C. PEMBANGUNAN DIINDONESIA
Dalam Perspektif Sejarah
(SEMI) OTORITER → DEMOKRASI SENTRALISASI → DESENTRALISASI NEGARA → MASYARAKAT
→ SWASTA SISTEM ANGGARAN
RUTIN/PEMBANGUNAN→ PENGELUARAN
2UNPAS_2018
SEKARANGDULU
MPR: GBHN VISI & MISIPRESIDEN
REPELITA
MAKROVISI & MISIGUBERNURMAKRODATI II
SEKT
OR
SEKT
OR
SEKT
OR
SEKT
OR
DATI
II
DATI
II
DATI
II
DATI
II
KL/K
LK
KL/K
LK
KL/K
LK
KL/K
LK
VISI
& M
ISI B
UPA
TI
VISI
& M
ISI B
UPA
TI
VISI
& M
ISI B
UPA
TI
VISI
& M
ISI
WAL
IKO
TA
3UNPAS_2018
POLITIK
SEBAGAIPANGLIMA
PEMBANGUNAN
4UNPAS_2018
KEWENANGAN BADAN ANGGARAN INTERVENSI ANGGOTA-ANGGOTA DPR POPULIST → SIMPATI PEMILIH BUREAUCRATIC → POLITICAL
CORRUPTION CORRUPTION
5UNPAS_2018
TEORI BAIK PRAKTIK BURUK
6UNPAS_2018
MENGHASILKAN YANG TERBAIK YANG DAMPAKNYA PALING KURANG BURUK
Catatan:Dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas
7UNPAS_2018
1. EFISIENSI
2. PERTAMBANGAN
3. INDUSTRI
4. KEBUTUHAN KONSUMEN
5. INDUSTRI PADAT MODAL
6. DAYA SAING PRODUKSI
KEADILAN SOSIAL
KEHUTANAN →LINGKUNGAN
PERTANIAN
PRODUKSI DALAM NEGERI
INDUSTRI PADAT KARYA
UMR
><
8UNPAS_2018
7. INDUSTRI MENDEKATI
8. TERSEDIA ENERGI (LISTRIK)
9. PENDIDIKAN TINGGI DANRISET
10. BBM
11. JANGKA PENDEK
><
BAHAN BAKU
PASAR
EMISI CO2
PENDIDIKAN DASARDAN MENENGAH
NAIK
TIDAK NAIK
JANGKA PANJANG
><><
><
9UNPAS_2018
PEMBANGUNANBERHASIL...
PDB / KAPITATahun 1996 → US$1.100Tahun 2014 → US$3.531Tahun 2016 → US$3.620
INDONESIA ANGGOTA G-20 GDP KE 16 TERBESAR DI DUNIA
11UNPAS_2018
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Indonesia
Sumber: BPS
12UNPAS_2018
35.139.3 37.17 34.95 32.58 31.02 29.89 28.59 28.55 27.78 28.81 28.01 27.77
15.97
17.7516.58
15.4314.15
13.3311.66 11.66 11.47 10.96 11.13 10.86 10.64
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017Number (mio) Percent
Kenaikan Harga BBM dari Rp.4500menjadi Rp.6500 (Juni 2013)Kenaikan Harga BBM dari Rp.4500menjadi Rp.6500 (Juni 2013)
Pengeluaran/kapita(Rp/bulan)
ProporsiPenduduk (%)
JumlahPenduduk (Juta)
2003 2010 2003 2010
360 ribu - 720 ribu 32.1 38.5 69.0 90.9720 ribu - 1,1 juta 3.9 11.7 8.4 27.61,1 juta - 1,8 juta 1.3 5 2.8 11.81,8 juta - 3,6 juta 0.3 1.3 0.6 3.1
> 3,6 juta 0.1 0.2 0.2 0.5
KelasMenengah
Kaya
Sumber: Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatastentang Penanggulangan Kemiskinan di Kantor Wantimpres, Jakarta
13UNPAS_2018
14UNPAS_2018
107.41112.5 112.76
118.6120.84
118.41121.02
6.8 6.566.17 5.94
5.5 5.81 5.5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
100
105
110
115
120
125
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bekerja juta) Pengangguran (%)
Sumber: BPS, Maret 2014
Pendidikan Tertinggi yangDitamatkan
2012 2015
Februari Agustus Februari
(1) (2) (3) (4)
SD ke bawah 3,69 3,64 0,84
Sekolah Menengah Pertama 7,80 7,76 2,63
Sekolah Menengah Atas 10,34 9,60 7,05
Sekolah Menengah Kejuruan 9,51 9,87 4,45
Diploma I/II/III 7,50 6,21 6,19
Universitas 6,95 5,91 4,21
Jumlah 6,32 6,14 2,14
15UNPAS_2018
16UNPAS_2018
Pendapatanper Capita (US$)
2270 2350 3005 3543 3583 3499 3531 3362 3974 4120
• Namun pertumbuhan ekonomi belum cukup cepat: (a) Dibandingkan periode 1985-1995; (b)Dibandingkan negara lain seperti India dan Cina
• Meskipun terjadi penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran, namun kesenjanganmeningkat.
Sumber: BPS berbagai tahun
17UNPAS_2018
3537 38
41 41 41 41 40 39 39
15.43 14.15 13.33 11.66 11.66 11.47 10.96 11.13 10.86 10.648.46 8.14 7.41 6.8 6.56 6.17 5.94 5.5 5.81 5.56 4.6 6.2 6.5 6.23 5.78 5.02 4.79 5.02 5.17
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gini Kemiskinan (%) Pengangguran (%) Pertumbuhan (%)
PERTUMBUHAN EKONOMITIDAK OPTIMAL
Tahun 1969-1996 → rata-rata 6,8 % Tahun 2009-2013 → rata-rata 5,9% Tahun 2014 → 5,02% Tahun 2015 → 4,79% Tahun 2016 → 5,02% Tahun 2017 → 5,05%
18UNPAS_2018
SIAPAKAH YANG LEBIH BANYAKMEMPEROLEH MANFAAT DARIPEMBANGUNAN?
Antar-golongan pendapatanGini Ratio 0,32 (1996) 0,34 (2007) 0,41 (2011) 0,39 (2017)
Demonstration Effect
Antar SektorIndustriJasa-jasa
Antar-gender
>< Pertanian
20UNPAS_2018
INDEKS KOEFISIEN GINI INDONESIA(1996-2017)
Koefisien Gini merupakan ukuran ketimpangan, yakni 0 ialah kondisi distribusi kekayaan yangsama rata, dan 100 ialah kondisi yang satu orang memegang semua kekayaan
21UNPAS_2018
36
3133
36 36 3537 38
41 41 41 41 40 39 39
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
1996 1999 2002 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
SEBANYAK 85 ORANG TERKAYA DIDUNIA MENGUASAI KEKAYAANSETARA KOMBINASI KEKAYAAN3,6 MILIAR PENDUDUK DUNIA.
22UNPAS_2018
Menurut majalah Globe (Juni, 2017) 150 orangterkaya Indonesia pada tahun 2016 kekayaannyamencapai US$142 miliar, dan di tahun 2017menjadi US$170 milyar, naik 20%.
Sebagai perbandingan, PDB Indonesia di tahun2016 adalah US$933 milyar dan estimasi ditahun 2017 sebesar US$979 milyar.
PDB Indonesia tahun 2017 naik 5,02%.Source: Globe, 2017
23
PAJAK
Sebagai instrumenKeadilan ekonomiKeadilan sosial
Redistribusi
24UNPAS_2018
PENGANGGURAN TERBUKAMENURUN, PENGANGGURANTERSELUBUNG MENINGKAT
27
28,3
29,6
30,9
32,2
33,5
1/2
Peng
angg
ur (j
uta
org)
6
8
9
10
11
12
Peng
angg
ur Te
rbuk
a (ju
ta o
rg)
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
27,7
28,929,2
27,9
28,9 29,1
30,431,1
31,6
33,3
8,0
9,1
9,910,3
11,9
10,9
10,09,4
9,08,3
Setengah Penganggur Penganggur Terbuka
1/2 PENGANGGUR DAN PENGANGGUR TERBUKATahun 2001 - 2012 34,6
7,7
34,3
7,2
2011 2012* 2013**
7,4
36,8
Ketenagakerjaan (2010- 2015)Pertumbuhan ekonomi meningkat, pengangguran terbuka stagnan dan ½ Pengangguran tinggi
Rincian 2010 2011 2012 2013 2014 2015(Feb)
2015(Agt)
2016(Feb)
2017(Agt)
PengangguranTerbuka (tidaksedangbekerja)
8,3 juta(7,1%)
7,7 juta(6,6%)
7,2 juta(6,1%)
7,4 juta(6,2%)
7,2 juta(5,94%)
7,45juta
(5,81%)
7,56juta
(6,18%)
7,02juta
(5.61%)
7,04juta
(5.5%)
Jumlah ½pengangguran(bekerja <35jam seminggu)
33,3 juta(30.7%) 34,6 juta 34,3
juta36,8juta
35,7juta
35,6juta
38,2juta
38,9juta
33,82juta
* Agustus 2012** Agustus 2013
26UNPAS_2018
Penganggur adalah Remaja & Dewasa-Muda
Jum
lah
peng
angg
ur
Penganggur menurut kelompok umur (total 8 juta)
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 +
31%29%
Putus Asa(TPT 15-24 th)
%
2007 (Ø) 35
2008 (Ø) 29
2009 (Ø) 28
2010 (Ø) 29
2014* 26
2015 * 25Ø = rata-rata nilaiFebruari dan Agustus2014 dan 2015*Februari
27UNPAS_2018
Malaysia/Kuala Lumpur US$ 11,47 per hari; Filipina/Manila US$ 10,60 per hari; Thailand/Bangkok US$ 9,45 per hari; China/Sanghai US$ 7,90 per hari; dan Indonesia/Jakarta US$ 7,8 per hari.
PERBANDINGAN UPAH BURUH HARIAN DIBEBERAPA NEGARA
(Sumber: Ministry of Labor Philippines dan Ministry of Human Resources Malaysia pada Juli 2012)
29UNPAS_2018
LEBIH DARI SEPARUH PEKERJA TAMATAN SD
Sumber: BPS, Maret 2014
Pendidikan Tertinggi yangDitamatkan
2012 2013
Februari Agustus Februari Agustus
(1) (2) (3) (4) (5)
SD ke bawah 55,51 53,88 54,62 52,02
Sekolah Menengah Pertama 20,29 20,22 20,29 20,46
Sekolah Menengah Atas 17,20 17,25 17,77 17,84
Sekolah Menengah Kejuruan 9,43 9,50 10,18 9,99
Diploma I/II/III 3,12 2,98 3,22 2,95
Universitas 7,25 6,98 7,94 7,57
Jumlah 112,80 110,81 114,02 110,80
30UNPAS_2018
Turun Tapi TingkatPenurunannya Melambat
32UNPAS_2018
KEMISKINAN DI INDONESIAANGKA DAN PERSENTASE
54.2
42.242.340.6
35
3027.225.9
22.5
49.548
38.737.938.437.336.135.1
39.337.2
3532.5
31 30 29.929.128.628.128.628.327.728.628.528.127.77
40.1
33.3
28.626.9
21.6
17.415.1
13.711.3
24.223.4
19.118.418.217.416.71617.716.615.414.113.312.512.412 11.711.411.511.311 11.211.110.8610.64
0
10
20
30
40
50
60
Number Million) Incidence (%)
CATATAN:% PENDUDUK MISKIN TAHUN
VIETNAM 10,6 2010THAILAND 9,6 2006MALAYSIA 3,6 2011
CHINA 2,8 2010
33UNPAS_2018
Program PemberdayaanMasyarakat
INPRES DESA TERTINGGAL (IDT)TAHUN ANGGARAN
(MILIAR)PENCAIRAN
(%)PENGEMBALIAN
(%)
1994/95 412,66 99,97 55,551995/96 441,88 97,69 26,111996/97 441,08 87,35 29,001997/98 132,02 83,06 23,35Jumlah 1.427,64
Sumber:Pidato Kenegaraan, Maret 1998
35UNPAS_2018
IDT
KELOMPOKMASYARAKAT
1994/95(milyar)
1995/96(milyar)
1996/97(milyar)
1997/98(milyar)
Total
Jumlah 8,9275 10,6940 12,3000 13,6273Anggota 2,475 2,874 3,447 4,032
Anggaran 412,66 441,88 441,08 132,02 1,427,64
Sumber:Pidato Kenegaraan, 16 Agustus 2012
36UNPAS_2018
PNPM MANDIRI*)TAHUN ANGGARAN
(Triliun Rupiah)2010 12,182011 13,142012 13,602013 13,402014 9,7
2015 (RAPBN) 9,1
Sumber:Daftar Alokasi BLM PNPM Mandiri TA. 2014, Pidato Kenegaraan, 16 Agustus 2014*) Terdiri atas PNPM Perkotaan, PNPM Perdesaan
37UNPAS_2018
DEPDAGRI
IDTBAPPENAS
PROVINSI
KABUPATEN
KECAMATAN BRI POS
DESAINPRES PRASARANA
PERDESAAN
PNPM
KECAMATAN DEVELOPMENTPROGRAM
BANK DUNIA
KEL
OM
POK
KEL
OM
POK
KEL
OM
POK
KEL
OM
POK
38UNPAS_2018
APBN 2016 anggaran Dana Desa sebesarRp. 46,9 triliun
Disalurkan pada 74.754 desa di seluruhIndonesia
41UNPAS_2018
42UNPAS_2018
47UNPAS_2018
HASIL DANA DESA Dana desa tahun 2016 bisa menyerap lebih dari dua
juta tenaga kerja serta mampu berkontribusi terhadappertumbuhan perekonomian Indonesia sebesar 0,041%.
60% dari total dana desa tahun 2016 (Rp28,14 triliun)digunakan untuk investasi pembangunan infrastrukturmeski hanya bersifat sementara atau tiga bulan saja.
30% (Rp14,07 triliun) digunakan untuk pengembanganekonomi desa
Sisanya 10% (Rp4,69 triliun) disalurkan bagi pelayanansosial dasar
48UNPAS_2018
MASALAH PENGELOLAAN DANA DESA(Dari sisi Perangkat)
32.000 desa menghadapi kendala teknisadministratif terkait dengan kemampuan teknokratisdesa.– (http://www.beritasatu.com/nasional/358154-pemerintah-diminta-
atasi-masalah-pengelolaan-dana-desa.html)
Perangkat aparat desa belum memiliki pengetahuandan ketrampilan untuk mengelola dana desa.
• Akuntabilitas dan transparansi anggaran
Masih terdapat desa yang belum mampu menyusun– APBDesa yang partisipatif, transparan, dan akuntabel– Laporan Realisasi APBDesa tiap semester sesuai ketentuan.
49UNPAS_2018
Desa belum mampu menghasilkan dokumenperencanaan yang baik.
Kesulitan menyusun RJPMDesa, RAKPDesa,dan APBDesa
50UNPAS_2018
DANA DESA DAN PENDUDUK MISKIN
PENDUDUK MISKINPERIODE DANA
(RP. TRILIUN)JUMLAH
DESAPERSEN TOTAL
(JUTA)DESA
(JUTA)KOTA
(JUTA)
2015 20,8 74.754 11,22 28,01 17,94 10,65
2016 46,9 10,70 27,76 17,28 10,49
2017 60 74.910 10,64 27,77 17,10 10,67
Catatan: 2015 untuk Maret, 2016 September, 2017 Maret
Sumber: BPS
51UNPAS_2018
EVALUASI EFEKTIVITAS DANA DESA
Belum dapat dilihat dengan nyatakemampuan Dana Desa untuk mengurangiangka kemiskinan secara signifikan.
Angka kemiskinan cenderung stagnan. Dari September 2016 ke Maret 2017 terjadi
kenaikan angka kemiskinan sebesar 6900jiwa.
52UNPAS_2018
Kenaikan Desa Desa tampaknya dipicu olehsemakin banyaknya jumlah desa, sehinggakemampuannya untuk mengurangikemiskinan tidak terlihat nyata.
Selain terkait masalah penyaluran Dana Desayang terjadi menjelang akhir tahun,kemampuan teknokratis aparat desa jugamenjadi kendala utama efektivitasnya.
53UNPAS_2018
Tantangan Konektivitas
55UNPAS_2018
KONEKTIVITAS
Konektivitas dalam konteks Indonesia merujuk padaupaya menghubungkan wilayah-wilayahnya denganmembangun infrastruktur fisik (konektivitas fisik),pengaturan kelembagaan yang efektif (konektivitaskelembagaan) dan pemberdayaan warga (konektivitaswarga-ke-warga).
Ketiga area konektivitas tersebut menjadi landasanuntuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi, politik-keamanan, dan sosial-budaya Indonesia.
56UNPAS_2018
57UNPAS_2018
Konektivitas logistik merupakan bagian darikonektivitas fisik yang mencakup pembangunaninfrastruktur keras dan “perangkat lunak” yangmeliputi kerangka kelembagaan dan aturan-aturan.(Kamolratanakul, Opening Address Asean LogisticConnectivity 2013).
Penyempurnaan konektivitas logistik akanmenciptakan sistem logistik dan tranportasimultimoda yang efisien bagi pergerakan penumpangdan barang di dalam sebuah negara atau antar negara,yang pada akhirnya akan meningkatkan hubunganwarga-ke-warga dan menghilangkan biayaperdagangan yang tidak perlu. (ibid)
58UNPAS_2018
TANTANGAN
Konektivitas AntarpulauLaut memisahkan pulau menyebabkanpengiriman barang antarpulau memerlukanwaktu tempuh yang cukup lama.
Biaya transportasiPengiriman barang antarpulau menjadi mahalkarena tingginya biaya transportasi antarpulau,terutama di wilayah terpencil.
59UNPAS_2018
Teknologi Informasi dan KomunikasiTIK belum menyebar merata.– Banyak daerah-daerah pelosok Indonesia, yang
jauh dari Ibukota, masih belum terjangkau TIK.– Hal tersebut membuat akses yang dapat dijangkau
oleh perusahaan jasa logistik terbatas.
60UNPAS_2018
InfrastrukturPembangunan infrastruktur belum merata diseluruh wilayah. Terjadi ketimpanganinfrastruktur antar wilayah. Pengiriman barangmelalui jalur darat masih terkendala olehjalan-jalan yang tidak memadai untuk dilewatikendaraan logistik. Masih terdapat wilayah-wilayah pantai yang tidak memiliki pelabuhanyang layak.– Hambatan infrastruktur menghambat ruang gerak
logsitik sehingga menambah biaya transportasidan waktu pengiriman barang.
61UNPAS_2018
Perbandingan Biaya LogistikNegara Rasio biaya logistik atas biaya
produksiIndonesia 17%Malaysia 8%Filipina 7%
Singapura 6%
Sumber: Bank Dunia 2016
62UNPAS_2018
Pungli yang lebih justru besar di sektor yangterkait dengan pemerintah→ 20% dari biayaproduksi.
TETAPI MASALAH UTAMA: PUNGLI
Sumber bahan baku → Pabrik → Pasar
Proses Produksi
63UNPAS_2018
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuahkonsep pembangunan ekonomi yangmerangkum nilai-nilai sosial. Konsep inimencerminkan paradigma barupembangunan, yakni yang bersifat “people-centered, participatory, empowering, andsustainable” (Chambers, 1995).
65UNPAS_2018
Konsep ini berkembang dari upaya banyakahli dan praktisi untuk mencari apa yangantara lain oleh Friedmann (1992) disebutalternative development, yang menghendaki“inclusive democracy, appropriate economicgrowth, gender equality andintergenerational equity”.
66UNPAS_2018
Konsep ini tidak mempertentangkanpertumbuhan dengan pemerataan, karenaseperti dikatakan oleh Donald Brown (1995),keduanya tidak harus diasumsikan sebagai“incompatible or antithetical”. Konsep inimencoba melepaskan diri dari perangkap“zero-sum game” dan “trade off”.
67UNPAS_2018
Ia bertitik tolak dari pandangan bahwadengan pemerataan tercipta landasan yanglebih luas untuk pertumbuhan dan yangakan menjamin pertumbuhan yangberkelanjutan.
Oleh karena itu, seperti dikatakan olehKirdar dan Silk (1995), “the pattern ofgrowth is just as important as the rate ofgrowth”.
68UNPAS_2018
Yang dicari adalah seperti dikatakan Ranis,“the right kind of growth”, yakni bukan yangvertikal menghasilkan “trickle-down”, sepertiyang terbukti tidak berhasil, tetapi yangbersifat horizontal (horizontal flows), yakni“broadly based, employment intensive, andnot compartmentalized” (Ranis, 1995).
69UNPAS_2018
Keberdayaan dalam konteks masyarakatadalah kemampuan individu yangbersenyawa dalam masyarakat danmembangun keberdayaan masyarakat yangbersangkutan. Suatu masyarakat yangsebagian besar anggotanya sehat fisik danmental, terdidik dan kuat, tentunya memilikikeberdayaan yang tinggi.
70UNPAS_2018
Memberdayakan masyarakat adalah upayauntuk meningkatkan harkat dan martabatlapisan masyarakat yang dalam kondisisekarang tidak mampu untuk melepaskandiri dari perangkap kemiskinan danketerbelakangan. Dengan kata lainmemberdayakan adalah memampukan danmemandirikan masyarakat.
71UNPAS_2018
Dalam kerangka pikiran itu, upayamemberdayakan masyarakat harus dilakukanmelalui tiga jurusan.– Pertama, menciptakan suasana atau iklim
yang memungkinkan potensi masyarakatberkembang (enabling).
– Kedua, memperkuat potensi atau dayayang dimiliki oleh masyarakat(empowering). Dalam rangka inidiperlukan langkah-langkah lebih positifselain dari hanya menciptakan iklim dansuasana.
72UNPAS_2018
– Ketiga, memberdayakan mengandung pulaarti melindungi. Dalam prosespemberdayaan, harus dicegah yang lemahmenjadi bertambah lemah, karena kurangberdaya dalam menghadapi yang kuat. Olehkarena itu, dalam konsep pemberdayaanmasyarakat, perlindungan dan pemihakankepada yang lemah amat mendasarsifatnya.
73UNPAS_2018
BIAS-BIAS PEMIKIRAN TENTANG KONSEPPEMBERDAYAAN MASYARAKAT
74UNPAS_2018
Bias pertama, kecenderungan berpikir bahwadimensi rasional dari pembangunan lebih pentingdari dimensi moralnya, dimensi material lebihpenting daripada dimensi kelembagaannya, dandimensi ekonomi lebih penting dari dimensisosialnya. Akibat dari anggapan itu ialah alokasisumber daya pembangunan diprioritaskanmenurut jalan pikiran yang demikian.
(Kartasasmita, 1996)
75UNPAS_2018
Bias kedua, anggapan bahwa pendekatanpembangunan yang berasal dari atas lebihsempurna daripada pengalaman dan aspirasipembangunan di tingkat bawah (grass-root).Akibatnya kebijaksanaan-kebijaksanaanpembangunan menjadi kurang efektif karenakurang mempertimbangkan kondisi yangnyata dan hidup di masyarakat.
(Ibid)
76UNPAS_2018
Bias ketiga, pembangunan masyarakat banyak ditingkat bawah Iebih memerlukan bantuanmaterial daripada keterampilan teknis danmanajerial. Anggapan ini sering mengakibatkanpemborosan sumber daya dan dana, karenakurang mempersiapkan keterampilan teknis danmanajerial dalam pengembangan sumber dayamanusia, dan mengakibatkan makintertinggalnya masyarakat di lapisan bawah.
(Ibid)
77UNPAS_2018
Bias keempat, anggapan bahwa teknologi yangdiperkenalkan dari atas selalu jauh lebih ampuhdaripada teknologi yang berasal dari masyarakat itusendiri. Anggapan demikian dapat menyebabkanpendekatan pembangunan yang, disatu pihak, terlalumemaksa dan menyamaratakan teknologi tertentuuntuk seluruh kawasan pembangunan di tanah air yangsangat luas dan beragam tahap perkembangannya ini.Di lain pihak, pendekatan pembangunan terlalumengabaikan potensi teknologi tradisional yang dengansedikit penyempurnaan dan pembaharuan mungkinlebih efisien dan lebih efektif untuk dimanfaatkandibandingkan dengan teknologi impor.
(Ibid)
78UNPAS_2018
Bias kelima, anggapan bahwa lembaga-lembagayang telah berkembang di kalangan rakyatcenderung tidak efisien dan kurang efektif bahkanmenghambat proses pembangunan. Anggapan inimembuat lembaga-lembaga masyarakat di lapisanbawah itu kurang dimanfaatkan dan kurang adaikhtiar untuk memperbaharui, memperkuat sertamemberdayakannya. Bahkan justru terdapatkecenderungan untuk memperkenalkan lembaga-lembaga baru yang asing dan tidak selalu sejalandengan nilai dan norma masyarakat.
(Ibid)
79UNPAS_2018
Bias keenam, masyarakat di lapisan bawah tidaktahu apa yang diperlukannya atau bagaimanamemperbaiki nasibnya. Oleh karena itu, merekaharus dituntun dan diberi petunjuk dan tidakperlu dilibatkan dalam perencanaan meskipunyang menyangkut dirinya sendiri. Akibat darianggapan ini banyak proyek-proyekpembangunan yang ditujukan untuk rakyat, tetapisalah alamat, tidak memecahkan masalah, danbahkan merugikan rakyat. Bias ini melihatmasyarakat sebagai objek dan bukan subjekpembangunan.
(Ibid)
80UNPAS_2018
Bias ketujuh, berkaitan dengan di atas, anggapanorang miskin adalah miskin karena bodoh danmalas. Dengan demikian, cara menanganinyaharuslah bersifat paternalistik sepertimemperlakukan orang bodoh dan malas, danbukan dengan memberi kepercayaan. Dengananggapan demikian masalah kemiskinandipandang lebih sebagai usaha sosial (charity)dan bukan usaha penguatan ekonomi.
(Ibid)
81UNPAS_2018
Bias kedelapan, adalah ukuran efisiensi pembangunan yangsalah diterapkan, misalnya ICOR, diartikan bahwa investasiharus selalu diarahkan pada yang segera menghasilkan bagipertumbuhan. Padahal upaya pemberdayaan masyarakat,akan menghasilkan pertumbuhan, bahkan merupakansumber pertumbuhan yang lebih lestari (sustainable),tetapi umumnya dalam kerangka waktu (time frame) yanglebih panjang. Anggapan yang demikian beranjak darikonsep pembangunan yang sangat bersilat teknis dan tidakmemahami sisi-sisi sosial budaya dari pembangunan danpotensi yang ada pada rakyat sebagai kekuatanpembangunan.
(Ibid)
82UNPAS_2018
Bias kesembilan, anggapan bahwa sektor pertaniandan perdesaan adalah sektor tradisional, kurangproduktif dan memiliki masa investasi yang panjang,karena itu kurang menarik untuk melakukan investasimodal besarbesaran di sektor itu. Berkaitan denganitu, bermitra dengan petani dan usaha-usaha kecil disektor pertanian dan perdesaan dipandang tidakmenguntungkan dan memiliki risiko tinggi. Anggapanini juga telah mengakibatkan prasangka danmenghambat upaya untuk secara sungguh-sungguhmembangun usaha pertanian dan usaha kecil diperdesaan.
(Ibid)
83UNPAS_2018
Bias kesepuluh, berkaitan dengan di atas, adalahketidakseimbangan dalam akses kepada sumber dana.Kecenderungan menabung pada rakyat, vang cukup tinggidi Indonesia seperti tercermin pada perbandingantabungan masyarakat dengan PDB (di atas 30 persen,termasuk salah satu tingkal tertinggi di dunia), acapkaliterasa tidak terimbangi dengan kebijaksanaan investasimeialui sektor perbankan yang lebih terpusat padainvestasi besar, dan sebagian cukup besar di antaranyauntuk investasi di sektor properti yang bersifat sangatspekulatif. Kegiatan investasi makin cenderung terpusat diperkotaan, di sektor industri yang justru banyak disubsididan diproteksi, yang akibatnva juga mendorongurbanisasi.
(Ibid)84UNPAS_2018