Download - Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 1/27
Daftar Jurnal > HHS Author Manuscripts > PMC3724463
Kematian Sell i alam Pato!enesis Pen"a#it$Pen"a#it %an! Dise&a&#an 'leh
(munitas )u&uh* Peranan Komple#s HM+,- an DAMP$PAMP
.an!#uman
Kematian sel merupakan suatu proses yang umum, yang dimana konsekuensi
imunologi nya dapat mempengaruhi arah penyakit inflamatori, penyakit yang
berkaitan dengan autoimun, dan penyakit-penyakit infeksi. Sedangkan kematian sel
telah lama didikotomisasikan dalam hal apoptosis dan nekrosis, yang dimana hal ini
merupakan bentuk lain dari kematian yang dapat muncul dan beragam di dalam
kapasitasnya untuk menstimulasi dan juga menghentikan proses inflamasi. Aktifitas
pro-inflamatori akan sel-sel yang mati dapat menghasilkan beragam molekul-
molekul intra-selular yang dikeluarkan ketika permeabilitas sel berhenti ketika mati.
Molekul-molekul ini disebut dengan istilah DAMPs pola mulokular yang
berhubungan dengan kerusakan! atau alarmin. Diantara DAMPs, "M#$%, protein
inti non-histon berperan sebagai prototipe. &alaupun "M#$% a'alnya dianggap
hanya berperan sendirian sebagai suatu sitokin, namun penelitian terbaru
menemukan fakta bah'a dampak imunologi nya berasal dari kompleks "M#$(
dengan DAMPs ataupun dengan PAMPs pola molekular yang berkaitan dengan
patogen!. $ersamaan dengan ini, penelitian tentang peranan "M#$% di dalam
patogenesis menemukan fakta bah'a formasi kompleks ekstraselular merupakan
suatu mekanisme yang penting untuk menghasilkan sinyal-sinyal pro-inflamatori
selama kematian sel dan dengan demikian hal ini merupakan suatu target yang
potensial akan terapi yang baru.
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 2/27
Kata #unci) apoptosis, nekrosis, alarmin, inflamasi, "M#$%
Kematian sel merupakan proses yang umum yang menandai pola dan arah penyakit
dan muncul dalam bentuk yang beragam di dalam mekanisme, pola, dan
konsekuensi* akibatnya. Diantara penyakit-penyakit ini, penyakit yang berkaitan
dengan imunitas, yang didalamnya mencakup penyakit infeksi, autoimunitas, dan
sindrom-sindrom inflamatori secara dramatis mengeksemplifikasi* memberikan
contoh peranan kematian sel di dalam patogenesis, bukan hanya sebagai akibat
namun juga sebagai bagian yang integral di dalam proses + %,. Di dalam kondisi ini,
pengaktiasian sistem imun secara beragam adalah nyata, dengan produk sel-sel
yang mati di dalam darah dan jaringan yang berperan sebagai biomarker* penanda
hidup dan juga sebagai mediator di dalam imunopatogenesis.
/ntuk menjelaskan dampaknya terhadap organisme, kematian sel telah lama
didikotomisasikan kedalam dua bentuk) yaitu apoptosis dan nekrosis. Di dalam
skema yang sudah disederhanakan ini, apoptosis dapat disamakan dengan proses
kematian yang terprogram dimana en0im mengalir dan menyebabkan nukleolitik dan
pembelahan proteolitik bersamaan dengan penghancuran dan fragmentasi sel.
Sebaliknya, nekrosis dapat disamakan dengan bentuk kematian yang acak dan terjadi
secara tiba-tiba, yang dimana traum fisik dan kimia dapat merusak sel dan bahkan
menyebabkan lisis nya. Apoptosis dapat bersifat fisiologis, dan nekrosis selalu
bersifat patologis. +1-2.
Ketika apoptosis dan nekrosis dapat ditentukan secara morfologis dan secara
biokimia, penelitian ini telah menambahkan pola tambahan pada khasanah tentang
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 3/27
pemusnahan selular. 3perasi pada pola ini dapat tergantung pada tipe sel, termasuk di
dalamnya stimulus dan jalur pen-sinyalan akan kematian terhadap sel. Secara umum,
pola ini telah dijelaskan dengan menggunakan sistem in-itro4 hal ini lebih sulit
untuk mengidentifikasi pola-pola kematian sel in-io karena tahapan akan material
patologi yang rumit dan juga pembersihan sel-sel yang mati secara ekstensif melalui
eferositosis. 5ferositosis menenunkan suatu proses dimana sel-sel yang mati
dihilangkan oleh fagosit profesional atau non-profesional, fagosit yang paling banyak
dan paling aktif adalah makrofaga +6,7.
Secara umum, sel-sel apoptotik jarang diobserasi di dalam spesimen klinis
'alaupun sel-sel nekrotik dapat didemonstrasikan di dalam spesimen-spesimen
patologis. Seperti contohnya, tumor sering mengandung sel-sel nekrotik, dimana hal
ini menciptakan kematian sel abnormal dan juga pertumbuhan sel abnormal +8,%9.
Diantara penyakit-penyakit inflamatori, askulitis leukositoklastik ditentukan oleh
keberadaan produk kematian sel sisa inti atau sisa lainnya! dari sel-sel darah putih
yang menjadi terpecah. Alur kondisi penghancuran selular masih belum dapat
dipahami, karena proses biopsi hanya dapat meneliti proses tahap akhir nya saja.
Pola Kematian Sel
Di dalam pengklasifikasian pola-pola kematian sel, suatu pembedaan yang penting
berfokus pada dampak akan sel-sel yang mati terhadap sistem imunitas, baik itu
secara positif maupun negatif. Dengan demikian, penelitian telah menemukan fakta
bah'a sel yang mati karena apoptosis merupakan aktifitas imunologi ataupun
merupakan sifat dari imunosupresif yang ada. Kurangnya reaktifitas imun akan sel-
sel apoptotik dapat berkaitan dengan frekuensi dengan kemunculan kematian
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 4/27
apoptotik secara pisiologi dan juga secara patofisiologi. Karena apoptosis muncul
selama pertumbuhan yang normal, tidak aktifnya imunologi dapat menghambat
penggenerasian autoreaktifitas terhadap sel-sel yang mati dan menjelang mati yang
terjadi milyaran kali dalam satu hari +%%,%.
$erbeda dengan kematian apoptosis, kematian sel secara nekrosis terjadi secara
imunologi dan bersifat bahaya. Seperti yang ditunjukan di dalam sistem in io dan
in itro, sel yang mati secara nekrosis dapat menjadi stimulator imun yang kuat.
Aktifitas ini sepertinya berasal dari paparan atau pelepasan ekstraselular DAMPs
pola molekular yang berhubungan dengan kerusakan! dan PAMPs pola molekular
yang berkaitan dengan patogen!. Keberagaman struktural DAMPs berariasi, dari
mulai molekul yang kecil seperti contohnya A:P dan asam urik sampak
makromulekul yang besar seperti contohnya protein kejut-panas, D;A, atau <;A
+%1.
=itur kunci dari DAMPs adalah kemampuannya untuk mentranslokasi dari sell dan
menstimulasi reseptor :>< dan sensor :>< di dalam sel sistem imunitas yang ada.
Dari sifat ini, DAMPs juga termasuk kedalam kategori dari molekul yang berbahaya
atau dikenal dengan istilah alarmin sinyal yang menandakan bahaya!. Alarmin
secara fungsional ditentukan oleh kemampuannya untuk mengaktifkan imunitas
alami, meningkatkan kemotaksis dan menstimulasi respon spesifik antigen.
Sedangkan DAMPs memiliki aktifitas alarmin, dimana sitokin yang belum terbentuk
dapat menunjukan aktifitas fungsi yang sama dan masuk kedalam terminologi ini
+%?,%@.
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 5/27
Diantara bentuk-bentuk kematian sel lainnya, ;5:osis juga dapat menggenerasi
aktifitas inflamatori, terutama di dalam proses infeksi. ;5:osis mengacu pada respon
neutrofil terhadap bentuk-bentuk stimulasi imun tertentu. Di dalam ;5:osis, seluruh
nukleus sel diekstrusi di dalam bentuk bobot molekular yang tinggi untuk
menghasilkan ;5:s perangkap ekstraselular neutrofil!4 ;5:s dapat menjerat bakteri
dan membunuhnya dengan molekul anti-mikroba yang dimilikinya. Struktur ;5:,
yang mencerminkan isi D;A nya juga dapat menstimulasi reaktifitas imunitas. Pola
kematian sel ini muncul secara spesifik untuk neutrofil 'alaupun pelepasan inti nya
juga dapat terjadi dengan bentuk nekrosis tertentu.
Diantara proses-proses yang sudah dipahami, piroptosis adalah bentuk dari kematian
sel yang unik yang terjadi di dalam sel dengan bentuk tekanan dan akibat metabolik
dan yang lainnya dari pengaktiasian inflamasom dan penggenerasian aktifitas
caspase-%. Karena caspase-% memainkan suatu peran kunci di dalam pematangan dan
pensekresian (>-% dan (>-%7, sel yang mengalami piroptosis merupakan sumber
yang kaya akan sitokin pro-inflamatori. (>-11, suatu molekul dengan lokalisasi inti
juga dikeluarkan dari dalam bentuk kematian ini +%6. Menariknya, kelainan genetik
di dalam regulasi inflammasome dapat menyebabkan sindrom autoinflamatori seperti
contohnya sindrom Muckle-&ells, yang dimana (>-% memainkan suatu peranan
kunci di dalam memicu manifestasi penyakit +%7.
:erakhir, autofagi merupakan bentuk kematian yang teregulasi dimana sel akan
mencerna dirinya untuk menghadapi tekanan dan menyediakan sumber energi
tambahan untuk dapat bertahan pada situasi tertentu. &alaupun hal ini dapat menjadi
proteksi akan tekanan yang intens dan lama seperti contohnya kelaparan atau infeksi,
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 6/27
autofagi dapat berkaitan dengan kematian sel4 di dalam kasus ini, sel dapat mati
dengan autofagi bukan dari* diakibatkan autofagi +%8.
$erkenaan dengan susunan mekanisme kematian sel dan bukti bah'a nekrosis dapat
diregulasi, para inestigator telah meneliti peranan dari proses homeostasis ini.
Diantara konsekuensinya, kematian sel dapat menghancurkan mikroorganisme baik
itu bakteri ataupun irus!, hal ini juga dapat mencegah replikasi organisme-
organisme yang menginfeksi. Di dalam konseptualisasi ini, kematian sel dapat
menjadi fitur intrinsik akan pertahanan tubuh, yang dimana hal ini akan memicu
inflamasi dengan menghilangkan perlindungan lokal untuk multiplikasi intraselular.
Dengan demikian, arah kematian spesifik akan tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan efisiensinya di dalam menghancurkan organisme yang
menginfeksi.
Pembersihan Sel-Sel Bang Mati
Determinan atau penentu yang penting akan aktifitas imunitas dari kematian sel
adalah4 intinya adalah C rentang usianya sebagai entitas kematian. $ukti yang ada
menunjukan fakta bah'a sel yang mati melalui apoptosis mengalami pembersihan
yang cepat karena adanya kemampuan sinyal memakan diriE yang berinteraksi
dengan sistem humoral dan selular untuk memfasilitasi fagositosis dan pembersihan
melalui eferositosis +6,7,9-. "ipotesis untuk menjelaskan pembersihan yang
sangat cepat ini didasarkan pada ide yang menyatakan bah'a persistensi sel-sel yang
mati dapat berbahaya karena sel apoptotik dapat bertransisi ke tahap yang akhir
dengan sifat-sifat pro-inflamatori4 sel yang mengalami transisi ini disebut sel
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 7/27
nekrotik sekunder, namun hubungannya dengan sel nekrotik primer belumlah
sepenuhnya dipahami +@.
Karena apoptosis dapat terjadi di banyak situasi fisiologis, pembersihan cepat dapat
memberikan suatu mekanisme gagal-aman untuk mencegah inflamasi dan
autoreaktifitas dengan menghilangkan sel-sel yang dapat menjadi bersifat pro-
inflamatori jika sel-sel ini berada pada posisi transisi menjadi nekrosis sekunder.
Dengan demikian, rentang 'aktu hidup sel apoptopik di dalam tubuh sangatlah
pendek. Memang, abnormalitas di dalam proses pembersihan contohnya4 defisiensi
komplemen! memiliki hubungan dengan autoimunitas. Pada manusia dan tikus,
sebagai contohnya, kekurangan F%G C yaitu suatu protein yang dapat mengikat sel-
sel apoptotik C sangat berkaitan erat dengan S>5, yang dimana hal ini menunjukan
bah'a kegagalan akan pembersihan sel-sel yang sudah mati dapat menstimulasi
inflamasi dan juga menghasilkan auto-antibodi +1,?.
$erbeda dengan apoptosis, nekrosis secara esensi selalu bersifat patologis dan
berperan sebagai sinyal akan bahaya. Karena sel nekrotik memberikan dasar untuk
penyinalan ini, terjadinya proses pembersihan lebih cenderung terbatas dibandingkan
dengan yang terjadi dengan sel-sel apoptotik. Di dalam konseptualisasi ini,
pembersihan yang lambat menjaga sumber molekul-molekul bahaya untuk
menghasilkan inflamasi dan perbaikan.
$agaimana Sel ;ekrotik Memberikan Sinyal
Seperti yang diketahui, sel yang mati oleh nekrosis merepresentasikan suatu unsur
yang penting di dalam pertahanan tubuh, memberikan sinyal bahaya dan memicu
inflamasi, apakah kematian yang disebabkan oleh infeksi ataupun non-infeksi.
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 8/27
Penyinalan ini sebagian berasal dari pelepasan molekul-molekul intraselular, yang
dimana ketika terlepas dari batas sel C dapat menstimulasi respon imunitas melalui
interaksi dengan sensor :>< dan non-:>< +@,2. Proses pelepasan ini terjadi
secara pasif dan merupakan akibat dari integritas membran sell yang terganggu atau
lisis sel aktual. Ketika penghalang permeabilitas rusak, isi intraselular dapat
melakukan translokasi secara ekstraseluar, mungkin oleh penurunan gradien
konsentrasi. Di dalam lokasi ekstraselular, molekul-molekul intraselular dapat
berperan sebagai DAMPs, yang dimana hal ini dapat menyebabkan inflamasi di area
sekitar dan juga menstimulasi arus sel inflamatori.
Di dalam memahami stimulator endogen bahaya, para peneliti telah
mengkarakterisasikan beragam DAMPs atau alarmin, berfokus pada aktifitasnya
sebagai entitas yang terisolasi* terpisah pada asumsi bah'a DAMPs ini berfungsi
sebagai sitokin atau kemokin konensional +%1-%@. "asil dari penelitian ini cukup
menarik dan membingungkan, karena pada beberapa contohnya, aktifitas dari
molekul-molekul ini sulit untuk disubstansiasi dengan produk-produk yang di
purifikasi. >ebih jauh lagi, aktifitas molekul-molekul ini tidak berkaitan dengan
ekspresi ekstraseluler nya, yang dimana hal ini menunjukan bah'a lokasi tersebut
tidak cukup untuk melimpahkan aktifitas DAMP.
Kerumitan lainnya di dalam menganalisis aktifitas DAMPs berkaitan dengan
keberadaan >PS atau endotoksin di dalam banyak sistem terutama pada model
binatang in io kecuali pada binatang yang terbebas dari mikroba* mikroorganisme.
Karena banyak molekul yang dapat mengikat >PS, maka akan sulit untuk
mentidaksertakan kontribusi PAMP terhadap aktifitas DAMP. $ahkan di dalam
sistem in itro, kontaminasi >PS dapat merumitkan penginterpretasian eksperimen
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 9/27
karena serum janin dan komponen media lainya dapat mengandung >PS. Memahami
sistem >PS secara keseluruhan sangatlah sulit, hal ini membuat kontaminasi >PS
sulit untuk dihindari terutama jika DAMP merupakan molekul yang dapat mengikat
>PS.
"M#$% sebagai suatu Alarmin Prototipe
Situasi dengan "M$#% mengilustrasikan kesulitan di dalam menggambarkan
aktifitas DAMP, 'alaupun, bukan saja membingungkan, keberagaman aktifitas
"M#$% dan interaksi-interaksinya dengan PAMPs dan sitokin dapat menjelaskan
mekanisme dasar akan fungsi dari molekul ini +6,7. Memang, saya akan
menjelaskan bah'a, seperti halnya banyak fungsi dan kejadian di dalam sel-sel imun
selama pengaktifasian dan kematian yang melibatkan penyusunan kompleks di dalam
ruang ekstraselular, penghasilan kompleks multi-komponen dapat sangat penting
bagi aktifitas DAMP dan regulasinya. Seperti halnya, molekul-molekul dengan
aktifitas DAM dapat memiliki fitur-fitur struktural contohnya4 muatan dan area
hidofobik! yang memfasilitasi interaksi dengan molekul-molekul lainnya protein
atau asam nukleat! untuk menciptakan moitas* kesatuan baru yang dapat memicu
respon.
"M#$% merupakan protein inti non-histon yang terdiri dari %@ asam amino yang
tersusun di dalam dua struktur kotak kotak A dan kotak $! dan juga sebagai ujung*
ekor F #ambar %!. "M$#% dapat mengikat D;A terutama molekul dengan susunan
tertentu atau struktur yang melengkung dan dapat membantu mengorganisir
arsitektur kromosom dan meregulasi transkripsinya. Di dalam nukleus, "M#$%
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 10/27
sangat bersifat mobile tidak statik! karena tidak terlalu terikat dengan kromatin4
pada beberapa sel, "M#$% dapat muncul di dalam sitoplasma dan bergerak maju
mundur dianatara kompartemen selular. Diantara faktor-faktor yang mengatur
interaksi-interaksi dan lokasi intraselular ini, modifikasi pasca-translasional "M#$%
yaitu asetilasi! dapat memodulasi sifat dan properti ini. +6-1.
#ambar %. Struktur "M#$%. #ambar ini mengilustrasikan struktur molekular
"M#$%, menunjukan keberadaan dua kotak A dan $! dan ujung henti* ekor F.
Aktifitas alarmin "M#$% a'alnya ditemukan didalam penelitian untuk
mengidentifikasi mediator baru yang dipicu oleh >PS dan dengan demikian dapat
berkontribusi terhadap sepsis. Di dalam eksperimen seminal, &ang dkk
menunjukkan bah'a stimulasi makrofaga dengan >PS yang dapat menyebabkan
ekspresi "M#$% di dalam media kultur, dan dengan demikian, "M#$% memiliki
aktifitas imunostimulatori in itro +11. Penelitian selanjutnya menemukan peranan
"M#$% di dalam respon inflamatori in io. Dengan demikian, "M#$% meningkat
di dalam setingan sepsis, artritis inflamatori dan shok, dengan strategis untuk
menurunkan aktifitas "M#$% dengan menggunakan antibodi atau struktur kotak A
yang kompetitif secara terapeutik +6,7. Di dalam setingan in io seperti
contohnya sepsis, ekspresi "M#$% berbeda dari sitokin konensional seperti
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 11/27
contohnya :;=-H, muncul di kemudian dan memiliki ekspresi terus menerus. :abel %
menunjukkan penyakit yang dimana peranan "M#$% telah diajukan pada basis
model-model binatang atau penelitian-penelitian yang mengindikasikan peningkatan
"M#$% di dalam jaringan atau darah.
:abel %
Penyakit dengan Peranan Potensi "M#$% di dalam Patogenesis
Sepsis
Syok hemorhagik
Artritis reumatoid
>upus eritematosus sistemik
PolimiositisStroke
Di dalam setingan stimulasi imun, ekspresi ekstraselular "M#$% berasal dari
modifikasi pasca-translasional yang mencakup asetilasi yang mempengaruhi
lalulintas nya dari nukleus ke sitoplasma +8-1. Ketika di dalam sitoplasma,
"M#$% dapat memasuki esikel endosomal untuk sekresi akhir oleh suatu
mekanisme non-konensional. Pelepasan "M#$% tidak terbatas pada aktiasi imun,
namun, karena ketika sel mati, "M#$% juga bertranslokasi pada lingkungan
ekstraselular +1?,1@. Dengan demikian, "M#$% dapat berperilaku sebagai suatu
DAMP 'alaupun pelepasan ekstraselulernya dapat terjadi di dalam setingan
pengaktifasian sel.
Pelepasan "M#$% selama kematian sel adalah hal yang rumit karena luasnya proses
tergantung pada tipe sel dan stimulus yang mencakupinya. Di dalam penelitian a'al
tentang perilaku "M#$% selama kematian sel, pelepasan molekul ini ketika dinilai*
diperiksa melalui pemeriksaan blot Western media sel dan mikroskopi
imunoflurosen, didemonstrasikan dengan sel nekrotik namun tidak dengan sel
apoptotik. >ebih jauh lagi, di dalam sel yang mengalami proses apoptosis, mobilitas
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 12/27
intraselular "M#$% menunjukan suatu perubahan dramatis. Seperti yang
ditunjukkan dengan menggunakan pencitraan =>(P pelepasan flouresens di dalam
fotobleaching!, dengan apoptosis, "M#$% dapat menjadi statik tidak mobile! di
dalam nukleus. Karena penanganan sel-sel apoptotik denan trikostatin A yang dapat
menghambat aktifitas deasetilase! dapat memungkinkan pelepasan "M#$% dari sel
apoptotik, temuan-temuan ini menunjukan fakta bah'a pemodifikasian pasca-
translasional yaitu4 asetilasi! dapat merubah ikatan kromatin dan retensi inti +1?.
Dikotomi di dalam pelepasan "M#$% selama apoptosis dan nekrosis memiliki
hubungan pararel langsung dengan aktifitas imunologi sel-sel apoptotik dan sel-sel
nekrotik, yang dimana hal ini menunjukkan suatu peranan yang penting dari "M#$%
di dalam menentukkan aktifitas fenotip kematian sel. Memang, penelitian-penelitian
menunjukkan bah'a ekspresi "M#$% dapat menentukan aktifitas imunologi sel-sel
yang mati. Dengan demikian, di dalam sistem kultur in itro, sel-sel nekrotik yang
kekurangan "M#$% sel-sel HMGB1−/−! gagal untuk menstimulasi monosit murin
untuk menghasilkan :;=-H pada kondisi dimana sel-sel yang mengekspresikan
"M#$% adalah aktif. :emuan-temuan ini menunjukkan bah'a disposisi "M#$%
dapat menentukan aktifitas imun akan sel-sel yang mati atau sel-sel yang mengalami
proses kematian.
Ketika model ini memiliki dikotomi yang dipostulasikan di dalam sifat imunologi
tipe kematian, eksperimen lanjutan menunjukkan situasi yang lebih bernuansa.
Dengan demikian, ketika penelitian a'al menunjukkan bah'a sel-sel apoptotik
secara ketat menahan "M#$% di dalam nukelus, penelitian lanjutan menunjukkan
bah'a "M#$% dapat bertranslokasi ke area ekstraseluler ketika dimulainya proses
apoptosis +12-17. Ketika tahap ini dapat sesuai dengan nekrosis kedua, maka
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 13/27
pelepasan pun dapat terjadi. :emuan ini memunculkan pertanyaan tentang luas dan
stabilitas ikatan "M#$% dengan kromatin selama proses apoptosis. Iika "M#$%
pada a'alnya terikat di dalam nukleus selama proses apoptosis, pelepasan yang
terjadi kemudian selama nekrosis sekunder menunjukkan suatu proses ikatan ketika
proses kematian terjadi, atau secara alternatif, keberadaan pool yang lebih bersifat
mobile mungkin terjadi di dalam sitoplasma.
Permasalahan lain ketika mengealuasi dinamika ekspresi "M#$% ekstraselular pun
muncul untuk mengetahui perilaku makromolekul selama proses kematian. Sistem
untuk mempelajari apoptosis pun dipahami karena hal ini merupakan suatu proses
yang sangat teregulasi, yang dimana prosesnya dapat dimonitor dengan penanda
morfologi dan biokimia contohnya4 aktifasi caspase, penanggaan D;A!. Sebaliknya,
nekrosis yang terjadi karena trauma fisik atau kimia'i yang menyebabkan
penghancuran sel dan lisis, 'alaupun beberapa bentuk kematian nekrotik dan juga
bentuk kematian sel non-apoptotik yang dijelaskan diatas! adalah lebih bersifat
gradual* lambat dan teregulasi.
Di dalam ketidakberadaan model-model yang reliabel, beberapa peneliti telah
menggunakan interensi seperti contohnya pencair-beku atau bahkan homogenisasi
untuk memicu nekrosisE. Ketika interensi ini dapat membunuh sel dengan cepat,
namun hal ini dapat menghasilkan apa yang disebut dengan lisat sel. Iumlah protein
dan molekul-molekul lain! di dalam preparasi ini adalah tinggi 'alaupun hubungan
antara jumlah yang dilepaskan selama bentuk nekrosis lain tidaklah diketahui.
;amun demikian, penggunaan tindakan-tindakan ekstrim akan pengrusakan sel
untuk memicu proses nekrosis akan dapat memunculkan pengukuran jumlah
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 14/27
"M#$% yang berlebihan yang dilepaskan selama proses nekrosis daripada jumlah
yang sebenarnya.
Ketika jumlah relatif dari "M#$% yang dilepaskan selama proses apoptosis dan
nekrosis masih harus diteliti lagi, aktifitas imunologi "M#$% di dalam bentuk-
bentuk kematian ini dapat berbeda. Dengan demikian, "M#$% yang dilepaskan
selama proses apoptosis dapat memiliki aktifitas imunologi yang berkurang dan
menunjukan bah'a oksidasi residu-residu kunci dapat muncul* terjadi selama
gangguan redoks di dalam sel ditekan. Sebaliknya, dengan nekrosis, residu-residu ini
dapat tidak berubah di dalam bentuk yang berkurang, menjaga aktifitasnya. Diantara
asam amino yang penting di dalam penentuan "M#$%, sisteina pada posisi %92
dapat mempengaruhi interaksi dengan :><?. 3ksidasi sisteina ini dan sisteina jenis
lainnya dapat mempengaruhi aktifitas imunologi "M#$% +18.
Dalam hal ini, aktifitas "M#$% dapat berariasi tergantung pada apakah hal tersebut
berasal dari sel-sel apoptotik ataukah dari sel-sel nekrotik yang teraktiasi4
perbedaan ini sepertinya menunjukkan dampak akan pemodifikasian pasca-
translasional. &aktu paparan dari bentuk "M#$% yang berbeda-beda terhadap
sistem imun juga berariasi, dengan trauma tergantung pada agen* faktor yang
mempengaruhinya! dapat menyebabkan pelepasan "M#$% yang lebih cepat
dibandingkan dengan aktiasi imun.
Mungkin, temuan yang paling mengejutkan akan aktifitas imun "M#$% adalah yang
menyoroti aktifitas preparasi "M#$% yang terpurifikasi. Seperti yang ditunjukan di
dalam sejumlah penelitian, preparasi ini dapat secara esensial berupa aktifitas yang
tidak terjadi 'alaupun ketika dicampurkan dengan ligan :>< seperti contohnya >PS
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 15/27
atau dengan (>-% yang mirip sitokin +?9-?@.. >ebih jauh lagi, pengkompleksan
"M#$% dengan D;A secara imunologi menghasilkan struktur aktif 'alaupun D;A
mamalia memiliki kekurangan sifat-sifat stimulatori. Data-data ini menunjukkan
bah'a "M#$% bukanlah alarmin penuh* utuh namun harus bekerja bersamaan
dengan molekul lain. Molekul ini bisa memiliki atau tidak memiliki aktifitas
imunologi, dengan molekul-molekul >PS dan (>-% yang bekerjasama yang dimana
aktifitasnya dapat ditingkatkan melalui hubungannya dengan "M#$%, sedangkan
D;A merupakan molekul partner yang aktifitasnya dapat bertransformasi akibat
hubungan ini. (nteraksi ini memainkan peranan di dalam keberagaman reseptor yang
terimplikasi di dalam aktifitas "M#$%. <eseptor-reseptor ini termasuk diantaranya
adalah :><, :><?, :><8 dan <A#5 reseptor untuk produk akhir glycation
lanjutan!. :abel menjelaskan sifat-sifat dari "M#$%.
:abel
Sifat "M#$%
Protein inti non-histon
$ersifat mobile* bergerak di dalam nukleus sel
Mengikat D;A dengan tergantung pada susunan dan strukturnya
Sensitif terhadap redoks
$erinteraksi dengan sitokin, DAMPs, dan PAMPs
Menstimulasi imunitas yang dimilikinya di dalam bentuk kompleks
Peranan "M#$% di dalam DAMPs dan PAMPs yang bersifat mengkomplekskan
Seperti yang ditunjukan oleh pertimbangan ini, sifat-sifat imun molekul seperti
"M#$% adalah tergantung konteks dan dapat sangat termutasikan, serta sampai
sekarang belum ada terminologi yang pasti untuk memahami fungsinya. Memang,
istilah fungsi ganda telah diterapkan untuk molekul seperti "M#$% yang memiliki
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 16/27
aktifitas intraselular dan ekstraselular. Seperti yang sudah diketahui, sitokin tertentu
seperti halnya (>-%H dan (>-11 juga merupakan molekul dengan fungsi ganda, yang
dimana dapat mengikat kromatin di dalam sel dan menstimulasi imunitas di luar
sel+?2,?6. "M#$% adalah berbeda dari sitokin inti, namun, karena "M#$%
sepertinya tidak memiliki aktifitas imunologi intrinsik dan membutuhkan komponen
lain untuk menstimulasi aktifitasnya.
Seperti cara untuk memahami aktifitas "M#$%, saya berpendapat bah'a molekul-
molekul seperti "M#$% berfungsi sebagai perancah atau blok banungan di dalam
susunan kompleks ekstraselular dengan suatu molekul pengikat atau sebagai bagian
dari struktur yang besar. Kompoleks ini atau nano-struktur ini dapat terdiri dari
unsur-unsur proteomika dara D;A dan <;A di dalam sirkulasi!, yang dimana di
dalam fungsi yang tergantung pada konsentrasinya, bergabung untuk membentuk
struktur yang menstimulasi imunitas ba'aan +?7. Pada beberapa contoh, komponen-
komponen kompleks dapat sudah saling mengikat di dalam sel contohnya, "M#$%
dan D;A! 'alaupun kompleks ini juga dapat terbentuk dari komponen-komponen
ini diluar sel.
Di dalam model ini, ikatan >PS bukanlah artefak dan bukan pula gangguan
eksperimental. ;amun, ini merupakan suatu mekanisme kunci untuk mempercepat
proses imunitas. Selama infeksi yang serius, 'aktu adalah hal yang penting untuk
mengaktifkan ukuran dan upaya pertahanan. Dengan demikian, dengan mengikat
>PS atau D;A yang bersirkulasi, aktifitas imunologi kompleks yang berkembang
dapat meningkat dengan cepat, dengan keberadaan PAMP, bahkan dalam konsentrasi
yang rendah sekalipun, dapat secara itegral meningkatkan potensi imunitas.
Kompleks ini dapat disebut dengan istilah kompleks DAMP-PAMP. Selain PAMPs
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 17/27
yang bersirkulasi untuk mebangung kompleks DAMP-PAMP, "M#$% juga dapat
menggabungkan sitokin, yang dimana pada tahap a'al respon berada pada
konsentrasi yang rendah. Dengan suatu kompleks yang tercipta oleh PAMPs dan
sitokin, interaksi yang bersamaan dengan berbagai tipe-tipe reseptor pun terjadi,
yang dimana hal ini berperan secara sinergis untuk meningkatkan atau
mengamplifikasi sinyal-sinyal yang akan kurang kuat jika tiap-tiap komponen tidak
saling berinteraksi. #ambar mengilustrasikan model ini.
#ambar
Pembentukan kompleks DAMP-PAMP dengan "M#$%. #ambar diatas
mengilustrasikan suatu model yang dimana "M#$% dapat membentuk kompleks
dengan DAMPs, PAMPs, serta sitokin bersamaan dengan kematian sel. Selama
proses nekrosis ketika terjadi infeksi, "M#$% dan D;A.
"M#$% bukanlah nidus untuk pembentukan kompleks DAMP namun merupakan
komponen yang penting yang dapat mengkatalisasi proses pembentukkannya karena
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 18/27
kemampuannya untuk mengikat molekul-molekul yang beragam. Kita belum bisa
memahami apakah "M#$( mengalami modifikasi pasca-translasional secara ekstra
selular atau tidak, namun, jika iya, maka akan terdapat kemiripan dengan
inflamasome atau apoptosome yang terbentuk sebagai molekul intraseluler yang
saling berkaitan, dan hal ini terjadi ketika proses fosforilasi.
Seiring dengan berjalannya 'aktu, ukuran dan komposisi kompleks dapat berubah.
Dengan pertahanan tubuh atau terapi antibiotik yang efektif, tingkat kekuatan >PS
dapat menurun dan dapat menurunkan tingkat sitokin. "al yang sama, ketika terjadi
syok atau abates iskemia, konsentrasi "M#$% juga akan menurun dan mungkin
kompleks atau nanostruktur akan terpecah* terpisah. Ketika infeksi atau
ketidakseimbangan metabolisme telah sembuh, maka sistem akan kembali ke kondisi
semula dengan berbagai komponen yang bersirkulasi di dalam bentuk monomerik
dengan dalam jumlah yang tidak cukup untuk berinteraksi untuk menggenerasi
struktur DAMP. Ketika model ini hanyalah suatu spekulasi, namun hal ini
memberikan suatu kerangka untuk memahami sifat dari molekul seperti contohnya
"M#$% dan untuk mengeksplorasi nilainya sebagai biomarker dan target terapi
baru.
/ngkapan :erima Kasih
Karya ini didukung oleh JA Merit <eie' #rand dan ;(" #rants A%97181 dan
A%97?9.
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 19/27
Daftar (si
%. Kono ", <ock K>. How dying cells alert the immune system to danger
$agaimana sel yang mati dapat memberikan sinyal bahaya terhadap sistem
imunitas!. ;ature <e (mmunol.99747)68C77. +PMF free article +PubMed
. Fhen #B, ;ue0 #. Sterile inflammation: sensing and reacting to damage
(nflamasi steri) peka dan bereaksi dari adanya kerusakan!. ;ature <e
(mmunol.9%94%9)72C716. +PMF free article +PubMed
1. Sila M:, do Jale A, dos Santos ;M;. Secondary necrosis in multicellular
animals: an outcome of apoptosis with pathogenic implications ;ekrosis sekunder
pada binatang multiselular) suatu akibat apoptosis dengan implikasi
patogenik!. Apoptosis. 9974%1)?21C?7. +PubMed
?. Kroemer #, #allu00i >, Jandenabeele P, Abrams I, Alnemri 5S, $aehrecke 5", et
al. lassification of cell death: recommendations of the nomenclature committee on
cell death !""# Pengklasifikasian kematian sel) rekomendasi komite nomenklatur*
tata nama tentang kematian sel 998!. Fell Death Differ.9984%2)1C%%. +PMF free
article +PubMed
@. Kalai M, Jan >oo #, Janden $erghe :, Meeus A, $urm &, Saelens L, et al.
$ipping the balance between necrosis and apoptosis in human and murine cells
treated with interferon and ds%&' Memahami keseimbangan antara nekrosis dan
apoptosis pada manusia dan sel murin yang ditangani dengan interferon dan
ds<;A!. Fell Death Differ. 9948)87%C87?. +PubMed
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 20/27
2. Antoine DI, &illiams DP, Kipar A, >aerty ", Park $K. (iet restriction inhibits
apoptosis and HMGB1 o)idation and promotes inflammatory cell recruitment during
acetaminophen hepatoto)icity Pembatasan diet yang menghentikan apoptosis dan
oksidasi "M#$% dan meningkatkan perekrutan sel inflamatori selama proses
hepatotoksitas asetaminofen!. Mol Med.9%94%2)?68C?89. +PMF free
article +PubMed
6. Morimoto K, Ianssen &I, =essler M$, McPhillips KA, $orges JM, $o'ler <P, et
al. *o+astatin enhances clearance of apoptotic cells ,effercytosis- with implications
for chronic obstructi+e pulmonary disease >oastatin meningkatkan proses
pembersihan sell-sell apoptotik eferisitosisN dengan implikasi bagi penyakit paru
obstruktif kronis!. I (mmunol. 9924%62)62@6C622@. +PubMed
7. :horp 5, :abas (. Mechanisms and conse.uences of efferocytosis in ad+anced
atherosclerosis Mekanisme dan konsekuensi* akibat eferositosis di dalam
aterosklerosis parah!. I >eukoc $iol. 998472)%978C%98@. +PMF free
article +PubMed
8. #regory FD, Pound ID. ell death in the neighbourhood: direct
microen+ironmental effects of apoptosis in normal and neoplastic tissues Kematian
sel di dalam jaringan) dampak mikro-eniromental langsung apoptosis di dalam
jaringan normal dan jaringan neoplasti!. I Pathol. 9%%41)%66C%8?. +PubMed
%9. Joll <5, "ermann M, <oth 5A, Stach F, Kalden I<, #irkontaite (.
mmunosuppressi+e effects of apoptotic cells Dampak imunosupresif sel-sel
apoptotik!. ;ature. %8864189)1@9C1@%. +PubMed
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 21/27
%%. Sauter $, Albert M>, =rancisco >, >arsson M, Somersan S, $hard'aj ;.
onse.uences of cell death: e)posure to necrotic tumor cells0 but not primary tissue
cells or apoptotic cells0 induces the maturation of immunostimulatory dendritic cells
Akibat kematian sel) paparan pada sel-sel tumor nekrotik, bukan pada sel-sel
jaringan primer atau sel-sel apoptotik, yang mencakup pematangan sel-sel dendritik
imunostimulatori!. I 5Op Med. 9994%8%)?1C?1?. +PMF free article +PubMed
%. =erguson :A, Fhoi I, #reen D<. 'rmed response: how dying cells influence $
cell functions <espon perlindungan) bagaimana sel-sel yang mati dapat
mempengaruhi fungsi sel-:!. (mmunol <e. 9%%4?%)66C77. +PMF free
article +PubMed
%1. <ubartelli A, >ot0e M:. nside0 outside0 upside down: damageassociated
molecularpattern molecules ,('M2s- and redo) Molekul *DAMPS dan redoks
dengan pola molekular yang berkaitan dengan kerusakan!. :rends
(mmunol. 99647)?8C?12. +PubMed
%?. "arris "5, <aucci A. Alarming! ne's about danger. Wor3shop on innate danger
signals and HMGB1 Pengkajian sinyal-sinyal bahaya ba'aan dan "M#$%!.
5M$3. 99246)66?C667. +PMF free article +PubMed
%@. 3ppenheim II, Bang D. 'larmins: chemotactic acti+ators of immune responses
Alarmin) aktiator kemotaktik sebagai respon imun!. Furr 3pin
(mmunol.99@4%6)1@8C12@. +PubMed
%2. =uchs :A, Abed /, #oosmann F, "ur'it0 <, Schul0e (, &ahn J, et al. &o+el cell
death program leads to neutrophil e)tracellular traps Program kematian sel yang
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 22/27
baru yang menjadi perangkat ekstraseluler neutrofil!. I Fell $iol. 9964%62)1%C
?%. +PMF free article +PubMed
%6. $ortoluci K<, Med0hito <. ontrol of infection by pyroptosis and autophagy:
role of $*% and &*% Pengendalian infeksi dengan piroptosis dan autofaga) peranan
:>< dan ;><!.Fell Mol >ife Sci. 9%9426)%2?1C%2@%. +PubMed
%7. >achmann "I, uartier P, So A, "a'kins P;. $he emerging role of interleu3in
14 in autoinflammatory diseases Peranan interlekin-%Q yang meningkat pada
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan autoinflamatori!. Arthritis
<heum. 9%%421)1%?C1?. +PubMed
%8. Lu B, Kim S3, >i B, "an I. 'utophagy contributes to caspaseindependent
macrophage cell death Autofaga berkontribusi terhadap kematian sel makrofaga
yang tidak terikat caspase!. I $iol Fhem. 99247%)%8%68C%8%76. +PubMed
9. 5lliott M<, <aichandran KS. learance of apoptotis cells: implications in
health and disease Pembersihan sel-sel apoptotis) dampaknya di dalam kesehatan
dan penyakit!. IF$.9%94%78)%9@8C%969. +PMF free article +PubMed
%. Poon (K", "ulett MD, Parish F<. Molecular mechanisms of late
apoptotic/necrotic cell clearance Mekanisme molekular pembersihan sel nekrotik*
apoptotik akhir!. Fell Death Differ. 9%94%6)17%C186. +PubMed
. #regory FD, Pound ID. Microen+ironmental influences of apoptosis in +i+o and
in +itro Pengaruh mikroenironmental* lingkungan mikro apoptosis in io dan in
itro. Apoptosis.9%94%@)%98C%9?8. +PubMed
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 23/27
1. :aylor P<, Farugati A, =adok JA, Fook ":, Andre's M, Farroll MF, et al. '
hierarchical role for classical pathway complement proteins in the clearance of
apoptotic cells in +i+o Peranan hirarkis untuk lintasan protein pelengkap di dalam
pembersihan sel-sel apoptotik in io! . I 5Op Med. 9994%8)1@8C122. +PMF free
article +PubMed
?. Muo0 >5, Ianko F, #rossmayer #5, =rey $, Joll <5, Kern P, et al. %emnants
of secondarily necrotic cells fuel inflammation in systemic lupus erythematosus Sisa
sel-sel nekrotik sekunder yang menyebabkan inflamasi di dalam lupus eritematosus
sistemik!. Arthritis <heum. 998429)%611C%6?. +PubMed
@. Ritogel >, Kepp 3, Kroemer #. (ecoding cell death signals in inflammation
and immunity Pendekodean sinyal-sinyal kematian sel di dalam inflamasi dan
imunitas!. Fell.9%94%?9)687C79?. +PubMed
2. Kono ", Karmarkar D, ('akura B, <ock K>. dentification of the cellular sensor
that stimulates the inflammatory response to sterile cell death Pengidentifikasian
sensor selular yang menstimulasi respon inflamatori terhadap kematian sel steril!. I
(mmunol. 9%94%7?)??69C??67. +PMF free article +PubMed
6. Pisetsky DS, 5rlandsson-"arris ", Andersson /. Highmobility group bo)
protein 1 ,HMGB1-: an alarmin mediating the pathogenesis of rheumatic disease
"M#$%) suatu alarmin yang memdiasi patogenesis penyakit reumatik!. Arthritis
<es :her. 9974%9)98. +PMF free article+PubMed
7. Andersoon /, :racey KI. HMGB1 is a therapeutic target for sterile inflammation
and infection "M#$% merupakan suatu target terapeutik bagi inflamasi dan infeksi
steril!. Annu <e (mmunol. 9%%48)%18C%2. +PubMed
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 24/27
8. #ardella S, Andrei F, =errera D, >otti >J, :orrisi M<, $ianchi M5, et al. $he
nuclear protein HMGB1 is secreted by monocytes +ia a nonclassical0 +esicle
mediated secretory pathway Protein "M#$% ini disekresikan oleh monosit melalui
lintasan sekretori non-klasikal yang dimediasi oleh esikula!. 5M$3. 9941)88@C
%99%.+PMF free article +PubMed
19. $onaldi :, :alamo =, Scaffidi P, =errera D, Porto A, $achi A, et al. Monocytic
cells hyperacetylate chromatin protein HMGB1 to redirect it towards secretion
Protein kormatin hiperasetilat sel monosit "M#$% untuk di-redireksi melalui
sekresi!. 5M$3. 9914)@@@%C@@29. +PMF free article+PubMed
1%. Boun "I, Shin I-S. &ucleocytoplasmic shuttling of HMGB1 is regulated by
phosphorylation that redirects it toward secretion Pengantaran "M#$%
nukleositoplasmik diregulasi oleh fosforilasi yang diarahkan melalui sekresi!. I
(mmunol. 9924%66)6778C6786. +PubMed
1. (to (, =uka0a'a I, Boshia M. 2osttranslational methylation of high mobility
group bo) 1 ,HMGB1- causes its cytoplasmic locali5ation in neutrophils Metilasi
pasca-translasional "M#$% menyebabkan lokalisasi sitoplasmik nya di dalam
neutrofil! . I $iol Fhem. 99647)%2112C%21??. +PubMed
11. &ang ", $loom 3, Rhang M, Jishnubhakat IM, 3mbrellino M, Fhe I, et al.
HMG1 as a late mediator of endoto)in lethality in mice "M#-% sebagai suatu
mediator letalitas endotoksin akhir pada tikus!. Science. %88847@)?7C
@%. +PubMed
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 25/27
1?. Scaffidi P, Mistell :, $ianchi M5. %elease of chromatin protein HMGB1 by
necrotic cells triggers inflammation Pelepasan protein kromatin "M#$% oleh
inflamasi pemicu sel-sel nekrotik!. ;ature. 994?%7)%8%C%8@. +PubMed
1@. <oere-uerini P, Fapobianco A, Scaffidi P, Jalentinis $, Fatalanotti =, #ia00on
M, et al. HMGB1 is an endogenous immune ad6u+ant released by necrotic cells
"M#$% merupakan suatu ajuan* tambahan imun endogen yang dilepaskan oleh
sel-sel nekrotik!. 5M$3. 99?4@)7@C719. +PMF free article+PubMed
12. $ell F&, Iiang &. <eich F=1rd, Pisetsky DS. $he e)tracellular release of
HMGB1 during apoptotic cell death Pelapasan ekstraselular "M#$% selama
kematian sel apoptotik!. Am I Physiol Fell. 99248%)F%1%7C%1@. +PubMed
16. Ka0ama ", <icci I5, "erdon IM, "oppe #, #reen D<, =erguson :A. nduction
of immunological tolerance by apoptotic cells re.uires caspasedependent o)idation
of highmobility group bo)1 protein (nduksi toleransi imunologi oleh sel-sel
apoptotik membutuhkan oOidasi "M#$% yang tergantung pada
caspase!.(mmunity. 99748)%C1. +PMF free article +PubMed
17. Bamada B, =ujii :, (shijima <, :achibana ", Bokoue ;, :akasa'a <, et al. $he
release of high mobility group bo) 1 in apoptosis is triggered by nucleosomal (&'
fragmentation Pelepasan "M#$% di dalam apoptosis dipicu oleh fragmentasi D;A
nukleosomal!. Arch $iochem $iophys.9%%4@92)%77C%81. +PubMed
18. Bang ", "reggidsdottir "S, Palmblad K, &ang ", 3chani M, >i I, et al. '
critical cysteine is re.uired for HMGB1 binding to tollli3e receptor 7 and acti+ation
of macrophage cyto3ine release Sistein dibutuhkan oleh "M#$% yang mengikat
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 26/27
reseptor ? dan pengaktifan pelepasan sitokin makrofaga!. Proc ;atl Acad Sci
/SA. 9%94%96)%%8?C%%8?6. +PMF free article +PubMed
?9. >i I, &ang ", Mason IM, >eine I, Bu M, /lloa >, et al. %ecombinant HMGB1
with cyto3inestimulating acti+ity "M#$% rekombinan dengan aktifitas yang
menstimulasi sitokin!. I (ntern Med. 99?478)%%C1. +PubMed
?%. <ouhianen A, :umoa S, Jalmu >, Kalkkinen ;, <auala ". 'nalysis of
proinflammatory acti+ity of highly purified eu3aryotic recombinant HMGB1
,'mphoterin- Analisis aktifitas proinflamatori rekombinan "M#$% eukariotik
termurnikan* Amfoterin! I >eukoc $iol. 99647%)%C%9. +PubMed
?. Sha B, Rmije'ski I, Lu R, Abraham 5. HMGB1 de+elops enhanced
proinflammatory acti+ity by binding to cyto3ines "M#$% mengembangkan aktifitas
proinflamatori yang meningkat dengan mengikat sitokin!. I
(mmunol. 9974%79)@1%C@16. +PubMed
?1. $ianchi M5. "M#$% loes company. I >eukoc $iol. 998472)@61C
@62. +PubMed
??. "reggidsdottir "S, 3stberg :, &hmaa ", Schierbeck ", Aeberger AF,
Kleenall >, et al. $he alarmin HMGB1 acts in synergy with endogenous and
e)ogenous danger signals "M#$% alarmin berfungsi* beraktifitas secara sinergi
dengan sinyal-sinyal bahaya endogen dan eskogen!. I >eukoc $iol.998472)2@@C
22. +PubMed
?@. /rbonaicute J, =Trnrohr $#, Meister S, Muno0 >, "eyder P, De Marchis =, et
al. nduction of inflammatory and immune responses by HMGB1nucleosome
comple)es: implications for the pathogenesis of S*8 (nduksi respon inflamatori dan
7/23/2019 Cell Death in the Pathogenesis of Immune (Translated - Hasil Terjemahan Punya Sist Fitri)
http://slidepdf.com/reader/full/cell-death-in-the-pathogenesis-of-immune-translated-hasil-terjemahan-punya 27/27
imunitas dengan kompleks "M#$%-nucleosome) implikasi untuk patogenesis
S>5!. I 5Op Med. 99749@)1996C19%7. +PMF free article +PubMed
?2. Moussion F, 3rtega ;, #irard IP. $he *1 li3e cyto3ine *99 is constituti+ely
e)pressed in the nucleus of endothelial cells and epithelial cells in +i+o: a no+el
alarmin;< Sitokin (>-11 yang serupa dengan (>-% secara konstitutif diekspresikan
di dalam nukleus sel-sel endotelial dan epitelial in io) suatu alarmin yang
baruU! P>oS 3ne. 99741)e111%.+PMF free article +PubMed
?6. Fohen (, <ider P, Farmi B, $raiman A, Dotan S, &hite M<, et al. (ifferential
release of chromatinbound *1a discriminates between necrotic and apoptotic cell
death by the ability to induce sterile inflammation Pelapasan diferensial akan ikatan-
kromatin (>-%a berbeda antara kematian nekrotik dengan kematian sel apoptotik
dengan kemampuan untuk memicu inflamasi steril!. P;AS. 9%94%96)@6?C
@68. +PMF free article +PubMed
?7. Pisetsky DS, /llal AI. $he blood nucleome in the pathogenesis of S*8
;ukleome darah di dalam patogenesis S>5!. Autoimmun <e. 9%94%9)1@C
16. +PMF free article +PubMed