EDISI 003
Buletin PUSTEKLIM
A. Penanggung Jawab : Nao Tanaka
B. Editor : Juni.R
C. Tim Redaksi :
1. Juni Rachmadansyah
2. Yuni Supriyati
3. Ajeng Thanti Pratiwi
4. Clause Merton
iii
Jl.Kaliurang Km.7 Gg. Jurugsari IV, No. 19, Sleman Yogyakarta
Tel : 0274 – 885247 Fax. 0274 – 885423
www.PUSTEKLIM.org
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera,
Gonjang – ganjing masalah limbah di Indonesia menjadi hangat akhir – akhir ini. Meskipun masih kalah dengan isu politik tanah air dan tidak terlalu tampak di media masa, ternyata permasalahan limbah di lapangan cukup ramai diperdebatkan. Yang sering kita dengar diantaranya prahara sungai Citarum, Ciliwung, dan Kali Item, yang mana salah satunya menyandang predikat sungai ter-kotor di dunia. Kebanyakan kita suka menyalahkan atau menyasar pelaku pencemaran badan air (misalnya sungai) adalah kegiatan usaha atau industri. Memang, air limbah yang dikeluarkan oleh kegiatan usaha atau industri (pabrik misalnya) volume-nya terlihat sangat besar jika dibandingkan dengan air limbah yang dibuang oleh perorangan, akan tetapi jika kita jumlahkan, ternyata air limbah yang dihasilkan oleh jutaan masyarakat setiap hari jauh lebih besar daripada air limbah yang dikeluarkan oleh kegiatan industri. Pada kegiatan industri, biasanya di pabrik telah dilengkapi dengan sistem pengolahan air limbah atau IPAL. Sementara itu, limbah dari kegiatan rumah tangga, baru sekian persen saja yang sudah diolah dengan IPAL domestik.
Mengacu pada baku mutu air limbah di dalam peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan tahun 2016, kita ketahui untuk memenuhi baku mutu tersebut, proses pengolahan air limbah domestik secara anaerobik sudah tidak memadai. Artinya, pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan septic tank ataupun dengan anaerobik baffled reactor yang sering digunakan di Indonesia, sudah tidak mampu mencapai baku mutu tersebut. Oleh karenanya, pengolahan air limbah harus dilengkapi pula dengan pengolahan secara aerobik. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya pengolahan air limbah domestik dengan benar dan memenuhi baku mutu yang ada, membutuhkan usaha yang serius dan tak kenal lelah dari berbagai pihak. PUSTEKLIM terus berusaha membuka wawasan dan mengedukasi masyarakat untuk mengerti teknologi pengolahan air limbah yang efektif dan efisien. Dalam tahun kedua (2018) ini dari proyek PUSTEKLIM fase IV, penerapan IPAL komunal dengan RBC lattice 3 Dimensi semakin luas. Banyak kelompok pengelola dan pemanfaat IPAL komunal (KPP) berkeinginan mengikuti program penyebarluasan IPAL komunal yang ditingkatkan dari PUSTEKLIM. Namun, karena keterbatasan PUSTEKLIM, maka KPP tersebut harus mengantri untuk menerima dukungan teknologi aerobik RBC lattice 3 Dimensi dari PUSTEKLIM. Hal ini membuktikan, ternyata pola pikir masyarakat Indonesia yang hidup di millenium ketiga ini sudah banyak yang dewasa dan sadar pentingnya menjaga lingkungan hidup. Oleh karenanya peran dan kerjasama pemerintah dan LSM seperti PUSTEKLIM selayaknya dapat lebih dimajukan lagi untuk terus melakukan perbaikan sanitasi yang ada di Indonesia.
Dengan semangat yang luar biasa ini, semoga kemajuan sanitasi di Indonesia akan semakin baik, di pulau Jawa, maupun di luar Jawa. Untuk daerah di luar Jawa yang kondisi sanitasinya masih sangat tertinggal, sebaiknya dipersiapkan dari sekarang sebelum menjadi semrawut dan awut-awutan walaupun daerahnya belum terlalu padat. Demikian, semoga bermanfaat. Terima kasih,
(J.R)
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yogyakarta, 27 September 2018
iv
Jl.Kaliurang Km.7 Gg. Jurugsari IV, No. 19, Sleman Yogyakarta
Tel : 0274 – 885247 Fax. 0274 – 885423
www.PUSTEKLIM.org
DAFTAR ISI
Bimbingan Teknis IPAL Komunal yang Ditingkatkan – Agustus
2018, Yogyakarta
Bimbingan Teknis di Kabupaten Pati, Kabupaten Semarang – jawa
tengah, dan Kabupaten Pasuruan – Jawa Timur
Kualitas Efluen (Air Olahan) dari Proses Anaerobik dan Proses
Aerobik
Kemajuan Proyek Penyebarluasan IPAL Komunal Berbasis
Masyarakat Secara Intensif Di Indonesia Tahun Kedua (2018)
IPAL Jongkang, Sleman-Yogyakarta
1
Bimbingan Teknis IPAL Komunal yang Ditingkatkan – Agustus 2018,
Yogyakarta
ada bulan Agustus 2018 PUSTEKLIM kembali mengadakan pelatihan
atau bimbingan teknis (BimTek) perancangan sistem IPAL komunal
berbasis masyarakat yang ditingkatkan. Acara ini dilaksanakan di kota
Yogyakarta dengan mengundang peserta dari Dinas Pekerjaan Umum, Badan
Lingkungan Hidup, TFL serta perusahaan swasta dari berbagai daerah, termasuk dari
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta dan Sumatera Selatan.
Pelatihan ini diikuti sebanyak 42 peserta.
Seperti seringkali disampaikan sebelumnya tentang keunggulan pengolahan air
limbah secara kombinasi anaerobik – aerobik menggunakan teknologi RBC lattice 3
Dimensi, dalam pelatihan ini dititik beratkan pula tentang bahaya ataupun ancaman
coliform yang hidup bebas di dalam kondisi anaerobik. Oleh karenanya IPAL
seharusnya tidak hanya menerapkan pengolahan anaerobik saja, tapi harus pula
P
Bimbingan Teknis di Yogyakarta (April 2018)
2
menerapkan pengolahan aerobik yang bisa mengurangi ancaman bakteri coliform
yang berbahaya. Dalam paparan materi, disampaikan parameter – parameter yang
menjadi karakter dari air limbah domestik misalnya COD , BOD , TSS, Coliform,
Amoniak, dan juga minyak atau lemak. Parameter – parameter ini adalah dasar
untuk perhitungan dalam perancangan IPAL; selain tentu saja flow pattern air
limbah. Flow pattern artinya seberapa besar debit air limbah yang dikeluarkan,
dalam tempo tertentu pada tiap siklus pengeluaran air limbah tersebut.
Misalnya limbah domestik kita; pengeluaran air limbah paling banyak dilakukan
pada pagi hari, mulai jam 4 hingga jam 8, kemudian di siang hari, pengeluaran air
limbah menurun. Selanjutnya pengeluaran air limbah akan kembali tinggi pada sore
hari, mulai jam 5 hingga jam 7 malam, dan kemudian menurun hingga besok
paginya. Dengan mengetahui flow pattern ini, kita dapat menentukan peak flow dari
debit air limbah, sehingga kita dapat menghitung volume tiap bak dengan benar.
Materi selanjutnya adalah perhitungan – perhitungan dalam perancangan IPAL
komunal domestik, misalnya bagaimana menghitung kebutuhan volume bak
sedimentasi, bak Anaerobik Baffled Reactor dan juga perhitungan yang digunakan
3
untuk desain sistem pengolahan aerobik dengan RBC lattice 3 Dimensi. Dalam
merancang IPAL komunal, perhitungan mengenai volume/dimensi bak sangat vital,
karena volume bak menentukan lamanya HRT atau Hydrolic Retention Time yang
dibutuhkan untuk memberikan kesempatan terjadinya reaksi penguraian pollutant
dalam air limbah oleh mikroba di dalam IPAL. Apabila HRT tidak mencukupi (karena
bak terlalu kecil), maka hasil pengolahan menjadi kurang baik, namun apabila HRT
terlalu lama (karena bak terlalu besar), akibatnya adalah biaya konstruksi untuk bak
akan menjadi terlalu mahal. Khusus untuk bak sedimentasi awal, dalam perhitungan
perancangan, harus dihitung juga volume lumpur/sediment yang akan terbentuk
dalam selang waktu tertentu (hingga waktu pengurasan), misalnya 6 -12 bulan sekali.
Para peserta pelatihan mengikuti
dengan sangat antusias kegiatan ini dan
dapat menyerap materi dengan sangat
baik dan menggunakan materi tersebut
untuk memecahkan persoalan ujian yaitu
mendesain sendiri sistem IPAL komunal
domestik, dan selanjutnya hasil kegiatan
tersebut dibahas bersama di hari kedua
pelatihan. Para peserta pelatihan juga
diajak berkunjung ke IPAL komunal Tirto
Mili, yang berada di Jongkang, Desa
Sariharjo, Kec. Ngaglik – Sleman,
D.I.Yogyakarta. IPAL Jongkang sebelumnya
hanya menerapkan teknologi anaerobik,
kemudian para pengurus berinisiatif untuk
meningkatkan kualitas pengolahan air limbah mereka, karena sadar akan pentingnya
pengolahan kombinasi anaerobik – aerobik dan mengetahui bahwa teknologi RBC
lattice 3 Dimensi adalah pilihan teknologi unggulan untuk mengolah air limbah
secara aerobik. Setelah renovasi dengan penambahan RBC lattice 3 Dimensi, dan
dengan semangat masyarakat setempat dalam bergiat menjaga kondisi sanitasi yang
baik, hasilnya IPAL Tirto Mili terbukti dapat meningkatkan kualitas air olahannya,
4
sehingga masyarakat Jongkang berhasil meraih penghargaan juara pertama dalam
lomba “Sanitasi Award Kabupaten Sleman 2018”.
IPAL Tirto Mili merupakan IPAL komunal berbasis masyarakat yang baik untuk
dijadikan sebagai contoh, karena dari segi teknologi yang diterapkan maupun
kepengurusan sudah cukup ideal. Hal inilah yang menarik dinas PU dan TFL serta
KSM dari Kabupaten Semarang yang berkeinginan membangun IPAL komunal,
melakukan studi – banding ke IPAL Tirto Mili pada 21 Juli 2018.
Memang selain teknologi yang baik, kunci utama kesuksesan suatu fasilitas yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang dioperasikan secara swadaya,
adalah faktor masyarakat itu sendiri yang mampu menjaga dan merawat dengan
penuh kesadaran dan penuh rasa tanggung jawab.
Pengurus IPAL Jongkang bersama para TFL dan Tim dari PU Semarang
5
Bimbingan Teknis di Kabupaten Pati , Kabupaten Semarang - Jawa Tengah,
dan Kabupaten Pasuruan – Jawa Timur
engan tujuan agar informasi tentang teknologi IPAL komunal yang
ditingkatkan tersampaikan dengan baik kepada berbagai kalangan
yang berkepentingan, agar mampu menerapkan dan merancang IPAL
tersebut, PUSTEKLIM melakukan pelatihan – pelatihan atau bimbingan teknis di
berbagai kota. Bimbingan teknis pertama tahun 2018 dilakukan di kabupaten
Semarang pada 2 – 3 April. Acara itu dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari TFL,
KSM dan KPP. Sesudah paparan dari Bidang Cipta Karya DPU kab Semarang tentang
pelaksanaan “Program Lingkungan Sehat dan Permukiman”, materi pelatihan dari
PUSTEKLIM dipresentasikan dan didiskusikan.
DPU kabupaten Semarang berminat memakai sistem PUSTEKLIM untuk 18 unit
IPAL komunal yang akan dibangun di sana pada tahun 2018. Tergantung pada pilihan
masyarakat dari masing-masing tempat, jika masyarakat setuju, maka IPAL dengan
teknologi yang ditingkatkan menggunakan RBC Lattice 3 Dimensi akan dibangun.
Acara ini diadakan di kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang. Dalam
BimTek tersebut terungkap berbagai masalah teknis yang cukup sering dihadapi oleh
TFL maupun KSM dalam membangun IPAL komunal. Dalam diskusi yang terjadi
selama BimTek, disampaikan berbagai solusi teknis yang dapat dilakukan ketika
menghadapi permasalahan dan tantangan teknis di lapangan.
D
Bimbingan Teknis di Kab. Semarang (April 2018)
6
BimTek Kab.Pati
Survey lokasi IPAL (Desa Bulu Manis Kidul)
Setelah mengadakan BimTek
di Semarang, PUSTEKLIM
menyelenggarakan BimTek di
Kabupaten Pati pada 18 April
2018. Acara ini dihadiri 46
peserta dari Staf DPU, KUPT
SPALD, TFL, Kepala Desa, para
Ketua beserta anggota KSM yang
lokasinya menjadi calon
pembangunan IPAL pada tahun
2018 dan juga lokasinya
mendapat bantuan hibah alat RBC pada tahun 2017. Sesudah dibuka oleh Bapak
R.Faizal. ST,MT selaku kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, presentasi
materi BimTek dilakukan oleh PUSTEKLIM, selanjutnya diadakan sesi diskusi. Dalam
sesi diskusi tersebut, kepala desa dan ketua KPP IPAL dari desa Sumur dan desa
Mojomulyo yang mendapat
bantuan RBC pada tahun
2017 menyampaikan bahwa
mereka menyaksikan efluen
(air olahan) dari sistem
PUSTEKLIM jernih dan tidak
berbau, sehingga mereka
merasa puas dan berterima
kasih kepada PUSTEKLIM.
Dengan adanya pesan dan
kesan yang baik dari
pengguna tersebut, KSM dari 4 desa yang akan membangun IPAL komunal baru
untuk tahun ini berminat memakai sistem PUSTEKLIM. Juga ada KSM dari 1 desa
yang sudah punya IPAL dengan sistem anaerobik yang berharap menambah RBC
sebagai renovasi. Hari selanjutnya, dilakukan survei untuk 4 lokasi yang direncanakan
dibangun IPAL komunal pada tahun 2018.
7
BimTek Kab.Pasuruan
Selanjutnya, dilakukan BimTek
di Kabupaten Pasuruan pada 15 Mei
2018. Acara tersebut di hadiri 22
peserta terdiri dari perwakilan KPP
dan KSM, TFL, Pemerintah Desa,
Dinas Kesehatan dan PUSKESMAS.
Sesudah dibuka oleh Bapak Ikhwan
Adi selaku Kepala Bidang Air Bersih
dan Sanitasi, presentasi materi
pelatihan dilakukan PUSTEKLIM,
selanjutnya dilakukan diskusi.
Seperti BimTek di Pati, ada
penyampaian kesan dan pesan dari ketua KSM yang lokasi tempatnya mendapat
bantuan RBC pada tahun 2017 lalu. Mereka menyampaikan terima kasih dan merasa
sangat terbantu dengan adanya RBC dan mereka berharap kerjasama ini bisa terus
terjalin kedepannya agar lingkungan tetap terpelihara dengan baik. Hari berikutnya
dilakukan survei lokasi di mana akan dibangun IPAL pada tahun 2018.
Survey lokasi IPAL (Desa Candiwates)
8
Kualitas Efluen (Air Olahan) dari Proses Anaerobik dan Proses Aerobik
Dr. Nao Tanaka
Co-Direktur PUSTEKLIM
Standar Baku Mutu Permen LHK 2016 dan Proses Pengolahan untuk Memenuhinya
Sejak tahun 2016, baku mutu air limbah domestik menjadi jauh lebih ketat dari
pada baku mutu sebelumnya (Tabel.1). BOD dan TSS dijadikan dari 100mg/L ke
30mg/L, Minyak dan Lemak dijadikan dari 10mg/L ke 5mg/L. Selain itu, ditambah
empat parameter baru yaitu: COD (100mg/L), Amoniak(10mg/L), Total Coliform
(3.000/100mL)※ dan Debit (100L/orang/hari).
※Sebagai referensi, baku mutu efluen dari IPAL tersentralisasi di Jepang biasanya “3.000/mL”. Sedangkan
baku mutu “3.000/100mL” ini jauh lebih ketat dari baku mutu Japang tersebut.
Parameter Permen-LH-2014 Permen-LH-2016
pH 6 – 9 6 – 9
BOD 100 mg/L 30 mg/L
COD – 100 mg/L
TSS 100 mg/L 30 mg/L
Minyak dan Lemak 10 mg/L 5 mg/L
Amoniak – 10 mg/L
Total Coliform – 3000 /100 mL※
Debit – 100 L/orang/hari
Untuk memenuhi baku mutu baru ini, atau dengan kata lain untuk menjaga
kondisi lingkungan hidup serta kondisi sanitasi kita yang baik, bagaimana proses
pengolahannya ? Tabel 2 memperlihatkan kualitas air olahan dari berbagai proses
pengolahan air limbah. Dari tabel ini, bisa mengetahui bahwa tidak ada proses
anaerobik yang bisa memenuhi baku mutu, sedangkan semua proses aerobik bisa
memenuhi atau hampir memenuhi baku mutunya.
Tabel.1 Baku Mutu Air Limbah Domestik
9
Baku Mutu 30 100 30 10
Sistem Pengolahan Kualitas Efluen (Air Olahan)
BOD (mg/L) COD (mg/L) SS (mg/L) Amoniak (mg/L)
An
aero
bik
Septic Tank + Anaerobik Filter 40 – 80 100 – 200 30 – 60 >15
UASB 70 – 100 180 – 270 60 – 100 >15
UASB+ Anaerobic Filter 40 – 80 100 – 200 30 – 60 >15
Aer
ob
ik
Conventional Activated Sludge 15 – 40 45 – 120 20 – 40 <5
Submerged Aerated Filter 15 – 35 30 – 100 20 – 40 <5
Rotating Biological Contactor 15 – 35 30 – 100 20 – 40 5 – 10
Mengapa Kualitas Efluen Anaerobik Terbatas ?
Pertanyaan berikut adalah: mengapa kualitas efluen proses anaerobik tidak
memadai, sedangkan kualitas efluen proses aerobik memadai. Untuk itu, waktu
seminar internasional Indonesia dan Jepang pada Agustus 2015, ada penjelasan
ilumiah dari prof.Hideki Harada (Univ.Tohoku, Jepang).
Beliau menjelaskan: pengolahan air limbah dengan proses anaerobik adalah
satu rangkaian reaksi berurutan dan jenis mikroba yang terlibat dalam setiap tahap
reaksi berbeda-beda, maka jika konsentrasi polutan organik air limbah menjadi
semakin rendah, efisiensi proses anaerobik sangat menurun. Sedangkan untuk
pengolahan air limbah dengan proses aerobik, hanya satu sel mampu mendegredasi
polutan organik sampai produk final, yaitu CO2 dan H2O, maka jika konsentrasi
polutan air limbah menjadi rendah pun, proses aerobik masih efektif.
Artinya,reaksi yang terjadi dalam proses anaerobik adalah satu seri reaksi
mulai dari hydrolysis, acidgenesis, kemudian acetogenesis sampai methanogenesis
sebagai tahap akhir. Untuk setiap tahap, jenis mikroba yang berperan dalam
reaksinya berbeda-beda. Hydrolysis dan acidgenesis terjadi oleh primary-fermenting
bacteria, sedangkan acetogenesis terjadi oleh secondary-fermenting bacteria,
Marcos von Sperling, “Wastewater Characteristics, Treatment and Disposal” IWA, 2007
Tabel 2.Kualitas Efluen dari Berbagai Proses Pengolahan
Kurang memenuhi Memenuhi Hampir memenuhi
10
kemudian methanogenesis terjadi oleh methanogens (Gambar 1). Oleh karena itu,
produk acidgenesis dari primary-fermenting bacteria harus bertemu dengan jenis
mikroba yang lain - secondary-fermenting bacteria untuk reaksi berikutnya.
Kemudian produk dari acetogenesis harus bertemu dengan mikroba methanogens
untuk reaksi methanogenesis. Sedangkan untuk proses aerobik, hanya dengan satu
sel mikroba aerobik, semua reaksi sudah bisa selasai. Jika reaksinya multi-tahap
seperti proses anaerobik, dan konsentrasi polutan organik menjadi rendah, tidak
hanya tahap pertama tetapi tahap-tahap berikut juga laju reaksinya menjadi rendah,
maka laju reaksi secara keseluruhan akan menurun secara signifikan. Sedangkan jika
tahapnya cuma satu seperti proses aerobik, dengan konsentrasi polutan organik
rendah pun, laju reaksinya tidak terlalu menurun.
Prof.Hideki Harada sudah menjelaskan alasannya mengapa BOD yang mewakili
konsentrasi polutan-polutan organik biodegradable dari efluen proses anaerobik
kurang memadai. Juga, jika BOD nya tinggi ternyata COD juga tinggi, maka hampir
menjelaskan COD efluennya yang kurang memadai juga. Mengenai amoniak, dengan
proses anaerobik tidak bisa diolah, bahkan amoniak adalah produk dari proses
anaerobik, maka bisa menambah amoniak. Mengenai jumlah Total Coliform juga
sangat memerlukan proses aerobik untuk menurun secara drastis. Dengan
Organic Waste
(protein, carbohydrate, lipid....)
Hydrolysis
Monomers primary-fermenting (amino acid, sugar, long-chain fatty acid) bacteria
Acidgenesis
Intermediates
(fatty acids, alcohols, lactate..etc.)
secondary-fermentingAcetogenesis syntrophic bacteria
Hydrogen Acetate
C1 Compounds homoacetogenic bacteria
(acetate-oxidizing bacteria) methanogens
hydrogen-utilizing
methanogens
acetate-utilizing
methanogens
①
②
③④
CH4, CO2
Gambar 1. Metabolisme Seri dalam Pengolahan Air Limbah secara Anaerobik
Oleh Dr.Tadashi Tagawa, National Institute of Technology, Kagawa College
Oleh Dr.Tadashi Tagawa, National Institute of Technology, Kagawa College
11
pengalaman PUSTEKLIM, E-Coli (salah satu Coliform yang mewakli) dari efluen RBC
adalah 3% dari E-Coli influen RBC.
Pilihan Teknologi Proses Aerobik
Karena proses anaerobik sesuai dengan iklim tropis dan juga tidak
membutuhkan listrik, maka kita masih tetap memanfaatkannya. Tetapi jika proses
anaerobik saja, kualitas air olahan kurang memadai. Sehingga PUSTEKLIM
merekomendasikan sistem kombinasi proses anaerobik dan aerobik, di mana air
limbah diolah dengan proses anaerobik dulu, kemudian air olahan dari proses
anaerobik diolah lagi dengan proses aerobik sebagai finishing. Jika dibandingkan
denan sistem yang aerobik semua, proses aerobik dalam sistem kombinasi ini bisa
dijadikan jauh lebih kecil karena sebelumnya ada pengolahan proses anaerobik,
maka hemat listrik. Sedangkan kualitas efluennya bagus karena ada proses aerobik.
Dengan demikian bisa mendapatkan proses yang hemat listrik, sekaligus kualitas
efluennya bagus.
Pertanyaan berikutnya: untuk proses aerobik dari sistem kombinasi tersebut,
teknologi apa yang tepat guna untuk IPAL komunal ? Untuk proses aerobik yang
tipikal dan biasa diterapkan ada tiga jenis, yaitu lumpur aktif (Activated Sludge
Process), Contact Aeration dan RBC (Rotating Biological Contactors).
Item Lumpur Aktif Contact Aeration RBC
Investasi Awal (Lebih Sesuai Skala Besar) Kecil Sedang
Pemakaian Listrik Besar Besar Kecil
Volumetric Organic Loading Kecil Kecil Besar
Masalah yang Sering Dihadapi Bulking Clogging Clogging
Monitering Mengecek MLSS Mikroba tidak kelihatan Mikroba kelihatan
Yang Lain Pengolahan Excess Sludge dibutuhkan Backwash dibutuhkan
Tabel.3 Perbandingan Berbagai Proses Aerobik
12
Untuk proses lumpur aktif, ternyata tidak sesuai untuk IPAL komunal karena
pengoperasiannya tidak begitu mudah dan pemakaian listriknya besar. Jika
membandingkan Contact Aeration dan RBC, dari segi investasi awal, Contact
Aeration mempunyai kelebihan. Tetapi dari segi biaya operasional, RBC lebih unggul
karena pemakaian listriknya lebih sedikit. Dari segi pengoperasian dan perawatan,
RBC lebih gampang karena hanya memutar cakram saja dan situasi mikroba selalu
kelihatan, sedangkan Contact Aeration, mikroba tidak kelihatan dan membutuhkan
backwash untuk membersihkan media secara berkala. Di antara jenis-jenis RBC yang
ada, RBC Lattice Tiga Dimensi paling efisien dan ekonomis. Oleh karena itu,
PUSTEKLIM menrekomendasikan RBC Lattice Tiga Dimensi sebagai pilihan teknologi
yang tepat untuk proses aerobik IPAL komunal.
Aerobic Treatment (RBC – Lattice 3 Dimensi)
Typical IPAL Komunal yang direkomendasikan PUSTEKLIM
Pre-treatment
Anaerobik Treatment
Post- Treatment
13
Kemajuan Proyek Penyebarluasan IPAL Komunal Berbasis Masyarakat
Secara Intensif di Indonesia tahun Kedua (2018)
A.C.Merton
enyusul kegiatan proyek di tahun pertama yang dilaksanakan dengan
lancar; proyek fase IV di tahun kedua ini semakin menjangkau dan
dapat diaplikasikan di komunitas – komunitas masyarakat di daerah
yang lebih luas. Pada tahun kedua ini daerah yang telah mencoba teknologi IPAL
komunal PUSTEKLIM pada tahun pertama, berminat untuk menambah lagi IPAL
komunal dengan teknologi PUSTEKLIM. Selain itu, terdapat pula lokasi atau daerah
baru yang tahun ini tertarik untuk mencoba mengaplikasikan teknologi IPAL komunal
PUSTEKLIM, karena sadar bahwa memang kualitas efluen (air olahan) lebih bagus.
1. Kab.Pati – Jawa Tengah
Untuk daerah Pati seperti halnya pada tahun 2017, untuk tahun 2018 ini, secara
umum proyek ini juga berjalan lancar. Adapun daerah yang tahun ini membangun
IPAL dengan teknologi PUSTEKLIM di Kabupaten Pati yaitu,
a. Cebolek Kidul RT 02/RW 06 & RT 02/RW 03
Cebolek Kidul RT 02/RW 06 & RT 02/RW 03 Kec. Margoyoso (60 KK) KSM
Harapan Mandiri (Ketua:Muhammad Kholiluzzair).
M
Diskusi antara perangkat Desa Cebolek Kidul dan
PUSTEKLIM beserta TFL dan Dinas PUTR Kab. Pati
14
b. Puncel RT 03/RW 04 Kec. Dukuhseti (±60 KK) KSM Tirta Agung
(Ketua:Mukhlisin)
Rencana melayani 62 Rumah di komplek RT 03/RW 04 secara teknis lokasinya
sangat strategis untuk dibangun IPAL komunal mengingat kontur kemiringan-nya
bagus sehingga nanti bisa mengandalkan aliran secara grafitasi dan masyarakat
sudah sangat siap, mereka menyampaikan kalo bisa agar segera cepat dilaksanakan
pembangunan.
c. Banyutowo RT 03/RW 01 Kec. Dukuhseti (84 KK) KSM Tunggul Wulung
(Ketua:Edi Sudarno)
Untuk Desa Banyutowo, jumlah KK yang dilayani rencana 99 KK, di daerah ini
terdapat tempat mengolah ikan hasil tangkapan nelayan kecil, yang mana selama ini
air limbahnya masih dialirkan ke parit.
Diskusi antara perangkat Desa Puncel dan PUSTEKLIM
beserta TFL dan Dinas PUTR Kab. Pati
Survey lokasi dan Diskusi bersama perangkat Desa
Banyutowo , PUSTEKLIM beserta TFL dan Dinas PUTR Kab.
Pati
15
d. Bulumanis Kidul RT 05/RW 02 Kec. Margoyoso (62 KK) KSM Sumojoyo
(Ketua:Sukardi)
Rencana Jumlah yang dilayani ada 62 KK. Secara teknis kendala yang dihadapi
yaitu jarak pipa paling jauh 1 km dan IPAL dibuat di dalam tanah, agak susah
dikarenakan pada saat proses pengerjaan penggalian sekitar dua meter sudah keluar
air sehingga akan dibuat desain-nya di atas tanah dan secara geografis konturnya
datar tidak bisa mengandalkan grafitasi saja sehingga harus menggunakan pompa.
e. Tlogomojo RT 01, RT 03/RW 01 Kec.Batangan (80 KK) KSM Tlogo Makmur
Tlogomojo (Ketua:Sukadi)
Untuk Tlogomojo, mereka sudah punya IPAL, namun ingin ditingkatkan lagi agar
lebih baik lagi. Ketika ditanya apakah mau jika berkontribusi juga untuk biaya pasang
listrik baru sekitar Rp. 3 juta, mereka sanggup. IPAL dibangun dengan dana DAK th
2017. IPAL dirancang untuk 60 KK, sekarang pemanfaat berjumlah sekitar 80 KK (RT
03/RW 01, RT 01/RW 01). Tersedia lahan yang cukup untuk tempat RBC.
Kelima lokasi tersebut sampai saat ini masih dalam proses konstruksi sipil.
2. Kab. Wonosobo – Jawa Tengah
Sebelumnya di Wonosobo, telah dibangun beberapa IPAL dengan teknologi
PUSTEKLIM di tahun 2017. Pada tahun 2018 ini Wonosobo menambah lagi IPAL
komunal dengan teknologi PUSTEKLIM, yaitu kombinasi anaerobik – aerobik dengan
Diskusi antara perangkat Desa Bulumanis dan PUSTEKLIM
beserta TFL dan Dinas PUTR Kab. Pati
16
RBC lattice 3 Dimensi, berlokasi di Kel.Kalibeber RT03/RW06, Kec. Mojotengah,
Kab.Wonosobo. Saat ini pemasangan RBC lattice 3 Dimensi telah selesai dilakukan
dan menunggu peresmian. IPAL komunal Kalibeber sendiri dirancang untuk kapasitas
80 KK dan dibangun pada tahun 2017. Sehingga untuk IPAL komunal Kalibeber ini
penambahan sistem aerobik dengan RBC lattice 3 Dimensi termasuk kasus renovasi.
3. Kab. Bandung – Jawa Barat
Di Kabupaten Bandung, IPAL berlokasi di Desa Rancamanyar, Kec.Baleendah,.
Untuk lokasi ini awalnya proses berjalan lancar, namun ternyata terdapat beberapa
permasalahan yang sangat krusial, yaitu berkaitan dengan kondisi sosial yang ada,
namun pada akhirnya kesepakatan untuk meningkatkan kondisi IPAL yang ada bisa
dicapai, dan kini masyarakat siap untuk melakukan renovasi IPAL komunal yang
mereka miliki dengan mengadopsi teknologi PUSTEKLIM. IPAL ini melayani ± 100
sambungan.
Penyerahan Maintenance Kit dan Training singkat
Operation & Maintenance RBC lattice 3 Dimensi
17
4. Kab. Sleman – D.I. Yogyakarta
a. Mendiro, Ngaglik
IPAL Mendiro sudah sangat bagus dan menjadi juara IPAL komunal beberapa
kali, namun pengurus IPAL berkeinginan untuk lebih meningkatkan lagi kondisi
IPAL mereka melalui kerjasama dengan PUSTEKLIM. IPAL ini melayani ±100 KK
sambungan.
Pengecekan kondisi IPAL existing di Rancamanyar,
Bandung-Jawa Barat
RBC lattice 3 Dimensi pada IPAL Mendiro
18
Saat ini pembangunan sudah selesai, dan alat RBC lattice 3 Dimensi sudah
beroperasi. Saat ini proses pertumbuhan mikroba aerobik masih dalam tahap
stabilisasi.
b. Legowo, Selomartani
Sama halnya dengan daerah yang lain, setelah mengetahui pentingnya
pengolahan dengan sistem kombinasi anaerobik dan aerobik seperti RBC lattice 3
Dimensi pada sistem IPAL komunal, maka para pengurus IPAL komunal ingin
mengaplikasikan teknologi ini, dan tidak mau ketinggalan IPAL komunal Legowo
di daerah Selomartani Sleman. Tahun ini juga akan memasang RBC lattice 3
Dimensi.IPAL ini melayani ± 100 KK sambungan.
c. Berbah
Masih di Sleman, kali ini pondok pesantren di Berbah – Sleman (pondok
pesantren Ibnul Qoyyim) mengaplikasikan teknologi IPAL dari PUSTEKLIM.
IPAL Legowo, Selomartani
Pengecekan lokasi dan diskusi tentang rencana
pembangunan IPAL pesantren Ibnul Qoyyim
19
Untuk pesantren ini, secara teknis tidak ada masalah, dan kapasitas IPAL
untuk mengolah limbah dari santri sebanyak 800 jiwa. Saat ini sedang dalam
proses konstruksi.
5. Kab. Semarang – Jawa Tengah
a. Genuk
Di Kelurahan Genuk, Kec.Ungaran proses konstruksi IPAL berjalan lancar, dengan
beberapa koreksi yang tidak signifikan. Namun secara umum IPAL komunal ini
dibangun tanpa hambatan berarti. IPAL yang dibangun direncanakan melayani 80
sampai 100 KK.
Saat ini bangunan IPAL Genuk sedang tahap pemasangan RBC lattice 3 Dimensi.
b. Lerep
Kelurahan Lerep Kec. Ungaran adalah salah satu lokasi IPAL yang akan
menggunakan teknologi RBC lattice 3 Dimensi di Kabupaten Semarang. Ketika
pembangunan IPAL Lerep sedang dilakukan, KSM dihadapkan pada tantangan alam
yang cukup merepotkan. Salah satunya adalah mata air tanah yang cukup deras yang
muncul setelah terjadinya hujan di daerah itu. Namun demikian, kondisi tersebut
sudah dapat diatasi. Proses pembangunan bak IPAL sudah selesai, dan sudah akan
dimulai pemasangan RBC lattice 3 Dimensi. IPAL yang dibangun direncanakan
melayani 80 sampai 100 KK
Proses konstruksi dan pemasangan RBC lattice 3 Dimensi IPAL Genuk,
Kec. Ungaran Kab. Semarang
20
6. Kab. Soppeng – Sulawesi Selatan
Tahun 2018 IPAL komunal dengan sistem PUSTEKLIM juga diaplikasikan di
Sulawesi Selatan. Kali ini berlokasi di “Bumi Latemmamala” Kabupaten Soppeng.
Tepatnya di Kelurahan Billa Kec.Lalabata. IPAL yang ada sebelumnya menggunakan
sistem pre-fabrikasi, sehingga dari PUSTEKLIM memberikan bantuan unit aerobik
RBC lattice 3 Dimensi agar air olahan lebih baik lagi. Saat ini pembangunan sudah
selesai, dan menunggu pemasangan RBC lattice 3 Dimensi. IPAL dirancang untuk
melayani 60 KK.
Proses konstruksi IPAL Lerep, Ungaran Kab. Semarang
Bak RBC IPAL Billa – Soppeng
21
7. Kab. Pasuruan – Jawa Timur
Untuk daerah Pasuruan, tahun 2018 kembali akan menerapkan teknologi IPAL
komunal yang ditingkatkan dari PUSTEKLIM. Kali ini daerah yang mengadopsi
teknologi tersebut adalah desa Candiwates. Desa Candiwates akan membangun IPAL
komunal untuk kapasitas sekitar 80 KK. Saat ini pembangunan bak IPAL sudah sekitar
50%, dan diharapkan akhir Oktober RBC lattice 3 Dimensi sudah dapat dioperasikan.
8. Kab. Magetan – Jawa Timur
Daerah yang dikenal dengan objek wisata Telaga Sarangan ini, pada tahun ini
tertarik untuk mengadopsi teknologi IPAL komunal sistem PUSTEKLIM untuk dua
lokasi (mayarakat dan pesantren) di daerah Gonggang, Magetan. Namun sejauh ini
masih dalam tahap sosialisasi. IPAL akan melayani 200 KK (masyarakat) dan ± 600
santri (pesantren).
Diskusi tentang rencana penambahan sistem aerobik
RBC lattice 3 Dimensi untuk IPAL Candiwates
Survey lokasi rencana IPAL Gonggang dan diskusi
bersama calon KSM
Jl. Kaliurang km.7 Gg. Jurugsari IV/19 Yogyakarta
P.O. BOX 19 YKBS 55281
Phone : 0274-885247
Fax : 0274-885423
www.pusteklim.org
Contact Person
Herman Sudjarwo
HP: 0812-295-5204, E-mail: [email protected]
Ajeng Thanti Pratiwi
HP: 0857-2922-4686 E-mail :[email protected]
Yuni Supriyati
HP: 0812-277-9388, E-mail: [email protected]