Download - Case Anestesi Regional (Fix)
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
1/30
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan
anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas case anastesi yang berjudul
Anastesi Regional Spinal. Penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat
menyelesaikan epaniteraan linik !lmu Anastesi di Rumah Sakit "mum #aerah
ara$ang periode %ebruari & 'aret ()*+.
Pada kesempatan ini, penulis menyadari bah$a tanpa bimbigan dari berbagai pihak
sangatlah banyak kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing dr. Ade urkacan Sp. An, dr -.
Sabur ugraha Sp. An dan dr. "cu urhadiat Sp. An serta semua pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semua kritik dan saran dari para pembaca
yang bersiat membangun akan penulis terima untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
tugas ini dapat bermanaat khususnya bagi penulis dan juga bagi para pembaca secara
umum.
ara$ang, (+ %ebruari ()*+
Penulis
Arie Pur$odito / Rachma Tia Wasril
1
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
2/30
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................1
Daftar Isi........................................................................................................................2
0A0 ! Pendahuluan........................................................................................................1
0A0 !! 2aporan asus....................................................................................................3
0A0 !!! 2aporan Anastesi..............................................................................................4
0A0 !5 Tinjauan Pustaka...............................................................................................*(
3.* Anestesi Regional.............................................................................................*( 3.*.* #einisi......................................................................................................*(
3.*.( Anestesi Spinal..........................................................................................*(
3.( -erniotomi.......................................................................................................*6
3.(.* #einisi......................................................................................................*6
3.(.( Prosedur -erniotomi.................................................................................*6
3.1 -ernia !nguinalis ..............................................................................................*6
3.1.* #einisi......................................................................................................*6
3.1.( 7tiologi -ernia..........................................................................................(*
3.1.1 #iagnosis -ernia.......................................................................................((
3.1.3 #iagnosis 0anding....................................................................................(1
3.1.+ omplikasi................................................................................................(3
0A0 5 Analisa asus.....................................................................................................(+
0A0 5! esimpulan.......................................................................................................(4
0A0 5!! #atar Pustaka.................................................................................................(6
2
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
3/30
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesi adalah istilah yang diturunkan dari dua kata yunani yaitu an dan
esthesia, dan bersama8sama berarti hilangnya rasa atau hilangnya sensasi, ahli sara
memberi makna pada istilah tersebut sebagai kehilangan rasa secara patologis pada
baguan tubuh tertentu9*:. Anestesiologi adalah ilmu kedokteran yang pada a$alnya
berpotensi menghilangkan nyeri dan rumatan pasien sebelum, selama, sesudah
pembedahan.
Anestesi spinal adalah salah satu metode anestesi yang diinduksi dengan
menyuntikkan sejumlah kecil obat anestesi lokal ke dalam cairan cerebro8spinal 9;S%:.
Anestesi spinal
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
4/30
BAB II
LAPORAN KASUS
1.1. Identitas
omor Rekam 'edis > )*.)4.66
ama lengkap > Tn. W
"mur > 1? tahun
@enis kelamin > 2aki82aki
Pekerjaan > Pega$ai egeri Sipil
Alamat > edung Salam RT 1) RW ? Warung 0ambu , ab. ara$ang
Status pernikahan > 'enikah
Agama > !slam
Ruang ra$at< elas > lari
0agian< "nit > "nit !nstalasi 0edah
#okter #P@P > dr.Ade Sp.0
Tanggal operasi > (3 %ebruari ()*+
1.2. Ananesis
#ilakukan autoanamnesis kepada pasien sendiri, Tn.W pada tanggal (3 %ebruari ()*+
pukul )?>1) W!0.
eluhan "tama > 0enjolan pada lipatan paha anan
eluhan Tambahan > Pinggang terasa pegal
Ri$ayat Penyakit Sekarang
Pasien seorang laki8laki datang dengan terdapat benjolan sekitar lipat paha kana
sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. 0enjolan siatnya hilang timbul, sering
muncul pada saat berdiri dan melakukan aktiitas seperti mengangkat barang,
menghilang pada posisi tidur. 0enjolan tidak dirasakan nyeri. eluhan seperti
4
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
5/30
pusing, demam, sesak, mual muntah di sangkal pasien. 0A0 dan 0A pasien juga
tidak ada keluhan.
Ri$ayat Penyakit #ahulu >
Pasien belum pernah menjalani operasi< anestesi apapun sebelumnya. Ri$ayat
alergi obat8obatan< makanan tertentu disangkal. Ri$ayat diabetes mellitus,
hipertensi, asma, penyakit jantung8paru disangkal. Pasien mengaku tidak
meminum obat8obatan tertentu secara rutin dalam jangka panjang. Ri$ayat pernah
dira$at dirumah sakit disangkal oleh pasien.
Ri$ayat Penyakit keluarga >
Ri$ayat diabetes melitus, hipertensi, asma, penyakit jantung dan paru, alergi obat
Pasien mengaku merokok sejak S'A, tidak mengonsumsi alkohol maupun obat8
obatan terlarang.
1.!. Peeri"saan Fisi"
eadaan umum > Tampak sakit sedang
esadaran > ;ompos 'entis
Status gii > T0 > *B4 cm
00 > B4 kg
0'! > ?) *+) 4) C 1B,4F ;
Pernapasan > *4 C
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
6/30
epala > ormoseali, rambut hitam, distribusi merata, tidak
mudah dicabut
'ata > onjungtiEa anemis 8 @antung > 0@ !8!! regular, 'urmur 98:, Gallop 98:
Paru > S Eesikuler, $heeing 8 Akral hangat pada keempat ekstremitas dan tidak ada
edema pada keempat ekstremitas.
Genitalia > Terdapat benjolan pada lipat paha inguinal kanan
1.#. Peeri"saan Pen$n%ang
9Pemeriksaan laboratorium tanggal *B %ebruari ()*+:
-ematologi
- -emoglobin > *3,6 g B,?? C *)1 (36 C *)1 3*,6 I 9D 3),) & +(,):
- 'asa Perdarahan > 1 menit 9D *81:
- 'asa pembekuan > ** menit 9D +8**:
- Golongan darah A0= > 0
- Rhesus > H
!munologi- -bs Ag Rapid > on Reakti
imia
- Glukosa #arah Se$aktu > *)) mg
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
7/30
- ;orakan bronkoEaskular normal, tidak tampak iniltrate
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
8/30
BAB III
LAPORAN ANASTESI
Stat$s anestesi
#iagnosa pre operasi > -ernia !nguinalis 2ateralis #eCtra
@enis operasi > -erniotomy
Rencana teknik anestesi > Anestesi Regional Spinal
Status isik > ASA !! dengan -ipertensi Grade !!
Keadaan se*aa )e+eda,an
2ama operasi > 3+ menit 9@am *).+) 8 **.1+ W!0:
2ama anestesi > * jam + menit 9@am *).1) & **.1+ W!0:
@enis anestesi > Anestesi Regional Spinal
Posisi > Supine
!nus > Ringer laktat pada tangan kiri
Premedikasi > 8
'edikasi > 0upiEacaine () mg, 'ilo 1 mg, =ndancetrone 3 mg,
;airan 'asuk > K *))) cc Ringer 2aktat
Perdarahan > H ()) cc
Persia)an A*at
'esin anastesi
'onitor anastesi
8
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
9/30
Sigmomanometer digital
=ksimeter 'ilo 9midaolam:
Analgetik> %entanyl, Pethidine
-ipnotik Propool, etamin
=bat emergency> 7phedrine
-'nit'ring saat ')erasi
a
/0a"t$
Tinda"an Te"anan
dara,
/Hg
Nadi
/3enit
14.2& Pasien masuk ke
kamar operasi dan di
pindahkan ke meja
operasi
Pemasangan
monitoring tekanan
darah, nadi, saturasi
oksigen. !nus Ringer 2aktat
terpasang pada tangan
kiri
*3* 66 I
14.!4 'edikasi secara intra
2umbal > 0upiEacaine
() mg
Pemberian =ksigen (
liter
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
10/30
intraEena
sebagai penenang
14.#& 'enunggu persiapan
operasi **( 66 I
14.&4 =perasi dimulai
'edikasi pemberian
ondancetron 3 mg
amp intraEena
46 64 I
14.&& =perasi masih
dilakukan
64 6? I
11.44 =perasi masih
dilakukan
6+ 66 I
11.4& =perasi masih
dilakukan
*)( 66 I
11.14 =perasi masih
dilakukan
*)* *)) I
11.1& =perasi masih
dilakukan
64 *)) I11.24 =perasi masih
dilakukan
Pergantian inus
Ringer 2aktat H
Tramadol #rip *))
mg
*)( *)) I
11.2& =perasi masih
dilakukan
*)1 *)) I
11.!4 =perasi masih
dilakukan
*)B 66 I
11.!& =perasi selesai
Pemberian etorolac
1) mg secara !5
Pemberian oksigen di
hentikan
'elepaskan alat
monitoring
Pasien dipindahkan
ke RecoEery Room
*)? *)) I
10
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
11/30
Keadaan a",ir )e+eda,an
Tekanan darah > **)
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
12/30
BAB I6
TINAUAN PUSTAKA
I. Anestesi Regi'na*
1.1 Penda,$*$an
Anestesi regional adalah penggunaan obat analgetik lokal untuk menghambat
hantaran sara sensorik, sehingga konduksi impuls nyeri dari suatu bagian tubuh
diblokir untuk sementara 9reEersible:. %ungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau
seluruhnya, dan penderita tetap sadar.
9*:,91:
lasiikasi Anestesi Regional>
Pembagian Anetesi Regional
0lok sentral 9blok neuroaksial:, yaitu meliputi blok spinal, epidural, dan
kaudal.
0lok perier 9blok sara:, misalnya blok pleksus brakialis, aksiler,
analgesia regional intraEena, dan lain8lainnya.
9(:
1.2 S)ina* Ana*gesia
Spinal analgesia dihasilkan bila kita menyuntikan obat analgetik lokal langsung ke
cairan serebrospinal dalam ruang subarachnoid. 91:
!ndikasi> 9(:,93:,9+:
"ntuk pembedahan daerah tubuh yang dipersyarai cabang T3ke ba$ah.
- 0edah ekstremitas ba$ah
- Tindakan sekitar rektum & perineum
- 0edah obstetri8ginekologi
- 0edah urologi
- 0edah abdomen ba$ah
- Pada bedah abdomen atas dan bedah perdiatri biasanya dikombinasi dengan
anestesia umum ringan.
12
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
13/30
ontra !ndikasi absolut>9(:,91:,93:
- Pasien menolak> jelaskan kepada pasien mengenai indikasi dan alasan mengapa
dilakukan spinal analgesia, sehingga pasien dapat menerima pilihannya.
- !neksi pada tempat suntikan> apabila ada ineksi pada tempat penyuntikan, jarum
yang digunakan akan mele$ati ineksi tersebut dan beresiko terjadi menyebaran.
- -ipoEolemia berat, syok> spinal analgesia akan memperberat keadaan syok dan
hipoEolemia karena pada spinal analgesia akan terjadi blokade pada sara
simpatis.- oagulopati atau mendapat terapi antikoagulan> pada pasien yang menggunakan
terapi antikoagulan dapat terjadi spinal hematoma.
- Tekanan intrakranial meninggi> apabila dilakukan pungsi saat tekanan intrakranial
meninggi dapat terjadi herniasi.
- !neksi sistemik 9sepsis, bakteremi:> dapat ternjadi penyebaran dan
mengakibatkan meningitis.
13
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
14/30
ontra indikasi relati> 9(:,93:
- #eormitas pada kolumna Eertebralis> dapat mempersulit penyuntikan.
Penyuntikan berulang dapat beresiko terjadi epidural hematoma.- elainan psikis
- 0edah lama
- Penyakit jantung
- -ipoEolemia ringan
- yeri punggung kronis
Persiapan analgesia spinal>9*:,9(:
- !norm concent. Spinal analgesia tidak boleh dilakukan apabila pasien menolak.
- Pemeriksaan isik. #ilakukan pemeriksaan pada tulang punggung.
- Pemeriksaan laboratorium anjuran. -emoglobin, hematokrit, PT 9prothrombine
time: dan PTT 9partial thromboplastine time:.
Peralatan analgesia spinal>9(:
- Peralatan monitor
- Peralatan resusitasi
- @arum spinal > ujung runcing 9Luincke80abcock: atau ujung pinsil 9pencil point,
$hitecare:
- =bat analgetik lokal, yang biasa digunakan pada spinal analgesia> 91:,93:
2idocaine 9Cylocain, lignokain: (I> berat jenis *.))B, siat isobarik, dosis ()8
*))mg 9(8+ml:
2idocaine 9Cylocain,lignokain: +I dalam deCtrose ?.+I> berat jenis *.)11, siat
hyperbarik, dosis ()8+) mg 9*8(ml:
0upiEacaine 9markaine: ).+I dlm air> berat jenis *.))+, siat isobarik, dosis +8
()mg 9*83ml:
0upiEacaine 9markaine: ).+I dlm deCtrose 4.(+I> berat jenis *.)(?, siat
hiperbarik, dosis +8*+mg 9*81ml:
-
14
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
15/30
- =bat tambahan yang digunakan untuk memperpanjang eek analgesik dari spinal
analgesia.91:
Teknik anelgesia spinal>9*:, 9(:, 91:, 93:, 9+:
- !nspeksi > garis yang menghubungkan ( titik tertinggi krista iliaka kanan dan kiri
memotong garis tengah punggung setinggi 238+- Palpasi > untuk mengenali ruang antara Eertebrae 2(81, 2183, 238+dan 2+8S*- Posisi pasien > duduk atau berbaring lateral dengan punggung leksi maksimal.
15
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
16/30
- Setelah tindakan antisepsis kulit daerah punggung pasien dan menggunakan
sarung tangan steril.
- Pungsi lumbal dilakukan dengan menyuntikan jarum lumbal pada bidang median
dengan arah *)81) derajat terhadap bidang horiontal ke arah kranial pada ruang
antar Eertebrae lumbalis yang sudah ditentukan.
;ara penyuntikan>
'idline
Paramedian 9lateral:
16
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
17/30
- @arum lumbal akan menembus kutis & subkutis & ligamen supraspinosum &
ligamen intraspinosum & ligamen laEum & duramater subarachnoid.
- Setelah stilet dicabut, cairan cerebrospinal akan menetes, selanjutnya masukkan
obat analgetik lokal ruang subarachnoid tersebut.
- 2alu cabut jarum lumbal, tutup daerah penyuntikan lalu kembalikan pasien ke
posisi semula.
Tinggi blok analgesia spinal>91:,93:
17
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
18/30
- 5olume obat analgetik lokal> semakin tinggi Eolume, semakin tinggi daerah
analgesi.
- onsentrasi obat> makin pekat obat, semakin tinggi batas daerah analgetik.
- 0arbotase> penyuntikan dan aspirasi berulang8ulang meninggikan batas daerah
analgetik.
- ecepatan> penyuntikan yang cepat menghasilkan batas analgesia yang tinggi.
- 'anuEer EalsaEa> mengejan meninggikan tekana liMuor cerebrospinalis dengan
akibat batas semakin tinggi.
- Tempat pungsi
- 0erat jenis larutan.
- Tekanan abdominal yang tinggi.
- Tinggi pasien.
omplikasi spinal analgesia> 9*:,9(:,91:,93:,9+:
omplikasi #ini>
Tekanan darah turun
0radikardi
'ual dan muntah
Syok
Total spinal block
Spinal headache
Retensi urine
omplikasi 2anjut>
Gangguan sirkulasi
Gangguan respirasi
Gangguan traktus gastrointestinal
Post spinal headache
Gangguan traktus urogenital
Gangguan syaraII. Herni't'i
2.1 Definisi
-erniotomi adalah operasi pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong hernia dibuka dan isi hernia dibebaskkan kalau ada perlengketan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit ikat setingggi mungkin lalu dipotong.-erniopastik
adalah tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dengan memperkuat dindingbelakang kanalis inguinalis.9B:
18
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
19/30
!ndikasi-erniotomi dan hernioplastik dilakukan pada pasien yang mengalami
hernia dimana tidak dapat kembali dengan terapi konserEati.
2.2 Pr'sed$r Herni't'i
'embuat sayatan miring dua jari diatas sias, kemudian analis inguinalis dibuka,
memisahkan unikulus, dan kantong hernia dilepaskan dari dalam tali sperma, dilakukan
duplikasi 9pembuatan kantong hernia:,kemudian isi hernia dibebaskan jika ada
perlengketan, kemudian direposisi. antong hernia dijahit8ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.
-enioplastik'emperkecil angulus internus dengan jahitan terputus, menutup danmemperkuat ascia transEersa dan memjahitkan pertemuan m.transEersus internus
abdominis dan m.oblikuus internus abdominis keligamentum inguinalis. !ni merupakan
metode 0asini. Sedangkan untuk metode 'c 5ay yaitu menjahitkan ascia transEersa,
m.tranEersus abdominis, m.oblikuus internus abdominis ke ligamentum ;ooper. 9?:
III. Hernia Ing$ina*is Latera*is
!.1 Definisi
-ernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui deek atau
bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui deek atau bagian yang lemah dari lapisan muskulo aponeurotik
dinding perut. -ernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. 94:
'enurut siatnya hernia dibagi menjadi 3, yaitu > 96:
*. -ernia Reponibel
Naitu bila isi hernia dapat keluar masuk. "sus keluar jika berdiri atau mengedan
dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala
obstruksi usus.
(. -ernia !rreponibel < hernia akreta
Naitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga. 0iasanya
19
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
20/30
disebabkan oleh perlengketan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada
keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
1. -ernia !nkarserata
Naitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong terperangkap,
tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai terjadinya gangguan pasase usus.
-ernia ini merupakan penyebab obstruksi nomor satu di !ndonesia.
3. -ernia Strangulata
Naitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap dan
terjadi gangguan pasase usus serta gangguan Easkularisasi sehingga dapat terjadi
nekrosis. @ika yang mengalami strangulasi hanya sebagian dinding usus disebut hernia
Richter. 0iasanya pasase usus masih ada, mungkin terganggu karena usus terlipat
sehingga disertai obstruksi usus.
Apabila sebagian dinding kantong hernia terbentuk dari organ yang merupakan isi
hernia seperti caecum, kolon sigmoid atau kandung kemih, disebut hernia geser. -ernia
geser dapat terjadi karena isis kantong berasal dari organ yang letaknya retroperitoneal.Alat bersangkutan tidak masuk ke kantung hernia, melainkan tergeser dari
retroperitoneal.
-ernia diberi nama menurut letaknya , misalnya diaragma, inguinal, umbilical,
emoral. Nang sering terjadi adalah hernia inguinalis.-ernia inguinalis merupakan hernia
yang terjadi di kanalis inguinalis, yang dibatasi oleh >
raniolateral > Annulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari aciatransEersalis dan aponeurosis m.transEersus abdominis.
'edial ba$ah > Annulus inguinalis eksternus yang merupakan bagian terbuka dari
aponeurosis m.oblikus eksternus.
Atap > Aponeurosis m. oblikus eksternus.
#asar > 2igamentum inguinale
Pada pria kanalis inguinalis ini berisi aciculus spermatikus, Easa spermatika, nerEus
20
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
21/30
spermatikus, m.kremaster, prosesus Eaginalis peritonei, dan ligamentum rotundum, pada
$anita berisi ligamentum rotundum.
!.2 Eti'*'gi
ongential
analis inguinalis adalah kanal yang normal pada etus. Pada bulan ke84
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan
menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus Eaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya
prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga isi perut tidak dapat melalui kanaltersebut. amun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. arena testis
kiri turun lebuh dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. 0ila kanalis
kiri terbuka biasanya yang kanan juga terbuka. #alam keadan normal, kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia ( bulan. 0ila prosesus terbuka terus 9 karena tidak
mengalami obliterasi :, akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. 9*):
on8ongenital 9accuired:
*. Anulus inguinalis internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan
hernia.
(. Peninggian tekanan intraabdomen kronik yang dapat mendorong isi hernia mele$ati
mele$ati annulus internus yang cukup lebar, seperti batuk kronik, pekerjaan
mengangkat benda berat, hipertroi prostad, konstipasi, dan asites. Peninggian tekanan
intra abdomen juga dapat membuka kembali kanalis inguinalis.
1. elemahan otot dinding perut karena usia. Sehingga insiden hernia meningkat dengan
bertambahnya umur, mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan
tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya.
Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat menegah terjadinya hernia
inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m.oblikus
internus abdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika berkontraksi, danadanya acia transersa yang kuat yang menutupi trigonum -asselbach yang umumnya
21
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
22/30
hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya
hernia. #alam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus
internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis
inguinalis berjalan lebih Eertikal. Sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis
inguinalis berjalan lebih transEersal dan annulus inguinalis tertutup sehingga dapat
mencegah masuknya usus kedalam kanalis unguinalis. elemahan otot dinding perut
antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioemoralis dan n. ilioinguinalis setelah
apendektomi. 9**:
!.! Diagn'sis
Pada hernia reponibel keluhan satu8satunya adalah benjolan dilipat paha yang
muncul pada $aktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah
berbaring. eluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah
epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri Eisceral karena regangan pada mesenterium
se$aktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. yeri yang disertai mual
atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena
nekrosis atau ganggren.
Tanda klinis pada pemeriksaan isik bergantung pada isi hernia. 9*(:
!nspeksi > saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai
penonjolan diregio ingunalis yang berjalan dari lateral atas ke medial ba$ah.
Palpasi > kantong hernia yang kosong dapat diraba pada unikulus spermatikus sebagai
gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera.
Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan.
alau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba
usus, omentum 9 seperti karet :, atau oEarium.
#engan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui annulus eksternus
sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Apabila hernia
dapat direposisi, pada $aktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien diminta
mengedan. alau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan
22
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
23/30
kalau samping jari menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. !si hernia pada
bayi $anita yang teraba seperti sebuah massa yang padat biasanya terdiri dari oEarium.
2AS!%!AS!-7R!A !G"!A2!S 2AT7RA2!S < !#!R7
Terjadi karena keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus
yang terletak sebelah lateral dari pembuluh darah epigastrika inerior, kemudian hernia
masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari annulus
inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini
disebut hernia skrotalis. antong hernia berada di dalam m.kremaster terletak
anteromedial terhadap Eas deerens dan struktur lain dalam tali sperma.
#isebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus dan
kanalis inguinalis. 9*1: Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan
ba$aan berupa tidak menutupnya prosesus Eaginalis peritoneum sebagai akibat proses
penurunan testis ke skrotum. -ernia geser dapat terjadi sebelah kanan atau kiri. Sebelah
kanan ini hernia biasanya terdiri dari caecum dan sebagian kolon asendens, sedangkan
sebelah kiri terdiri dari sebagian kolon desendens.
Ga+aran "*ini"
Pada umumnya keluhan pada orang de$asa berupa benjolan di lipat paha yang
timbul pada $aktu mengedan , batuk atau mengangkat beban berat dan menghilang pada
$aktu istirahat baring. Pada bayi dan anak8anak adanya benjolan yang hilang timbul
dilipat paha biasanya diketahui oleh orang tua. @ika hernia mengganggu dan anak atau
bayi sering gelisah, banyak nangis, dan kadang8kadang perut kembung, harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulate. 9*3:
Peeri"saan fisi"
!nspeksi > diperhatikan keadaan asimetris pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau labia
dalam posisi berdiri atau berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga adanya
benjolan atau keadaan asimetris dapat dilihat
Palpasi > dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba
mendorong apakah benjolan dapat direpoisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari
23
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
24/30
telunjuk atau jari kelingking pada anak8anak, kadang cincin hernia dapat teraba berupa
annulus inguinalis yang melebar.
-ernia insipien berupa hernia membakat apabila tonjolan hanya dapat dirasakanmenyentuh ujung jari di dalam kanalis inguinalis tetapi tidak keluar. Pada bayi dan anak8
anak kadang tidak terlihat adanya benjolan pada $aktu menangis, batuk atau mengedan.
#alam hal ini perlu dilakukan palpasi tali sperma dengan membandingkan yang kiri dan
yang kanan, kadang di dapatkan yanda sarung tangan sutera.
!.# Diagn'sis +anding/1&
*. hidrokel
hidrokel mempunyai batas atas tegas , iluminensi positi dan tidak dapat dimasukkan
kembali. Testis pada pasien hidrokel tidak dapat diraba. Pada hidrokel, pemeriksaan
transiluminasi atau diapanoskopi akan memberi hasil positi.
*. limadenopati inguinal. Perhatikan apakah ada ineksi pada kaki sesisi.
(. testis ektopik, yaitu testis yang masih berada di kanalis inguinalis.
1. lipoma atau herniasi lemak properitoneal melalui cincin inguinal.
3. orkitis
!.& K')*i"asi
omplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. 9*B:
*. !si hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel, ini dapat terjadi
kalau isi hernia terlalu besar atau terdiri dari omentum, organ ekstraperitonal 9 hernia
geser : atau hernia akreta. #isini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan.
(. !si hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang
menimbulkan gejala obstruksi usus sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau
24
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
25/30
parsial seperti pada hernia richter.
1. @epitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perusi jaringan hernia. Pada
permulaan terjadi gangguan Eena sehingga terjadi uden organ atau struktur di dalam
hernia dan transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan
pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan
terganggu. !si hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa
cairan serosanguinus. alau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perorasi yang
akhirnya dapat menimbulkan abses local, istel, atau peritonitis jika terjadi hubungan
dengan rongga perut. Gambaran klinik hernia strangulata yang mengandung usus
dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. 0ila telah terjadi
strangulasi karena gangguan Easkularisasi terjadi keadaan toksik akibat gangren,
gambaran klinik menjadi komplek dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri lebih
hebat ditempat hernia. yeri akan menetap karena rangsangan peritoneum. Pada
pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali, disertai
nyeri tekan, dan tergantung keadaan isi hernia, dapat dijumpai tanda peritonitis atau
abses local. -ernia strangulate merupakan keadaan ga$at darurat, karenanya perlu
mendapat pertolongan segera.
BAB 6
ANALISA KASUS
Pasien seorang laki8laki datang dengan terdapat benjolan sekitar lipat paha kana
sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. 0enjolan siatnya hilang timbul, sering muncul pada
saat berdiri dan melakukan aktiitas seperti mengangkat barang, menghilang pada posisi
tidur. 0enjolan tidak dirasakan nyeri. eluhan seperti pusing, demam, sesak, mual
muntah di sangkal pasien. 0A0 dan 0A pasien juga tidak ada keluhan.
Saat diperiksa didapatkan kesadaran pasien kompos mentis, keadaan umum tampak
baik. #idapatkan pada tekanan darah meningkat sebesar *+)
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
26/30
sedangkan naas, suhu dan nadinya dalam batas normal. #ari pemeriksaan isik
didapatkan semua dalam batas normal, kecuali terdapat benjolan pada lipatan inguinal
paha kanan. #an pada pemeriksaan penunjang didapatkan semuanya dalam batas normal.
Pasien dianjurkan untuk menjalani operasi atas indikasi adanya benjolan pada
lipatan paha kanan, yang didiagnosis sebagai -ernia !nguinalis 2ateralis #eCtra. Pasien
dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya obstruksi usus atau hernia strangulate. #ari
anamnesis, pemeriksaan isik saat pre8operasi dan pemeriksaan penunjang, disimpulkan
bah$a pasien termasuk ASA !! yaitu dengan hipertensi grade !!. 'enjelang operasi
keadaan umum pasien normal, tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu dalam batas
normal.
=perasi dilakukan pada tanggal (3 %ebruari ()*+ pukul *).+) sedangkan anestesi
diberikan pada pukul *).1) di !nstalasi 0edah Sentral RS"# ara$ang. Pada pasien
dipilih anestesi regional Spinal karena baik digunakan pada operasi dengan durasi $aktu
yang lama, dan hanya memanipulasi sistem sara perier.
Pada pasien diberikan medikasi dengan 0upiEacaine secara intra lumbal karena
hanya membutuhkan analgetik pada bagian ba$ah tubuh saja. Selain itu, bupiEacaine
dapat menurunkan tekanan darah. arena adanya blok simpatis oleh obat tersebut. Pada
jam *).3) pasien diberikan 'ilo 9'idaolam: 1) mg, karena pasien tampak gelisah dan
tidak tenang sehingga dengan pemberian milo diharapkan terdapat eek sedatiEe pada
pasien.
=perasi dimulai pukul *).+) dan berlangsung selama 3+ menit, ketika operasi akan
dimulai diberikan medikasi ondansetron 3 mg sebagai anti mual pada pasien. Setelah
operasi selesai pasien diberikan tramadol *)) mg dan ketorolac 1) mg sebagai analgetik
pasca operasi pada pasien.
Setelah operasi pasien langsung dipindahkan ke recoEery room dengan tekanandarah *)?
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
27/30
BAB 6I
KESI-PULAN
Pada pasien dengan operasi yang lama dan membutuhkan manipulasi sara perier
bagian tubuh ba$ah maka merupakan suatu indikasi untuk diberikan anestesia regional
spinal, namun dalam pemberian anestesi melalui jalur Eena perlu diperhatikan juga
kondisi pasien apakah dapat kooperati atau tidak saat pemberian anastesi spinal, tanda
Eital pada pasien tersebut 9tekanan darah, nadi,saturasi =( : dan komplikasi obat itu
sendiri.
Serta agar menjaga agar keadaan pasien perioperati hingga post operati dalam
keadaan baik maka perlu dilakukan monitoring terhadap kondisi pasien pre operati
27
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
28/30
,Selama perioprati pun sangat diperlukan penga$asan yang ketat terhadap tekanan darah,
nadi, pernapasan, suhu, serta saturasi oksigen.
BAB 6II
DAFTAR PUSTAKA
*. 2atie SA, Suryadi A,#achlan 'R. Analgesia Regional. !n> Petunjuk Praktis
Anestesiologi. @akarta> %"!O())(.-al> *)+8**(.
(. G$innutt ;2. Anaestheia. !n> Clinical Anaesthesia. ;orn$all> 0lack$ellO ())3.
-al> B(8B6.
1. Pirkanon '. Spinal 9Subarachnoid: 0locakade. !n> ;ousins '@, ;arr #0,
-orlocker TT, 0ridenbaugh P=.Neural Blockade in Clinical Anesthesia & Pain
Medicine.3thed. Philadelphia> 2ippincott William / WilkinsO ())6. -al> (*18(3).
28
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
29/30
3. 0ernard ;'. 7pidural / Spinal Anethesia. !n> 0orash PG, ;ullen 0%, Stoelting
R, ;ahalan ', Stock ';. Clinical Anesthesia. Bthed. Philadelphia> 2ippincott
William / WilkinsO ())6. -al> 6(?86+3.
+. Salinas %5. Spinal Anesthesia. !n> 'ulroy '%, 0ernard ;', 'c#onald @0,
Salinas %5. Regional Anesthesia. 3th ed. Philadelphia> 2ippincott William /
WilkinsO ())6. -al> B) & *)(
B. A$ad SS, %agan SP. ;urrent approaches to inguinal hernia repair.Am J Surg. #ec
())3O*449BA Suppl:>6S8*BS.
?. Scott W, 'c;ormack , Ross S@. =pen mesh Eersus non8mesh or repair o
emoral and inguinal hernia. Cochrane Database Sst Re!. ())(O(*6?
4. 'ichael G. Sarr, '.#.,. !nguinalis -ernia. ational #igestiEe #iseases
!normation ;learinghouse. #iakses @une (? ()*3.6. @ohn T @enkins, Patrick @ =Q#$yerO =#$yer 9())4:. !nguinal hernias.BMJ!!(
9?B14:> (B6&(?(. doi>*).**1B Wolters lu$er -ealth
-
7/24/2019 Case Anestesi Regional (Fix)
30/30