival.
Gb.3. Insisi sepanjang alveolar ridge dan meluas ke arah lingual dan bukal.
Gb.4. Pengambilan gingival yang mengalami hiperplasi secara gradual dengan bersegmen-segmen.
Gb.5. Gambaran klinis setelah pengambilan lesi.
Gb.6. Dilakukan suturing dengan teknik interrupted
Gb.7. Gambaran klinis setelah 3 bulan pasca bedah.
Gb.8. Gingiva hiperplasi dan gigi yang diambil.
MEDIKASI PASCA BEDAH
Analgesik untuk meredakan rasa sakit pasca bedah.
Antibiotik untuk mencegah risiko infeksi
Antiinflamasi untuk meredakan peradangan yang terjadi.
Roburantia untuk mempercepat penyembuhan jaringan.
Gargarisma
TERIMAKASIH