-
- 1 -
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan II 2020
Penyusun
Penanggung Jawab : Syaiful Ketua Tim : Rochmad Arif Tri Setyawan Anggota : Rochmat Basuki | Muhammad Ulil Albab |
Achmad Puji Slamet | Reynaldi Wisnu Werdhana | Lusiane Noorlin Nussy | Maria Paulina Warwe |
Desain Grafis : Reynaldi Wisnu Werdhana
-
SyaifulKepala Kanwil DJPb Provinsi Papua
"KA
NW
IL P
AP
UA
LA
KI"
Luar biasa, A
ktif, Kreatif, In
ovatif
-
TIM PENYUSUN
Copyright 2020Kanwil DJPb Provinsi Papua
Tahun 2020
Achmad Puji SlametMuhammad Ulil A.Rochmat BasukiReynaldi Wisnu W.
Lusiane Noorlin N.Maria Paulina W.
PENANGGUNG JAWABSyaiful
KETUA TIM
Rochmad Arif Tri S.
PENULIS
KONTRIBUTOR DATA
EDITORMuhammad Ulil A.
LAYOUT & DESAINReynaldi Wisnu W.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, TuhanYang Maha kuasa atas segala nikmat dan karunia-Nyasehingga Kantor Wilayah Direktorat Jenderal PerbendaharaanProvinsi Papua dapat menyusun dan menyelesaikan KajianFiskal Regional (KFR) Provinsi Papua Triwulan II Tahun 2020dengan baik dan tepat waktu. Kajian ini disusun dalam rangkapelaksanaan tugas Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan yang memiliki fungsi pembinaan, koordinasi,dan supervisi serta menjadi representasi KementerianKeuangan di daerah sebagai pengelola fiskal.
Jayapura, Agustus 2020Kepala Kantor Syaiful
Kajian Fiskal Regional ini disusun untuk memberikaninformasi dan gambaran mengenai kondisi fiskal dan makroekonomi di Provinsi Papua meliputi perkembangan ekonomiregional, perkembangan pelaksanaan anggaran pusat dandaerah, dan berita/isu fiskal terkait kontribusi APBD Papuadalam penanganan pandemi Covid-19. Kajian ini diharapkandapat digunakan oleh para pemangku kepentingan dalamrangka pencapaian tujuan kebijakan fiskal dan makro ekonomi.
Penyusunan Kajian Fiskal Regional ini dapat kami selesaikanberkat bantuan banyak pihak yang tidak dapat kami sebutkansatu persatu. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih ataspartisipasi dan dukungan dari semua pihak yang telahmembantu dalam penyusunan Kajian Fiskal Regional ProvinsiPapua Triwulan II Tahun 2020 ini.
Kami menyadari bahwa dengan segala keterbatasanyang ada, tentu Kajian Fiskal Regional ini masih jauh darisempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saranyang membangun untuk peningkatan kualitas Kajian ini.Semoga informasi yang tertuang dalam kajian ini dapatbermanfaat bagi para pemangku kepentingan.
-
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua ii
Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii Daftar Grafik iv Dashboard vi I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1 A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1 B. Inflasi 3 C. Indikator Kesejahteraan 3 II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN 5 A. Pendapatan Negara 6 B. Belanja Negara 8 C. Prognosis Realisasi APBN 12
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 13 A. Pendapatan Daerah 14 B. Belanja Daerah 17 C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2019 17
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
19
A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian 19 B. Pendapatan Konsolidasian 19 C. Belanja Konsolidasian 21 D. Analisis Kontribusi Belanja Pemerintah Dalam PDRB 22
V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH 23 A. Kontribusi APBD Papua dalam Penanganan Pandemi Covid-19 23
Daftar Isi
-
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua iii
Tabel 1.1 PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga
Konstan 2010 (dlm miliar)
2
Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 5
Tabel 2.2 Profil BLU Pusat di Provinsi Papua (dalam miliar rupiah) 10
Tabel 2.3 Prognosis Realisasi APBN Papua s.d. Akhir Tahun 2020 (dalam miliar rupiah)
12
Tabel 3.1 Pagu dan Realisasi APBD Seluruh Pemda(Prov/Kota/Kab) di Provinsi Papua s.d. Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar rupiah)
13
Tabel 3.2 Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV Tahun 2020 18
Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Papuas.d. Triwulan II Tahun 2020
19
Tabel 4.2 Pertumbuhan Pendapatan dan PDRB 20
Tabel 4.3 Pertumbuhan Belanja Pemerintah dan PDRB 22
Tabel 4.4 Kontribusi Belanja Pemerintah Terhadap PDRB 22
Tabel 5.1 Rincian Alokasi Anggaran Untuk Penanganan Covid-19 dalam APBD Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Papua TA 2020 (dalam miliar rupiah)
25
Daftar Tabel
-
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua iv
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua Triwulan II-2020 (y-o-y) 1
Grafik 1.2 Laju pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tw II-2020 terhadap Tw I-2020
1
Grafik 1.3 PDRB Papua ADHB dan ADHK Tw I-2018 sampai dengan Tw II-2020 2
Grafik 1.4 PDRB Perkapita Papua Triwulan II2018 s.d Triwulan II-2020 2
Grafik 1.5 Perkembangan Inflasi Papua (y-o-y) 3
Grafik 1.6 Tingkat Kemiskinan Papua Maret 2012 sampai Maret 2020 3
Grafik 1.7 Rasio Gini Papua Tahun 2010 sampai Maret 2020 3
Grafik 1.8 Tingkat Pengangguran Papua Februari 2017 sampai Februari 2020 4
Grafik 2.1 Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri s.d. Triwulan II Tahun 2020 6
Grafik 2.2 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional s.d. Triwulan II 2020
6
Grafik 2.3 Realisasi PNBP s.d. Triwulan II-2020 (Miliar Rupiah) 7
Grafik 2.4 Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Triwulan II Tahun 2020 8
Grafik 2.5 Tren Realisasi TKDD s.d. Triwulan II Tahun 2020 9
Grafik 2.6 Penyaluran KUR s.d. Triwulan II Tahun 2020 11
Grafik 2.7 Tren Realisasi Tahunan Belanja Pemerintah Pusat 12
Grafik 3.1 Realisasi PAD Lingkup Papua s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)
14
Grafik 3.2 Pemda Dengan Realisasi Pajak Daerah Terbesar s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)
14
Grafik 3.3 Pemda Dengan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Terbesar s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)
15
Grafik 3.4 Komposisi Realisasi Pendapatan Transfer di Papua s.d. Triwulan II Tahun 2020
16
Grafik 3.5 Realisasi Pendapatan Transfer s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)
16
Grafik 3.6 Pagu dan Realisasi Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)
17
Grafik 3.7 Tren Pendapatan dan Belanja Daerah, IPM dan Tingkat Kemiskinan 18
Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian s.d. Triwulan II 19
Grafik 4.2 Perbandingan Penerimaan Konsolidasian s.d. Triwulan II 2020 20
Grafik 4.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan, PNBP, dan Hibah 20
Grafik 4.4 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah (miliar rupiah) 21
Daftar Grafik
-
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua v
Grafik 4.5 Komposisi Belanja Konsolidasian s.d. Triwulan II 2020 21
Grafik 5.1 Daftar 10 Provinsi dengan Jumlah Korban Covid-19 Terbanyak 23
-
BAB I Perkembangan dan AnalisisEkonomi Regional
Sumber Foto: semarak.news
"Saya ingatkan program pemulihanekonomi harus dilakukan secarahati-hati, transparan, akuntable,serta mampu mencegah terjadinyamoral hazard"
Presiden Joko Widodo
(dalam Rapat Terbatas penetapan program pemulihanekonomi nasional dan perubahan postur APBN 2020)
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
1
Perkembangan dan
Analisis Ekonomi
Regional
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2020
ondisi perekonomian Papua
triwulan II-2020 tumbuh
sebesar 4,52 persen
dibandingkan dengan triwulan II-2019.
Namun, sebagian besar lapangan
usaha mengalami penurunan produksi
yang disebabkan oleh pandemi Covid-
19. Peningkatan produksi PT. Freeport
sebesar 29,92 persen menopang
perekonomian Papua pada triwulan
ini. Jika ditinjau Tanpa Pertambangan dan Penggalian, pertumbuhan ekonomi Papua
triwulan II-2020 mengalami kontraksi -4,50 persen (y-o-y). Sedangkan kategori lapangan
usaha yang mengalami kontraksi paling besar selama triwulan II-2020 ini adalah
Transportasi dan Pergudangan sebesar -49,90 persen menurut kategori lapangan
usaha. Jika dilihat dari sisi PDRB menurut Pengeluaran, pertumbuhan ekonomi dipacu
oleh pertumbuhan pada komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 60,35 persen yang
disebabkan oleh kenaikan ekspor bijih emas dan tembaga PT. Freeport Indonesia.
Meskipun komponen lain mengalami kontraksi akibat penerapan PSDD (Pembatasan
Sosial Diperluas dan Diperketat) untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19.
Dibandingkan dengan triwulan I-
2020 (q-to-q), perekonomian Papua
mengalami pertumbuhan sebesar 3,45
persen. Pertumbuhan lapangan usaha
Pertambangan dan Penggalian yang
tumbuh sebesar 21,35 persen. Hal ini
menjadi penyebab utama tumbuhnya
ekonomi triwulan II-2020. Dilihat dari sisi
PDRB menurut pengeluaran, Ekspor
Luar Negeri mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 158,61 persen.
BAB I
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Papua
Triwulan II-2020 (y-o-y)
Sumber: BPS (2020), diolah
Grafik 1.2. Laju pertumbuhan PDRB Menurut
Pengeluaran Tw II-2020 terhadap Tw I-2020
Sumber: BPS (2020), diolah
-
Laporan Pemantauan & Evaluasi Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 2
Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
2. Nominal PDRB
Perekonomian Papua
berdasarkan besaran Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB)
ADHB mencapai Rp48,03 triliun.
Nilai tersebut meningkat 6,05
persen jika dibandingkan nilai
PDRB ADHB pada triwulan yang
sama tahun 2019 (y-on-y)
sebesar Rp45,29 triliun. Jika
ditinjau secara q-to-q, PDRB
ADHB triwulan II-2020 tumbuh 6,05 persen dibandingkan triwulan I-2020 sebesar
Rp46,31 triliun. Sedangkan perekonomian Papua dari sisi PDRB ADHK mencapai
Rp33,41 triliun, meningkat 4,87 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2019 (y-on-y).
Dibandingkan dengan triwulan I-2020, PDRB ADHK triwulan II-2020 tumbuh 3,47%.
Tabel 1.1. PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (dlm miliar)
Komponen
Harga Berlaku Harga Konstan
TW IV-2019
TW I-2020
TW II-2020
TW IV-2019
TW I-2020
TW II-2020
PK-RT 27.651,67 26.046,97 23.964,30 17.168,76 16.102,72 14.623,79
PK-LNPRT 1.159,15 1.157,69 1.108,13 723,07 717,31 684,34
PK-P 13.393,08 9.734,08 10.199,25 8.315,06 6.265,39 6.439,35
PMTB 19.289,79 16.352,37 16.904,11 12.049,37 10.330,76 10.671,09
Perubahan Inventori -1.081,60 184,42 152,88 -823,96 1.286,21 890,45
Ekspor Luar Negeri 6.440,16 1.591,41 4.535,02 3.577,88 1.013,49 2.620,97
Impor Luar Negeri 1.519,10 982,15 760,39 1.066,64 742,84 615,08
Net Ekspor Antar Daerah -15.693,90 -7.777,87 -8.073,74 -5.306,45 -2.680,39 -1.907,77
Produk Domestik Regional Bruto
49.639,24 46.306,92 48.029,56 34.637,08 32.292,64 33.407,14
Sumber: BPS (2020), diolah
3. PDRB per Kapita
PDRB per Kapita Papua pada
triwulan II-2020 mencapai Rp13,98
juta. Nilai tersebut tumbuh sebesar
0,40 persen jika dibandingkan
dengan triwulan I-2020 yang bernilai
Rp13,54 juta. Namun jika dilihat tanpa
kategori Pertambangan dan
Penggalian, PDRB per Kapita
triwulan II-2020 sebesar Rp10,11 juta
atau turun sebesar -3,15 persen dibanding triwulan I-2020 mencapai Rp10,44 juta.
Grafik 1.3. PDRB Papua ADHB dan ADHK Tw I-2018
sampai dengan Tw II-2020
Sumber: BPS (2020), diolah
Grafik 1.4. PDRB Perkapita Papua Triwulan II-
2018 s.d Triwulan II-2020
Sumber: BPS (2020), diolah
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
3
B. Inflasi
Pada bulan Juni 2020, inflasi
gabungan 3 kota IHK di Provinsi
Papua sebesar 0,35 persen. Hal
tersebut didorong oleh kenaikan
harga signifikan pada beberapa
komoditas. Sedangkan inflasi tahun
kalender 3 kota gabungan IHK di
Provinsi Papua pada Juni 2020
mencapai 1,20 persen dan inflasi y-
on-y sebesar 1,03 persen.
C. Indikator Kesejahteraan
1. Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan
periode Maret 2012 sampai
Maret 2020 mengalami
penurunan, baik secara jumlah
maupun persentase. Persentase
penduduk miskin pada periode
tersebut menurun 4,47 persen
poin, dimana pada maret 2012
jumlah penduduk miskin 920,52
ribu jiwa atau 31,11 persen menjadi 911,37 ribu jiwa atau 26,64 persen pada Maret 2020.
2. Rasio Gini
Selama periode 2010 sampai Maret 2020, rasio gini Papua terus mengalami
fluktuasi. Dimana pada periode September 2014 mengalami kenaikan dan berada pada
Grafik 1.5. Perkembangan Inflasi Papua (y-o-y)
Sumber: BPS (2020), diolah
Grafik 1.6. Tingkat Kemiskinan Papua Maret 2012
sampai Maret 2020
Sumber: BPS (2020), diolah
Grafik 1.7. Rasio Gini Papua Tahun 2010 sampai Maret 2020
Sumber: BPS (2020), diolah
-
Laporan Pemantauan & Evaluasi Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 4
Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
nilai tertinggi. Pada periode Maret 2020 rasio gini berada pada nilai 0,392. Sedangkan
rasio gini untuk wilayah kota pada Maret 2020 mencapai 0,296 dan wilayah desa
mencapai 0,414.
3. Ketenagakerjaan
Pada Februari 2020,
jumlah angkatan kerja di Papua
mencapai 1.830.409 orang.
Jumlah tersebut meningkat
21.561 dibandingkan Februari
tahun 2019. Sedangkan jumlah
penduduk yang bekerja di Papua
mencapai 1.764.113 orang, lebih
banyak 17.150 orang
dibandingkan Februari 2019.
Jumlah pengangguran pada Februari 2020 mencapai 66.296 orang, meningkat 4.411
orang dibandingkan Februari 2019. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi
Papua pada Februari 2020 mencapai 3,62 persen atau turun sebesar 0,03 persen
dibandingkan kondisi pada bulan Agustus 2019.
Grafik 1.8. Tingkat Pengangguran Papua Februari 2017
sampai Februari 2020
Sumber: BPS (2019), diolah
Mantul! Ekonomi Maluku dan Papua Paling Kinclong di Triwulan II 2020
Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 mengalami kontraksi atau minus 5,32 persen. Bila dirinci berdasarkan wilayah, Maluku dan Papua menjadi satu-satunya yang kinclong.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia Maluku dan Papua di kuartal II 2020 sebesar 2,36 persen. Sementara itu kontribusinya ke pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2,37 persen.
"Karena pertumbuhan ekonomi khusus Papua dan Papua Barat masih tumbuh positif karena basenya tahun lalu dua provinsi ini tumbuh negatif," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference, Rabu (5/8/2020).
Papua triwulan II 2019 minus 23,91 persen, triwulan II 2020 ini ada peningkatan produksi biji tembaga dan emas sehingga tumbuh 4,52 persen. Sementara Papua Barat di triwulan II 2019 minus 0,49 persen dan sekarang tumbuh positif tipis.
Adapun data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi di seluruh pulau tumbuh negatif. Pulau Jawa misalnya, pada triwulan II ini pertumbuhannya minus 6,69 persen. Bali dan Nusa Tenggara juga minus 6,29 persen, Sumatera minus 3,01 persen, Kalimantan minus 4,35 persen dan Sulawesi minus 2,76 persen.
(Sumber : idntimes.com 5 Agustus 2020)
-
BAB IIPerkembangan dan Analisis
Pelaksanaan APBNl
Sri Mulyani IndrawatiMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
”Ini karena kita melihat aktivitas ekonomiterutama pada bulan April-Mei yang lalumenunjukkan suatu penurunan yang cukuptajam. Dan oleh karena itu, langkah-langkahuntuk memulihkan ekonomi menjadi sangatpenting"
Keterangan pers Menkeu seusai Rapat di Kantor Presiden. (24/6/2020)
Sumber Foto: djpb.kemenkeu.go.id
-
5
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
Perkembangan dan
Analisis Pelaksanaan
APBN
ealisasi APBN Papua sampai dengan Triwulan II-2020 dari sisi pendapatan
mengalami sedikit penurunan. Sebaliknya, di sisi belanja Negara mengalami
kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tabel 2.1: Pagu dan Realisasi APBN s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 Uraian Tahun 2019 Tahun 2020 %
2020 Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A. PENDAPATAN NEGARA 9.846,69 3.660,05 9.936,05 3.596,40 36,2%
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 9.811,43 3.634,51 9.913,85 3.596,40 36,3%
1. Penerimaan Perpajakan 9.370,63 3.299,32 9.335,20 3.250,51 34,8%
a. Pajak Dalam Negeri 7.090,34 2.680,19 8.751,93 2.844,08 32,5%
b. Pajak Perdagangan Internasional 2.280,29 619,14 583,27 406,42 69,7%
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 440,80 335,19 578,65 345,89 59,8%
II. HIBAH 35,25 25,54 22,20 0,00 0,0%
B. BELANJA NEGARA 63.463,56 23.940,74 55.245,30 23.062,10 41,7%
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 16.577,09 5.196,31 13.221,03 4.625,72 35,0%
1. Belanja Pegawai 3.532,28 1.845,26 4.066,84 1.822,69 44,8%
2. Belanja Barang 6.480,38 2.331,10 4.506,94 1.375,89 30,5%
3. Belanja Modal 6.413,16 997,26 4.523,46 1.405,05 31,1%
4. Belanja Bantuan Sosial 35,48 2,87 23,41 2,28 9,7%
5. Belanja Lain-lain 115,79 19,83 100,38 19,82 19,7%
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 46.886,46 18.744,43 42.024,26 18.436,38 43,9%
1. Transfer ke Daerah 41.648,96 15.606,31 36.673,88 16.482,24 44,9%
a. Dana Perimbangan 32.846,87 15.542,60 28.559,70 14.016,92 49,1%
1) Dana Alokasi Umum 23.083,99 13.451,13 20.870,26 11.430,61 54,8%
2) Dana Bagi Hasil 2.710,34 1.090,85 2.701,31 1.363,08 50,5%
3) Dana Alokasi Khusus Fisik 4.991,47 23,83 3.046,83 150,47 4,9%
4) Dana Alokasi Khusus Nonfisik 2.061,06 976,79 1.941,31 1.072,76 55,3%
b. Dana Otonomi Khusus 8.674,68 0,00 7.999,97 2.399,99 30,0%
c. Dana Insentif Daerah 127,42 63,71 114,20 65,33 57,2%
2. Dana Desa 5.237,50 3.138,12 5.350,39 1.954,14 36,5%
C. SURPLUS DEFISIT -53.616,87 -20.280,70 -45.309,25 -19.465,70 43,0%
Sumber: MEBE dan OmSPAN (2020), diolah.
Realisasi pendapatan negara baru tercapai Rp3,60 triliun atau 36,2 persen dari
target sebesar Rp9,94 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya yang mencapai 37,2 persen. Penurunan pendapatan negara terutama
terjadi pada komponen penerimaan pajak perdagangan internasional, yang turun dari
Rp619,14 miliar pada Triwulan II-2019 menjadi hanya sebesar Rp406,42 miliar.
Di sisi belanja, seiring upaya penanganan pandemi Covid-19, alokasi pagu tahun
2020 mengalami penyesuaian khususnya Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).
Secara kumulatif, pagu belanja negara turun sebesar 13,9 persen dari Rp64,16 Triliun
pada triwulan I-2020 menjadi Rp55,25 triliun. Realisasi belanja negara sampai dengan
Triwulan II-2020 mencapai Rp23,06 triliun atau 41,7 persen dari total pagu, lebih tinggi
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 37,7 persen.
BAB II
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020 Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
6
A. Pendapatan Negara
1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan baru terealisasi sebesar Rp3,25 triliun atau 34,8 persen
dari target Rp9,34 triliun. Penerimaan tersebut turun sebesar 1,5 persen dibandingkan
realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 35,2 persen.
a. Penerimaan Pajak Dalam Negeri
Penerimaan Pajak Dalam Negeri
baru tercapai sebesar Rp2,84 triliun atau
32,5 persen dari target sebesar Rp8,75
triliun. Penerimaan tersebut sebagian
besar berasal dari PPh yang mencapai
Rp1,72 triliun atau 60,4 persen dari total
penerimaan Pajak Dalam Negeri.
Penyumbang PPh terbesar berasal dari
wajib pajak yang terdaftar pada KPP
Pratama Timika yang mencapai 56,4 persen dari total penerimaan PPh. Setelah PPh,
penerimaan PPN yang mencapai Rp622,05 Miliar menyumbang 21,9 persen, khususnya
di wilayah Kota Jayapura sebagai pusat perdagangan dan bisnis di Papua. Penerimaan
PBB sebesar Rp404,02 miliar, naik cukup signifikan (18,5%) dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya. Seiring dengan kenaikan realisasinya, target penerimaan PBB
juga dinaikkan dari Rp243,08 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp968,85 miliar pada
tahun 2020. Faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak Dalam Negeri antara lain:
(1) Status tanggap darurat Covid-19 yang berujung pada penutupan akses transportasi
baik laut dan udara di Papua; (2) Dampak Covid-19 terhadap sektor konstruksi yang
disebabkan karena kendala pasokan bahan baku dan penghentian beberapa proyek
infrastruktur.
b. Penerimaan Pajak Perdagangan
Internasional
Penerimaan Pajak Perdagangan
Internasional tercapai sebesar
Rp406,42 miliar atau 69,7 persen dari
target sebesar Rp583,27 miliar.
Mempertimbangkan dampak pandemi
Covid-19, target penerimaan Pajak
Perdagangan Internasional telah
Grafik 2.1. Realisasi Penerimaan Pajak
Dalam Negeri s.d. Triwulan II Tahun 2020
Sumber: Kanwil DJP dan DJBC Provinsi Papua
2020, diolah
Grafik 2.2. Realisasi Penerimaan Pajak
Perdagangan Internasional s.d. Triwulan II 2020
Sumber: Kanwil DJBC Khusus Papua 2020, diolah
-
7
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
direvisi berdasarkan Keputusan Kakanwil DJBC Khusus Papua Nomor KEP-
53/WBC.20/2020 dari Rp1,64 triliun pada triwulan I-2020 menjadi hanya sebesar
Rp583,27 miliar. Meski telah dilakukan penurunan target, realisasi pajak perdagangan
internasional hingga triwulan II-2020 masih lebih rendah dan mengalami penurunan
sebesar 34,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang
mencapai Rp619,14 Miliar.
Penerimaan Bea Keluar sebesar Rp354,42 miliar atau 73,3 persen dari target
yang ditetapkan sebesar Rp483,70 miliar, turun cukup signifikan dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp520,00 Miliar. Selain faktor produksi,
turunnya penerimaan Bea Keluar juga disebabkan adanya restitusi yang mencapai lebih
dari Rp50 miliar akibat putusan pengadilan pajak atas banding yang diajukan PT.
Freeport Indonesia. Beberapa komoditas utama yang menopang penerimaan Bea
Keluar antara lain Konsentrat Tembaga dan Mineral Ikutannya serta ekspor Crued Palm
Oil.
Di sisi Bea Masuk, penerimaan sampai dengan Triwulan II-2020 sebesar Rp51,79
Miliar atau 52,0 persen dari target sebesar 99,57 miliar. Penerimaan tersebut juga turun
signifikan sebesar 47,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
yang mencapai Rp98,91 Miliar. Penerimaan Bea Masuk terutama ditopang dari barang
kiriman pos dan importasi vanili dari Papua Nugini, importasi barang-barang modal dari
PT. Freeport Indonesia, dan importasi barang-barang spare parts PT. Sinar Jaya Wijaya.
Selain Bea Masuk dan Keluar, penerimaan pajak perdagangan internasional juga
didapatkan dari Pendapatan Pabean Lainnya sebesar Rp0,21 miliar.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Realisasi pendapatan PNBP telah
mencapai Rp345,89 miliar atau 59,8 persen dari
target sebesar Rp578,65 miliar. Realisasi
tersebut meningkat 3,2 persen dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya yang
hanya sebesar Rp335,19 miliar. Tingginya
realisasi PNBP ditopang dari penerimaan
kembali belanja tahun anggaran sebelumnya,
khususnya belanja barang dan modal yang
mencapai Rp109,42 miliar. Pengembalian
belanja tersebut disebabkan antara lain adanya pencairan garansi bank karena
pelaksanaan pekerjaan yang tidak selesai di akhir tahun, adanya temuan hasil
Grafik 2.3. Realisasi PNBP s.d.
Triwulan II-2020 (Miliar Rupiah)
Sumber: Kanwil DJBC Khusus Papua
2020, diolah
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020 Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
8
pemeriksaan dari aparat pengawasan yang mewajibkan satker harus menyetorkan
kembali sebagian dari kelebihan pembayaran, dan sebagainya.
Disamping itu, pendapatan PNBP di Papua juga ditopang oleh PNBP fungsional,
antara lain Pendapatan Biaya Pendidikan Rp60,55 miliar, Pendapatan BPJS Kesehatan
pada Faskes Lanjutan Rp31,82 miliar, Pendapatan Pengamanan Obyek Vital Rp33,81
miliar, dan Pendapatan Jasa Kebandarudaraan sebesar Rp14,97 miliar.
3. Pendapatan Hibah
Sampai dengan triwulan II-2020, belum terdapat realisasi pendapatan hibah.
realisasi pendapatan hibah di Papua diperkirakan mulai melonjak pada triwulan III-2020,
seiring penyelenggaraan Pilkada serentak di Papua.
B. Belanja Negara
1. Belanja Pemerintah Pusat
Realisasi belanja pemerintah pusat sampai dengan triwulan II 2020 baru mencapai
Rp4,63 triliun atau 35,0 persen dari pagu sebesar Rp13,22 triliun. Meski demikian,
realisasi tersebut sedikit lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 31,3 persen. Realisasi belanja sampai dengan
triwulan II-2020 masih didominasi oleh belanja pegawai yang mencapai 44,8 persen.
Tingginya realisasi belanja pegawai tersebut dikarenakan adanya pencairan Tunjangan
Hari Raya (THR) yang dilakukan pada bulan Mei 2020.
Pada tahun 2020,
Belanja Pemerintah Pusat di
Provinsi Papua dialokasikan
kepada 43 Bagian
Anggaran/Kementerian
Lembaga. Bagian Anggaran
selain BUN yang memperoleh
alokasi terbesar yaitu
Kementerian PUPR sebesar
Rp4,26 triliun dan Kementerian Pertahanan sebesar Rp2,44 triliun. Realisasi
penyerapan anggaran tertinggi terdapat pada Badan Koordinasi Penanaman Modal
sebesar 56,5 persen dari alokasi pagu. Secara keseluruhan, realisasi belanja pegawai
sebesar Rp1,82 triliun (44,8%) dari pagu Rp4,07 triliun, belanja barang sebesar Rp1,38
triliun (30,5%) dari pagu Rp4,51 triliun, belanja modal sebesar Rp1,41 triliun (31,1%) dari
pagu Rp4,52 triliun, belanja lain-lain sebesar Rp19,82 miliar (19,7%) dari pagu Rp100,38
miliar, dan belanja bansos sebesar Rp2,28 miliar (9,7%) dari pagu Rp23,41 miliar.
Grafik 2.4. Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat
Triwulan II Tahun 2020
Sumber: OMSPAN 2020, diolah
-
9
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
Tren penyerapan belanja pemerintah pusat hingga akhir semester I masih relatif
stabil, kecuali belanja lain-lain. Lonjakan belanja lain-lain pada bulan Maret didorong
adanya percepatan proses lelang pengadaan operator penyalur beras sehingga kontrak
dapat ditandatangani dan pekerjaan dapat dilaksanakan lebih awal dibandingkan tahun
sebelumnya. Belanja Lain-lain tersebut dipergunakan untuk pembayaran biaya ongkos
angkut beras PNS Distrik Pedalaman Papua. Meski sempat melonjak pada triwulan
pertama, namun pada triwulan kedua mengalami perlambatan. Hal ini dikarenakan
adanya pembatasan akifitas khususnya interkoneksi antar wilayah untuk menekan
penyebaran Covid-19. Hal tersebut membuat pelaksanaan pekerjaan menjadi
terhambat. Hal serupa juga terjadi pada proyek/kegiatan yang didanai dari belanja modal
maupun pelaksanaan kegiatan operasional perkantoran.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
Penyaluran TKDD hingga triwulan II-2020 belum menunjukkan capaian yang
optimal. Secara kumulatif, realisasi TKDD baru mencapai Rp18,44 triliun atau 43,9
persen dari pagu Rp42,02 triliun. Alokasi pagu TKDD tersebut merupakan hasil revisi
yang telah ditetapkan dalam PMK Nomor 35/PMK.07/2020. Alokasi pagu TKDD yang
baru mengalami penurunan sebesar Rp5,28 triliun atau 11,2 persen dari pagu
sebelumnya Rp47,30 triliun. Persentase penurunan pagu tertinggi terdapat pada DAK
Fisik sebesar 37,8 persen. Penurunan tersebut merupakan imbas dari penghentian
proses pengadaan barang dan jasa berdasarkan Surat Menteri Keuangan S-
247/MK.07/2020, yang alokasi dananya dialihkan untuk pencegahan dan
penanggulangan Covid-19.
Hingga medio
tahun 2020, semua jenis
TKDD telah disalurkan ke
Pemda Papua dengan
persentase yang
bervariasi. Realisasi
penyaluran DAU sebesar
Rp11,43 triliun (54,8%) dari pagu Rp20,87 triliun, DBH sebesar Rp1,36 triliun (50,5%)
dari pagu Rp2,70 triliun, DAK Nonfisik sebesar Rp1,07 triliun (55,3%) dari pagu Rp1,94
triliun, Dana Otsus sebesar Rp2,40 triliun (30,0%) dari pagu Rp8,00 triliun, DID sebesar
Rp65,33 Miliar (57,2%) dari pagu Rp114,20 miliar, Dana Desa sebesar Rp1,95 triliun
(36,5%) dari pagu Rp5,35 triliun, dan DAK Fisik, sebesar Rp150,47 miliar (4,9%) dari
pagu Rp3,05 triliun.
Grafik 2.5. Tren Realisasi TKDD s.d. Triwulan II Tahun 2020
Sumber: OMSPAN 2020, diolah
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020 Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
10
Masih rendahnya penyaluran TKDD khususnya DAK Fisik dan Dana Desa antara
lain disebabkan keterlambatan proses lelang/tender pengadaan barang/jasa yang akan
didanai dari DAK Fisik, keterlambatan pemda dalam memenuhi dokumen persyaratan
penyaluran DFDD, serta faktor teknis dan non teknis lainnya.
Seiring upaya pemerintah dalam mengurangi dampak pandemi Covid-19,
penggunaan Dana Desa tahun 2020 diprioritaskan untuk pemberian Bantuan Langsung
Tunai (BLT) Desa kepada masyarakat miskin terdampak. Meski demikian, penyaluran
BLT Desa di Papua tergolong masih rendah. Hingga semester I-2020, realisasi
penyaluran BLT Desa baru sebesar Rp299,12 miliar atau 15,3 persen dari Dana Desa
yang telah disalurkan ke Rekening Kas Desa sebesar Rp1,95 triliun. Dari 29
kabupaten/kota, masih terdapat 11 pemda yang belum menyalurkan BLT Desa.
Penyaluran BLT Desa telah dilakukan dalam 4 periode, dimana periode pertama kepada
260.893 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), periode kedua kepada 76.974 KPM,
periode ketiga kepada 57.706 KPM, dan periode keempat kepada 37.606 KPM.
Selain DAK Fisik dan Dana Desa, mulai tahun 2020 KPPN Jayapura sebagai
KPPN yang berlokasi di ibukota provinsi juga menyalurkan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS). Sampai dengan akhir Triwulan II-2020, realisasi penyaluran Dana BOS
sebesar Rp460,70 Miliar atau 61,8 persen dari pagu Rp745,74 miliar. Dana BOS
tersebut disalurkan untuk 3.501 sekolah yang tersebar di seluruh wilayah Papua.
3. Pengelolaan BLU
Pada semester pertama tahun 2020, Satker Bandar Udara Sentani yang semula
berstatus sebagai BLU, dicabut status pola pengelolaan keuangan BLU-nya
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 89/KMK.05/2020, selanjutnya
pengelolaannya dialihkan ke PT Angkasapura. Sebaliknya, pada periode yang sama
terdapat satu BLU baru yang dibentuk berdasarkan KMK Nomor 64/KMK.05/2020 yaitu
Rumah Sakit Tk. II Marthen Indey Kesdam XVII/Cen. Dengan perubahan tersebut,
jumlah BLU di Provinsi Papua sebanyak 3 satker, dengan total aset yang dimiliki sebesar
Rp405,50 miliar. Dari ketiga BLU tersebut, Satker Politeknik Penerbangan Jayapura
memiliki nilai aset tertinggi dibanding dua satker lainnya. Total aset yang dimiliki oleh
Politeknik Penerbangan Jayapura mencapai Rp332,17 miliar.
Tabel 2.2: Profil BLU Pusat di Provinsi Papua (dalam miliar rupiah)
Nama Satker BLU Total Aset Pagu RM Pagu BLU Realisasi
Politeknik Penerbangan Jayapura 332,17 33,05 15,66 17,61
Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura 41,53 11,14 40,57 25,03
Rumah Sakit Marthen Indey Kesdam 31,79 52,35 - 24,09
Sumber: MEBE dan E-Rekon & LK 2020, diolah
-
11
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
Untuk keperluan operasional, ketiga satker BLU mengelola pagu anggaran
sebesar Rp152,77 miliar, yang terdiri dari 36,8 persen pagu BLU dan 63,2 persen pagu
Rupiah Murni (RM). Masih tingginya komposisi pagu RM dibandingkan pagu BLU
disebabkan satker Rumah Sakit Marthen Indey sebagai BLU baru belum melakukan
revisi pagu anggaran dari sumber PNBP menjadi pagu BLU.
4. Manajemen Investasi Pusat
a. Penerusan Pinjaman
Sampai dengan akhir Triwulan II-2020, di wilayah Provinsi Papua belum terdapat
debitur yang menerima penerusan pinjaman lagi dari Pemerintah Pusat.
b. Kredit Program
Realisasi penyaluran KUR sebesar Rp472,18 miliar, dengan total debitur
sebanyak 10.174 orang/badan usaha. Realisasi tersebut turun 15,7 persen
dibandingkan periode yangtahun 2019 yang mencapai Rp559,86 miliar. Turunnya
penyaluran KUR tersebut tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19, yang
menyebabkan para pelaku usaha kecil dan menengah enggan menambah modal dan
memperluas usahanya karena omzetnya yang cenderung turun. Berdasarkan jumlah
akad kredit, realisasi penyaluran KUR Mikro merupakan yang terbesar, dengan jumlah
penyaluran mencapai Rp291,39 miliar atau 61,7 persen dari total penyaluran KUR.
Begitu juga berdasarkan jumlah debitur, KUR mikro memiliki jumlah debitur terbanyak
yaitu mencapai 9.141 debitur atau 89,8 persen dari total debitur KUR.
Penyaluran KUR terdistribusi ke
dalam 11 kelompok usaha. Di provinsi
Papua, Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran merupakan sektor yang
memperoleh pembiayaan KUR terbesar
mencapai Rp228,42 miliar atau 48,4 persen
dari total penyaluran KUR. Sedangkan
sektor yang memperoleh pembiayaan KUR
paling kecil adalah sektor konstruksi,
dengan realisasi penyaluran KUR hanya sebesar Rp355 juta atau 0,4 persen dari total
penyaluran KUR.
Berbeda dengan KUR Kecil dan Mikro, penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
di Papua berdasarkan data pada www.sikp.kemenkeu.go.id masih sangat rendah, yaitu
hanya sebesar Rp.1,18 miliar. Namun berdasarkan hasil konfirmasi kepada Penyalur,
data dimaksud dirasakan belum valid karena belum menyertakan penyaluran melalui
Grafik 2.6. Realisasi Penyaluran KUR Per
Sektor Triwulan II Tahun 2020
Sumber: SIKP 2020, diolah
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020 Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN
12
PNM sebesar Rp4,44 miliar sedangkan penyaluran melalui Pegadaian seharusnya
sebesar Rp1,24 milar sehingga total penyaluran Pembiayaan UMi adalah sebesar
Rp5,68 miliar (235% dari Penyaluran UMi pada Tahun 2019). Diharapkan Direktorat SMI
dapat menyampaikan data penyaluran UMi yang ditampilkan pada SIKP dengan lebih
update dan valid.
C. Prognosis Realisasi APBN
Tren realisasi belanja Pemerintah
Pusat dalam enam tahun terakhir berkisar
pada angka 90,7 persen. Berdasarkan
tren tersebut dan mempertimbangkan
berbagai upaya yang diterapkan Kanwil
DJPb Provinsi Papua dalam mempercepat
penyerapan anggaran serta adanya
dampak pandemi Covid-19, maka
realisasi belanja Pemerintah Pusat hingga akhir tahun 2020 diproyeksikan akan
mencapai 88,0 persen atau sebesar Rp11,63 triliun. Di sisi TKDD, berdasarkan data
historis dalam beberapa tahun terakhir diproyeksikan akan mencapai 98,2 persen atau
sebesar Rp41,26 triliun pada akhir tahun anggaran.
Tabel 2.3: Prognosis Realisasi APBN Papua s.d. Akhir Tahun 2020 (dalam miliar rupiah) Uraian
Pagu Realisasi s.d.
Triwulan II Perkiraan Realisasi
s.d. Akhir Tahun
Rp % Rp %
Pendapatan Negara 9.936,05 3.596,40 36,2% 8.146,04 82,0%
Belanja Negara 55.245,30 23.062,10 41,7% 52.889,83 95,7%
Surplus/Defisit (45.309,25) (19.465,70) 43,0% (43.890,47) 96,9%
Sumber: Omspan 2020, diolah
Adapun realisasi pendapatan pada akhir tahun 2020 diperkirakan hanya akan
mencapai 82,0 persen atau sebesar Rp8,15 triliun. Adanya transisi produksi yang
menyebabkan PT Freeport Indonesia belum berproduksi secara optimal menjadi faktor
yang menurunkan ekspor, sehingga berpengaruh pada pendapatan negara khususnya
Bea Keluar. Selain itu, imbas penutupan transportasi udara dan laut serta adanya
berbagai kebijakan relaksasi di bidang perpajakan dalam menghadapi pandemi Covid-
19 juga sangat mempengaruhi penerimaan pajak di Papua.
Grafik 2.7. Tren Realisasi Belanja
Pemerintah Pusat
Sumber: SPAN & Web MEBE (2020), diolah
-
Andin HadiyantoDirektur Jenderal Perbendaharaan
BAB IIIPerkembangan dan Analisis
Pelaksanaan APBD
Dalam mendorong percepatan dalam penangananpandemi Covid-19, pemerintah merumuskan ProgramPemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Beberapa programpenting dalam program PEN tersebut terkait eratdengan pelaksanaan tugas dan fungsi DJPb.
Pesan Dirjen Perbendahaan dalam RAPIMTAS DJPB 2020.15/06/2020
Sumber Foto: Tino Adi P.
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 13
Perkembangan dan
Analisis Pelaksanaan
APBD
itengah pandemi Covid-19, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) mempunyai peran yang sangat penting sebagai instrumen kebijakan
fiskal di daerah yang dapat digunakan untuk penanggulangan Covid-19, baik
dalam rangka membiayai berbagai kebutuhan dan fasilitas kesehatan, maupun dalam
rangka mendorong kinerja perekonomian. Struktur APBD Papua sampai dengan
Triwulan II Tahun 2020 dilihat dari sisi pendapatan, masih didominasi oleh Pendapatan
Transfer sebesar 93,07 persen dari total realisasi pendapatan, sedangkan PAD hanya
memiliki porsi sebesar 6,71 persen, dan sisanya sebesar 0,22 persen berasal dari Lain-
Lain Pendapatan Daerah yang Sah. Dari sisi belanja, realisasi Belanja sampai dengan
triwulan II-2020 baru mencapai Rp9,91 triliun atau sebesar 21,75 persen dari pagu.
Tabel 3.1. Pagu dan Realisasi APBD Seluruh Pemda(Prov/Kota/Kab) di Provinsi Papua s.d. Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar rupiah)
Uraian 2019 2020 Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN 54.477,80 18.836,08 54.337,93 20.198,26
PAD 2.767,10 902,07 3.069,10 1.354,78
Pajak Daerah 1.160,71 524,96 1.680,19 592,23
Retribusi Daerah 205,92 96,35 172,82 355,92
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
127,74 66,25 165,43 2,58
Lain-Lain PAD yang Sah 1.272,73 214,51 1.050,67 404,06
Pendapatan Transfer 51.311,68 17.831,80 46.755,46 18.798,54
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 33.199,71 15.050,85 34.263,06 14.016,92
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 16.985,32 2.622,60 5.278,82 4.419,46
Transfer Pemerintah Provinsi 378,51 158,35 654,59 311,16
Transfer Bantuan Keuangan 748,14 - 6.558,99 51,00
Lain-lain pendapatan daerah yang sah 399,02 102,21 4.513,36 44,94
Pendapatan Hibah 385,94 97,62 503,20 21,80
Pendapatan Dana Darurat - - - -
Pendapatan Lainnya 13,08 4,58 4.010,17 23,13
JUMLAH PENDAPATAN 54.477,80 18.836,08 54.337,93 20.198,26
BELANJA 44.672,88 9.841,64 45.564,18 9.910,92
Belanja Pegawai 12.208,62 4.117,12 15.175,36 4.292,73
Belanja Barang 16.985,24 3.420,16 14.068,78 3.155,05
Belanja Bunga 57,29 13,60 92,55 28,61
Belanja Subsidi 89,22 15,78 78,47 20,31
Belanja Hibah 2.301,42 1.201,69 5.460,35 1.009,46
Belanja Bantuan Sosial 705,26 363,21 686,42 402,18
Belanja Modal 12.185,97 617,33 9.810,67 668,50
Belanja Tidak Terduga 139,84 92,74 191,57 334,08
TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 10.770,39 1.955,54 10.272,07 1.305,49
Transfer/Bagi Hasil 602,56 213,01 956,27 197,50
Transfer Bantuan Keuangan 10.167,83 1.742,53 9.315,80 1.107,99
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 55.443,26 11.797,18 55.836,25 11.216,41
SURPLUS/DEFISIT (965,46) 7.038,89 (1.498,32) 8.981,84
BAB III
Sumber: SIKD, LKPK Tingkat Kanwil, 2020 (diolah)
-
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
14
A. Pendapatan Daerah
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sampai dengan
triwulan II-2020 realisasi
PAD seluruh pemda di
Papua sebesar Rp1,35 triliun
atau hanya sebesar 6,71
persen dari total pendapatan
daerah. Realisasi masing-
masing komponen PAD dari
porsi terbesar yaitu Pajak
Daerah mencapai 43,71
persen, diikuti Lain-Lain PAD
yang Sah mencapai 29,82
persen, Retribusi Daerah
mencapai 26,27 persen, dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan mencapai 0,19 persen. Daerah yang menyumbang PAD
terbesar adalah Provinsi Papua sebesar 71,88 persen dari total realisasi PAD di seluruh
Papua, diikuti Kabupaten Mimika sebesar 6,88 persen dan Kota Jayapura sebesar 4,57
persen sebagai penyumbang PAD terbesar kedua dan ketiga.
Realisasi penerimaan pajak
daerah hingga triwulan II-2020,
sebesar Rp592,23 miliar atau naik
12,81 persen dibandingkan
periode yang sama tahun
sebelumnya. Provinsi Papua
memberikan kontribusi terbesar
atas realisasi penerimaan pajak
daerah yang mencapai Rp419,38
miliar, dengan penyumbang
penerimaan terbesar berasal dari pajak kendaraan bermotor (PKB), dan pajak air
permukaan. Kontributor penerimaan pajak terbesar selanjutnya adalah Kabupaten
Mimika sebesar Rp75,51 miliar dengan penyumbang penerimaan terbesar dari pajak
Hotel dan PBB Pedesaan dan Perkotaan.
Grafik 3.2. Pemda Dengan Realisasi Pajak Daerah
Terbesar s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)
Sumber: SIKD (2020), diolah
Grafik 3.1. Realisasi PAD Lingkup Papua
s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)
Sumber: SIKD (2020), diolah
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 15
Total realisasi penerimaan
retribusi daerah seluruh Pemda di
Papua sampai dengan triwulan II-
2020 naik hingga 269,40 persen
dibandingkan dengan periode
yang sama tahun sebelumnya
yaitu sebesar Rp355,92 miliar.
Kenaikan tersebut dipicu lonjakan
kenaikan retribusi pelayanan
kesehatan yang mencapai
Rp328,71 miliar dikarenakan selama pandemi Covid-19 terjadi di Papua, pelayanan
kesehatan di seluruh puskesmas dan rumah sakit mengalami peningkatan yang sangat
signifikan. Adapun realisasi penerimaan retribusi daerah terbesar berasal dari Provinsi
Papua yang mencapai 87,50 persen dari total penerimaan retribusi daerah, diikuti
Kabupaten Kep. Yapen sebesar 2,87 persen dari total penerimaan retribusi daerah.
Penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dari seluruh
pemda di Papua sampai dengan triwulan II-2020 mengalami penurunan yang cukup
signifikan sebesar 96,11 persen dibandingkan triwulan II-2019 yaitu hanya sebesar
Rp2,58 miliar. Empat dari 30 pemda yang membukukan penerimaan tersebut, realisasi
tertinggi dari Pemerintah Kabupaten Merauke sebesar Rp1,86 miliar yang seluruhnya
bersumber dari bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD.
Sampai dengan triwulan II-2020 realisasi penerimaan lain-lain PAD yang sah
mencapai Rp404,06 miliar atau 38,46 persen dari total target penerimaan. Adapun tiga
jenis penerimaan yang menjadi penyumbang terbesar adalah pendapatan bunga
sebesar Rp40,29 miliar, pendapatan pengembalian belanja tahun yang lalu sebesar
Rp36,66 miliar, dan penerimaan jasa giro sebesar Rp28,89 miliar. Dari seluruh pemda
di Papua yang membukukan penerimaan ini, Pemerintah Provinsi Papua tercatat
menyumbang penerimaan terbesar yang mencapai Rp242,94 miliar.
2. Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer merupakan jenis pendapatan dengan proporsi paling besar
dalam APBD di Papua yang mencapai 93,07 persen dari total realisasi pendapatan.
Secara agregat realisasi pendapatan transfer di Papua sampai dengan triwulan II-2020
sebesar Rp18,80 triliun atau 40,21 persen dari total target pendapatan transfer sebesar
Rp46,76 triliun.
Grafik 3.3. Pemda Dengan Realisasi Penerimaan
Retribusi Daerah Terbesar s.d. Triwulan II Tahun
2020 (miliar rupiah)
Sumber: SIKD (2020), diolah
-
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
16
Dari seluruh komponen
pendapatan transfer, hingga triwulan
II-2020 porsi terbesar berasal dari DAU
yang mencapai Rp11,43 triliun atau
60,81 persen dari total pendapatan
transfer. Hal ini menunjukkan bahwa
ketergantungan Papua terhadap dana
transfer pemerintah pusat untuk
mendanai pemerintahan di daerah
begitu besar. Sementara itu, sampai
dengan triwulan II-2020, komponen pendapatan transfer yang lain yaitu DBH realisasi
sebesar Rp1,36 triliun, DAK realisasi sebesar Rp1,22 triliun, Dana Otsus, Penyesuaian,
dan DID Rp2,47 triliun, Dana Desa Rp1,95 triliun, serta Dana Transfer Provinsi dan
Bantuan Keuangan realisasi sebesar Rp362,16 miliar. Penggunaan Dana Desa pada
tahun 2020 diprioritaskan untuk pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa
kepada masyarakat miskin dan terdampak Covid-19 yang disalurkan mulai bulan April
2020 hingga 6 bulan ke depan. Untuk DAK Fisik, masih rendahnya realisasi disebabkan
pemda belum dapat memenuhi dokumen persyaratan penyaluran khususnya laporan
pertanggungjawaban penggunaan DAK Fisik tahun anggaran sebelumnya yang telah
direviu oleh APIP.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Realisasi penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah sampai dengan
triwulan II-2020 mencapai Rp44,94 miliar atau 1 persen dari target. Realisasi terdiri dari
pendapatan hibah Rp21,80 miliar dan pendapatan lainnya Rp23,13 miliar.
Grafik 3.5. Realisasi Pendapatan Transfer s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)
Sumber: SIKD (2020), diolah
Grafik 3.4. Komposisi Realisasi Pendapatan
Transfer di Papua s.d. Triwulan II Tahun 2020
Sumber: SIKD (2020), diolah
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 17
B. Belanja Daerah
Pada tahun 2020 total pagu belanja daerah seluruh pemda di Papua sebesar
Rp55,84 triliun atau naik 0,71 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Pagu terbesar
dialokasikan untuk belanja pegawai yaitu Rp15,18 triliun, diikuti belanja barang sebesar
Rp14,07 triliun, dan belanja modal Rp9,81 triliun, sedangkan alokasi terkecil adalah
belanja subsidi sebesar Rp78,47 miliar.
Sampai dengan triwulan II-2020, total realisasi belanja daerah di Papua baru
mencapai 20,09 persen dari total pagu yaitu sebesar Rp11,22 triliun. Realisasi belanja
tertinggi yang sudah melebihi 40 persen yaitu belanja belanja bantuan sosial (58,59 %)
dan belanja tidak terduga (174,39 %). Tingginya realisasi belanja bantuan sosial dan
belanja tidak terduga tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk
mengalokasikan APBD dalam rangka penanganan Covid-19 dan memberikan stimulus
dalam rangka mengurangi dampak pandemi Covid-19 melalui bantuan sosial baik dari
APBN maupun APBD. Sementara itu, jenis belanja yang mengalami penurunan realisasi
dibandingkan periode yang sama tahun lalu adalah belanja hibah dan belanja barang.
Menurunnya realisasi belanja barang tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan
pemerintah untuk membatasi kegiatan yang melibatkan orang banyak, termasuk
pembatasan pelaksanaan perjalanan dinas, sehingga berakibat pada berkurangnya
realisasi belanja barang.
Di sisi lain, realisasi belanja modal masih cukup rendah yaitu sebesar 6,81 persen.
Salah satu penyebab adalah adanya status tanggap darurat Covid-19 di Papua yang
membatasi akses transportasi baik darat, laut, maupun udara. Adanya pembatasan
tersebut sangat berdampak pada sektor konstruksi yang mengakibatkan terhambatnya
pasokan bahan baku sehingga menghambat beberapa proyek infrastruktur yang ada.
C. Prognosis Realisasi APBD Hingga Akhir Tahun 2020
Selama 4 tahun terakhir, rata-rata realisasi pendapatan daerah mencapai 95,75
persen, sedangkan tren realisasi belanja daerah berkisar antara 84-88 persen.
Grafik 3.6. Pagu dan Realisasi Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja
s.d. Triwulan II Tahun 2020 (miliar rupiah)
Sumber: SIKD, LKPK Tingkat Kanwil, 2020 (data diolah)
-
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
18
Sementara itu, indikator
pembangunan ekonomi seperti
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dan tingkat kemiskinan
selama 4 tahun terakhir
menunjukkan tren cukup baik.
IPM mengalami peningkatan
dari 58,05 di tahun 2016
menjadi 60,84 di tahun 2019,
sementara tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 28,40 di tahun 2016 menjadi
26,55 di tahun 2019.
Memperhatikan tren realisasi pendapatan dan belanja daerah, indikator
pembangunan ekonomi 4 tahun terakhir, adanya pandemi Covid-19, dan penundaan
penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020, serta relaksasi penyaluran
dana transfer ke daerah, maka realisasi pendapatan daerah tahun 2020 diprediksi
mencapai 90,00 persen, sedangkan realisasi belanja mendekati angka 85,00 persen.
Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV Tahun 2020
Uraian Pagu (miliar Rp)
Realisasi s.d. Triwulan II
Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV
(miliar Rp) % (miliar Rp) %
Pendapatan Daerah 54.337,93 20.198,26 37,17% 48.904,13 90,00%
Belanja Daerah 55.836,25 11.216,41 20,09% 47.460,81 85,00%
Surplus/Defisit -1.498,32 8.981,84 -599,46% 1.443,32 -96,33%
Sumber: SIKD (2020), diolah
Grafik 3.7. Tren Pendapatan dan Belanja Daerah, IPM dan Tingkat Kemiskinan
Sumber: SIKD, BPS (2020), diolah
Dana PON Dialihkan Untuk Covid-19, Wagub : Tunggu Pembahasan Dengan DPRP
Jayapura, Papua.go.id - Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menilai sah-sah saja bila dana PON XX dialihkan untuk menanggulangi Covid-19. Kendati demikian, untuk mewujudkannya butuh persetujuan dan pembahasan dengan DPR Papua. “Kan ada mekanismenya jika anggaran yang sudah ditetapkan itu digeser untuk kegiatan lain. Namun kita rapat dulu dengan DPR Papua,” terang Wagub Klemen, Minggu di Jayapura. Pun begitu, Klemen pastikan untuk saat ini sumber pendanaan Pemprov Papua dalam menanggulangi virus corona, masih diambil dari anggaran belanja tidak terduga yang dialokasikan dalam APBD Papua 2020. Dengan demikian, belum ada satu peser pun anggaran PON yang dialihkan ke penanganan Covid-19. “Ya kalau kondisi semakin mendesak, tentunya pihak eksekutif (pemerintah provinsi) bisa meminta legislatif untuk melakukan sidang perubahan APBD 2020”. “Akan tetapi jika belum ada sidang perubahan, dapat melalui mekanisme lain yang diatur oleh undang-udang yakni melalui anggaran belanja tak terduga,” katanya. Sebelumnya, Ketua Harian PB PON Papua Yunus Wonda katakan meski pelaksanaan PON XX Papua ditunda, tahapan persiapan even empat taahunan itu akan dijalankan. Hanya saja, lanjut dia, jika anggaran PON dialihkan untuk penanganan Covid-19, maka hal itu menjadi kewenangan pemerintah untuk mendorong pembahasannya dengan DPRP. “Karena anggaran yang ada di PB PON saat ini hanya untuk pengadaan peralatan”. “Dan memang dana PON sebesar Rp2 triliun masih di Pemprov Papua belum diserahkan ke PB PON,” pungkasnya. (Sumber: papua.go.id)
-
S y a i f u lK a K a n w i l D J P b P r o v i n s i P a p ua
BAB IVPerkembangan dan AnalisisPelaksanaan Anggaran Konsolidasian(APBN dan APBD)
"APBN dan APBD sumber utama penggerakekonomi , kita "Jalankan dengan Akuntabel" ,Kejar Realisas i dengan Transparan , Janganmudah protes , tetapi kita harus berproses .Mungkin di awal sedik it berat , manajemenkris is kita lakukan , jadikan Covid19 sebagaipeluang mencari so lus i dalam pemulihanekonomi menuju Indonesia Maju . "
Sumber Foto: Adhitya Ahmad
-
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 19
Perkembangan dan
Analisis Pelaksanaan
Anggaran Konsolidasian
A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN
aporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang disusun
berdasarkan konsolidasian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode tertentu.
Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Papua
s.d. Triwulan II 2020 (miliar rupiah)
Uraian 2020 2019 Pusat Daerah Konsolidasi Naik/Turun Konsolidasi
Pendapatan Negara 3.591,54 19.796,57 4.951,73 13,98% 4.344,29
Penenerimaan Perpajakan 3.245,69 592,23 3.837,91 -0,22% 3.846,54
Penerimaan Bukan Pajak 345,85 763,66 1.109,51 122,91% 497,75
Hibah - 4,31 4,31 - -
Transfer - 18.436,38 - - -
Belanja Negara 23.060,95 10.814,72 15.439,30 -12,22% 17.589,49
Belanja Pemerintah 4.624,57 9.910,92 14.535,50 -3,34% 15.038,03
Transfer 18.436,38 903,80 903,80 -64,58% 2.551,46
Surplus/(Defisit) (19.469,41) 8.981,84 (10.487,57) -20,82% (13.245,20)
Pembiayaan - 217,93 217,93 -68,47% 691,19
Penerimaan Pembiayaan - 621,30 621,30 -41,31% 1.058,61
Pengeluaran Pembiayaan - 403,37 403,37 9,78% 367,43
SiLPA (19.469,41) 9.199,78 (10.269,63) -18,20% (12.554,01)
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Realisasi pendapatan konsolidasian sampai dengan triwulan II-2020 mengalami
kenaikan sebesar 13,98 persen (yoy) yaitu Rp4,95 triliun, terutama disebabkan oleh
kenaikan komponen penerimaan bukan pajak yang salah satunya berasal dari
peningkatan penerimaan retribusi pelayanan kesehatan. Sementara itu, realisasi belanja
konsolidasian menurun sebesar 12,22 persen dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp15,44 triliun.
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan
Perbandingan
Penerimaan perpajakan sampai
dengan triwulan II-2020 memberikan
kontribusi lebih kecil yaitu sebesar
77,51 persen dibandingkan triwulan II-
2019 sebesar 88,54 persen. Di sisi lain, kontribusi penerimaan bukan pajak mengalami
kenaikan menjadi sebesar 22,41 persen pada triwulan II-2020.
Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi
Pendapatan Konsolidasian s.d. Triwulan II
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
BAB IV
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 20
Secara agregat, sebagian besar
pendapatan konsolidasian berasal dari
penerimaan pemerintah daerah yang
mencapai Rp19,80 triliun atau 84,64
persen dimana sebagian besar berasal
dari penerimaan transfer yang
mencapai Rp18,44 triliun. Sementara
itu, untuk penerimaan perpajakan
sampai dengan triwulan II-2020 didominasi oleh penerimaan pemerintah pusat sebesar
Rp5,25 triliun (84,57%).
2. Analisis Perubahan
Total realisasi pendapatan
pemerintah pada triwulan II-2020
mengalami kenaikan 13,98 persen
(yoy). Kenaikan tersebut terutama
dipicu oleh melonjaknya PNBP dari
hasil retribusi pelayanan kesehatan,
sebagai akibat dari peningkatan
pelayanan puskemas dan rumah
sakit selama pandemic Covid-19. Di
sisi lain, penerimaan perpajakan turun sebesar -0,22 persen. Penurunan tersebut
disebabkan karena dampak pandemic Covid-19 terhadap sektor konstruksi yang
berpengaruh pada pasokan bahan baku dan penghentian beberapa proyek infrastruktur.
3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian
Pada triwulan II-
2020, PDRB dengan
sektor pertambangan
masih tumbuh positif
sebesar 4,52 persen
(yoy). Sementara itu,
Realisasi pendapatan
juga meningkat sebesar 13,98 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa naiknya
pertumbuhan ekonomi mempunyai korelasi dengan kenaikan pendapatan
konsolidasian.
Grafik 4.2. Perbandingan Penerimaan
Konsolidasian s.d. Triwulan II 2020
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Grafik 4.3. Perbandingan Penerimaan
Perpajakan, PNBP, dan Hibah
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Tabel 4.2. Pertumbuhan Pendapatan dan PDRB
Uraian Triwulan II 2019
(Miliar Rp)
Triwulan II 2020
(Miliar Rp)
Kenaikan/ Penurunan
(%)
Penerimaan Perpajakan 3.846,54 3.837,91 -0,22
PNBP 497,75 1.109,51 122,91
Hibah - 4,31 -
Total 4.344,29 4.951,73 13,98
PDRB/Pert. Ekonomi 31.961,37 33.407,14 4,52
Sumber: BPS, LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
-
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 21
Namun demikian, PDRB tanpa pertambangan terkontraksi -4,50 persen (yoy).
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pergerakan ekonomi dari
berbagai sektor, tidak hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari sektor
pertambangan dan penggalian, sehingga pada triwulan selanjutnya diharapkan
pendapatan akan mengalami kenaikan dan perekonomian di Papua tetap tumbuh positif.
C. BELANJA KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Realisasi belanja konsolidasian didominasi oleh belanja pemerintah daerah
dengan kontribusi sebesar 70,05 persen, sedangkan sisanya sebesar 29,95 persen
berasal dari belanja pemerintah pusat. Tingginya kontribusi belanja pemerintah daerah
antara lain berasal dari jenis belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja
subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan belanja tak terduga, sedangkan
pemerintah pusat berkontribusi lebih besar pada belanja modal dan belanja lain-lain.
2. Analisis Perubahan
Komposisi belanja konsolidasian pada triwulan II-2019 dan triwulan II-2020 tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Kontribusi belanja pegawai terhadap total belanja
konsolidasian masih yang tertinggi baik di triwulan II-2019 maupun triwulan II-2020.
Grafik 4.4. Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah (miliar rupiah)
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian s.d. Triwulan II 2020
Sumber: LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 22
Sementara itu, terjadi penurunan pada kontribusi belanja barang dari 38,25 persen
pada triwulan II-2019 menjadi 31,17 persen pada triwulan II-2020, sedangkan belanja
modal mengalami kenaikan dari 10,74 persen pada triwulan II-2019 menjadi 14,27
persen pada triwulan II-2020.
3. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional
Sampai dengan
triwulan II-2020, belanja
pemerintah menurun -3,34
persen dibandingkan
triwulan II-2019. Hal
tersebut sejalan dengan
PDRB triwulan II-2020 yang meskipun tumbuh sebesar 4,52 persen, namun jika tanpa
sektor pertambangan mengalami kontraksi sebesar -4,50 persen, berada di bawah
target PDRB yang ditetapkan yaitu sebesar 6,43 – 7,58 persen.
Pertumbuhan PDRB antara lain ditopang oleh belanja pemerintah sebagai salah
satu kontributor utama. Belanja pemerintah yang mengalami penurunan pada triwulan
II-2020 turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, pertumbuhan
ekonomi yang kurang optimal juga disebabkan karena dampak pandemic Covid-19 yang
mulai dirasakan menjelang pertengahan Maret 2020. Di sisi lain, sebagian besar
realisasi belanja pemerintah sampai dengan triwulan II-2020 masih didominasi oleh
belanja operasi seperti belanja pegawai dan belanja barang. Sementara itu, belanja
modal yang memiliki multiplier effect tinggi yang diharapkan mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, realisasinya masih cukup rendah.
D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PDRB
Kontribusi
belanja pemerintah
terhadap PDRB
triwulan II-2020
sebesar 22,58 persen,
sedangkan kontribusi
investasi pemerintah sebesar 4,14 persen. Dalam kondisi perekonomian yang
melambat akibat pandemi Covid-19, peningkatan kontribusi pemerintah dari belanja
pemerintah sangat dibutuhkan untuk dapat segera memperbaiki kondisi perekonomian.
Dengan berbagai kebijakan stimulus anggaran yang diberikan pemerintah, diharapkan
perekonomian Papua triwulan berikutnya tetap tumbuh positif dan meningkat.
Tabel 4.3. Pertumbuhan Belanja Pemerintah dan PDRB
Uraian Triwulan II 2019
(Miliar Rp)
Triwulan II 2020
(Miliar Rp)
Kenaikan/ Penurunan
Belanja Pemerintah 15.038,03 14.535,50 -3,34%
PDRB/Pert. Ekonomi 31.961,37 33.407,14 4,52%
Sumber: BPS, LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
Tabel 4.4. Kontribusi Pemerintah Terhadap PDRB
Uraian Triwulan II 2019
Triwulan II 2020
Belanja Pemerintah (miliar rupiah) 11.984,04 10.846,68
Investasi Pemerintah (miliar rupiah) 1.549,37 1.988,57
PDRB ADHB (miliar rupiah) 45.452,71 48.029,56
Kontribusi Belanja Pemerintah thd PDRB 26,37% 22,58%
Kontribusi Investasi Pemerintah thd PDRB 3,41% 4,14%
Sumber: BPS, LKPK Kanwil, 2020 (diolah)
-
BERITAFISKALREGIONALTERPILIH
BAB V BIDANG PPA IIKANWIL DJPBPROVINSI PAPUA"What we need is a way toidentify the areas of effectiveness(of possible significant results),and a method for concentrating ofthem"
~ Dr. Peter F. Drucker
Sumber Foto: Rifqi Ahmad R.
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Berita/Isu Fiskal Terpilih
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 23
Kontribusi APBD Papua
dalam Penanganan
Pandemi Covid-19
andemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang saat ini melanda hampir
semua negara di dunia tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi
juga memberikan efek domino pada aspek sosial, ekonomi, dan keuangan.
Pada aspek kesehatan, berdasarkan data pada https://covid19.go.id, pandemi Covid-19
hingga saat ini menyebabkan
132,816 warga Indonesia
dinyatakan positif dengan jumlah
kematian sebanyak 5,968 jiwa.
Sedangkan di Provinsi Papua,
pandemi Covid-19 menyebabkan
3,305 dinyatakan positif dengan
jumlah kematian sebanyak 35 jiwa
yang menjadikan Papua sebagai
Provinsi dengan jumlah korban
Covid-19 positif terbanyak nomor
10 di Indonesia sebagaimana pada
grafik 5.1.
Pada aspek sosial, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak negara menerapkan
kebijakan pembatasan sosial (social distancing) dalam kehidupan masyarakat. Demikian
pula di Indonesia, pandemi Covid-19 memaksa pemerintah memberlakuan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemda Papua bahkan lebih dahulu
menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Diperluas dan Diperketat (PSDD) sesuai
dengan hasil kesepakatan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi
Papua pada tanggal 24 Maret 2020 yang menjadikan Papua sebagai Provinsi pertama
yang menetapkan kebijakan social distancing di dalam kehidupan masyarakat.
Penerapan kebijakan PSDD ini antara lain berupa penutupan bandara dan pelabuhan
kapal penumpang untuk mencegah penyebaran Covid-19 masuk ke Papua.
Pada aspek ekonomi, data BPS menunjukkan bahwa pandemi Covid-19
menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di Triwulan II Tahun 2020 terkontraksi
sebesar -5,32 persen (yoy). Survei BPS pada responden yang bekerja juga
menunjukkan 41,91 persen mengalami penurunan pendapatan karena terdampak
BAB V
Grafik 5.1: Daftar 10 Provinsi dengan Jumlah Korban Covid-19 Terbanyak
Sumber: https://covid19.go.id; data diolah (2020)
27,153 26,220
10,944 10,675 7,803 6,889
5,264 3,892 3,778 3,305 959 1,931 751 338 233 310 231 49 203 35
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
Jumlah Korban
Positif Sembuh Meninggal
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Berita/Isu Fiskal Terpilih
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 24
pandemi. Sedangkan berdasarkan data dari BPS Provinsi Papua, perekonomian di
Provinsi Papua mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,52 persen (yoy) yang
disebabkan oleh perbaikan produksi tambang bawah tanah dan pertumbuhan sektor
konstruksi. Namun demikian, pertumbuhan di lapangan usaha nonpertambangan
mengalami kontraksi sebesar -4,50 persen (yoy). Penurunan sektor nonpertambangan
dipengaruhi oleh penurunan kinerja lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran
yang mengalami kontraksi sebesar -5,82 persen (yoy) dan Transportasi dan
Pergudangan sebesar -49,90 persen (yoy).
Pada aspek keuangan, pandemi Covid-19 berdampak pada ancaman resesi dan
stabilitas sistem keuangan sehingga mendorong setiap negara mengambil langkah
extraordinary, sehingga 193 negara telah mengeluarkan total stimulus sebesar US$8
triliun atau hampir setara dengan 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global untuk
menyelamatkan perekonomian negara. Di Indonesia, pemerintah mengalokasikan dana
dukungan fiskal sebesar Rp695,2 triliun atau 4,4 persen dari PDB tahun 2019. Dana
dimaksud di alokasikan sebagai biaya penanganan Covid-19 yang terdiri dari Anggaran
Kesehatan sebesar Rp87,55 triliun dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
sebesar Rp607,65 triliun (Kemenkeu, 2020).
Pengalokasian dana dukungan fiskal yang cukup besar dalam program
penanganan Covid-19 ini juga perlu dukungan dari Pemerintah Daerah dalam APBD.
Upaya penanganan bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah melalui realokasi
dan refocusing anggaran belanja dalam APBN dan APBD TA 2020 dalam penanganan
dampak pandemi Covid-19 sangat diperlukan agar pelaksanaan program berjalan
optimal. Untuk itu, Pemda perlu melakukan penyesuaian APBD TA 2020 dengan
berpedoman pada Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan
nomor 119/2813/SJ dan 117/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian APBD
Tahun 2020 dalam rangka Penanganan Covid-19.
Berdasarkan hasil realokasi dan refocusing ini, Provinsi Papua mengalokasikan
anggaran penanganan Covid-19 dalam APBD sebesar Rp1,903 triliun yang terdiri dari:
belanja bidang kesehatan sebesar Rp.922,19 miliar, penyediaan Jaring Pengamanan
Sosial (JPS) sebesar Rp446,38 miliar, serta penanganan dampak ekonomi sebesar
Rp535,08 miliar. Pengalokasian ini antara lain dilakukan dengan memanfaatkan ruang
fiskal dari anggaran pelaksanaan PON XX di Papua. Jumlah tersebut meliputi alokasi
penanganan Covid-19 Pemprov Papua sebesar Rp312 miliar dan 26 Pemkot/Pemkab
sebesar Rp1.591,65 miliar, sedangkan 3 Kabupaten (Mimika, Supiori, dan Yalimo)
belum melakukan pengalokasian/refocusing APBD untuk penanganan Covid-19.
-
Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan-II 2020
Berita/Isu Fiskal Terpilih
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua 25
Rincian alokasi anggaran penanganan Covid-19 APBD per Pemda di Provinsi
Papua dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut:
Tabel 5.1: Rincian Alokasi Anggaran Untuk Penanganan Covid-19 dalam APBD Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Papua TA 2020 (dalam miliar rupiah)
No Daerah Bidang Kesehatan
Penyediaan JPS
Pen. Dampak Ekonomi
Total
1 Prov. Papua 97.00 140.00 75.00 312.00
2 Kab. Asmat 28.77 1.28 - 30.05
3 Kab. Biak Numfor 24.08 12.79 8.00 44.87
4 Kab. Boven Digoel 16.16 3.84 - 20.00
5 Kab. Deiyai 19.00 1.56 12.56 33.12
6 Kab. Dogiyai 16.75 46.13 67.52 130.39
7 Kab. Intan Jaya 22.40 12.13 1.31 35.84
8 Kab. Jayapura 33.92 5.82 6.90 46.64
9 Kab. Jayawijaya 159.05 23.50 2.00 184.55
10 Kab. Keerom 19.00 8.18 17.00 44.18
11 Kab. Kepulauan Yapen 7.64 10.00 215.55 233.19
12 Kab. Lanny Jaya 94.50 - 5.00 99.50
13 Kab. Mamberamo Raya 3.98 0.50 5.72 10.20
14 Kab. Mappi 56.37 4.40 6.54 67.31
15 Kab. Mamberamo Tengah 12.50 2.00 10.50 25.00
16 Kab. Merauke 41.83 8.55 - 50.38
17 Kab. Mimika - - - -
18 Kab. Nabire 61.42 9.00 5.10 75.52
19 Kab. Nduga - 8.00 - 8.00
20 Kab. Paniai 12.35 14.65 3.00 30.00
21 Kab. Pegunungan Bintang 7.18 13.32 0.50 21.00
22 Kab. Puncak 12.97 8.84 6.37 28.18
23 Kab. Puncak Jaya 10.87 2.50 13.63 27.00
24 Kab. Sarmi 36.30 37.44 24.50 98.24
25 Kab. Supiori - - - -
26 Kab. Tolikara 18.78 23.73 2.00 44.51
27 Kab. Waropen 49.91 16.00 30.00 95.91
28 Kab. Yahukimo 51.87 2.13 16.00 70.00
29 Kab. Yalimo - - - -
30 Kota Jayapura 7.59 30.10 0.37 38.06
TOTAL 922.19 446.38 535.08 1,903.65
Sumber: BPKAD Pemprov Papua (2020)
Sebagai contoh realisasi, dari alokasi anggaran penanganan Covid-19 di
Pemprov Papua sebesar Rp.312 miliar, sampai dengan laporan ini disusun telah
direalisasikan sebesar Rp196,45 miliar. Realisasi ini dalam bentuk belanja tak terduga
bidang kesehatan kepada masyarakat, dengan Rp96 miliar ditransfer langsung kepada
Pemkab/Pemkot di Papua. Berdasarkan koordinasi dengan BPKAD dan Bappeda
Provinsi Papua, dimungkinkan akan dilakukan refocusing anggaran lebih lanjut pada
semester II Tahun 2020 mengingat besarnya kebutuhan dana penanganan Covid19 ini.
PON Diundur Papua Alihkan Dana Rp2 triliun Buat Perangi Corona
Pemprov Papua memiliki ruang fiskal sebesar Rp 2 triliun di APBD 2020 setelah Presiden Joko Widodo memutuskan menunda PON XX di Papua. Dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin oleh Presiden, Wakil Gubernur Papua menyampaikan anggaran yang telah dialokasikan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Papua. Ia menyebutkan bahwa dengan penundaan PON XX, maka tersedia anggaran yang bisa di-refocusing untuk melakukan pencegahan Covid-19 yang lebih masif lagi. (Sumber : https://sport.tempo.co)
-
DAFTAR PUSTAKA
Direktur Sistem Manajemen Investasi. (2020). Stimulus Fiskal untuk UMKM dalam
Program Pemulihan Ekonomi Nasional: Menjangkau UMKM, Melindungi
dari Dampak Pandemi. Jakarta: Kementerian Keuangan.
Leaders’ Talk. (2020). Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan
Fiskal 2021: Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi.
Jakarta: Kementerian Keuangan.
Peraturan Pemerintah nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program
Pemulihan Ekonomi Nasional dalam rangka Mendukung Kebijakan
Keuangan Negara untuk Penanganan Paridemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta
Penyelamatan Ekonomi Nasional. Jakarta: Kementerian Keuangan.
Peraturan Pemerintah nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020. Jakarta: Kementerian Keuangan.
Prastowo, Yustinus. Staf Khusus Menteri Keuangan. (2020). Webinar Keterbukaan
Informasi Publik 2020: UMKM Melejit, Ekonomi Bangkit. Jakarta:
Kementerian Keuangan.
https://www.bps.go.id.
https://www.covid19.go.id.
https:// www.covid19.papua.go.id.
https://www.djpk.kemenkeu.go.id.
https://www.idntimes.com
https://www.kemendagri.go.id.
https://www.kemenkeu.go.id.
https://www.papua.bps.go.id.
https://www.papua.go.id.
https://www.seputarpapua.com.
https://www.sport.tempo.co.
https://www.covid19.go.id/https://covid19.papua.go.id/https://www.kemendagri.go.id/
-
- 1 -
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua
Komplek Papua Trade Center Jalan Raya Kelapa Dua Entrop Jayapura 99224 Telp. 0967-533140, 534140 Faks. 0967-535963
-
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI PAPUA
KOMPLEK PAPUA TRADE CENTER, JALAN KELAPA RAYA DUA ENTROP, JAYAPURA 99224; TELEPON (0967)5164048, 565100; FAKSIMILI (0967) 535963; SUREL [email protected]; SITUS
WWW.DJPB.KEMENKEU.GO.ID/KANWIL/PAPUA
NOTA DINASNOMOR ND-516/WPB.34/2020
Yth : Direktur Pelaksanaan AnggaranDari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi PapuaSifat : SegeraLampiran : 1 (satu) berkasHal : Penyampaian Kajian Fiskal Regional (KFR) Provinsi Papua Triwulan II
Tahun 2020Tanggal : 12 Agustus 2020
Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-
61/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, bersama ini kami
sampaikan Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan II Tahun 2020. Softcopy laporan
dimaksud kami kirimkan ke alamat email [email protected] dan [email protected].
Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Ditandatangani secara elektronikSyaiful
[@KopSurat][@KopSurat][@KopSurat]%5b@AlamatOrganisasi%5d%5b@AlamatOrganisasi%5d%5b@AlamatOrganisasi%5d%5b@AlamatOrganisasi%5d%5b@NomorND%5d%5b@Tujuan%5d%5b@Tujuan%5d%5b@Tujuan%5d%5b@pengirim%5d%5b@pengirim%5d%5b@pengirim%5d%5b@SifatNd%5d%5b@Lampiran%5d%5b@Lampiran%5d%5b@Lampiran%5d%5b@Perihal%5d%5b@Perihal%5d%5b@Perihal%5d%5b@Perihal%5d%5b@TanggalND%5dmailto:[email protected]:[email protected]%5b@NamaPejabat%5d%5b@Tembusan%5d
Page 1Page 2