Download - Chronic Kidney Disease.word
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
1/26
A. PENDAHULUAN
Chronic kidney disease atau disebut juga penyakit ginjal kronik terjadi ketika
seseorang secara berangsur-angsur kehilangn fungsi ginjal dan biasanya permanen.
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan funsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal.
Selama ini dikenal istilah gagal ginjal kronis (GGK) yang merupakan
sindroma klinis karena penurunan fungsi ginjal secara menetap akibat kerusakan
nefron. Proses penurunan fungsi ginjal ini berjalan secara kronis dan progresif
sehingga pada akhirnya akan terjadi gagal ginjal terminal (GG). !engan hilangnya
fungsi ginjal, akan terjadi akumulasi cairan, penumpukan bahan sisa metabolism dan
bahan toksik dalam tubuh, yang biasanya diekskresikan oleh ginjal. "ilangnya
fungsi ginjal juga dapat menimbulkan masalah lain seperti anemia, hipertensi,
asidosis metabolik, dislipidemia, dan osteodistrofi.
#da beberapa istilah yang dipakai untuk menyatakan penurunan fungsi ginjal
ini, antara lain$
- Gangguan fungsi ginjal$
#danya penurunan laju filtrasi glomerulus (gomerular filtration rate= G%&), yang
dapat terjadi dalam derajat ringan, sedang atau berat.
- #'otemia
#danya peningkatan kadar urea plasma, atau peningkatan * oleh karena
resistensi sampah nitrogen akibat gangguan fungsi ginjal.
- remia$
Sindroma klinis dan laboratory yang menunjukkan adanya disfungsi berbagai sistim
organ akibat gagal ginjal akut maupun kronis, biasanya pada derajat lanjut.
1
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
2/26
- GG$
Keadaan dimana ginjal tidak lagi menopang kehidupan tanpa diikuti tindakan
dialysis atau transplantasi ginjal.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Ginjal
Gambar 1. Makroskopik Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang terletak di belakang
rongga abdomen, satu di setiap sisi kolumna +ertebralis sedikit diatas garis
pinggang. Setiap ginjal diperdarahi oleh arteri renalis dan +ena renalis, yang masing
masing masuk dan keluar ginjal dilekukan medial yang menyebabkan organ ini
berbentuk seperti buncis. Ginjal mengolah plasma yang mengalir masuk ke
dalamnya untuk menghasilkan urin yang kemudian mengalir ke sebuah rongga
pengumpul sentral (pel+is renalis) yang terletak pada bagian dalam sisi medial di
pusat (inti) kedua ginjal. alu dari situ urin disalurkan ke dalam ureter, sebuah
2
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
3/26
duktus berdinding otot polos yang keluar dari batas medial dekat dengan pangkal
(bagian proksimal) arteri dan +ena renalis. erdapat dua ureter, yang menyalurkan
urin dari setiap ginjal ke sebuah kandung kemih. Kandung kemih ( buli buli) yang
menyimpan urin secara temporer, adalah sebuah kantung berongga yang dapat
diregangkan dan +olumenya disesuaikan dengan mengubah ubah status kontraktil
otot polos di dindingnya. Secara berkala, urin dikosongkan dari kandung kemih
keluar tubuh melalui sebuah saluran, uretra. agian bagian sistem kemih diluar
ginjal memiliki fungsi hanya sebagai saluran untuk memindahkan urin keluar tubuh.
Setelah terbentuk di ginjal, komposisi dan +olume urin tidak berubah pada saat urin
mengalir ke hilir melintasi sisi sistem kemih.
Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta satuan fungsional berukuran
mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang disatukan satu sama lain oleh
jaringan ikat. Susunan nefron di dalam ginjal membentuk dua daerah khusus $
daerah sebelah luar yang tampak granuler ( korteks ginjal) dan daerah bagian dalam
yang berupa segitiga segitiga bergaris garis, piramida ginjal, yang secara kolektif
disebut medula ginjal. Setiap nefron terdiri dari komponen +askuler dan komponen
tubulus, yang keduanya secara struktural dan fungsional berkaitan erat.
Komponen +askuler dari nefron diantara lain $
#rteriol aferen
merupakan bagian dari arteri renalis yang sudah terbagi bagi menjadi pembuluh
pembuluh halus dan berfungsi menyalurkan darah ke kapiler glomerulus
Glomerulus
suatu berkas kapiler berbentuk bola tempat filtrasi sebagian air dan 'at terlarut dari
darah yang meleatinya
#rteriol eferen
empat keluarnya darah yang tidak difiltrasi ke dalam komponen tubulus
meninggalkan glomerulus dan merupakan satu satunya arteriol di dalam tubuh
yang mendapat darah dari kapiler
Kapiler peritubulus
/erupakan arteriol eferen yang terbagi bagi menjadi serangkaian kapiler yang
kemudian membentuk jalinan mengelilingi sistem tubulus untuk memperdarahi
3
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
4/26
jaringan ginjal dan berperan dalam pertukaran cairan di lumen tubulus. Kapiler
kapiler peritubulus menyatu membentuk +enula yang akhirnya mengalir ke +ena
renalis, temoat darah meninggalkan ginjal
Komponen tubulus dari setiap nefron adalah saluran berongga berisi cairan
yang terbentuk oleh satu lapisan sel epitel, di antara lain$
Kapsula oman
Suatu in+aginasi berdinding rapat yang melingkupi glomerulus untuk
mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerulus
ubulus proksimal
Seluruhnya terletak di dalam korteks dan sangat bergelung (berliku liku) atau
berbelit si sepanjang perjalanannya. ubulus proksimal menerima cairan yang
difiltrasi dari kapsula boman
engkung henle
engkung tajam atau berbentuk atau yang terbenam ke dalam medula. Pars
desendens lengkung henle terbenam dari korteks ke dalam medula, pars assendens
berjalan kembali ke atas ke dalam korteks. Pars assendens kembali ke daerahglomerulus dari nefronnya sendiri, tempat saluran tersebut meleati garpu yang
dibentuk oleh arteriol aferen dan arteriol eferen. !ititk ini sel sel tubulus dan sel
sel +askuler mengalami spesialisasi membentuk aparatus jukstaglomerulus yang
merupakan suatu struktur yang berperan penting dalam mengatur fungsi ginjal.
ubulus distal
Seluruhnya terletak di korteks. ubulus distal menerima cairan dari lengkung henle
dan mengalirkan ke dalam duktus atau tubulus pengumpul
!uktus atau tubulus pengumpul
Suatu duktus pengumpul yang menerima cairan dari beberapa nefron yang berlainan.
Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan
yang kini telah berubah menjadi urin ke dalam pel+is ginjal
erdapat 0 jenis nefron yaitu nefron korteks dan nefron jukstamedula yang
dibedakan berdasarkan lokasi dan panjang sebagian strukturnya. *efron korteks
merupakan jenis nefron yang paling banyak dijumpai dan lengkung tajam dari
4
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
5/26
nefron korteks hanya sedikit terbenam ke dalam medula. Sebaliknya, nefron
jukstamedula terletak di lapisan dalam korteks di dekat medula dan lengkungnya
terbenam jauh ke dalam medula. Selain itu, kapiler peritubulus nefron jukstamedula
membentuk lengkung +askuler tajam yang dikenal sebagai +asa rekta, yang berjalan
berdampingan erat dengan lengkung henle. Susuna paralel dan karakteristik
permeabilitas dan transportasi lengkung henle dan +asa rekta berperan penting dalam
kemampuan ginjal menghasilkan urin dalam berbagai konsentrasi tergantung
kebutuhan tubuh.
Gambar 2. Mikroskopik Ginjal
Fungsi Ginjal
a. erbagai fungsi ginjal anatara lain adalah
/engekresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh ( sisa
metabolisme dan obat obatan).
/engontrol sekresi hormon - hormon aldosteron dan #!" dalam mengatur
jumlah cairan tubuh.
/engatur metabolisme ion kalsium dan +itamin !.
/enghasilkan beberapa hormon antara lain 1 2ritropoetin yangberfungsi sebagai
pembentukan sel darah merah 3 renin yang berperan dalam mengatur tekanan darahserta hormon prostaglandin.
5
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
6/26
b. Proses pembentukan urine
#da 4 tahap proses pembentukan urine $
(5.)Proses filtrasi $ erjadi di glumelurus, proses ini terjadi karena permukaan aferent
lebih besar dari permukan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan bagian
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tertampung
oleh simpai bomen yang terdiri dari glukosa air sodium klorida sulfat bikarbonat
dll, diteruskan ke tubulus ginjal.
(0.)Proses reabsobsi $ Pada proses ini penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium, klorida,fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsopsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian baah terjadi kembali penyerapan dari
sodium dan ion bikarbonat , bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tubulus
bagian baah, penyerapanya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif
dan sisanya dialirkan pada papil renalis.
(4.)Proses sekresi $ Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke luar.
Gambar 4. Proses %iltrasi &enalis
2. Penyait Ginjal K!oni atau Chronic Kidney Disease"#KD$
DEFINISI % BATASAN
6
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
7/26
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal (tabel 5) yang progresif dan pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ire+ersibel pada
suatu saat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau
transplantasi ginjal .
Ta&el '. K!ite!ia (enyait ginjal !oni
1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 4 bulan, berupa kelainan struktural
atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerolus (%G),
dengan manifestasi $ Kelainan patologis
erdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau
urin, atau kelainan dalam pencitraan
2. aju filtrasi glomerolus (%G) 678ml9menit95,:4m0selama lebih dari 4 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal
KLASIFIKASI
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu atas dasar derajat
(stage) penyakit dan dasar diagnosis etiologi.
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit dibuat atas dasar %G yang dihitung
dengan mempergunakan rumus Kockcorft-Gault sebagai berikut$
LFG (ml/menit/1.73 m2 )= (140umur )BB
72kreatinin plasma ( mg/dL)
pada perempuan dikalikan0.85
7
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
8/26
Ta&el ). Klasi*iasi (enyait gagal ginjal !oni atas +asa! +iagnosis
etiologi
Penyakit Tipe major (contoh)
Penyakit ginjal diabetes
Penyakit ginjal non diabetes
Penyakit pada transplantasi
!/ tipe 5 dan 0
Penyakit glomerular
(autoimun, infeksi sistemik,
obat, neoplasia)
Penyakit +askular ( ",
mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstisial
(pielonefritis kronik, batu,
obstruksi, keracuan obat)
Penyakit kistik
&ejeksi kronik
Keracunan obat
Penyakit reccurent
(glomerular)
8
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
9/26
HUBUNGAN ANTA,A PENU,UNAN LFG DAN GA-BA,AN KLINIK
"ubungan antara penurunan %G dan gambaran klinik sebagai berikut $
(a) Penurunan cadangan faal ginjal ( %G ; ). Pada tahap ini biasanya tanpa
keluhan, karena faal ekskresi dan regulasi masih dapat dipertahankan normal.
/aslah ini sesuai dengan konsep intac nephrom hypothesis. Kelompok pasien ini
sering ditemukan kebetulan pada laboratorium rutin.
(b) ?nsufisiensi renal (%G ; 08 =8 >). Pasien GGK pada tahap ini masih dapat
melakukan akti+itas normal alaupun sudah memperlihatkan keluhan-keluhan yang
berhubungan dengan retensi a'otemia. Pada pemeriksaan hanya ditemukan
hipertensi, anemia (penurunan "@) dan hiperurikemia. Pasien pada tahap inimudah terjun ke sindrom acute on chronic renal failure artinya gambaran klinik
gagal ginjal akut (GG#) pada seorang pasien gagal ginjal kronik (GGK), dengan
faktor pencetus (triger) yang memperburuk faal ginjal (%G) Sindrom ini sering
berhubungan dengan faktor-faktor yang memperburuk faal ginjal (%G).
Sindrom acute on chronic renal failure$
Aliguria
andatanda o+erhydration (bendungan paru, bendungan hepar, kardiomegali).
2dema perifir (ekstrimitas 3 otak )
#sidosis, hiperkalemia
#nemia
"ipertensi berat
Klinik sering dikacaukan dengan penyakit jantung hipertensif.
(c) Gagal ginjal (%G ; = 0= >). Gambaran klinik dan laboratorium makin nyata $
anemia, hipertensi, o+erhydration atau dehidrasi, kelainan laboratorium seperti
penurunan "@, hiperurikemia, kenaikan ureum 3 kreatinin serum, hiperfosfatemia,
hiponatremia dilusi atau normonatremia, kalium KB serum biasanya masih normal.
(d) Sindrom a'otemia (%G ; kurang dari = >). Sindrom a'otemia (istilah lama uremia)
dengan gambaran klinik sangat komplek dan melibatkan banyak organ (multi organ).
EPIDE-ILGI
!i #merika Serikat, data tahun 5CC=-5CCC menyatakan insiden penyakit gijal
kronik diperkirakan 588 kasus perjuta penduduk pertahun, dan angka ini meningkatsekitar D > tiap tahunnya. 07 juta penduduk deasa #merika menderita @K! dan
9
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
10/26
jutaan lainya memiliki resiko tinggi untuk terjadi @K!. !i /alaysia, dengan
populasi 5D juta, diperkirakan terdapat 5D88 kasus baru gagal ginjal pertahunnya.
!inegara-negara berkembang lainnya, insiden ini diperkirakan sekitar 1
stage 0, 1
stage 4, :.7>1
stage .
#da lebih dari =88.888 orang telah menjalani dialisis atau yang telah menerima
transplantasi ginjal. Pre+alensi penyakit ginjal kronis meningkat sebesar 57> dari
dekade sebelumnya. /eningkatnya insiden diabetes melitus, hipertensi, obesitas,
dan populasi yang menua telah memberikan kontribusi untuk peningkatan penyakit
ginjal. Penyakit ginjal kronis yang lebih menonjol terjadi antara indi+idu-indi+idu di
atas 78 tahun (4C,).
PATFISILGI
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada aalnya tergantung pada penyakit yang
mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang
10
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
11/26
lebih sama. Pengurangan massa ginjal menyebabkan hipertrofi sisa nefron secara
struktural dan fungsional sebagai upaya kompensasi. "ipertrofi Fkompensatori ini
akibat hiperfiltrasi adaptif yang diperantarai oleh penambahan tekanan kapiler dan
aliran glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat akhirnya diikuti oleh
proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya
diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif alaupun penyakit dasarnya
sudah tidak aktif lagi. #danya peningkatan akti+itas aksis renin-angiotensin-
aldosteron intrarenal ikut memberikan konstribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi,
sklerosis dan progesifitas tersebut. #kti+itas jangka panjang aksis renin-angiotensin-
aldosteron, sebagian diperantarai oleh groth factor seperti transforming groth
factor H. eberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap terjadinya progresifitas
penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia.
erdapat +ariabilitas interindi+idual untuk terjadinya sklerosis dan
fibrosis glomerulus maupun tubulointerstitial.
Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik terjadi kehilangan daya
cadang ginjal (renal reser+e), pada keadaan mana basal %G masih normal ataumalah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti akan terjadi penurunan
fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan
kreatinin serum. Sampai pada %G sebesar 78>, pasien masih belum merasakan
keluhan (asimtomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin
serum. Sampai pada %G sebesar 48>, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti
nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan.
Sampai pada %G di baah 48>, pasien memperlihatkan gejala dan tanda
uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan
metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien
juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas,
maupun infeksi saluran cerna. Iuga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti
hipo atau hiper+olemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan
kalium. Pada %G dibaah 5=> akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih
serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal replacement
therapy) antara lain dialisis atau transplantasi.
11
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
12/26
ETILGI
2tiologi penyakit ginjal kronik ber+ariasi antara satu negara dengan negara lain.
abel 4. Iumlah pasien penyakit gagal ginjal berdasarkan diagnosa etiologi 9 comorbid di
indonesia tahun 0855
Glomerulonefritis
?stilah glomerulonefritis digunakan untuk berbagai penyakit ginjal yang
etiologinya t idak jelas, akan tetapi secara umum memberikan gambaran
histopatologi tertentu pada glomerulus. erdasarkan sumber terjadinya
kelainan, glomerulonefritis dibedakan primer dan sekunder. Glomerulonefritis
primer apabila penyakit dasarnya berasal dari ginjal sendiri sedangkan
glomerulonefritis sekunder apabila kelainan ginjal terjadi akibat penyakit
sistemik lain seperti diabetes melitus, lupus eritematosus sistemik (2S),
mieloma multipel, atau amiloidosis.
12
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
13/26
Gambaran klinik glomerulonefritis mungkin tanpa keluhan dan ditemukan
secara kebetulan dari pemeriksaan urin rutin atau keluhan ringan atau keadaan
darurat medik yang harus memerlukan terapi pengganti ginjal seperti dialisis
!iabetes melitus
/enurut!merican "iabetes !ssociation (0884) diabetes melitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
!iabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam keluhan. Gejalanya sangat ber+ariasi. !iabetes melitus dapat timbul
secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya
perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil lebih
sering ataupun berat badan yang menurun. Gejala tersebut dapat berlangsung
lama tanpa diperhatikan, sampai kemudian orang tersebut pergi ke dokter dan
diperiksa kadar glukosa darahnya.
"ipertensi
"ipertensi adalah tekanan darah sistolik J 5
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
14/26
dominan autosom lebih tepat dipakai daripada istilah penyakit ginjal polikistik
deasa.
PENDEKATAN DIAGNSTIK
Gam&a!an Klinis
Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi$
(a) Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes malitus, infeksi traktus
urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemi, upus 2ritomatosus
Sistemik (2S),dll.
(b) Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual,muntah, nokturia,
kelebihan +olume cairan (+olume o+erload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost,
perikarditis, kejang-kejang sampai koma.
(c) Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah
jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium,
khlorida).
Gambaran klinik gagal ginjal kronik berat disertai sindrom a'otemia sangat
kompleks, meliputi kelainan-kelainan berbagai organ seperti$ kelainan
hemopoeisis, saluran cerna, mata, kulit, selaput serosa, kelainan neuropsikiatri dan
kelainan kardio+askular (Sukandar, 0887).
K e la in an h e m o p o e is is
#nemia normokrom normositer dan normositer (/@ :D-C< @), sering
ditemukan pada pasien gagal ginjal kronik. #nemia yang terjadi sangat ber+ariasi
bila ureum darah lebih dari 588 mg> atau bersihan kreatinin kurang dari 0= ml
per menit
K e la in an s a lu r a n ce r n a
/ual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian pasien gagal
ginjal kronik terutama pada stadium terminal. Patogenesis mual dam muntah
masih belum jelas, diduga mempunyai hubungan dengan dekompresi oleh flora
usus sehingga terbentuk amonia. #monia inilah yang menyebabkan iritasi atau14
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
15/26
rangsangan mukosa lambung dan usus halus. Keluhan-keluhan saluran cerna ini
akan segera mereda atau hilang setelah pembatasan diet protein dan
antibiotika.
K e la in an m a t a
isus hilang (a'otemia amaurosis) hanya dijumpai pada sebagian kecil pasien
gagal ginjal kronik. Gangguan +isus cepat hilang setelah beberapa hari mendapat
pengobatan gagal ginjal kronik yang adekuat, misalnya hemodialisis. Kelainan
saraf mata menimbulkan gejala nistagmus, miosis dan pupil asimetris. Kelainan
retina (retinopati) mungkin disebabkan hipertensi maupun anemia yang sering
dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. Penimbunan atau deposit garam kalsium
pada conjunctiva menyebabkan gejala red eye syndrome akibat iritasi dan
hiper+askularisasi. Keratopati mungkin juga dijumpai pada beberapa pasien gagal
ginjal kronik akibat penyulit hiperparatiroidisme sekunder atau tersier.
K e la in a n k u lit
Gatal sering mengganggu pasien, patogenesisnya masih belum jelas dan didugaberhubungan dengan hiperparatiroidisme sekunder. Keluhan gatal ini akan segera
hilang setelah t indakan paratiroidektomi. Kulit biasanya kering dan bersisik,
tidak jarang dijumpai timbunan kristal urea pada kulit muka dan dinamakan urea
frost
K e la in an s e la pu t s e r o s a
Kelainan selaput serosa seperti pleuritis dan perikarditis sering dijumpai pada
gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal. Kelainan selaput serosa
merupakan salah satu indikasi mutlak untuk segera dilakukan dialisis.
K e la in a n n e u r o p s ik ia t r i
eberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil, dilusi, insomnia, dan depresi
sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. Kelainan mental berat seperti
konfusi, dilusi, dan tidak jarang dengan gejala psikosis juga sering dijumpai
pada pasien GGK. Kelainan mental ringan atau berat ini sering dijumpai pada pasien
15
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
16/26
dengan atau tanpa hemodialisis, dan tergantung dari dasar kepribadiannya
(personalitas).
Kelainan kardio+askular
Patogenesis gagal jantung kongestif (GIK) pada gagal ginjal kronik sangat
kompleks. eberapa faktor seperti anemia, hipertensi, aterosklerosis, kalsifikasi
sistem +askular, sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik terutama pada
stadium terminal dan dapat menyebabkan kegagalan faal jantung.
Gam&a!an La&o!ato!ium
Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi$
(a) Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
(b) Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan
penurunan %G yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar
kreatinin serum saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal.
(c) Kelainan biokimiai darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan
kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hiperfosfatemia, hipokalemia, asidosis metabolik
(d) Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, leukosuria
Gam&a!an ,a+iologis
Pemeriksaan radiologis penyakit ginjal kronik meliputi$
(a) %oto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak
(b) Pielografi intra+ena jarang dikerjakan karena kontras sering tidak bisa meleati
filter glomerulus, di samping kekhaatiran terjadinya pengaruh toksik oleh kontras
terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan
(c) Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan sesuai indikasi
(d) ltrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks
yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi
(e) Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi dikerjakan bila ada indikasi.
PENATALAKSANAAN
16
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
17/26
Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi$
erapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (comorbid condition)
/emperlambat pemburukan (progression) fungsi ginjal
Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardio+askular
Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
erapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal
A. Te!a(i S(esi*i Te!/a+a( Penyait Dasa!nya
Laktu yang paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum
terjadinya penurunan %G, sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak terjadi. Pada
ukuran ginjal yang masih normal secara ultrasonografi, biopsi dan pemeriksaan
histopatologi ginjal dapat menentukan indikasi yang tepat terhadap terapi spesifik.
Sebaliknya, bila %G sudah menurun sampai 08-48> dari normal terapi terhadap
penyakit dasar sudah tidak banyak bermanfaat.
Ta&el 0. ,en1ana Tatalasan Penyait Ginjal K!oni Sesuai +engan
De!ajatnya
De!aja
t
LFG"ml2mnt2'345m) ,en1ana Tatalasana
5
0
4
dan kreatinin M 58 mg >0. ?ndikasi elektip
23
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
24/26
%G (formula @ockcroft dan Gault) antara = dan D ml9m95,:4 m0
/ual, anoreksia,muntah, dan astenia berat
). Dialisis (e!itoneal " DP $
Sejak diperkenalkan kateter peritoneal yang permanen oleh P#/2& (5C7
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
25/26
"e$ iaya lebih murah dan dapat dibatasi.
K-PLIKASI
abel D. Komplikasi @hronic Kidney !isease
De
raj
at
Penjel
asan
GFR
(ml/men/1
,73m2)
Komplikasi
1 Kerus
akan
ginjal
deng
an
GFR
norm
al
90 -
2 Kerusakan
ginjal
deng
an
penur
unan
GFR
ringa
n
60-89 - TD mulai
3 Kerus
akan
ginjal
deng
an
penur
unan
GFR
sedan
g
30-9 - !iper"os"a#emia- !ipokalsemia- $nemia- !iperpara#iroid- !iperosmosis#eine
mia
% Kerus 1-29 - &anu#risi
25
-
7/21/2019 Chronic Kidney Disease.word
26/26
akan
ginjal
dengan
penur
unan
GFR
'era#
- $sidosis me#a'oli(- )enderung
*iperkalemia- Dislipidemia
Gagal
ginjal
+ 1 - Gagal jan#ung- ,remia
26