Download - Contoh kasus Model Data pada Basis Data
Bab I. Pembahasan
RELASI
A. Relasi (Relationship) dan Himpunan Relasi (Relationship Set)
Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari
himpunan entitas yang berbeda. Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat
pada himpunan entitas himpunan entitas tersebut membentuk himpunan relasi (relationship
set).
Istilah Himpunan Relasi jarang sekali digunakan dan lebih sering disingkat dengan istilah
Relasi saja.
Contoh: Himpunan entitas matakuliah ini memiliki relasi dengan himpunan entitas
mahasiswa
B. Kardinalitas/Derajat Relasi
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan
entitas pada himpunan entitas yang lain Kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan
maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan
begitu juga sebaliknya. Kardinalitas/Derajat Relasi Kardinalitas relasi yang terjadi antara dua
himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa:
1. Satu ke satu (one to one)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan
satu entitas pada himpunan entitas B, begitu juga sebaliknya.
2. Satu ke Banyak (One to Many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan
entitas B berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
3. Banyak ke Satu (Many To One)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan
satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada
himpunan entitas A berhubungan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
4. Banyak ke Banyak (Many to Many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada
himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A
Catatan: Kardinalitas Relasi satu ke bayak dan banyak ke satu dapat dianggap sama.
Simbol relasi antar entitas :
1. Satu ke satu
2. Satu ke Banyak
3. Banyak ke Satu
4. Banyak ke Banyak
1) Relasi Satu ke Satu
Adanya relasi antara himpunan entitas dosen dengan himpunan entitas jurusan.
Himpunan relasinya diberi nama Mengepalai. Pada relasi ini, setiap dosen paling
banyak mengepalai satu jurusan. Dan setiap jurusan dikepalai oleh paling banyak satu
orang dosen.
2) Relasi Satu ke Banyak
Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas Kuliah.
Himpunan relasinya diberi nama ‘Mengajar’. Pada relasi ini, setiap dosen dapat
mengajar lebih dari satu matakuliah, sedangkan setiap matakuliah diajar hanya boleh
paling banyak satu orang dosen.
3) Relasi Banyak ke Banyak
Adanya relasi antara himpunan entitas Mahasiswa dengan himpunan entitas Kuliah.
Himpunan relasinya diberi nama ‘Mengajar’. Pada relasi ini, setiap mahasiswa dapat
mempelajari lebih dari satu matakulaih, demikian juga sebaliknya, setiap matakuliah
dapat dipelajari oleh lebih dari satu orang mahasiswa.
1. Tahap Pembuatan Diagram E-R
Diagram E-R selalu dibuat secara bertahap. Paling tidak ada dua kelompok tahapan yang
biasa ditempuh didalam pembuatan diagram E-R, yaitu:
1. Tahap pembuatan diagram E-R Awal (preliminary design)
2. Optimasi diagram E-R (final Design)
Objektif dari tahap pertama adalah:
1. untuk mendapatkan sebuah rancangan basis data minimal yang dapat mengakomodasi
kebutuhan penyimpanan data terhadap sistem yang sedang dibuat atau dikembangkan.
2. Tahap awal biasanya juga mengabaikan anomali-anomali (pengecualian-pengecualian)
yang memang ada sebagai suatu fakta, anomali-anomali tersebut biasanya
dipertimbangkan ditahap kedua.
Sedang untuk tahap yang pertama langkah-langkah teknis yang dapat dilakukan untuk
menghasilkan diagram E-R awal adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang terlibat.
2. Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas.
3. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitas-
himpunan entitas yang ada beserta foreign-key nya.
4. Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.
5. Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (non
key).
Jika diterapkan langkah-langkah teknis pada tahap pertama tersebut untuk mewujudkan
perancangan basis data pada lingkup sistem perkuliahan, maka urutan penggambarannya
adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat
Menetukan atribut-atribut Key dari masing-masing himpunan entitas
Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan
entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign key nya
Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi
Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut deskriptif
(non key)
3. Diagram E-R dengan Kamus Data
Objektif utama dari pembuatan diagram E-R adalah untuk menunjukkan objek-objek
(himpunan entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana
hubungan yang terjadi diantara objek-objek tersebut.
Kamus data berisi daftar atribut yang diapit kurung kuruwal (‘{‘ dan ‘}‘). Atribut yang
berfungsi sebagai key juga dibedakan dengan yang bukan key dengan menggaris bawahi
atribut tersebut. Karena itu, dapat diperoleh untuk menggambarkan diagram E-R dengan
tambahan kamus data seperti berikut.
4. Derajat Relasi Minimum
Menunjukan hubungan (korespondensi) minimal yang boleh terjadi dalam sebuah relasi
antar himpunan entitas. Contoh relasi antar himpunan entitas Mahasiswa dan Kuliah, dapat
diketahui bahwa seorang mahasiswa boleh mengambil banyak matakuliah sekaligus dan
demikian juga sebaliknya (sehingga Kardinalitas Relasinya adalah banyak-ke-banyak atau N-
N). Sementara derajat minimum dalam relasi tersebut dapat diketahui dari fakta bahwa
seorang mahasiswa boleh tidak mengambil matakuliah satupun (karena sedang cuti,
misalnya) dan bisa terjadi sebuah matakuliah tidak diikuti oleh seorang mahasiswa pun
(karena merupakan matakuliah pilihan, misalnya). Dengan begitu relasi minimumnya sama-
sama 0.
Relasi antar Kuliah dan Dosen. Seorang dosen mungkin saja belum/tidak dimungkinkan
untuk mengajar satu matakuliah pun (derajat relasi minimum-nya adalah nol), tetapi ada fakta
bahwa setiap matakuliah harus sudah ditentukan dosen yang akan mengajarkannya (sehingga
Derajat Relasi Minimum-nya adalah 1).
Dalam Diagram E-R, Derajat Relasi Minimum ini boleh pula disertakan walaupun
tidak wajib sifatnya. Notasinya disatukan dengan Derajat Relasi (Maksimum) yang sudah
umum digunakan dengan format penuliasan (x,y) dimana x mewakili Derajat Relasi
Minimum dan y mewakili Derajat Relasi Maksimum. Dan dapat digambarkan Diagram E-R
untuk sistem perkuliahan sbb.
Dengan Diagram E-R diatas, maka pemahaman akan hubungan antara himpunan
entitas tersebut adalah:
Seorang mahasiswa dapat mempelajari banyak matakuliah sekaligus, tapi boleh juga
tidak (belum) mempelajari matakuliah satupun.
Setiap matakuliah dapat diikuti oleh banyak mahasiswa, tapi bisa saja ada matakuliah
yang tidak (belum pernah) diikuti oleh satu pun mahasiswa.
Seorang dosen boleh mengajar banyak mata kuliah sekaligus, tetapi bisa saja terjadi
ada dosen yang tidak (belum diperbolehkan) mengajar satu matakuliah pun.
Setiap matakuliah hanya boleh diajarkan oleh seorang dosen dan tidak boleh ada
matakuliah yang belum ditentukan siapa dosennya.
5. Diagram E-R dalam Notasi Lain
Dalam berbagai literatur akan dapat dijumpai pula penggambaran Diagram E-R dengan
sedikit perbedaan penggunaan notasi. Berikut adalah salah satu contoh penggambaran
Diagram E-R yang sedikit berbeda dengan yang telah digunakan sebelumnya.
Pada Diagram E-R tersebut, perbedaannya terletak pada penggambaran Derajat Relasi
yang sekaligus juga telah mengakomodasi adanya Derajat Relasi Minimum.
Pada dasarnya, cara penggambaran manapun yang digunakan tidak menjadi masalah
yang berarti. Karena yang terpenting, Diagram E-R yang dibuat itu bisa ‘dibaca’ dan
dipahami siapa saja, sehinggaa dapat dengan tepat diimplementasikan ke dalam sebuah basis
data fisik.
Oleh karena itu, antara pembuat Diagram E-R (desainer basisdata) dan ‘pembaca’-nya
(implementator/administrator basis data) harus ada kesepakatan (kesamaan pengertian) lebih
dulu tentang notasi yang digunakan dalam pengambaran Diagram E-R.
Bab II. Sistem Informasi Perusahaan yang Menangani Proyek
1. Menentukan Entity (table)
Entitas pada sistem informasi ini adalah Bagian, Pegawai, Pengawas dan Proyek.
2. Menentukan Attribut (Field)
Field dari entity Bagian : No_Bagian
Field dari entity Pegawai : No_Peg, Nama _Peg
Field dari entity Proyek : No_Proyek, Nama_Proyek
Field dari entity Pengawas : Nomor_Peng, Nama_Peng
3. Menentukan atribut primary key dari setiap entity
Pada entity Bagian : no_ bagian digunakan sebagai primary key
Pada entity Pegawai : no_ peg digunakan sebagai primary key
Pada entity Proyek : no_ proyek digunakan sebagai primary key
Pada entity Pengawas : nomor_peng digunakan sebagai primary key
4. Menentukan Relasi
PENGAWASDI
JALANKANOLEH
BAGIAN
DI TUGASKAN
KE
PEGAWAI BEKERJAPADA
PROYEK
no_bagian no_peng nama_peng
no_peg nama_peg no_proyek nama_proyek
5. Penjelasan Relasi Diatas
Cardinality Ratio antara pengawas & bagian Disebut One to one, karena setiap bagian
paling banyak di jalankan oleh satu pengawas. Dan setiap pengawas di jalankan oleh
paling banyak satu bagian.
Cardinality Ratio antara Bagian & Pegawai Disebut many to Many, karena bagian
dapat ditugaskan ke lebih dari satu pegawai, demikian juga sebaliknya, setiap pegawai
dapat di tugaskan ke lebih dari satu bagian.
Cardinality Ratio antara pegawai & proyek Disebut many to one, karena setiap
pegawai bekerja hanya boleh paling banyak satu proyek, sedangkan setiap proyek
dapat dikerjakan lebih dari satu pegawai.
no_alatberat nama_alatberat
ALAT_BERATPUNYA
no_pegawai nama_peg
PEGAWAI
no_cus nama_cus
SEWA
CUSTOMER
Bab III. Studi Kasus
Sistem Informasi Penyewaan Alat Berat :
1. Menentukan Entity (table)
Entitas pada sistem ini adalah : member, pegawai, alat_berat
2. Menentukan attribut (field)
Field dari table pegawai : no_pegawai, nama_peg
Field dari table alat_berat : no_alatberat, nama_alatberat
Field dari table customer : no_cus, nama_cus
3. Menentukan atribut primary key dari setiap entity
Pada entity pegawai : no_pegawai digunakan sebagai primary key
Pada entity alat_berat : no_alatberat digunakan sebagai primary key
Pada entity customer : no_cus digunakan sebagai primary key
4. Membuat relasi
5. Penjelasan
Cardinality Ratio antara pegawai & alat_berat Disebut One to Many, karena pegawai
dapat mempunyai alat_berat lebih dari 1
Customer melakukan transaksi dengan pegawai untuk menyewa alat berat dengan
Cardinality Ratio antara Customer & alat_berat Disebut One to Many, karena seorang
Customer dapat menyewa alat_berat lebih dari 1
1
N
N1