Download - Daftar Simak Monitoring 2009
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
1/94
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
2/94
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
3/94
DAFTAR SIMAK MONITORING
PROSES PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
Penyusun:
Budihardjo Hardjowijono
Hayie Muhammad
Editor:
Kiki Bambang Kisworo
Desain Cover:
Iriawan Cahyadi
Layout:
Ohan Suhrowandi
Diterbitkan oleh:
Indonesia Procurement WatchJl. Tebet Raya No. 3A, Jakarta Selatan
Telp./Fax: (021) 829 6452
Didukung oleh:
USAID-LGSP
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
4/94
PENDAHULUAN
Tidak mungkin orang tidak merasakan madu atau racun yang ada di ujung
lidahnya, dan sama halnya tidak mungkin orang yang mengurus uang kerajaan
tidak mencicipi, walau seujung kuku, kekayaan Raja. (Kautilya, PerdanaMenteri sebuah kerajaan di India Utara)
Pernyataan yang diungkapkan oleh Kautilya, seorang Perdana
Menteri sebuah kerajaan di India Utara 2000 tahun silam, mengisyaratkan
kepada kita bahwa korupsi telah terjadi ribuan tahun lalu. Bahkan seorang
arkeolog Belanda menemukan di Rakka, Syiria, sekitar 150 prasasti
Cuneiform yang menunjukkan pusat administrasi peradaban Assyria pada
abad ke13 SM. Di salah satu prasasti tersebut ditemukan catatan/arsip,
yang diduga milik lembaga yang setara dengan lembaga modern Kemen-
terian Dalam Negeri yang berisi nama-nama pegawai yang menerima
suap, termasuk nama-nama pejabat-pejabat tinggi dan nama seorang putri
Assyiria.
Pernyataan di atas mengisaratkan kepada kita bahwa perilaku
korupsi telah berlangsung ribuan tahun silam, dan korupsi merupakanperbuatan yang dibenci dan dikutuk oleh banyak orang tanpa meman-
dang bangsa, ras, dan kepercayaan. Bahkan, seorang Niccolo Machciavelli,
menyamakan para pemegang tampuk kekuasaan dan jabatan publik yang
selalu menyalahgunaan kekuasaannya untuk melakukan tindak korupsi
sebagai orang-orang kriminal yang suka merampok dan melakukan
kejahatan-kejahatan, yang merusak tatanan kenegaraan.
Korupsi adalah salah satu dari sekian banyak masalah besar yang
sedang kita hadapi sekarang ini. Tidak ada cara mudah dan jalan pintas
untuk memberantas korupsi. Korupsi, sampai tingkat tertentu akan
selalu hadir di tengah-tengah kita. Korupsi saat ini telah mewabah dan
sistemik menjangkau segala jenjang pemerintahan. Korupsi bukan hanya
soal pejabat publik yang menyalahgunakan jabatannya, tetapi juga soal
orang, setiap orang, yang menyalahgunakan kedudukannya bila dengan
Daftar Simak Monitoringii
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
5/94
demikian dapat memperoleh uang yang melimpah dengan cara mudah
dalam waktu singkat.
Korupsi telah merisaukan kita. Tetapi ada yang lebih merisau-kan
kita; dampak korupsi pada kemiskinan. Pemerintahan yang korup tidakakan pernah keluar dari kemiskinan dan mencapai kesejahteraan. Korupsi
merusak bangunan dan sendi-sendi berbangsa dan bernegara. Korupsi
menciptakan pemerintahan yang irasional. Segala keputusan dibelokkan
untuk kepentingan pribadi, dengan akibat masyarakat tidak mendapatkan
apa-apa dari aliran dana pembangunan, dan mereka tidak ada harapan
akan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Rakyat terjebak adalam
lingkaran setan dengan menerima hasil pembangunan bermutu rendahdan hak-hak yang terabaikan. Pada tingkat ini, gerakan memberantas
korupsi dapat menjadi suatu kewajiban jihad bagi seluruh elemen
bangsa.
Korupsi itu memiliki daya rusak yang sangat luar biasa. Alasannya
sederhana saja, yakni, karena keputusan-keputusan penting yang diambil
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kepentingan pribadi, golongan
dan kelompoknya, tanpa memperhitungkan akibat-akibatnya bagi publik.
Jika tidak dapat dikendalikan, korupsi dapat mengancam lembaga-
lembaga demokrasi dan ekonomi pasar. Dalam lingkungan yang korup,
sumber daya akan disalurkan ke bidang-bidang tidak produktif, karena
kelompok elite akan selalu berusaha melindungi diri mereka, kedudukan
dan harta kekayaan mereka. Undang-undang akan dibuat misalnya Undang-
undang Kebebasan Memperoleh Informasi (KMIP) dilawan dengan
undang-undang kerahasiaan negara. Tujuan perlawanan ini jelas, yakni,
untuk mengamankan kepentingan dan aset mereka. Ini pada gilirannya
dapat memperlemah lembaga-lembaga demokrasi karena korupsi menjadi
sumber utama untuk memperoleh keuntungan pribadi. Pada gilirannya
akan menggoyahkan landasan keabsahan pemerintah dan akhirnya akan
menggoyahkan keabsahan negara.
Daftar Simak Monitoring iii
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
6/94
KORUPSI PENGADAAN BARANG DAN JASA
Salah satu lahan korupsi yang paling subur dan sistemik adalah di
bidang Pengadaan Barang dan Jasa. Lebih dari 30 persen Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) dipergunakan untuk pengadaan
barang dan jasa. Angka tersebut belum termasuk dana yang dikelola oleh
lembaga negara lainnya seperti BUMN, kontraktor kemitraan, dan belum
mencakup seluruh anggaran pemerintah daerah.
Korupsi memperbesar pengeluaran untuk barang dan jasa,
menurunkan standar, karena barang yang diserahkan adalah barang
dengan mutu di bawah standar dan teknologi yang tidak cocok atau tidak
perlu; dan menyebabkan proyek-proyek dipilih berdasarkan modal
(karena lebih menguntungkan bagi pelaku korupsi), bukan berdasarkan
kemampuan menyerap tenaga kerja, yang bermanfaat bagi pembangunan.
Country Procurement Assesment Report (CPAR, Bank Dunia),
menyebutkan bahwa 1050 persen Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah (PBJP) di Indonesia mengalami kebocoran baca korupsi.
Bank Dunia juga mengatakan ... bahwa korupsi paling merajalela terjadi
dalam pengadaan barang dan jasa publik.. Jika apa yang disinyalir oleh
Bank Dunia tersebut benar adanya maka tidak kurang dari Rp. 6090
trilyun keuangan negara jatuh ke tangan para pelaku korupsi.
Kebocoran dalam pengadaan barang dan jasa bisa jadi merupakan
mismanajemen yang parah, atau bisa juga merupakan bagian dari korupsi
sistemik yang merajalela dalam berbagai sektor dan struktur pemerin-
tahan Indonesia. Berbagai masalah yang bersifat struktural dalam
pengadaan barang dan jasa pemerintah di Indonesia, menyebabkan tidak
berfungsinya sistem pengadaan barang dan jasa publik secara baik,
transparan dan profesional. Berbagai masalah masih melingkupi proses
dan mekanisme pengadaan barang dan jasa.
Peraturan yang kurang lengkap dan tumpang tindih serta tidak
adanya peraturan yang cukup tinggi, setingkat undang-undang, masih
dianggap menjadi masalah dalam pengadaan barang dan jasa. Demikian
pula tidak ada lembaga negara independen khusus yang memiliki
kewenangan menyusun berbagai kebijakan, regulasi dan pengawasan
Daftar Simak Monitoringiv
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
7/94
pengadaan barang dan jasa, yang sekaligus sebagai lembaga tempat
penyelesaian sengketa yang muncul dalam proses pengadaan barang/jasa.
Kurangnya pejabat publik yang mempunyai kualifikasi pengetahuan
dan keterampilan memadai, membuat manajemen pengadaan barang dan
jasa publik kerap tidak mencapai hasil yang optimal. Kebutuhan akan
sumberdaya manusia ini bahkan semakin besar dalam era otonomi daerah
dimana kegiatan pembangunan termasuk proses pengadaan barang dan
jasanya didelegasikan ke berbagai pemerintah daerah.
Pengabaian atau pelanggaran terhadap aturan yang mengatur sistem
dan prosedur, bisa jadi merupakan kelalaian. Namun bisa juga merupakan
bagian dari suatu penyalahgunaan wewenang plus persekongkolan secara
sistematis demi keuntungan pribadi maupun kelompok. Keduanya meru-
gikan rakyat yang menitipkan aset dan amanat itu kepada pejabat publik
yang mengelola administrasi pemerintahan. Pengawasan dan penegakan
hukum yang tidak efektif merupakan salah satu titik mendasar yang
mengakibatkan terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang dan
jasa sehingga menyuburkan praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dalam upaya memperbaiki sistem pengadaan barang dan jasa publik,
sekaligus meretas belenggu korupsi sistemik di dalamnya, tidaklah cukup
bergantung pada inisiatif dan peran pemerintah (eksekutif, legislatif,
yudikatif), tanpa partisipasi aktif rakyat atau berbagai komponen masya-
rakat sipil. Pengalaman dari beberapa dekade lalu, fungsi pengawasan
internal, fungsional dan struktural pemerintah tidak kunjung memadai
membendung merajalelanya korupsi. Dalam era paradigma baru kepeme-
rintahan yang baik (good governance), dalam pengadaan barang dan jasa
publik, masyarakat sipil adalah salah satu stakeholder, yaitu penerima
manfaat yang tidak dapat lagi diabaikan keberadaannya.
Organisasi masyarakat sipil, jurnalis media massa cetak dan elekronik,
organisasi sosial, keagamaan, masyarakat/lembaga akademik, kaum pro-
fesional, pranata tradisional/adat, forum warga dan sebagainya merupakan
berbagai komponen masyarakat sipil yang seyogyanya berperan dalam
pengembangan kepemerintahan yang baik, termasuk mananggulangi
penyakit korupsi.
Daftar Simak Monitoring v
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
8/94
Peran masyarakat sipil dalam pengentasan korupsi pada pengadaan
barang dan jasa dapat dilakukan dalam bentuk berpartisipasi aktif dalam
pembangunan kerangka hukum dan kebijakan publik melalui fungsi
sosialisasi dan konsultasi. Misalnya dalam memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan masyarakat dalam Undang-Undang, Peraturan pemerintah
daerah (PERDA) yang mengatur tentang pengadaan barang dan jasa publik.
Termasuk juga memperjuangkan penegakan prinsip transparansi,
akuntabilitas dan partisipasi masyarakat dalam kerangka peraturan
tersebut. Kemudian peran penting lainnya adalah melakukan pengawasan
secara aktif, yang diharapkan dapat mencegah berkembangnya penyim-
pangan, menekan peluang atau memperbesar resiko korupsi.
Namun, dalam pengembangan peran masyarakat sipil, berbagai
masalah dan tantangan menghadang. Diantaranya adalah terjadinya resis-
tensi atau keengganan berbagai institusi pemerintah di tingkat pusat
maupun daerah menerima peran serta dan keterlibatan masyarakat sipil
dalam sistem pengadaan.
Selain itu, hambatan lainnya adalah lemahnya kapasitas masyarakat
sipil itu sendiri baik pada tingkat individual, organisasi, pendanaan, kelem-
bagaan maupun pengetahuan tentang berbagai masalah dalam proses dan
mekanisme pengadaan barang.
Berdasarkan berbagai kendala, hambatan dan tantangan dalam
melakukan pencegahan dan melawan korupsi di bidang pengadaan barang
dan jasa, masyarakat sipil perlu menyusun strategi atau langkah-langkah
untuk menyatukan dan menyamakan persepsi untuk berperan secara
aktif melakukan pencegahan dan pengawasan pengadaan barang dan jasa
publik di Indonesia. Berdasarkan kebutuhan tersebut maka IPW mener-
bitkan buku daftar simak monitoring ini, agar dapat digunakan sebagai
buku pegangan untuk memantau pengadaan barang/jasa.
Semoga buku kecil dan sederhana ini bermanfaat. Selamat berjuang
melawan Korupsi!!!
Penyusun
Daftar Simak Monitoringvi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
9/94
KATA PENGANTAR
Munculnya sebuah kelas baru dalam masyarakat yang menolak atau
tidak ingin menjadi bagian dari sistem kuno perkoncoan, nepotisme dan
mendahulukan kepentingan pribadi, dan yang menuntut keterbukaan,
persaingan yang sehat, dan usaha yang bersih merupakan peluang yang tidak
ada duanya. Kelas baru dalam masyarakat sipil ini melihat pemberantasan
korupsi penting agar kekayaan negara tidak jatuh ke tangan segelintir orang.
Sebagian besar korupsi dalam masyarakat melibatkan dua pelaku
utama, pemerintah dan sektor swasta. Masyarakat sipil biasanya menjadi
korban utama. Dan ketika kekuasaan dilimpahkan ke tingkat lokal peluang
untuk melakukan korupsi beranjak ke tingkat lokal, ke pelaku-pelaku baru
yang berada dalam hubungan lebih langsung dengan masyarakat sipil.
Dengan semakin canggihnya cara orang melakukan korupsi, badan
penegak hukum konvensional semakin tidak mampu atau tidak mau-
mengungkapkan dan membawa kasus-kasus korupsi ke pengadilan. Selain
itu, sistem yang telah dihinggapi korupsi sistemik, mekanisme penegakan
hukum konvensional mungkin penuh dengan pejabat korup.
Dalam tahun-tahun terakhir ini muncul gelombang desakan yang
sangat kuat dari masyarakat bahkan beberapa dalam bentuk gerakan
untuk bahu-membahu melawan korupsi. Korupsi kini telah menjadi
musuh bersama dan mampu membangkitkan solidaritas dan kesamaan
nasib untuk melawan.
Pada tataran itulah disusun buku daftar simak monitoring ini. Tujuan
disusunnya Daftar Simak Monitoring di bidang pengadaan barang/jasa,
dimaksudkan untuk menjadi alat atau instrumen bagi segenap lapisan dan
kekuatan masyarakat, agar dapat secara aktif berperanserta mencegah
merajalelanya korupsi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah.
Dengan buku ini masyarakat selanjutnya dapat melakukan fungsinya
sebagai peniup peluit (whistleblower) atau semacam watchdog yang akan
segera memberikan alarm atau upaya pencegahan dan pengungkapan
penyimpangan di bidang pengadaan barang/jasa kepada pihak-pihak yang
berwenang untuk melakukan tindakan diperlukan.
Daftar Simak Monitoring vii
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
10/94
Buku daftar simak monitoring ini dapat digunakan oleh berbagai
komponen masyarakat dalam upaya mencegah dan mengungkapkan
praktik korupsi di bidang pengadaan barang/jasa, baik yang terjadi di
tingkat nasional maupun regional dan lokal, baik yang tergolong kecil
maupun yang besar. Buku ini diharapkan dapat memberikan public
awareness yang maksimal bagi masyarakat, disamping dapat pula
memberikan pengetahuan praktis tentang modus-modus operandi
korupsi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas
dalam upaya pemberantasan korupsi, khususnya di bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah. Selamat berjuang melawan korupsi.
Indonesia Procurement Watch
Budihardjo Hardjowijono
Direktur Eksekutif
Daftar Simak Monitoringviii
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
11/94
DAFTAR ISI
Pendahuluan .................................................................................................. ii
Kata Pengantar ............................................................................................. vii
Data Umum................................................................................................... xiCara Penggunaan Buku Daftar Simak ................................................... xii
1. Perencanaan ........................................................................................... 1
2. Pembentukan Panitia Lelang.............................................................. 2
3. Prakualifikasi ........................................................................................... 3
4. Penyusunan Dokumen Lelang .......................................................... 4
5. Pengumuman Lelang ............................................................................ 5
6. Pengambilan Dokumen Lelang .......................................................... 6
7. Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri ............................................ 78. Penjelasan/Aanwijzing .......................................................................... 8
9. Penyerahan & Pembukaan Penawaran .......................................... 9
10. Evaluasi Penawaran .............................................................................. 10
11. Pengumuman Calon Pemenang........................................................ 11
12. Sanggahan Peserta Lelang................................................................... 12
13. Penunjukan Pemenang Lelang .......................................................... 13
14. Penandatanganan Kontrak ................................................................. 14
15. Penyerahan Barang/Jasa ...................................................................... 15
Lampiran-Lampiran:
1. Tahapan Pemeriksaan Pengadaan Barang Pemerintah ............... 17
2. Pelaporan dan Penentuan Status Gratifikasi ............................... 26
3. Alur Kerja BPK ..................................................................................... 27
4. Alur Kerja Kejaksaan Dalam Memproses Kasus ........................ 28
5. Prosedur Penyelesaian Perkara di Komisi PengawasPersaingan Usaha (KPPU) ................................................................. 29
6. Mekanisme Penanganan Pengaduan pada Jaksa Agung
Muda Pengawasan ................................................................................ 30
7. Kode Etik Jaringan Nasional Pemantau PBJ ................................. 31
8. Susunan Lengkap UU RI Nomor 31 Tahun 1999
Sebagaimana telah diubahdengan UU RI Nomor 20
Tahun 2001............................................................................................ 39
9. Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 tahun 2000 ................... 65
Daftar Simak Monitoring ix
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
12/94
1. Periksa nama perusahaan, tempat didirikan, dan surat
pendaftaran perusahaan.
2. Periksa catatan keuangannya, selama 3 tahun terakhir, lihat
apakah masih bonafid.
3. Dapatkan nama-nama dan alamat para direktur dan peme-
gang saham.
4. Periksa apakah perusahaan berurusan dengan pengadilan,
periksa apakah ada putusan pengadilan atau putusan
bangkrut.
5. Periksa apakah alamat kegiatan dan alamat kantor yang
terdaftar sama.
6. Periksa apakah alamat email, tempat menagih dan mengantar
barang sama.
7. Dapatkan nama-nama perusahaan pemasok di Departemen
Kehakiman RI.
CARA MEMASTIKANPELAKU USAHA BENAR
BENAR JUJUR
Daftar Simak Monitoringx
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
13/94
DATA UMUM
Nama Proyek :
Lokasi Proyek :
Pemilik Proyek :
Nama Provinsi/Kab/Kota :
Kode DIPA :
Nilai Pagu DIPA :
Tahun Anggaran :
Konsultan Teknis :
Konsultan Pengawas :
Daftar Simak Monitoring xi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
14/94
Daftar Simak Monitoringxii
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
15/94
Daftar Simak Monitoring xiii
CARA PENGGUNAAN BUKU
DAFTAR SIMAK MONITORING
Buku ini merupakan bagian dari buku-buku yang pernah diterbitkan oleh
IPW yakni: Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Tool Kit AntiKorupsi Pengadaan BArang/Jasa, yang merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan
Buku ini hanya sebagai panduan untuk monitoring. Kolom-kolom yang
ada bisa saja diatur sedemikian rupa. Ada baiknya sebelum digunakan di
lapangan, buatlah copi dari buku ini, atau dapat juga mendownload dari
website IPW. Hal ini untuk memudahkan apabila diperlukan catatan-
catatan temuan dalam monitoring, yang tidak termuat dalam buku ini agar
dapat digunakan untuk jangka waktu yang panjang.
Pertanyaan-pertanyaan dalam buku ini bisa saja belum mencakup semua
permasalahan atau kondisi yang ada dilapangan. Namun pertanyaan-
pertanyaan ini adalah pertanyaan kunci yang sudah dapat dijadikan acuan
dalam melakukan monitoring. Beberapa pertanyaan dalam buku ini,
penjelasannya dapat ditemukan lebih rinci dalam buku Tool Kit AntiKorupsi di Bidang Pengadaan Barang/Jasa, yang sudah lebih dulu terbit.
Buku ini dilengkapi dengan petunjuk utnuk membuat laporan kepada
insatnsi atau lembaga penegak huku seperti KPK, Kejaksaan, KPPU dan
BPK, yang dimuat dalam berbagai lampiran.
Selain itu untuk memudahkan dan menghindari hal-hal yang apat
merugikan berbagai pihak terhadap aktivitas monitoring, penyusun
melengkapi buku ini dengan susunan lengkap undang-undang tentang
pemberantasan korupsi, serta peraturan Pemerintah tentang peranserta
masyarakat dalam pemberantasan korupsi. Terakhir buku ini memuat
kode etikmjaringan pemantau pengadaan barang/jasa, yang disusun dalam
pertemuan nasional jaringan pemantau pengadaan barang/jasa di
Yokyakarta tahun 2006.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam upaya-upaya berbagai pihakdalam pemberantasan korupsi. Selamat berjuang membasmi korupsi.
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
16/94
Daftar Simak Monitoringxiv
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
17/94
Daftar Simak Monitoring 1
1. PERENCANAAN
1 Apakah perencanaan telah melalui studi yangmendalam?
2 Apakah perencanaan telah sesuai dengan
kebutuhan?
3 Apakah rencana yang dibuat tidak realistis
dan berlebihan, jauh di atas kebutuhan yang
sebenarnya?
4 Apakah penyusunan spesifikasi teknis dan
kriterianya diarahkan pada merek atau
produk tertentu?
5 Apakah spesifikasi diarahkan pada bahan
tertentu?
6 Apakah penentuan Jadwal waktu yang tidak
realistis
7 Apakah ada rekayasa pemaketan dengan
maksud menguntungkan pemasok/rekanan
tertentu
8 Apakah ditemukan penggelembungan seperti:
biaya, kualitas, bahan, volume dan
sebagainya?
9 Apakah terjadi kesalahan perencanaan sejakawal?
10 Apakah ada indikasi kuat mengarah pada
memperlambat proses pengadaan?
11 Apakah ada indikasi mengarah pada upaya
penunjukan langsung?
12 Apakah penyusunan spesifikasi disusun oleh
Panitia atau oleh calon rekanan?
No U R A I A NStatus MonitoringYa Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
18/94
Daftar Simak Monitoring2
2. PEMBENTUKAN PANITIA LELANG
Catatan Monitoring
1 Apakah panitia memiliki integritas dan
keahlian?
2 Apakah panitia memiliki sertifikat keahlian?
3 Apakah panitia bekerja secara tertutup
dan tidak independen?
4 Apakah panitia sudah bekerja dengan jujur,
objektif, profesional dan transparan?
5 Apakah keputusan panitia dapat
6 Apakah panitia memberikan keistimewaan
atau memilih kelompok tertentu?
7 Apakah panitia telah bekerja sesuai dengan
aturan yang ada?
8 Apakah PPK/Panitia mendapat tekanan atau
intervensi dari atasan?
No U R A I A NStatus Monitoring
Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
19/94
Daftar Simak Monitoring 3
3. PRAKUALIFIKASI
Catatan Monitoring
1 Apakah guideline, kriteria dan cara mem-
berikan penilaian sudah disosialisasikan
kepada semua pihak?
2 Apakah ada dokumen mitra kerja yang tidak
memenuhi syarat?
3 Apakah tidak dilakukan legalisasi terhadap
dokumen?
4 Apakah panitia mentolerir dokumen yang
tidak lengkap dan aspal
5 Apakah dokumen prakualifikasi tidak di-
perkuat oleh data yang otentik?
6 Apakah evaluasi yang dilakukan tidak sesuai
dengan kriteria?
7 Apakah panitia menambahkan persyaratan
yang tidak perlu?
No U R A I A NStatus Monitoring
Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
20/94
Daftar Simak Monitoring4
4. PENYUSUNAN DOKUMEN LELANG
1 Apakah dokumen lelang sesuai standar?
2 Apakah ada dokumen lelang tidak lengkap?
3 Apakah ada dokumen lelang Non Standar?
4 Apakah dokumen lelang disusun mengarah
pada merek, bahan dan produk tertentu?
5 Apakah dokumen lelang disusun denganmelakukan rekayasa kriteria evaluasi?
6 Apakah panitia telah mengumumkan secara
luas terhadap perubahan/addendum.
7 Apakah perubahan tidak diberi penjelasan?
8 Apakah dokumen dibuat secara transparan
sehingga mudah diakses oleh masyarakat?
9 Apakah ada upaya untuk menyusun kembali
persyaratan administrasi sehingga mencakup
peryaratan yang perlu saja?
10 Apakah persyaratan tentang pengadaan
barang dan jasa yang dicantumkan dalam
dokumen lelang dapat diperoleh publik?
11 Apakah peryaratan lelang itu mengharuskan
persaingan sehat dalam lelang?
12 Apakah semua orang dapat ikut atau hanya
mereka yang diundang yang dapat ikut?
13 Apakah ditemukan adanya berbagai doku-
men pengadaan asli tapi palsu?
No U R A I A NStatus Monitoring
Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
21/94
Daftar Simak Monitoring 5
5. PENGUMUMAN LELANG
Catatan Monitoring
1 Apakah pengumuman lelang dimuat dimedia yang mempunyai jangkauan publiksangat terbatas?
2 Apakah informasi dalam pengumuman lelangdibuat tidak lengkap dan tidak memadai?
3 Apakah panitia tidak mencantumkan nilaiproyek di dalam pengumuman?
4 Apakah jangka waktu pengumuman terlalu
singkat?5 Apakah ditemukan tanggal pengumuman
yang telah kadaluarsa?
6 Apakah pengumuman lelang hanya dilaku-kan di media masa cetak dan tidak ada dipapan pengumuman atau internet?
7 Apakah dipasang iklan bagi semua penga-daan barang dan jasa sehingga publik me-
ngetahui secara luas?8 Apakah undangan lelang diiklankan sehingga
diketahui semua orang yang berminat ikutlelang?
9 Apakah keputusan mengenai pengadaanbarang dan jasa publik diumumkan di inter-net, papan pengumuman dan koran?
No U R A I A NStatus Monitoring
Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
22/94
Daftar Simak Monitoring6
6. PENGAMBILAN DOKUMEN LELANG
Catatan Monitoring
1 Apakah dokumen yang diserahkan tidak
sama (inkonsisten)?
2 Apakah waktu pendistribusian dokumen
terbatas?
3 Apakah lokasi pengambilan dokumen sulit
ditemukan?
4 Apakah untuk mendapatkan dokumen
lelang dipersulit?
5 Apakah persaingan benar-benar terjadi
atau apakah persyaratan ini sering
diabaikan?
6 Apakah ada kesepakatan penandatanganan
Pakta Integritas?
7 Apakah pengambilan dokumen lelang
dikenakan biaya?
8 Apakah dokumen lelang diberikan pada
peserta dalam waktu yang sempit?
No U R A I A NStatus Monitoring
Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
23/94
Daftar Simak Monitoring 7
7. PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI
Catatan Monitoring
1 Apakah harga perkiraan sendiri (HPS)
ditutup-tutupi?
2 Apakah terjadi penggelembungan harga
(mark-up)?
3 Apakah harga dasar/satuan (unit price) yang
tidak standar?
4 Apakah proses penentuan harga satuan
tidak sesuai dengan aturan?
5 Apakah ada acuan standar harga yang
resmi?
6 Apakah penentuan harga menggunakan jasa
konsultan?
7 Apakah Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
telah menguntungkan negara?
No U R A I A NStatus Monitoring
Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
24/94
Daftar Simak Monitoring8
8. PENJELASAN/AANWIJZING
1 Apakah penjelasan/aanwijzing dilakukanhanya kepada kelompok tertentu saja?
2 Apakah informasi dan deskripsi pekerjaandilakukan secara terbatas?
3 Apakah ada penjelasan yang kontroversial?
4 Apakah informasi peninjauan lapanganhanya diberikan kepada kelompok
tertentu?
5 Apakah proses pengadaan barang dan jasasecara keseluruhan sudah transparan?
6 Apakah ada proses yang tertutupinformasinya atau menyesatkan pesertalelang?
7 Apakah penjelasan d ilakukan secara
lengkap dan menyeluruh?8 Apakah penjelasan dan kebutuhan tinjauan
lapangan dilakukan secara diam-diam atauterbatas pada peserta tertentu?
9 Apakah ada peserta lelang yang diper-lakukan secara diskriminatif?
10 Apakah ada penjelasan tentang perlunyapenerapan pakta integritas antara panitiadan peserta lelang?
11 Apakah dibuat berita acara pada saatpenjelasan/Aanwijzing dilakukan?
12 Apakah semua peserta lelang diundangsecara bersamaan?
13 Apakah semua peserta lelang diperlakukansama dan setara?
No U R A I A NStatus Monitoring Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
25/94
Daftar Simak Monitoring 9
9. PENYERAHAN DAN PEMBUKAAN PENAWARAN
Catatan Monitoring
1 Apakah re lokasi tempat penyerahan
dokumen penawaran dilakukan panitia
tanpa pemberitahuan?
2 Apakah panitia tetap menerima penye-
rahan dokumen penawaran yang terlambat
ketika meyampaikannya?
3 Apakah ada penyerahan dokumen palsu
atau fiktif?
4 Apakah panitia membacakan harga per-
kiraan sendiri di depan peserta lelang pada
saat aanwijzing?
5 Apakah kelengkapan dokumen masing-
masing peserta lelang dibacakan secaraterbuka?
6 Apakah pembukaan penawaran dilakukan
bersamaan dan dilakukan secara trans-
paran?
No U R A I A NStatus Monitoring
Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
26/94
Daftar Simak Monitoring10
10. EVALUASI PENAWARAN
Catatan Monitoring
1 Apakah ditemukan sistem atau kriteria
evaluasi yang janggal atau cacat?
2 Apakah ada penggantian dokumen pe-
nawaran ditengah proses lelang?
3 Apakah evaluasi dilakukan tertutup dan
tersembunyi?
4 Apakah peserta lelang terpola dalam rangka
berkolusi?
5 Apakah evaluasi dilakukan dengan mencari
kesalahan dokumen peserta lelang untuk
menggugurkan?
6. Apakah terjadi perubahan sistem penilaian
ditengah proses lelang?
7 Apakah s istem nilai mengarah untuk
memenangkan perusahaan tertentu?
No U R A I A N Status Monitoring Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
27/94
Daftar Simak Monitoring 11
1 Apakah pengumuman dibuat secara luas
dan mudah diketahui?
2 Apakah pengumuman d ibuat dengan
tertutup dan terbatas?
3 Apakah tanggal pengumuman ditunda-
tunda sehingga menimbulkan ketidak-pastian?
4 Apakah pengumuman tidak sesuai dengan
rencana awal?
5 Apakah pengumuman tidak ditempatkan
pada papan pengumuman?
6 Apakah pengumuman dimuat di surat kabar
di tingkat daerah dan tingkat nasional?
7 Apakah pengumuman dimuat di website?
11. PENGUMUMAN CALON PEMENANG
Catatan Monitoring
No U R A I A N Status Monitoring Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
28/94
Daftar Simak Monitoring12
12. SANGGAHAN PESERTA LELANG
Catatan Monitoring
1 Apakah tidak seluruh sanggahan ditang-
gapi?
2 Apakah berbagai substansi sanggahan tidak
ditanggapi?
3 Apakah jawaban panitia tidak menyentuh
substansi sanggahan?
4 Apakah jawaban sanggahan hanya untuk
menghindari tudingan lelang diatur?
5 Apakah sanggahan peserta lelang disampai-
kan ke LKPP?
6 Apakah Lembaga Kebijakan PengadaanPemerintah (LKPP) memberikan jawaban
sanggahan peserta lelang?
7 Apakah jawaban sanggah asal-asalan?
No U R A I A N Status Monitoring
Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
29/94
Daftar Simak Monitoring 13
1 Apakah surat penunjukan tidak lengkap?2 Apakah surat penunjukan sengaja ditunda-
tunda pengeluarannya?
3 Apakah surat penunjukan dikeluarkansecara terburu-buru?
4 Apakah surat penunjukan tidak sah?
5 Apakah ada prosedur untuk meminta
peninjauan ulang atas pengadaan barang danjasa publik?
6 Apakah ada elemen independen dalamproses pengadaan barang dan jasa publiksebagai cara untuk memastikan semuapeserta menaati prosedur?
7 Apakah ditemukan pemenang lelang yangmensubkontrakkan pekerjaan utama?
8 Apakah pemenang lelang memiliki BankGaransi?
9 Apakah pihak Bank hanya memberikan suratketerangan selaku nasabah kepada peme-nang lelang?
10 Apakah pemenang lelang telah memenuhiseluruh syarat administrasi yang telahditentukan?
13. PENUNJUKAN PEMENANG LELANG
Catatan Monitoring
No U R A I A NStatus MonitoringYa Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
30/94
Daftar Simak Monitoring14
14. PENANDATANGANAN KONTRAK
Catatan Monitoring
1 Apakah penandatanganan kontrak ditunda-
tunda?
2 Apakah penandatanganan kontrak dilakukan
secara tertutup?
3 Apakah penandatanganan kontrak cacat
hukum atau tidak sah?
4 Apakah pemenang lelang telah menanda-
tangani pakta integritas?
5 Apakah penandatanganan kontrak dilaku-
kan setelah semua sanggahan (sanggah dan
sanggah banding) dijawab?
6 Apakah kontrak ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang?
7 Apakah terjadi perubahan pada isi kontrak
yang tidak wajar, sebelum ditandatangani?
No U R A I A N Status Monitoring Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
31/94
Daftar Simak Monitoring 15
1 Apakah ditemukan jumlah/volume barang/
jasa tidak sama?
2 Apakah mutu/kualitas pekerjaan lebih
rendah dari ketentuan dalam spesifikasi
teknik?
3 Apakah mutu/kualitas pekerjaan tidak sama
dengan spesifikasi teknik?
4 Apakah terjadi perubahan kontrak setelah
pekerjaan selesai?
5 Apakah ketika pekerjaan diserah-terimakan
ada kewajiban yang belum diselesaikan?
6 Apakah ditemukan pekerjaan barang/jasa
fiktif atau penyimpangan dalam kontrak?
7 Apakah ada pemberlakuan masa jaminan
pekerjaan?
8 Apakah ditemukan uang jaminan telah
dicairkan oleh kontraktor sebelum masa
jaminan berakhir?
15. PENYERAHAN BARANG/JASA
Catatan Monitoring
No U R A I A NStatus Monitoring
Ya Tidak Verifikasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
32/94
Daftar Simak Monitoring16
1. Hasil Temuan dalam Proses Pengadaan Barang/Jasa:
a. Jumlah temuan :
b. Asumsi Kerugian Negara :
......................, 200......
Koordinator Tim
( ................................. )
SUSUNAN TIM MONITORING
No
1
2
3
N a m a JABATAN DALAM TIM
Ketua
Anggota
Anggota
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
33/94
Daftar Simak Monitoring 17
LAMPIRAN 1
TAHAPAN PEMERIKSAAN
PENGADAAN BARANG PEMERINTAH
PAKET 1 :
PAKET 2 :
21
A TAHAP PERSIAPAN
PENGADAAN
1 Perencanaan
Pengadaan
a. Satker tidak membuat
jadwal dan tidak
mengalokasikan dana
dalam DIPA
b. Penggelembungan
Anggaran
c. Rencana pengadaan yang
diarahkan
d. Rencana pemaketan
untuk KKN
Item/JenisPenyimpangan
NO
3 4 5
- Satker tidak membuat
jadwal pelaksanaan
seluruh paket kegiatan.
- Tidak mengumumkan
rencana pengadaan
secara luas pada awal
TA setelah DIPA/PO
turun.
Harga satuan yang ada
dalam DIPA/PO lebih
tinggi dibandingkan
dengan harga satuan
yang ditetapkan oleh
Pemda/harga pasar.
Ada pengaturan dalam
persyaratan peserta
lelang yang menjurus
pada produk/pihak
tertentu.
Ada penyatuan/
pemecahan paket yangtendensius
IndikatorYa/Tidak Ya/Tidak
CATATANPaket 1 Paket 2
HASIL PEMERIKSAAN
6
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
34/94
Daftar Simak Monitoring18
1 2 3 4 5 6
e. Penentuan jadual
pengadaan yang tidak
realistis
2 Panitia Lelang
a. Panitia tidak trans
paran, dan/atau
memihak
b. Panitia tidak memiliki
sertifikat keahlian &
integritas lemah
B. TAHAP PEMILIHAN
PENYEDIA JASA
3. Prakualifikasi
Pascakualifikasi
a. Dokumen tidak
sesuai dengan kriteria
b. Evaluasi tidak sesuai
dengan kriteria.
4. Penyusunan
Dokumen Lelang
a. Spesifikasi yang
diarahkan
b. Rekayasa Kriteria
Evaluasi
Tenggang waktu lelang
umum/terbatas/pemilihan
langsung/penunjukan
langsung tidak sesuai
dengan ketentuan.
Ada pengaduan/informasi
dari peserta lelang
Belum mempunyai
sertifikat, tidak ada pakta
integritas dan/atau unsur
panitia tidak terpenuhi.
Panitia menambahkan
persyaratan yang tidak
perlu.
Ada pengaduan/informasi
hasil evaluasi tidak wajar.
Spesifikasi teknis
mengarah ke produk
tertentu
Kriteria yang digunakan
dalam evaluasi:
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
35/94
Daftar Simak Monitoring 19
1 2 3 4 5 6
- Sistem Gugur
- Sistem Nilai
- Sistem penilaian biaya
selama umur ekonomi
c. Dokumen lelang non
standar dan atau tidak
lengkap.
5. Pengumuman Lelang
a. Pengumuman lelang
semua/fiktif.
- Tidak sama dengan
dokumen lelang
- Gugur teknis karena
analisa
- Pembobotan sistem
evaluasi dengan nilai/
skoring tidak wajar
- Tidak sama dengan
dokumen pengadaan
- Tidak menggunakan
standar dokumen
pelaksanaan kontrak
pengadaan barang sesuai
Keppres 80/2003
diantaranya surat pesanan,
persiapan pelaksanaan
kontrak, pabrikasi, serah
terima, uji coba, asuransi
dll.
- Adanya indikasi rekayasa
dokumen lelang dalam
Addendum Dokumen
lelang
- Jumlah peserta lelang
yang mendaftar kurang
- Media yang digunakan
tidak terkenal.
- Bagi yang diwajibkan
tidak menggunakan
e-procurement.
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
36/94
Daftar Simak Monitoring20
1 2 3 4 5 6
b. Pengumuman lelang
tidak lengkap
c. Jangka waktu pe-
ngumuman terlalu
singkat
6. Pengambilan Dokumen
Lelang
a. Tidak ada Pakta
Integritas.
b. Dokumen lelang yang
diserahkan tidak sama
(inkon-sisten).
c. Waktu pengambilan
dokumen terbatas
d. Lokasi pengambilan
dokumen sulit dicari
7. Penyusunan HPS
a. Nilai HPS tidak
diumumkan
- Tidak memasukkan data
pelelangan ke PU net(khusus Jawa).
Isi pengumuman tidak
memenuhi syarat minimal
Keppres 80 tahun 2003
Tenggang waktu pengu-
muman tidak memenuhi
syarat Keppres 80/2003
Tidak menandatangi Pakta
Integritas (Pengguna,
Panitia, dan seluruh calon
Penyedia Jasa dalam satu
kesatuan format)
Jumlah peserta yang
memenuhi syarat terbatas
dibandingkan dengan
jumlah yang mengambil
dokumen
Waktu pengambilan tidakmemenuhi ketentuan yang
berlaku
Yang mengambil dokumen
terbatas
Nilai HPS tidak diumum-
kan ke seluruh peseta
lelang
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
37/94
Daftar Simak Monitoring 21
1 2 3 4 5 6
b. Harga dasar yang tidak
standar
8. Rapat Penjelasan
(Aanwijzing)
a. Rapat penjelasan yang
terbatas.
b. Penjelasan tidak dimuat
dalam berita acara
9. Penyerahan dan
Pembukaan
Penawaran
a. Relokasi tempatpenyerahan dokumen
penawaran
b. Penerimaan dokumen
penawaran yang
terlambat.
10 Evaluasi Penawaran
a. Evaluasi Cacat
Harga satuan tidak wajar
Jumlah penyedia jasa yang
hadir tidak sesuai dengan
yang menandatangani daftar
hadir.
- Adanya penawar yanggugur.
- Tidak ada Berita Acara
Aanwijzing.
- Tidak ada peserta
memasukkan penawaran.
- Penawaran yang masuk
terbatas.
Penawar yang terlambat
tapi diterima oleh panitia
(lihat Berita Acara)
- Subjektivitas penilaian
panitia tinggi
- Fluktuasi penilaian
masing-masing anggota
terlalu berbeda, nilai yang
diberikan tidak konsisten
dengan kritetria evaluasi
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
38/94
Daftar Simak Monitoring22
1 2 3 4 5
b. Penggantian Dokumen
Penawaran
c. Indikasi pengaturan di
antara penyedia jasa.
- Tidak setiap anggota
panitia memberikan
penilaian
- Terdapat penilaian yang
sama dari semua anggota
panitia
- Tidak ada paraf panitia di
setiap halaman dokumen
penawaran
Tidak ada dokumen asli
yang masih tertutup di
pengguna jasa
- Format pengetikan/
penjilidan berkas
penawaran yang sama di
antara penyedia jasa.
- Tingkat kesalahan
pengetikan yang sama
diantara penyedia jasa
- Jaminan penawaran
dikeluarkan dari penjamin
yang sama dengan nomor
seri yang berurutan.
- Terdapat kesamaan
metode merk, spesifikasi
dari beberapa berkas
penawaran yang diajukan
oleh penyedia jasa.
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
39/94
Daftar Simak Monitoring 23
c. Indikasi pengaturan
diantara penyedia jasa/
panitia/pengguna.
d. Tidak dilakukan verifikasi,
konfirmasi dan validasi
pada calon pemenang
11. Pengumuman Calon
Pemenang
a. Pengumuman terbatas
b. Tanggal pengumuman
ditunda
c. Pengumuman yang tidak
sesuai dengan kaidah
pengumuman
1 2 3 4 5 6
- Terdapat kesamaan
spesifikasi, merek, cc dan
lain-lain antara penawaran
dengan HPS/OE.
- Total penawaran yang
diantara penawar
mendekati HPS/OE
(>95%)
- Terdapat informasi
masyarakat/peserta lelang
mengadakan rapat
sebelum pemasukan
penawaran
- Panitia yang tidak
melaporkan adanya
indikasi pengaturan.
- Terdapat data penyedia
jasa yang tidak sesuai
dengan yang disyaratkan
Pengumuman tidak
dilakukan pada media yang
semestinya
Tanggal pengumuman tidak
sesuai jadwal
Substansi pengumuman
tidak lengkap
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
40/94
Daftar Simak Monitoring24
12. Sanggahan peserta lelang
a. Tidak seluruh sanggahan
ditanggapi.
b. Substansi sanggahan tidak
ditanggapi
c. Sanggahan proforma
untuk menghindari
tuduhan tender diatur.
d. Sanggahan banding
13 Penunjukan pemenang
lelang
a. Surat penunjukan tidak
sesuai jadwal, sengaja
ditunda pengeluarannya.
1 2 3 4 5 6
- Terdapat sanggahan yang
tidak ditanggapi oleh
engguna jasa
- Adanya sanggahan banding
- Jawaban Satker, sanggahan
telah melewati waktu
(terlambat)
- Adanya sanggahan banding
- Sanggahan/jawaban tidak
menyentuh substansi
- Tanggal penunjukan
pemenang lelang masih
dalam masa sanggah.
- Terdapat jawaban
sanggahan banding yang:
a. Legal aspek yang tidak
mengena;
b. Substansi tidak jelas;
c. Waktu terlambat;
Tenggang waktu penetapan
dan penunjukan pemenang
tidak dipenuhi (tidak sesuai
ketentuan)
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
41/94
Daftar Simak Monitoring 25
Catatan :
Jika hasil monitoring Ya, beri tanda
contreng (V). Pemeriksaan harus diperdalam
dan uraikan secara singkat pada lembar
berikutnya. Kalau perlu lanjutkan dengan
tindakan penyelidikan/investigasi lapangan
b. Surat penunjukan tidak
sah.
14 Penandatangan Kontrak
dan Pelaksanaanya
a. Penandatanganan kontrak
yang ditunda-tunda
b. Penandatanganan kontrak
yang tidak sah
1 2 3 4 5 6
Ada pengaduan tentang
surat penunjukan
Tanggal tanda tangan
kontrak tidak sesuai
jadwal
- Kontrak ditandatangani
oleh pejabat yang tidak
berwenang.
- Data pendukung tidak
memenuhi syarat
- Kontrak tidak sesuai
dengan dokumen
penawaran (nilai, metode
pelaksanaan)
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
42/94
Daftar Simak Monitoring26
PELAPORAN DAN
PENENTUAN STATUS
GRATIFIKASI
LAMPIRAN 2
Pasal 16, 17,
dan
UU No.30
Th. 2002
7 Hari Kerja sejak
ditetapkan statusnya
30
H
A
R
I
K
E
R
J
A
Penerima
Gratifikasi
Laporan Tertulis
Kepada KPK
Proses
Penetapan Status
Memanggil Penerima
Gratifikasi
Pimpinan KPK
Melakukan
Penelitian
SK Pimpinan KPK
Tentang
Status Gratifikasi
Penerima
Gratifikasi
Menteri
Keuangan
Pasal
12C
UU No. 20
Th. 2001
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
43/94
Daftar Simak Monitoring 27
ALUR KERJA BPK
LAMPIRAN 3
Pengumpulan
Dokumen (1a)
Penyusunan
Laporan
(6a)
Penetapan Obyek(2)
Pengujian Terbatas
(3)
Temuan
Pemeriksaan
(5)
Audit
Lapangan
2K dan 3E(4)
Investigasi
(6b)
Pengaduan
Masyarakat
(1b)
Laporan
Kejaksaan/
Kepolisian
(7)
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
44/94
Daftar Simak Monitoring28
ALUR KERJA KEJAKSAAN DALAM
MEMPROSES KASUS
(1)Laporan
masyarakat
(2)Melakukanpenyelidikan
(3)Melakukanpenyidikan
(5)Mereview hasiltemuan auditor
(4)Mengkalkulasinilai kerugian
negara denganbantuan auditor
(6)Menelaah kasus denganketentuan hukum yang
berlaku
(7)Meminta pendapat
para ahli
(8)Membuat surat
dakwaan
(9)Kemudian melimpahkan
perkara pengadilan
(10)Melakukanpenuntutan
Melaksanakan penetapan hakim
LAMPIRAN 4
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
45/94
Daftar Simak Monitoring 29
PROSEDUR PENYELESAIAN PERKARA
DI KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
(KPPU)
Laporan/Pengaduan
Pemeriksaan 30Hari setelah laporan
Setiap orangpihak yang
dirugikan ataumengetahui
Pemeriksaanlanjutan 60
hari
Wajibmelaksanakan 30hari setelahmenerimaputusan
Putusandimintakaneksekusi ke
PN
Tidak
Mengajukankeberatan 14hari setelah
putusan
Putusan 30hari setelahPemeriksaanlanjutan 60
hari
PemeriksaanPN 14 hari
Putusan PN 30hari setelahpemeriksaan
Kasasi ke MA14 harisetelah
putusan PN
Keberatan
Menerima
Menerima
Putusan MA 30hari sejakKasasi diterima
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
46/94
Daftar Simak Monitoring30
Mekanisme Penanganan Pengaduan
Pada Jaksa Agung Muda Pengawasan
PELAPOR:
1. Masyarakat/Korban
2. Media Masa (Surat
Pembaca)
3. MENPAN
4. Kotak Pos 5000
5. Komisi Ombudsman
6. Internet/website
Hasil telaah JaksaAgung MudaPengawasan
Memiliki UnsurPidana
Jaksa Agung RI. UntukMendapat
Persetujuan AgarBerkas Diserahkan
Kepada Penyidik Polri
Hasil Telaah JaksaAgung MudaPengawasan
dengan HukumanDisiplin Sesuai
PP.No. 30 Tahun1980
Jaksa AgungRI. UntukMendapat
Persetujuan
HukumanDisiplin
PP. No. 30Tahun 1980
Terbukti
Oleh JAMWAS DiteruskanKepada Inspektur Untuk
Ditelaah
DITELAAH OLEH
INSPEKTUR SESUAI
KASUS:
. Inspektur Pegasum
. Inspektur Kepbang
. Inspektur Pidum
. Inspektur Intelijen
. Inspektur Pidanan Datum
. Tidak Terbukti
. Dihentikan
. Pemeriksaan
. Selesai
Disampaikan ke JAMWASPaling Lambat 30 Hari
Apabila LHP BelumDiterima Sampai dengan
30 Hari, DisampaikanPeringatan 3 Kali
Dilakukan Inspeksi olehJAMWAS
Diteruskan Kepada UnitKerja yang Bersangkutan/
Kejati untuk DilakukanPemeriksaan
Laporan Hasil Pemeriksaan(LHP) Dalam Bentuk Was -
1 Yang Memuat Saran UntukDijatuhi Hukuman Disiplin
Sesuai PP. No. 30 Tahun1980
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
47/94
Daftar Simak Monitoring 31
LAMPIRAN:
Keputusan Jaringan NasionalPemantau Pengadaan Barang Dan Jasa Publik
Nomor : 01 Tahun 2006
Tentang
KODE ETIK
JARINGAN NASIONAL PEMANTAU
PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK
Menimbang : a. bahwa sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat
(civil society organisation) JARINGAN PPB-J bekerja
atas dasar kepentingan masyarakat,
b. bahwa berdasarkan sifat memantau proses peng-
adaan barang dan jasa publik dapat menjadi peluang
untuk terjadinya penyalahgunaan wewenang olehjajaran JARINGAN PPBJ-P
c. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a dan
huruf b, untuk penyelenggaraan organisasi, perlu
ditetapkan kode etik Jaringan PPBJ-P
Mengingat : 1. Keputusan Pertemuan Nasional JARINGAN
NASIONAL PEMANTAU PBJ
2. Kesepakatan Bersama JARINGAN NASIONALPEMANTAU PBJ
Memperhatikan: Rapat-rapat Pleno JARINGAN PPBJ-P
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
48/94
Daftar Simak Monitoring32
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama : Kode Etik Penyelenggaraan JARINGAN PPBJ-P, selanjutnya
disebut Kode Etik
Kedua : Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam diktum Pertama
adalah sebagaimana Terlampir pada keputusan ini, dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Keputusan ini
Ketiga : Kode Etik sebagaimana dimaksud Diktum Kedua berlaku
dan mengikat bagi seluruh Personal Lembaga-Lembaga yang
menjadi anggota, Jaringan PPBJ-P
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan
pembetulan seperlunya
BAB I
PENGERTIAN
Pasal 1
Kode Etik JARINGAN PPBJ-P adalah norma yang harus dilaksanakan oleh
seluruh anggota JARINGAN PPBJ-P tanpa terkecuali dalam menjalankan
kehidupan pribadinya, dan dalam mengelola organisasi JARINGAN PBJ-P
BAB II
AZAS JARINGAN
Pasal 2
Azas utama adalah:
Egaliter, yaitu menjunjung tinggi persamaan tanpa membeda-bedakan
kedudukan dan jabatan masing-masing anggota
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
49/94
Daftar Simak Monitoring 33
Pasal 3
PRINSIP
A. Kepastian Aturan, yaitu mengutamakan landasan peraturan per-
undang-undangan dalam menjalankan kebijakan, tugas dan wewenang
jaringan PPBJ-P
B. Transparansi, yaitu membuka diri dan memberi akses kepada masya-
rakat dalam melaksanakan hak-haknya untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang manajemen, kinerja
dan pelaksanaan tugas/fungsi Jaringan PPBJ-P
C. Akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan Jaringan
PPBJ-P harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas
D. Partisipatif, yaitu mendahulukan kepentingan umum dengan cara
yang aspiratif, akomodatif, dan selektif
E. Profesional, yaitu mengutamakan pelaksanaan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab serta kewajiban Jaringan PPBJ-P sesuai proporsi
yang diemban
JANJI INTEGRITAS
Saya berjanji bahwa saya akan setia kepada Bangsa dan Negara serta
akan mempertahankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi, klik, keluarga dan golongan.
Saya berjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankan tugas dan
wewenang yang diberikan JARINGAN PPBJ-P kepada saya dengan
sungguh-sungguh, seksama, obyektif, jujur, berani, adil, tidak membeda-
bedakan jabatan, suku, agama, ras, jender, dan golongan tertentu dan akan
melaksanakan kewajiban saya dengan sebaik-baiknya, serta bertanggung
jawab sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, bangsa dan
negara
Saya berjanji akan setia kepada anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga JARINGANPPBJ-P, visi dan misi dari JARINGAN PPBJ-P yakni
mengutamakan kepentingan masyarakat luas, bangsa dan negara tanpa
pamrih.
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
50/94
Daftar Simak Monitoring34
Senantiasa akan menolak atau tidak menerima atau dipengaruhi oleh
campur tangan siapapun juga dan saya akan tetap teguh melaksanakan
tugas dan wewenang yang diberikan kepada saya
Saya berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa saya untuk melaksanakantugas-tugas JARINGAN PPBJ-P, langsung ataupun tidak langsung, dengan
menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau
menjanjikan sesuatu apapun kepada siapapun juga
Saya berjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
dalam tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak
langsung dari siapapun juga suatu janji atau pemberian
BAB III
NILAI-NILAI DASAR PRIBADI
Pasal 4
Anggota JARINGAN PPBJ-P diharuskan menganut nilai-nilai dasar
pribadi (basic indivdual value) sebagai berikut:
a. Terbuka, seluruh proses kerja dan kegiatan JARINGAN
NASIONAL PEMANTAU PBJ terbuka dan dapat diketahui oleh
seluruh jajaran JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PBJ dan
masyarakat
b. Kebersaman, melaksanakan pekerjaan dan kegiatan JARINGAN
NASIONAL PEMANTAU PBJ secara kolektif
c. Jujur, menjunjung tinggi kejujuran dalam segala hal diminta maupun
tidak
d. Berani, mengambil sikap tegas dan rasional dalam membuatkeputusan sulit dan atau tidak populis, demi kepentingan jangka
panjang JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PBJ
e. Cerdas, mengutamakan pemikiran dan akal sehat dalam bertindak
f. Integritas, mewujudkan perilaku yang bermartabat
g. Tangguh, tegar dalam menghadapi berbagai godaan, hambatan,
tantangan, ancaman, dan intimidasi dalam bentuk apapun, dan dari
pihak manapunh. Unggul, selalu meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pribadinya
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
51/94
Daftar Simak Monitoring 35
BAB IV
KODE ETIK
Pasal 5
(1) Nilai-nilai dasar pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4dilaksanakan dalam bentuk sikap, tindakan, perilaku dan ucapan
(2) Anggota JARINGAN PPBJ-P wajib menjaga nama baik organisasi
JARINGAN PPBJ-P baik sebagai pendiri, penasihat maupun
pengawas
(3) Jajaran JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PBJ wajib menjaga
nama baik organisasi JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PBJ
dalam melakukan kegiatan organisasi di dalam masyarakat
(4) Jajaran JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PBJ wajib menjaga
independensi organisasi dari pengaruh manapun, termasuk pengaruh
dari lembaga-lembaga donor
(5) Jajaran JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PBJ wajib menjaga
perilaku, tindakan, sikap, dan ucapannya
(6) Kode Etik diterapkan tanpa toleransi sedikitpun atas penyimpangan-
nya (zero tolerance), dan mengandung sanksi tegas bagi mereka yang
melanggarnya(7) Perubahan atas Kode Etik JARINGAN NASIONAL PEMANTAU
PBJ menurut keputusan ini akan segera dilakukan berdasarkan
tanggapan dan masukan dari masyarakat dan ditetapkan oleh
keputusan JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PBJ
Pasal 6
(1) Jajaran JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PBJ berkewajiban:
a. melaksanakan ajaran agama atau keyakinannya masing-masing
b. taat terhadap aturan hukum dan etika
c. bersikap independen dan terbuka
d. menggunakan sumber daya publik secara efisien, efektif dan
akuntabel
e. tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan yang telah
disepakati
f. menarik garis tegas tentang apa yang patut dan layak dilakukandengan apa yang tidak patut dan tidak layak dilakukan;
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
52/94
Daftar Simak Monitoring36
g. tidak berpihak dalam menjalankan tugas, fungsi dan
wewenangnya
h. tidak berhenti belajar dan mendengar
i. meningkatkan kinerja yang berkualitas
j. meninggalkan kebiasaan kelembagaan yang negatif dan tidaksesuai dengan prinsip lembaga kemasyarakatan
k. menghilangkan sifat arogansi individu dan sektoral
l. mengidentifikasi setiap benturan kepentingan yang timbul
atau kemungkinan benturan kepentingan yang akan timbul
m. memberikan komitmen dan loyalitas kepada JARINGAN
NASIONAL PEMANTAU PPBJ-P secara penuh di atas
komitmen dan loyalitas kepada teman, sejawatn. mengenyampingkan kepentingan pribadi atau golongan demi
tercapainya tujuan yang ditetapkan bersama
o. menahan diri terhadap godaan yang berpotensi mempe-
ngaruhi substansi keputusan
p. mengkonfirmasi kepada semua anggota tim kerja PPBJ-P
mengenai pertemuan dengan pihak lain yang akan dan telah
dilaksanakan, baik sendiri atau bersama, baik dalam hubungan
dengan tugas maupun tidak
(2) Jajaran JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PBJ dilarang:
a. menggunakan jabatan di JARINGAN NASIONAL PEMANTAU
PPBJ-P untuk kepentingan pribadi, keluarga dan golongan
b. menggunakan nama JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PPBJ-
P untuk mendapatkan keuntungan pribadi
c. menggunakan sumber daya JARINGAN NASIONAL PEMANTAU
PPBJ-P untuk kepentingan pribadi, keluarga dan golongan
d. menerima imbalan yang bernilai uang dalam kegiatan yang
berkaitan dengan hal kasus dugaan KKN
e. meminta kepada atau menerima bantuan dari siapapun dalam
bentuk apapun yang memiliki potensi benturan kepentingan
(conflict of intrest) dengan visi dan misi gerakan pemberantas korupsi.
f. melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam segalakegiatan PPBJ-P
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
53/94
Daftar Simak Monitoring 37
(3) Jajaran yang berhenti atau diberhentikan berkewajiban;
a. Mengembalikan setiap barang inventaris kantor dan dokumen
atau bahan-bahan yang berkaitan dengan kerja JARINGAN
NASIONAL PEMANTAU PPBJ-P
b. Tidak mengungkapkan kepada publik atau menggunakan informasirahasia yang didapatkan sebagai konsekuensi pelaksanaan tugas
selama di JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PPBJ-P, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
BAB V
S A N K S I
Pasal 7
(1) Anggota JARINGAN NASIONAL PEMANTAU PPBJ-P yang
melakukan pelanggaran atau penyimpangan terhadap Kode Etik ini
dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan
(2) Penjatuhan sanksi akan ditentukan oleh Komite Etik yang akan
dibentuk secara ad hoc.
BAB VI
KOMITE ETIK
Pasal 8
(1) Komite Etik dibentuk apabila terjadi pelanggaran oleh anggota jaringan
PPBJ-P terhadap kode etik
(2) Komite Etik sebagaimana ayat (1) sekurang-kurangnya terdiri dari 1orang ketua merangkap anggota dan 2 orang anggota
(3) Untuk menjadi anggota komite etik harus memenuhi syarat:
a. memiliki integritas moral dan yang sudah teruji
b. memiliki kapasitas yang cukup dalam hal PPBJ-P
c. diusulkan oleh sekurang-kurangnya 3 anggota jaringan PPBJ-P di
region TKP dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 50%+1dari
seluruh anggota jaringan PPBJ-P di region tersebut
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
54/94
Daftar Simak Monitoring38
d. penentuan Komite Etik sebagaimana dimaksud point C dilakukan
melalui forum antar anggota jaringan PPBJ-P di region tersebut
e. penentuan region akan diatur berdasarkan provinsi
Pasal 9
Mekanisme Kerja (hukum Acara) Komite Etik
(1) Komite Etik melakukan pendalaman kasus pelanggaran
(2) Komite Etik memanggil pihak yang diduga melanggar kode etik
(3) Komite Etik melakukan sidang perkara
(4) Komite Etik melakukan pengambilan keputusan melalui sidang komite
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 10
Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini, akan diatur lebih lanjut
oleh Pertemuan Nasional Jaringan PPBJ-P
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
KepUtusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di: YogyakartaPada tanggal : 11 Februari 2006
JARINGAN NASIONAL
PENGAWAS PENGADAAN
BARANG DAN JASA PUBLIK
TTD
ANGGOTA JARINGAN PPBJ-P
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
55/94
Daftar Simak Monitoring 39
SUSUNAN LENGKAP
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 1999
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGANUNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001
TENTANG
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
a. bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas,
tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah merupakan
pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara
luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai
kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa;
b. bahwa untuk lebih menjamin kepastian hukum, menghindari keragaman
penafsiran hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak
sosial dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan secara adil dalam
memberantas tindak pidana korupsi, perlu diadakan perubahan atas
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu membentuk Undang-undang tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
LAMPIRAN 8
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
56/94
Daftar Simak Monitoring40
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (2) dan ayat (4) Undang-undang
Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum AcaraPidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Nomor 3851);
4. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3874);
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang
terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan
hukum.
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
57/94
Daftar Simak Monitoring 41
2. Pegawai Negeri adalah meliputi:
a. Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
tentang Kepegawaian;
b. Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-
undang Hukum Pidana;c. Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau
daerah;
d. Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang
menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah, atau
e. Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang
mempergunakan modal dan fasilitas dari negara atau masyarakat.
3. Setiap orang adalah perseorangan atau termasuk korporasi.
BAB II
TINDAK PIDANA KORUPSI
Pasal 2
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatanmemperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana denganpenjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
58/94
Daftar Simak Monitoring42
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit
Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Pasal 4
Pengembalian kerugian keuangan negara atau perekonomian negara tidak
menghapuskan dipidananya pelaku tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 dan Pasal 3.
Pasal 5
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singakat 1 (satu) tahun danpaling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp. 50.000.000.00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang
yang:
a. memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajiban;atau
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelengara
negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan
dalam jabatannya.
(2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima
pemberian atau janji sebagaimana dalam ayat (1) huruf a atau huruf
b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1).
Pasal 6
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
59/94
Daftar Simak Monitoring 43
banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)
setiap orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud
untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili; atau
b. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan
menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan dengan
maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan
diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada
pengadilan untuk diadili.
(2) Bagi hakim yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimak-
sud dalam ayat (1) huruf a atau advokat yang menerima pemberian
atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dipidana
dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 7
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun danpaling lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah);
a. pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan,
atau menjual bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan
bahan bangunan, melakukan perbuatan curang yang dapat
membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan
negara dalam keadaan perang;b. setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau
penyerahan bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan
curang sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
c. setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan
Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia melakukan perbuatan curang yang dapat membahaya-
kan keselamatan negara dalam keadaan perang; atau
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
60/94
Daftar Simak Monitoring44
d. setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keper-
luan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan curang
sebagaimana dimaksud dalam huruf e.
(2) Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang
yang menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional
Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf a atau huruf c, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 8
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 750.000.000,00
(tujuh ratus lima puluh ribu rupiah), pegawai negeri atau orang selain
pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara
terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya,atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau
digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan
tersebut.
Pasal 9
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus
lima puluh juta rupiah) pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri
yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus
atau untuk sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau
daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
61/94
Daftar Simak Monitoring 45
Pasal 10
Dipidana dengan pidana paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7
(tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 350.000.000,00 (tiga ratusjuta rupiah) pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi
tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja:
a. menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak
dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan untuk
meyakinkan atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang,
yang dikuasai karena jabatannya; atau
b. membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan,
atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar
tersebut; atau
c. membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan,
atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar
tersebut.
Pasal 11
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah) pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima
hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah
tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang
berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yangmemberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
Pasal 12
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah):
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
62/94
Daftar Simak Monitoring46
a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau
janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dengan jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya.b. pegawai negeri atau penyelenggara yang menerima hadiah atau janji,
padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan
sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya;
c. hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk
diadili;
d. seseorang yang menurut ketentuan perundang-undangan ditentukan
menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima
hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah
atau janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang
akan diberikan, berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada
pengadilan untuk diadili;e. pegawai negeri atau penyelenggara dengan maksud menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan
menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
f. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu
menjalankan tugas, meminta, menerima, atau memotong pembayaran
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain ataukepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara
negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai utang
kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang;
g. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalan-
kan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang,
seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahuibahwa hal tersebut bukan merupakan utang;
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
63/94
Daftar Simak Monitoring 47
h. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu
menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yang diatasnya
terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, telah merugikan yang berhak, padahal diketahuinya bahwa
perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; atau
i. pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak
langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan,
atau persewaan, yang pada saat dilakukan untuk seluruh atau sebagian
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.
Pasal 12 A
(1) Ketentuan mengenai pidana dan denda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal
12 tidak berlaku bagi tindak pidana korupsi yang nilainya kurang dari
Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
(2) Bagi pelaku tindak pidana korupsi yang nilainya kurang dari Rp.
5.000.000,00 (lima juta rupiah) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidanadenda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Pasal 12 B
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya
dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih,
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi.
b. yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah),
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh
penuntut umum.
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
64/94
Daftar Simak Monitoring48
(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara dimaksud
dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.0000,00(satu miliar rupiah).
Pasal 12 C
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B ayat (1) tidak
berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajibdilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.
(3) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan wajib
menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik negara.
(4) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan status gratifikasi sebagaimanadimaksud dalam ayat (3) diatur dalam Undang-undang tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Pasal 13
Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri
dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan
atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekatpada jabatan atau kedudukan tersebut, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan atau denda paling banyak Rp.
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
Pasal 14
Setiap orang yang melanggar ketentuan Undang-undang yang secara
tegas menyatakan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan Undang-
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
65/94
Daftar Simak Monitoring 49
undang tersebut sebagai tindak pidana korupsi berlaku ketentuan yang
diatur dalam Undang-undang ini.
Pasal 15
Setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau pemufakatan
jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi, dipidana dengan pidana
yang sama sebagaimana dimaksud Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5, sampai dengan
Pasal 14.
Pasal 16
Setiap orang di luar wilayah negara Republik Indonesia yang memberikanbantuan, kesempatan, sarana, atau keterangan untuk terjadi tindak pidana
korupsi dipidana dengan pidana yang sama sebagai pelaku tindak pidana
korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5, sampai
dengan Pasal 14.
Pasal 17
Selain dapat dijatuhi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal3, Pasal 5 sampai dengan Pasal 14, terdakwa dapat dijatuhi pidana
tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18.
Pasal 18
(1) Selain pidana tambahan sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-
undang Hukum Pidana, sebagai tambahan adalah:
a. perampasan barang bergerak yang berwujud atau tidak berwujud
atau barang tidak bergerak yang digunakan untuk atau yang
diperoleh dari tindak pidana korupsi, termasuk perusahaan milik
terpidana di mana tindak pidana korupsi dilakukan, begitu pula
dari barang yang menggantikan barang-barang tersebut;
b. pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya
sama dengan harta benda yang diperoleh dari tindak pidana
korupsi;
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
66/94
Daftar Simak Monitoring50
c. penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk waktu paling
lama 1 (satu) tahun;
d. pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau peng-
hapusan seluruh atau sebagian keuntungan tertentu, yang telah
atau dapat diberikan oleh Pemerintah kepada terpidana.
(2) Jika terpidana tidak membayar uang pengganti sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf b paling lama dalam waktu 1(satu) bulan sesudah
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk
menutupi uang pengganti tersebut.
(3) Dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi
untuk membayar uang pengganti sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) huruf b, maka dipidana dengan pidana penjara yang lamanya tidak
melebihi ancaman maksimum dari pidana pokoknya sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-undang ini dan lamanya pidana tersebut
sudah ditentukan dalam putusan pengadilan.
Pasal 19
(1) Putusan pengadilan mengenai perampasan barang-barang bukan
kepunyaan terdakwa tidak dijatuhkan, apabila hak-hak pihak ketiga
yang beritikad baik akan dirugikan.
(2) Dalam hal putusan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
termasuk juga barang pihak ketiga yang mempunyai itikad baik, maka
pihak ketiga tersebut dapat mengajukan surat keberatan kepada
pengadilan yang bersangkutan, dalam waktu paling lambat 2 (dua)
bulan setelah putusan pengadilan diucapkan di sidang terbuka untuk
umum.
(3) Pengajuan surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak
menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan putusan pengadilan.
(4) Dalam keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), hakim meminta
keterangan penuntut umum dan pihak yang berkepentingan.
(5) Penetapan hakim atas surat keberatan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dapat dimintakan kasasi ke Mahkamah Agung oleh pemohon
atau penuntut umum.
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
67/94
Daftar Simak Monitoring 51
Pasal 20
(1) Dalam hal tindak pidana korupsi dilakukan oleh atau atas nama suatu
korporasi, maka tuntutan dan penjatuhan pidana dapat dilakukan
terhadap korporasi dan atau pengurusnya.(2) Tindak pidana Korupsi dilakukan oleh korporasi apabila tindak
pidana tersebut dilakukan oleh orang-orang baik berdasarkan
hubungan kerja maupun berdasarkan hubungan lain, bertindak
dalam lingkungan korporasi tersebut baik sendiri maupun bersama-
sama.
(3) Dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap suatu korporasi, maka
korporasi tersebut diwakili oleh pengurus.
(4) Pengurus yang mewakili korporasi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) dapat diwakili oleh orang lain.
(5) Hakim dapat memerintahkan supaya pengurus korporasi
menghadap sendiri di pengadilan dan dapat pula memerintahkan
supaya pengurus tersebut dibawa ke sidang pengadilan.
(6) Dalam hal tuntutan pidana terhadap korporasi, maka panggilan untuk
menghadap dan penyerahan surat panggilan tersebut disampaikankepada pengurus di tempat tinggal pengurus atau di tempat
pengurus berkantor.
(7) Pidana pokok yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi hanya
pidana denda, dengan ketentuan maksimum pidana ditambah 1/3
(satu pertiga).
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
68/94
Daftar Simak Monitoring52
BAB III
TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN
DENGAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Pasal 21
Setiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagal-
kan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa
ataupun para saksi dalam perkara korupsi, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun
dan atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus jutarupiah).
Pasal 22
Setiap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Pasal 29, Pasal 35,
atau Pasal 36 yang dengan sengaja tidak memberi keterangan atau
memberi keterangan yang tidak benar, dipidana dengan pidana paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau
denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah)dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 23
Dalam perkara korupsi, pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 220, Pasal 231, Pasal 421, Pasal 422, Pasal 429 atau
Pasal 430 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana
penjara paling sedikit 1 (satu) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun
dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Pasal 24
Saksi yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
31, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau
denda paling banyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
69/94
Daftar Simak Monitoring 53
BAB IV
PENYIDIKAN, PENUNTUTAN,
DAN PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILAN
Pasal 25Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam
perkara tindak pidana korupsi harus didahulukan dari perkara lain guna
penyelesaian secepatnya.
Pasal 26
Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap
tindak pidana korupsi, dilakukan berdasarkan hukum acara pidana yang
berlaku, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini.
Pasal 26 A
Alat bukti yang sah dalam bentuk petunjuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 188 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana, khusus untuk tindak pidana korupsi juga dapat diperoleh
dari:
a. alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima,atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa
dengan itu; dan
b. dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dapat dilihat,
dibaca, dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa
bantuan suatu sarana, baik yang tertuang diatas kertas, benda fisik
apapun selain kertas, maupun yang terekam secara elektronik, yang
berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka,
atau perforasi yang memiliki makna.
Pasal 27
Dalam hal ditemukan tindak pidana korupsi yang sulit pembuktiannya,
maka dapat dibentuk tim gabungan di bawah koordinasi Jaksa Agung
-
7/29/2019 Daftar Simak Monitoring 2009
70/94
Daftar Simak Monitoring54
Pasal 28
Untuk kepentingan penyidikan, tersangka wajib memberikan keterangan
tentang